FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK MENGGUNAKAN
EKSTRAK BUAH RASBERI (Rubus rosifolius J.E.Smith)
SEBAGAI PEWARNA
SKRIPSI
OLEH:
WINDA TRINANDA NIM 081501062
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK MENGGUNAKAN
EKSTRAK BUAH RASBERI (Rubus rosifolius J.E.Smith)
SEBAGAI PEWARNA
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
WINDA TRINANDA NIM 081501062
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGESAHAN SKRIPSI
FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK MENGGUNAKAN EKSTRAK BUAH RASBERI (Rubus rosifolius J.E.Smith) SEBAGAI PEWARNA
OLEH:
WINDA TRINANDA NIM 081501062
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Pada Tanggal: 24 Juli 2012
Pembimbing I, Panitia Penguji:
Dra. Saodah, M.Sc.,Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt. NIP 194901131976032001 NIP 195807101986012001
Pembimbing II, Dra. Saodah, M.Sc.,Apt NIP 194901131976032001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Formulasi
Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Buah Rasberi (Rubus rosifolius J.E.Smith)
sebagai Pewarna”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan
ikhlas kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan
Fakultas Farmasi USU Medan yang telah memberikan fasilitas sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan. Ibu Dra. Saodah, M.Sc., Apt., dan Bapak Drs.
Suryanto, M.Si., Apt., selaku pembimbing yang telah memberikan waktu,
bimbingan dan nasehat selama penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi
ini. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., Ibu Dra. Anayanti Arianto, M.Si.,
Apt., dan Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan yang telah
mendidik selama perkuliahan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tiada
terhingga kepada Ayahanda H. Machdar A. Siregar dan Ibunda Hj. Farida Hanum
tercinta, yang tiada hentinya berkorban dengan tulus ikhlas bagi kesuksesan
teman-teman mahasiswa Farmasi khususnya Farmasi Klinis dan Komunitas 2008
yang selalu setia memberi doa, dorongan, dan motivasi selama penulis melakukan
penelitian.
Selain itu, penulis juga mngucapkan terima kasih kepada Yayasan Karya
Salemba 4 dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., yang telah memberikan
beasiswa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaannya. Harapan saya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan kefarmasian.
Medan, Juli 2012 Penulis
FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK MENGGUNAKAN EKSTRAK BUAH RASBERI (Rubus rosifolius J.E.Smith) SEBAGAI PEWARNA
ABSTRAK
Buah rasberi (Rubus rosifolius J.E.Smith) termasuk famili Rosaceae. Kelebihan dari buah rasberi adalah umur panen singkat yakni pada waktu 2-3 bulan buah sudah dapat di panen, mudah dibudidaya, dan dapat berproduksi sepanjang tahun. Buah rasberi yang sudah matang dapat dimakan langsung, dijadikan jus dan selai, atau sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kue. Buah rasberi yang berwarna merah mengandung antosianin golongan cyanidin. Antosianin merupakan pigmen yang dapat digunakan sebagai pewarna alami yang dapat menggantikan pewarna sintetis yang kemungkinan memiliki efek samping bagi kesehatan.
Penelitian ini dilakukan untuk memformulasi sediaan lipstik dengan memanfaatkan pewarna alami yang terkandung dalam buah rasberi. Dilakukan ekstraksi buah rasberi secara maserasi dengan menggunakan etanol 96% dan 1% asam sitrat kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator dan freeze dryer sehingga didapatkan ekstrak kental buah rasberi. Formula sediaan lipstik terdiri dari komponen yaitu cera alba, lanolin, vaselin alba, carnauba wax, setil alkohol, oleum ricini, propilen glikol, titanium dioksida, parfum strawberry, butil hidroksitoluen, nipagin, serta penambahan pewarna ekstrak buah rasberi dengan konsentrasi 32%, 34%, 36%, 38% dan 40%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan mencakup homogenitas, titik lebur, kekuatan lipstik, stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar, pH, dan uji oles, serta uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test).
Formulasi sediaan lipstik menggunakan pewarna ekstrak buah rasberi menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat stabil selama 30 hari, homogen, titik lebur 58 , memiliki kekuatan lipstik yang baik, mudah dioleskan dengan warna yang merata, memiliki pH 3,7-3,8 dan tidak menyebabkan iritasi dan sediaan yang disukai adalah sediaan 5 yaitu sediaan dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 40%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah rasberi dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan lipstik, dan aman untuk digunakan.
FORMULATION OF LIPSTICK USING RASPBERRY EXTRACT (Rubus rosifolius J.E.Smith) AS COLORANT
ABSTRACT
Raspberry fruit (Rubus rosifolius J.E.Smith) included in family Rosaceae. The advantages of raspberry fruit are the harvest age is short that in 2-3 months the fruit can be harvested, easy cultivated and can bear fruits all of the years. The ripe raspberry fruit can be ate, for juice and jam, or as ingredient to make cake. Raspberry fruit is red, contains anthocyanin class cyanidin. Anthocyanin is pigment that can be used as a natural colorant which replace synthetic colorant that maybe has side effect to health.
The research was done to formulate lipstick by using the natural colorant which contained in raspberry fruit. Raspberry fruit was extracted by maceration used 96% ethanol and 1% citric acid then the solvent was evaporated used rotary evaporator and freeze dryer until thick extract of raspberry fruit was gotten. Lipstick formula consisted of components such as cera alba, lanolin, vaseline alba,
carnauba wax, cetyl alcohol, castor oil, propylene glycol, titanium dioxide,
strawberry perfume, butylated hydroxyltoluene, nipagin, and addition of raspberry fruit extract as colorant with of 32%, 34%, 36%, 38% dan 40% concentrations. Testing to product included physical quality inspection such as homogenity, melting point, breaking point, stability of shape, color and odor changes for 30 days storage at room temperature, pH, smear test, also irritation and hedonic test.
Formulation of lipstick using colorant of raspberry fruit extract showed that products were stable for 30 days, homogeneous, melting point in 58 , had the good strength of lipstick, easily applied with smooth color, pH ranged from 3.7 to 3.8 and did not cause irritation and the preferred product was product 5 with 40% concentration colorant of raspberry fruit extract. Therefore, it can be concluded that raspberry fruit extract can be used as colorant in formulation of lipstick and it is safe to use.
