• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi Tahun 2012"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PNDUDUK DI KOTAMADYA

TEBING TINGGI TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

HARTONO WIDHODHO

092407094

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PNDUDUK DI KOTAMADYA

TEBING TINGGI TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mempeoleh Ahli Madya

HARTONO WIDHODHO

092407094

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERNYATAAN

PROYEKSI PERTUMBUHAN PNDUDUK DI KOTAMADYA

TEBING TINGGI TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, April 2013

(4)

Penghargaan

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga ini dengpenulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Terima kasih saya kepada bapak Drs.Pangeran Sianipar,M.S dan

Drs.Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini

yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk

menyempurnakan Tugas Akhir ini. Panduan ringkas pada proffesional telah diberikan

kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terimakasih

juga saya tunjukan kepada Ketua Departemen Matematika Prof. Dr. Tulus, M.Si,

Dekan dan Pembantu Dekan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Sumatera Utara. Serta para dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU dan

pegawai di FMIPA USU.

Terkhusus saya ucapkan terimaksih kepada kedua orang tua saya Bapak Drs.

Suharto dan Ibu Harlis yang tercinta atas kasih sayang dan dukungan moril maupun

materil yang diberikan kepada saya selama ini. Kedua adik kandung saya Akbar dan

Tia, saudari angkat saya Elviera. Dan terkhusus untuk Lailan Azizah Rangkuti yang

selalu menemani saya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Serta para sahabat yang

selalu memberikan semangat, dukungan, dan bantuan selama di perkuliahan yang

tidak dapat saya ucapkan satu persatu namanya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi

(5)
(6)

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT KOTA TEBING TINGGI

3.1 Sejarah Singkat Kota Madya Tebing Tinggi 20

3.2 Uraian Singkat Data Kependudukan 26

BAB 4 : ANALISA PENELITIAN

4.1 Arti dan kegunaan data Statistik 25

(7)

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dari tahun 2000-2010 30

Tabel 4.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kotamadya Tebing Tinggi Menurut

Jenis Kelamin 34

Tabel 4.3 Hasil Ramalan Jumlah Penduduk Tahun 2011-2012 di Kota Tebing Tinggi 37

Tabel 4.4 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2012

(8)

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 3.1 Lambang Kotamadya Tebing Tinggi 20

Gambar 3.2 Peta Kotamadya Tebing Tinggi 21

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Windows 41

Gambar 5.2 Jendela Lembar Kerja Excel 42

Gambar 5.3 Pengisian Data 43

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

menjadi beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Robert Malthus yang

datang di akhir abad ke 18 dengan teorinya, pada dasarnya menyatakan bahwa penduduk

yang banyak merupakan penyebab kemiskinan. Menurut Malthus laju pertumbuhan

penduduk yang mengikuti deret ukur tak akan pernah terkejar oleh pertambahan

makanan dan pakaian yang hanya bertambah secara deret hitung. Namun pada akhir

abad ke XX teori Malthus ini mulai dibantah oleh pakar kependudukan dan pakar

ekonomi. Alasan teori ini mulai ketinggalan disebabkan telah berhasilnya beberapa

negara mengurangi laju pertumbuhan penduduk, sementara dari sisi produksi telah

berhasil ditingkatkan melalui kemajuan terknologi. Teori Malthus ini pada dasarnya

beranjak dari dua gagasan utama:

1. manusia selalu memerlukan sandang pangan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

2. nafsu seksual antara dua jenis kelamin akan selalu ada dan tidak akan berubah

(10)

Kebijaksanaan kependudukan nasional pada hakikatnya bertujuan mempengaruhi

sistem demografi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem-sistem

yang lain dalam makro sistem kependudukan, untuk membawa penduduk kepada suatu

keadaan di mana ciri dan perilaku demografinya menguntungkan bagi pembangunan

nasional yang pada hakikatnya merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup

penduduk itu sendiri. Sebagai fenomena yang sudah menjadi masalah dapat disebut

antara lain:

1. Tekanan-tekanan pada usaha peningkatan ekonomi karena jumlah penduduk

yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.

2. Tekanan-tekanan pada usaha pembangunan, pendidikan dan tenaga kerja karena

komposisi penduduk yang muda dan pertambahan yang cepat dari golongan

penduduk usia sekolah dan tenaga kerja.

3. Masalah-masalah pada usaha keamanan dan pembangunan daerah karena tidak

terpenuhinya kesempatan kerja dan kepadatan penduduk yang tinggi yang tidak

merata.

Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan

ekonomi berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan

pembangunan. Akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya

permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan ekonomi.

(11)

1. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan

produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan

penyediaan pangan, sandang, dan papan.

2. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya

terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini

menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga

menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang

jarang penduduknya.

3. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di

kota-kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan

kelompok miskin kota.

