• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development Dalam Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Wawancara

Penerapan Prinsip-prinsip Community Development dalam Pelaksanaan Program Usaha Pendapatan Keluarga Sejahtera Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

Nama : Simon J V Silaen NIM : 120902037

A. Karekteristik Identitas Informan

A.1 Informan Utama Identitas Informan

a. Nama :

b. Jenis Kelamin : c. Tempat / tanggal lahir :

d. Umur :

e. Alamat :

f. Status pernikahan :

g. Suku :

h. Agama :

(2)

A.2Pertanyaan untuk informan utama

1. Apa yang anda ketahui mengenai program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

2. Sudah berapa lama anda menjadi anggota kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

3. Apa kegiatan keseharian anda sebelum menjadi anggota kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

4. Apa yang membuat anda tertarik ikut menjadi anggota kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

5. Apa saja kegiatan – kegiatan rutin yang dilakukan dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ini ?

6. Apakah anda mengetahui tujuan umum dari dibentuknya kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

7. Apakah anda mengetahui tujuan khusus dari dibentuknya kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

8. Apakah anda mengetahui program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) merupakan program pengembangan masyarakat ( community development )?

9. Apakah anda mengetahui mengenai Pengembangan Masyarakat ( community development ) ?

(3)

11.Menurut anda apakah penting diterapkannya prinsip – prinsip pengembangan masyarakat ( community development ) ?

12.Bagaimana penerapan prinsip – prinsip pengembangan masyarakat ( community development ) dalam kelompok ini guna mendapatkan tujuan khusus dari di bentuk nya kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

13.Apakah ada peran pendamping kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) dalam menerapkan prinsip – prinsip pengembangan masyarakat ( community development ) guna mendapatkan tujuan khusus dibentuknya kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

14.Apakah dengan diterapkannya prinsip- prinsip pengembangan masyarakat lebih memudahkan anda mencapai tujuan di bentuknya kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

15.Adakah kendala dalam menerapkan prinsip- prinsip pengembangan masyarakat dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ini ?

(4)

B. Karekteristik Identitas Informan B.1Informan Kunci

Identitas Informan

a. Nama :

b. Jenis Kelamin :

c. Umur :

d. Alamat :

e. Status pernikahan :

f. Suku :

g. Agama :

(5)

B. 2 Pertanyaan untuk informan kunci

1. Apakah anda mengetahui program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ?

2. Berapa jumlah anggota kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) yang anda damping ?

3. Bagaimana minat masyarakat untuk ikut serta dalam program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) di Kecamatan Medan Helvetia ini ?

4. Apakah anda memiliki pengalaman dalam bidang pendampingan kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ? 5. Bagaimana hubungan pendamping kelompok dengan para anggota

kelompok UPPKS?

6. Berapa jumlah pendamping kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) pada Kecamatan Medan Helvetia ini ?

7. Apakah prinsip- prinsip pengembangan masyarakat ( community development ) yang dilaksanakan pada kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) sudah berjalan dengan baik ? 8. Menurut saudara, Apakah dengan diterapkan nya prinsip – prinsip

(6)

9. Apakah ada hambatan yang dijumpai dalam menerapkan prinsip – prinsip pengembangan masyarakat ( community development ) dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) yang ada ? 10.Bagaimana perkembangan anggota kelompok yang mengikuti program

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ( UPPKS ) ini ?

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Said Zaina.2004. Kebijakan Publik ,Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007.Program Pemberdayaan

Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok UPPKS.

Departemen Sosial.2007. Pemberdayaan Masyarakat Indonesia.

Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan. Grasindo Monoratama

Siagian, Matias.2011. Metode Penelitian Sosial ( Pedoman Praktis Penelitian Bidang

Ilmu-ilmuSosial dan Kesehatan). Medan. Grasindo Monoratama.

Subagus & Meirida, Djusani.2007. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Melalui Kelompok UPPKS komitmen BKKBN selama tiga dekade. Direktorat

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.

Subarsono, AG.2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suharto, Edi. 2009. Membangun Masyarakat memberdayakan Rakyat, Kajian

StrategiPembangunan kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.PT. Refika

Aditama. Bandung.

Suharto, Edi 2002.Pendampingan Sosial dalam Pengembangan Masyarakat.Jakarta: Pusdiklat Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat Depsos RI.

(8)

Tangklisan, Hesel. N. S 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Zubaedi.2013. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Sumber lain:

Database online UPPKS Provinsi Sumatera Utara tahun 2015

http://www.mochtar.com/wpcontent/upload/2015/09/kewenangan-pusat-dan-daerah-dalam-pembangunan-daerah-di era otonomi diakses pada 27 maret 2016 pukul 14:30.

http://www.hukumpedia.com/index.php?title=Pemutusan_hubungan_kerja_% 28PHK%29di akses pada 27 maret 2016 pukul 10.00 wib.

http://www.medanmagazine.com/penduduk-miskin-di-sumatera-utara-mencapai-1-421-400-jiwa/ di akses pada 28 maret 2016 pukul 11.40 wib.

http://www.indopos.co.id/idex.php/arsip-berita-nasional/34-beritanasional/8647-bkkbn-targetkan-83500-kelompok-uppks.html,di akses 30 maret 2016 pukul 18:10wib

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011: 52).Melalui penelitian penulis ingin membuat gambaran menyeluruh tentang bagaimanapenerapan prinsip-prinsip community development (pengembangan masyarakat) dalam pelaksanaan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di lakukan di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena Kecamatan Medan Helvetia merupakan salah satu daerah peserta program UPPKS yang masyarakatnya turut aktif dalam pelaksanaan program tersebut khususnya kaum perempuan akseptor KB sekaligus sebagai anggota dalam kegiatan pemberdayaan.Kecamatan Medan Helvetia juga merupakan salah satu kecamatan dengan peserta terbanyak untuk pelaksanaan program UPPKS di Kota Medan dan lokasinya yang mudah di jangkau sehingga peneliti tertarik untuk mendapatkan secara langsung penerapan prinsip-prinsip

community development (pengembangan masyarakat) dalam peleksanaan program

(10)

Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diobservasi dan diwawancarai sesuai dengan tujuan peneliti untuk memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto & Sutinah, 2005: 171-172). Orang-orang yang dapat dijadikan sebagai informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian.Adapun informan dalam penelitian ini meliputi informan utama, informan kunci.

3.3.1 Informan Utama

Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial dengan memberikan dampak terhadap permasalahan tersebut (Suyatno & Sutinah, 2005: 171-172). Informan utama dalam penelitian ini adalah 5orang yangmenjadi peserta/anggota kelompok UPPKS di kecamatan Medan Helvetia kota Medan.

3.3.2 Informan Kunci

Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian (Suyatno & Sutinah, 2005: 171-172). Informan kunci dalam penelitian ini adalahkoordinator PLKB Program UPPKS yang mendampingi masyarakat di kecamatan Medan Helvetia kota Medan yang berjumlah 1 orang dan 2 orang PLKB di tingkat kelurahan.

(11)

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan infornasi yang dibutuhkan sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui :

a. Studi kepustakaan, yaitu proses memperoleh data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal dan karya tulis lainnya.

b. Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. (Siagian, 2011:206)

3.4Teknik Analisis Data

(12)

yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam satu kesatuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefinisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2004:247).

Setiap data dari informasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian berupa catatan lapangan berupa data utama dari hasil wawancara maupun data penunjang lainnya dilakukan analisis data, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu analisis data yang baik dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini.

(13)

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah

Kecamatan Medan Helvetia adalah salah satu dari 21 kecamatan yang berada di Wilayah Kota Medan memiliki luas ± 1.156.147 Ha dan merupakan pecahan dari Kecamatan Medan Sunggal.

Sebelum menjadi kecamatan defenitif terlebih dahulu melalui proses Kecamatan Perwakilan. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/1991 tanggal 05 Pebruari 1991 dan Keputusan Walikota Medan Nomor : 138/595/SK/1991 tanggal 20 Meret 1991 dirubah namanya menjadi Perwakilan Kecamatan Medan Helvetia dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 50 Tahun 1991 didevinitifkan menjadi kecamatan Medan Helvetia yang diresmikan pada tanggal 31 Oktober 1991 yang terdiri atas 7 (tujuh) Kelurahan yaitu : Kelurahan Helvetia, Helvetia Tengah, Helvetia Timur, Dwi Kora, Cinta Damai, Tanjung Gusta dan Sei Sikambing C-II. Adapun Wilayah-wilayah yang berdekatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Helvetia adalah :

- Sebelah Utara : Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang - Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Sunggal

- Sebelah Timur : Kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah - Sebelah Barat : Kecamatan Sunggal Kab Deli Serdang

(14)

Tanjung Gusta dengan luas 220 Ha disusul Kelurahan Dwi Kora seluas 200 Ha, Helvetia Timur dengan luas 182,25 Ha, Kelurahan Cinta Damai 180 Ha, Helvetia Tengah 150 Ha, Kelurahan Helvetia dengan luas 125 Ha,dan sedangkan yang terkecil adalah Kelurahan Sei Sikambing C-II dengan luas 98.90 Ha.