2.5 Kosmetik ... 10
4.4.1 Hasil uji iritasi ... 35
4.4.2 Hasil uji Kesukaan (Hedonic test)... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 39
5.1 Kesimpulan ... 39
5.2 Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 40
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 3.1 Modifikasi Formula Sediaan Lipstik dengan Ekstrak Buah
Rasberi dalam Berbagai Konsentrasi ... 25
4.1 Data Pemeriksaan Titik Lebur ... 31
4.2 Data Pemeriksaan Kekuatan Lipstik ... 32
4.3 Data Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna Dan Bau Sediaan ... 33
4.4 Data Pengukuran pH Sediaan ... 35
4.5 Data Uji Iritasi ... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Identifikasi Tumbuhan ... 42
2. Perhitungan Modifikasi Formula Sediaan Lipstik Menggunakan Pewarna Ekstrak Buah Rasberi ... 43
3. Kuesioner Uji Kesukaan (Hedonic Test) ... 44
4. Perhitungan Rendemen ... 45
5. Perhitungan Uji Kesukaan (Hedonic Test) ... 45
6. Gambar Tumbuhan Rasberi (Rubus rosifolius J.E.Smith) ... 51
7. Gambar Buah Rasberi ... 52
8. Gambar Ekstrak Buah Rasberi ……….. 53
9. Gambar Sediaan Lipstik Dengan dan Tanpa Menggunakan Pewarna Ekstrak Buah Rasberi ... 54
10. Gambar Hasil Uji Oles ... ... 55
11. Gambar Hasil Uji Oles pada Bibir ……….. 56
FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK MENGGUNAKAN EKSTRAK BUAH RASBERI (Rubus rosifolius J.E.Smith) SEBAGAI PEWARNA
ABSTRAK
Buah rasberi (Rubus rosifolius J.E.Smith) termasuk famili Rosaceae. Kelebihan dari buah rasberi adalah umur panen singkat yakni pada waktu 2-3 bulan buah sudah dapat di panen, mudah dibudidaya, dan dapat berproduksi sepanjang tahun. Buah rasberi yang sudah matang dapat dimakan langsung, dijadikan jus dan selai, atau sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kue. Buah rasberi yang berwarna merah mengandung antosianin golongan cyanidin. Antosianin merupakan pigmen yang dapat digunakan sebagai pewarna alami yang dapat menggantikan pewarna sintetis yang kemungkinan memiliki efek samping bagi kesehatan.
Penelitian ini dilakukan untuk memformulasi sediaan lipstik dengan memanfaatkan pewarna alami yang terkandung dalam buah rasberi. Dilakukan ekstraksi buah rasberi secara maserasi dengan menggunakan etanol 96% dan 1% asam sitrat kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator dan freeze dryer sehingga didapatkan ekstrak kental buah rasberi. Formula sediaan lipstik terdiri dari komponen yaitu cera alba, lanolin, vaselin alba, carnauba wax, setil alkohol, oleum ricini, propilen glikol, titanium dioksida, parfum strawberry, butil hidroksitoluen, nipagin, serta penambahan pewarna ekstrak buah rasberi dengan konsentrasi 32%, 34%, 36%, 38% dan 40%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan mutu fisik sediaan mencakup homogenitas, titik lebur, kekuatan lipstik, stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar, pH, dan uji oles, serta uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test).
Formulasi sediaan lipstik menggunakan pewarna ekstrak buah rasberi menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat stabil selama 30 hari, homogen, titik lebur 58 , memiliki kekuatan lipstik yang baik, mudah dioleskan dengan warna yang merata, memiliki pH 3,7-3,8 dan tidak menyebabkan iritasi dan sediaan yang disukai adalah sediaan 5 yaitu sediaan dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 40%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah rasberi dapat digunakan sebagai pewarna dalam sediaan lipstik, dan aman untuk digunakan.
FORMULATION OF LIPSTICK USING RASPBERRY EXTRACT (Rubus rosifolius J.E.Smith) AS COLORANT
ABSTRACT
Raspberry fruit (Rubus rosifolius J.E.Smith) included in family Rosaceae. The advantages of raspberry fruit are the harvest age is short that in 2-3 months the fruit can be harvested, easy cultivated and can bear fruits all of the years. The ripe raspberry fruit can be ate, for juice and jam, or as ingredient to make cake. Raspberry fruit is red, contains anthocyanin class cyanidin. Anthocyanin is pigment that can be used as a natural colorant which replace synthetic colorant that maybe has side effect to health.
The research was done to formulate lipstick by using the natural colorant which contained in raspberry fruit. Raspberry fruit was extracted by maceration used 96% ethanol and 1% citric acid then the solvent was evaporated used rotary evaporator and freeze dryer until thick extract of raspberry fruit was gotten. Lipstick formula consisted of components such as cera alba, lanolin, vaseline alba,
carnauba wax, cetyl alcohol, castor oil, propylene glycol, titanium dioxide,
strawberry perfume, butylated hydroxyltoluene, nipagin, and addition of raspberry fruit extract as colorant with of 32%, 34%, 36%, 38% dan 40% concentrations. Testing to product included physical quality inspection such as homogenity, melting point, breaking point, stability of shape, color and odor changes for 30 days storage at room temperature, pH, smear test, also irritation and hedonic test.
Formulation of lipstick using colorant of raspberry fruit extract showed that products were stable for 30 days, homogeneous, melting point in 58 , had the good strength of lipstick, easily applied with smooth color, pH ranged from 3.7 to 3.8 and did not cause irritation and the preferred product was product 5 with 40% concentration colorant of raspberry fruit extract. Therefore, it can be concluded that raspberry fruit extract can be used as colorant in formulation of lipstick and it is safe to use.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3000
tahun Sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami untuk kosmetik,
baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Pengetahuan kosmetik
tersebut kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur komunikasi
yang terjadi dalam kegiatan perdagangan, agama, budaya politik dan militer. Di
Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman
penjajahan Belanda. Kosmetik dewasa ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi
hampir seluruh wanita dan sebagian pria (Wasitaatmadja, 1997).
Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk
mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika
dalam tata rias wajah. Sediaan pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk,
seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir modern yang disukai adalah jenis
sediaan pewarna bibir yang jika dilekatkan pada bibir akan memberikan selaput
yang kering. Dewasa ini pewarna bibir yang banyak digunakan adalah pewarna
bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir krayon lebih dikenal dengan sebutan
lipstik (Ditjen POM, 1985).
Menyadari akan berbagai kelemahan yang terjadi atas pewarna sintetik
tersebut dan seiring dengan berkembangnya gaya hidup back to nature, maka zat
warna alami semakin dibutuhkan keberadaannya karena dianggap lebih aman.
adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari
sumber-sumber mineral. Zat warna ini sejak dahulu telah digunakan untuk
pewarna makanan dan sampai sekarang penggunaannya secara umum dianggap
lebih aman daripada zat warna sintetis.