Sekitar 200 tahun lalu Thomas Malthus mengajukan sebuah teori tentang

hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang masih

dipercaya oleh banyak ahli sampai saat ini. Dalam bukunya yang berjudul Essay on the

principle of population tahun 1789, Thomas Malthus merumuskan sebuah konsep

pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing return). Malthus melukiskan

suatu kecenderungan bahwasanya jumlah populasi di suatu Negara akan meningkat

sangat cepat pada deret ukur atau tingkat geometrik. Sedangkan pada saat yang

bersamaan persediaan pangan meningkat menurut deret hitung. Maltus menjelaskan

bahwa tidak seimbangnya laju pertumbuhan penduduk dengan ketersedian pangan dapat

(12)

akibat dari 3 faktor pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (fertility), kematian

(mortality) dan juga akibat dari migrasi (migration). Dalam teorinya tersebut Malthus

memiliki kelemahan karena dia tidak memperhitungkan begitu besarnya dampak sosial

dan teknologi dalam mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.

Di negara-negara berkembang perkembangan penduduk sangat pesat khususnya

di daerah perkotaan yang merupakan pusat dari kegiatan ekonomi. Tingginya

perkembangan penduduk kota terutama disebabkan migrasi yang dilakukan oleh

penduduk pedesaan. Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang akan

mempengaruhi pertambahan penduduk perkotaan. Todaro (2000) menyatakan bahwa

munculnya urbanisasi yang berlebihan di suatu negara dipicu oleh pesatnya

pertumbuhan penduduk yang didukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya

kebijakan pemerintah yang cenderung bias ke kota. Tingginya angka migrasi ke kota

menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk atau persebaran penduduk sehingga

terjadi pemusatan penduduk di perkotaan. Akibatnya kepadatan penduduk di perkotaan

tersebut semakin tinggi. Tingginya angka migrasi ini disebabkan karena adanya

faktor-faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan penduduk pedesaan atau penduduk

daerah lain tersebut melakukan perpindahan kedaerah perkotaan.

Todaro (1979) berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif

ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah.

(13)

rasional. Mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan

dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang diperolehnya di

tempat asalnya.

Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pertambahan penduduk di daerah

perkotaan semakin tinggi. Tidak terkecuali di Kota Tebing Tinggi, Sebagai sebuah kota

yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir perekonomian Tebing

Tinggi tumbuh dengan cepat seiring dengan perkembangan fasilitas yang ada baik

fasilitas ekonomi seperti sektor industri, serta fasilitas pendukung lainnya. Pada

umumnya sektor industri besar/sedang di Kota Tebing Tinggi berstatus perorangan

(tujuh unit), dan tujuh unit berstatus PT dan satu unit CV. Lokasi usaha paling banyak di

Kecamatan Bajenis (enam unit). Tenaga kerja pada sektor industri besar/sedang

umumnya bekerja pada kelompok industri kimia yakni minyak bumi, batubara, karet dan

plastik. Kelompok industri makanan dan minuman serta tembakau. Kelompok industri

barang logam yakni mesin dan peralatan. Tenaga kerja yang lain tersebar di kelompok

industri tekstil yakni pakaian jadi dan kulit. Kelompok industri kayu yakni peralatan

rumah tangga. Kelompok industri kertas yakni penerbitan dan percetakan. Tenaga kerja

pada sektor industri besar/sedang yang akhirnya juga bekerja pada kelompok industri

pengolahan lainnya. Besarnya nilai out put yang dihasilkan oleh sektor industri tersebut

pada tahun 2008 mencapai 1.167,4 milyar rupiah. Sementara biaya input yang

dikeluarkan pada tahun 2008 mencapai 998,4 milyar rupiah dengan demikian nilai

(14)

ekonomi Kota Tebing Tinggi dipacu karena letak strategis Kota Tebing Tinggi yang

menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Kota Tebing Tinggi merupakan

daerah hynterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga

sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau Negara pada waktu

tertentu maka dilaksanakanya sensus penduduk atau perhitungan cacah atau survei,

serta catatan–catatan untuk dianalisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan

dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran–sasaran pembangunan

di masa yang akan datang.Di dalam Garis-garis Besar Hal uan Negara dinyatakan bahwa

jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan

nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik.Namun dengan

pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk meningkatan mutu kehidupan dan

kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar

dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah tercapai. Lalu lintas antar kota

menjadikan wilayah ini daerah transit. Kota Tebing Tinggi yang merupakan bahagian

dari pemerintah kota di Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk pada tahun 2008

mencapai 141.059 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 3.712 jiwa/Km2 (Sumatera

Utara Dalam Angka 2009). Banyaknya industri-industri dan tersedianya sarana dan

prasarana yang lebih baik di Kota Tebing Tinggi merupakan daya tarik bagi penduduk

dari daerah lain untuk dapat tinggal di kota tersebut. Banyaknya industri-industri

(15)

dan pendapatan yang lebih baik. Sehingga banyak penduduk dari luar Kota Tebing

Tinggi yang tertarik untuk melakukan migrasi ke kota tersebut.

Dari hal di atas, maka penulis mengadakan penelitian terhadap pertumbuhan

penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2000 sampai dengan 2010 sebagai bahan dasar

penulisan tugas akhir dengan judul “PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI

KOTAMADYA TEBING TINGGI TAHUN 2012”. Dengan tujuan agar dapat

diketahui sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan memproyeksikannya pada

tahun-tahun berikutnya.

1.2Identifikasi Masalah

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar

dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan dan perkembangan penduduk

yang padat akan mengalami kesulitan untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan

ekonomi, karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah

kependudukan yang perlu diketahui berapa jumlah penduduk laki-laki dan berapa

jumlah penduduk perempuan serta jumlah penduduk serta berapa porsi jumlah

penduduk yang meninggal dan berapa porsi untuk tingkat kelahiran dan migrasi

penduduk dalam keseluruhan di kota madya Tebing Tinggi pada tahun 2012 berdasarkan

(16)

1.3Batasan dan Rumusan Masalah

1.3.1 Batasan Masalah

Pembatasaan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah

yang akan diteliti sehingga tidak akan menimbulkan kekeliruan. Untuk lebih

mengarahkan penguraian di atas, sesuai dengan latar belakang dan tuntutan menetapkan

masalahnya sehingga ada yang menjadi arahan sebagai pedoman yang jelas dan tegas

dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu penulis membatasi hanya

menghitung taksiran atau ramalan jumlah penduduk untuk tahun 2012 yang berdasarkan

data tahun 2000–2010 menurut jenis kelamin dari kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.

1.3.2 Rumusan Masalah

Bagaimana mengetahui proyeksi penduduk di Kotamadya Tebing Tinggi pada tahun

2012.

1.4Maksud dan Tujuan Penelitian

(17)

Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengamati dan memberikkan penyajiaan data

yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak yang

membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat

membangun kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kota Madya Tebing Tinggi

1.4.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan dan

jumlah penduduk di Kota Madya Tebing Tinggi dan memproyeksikanya pada tahun–

tahun berikutnya.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah

1. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi menanggulangi permasalahan penduduk

khususnya Kotamadya Tebing Tinggi

2. Bagi penulis, penelitian ini sebagai media penerapan ilmu dan mengaplikasikan

teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan

pemasalahan yang diteliti.

3. Sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya dalam konteks permasalahan

(18)

1.6Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Kepustakaan merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data

ataupun informasi dari perpustakaan yaitu dengan membaca buku-buku, jurnal-jurnal

ataupun sumber terbitan lainnya dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung

serta relevan dengan penulisan tugas akhir ini.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan penulis dengan

mengumpulkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Utara.

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diperoleh dari sumber-sumber yang

tercetak, di mana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Dalam

hal ini penulis mengumpulkan data secara keseluruhan yaitu jumlah kelahiran, kematian

dan tingkat migrasi penduduk.

3. Teknik dan Analisa Data

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi secara Exponential

Growth (Pertumbuhan Eksponen). Pertumbuhan penduduk secara geometrik adalah

pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga (bunga majemuk). Jadi

pertumbuhan penduduk (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahun.

(19)

= Po . e rt

dengan :

= Jumlah penduduk pada akhir tahun t

= Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu dalam tahun Po dan Pt

e = Angka Ekponsial (2,718282)

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini,

yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan, rumusan

masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Dan juga

dijelaskan model yang akan digunakan untuk proyeksi (ramalan) serta atribut yang

(20)

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Dan juga dijelaskan model yang akan digunakan

untuk proyeksi (ramalan) serta atribut yang mendukung perhitungan dalam

kependudukan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS) dan struktur

organisasinya serta sejarah kota Madya Tebing Tinggi.

BAB 4 : ANALISIS PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang pengolahan data yang telah ditentukan dengan menggunakan

rumus yang telah ditentukan. Untuk melakukan perhitungan yang meramalkan jumlah

penduduk di tahun yang akan datang, presentase perubahan penduduk, sex rasio.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara

pembuatan grafik.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah

(21)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1Pengertian Proyeksi Penduduk

Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi

mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan

susunan penduduk menurut umur. Informasi yang harus tersedia tidak hanya

menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan

masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-survei, sedangkan untuk masa yang

akan datang, informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah

penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Proyeksi penduduk adalah perhitungan

jumlah penduduk (menurut komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan

datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi.

2.1.1 Pengertian Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama

enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi

(22)

2.1.2 Fertilitas (Kelahiran)

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari

seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut

banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas

hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada

perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan

penduduk dan reproduksi manusia.

2.1.3 Mortalitas (Kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang

dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak

saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung

dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda

– tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan

pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa

– jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk

(23)

2.1.4 Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.

Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus

mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata,

adanya faktor – faktor pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi adalah

perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain

melampaui batas politik/negara atau pun batas administratif/batas bagian dalam suatu

negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari

suatu daerah ke daerah lain.

Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam

menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa negara

tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik alam maupun

perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antar negara boleh dikatakan

berimbang saja jumlahnya. Peraturan – peraturan atau undang – undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk bisa menjadi warga

(24)

2.2 Teori Kependudukan

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di dunia ini menyebabkan

jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di dunia ini telah terjadi

kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan

masing – masing dari mereka berusaha mencari faktor – faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut. Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran Malthusian

dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian dipelopori oleh

Garreth Hardin dan Paul Ehrlich. Kelompok kedua terdiri dari penganut aliran Marxist

yang dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Kelompok ketiga terdiri dari

pakar – pakar teori kependudukan mutakhir yang merupakan reformulasi teori – teori kependudukan yang ada.

2.2.1 Aliran Malthusian

Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris, hidup pada

tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang

berjudul: Essai on Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of

Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other

Writers, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila

(25)

beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini

disebabkan karena hubungan kelamin antar laki – laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia

memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih

lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan

pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami

kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia.

Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan

penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus pembatasan tersebut dapat dilaksanakan

dengan dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive Checks.

Preventive Checks adalah pengurangan penduduk melalui kelahiran. Positive

Checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila di suatu

wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat

kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain

sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang

dengan persediaan bahan pangan.

2.2.2 Aliran Neo Malthusians

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai diperdebatkan

(26)

kelompok Neo-Malthusianism. Menurut kelompok ini (yang dipelopori oleh Garrett

Hardin dan Paul Ehrlich), pada abad ke-20 (pada tahun 1950-an), dunia baru yang pada

jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai penuh dengan manusia. Dunia baru

sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang selalu bertambah. Paul

Ehrlich dalam bukunya The Population Bomb pada tahun 1971, menggambarkan

penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut. Pertama, dunia

ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas;

ketiga, karena terlalu banyak manusia di dunia ini lingkungan sudah banyak yang

tercemar dan rusak.

2.2.3 Aliran Marxist

Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang

terlalu cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara – negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagaian pendapatan dari buruh

sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.

Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin – mesin untuk

menggantikan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi karena kaum kapitalis

(27)

kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal – hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis.

2.2.4 Teori John Stuart Mill

Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu

disebabkan karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi

kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja.

Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau

memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain. Memperhatikan

bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill

menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan

meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan

perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada. Di

samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak

yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan

rendah.

2.3 Metode yang digunakan

Pada dasarnya ukuran-ukuran dipergunakan dalam demografi sama dengan ukuran yang

(28)

yang digunakan dalam demografi adalah perbandingan rasio, proporsi, persentase dan

tingkat (rate).

2.3.1 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk pertahun

pada periode atau waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dengan persen (%). Untuk

menghitung besarnya angka pertumbuhan penduduk setiap tahunnya maka digunakan

Rumus Exponential Growth, yaitu:

= Po . e rt

dengan :

= Jumlah penduduk pada akhir tahun t

= Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu dalam tahun Po dan Pt

e = Angka Ekponsial (2,718282)

2.4 Rasio Jenis Kelamin

(29)

dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki – laki per seratus perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan sebagai berikut:

Dimana:

k = konstanta, biasanya nilainya 100

Besar dan kecilnya rasio di suatu daerah dipengaruhi oleh :

a. Sex Ratio Birth

Di beberapa Negara umumnya berkisar antara 10-105 bagi laki-laki per 100

bayi permpuan

b. Pola Mortalitas antara penduduk laki-laki dan permpuan

Jika kematian laki-laki > daripada jumlah kematian perempuan maka rasio

jenis kelamin semakin kecil

(30)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT KOTA TEBING TINGGI

3.1Sejarah Singkat Kota Madya Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi

Lambang Kota Tebing Tinggi

Gamabr 3.1

(31)

Daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran sungai Padang dan sungai

Bahilang itu mulai dihuni sebagai tempat tinggal pada tahun 1864. Inilah pernyataan

resmi pertama kali yang dibuat oleh sejumlah tokoh masyarakat Kotamadya Tebing

Tinggi pada tahun 1987. Pernyataan ini terdapat dalam makalah berjudul ―Kertas Kerja

Mengenai Pokok-Pokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah

Tingkat II Tebing Tinggi.‖ Makalah ini kemudian dijadikan sebagai Perda yang

menetapkan bahwa awal berdirinya Kota Tebing Tinggi adalah 1 Juli 1917. Dalam

makalah itu dipaparkan bagaimana perkembangan daerah ini pasca tahun 1864. Di mana

dalam tahun-tahun itu, berdasarkan penuturan lisan yang sambung menyambung,

seorang bangsawan dari Wilayah Bandar Simalungun ( sekarang masuk wilayah

Pagurawan ) bernama Datuk Bandar Kajum bersama pengikut setianya menyusuri

sungai Padang untuk mencari hunian baru, hingga kemudian mereka mendarat dan

bermukim di sekitar aliran sungai besar itu. Pemukiman itu bernama Kampung Tanjung Peta lokasi Kota Tebing Tinggi

Koordinat: 30°9'3" - 30°4'50" Lintang Utara dan

99°4'1" - 99°0'0" Bujur Timur

(32)

Marulak – sekarang Kelurahan Tanjung Marulak, Kec. Rambutan. Namun kehidupan bangsawan dari Bandar ini tidaklah tenteram, karena dia terus saja diburu oleh tentara

kerajaan Raya. Maka, Datuk Bandar Kajum pun memindahkan pemukimannya ke suatu

lokasi yang persis berada di bibir sungai Padang. Pemukiman itu merupakan sebuah

tebing yang tinggi. Dia dan para pengikutnya mendirikan hunian di atas tebing yang

tinggi itu sembari memagarinya dengan kayu yang kokoh. Pemukiman Datuk Bandar

Kajum inilah yang sekarang berlokasi di Kelurahan Tebing Tinggi Lama, Kec. Padang

Hilir dan kini menjadi lokasi pemakaman keturunan Datuk Bandar Kajum, kemudian

yang diyakini sebagai cikal bakal nama Tebing Tinggi.

