• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

DIKKI ADILLAH SYAHPUTRA

110522056

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, ...

Tanda tangan

110522056

(3)

ABSTRAK

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas, laverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengungkapan tangung jawab sosial meliputi faktor lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia sebanyak 141 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 17 sampel dengan 51 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel profitabilitas (Return On Asset) dan variabel leverage (Debt to Asset Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial sedangkan variabel ukuran perusahaan dan variabel kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : tanggung jawab sosial perusahaan, profitabilitas, laverage, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik

(4)

ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF THE COMPANY TO THE EFFECT OF SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE OF MANUFACTURING COMPANIES

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this study is to examine and analyze the effect of profitability, laverage, firm size and public ownership of the social responsibility disclosure in companies listed in Indonesia Stock Exchange. Disclosure of social responsibility include environmental factors, energy, health and safety, labor, etc., products, community involvement, and public

The collection of secondary data in the form of financial statements of companies manufacturing is done by accessing the website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id years 2009-2011 where the total population is used as much as 141 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique where the number of samples obtained in this study were 17 samples with 51 research data. The tests used in this study is the classical assumption (normality, heteroscedasticity, autocorrelation and multicolinearity) and hypothesis testing (simultaneous test, test and test partial coefficient of determination).

The results of this study indicate that in partial profitability (Return on Assets) and variable leverage (Debt to Asset Ratio) had no significant effect on the disclosure of social responsibility while the variable firm size and public ownership variables significantly influence social responsibility disclosure. All variables simultaneously affect the social responsibility disclosure in companies listed in Indonesia Stock Exchange.

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, puji syukur kehadirat Allah SWT dengan limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Deliasman dan Ibunda H. Rodiah Simangunsong atas semua dukungan dan cinta kasih yang tiada habisnya sekaligus sebagai sumber motivasi bagi penulis.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis, khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(6)

5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA., Ak., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini. 6. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga

penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, kepada Shinta, kak Dewi, kak Ayu, bang Andi dan Ade terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, ... Penulis,

110522056

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility ) ... 12

2. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ... 14

3. Faktor – faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial ... 16

4. Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung Jawab sosial perusahaan... 18

a. Profitabilitas ... 18

b. Leverage ... 19

c. Ukuran perusahaan ... 19

d. Kepemilikan saham publik ... 20

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 26

1. Kerangka konseptual ... 26

2. Hipotesis penelitian ... 28

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 30

B. Jenis Data dan Sumber Data ... .. 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... . 30

D. Metode Pengumpulan Data ... 31

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... . 32

1. Independent variabel ... 33

2. Dependent variabel ... 34

(8)

1. Statistik deskriptif ... 35

2. Uji asumsi klasik ... 35

a. Uji normalitas ... 35

b. Uji multikolinieritas ... 36

c. Uji autokorelasi ... 36

d. Uji heteroskedastisitas ... 37

3. Analisis regresi berganda ... 38

4. Pengujian hipotesis ... 38

a. Uji simultan (uji F) ... 38

b. Uji koefisien determinasi (R2). ... 39

c. Uji parsial (uji t) ... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 41

B. Data Deskriptif ... 42

1. Statistik deskriptif ... 42

2. Uji asumsi klasik ... 43

a. Uji normalitas ... 43

b. Uji multikolinieritas ... 46

c. Uji autokorelasi... 47

d. Uji heteroskedastisitas ... 48

3. Analisis regresi ... 49

4. Pengujian hipotesis ... 50

a. Uji simultan (F-Test) ... 50

b. Uji koefisien determinasi (R2) ... 52

c. Uji parsial (t-Test) ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Keterbatasan ... 59

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(9)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test) ... 37

Tabel 4.1 Proses Seleksi Objek Penelitian ... 41

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 44

Tabel 4.4 Koefisien ... 46

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Durbin-Watson ... 47

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi ... 49

Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 51

Tabel 4.8 Analisis Koefisien Determinasi ... 53

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27

Gambar 4.1 Histogram ... 45

Gambar 4.2 Grafik Probability Plot ... 45

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi Penelitian ... 63

Lampiran ii Daftar Sampel Penelitian... 66

Lampiran iii Data Variabel Penelitian ... 67

Lampiran iv Daftar Item Pengungkapan CSR ... 70

Lampiran v Statistik Deskriptif ... 73

Lampiran vi Uji Normalitas ... 73

Lampiran vii Uji Heteroskedastisitas ... 75

Lampiran viii Analisis Regresi. ... 75

Lampiran ix Uji Autokorelasi. ... 76

Lampiran x Uji Multikolineritas ... 76

Lampiran xi Uji Koefisien Determinasi... 76

Lampiran xii Uji Simultan (Uji F ... 77

(12)

ABSTRAK

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas, laverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengungkapan tangung jawab sosial meliputi faktor lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dilakukan dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia sebanyak 141 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 17 sampel dengan 51 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolineritas) dan uji hipotesis (uji simultan, uji parsial dan uji koefisien determinasi).

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel profitabilitas (Return On Asset) dan variabel leverage (Debt to Asset Ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial sedangkan variabel ukuran perusahaan dan variabel kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Secara simultan semua variabel berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : tanggung jawab sosial perusahaan, profitabilitas, laverage, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik

(13)

ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF THE COMPANY TO THE EFFECT OF SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE OF MANUFACTURING COMPANIES

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this study is to examine and analyze the effect of profitability, laverage, firm size and public ownership of the social responsibility disclosure in companies listed in Indonesia Stock Exchange. Disclosure of social responsibility include environmental factors, energy, health and safety, labor, etc., products, community involvement, and public

The collection of secondary data in the form of financial statements of companies manufacturing is done by accessing the website Indonesia Stock Exchange www.idx.co.id years 2009-2011 where the total population is used as much as 141 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique where the number of samples obtained in this study were 17 samples with 51 research data. The tests used in this study is the classical assumption (normality, heteroscedasticity, autocorrelation and multicolinearity) and hypothesis testing (simultaneous test, test and test partial coefficient of determination).

The results of this study indicate that in partial profitability (Return on Assets) and variable leverage (Debt to Asset Ratio) had no significant effect on the disclosure of social responsibility while the variable firm size and public ownership variables significantly influence social responsibility disclosure. All variables simultaneously affect the social responsibility disclosure in companies listed in Indonesia Stock Exchange.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan masyarakat dan lingkungan, dampak dari kegiatan perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Keberadaan dan dampak dari aktivitas perusahaan sering kontradiktif dan bahkan merugikan kepentingan orang lain. Perbedaan kepentingan jika tidak ditindaklanjuti akan mempengaruhi aktivitas dan keberadaan perusahaan, oleh karena itu perusahaan seharusnya tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan, tetapi juga melihat kepentingan pihak-pihak di luar perusahaan.

Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi. Oleh karena itu dalam perkembangan sekarang ini akuntansi konvensional telah banyak dikritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas.

(15)

jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi di dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut.

Hadi (2011: 21) menyatakan “orientasi perusahaan seharusnya bergeser dari yang diorientasikan untuk shareholder (shareholder orientation) dengan bertitik tolak pada ukuran kinerja ekonomi (economic orientation) semata, ke arah kesinambungan lingkungan dan masyarakat (community) dengan memperhitungkan dampak sosial (stakeholder orientation)”. “Terjadinya pergeseran orientasi di dalam dunia bisnis dari shareholders kepada stakeholders

telah disebut sebagai penyebab munculnya isu tanggung jawab sosial perusahaan” (Indrawan, 2011).

(16)

Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas telah mengatur pelaksanaan CSR. Pengungkapan CSR juga telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 tentang pengungkapan dampak lingkungan.

Na’im dan Rakhman dalam Saputri (2011) menyatakan “pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement) merupakan isu yang paling menarik dalam dunia pasar modal”. Isu pengungkapan laporan keuangan menjadi menarik karena pengungkapan laporan keuangan adalah faktor yang signifikan dalam mencapai efisiensi pasar modal dan sarana akuntabilitas publik. Bagaimana aksi korporasi nyata berdampak pada kualitas kehidupan manusia, individu, masyarakat dan semua kehidupan di bumi ini. Fenomena inilah yang kemudian memicu munculnya wacana CSR (Corporate Social Responsibility).

(17)

dalam menyiapkan laporan CSR”.

Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin tumbuh, maka pada saat itu juga kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi, karena muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate Social Responsibility

(CSR). Banyak penelitian menemukan hubungan positif antara tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) dengan kinerja keuangan, meskipun dampaknya dalam jangka panjang. Pelaksanaan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, tetapi sebuah investasi perusahaan. CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian penting dari kegiatan organisasi. CSR didasarkan pada konsep bahwa bisnis bersifat accountable atau bertanggung jawab kepada banyak pihak atau stakeholder. Manfaat dan tujuan CSR dapat dirasakan bagi perusahaan, karyawan, masyarakat, lingkungan, serta untuk publik.

Menurut Yusuf, Eva Zhoriva dan Lesley Williams (2007, p. 242)

CSR dapat membantu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, menurunkan biaya operasinya, meningkatkan citra merek dan reputasinya, meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan, menghasilkan produktivitas dan kualitas produk yang lebih tinggi, menarik dan mempertahankan karyawan, mengakses modal, membantu memastikan keselamatan produk, serta menurunkan kewajiban legal suatu organisasi.

(18)

sumber daya diperbaharui penggunaan alat-alat manajemen lingkungan dalam perencanaan bisnis, termasuk standar eco-labeling dan manajemen lingkungan.

Tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap kepentingan pihak lain yang lebih luas dari sekedar kepentingan perusahaan saja. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merujuk pada semua hubungan antara perusahaan dengan seluruh

stakeholder, termasuk pelanggan atau costumers, karyawan, masyarakat, pemilik atau investor, pemerintah, supplier dan bahkan kompetitor. Pengembangan program sosial untuk membantu perusahaan dalam bentuk fisik, pelayanan kesehatan, pengembangan masyarakat (community development), beasiswa dan sebagainya.

(19)

masyarakat, terutama bagi orang-orang yang berada di sekitar lokasi kantor dan pabrik perusahaan. Perusahaan sangat peduli dengan masalah yang dihadapi dan dirasakan oleh masyarakat dan terus berpartisipasi dan ikut menanggulanginya.

Perusahaan lain dapat dilihat dari komitmen utama Indofood Sukses Makmur Tbk dalam membantu masyarakat dan memberikan kontribusi optimal kepada masyarakat. Indofood percaya bahwa pendidikan merupakan elemen kunci dalam membangun sumber daya manusia untuk pembangunan berkelanjutan suatu bangsa. Perhatian Indofood pada pengembangan pendidikan jangka panjang diwujudkan pada tahun 2007 melalui berbagai program formal dan informal bagi siswa dan guru. Indofood menyediakan sekolah berkualitas di daerah perkebunan Indofood untuk memastikan bahwa anak-anak karyawan dan masyarakat di sekitar Indofood dapat memperoleh pendidikan yang bermutu. Indofood selalu hadir untuk memberikan banyak bantuan yang dibutuhkan kepada orang-orang yang terkena bencana alam. Indofood membangun berbagai pusat bantuan di Jakarta dan Sumatera Barat untuk membantu korban banjir dan gempa bumi di kedua daerah tersebut. Indofood menyediakan makanan dan melaksanakan operasi fumigasi serta berbagai kegiatan kesehatan lainnya untuk mengatasi risiko penyakit menular seperti demam berdarah.

(20)

kebutuhan perusahaan, serta melibatkan masyarakat dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit melalui kemitraan, mengembangkan kebun masyarakat melalui program revitalisasi pemerintah dan melibatkan masyarakat di TBS dengan menyewa truk angkutan milik masyarakat sebelum digunakan untuk mengangkut kayu. Program Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen besar untuk perusahaan.

Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik. Karakterisitik perusahaan dalam pengungkapan tanggung jawab sosial dalam kegiatan perusahaan, merupakan latar belakang yang sangat penting.

(21)

bahwa variabel struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sosial dalam laporan tahunan”. Menurut Saputri (2011), “menunjukan bahwa variabel tingkat leverage berpengaruh negatif sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Menurut Sari (2012), “menunjukan bahwa variabel tipe industri, tingkat leverage, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam pada perusahaan manufaktur”. Menurut Politon (2013), “menunjukan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur”. Berdasarkan perbedaan penelitian-penelitian di atas penelitian ini bermaksud untuk melakukan penelitian kembali dan memastikan apakah kinerja keuangan yaitu profitabilitas,

(22)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan skripsi yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial?

2. Apakah leverage berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial?

4. Apakah kepemilikan saham publik berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial?

5. Apakah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh bukti empiris apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

2. Memperoleh bukti empiris apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

(23)

4. Memperoleh bukti empiris apakah kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

5. Memperoleh bukti empiris apakah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik terkonsentrasi terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti tetapi juga bermanfaat bagi perusahaan dan pihak lain.

1. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis dalam bidang akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan mengenai pentingnya pengaruh karakteritik perusahaan perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi pihak lain

(24)
(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility)

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stockholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan permasalahan sosial dan lingkungan dalam interaksinya dengan pemangku kepentingan secara sukarela.

(26)

mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Tanggung jawab sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan.

Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham (shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Adapun tujuan dari CSR adalah :

a. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik,

b. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial,

c. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

(27)

CSR adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan etika keperilakuan (behavioural ethics) dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development), bekerja dengan para karyawan dan keluarganya, masyarakat setempat dan masyarakat secara luas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.

2. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) adalah agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu. Penerapan CSR dapat diungkapkan perusahaan dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan tanggung jawab sosial perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan.

(28)

perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, “pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan”. Ada beberapa alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya secara sukarela.

a. Internal decision making. Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan.Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.

(29)

c. Enlightened self interest. Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. Menurut Saputri (2011),

Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya biaya sosial (social cost) yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan menimbulkan manfaat sosial (social benefit).

3. Faktor – faktor pelaporan pengungkapan tanggung jawab sosial Menurut Saputri (2011),

Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Adapun ungkapan yang pertama adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu Negara. Ungkapan yang kedua adalah ungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.

Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

(30)

berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial. Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan pertanggungjawaban sosialnya.

Dalam menyusun dan mengungkapkan informasi tentang aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan diidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan, yaitu sebagai berikut :

a. Lingkungan

Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup dan pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan.

b. Energi

Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan efisiensi terhadap produk perusahaan dan konservasi energi, efisien energi.

c. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja

(31)

menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja.

d. Lain-lain tentang tenaga kerja

Tanggung jawab sosial lain-lain tentang tenaga kerja meliputi antara lain mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan, persentasi gaji untuk pensiun, jumlah staf, rencana pembagian keuntungan, program untuk kemajuan dan lain-lain.

4. Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

Karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial diproksikan kedalam profitabilitas, tingkat leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik.

a. Profitabilitas

“Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders equity)” (Raharjaputra, 2009: 205). Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Pian KS (2010),

paling baik diekspresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaanmemperoleh laba. Selain itu tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas corporate social responsibility disclosure.

(32)

yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

b. Leverage

Leverage mencerminkan risiko keuangan perusahaan karena dapat menggambarkan struktur modal perusahaan dan mengetahui resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi leverage suatu perusahaan, maka perusahaan memiliki risiko keuangan yang tinggi sehingga menjadi sorotan dari para

debtholders. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung ingin melaporkan laba lebih tinggi agar dapat mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang.

Anggraini (2006) menyatakan bahwa “semakin tinggi tingkat leverage

(rasio utang/ ekuitas) semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Perusahaan akan mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial”.

c. Ukuran perusahaan (size)

(33)

merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas.

d. Kepemilikan saham publik

Anggraini (2006) menemukan hubungan signifikan antara persentase kepemilikan saham dengan pengungkapan informasi sosial. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Persentase jumlah saham ini dapat dilihat dalam annual report. Kepemilikan saham adalah kekuasaan seseorang atau suatu kelompok yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sejumlah saham yang dimiliki secara eksklusif terhadap suatu perusahaan dan menggunakannya untuk tujuan pribadi.

Rasio kepemilikan saham publik yang tinggi diprediksikan akan melakukan tingkat pengungkapan sosial yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

(34)
[image:34.595.110.515.110.755.2]

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No

Nama dan Tahun Penelitian

Variable Penelitian Hasil Penelitian

1. Sembiring (2005)

Variabel Independen : Ukuran perusahaan, tipe industri (profile), ukuran dewan komisaris,

profitabilitas, tingkat

leverage.

Variabel Dependen : Pengungkapan tanggung jawab sosial.

Variabel ukuran perusahaan, tipe industri, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif sedangkan profitabilitas, tingkat leverage

berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di BEJ.

2. Romasita (2007)

Variabel Independen: Persentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan (size), profitabilitas.

Variabel Dependen: Pengungkapan informasi lingkungan.

Menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

3. Sitepu (2008)

Variabel Independen: Ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas.

Variabel Dependen : Pengungkapan informasi sosial.

Ukuran dewan komisaris, tingkat

leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

4. Marpaung (2010)

Variabel Independen: Kepemilikan saham, tingkat leverage,

profitabilitas, size, ukuran perusahaan. Variabel Dependen:

Variabel struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage

(35)

Pengungkapan sosial. laporan tahunan. 5. Saputri

(2011)

Variabel Independen : Profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan (size), kepemilikan saham publik.

Variabel Independen : Pengungkapan tanggung jawab sosial.

Variabel profitabilitas, leverage,

ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik secara simultan

berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.

6. Sari (2012)

Variabel Independen : Tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage, dan pertumbuhan perusahaan (growth) Variabel Dependen : Pengungkapan tanggung jawab sosial.

Variabel tipe industri, ukuran

perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap CSRD, sedangkan leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. 7. Politon

(2013)

Variabel Independen : Ukuran perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris,

leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing.

Variabel Dependen : Pengungkapan tanggung jawab sosial.

Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur.

1. Eddy Rismanda Sembiring (2005)

(36)

tahun 2002.Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan ukuran perusahaan, tipe industri, ukuran dewan komisaris berpengaruh positif sedangkan profitabilitas, tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

2. Hardhina Rosmasita (2007)

Hardhina Rosmasita (2007) dengan judul penelitian ” Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah presentase kepemilikan manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan (Size), profitabilitas, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan informasi lingkungan. Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa laporan keuangan tahun 2004-2005. Uji yang digunakan dalam penelitian adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur.

3. Andre Christian Sitepu (2008)

(37)

komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan sosial. Data yang digunakan adalah berupa laporan keuangan pada tahun 2007. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

4. Anggita Zoraya Marpaung (2010)

Anggita Zoraya Marpaung (2010) dengan judul penelitian ” Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan”. Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan saham, tingkat leverage, profitabilitas, size, ukuran perusahaan, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan sosial. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2006-2008. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh negatif sedangkan tingkat leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan.

5. Ririn Saputri (2011)

(38)

yang digunakan adalah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham public sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2007-2009. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik berpengaruh positif sedangkan tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur.

6. Rizkia Anggita Sari (2012)

Rizkia Anggita Sari (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan tipe industri (profile), ukuran perusahaan (size), profitabilitas, leverage

dan pertumbuhan perusahaan (growth) sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2008-2010. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap CSRD, sedangkan

leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSRD. 7. Sontry Oktaviana Politon (2013)

(39)

Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Go Public”. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan (size), profitabilitas, tipe perusahaan (profile), ukuran dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility Disclosure). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan 2010-2011. Uji yang digunakan adalah uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan ukuran perusahaan, profitabilitas, tipe industri, dewan komisaris, leverage, kepemilikan institusional, kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka konseptual

(40)
[image:40.595.118.531.115.287.2]

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar diatas merupakan kerangka konseptual yang merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor- faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Model yang terdiri dari Profitabilitas, financial leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik yang merupakan variabel X, memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Kerangka Konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel- variabel penelitian yaitu dengan variabel terikat.

Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi kepentingannya sendiri, tapi juga harus memberi manfaat bagi stakeholder. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage

yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan

Ukuran perusahaan (X3) Profitabilitas (X1)

Financial leverage (X2)

Kepemilikan saham publik (X4)

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

(41)

laba sekarang lebih tinggi oleh karena itu perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah.

Size perusahaan diukur melalui total aktivanya, apabila jumlah aktivanya besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar. Semakin besar perusahaan maka semakin luas pengungkapan sosialnya. Publik sebagai salah satu

stakeholder juga wajib mengetahui tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh satuan perusahaan. Sebagai salah satu stakeholder, peran publik sebagai pemegang saham bisa menjadi salah satu dorongan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham oleh publik dalam suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.

2. Hipotesis penelitian

Menurut Erlina dan Mulyani (2007) hipotesis merupakan “proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris, dan hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi”. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tangugung jawab sosial perusahaan manufaktur.

H2 : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur.

(42)

tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur.

H4 : Kepemilikan Saham Publik berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2006) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2009 sampai dengan 2011. Data penelitian diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), situs Bursa Efek Indonesia,

C. Populasi dan Sampel Penelitian

(44)

berjumlah 141 perusahaan manufaktur. Populasi penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1. Menurut Erlina dan Sri Mulyani (2007), “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004) Purposive sampling adalah “teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Sampel penelitian ini berjumlah 17 perusahaan manufaktur. Sampel Perusahaan dapat dilihat pada lampiran 2. Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009- 2011.

2. Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel memiliki aset 3 triliun – 200 triliun yang terdaftar di BEI.

3. Tidak delisting pada periode pengamatan. 4. Memiliki laporan CSR.

D. Metode Pengumpulan Data

(45)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi opersional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahaan atau timbulnya variabel dependen (terikat) atau variabel lainnya (Sugiyono, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan (size), kepemilikan saham publik.

2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial.

[image:45.595.102.522.583.751.2]

Definisi operasional pada penelitian ini dapat dilihat secara jelas pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Item Definisi Pengukuran Skala

Independen Profitabilitas (ROA) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham Profit After Income Tax Total Assets Rasio Leverage (DAR) Kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka panjangnya ����������������

(46)

1. Independent variable (variabel bebas) a. Profitabilitas

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) adalah rasio antara laba bersih terhadap total aset.

��� = ���������ℎ������ℎ����� ����������� b. Tingkat leverage

Leverage operasi perusahaan, menggunakan Debt to Asset Ratio yaitu rasio yang

mengukur total kewajiban terhadap modal sendiri (shareholders equity).

����������������= �������������� ����������� c. Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diproksikan dengan log natural total aset, tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara ukuran

Size

Ukuran Perusahaan Ukuran

perusahaan dapat dilihat dari LN total aktiva yang dimiliki perusahaan Rasio Kepemilikan saham pubik Kepemilikan saham dari publik secara umum terhadap perusahaan

Persentase

saham publik Rasio

Dependen

Indeks

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

(47)

perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga data total aset dapat terdistribusi normal.

���� = ���������� (���������)

d. Kepemilikan saham publik

Kepemilikan manajemen diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham yang dimiliki masyarakat (publik).

% �������������ℎ��������= �����ℎ��ℎ�������� �����ℎ��ℎ�������������

2. Dependent variable ( variabel terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.

Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0 dan apabila item informasi ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 1. Metode ini sering dinamakan checklist data.

(48)

F. Metode Analisis Data 1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif didefinisikan merupakan suatu metode dalam mengorganisis dan menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain: frekuensi, tendensi sentral (mean, median dan modus), dispersi (standar deviasi dan varian) dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2005).

2. Uji asumsi klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

a. Uji normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis grafik dan statistik.

(49)

data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal.

Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji

Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Uji multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas, dapat dilakukan dengan cara:

1) nilai R2 pada estimasi model regresi,

2) menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen,

3) menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.

c. Uji autokorelasi

(50)

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-Test).

Tabel 3.2

Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ( DW-Test)

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada auto korelasi positif Tolak 0 < d <dl Tidak ada auto korelasi positif No Decision dl < d < du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 - du < d < 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 – du

d. Uji heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2005),

uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.

Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan:

1) titik – titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0, 2) titik – titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja,

3) penyebaran titik – titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar,

(51)

3. Analisis regresi berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple liner regresion) adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Dimana :

Y = pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan X1 = return on asset (ROA)

X2 = debt to asset ratio (DAR) X3 = ukuran perusahaan (SIZE)

X4 = kepemilikan saham publik (KSP) a = Konstanta

b1,b2, b3,b4 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen e = Faktor error

4. Pengujian hipotesis

Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Uji simultan (Uji F)

(52)

dependen. Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau

penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

1) Jika Fhitung < Ftabel, pada α > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan keempat variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen,

2) Jika Fhitung > Ftabel, pada α < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara simultan keempat variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.

c. Uji parsial (Uji t)

Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).

(53)

1) Jika t-hitung < t-tabel, pada α > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen,

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai 2011. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain. Selain itu, sektor ini merupakan sektor yang memiliki cakupan stakeholder paling luas yang meliputi investor, kreditor, pemerintah, dan lingkungan sosial sehingga perlu melakukan pengungkapan informasi sosial. Penelitian ini berfokus pada sektor manufaktur dikarenakan untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda antara suatu sektor industri yang satu dengan yang lain.

[image:54.595.118.497.637.742.2]

Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Objek penelitian dipilih bagi perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011, aset 3 triliun sampai 200 triliun, tidak delisting pada periode pengamatan, dan memiliki laporan CSR. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 17 perusahaan manufaktur sebagai berikut :

Tabel 4.1 Proses Seleksi Objek Penelitian

Keterangan Jumlah Data

Terdaftar di BEI tahun 2009-2011 141 Aset 3 triliun – 200 triliun terdaftar di BEI 18 Tidak delisting pada periode 2009-2011 141

Melaporkan CSR di annual report 107

Jumlah sampel 17

(55)

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

[image:55.595.97.539.472.645.2]

Variabel penelitian terdiri dari Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Publik sebagai variabel bebas (independent variabel) dan Tanggung Jawab Sosial (CSR) sebagai variabel terikat (dependent variabe). Statistik deskriptif dari variabel tersebut selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitbilitas 51 .58 41.62 15.5122 10.98887

Leverage 51 13.32 69.91 43.4441 15.50118

Ukuran_Perusahaan 51 1565.00 153521.00 17875.2941 28224.40499 Kepemilikan_Saham_Publik 51 .26 55.30 28.4669 18.63748

CSR 51 .06 .57 .2688 .15641

Valid N (listwise) 51 Sumber : Output SPSS

Berdasarkan data dari tabel 4.2 dapat dijelaskan sebagai berikut :

(56)

b. Variabel leverage memiliki nilai minimum 13.32, nilai maksimum 69.91 ,

mean (nilai rata-rata) 43.4441 dan standar deviasi (simpang baku) 15.50118.

c. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 1565.00, nilai maksimum 153521.00, mean (nilai rata-rata) 17875.2941 dan standar deviasi (simpang baku) 28224.40499.

d. Variabel kepemilikan saham publik memiliki nilai minimum 0.26, nilai maksimum 55.30, mean 28.4669, dan standar deviasi (simpang baku)18.63748.

e. Variabel indeks CSR memiliki nilai minimum 0.6, nilai maksimum 0.57,

mean (nilai rata-rata) 0.2688 dan standar deviasi (simpang baku) 0.15641. 2. Uji asumsi klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis statistik dengan menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisis grafik yang terdiri dari histogram dan normal probability plot.

(57)

1) Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka signifikan >

signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.

2) Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung(1,96) atau angka signifikansi <

signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

[image:57.595.154.467.237.488.2]

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 51

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .12991465 Most Extreme

Differences

Absolute .137

Positive .137

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z .979

Asymp. Sig. (2-tailed) .293

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber: Output SPSS

(58)

Gambar 4.1

[image:58.595.170.449.167.427.2]

Uji Normalitas (Histogram) Lampiran vi

Gambar 4.2

[image:58.595.179.457.476.696.2]
(59)

Pada grafik histogram tampak bahwa residual terdistribusi secara normal dan tidak menceng ke kanan atau ke kiri. Pada grafik normal probability plot,

tampak titik–titik menyebar dan mendekati garis diagonalnya.. b. Uji multikolinieritas

[image:59.595.154.472.414.604.2]

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidakya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Tabel 4.4 Koefisien Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 Profitabilitas .902 1.108

Leverage .895 1.117

Ukuran_Perusahaan .863 1.159

Kepemilikan_Saham _Publik .850 1.177 a. Dependent Variable: CSR

Sumber: Output SPSS

(60)

c. Uji autokorelasi

[image:60.595.130.494.306.491.2]

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-Test). Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Statistik Durbin-Watson Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .557a .310 .250 .13545 2.260

a. Predictors: (Constant), Kepemilikan_Saham_Publik,

Leverage, Profitabilitas, Ukuran_Perusahaan b. Dependent Variable: CSR

Sumber : Output SPSS

(61)

2.2785). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi, sehingga pengujian dapat dilanjutkan.

d. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat, dalam hal ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) , yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

[image:61.595.130.507.420.700.2]

Gambar 4.3

(62)

Grafik di atas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari persebaran titik-titik yang terjadi secara tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka nol sumbu Y. Dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dan pengujian dapat dilanjutkan.

3. Analisis

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Proses Seleksi Objek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

IV.14 Hasil Uji Cox &amp; Snell’s R Square dan Nagelkerke‘s R Square Karakteristik Kepala Keluarga .... commit

[r]

Tanaman yang bermikoriza menurut Rungkat (2009), biasanya tumbuh lebih baik daripada tanaman yang tidak bermikoriza. Mikoriza memiliki peranan bagi pertumbuhan dan

ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan. Dalam Penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji karakteristik pribadi,

Petunjuk umum untuk menentukan probabilitas ini dapat diperoleh dari laporan hasil penelitian tentang insiden bendungan terhadap 81 contoh bendungan urugan di Amerika Serikat,

Berdasarkan analisis regresi linear berganda, penggunaan jilbab, lingkar pinggang dan konsumsi susu berpengaruh signifikan (R 2 =0.623) terhadap status serum

Untuk bisa melakukan seleksi materi yang akan digunakan dalam portofolio tergantung pada beberapa hal berikut: tujuan (menunjukkan hasil karya terbaik atau proses belajar),

• From a broader perspective, operating exposure is not just the sensitivity of a firm’s future cash flows to unexpected changes in foreign exchange rates, but also to its