Salah satu tumbuhan Indonesia yang memiliki potensi untuk menghasilkan
zat warna alami adalah buah rasberi (Rubus rosifolius J.E.Smith). Kelebihan dari
buah rasberi adalah umur panen singkat, mudah dibudidaya, dan dapat
berproduksi sepanjang tahun. Buah rasberi yang sudah matang dapat dimakan
langsung, dijadikan jus dan selai, atau sebagai bahan tambahan dalam pembuatan
kue (Yanti, 2011)
Buah rasberi mengandung pigmen antosianin, asam ellagik, vitamin C,
serat, mangan, vitamin B, dan asam folat (Ashish, 2011). Selain itu, buah rasberi
juga mengandung vitamin A, vitamin E, vitamin K, kalsium, besi, natrium, dan
beta karoten (Yanti, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk
memanfaatkan pewarna alami yang berasal dari buah rasberi untuk digunakan
sebagai pewarna pada sediaan lipstik. Dilakukan ekstrasi zat warna buah rasberi
yang kemudian dilanjutkan pada formulasi sediaan lipstik dengan menggunakan
zat warna alami dari ekstrak buah rasberi, karena menurut BPOM RI (2009)
dalam daftar lampiran Public Warning/Peringatan No. KH.00.01.43.2503 tanggal
11 Juni 2009 tentang kosmetika mengandung bahan berbahaya/bahan dilarang
tercantum bahwa Zat Warna Merah K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B)
dan Jingga K.1 (CI 12075) yang banyak digunakan dalam kosmetika merupakan
tinta. Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan
merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin dalam
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
a. Apakah ekstrak buah rasberi dapat digunakan sebagai pewarna dalam
formulasi sediaan lipstik?
b. Apakah formulasi sediaan lipstik menggunakan pewarna ekstrak buah
rasberi yang dibuat stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar?
c. Apakah formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah rasberi
sebagai pewarna tidak menyebabkan iritasi saat digunakan?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini
adalah:
a. Ekstrak buah rasberi dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi
sediaan lipstik.
b. Formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah rasberi sebagai
pewarna stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar.
c. Formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah rasberi sebagai
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk membuat sediaan lipstik menggunakan zat warna yang diekstraksi
dari buah rasberi.
b. Untuk mengetahui kestabilan sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah
rasberi dalam penyimpanan pada suhu kamar.
c. Untuk mengetahui apakah sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah
rasberi tidak menyebabkan iritasi saat digunakan.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan
buah rasberi (Rubus rosifolius J.E.Smith) sebagai pewarna alami yang dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Buah Rasberi
Rubus rosifolius J.E.Smith berupa semak berduri, tepi daun bergerigi,
bunga berwarna putih, dan buah berwarna merah yang berdiameter 1,2 cm. Daun
berbentuk oval dengan ujung yang runcing. Rasberi dikenal sebagai buah
berkelompok yang berisi biji kecil dengan rongga pada bagian dalam buah
(Ashish, 2011).
Pada umumnya, Rubus rosifolius J.E.Smith tumbuh di daerah terbuka, tepi
hutan, atau pinggir sungai. Daerah penyebarannya meliputi Kontinental Asia
(Kamboja dan Vietnam), Jepang, Taiwan, New Britain, Irlandia Baru, Australia;
di Malesia jenis ini tersebar di Borneo, Jawa, Philipina, Bali, Sulawesi, dan
Kepulauan Nusa Tenggara (Kalkman, 1993).
2.1.1 Sistematika Buah Rasberi Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dikotiledonae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Rubus
2.1.2 Manfaat dan kandungan
Daun dari buah rasberi dapat mengatasi masalah menstruasi yang tidak
teratur dan gangguan kram pada saat menstruasi. Buah rasberi segar dapat
langsung dimakan atau dijadikan jus, selai, dan sebagai bahan tambahan dalam
pembuatan kue (Yanti, 2011). Buah rasberi mengandung pigmen antosianin, asam
ellagik, vitamin C, serat, mangan, vitamin B, dan asam folat (Ashish, 2011).
Selain itu, buah rasberi juga mengandung vitamin A, vitamin E, vitamin K,
kalsium, besi, natrium, dan beta karoten (Yanti, 2011).
Kandungan vitamin A dan beta karoten pada buah rasberi bermanfaat
untuk kesehatan mata. Sedangkan kandungan serat dalam buah rasberi bermanfaat
dalam menangani masalah pencernaan sehingga proses metabolisme dapat
berjalan dengan baik. Jika buah rasberi di konsumsi secara teratur, buah rasberi
dapat memperbaiki kerusakan sel tubuh, memelihara kelembutan dan kelembaban
kulit, serta membuat tubuh menjadi tidak mudah lelah (Yanti, 2011).
2.2 Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar
luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini
merupakan penyebab hampir semua warna merah jambu, merah marak, merah,
ungu, dan biru dalam daun bunga, daun, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara
kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu
sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan
atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilisasi atau glikosilasi
Antosianidin adalah aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin
dihidrolisis dengan asam. Antosianidin yang paling umum sampai saat ini ialah
sianidin yang berwarna merah lembayung. Warna jingga disebabkan oleh
pelargonidin yang gugus hidroksilnya kurang satu dibandingkan sianidin. Warna
lembayung dan biru umumnya disebabkan oleh delfinidin yang gugus
hidroksilnya lebih satu dibandingkan sianidin (Harborne, 1987).
Antosianin terdapat dalam semua tumbuhan tingkat tinggi, banyak
ditemukan dalam bunga dan buah, tetapi ada juga yang ditemukan dalam daun,
batang, dan akar. Bagi tumbuhan, antosianin memiliki banyak fungsi yang
berbeda, misalnya sebagai antioksidan dan pelindung untuk melawan sinar UV.
Antosianin telah digunakan untuk mewarnai makanan sejak zaman dahulu. Warna
antosianin bergantung pada struktur dan keasaman. Sebagian besar antosianin
berwarna merah pada kondisi asam dan berubah menjadi biru pada kondisi asam
yang kurang. Selain itu, warna antosianin juga terpengaruh oleh suhu, oksigen dan
sinar UV (Anonim, 2011).
2.3 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m2 dengan berat
kira kira 15% dari berat badan. Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan
utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis dan lapisan subkutis
(hipodermis). Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis.
Subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan sel-sel yang
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum dan stratum basalis. Stratum korneum (lapisan
tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel
gepeng yang mati. Stratum lusidum terdapat langsung di bawah stratum korneum,
merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti. Stratum granulosum merupakan 2 atau 3
lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti sel
diantaranya. Stratum spinosum terdiri atas beberapa sel berbentuk poligonal
dengan ukuran bermacam-macam. Stratum basalis terdiri atas sel-sel kubus yang
tersusun vertikal (Wasitaatmadja, 1997).
Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel-sel dalam berbagai
bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan
elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari
gelatin mukopolisakarida. Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti
folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, otot penegak
rambut, ujung pembuluh darah, dan ujung saraf (Tranggono dan Latifah, 2007).