4.2 Keadaan Demografi 4.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk sesuai dengan hasil registrasi penduduk Kelurahan Tahun 2015 ada kenaikan jumlah penduduk di Kecamatan Medan Helvetia dari tahun – tahun sebelumnya. Pada bulan Desember tahun 215 jumlah penduduk yang teregritasi berjumlah 163.450 jiwa yang terdiri dari laki-laki 81.2403 jiwa dan perempuan 82.207 jiwa.

Berikut ini tabel perkembangan penduduk Kecamatan Medan Helvetia dari Tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2012 - 2015

Tahun Jumlah Penduduk

2012 161755 jiwa

2013 162379 jiwa

2014 162871 jiwa

(15)
[image:15.612.139.503.107.408.2]

Tabel 4. 2

Keadaan Penduduk Kecamatan Medan Helvetia Bulan Desember 2015

NO KELURAHAN

PRIBUMI KETURUNAN WNA

L+P

L P L P L P

1 Helvetia 7.737 8.483 52 74 0 0 16.346 2 Helvetia Tengah 18.412 18.745 64 79 0 0 37.300 3 Helvetia Timur 12.919 12.580 501 550 0 0 26.550 4 Tanjung Gusta 11.642 11.524 34 83 0 0 23.283 5 Cinta Damai 9.129 9.355 983 982 0 0 20.449 6 Dwi Kora 11.264 11.424 406 308 0 0 23.402 7 Sei Sikambing C-II 7.899 7.730 201 290 0 0 16.120 Jumlah 79.002 79.841 2.241 2.366 0 0 163.450

Sumber : data Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan data yang tersaji dalam tabel penyebaran penduduk yang paling banyak itu terdapat di wilayah kelurahan helvetia tengah.

4.2.2 Tenaga Kerja

(16)

4.2.3 Agama

Mayoritas penduduk di Kecamatan Medan Helvetia ini pada tahun 2010 beragama Islam berjumlah 107.014 jiwa (65,47%), sedangkan Protestan 46.592 jiwa (28,51%), Katolik 5.653 jiwa (3,46%), Hindu 420 jiwa (0,26%), dan Budha 3.771 jiwa (2.31%).

4.2.4 Suku

Penduduk Kecamatan Medan Helvetia cukup heterogen, terbukti dengan banyaknya suku/etnis yang hidup dan tinggal di wilayah Kecamatan Medan Helvetia ini. Adapun suku bangsa yang terbesar adalah Suku Jawa dengan jumlah 56.267 jiwa (34.42 %), disusul Suku dari Tapanuli Utara 42952 jiwa (26,28 %),Mandailing 14813 jiwa (9,06 %), Melayu 12876 jiwa ( 7,88 %), Karo 10511 jiwa (6,43 %), Aceh 8899 jiwa (5,44 %), Minang 8745 jiwa (5,35 %), Dairi 3780 jiwa (2.31 %), dan suku lainnya sebesar 2.82 %.

4.3 Prasarana dan Fasilitas

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk pencapaian suatu kegiatan pembangunan. Suatu rencana yang di susun dengan baik tanpa di dukung sarana dan prasarana yang baik dan memadai, maka tujuan dari perencanaan suatu program atau kegiatan kemasyarakatan akan sulit tercapai.

4.3.1 Sarana Pendidikan

(17)

4.3.2. Sarana Kesehatan

Untuk mendukung kesehatan masyarakat Kecamatan Medan Helvetia,maka di daerah ini terdapat 4 Puskesmas, 5 Poliklinik, dan 7 Rumah sakit.\

4.3.3 Sarana Olahraga

Kecamatan medan Helvetia didukung dengan sarana olahraga yang memungkinkan masyarakat untuk dapat menikmati fasilitas olahraga seperti : lapangan sepak bola, kolam renang, lapangan bulu tangkis , dan lapangan vooley.

4.3.4 Sarana Peribadatan

Dalam hal peribadatan, karena mayoritas penduduk Kecamatan Medan Helvetia memeluk agama Islam, maka terdapat sebanyak 51 mesjid, 20 musholla, dan 31 gereja.

4.3.5 Sarana Jalan

(18)

4.4 Stuktur Organisasi

Dalam mendukung jalannya pemerintahan perlu struktur organisasi baik secara internal maupun eksternal. Berikut struktur organisasi yang terdapat di Kecamatan medan Helvetia Kota Medan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, tidak terlepas dari unsur Muspika serta instansi vertikal dan lintas sektoral sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah,dalam hal ini meliputi : CAMAT MEDAN HELVETIA SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KASUBBAG PENRAM KASUBBAG UMUM KASUBBAG UMUM KASI PEMERINTAHAN

KASI KESSOS KASI TRANTIB KASI PMK

(19)

• Koramil 07/MT

• Kapolsekta Medan Helvetia

• Kacabdiknas

• Puskesmas/Puskesmas Pembantu

• Kantor Urusan Agama

• Pengawas PLKB

• Mantri Statistik

• PPL Pertanian

Dalam pendampingan kelompok-kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kecamatan Medan Helvetia di tangani langsung oleh pengawas PLKB di tingkat kecamatan dan Pengawas PLKB di tingkat Kelurahan.

4.5 Program Kegiatan Kecamatan 4.5.1 Bidang Pemerintahan

Dalam pelaksanaan tugas Camat sehari-hari yang sangat menonjol dihadapi adalah di bidang pemerintahan yang meliputi :

1. Pelayanan administrasi kependudukan

(20)

warga masyarakat khususnya bagi yang telah terdaftar sebagai penduduk di Kecamatan.Medan Helvetia.

Sebagaimana diprogramkan bahwa pemrosessan KTP dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja namun Pemerintah Kecamatan.Medan Helvetia berupaya untuk mempersingkat waktu dengan mengupayakan dalam waktu 2 (dua) hari kerja dan khusus bagi warga masyarakat yang sangat mendesak membutuhkan KTP/KK dengan berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan Kota Medan dapat diselesaikan dalam waktu yang relative singkat.

Kunci keberhasilan Camat dalam menjalankan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Pemerintah Kota yang dalam hal ini Walikota Medan adalah dilihat dari keberhasilan di bidang Pemerintahan khususnya pelayanan, administrasi kependudukan.

Disamping pelayanan KTP dan KRT masih banyak lagi jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan antara lain :

• Surat Keterangan Pindah Keluar

• Surat Keterangan Pindah Datang

• Surat Keterangan Kelahiran

• Surat Keterangan Kematian

• Surat Keterangan Perubahan Status Kewarganegaraan (SKPSK)

(21)

4.5.2 Bidang Pembangunan

Kecamatan Medan Helvetia dengan luas areal kurang lebih 1.156.147 Ha perlu dikelola dengan manajemen yang baik sehingga pemerataan pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Hal ini telah diprogramkan oleh Pemerintah Kecamatan Medan Helvetia antara lain : pembangunan jalan secara berkelanjutan melalui usulan proyek pembangunan pada setiap tahun anggaran.

1. Proyek-proyek yang bersumber dari Anggaran Pemerintah Kota Pembinaan masyarakat di bidang usaha ekonomi kecil dan menengah, kebersihan lingkungan yang selalu mengacu kepada Program Pemerintah Kota Medan, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan meningkatkan pendapatan perkapita penduduk lebih dahulu, mengurangi angka pengangguran, meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat (SDM) melalui penyuluhan-penyuluhan, mengurangi kenakalan remaja dan lain-lain tujuannya adalah pembangunan masyarakat Kecamatan Medan Helvetia seutuhnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk lebih jelasnya pembangunan yang telah dilaksanakan selama Tahun 2010 yang merupakan realisasi usulan proyek pembangunan pada tahun 2009 sumber dana APBD Kota Medan serta partisipasi masyarakat Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2010.

2. Proyek-proyek yang bersumber dari swadaya masyarakat

(22)

Kecamatan Medan Helvetiayang tertuang dalam berbagai proyek/ pembangunan.

4.5.3 Bidang Kemasyarakatan

Adapun program pembinaan kemasyarakatan yang dilakukan pihak Pemerintah Kecamatan Medan Helvetia adalah sebagai berikut :

1.Kesehatan

a. Bekerjasama dengan pimpinan puskesmas untuk mengaktifkan posyandu-posyandu yang ada di lingkungan

b. Kemudian melakukan pelatihan terhadap siswa-siswi sekolah dari berbagai tingkatan untuk menjadi dokter kecil dan dokter remaja serta meningkatkan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

c. Pengobatan gratis di puskesmas-puskesmas bagi masyarakat yang kurang mampu hanya dengan menunjukkan Kartu Keluarga atau KTP Medan Helvetia dan juga Kartu Sehat yang telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dan diketahui oleh Lurah dan Camat.

d. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi memfasilitasi pengobatan-pengobatan gratis dan khitanan massal baik melalui individu maupun lembaga-lembaga kesehatan seperti klinik, praktek-praktek dokter dan lain-lain.

e. Mengadakan sosialisasi pencegahan terhadap penyakit HIV – AIDS, Demam Berdarah Dengue dan Penyakit Menular lainnya.

(23)

Kecamatan Medan Helvetia pada bulan September-Desember 2004, telah dibentuk Posko Banjir mulai dari tingkat lingkungan, kelurahan dan kecamatan, yang melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Medan dan disiagakannya satu unit ambulans agar dapat segera melakukan langkah-langkah pertolongan lebih cepat di lapangan. Akibat dari timbulnya banjir ini telah disalurkan bantuan berupa beras, telur, mie instan dan uang.

Khusus untuk menghadapi wabah demam berdarah, melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas yang ada di Kecamatan Medan Helvetia, Muspika Medan Helvetia dan bekerjasama dengan masyarakat dan instansi lainnya melalui Gerakan Kebersihan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di seluruh lingkungan dan di kantor-kantor pemerintah serta sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Medan Helvetia yang dilaksanakan secara bergiliran seperti kegiatan pemogingan/penyemprotan serta gotong royong khususnya di setiap lokasi endemik

2. Keagamaan

Suksesnya pelaksanaan MTQ Nasional ke 43 Tahun 2010 Tingkat Kota Medan adalah berkat peran serta masyarakat Instansi Pemerintah/ Swasta serta lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an Kecamatan Medan Helvetia.

(24)

3. Pendidikan

Dalam bidang pendidikan secara intern Camat Medan Helvetia selalu memacu setiap pegawai kecamatan dan kelurahan untuk terus meningkatkan pengetahuan baik formal maupun informal, serta mendorong untuk mengikuti kursus maupun pelatihan yang diadakan Pemerintah Kota Medan guna peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia.

Fungsi pengawasan terhadap penyaluran bantuan BP3 Terarah dilaksanakan dengan menghadiri upacara bendera hari Senin di sekolah secara bergiliran, seklaigus melakukan pendekatan agar sekolah-sekolah turut berperan aktif dalam menjaga kebersihan.

4. Kebersihan dan Gotong Royong

Program kebersihan di Kecamatan Medan Helvetia diarahkan untuk menyadarkan masyarakat berperan serta aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan/halaman masing-masing, yang dilakukan melalui penyuluhan, spanduk dan brosur.

(25)

BAB V ANALISI DATA

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan melalui teknik wawancara mendalam dengan informan.Peneliti berhasil mengumpulkan informan sebanyak 8 informan. Dari wawancara tersebut diperoleh latar belakang, data umum tentang latar belakang informan melalui nama, jenis usaha yang ditekuni, beserta pandangan ataupun pendapat informan mengenai perumusan masalah yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara mendalam dan observasi langsung ke lapangan itu juga diperoleh berbagai data-data untuk dapat dianalisi melalui pendekatan kualitatif.Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data yang telah terkumpul, penulis coba membagi dalam beberapa bagian point-point terkait isu yang ingin diuraikan dengan memasukkan petikan wawancara dari informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut.

5.1 Semangat lahirnya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera Kecamatan Medan Helvetia

(26)

masih banyaknya masyarakat kecil yang kekurangan modal usaha untuk mempertahankan usaha atau meningkatkan usaha yang sudah ada untuk dapat bersaing dengan usaha-usaha yang lebih besar yang memiliki modal lebih besar, baik dalam hal tenaga kerja, hasil produksi serta peralatan yang lebih memadai dan canggih.

Kondisi masyarakat yang khususnya bertempat tinggal didaerah Kecamatan Medan Helvetia yang masi banyak terdapat warga dengan perekonomian dibawah berkecukupan serta memiliki banyak jumlah penduduk karena merupakan daerah padat penduduk dan berada pada usia produktif untuk bekerja. Maka Kartika Eka Sari yang pada saat ini menjadi ketua kelompok UPPKS Kartika, dahulu melakukan pengorganisiran masyarakat sekitar Kecamatan Medan Helvetia yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan tetap dan modal usaha untuk meningkatkan usaha rumahan ataupun yang ingin membuat usaha rumahan. Seperti juga yang disampaikan oleh Kartika Eka Sari ( Ketua Kelompok UPPKS Kartika medan Helvetia ), yaitu :

“Kelompok UPPKS Kartika 5 Maret 2010. Pada awalnya kelompok

ini kita bentuk atas dasar kesulitan ekonomi yang kami rasakan warga

Kecamatan Medan Helvetia Kelurahan Helvetia dalam hal modal usaha,

Maka dengan ada nya program pemerintah melalui Badan

Pemberdayaan Wanita dan Keluarga Berencana Kota Medan yang

disosialisasikan oleh Kecamatan Medan Helvetia mengenai bantuan

modal usaha dengan tidak memiliki bunga pinjaman , dengan itu kami

(27)

mendapatkan bantuan modal usaha untuk mengembangkan usaha rumah

tangga yang kami geluti. Kami sepakat mengajak teman-teman kami

untuk gabung dan membentuk pengurus kelompok UPPKS Kartika.”

Atas dasar kesamaan permasalahan dalam mengembangkan usaha atau pun membuat usaha baru dimasyarakat Kecamatan Medan Helvetia, maka membawa tujuan yang sama oleh para masyarakat di Kecamatan Medan Helvetia lainnya untuk membuat kelompok-kelompok UPPKS lainnya . Hal ini menjelaskan bahwa telah terjadi proses pengorganisasian masyarakat atau sering juga disebut dengan

Community Organizing didalam proses terbentuknya kelompok UPPKS Di

Kecamatan Medan Helvetia. Selain itu, tujuan bersama yang lahir tersebut merupakan buah kesadaran baru yang terlahir atas dasar pentingnya memiliki informasi tentang usaha yang digeluti, baik dari cara meningkatkan produksi, tempat pemasaran hasil usaha serta mengetahui alternafif usaha yang lebih menjanjikan hasil yang maksimal.

Berdasarkan kesadaran baru tersebut juga yang membawa beberapa rumah tangga yang tergabung dalam kelompok UPPKS di Kecamatan Medan Helvetia, dengan begitu banyak anggota kelompok UPPKS yang mencoba mengembangkan usaha yang sudah ada ataupun membuat usaha baru dalam rangka meningkat pendapat ekonomi keluarga, seperti apa yang disampaikan oleh Hairina ( Ketua kelompok UPPKS Mawar VI ), yaitu :

“ Sebelum saya bergabung dengan program Usaha Peningkatan

(28)

Mawar VI, usaha saya tidak berkembang karena kesulitan modal dan

informasi mengenai cara meningkatkan produksi serta pemasaran yang

lebih menguntungkan . Setelah saya mendapatkan sosialisasi dari

Kecamatan dengan adanya bantuan untuk usaha kecil saya tertarik dan

ingin ikut serta , oleh karena itu saya membentuk kelompok yang

beranggotakan tetangga sekitar lingkungan tempat tinggal saya dengan

harapan mendapat bantuan dari pemerintah. Sekarang saya telah

merasakan manfaat dari program UPPKS dengan majunya usaha yang

saya geluti, demikian juga dengan teman satu kelompok saya juga

merasakan perkembangan yang lebih baik dari sebelum mengikuti

program UPPKS ini”.

5.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Community Development (Pengembangan Masyarakat) Dalam Mencapai Tujuan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

5.2 1 Pemberdayaan Berbasis Kelompok Usaha.

