• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Pap Smear

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Pap Smear"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU IBU TERHADAP PELAKSANAAN PAP SMEAR DI

PUSKESMAS SOPOSURUNG KECAMATAN BALIGE

KABUPATEN TOBASA

ANUMI MANURUNG

145102112

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAMD-IVBIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(2)
(3)
(4)
(5)

Mothers Against Execution Behavior Pap Smear in

Soposurung sub-district Puskesmas District Balige

Tobasa 2015

ABSTRACT

Anumi manurung

Background: Pap smear is one type of inspection skirining early detection of cervical cancer in a simple, inexpensive, practical and easy. Simple means simply by taking swabs cervical cells and then examined under a microscope, the precancerous lesions can be seen diteksi when cells that are not normal. Practical means it can be done anywhere does not require special costs, quite simple beds representative, speculum and light. Easy, because it can be used by general practitioners, midwives, and nurses were trained.

Objective: to know the mother's behavior towards the implementation of a pap smear in the sub-district Puskesmas Soposurung Balige Toba Samosir.

Methods: The design used in this research is descriptive with cross sectional

approach is to determine the Mothers Against Execution Behavior Pap smear.Tehnik sampling is sampling total saturated ie sampling or sample the entire population used as a sample, the sample in this study as many as 67 people ,

Results: In this study, the majority of respondents obtained a good knowledge as much as 40 people (59.7%), the majority being positive as many as 66 people (98.5%), and the majority of act No (Not applicable) are as many as 39 people (58.2% ).

Conclusion: The results of this study can be seen the action the majority of women do not perform pap smears. It is suggested that a midwife for more care to the community or the mother that pap smears can be accomplished.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana berkat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul”

Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Pap Smear.”yang merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara yang telah memfasilitasi selama proses belajar mengajar.

2. Nurasnah Sitohang, S.Kep, NS,M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan

motivasi, arahan dan bimbingan dalam menjalani proses pembelajaran.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya dan memberi ilmunya dengan sabar dalam membimbing,penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini, dalam penyusunan KTI ini hingga selesai.

4. Kepala Puskesmas Soposurung kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir yang telah

memberikan izin, masukan serta arahan kepada penulis untuk melakukan penelitian

tentang Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Pap Smea0072a.

5. Bapak dan Ibu staf dosen di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera yang telah

banyak memberikan ilmu selama menimba ilmu di Universitas Sumatera Utara.

6. Ayahanda P.Manurung dan Ibunda R.Rumapea yang tercinta dan tersayang yang telah

membesarkan, membimbing, mendidik, serta mengasuh saya dengan penuh kasih

sayang dari lahir hingga pada saat ini telah mendukung saya dalam moril dan material.

7. Buat keluarga besar saya, yang telah memberikan motivasi, dukungan selama menuntut

(7)

8. Teristimewa seluruh teman-teman terkhusus kak Elvivian Zebua, kak Crisna Doharta

Manullang, dede pudan Yohana Sianturi dan kost Cempaka Girls, D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Akhir kata penulis do’akan segala bentuk bantuan yang telah diberikan mendapat

imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, 09 Juli 2015

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi operasional ... 22

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 31

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden... 32

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi jawaban pengetahuan responden ... 32

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi sikap responden ... 33

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi jawaban sikap responden ... 34

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi tindakan responden ... 35

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

Mothers Against Execution Behavior Pap Smear in

Soposurung sub-district Puskesmas District Balige

Tobasa 2015

ABSTRACT

Anumi manurung

Background: Pap smear is one type of inspection skirining early detection of cervical cancer in a simple, inexpensive, practical and easy. Simple means simply by taking swabs cervical cells and then examined under a microscope, the precancerous lesions can be seen diteksi when cells that are not normal. Practical means it can be done anywhere does not require special costs, quite simple beds representative, speculum and light. Easy, because it can be used by general practitioners, midwives, and nurses were trained.

Objective: to know the mother's behavior towards the implementation of a pap smear in the sub-district Puskesmas Soposurung Balige Toba Samosir.

Methods: The design used in this research is descriptive with cross sectional

approach is to determine the Mothers Against Execution Behavior Pap smear.Tehnik sampling is sampling total saturated ie sampling or sample the entire population used as a sample, the sample in this study as many as 67 people ,

Results: In this study, the majority of respondents obtained a good knowledge as much as 40 people (59.7%), the majority being positive as many as 66 people (98.5%), and the majority of act No (Not applicable) are as many as 39 people (58.2% ).