Pada masa itu, tentara dari Kerajaan Raya suatu kali kembali menyerang

Kampung Tebing Tinggi untuk menangkap Datuk Bandar Kajum, tapi karena tidak

berada di tempat, Datuk Bandar Kajum yang bergelar Datuk Punggawa ini selamat.

Sedangkan keluarganya bersama pengikutnya melarikan diri ke Perkebunan Rambutan

yang saat itu di bawah kekuasaan Kolonial Belanda. Lalu dibantu oleh Belanda, Datuk

Bandar Kajum pun mengadakan serangan balasan terhadap tentara Kerajaan Raya ini.

Dalam peperangan itu, dia, bersama pengikutnya berhasil mengalahkan penyerang.

Setelah suasana kembali aman, untuk tetap menjaga ketentraman daerah itu,

Datuk Bandar Kajum pun mengadakan perjanjian dengan Belanda. Oleh Belanda daerah

kekuasaan Datuk Bandar Kajum ini dilebur menjadi wilayah taklukan Kerajaan Deli.

(33)

Kajum dan Belanda di sebuah sampan bernama ―Sagur‖ di sekitar muara sungai

Bahilang.

Adalah Datuk Idris Hood bersama Adnan Ilyas, Drs. Mulia Sianipar, Amirullah,

Kasmiran, Djunjung Siregar, Mangara Sirait, Sjahnan dan OK Siradjoel Abidin yang

membuat kertas kerja itu dan berusaha menggali historisitas berdirinya Kota Tebing

Tinggi. Namun, sebagian besar tokoh itu sudah wafat, sehingga kalangan generasi muda

merasa kesulitan untuk melacak akar historis daerah yang bergelar kota lemang itu.

Salah satu diantara tokoh itu yang masih hidup adalah Mangara Sirait, mantan anggota

DPRD Tebing Tinggi, yang kini bermukim di belakang LP Tebing Tinggi.

Pusat administrasi Kerajaan Padang ini berada di sebuah bangunan bergaya

arsitektur Eropah yang saat ini menjadi markas Koramil 013, di Jalan KF Tandean.

Bangunan itulah yang jadi saksi bisu keberadaan Kerajaan Padang, kata laki-laki yang

memiliki sepuluh anak dan puluhan cucu serta cicit ini. Sedangkan istana raja lokasinya

tidak berapa jauh dari pusat administrasi kerajaan. ―Seingat saya, dulu istana itu masih

ada di belakang panglong, bersisian dengan Jalan Dr. Kumpulan Pane

Historis Kerajaan Padang ini, lanjut dia, bisa dilacak juga melalui cerita lisan

yang sambung menyambung, bermula dari memerintahnya seorang penguasa bernama

(34)

berpengaruh masa itu, mereka adalah Panglima Daud berkedudukan sebagai panglima

perang dan Orang Kaya Bakir sebagai bendahara kerajaan.

Di bawah pengaruh raja ini, Kerajaan Padang memiliki daerah yang luas terdiri

dari puluhan kampung dan dipimpin kepala kampung masing-masing. Tiap-tiap

kampung merupakan daerah otonom tapi tunduk pada kekuasaan raja Kerajaan Padang.

Di sebelah utara, Kerajaan Padang berbatasan dengan perkebunan Rambutan yang

dikuasai Belanda. Di sebelah selatan Kerajaan Padang memiliki kampung-kampung

yang menjadi batas wilayahnya dengan Kerajaan Raya, Simalungun. Kampung itu

adalah Huta Padang dan Bartong –saat ini berada di Kec.Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagei. Ke arah barat, kerajaan ini mencapai Kampung Pertapaan –sekarang masuk Kec. Dolok Masihul, Sergai. Demikian pula ke arah timur, kerajaan ini memiliki batas

hingga ke Bandar Khalifah—sekarang Kec. Bandar Khalifah, Sergai.

Demikian pula dengan keberadaan etnis Tionghoa telah ada seiring dengan

perkembangan hubungan Kerajaan Padang dengan kerajaan lain. Etnis Tionghoa kala

itu, banyak menghuni pinggiran muara sungai Bahilang. Kelompok mereka dipimpin

seorang kapitan. ―Hingga kini kalau saya tidak salah kediaman kapitan Cina iu masih

ada di Jalan Iskandar Muda berhadapan dengan bekas bioskop Metro,‖ tegas orang tua

(35)

Di samping kedua etnis ini, orang-orang Belanda juga belakangan menghuni

Kerajaan Padang . Ini dibuktikan dengan adanya perkuburan mereka yang disebut

Kerkof (kuburan) di Kampung Bagelen –sekarang di Jalan Cemara.