(29)

tidak menutupi kemungkinan bagi orang lain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan masyarakat meningkatkan untuk menganalisis kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang perlu diatasi dalam menjalankan suatu usaha. Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan proses keputusan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan oleh dan untuk mereka. Seperti apa yang disampaikan oleh Lister Pasaribu ( Kordinator Pendamping Lapangan Keluarga Berencana UPPKS Kecamatan Medan Helvetia ), yaitu :

“Kecamatan Medan Helvetia merupakan kawasan padat penduduk dan

memiliki sumber daya manusia yang berada pada usia produktif untuk

bekerja, oleh karena itu perlu kiranya masyarakat mendapat arahan dan

bantuan dari pemerintah untuk mengembangkat usaha rumah tangga

dalam rangka meningkatkan perekonomian keluarga.Hal ini tentu

kiranya perlu bantuan semua pihak terkait untuk mewujutkan

pengembangan masyarakat yang berorientasi pada peningkatan

perekonomian dengan usaha-usaha yang digeluti masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan pekerjaan yang membutuhkan

waktu, energi dan komitmen serta hasilnya belum tentu memuaskan, oleh

karena itu tidak bisa dalam waktu yang singkat , akan tetapi diperlukan

koordinasi dari pihak yang terlibat aktif dalam proses perdayaan itu

sendiri. Sejauh ini kelompok UPPKS di Kecamatan Helvetia mengalami

(30)

mereka yang semangkin baik serta usaha mereka semangkin berkembang

, hal ini tidak lepas dari hasil pantauan dari kami selaku pendamping

mereka yang dengan sabar membimbing dan mendengarkan keluh kesah

yang mereka hadapi dalam meningkatkan usaha mereka, akan tetapi ada

juga anggota dari beberapa kelompok yang usahanya tidak berkembang ,

hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam mengelola usaha seperti

menggunakan modal untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak memiliki

pandangan yang maju untuk meningkatkan usaha yang digeluti”.

Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan tentang keberadaan nya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik mungkin, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Melalui proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola pikir yang kritis dan sistematis.

(31)

diharapkan.Hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi, pertama, perempuan dalam bekerja sering terganggu karena mengalami masalah kehamilan atau menghadapi keadaan darurat yang menuntut kehadirannya dirumah, misalnya ketika anak-anak sedang sakit.Kedua, banyak pekerjaan yang memprioritaskan laki-laki yang memperoleh bayaran tinggi sehingga perempuan hanya memperoleh bayaran kerja yang lebih rendah.Dapat disimpulkan bahwa perempuan didalam keluarga juga sudah memiliki peran sentral untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, baik bekerja ataupun membuat usaha sendiri sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Seperti apa yang disampaikan oleh Lisbet Sitinjak ( Ketua kelompok UPPKS Sintia Karya Kecamatan Medan Helvetia ), yaitu :

“Kami perempuan juga sudah memiliki tanggungjawab untuk mencari

nafkah agar keluarga dapat terpenuhi kebutuhannya, kami perempuan

dapat membuat usaha rumahan seperti yang saya lakukan bersama

teman-teman satu kelompok saya ini yaitu kami membuka usaha menjahit

dan bordir .kami merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan dari

pemerintah melalui program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga

Sejahtera karena kami dapat mengembangkan usaha kami dan

meningkatkan taraf hidup keluarga anggota kelompok UPPKS Sintia

Karya. Akan tetapi tidak sedikit juga kendala yang kami hadapi dalam

menjalankan usaha menjahit kelompok UPPKS Sintia Karya ini,

diantaranya larangan dari suami-suami para anggota untuk mengikuti

(32)

anak-anak dan rumah tangga tidak dapat terurus dengan baik, namun hal

ini tidak mengganggu kinerja kelompok kami karena kami sudah mencari

jalan keluar dengan menentukan jam kerja sehingga tidak mengganggu

aktivitas rumah tangga”

Sejalan dengan Lisbet Sitinjak, apa yang dijelaskan ibu Nursani Saragih ( Pendamping Lapangan Keluarga Berencana Kelurahan Tanjung Gusta), yaitu ibu-ibu yang menjadi anggota kelompok UPPKS Sintia Karya sudah mengalami peningkatan kehidupan, hal ini ditandai dengan membaiknya perekonomian keluarga karena banyaknya pesanan yang diterima kelompok UPPKS Sintia Karya, namun terkadang ada juga saat pesanan sepi, namun mereka tidak merasa khawatir untuk mengembalikan pinjaman, karena keuntungan setiap bulan sudah disisihkan untuk melunasi angsuran pinjaman yang diberikan oleh pemerintah.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari beberapa informan tentang prinsip pemberdayaan masyarakat yang terdapat dalam pelaksanaan program UPPKS di Kecamatan Medan Helvetia berjalan dengan baik , hal ini ditunjukkan dengan peningkatan perekonomian keluarga para anggota kelompok UPPKS dan berkembangnya usaha yang dijalani oleh para anggota kelompok UPPKS di Kecamatan Medan Helvetia.

5.2.2 Kemandirian Dalam Menjalankan Usaha

(33)

konsep pengembangan masyarakat, disini masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan dan mengelola setiap aspek yang dimiliki untuk kemajuan usaha dengan berinovasi dan menggabungkan setiap kelebihan yang dimiliki dan menutupi setiap kekurangan yang dihadapi dengan maksut agar dapat menghasilkan usaha yang kuat dan sukses.

Masyarak hendaknya mencoba memanfaatkan secara mandiri terhadap sumber daya yang dimiliki, seperti : keuangan, teknis, sumber daya manusia dan sumber daya alam dari pada menggantungkan diri terhadap bantuan dari luar. Melalui Program Pengembangan Masyarakat diupayakan agar para warga mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat semaksimal mungkin. Kemandirian masyarakat secara total diera industri tidak akan dapat terwujut tampa adanya kepercayaan diri semaksimal mungkin. Kemandirian ini merupakan arah yang realistis yang perlu diwujutkan.

(34)

“Program UPPKS ini memang sangat membantu kehidupan kami , hal

ini tidak dapat dipungkiri memiliki peranan yang sangat vital

dikehidupan kami, akan tetapi hal ini dapat terwujud oleh karena jerih

payah kami dalam mengelola dana yang diberikan untuk kemajuan usaha

yang kami jalani, dengan adanya kreaktivitas dari kami dalam

mengembangkan usaha loundry ini mengakibatkan perputaran uang yang

kami dapatkan terus mengalami peningkatan, dengan banyaknya anggota

sehingga setiap cucian dapat terselesaikan dengan tepat waktu sehingga

para pelanggan merasa puas , hal ini juga terbantu dengan sumber daya

alam yang kami miliki yaitu air yang gratis , karena kami menggunakan

pompa air yang kualitas airnya jernih dan bersih . Dalam pembagian

tugas kami juga menerapkan sistem yang sudah disepakati, sehingga

semua anggota memiliki tugas dan peran yang saling melengkapi”

(35)

“setiap anggota kelompok UPPKS memiliki tanggung jawab yang

sama terhadap pengelolaan dana bantuan yang diberikan pemerintah,

jadi ketua maupun anggota memiliki tanggung jawab yang sama

mengenai dana pinjaman, bukan berarti bila ada masalah hanya ketua

yang bertanggungjawab, akan tetapi seluruh anggota kelompok harus

melunasi dana pinjaman yang diberikan pemerintah sesuai dengan waktu

yang telah disepakati. Oleh karena itu diharapkan setiap anggota

memiliki peran yang maksimal agar dana yang dikelola dapat

berkembang dan membantu perekonomian seluruh anggota untuk

menjalani kehidupan yang baik dengan tercukupinya kebutuhan hidup

anggota keluarga”.

Ciri-ciri sikap mandiri salah satunya adalah mampu mengambil inisiatif, dalam hal ini diharapkan setiap kelompok mampu mengambil inisiatif untuk kemajuan usaha yang digeluti agar lebih maju lagi dan mampu bersaing dengan usaha-usaha lainnya mengingat ketatnya persaingan dalam dunia usaha yang menuntut setiap pelaku usaha untuk memberikan yang terbaik dibidangnya.Oleh karena itu setiap kelompok dituntut untuk memiliki keterampilan diatas rata-rata agar dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya yang memiliki modal lebih besar dan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak. Seperti apa yang disampaikan ibu Kartika Eka Sari ( Ketua Kelompok UPPKS Kartika ) yaitu :

“Produk kami sudah tersebar diberbagai wilayah , baik pusat

(36)

dapat dicapai karena produk keripik olahan kami memiliki cita rasa yang

khas, yaitu pedas manis . Produk olahan ini tentunya memiliki resep yang

kami ciptakan sendiri sehingga tidak sama dengan keripik yang ada

dipasaran sehingga kami percaya produk yang kami hasilkan dapat

bertahan dan digemari oleh konsumen”

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kelompok UPPKS dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya dalam menjalankan usahanya, setiap anggota mengalami peningkatan taraf hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya . Perlu kiranya kemandirian dapat lebih ditonjolkan dalam setiap usaha yang digeluti agar tidak mengalami ketergantungan kepada bantuan saja, tetapi sudah dapat membiayai usaha sendiri agar lebih berkembang lagi tampa harus mendapatkan bantuan.

5.2.3 Proses dan hasil dalam kegiatan Kelompok.

(37)

maka lebih memungkinkan untuk dapat mewujudkan hasil yang lebih berjangka panjang.

Dengan demikian proses pekerjaan masyarakat selalu membutuhkan penelitian secara lebih dekat untuk menjamin bahwa integritas proses tetap terpelihara, mereka perlu menjadi subjek yang menekankan prinsip-prinsip keadilan sosial dan lingkungan. Penelitian tentu berarti pengalaman yang berulang-ulang tentang usaha yang digeluti, harus pandai membaca pasar dan permintaan pasar agar tidak mengalami kerugian. Hal sesuai dengan penyataan ibu Lister Pasaribu ( Kordinator Pendamping Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Medan Helvetia ), yaitu :

“Dalam Menjalankan Usaha, setiap kelompok diharapkan mampu

menghasilkan produk atau jasa yang dapat bersaing dipasaran, karena

tingkat kepuasan konsumen selalu meningkat dan tidak pernah

mengalami kepuasan, oleh karena itu para pelaku usaha dalam hal ini

kelompok UPPKS diharapkan mampu meningkatkan setiap kinerjanya

agar dapat menghasilkan kepuasan konsumen yang secara langsung

dapat meningkatkan perekonomian setiap anggota kelompok., dalam

menjalankan usahanya kami selaku pendamping terus mengawasi usaha

setiap kelompok UPPKS agar hasil yang mereka capai semangkin baik

dari bulan ke bulan dan kendala-kendala yang mereka hadapi dapat kami

(38)

hasil yang dicapai oleh setiap kelompok UPPKS di Kecamatan Medan

Helvetia”.

Begitu juga yang disampaikan oleh ibu Hairina ( Ketua Kelompok UPPKS Mawar VI ), yaitu :

“Dalam Setiap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok usaha , semua

anggota dimintai pendapatnya, jadi tidak hanya ketua yang mengambil keputusan,

proses ini menggunakan musyawarah dalam mencari setiap solusi dari

permasalahan yang dihadapati oleh kelompok usaha, diharapkan dengan

demikian dapat menjaga kekompakan seluruh anggota kelompok sehingga hasil

yang disepakati maksimal dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada .

tidak mudah menjalankan usaha secara bersama-sama, karena setiap anggota

memiliki ego masing-masing, disini peran saya sebagai ketua untuk dapat

menanpung setiap inspirasi dari anggota, dan jika ada masalah bersama-sama

dengan anggota lainnya untuk memecahkannya sehingga hasil yang dicapai bisa

maksimal.

(39)

tujuan yang diinginkan, persoalan etika dan mengenai orientasi proses menjadi tidak relevan. Proses itu sendiri penting dalam menentukan hasil. Cara-cara kekerasan atau tidak berprinsip akan merusak tujuan. Proses harus merepleksikan tujuan sebagaimana hasil akan merefleksikan proses tertentu. Persoalan etika dan moral dalam proses menjadi penting.

5.2.4 Partisipasi Pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

Pembangunan Masyarakat harus selalu mencoba memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan agar setiap orang dalam masyarakat bisa dan terlibat aktif dalam proses dan kegiatan masyarakat. Lebih banyak anggota masyarakat yang berpartisipasi aktif lebih banyak cita-cita yang dimiliki masyarakat dan proses yang melibatkan masyarakat akan dapat direalisasikan. Hal ini tidak menekankan bahwa setiap orang harus perpartisipasi dengan cara yang sama, masyarakat berbeda-beda karena mereka memiliki keterampilan, keinginan dan kemampuan yang berbeda-beda. Kerja kemasyarakatan yang baik akan memberikan rangkaian kegiatan parsipatori yang seluas mungkin dan akan membenarkan persamaan bagi semua anggota masyarakat yang secara aktif terlibat.

(40)

juga tidak akan seperti yang diharapkan. Penting kiranya setiap anggota saling membantu dalam meningkatkan kualitas yang ingin dicapai, dalam hal ini usaha yang dijalankan agar bisa memenuhi setiap kebutuhan para anggota dan melunasi pinjaman yang diperoleh dari pemerintah.

Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak lepas dalam upaya pengembangan masyarakat, dengan melihat partisipasi sebagai kesatuan dalam proses pemberdayaan masyarakat akan dapat diketahui bahwa akar perkembangan pemikiran tentang partisipatif dalam pembangunan akan terkait dengan diskursus komunitas, dimana salah satu dikursus komunitas adalah asumsi bahwa masyarakat bukanlah sekumpulan orang yang bodoh yang hanya bisa maju kalau mereka mendapatkan perintah belaka, partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah pelaksanaan upaya mengatasi masalah keterlibatan masyayarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi, setiap usaha yang digeluti oleh anggota UPPKS harus mendapatkan partisipasi dari seluruh anggotanya, jadi setiap anggota mengetahui peran masing-masing tampa harus diberi perintah, agar dapat tercapai hasil yang memuaskan dan mumutus rantai kemiskinan. Seperti apa yang diungkapkan ibu Sri Musliha ( Ketua Kelompok UPPKS Seroja ), yaitu :

“ Untuk keikutsertaan anggota kelompok Seroja dalam membuat

Jamu, kami masih menggunakan cara tradisional, sehingga memakan

(41)

memiliki tugas masing-masing agar jamu dapat selesai sesuai waktunya

dan dapat terus dijual . Oleh karena bahan baku jamu yang mudah

kadaluarsa, dibutuhkan pengolahan yang teratur, karena jamu

tradisional kami tidak menggunakan bahan pengawet, sehingga produksi

yang dihasilkan sesuai dengan pesanan”.

Hal ini selaras dengan pernyataan ibu Nursani Saragih ( Pendamping Kelurahan Keluarga Berencana Kelurahan Tanjung Gusta ),yaitu :

“Jika melihat partisipasi masyarakat untuk mengikuti program

UPPKS ini tergolong cukup baik, hal ini ditunjukan dengan banyaknya

kelompok UPPKS yang berada dikecamatan Medan Helvetia. Dengan

standarisasi setiap kelompok itu diisi maksimal oleh sepuluh orang yang

target utama kita adalah ibu rumah tangga yang menjadi aksebtor KB ,

akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga ibu rumah tangga yang non

absebtor KB ikut bergabung atau bahkan membuat kelompoknya sendiri.

Kalau dilihat dari partisipasi masyarakat setelah menjadi anggota sejauh

ini saya melihat dikelompok yang saya dampingi mereka berpartisipasi

aktif untuk mencapai tujuan-tujuan dari program ini sendiri.Diharapkan

melalui program ini bukan hanya kelompok yang sudah ada sekarang

saja yang dapat sejahtera kehidupan keluarganya tetapi juga dengan

adanya kelompok UPPKS yang sudah terbentuk saat ini bisa

memunculkan kelompok-kelompok baru lagi yang nantinya akan

(42)

Sering kali partisipasi dilihat dalam kaitan dengan partisipasi dalam yang mungkin dihargai sebagai arus utama proses masyarakat seperti pertemuan umum, bidang management, peran-peran pelayanan sosial. Partisipasi seperti jelas penting, namun partisipasi bisa mengambil berbagai bentuk yang lain : memasak, berorganisasi, bermain musik, terlibat dalam olahraga, berkunjung pada orang lain, berkebun, dan lain-lain. Semuanya bisa memberikan sumbangan pada kehidupan masyarakat dan semua bentuk partisipasi perlu didorong dan dilihat sebagai sesuatu berharga. Partisipasi dari setiap elemen kelompok sangat penting untuk menciptakan keharmonisan didalam kelompok UPPKS , karena semangkin sering bersama akan semangkin mengetahui setiap tingkah laku dan pola pokir sehingga dapat menghasilkan suatu hubungan yang harmonis dalam bentuk kekeluargaan.

5.2.5 Menentukan Kebutuhan Dalam Pelaksanaan Program

(43)

mawsyarakat.Sebenarnya kebanyakan dengan dari pada penentu kebutuhan ini jarang berkomunikasi dengan efektif dengan orang lain tentang masalah kebutuhan masyarakat. Prinsip yang kedua adalah, meskipun para penentu kebutuhan yang lain penting, anggota masyarakat sendirilah yang memegang hak lebih tinggi dalam menentukan kebutuhan, sepanjang prinsip keadilan sosial dengan cara ini tidak dikorbankan. Adalah pentng jika praktik kerja masyarakat menjadi pembebasan dan pemberdayaan, bukan sebaliknya. Seperti yang dikatakan oleh ibu Lisbet Sitinjak ( Ketua Kelompok UPPKS Sintia Karya ), yaitu :

“Dengan dana yang terbatas, kami diharapkan mampu menghasilkan

produk yang mampu bersaing dipasaran dan memiliki nilai jual tinggi

untuk mempercepat perputaran modal, karena modal yang diberikan

pemerintah ditambah dengan modal pribadi kami tidak mampu untuk

menyetok bahan yang banyak untuk menjahit, jadi kami harus dapat

pandai-pandai memutar modal yang ada untuk dapat melakukan kegiatan

usaha . kami selalu melihat tren apa yang sedang diminati dipasaran,

kami memproduksi lebih . dahulu dengan motif yang biasa kami

menghasilkan kurang lebih tujuh juta perbulan, dengan kami membuat

motif yang sedang tren dipasaran, kami bisa mendapkan keuntungan

sampai sepuluh juta rupiah, dengan kebutuhan yang kami prioritaskan

kami bisa mendapatkan keuntungan tiga juta rupiah perbulannya.

(44)
(45)

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian, Kesimpulan yang terdapat pada bab ini adalah merupakan hasil yang dicapai dari analisis data dalam penelitian tentang penerapan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat dalam pelaksanaan Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Informan dalam penelitian ini adalah 5 ketua kelompok yang terdapat di Kecamatan Medan Helvetia dan 3 Pendamping Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Medan Helvetia.

6.1 Kesimpulan

Berdasaran analisis data yang dilakukan dilapangan mengenai penerapan prinsip-prinsip community development dalam pelaksanaan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dikecamatan Medan Helvetia Kota Medan dapat diperoleh :

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa program UPPKS yang dijalankan oleh anggota di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Merupakan suatu model program pengembangan masyarakat.

(46)

pelatihan keterampilan yang menimbulkan niat masyarakat untuk berkembang dan berbuat lebih bermanfaat lagi bagi lingkungan sekitar semakin tumbuh.

3. Program UPPKS juga merupakan pengembangan kelompok-kelompok sosial dengan muatan ekonomi dimana masyarakat diberikan pinjaman modal untuk dapat memulai usahanya.

4. Dari proses pelaksanaannya program UPPKS ini sendiri banyak dari pada anggota-anggota yang terbantu dengan ada nya program semacam ini dilihat dari antusias nya para kelompok-kelompok mengembangkan jenis usahanya masing-masing.

6.2 Saran

Berdasarkan ksimpulan, ada beberapa hal yang menjadi saran yang ditujukan kepada semua pihak yang berkepentingan.

Dalam hal ini peneliti memberikan saran antara lain :

1. Kepada para mahasiswa Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial untuk dapat mengembangkan lagi kajian atas masyarakat secara luas yang diantaranya juga kajian sosial ekonomi dalam kelompok pemberdayaan masyarakat agar ilmu tersebut dapat berguna untuk masyarakat secara luas.

(47)

mendongkrak pendapatan dan nantinya pendapatan itu sendiri akan berimbah pula pada kesejahteraan keluarga.

3. Terhadap BPPKB agar dapat mendampingi secara profesional para kelompok-kelompok UPPKS di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan sehingga semakin membantu anggota kelompok untuk mencapai tujuan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ini.

(48)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Community Development

2.1.1 Pengertian Community Development (Pengembangan Mayarakat)

Community development (pengembangan masyarakat) adalah upaya

mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berdasarkan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling menghargai .Para pekerja kemasyarakatan berupaya memfasilitasi warga dalam proses tercipta nya keadilan sosial dan saling menghargai melalui program-program pembangunan secara luas yang menghubungkan seluruh komponen masyarakat. Pengembangan masyarakat menerjemahkan nilai-nilai keterbukaan, persamaan, pertanggunjawaban, kesempatan, pilihan, partisipasi saling menguntungkan saling timbal balik, dan pembelajaran terus menerus. Inti dari pengembangan masyarakat adalah mendidik, membuat anggota masyarakat mampu mengerjakan sesuatu dengan memberikan kekuatan atu saran yang diperlukan dan memberdayakan mereka(FDCL,2003:1).

(49)

atas buruh, petani penggarap, petani berlahan kecil, para nelayan, masyarakat hutan, kalangan pengangguran, orang cacat, dan orang-orang yang di buat marginal karena umur, keadaan gender ,ras, dan etnis.

Pengembangan masyarakat sering kali diimplementasikan dalam bentuk kegiatan.Pertama,program-program pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh daya dukung dan kekuatan dalam memenuhi kebutuhannya.

Kedua,kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan warga

kurang mampu dapat di penuhi oleh pihak-pihak lain yang bertanggung jawab (Payne,199:165).Dengan demikian pengembangan masyarakat dapat didefenisikan sebagai metode yang memungkinkan individu-individu dapat meningkatkan kualitas hidup nya serta mampu memperbesar pengaruh terhadap proses-proses yang memengaruhi hidupnya.Menurut Twelvetress, pengembangan masyarakat adalah

“the process of assisting ordinary people to improve own communities by

undertaking collective actions.”secara Khusus pengembangan masyarakat

berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan orang –orang yang tidak beruntung atau tertindas ,baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, gender, jenis kelamin, usia dan kecacatan(Edi Suharto,2003:12).

(50)

rangka mengkritisi praktik diskriminasi dan mengungkapkan struktur dan ideology yang mendasari praktik diskriminasi.

Secara garis besar ada 4 prinsip pengembgan masyarakat( Kenny, Susan,1994: 17) :

Pertama,Pengembangan Masyarakat menolak pandangan yang tidak memihak pada

sebuah kepentingan ( disinterest ).

Kedua, Mengubah dan terlibat pada konflik.

Ketiga, Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi

parsipatori.

Keempat, Kemampuan mengakses terhadap program-program pelayanan

kemasyarakatan.

(51)

1.Pembangunan Menyeluruh

Pembangunan sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual dari kehidupan masyarakat.Program pengembangan masyarakat harus memperhatikan keenam aspek tersebut.Hal ini berarti bahwa keenam aspek berjalan bersama-sama dan mendapatkan porsi yang sama, tetapi mungkin salah satu diprioritaskan dengan tidak boleh meninggalkan yang lain. Contoh pembangunan ekonomi tidak boleh meninggalkan kelima aspek pembangunan yang lainnya. Pembangunan masyarakat yang hanya mengkonsentrasikan pada satu aspek saja, akan menghasilkan pembangunan yang tidak lengkap.Oleh karena itu, hal yang penting bagi pekerjaan masyarakat adalah berjalannya keenam aspek tersebut bersama-sama.

2.Melawan Kesenjangan Struktural

(52)

3.Hak Asasi Manusia

Pengembangan masyarakat harus menjunjung tinggi penghargaan hak asasi manusia.Hak asasi manusia perlu memperoleh perhatian secara serius bagi pekerja masyarakat, baik dalam pandangan negatif (protection of human right) maupun positif (promotion of human right).Dalam pandangan negatif, hak asasi manusia adalah penting bagi pengembangan masyarakat.Oleh sebab itu, setiap program pengembangan masyarakat harus selaras dengan prinsip-prinsip hak asasi dasar umat manusia.Dalam pandangan positif, para aktivis pengembangan masyarakat menjadikan deklarasi universal dan hak-hak asasi manusia sebagai tujuan pengembangan masyarakat.

4.Berkelanjutan

Pengembangan Masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk membangun tatanan sosial , ekonomi, dan politik baru, yang proses nya dan stukturnya secara berkelanjutan. Setiap kegiatan pengembangan masyarakat harus berjalan dalam kerangka berkelanjutan, bila tidak ia tidak akan dalam waktu yang lama. Keistimewaan dari prinsip berkelanjutan adalah ia dapat membangun struktur,organisasi,bisnis,dan industri yang dapt tumbuh dan berkembang dalam berbagai tantangan.Jika pengembangan masyarakat berjalan dalam pola berkelanjutan diyakini akan dapat membawa sebuah masyarakat menjadi kuat, seimbang dan harmonis, serta concern terhadap keselamatan lingkungan.

5.Pemberdayaan

(53)

menentukan masa depan nya sendiri dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.

Strategi pemberdayaan yang lengkap menuntut bahwa hambatan-hambatan yang dihadapi oleh masyarakat dalam menggunakan kekuatannya dipahami , diperlihatkan, dan dipecahkan. Kendala-kendala ini berupa struktus yang menindas (kelas,ras/etnis), bahasa, pendidikan, mobilitaspribadi dan dominasi para elite dalam struktur kekuasaan masyarakat.Perlu dipahami oleh pekerja sosial bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu, energi, dan komitmen, serta hasilnya belum tentu memuaskan.

6. Personal dan Politik

Keterkaitan antara personal dan politik , individu dan struktural, atau masalah-masalah publik merupakan komponen yang paling penting dalam pembangunan sosial.

Keseluruhan pengalaman pribadi bisa dihubungkan dengan cara ini, setiap isu yang sifatnya pribadi bisa menjadi bagian sisi politik.Pengembangan masyarakat memiliki potensi untuk membangun antara kepentingan pribadi dengan kepentingan politik.Upaya ini menjadi penting untuk membangkitkan kesadaran, memberdayakan dan menggembangkan suatu program tindakan terhadap pemecahan masalah.

7. Kepemilikan Masyarakat

(54)

sebagainya.Kepemilikan struktural dan proses seperti kontrol masyarakat, pelayanan kesehatan, menentukan kebijaksanaan keaktifan lokal,perumahan,pengembangan lokal, dan sebagainya.

8. Kemandiriaan

Masyarakat hendaknya mencoba memanfaatkan secara mandiri terhadap sumber daya yang dimiliki seperti: keuangan, teknis, alam dan manusia daripada menggantungkan diri terhadap bantuan dari luar. Melaui program pengembangan masyarakat diupayakan agar para warga mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat semaksimal mungkin. Kemandirian masyarakat secara total di era industri tidak akan dapat terwujud tanpa adanya kepercayaan diri semaksimal mungkin.Kemandirian ini merupakan arah realistis yang perlu di wujudkan.

9.Kebebasan dari Negara

(55)

10.Tujuan Langsung dan Visi yang Besar

Dalam pekerjaan masyarakat selalu ada pertentangan antara pencapaian tujuan langsung seperti penghematan sumber daya alam dan visi besar berupa penciptaan kondisi masyarakat yang lebih baik.Dalam pengembangan masyarakat, kedua elemen tersebut merupakan hal yang esensial untuk diwujudkan dalam rangka mempertahankan keseimbangan program jangka pendek dan jangka panjang.

Dalam hal ini, para aktivis pengembangan masyarakat dituntut menjawab sebuah tantangan berupa sejauh mana mereka bisa menghubungkan tujuan langsung dengan visi jangka panjang, menunjukkan bagaimana sebuah visi tidak hanya relevan dengan visi yang lain,tetapi tidak terpisah kan secara berkelanjutan dengan pencapaian tujuan yang lain.

11.Pembangunan Organik

Cara termudah untuk mempelajari konsep pembangunan organic sebagai lawan dari pembangunan mekanistik adalah mengamati perbedaan antara kerja sebuah mesin dan perkembangan sebuah tujuan.

Masyarakat secara esensial adalah organism (seperti tumbuhan), bukan mekanistik (seperti mesin). Oleh karena itu, pengembangan masyarakat tidak diarahkan oleh hukum teknis sebab akibat yang sederhana, namun merupakan suatu proses yang rumit dan dinamis. Memelihara dan mempertahankan program pengembangan masyarakat jauh rumit dibandingkan ilmu pengetahuan.

(56)

berkembang dengan caranya sendiri,melalui sebuah pemahaman terhadap kompleksitas hubungan antara masyarakat dengan lingkungannya.

12.Laju Pembangunan

Konsekuensi pembangunan organik adalah bahwa masyarakat sendiri menentukan jalannya proses pembangunan.berusaha membangun masyarakat secara tergesa-gesa dapat mengakibatkan terjadinya kompromi secara fatal. Bisa jadi, masyarakat akan kehilangan rasa memiliki proses tersebut dan kehilangan komitmen untuk terlibat dalam proses pembangunan.

13.Kepakaran Eksternal

Keahlian yang dibawa oleh tenaga ahli dari luar belum tentu bisa menjamin mulusnya pelaksanaan proses pembangunan masyarakat dalam suatu lokasi.Prinsip keragaman ekologis menekankan bahwa tidak ada suatu cara yang paling benar untuk melakukan sesuatu dan tidak ada jawaban tunggal yang mesti cocok untuk setiap masyarakat. Apa yang berjalan pada suatu lingkungan belum tentu berjalan di lingkungan lain.Oleh karena itu,prinsip utama pembangunan masyarakat tidak harus selalu mempercayai adanya struktur ataupun solusi yang datang dari luar walaupun telah dianggap sangat baik. Hal ini bukan berarti bahwa sebuah proses pembangunan masyarakat tidak bisa mengambil keuntungan dari pihak luar. Yang jelas, keahlian yang telah dikembangkan di tempat lain akan lebih menguntungkan bila hal itu di teliti dahulu apakah hal itu cocok dengan situasi lokal.

14.Pembentukan Masyarakat

(57)

interaksi sosial dalam masyarakat,membangun kebersamaan dan membantu mereka untuk berkomunikasi dengan sesamanya dalam rangka menciptakan dialog, saling memahami, dan melahirkan tindakan sosial.

15.Proses dan Hasil

Pertentangan antara proses dan hasil telah menjadi isu besar dalam pekerjaan masyarakat. Pendekatan prgmatis cenderung menekankan kepada hasil. Dalam pendekatan ini, apa yang dipandang sangat penting adalah hasil yang sebenarnya dicapai (proses).Adapun,terhadap pertanyaan bagaimana sesuatu dicapai merupakan persoalan yang kurang penting.Proses harus merefleksikan tujuan,sebagaimana hasil akan merefleksikan proses tertentu. Persoalan etika dan moral dalam proses menjadi sangat penting.

16.Integritas Proses

Proses yang digunakan dalam pengembangan masyarakat sama pentingnya dengan hasil yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, proses yang digunakan untuk mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan pengharapan dari hasil yang berkenan dengan isu kesinambungan,keadilan sosial dan lain-lain. Jika pengembangan masyarakat bisa menggunakan proses yang di dalam nya mencerminkan cita-cita ini, maka hal ini lebih memungkinkan untuk dapat mewujudkan tujuan-tujuan yang lebih berjangka panjang.

(58)

17.Tanpa Kekerasan

Proses tanpa kekerasan perlu digunakan dalam membangun sebuah masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip perdamaian. Tujuan-tujuan perdamaian tidak dapat dipenuhi dengan menggunakan cara-cara kekerasan.

Dari perspektif pengembangan masyarakat,penting dalam pengembangan masyarakat, penting dalam pengembangan masyarakat usaha untuk mengubah struktur-struktur kekerasan dan upaya mengatasi kekerasan melalui cara-cara damai. Hal ini berarti bahwa proses harus diusahakan untuk memperkuat bukan untuk menyerang,memasukkan bukan mengesampingkan, bekerja did ala bukan bekerja menentang,dan memediasi bukan berkonfrontasi.

18.Keterbukaan

Penerapan prinsipketerbukaan dalam pengembangan masyarakat memerlukan proses yang selalu merangkul bukan menyisihkan,semua orang harus dihargai secara intrinsic walaupun mereka memiliki pandangan yang berlawanan dan orang harus diberi ruang untuk mengubah posisinya dalam sebuah isu tanpakehilangan muka.

19.Konsensus

(59)

20.Kooperatif

Pengembangan masyarakat akan berusaha menetang dominasi etika kompetisi dan menunjukkan semua ini didasarkan pada asumsi yang salah.Oleh karena itu, pengembangan masyarakat bertujuan dalam membangun struktur dan proses alternatif, didasarkan pada kerjasama bukan konflik.

Pada tingkat yang paling mendasar,pengembangan masyarakat akan berupaya membawa kerjasama dalam kegitan masyarakat,dengan membawa masyarakat bergabung dan menemukan cara-cara menghargai kerjasama individu-individu atau kelompok.

21.Partisipasi

Pembangunan masyarakat harus selalu mencoba memaksimalkan partisipasi,dengan tujuan agar setiap orang dalam masyarakat bisa terlibat aktif dalam proses dan kegiatan masyarakat. Lebih banyak anggota masyarakat yang berpartisipasi aktif, lebih banyak cita-cita yang dimiliki masyarakat dan proses yang melibatkan masyarakat akan dapat di realisasikan. Hal ini tidak menekankan bahwa setiap orang harus berpartisipasi dengan cara yang sama.Kerja kemasyarakatan yang baik akan memberikan kegiatan parsipatoriyang seluas mungkin dan akan membenarkan persamaan bagi semua anggota masyarakat yang terlibat secara aktif.

22.Menentukan Kebutuhan

(60)

keduaadalah meskipun para penentu kebutuhan yang lain penting,anngota masyarakat

sendirilah yang memegang hak lebih tinggi dalam menentukan kebutuhan.

Pengembangan masyarakat sesungguhnya dapat didefenisikan sebagai bantuan kepada masyarakat untuk mengartikulasikan kebutuhan mereka dan bertindak sehingga kebutuha mereka bisa terpenuhi dan kemudian bertindak sehingga kebutuhan mereka bisa terpenuhi. Untuk ini, adalah benar bila dipandang dari perspektif keadilan sosial dan ekologis, masyarakat sendirilah yang harus memiliki dan mengontrol proses pengukuran dan penetuan kebutuhan.

2.2 Kebijakan Publik

H. Hugo Heglo menyatakan kebijakan adalah suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai suatu tujuan-tujuan tertentu.Sedangkan Anderson mendefenisikan kebijakan sebagai suatuserangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang ikut dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu (Abidin, 2004: 21).

(61)

Sedangkan menurut Woll (dalam Tangkilisan, 2003: 2) kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Pelaksanaan kebijakan publik terdapat tiga tingkat pengaruh sebagai implikasi dari tindakan pemerintah yaitu:

1. Adanya pilihan kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh politisi, pegawai pemerintah atau lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan publik untuk mempengeruhi kehidup masyarakat.

2. Adanya outputkebijakan, dimana kebijakan yang diterapkan pada level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan, penganggaran, pembentukan personil dan membuatregulasi dalam bentukprogram yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.

3 Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat (Tangkilisan, 2003: 2).

Menurut James Anderson sebagai pakar publik menetapkan proses kebijakan publik sebagai berikut:

1. Formulasi masalah (Problem formulation): apa masalahnya? Apa yang membuat hal tersebut menjadi masalah kebijakan? Bagaimana masalah tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah.

(62)

3. Penentuan Kebijakan (Adaption): Bagaimana alternatif ditetapkan? Persyaratan atau criteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan kebijakan? Bagaimana proses atau strategi untuk melaksanakan kebijakan? Apa isi dari kebijakan yang telah ditetapkan?

4. Implementasi (Implementation): Siapa yang terlibatdalam implementasi kebijakan? Apa yang mereka kerjakan? Ada dampak dari isi kebijakan?

5. Evaluasi (Evaluation): Bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan diukur? Siapa yang mengevaluasi kebijakan?Adakah tuntutan untuk melakukan perubahan atau pembatasan? (Subarsono, 2005: 12-13).

Beberapa pengertian kebijakan publik yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa banyak upaya-upaya pemerintah yang dilakukan untuk melakukan perubahan diberbagai bidang dengan berbagai macam kebijakan.Fungsi dari kebijakan tersebut adalah untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam masyarakat.Salah satu pihak yang dianggap memiliki tanggung jawab untuk melakukan perubahan dan perbaikan tersebut adalah negara.Sehingga kebijakan sosial dapat dilihat sebagai salah satu upaya yang direncanakan dan dilaksanankan negara untukmemecahkan masalah sosial tersebut, atau setidaknya merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi yang tidak diharapkan tadi (Soetomo, 2008: 207).

(63)

Terbentuknya kebijakan publik oleh pemerintah, maka lahirlah kebijakan sosial yang merupakan salah satu cara atau upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengentas kemiskinan diantaranya kebijakan sosial dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Meskipun program pemberdayaan ini bukan lah satu-satunya kebijakan sosial yang dibuat oleh pemerintah, tetapi kebijakan sosial ini cukup berperan penting dalam mengentas kemiskinan yang ada di negara ini.Program ini mengajarkan kemandirian kepadaanggota kelompok.Seperti kebijakan sosial yang di dampingi oleh BKKBN yaitu Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di kecamatan Medan Helvetia Kota Medan.

2.3 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengawasan dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parson dalam Suharto, 2009: 58).

(64)

perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang dikembangkan oleh dan untuk mereka.

Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih baik. Proses pemberdayaan ini bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik mungkin, baiksumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Melalui proses pemberdayaan masyarakat diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola pikir yang kritis dan sistematis.

Proses pemberdayaan sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam peningkatan pelayanan yang lebih tanggap bagi kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi oleh masyarakat sendiri. Proses pemberdayaan masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada instansi-instansi dapat menyesuaikan serta memperbaiki pelayanannya.

Tim pemberdayaan masyarakat di dukung oleh lembaga pelaksana. Peran utama tim pemberdayaan masyarakat adalah mendampingi masyarakat dalam melaksanakan proses pemberdayaan masyarakat. Peran tim pemberdayaan pada awal proses sangat aktif tetapi akan berkurang selama proses berjalan sampai masyarakat sudah mampu melanjutkan kegiatannya secara mandiri.

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan seperti diuraikan berikut ini. Proses ini harus sesuai dengan kondisi dan dinamika yang ada di wilayah pelaksanaan.

(65)

Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat

Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang terdiri dari: a.Kajian keadaan pedesaaan partisipatif

b.Pengembangan kelompok

c.Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan d.Monitoring dan evaluasi partisipasi

Tahap 4.Pemandirian masyarakat (Departemen Sosial, 2007: 1-6).

Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tidak tentu. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang akan berjalan terus-menerus. Masyarakatakan mengkaji keadaannya dan mengembangkan rencana kegiatan perbaikan serta melakukannya secara berkelanjutan.

(66)

A.Program Rintisan

1.Proyek Bantuan Bank Dunia 300 IDN, merupakan paket program berupa: bantuan pengadaan air bersih, peningkatan pendapatan akseptor, dan penyedian kebutuhan.

2.Proyek ASEAN untuk Women in Development, salah satu kegiatannya adalah Income Generating.

3.Program GIZI melalui bantuan USAID, dengan kegiatan KB-pedesaan/kumuh yang salah satu kegiatannya adalah Income Generating. 4.Program Women in Developmentmelalui bantuan UNFPA, dengan kegiatan

IncomeGenerating ProgramWID ini sudah lebih lengkap dengan adanya studi banding,pembuatan bukupedoman MIS.

5.Melalui bantuan Belanda (IGGA), dilaksanakan program Income Generating denganberbagai kegiatan pengembangan antara lain :

a.Model-model pelatihan

b.Latihan pengembangan produk c.Latihan pemasaran

d.Studi banding

6.Dukungan APBN-DIP melui berbagai proyek untuk kecamatan miskin dan KB keluarga transmigran, yang bentuk kegitannya adalah Income Generatingdengan penyediaan bantuan modal yang dilaksanakan secara bergulir.

(67)

besar dari bantuan modal APBN (BadanKoodinasi Keluarga Berencana Nasional, 2007:28).

Kelompok-kelompok yang mendapatkan bantuan modal tersebut adalah kelompok UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor), yang para anggotanya sebagian besar para akseptor KB untuk mendorong peningkatan kesejahteraan akseptor KB sebagai suatu nilai tambahan bagi yang menjadi anggota KB, dan bagi lingkungannya merupakan salah satu teknik motivasi untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta menjadi akseptor KB.

2.4 Program Usaha Pen

Gambar

Tabel 4. 2

Referensi

Dokumen terkait

Air I Tahun Anggaran 2017 yang saat ini telah sampai pada tahap pembuktian kualifikasi dokumen, maka dengan ini kami mengundang saudara selaku Calon Penyedia

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan di kawasan Mebidangro berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan.Sedangkan dilihat dari

a) Gigi Premolar atasadalah gigi pada anatomi normal yang terletak pada urutan keempat dan kelima dihitung dari garis tengah wajah pada rahang atas baik kiri maupun kanan

Tujuan dari perancangan ini adalah dapat merancang Prototype 4 Aksis Sistem Robot Cable dengan Sistem Pengendali Otomatis Untuk Menggerakan Beban 3 Kg.. Metode

Effect of carbonated beverages, coffee, sports and high energy drinks, and bottled water on the in vitro erosion characteristics of dental enamel.. Comar LP, Salomao PMA, Souza

Pengaruh Tebal Pemakanan Dan Kecepatan Potong Pada Pembubutan Kering Menggunakan Pahat Karbida Terhadap Kekasaran Permukaan Material St-60 Hasry, Muhammad, dkk, 2014’’ Studi

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan dan sudah mengerti dan bersedia untuk turut serta memberikan gigi sebagai sampel dalam penelitian atas nama Theresia Marpaung yang

Dari tinjauan pustaka yang dilakukan dalam penelitian ini, didapati aplikasi yang dibuat hanya bisa berjalan pada satu platform, seperti yang dilakukan oleh Alfian Abdul Jalid