SKRIPSI
HALINA NURMALASARI
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK
KEMANGI (
Ocimum sanctum L.
)
SECARA
GRANULASI BASAH DENGAN
MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI BAHAN
PENGIKAT
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK
KEMANGI
(Ocimum sanctum
L
.)
SECARA
GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN
PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2012
Oleh:
HALINA NURMALASARI NIM: 08040092
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
iii
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK
KEMANGI
(Ocimum sanctum
L
.)
SECARA
GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN
PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2012
Oleh:
HALINA NURMALASARI NIM: 08040092
Disetujui oleh:
Penguji I Penguji II
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat,
hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –
baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA
GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PVP K-30 SEBAGAI
BAHAN PENGIKAT” ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Drs. Bambang Widjaja, M.si., Apt. sebagai Pembimbing I dan Drs. H.
Achmad Inoni, Apt., sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan
penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi
kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dian Ermawati, S.Farm., Apt. dan Arina Swastika Maulita. S.Farm., Apt.
sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang
membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri
Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti program sarjana.
4. Ketua Program Studi Farmasi, Dra. Uswatun Chasanah, Apt., yang senantiasa
dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada saya
untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.
5. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya
dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.
6. Laboran Laboratorium Formulasi Sediaan Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang, Mas Ferdi yang banyak membantu saya.
7. Kedua orang tuaku tercinta dan kakakku tersayang yang dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral
dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik
v
8. Teman-teman skripsi Solida: Indana Fitria Salim, Herisna Para Yuliantika
serta teman-teman Farmasi 2008 atas semangat, saran, masukan, bantuan dan
kerjasamanya.
9. Teman-teman 4F atas semangat, masukan, bantuan dan do’a nya.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas
bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan
Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua.
Amin.
Malang, Juli 2012
Penyusun
vi RINGKASAN
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN
PVP K-30 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
Kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan tanaman obat yang telah diketahui khasiatnya sebagai antibakteri pada mulut dan tenggorokan, serta penghilang bau badan dan bau mulut. Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kemangi adalah saponin, flavonoid, polifenol, tanin, 1,8 sineol, anetho, apigenin, baron, arginin, asam aspartat, egenol, methyl chavicol, protein, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A dan vitamin C. Masyarakat biasanya mengkonsumsi kemangi sebagai lalapan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa tidak sedap di dalam mulut. Cara ini dipandang kurang praktis, oleh karena itu perlu dibuat suatu inovasi baru yang memberikan kemudahan, kenyamanan sekaligus mengoptimalkan khasiat dan manfaat dari tanaman kemangi. Tablet kunyah merupakan salah satu pilihan. Bentuk tablet kunyah diharapkan akan lebih disukai, karena lebih mudah dalam penggunaan maupun penyimpanannya.
Pada penelitian ini dipilih metode granulasi basah dan kompresi (tekanan) untuk membuat tablet kunyah ekstrak kemangi. Metode ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain adalah adanya bahan pengikat dapat meningkatkan kohesivitas dan kompaktibilitas, sehingga menghasilkan tablet yag keras dan tidak rapuh. Bahan pengisi yang digunakan manitol, dikarenakan memiliki sifat tidak higroskopis, manis yang nantinya bisa menutupi rasa yang kurang enak dan rasa pahit dari kemangi, dengan bahan pengikat PVP K-30 dengan kadar 1%, 2% dan 3% serta tanpa menggunakan PVP K-30 sebagai kontrol. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh kadar pengikat PVP K-30 dalam mutu fisik granul dan terhadap mutu fisik tablet kunyah yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.
Pemeriksaan mutu fisik granul yang dilakukan meliputi kelembaban (MC), penentuan kecepatan alir, sudut diam, dan distribusi ukuran granul (fines). Hasil pemeriksaan MC untuk masing-masing formula adalah 1,30 ± 0.18 % untuk formula 1, 1,49 ± 0.10 % untuk formula 2, 1,34 ± 0.09 % untuk formula 3, 1,55 ± 0.11% untuk formula 4, kecepatan alir 7,43 ± 0.15 gram / detik untuk formula 1, 6,25 ± 0.12 gram / detik untuk formula 2, 6,95 ± 0.19 gram / detik untuk formula 3, 6,00 ± 0.06 gram / detik untuk formula 4, sudut diam 30,90 ± 0.69 ° untuk formula 1, 30,67 ± 0.50 ° untuk formula 2, 31,07 ± 0.20 ° untuk formula 3, 27,17 ± 0.69 ° untuk formula 4, sedangkan fines formula 1 sebesar 26,56 %, formula 2 sebesar 19,12 %, formula 3 sebesar 7,85 %, dan formula 4 sebesar 0 %.
vii
formula 3, 12,33 ± 0.577 menit untuk formula 4. Keempat formula yang telah diuji waktu hancur, semua telah memenuhi persyaratan.
Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi dianalisis secara statistik dengan SPSS 17, jenis rancangan one way anova untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bermakna antar formula. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk mengetahui formula mana saja yang berbeda makna. Dari hasil perhitungan statistik antar perlakuan, diketahui bahwa F hitung untuk kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet lebih besar dari F tabel. Ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar formula yang dibuat. Untuk melihat formula yang berbeda makna pada pemeriksaan kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur, analisis dilanjutkan dengan uji Tukey HSD diperoleh hasil peningkatan kadar PVP K-30 1% ke 2%, dan 2% ke 3% tidak ada perbedaan bermakna sedangkan peningkatan kadar PVP K-30 1% ke 3% menunjukkan adanya perbedaan bermakna terhadap kekerasan dan kerapuhan, sedangkan untuk waktu hancur peningkatan kadar PVP K-30 dari 1% ke 2% tidak ada perbedaan bermakna, tetapi peningkatan kadar PVP K-30 dari 2% ke 3% memberikan perbedaan bermakna.
viii ABSTRACT
THE FORMULATION OF CHEWABLE TABLET OF EXTRACT (OCIMUM SANCTUM L.) BY USING WET GRANULATION
PVP K-30 AS A BINDER
Ocimum sanctum L. is a medicinal plant which is popular as antibacterial for the mouth and throat. Chemical contained in the plants are saponins, flavonoids, polyphenols, tannins, 1.8 sineol, anetho, apigenin, baron, arginine, aspartic acid, egenol, methyl chavicol, protein, calcium, phosphorus, iron, sulfur, vitamin A and vitamin C. Chewable tablets are an option, chewable tablet form is expected to be preferred, because it is easier in use and storage.
The method of wet granulation and compression (pressure) in this study has been chosen to make a chewable tablet used basil extract binder PVP K-30 with levels of 1%, 2% and 3% and using the formula 0% PVP K-30 as a control. Furthermore, influence of of PVP K-30 concentration in the physical quality of the granules include moisture (MC), flow rate, dwell angle, and the granule size distribution (fines), followed by cross-examination of the physical quality of chewable tablets include hardness, friability, and disintegrating time. From the statistical analysis showed that raising levels of PVP K-30 1% to 2%, and 2% to 3% did not provide a meaningful effect on tablet hardness and friability, whereas raising levels of PVP K-30 0% to 3% provide a significant influence of tablet hardness and friability.
The increasing levels of PVP K-30 of 1% to 2% did not give significant differences when the tablet disintegrating time, but the increasing levels of PVP K-30 from 2% to 3% provide significant differences when the tablet disintegrating time.
Thus, the PVP K-30 of 1% (Formula 2) is a selected formula as a binding material in chewable tablet formulations of ocimum sanctum L extracts. Because, by minimal binder chewable tablets can produce tablets as desired.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Lembar Pengujian... iii
Kata Pengantar ... iv
Ringkasan ... vi
Abstrak ... viii
Daftar Isi... ix
Daftar Tabel... xi
Daftar Gambar... xii
Daftar Lampiran... xiii
Bab 1 Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 5
2.1. Tanaman Kemangi ... 5
2.2. Tinjauan Tentang Ekstrak ... 6
2.3. Metode ekstraksi ... 7
2.4. Tablet Kunyah ... 8
2.5. Metode Pembuatan ... 9
2.6. Karakteristik Granul ... 10
2.7. Mutu Fisik Tablet ... 11
2.8.Tinjauan Tentang Bahan Penelitian ... 12
Bab 3 Kerangka Konseptual... 14
3.1. Uraian Kerangka Konseptual ... 14
Bab 4 Metode Penelitian ... 17
4.1. Bahan ... 17
4.2. Alat ... 17
x
4.4. Metode Penelitian ... 20
4.4.1 Rencana Penelitian ... 20
4.4.2 Pembuatan Ekstrak Kemangi ... 21
4.4.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 22
4.4.4 Pembuatan Tablet Kunyah Kemangi ... 24
4.4.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 24
4.4.6 Analisis Data ... 26
BAB 5 Hasil penelitian... 27
5.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 27
5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet... 28
5.2.1 Pemeriksaan Uji Tanggapan Rasa... 31
5.3 Analsis Statistik Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Kunyah... 32
5.3.1 Analisis Statistik Keseragaman bobot Tablet Kunyah... 33
5.3.2 Analisis Statistik Kekerasan Tablet Kunyah... 34
5.3.3 Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Kunyah... 35
5.3.4 Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Kunyah... 35
BAB 6 Pembahasan... 37
BAB 7 Kesimpulan Dan Saran... 43
7.1 Kesimpulan... 43
7.2 Saran... 43
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Formula Tablet Ekstrak Daun Kemangi ... 19
4.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 22
4.3 Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet ... 25
5.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 27
5.2 Hasil Pemeriksaan Distribusi Ukuran Granul... 27
5.3 Hasil uji mutu fisik tablet... 28
5.4 Hasil Uji Tanggapan Rasa... 32
5.5 Hasil perhitungan harga F hitung dibandingkan dengan F tabel... 33
5.6 Hasil uji Tukey HSD Keseragaman bobot... 33
5.7 Hasil uji Tukey HSD Kekerasan tablet... 34
5.8 Hasil uji Tukey HSD Kerapuhan tablet... 35
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ... 15
4.1 Rancangan Penelitian ... 21
4.2 Alat Penentuan Sifat alir dan Sudut Diam ... 23
5.1 Histogram hubungan kadar PVP K-30 terhadap keseragaman bobot ... 29
5.2 Histogram hubungan kadar PVP K-30 terhadap kekerasan tablet... 30
5.3 Histogram hubungan kadar PVP K-30 terhadap kerapuhan tablet... 30
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 47
2. Surat Pernyataan... 48
3. Data Kelembaban (MC)... 49
4. Data Kecepatan Alir... 50
5. Data Sudut Diam... 51
6. Data Distribusi Ukuran Granul... 52
7. Keseragaman Bobot... 53
Output Keseragaman Bobot... 54
8. Kekerasan Tablet... 56
Output Kekerasan Tablet... 57
9. Kerapuhan Tablet... 59
Output Kerapuhan Tablet... 60
10.Waktu Hancur Tablet... 62
Output Waktu Hancur Tablet... 63
11. F Tabel... 65
12. Sertifikat Ekstrak Kemangi... 66
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V. 1998. Lozenges in : The Art, Science, and Technology of
Pharmaceutical Compounding. Washington DC : American
Pharmaceutical Association, P : 113-118.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Jakarta: UI – Press. p. 300, 607-608
Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Philadelphia : Churchill Livingstone. P : 397-439
Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., and Kanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Philadelphia : Lea and Febiger. P : 293-343.
Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. New York: John Wiley & Sons. Hal : 132-243.
Chia, Lin Siao. 2007. Healthy Foods for Healthy Life. Jakarta : Prestasi Pustakarya
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi dalam Kompresi Direct, Majalah Medika, No. 7, Tahun 9.
King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Easton: Mack Publishing Company.
Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus Agrisarana. Hal : 53-59.
Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Inddonesia, Jakarta.
xv
Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3 Rd Edition, Mineapolis : Burgess Publishing Company, P. 73-86.
Peters, D., 1980, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds., Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, P : 339-463.
Pitojo, setijo, 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran : Trobus Agriwidya.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. London: The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association. P. 581-585
Sheth, B.B., Bandelin F.J., Shangraw R.F., 1980, Compressed Tablet, In Lachman L., Lieberman H.A., Kanig J.L., (editor), Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Vol. I, 100-115, Marcel Dekker Inc, New York.
Siregar, Charles, J.P. 1992. Proses Validasi Manufaktur Sediaan Tablet,
dalam:Sukmadjaja, A., Mar’u, U.U, Badruzzman, S., (editor). Proceedings Seminar Validasi Industri. Bandung : FMIPA ITB.
Soria, P.S., Oktober 2006, Identification and characterization of flavonoid
Omethyltransferases from sweet basil (Ocimum basilicum), The
University ofArizona, Tucson, AZ (http:// ag. Arizona. Edu, diaskes tanggal 10 Mei 2007).
Smith, Edy, 2002. Terapi Sayuran. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Stahl, Egon. 1967. Dunnschicht-Cromatographie. Eie Laboratorium Shandouch. Berlin : Zweite Autflage.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia
I, 418. Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. London: Pharmaceutical Press. P. 1930-1931.
xvi
Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press.
Wells, J.L., and Aulton, M.E.,1988. Pharmaceuticals The Sciences of Dosage Form Design. London : Churchill Livingstone.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Di Indonesia tanaman Ocinum sanctum L. atau yang biasa disebut kemangi
banyak sekali ditemukan, meskipun tanaman ini berasal dari Afrika. Tanaman obat ini
memiliki sejarah panjang kegunaan medis dan tidak asing lagi bagi peradaban Mesir
kuno dan Yunani. Kemangi dianggap suci dalam agama Hindu dan memiliki banyak
kegunaan medis di India dan berbagai negara timur lainnya. Kemangi dinilai karena
efeknya yang dapat menenangkan, menyegarkan, menghilangkan kelelahan dan
memiliki khasiat anti septik (Giddes & Grosset, 2000).
Kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan tanaman obat yang telah diketahui
khasiatnya sebagai antibakteri pada mulut dan tenggorokan, serta penghilang bau
badan dan bau mulut yang terkandung dalam sari daun kemangi (Soria, 2006).
Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kemangi adalah saponin, flavonoid,
polifenol, tanin, 1,8 sineol, anetho, apigenin, baron, arginin, dan asam aspartat. Daun,
biji, dan akarnya dapat berkhasiat untuk beberapa jenis penyakit, misalnya bau mulut,
bau badan, panas dalam, sariawan, melancarkan ASI (Winarto, 2004).
Masyarakat umumnya mengenal kemangi sebagai sayuran yang dapat dimakan
segar sebagai lalapan dengan cara memakan atau mengunyah secara langsung karena
aroma wangi dari kemangi sendiri memang mengundang selera makan. Biasanya
kemangi dikonsumsi sebagai lalapan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa tidak
sedap di dalam mulut (Hutapea, 1991). Cara ini tentu dipandang kurang praktis, oleh
karena itu perlu dibuat suatu inovasi baru yang memberikan kemudahan, kenyamanan
sekaligus mengoptimalkan khasiat dan manfaat dari tanaman kemangi. Tablet kunyah
merupakan salah satu pilihan. Bentuk tablet kunyah diharapkan akan lebih disukai,
karena lebih mudah dalam penggunaan maupun penyimpanannya, memiliki rasa
aromatik yang menyenangkan karena terdapat bahan pemanis. Bentuk sediaan ini juga
diharapkan akan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat. Tablet
2
kemangi yang diharapkan adalah memberikan efek lokal antibakteri pada rongga mulut
dan tenggorokan. Bentuk sediaan ini memungkinkan tablet melarut perlahan-lahan
dalam mulut sehingga efek lokal antibakteri yang diharapkan dapat lebih efektif
bekerja (Banker and Anderson, 1986).
Metode pembuatan yang digunakan dalam pembuatan tablet kunyah yaitu
dengan cara granulasi basah dan kompresi (tekanan), menggunakan derajat kekerasan
tablet yang minimal, yang biasanya dibuat dengan formula tablet kunyah dengan
jumlah manitolnya sebagai bahan pengisi 50% atau lebih dari berat formulasi itu
sendiri (Ansel, 1995). Sehingga pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini
digunakan metode granulasi basah. Metode ini mempunyai beberapa keunggulan
antara lain adalah adanya bahan pengikat dapat meningkatkan kohesivitas dan
kompaktibilitas, sehingga menghasilkan tablet yag keras dan tidak rapuh. Metode ini
juga baik digunakan untuk bahan yang tahan terhadap pemanasan (Banker and
Anderson, 1986). Berdasarkan uraian di atas maka perlu dibuat tablet kunyah ekstrak
kemangi secara granulasi basah dengan perbedaan konsentrasi bahan pengikat yang
digunakan yaitu PVP K-30 yang memenuhi syarat untuk pembuatan tablet kunyah
sehingga dihasilkan tablet kunyah ekstrak kemangi yang mempunyai sifat fisik yang
baik.
Tablet kunyah ekstrak kemangi ini nantinya harus mempunyai rasa yang enak
dan tidak meninggalkan rasa pahit di mulut, sehingga untuk menutupi dari rasa pahit
ini harus ditambahkan bahan pengisi yang memiliki kadar manis yang cukup tinggi.
Bahan pengisi yang digunakan pada tablet kunyah bermacam-macam diantaranya bisa
menggunakan bahan pengisi seperti manitol, sorbitol, laktosa, dekstrosa dan glukosa.
Pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini di gunakan bahan pengisi manitol,
dikarenakan manitol sendiri memiliki sifat yang diinginkan sebagai bahan pengisi pada
tablet kunyah yang sudah digunakan secara luas yakni tidak higroskopis, sehingga
manitol ideal sebagai bahan pengisi. Manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya
gula dengan rasa dingin dalam mulut yang nantinya bisa menutupi dari rasa yang
3
Bahan pengikat diperlukan dalam pembuatan tablet kunyah dengan maksud
untuk meningkatkan kohesifitas antar partikel serbuk sehingga memberikan
kekompakan dan daya tahan tablet (Voigt, 1984). Pada pembuatan tablet kunyah
ekstrak kemangi ini digunakan bahan pengikat PVP K-30. PVP merupakan bahan yang
larut air dan berbagai macam pelarut organik dan anorganik, sehingga dapat
meningkatkan solubilisasi bahan dengan kelarutan terbatas. PVP juga mampu
membentuk ikatan yang kuat antar granul, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki
kekerasan dan kerapuhan yang cukup. PVP K-30 saat ini telah banyak digunakan oleh
industri farmasi, salah satunya sebagai bahan pengikat dalam pembuatan tablet
(Lachman dkk, 1994).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian menggunakan
manitol sebagai bahan pengisi dan PVP K-30 sebagai bahan pengikat dengan kadar
1%, 2%, dan 3%, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar pengikat PVP K-30
terhadap mutu fisik tablet kunyah yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu
hancur.
1.2Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh kadar PVP K-30 1%, 2%, dan 3% terhadap mutu
fisik tablet kunyah ekstrak kemangi yang dibuat secara granulasi basah?
1.3Tujuan Penelitian
Menentukan pengaruh kadar PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet kunyah
ekstrak kemangi yang dibuat secara granulasi basah.
1.4Hipotesis
Semakin meningkatnya kadar PVP K-30 akan meningkatkan kekerasan,
mengurangi kerapuhan, dan memperlambat waktu hancur tablet kunyah ekstrak
4
1.5Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi
tablet kunyah ekstrak kemangi dengan menggunakan PVP K-30 sebagai bahan
pengikat yang memiliki mutu fisik yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan