Gambaran Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir
di RSIA Sri Ratu Medan Tahun 2009
Oleh:
JEFFRY NUGRAHA
070100327
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN KELAINAN BAWAAN PADA BAYI BARU LAHIR
DI RSIA SRI RATU MEDAN TAHUN 2009
Nama : JEFFRY NUGRAHA
NIM : 070100327
Pembimbing
Penguji I
(Prof. dr. Abdullah Afif Siregar,
Sp.A(K), Sp.JP(K))
(dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D)
NIP: 19500416 197711 1 001
NIP: 19550807 198503 2 001
Penguji II
(dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM,
M.Pd.Ked)
NIP: 19670527 199903 2 001
Medan, 15 Desember 2010
Dekan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara
ABSTRAK
Kelainan bawaan merupakan penyebab kematian tersering ketiga setelah
prematuritas dan gizi buruk. Di negara maju, 30% dari seluruh seluruh penderita
yang dirawat di rumah sakit anak terdiri dari penderita kelainan kongenital dan
akibat yang ditimbulkannya. Di Asia Tenggara, jumlah penderita kelainan bawaan
cukup tinggi yaitu mencapai 5%. Di Indonesia prevalensi kelainan bawaan
mencapai angka 5 per 1.000 kelahiran. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi, Medan
(1977-1980) sebesar 48 bayi (0,33%) di antara 14.504 kelahiran bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di
Poliklinik Anak RSIA Sri Ratu Medan dalam kurun waktu Juni sampai Agustus
2010. Besar sampel ditentukan dengan teknik total sampling. Dari masing-masing
sampel diambil data berupa rekam medik terkait kelainan bawaan.
Dari 1317 sampel yang dianalisis. Terdapat 20 kasus kelainan bawaan
teridiri dari 60,0% laki-laki dan 40,0% perempuan. Bayi prematur dengan
kelainan bawaan sebanyak 4,5% dan 95,5% diantaranya normal. Jenis kelainan
bawaan yang paling sering dijumpai adalah kelainan PJB (0,4%), diikuti dengan
polidaktili (0,2%), mikropenis (0,2%), sindroma down (0,1%), hernia skrotalis
dekstra (0,1%), hernia umbilikalis (0,1%), hidrosefalus (0,1%), hipoplasia digiti
manus (0,1%), Ambiguous genitalia (0,1%), katarak kongenital (0,1%),
labioschizis (0,1%), mandibular asimetrik (0,1%), multiple congenital (0,1%).
Insidensi kelainan bawaan pada bayi baru lahir di Poliklinik Anak RSIA
Sri Ratu Medan pada penelitian ini adalah 1,5%..
ABSTRACT
Congenital anomalies are the third most common cause of death after
prematurity and malnutrition. In developed countries, 30% of patients taken care
in children hospitals consist of patients with congenital anomalies and their
consequences. In South East Asia, the number of patients with congenital
anomalies are quite high which reaches 5%. In Indonesia, the prevalence of
congenital anomalies reach 5 in every 1000 births. In Pirngadi General Hospital
Medan from 1977 to 1980, congenital anomalies have been found in 48 (0,33%)
newborns from 14.504 births.
This cross-sectional study has been conducted in Paediatric outpatient
clinic of The Mother and Child Hospital of Sri Ratu Medan from June to August
2010. Total sampling is used as the sampling method. From each sample,
information related to congenital anomalies are collected
From 1317 analyzed samples, there are 20 cases of congenital anomalies
which happened in 60% males and 40% females. Congenital anomalies in
premature newborns are as many as 4,5% and are as many as 95,5% in aterm
borns. The most common congenital anomalies found in this study are congenital
heart defects (0,4%), polydactyly (0,2%), micropenis (0,2%), Down’s syndrome
(0,1%), right scrotal hernia (0,1%), umbilical hernia (0,1%), hydrocephalus
(0,1%), major diginal hypoplasia (0,1%), Ambiguous genitalia (0,1%),
congenital cataract (0,1%), labioschizis (0,1%), asymetrical mandibula (0,1%),
and multiple congenital anomalies (0,1%).
The incidence of congenital anomalies in newborns in Paediatric
outpatient clinic of The Mother and Child Hospital of Sri Ratu Medan in this
research is 1,5%
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, yang
merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan sarjana
kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini, saya ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1.
Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2.
Prof. dr. Abdullah Afif Siregar, Sp.A(K), SpJP(K) sebagai dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing saya dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
3.
dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D dan dr. Isti Ilmiati Fujiati, Msc. CM-FM, MPd.
Ked. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk
memperbaiki karya tulis ilmiah ini
4.
Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama saya
mengikuti pendidikan sarjana kedokteran
5.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan yang telah mengizinkan saya
melakukan penelitian
6.
Ayahanda dr. Alidin dan Ibunda drg. Rina Budiman yang telah melahirkan,
membesarkan dan mendidik saya, serta saudara sepupu yang telah
memberikan dukungan selama saya mengerjakan penulisan karya ilmiah ini
7.
Teman-teman yang tergabung dalam kelompok bimbingan Prof. dr. Abdullah
Afif Siregar, Sp.A(K), SpJP(K) – Tika Hakikah, Hanum Sesari, dan Dewi
Pujinora – yang telah bekerjasama dengan baik dalam semua proses penulisan
karya tulis ilmiah ini
Saya menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, saya berharap semoga karya
tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang
menggunakannya.
Medan, 29 November 2010
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
... i
ABSTRAK
... ii
ABSTRACT
... iii
KATA PENGANTAR
... iv
DAFTAR ISI
... vi
DAFTAR TABEL
... viii
DAFTAR GAMBAR
... ix
DAFTAR LAMPIRAN
... x
BAB 1 PENDAHULUAN
... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
... 5
2.1. Definisi Kelainan Bawaan ... 5
2.2. Embriogenesis ... 5
2.3 Embriogenesis Abnormal ... 6
2.4 Etiologi ... 6
2.5 Patogenesis ... 8
2.6 Diagnosis ... 9
2.7 Klasifikasi ... 10
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
... 14
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14
3.2. Definisi Operasional ... 14
BAB 4 METODE PENELITIAN
... 16
4.1. Jenis Penelitian ... 16
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 16
4.5. Metode Analisis Data ... 16
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 17
5.1. Hasil Penelitian... 17
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 17
5.1.2 Deskripsi Karateristik Sampel ... 17
5.1.3 Insidensi Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir ... 18
5.1.4 Distribusi berdasarkan jenis kelamin ... 18
5.1.5 Insidensi Prematuritas pada Bayi Baru Lahir ... 19
5.1.7 Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Bawaan ... 20
5.2 Pembahasan ... 22
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
... 25
6.1. Kesimpulan ... 25
6.2. Saran ... 25
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
2.1.
Klasifikasi kelainan bawaan menurut EUROCAT...
10
5.1.
Distribusi Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin di
RSIA Sri Ratu Medan tahun 2009………
17
5.2.
Insidensi Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir di RSIA
Sri Ratu Medan Tahun 2009………
18
5.3.
Distribusi Pasien Kelainan Bawaan Berdasarkan Jenis
Kelamin di RSIA Sri Ratu Medan Tahun 2009...………
18
5.4.
Insidensi Prematuritas pada Bayi Baru Lahir di RSIA Sri
Ratu Medan Tahun 2009 ……….