Lapisan subkutis merupakan lanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Lapisan sel lemak disebut panikulus
adiposus, berfungsi sebagai cadangan makanan. Lapisan lemak ini juga berfungsi
sebagai bantalan (Wasitaatmadja, 1997).
Marchionini (1929) menemukan bahwa stratum korneum dilapisi oleh
suatu lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai
“mantel asam kulit”. Tingkat keasamannya (pH) umumnya berkisar antara
Fungsi pokok “mantel asam” kulit yaitu (Tranggono dan Latifah, 2007):
1. Sebagai penyangga (buffer) yang berusaha menetralisir bahan kimia yang
terlalu asam atau terlalu alkalis yang masuk ke kulit.
2. Membunuh atau menekan pertumbuhan mikroorganisme yang
membahayakan kulit.
3. Dengan sifat lembabnya sedikit banyak mencegah kekeringan kulit.
2.4 Bibir
Bibir memiliki ciri yang berbeda dari kulit bagian lain, karena lapisan
jangatnya sangat tipis. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium
mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan
kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit
bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu
basah, sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir, menyebabkan bibir
hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan
jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang
melekat padanya mudah penetrasi ke stratum germinativum (Ditjen POM, 1985).
Pada permukaan luar, bibir dilapisi oleh integument (jaringan penutup
permukaan kulit), dan permukaan dalam, membran selaput lendir oral menjadi
satu dengan kulit bibir pada batas merah terang. Pada komponen dari bibir di
temukan otot oris orbikularis, arteri dan vena labial, susunan saraf, jaringan lemak
dan kelenjar lemak. Kelenjar labial (kelenjar air liur) sejati terletak diantara
membran selaput lendir dan otot oris orbikularis. Bibir dibasahi oleh saliva atau
Daerah vermillion adalah bingkai merah bibir, merupakan daerah transisi
dimana kulit bibir bergabung ke dalam membran mukosa. Ini merupakan daerah
dimana wanita sering mengaplikasikan lipstik (Woelfel and Scheild, 2002).
Kosmetik rias bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan
bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang merusak,
misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik,
lip crayon, krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip
liner) dan lip sealer (Wasitaatmadja, 1997).
2.5 Kosmetik
Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”.
Bahan yang dipakai dalam usaha mempercantik diri ini, dahulu di ramu dari
bahan-bahan alami yang terdapat di alam sekitar. Sekarang kosmetika dibuat
manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga dari bahan sintetis untuk maksud
meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997). Definisi kosmetik dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 445/Menkes/Permenkes/1998 adalah sebagai
berikut : Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut kuku, bibir dan organ kelamin bagian
luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
Penggolongan kosmetik menurut kegunaaanya bagi kulit adalah sebagai
berikut (Tranggono dan Latifah, 2007):
1. Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk
didalamnya :
a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser)
b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (mouisturizer)
c. Kosmetik pelindung kulit
d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling)
2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek
psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence).
2.5.1 Kosmetik Dekoratif
Kosmetik dekoratif fungsi utamanya hanya untuk mempercantik dan
memperindah diri. Pewarna merupakan komponen utama dalam setiap formulasi
kosmetik dekoratif. Tujuan kosmetik dekoratif yaitu untuk memperbaiki
penampilan, memberikan rona, meratakan warna kulit, menyembunyikan
ketidaksempurnaan, dan fungsi protektif (Barel, et al,2001).
Persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang
menarik, bau yang harum dan menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan
kulit tampak berkilau, dan tidak merusak atau mengganggu kulit, bibir, kuku, dan
Kosmetik dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu (Tranggono
dan Latifah, 2007):
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, perona pipi, eye shadow, dan
lain-lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama
baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut,
dan preparat penghilang rambut.
Berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetik dekoratif dapat dibagi
menjadi (Wasitaatmadja, 1997):
1. Kosmetik rias kulit (wajah)
2. Kosmetik rias bibir
3. Kosmetik rias rambut
4. Kosmetik rias mata
5. Kosmetik rias kuku.
2.6 Lipstik
Lipstik menambah warna pada wajah agar terlihat lebih sehat dan juga
membentuk bibir. Lipstik dapat digunakan untuk harmonisasi wajah antara mata,
rambut, dan pakaian. Lipstik juga mampu menciptakan ilusi bibir agar terlihat
lebih kecil atau lebih besar tergantung dari warnanya(Barel, et al, 2001).
Hakekat fungsi dari lipstik adalah untuk memberikan warna bibir menjadi
merah yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat nan menarik. Akan
warna lipstik bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua
dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru bahkan
ungu (Ditjen POM, 1985).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat
dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik
yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi
antara 36-38oC. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap
suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat
lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62oC,
biasanya berkisar antara 55-75oC (Ditjen POM, 1985).
Adapun persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut (Tranggono dan
Latifah, 2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
2.6.1 Komponen utama dalam sediaan lipstik
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin ,
lemak dan zat warna
1. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan,
kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher,
2000). Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak
mineral, dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati
yang unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki
kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak
merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lipstik modern.
Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam menunda
pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga
dispersi pigmen benar benar merata (Balsam, 1972).
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat pada lipstik dan
menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin yang
ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 50 dan
mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi
juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan
serendah mungkin. Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax,
candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol.
Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras
jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik
(Balsam, 1972).
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi
untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,
meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek berkeringat
dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan
lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase
lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa
digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak
nabati terhidrogenasi dan lain-lain (Jellineck, 1976).
4. Zat warna
Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan
pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi
dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut
tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masing-
masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur
dengan komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang
diinginkan (Balsam, 1972).
2.6.2 Zat tambahan dalam sediaan lipstik
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan dalam formula
lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu dengan cara menutupi
kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik,
dalam formula lipstik. Zat tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet
dan parfum (Senzel, 1977).
1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain
yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah
antioksidan yang paling sering digunakan (Poucher, 2000). Antioksidan
yang digunakan harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja S, 1997):
a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam
kosmetika
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama.
2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lipstik
sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi
ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi
pada permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme.
Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik.
Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben
(Poucher, 2000).
3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi
yang mungkin timbul selama penyimpanan dan penggunaan lipstik
(Balsam, 1972).
2.7 Evaluasi Lipstik
2.7.1 Pemeriksaan titik lebur lipstik
Penetapan suhu lebur lipstik dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Ada dua metode yang biasanya digunakan yaitu metode melting point dan metode
drop point. Metode melting point menggunakan pipa kapiler sedangkan metode
drop point menggunakan pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode melting
point adalah 60 atau lebih, sedangkan untuk metode drop point adalah diatas
50 (Balsam, 1972).