Conclusion: The results of this study can be seen the action the majority of women do not perform pap smears. It is suggested that a midwife for more care to the community or the mother that pap smears can be accomplished.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pap smear merupakan salah satu jenis pemeriksaan skrining dalam mendeteksi dini kanker serviks yang sederhana, murah, praktis dan mudah. Sederhana artinya cukup dengan mengambil apusan sel rahim lalu mengamatinya di bawah mikroskop, maka lesi prakanker dapat di deteksi bila terlihat sel-sel yang tidak normal. Praktis, artinya dapat dilakukan dimana saja, tidak memerlukan biaya khusus, cukup tempat tidur sederhana yang representatif, spekulum dan lampu. Mudah, karena dapat digunakan oleh dokter umum, bidan dan perawat yang terlatih (DepKes RI, 2008).

Menurut daftar WHO (World Health Organization), setiap 2 menit ada satu penduduk dunia meninggal karena kanker serviks di negara berkembang. Kanker serviks banyak dijumpai di negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Beberapa negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia kanker serviks masuk urutan pertama (Depkes, 2012).

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia sendiri sudah mencapai 1,4 per 1.000 penduduk dan merupakan penyebab kematian nomor satu. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat, setiap tahunnya lebih dari 15.000 perempuan menderita kanker servik di Indonesia (FK UI, 2014).

(13)

36.761.000 jiwa usia 30-50 tahun, prevalensi kanker serviks masih ada di rasio 1,3 per 1000 penduduk atau sekitar 840 orang. Hal ini menunjukkan prevalensi kanker servik masih sangat tinggi (Promkes.Dinkeskerawang.com,2014).

Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi jumlah penderita kanker serviks pada tahun 2010 tercatat 475 kasus, tahun 2011 sebanyak 548 kasus dan tahun 2012 sebanyak/681 kasus.

Kanker serviks merupakan jenis kanker paling umum pada perempuan diseluruh dunia setelah kanker payudara. Bukti kuat pendukung kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus( HPV), dengan resiko tertinggi

Human Papiloma Virus ( HPV) sub tipe genital meningkatkan resiko beragam penularan. Ketika awal kanker terjadi, langkah klinis harus diambil tumor pada stadium awal dapat diatur dengan biopsi atau histerektomi sederhana, sedangkan tumor lanjut dapat diberlakukan operasi atau dengan radioterapi. Apabila terjadi metastasis, terapi dengan cara radiasi yang dikombinasikan kemoterapi. Berbagai belahan dunia berkembang, kanker serviks sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perempuan.

Namun demikian, tidak banyak wanita yang berkeinginan dan melakukan pemeriksaan pap smear sesuai yang disarankan. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, perasaan malu, nilai-nilai, agama, takut nyeri, pengetahuan kurang, sikap penolakan, rendahnya kesadaran diri untuk pemeriksaan pap smear.

(14)

mengatakan tahu dengan pelaksanaan pap smear, dan sebagian ibu mengatakan tidak tahu dengan pelaksanaan pap smear.

Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana “Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Pap Smear di Puskesmas Soposurung kecamatan Balige kabupaten Tobasa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah ”Bagaimana perilaku ibu terhadap pelaksanaan pap smear di Puskesmas Soposurung kecamatan Balige kabupaten Tobasa”.

C. Tujuan Penelitian

1. Umum

Untuk mengetahui Perilaku ibu terhadap pelaksanaan pap smear di Puskesmas Soposurung Tahun 2015.

2. Khusus

Tujuan khusus penelitian dengan judul “Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Pap Smear di Puskesmas Soposurung Tahun 2015” adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu terhadap pelaksanaan Pap Smear di Puskesmas Soposurung Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa.

(15)

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu terhadap pelaksanaan Pap Smear di Puskesmas Soposurung Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Bidan

Sebagai bahan masukan dan penambahan pengetahuan tentang perilaku ibu terhadap pelaksanaan pap smear di unit pelayanan kesehatan, rumah sakit, dan klinik bersalin.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi peserta didik kebidanan terkait dengan perilaku ibu terhadap pelaksanaan pap smear.

3. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai penambah pengetahuan informasi lanjutan bagi tenaga medis untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pap smear.

4. Bagi Peneliti

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Kesehatan

1. Konsep Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kejadian atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).

(17)

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu, sedangkan

operant respons atau instrumental respons, yaitu respon yang timbul dan berkembang diikuti diikuti oleh perangsang (stimulus) tertentu.

B. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yaitu, indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dimana dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, antara lain kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus suatu objek.

(18)

subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu tahu (know) dimana tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya yang termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatuyang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan. Kemudian di tingkat selanjutnya adalah memahami (comprehension)yang diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau metari harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan.