Beberapa kampung yang spesifik dari kegiatan penduduk kala itu juga masih

terabadikan hingga kini, misalnya Kampung Bicara, Bandar Sono, Kampung Persiakan,

Kampung Durian, Kampung Jati, Kampung Sawo, Kampung Kurnia, Kampung Jeruk,

Kampung Semut, Kampung Tambangan, Kampung Sigiling dan Kampung Badak

Bejuang serta beberapa kampung lainnya.

Akan halnya Datuk Bandar Kajum, berdasarkan pada penuturan historis lebih

awal ini, diperkirakan sebagai salah seorang pemuka masyarakat di Kerajaan Padang.

Dia, mendapatkan kehormatan dari penguasa Kerajaan Padang dengan gelar Datuk

Punggawa karena kesertaannya dalam perang menghadapi Kerajaan Raya. Datuk Bandar

Kajum pun kemudian diberikan tanah dan wewenang untuk membangun pemukiman

yang kemudian disebut Kampung Tebing Tinggi.

Lalu, dari pelacakan akar historis Kota Tebing Tinggi pada masa lalu, setidaknya

harapan masyarakat Kota Tebing Tinggi untuk melakukan pemekaran wilayah,

sebenarnya memiliki momentum historisitas yang bisa jadi memiliki validitas kuat. Jika

(36)

di kota itu. Ada puluhan desa dan kampung di hinterland yang dulunya merupakan

wilayah Kerajaan Padang.

3.1.1 Penduduk

Sebahagian besar penduduk Kota Tebing Tinggi, ditempati oleh Suku Melayu 70%,

Suku Jawa 15%, Batak 8%, Tionghoa dan lain-lain.

3.1.2Makanan khas

1. Lemang

Makanan dari kota Tebing Tinggi adalah Lemang. Lemang merupakan makanan dari

beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan

selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi tepung beras bercampur santan

kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang di

atas tungku panjang. Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat, dengan campuran

selai bahkan durian.

2. Kue Kacang

Sejak sekitar tahun 2005 di Tebing Tinggi muncul makanan baru, yakni Kue Kacang (di

kota lain disebut Bakpia). Kue kacang yang terkenal adalah kue kacang bermerek

(37)

Tebing Tinggi. Karena kelezatannya dan harga yang ekonomis, Kue Kacang mulai

menjadi ikon baru kuliner Tebing Tinggi selain Lemang.

3. Halua

Halua merupakan manisan khas melayu. Halua bisa terbuat dari Buah Pepaya yang

ditebuk atau dibuat anyaman yang disebut Buku Bemban, Pucuk Pohon Pepaya, Buah

Paria, cabai, Meregat, Gelugur dan berbagai bahan lainnya. Meskipun tidak menjadi

produksi bisnis, Halua akan tetap ada dalam upacara adat maupun lebaran.

3.2 Uraian Singkat Data Kependudukan

3.2.1 Penduduk Laki-laki dan Perempuan

Dari data penduduk laki-laki dan perempuan menurut jenis kelamin di kota Tebing

Tinggi tahun 2010 yaitu banyaknya penduduk laki-laki 71.845 jiwa dan penduduk

perempuan sebanyak 73.335 jiwa.

3.2.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk.

Kepadatan penduduk suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan

luas daerah dalam kilometer persegi yang merupakan indikator dari tekanan penduduk

(38)

jiwa per kilometer persegi sedangkan untuk jumlah penduduk di kota Tebing Tinggi

mencapai 145.180 jiwa.

3.2.3Laju Pertumbuhan Penduduk

Perubahan jumlah penduduk melibatkan 3 komponen yaitu fertilitas, mortalitas dan

migrasi. Di mana fertilitas akan menambah jumlah penduduk sedangkan mortalitas akan

mengurangi jumlah penduduk. Rata-rata pertumbuhan adalah angka yang menunjukkan

tingkat pertumbuhan pertahun dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan sebagai

(39)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Arti dan Kegunaan Data Statistik

Analisa Data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Membandingkan 2 hal ataau lebih variable untuk mengetahui selisih rasionya

kemudian diambil kesimpulan.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau

komponen yang lebih kecil agar dapat:

a. Mengetahui komponen yang menonjol.

b. Mebandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya.

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan.

3. Memberikan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari

suatu kejadian lainnya serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lainnya

(40)

4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di Kotamadya Tebing Tinggi Tahun 2012

Pertambahan atau Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan

daerah atau Negara yang bersangkutan. Dalam mengolah data ini penulis menggunakan

model matematis yang sesuai dipergunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk

kota Tebing Tinggi tahun 2012. Model tersebut adalah model Eksponensial. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut :

. ……..(I)

r =

atau

……….(II)

dengan :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t (sebelumnya)

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan (dinyatakan dalam %)

t = Jangka waktu dalam tahun

(41)

4.2.1 Keadaan Jumlah Penduduk

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dari tahun 2000-2010

(42)

Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi

Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2000-2010

Di mana : Jumlah Penduduk laki-laki tahun 1999 adalah 58.369

Jumlah Penduduk Perempuan tahun 1999 adalah 60.056

Tanda (-) : Berkurang jumlah penduduk

Setelah menghitung dari jumlah tersebut dapat melihat perentase perubahan penduduk

kota Tebing Tinggi menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut:

1. Persentase perubahan jumlah laki-laki

= 0,024605246 = 2,460%

(43)

= 0.462210376 = 46.221%

= 0,122823347 = 12,282%

= 0,013863968 = 1,386%

= -0,011270029 = -1,127%

= 0,017653474 = 1,765%

= - 0.730457082 = - 73.045%

= 7,457801494 = 0,745%

= 1,630083797 = 163,008%

= 0,024987706 = 2,498%

2. Persentase perubahan jumlah Perempuan

= 0,026649811 = 2,664%

(44)

= 0,442117572 = 44,211%

= 0,147519935 = 14,751%

= 0,012928187 = 1,292%

= -9,697964389 = -0,969%

= 0,015823921 = 1,582%

= -0,726117875 = -72,611%

= 0,015849743 = 1,584%

= 1,629176653 = 162,917%

= 9,453408898 = 0,945%

3. Persentase perubahan jumlah Laki-laki dan Perempuan

(45)

= -1,387589484 = -138,758%

= 0,452109823 = 45,210%

= 0,13525241 = 13,525%

= 0,013390237 = 1,339%

= -0,010474061 = -1,047%

= 0,016727194 = 1,672%

= - 0,728258834 = -72,825%

= 0,117582703 = 11,758%

= 1,629586197 = 162,958%

= 0,015311538 = 1,531%

Tabel 4.2 Persentase perubahan Jumlah Penduduk Kota Madya Tebing Tinggi

(46)

TAHUN

Penduduk

Laki-laki (%) perempuan(%) jumlah(%)

2000 2.46 2.664 5.408

penduduk laki-laki dan permpuan secara keseluruhan pada tahun 2010 mengalami

peningkatan sebesar 30,771% dari hasil survey peningkatan ini terjadi karena kurangnya

kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program KB yang disarankan pemerintah

dalam mewujudkan kesejehteraan keluarga serta adanya penduduk luar yang masuk dan

menetap di kota Tebing Tinggi dan penurunan penduduk yang paling kecil adalah pada

tahun 2001 pada laki-laki dan penduduk yang paling besar berada pada tahun 2009 . Ini

disebabkan karena kesadaran masyarakat terhadap program KB masih tinggi dan

(47)

4.3 Perkiraan Jumlah Penduduk

a. Rata-rata persentase jumlah penduduk laki-laki

ȓ

= =

=

2.0752% = 0.020752

b. Rata-rata jumlah penduduk Perempuan

ȓ

= =

= 1.9972% = 0.019972

c. Rata-rata perubahan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

ȓ

= =

= 3.0771 = 0.030771

Dari rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk yang diharapkan adalah

angka perubahan penduduk yaitu ȓ < 3.0771%

Dengan diperoleh rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk kota Tebing Tinggi

maka proyeksi (taksiran) jumlah penduduk kota Tebing Tinggi pada tahun 2011-2012

dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

(48)

1. Ramalan Jumlah penduduk laki-laki di kota Tebing Tinggi

2. Ramalan Jumlah Penduduk Perempuan di kota Tebing Tinggi

(49)

3. Ramalan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kota Tebing Tinggi

Untuk lebih jelasnya hasil ramalan (taksiran) jumlah penduduk kota Tebing Tinggi

tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Ramalan jumlah penduduk tahun 2011-2012 di kota Tebing Tinggi

TAHUN

Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

2011 73.351 74.814 149.716

2012 74.889 76.323 154.395

Dari hasil ramalan melalui tabel di atas bahwa ramalan (taksiran) penduduk

tahun 2011 dan 2012 mendatang adalah sebesar 304.111 jiwa dengan jumlah penduduk

(50)

Ramalan jumlah penduduk tahun 2011-2012 dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 4.2 Hasil Ramalan jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tahun 2011-2012

4.4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Setelah didapat hasil ramalan jumlah penduduk kota Tebing Tinggi untuk tahun

2011-2012 maka penulis akan menjelaskan untuk mencari sex ratio digunakan rumus :

Apabila SR > 100 maka di daerah lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan

Apabila SR < 100 maka di daerah tersebut banyak penduduk perempuan daripada

(51)

Tabel 4.4dibawah ini akan menunjukkan perbandingan laki-laki dan perempuan tahun

2011-2012

Tabel 4.4 Rasio Jenis kelamin penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2011-2012

Tahun jumlah Penduduk Laki-laki

Jumlah penduduk

perempuan Sex Ratio

2011 73.351 74.814 98.044

2012 74.889 76.323 98.121

Jumlah 148.24 151.137 98.083

Dari tabel di atas dilihat bahwa jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kota Tebing Tinggi

besarnya dibawah 100. Hal ini berarti dapat diramalkan pada tahun 2011-2012 secara

keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk

(52)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam

programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam

bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai

dengan hasil desain tertulis

Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan ditetapkan

dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki

kelebihan-kelebihan tersendiri (dalam hal efisiensi si pemakai memori maupun dalam

waktu proses mengakses data). Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba

kendalanya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai

dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk, implementasi

(53)

Selain berfungsi sebagai pengolah angka atau memanipulasi angka, excel juga

dapat digunakan untuk memanipulasi teks komputer, untuk mendayagunakan excel

dengan maksimum harus juga menguasai sistem operasi Microsoft Windows

5.2 Pengaktifan Windows

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan Microsoft

excel berada pada jaringan Microsoft Windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Dari windows klik start pada taskbar, lalu ketik program. Tampil item menu

program aplikasi yang telah diinstal.

2) Klik Microsoft excel, akan tampil jendela utama excel dan selanjutnya bisa

(54)

Gambar 5.1 Pengaktifan Windows

5.3 Jendela Lembar Kerja Excel

Setelah pengaktifan akan tampil lembar kerja excel yang siap digunakan lembar kerja

adalah kumpulan kolom dan baris, di mana kolom berurutan dari atas kebawah dan baris

berurutan dari kiri kekanan. Excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap

(55)

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel. Sel ini identifikasi dengan alamat yang

merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar

kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi yang tersendiri.

Ga

mb

ar

5.2

Jen

dela

Le

mb

ar

Ker

(56)

5.4 Pengisian Data

Pengisian data ke dalam kerja excel adalah sama dengan pemasukan atau pengetikan

data ke dalamnya. Ada 2 alternatif pengisian data, yakni menggunakan keyboard atau

melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel.

Dalam mengisi data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data

2) Ketik data yang diinginkan

3) Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel yang lain untuk konfirmasi

atau mengakhirinya.

Sedangkan alternative kedua dalam mengisi data adalah menggunakan sub menu

pada menu edit di excel. Dengan alternative ini maka banyak memiliki pilihan yaitu :

(57)

Gambar 5.3 Pengisian Data

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi 1 dengan data terpisah pada lembar grafik

tersendiri namun berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel bisa

menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah

yang diperlukan adalah:

1. Sorot sel atau range sel yang dibuat grafik

2. Klik icon chart wizard. Tampil kotak dialog chart type

3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik next. Tampil kotak dialog chart source

data

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radobutton

(58)

5. Pada chart option ketik judul grafik setelah itu klik next tampilkotak dialog chart

location.

6. Pilih tempat untuk meletakkan grafik ini lalu klik finish maka grafik akan

ditempatkan lembar kerja

(59)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan maka penulis dapat

mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan rumus exponensial dapat dicari persentase pertumbuhan

berdasarkan jenis kelamin dan dapat diperkirakan jumlah penduduk di masa yang

akan datang

2. Diperkirakan jumlah penduduk dikota Tebing Tinggi pada tahun 2012 yang akan

datang secara keseluruhan berjumlah 304.111 jiwa.

3. Sex ratio penduduk kota Tebing tinggi secara keseluruhan pada tahun 2012

adalah sebesar 98.083.

4. Jumlah perempuan lebih banyak karena disebabkan oleh tingginya tingkat

kematian yang terjadi pada laki-laki kemudian factor imigrasi di mana biasanya

kaum laki-laki lebih banyak merantau dan meninggalkan daerah asalnya untuk

(60)

6.2 Saran

1. Agar pemerintah kota Tebing Tinggi menggalakkan program KB untuk

mengendalikan pertambahan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin

meningkat

2. Agar pemerintah kota Tebing Tinggi menjalankan beberapa penyebaran

penduduk seperti transmigrasi, paling tidak dapat menyeimbangkan kepadatan

(61)

Daftar Pustaka

1. BPS.2000.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi

1999.Medan.

2. BPS.2005.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi

2004.Medan.

3. BPS.2010.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi

2009.Medan.

Gambar

Gambar 3.2  Peta Kota Tebing Tinggi
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dari tahun 2000-2010
Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2000-2010
Tabel 4.2 Persentase perubahan Jumlah Penduduk Kota Madya Tebing Tinggi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengambil data jumlah kendaraan bermotor menuurut jenisnya di Kota Tebing Tinggi yang di ambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), maka didapat data jumlah kendaraan

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN DELI SERDANG PADA TAHUN 2012 DENGAN METODE EKSPONENSIAL..

Pertumbuhan Penduduk untuk tahun 2010, yang didasarkan pada data jumlah penduduk.. Indonesia tahun 1997

Widodo : Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Medan Tahun 2008-2012 Berdasarkan Data Tahun 1996-2007, PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN.. 2008-2012 BERDASARKAN DATA

Tabel 3.5 Persentase Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karo per Tahun 24 Tabel 3.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki, Perempuan, dan Keseluruhan. Kabupaten Karo Tahun 2015-2018

Tabel 3.5 Persentase Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karo per Tahun 24 Tabel 3.6 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki, Perempuan, dan Keseluruhan. Kabupaten Karo Tahun 2015-2018

Pada akhir pembangunan jangka panjang diperkirakan jumlah penduduk perempuan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2025 sebanyak 1.277.890 jiwa yang terdiri dari penduduk

Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dalam jangka waktu relatif pendek dapat dilakukan baik dengan menggunakan metode matematika maupun