Penetapan suhu lebur lipstik dilakukan untuk mengetahui pada suhu
berapa lipstik akan meleleh dalam wadahnya sehingga minyak akan keluar. Suhu
tersebut menunjukkan batas suhu penyimpanan lipstik yang selanjutnya berguna
dalam proses pembentukan, pengemasan, dan pengangkutan lipstik (Balsam,
1972).
2.7.2 Pemeriksaan kekuatan lipstik
Evaluasi kekerasan lipstik menunjukkan kualitas patahan lipstik dan juga
kekuatan lipstik dalam proses pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan.
Evaluasi ini dapat dilakukan untuk mengetahui kekuatan lilin dalam lipstik
(Balsam, 1972).
Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik
diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban
dengan nilai yang spesifik pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik
patah merupakan nilai breaking point (Vishwakarma, et al., 2011).
2.7.3 Uji oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada
kulit punggung tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel
dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita
menggunakan lipstik (Keithler, 1956).
2.7.4 Penentuan pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Sampel di buat dalam konsentrasi 1% yaitu 1 gram sampel dalam 100 ml akuades
(Rawlins, 2003).
2.7.5 Pemeriksaan stabilitas sediaan
Pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari
sediaan lipstik dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan
pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari
ke-30 (Vishwakarma, et al., 2011).
2.8 Uji Tempel (Patch Test)
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan
cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit
atau tidak (Ditjen POM, 1985).
Iritasi umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah
tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut
iritasi sekunder. Tanda-tanda reaksi kulit yang ditimbulkan yaitu hiperemia,
eritema, edema atau vesikula kulit. Reaksi kulit yang demikian bersifat lokal pada
daerah kulit yang rusak saja (Ditjen POM, 1985).
Panel uji tempel meliputi manusia sehat dan penderita. Manusia sehat yang
dijadikan panel uji tempel sebaiknya wanita, usia diantara 20-30 tahun, berbadan
sehat jasmani dan rohani, dan menyatakan kesediaannya dijadikan panel uji
tempel (Ditjen POM, 1985).
Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang dijadikan daerah lokasi
untuk uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel
adalah bagian punggung, lengan tangan, lipatan siku, dan bagian kulit di belakang
telinga (Ditjen POM, 1985).
Teknik uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan uji pada
luas tertentu lokasi lekatan, biarkan terbuka selama lebih kurang 24 jam, amati
reaksi kulit yang terjadi. Reaksi kulit akibat iritan primer terjadi antara beberapa
menit hingga satu jam setelah pelekatan (Ditjen POM, 1985).
Prosedur uji tempel preventif adalah prosedur uji tempel yang dilakukan
sebelum penggunaan kosmetika untuk mengetahui apakah pengguna peka
terhadap sediaan ini atau tidak. Uji tempel preventif dilakukan dengan teknik uji
tempel terbuka atau tertutup, waktu pelekatannya ditetapkan 24 jam, daerah lokasi
lekatan di belakang telinga atau bahu. Pengamatannya reaksi kulit positif atau
2.9 Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Uji Kesukaan (Hedonic Test) adalah metode uji yang digunakan untuk
mengukur tingkat kesukaan terhadap produk dengan menggunakan lembar
penilaian. Jumlah minimal panelis standar dalam satu kali pengujian adalah 6
orang, sedangkan untuk panelis non standar adalah 30 orang. Menurut Badan
Standar Nasional (2006) syarat-syarat panelis adalah sebagai berikut:
1. Tertarik terhadap uji organoleptik sensori dan mau berpatisipasi
2. Konsisten dalam mengambil keputusan
3. Berbadan sehat
Penilaian sampel yang diuji berdasarkan tingkat kesukaan panelis. Jumlah
tingkat kesukaan bervariasi. Penilaian dapat diubah dalam bentuk angka dan
selanjutnya dapat dianalisis secara statistik untuk penarikan kesimpulan (Badan
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan
sampel, pembuatan ekstrak, formulasi sediaan, pemeriksaan mutu fisik sediaan,
uji iritasi terhadap sediaan, dan uji kesukaan (hedonic test) terhadap variasi
sediaan yang dibuat.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain: alat-alat gelas laboratorium, blender
(Philips), cawan penguap, freeze dryer, kaca objek, kertas saring, lumpang dan
alu porselen, neraca analitis (Mettler Toledo), oven, penangas air, pencetak
suppositoria, pH meter, pipet tetes, rotary evaporator (Buchi), spatula, sudip dan
wadah lipstik (roll up).
3.1.2 Bahan
Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah rasberi
segar (Rubus rosifolius J.E.Smith). Bahan kimia yang digunakan antara lain:
akuades, etanol 96%, asam sitrat, butil hidroksitoluen, carnauba wax, cera alba
(Brataco), lanolin anhidrat (Brataco), nipagin, oleum ricini (Brataco), parfum
strawberry, propilen glikol, setil alkohol (Brataco), titanium dioksida, dan vaselin
alba (Brataco). Lipstik pembanding yang digunakan adalah lipstik yang beredar di
3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel 3.2.1 Pengumpulan sampel
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa
membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah buah rasberi
yang terdapat di desa Tongkoh, daerah Brastagi, Medan, Sumatera Utara
3.2.2 Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Medanense (MEDA)
Universitas Sumatera Utara. Jalan Bioteknologi No. 1 Kampus USU, Medan.
Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1 (Halaman 42).
3.2.3 Pengolahan sampel
Buah rasberi segar berwarna merah sebanyak 1 kilogram dibersihkan dari
kotoran dengan cara mencucinya dengan air bersih, ditiriskan, lalu dihaluskan
dengan blender.
3.3 Pembuatan Ekstrak Buah Rasberi
Sebanyak 1 kilogram buah rasberi yang telah dihaluskan lalu dimaserasi
dengan 1 liter etanol 96% dan 1% asam sitrat, ditutup dan dibiarkan selama 1
malam terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, saring, filtrat di tampung, lalu
diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator pada temperatur kurang lebih
50οC, kemudian di freeze dryer sehingga didapatkan ekstrak kental buah rasberi
3.4Pembuatan Lipstik Menggunakan Pewarna Ekstrak Buah Rasberi dalam Berbagai Konsentrasi
3.4.1 Formula
Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lipstik dalam penelitian ini
dengan komposisi sebagai berikut (Young, 1974):
R/ Cera alba 36,0
Modifikasi formula dilakukan dengan menambahkan komponen yaitu
propilen glikol, titanium dioksida dan butil hidroksitoluen. Ekstrak buah rasberi
tidak dapat larut dalam oleum ricini sehingga perlu ditambahkan propilen glikol
untuk melarutkan zat warna tersebut dan zat warna dapat terdispersi homogen
dalam oleum ricini. Propilen glikol yang digunakan sebagai pelarut sebanyak
5-80% (Rowe, dkk., 2009). Dalam penelitian ini digunakan 5%. Titanium dioksida
digunakan sebagai pigmen, pemburam, pemberi kilau, dan melindungi bibir dari
sinar UV dengan penggunaan dalam formula sebanyak 0,5%. Butil hidroksitoluen
butilhidroksitoluen yang digunakan sebanyak 0,0075-0,1%. Dalam penelitian ini
digunakan 0,1%.