Kemudian adanya aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill

(19)

untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesi itu suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi-formulasi yang ada, misalnya: dapat meringkas, dapat menyesuaikan, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Pada tingkatan terakhir yaitu adanya evaluasi (evaluation) dimana evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penialian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah secara sistematik dan logis adalah dengan menggunakan cara non ilmiah tanpa melalui penelitian.

(20)

secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers (1926), yang berawal saat Summers sedang bekerja dengan ekstrak

acetone dan suatu hari ia ingin bermain tennis, dimana ia terburu-buru sehingga menyimpan acetone ke dalam kulkas. Dimana keesokan harinya ia ingin meneruskan percobaannya ternyata ekstrak acetone

yang disimpan di dalam kulkas timbul kristal-kristal yang disebut enzim urease.

Ada juga dengan cara kekuasaan atau otoritas yang dapat diartikan dimana sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, seperti para pemuka agama, pemegang pemerintahan, dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas yaitu orang mempunyai kekuasaan atau wibawa, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya.

(21)

Adapun kebenaran melalui wahyu seperti ajaran atau dogma adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Dimana kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.kemudian kebenaran secara intuitif dimana kebenaran ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya dengan intuisi atau suara hati atau juga bisikan hati saja. Dan terakhir yaitu induksi merupakan proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.

b. Cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah yang disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer dengan sebutan metodologi penelitian (research methodology) yang mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon pada tahun 1561-1626 (Notoatmodjo, 2010).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

(22)

Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik. Dimana terdapat 3 (tiga) kriteria umur, yaitu : kriteria umur ibu trebagi dari umur <20 tahun, 20-35 tahun dan >35 tahun, kriteria umur remaja yaitu 10-12 tahun,13-15 tahun,16-19 tahun ( Ariani,2014).

Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara lai-laki dan perempuan. Pada umumnya perempuan akan memiliki kesadaran yang baik dalam mencari tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal maupun informal.

Kemudian faktor pendidikan , dimana pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu yang berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan orang lain untuk menuju ke arah cita-cita tertentu untuk mengisi kehidupan sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Dimana makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa.

(23)

Pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, dimana seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik. Dimana kriteria pekerjaan yaitu : PNS/TNI/POLRI, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Buruh/Petani, Ibu Rumah Tangga ( Ariani, 2014).

Faktor eksternal terdiri dari lingkungan dimana lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,biologis maupun sosial. Kemudian faktor sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi njuga menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu (Ariani,2014).

C.Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi arau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Allport dalam menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok, yaitu: 1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau elevasi emosional terhadap suatu objek. 3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

(24)

perhatian itu terhadap ceramah-ceramah. Kemudian merespons (responding) dimana memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut. Setelah merespon yaitu menghargai (valuing) merupakan tindakan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Dan terakhir bertanggung jawab (responsible) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).

Sikap (Attitude) juga mrupakan perasaan atau pandangan seseorang yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek ataustimulus. Dimana sikap merupakan konsep yang penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikapbaik sebagai individu maupun kelompok. Dimana secara garis besar menurut Azwar dalam Ariani 2014, struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu : komponen kognitif merupakan representasi yang dipercayai oleh individu pemilik sika, dimana komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu (Ariani, 2014).

(25)

Komponen yang ketiga yaitu, komponen konatif yang merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi kecenderungan untuk bertindak atau bereaksiterhadap sesuatu dengan cara tertentu yang berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah hal yang logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. (Ariani, 2014).

1. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain : pengalaman pribadi, dimana merupakan dasar pembentukan sikap yang harus meninggalkan kesan kuat. Sikap seseorang akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribaditerjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

Orang lain yang dianggap penting (Significant Others),byaitu merupakan orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita. Pada umumnya, individu akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang dianggap penting, misalnya orang tua, suami atau istri, teman dekat, guru dan pemimpin.

Media masa, dimana dalam penyampaian informasi media massa membawa pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini individu. Jika pesan –pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat , maka akan member dasar afektif dalam menilai suatu hal hingga membentuk sikap tertentu. Contoh media massa antara lain, media cetak, elektronik, papan, dan lain-lain.

(26)

Faktor emosional merupakan suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Emosional dapat bersifat sementara atau menetap (tahan lama atau persisten), seperti contoh dalam bentuk prasangka (sikap tidak toleransi).

2. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap merupakan serangkaian kalimat yang berisi tentang sikap seseorang terhadapsuatu objek. Dimana, pernyataansikap terbagi atas 2 jenis, yaitu : positif (favourable) adalah pernyataan sikap yang berisi tentang hal-hal yang positif atau kalimat yang mendukung atapun memihak pada objek sikap.

Kemudian negatif (unfavourable)adalah pernyataan sikap yang berisi tentang hal-hal negatif atau kalimat yang tidak mendukung pada objek sikap (Ariani, 2012).

D.Praktek atau Tindakan (Practice)

Suatu sikap otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tingkatan-tingkatan tindakan atau praktek ini mempunyai beberapa bagian, yaitu:

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon Terpimpin (Guided Respons )

(27)

3. Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

E.Pap Smear

1. Pengertian

Pap smear disebut juga test Pap adalah prosedur sederhana untuk mengambil sel serviks bagian bawah, ujung dari uterus. Dinamai sesuai dengan penemunya, George Papanicolaou,MD. Pap smear tidak hanya efektif untuk mendeteksi kanker serviks tetapi juga perubahan sel serviks yang dicurigai dapat menimbulkan kanker (Kumalasari,dkk, 2012).

Test Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi dari serviks dan portio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau portio sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi, dkk, 2008).

(28)

2. Tujuan Pap smear

Pemeriksaan Pap smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skirining) dan pelacak adanya perubahan sel kearah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha, 2004).

Manfaat pap smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut (Manuaba, 2005):

a. Diagnosis dini keganasan

Pap smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus endometrium, kegansan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.

b. Perawatan ikutan dari keganasan

Pap smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah mendapat kemotrapi dan radiasi.

c. Interpretasi hormonal wanita

Pap smear bertujuan untuk menggikuti siklus menstruai dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan mentukan kemungkinan keguguran pada hamil muda.

d. Menetukan proses peradangan

Pap smear berguna untuk menetukan proses peradangan pada berbagai infeksi dan jamur.

3. Sasaran Pelaksanaan Pap smear

(29)

merupakan pencegahan primer yang bertujuan untuk menghindari faktor resiko. Pap smear dilakukan pada wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah berhubungan seksual.

Adapun wanita yang mempunyai resiko tinggi dan dianjurkan untuk melaksanakan pap smear adalah: a) Wanita yang melakukan hubungan seksual diusia muda. b) Wanita yang melakukan kontak seksual dengan berganti-ganti pasangan. c) Wanita perokok. d) Wanita yang kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.

4. Waktu pemeriksaan Pap smear dilakukan

Pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan secara rutin 1tahun sekali. Bila dalam 3 kali pemeriksaan hasilnya normal atau negatif maka pemeriksaan ini dapat diulang setiap 3 tahun sekali pada wanita tanpa resiko.pada wanita yang mempunyai faktor seperti yang telah dikemukakan diatas, sebaiknya pemeriksaan tetap dilakukan setiap tahun sekali (Aziz, 2006).

5. Prosedur Pemeriksaan Pap smear

Menurut Manuaba (2005) , dan Rasjidi (2008), prosedur pemeriksaan Pap smear adalah:

a. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve (cocor bebek), spatula ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol 95%

b. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.

c. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis.

(30)

e. Spatula dengan ujung pendek dimasukan ke dalam endoserviks,dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360º searah jarum jam.

f. Sediaan yang telah didapat, dioleskan diatas kaca objek pada sisi yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45º satu kali usapan. g. Celupkan kaca objek kedalam larutan alkohol 95% selama 10 menit. h. Kemudian sedian dimasukan kedalam wadah transpor dan dikirim ke

ahli patologi anatomi.

F. Resiko tidak dilakukannya pemeriksaan Pap smear

Resiko tidak dilakukannya pemeriksaan Pap smear ialah kanker serviks. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus dengan vagina (Wh. Sastrosudarmo, 2012)

Kanker rahim merupakan tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim). Kanker rahim biasa terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita yang berusia 50-60 tahun. Kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun keberbagai bagian tubuh, misalnya kanalis servikalis, tuba fallopi, ovarium, daerah disekitar rahim, sistem getah bening, atau kebagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah (Yohana, 2012).

Penyebab langsung dari kanker serviks ialah HPV (human papillomavirus).

(31)

Faktor resiko penyebab terjadinya kanker serviks yaitu: a)Perkawinan dalam usia muda, b) Pasangan seksual yang berganti-ganti, c) Jumlah kelahiran dengan jarak pendek dan terlalu banyak, d) Paling banyak terjadi pada usia 40-50 tahun, e) Infeksi virus, f) Banyak dijumpai pada kondisi sosial ekonomi rendah, g) Hygine hubungan seksual kurang (Manuaba, 2009).

Menurut Wh.Sastrosudarmo dalam bukunya perubahan prakanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalanipemeriksaan panggul dan pap smear. Gejala baru muncul ketika sel serviks yang abnormalberubah menjadi ganas dan menyusup kejaringan sekitarnya.

Pada saat ini akan timbul gejala sebagai berikut:

a. Perdarahan vagina yang abnormal,terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause.

b. Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)

c. Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink,cokelat,mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.

Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:

a. Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan b. Nyeri panggul, punggung atau tungkai

(32)

BAB III

KERANGKA KOSEPTUAL

A.Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian ini ditujukan untuk mengetahui Perilaku ibu terhadap pelaksanaan pap smear di wilayah kerja Puskesmas Soposurung kecamatan Balige kabupaten Tobasa.Penelitian ini menilai perilaku ibu terhadap pemeriksaan pap smear meliputi pengetahuan, sikap, tindakan. Dimana hasilnya dikategorikan pada melakukan ya dan tidak. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep peneliti dibawah ini :

Skema 3.1 Kerangka KonsepPenelitian Perilaku Ibu terhadap

pemeriksaan Pap smear

− Pengetahuan

− Sikap

− Tindakan

Pemeriksaan Pap smear oleh Ibu pasangan usia subur

− Ya

(33)

B .Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang Pap smear

Angket Kuesioner 1.Baik bila menjawab

Angket Kuesioner 1. Positif bila jumlah

(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Pap Smear Di Puskesmas Soposurung Kec.Balige Kab.Tobasa Tahun 2015.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS yang datang mengunjungi puskesmas Soposurung kecamatan Balige kabupaten Tobasa yang berjumlah 267 orang pada tahun 2015.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo,2010). Jumlah populasi >100 orang, maka sampel yang diambil sebanyak 10-25% dari jumlah total populasi (Arikunto, 2006).

Jumlah sampel = populasi x 25% = 267 x 25%

= 66,7 ( 67 responden )

(35)

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan accidental sampling, yaitu dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau datang ke Puskesmas Soposurung selama penelitian dilaksanakan.

C.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Soposurung kecamatan Balige kabupaten Tobasa, dengan pertimbangan keterbatasan waktu serta jarak yang dapat dijangkau peneliti dan belum pernah ada dilakukan penelitian tentang perilaku ibu terhadap pelaksanaan Pap Smear di Puskesmas tersebut.

D.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal sejak bulan November 2014 sampai penyusunan hasil penelitian.

E. Pertimbangan Etik

Dalam pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada prinsip etik dalam penelitian dimana terdapat prinsip manfaat (the principle of beneficence) yaitu peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmalafience). Dimana pada praktiknya sebelum dilakukan penelitian, maka peneliti terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan yaitu program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari kepala Puskesmas Soposurung kec. Balige kab. Tobasa.

(36)

tidak tanpa ada paksaan dari pihak manapun, berhak bertanya, menolak informasi yang diberikan, dan dapat mengakhiri keikutsertaannya.

Dalam hal ini dapat diartikan jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengmpulan data berlangsung. Prinsip selanjutnya yaitu keadilan (the principle of justice) dimana responden berhak untuk mendapatkan keadilan dan tindakan yang sama sebelum dan setelah penelitian, dalam hal arti lebih menekankan pada prinsip keadilan.

Dalam prinsip ini responden berhak mendapatkan kerahasiaan atas apa yang telah dia lakukan dalam penelitian. Dalam aplikasinya yaitu,peneliti tidak boleh mencantumkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat responden dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga kerahasiaan identitas responden. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas responden (Setiawan, 2011).

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan instrument berupa kuesioner yang telah digunakan oleh peneliti sebelumnya dan dianggap mampu menjawab kebutuhan penelitian kali ini.

(37)

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : 1. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 10 Skor terkecil : 0

2. Menetukan nilai rentang ( R ) Rentang = 10 – 0

= 10

3. Menentukan nilai panjang kelas ( i ) Panjang kelas ( i ) = ������� (�)

�����������

= 10

3

= 3,3

4. Menentukan skor kategori

No Kategori Skor Jumlah

pertanyaan yang benar

1. Kurang 0 + 3,3 = 3,3 0 – 3 2. Cukup 3,4 + 3,3 = 6,7 4 – 7 3. Baik 6,7 + 3,3 = 10 8 – 10

(38)

negatif (SS) =1, (S) = 2, Ragu (R) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4, Sangat Tidak Setuju (STS) = 5. Total skor sikap diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 50. Jadi,semakin positif skor semakin baik sikap ibu dalam pelaksanaan Pap Smear. Untuk mendapatkan criteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 50

Skor terkecil : 10

2. Menetukan nilai rentang ( R ) Rentang = 50 – 10

= 40

3. Menentukan nilai panjang kelas ( i ) Panjang kelas ( i ) = ������� (�)

�����������

= 40

2

= 20 4. Menentukan skor kategori

No Kategori Skor

1. Negatif 10 – 25 2. Positif 26 – 50

(39)

1. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 10

Skor terkecil : 0

2. Menetukan nilai rentang ( R ) Rentang = 10 – 0

= 10

3. Menentukan nilai panjang kelas ( i ) Panjang kelas ( i ) = ������������������ (�)

= 10

2

= 5 4. Menentukan skor kategori

No Kategori Skor

1. Negatif 0 – 5 2. Positif 6 – 10

G.Validitas dan Realibitas Instrumen

1. Uji Validitas

(40)

2. Uji Realibitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Arikunto, 2010).

Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang ibu yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, kemudian data diolah menggunakan komputerisasi. Reliabilitas dilakukan pada ibu di puskesmas Air Joman Angka koefisien reliabilitas berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 maka semakin reliable instrument yang digunakan. Dengan menggunakan alpha cronbach, instrument dikatakan reliable apabila hasil uji > 0,07 (Potter Perry,2005)

Dari hasil pengujiuan statistic diperoleh hasil reliabilitas yaitu > 0,07 maka dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian reliable.

H.Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner langsung dengan menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan konsep teoritis untuk mendapatkan data tentang perilaku ibu dalam pelaksanaan Pap Smear.

Data yang terkumpul diolah dengan langkah-langkah antara lain : Editing

adalah upaya untuk memeriksa1 kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan, Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian dan Persentase merupakan data yang ditabulasi diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus : P =�

� x

(41)

I. Analisa Data

(42)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa tahun 2015 terhadap 67 responden yang berkunjung ke pelayanan kesehatan puskesmas diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi karakteristik responden Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa tahun 2015 (n=67)

Karakteristik Frekuensi Presentase Usia

(43)

sedangkan jumlah SMP dan PT sama 10 orang (14,9%). Sebagian responden adalah bekerja yaitu 20 orang (29,9%) dan responden yang tidak bekerja berjumlah 47 orang (70,1%).

b. Pengetahuan tentang Pap Smear Tabel 5.3

Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang Pap Smear berdasarkan pengetahuan kategori di Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa

tahun 2015 (n=67)

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan kategori pengetahuan lebih banyak responden dengan pengetahuan tinggi yaitu 40 orang (59,7%) dibandingkan dengan kategori rendah yaitu 2 orang (3%).

Tabel 5.4

Distribusi jawaban pengetahuan responden tentang Pap Smear berdasarkan pengetahuan kategori di Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa

tahun 2015 (n=67)

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah

Benar Salah

F % F % F %

1 Apakah yang dimaksud dengan pap smear?

51 76,1 16 23,9 67 100

2 Apakah tujuannya dilakukan pap smear?

52 77,6 15 22,4 67 100

3 Siapakah yang sebaiknya mengikuti pemeriksaan pap smear?

57 85,1 10 14,9 67 100

4 Menurut ibu,kapankah pemeriksaan pap smear untuk pertama kalinya dilakukan?

57 85,1 10 14,9 67 100

5 Pemeriksaan dengan metode pap smear sebaiknya dilakukan

(44)

setiap?

6 Sebelum melakukan pap smear,ibu harus berada dalam kondisi seperti dibawah ini?

51 76,1 16 23,9 67 100

7 Bagaimanakah prosedur pemeriksaan pap smear?

50 74,6 17 25,4 67 100

8 Apakah resiko tidak dilakukan pemeriksaan pap smear?

50 74,6 17 25,4 67 100

9 Dibawah ini merupakan salah satu proses yang dapat membantu penyebaran kanker serviks melalui kecuali?

51 76,1 16 23,9 67 100

10 Menurut ibu,terdiri dari

berapakah stadium pada kanker leher rahimtersebut?

41 61,2 26 38,8 67 100

Dari tabel terlihat bahwa sebagian besar responden sebanyak 57 orang responden (85,1%) menjawab benar pada poin 3 dan poin 4 sedangkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 17 orang (25,4%) menjawab salah pada poin 7 dan poin 8.

2. Sikap tentang Pap Smear

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi sikap responden tentang Pap Smear berdasarkan sikap kategori di Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa

tahun 2015

(45)

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi sikap responden tentang Pap Smear berdasarkan sikap kategori di Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa

tahun 2015 (n=67)

No Pernyataan Jawaban Responden Jmlh

SS S R TS STS

(46)

pemeriksaan ini

Dari tabel diatas terlihat bahwa untuk pernyataan positif, mayoritas responden yaitu 30 orang (44,8%) menyatakan sangat setuju pada poin soal keempat, sedangkan 26 orang responden (38,8%) menyatakan setuju pada poin soal kedua, sebanyak 17 orang responden (25,4%) menyatakan ragu-ragu pada poin soal keempat, sebanyak 29 orang responden (43,3%) menyatakan tidak setuju pada poin soal kedua, sebanyak 2 orang responden (3,0%) menyatakan sangat tidak setuju pada poin soal keempat.

3. Tindakan tentang Pap Smear

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Pap Smear Berdasarkan Tindakan Kategori Di Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa

Tahun 2015

Sikap Frekuensi Persentase

(47)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak 28 orang (41,8%) dan yang tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak 39 orang (58,2%).

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Pap Smear Berdasarkan Tindakan Kategori Di Puskesmas Soposurung Kec. Balige Kab Tobasa

Tahun 2015 (n=67)

No Pernyataan Jawaban Responden Jumlah

Ya Tidak

f % f % f %

1 Ibu rutin datang kepuskesmas 48 71,6 19 28,4 67 100

2 Apakah ibu melakukan pemeriksaan pap smear

30 44,8 37 55,2 67 100

3 Apakah ibu melakukan rutin pemeriksaan pap smear setiap 6-12 bulan

31 46,3 36 53,7 67 100

4 Ibu datang ke puskesmas setelah 2 minggu menstruasi, pap smear dilakukan

36 53,7 31 46,3 67 100

5 Pemeriksaan pap smear dilakukan setelah menikah

34 50,7 33 49,3 67 100

6 Ibu melakukan pemeriksaan pap smear setelah ada keluhan.

37 55,2 30 44,8 67 100

7 Apakah ibu pencegahan kanker serviks selain pap smear

35 52,2 32 47,8 67 100

8 Ibu menganjurkan pemeriksaan pap smear kepada keluarga

41 61,2 26 38,8 67 100

9 Apakah ibu pernah diberi penjelasan resiko tidak dilakukan pap smear

33 49,3 34 50,7 67 100

10 Pemeriksaan pap smear disetujui suami

40 59,7 27 40,3 67 100

(48)

dilakukan sebanyak 53,7% dan yang tidak melakukan 46,3% dan 50,7% responden yang melakukan pemeriksaan pap smear dilakukan setelah menikah dan yang tidak 49,3%. Sedangkan ibu yang melakukan pemeriksaan pap smear setelah ada keluhan sebanyak 55,2% dan yang tidak melakukan 44,8%, dan 52,2% ibu yang melakukan pencegahan kanker serviks selain pap smear dan yang tidak melakukan 47,8%. Sedangkan 61,2% ibu menganjurkan pemeriksaan pap msear kepada keluarga, dan tidak melakukan sebanyak 38,8% dan 49,3% ibu pernah diberi penjelasan resiko tidak dilakukan pap smear dan yang tidak melakukan 50,7%. Ada 59,7% responden di setujui suami melakukan pemeriksaan pap smear dan yang tidak disetujui sebanyak 40,3%.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Tentang Pap Smear

Hasil penelitian dari 67 responden didapatkan 40 responden (59,7%) memiliki pengetahuan baik terhadap pemeriksaan papsmear. Menurut Notoatmodjo, (2003) pengetahuan adalah hasil “tahu”, ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pun dari orang lain.

(49)

mengenyam pendidikan SD 3 orang, SMP 10 orang, SMA 44 orang, Perguruan Tinggi 10 orang, dapat juga membantu penilaian baik tidaknya pemeriksaan tersebut dilakukan.

2. Sikap Tentang Pap Smear

Hasil penelitian dari 67 responden didapatkan hasil sikap positif 66 (98,5%). Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Seorang ibu akan sangat setuju, jika wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seks sebaiknya menjalankan pemeriksaan pap smear sebagai antisipasi terhadap timbulnya penyakit kanker leher rahim. Namun belum tentu ibu tersebut bersedia melakukan hal itu karena didorong rasa malu dan takut untuk menjalani tata cara pelaksanaannya yang bersifat pribadi sekali. Atau ibu tersebut benar benar melakukan pemeriksaan ini, jika telah merasakan adanya keluhan keluhan pada alat kelamin

3. Tindakan tentang Pap Smear

(50)
(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan umur diketahui ibu yang berkunjung ke puskesmas Soposurung yang paling banyak umur 33 tahun sebanyak 9 orang (13,4%) sedangkan kelompok ibu yang berumur 23 tahun yang paling sedikit berkunjung ke puskesmas soposurung yaitu 1 orang (1,5%). Dari tingkat pendidikan SMA sebanyak 44 orang (65.7%), perguruan tinggi sebanyak 10 orang (14,9%) dan 10 orang (14,9%) berpendidikan SMP serta 3 orang (4,5%) berpendidikan SD.

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang datang mengunjungi puskesmas soposurung diketahui sebanyak 63 orang (%) banyak mengetahui segala sesuatu berkaitan dengan Pap Smear atau terkategori berpengetahuan baik, 14 orang (%) berpengetahuan cukup baik dan 5 orang (%) yang sangat sedikit mengetahui hal yang berkaitan dengan Pap Smear.

Berdasarkan sikap ibu yang datang mengunjungi puskesmas soposurung deketahui sebanyak 71 orang (%) ibu yang mempunyai sikap positif atau termasuk kategori baik terhadap kegiatan Pap Smear dan 11 orang (%) mempunyai sikap kurang baik.

(52)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku ibu terhadap pelaksanaan pap smear di puskesmas Soposurung kecamatan Balige kabupaten Toba samosir, maka disarankan:

1. Bagi Profesi Bidan

Diharapkan kepada bidan untuk semakin peduli terhadap masyarakat agar pemeriksaan pap smear dapat terlaksana dan masyarakat juga mendapat kepuasaan terhadap pelayanan pemeriksaan pap smear oleh bidan.

2. Bagi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan seperti Akademi Kebidanan dapat membina mahasiswa sehingga menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas,agar nantinya mahasiswa mampu mengaplikasikannya dalam meningkatkan pemeriksaan pap smear di masyarakat.

3. Bagi tempat penelitian

Bagi Penanggung jawab dan para tenaga kesehatan di Puskesmas Soposurung diharapkan peningkatan upaya promosi program pap smear oleh pihak puskesmas Soposurung upaya pencegahan penyakit kanker leher rahim, dan mampu terus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat secara menyeluruh dan meningkatkan mutu pemeriksaan pap smear.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Anna,L.K.(2013).“Jumlah Penderita Kankerserviks Makin Tinggi”.Kompas (Online).http://health.kompas.com/Jumlah.Penderita.Kanker.Serviks.Makin.Tin ggi

Arikunto,suharsini,v (2010).Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta .Diakses tanggal3 November 2014

Bayu,J.(2014). “Breast Examination and Cervical Cancer Prevention (BRAVE)2014”,SeminarPLDFKUniversitas

Indonesia

Hidayat ,A,(2011). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Kumalasari, I , (2012). Kesehatan Reproduksi. Jakarta Selatan : Salemba Medika. Manuaba, I, (2005). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: EGC.

Ningrum, E, S, (2014). Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Jakarta : Trans Info Media

Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Rasidi, (2008). Kanker Serviks. Jakarta : Garda Media. Sastrosudarmo, Wh, (2012). Kanker. Jakarta : Garda Media.

(54)
(55)
(56)
(57)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

Nama : Anumi Manurung

Tempat / tanggal lahir : Simalungun, 08 Agustus 1991 Agama : Katolik

Anak ke : 1 dari 4 bersaudara Nama Ayah : P. Manurung Nama Ibu : R.Rumapea Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Alamat : Silau Laut , ASAHAN II. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1997 – 2003 : SD Negeri 0146795 Air Joman 2. Tahun 2003 – 2006 : SMP N 2 Air Joman

3. Tahun 2006 – 2009 : SMA METHODISTS 2 Kisaran

4. Tahun 2009 - 2012 : D-III Akademi Kebidanan Pemko Tebing Tinggi 5. Tahun 2014 – 2015 : Program D- IV Bidan Pendidik Fak. Keperawatan

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang Pap Smear berdasarkan
Tabel 5.5
Tabel 5.5
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Murabahah adalah akad jual beli antara lembaga keuangan dan nasabah atas suatu jenis barang tertentu dengan harga yang disepakati bersama. Lembaga keuangan akan

[r]

GEO-Cloud consists of a cloud-based Earth Observation system capable of covering the demand of highly variable services (Becedas, 2014). The GEO-Cloud architecture was

The original DFPS described in (Chen et al., 2003) calculates the optimal threshold to identify the changed and unchanged pixels in the change magnitude with the evaluation of the

[r]

Yaitu program yang digunakan untuk menerjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin agar dapat dimengerti komputer.. Perangkat

terjadi kejenuhan, yaitu tidak ditemukannya data baru dalam penelitian. Dengan demikian dianggap telah diperoleh pemahaman yang mendalam. terhadap kajian ini.

Teknologi VoIP adalah cara berkomunikasi suara ( voice ) melalui jaringan Internet, sehingga komunikasi jarak jauh SLJJ maupun SLI dapat dilakukan dengan biaya