DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Maya Diana S
Tempat, Tanggal Lahir : Pariaman, 8 Mei 1994
Alamat : Jl. Universitas No. 48 Medan
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri 040452 Kabanjahe Tahun 2000-2006
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kabanjahe Tahun 2006-2009 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kabanjahe Tahun 2009-2012 4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Program Studi
Pendidikan Dokter Tahun 2012 - sekarang Riwayat Organisasi :
1. Anggota Divisi Kreativitas dan Kemahasiswaan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) FK USU 2013-2014
KUESIONER
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 1 Kabanjahe Tahun 2015
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian:
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan jawaban Anda dengan memberi tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang tersedia.
I. Karakteristik responden
1. Berapakah usia anda sekarang? a. 16 tahun b. 17 tahun c. 18 tahun d. >18 tahun 2. Apakah anda pernah berdiskusi mengenai
kanker serviks?
a. Pernah b. Sering c. Tidak pernah 3. Jika pernah, siapakah yang sering anda
ajak berdiskusi?
a. Bapak b. Ibu
c. Saudara sekandung d. Lain-lain, sebutkan….. 4. Apakah anda pernah mendapatkan
penyuluhan tentang kanker serviks baik di sekolah maupun di luar sekolah?
a. Pernah b. Tidak Pernah 5. Jika pernah, kapan penyuluhan itu
diberikan?
a. <1 tahun yang lalu b. >1 tahun yang lalu
II. Tingkat pengetahuan tentang kanker serviks
Pertanyaan Pilihan Jawaban
1. Dibawah ini manakah yang menjadi penyebab kanker serviks?
a. Infeksi Human Papillomavirus
b. Infeksi Human Immunodeficiency Virus
c. Infeksi Clamydia Trachomatis
d. Belum diketahui secara pasti 2. Berapa lama masa
pertumbuhan kanker serviks?
a. Langsung menimbulkan kanker setelah serviks terinfeksi HPV
b. Perkembangan menjadi kanker memakan waktu antara 1-5 bulan setelah infeksi c. Perkembangan menjadi kanker memakan
3. Dibawah ini manakah tipe HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks?
a. 6 dan 11 b. 16 dan 18 c. 33 dan 35 d. 56 dan 58 4. Manakah pernyataan
yang benar tentang kanker serviks?
a. Seringkali bergejala pada awal penyakit b. Semakin dini penyakit dideteksi maka
pengobatan semakin sulit
c. Kanker serviks tidak menyebabkan kematian pada perempuan
d. Kanker serviks ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual
5. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk faktor resiko terjadinya kanker serviks?
a. Merokok
b. Menikah muda dibawah usia 20 tahun c. Memiliki pasangan seksual yang suka
berganti-ganti pasangan d. Melahirkan anak kembar 6. Pernyataan yang benar
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kanker serviks adalah?
a. Kanker serviks sering terjadi pada wanita yang sering melahirkan
b. Kontrasepsi oral (pil KB) yang dipakai jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker serviks
c. Melakukan hubungan seksual di usia dini dan berganti-ganti pasangan seksual merupakan faktor risiko kanker serviks d. Semua benar
7. Manakah yang bukan termasuk gejala awal kanker serviks?
a. Mengalami keputihan yang tidak normal b. Nyeri saat melakukan hubungan seksual c. Mengalami perdarahan selama atau setelah
berhubungan seksual
d. Perdarahan berlebihan di dalam siklus menstruasi
8. Apa yang anda ketahui tentang gejala kanker serviks pada stadium lanjut?
a. Mengalami keputihan yang tidak normal b. Nyeri saat melakukan hubungan seksual c. Keluarnya cairan pervaginam yang berbau
busuk
d. Mual dan muntah 9. Ada berapa stadium
kanker serviks yang Anda ketahui?
a. 5 stadium b. 4 stadium c. 3 stadium d. 2 stadium 10.Bagaimana cara
mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks?
a. Pap Smear
11.Apakah tujuan
pemeriksaan Pap Smear?
a. Untuk mengetahui kelainan kandungan urin (air seni)
b. Untuk mengetahui kelainan pra-kanker dan kanker leher rahim
c. Untuk mengetahui kelainan pra-kanker dan kanker rahim
d. Untuk mengetahui penyakit HIV AIDS 12.Pada usia berapakah
pemeriksaan Pap Smear
dapat dilakukan oleh wanita?
a. Semua umur
b. Semua umur asalkan pernah melahirkan c. Semua wanita berusia 18 tahun atau lebih
dan telah aktif secara seksual
d. Semua wanita berusia lebih dari 50 tahun dan masih aktif secara seksual
13.Apakah manfaat yang diperoleh wanita yang melakukan pemeriksaan
Pap Smear?
a. Mencegah infeksi virus pada serviks b. Mengobati keganasan pada serviks c. Mengetahui adanya perubahan sel serviks
kearah keganasan secara dini d. Semua salah
14.Wanita yang memulai hubungan seksual saat usia <18 tahun dan mempunyai banyak partnerseharusnya melakukan tes Pap
Smear setiap?
a. Sekali seumur hidup b. 1 tahun sekali c. 3 tahun sekali d. 5 tahun sekali
15.Apakah kepanjangan dari IVA?
a. Insersi Visual dengan Alkohol b. Insersi Visual dengan Asam Asetat c. Inspeksi Visual dengan Alkohol d. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 16.Dibawah ini manakah
yang bukan termasuk pencegahan kanker serviks?
a. Tidak merokok
b. Memiliki partner seks tunggal
c. Jika pernah melakukan hubungan seksual, harus dilakukan Pap Smear secara teratur setiap dua tahun
d. Penggunaan antiseptik yang rutin untuk membersihkan vagina
17.Menurut rekomendasi FDA-US pada usia berapakah vaksin HPV dapat diberikan pada perempuan?
a. Usia antara 9-26 tahun b. Usia antara 29- 36 tahun c. Usia antara 39-46 tahun d. Usia diatas 46 tahun 18.Penggunaan kontrasepsi
pencegahan? 19.Salah satu bentuk
pencegahan sekunder kanker serviks adalah?
a. Vaksinasi HPV
b. Tes Pap Smear
c. Histerektomi total d. Tidak merokok 20.Pernyataan yang salah
mengenai pencegahan kanker serviks adalah?
a. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan skrining dan deteksi dini
b. Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-kasus dini
c. Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah komplikasi klinik
LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA SUBJEK PENELITIAN
Assalamualaikum Wr Wb/Salam Sejahtera Dengan Hormat,
Nama saya Maya Diana S., sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 1 Kabanjahe Tahun 2015”.
Kanker serviks merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan di kalangan wanita. Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah kesehatan reproduksi, seperti hubungan seksual usia dini, infeksi menular seksual, pergaulan bebas, dan lain-lain. Dengan adanya penyuluhan mengenai kanker serviks, terutama penyebab, faktor risiko, gejala, dan pencegahannya, diharapkan para remaja dapat mencegah terjadinya kanker serviks.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan siswi kelas XII tentang kanker serviks di SMA Negeri 1 Kabanjahe. Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan atau informasi tentang kanker serviks pada siswi melalui penyuluhan dan dapat melakukan upaya pencegahan sedini mungkin terhadap kemungkinan terjadinya kanker serviks dengan menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Partisipasi Saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Anda membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya:
Nama : Maya Diana S
Alamat : Jl. Sudirman Gg. Delima No. 9 Kabanjahe No. HP : 082366552264
Terima kasih saya ucapkan kepada Saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Kabanjahe, September 2015 Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Orang tua/Wali dari ……….., kelas …….. :
Nama :
Umur : Alamat : Telp/Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi tentang Kanker Serviks di SMA Negeri 1 Kabanjahe Tahun 2015”, maka dengan ini Saya secara sukarela dan tanpa paksaan memberikan izin kepada anak Saya untuk ikut serta dalam penelitian tersebut. Dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu.
Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Kabanjahe, ………2015
Peneliti, Orang Tua Siswi,
DATA INDUK RESPONDEN
Nama Kelas Usia Diskusi Penyuluhan Skor Pretest Skor Posttest Pretest Dikategorikan Posttest Dikategorikan
R1 XII MS 3 17 Pernah Pernah 9.0 18.0 Kurang Baik
R2 XII MS 4 17 Tidak Pernah Pernah 11.0 15.0 Sedang Sedang
R3 XII MS 4 17 Pernah Tidak Pernah 14.0 18.0 Sedang Baik
R4 XII MS 4 17 Tidak Pernah Pernah 11.0 18.0 Sedang Baik
R5 XII MS 4 17 Pernah Pernah 10.0 15.0 Kurang Sedang
R6 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 6.0 20.0 Kurang Baik
R7 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 7.0 15.0 Kurang Sedang
R8 XII MS 4 17 Pernah Tidak Pernah 6.0 17.0 Kurang Baik
R9 XII MS 4 17 Tidak Pernah Pernah 8.0 17.0 Kurang Baik
R10 XII MS 4 17 Pernah Pernah 8.0 16.0 Kurang Baik
R11 XII MS 4 17 Pernah Pernah 11.0 19.0 Sedang Baik
R12 XII MS 4 17 Pernah Pernah 9.0 17.0 Kurang Baik
R13 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 11.0 15.0 Sedang Sedang
R14 XII MS 3 18 Tidak Pernah Pernah 11.0 20.0 Sedang Baik
R15 XII MS 4 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 6.0 18.0 Kurang Baik
R16 XII MS 3 17 Sering Pernah 10.0 17.0 Kurang Baik
R17 XII MS 4 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 10.0 20.0 Kurang Baik R18 XII MS 4 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 14.0 20.0 Sedang Baik
R19 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 11.0 18.0 Sedang Baik
R20 XII MS 3 17 Pernah Pernah 11.0 19.0 Sedang Baik
R21 XII MS 3 17 Pernah Pernah 11.0 19.0 Sedang Baik
R22 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 11.0 20.0 Sedang Baik
R23 XII MS 4 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 9.0 20.0 Kurang Baik R24 XII MS 4 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 12.0 16.0 Sedang Baik
R25 XII MS 4 17 Pernah Tidak Pernah 6.0 15.0 Kurang Sedang
R26 XII MS 3 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 10.0 15.0 Kurang Sedang
R27 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 6.0 17.0 Kurang Baik
R28 XII MS 4 17 Pernah Pernah 8.0 19.0 Kurang Baik
R29 XII MS 3 17 Tidak Pernah Pernah 5.0 18.0 Kurang Baik
R30 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 9.0 18.0 Kurang Baik
R31 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 11.0 18.0 Sedang Baik
R32 XII MS 4 17 Pernah Pernah 8.0 19.0 Kurang Baik
R33 XII MS 3 17 Pernah Tidak Pernah 12.0 17.0 Sedang Baik
R34 XII MS 3 17 Tidak Pernah Pernah 9.0 13.0 Kurang Sedang
R35 XII IPS 1 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 10.0 18.0 Kurang Baik R36 XII IPS 1 18 Tidak Pernah Tidak Pernah 10.0 18.0 Kurang Baik R37 XII IPS 1 18 Pernah Tidak Pernah 11.0 14.0 Sedang Sedang
R38 XII MS 4 17 Pernah Pernah 10.0 17.0 Kurang Baik
R42 XII IPS 1 17 Tidak Pernah Pernah 11.0 16.0 Sedang Baik R43 XII IPS 1 17 Tidak Pernah Tidak Pernah 8.0 19.0 Kurang Baik
R44 XII IPS 1 17 Pernah Tidak Pernah 8.0 19.0 Kurang Baik
R45 XII IPS 1 17 Pernah Pernah 9.0 18.0 Kurang Baik
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 total p1 Pearson Correlation 1 -.268 -.068 .245 .016 -.016 .165 -.165 -.257 -.185 .350 -.418* -.165 -.031 -.016 -.359 -.185 -.257 .076 -.164 -.257 -.257 -.210 -.165 -.022 -.153
Sig. (2-tailed) .196 .747 .237 .939 .939 .431 .431 .216 .377 .086 .038 .431 .882 .939 .078 .377 .216 .716 .434 .216 .216 .314 .431 .915 .465 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p2 Pearson Correlation -.268 1 .395 .134 .490* .385 -.196 .360 .230 .840** .145 .210 .850** .408* .385 .442* .840** .559** -.167 .442* .559** .395 .458* .033 -.033 .744**
Sig. (2-tailed) .196 .051 .524 .013 .057 .347 .078 .268 .000 .488 .314 .000 .043 .057 .027 .000 .004 .426 .027 .004 .051 .021 .877 .877 .000 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p3 Pearson Correlation -.068 .395 1 .273 .263 .428* -.045 .368 .188 .435* .165 .256 .206 .329 .428* .510** .263 .188 -.230 .342 .838** .188 .923** .206 .116 .665**
Sig. (2-tailed) .747 .051 .187 .205 .033 .830 .071 .367 .030 .430 .217 .322 .108 .033 .009 .205 .367 .268 .094 .000 .367 .000 .322 .580 .000 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p4 Pearson Correlation .245 .134 .273 1 .299 .636** -.201 .419* .273 .299 .700** .168 -.017 .327 .636** .127 .065 -.167 -.356 .355 .273 .273 .236 .419* .236 .529**
Sig. (2-tailed) .237 .524 .187 .146 .001 .336 .037 .187 .146 .000 .421 .934 .110 .001 .544 .756 .425 .080 .082 .187 .187 .256 .037 .256 .007 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p5 Pearson Correlation .016 .490* .263 .299 1 .471* -.371 .714** .435* .632** .237 .471* .371 .915** .471* .157 .449* .263 -.490* .157 .263 .435* .144 .199 -.027 .655**
Sig. (2-tailed) .939 .013 .205 .146 .018 .068 .000 .030 .001 .254 .018 .068 .000 .018 .453 .025 .205 .013 .453 .205 .030 .492 .340 .896 .000 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p6 Pearson Correlation -.016 .385 .428* .636** .471* 1 -.144 .487* .428* .471* .336 .449* .144 .514** .816** .200 .287 .083 -.385 .736** .428* .428* .371 .487* .199 .757**
Sig. (2-tailed) .939 .057 .033 .001 .018 .492 .013 .033 .018 .100 .025 .492 .009 .000 .338 .165 .694 .057 .000 .033 .033 .068 .013 .340 .000 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p7 Pearson Correlation .165 -.196 -.045 -.201 -.371 -.144 1 -.199 -.045 -.199 -.064 -.316 -.359 -.280 .027 -.053 -.027 -.206 .196 .113 -.045 -.045 -.122 .282 .038 -.085
Sig. (2-tailed) .431 .347 .830 .336 .068 .492 .341 .830 .340 .760 .124 .078 .175 .896 .800 .896 .322 .347 .589 .830 .830 .562 .172 .855 .687 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p8 Pearson Correlation -.165 .360 .368 .419* .714** .487* -.199 1 .368 .542** .243 .659** .199 .781** .487* .053 .371 .045 -.686** .220 .368 .368 .282 .359 .122 .640**