Oleum ricini digunakan dalam formula pembuatan lipstik karena oleum
ricini mempunyai stabilitas yang tinggi dan mempunyai kemampuan
mendispersikan zat warna yang baik. Carnauba wax digunakan untuk
memberikan kekuatan kepada lipstik sehingga lipstik tidak mudah patah. Dalam
formula, digunakan juga setil alkohol yang juga berfungsi sebagai lilin. Setil
alkohol digunakan untuk menurunkan kekerasan lipstik yang disebabkan oleh
carnauba wax sehingga lipstik mudah dioleskan.
Berdasarkan hasil orientasi terhadap konsentrasi ekstrak buah rasberi
dalam sediaan lipstik diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi 22%, 24%, dan 26%
warna yang dihasilkan tidak keluar sehingga warna sediaan tidak dapat menempel
saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Pada konsentrasi 28% dan 30%, warna
sediaan sudah dapat menempel saat dioleskan pada kulit punggung tangan pada
pengolesan dengan warna yang sangat muda tetapi warna sediaan tidak menempel
pada kulit bibir.
Orientasi dilanjutkan dengan menggunakan ekstrak buah rasberi pada
konsentrasi 32%, 34%, 36%, 38%, dan 40%. Sehingga konsentrasi ekstrak buah
rasberi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32%, 34%, 36%, 38%, dan
Tabel 3.1 Modifikasi Formula Sediaan Lipstik Menggunakan Pewarna Ekstrak Buah Rasberi dalam Berbagai Konsentrasi
Komposisi
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak buah rasberi
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 32% Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 34% Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 36% Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 38% Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 40%
3.4.3 Prosedur pembuatan lipstik
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
Nipagin dilarutkan dalam propilen glikol, setelah nipagin larut, ekstrak
buah rasberi kemudian dilarutkan dalam campuran propilen glikol dan nipagin
tersebut, butil hidroksitoluen dilarutkan dalam oleum ricini, kemudian
ditambahkan ke dalam campuran pewarna, nipagin, dan propilen glikol, lalu
ditambahkan titanium dioksida dan diaduk hingga homogen (campuran A).
Ditimbang cera alba, carnauba wax, setil alkohol, lanolin dan vaselin alba,
dimasukkan dalam cawan penguap, kemudian dilebur di atas penangas air
dimasukkan ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai membeku. Setelah membeku
massa dikeluarkan dari cetakan dan dimasukkan dalam wadah (roll up lipstick).
3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan
Pemeriksaan mutu fisik dilakukan terhadap masing-masing sediaan lipstik.
Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan homogenitas, titik lebur,
kekuatan lipstik dan stabilitas sediaan yang mencakup pengamatan terhadap
perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji oles, dan pemeriksaan pH.
3.5.1 Pemeriksaan homogenitas
Masing-masing sediaan lipstik yang dibuat dari ekstrak buah rasberi
diperiksa homogenitasnya dengan cara mengoleskan sejumlah tertentu sediaan
pada kaca transparan. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan
tidak terlihat adanya butir-butir kasar (Ditjen POM, 1979).
3.5.2 Pemeriksaan titik lebur lipstik
Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang
mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 . Tetapi karena harus
memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama
suhu daerah tropis, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yaitu berkisar antara
55-75 (Ditjen POM, 1985).
Metode pengamatan titik lebur lipstik yang digunakan dalam penelitian
adalah dengan cara memasukkan lipstik dalam oven dengan suhu awal 50
selama 15 menit, diamati apakah melebur atau tidak, setelah itu suhu dinaikkan 1
3.5.3 Pemeriksaan kekuatan lipstik
Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik
diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban
yang berfungsi sebagai pemberat. Berat beban yang mula-mula digantungkan
sebesar 10 gram. Kemudian berat beban ditambah secara berangsur-angsur
dengan berat beban 10 gram pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana
lipstik patah merupakan nilai breaking point (Vishwakarma et al., 2011).
3.5.4 Pemeriksaan stabilitas sediaan
Pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari
sediaan lipstik dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan
pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari
ke-30.
3.5.5 Uji oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada
kulit punggung tangan kemudian mengamati warna yang menempel dengan
perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita
menggunakan lipstik. Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik
jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan sudah merata. Sedangkan
sediaan dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang
menempel sedikit dan tidak merata. Pemeriksaan dilakukan terhadap
masing-masing sediaan yang dibuat dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5
3.5.6 Penentuan pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Cara:
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan akuades, lalu
dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1
g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml akuades, lalu dipanaskan. Setelah suhu
larutan normal, elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter
merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003).
3.6 Uji Iritasi dan Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Setelah dilakukan pengujian kestabilan fisik terhadap sediaan, kemudian
dilanjutkan dengan uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test) terhadap sediaan.
3.6.1 Uji iritasi
Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan lipstik menggunakan pewarna
ekstrak buah rasberi dengan maksud untuk mengetahui bahwa lipstik yang dibuat
dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Pada uji ini digunakan sediaan
lipstik dengan konsentrasi ekstrak buah rasberi paling tinggi, yaitu sediaan yang
mengandung konsentrasi pewarna 40%.
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka
terhadap 10 orang panelis. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan
atau bahu, biarkan terbuka selama lebih kurang 24 jam, amati reaksi kulit yang
terjadi. Reaksi yang diamati adalah terjadinya eritema, papula, vesikula atau
edema. Menurut Ditjen POM (1985), tanda-tanda untuk mencatat reaksi uji
tempel adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada reaksi -
2. Eritema +
3. Eritema dan papula ++
4. Eritema, papula dan gelembung (vesikula) +++
5. Edema dan gelembung (vesikula) ++++
3.6.2 Uji kesukaan (Hedonic test)
Uji kesukaan atau hedonic test dilakukan untuk mengetahui kesukaan
panelis terhadap sediaan lipstik yang dibuat. Uji kesukaan ini dilakukan secara
visual terhadap 30 orang panelis (Badan Standar Nasional, 2006).