19
5.5.
Insidensi Kelainan Bawaan pada Bayi Prematur di RSIA Sri
Ratu Medan Tahun 2009...………...
19
5.6.
Jenis Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir di RSIA Sri
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
ABSTRAK
Kelainan bawaan merupakan penyebab kematian tersering ketiga setelah
prematuritas dan gizi buruk. Di negara maju, 30% dari seluruh seluruh penderita
yang dirawat di rumah sakit anak terdiri dari penderita kelainan kongenital dan
akibat yang ditimbulkannya. Di Asia Tenggara, jumlah penderita kelainan bawaan
cukup tinggi yaitu mencapai 5%. Di Indonesia prevalensi kelainan bawaan
mencapai angka 5 per 1.000 kelahiran. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi, Medan
(1977-1980) sebesar 48 bayi (0,33%) di antara 14.504 kelahiran bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di
Poliklinik Anak RSIA Sri Ratu Medan dalam kurun waktu Juni sampai Agustus
2010. Besar sampel ditentukan dengan teknik total sampling. Dari masing-masing
sampel diambil data berupa rekam medik terkait kelainan bawaan.
Dari 1317 sampel yang dianalisis. Terdapat 20 kasus kelainan bawaan
teridiri dari 60,0% laki-laki dan 40,0% perempuan. Bayi prematur dengan
kelainan bawaan sebanyak 4,5% dan 95,5% diantaranya normal. Jenis kelainan
bawaan yang paling sering dijumpai adalah kelainan PJB (0,4%), diikuti dengan
polidaktili (0,2%), mikropenis (0,2%), sindroma down (0,1%), hernia skrotalis
dekstra (0,1%), hernia umbilikalis (0,1%), hidrosefalus (0,1%), hipoplasia digiti
manus (0,1%), Ambiguous genitalia (0,1%), katarak kongenital (0,1%),
labioschizis (0,1%), mandibular asimetrik (0,1%), multiple congenital (0,1%).
Insidensi kelainan bawaan pada bayi baru lahir di Poliklinik Anak RSIA
Sri Ratu Medan pada penelitian ini adalah 1,5%..
ABSTRACT
Congenital anomalies are the third most common cause of death after
prematurity and malnutrition. In developed countries, 30% of patients taken care
in children hospitals consist of patients with congenital anomalies and their
consequences. In South East Asia, the number of patients with congenital
anomalies are quite high which reaches 5%. In Indonesia, the prevalence of
congenital anomalies reach 5 in every 1000 births. In Pirngadi General Hospital
Medan from 1977 to 1980, congenital anomalies have been found in 48 (0,33%)
newborns from 14.504 births.
This cross-sectional study has been conducted in Paediatric outpatient
clinic of The Mother and Child Hospital of Sri Ratu Medan from June to August
2010. Total sampling is used as the sampling method. From each sample,
information related to congenital anomalies are collected
From 1317 analyzed samples, there are 20 cases of congenital anomalies
which happened in 60% males and 40% females. Congenital anomalies in
premature newborns are as many as 4,5% and are as many as 95,5% in aterm
borns. The most common congenital anomalies found in this study are congenital
heart defects (0,4%), polydactyly (0,2%), micropenis (0,2%), Down’s syndrome
(0,1%), right scrotal hernia (0,1%), umbilical hernia (0,1%), hydrocephalus
(0,1%), major diginal hypoplasia (0,1%), Ambiguous genitalia (0,1%),
congenital cataract (0,1%), labioschizis (0,1%), asymetrical mandibula (0,1%),
and multiple congenital anomalies (0,1%).
The incidence of congenital anomalies in newborns in Paediatric
outpatient clinic of The Mother and Child Hospital of Sri Ratu Medan in this
research is 1,5%
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelainan bawaan (kelainan kongenital) adalah kelainan yang sudah ada sejak
lahir dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non-genetik (Effendi, 2006
dalam Neonatologi IDAI 2008).
Kematian pada neonatus merupakan kejadian
yang paling sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. (WHO, 2004).
Kelainan bawaan merupakan penyebab kematian tersering ketiga setelah
prematuritas dan gizi buruk (WHO,2004). Di negara maju, 30% dari seluruh
seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit anak terdiri dari penderita kelainan
kongenital dan akibat yang ditimbulkannya (Effendi, 2006 dalam Neonatologi
IDAI 2008). Di Asia Tenggara, jumlah penderita kelainan bawaan cukup tinggi
yaitu mencapai 5%. Di Indonesia prevalensi kelainan bawaan mencapai angka 5
per 1.000 kelahiran. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (I975-1979),
secara klinis ditemukan angka kejadian kelainan kongenital sebanyak 225 bayi di
antara 19.832 kelahiran hidup atau sebesar 11,6I per 1000 kelahiran hidup,
sedangkan di Rumah Sakit Dr. Pirngadi, Medan (1977-1980) sebesar 48 bayi
(0,33%) di antara 14.504 kelahiran bayi dan di Rumah Sakit Universitas Gadjah
Mada (1974-1979) sebesar 164 dari 4625 kelahiran bayi. Di Ruang Perinatologi
RSAB ”Harapan kita” Jakarta dari tahun 1994 – 2005 kelainan bawaan terdapat
pada 2,55% dari seluruh bayi yang lahir (Effendi, 2006 dalam Neonatologi IDAI
2008). Angka kejadian dan jenis kelainan kongenital dapat berbeda-beda untuk
berbagai ras dan suku bangsa, begitu pula dapat tergantung pada cara perhitungan
besar kecilnya kelainan kongenital.
hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab
kelainan kongenital tidak diketahui.
Kelainan kongenital atau birth defect dapat berupa abnormalitas kongenital
(kasus terbesar), fetal diseases, genetic diseases, retardasi perkembangan (mental)
intra uterine, dan disabilitas. Meski
birth defect merupakan problem global,
namun dampaknya dirasakan berat bagi negara-negara dengan pendapatan sedang
maupun rendah, dimana lebih dari 94% kelahiran di negara tersebut terjadi birth
defect yang serius dan 95% dari bayi – bayi yang lahir meninggal dunia. Proporsi
perbandingan kelahiran dengan kecacatan dan jumlah kelahiran absolut di
negara-negara berkembang lebih besar bila dibandingkan dengan negara-negara-negara-negara dengan
pendapatan yang tinggi. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang tajam
pada kesehatan maternal dan pada faktor resiko bermakna seperti kemiskinan,
presentase ibu usia lebih tua yang tinggi, besarnya frekuensi consanguineous
marriages, keuntungan untuk tetap bisa bertahan bagi penderita malaria yang
dapat menjadi carier, bagi penyakit-penyakit sickle cell, thalassemia, dan G-6PD
deficeiency gene.
Birth defects yang berat dapat bersifat letal, sedang bagi yang
dapat bertahan hidup akan mengalami disabilitas mental, fisik, auditorik atau
visual. Dari data yang ada minimal ada 3,3 juta anak balita meninggal karena birth
defect
tiap tahunnya. Dan sebanyak 3,2 juta yang hidup mengalami disabilitas
sepanjang hayatnya. Setiap tahun lebih kurang 7,9 juta anak-anak (6% dari total
kelahiran didunia), lahir dengan birth defect yang berat karena disebabkan faktor
genetik atau partially genetic. Ditambah lagi adanya ratusan ribu yang lahir
dengan
birth defect berat sebagai akibat dari penyebab post konsepsi seperti ibu
yang terpapar agen lingkungan (teratogen) seperti alkohol, rubella,
syphilis,
defisiensi jodium, dan thalassemia yang dapat membahayakan janin yang sedang
berkembang.
Kelainan bawaan dapat dapat berpengaruh pada kelangsungan hidup pasien
dan menjadi penyebab mortalitas dan morbiditas, misalnya penyakit jantung
bawaan menjadi penyebab tertinggi dari morbiditas dan mortalitas selama dua
tahun pertama kehidupan. Menurut Calderon-Colmenero et al. (2004) dalam Boas
et al. (2009), dalam sebuah studi retrospektif, menunjukkan pentingnya diagnosis
klinis awal dan konsekuensi koreksi bedah, jika kelainan jantung dikoreksi bedah
lebih awal, pasien mempunyai ketahanan hidup lebih baik dibandingkan yang
tidak melakukan koreksi bedah. Beberapa studi menunjukkan bahwa 87% pasien
Sindroma Down tanpa penyakit jantung bawaan dapat mencapai usia 5 tahun dan
79% dapat berumur 30 tahun. Tetapi dengan adanya penyakit jantung bawaan,
ketahanan hidup pasien Sindroma Down dapat berkurang menjadi 62% yang
dapat mencapai usia 5 tahun dan hanya 50% yang dapat berumur 30 tahun (Wells
et al., 1994).
Kelahiran bayi dengan kelainan bawaan ini juga menimbulkan
berbagai permasalahan dalam keluarga, meliputi perasaan tertekan, malu, rasa
bersalah, serta perhatian dan pembiayaan yang lebih besar daripada anak yang
lahir normal. Sebagian besar orang tua yang mempunyai anak dengan kelainan
bawaan ini tidak mengetahui mengenai apa yang telah terjadi dan bagaimana
kelanjutan hidup anak tersebut (Effendi, 2006 dalam Neonatologi IDAI 2008).
Selama ini di negara-negara dengan income
sedang atau rendah hanya ada
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali perbaikan pada angka kematian bayi
karena birth defect, sehingga upaya-upaya
surveillance, pencegahan dan promosi
tentang insidensi birth defect ini sangat perlu dikembangkan secara seksama dan
segera.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan suatu penelitian deskriptif
mengenai angka kejadian dan gambaran kelainan bawaan pada bayi baru lahir di
RSIA Sri Ratu tahun 2009.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kelainan bawaan pada bayi baru lahir di RSIA Sri
Ratu tahun 2009.
1.3.2.Tujuan Khusus
1.
Mengetahui karakteristik bayi baru lahir di RSIA Sri Ratu berdasarkan
jenis kelamin, maturitas, dan kelainan bawaan.
2.
Mengetahui insidensi kelainan bawaan pada bayi baru lahir di RSIA Sri
Ratu Medan
3.
Mengetahui jenis kelainan bawaan di RSIA Sri Ratu Medan
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
berupa:
1.
Sebagai masukan awal untuk dilakukannya penelitian – penelitian lanjutan
mengenai insidensi dan profil kelainan – kelainan kongenital spesifik
secara nasional.
2.
Untuk ikut memacu terbentuknya “Birth Defect Centre “ di Indonesia.
3.
Memberikan masukan tentang jumlah dan jenis kelainan bawaan kepada
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kelainan bawaan
Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir
yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. Ilmu yang
mempelajari kelainan bawaan disebut dismorfologi (Effendi, 2006 dalam
Neonatologi IDAI 2008).
2.2. Embriogenesis
Menurut Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008), embriogenesis
normal merupakan proses yang sangat kompleks
Perkembangan pranatal terdiri dari 3 tahap yaitu:
1.
Tahap implantasi (implantation stage), dimulai pada saat fertilisasi /
pembuahan sampai akhir minggu ketiga kehamilan.
2.
Tahap embrio (embryonic stage), awal minggu keempat sampat minggu
ketujuh kehamilan:
Terjadi diferensiasi jaringan dan pembentukan organ definitif.
Jaringan saraf berproliferasi sangat cepat dengan menutupnya
tabung saraf (neural tube) dan fleksi dari segmen anterior
membentuk bagian-bagian otak.
Jantung mulai berdenyut, sehingga darah dapat bersirkulasi melalui
sistem vaskular yang baru terbentuk meskipun struktur jantung
belum terbentuk sempurna.
Terlihat primordial dari struktur wajah, ekstremitas dan organ
dalam.
2.3. Embriogenesis abnormal
Kegagalan atau ketidaksempurnaan dalam proses embriogenesis dapat
menyebabkan terjadinya malformasi pada jaringan atau organ. Sifat dari kelainan
yang timbul tergantung pada jaringan yang terkena, penyimpangan, mekanisme
perkembangan, dan waktu pada saat terjadinya. Penyimpangan pada tahap
implantasi dapat merusak embrio dan menyebabkan abortus spontan.
Diperkirakan 15% dari seluruh konsepsi akan berakhir pada periode ini (Effendi,
2006 dalam Neonatologi IDAI 2008).
Bila proliferasi sel tidak adekuat dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi
struktur, dapat berkisar dari tidak terdapatnya ekstremitas sampai ukuran daun
telinga yang kecil. Abnormal atau tidak sempurnanya diferensiasi sel menjadi
jaringan yang matang mungkin akan menyebabkan lesi hamartoma lokal seperti
hemangioma atau kelainan yang lebih luas dari suatu organ. Kelainan induksi sel
dapat menyebabkan beberapa kelainan seperti atresia bilier, sedangkan
penyimpangan imigrasi sel dapat menyebabkan kelainan seperti pigmentasi kulit
(Effendi, 2006 dalam Neonatologi IDAI 2008).
Proses “kematian sel” yang tidak adekuat dapat menyebabkan kelainan,
antara lain sindaktili, atresia ani. Fungsi jaringan yang tidak sempurna akan
menyebabkan celah bibir/ dan langit-langit. Beberapa zat teratogen dapat
mengganggu perkembangan, tetapi efeknya sangat dipengaruhi oleh waktu pada
saat aktivitas teratogen berlangsung selama tahap embrio (Effendi, 2006 dalam
Neonatologi IDAI 2008).
2.4. Etiologi
Menurut Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008) etiologi kelainan
bawaan dapat dibedakan menjadi:
1.
Faktor genetik
oleh faktor genetik dikelompokkan ke dalam kelainan akibat mutasi gen
tunggal, kelainan aberasi kromosom, dan kelainan multifaktorial (gabungan
genetik dan pengaruh lingkungan).
a.
Kelainan mutasi gen tunggal (single gen mutant)
Kelainan
single gen mutant atau disebut juga pola pewarisan Mendel
(Mendelian) terbagi 4 macam antara lain: otosomal resesif, otosomal
dominan, x-linked recessive, x-linked dominant. Kelainan bawaan dari
otosomal resesif antara lain albino, defisiensi alfa-1 antitripsin,
talasemia, fenilketonuria serta galaktosemia. Kelainan bawaan dari
otosomal dominan antara lain: aniridia, sindrom Marfan, ginjal
polikistik, retinoblastoma, korea huntington, hiperlipoproteinemia, dan
lain-lain. Kelainan bawaan x-linked recessive antara lain: diabetes
insipidus, buta warna, haemofilia, serta retinitis pigmentosa,
sedangkan kelainan bawaan x-linked dominant sangat sedikit jenisnya,
antara lain rakitis yang resisten terhadap pengobatan vitamin D.
b.
Gangguan keseimbangan akibat kelainan aberasi kromosom
2.
Faktor non-genetik
Kelainan oleh faktor non-genetik dapat disebabkan oleh obat-obatan,
teratogen, dan radiasi. Teratogen adalah obat, zat kimia, infeksi, penyakit ibu,
yang berpengaruh pada janin sehingga menyebabkan kelainan bentuk atau
fungsi pada bayi yang dilahirkan (Effendi, 2006 dalam Neonatologi IDAI
2008).
2.5. Patogenesis
Berdasarkan patogenesisnya, Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008)
membedakan kelainan kongenital sebagai berikut:
1.
Malformasi
Malformasi adalah suatu proses kelainan yang disebabkan oleh kegagalan atau
ketidaksempurnaan dari satu atau lebih proses embriogenesis. Perkembangan
awal dari suatu jaringan atau organ tersebut berhenti, melambat atau
menyimpang sehingga menyebabkan terjadinya suatu kelainan struktur yang
menetap. Kelainan ini mungkin terbatas hanya pada satu daerah anatomi,
mengenai seluruh organ, atau mengenai berbagai sistem tubuh yang berbeda.
2.
Deformasi
Deformasi terbentuk akibat adanya tekanan mekanik yang abnormal sehingga
mengubah bentuk, ukuran atau posisi sebagian dari tubuh yang semula
berkembang normal, misalnya kaki bengkok atau mikrognatia (mandibula
yang kecil). Tekanan ini dapat disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam
uterus ataupun faktor ibu seperti primigravida, panggul sempit, abnormalitas
uterus seperti uterus bikornus, kehamilan kembar.
3.
Disrupsi
Defek struktur juga dapat disebabkan oleh destruksi pada jaringan yang
semula berkembang normal. Berbeda dengan deformasi yang hanya
disebabkan oleh tekanan mekanik, disrupsi dapat disebabkan oleh iskemia,
perdarahan atau perlekatan. Kelainan akibat disrupsi biasanya mengenai
deformasi maupun disrupsi biasanya mengenai struktur yang semula
berkembang normal dan tidak menyebabkan kelainan intrinsik pada jaringan
yang terkena.
4.
Displasia
Patogenesis lain yang penting dalam terjadinya kelainan kongenital adalah
displasia. Istilah displasia dimaksudkan dengan kerusakan (kelainan struktur)
akibat fungsi atau organisasi sel abnormal, mengenai satu macam jaringan di
seluruh tubuh. Sebagian kecil dari kelainan ini terdapat penyimpangan
biokimia di dalam sel, biasanya mengenai kelainan produksi enzim atau
sintesis protein. Sebagian besar disebabkan oleh mutasi gen. Karena jaringan
itu sendiri abnormal secara intrinsik, efek klinisnya menetap atau semakin
buruk. Ini berbeda dengan ketiga patogenesis terdahulu. Malformasi,
deformasi, dan disrupsi menyebabkan efek dalam kurun waktu yang jelas,
meskipun kelainan yang ditimbulkannya mungkin berlangsung lama, tetapi
penyebabnya relatif berlangsung singkat. Displasia dapat terus menerus
menimbulkan perubahan kelainan seumur hidup (Neonatologi IDAI, 2008).
2.6. Diagnosis
Menurut Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008), dalam menegakkan
diagnosis postnatal kita perlu beberapa pendekatan, antara lain:
a.
Penelaahan prenatal
Riwayat ibu: usia kehamilan, penyakit ibu seperti epilepsi, diabetes melitus,
varisela, kontak dengan obat-obatan tertentu seperti alkohol, obat anti-epilepsi,
kokain, dietilstilbisterol, obat antikoagulan warfarin, serta radiasi.
b.
Riwayat persalinan
Posisi anak dalam rahim, cara lahir, status kesehatan neonatus.
c.
Riwayat keluarga
d.
Pemeriksaan fisik
Mulai dari pengukuran sampai mencari anomali baik defek mayor maupun
minor. Biasanya bila ditemukan dua kelainan minor, sepuluh persen diserai
kelainan mayor. Sedangkan bila ditemukan tiga kelainan minor, delapan puluh
lima persen disertai dengan kelainan mayor.
e.
Pemeriksaan penunjang
Sitogenetik (kelainan kromosom), analisis DNA, ultrasonografi, organ dalam,
ekokardiografi, radiografi. Pemeriksaan yang teliti terhadap pemeriksaan fisis
dan riwayat ibu serta keluarga kemudian ditunjang dengan melakukan
pemotretan terhadap bayi dengan kelainan bawaan adalah merupakan hal yang
sangat penting dibanding dengan pemeriksaan penunjang laboratiorium.
2.7. Klasifikasi
Menurut
European Registration of Congenital Anomalies (2010) kelainan
bawaan diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Klasifikasi bawaan menurut European Registration of Congenital
Anomalies (EUROCAT)
1
Sistem saraf
1.1. Neural Tube Defects
1.1.1. Anenchepalus
1.1.2. Encephalocele
1.1.3. Spina Bifida
1.2. Hidrocephalus
1.3. Microcephalus
1.4. Anencephalus
2
Mata
2.1. Anophthalmos/microphthalmos
2.2. Katarak kongenital
2.3. Glaukoma kongenital
3
Telinga,wajah,dan
leher
3.1. Anotia
4
Congenital Heart
Disease
4.3. Ventricular Septal Defect
4.4. Atrial Septal Defect
4.5. Atrioventricular Septal Defect
4.6. Tetralogy of Fallot
4.7. Atresia Tricuspid dan Stenosis
4.8. Ebstein’s anomaly
4.9. Stenosis katup pulmoner
4.10. Atresia katup pulmoner
4.11. Stenosis/atresia katup aorta
4.12. Hipoplastik jantung kiri
4.13. Hipoplastik jantung kanan
4.14. Coarctation of aorta
4.15. Total anomalous pulm venous return
5
Pernafasan
5.1. Choanal atresia
5.2. Cystic adenomatous malf of lung
6
Oro-facial cleft
6.1. Cleft lip
6.2. Cleft palate
7
Sistem pencernaan
7.1. Atresia esofagus
7.2. Atresia/Stenosis duodenum
7.3. Atresia/stenosis usus halus
7.4. Atresia/stenosis ano-rektal
7.5. Hirschprung’s disease
7.6. Atresia saluran bilirubin
7.7. Annular pankreas
7.8. Mandibular Asimetrik
7.9. Hernia skrotalis dekstra
7.10. Hernia umbilikalis
8
Defek dinding
abdomen
9
Perkemihan
9.1. Bilateral renal agenesis
9.2. Renal dysplasia
9.3. Congenital hydronephrosis
9.4. Bladder exstrophy dan epispadia
9.5. Posterior urethral valve
10
Genital
10.1. Hipospadia
10.2. Indeterminate sex
10.3. Mikropenis
11
Ekstremitas
11.1. Ekstremitas atas
11.2. Ekstremitas bawah
11.3. Seluruh ekstremitas
11.4. Club foot
11.5. Hip dislocation/displasia
11.6. Polidaktil
11.7. Sindaktil
11.8. Arthrogryphosis multiplex congenital
12
Musculo-skeletal
12.1. Thanatiporic dwarfism
12.2. Jeunes syndrome
12.3. Achondroplasia
12.4. Craniosynostosis
12.5. Congenital constriction bands/amniotic band
13
Malformasi lain
13.1. Asplenia
13.2. Situs inversus
13.3. Conjoined twins
13.4. Kelainan kulit
13.5. Hipoplasia digiti
13.6. Multiple congenital
14
Sindrom teratogenik
dengan malformasi
14.3. Warfarin Syndrome
14.4. Infeksi maternal yang menyebabkan malformasi
15
Kromosomal
15.1. Down syndrome
15.2. Patau syndrome/trisomi 13
15.3. Edward syndrome/trisomi 18
15.4. Turner’s syndrome
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah:
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional
Bayi baru lahir adalah bayi dengan usia di bawah 28 hari.
Kelainan bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat
disebabkan oleh faktor genetik maupun non-genetik.
EUROCAT adalah sebuah organisasi yang melakukan pengumpulan dan
standarisasi data tentang kelainan bawaan di Eropa.
Bayi Baru Lahir Kelainan Bawaan
Mata
Telinga,wajah,leher Sistem Saraf
CHD
Pernafasan
Oro-facial cleft
Pencernaan
Perkemihan
Genital
Ekstremitas
Muskulo-skeletal Dinding abdomen
Malformasi lain
EUROCAT mengklasifikasikan kelainan bawaan sebagai berikut:
1.
Sistem Saraf
2.
Mata
3.
Telinga,wajah, dan leher
4.
Penyakit jantung bawaan
5.
Sistem pernafasan
6.
Oro-facial cleft
7.
Sistem pencernaan
8.
Defek dinding abdomen
9.
Sistem perkemihan
10.
Genital
11.
Ekstremitas
12.
Muskulo-skeletal
13.
Sindroma teratogenik
14.
Kromosomal
15.
Malformasi lain
Cara ukur: pengambilan melalui rekam medik
Alat ukur: rekam medik
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang melihat gambaran kelainan
bawaan pada bayi baru lahir. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian
ini adalah cross sectional study, dimana dilakukan pengumpulan data dari rekam
medik di rumah sakit.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada Juni-Agustus 2010 di RSIA Sri Ratu. Rumah sakit
ini dipilih karena merupakan rumah sakit khusus untuk ibu dan anak.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi terjangkau penelitian ini adalah semua bayi baru lahir yang
mengalami kelainan bawaan di RSIA Sri Ratu pada tahun 2009.
Sampel adalah seluruh populasi (total sampling).
4.4.Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui rekam medik bayi baru lahir di RSIA Sri Ratu tahun
2009.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.
Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sri Ratu Medan yang
terletak di Jalan Nibung Raya No 204-212, Kecamatan Medan Petisah Kotamadya
Medan Provinsi Sumatra Utara. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus
ibu dan anak khususnya Medan untuk wilayah Sumatra Utara. Rumah sakit ini
memiliki berbagai divisi, salah satunya adalah divisi Ilmu Kesehatan Anak yang
terletak di lantai satu. Divisi tersebut memiliki poliklinik khusus anak. Poliklinik
ini merupakan lokasi pengambilan data untuk penelitian kami dengan melihat
rekam medik pasien.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel
[image:30.595.107.516.610.707.2]Jumlah bayi baru lahir di RSIA Sri Ratu Medan pada Januari 2009-
Desember 2009 tercatat 1325 pasien. Dari 1325 pasien tersebut hanya 1317 pasien
yang memenuhi kriteria inklusi. Hal ini dikarenakan ketidaklengkapan rekam
medik. Dari 1317 kasus yang memenuhi kriteria, persentase laki-laki (50,9%)
sedikit lebih besar dari pada wanita (49,1%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.
di bawah ini:
Tabel 5. 1. Distribusi Bayi Baru Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin di RSIA Sri
Ratu Medan Tahun 2009
No
Jenis
Kelamin
Jumlah
% Jumlah
1
Laki-Laki
670
50,9
2
Perempuan
647
49,1
5.1.3 Insidensi Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir
[image:31.595.108.516.314.394.2]Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari bayi baru lahir di RSIA Sri
Ratu Medan, maka dapat dilihat insidensi bayi yang mengalami kelainan bawaan
tahun 2009. Dari seluruh total sampel sebanyak 1317 orang, bayi baru lahir yang
mengalami kelainan bawaan adalah sebanyak 20 orang (1,5%). Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini:
Tabel 5. 2. Insidensi Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir di RSIA Sri Ratu
Medan Tahun 2009
Bayi Baru Lahir
Frekuensi
Persen (%)
1.
Mengalami Kelainan Bawaan
20
1,5
2.
Bayi Normal
1297
98,5
Total
1317
100
5.1.4 Distribusi Pasien Kelainan Bawaan Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 20 pasien mengalami kelainan bawaan, berdasarkan jenis kelamin,
persentase laki-laki (60,0%) lebih besar dari pada wanita (40,0%). Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.3. di bawah ini:
Tabel 5. 3. Distribusi Pasien Kelainan Bawaan Berdasarkan Jenis Kelamin di
RSIA Sri Ratu Medan Tahun 2009
No
Jenis
Kelamin
Jumlah
% Jumlah
1
Laki-Laki
12
60,0
2
Perempuan
8
40,0
[image:31.595.111.516.579.677.2]5.1.5 Insidensi Prematuritas pada Bayi Baru Lahir
[image:32.595.107.520.292.373.2]Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari bayi baru lahir di RSIA Sri
Ratu Medan, maka dapat dilihat insidensi bayi yang mengalami Prematuritas. Dari
1317 bayi baru lahir , 89 orang mengalami prematuritas (6,8%). Hal ini dapat
dilihat pada tabel 5.4. di bawah ini:
Tabel 5. 4. Insidensi Prematuritas pada Bayi Baru Lahir di RSIA Sri Ratu Medan
Tahun 2009
Bayi Baru Lahir
Frekuensi
Persen (%)
1.
Bayi dengan Prematuritas
89
6,8
2.
Bayi tanpa Prematuritas
1228
93,2
Total
1317
100
5.1.6 Insidensi Kelainan Bawaan pada Bayi Prematur
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari bayi baru lahir di RSIA Sri
Ratu Medan, maka dapat dilihat insidensi bayi prematur yang mengalami kelainan
bawaan. Dari 89 bayi yang mengalami prematuritas, 4 orang mengalami kelainan
bawaan (4,5%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4. di bawah ini:
Tabel 5. 5. Insidensi Kelainan Bawaan pada Bayi Prematur di RSIA Sri Ratu
Medan Tahun 2009
Bayi Prematur
Frekuensi
Persen (%)
3.
Bayi dengan kelainan
4
4,5
4.
Bayi tanpa kelainan
85
95,5
[image:32.595.111.515.570.653.2]5.1.7
Bayi baru Lahir dengan Kelainan Bawaan
Tabel 5. 6. Jenis Kelainan Bawaan pada Bayi Baru Lahir di RSIA Sri Ratu
Medan Tahun 2009
Sistem
Jenis
Frekuensi Persen(%)
1
PJB
PDA + PFO
1
0,4
VSD
1
Belum teridentifikasi
3
2
Ekstremitas
Polidaktili
3
0,2
3
Genital
Mikropenis
2
0,2
Ambiguous genitalia
1
0,1
4
Kromosomal
Sindroma Down
1
0,1
5
Saraf
Hidrosefalus
1
0,1
6
Pencernaan
Hernia Skrotalis
Dekstra
1
0,1
Hernia Umblikalis
1
0,1
Mandibular Asmetrik
1
0,1
7
Mata
Katarak kongenital
1
0,1
8
Oro-facial cleft
Labioschizis
1
0,1
9
Malformasi lain
Hipolasia digiti manus
1
0,1
Multiple congenital
1
0,1
10 Telinga, wajah, leher
0
0
11 Pernafasan
0
0
12 Defek dinding
abdomen
0
0
13 Perkemihan
0
0
14 Muskulo-skeletal
0
0
15 Sindroma teratogenik
0
0
5.2.
Pembahasan
Dari 1317 pasien tersebut, terdapat 20 bayi baru lahir yang mengalami
kelainan bawaan (1,5%). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Prabawa pada
tahun dari tahun 1992-1996 di Semarang, dari 19977 kelahiran terdapat 155 bayi
yang mengalami kelainan bawaan (0,8%). Sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh EUROCAT di Eropa tahun 2008 dari 5.628.764 kelahiran terdapat
69.635 kelainan bawaan (1,23%). Penelitian yang dilakukan oleh Rodica dkk
tahun 2010 di Rumania juga menunjukkan bahwa persentase bayi baru lahir yang
mengalami kelainan bawaan adalah (1,25%). Di Sumatra Utara belum ada
penelitian yang mempublikasikan insidensi kelainan bawaan pada bayi baru lahir,
karena itu peneliti tidak dapat membandingkannya dengan penelitian ini. Di
negara lain diagnosis kelainan bawaan dilakukan dengan analisis kromosom pada
bayi baru lahir, terutama pada bayi dengan ibu di atas usia 35 tahun, bahkan telah
dilakukan skrining pada masa kehamilan. Sedangkan di Sumatra Utara, analisis
kromosom belum bisa dilakukan sehingga diagnosis kelainan bawaan hanya
berdasarkan pemeriksaan fisik saja.
Pada penelitian ini, pasien kelainan bawaan kebanyakan adalah laki-laki
(60,0%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabawa pada
tahun 1992-1996 di Semarang dengan persentase laki-laki lebih banyak yaitu
(65,2%). Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang juga dilakukan oleh Rodica
dkk tahun 2010 di Rumania, dengan persentase laki-laki lebih banyak yaitu
(73,9%). Namun perbedaan jenis kelamin bukan merupakan etiologi kelainan
bawaan.
disebabkan tidak semua pasien dilakukan ekhokardiografi, hanya pada pasien
yang memiliki gejala kelainan jantung saja. Sehingga pasien yang asimptomatik
mungkin saja memiliki PJB, tetapi tidak terdiagnosis.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Prabawa tahun 1992-1996 di
Semarang, persentase pasien polidaktili adalah (0,03%). Pada penelitian lain yang
dilakukan oleh EUROCAT tahun 2008 di Eropa, persentase polidaktili (3,6%)
dari seluruh kelahiran. Pada penelitian yang dilakukan oleh Tootoonochi di Iran
tahun 2003, persentase polidaktili adalah (0,04%). Pada penelitian ini, persentase
pasien dengan kelainan bawaan polidaktili (0,2%). Hasil yang berbeda-beda ini
disebabkan oleh kurangnya jenis kelainan bawaan yang ditemukan akibat
kurangnya sampel.
Pada penelitian yang oleh EUROCAT tahun 2008 di Eropa, persentase
mikropenis (0,08%) dari seluruh kelahiran. Hal ini hampir sama dengan penelitian
ini, dimana persentase pasien dengan kelainan bawaan mikropenis (0,2%).
Pada penelitian yang dilakukan oleh EUROCAT tahun 2008 di Eropa,
dengan persentase down syndrome (0,1%). Pada penelitian lain yang dilakukan
oleh Canadian Congenital Anomalies Surveillance System tahun 2002 persentase
sindroma down adalah (0,1%). Pada Penelitian lain yang dilakukan oleh
McLaughlin tahun 2002 di Alaska, persentase sindroma down adalah (0,1%). Hal
ini sama dengan penelitian ini, dengan persentase pasien kelainan bawaan
sindroma down (0,08%) dari seluruh kelahiran.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Prabawa tahun 1992-1996 di
Semarang, persentase hernia scrotalis dekstra adalah (0,01%). Pada penelitian lain
yang dilakukan oleh EUROCAT tahun 2008 di Eropa, dengan persentase hernia
scrotalis dekstra (0,1%) dari seluruh kelahiran. Hal ini sama dengan penelitian
ini, persentase pasien dengan kelainan bawaan hernia scrotalis dekstra (0,1%).
Iran tahun 2003, persentase hidrosefalus adalah (0,3%). Hal ini hampir sama
dengan penelitian ini, persentase pasien dengan kelainan bawaan hidrosefalus
(0,1%) dari seluruh kelahiran.
Pada penelitian ini, persentase pasien dengan kelainan bawaan hernia
umbilikalis (0,1%). Hal ini sama dengan penelitian yang oleh EUROCAT tahun
2004-2008 di Eropa, dengan persentase hernia umbilikalis (0,1%) dari seluruh
kelahiran.
Pada penelitian yang dilakukan oleh EUROCAT tahun 2008 di Eropa,
dengan persentase indeterminate sex (0,01%) dari seluruh kelahiran. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Castilla dkk di Amerika tahun 2005 persentase
indeterminate sex adalah (0,05%). Hal ini berbeda dengan penelitian ini,
persentase pasien dengan kelainan bawaan indeterminate sex (0,1%). Hasil yang
berbeda ini disebabkan oleh kurangnya jenis kelainan bawaan yang ditemukan
akibat kurangnya sampel.
Pada penelitian yang dilakukan oleh EUROCAT tahun 2008 di Eropa,
dengan persentase katarak kongenital (0,04%) dari seluruh kelahiran. Hal ini sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tootoonochi di Iran tahun 2003, persentase
katarak kongenital adalah (0,04%). Namun hal ini berbeda dengan penelitian ini,
persentase pasien dengan kelainan bawaan katarak kongenital (0,1%). Hasil yang
berbeda ini disebabkan oleh kurangnya jenis kelainan bawaan yang ditemukan
akibat kurangnya sampel.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Insidensi kelainan bawaan pada bayi baru lahir adalah (1,5%)
2.
Jenis kelainan bawaan yang paling sering terjadi adalah PJB (0,4 %)
3.
Distribusi terbesar bayi baru lahir yang mengalami kelainan bawaan
berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki (60%)
4.
Insidensi kelainan bawaan pada bayi prematur adalah (4,5%)
6.2.
Saran
1.
Perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar dan
melibatkan beberapa instansi kesehatan untuk mendapat hasil yang
lebih representatif
2.
Sebaiknya penyimpanan rekam-medik di RSIA Sri Ratu Medan
dilakukan lebih baik lagi, supaya tidak terjadi hilangnya rekam medik.
3.
Pada setiap bayi baru lahir seharusnya dilakukan skrining kelainan
DAFTAR PUSTAKA
.
Division of health surveillance and epidemiology, 2002. Congenital anomalies in
Canada. Ottawa: Minister of Public Works and Government Services Canada
EUROCAT, 2010. EUROCAT Prevalence Data Tables, University of Ulster.
Available from: http://www.eurocat-network.eu.
Hoffman, J., I., E., Kaplan, S., 2002. The Incidence of Congenital Heart Disease.
J Am Coll Cardiol 39 (12):890-900
[Accessed 14 January 2010].
Indrasanto,E., Effendi.S.H., 2006. Pendekatan diagnosis kelainan bawaan menurut
klasifikasi European Registration of Congenital Anomalies (EUROCAT).
Dalam: Buku Ajar Neonatologi. Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI, 2008, 41-70.
McLaughlin, J., 2008. High Prevalence of Major Congenital Anomalies in Alaska,
1996-2002. Departement of Health and Social Services.Buletin (16)
Notoadmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Prabawa, M., 1998. Kejadian Bayi Lahir dengan Kelainan Kongenital. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Radu, R., Molnar, A., Mirza, T., Tigan, S., I., 2009. Congenital Malformation
Prevalence In Cluj District Between 2003-2007. Medical Informatics 25 (3-4)
: 37-46
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 2007. Ilmu Kesehatan Anak.
Jilid 3.
Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto.
Tootoonochi, P., 2003. Easily Identifiable Congenital Anomalies Prevalence and
Risk Factors. Acta Medica Iranica 41(1):15-19
WHO, 2004. Major causes of death in neonates and children under five in the
world.
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Jeffry Nugraha
Tempat/ Tanggal Lahir
: Medan/ 24 September 1990
Agama
: Katholik
Riwayat Pendidikan
: 1. SD Budi Murni 1 Medan
2. SMP Santo Thomas 1 Medan
3. SMA Santo Thomas 1 Medan
Riwayat Pelatihan
: -
LAMPIRAN 3
DATA INDUK PENELITIAN
Tgl lahir No MR Jenis Kelamin Normal/Kelainan Jenis Kelainan
01/01/2009 01-09
01/01/2009 02-09 Perempuan Normal Bayi Normal
01/01/2009 03-09 Perempuan Normal Bayi Normal
01/01/2009 04-09 Perempuan Normal Bayi Normal
02/01/2009 05-09 Perempuan Normal Bayi Normal
03/01/2009 06-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
03/01/2009 07-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
03/01/2009 08-09 Perempuan Normal Bayi Normal
03/01/2009 09-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
03/01/2009 10-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
04/01/2009 11-09 Perempuan Normal Bayi Normal
04/01/2009 12-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
04/01/2009 13-09 Perempuan Normal Bayi Normal
04/01/2009 14-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
05/01/2009 15-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/01/2009 16-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/01/2009 17-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/01/2009 18-09 Perempuan Normal Bayi Normal
06/01/2009 19-09 Perempuan Normal Bayi Normal
06/01/2009 20-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
07/01/2009 21-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/01/2009 22-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/01/2009 23-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
07/01/2009 24-09 Perempuan Normal Bayi Normal
08/01/2009 25-09 Perempuan Normal Bayi Normal
08/01/2009 26-09 Perempuan Normal Bayi Normal
08/01/2009 27-09 Perempuan Normal Bayi Normal
09/01/2009 28-09 Perempuan Normal Bayi Normal
09/01/2009 29-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
09/01/2009 30-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
10/09/2009 31-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
10/01/2009 32-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
10/01/2009 33-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
12/01/2009 34-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
12/01/2009 35-09 Perempuan Normal Bayi Normal
12/01/2009 36-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
12/01/2009 37-09 Perempuan Normal Bayi Normal
12/01/2009 39-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
13/01/2009 40-09 Perempuan Normal Bayi Normal
14/01/2009 41-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
14/01/2009 42-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
14/01/2009 43-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
14/01/2009 44-09 Perempuan Normal Bayi Normal
14/01/2009 45-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
14/01/2009 46-09 Perempuan Normal Bayi Normal
14/01/2009 47-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
15/01/2009 48-09 Perempuan Normal Bayi Normal
15/01/2009 49-09 Perempuan Normal Bayi Normal
15/01/2009 50-09 Perempuan Normal Bayi Normal
15/01/2009 51-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
15/01/2009 52-09 Perempuan Normal Bayi Normal
16/01/2009 53-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
16/01/2009 54-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/01/2009 55-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/01/2009 56-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/01/2009 57-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/01/2009 58-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/01/2009 59-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/01/2009 60-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/01/2009 61-09 Perempuan Normal Bayi Normal
18/01/2009 62-09 Perempuan Normal Bayi Normal
18/01/2009 63-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
19/01/2009 64-09 Perempuan Normal Bayi Normal
19/01/2009 65-09 Perempuan Normal Bayi Normal
19/01/2009 66-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/01/2009 67-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/01/2009 68-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/01/2009 69-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/01/2009 70-09 Perempuan Normal Bayi Normal
20/01/2009 71-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/01/2009 72-09 Perempuan Normal Bayi Normal
21/01/2009 73-09 Perempuan Normal Bayi Normal
21/01/2009 74-09 Perempuan Normal Bayi Normal
21/01/2009 75-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
21/01/2009 76-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
21/01/2009 77-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
22/01/2009 80-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
22/01/2009 81-09 Perempuan Normal Bayi Normal
23/01/2009 82-09 Perempuan Normal Bayi Normal
23/01/2009 83-09 Perempuan Normal Bayi Normal
24/01/2009 84-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
24/01/2009 85-09 Perempuan Normal Bayi Normal
25/01/2009 86-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
25/01/2009 87-09 Perempuan Normal Bayi Normal
25/01/2009 88-09 Perempuan Normal Bayi Normal
25/01/2009 89-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
26/01/2009 90-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
26/01/2009 91-09 Perempuan Normal Bayi Normal
27/01/2009 92-09 Perempuan Normal Bayi Normal
27/01/2009 93-09 Perempuan Normal Bayi Normal
27/01/2009 94-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
28/01/2009 95-09 Perempuan Normal Bayi Normal
28/01/2009 96-09 Perempuan Normal Bayi Normal
28/01/2009 97-09 Perempuan Normal Bayi Normal
28/01/2009 98-09 Perempuan Normal Bayi Normal
29/01/2009 99-09 Perempuan Normal Bayi Normal
30/01/2009 100-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
30/01/2009 101-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
30/01/2009 102-09 Perempuan Normal Bayi Normal
30/01/2009 103-09 Perempuan Normal Bayi Normal
30/01/2009 104-09 Laki-Laki Kelainan Katarak Kongenital
31/01/2009 105-09 Perempuan Normal Bayi Normal
31/01/2009 106-09 Perempuan Normal Bayi Normal
31/01/2009 107-09 Perempuan Normal Bayi Normal
31/01/2009 108-09 Perempuan Normal Bayi Normal
31/01/2009 109-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
01/02/2009 110-09 Perempuan Normal Bayi Normal
01/02/2009 111-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
02/02/2009 112-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
02/02/2009 113-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
03/02/2009 114-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
03/02/2009 115-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
03/02/2009 116-09 Perempuan Normal Bayi Normal
03/02/2009 117-09 Perempuan Normal Bayi Normal
04/02/2009 118-09 Perempuan Normal Bayi Normal
04/02/2009 119-09 Perempuan Normal Bayi Normal
04/02/2009 121-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
04/02/2009 122-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/02/2009 123-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
05/02/2009 124-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/02/2009 125-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/02/2009 126-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
06/02/2009 127-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/02/2009 128-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/02/2009 129-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
07/02/2009 130-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
07/02/2009 131-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
07/02/2009 132-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/02/2009 133-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
08/02/2009 134-09 Perempuan Normal Bayi Normal
08/02/2009 135-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
08/02/2009 136-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
09/02/2009 137-09 Perempuan Normal Bayi Normal
09/02/2009 138-09 Perempuan Normal Bayi Normal
09/02/2009 139-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
10/02/2009 140-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
10/02/2009 141-09 Perempuan Normal Bayi Normal
10/02/2009 142-09 Perempuan Normal Bayi Normal
10/02/2009 143-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
10/02/2009 144-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
11/02/2009 145-09 Perempuan Normal Bayi Normal
11/02/2009 146-09 Perempuan Normal Bayi Normal
11/02/2009 147-09 Perempuan Normal Bayi Normal
11/02/2009 148-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
12/02/2009 149-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
12/02/2009 150-09 Perempuan Normal Bayi Normal
12/02/2009 151-09 Perempuan Normal Bayi Normal
12/02/2009 152-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
12/02/2009 153-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
13/02/2009 154-09 Perempuan Normal Bayi Normal
13/02/2009 155-09 Perempuan Normal Bayi Normal
14/02/2009 156-09 Perempuan Normal Bayi Normal
14/02/2009 157-09 Perempuan Normal Bayi Normal
14/02/2009 158-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
14/02/2009 159-09 Perempuan Normal Bayi Normal
16/02/2009 162-09 Perempuan Normal Bayi Normal
16/02/2009 163-09 Perempuan Normal Bayi Normal
16/02/2009 164-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/02/2009 165-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/02/2009 166-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/02/2009 167-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/02/2009 168-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/02/2009 169-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/02/2009 170-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/02/2009 171-09 Perempuan Normal Bayi Normal
17/02/2009 172-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/02/2009 173-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/02/2009 174-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/02/2009 175-09 Perempuan Normal Bayi Normal
18/02/2009 176-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/02/2009 177-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/02/2009 178-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
19/02/2009 179-09 Perempuan Normal Bayi Normal
20/02/2009 180-09 Perempuan Normal Bayi Normal
20/02/2009 181-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/02/2009 182-09 Perempuan Normal Bayi Normal
21/02/2009 183-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
21/02/2009 184-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
21/02/2009 185-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
22/02/2009 186-09 Perempuan Normal Bayi Normal
22/02/2009 187-09 Perempuan Normal Bayi Normal
22/02/2009 188-09 Laki-Laki Kelainan
Ambiguous Genitalia
22/02/2009 189-09 Perempuan Normal Bayi Normal
22/02/2009 190-09 Perempuan Normal Bayi Normal
22/02/2009 191-09 Perempuan Kelainan
Hipoplasia digiti manus
24/02/2009 192-09 Perempuan Normal Bayi Normal
24/02/2009 193-09 Perempuan Normal Bayi Normal
24/02/2009 194-09 Perempuan Normal Bayi Normal
25/02/2009 195-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
25/02/2009 196-09 Perempuan Normal Bayi Normal
25/02/2009 197-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
25/02/2009 198-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
26/02/2009 199-09 Perempuan Normal Bayi Normal
26/02/2009 200-09 Perempuan Normal Bayi Normal
26/02/2009 202-09 Perempuan Normal Bayi Normal
26/02/2009 203-09 Perempuan Normal Bayi Normal
27/02/2009 204-09 Perempuan Normal Bayi Normal
28/02/2009 205-09 Perempuan Normal Bayi Normal
28/02/2009 206-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
28/02/2009 207-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
28/02/2009 208-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
28/02/2009 209-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
210-09
02/03/2009 211-09 Perempuan Normal Bayi Normal
02/03/2009 212-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
02/03/2009 213-09 Perempuan Normal Bayi Normal
02/03/2009 214-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
02/03/2009 215-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
02/03/2009 216-09 Perempuan Normal Bayi Normal
02/03/2009 217-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
02/03/2009 218-09 Perempuan Normal Bayi Normal
02/03/2009 219-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
02/03/2009 220-09 Perempuan Normal Bayi Normal
02/03/2009 221-09 Perempuan Normal Bayi Normal
03/03/2009 222-09 Perempuan Normal Bayi Normal
03/03/2009 223-09 Perempuan Normal Bayi Normal
03/03/2009 224-09 Perempuan Normal Bayi Normal
03/03/2009 225-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
04/03/2009 226-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
04/03/2009 227-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
04/03/2009 228-09 Perempuan Normal Bayi Normal
04/03/2009 229-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
04/03/2009 230-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/03/2009 231-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
05/03/2009 232-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
05/03/2009 233-09 Perempuan Normal Bayi Normal
05/03/2009 234-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
06/03/2009 235-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/03/2009 236-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/03/2009 237-09 Perempuan Normal Bayi Normal
07/03/2009 238-09 Perempuan Kelainan Polidaktili
07/03/2009 239-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
08/03/2009 240-09 Perempuan Normal Bayi Normal
09/03/2009 243-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
09/03/2009 244-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
09/03/2009 245-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
09/03/2009 246-09 Perempuan Normal Bayi Normal
10/03/2009 247-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
10/03/2009 248-09 Perempuan Normal Bayi Normal
10/03/2009 249-09 Perempuan Normal Bayi Normal
10/03/2009 250-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
11/03/2009 251-09 Perempuan Normal Bayi Normal
11/03/2009 252-09 Perempuan Normal Bayi Normal
11/03/2009 253-09 Perempuan Normal Bayi Normal
11/03/2009 254-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
12/03/2009 255-09 Perempuan Normal Bayi Normal
13/03/2009 256-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
13/03/2009 257-09 Perempuan Normal Bayi Normal
13/03/2009 258-09 Perempuan Normal Bayi Normal
13/03/2009 259-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
13/03/2009 260-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
13/03/2009 261-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
13/03/2009 262-09 Perempuan Normal Bayi Normal
15/03/2009 263-09 Perempuan Normal Bayi Normal
15/03/2009 264-09 Perempuan Normal Bayi Normal
15/03/2009 265-09 Perempuan Normal Bayi Normal
16/03/2009 266-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
16/03/2009 267-09 Perempuan Normal Bayi Normal
16/03/2009 268-09 Perempuan Normal Bayi Normal
269-09
16/03/2009 270-09 Perempuan Normal Bayi Normal
16/03/2009 271-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/03/2009 272-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
17/03/2009 273-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/03/2009 274-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
18/03/2009 275-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/03/2009 276-09 Perempuan Normal Bayi Normal
20/03/2009 277-09 Laki-Laki Normal Bayi Normal
20/03/2009 278-09 Perempuan Normal Bayi Normal
20/03/2009 279-09 Perempuan Normal Bayi Normal
20/03/2009 280-09 Perempuan Normal Bayi Normal
21/03/2009 281-09 Perempuan Normal Bayi Normal
21/03/2009 282-09 Perempuan Normal Bayi Normal