Sig. (2-tailed) .431 .078 .071 .037 .000 .013 .341 .071 .005 .243 .000 .341 .000 .013 .800 .068 .830 .000 .290 .071 .071 .172 .078 .562 .001 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p9 Pearson Correlation -.257 .230 .188 .273 .435* .428* -.045 .368 1 .435* .345 .083 .206 .329 .601** .175 .263 .188 -.066 .342 .188 .513** .116 .529** -.045 .567**
Sig. (2-tailed) .216 .268 .367 .187 .030 .033 .830 .071 .030 .092 .694 .322 .108 .001 .404 .205 .367 .755 .094 .367 .009 .580 .007 .830 .003 N
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
p11 Pearson Correlation .350 .145 .165 .700** .237 .336 -.064 .243 .345 .237 1 -.046 .064 .097 .527** .089 .046 -.014 -.145 .089 .165 .165 .114 .243 .114 .412* Sig. (2-tailed) .086 .488 .430 .000 .254 .100 .760 .243 .092 .254 .828 .760 .646 .007 .672 .828 .946 .488 .672 .430 .430 .587 .243 .587 .041 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p12 Pearson Correlation -.418* .210 .256 .168 .471* .449* -.316 .659** .083 .287 -.046 1 -.027 .514** .265 .200 .103 .256 -.560** .200 .256 .428* .199 .144 .027 .400*
Sig. (2-tailed) .038 .314 .217 .421 .018 .025 .124 .000 .694 .165 .828 .896 .009 .201 .338 .624 .217 .004 .338 .217 .033 .340 .492 .896 .048 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p13 Pearson Correlation -.165 .850** .206 -.017 .371 .144 -.359 .199 .206 .714** .064 -.027 1 .280 .144 .220 .714** .529** -.033 .220 .368 .206 .282 -.122 -.199 .487*
Sig. (2-tailed) .431 .000 .322 .934 .068 .492 .078 .341 .322 .000 .760 .896 .175 .492 .290 .000 .007 .877 .290 .071 .322 .172 .562 .341 .013 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p14 Pearson Correlation -.031 .408* .329 .327 .915** .514** -.280 .781** .329 .557** .097 .514** .280 1 .514** .042 .379 .161 -.578** .215 .329 .329 .220 .280 .053 .633**
Sig. (2-tailed) .882 .043 .108 .110 .000 .009 .175 .000 .108 .004 .646 .009 .175 .009 .843 .062 .442 .002 .301 .108 .108 .290 .175 .800 .001 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p15 Pearson Correlation -.016 .385 .428* .636** .471* .816** .027 .487* .601** .471* .527** .265 .144 .514** 1 .200 .287 .083 -.210 .557** .428* .428* .371 .487* .371 .801**
Sig. (2-tailed) .939 .057 .033 .001 .018 .000 .896 .013 .001 .018 .007 .201 .492 .009 .338 .165 .694 .314 .004 .033 .033 .068 .013 .068 .000 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p16 Pearson Correlation -.359 .442* .510** .127 .157 .200 -.053 .053 .175 .514** .089 .200 .220 .042 .200 1 .336 .342 -.102 .132 .678** .510** .614** .220 -.220 .508**
Sig. (2-tailed) .078 .027 .009 .544 .453 .338 .800 .800 .404 .009 .672 .338 .290 .843 .338 .101 .094 .627 .530 .000 .009 .001 .290 .290 .010 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p17 Pearson Correlation -.185 .840** .263 .065 .449* .287 -.027 .371 .263 .816** .046 .103 .714** .379 .287 .336 1 .435* -.140 .336 .435* .263 .316 .199 -.199 .640**
Sig. (2-tailed) .377 .000 .205 .756 .025 .165 .896 .068 .205 .000 .828 .624 .000 .062 .165 .101 .030 .504 .101 .030 .205 .124 .340 .340 .001 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p18 Pearson Correlation -.257 .559** .188 -.167 .263 .083 -.206 .045 .188 .608** -.014 .256 .529** .161 .083 .342 .435* 1 .099 .007 .351 .188 .277 -.277 -.368 .372
Sig. (2-tailed) .216 .004 .367 .425 .205 .694 .322 .830 .367 .001 .946 .217 .007 .442 .694 .094 .030 .639 .975 .086 .367 .179 .179 .071 .067 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p19 Pearson Correlation .076 -.167 -.230 -.356 -.490* -.385 .196 -.686** -.066 -.315 -.145 -.560** -.033 -.578** -.210 -.102 -.140 .099 1 -.272 -.230 -.230 -.131 -.360 .033 -.348
Sig. (2-tailed) .716 .426 .268 .080 .013 .057 .347 .000 .755 .125 .488 .004 .877 .002 .314 .627 .504 .639 .188 .268 .268 .533 .078 .877 .088 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p20 Pearson Correlation -.164 .442* .342 .355 .157 .736** .113 .220 .342 .336 .089 .200 .220 .215 .557** .132 .336 .007 -.272 1 .342 .342 .280 .387 .280 .580**
p22 Pearson Correlation -.257 .395 .188 .273 .435* .428* -.045 .368 .513** .435* .165 .428* .206 .329 .428* .510** .263 .188 -.230 .342 .188 1 .116 .529** -.206 .581** Sig. (2-tailed) .216 .051 .367 .187 .030 .033 .830 .071 .009 .030 .430 .033 .322 .108 .033 .009 .205 .367 .268 .094 .367 .580 .007 .322 .002 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p23 Pearson Correlation -.210 .458* .923** .236 .144 .371 -.122 .282 .116 .487* .114 .199 .282 .220 .371 .614** .316 .277 -.131 .280 .923** .116 1 .122 .038 .623**
Sig. (2-tailed) .314 .021 .000 .256 .492 .068 .562 .172 .580 .013 .587 .340 .172 .290 .068 .001 .124 .179 .533 .175 .000 .580 .562 .855 .001 N
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
p24 Pearson Correlation -.165 .033 .206 .419* .199 .487* .282 .359 .529** .199 .243 .144 -.122 .280 .487* .220 .199 -.277 -.360 .387 .206 .529** .122 1 -.199 .446* Sig. (2-tailed) .431 .877 .322 .037 .340 .013 .172 .078 .007 .340 .243 .492 .562 .175 .013 .290 .340 .179 .078 .056 .322 .007 .562 .341 .026 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 p25 Pearson Correlation -.022 -.033 .116 .236 -.027 .199 .038 .122 -.045 -.199 .114 .027 -.199 .053 .371 -.220 -.199 -.368 .033 .280 -.045 -.206 .038 -.199 1 .068
Sig. (2-tailed) .915 .877 .580 .256 .896 .340 .855 .562 .830 .340 .587 .896 .341 .800 .068 .290 .340 .071 .877 .175 .830 .322 .855 .341 .748 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 total Pearson Correlation -.153 .744** .665** .529** .655** .757** -.085 .640** .567** .833** .412* .400* .487* .633** .801** .508** .640** .372 -.348 .580** .721** .581** .623** .446* .068 1
Sig. (2-tailed) .465 .000 .000 .007 .000 .000 .687 .001 .003 .000 .041 .048 .013 .001 .000 .010 .001 .067 .088 .002 .000 .002 .001 .026 .748 N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.916 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
p2 8.60 32.333 .689 .909
p3 8.76 32.773 .598 .911
p4 9.04 34.207 .492 .913
p5 8.52 32.760 .645 .910
p6 8.88 32.360 .722 .908
p8 8.68 32.477 .648 .910
p9 8.76 33.273 .508 .913
p10 8.52 31.927 .808 .906
p11 8.92 34.577 .318 .917
p12 8.88 34.027 .404 .915
p13 8.68 33.727 .424 .915
p14 8.56 32.757 .625 .910
p15 8.88 32.360 .722 .908
p16 8.84 33.640 .461 .914
p17 8.52 33.093 .581 .911
p20 8.84 33.390 .507 .913
p21 8.76 32.357 .674 .909
p22 8.76 33.023 .553 .912
p23 8.72 32.960 .560 .912
Umur Responden
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 17 50 90.9 90.9 90.9
18 5 9.1 9.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
Kelas Responden
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid XII IPS 1 19 34.5 34.5 34.5
XII IPA 3 17 31.0 31.0 65.5
XII IPA 4 19 34.5 34.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
Diskusi Mengenai Kanker Serviks
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pernah 27 49.1 49.1 49.1
Sering 1 1.8 1.8 50.9
Tidak Pernah 27 49.1 49.1 100.0
Total 55 100.0 100.0
Penyuluhan Sebelumnya
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pernah 19 34.5 34.5 34.5
Tidak Pernah 36 65.5 65.5 100.0
Total 55 100.0 100.0
Total Skor Pretest dan Posttest Total Skor
Pretest
Total Skor Posttest
N Valid 55 55
Missing 5 5
Mean 9.29 17.56
Median 10.00 18.00
Mode 10 18
Std. Deviation 2.034 1.772
Total Skor Pretest yang Dikategorikan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sedang 16 29.1 29.1 29.1
Kurang 39 70.9 70.9 100.0
Total 55 100.0 100.0
Total Skor Posttest yang Dikategorikan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 46 83.6 83.6 83.6
Sedang 9 16.4 16.4 100.0
Total 55 100.0 100.0
DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN BERDASARKAN DISKUSI SEBELUMNYA
Diskusi tentang kanker serviks* Total skor pretest yang dikelompokkan Crosstabulation
Count
Total Skor Pretest yang Dikategorikan
Total Sedang Kurang
Diskusi tentang kanker serviks
Pernah 10 17 27
Sering 0 1 1
Tidak Pernah 6 21 27
Total 16 39 55
Umur Responden * Total Skor Pretest yang Dikategorikan Crosstabulation Count
Total Skor Pretest Yang Dikategorikan
Total
Sedang Kurang
Umur Responden 17 14 36 50
18 2 3 5
Total 16 39 55
Umur Responden * Total Skor Posttest yang Dikategorikan Crosstabulation Count
Total Skor Posttest Yang Dikategorikan
Total
Baik Sedang
Umur Responden 17 42 8 50
18 4 1 5
Diskusi tentang kanker serviks * Total skor posttest yang dikelompokkan Crosstabulation
Count
Total Skor Posttest yang Dikategorikan
Total
Baik Sedang
Diskusi tentang kanker serviks
Pernah 22 5 27
Sering 1 0 1
Tidak Pernah 23 4 27
Total 46 9 55
DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN BERDASARKAN PENYULUHAN SEBELUMNYA
Penyuluhan * Total skor pretest yang dikelompokkan Crosstabulation Count
Total Skor Pretest yang Dikategorikan
Total Sedang Kurang
Penyuluhan Pernah 7 12 19
Tidak Pernah 9 27 36
Total 16 39 55
Penyuluhan * Total skor posttest yang dikelompokkan Crosstabulation Count
Total Skor Posttest yang Dikategorikan
Total
Baik Sedang
Penyuluhan Pernah 16 3 19
Tidak Pernah 30 6 36
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Total skor pengetahuan
sebelum
penyuluhan/pretest
.164 55 .001 .937 55 .006
Total skor pengetahuan setelah
penyuluhan/posttest
.215 55 .000 .912 55 .001
a. Lilliefors Significance Correction
HASIL ANALISIS UJI BEDA (WILCOXON) Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks Total Skor Posttest –
Total Skor Pretest
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 55b 28.00 1540.00
Ties 0c
Total 55
a. Total Skor Posttest < Total Skor Pretest b. Total Skor Posttest > Total Skor Pretest c. Total Skor Posttest = Total Skor Pretest
Test Statisticsb
Total Skor Posttest – Total Skor
Posttest
Z -6.468a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z., 2010. Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementerian Kesehatan RI.
Bambang, M., Moeslichan, S., Sastroasmoro, S., Budiman, I., & Purwanto, S.H., 2011. Perkiraan Besar Sampel. In: Sastroasmoro, S., ed. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto, 348-376.
Benita, N.R., 2012. ‘Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Siswa SMP Kristen Gergaji’.
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
California Department of Health Care Services & California Department of Public Health, 2013. Cancer of The Cervix. Available from: www.dhcs.ca.gov/services/ [Accessed 20 April 2015]
Dahlan, S., 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, G.A.A.N., Sawitri, A.A.S., & Adiputra, N., 2012. ‘Paparan Asap Rokok dan Higiene Diri Merupakan Faktor Risiko Lesi Prakanker Leher Rahim di Kota Denpasar Tahun 2012’. Public Health and Preventive
Medicine Archieve, vol. 1, no. 1, pp. 85-91.
Dewi, N.K., Rejeki, S., & Istiana, S., 2014. ‘Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral Pada Wanita Usia Lebih Dari 35 Tahun Dengan Stadium Kanker Serviks di RSUD Kota Semarang’.
FIGO Committee on Gynecologic Oncology. 2006. Staging Classifications and
Clinical Practice Guidelines for Gynaecological Cancers. Available from :
http://www.figo.org/files/figo-corp/docs/stagingbooklet.pdf [Accessed 15 April 2015]
International Agency for Research on Cancer, 2012. GLOBOCAN 2012:
Estimated Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012.
Available from: http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx [Accessed 5 April 2015].
Ioffee, O.B., Simsir, B., & Silverberg, S.G., 2005. Pathology. In: Berek, J.S., Nacker, N.F. Practical Gynecology Oncology. 14th Ed. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 163-186.
Junqueira, L.C. & Carneiro, J., 2007. Sistem Reproduksi Wanita. In: Junqueira, L.C., Carneiro, J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. Ed. 10. Jakarta : EGC. Kampono, N., 2011. Kanker Ganas Alat Genital. In: Anwar, M., Baziad, A., and
Probowo, R.P., ed. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 294-299.
Lasut, E., Rarung, M., & Suparman, E., 2013. ‘Karakteristik Penderita Kanker Serviks di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou’. Jurnal e-clinic
(eCl), vol. 3, no.1, pp. 83-86.
Manajemen Rumah Sakit, 2014. Prevalensi Kanker di Indonesia dan Dunia. Available from: http://manajemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker-di-indonesia-dan-dunia/ [Accessed 5 April 2015].
Mubarak, W., Chayatin, N., Rozikin, K., & Supradi, 2007. PROMOSI KESEHATAN: Sebuah Pengantar Proses Belajar-Mengajar dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugraheny, E., 2010. ‘Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap Perilaku Untuk
Melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Ditinjau Dari Umur Pada Guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta Tahun 2010’.
Perunovic & Branko, 2006. Cervix. Available from: http://www/pathologyoutlines.com/cervix.html. [Accessed 15 April 2015] Pondang, C.C., Wungouw, H., & Onibala, F., 2013. ‘Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Pencegahan Kanker Serviks di SMA Negeri 1 Manado’. Ejournal Keperawatan (e-Kp), vol. 1, no. 1, pp 1-6.
Prandana, D.A., & Rusda, M., 2011. ‘Pasien Kanker Serviks di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2011’. E-jurnal FK USU, vol. 1, no. 2.
Price, S & Wilson, L, 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Jakarta: EGC.
Putz, R., & Pabst, R., 2006. Atlas Anantomi Manusia Sobotta Edisi 21 Jilid 2. Jakarta: EGC.
Rasjidi, I., 2007. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan
Evidence Base. Jakarta: ECG.
Rasjidi, I., 2008. Manual Prakanker Serviks Edisi Pertama. Jakarta: Sagung Seto. Rasjidi, I., and Sulistiyanto, H., 2007. Vaksin Human Papilloma Virus dan
Eradikasi Kanker Mulut Rahim. Jakarta: Sagung Seto.
Romadhoni, Yazid, N., & Aviyanti, D., 2012. ‘Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum dan Sesudah Penyuluhan’. Jurnal
Kedokteran Muhammadiyah, vol.1, no.1, pp. 38-42.
Rosenthal, M.S. 2003. The Gynaecological Sourcebook : When They Tell You It’s
Sadewa, P.A., 2014. ‘Hubungan Antara Kejadian Kanker Serviks Uteri Dengan Faktor Risiko Menikah Usia Muda’
Schorge, J.O., 2008. Cervical Cancer. In: William Gynecology. USA: McGraw Hill, 646-663.
Setiati, E., 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: Andi.
Snell, R.S., 2006. Anatomi Klinik Edisi 6. Jakarta: EGC. 350-360.
Sukardja, 2000. Onkologi Klinik Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press. Tortora, G.J., 2007. The Reproductive Systems. In: Tortora, G.J., Derrickson,
B.H. Principles of Anatomy and Physiology. Edisi 12. London: Wiley. 1095-1105.
Widyastuti, Y., Rahmawati, A., & Purnamaningrum, Y., 2009. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
World Health Organization, 2014. Comprehensive Cervical Cancer Control: A
Guide To Essential Practice Second Edition. Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/144785/1/9789241548953_eng.pdf [Accessed 10 April 2015]
Yuniar, I., Saryono, & Rohani, F., 2009. ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Serviks di Puskesmas Karanganyar’. Jurnal Ilmiah
BAB 3
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian 3.2. Definisi Operasional
1. Variabel Independen : Penyuluhan
- Definisi Operasional : Bentuk pendidikan kesehatan berupa ceramah dengan alat bantu visual berupa slideshow dan tanya jawab untuk meningkatkan pengetahuan siswi tentang kanker serviks, berupa definisi, penyebab, faktor resiko, gejala dan tanda, deteksi dini serta pencegahannya.
- Kategori : Hadir dan tidak hadir dalam penyuluhan - Skala Pengukuran : Nominal
2. Variabel Dependen : Tingkat pengetahuan
- Definisi Operasional : Hasil dari tahu setelah melakukan penginderaan terhadap informasi yang diberikan pada penyuluhan tentang kanker serviks berupa definisi, penyebab, faktor resiko, gejala dan tanda, deteksi dini, serta pencegahannya.
Tingkat Pengetahuan Siswi Penyuluhan Tentang
- Cara Ukur : Pengisian kuesioner oleh siswi sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
- Alat Ukur : Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 20 pertanyaan pilihan ganda.
Jika jawaban benar diberi skor 1 Jika jawaban salah diberi skor 0
Total skor yang dapat diperoleh responden setelah mengisi kuesioner adalah 0-20.
- Kategori : Menurut Nursalam (2008) dalam Saraswati (2011), skor yang didapat kemudian diklasifikasikan menjadi:
Pengetahuan baik : jika hasil jawaban terhadap kuesioner 16-20 benar atau memperoleh skor 76-100%
Pengetahuan sedang : jika hasil jawaban terhadap kuesioner 11-15 benar atau memperoleh skor 56-75%
Pengetahuan kurang : jika hasil jawaban terhadap kuesioner <11 benar atau memperoleh skor <56%
- Skala Pengukuran : Ordinal
3.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Hipotesis alternatif (Ha), yaitu ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang kanker serviks di SMA Negeri 1 Kabanjahe tahun 2015.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian praeksperimen (pre
experimental design) dengan one group pretest posttest design.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Kabanjahe. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa di sekolah ini masih kurangnya kegiatan penyuluhan kesehatan yang diadakan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2015.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
1. Populasi Target
Populasi target adalah seluruh siswi SMA Negeri 1 Kabanjahe. 2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah siswi kelas XII SMA Negeri 1 Kabanjahe.
4.3.2. Sampel Penelitian
menggunakan probability sampling dengan teknik simple random
sampling.
Menurut Dahlan (2009), besar sampel minimum yang diperlukan untuk penelitian analitis kategorik-numerik berpasangan ditentukan berdasarkan rumus :
Keterangan:
n = besar sampel α = kesalahan tipe I β = kesalahan tipe II
S = simpangan baku kedua kelompok
X1 – X2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
Pada penelitian ini, ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% dengan hipotesis dua arah (Zα = 1,960) dan kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10% (Zβ = 1,282). Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna adalah 5 poin, sedangkan simpangan baku tidak ditemukan dari kepustakaan, oleh karena itu dilakukan
judgement selisih tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan sebesar 2 kali lipat perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna (S=10), sehingga dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Menurut Sastroasmoro (2011) untuk mengantisipasi kemungkinan subyek terpilih yang drop out, loss to follow-up, atau subyek yang tidak taat, perlu dilakukan koreksi terhadap besar sampel dengan menambahkan sejumlah subyek agar besar sampel tetap terpenuhi. Untuk itu digunakan formula sederhana:
n = besar sampel yang dihitung f = perkiraan proporsi drop out
Sehingga dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Apabila dibulatkan ke atas maka besar sampel yang dibutuhkan adalah 47 orang.
4.3.3. Kriteria Sampel Penelitian
Beberapa kriteria untuk sampel penelitian, yaitu: 1. Kriteria inklusi
a. Siswi yang duduk di kelas XII SMA Negeri 1 Kabanjahe tahun ajaran 2015-2016.
b. Bersedia mengikuti penelitian yang dibuktikan dengan penandatanganan lembar informed consent.
2. Kriteria eksklusi
a. Pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker serviks dalam jangka waktu kurang dari setahun.
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas terhadap kuesioner tersebut.
1. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita buat tersebut mampu mengukur apa yang akan kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap item pertanyaan dengan skol total kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010).
2. Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).
Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana penelitian tersebut harus dilaksanakan. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang (Notoatmodjo, 2010).
4.4.2. Jenis Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan mengisi kuesioner.
4.4.3. Rancangan Kegiatan Pengumpulan Data
Adapun rancangan kegiatan dalam pengumpulan data ini adalah: 1. Meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 1 Kabanjahe
untuk melakukan penelitian. Setelah itu, membuat materi penyuluhan dalam bentuk power point dan mempersiapkan kuesioner.
2. Seluruh siswi kelas XII SMA Negeri 1 Kabanjahe yang memenuhi kriteria inklusi dipilih untuk menjadi sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.
3. Mengumpulkan siswi yang menjadi sampel dalam satu ruangan untuk meminta kesediaan menjadi responden penelitian dan meminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner yang diberikan ini digunakan sebagai nilai untuk
pretest.
4. Melaksanakan penyuluhan kepada responden yang menjadi sampel. Responden mendapatkan materi penyuluhan tentang kanker serviks. Kegiatan penyuluhan dilakukan selama 45 menit.
4.5. Metode Pengolahan Data
Setelah data yang dibutukan dalam penelitian terkumpul, selanjutnya data akan dimasukkan ke komputer dan diolah dengan menggunakan program SPSS for windows. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut: editing,
coding, entry, dan cleaning.
4.6. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini melalui prosedur bertahap antara lain: 1. Analisis Univariate (Analisis Deskriptif)
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010)
2. Analisis Bivariate
Analisis bivariate dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-berpasangan. Menurut Sastroasmoro (2011), uji t-berpasangan digunakan untuk penelitian dengan subyek yang sama diperiksa sebelum dan setelah intervensi (desain “before and after”).
Pada data pretest dan posttest dilakukan uji normalitas sebagai syarat uji parametrik dalam hal ini adalah uji-t berpasangan (Uji t dependen). Dari uji normalitas data dengan menggunakan metode Shapiro-Wilk, didapatkan p<0,05 baik pada data pretest maupun posttest, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki distribusi yang tidak normal. Sehingga untuk analisis data pengetahuan pretest dan posttest
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian praeksperimental dengan rancangan one group pretest posttest. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas XII SMA Negeri 1 Kabanjahe. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan
probability sampling dengan teknik simple random sampling dari populasi
terjangkau. Setelah dilakukan pengambilan sampel, didapatkan 55 sampel dengan rincian 36 siswi dari kelas XII IPA dan 19 siswi dari kelas XII IPS.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Kabanjahe adalah salah satu sekolah negeri unggulan di Kabupaten Karo, beralamat di Jalan Jamin Ginting No. 31 Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
SMA Negeri 1 Kabanjahe dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan didampingi 64 orang tenaga pendidik serta 8 orang staf pegawai. Sekolah ini memiliki akreditasi A dan berbagai prestasi juga telah banyak diukir oleh para pelajar, baik itu tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Sekolah ini memiliki pelajar yang memiliki latar belakang yang beraneka ragam, sehingga peneliti mengambil sampel di sekolah ini dan diharapkan dapat mewakili populasi secara umum.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Tabel. 5.1. Karakteristik responden
Karakteristik Jumlah (n) n (%)
Usia
17 Tahun 50 90,9
18 Tahun 5 9,1
Kelas
XII IPA 36 65,5
XII IPS 19 34,5
Paparan informasi sebelumnya
Pernah 27 49,0
Sering 1 2,0
Tidak pernah 27 49,0
Penyuluhan sebelumnya Pernah
- < 1 tahun yang lalu - > 1 tahun yang lalu
0 19
0,0 34,5
Tidak pernah 36 65,5
Sumber : data primer
Beberapa responden pernah mendapat informasi tentang kanker serviks yaitu 27 orang (49,0%), sering 1 orang (2,0%), dan tidak pernah 27 orang (49,0%).
Sebagian besar responden belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker serviks sebelumnya yaitu sebanyak 36 orang (65,5%), sedangkan responden yang pernah mendapatkan penyuluhan sebanyak 19 orang (34,5%). Seluruh responden yang pernah mendapatkan penyuluhan tentang waktunya lebih dari 1 tahun yang lalu.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tidak ada responden yang memenuhi kriteria eksklusi. Responden yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker serviks sebelumnya yaitu sebanyak 36 orang (65,5%), dan terdapat beberapa responden yang pernah medapatkan penyuluhan namun waktunya lebih dari satu tahun yang lalu yaitu sebanyak 19 orang (34,5%).
5.1.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Hasil Pretest dan Posttest
[image:37.595.153.512.529.715.2]Berdasarkan data pada kuesioner yang telah diisi oleh reponden maka didapatkan nilai pretest dan posttest sebagai berikut:
Tabel. 5.2. Distribusi tingkat pengetahuan pretest dan posttest
Tingkat
Pengetahuan Skor
Pretest Posttest
n n (%) n n (%)
Baik 16-20 0 0,0 46 83,6
Sedang 11-15 16 29,1 9 16,4
Kurang <11 39 70,9 0 0,0
Total 55 100,0 55 100,0
Tabel 5.2. menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan (pretest) adalah kurang yaitu sebanyak 39 orang (70,9%), sedang sebanyak 16 orang (29,1%), dan baik (0,0%). Setelah dilakukan penyuluhan (posttest), sebagian besar tingkat pengetahuan responden responden meningkat menjadi baik sebanyak 46 orang (83,6%), sedang sebanyak 9 orang (16,4%), dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang (0,0%).
5.1.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pretest dan Posttest Berdasarkan Usia
[image:38.595.157.512.375.525.2]Nilai pretest yang didapatkan berdasarkan golongan usia adalah sebagai berikut:
Tabel. 5.3. Distribusi tingkat pengetahuan pretest berdasarkan usia Tingkat
Pengetahuan Skor
Usia (Tahun)
17 18
n n (%) n n (%)
Baik 16-20 0 0,0 0 0,0
Sedang 11-15 14 25,5 2 3,6
Kurang 0-10 36 65,5 3 5,4
Total 50 91,0 5 9,0
Sumber: data primer
Dari tabel 5.3. menunjukkan bahwa kelompok usia 17 tahun mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang sebelum diberikan penyuluhan 36 orang (65,5%) dan sedang 14 orang (25,5%). Sementara itu, kelompok usia 18 tahun memiliki pengetahuan sedang 2 orang (3,6%) dan kurang 3 orang (5,4%).
Nilai posttest yang didapatkan berdasarkan golongan usia adalah sebagai berikut:
Tabel. 5.4. Distribusi tingkat pengetahuan posttest berdasarkan usia
Pengetahuan 17 18
n n (%) n n (%)
Baik 16-20 42 76,4 4 7,2
Sedang 11-15 8 14,6 1 1,8
Kurang 0-10 0 0,0 0 0,0
Total 50 91,0 5 9,0
Sumber: data primer
Dari tabel 5.4. menunjukkan bahwa kelompok usia 17 tahun mayoritas responden memiliki pengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan 42 orang (76,4%) dan sedang 8 orang (14,6%). Sementara itu, kelompok usia 18 tahun memiliki pengetahuan baik 4 orang (7,2%) orang (3,6%) dan sedang 1 orang (1,8%).
5.1.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pretest dan Posttest Berdasarkan Paparan Informasi Sebelumnya
[image:39.595.158.512.113.240.2]Nilai pretest yang didapatkan berdasarkan paparan informasi sebelumnya melalui diskusi adalah sebagai berikut:
Tabel. 5.5. Distribusi tingkat pengetahuan pretest berdasarkan paparan informasi sebelumnya
Tingkat
Pengetahuan Skor
Paparan Informasi Sebelumnya Pernah Sering Tidak Pernah n n (%) n n (%) n n (%)
Baik 16-20 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Sedang 11-15 10 18,1 0 0,0 6 11,0
Kurang 0-10 17 31,0 1 1,8 21 38,1
Total 27 49,1 1 1,8 27 49,1
Sumber: data primer
memiliki pengetahuan sedang 10 orang (18,1%) dan kurang 17 orang (21,0%) pada pretest. Kelompok responden yang sering berdiskusi malah memiliki pengetahuan kurang 1 (1,8%). Sementara itu, kelompok responden yang tidak pernah berdiskusi memiliki pengetahuan sedang 6 orang (11,0%) dan kurang 21 orang (38,1%).
[image:40.595.156.518.308.455.2]Nilai posttest yang didapatkan berdasarkan diskusi sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel. 5.6. Distribusi tingkat pengetahuan posttest berdasarkan paparan informasi sebelumnya
Tingkat
Pengetahuan Skor
Diskusi Sebelumnya
Pernah Sering Tidak Pernah n n (%) n n (%) n n (%)
Baik 16-20 22 40,0 1 1,8 23 41,8
Sedang 11-15 5 9,1 0 0,0 4 7,3
Kurang 0-10 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Total 27 49,1 1 1,8 27 49,1
Sumber: data primer
Dari tabel. 5.6. dapat dilihat bahwa setelah dilakukan penyuluhan
(posttest), responden yang pernah berdiskusi mayoritas memiliki
pengetahuan baik 22 orang (40,0%) dan sedang 5 orang (9,1). Responden yang sering berdiskusi memiliki pengetahuan baik (1,8%). Begitu pula responden yang sebelumnya tidak pernah berdiskusi mayoritas memiliki pengetahuan baik 23 orang (41,8%) dan sedang 4 orang (7,3%).
5.1.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pretest dan Posttest Berdasarkan Penyuluhan Sebelumnya
Nilai pretest yang didapatkan berdasarkan penyuluhan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tingkat
Pengetahuan Skor
Penyuluhan Sebelumnya Pernah Tidak Pernah
n n (%) n n (%)
Baik 16-20 0 0,0 0 0,0
Sedang 11-15 7 12,7 9 16,4
Kurang 0-10 12 21,8 27 49,1
Total 19 34,5 36 65,5
Sumber: data primer
Dari tabel. 5.7. dapat dilihat bahwa responden yang pernah mendapat penyuluhan sebelumnya memiliki pengetahuan kurang 12 orang (21,8%) dan sedang 7 orang (12,7%) pada pretest. Begitu pula dengan responden yang tidak pernah mengikuti penyuluhan sebelumnya mayoritas memiliki pengetahuan kurang 27 orang (49,1%) dan sedang 9 orang (16,4%).
[image:41.595.157.511.508.659.2]Nilai posttest yang didapatkan berdasarkan penyuluhan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel. 5.8. Distribusi tingkat pengetahuan posttest berdasarkan penyuluhan sebelumnya
Tingkat
Pengetahuan Skor
Penyuluhan Sebelumnya Pernah Tidak Pernah
n n (%) n n (%)
Baik 16-20 16 29,1 30 54,5
Sedang 11-15 3 5,4 6 11,0
Kurang 0-10 0 0,0 0 0,0
Total 19 34,5 36 65,5
Sumber: data primer
pernah mendapat penyuluhan sebelumnya juga mengalami peningkatan pengetahuan menjadi baik 30 orang (54,5%) dan sedang 6 orang (11,0%) pada posttest.
5.1.7. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest dan Posttest Yang Benar Berdasarkan Jenis Pertanyaan
[image:42.595.112.538.366.725.2]Berikut ini adalah distribusi nilai pretest dan posttest berdasarkan jenis pertanyaan pada kuesioner.
Tabel 5.9. Distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest yang benar berdasarkan jenis pertanyaan
No Pertanyaan
Pretest Posttest
n n (%) n n (%)
1 Etiologi kanker serviks 36 65,4 53 96,4
2 Lama pertumbuhan menjadi kanker serviks
10 18,2 54 98,2
3 Tipe HPV penyebab kanker serviks 19 34,5 52 94,5
4 Transmisi kanker serviks 16 29,1 44 80,0
5 Faktor risiko kanker serviks 33 60,0 55 100,0
6 Faktor risiko kanker serviks 30 54,5 54 98,2
7 Gejala awal kanker serviks 14 25,4 38 69,1
8 Gejala stadium lanjut kanker serviks 43 78,2 51 92,7
10 Diagnosa kanker serviks 27 49,1 48 87,3
11 Tujuan Pap Smear 36 65,4 53 96,4
12 Usia dapat melakukan Pap Smear 47 85,4 48 87,3
13 Manfaat Pap Smear 41 75,4 51 92,7
14 Jadwal Pap Smear 6 10,9 53 96,4
15 Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
11 20,0 48 87,3
16 Pencegahan kanker serviks 21 38,2 49 89,1
17 Usia untuk vaksinasi HPV 19 34,5 55 100,0
18 Pencegahan primer kanker serviks 26 47,3 41 74,5 19 Pencegahan sekunder kanker serviks 23 41,8 37 67,3 20 Tujuan pencegahan primer,
sekunder, dan tersier
11 20,0 27 49,1
Berdasarkan Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menjawab benar dari setiap pertanyaan mengalami peningkatan setelah dilakukannya penyuluhan (posttest). Misalnya pertanyaan nomor 14 tentang wanita yang memulai hubungan seksual saat usia <18 tahun dan mempunyai banyak partner seksual seharusnya melakukan
tes Paps Smear 1 tahun sekali, responden yang dapat menjawab dengan
benar hanya 6 orang (10,9%) pada saat pretest, sedangkan pada posttest
responden yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar mengalami peningkatan menjadi 53 orang (96,4%).
Analisis dilakukan pada kuesioner pretest dan kuesioner posttest. Dengan setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Pada data pretest dan posttest dilakukan uji normalitas sebagai syarat uji parametrik dalam hal ini adalah uji-t berpasangan. Dari uji normalitas data dengan menggunakan metode Shapiro-Wilk, didapatkan
[image:44.595.154.525.381.524.2]p<0,05 baik pada data pretest maupun posttest, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki distribusi tidak normal. Sehingga untuk analisis data pengetahuan pretest dan posttest dilakukan uji non-parametrik yaitu uji Wilcoxon. Data tentang tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 5.10. Hasil analisis nilai pretest dan posttest
Variabel n Mean Z IK95% P*
Nilai pretest (sebelum penyuluhan)
55 9,29
-6.468 0,05 0,000 Nilai posttest (sesudah
penyuluhan)
55 17,56
*uji Wilcoxon
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji statistik Wilcoxon pada data yang telah ditampilkan pada tabel 5.10. didapatkan nilai rata-rata sebelum dilakukan penyuluhan (pretest) 9,29 dan sesudah penyuluhan (posttest) 17,50 dengan nilai z-hitung sebesar -6,468 dengan α – 0,05 serta nilai probabilitas (p value) sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa p < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengartahuan siswi tentang kanker serviks di SMA Negeri 1 Kabanjahe.
Penyuluhan kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Penyuluhan dapat dilakukan di sekolah karena merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun intelektual (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan usia responden, pada pengetahuan pretest tidak ada yang memiliki pengetahuan baik, baik pada kelompok usia 17 tahun maupun usia 18 tahun, sedangkan pengetahuan posttest pada kedua kelompok usia mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan responden usia 17 dan 18 tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan usia pada kedua kelompok tersebut tidak terlalu jauh sehingga tidak dapat dilihat perbedaan pengetahuan berdasarkan usia.
Berdasarkan paparan informasi sebelumnya yaitu melalui diskusi baik dengan keluarga atau lain-lain, responden yang pernah berdiskusi memiliki pengetahuan sedang 10 orang (18,1%) dan responden yang tidak pernah berdiskusi juga memiliki pengetahuan sedang 6 orang (11,0%). Ini menunjukkan bahwa responden yang pernah berdiskusi memiliki tingkat pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak pernah berdiskusi. Hal ini berbeda dengan penelitian Benita (2012), dinyatakan bahwa paparan informasi sebelumnya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan.
Jika dilihat dari setiap butir pertanyaan pada kuesioner, setelah dilakukannya penyuluhan untuk setiap butir pertanyaan terdapat peningkatan pengetahuan siswi sebesar 1,9%-85,5%. Pertanyaan yang mengalami peningkatan yang paling signifikan adalah pertanyaan nomor 14 yaitu wanita yang memulai hubungan seksual saat usia <18 tahun dan mempunyai banyak partner seksual seharusnya melakukan tes Paps Smear 1 tahun sekali.
Sebelum dilakukan penyuluhan (pretest), hanya 6 orang (10,9%) responden yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, sedangkan setelah diberikan penyuluhan (posttest), terjadi peningkatan jumlah responden yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar menjadi 53 orang (96,4%). Terdapat pula 1 pertanyaan yang mengalami sedikit peningkatan setelah diberikan penyuluhan yaitu mengenai usia wanita dapat melakukan Pap Smear, yang menjawab dengan benar pada pretest adalah 47 orang (85,4%) dan pada
posttest sebanyak 48 orang (87,3%). Hal ini kemungkinan dikarenakan pada
saat menjawab pertanyaan responden kurang percaya diri serta tidak menutup kemungkinan responden kurang memperhatikan pada saat penyuluhan.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan pengetahuan siswi pada
pretest adalah kurang sebanyak 39 orang (70,9%), namun setelah dilakukan
intervensi berupa penyuluhan (hasil posttest) pengetahuannya meningkat menjadi baik 46 orang (83,6%). Rendahnya tingkat pengetahuan responden pada pretest disebabkan oleh kurangnya pengetahuan responden tentang kanker serviks. Ketidaktahuan responden tentang kanker serviks dipengaruhi oleh kurangnya informasi. Hakekatnya pendidikan kesehatan adalah upaya menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, kelompok, masyarakat, sehingga dapat memperoleh pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan yang diterima pada akhirnya diharapkan dapat memengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2010).
responden mampu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan adanya peningkatan pengetahuan di atas menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswi sesudah adanya penyuluhan.
Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang kanker serviks telah diuji menggunakan uji statistik Wilcoxon,
didapatkan nilai z-hitung sebesar -6,468 dengan α – 0,05 serta nilai probabilitas (p value) sebesar 0,000. Ini menunjukkan bahwa p < 0,05, hal ini berarti ada perbedaan tingkat pengetahuan siswi yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang kanker serviks.
Pada penelitian ini terjadinya perubahan pengetahuan responden tentang kanker serviks dipengaruhi oleh efektivitas pemberian penyuluhan yang dapat mempengaruhi perhatian dan kemudahan penerimaan materi. Adanya penyuluhan diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran yang nantinya akan meningkatkan derajat kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Manado. Pada pretest dengan jumlah sampel 100 orang didapatkan 21 orang (21,0%) yang memiliki pengetahuan kurang, sedangkan pada posttest
didapatkan peningkatan pengetahuan menjadi pengetahuan baik sebanyak 92 orang (92,0%). Hasil analisis menggunakan uji statistik Wilcoxon didapat hasil 0,000 karena nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang pencegahan kanker serviks di SMA Negeri 1 Manado Tahun 2013 (Pondang, Wungouw, & Onibala, 2013).
pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dan sesudah penyuluhan di SMA NASIMA Semarang (Romadhoni, Yazid, & Aviyanti, 2012)
Dalam penelitian lain yang dilakukan di SMAN 14 Semarang tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks terhadap pengetahuan dan sikap dalam pencegahan terjadinya kanker serviks pada siswa putri di SMAN 14 Semarang Tahun 2013. Hasil penelitian terhadap 79 siswa putri diperoleh hasil pengetahuan siswa putri dalam pencegahan terjadinya kanker serviks sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks termasuk dalam kategori cukup sebanyak 68 orang (86,1%) dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang kanker serviks termasuk dalam kategori baik sebanyak 52 orang (65,8%). Hasil analisis bivariat melalui uji
wilcoxon signed rank test pengetahuan dan sikap siswa putri dalam
pencegahan terjadinya kanker serviks sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan taraf signifikansi 0,05 menunjukkan hasil nilai
p = 0,000 berarti ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap siswa putri dalam pencegahan terjadinya kanker serviks sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan, sehingga ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks terhadap pengetahuan dan sikap dalam pencegahan terjadinya kanker serviks pada siswa putri di SMAN 14 Semarang (Wahyunintyas, Santoso, & Targunawan, 2013).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang kanker serviks di SMA Negeri 1 Kabanjahe Tahun 2015, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang kanker serviks sebelum dilakukan penyuluhan yang diukur menggunakan kuesioner (pretest), hasilnya tidak ada satupun siswi yang termasuk dalam kategori baik (0,0%). Sementara itu, rata-rata skor 9,29 dan standar deviasi sebesar 2,034. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi tentang kanker serviks sebelum diberikan penyuluhan tentang kanker serviks masih kurang. 2. Pengetahuan tentang kanker serviks sesudah dilakukan penyuluhan
yang diukur menggunakan kuesioner (posttest), hasilnya mayoritas responden masuk dalam kategori baik, yaitu sebanyak 46 orang (83,6%). Sementara itu, rata-rata skor sesudah penyuluhan mengalami perubahan dari 9,29 menjadi 17,56. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswi tentang kanker serviks sesudah diberikan penyuluhan mengalami peningkatan dengan perubahan nilai yang menunjukkan tingkat pengetahuan siswi sudah semakin baik.