Setiap panelis diminta untuk mengoleskan masing-masing sediaan lipstik
yang dibuat pada kulit punggung tangannya. Parameter pengamatan pada uji
kesukaan adalah kemudahan pengolesan lipstik, homogenitas dan intensitas warna
lipstik saat dioleskan. Panelis memberikan penilaian dengan mengisi kuesioner
yang telah diberikan. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 3 (Halaman
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Ekstraksi Buah Rasberi
Hasil ekstraksi yang diperoleh dari 1 kilogram buah rasberi segar berupa
ekstrak kental berwarna merah sebanyak 43,5 gram. Rendemen yang diperoleh
yaitu 4,35 %.
4.2 Hasil Formulasi Sediaan Lipstik
Variasi konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi yang digunakan
menghasilkan perbedaan warna lipstik. Lipstik dengan konsentrasi pewarna
ekstrak buah rasberi 32%, 34% dan 36% berwarna merah jambu sedangkan
konsentrasi 38% dan 40 % berwarna merah jambu tua. Aroma lipstik adalah
aroma khas parfum strawberry. Berat satu lipstik adalah 2,7 gram.
4.3 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan 4.3.1 Homogenitas sediaan
Hasil pemeriksaan homogenitas menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat
mempunyai susunan homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya butir-butir
kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan.
Homogenitas warna sediaan lipstik dipengaruhi oleh kelarutan zat warna
dalam oleum ricini. Pada prosesnya, ekstrak buah rasberi tidak larut sempurna
dalam oleum ricini sehingga digunakan propilen glikol 5% untuk melarutkan zat
warna ekstrak buah rasberi tersebut. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada
4.3.2 Titik lebur lipstik
Hasil pemeriksaan titik lebur lipstik menunjukkan bahwa seluruh sediaan
lipstik dengan mengunakan pewarna ekstrak buah rasberi melebur pada suhu
57-58 . Hasil pemeriksaan titik lebur lipstik dapat di lihat pada Tabel 4.1.Menurut
Ditjen POM (1985), titik lebur lipstik berkisar antara 55-75οC. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki titik lebur yang
baik yaitu berada diantara 55 – 75οC.
Tabel 4.1 Data Pemeriksaan Titik Lebur
Sediaan Suhu ( )
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak buah rasberi
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 32% Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 34% Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 36% Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 38% Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 40%
4.3.3 Kekuatan lipstik
Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik menunjukkan adanya perbedaan
kemampuan sediaan lipstik menahan beban. Perbedaan beban ini disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi yang digunakan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kekuatan lipstik diketahui bahwa sediaan
lipstik patah pada penambahan beban 60-90 gram dalam rentang waktu 1-2 menit.
Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki kekuatan yang baik.
digunakan pada sediaan lipstik menggunakan pewarna ekstrak buah rasberi
dengan berat beban yang digunakan pada sediaan lipstik merek dagang yang
beredar di pasaran, lipstik patah pada penambahan beban masing-masing 60 gram
dan 93 gram dalam rentang waktu 1-2 menit. Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik
dapat di lihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Pemeriksaan Kekuatan Lipstik
Sediaan Penambahan Berat (gram)
1 115
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak buah rasberi
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 32% Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 34% Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 36% Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 38% Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 40%
4.3.4 Stabilitas sediaan
Hasil uji stabilitas sediaan lipstik menunjukkan bahwa seluruh sediaan
yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 30 hari
pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Data hasil uji stabilitas dapat di lihat
pada Tabel 4.3. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk, diketahui bahwa seluruh
sediaan lipstik yang dibuat memiliki bentuk dan konsistensi yang baik, yaitu tidak
meleleh pada penyimpanan suhu kamar. Warna lipstik tidak berubah, sedangkan
digunakan yaitu parfum strawberry. Bau sediaan tetap stabil dalam penyimpanan
selama 30 hari pengamatan pada suhu kamar.
Tabel 4.3 Data Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna dan Bau Sediaan Pengamatan Sediaan Lama pengamatan (hari)
1 5 10 15 20 25 30
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak buah rasberi
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 32% Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 34% Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 36% Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 38% Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 40% b : Baik
4.3.5 Uji oles
Sediaan lipstik menghasilkan pengolesan yang baik jika sediaan
memberikan warna yang intensif, merata dan homogen saat dioleskan pada kulit
punggung tangan. Berdasarkan uji oles diperoleh hasil bahwa sediaan yang
menghasilkan pengolesan yang sangat baik adalah sediaan 4 dan 5 yaitu lipstik
dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 38% dan 40%, hal ini ditandai
dengan tiga kali pengolesan sediaan telah memberikan warna merah jambu yang
merata dan homogen saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Sediaan 2 dan 3
yaitu lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 34% dan 36%
memberikan warna merah jambu muda dan merah jambu yang merata dan
homogen dengan empat kali pengolesan. Sediaan 1 yaitu lipstik dengan
konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 32% memberikan warna merah jambu
muda yang merata dan homogen dengan lima kali pengolesan. Hasil uji oles dapat
dilihat pada Lampiran 10 (Halaman 55).
4.3.6 Pemeriksaan pH
Hasil pemeriksaan pH menunjukkan bahwa sediaan tanpa pewarna ekstrak
buah rasberi memiliki pH 6,2, sedangkan sediaan yang dibuat dengan
menggunakan pewarna ekstrak buah rasberi memiliki pH 3,7- 3,8. Hasil
pemeriksaan pH sediaan dapat di lihat pada Tabel 4.4. Perbedaan pH sediaan
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi yang
digunakan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah rasberi yang digunakan,
maka pH sediaan lipstik semakin rendah. pH ini mendekati pH fisiologis kulit
bibir yaitu ± 4. Dengan demikian formula tersebut dapat digunakan untuk sediaan
Tabel 4.4 Data Pengukuran pH Sediaan
Sediaan 1 : Formula tanpa pewarna ekstrak buah rasberi
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 32% Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 34% Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 36% Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 38% Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi 40%
4.4 Hasil Uji Iritasi dan Uji Kesukaan (Hedonic Test) 4.4.1 Hasil uji iritasi
Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis yang
dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan lipstik pada luas tertentu (2,5 x 2,5
cm), lokasi lekatan di belakang telinga dan dibiarkan terbuka selama lebih kurang
24 jam menunjukkan bahwa semua panelis memberikan hasil negatif terhadap
reaksi iritasi yang diamati yaitu eritema, papula, vesikula atau edema. Data hasil
uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.5. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat aman untuk digunakan.
Keterangan:
1. Tidak ada reaksi -
2. Eritema +
3. Eritema dan papula ++ 4. Eritema, papula dan gelembung (vesikula) +++ 5. Edema dan gelembung (vesikula) ++++
4.4.2 Hasil Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Data yang diperoleh dari lembar penilaian (kuesioner) ditabulasi dan
ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata
pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji kesukaan dapat di
lihat pada Tabel 4.6.
Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap
sediaan yaitu:
- Sediaan 1 memiliki interval nilai kesukaan 1,51–2,63. Untuk penulisan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 1,51 dan dibulatkan
menjadi 2 (kurang suka).
- Sediaan 2 memiliki interval nilai kesukaan 2,24–2,82. Untuk penulisan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,24 dan dibulatkan
menjadi 2 (kurang suka).
- Sediaan 3 memiliki interval nilai kesukaan 3,08–3,78. Untuk penulisan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,08 dan dibulatkan
menjadi 3 (cukup suka).
- Sediaan 4 memiliki interval nilai kesukaan 2,58–3,56. Untuk penulisan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,58 dan dibulatkan
- Sediaan 5 memiliki interval nilai kesukaan 3,61 – 4,53. Untuk penulisan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,61 dan dibulatkan
menjadi 4 (suka).
Keterangan :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Ekstrak buah rasberi dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi
sediaan lipstik. Variasi konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi yang
digunakan dalam formulasi menghasilkan perbedaan intensitas warna
sediaan lipstik yang di lihat secara visual.
b. Hasil penentuan mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa seluruh sediaan
yang dibuat stabil, tidak menunjukkan adanya perubahan bentuk, warna,
dan bau dalam penyimpanan selama 30 hari pada suhu kamar.
c. Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 10 orang panelis
menunjukkan bahwa sediaan lipstik yang di buat tidak menyebabkan iritasi
pada kulit.
5.2 Saran
Disarankan untuk dilakukan penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan
pewarna alami ekstrak buah rasberi untuk formulasi sediaan kosmetik lainnya,
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011). Anthocyanins and Anthocyanidins. Diakses tanggal 17 Maret 2011.
Ashish. (2011). Wild Raspberry-What Are The Characteristic and Different
Health Benefits. Diakses tanggal 4 Mei 2012
Badan Standar Nasional. (2006). Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau
Sensori. Diakses tanggal 16 Januari 2012.
http://www.scribd.com/doc/65447618/SNI-01-2346-2006
Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science and Technology. Edisi Kedua. London: Jhon Willy and Son, Inc. Hal. 64, 371, 372, 374, 375, 388.
Barel, A.O., Paye, M., dan Howard I.M. (2001). Handbook of Cosmetic Science and Technology. Edisi Kedua. New York: Informa Healthcare. Hal. 645, 670, 671.
BPOM RI. (2009). Public Warning / Peringatan Nomor: KH.00.01.43.2503
Tanggal 11 Juni 2009. Diakses tanggal 14 Januari 2011.
http://www.pom.go. id/ public/peringatan_publik/default.asp
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 33.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 83, 86, 96, 99, 103, 195-197.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Penuntun cara modern menganalis
tumbuhan. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.
Bandung: Penerbit ITB. Hal. 76, 80.
Hidayat, N., dan Saati, E.A. (2006). Membuat Pewarna Alami. Surabaya: Penerbit Trubus Agrisarana. Hal. 35.
Jellinek, J.S. (1976). Formulation and Function of Cosmetics. New York: Wiley Interscience. Hal. 428, 429.
Kalkman, C. (1993). Rosaceae. Flora Malesiana ser I. 11(2): 227-351.
Poucher, J. (2000). Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi Kesepuluh. London: Kluwer Academic Publisher. Hal. 206, 210.
Rawlins, E.A. (2003). Bentley’s Textbook of Pharmaceutics. Edisi Kedelapan belas. London: Bailierre Tindall. Hal. 355.
Rowe, C.R., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi Keenam. Washington: Pharmeceutical Press. Hal. 75, 378, 442, 592, 742.
Senzel, A. (1977). Newburger’s Manual of Cosmetic Analysis. Edisi Kedua. Washington DC: Association of Official Analytical Chemists, Inc. Hal. 50.
Tjitrosoepomo, G. (2007). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Edisi Kesembilan. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 199.
Tranggono, R.I. dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Penerbit Pustaka Utama. Hal. 6, 8, 13, 90, 100.
Vishwakarma, B., Sumeet, D., Kushagra, D., dan Hemant, J.(2011). Formulation And Evaluation of Herbal Lipstick. International Journal of Drug Discovery & Herbal Research. 1(1): 18-19.
Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI-Press. Hal. 3-5, 26, 28, 124.
Woelfel, J.B., dan Scheild, R.C. (2002). Dental Anatomy. Edisi Keenam. Maryland: Lippincot Williams and Wilkins. Hal. 60, 61.
Yanti. (2011). Health Benefits of Raspberries. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012. http://www.thebest-healthy-foods.com/health-benefits-of-raspberries/
Lampiran 2. Perhitungan Modifikasi Formula Sediaan Lipstik Menggunakan Pewarna Ekstrak Buah Rasberi
Contoh perhitungan formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak buah rasberi
32%
- Ekstrak buah rasberi 32% =
- Propilen glikol 5% =
- Titanium dioksida 0,5% =
- Parfum strawberry 0,5% =
- Butil hidroksi toluen 0,1% =
- Nipagin 0,1% =
- Basis lipstik = 20 - ( 6,4 + 1 + 0,1 + 0,1 + 0,02+ 0,02 )
= 20 – 7,64
= 12,36
- Cera alba = 9
- Lanolin =
- Vaselin alba =
- Setil alkohol =
- Oleum ricini =
- Carnauba wax =
Lampiran 3. Kuesioner Uji Kesukaan (Hedonic Test)
FORMULASI SEDIAAN LIPSTIK MENGGUNAKAN EKSTRAK BUAH RASBERI (Rubus rosifolius J.E.Smith) SEBAGAI PEWARNA
Nama :
Usia :
Berdasarkan kemudahan pengolesan lipstik, homogenitas dan intensitas warna
lipstik saat dioleskan, berikanlah penilaian saudara terhadap lima sediaan uji
berikut ini.
Konsentrasi 32% 34% 36% 38% 40%
Nilai
Keterangan : 5 (sangat suka)
4 (suka)
3 (cukup suka)
2 (kurang suka)
Lampiran 4. Perhitungan Rendemen
% Rendemen =
=
= 4,35%
Lampiran 5. Perhitungan Uji Kesukaan ( Hedonic Test )
Untuk menghitung nilai kesukaan rerata dari setiap panelis digunakan rumus
sebagai berikut:
•
•
•
•
Keterangan:
n : banyak panelis
S2 : keragaman nilai kesukaan
1,96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95% : nilai kesukaan rata-rata
- Sediaan 1
•
= 2,07
•
•
•
- Sediaan 2
•
= 2,53
•
•
•
- Sediaan 3
•
= 3,43
•
•
•
- Sediaan 4
•
= 3,07
•
•
•
- Sediaan 5
•
= 4,07
•
•
•
P ( 3,61 4,53 )
Keterangan: