• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Interpretasi Makna Kanji Berbushu (Berkarakter Dasar) Take Kanmuri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Interpretasi Makna Kanji Berbushu (Berkarakter Dasar) Take Kanmuri"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU (BERKARAKTER DASAR) TAKE KANMURI

TAKE KANMURI NO KANJI NO BUSHU NO IMI NO KAISHAKU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam

Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh:

TEDDY SUMBARI JAYANTO 060708006

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN

(2)

ANALISIS INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU (BERKARAKTER DASAR) TAKE KANMURI

TAKE KANMURI NO KANJI NO BUSHU NO IMI NO KAISHAKU SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam

Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:

TEDDY SUMBARI JAYANTO 060708006

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Nandi. S Prof. Drs. Hamzon Situmorang. M.S. Ph.D NIP: 19600822 198803 1 002 NIP : 19580704 198412 1 001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN

(3)

Disetujui Oleh: Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi Sastra Jepang Ketua

Prof. Drs. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D

NIP 19580704 198412 1 001

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Sastra di Departemen Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi sebaik-baiknya suri tauladan bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Dengan keterbatasan ilmu dan kemampuan, maka penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Untuk itu dengan ketulusan hati, penulis menghargai dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Nandi. S selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak memberikan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

(5)

6. Teristimewa buat kedua orang tua penulis yang tercinta Ayahanda Parno dan Ibunda Netra Dewi atas segala doa, cinta, dan nasehat yang tidak ternilai hingga berakhirnya studi ini.

7. Adik-adik penulis Rice Silvanora (cece), Sintya Tranova (ochin), dan Bagas Prasetya (bagas), kalianlah motivasi terbesar saya karena saya adalah anak pertama. Semoga saya bisa menjadi abang yang baik bagi kalian semua. Beban itu telah hilang.

8. Seluruh keluarga besar penulis di Padang yang telah memberikan dukungan dalam segala hal sampai berakhirnya studi ini.

9. Sahabat-sahabat kecil penulis Angga Putra, Eko Kristianto, Jendri Dedi Harvey Silalahi, Oki Sapto, dan Yolanda Zurya (Nanda), kita bukan hanya sekedar teman. 10. Seluruh teman-teman jurusan Sastra Jepang Stambuk ’06, khususnya : Andar Beny

Prayogi, Anggu Irwan Stepandia, Hary Eka Pratama, Ivana Widya Sari, Muhammad Iqbal Siregar, Okky Khaireni, Rizaldi Restu Pratama, Suci Rizki Amelia, dan Zulvianita atas kebersamaan selama ini yang membuat proses perkuliahan menjadi lebih berwarna dan tidak biasa. Semoga kita tetap dapat saling bersilaturrahmi walaupun proses studi ini telah berakhir.

11. Seluruh anggota tim Sepak Bola dan Futsal AOTAKE Sastra Jepang, khususnya : Ferdian Pardede, Fredy Walis Sembiring, Hyantes T.B. Pasaribu, Randy K. Simanjuntak, dan Victor Julianto Simanullang. Akhirnya kita bisa mencapai Final Liga Sastra dan berada di peringkat ke-2 di tahun terakhir kita. Saatnya memberikan kepercayaan kepada adik-adik kelas di tahun berikutnya.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan... 8

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 9

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

1.6 Metode Penelitian ... 13

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KANJI... 16

2.1 Sejarah Singkat Kanji ... 16

2.2 Cara Baca Kanji dan Cara Penulisan Kanji ... 20

2.2.1 Cara Baca Kanji ... 20

2.2.2 Cara Penulisan Kanji ... 22

2.2.2.1 Kakusuu ... 22

2.2.2.2 Hitsujun... 23

2.2.2.3 Okurigana... 24

2.2.2.4 Furigana ... 26

2.3 Asal-usul Huruf Kanji ... 26

2.3.1 Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji ... 28

2.3.1.1 Shokei Moji ... 28

(7)

2.3.1.3 Kaii Moji ... 29

2.3.1.4 Keisei Moji... 30

2.3.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji ... 30

2.3.2.1 Tenchuu Moji ... 30

2.3.2.2 Kasha Moji ... 31

2.4 Pembagian Bushu ... 31

2.4.1 Hen ... 32

2.4.2 Tsukuri ... 34

2.4.3 Kanmuri ... 35

2.4.4 Ashi ... 26

2.4.5 Tare ... 37

2.4.6 Nyou ... 38

2.4.7 Kamae ... 39

2.5 Karakteristik Bambu... 40

2.5.1 Asal Usul Bambu ... 40

2.5.2 Klasifikasi Bambu ... 41

2.5.3 Morfologi Tanaman Bambu ... 41

2.5.3.1 Deskripsi Tanaman ... 41

2.5.3.2 Tipe Tanaman ... 42

2.5.4 Manfaat Bambu ... 43

2.6 Kanji-kanji Berbushu Take Kanmuri ... 46

2.6.1 Kanji Berbushu Take Kanmuri pada Kata Benda ... 48

2.6.2 Kanji Berbushu Take Kanmuri pada Kata Sifat... 50

(8)

BAB III ANALISIS MAKNA KANJI BERBUSHU

(BERKARAKTER DASAR) TAKE KANMURI ... 52

3.1 Take Kanmuri pada Huruf Kata Kerja ... 52

3.2 Take Kanmuri pada Huruf Kata Benda ... 55

3.3 Take Kanmuri pada Huruf Kata Sifat... 67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

4.1 Kesimpulan ... 70

4.2 Saran ... 71

(9)
(10)
(11)

のキャラクターの一つは「 ぶしゅ ,部首」である。 もじ ,文字から み ,見

ると、「部」は”bagian”、「首」は”kepala”という意味である。つまり、

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa (langue) adalah sistem simbol yang mengungkapkan maksud pikiran. Sistem simbol ini ada yang merupakan simbol lisan dan ada yang merupakan simbol tertulis. Bahasa dan tulisan merupakan dua sistem simbol yang jelas berbeda. Sistem simbol tulisan baru bisa dikatakan ada untuk mengkortografikan (menulis) bahasa (Saussure dalam Sheddy, 2004:64).

Bloomfield dalam Sheddy (2004:65) menyebut huruf kanji bahasa Cina sebagai ‘logographic writing’ yang merupakan ‘symbol of linguistic form’ atas dasar huruf tersebut melambangkan sesuatu acuan bahasa. Jenis huruf lain yang merupakan ‘symbol of phonetic form’ disebutnya sebagai phonogram atas dasar huruf tersebut melambangkan ucapan. Phonogram diidentifikasikan olehnya menjadi dua jenis yaitu, syllabic writing (huruf suku kata) seperti huruf hiragana dan huruf katana dalam bahasa Jepang dan phonemic / alphabetic writing (huruf bunyi tunggal) seperti huruf Yunani dan Latin.

Berikut ini adalah 3 jenis huruf yang digunakan masyarakat di dunia ini (Hamzon, 2007:3) :

1. Tanonmoji, yaitu huruf yang mengutarakan potongan bunyi terkecil, huruf ini dapat

menuliskan muatan sebuah bunyi vokal maupun konsonan secara berdiri sendiri. Atau sebuah huruf adalah sebagai gambaran sebuah konsonan atau vokal tertentu. Yang termasuk ke dalam jenis huruf ini misalnya adalah huruf romawi.

2. Onsensetsumoji, yaitu huruf yang menggambarkan potongan bunyi suara, huruf itu

(13)

konsonan berdiri sendiri. Yang termasuk ke dalam jenis huruf ini misalnya adalah huruf hiragana dan katakana.

3. Hyoimoji, yaitu huruf yang menggambarkan sebuah arti, dalam huruf ini lebih

dipentingkan mengutarakan muatan arti atau makna dari pada bunyi bacaannya. Dalam jenis huruf ini sebuah huruf mempunyai satu arti atau makna. Tetapi kadang-kadang sebuah huruf mempunyai cara baca yang lebih dari satu. Yang termasuk ke dalam jenis huruf ini misalnya adalah huruf kanji.

Dari pendapat tokoh-tokoh itu dapat disimpulkan bahwa tulisan adalah simbol-simbol yang dapat ditangkap dengan indra mata dengan bentuk baku yang sudah mengalami proses ketetapan secara konvensional di masyarakat; melambangkan bunyi bahasa atau ide bahasa (buah pikiran yang hendak disampaikan kepada lawan bicara) secara langsung maupun tidak langsung.

Sistem tulisan terdiri dari seperangkat grafem beserta ciri-ciri penggunaannya. Setiap grafem dapat memiliki satu alograf atau lebih. Kedudukan grafem dan alograf dalam sistem tulisan sama dengan kedudukan fonem dan alofon dalam fonologi. Begitu pula hubungan grafem dan alograf serupa dengan hubungan fonem dan alofon. Pada umumnya setiap grafem mewakili sebagian struktur bahasa lisan.

Tulisan pada awalnya terdapat pada batu-batu peninggalan yang hampir semua bentuk awal lambang tulisan berupa gambar atau diagram. Lambang-lambang tulisan tersebut apabila menunjukkan arti khusus secara taat asas, disebut pictogram. Misalnya, lambang ☼

yang digunakan untuk memberikan pesan ‘matahari’. Kemudian lama-kelamaan, lambang

tersebut menjadi lambang yang lebih mapan, misalnya lambang О, yang digunakan untuk

(14)

Tahap-tahap perkembangan tulisan ada tiga (Bambang, 1995 : 21), yaitu: 1. Logogram atau tulisan kata

2. Tulisan silabis atau persukuan 3. Tulisan bunyi

Logogram atau tulisan kata merupakan tulisan dimana setiap lambang mewakili sebuah

kata. Sistem tulisan yang didasarkan pada pengguanaan logogram adalah sistem tulisan bahasa Cina.

Tahap perkembanagan tulisan yang kedua yaitu, tulisan silabis atau tulisan persukuan. Misalnya, bahasa Jepang modern yang memiliki sejumlah besar lambang yang menunjukkan suku kata bahasa lisan. Silabogram atau kelompok bunyi bahasa Jepang pada hakekatnya merupakan pungutan aksara sistem tulisan bahasa Cina (Gleason dalam Bambang, 1995:29). Dalam perkembangan bahasa Jepang, aksara-aksara bahasa Cina dipungut untuk menuliskan kata-kata pungutan dari bahasa Cina. Namun, proses penyesuaian itu tidaklah sederhana, karena struktur gramatika bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Cina. Bahasa Jepang memiliki banyak kata yang mengalami infleksi dan afiksasi yang kompleks. Sebaliknya, kebanyakan morfem bahasa Cina ialah kata dasar dengan tidak banyak afiksasi, sehingga ditemukan banyak morfem yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Cina.

(15)

Dalam struktur bahasa Jepang, kata dasar pada umumnya ditulis dalam aksara Cina yang disebut Kanji, sedangkan afiks-afiksnya ditulis dalam hiragana atau katakana (Bambang, 1995:21).

Tahap perkembangan tulisan yang ketiga yaitu, tulisan bunyi. Yang termasuk ke dalam tulisan bunyi adalah tulisan alfabetis dan tulisan fonemik. Alphabet adalah seperangkat lambang tertulis yang tiap lambang mewakili bunyi tertentu. Tulisan fonemik merupakan kesesuaian sempurna antara abjad dan bunyi fonemik yang menunjukkan satu lambang huruf mewakili satu dan hanya satu bunyi fonemik.

(16)

Berdasarkan tahap-tahap perkembangan tulisan di atas, memungkinkan manusia memakai lebih dari satu jenis tulisan. Salah satu jenis tulisan tersebut adalah tulisan kanji Jepang yang berbeda dengan huruf asalnya yaitu kanji Cina, walaupun sebenarnya kanji Jepang diadopsi dari kanji Cina. Sebab dalam bahasa Cina, satu kanji mempunyai satu ucapan (perkataan), sedangkan dalam bahasa Jepang dapat diucapkan beraneka ragam (Sayidiman dalam Yusuf 2008:3). Misalnya kanji 大きい. Kanji tersebut bisa dibaca tai atau

dai (secara on-yomi) dan dibaca ookii (secara kun-yomi). Orang Jepang sendiri bisa saja salah

membaca satu kalimat bahasa Jepang bila Ia belum hafal betul. Karena itu, seringkali satu kanji yang memungkinkan salah baca, dibubuhi hiragana (furigana).

Dengan demikian, bangsa Jepang memiliki sistem tulisan yang sangat kompleks. Menurut Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004:55), selain hyou-i moji atau huruf yang melambangkan makna sekaligus melambangkan bunyi pengucapannya (kanji), juga digunakan hyou-on moji yang terdiri dari onsetsu moji (hiragana dan katakana yang melambangkan bunyi silabel) dan tan-on moji (romaji / huruf Latin, yang melambangkan sebuah fonem). Selain itu, dipakai juga suuji moji (numeralia, yang melambangkan bilangan). Suuji moji yang dipakai ada dua, yaitu san-you suuji atau Arabia suuji yang merupakan lambang bilangan yang bisa dipakai untuk menuliskan sistem peghitungan dan kansuuji, yaitu lambang bilangan yang ditulis dengan kanji.

(17)

kanji yang harus dipelajari di Sekolah Dasar. Pada tahun 1981 ditetapkan daftar Jouyou Kanji yang memuat 1945 kanji.

Seperti kita ketahui bahwa huruf kanji terbentuk dari beberapa garis atau coretan. Garis-garis atau coretan-coretan tersebut membentuk bagian-bagian kanji, lalu bagian-bagian tersebut pada akhirnya membentuk sebuah huruf kanji secara utuh. Dengan adanya bagian-bagian pada sebuah kanji ini maka timbul istilah yang disebut bushu. Bushu merupakan bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji secara umum. Bushu ini biasa disebut juga dengan karakter dasar kanji (Nandi, 2000:7). Sedangkan menurut

Sudjianto dan Dahidi (2004:59), bushu merupakan istilah yang berhubungan dengan bagian-bagian yang ada pada sebuah huruf kanji yang dapat dijadikan suatu dasar pengklasifikasian huruf kanji. Dengan kata lain, bushu ialah sebuah istilah yang berkenaan dengan bagian-bagian yang ada pada sebuah huruf kanji yang dapat dijadikan suatu dasar untuk pengklasifikasian huruf kanji. Manfaat lain dengan adanya ketentuan bushu ini ialah dapat diperoleh kemudahan-kemudahan ketika mencari (arti) suatu kanji pada sebuah kamus baik kamus kanji, Kokugo jiten, atau kamus-kamus lainnya. Oleh karena itu, dalam kamus-kamus tersebut, terutama yang diterbitkan di Jepang, selalu dilengkapi dengan daftar bushu untuk mempermudah cara pemakainnya.

Terdapat tujuh macam bushu sesuai dengan letaknya pada suatu kanji yakni : a. Hen, yaitu bushu yang berada pada bagian kiri sebuah kanji.

b. Tskuri, yaitu bushu yang berada pada bagian kanan pada sebuah kanji. c. Kanmuri, yaitu bushu yang berada pada bagian atas sebuah kanji. d. Ashi, yaitu bushu yang berada pada bagian bawah sebuah kanji.

e. Tare, yaitu bushu yang membentuk seperti siku-siku dari bagian atas ke bagian kiri. f. Nyoo, yaitu bushu yang membentuk siku-siku dari bagian kiri ke bagian bawah

(18)

g. Kamae, yaitu bushu yang tampak seolah-olah mengelilingi bagian kanji lainnya. Misalnya, karakter dasar Take Kanmuri (karakter dasar bambu yang terletak di bagian atas sebuah kanji), yaitu kanji yang memiliki kaitan makna dengan suatu hal yang berhubungan dengan bambu. Contohnya kanji 簇 (zoku / muragaru) yang berarti kumpulan atau kelompok.

Karakter dasar take atau bambu jika digabungkan dengan karakter dasar lainnya dapat membentuk makna yang baru. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang karakter dasar take kanmuri, maka penulis akan membahasnya melalui skripsi yang berjudul “Analisis

Interpretasi Makna Kanji Berbushu (Bekarakter Dasar) Take Kanmuri”.

1.2 Perumusan Masalah

Bushu merupakan salah satu unsur pembentuk kanji. Bushu sebagai salah satu unsur

pembentuk kanji terbagi menjadi tujuh jenis, diantaranya adalah kanmuri. Kanmuri merupakan karakter dasar yang berada di bagian atas sebuah kanji. Salah satunya adalah take kanmuri. Kanji take menunjukkan makna yang berkaitan dengan bambu, kanji ini baik

sebagai karakter dasar maupun ketika digabungkan dengan karakter dasar lainnya, maknanya tetap sesuatu yang berhubungan dengan bambu. Tetapi, untuk memahami kanji berkarakter dasar take (take kanmuri) terdapat bermacam-macam interpretasi yang berbeda, di antaranya dapat dilihat dari hubungan makna unsur-unsur pembentuknya.

Contohnya kanji 算 (kazoeru). Kanji ini terdiri dari tiga karakter yaitu, karakter dasar

(19)

bambu tersebut untuk mengetahui dan memastikan berapa jumlahnya. Jadi, kanji 算

(kazoeru) memiliki makna menghitung.

Sehubungan dengan masalah tersebut, untuk meminimalisasi kesulitan dalam mempelajari kanji, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik bambu ?

2. Bagaimanakah makna simbolik kanji yang memiliki karakter dasar take kanmuri berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk kanji lainnya ?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

(20)

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Bahasa memiliki suatu tanda / lambang (kigou) dan tanda / lambang tersebut memiliki makna (Dedi, 2003:4). Demikian halnya dengan kanji yang merupakan lambang bahasa yang berupa tulisan. Kanji merupakan tulisan yang berasal dari Cina. Secara harfiah, ‘Kan’ merupakan nama dinasti Tiongkok Kuno, yaitu dinasti Han (dalam bahasa Jepang dilafalkan Kan) dan ‘Ji’ yang berarti tulisan huruf (Yuddi dalam Yusuf, 2008:7). Jadi, kanji adalah tulisan atau huruf yang berasal dari Cina.

Menurut Takebe Yoshiaki dalam Nandi (2003:4) kanji bukanlah huruf, tetapi kanji adalah gambar.

Pendapat ini juga ditegaskan oleh Todo Akiyasu dalam Nandi (2003:4) yang menyatakan kanji adalah gambar atau lambang tulisan yang mempunyai arti. Tetapi, kemudian Takebe dalam Nandi (2003:4) mengemukakan,

“文字を分類して表音文字と表意文字とし、ローマ字や仮名文字は表音文字だ

とする。そして、漢字は表意文字だとするから、漢字も文字の一種になる。

“Kalau mengelompokkan huruf menjadi hyou-on moji dan hyou-i moji, maka huruf romaji dan huruf kana merupakan hyou-on moji. Kemudian, karena kanji merupakan hyou-i moji, maka kanjipun menjadi salah satu huruf “.

Karena kanji merupakan lambang tulisan yang mempunyai makna. Maka kanjipun merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam bahasa Jepang untuk menyampaiakan maksud tertentu dari pembicara terhadap lawan bicara terutama dalam bentuk tulisan.

Dalam mempelajari kanji terdapat tiga unsur penting yang dikenal dengan istilah kei-on-gi, yaitu : bentuk, cara baca, dan arti (Takebe dalam Nandi, 2003:5). Sehingga dalam

(21)

Untuk memahami makna kanji, salah satu caranya adalah dengan mengenal unsur-unsur atau karakter pembentuknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tae Moriyama dalam Nandi (2000:3) yang menyatakan bahwa kanji pada umumnya berupa kombinasi dari bermacam-macam unsur. Salah satu cara agar mendapat semangat dalam proses mempelajarinya ialah dengan mengenal unsur-unsurnya.

Salah satu unsur pembentuk kanji adalah bushu. Menurut arti katanya, ‘Bu’ artinya bagian dan ‘shu’ artinya kepala. Jadi, bushu adalah unsur atau karakter dasar yang terdapat dalam suatu huruf kanji (Yuddi dalam Yusuf, 2008:8). Sebutan bushu untuk pertama kalinya muncul tiga abad yang lalu di Cina yang dikembangkan melalui sistem penggabungan karakter-karakter sehingga mencapai jumlah 214 unsur / karakter dasar. Sistem ini masih digunakan sampai sekarang, baik dalam kamus-kamus Cina maupun dalam kamus Jepang (Nandi, 2000:7). Sesuai dengan letaknya, bushu dikelompokkan menjadi tujuh macam, salah satu diantaranya adalah bushu kanmuri.

Bushu kamnuri yaitu bushu yang terletak di bagian atas sebuah kanji. Take kanmuri

merupakan salah satu contoh dari bushu kanmuri. Bushu ini menyatakan bambu dan bagian susunan kanji ini memiliki arti yang berhubungan dengan bambu, (Nandi, 2000:25).

1.4.2 Kerangka Teori

Untuk menganalisis makna simbolik kanji berkarakter dasar take kanmuri dibutuhkan teori semantik dan semiotik. Semantik merupakan studi tentang makna. Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti (Grice dan Bolinger dalam Aminuddin, 2001:53). Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok yaitu :

a. Makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar.

(22)

c. Perwujudan makna dapat digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga dapat saling dimengerti.

Semiotik merupakan studi tentang tanda. Menurut Paul Cobley dan Litza Janz dalam Nyoman (2004:97) semiotik berasal dari kata seme, bahasa Yunani, yang berarti penafsir tanda. Sedangkan menurut beberapa literatur lain menyebutkan bahwa semiotik berasal dari kata semeion, yang berarti tanda. Dalam pengertian yang lebih luas, semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan intrepetasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia dipenuhi oleh tanda, dengan perantaraan tanda-tanda proses kehidupan menjadi lebih efisien, manusia dapat saling berkomunikasi dengan sesamanya, sekaligus mengadakan pemahaman yang lebih baik terhadap dunia. Dengan demikian manusia adalah homo semioticus.

Semiotik dilihat dari segi cara kerjanya maka terdapat :

a. Sintaksis semiotik, yaitu studi dengan memberikan intensitas hubungan tanda dengan tanda-tanda yang lain.

b. Semantik semiotik, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada hubungan tanda dengan acuannya.

c. Pragmatik semiotik, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada hubungan antara pengirim dan penerima.

Dilihat dari faktor yang menentukan adanya tanda, maka tanda dibedakan :

a. Representamen, tanda itu sendiri sebagai perwujudan gejala umum. Tanda sebagai gejala umum dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kualitas, keberadaan aktual atau realitas fisik, dan tanda sebagai hukum.

(23)

c. Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima atau tanda dipandang dari interpretan yang mewakilinya sebagai sebuah tanda pikiran. Tanda tersebut dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kemungkinan, tanda sebagai fakta, dan tanda sebagai nalar.

Di antara representamen, object, dan interpretant, teori yang penulis gunakan adalah teori yang kedua, yaitu object. Object memiliki istilah-istilah yaitu, icon, indeks, dan symbol. Menurut Pierce dalam Rini (2006:11), ikon merupakan tanda yang mengacu kepada suatu objek, dimana hubungan tanda dan objeknya didasarkan atas kesamaan ciri dan sifatnya. Sehingga tanda disebut ikon apabila ada hubungan kemiripan tanda dengan objeknya. Misalnya kanji 山 (yama) merupakan lambang yang ditiru dari bentuk tiga buah gunung.

Begitu juga halnya dengan kanji 川 (kawa) yang merupakan lambang yang ditiru dari bentuk aliran air.

Istilah kedua yaitu indeks. Indeks merupakan tanda yang mengacu kepada objek, dimana tanda dipengaruhi oleh objek tersebut. Jadi, tanda dikatakan indeks karena adanya kedekatan eksistensinya dengan objek. Misalnya kanji 森 (mori). Kanji in merupakan kanji

gabungan dari tiga buah kanji 木 (ki). Dimana kanji (ki) ini memiliki makna pohon,

sedangkan kanji 森 (mori) memiliki makna hutan lebat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kanji hutan lebat merupakan gabungan dari tiga buah kanji pohon.

(24)

bahwa untuk mencapai pencerahan jiwa seseorang harus membersihkan dirinya dari pikiran yang mementingkan diri sendiri sehingga dirinya akan lenyap menyatu.

Penulis menggunakan teori yang kedua karena kanji merupakan tanda, lambang, atau gambar yang mengacu pada objeknya dan segala sesuatu baik tanda, lambang, ataupun gambar dapat dikaitkan dengan sesuatu yang lain sehingga tanda, lambang, maupun gambar dapat dijadikan sebagai bagian dari proses komunikasi.

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui karakteristik bambu

b. Untuk mengetahui makna kanji berkarakter dasar take kanmuri dengan karakter pembentuk kanji lainnya berdasarkan hubungan makna.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :

a. Menjadi sumber informasi dalam mempelajari kanji

b. Mempermudah pelajar bahasa Jepang dalam mengingat dan memahami huruf-huruf kanji berkarakter dasar take kanmuri.

1.6 Metode Penelitian

(25)

kepustakaan merupakan metode yang mengutamakan pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang berkaitan dengan pembahasan untuk mencapai tujuan penelitian (Mulyadi dalam Rini, 2006:13). Data yang dikumpulkan mengacu pada data sekunder. Data sekunder merupakan data yang didapat dari sumber yang bukan asli memuat informasi atau data tersebut (Tatang dalam Yusuf, 2008:12). Seperti buku, majalah, jurnal, kamus, ensiklopedia, maupun situs internet sebagai alat utama untuk mencapai tujuan penelitian.

Data yang diperoleh dari kamus kanji modern Jepang Indonesia sebagai salah satu sumber data yang utama, dipilih secara acak dari keseluruhan data yang ada di dalam kamus tersebut, sebagai data yang setelah diinterpretasikan akan dianalisis maknanya pada penelitian ini.

Menurut Kaelan (2005:76) interpretasi adalah memperantarai pesan secara eksplisit dan implisit yang termuat dalam realitas. Dalam memperantarai pesan agar dapat dipahami mecakup tiga pengertian, yaitu :

a. Interpretasi sebagai metode pengunkapan

Interpretasi dalam pengertian suatu proses menunjukkan arti, yaitu mengungkapkan, menuturkan, mengatakan sesuatu yang merupakan esensi raelitas.

b. Interpretasi sebagai metode menerangkan

Interpretasi dalam pengertian suatu upaya untuk mengungkapkan makna objek dalam hubungannya dengan faktor-faktor yang berada di luar objek.

c. Interpretasi sebagai menerjemahkan

Interpretasi dalam pengertian memindahkan arti (menerjemahkan), yaitu mampu menangkap menangkap esensi atau makna yang terkandung dalam objek.

(26)

dikelompokkan dalam setiap bab dan anak bab. Dan yang terakhir berupa penarikan kesimpulan berdasarkan data-data yang telah diteliti, lalu dari kesimpulan yang ada dapat diberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan bahasa Jepang.

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KANJI

2.1 Sejarah Singkat Kanji

Huruf kanji lahir kira-kira pada 1500 tahun SM di kalangan suku Kan di Cina (Hamzon, 2007:82). Huruf kanji merupakan huruf yang mengutarakan arti yang dibentuk meniru bentuk bendanya atau tanda-tanda yang diberikan dalam menunjukkan arti sesuatu benda atau sifat atau pekerjaan atau tanda-tanda lainnya. Huruf kanji adalah sistem aksara dengan aksara piktografis sebagai dasarnya. Jumlahnya tercatat 10.000 lebih, diantaranya 3000 huruf yang sering dipakai. Dengan 3000 huruf itu, terbentuklah kata-kata dan kalimat bahasa Kan.

Menurut para sarjana, huruf kanji terbentuk pada Dinasti Shang abad ke XVI SM. Menurut hasil survei arkeologis, jauh pada masa awal Dinasti Shang, peradaban Tiongkok telah berkembang sampai taraf yang cukup tinggi dengan salah satu lambangnya ialah munculnya Jiaguwen atau aksara di batok kura-kura dan tulang binatang, yang merupakan huruf zaman kuno Tiongkok (http//ms.wikipedia.org/Wiki/Tulisan kanji).

(28)

Berdasarkan arah dan bentuk celah-celah itulah, si penenung akan mendapatkan hasil ramalan. Benar atau tidaknya ramalan itu kemudian juga akan dipahat di atas batok. Apabila ramalan yang dipahat dalam batok itu terbukti benar, maka batok kura-kura itu akan disimpan sebagai arsip.

Dewasa ini, arkeolog seluruhnya menemukan 160 ribu keping batok kura-kura. Diantaranya ada beberapa batok yang utuh. Namun, ada juga keping-keping tanpa aksara. Menurut statistik, jumlah huruf yang terdapat di atas batok kura-kura dan tulang bintang itu melebihi 4000, tetapi hanya 3000 yang pernah dipelajari. Di antara 3000 aksara itu, hanya 1000 lebih yang dapat dibaca oleh sarjana. Adapun huruf yang lain tak bisa dimengerti atau terdapat perselisihan serius mengenai artinya. Walaupun demikian, melalui 1000 lebih aksara itu dapat kita ketahui secara kasar keadaan politik, ekonomi dan kebudayaan Dinasti Shang. Huruf yang tertulis di batok kura-kura dan tulang binatang merupakan huruf yang sistematis dan merupakan dasar huruf kanji kemudian.

(29)

Cina tidak ada akhiran gramatikal yang memperlihatkan kedudukan kata dalam kalimat seperti halnya dalam bahasa Jepang.

Pada mulanya, bangsa Jepang mencoba menggunakan huruf-huruf Cina untuk menuliskan baik akar kata maupun akhiran gramatikalnya. Tetapi, setelah beberapa ratus tahun kemudian, mereka menemukan bahwa cara ini tidak berhasil dengan baik, sehingga mereka mencoba meringkas beberapa huruf menjadi sistem fonetik, yang menyerupai sistem abjad latin dan dengan demikian mereka bisa menggunakannya untuk menuliskan akhiran gramatikal dalam bahasa mereka. Mereka berhasil dengan cara ini dan menanamkan huruf-huruf fonetik tersebut dengan nama Kana.

Huruf kanji Jepang keseluruhannya berjumlah berkisar sekitar 50.000 huruf dan dipergunakan berjumlah sekitar 10.000 huruf. Tetapi yang dipergunakan sehari-sehari yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan Jepang sebanyak 1850 huruf yang disebut jouyou kanji (Hamzon, 2007:82).

Berikut sejarah singkat terbentuknya huruf kanji di Cina

1. Kanji kōkotsu (甲骨)

Kanji kōkotsu adalah huruf kanji yang paling kuno yang pernah ditemukan di Cina. Huruf ini digunakan pada zaman In (殷) sekitar abad ke-14 SM sampai abad ke-11 SM.

Di dalam tempat penyembahan terdapat kulit kura-kura dan tulang-tulang binatang yang dimasukkan ke dalam lubang, kemudian dibakar. Dan arang tersebut dipakai untuk menulis huruf-huruf yang mereka ciptakan pada saat itu. Huruf ini ditemukan di Cina 3500 tahun yang lalu.

(30)

Huruf kanji kinbun digunakan pada zaman dinasti Chou (周) sekitar abad ke-11 SM

sampai abad ke-7 SM. Huruf ini ditemukan terukir di peralatan perunggu yang telah dibuatnya.

3. Kanji Tenbun (篆文)

Huruf kanji tenbun digunakan pada awal kekaisaran dinasti Chin (秦) pada waktu

negeri Cina bersatu, sekitar abad ke-3 SM. Pada saat itu setiap tempat di dalam negeri Cina kesulitan menggunakan huruf kanji yang bermacam-macam. Karena kesulitan dalam menggunakan huruf kanji kinbun, akhirnya pemerintah menetapkan huruf kanji tenbun.

4. Kanji Kaisho (楷書)

[image:30.595.163.460.482.722.2]

Huruf kanji kaisho yaitu huruf kanji yang digunakan secara umum sampai sekarang. Setelah dinasti Chin (秦) kemudian berganti menjadi dinasti Han (漢) sekitar abad ke-3 SM sampai abad ke-3 M. Pada masa ini huruf kanji berubah menjadi berbentuk garis lurus, huruf ini biasa disebut reisho (隷書) atau karakter persegi.

(31)

2.2 Cara Baca Kanji dan Cara Penulisan Kanji 2.2.1 Cara Baca Kanji

Kanji merupakan tulisan yang diadopsi dari negeri Cina. Oleh karena itu, pengadopsian tulisan ini tidak hanya dalam bentuk hurufnya saja, tetapi juga cara pengucapan dan maknanya. Dikarenakan Jepang pada waktu itu telah mempunyai bahasa sendiri, maka dengan masuknya tulisan kanji yang memiliki perbedaan pengucapan dengan bahasa Jepang, menimbulkan dualisme cara baca huruf dalam bahasa Jepang (Nandi, 2003:10). Karena itu, hampir semua kanji yang dipinjam dari Cina memiliki dua cara pengucapan, yaitu on-yomi (cara baca Cina) dan kun-yomi (cara baca Jepang).

On-yomi merupakan cara baca kanji sesuai dengan lafal pengucapan dalam bahasa Cina

pada zaman dahulu. Dalam setiap kanji terkadang memiliki lebih dari satu cara baca on,

sebagai contoh kanji 反, kanji ini dapat dibaca hon, han, maupun tan. On-yomi biasanya

sering dijumpai pada kanji majemuk atau jukugo, yang pada umumnya merupakan penerapan perkataan bahasa Cina sebagai konsep yang sebelumnya tidak pernah ada dalam bahasa Jepang. Tetapi, terdapat pengecualian terhadap nama keluarga. Biasanya untuk nama

keluarga, kun-yomilah yan sering digunakan. Misalnya, 田中 (Tanaka).

Kun-yomi merupakan cara baca kanji dengan menetapkan bahasa Jepang sebagai cara

membaca kanji yang berkenaan dengan arti kanji tersebut. Sama halnya dengan cara baca on, cara baca kun juga terkadang lebih dari satu pada setiap kanji. Hal ini disebabkan karena kanji di Jepang digunakan secara meluas dan juga karena penggunaannya dibagi menjadi bermacam-macam arti sebagai kosakata bahasa Jepang, sehingga jumlah cara baca kun

(32)

hayasu, haeru, umareru, umu, ikeru, ikasu, ou, nama, dan ki. Begitu juga halnya dengan

kanji 交. Kanji ini secara kun-yomi dapat dibaca majiru, mazaru, mazeru, kau, dan kawasu.

Tetapi, tidak semua kanji memiliki on-yomi dan kun-yomi. Terkadang ada kanji yang

memiliki on-yomi saja seperti, kanji (e atau kai). Sebaliknya, ada juga kanji yang hanya

memiliki kun-yomi saja seperti, kanji (hatake). Selain itu, terdapat pengecualian terhadap

cara baca kun dimana hal tersebut berlaku pada bahasa atau kosa kata bahasa Jepang yang telah ada sejak zaman dahulu. Bahasa atau kosa kata tersebut tidak dibaca dari masing-masing cara baca kanji tersebut, tetapi dibaca dengan cara baca yang khusus. Karena cara

bacanya khusus disebut dengan istilah jukujikun atau kosa kata baku. Contohnya, kanji 今日.

Kanji ini dibaca kyou, tidak dibaca ima nichi (secara kun-yomi) atau konhi / konjitsu (secara on-yomi).

Munculnya cara baca on-yomi yang lebih dari satu disebabkan karena kanji tersebut dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan zaman di Cina (Nandi, 2003:12). Dalam cara baca on, karena periode masuknya kanji Cina berasal dari beberapa periode dan berasal dari tempat-tempat yang berbeda, terdapat tiga jenis kelompok pelafalan. Tiga kelompok pelafalan tersebut dikenal dengan istilah go-on, kan-on, dan tou-on.

1. Go-on

Go-on merupakan bunyi huruf kanji yang paling awal dibawa ke Jepang. Bunyi huruf

(33)

Kan-on merupakan bunyi huruf kanji yang dibawa ke Jepang oleh Kentoushi dan

Kenzuishi yang dikirim oleh pemerintah Jepang untuk belajar keluar negeri. Bunyi huruf ini merupakan lafal yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di bagian utara Cina. Kan-on disebut juga lafal Han dan merupakan lafal ketika zaman Dinasti Tang (abad ke-7 hingga ke-9).

3. Tou-on

Tou-on merupakan bunyi huruf kanji yang masuk ke Jepang pada zaman feodal (zaman

Heian hingga zaman Edo) yang dibawa oleh para pedagang Cina dari Ouchou. Tou-on disebut juga lafal Tang dan merupakan lafal yang digunakan pada dinasti-dinasti selanjutnya seperti Dinasti Song dan Dinasti Ming (Hamzon, 2007:101).

Contoh :

Go-on Kan-on Tou-on

行 Gyou Kou An

外 Ge Gai Ui

東 Tou Tou Ton

看 Kan Kan Kan

2.2.2 Cara Penulisan Kanji 2.2.2.1 Kakusuu

(34)

coretan yang sedikit, namun ada juga kanji rumit yang memiliki jumlah garis atau coretan yang cukup banyak.

Sama seperti bushu, kakusuu pun dapat dipakai sebagai cara untuk mencari (arti) kanji yang ada pada sebuah kamus seperti kamus kanji, Kokugo Jiten, dan sebagainya. Oleh sebab itu biasanya kamus-kamus seperti yang disebutkan tadi, selain dilengkapi dengan daftar bushu, dilengkapi pula dengan daftar kakusuu untuk mempermudah cara pemakaiannya.

2.2.2.2 Hitsujun

Hitsujun ialah urutan penulisan garis-garis atau coretan-coretan pada saat menulis

sebuah kanji. Istilah hitsujun tidak hanya berlaku bagi penulisan kanji, tetapi berlaku juga bagi penulisan hiragana dan katakana.

Nama-nama garis atau coretan yang biasa dipakai untuk penulisan kanji dapat kita lihat

sebagai berikut (katoo, dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi 2007:65) :

1. Ten (丶)

2. Yokokaku atau Ookaku (一)

3. Tatekaku atau Juukaku (丨)

4. Hidariharai ( / )

5. Migiharai (丶)

6. Ore ( ¯ l )

7. Hane (儿)

8. Tome ( l--)

(35)

Sebagai salah satu upaya dalam bidang pengajaran huruf kanji pada pendidikan sekolah di Jepang terutama untuk menyeragamkan hitsujun (urutan penulisan kanji) untuk penulisan kyouiku kanji, maka pada tahun 1958 Monbusho menyusun Hitsujun Shidoo no Tebiki.

Prinsip-prinsip penulisan urutan kanji yang dikemukakan pada Hitsujun Shidoo no Tebiki tersebut adalah sebagai berikut (Iwabuchi, dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi 2007:66) :

1. Kanji ditulis dengan urutan dari atas ke bawah 三.

2. Kanji ditulis dari urutan kiri ke kanan 川.

3. Yokokaku pada kanji yang memiliki tulisan berbentuk silang ditulis terlebih dahulu (misalnya kanji, 大 ). Tetapi yokokaku pada bentuk silang pada kanji-kanji , 田, 王, dan sebagainya ditulis belakangan.

4. Garis atau coretan yang merupakan bagian tengah kanji ditulis terlebih dahulu (misalnya kanji 小, 水 ) kecuali coretan-coretan pada huruf kanji 火 dan 性.

5. Garis atau coretan yang merupakan bagian luar kanji ditulis terlebih dahulu (misalnya kanji 国, 何 ).

6. Coretan hidariharai ditulis terlebih dahulu (misalnya kanji 人 , 文 ).

7. Coretan tatekaku yang menembus atau memotong / membelah bagian kanji yang lainnya ditulis pada urutan yang terakhir (misalnya kanji 中, 車). Huruf-huruf seperti

里, 重, dan lain-lainnya (yang memiliki tatekaku yang memotong bagian kanji yang lainnya tidak sampai keluar menembus bagian atas ataupun bagian bawah) ditulis dengan urutan ; pertama-tama bagian atas kanji, lalu tatekaku, dan terakhir bagian bawah kanji tersebut.

(36)

2.2.2.3 Okurigana

Okurigana ialah huruf kana yang ditulis langsung setelah huruf kanji untuk menentukan

cara baca pada waktu menulis wago menggunakan huruf kanji. Misalnya huruf む pada kata

読む, huruf-huruf み dan き pada kata 読み dan 書き, dan sebagainya (Kindaichi, dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi 2007:89).

Untuk menuliskan okurigana tersebut telah dibuat aturan-aturannya dalam bentuk Okurigana no Tsukekata ‘Cara-Cara Penulisan Okurigana’ yang ditetapkan sebagai

maklumat kabinet tahun 1973 yang dijadikan dasar untuk penulisan okurigana dalam surat kabar, majalah, buku-buku pelajaran, dan sebagainya. Iwabuchi Tadasu, dalam Sudjianto dan Ahmad dahidi (2007:90) menyimpulkan intisari aturan-aturan tersebut sebagai berikut :

a. Okurigana dipakai untuk menuliskan katsuyoo gobi pada kata-kata yang dapat

berubah, misalnya : 読む, 食べる, 高い.

b. Keiyooshi yang berakhir dengan gokan shi, okurigana-nya ditulis dimulai silabel し,

misalnya : 美しい, 珍しい.

c. Keiyoodooshi yang mengandung か, やか, らか, okurigananya ditulis dimulai dari

silabel-silabel tersebut, misalnya : 静かだ, 明らかだ, 穏やかだ.

d. Meishi dan daimeishi tidak memakai okurigana, misalnya : 月, 男, 彼.

e. Fukushi dan setsuzokushi memakai satu silabel okurigana pada bagian akhir

katanya, misalnya : 必ず, 但し.

f. Bagian kata yang ada kemungkinan susah atau terjadi salah baca, banyak memakai okurigana, misalnya : 後ろ, 少ない.

g. Kata-kata yang berasal dari kata lain memakai okurigana kata asalnya, misalnya :

(37)

h. Kata-kata yang terbentuk dari gabungan kata yang dapat berubah, memakai

okurigana pada masing-masing asal katanya, misalnya : 聞き苦しい, 移る変わる.

i. Fukugoo meishi ‘nomina majemuk’ yang mengandung bagian kata yang dapat

berubah, pada masing-masing bagian kata yang dapat berubah tersebut memakai

okurigana, misalnya : 教え子, 大写し, 山登り.

j. Nomina yang sudah tetap sebagai kata yang biasa dipakai sehari-hari tidak memakai okurigana, misalnya : 話, 光, 場合.

Penjelasan di atas adalah cara pemakaian okurigana berdasarkan honsoku dan reigai dari Okurigana no Tsukekata. Honsoku adalah aturan-aturan dasar pemakaian okurigana, sedangkan reigai adalah cara pemakaian okurigana yang dilakukan sebagai kebiasaan yang tidak berdasarkan atau tidak sesuai dengan honsoku. Namun, selain itu ada juga yang disebut kyoyoo yaitu cara pemakaian okurigana yang dilakukan sebagai kebiasaan bersamaan dengan

bentuk yang berdasarkan pada honsoku. Contoh bentuk kyoyoo dapat kita lihat pada kata-kata yang berada diluar tanda kurung seperti : 表わす ( 表す), 起る ( 起こす ), 当り(当たり),

申込む ( 申し込む ).

2.2.2.4 Furigana

Furigana ialah huruf kana yang dipakai di atas atau di sebelah huruf untuk

(38)

hiragana, tetapi dulu katakana juga pernah dipakai untuk menulis furigana (Nomura dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi, 2007:92).

Contoh :

にほん

,日本は

ぶっか

,物価が

たか

,高い。

2.3. Asal-Usul Huruf Kanji

Bangsa Jepang menuliskan bahasanya dengan ideogram yang mereka pinjam dari bangsa Cina hampir dua ribu tahun yang lalu. Dua ribu tahun sebelumnya, bangsa Cina purba sudah membentuk ideogram dari gambar-gambar yang mereka kenal (Indra, 2002:8). Misalnya gambar lentera duduk dari batu yang ditemukan pada kota-kota kuno di Cina, ,

digambarkan lebih sederhana menjadi bentuk yang lebih abstrak 京 yang merupakan tulisan

untuk kata ibu kota.

Untuk menuliskan kata-kata yang menyatakan gagasan, perbuatan, atau perasaan, yaitu kata-kata yang maknanya terlampau dalam untuk dapat dilukiskan, bangsa Cina lalu menggambarkan beberapa gambar untuk melukiskan peristiwa yang menunjukkan makna

kata tersebut. Misalnya, gabungan tulisan yang bermakna matahari 日 dan pohon 木, untuk

menyatakan kata timur 東, yang merupakan arah dimana kita harus menghadap jika kita

hendak melihat matahari yang sedang terbit di balik pohon. Pada mulanya, gambar tersebut

tampak seperti ini, kemudian disederhanakan menjadi seperti ini 東.

(39)

Setelah huruf-huruf tersebut ditemukan, tahap selanjutnya adalah pembakuan penulisannya. Setelah sekitar dua ribu tahun, mereka dapat menyederhanakan dan menyelaraskan gambar-gambar tersebut sehingga mempunyai ukuran yang sama dan pas dengan bentuk persegi. Pada hakekatnya, penyederhanaan tersebut berupa pengubahan bentuk-bentuk lingkaran menjadi bentuk persegi, pelurusan sebagian bentuk garis serta penghilangan bentuk garis-garis lainnya, dan penyederhaan bagian gambar yang lebih rumit. Dengan demikian, dapat ditulis dengan lebih cepat dan lebih mudah, atau memberikan gambaran yang lebih memenuhi citarasa.

Tentang asal mula terjadinya huruf kanji dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan cara pembentukan kanji dan berdasarkan cara pemakaian.

2.3.1 Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji 2.3.1.1 Shokei Moji

Shokei artinya mencontoh atau meniru dan moji artinya huruf. Jadi, shokei moji

merupakan huruf yang dibentuk dengan cara mencontoh atau meniru bentuk benda sesungguhnya atau merupakan huruf hasil penyederhanaan dari benda-benda yang terlihat mata.

Contoh : 日 (nichi) : matahari

(tsuki) : bulan

Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar

(40)

Huruf shokei moji jumlahnya sedikit, tetapi merupakan dasar pembentukan huruf kanji lainnya.

2.3.1.2 Shiji Moji

Shiji artinya menunjuk atau menyatakan sesuatu yang tidak mempunyai bentuk. Jadi,

shiji moji adalah huruf yang menunjukkan hal-hal yang bersifat abstrak yang digambarkan

dengan tanda-tanda tertentu seperti garis atau titik.

Contoh: 上 (ue) : atas

(naka) : tengah

(shita) : bawah

Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar

[image:40.595.156.435.86.276.2]
(41)

2.3.1.3 Kaii Moji

Kaii artinya penggabungan arti. Jadi, kaii moji adalah huruf yang dibuat dengan cara

menggabungkan beberapa huruf, baik shiji moji ataupun shokei moji yang dapat menimbulkan pengucapan dan arti kata yang baru.

Contoh : 男 (otoko) : laki-laki

(mei, akarui) : terang

Kanji 男 (otoko: laki-laki) di atas dibentuk dari gabungan kanji (ta: sawah) dan

(chikara: tenaga). Pengertiaannya adalah bahwa ‘laki-laki’ adalah orang yang mempunyai

tenaga untuk mengolah sawah atau tanah pertanian. Kanji 明るい (akarui: terang) di atas

dibentuk dari gabungan kanji 日(nichi: matahari) dan (tsuki: bulan). Pengertiaannya adalah

bahwa ‘terang’ terjadi karena adanya matahari dan bulan yang memiliki sifat terang. Apabila ada matahari dan bulan maka, akan menjadi terang.

2.3.1.4 Keisei Moji

Keisei artinya menunjukkan suara atau bunyi. Jadi, keisei moji adalah huruf yang dibuat

(42)

Contoh : 清 (sei, kiyomeru) : jernih, bersih

Kanji di atas dibaca sesuai dengan bagian yang di kanan, yaitu 清 ( sei, aoi). Tetapi,

artinya sesuai dengan bagian huruf yang di kiri yang memiliki makna yang berhubungan dengan air. Sehingga arti kanji tersebut adalah air yang biru yang berarti jernih atau bersih. Kanji yang diambil dari suara atau bunyi biasanya digunakan untuk memudahkan dalam membaca on-yomi. Apabila ada huruf yang bagiaannya memiliki kesamaan, maka umumnya

memiliki cara baca yang juga sama. Misalnya, jika ada huruf yang mempunyai unsur 清 (sei),

maka umumnya akan dibaca sei juga walaupun artinya berbeda.

Contoh : 静 (sei) : tenang

(sei) : murni

2.3.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji 2.3.2.1 Tenchuu Moji

Tenchuu Moji adalah peminjaman huruf yang sudah ada, tetapi artinya berubah atau

dibelokkan, namun masih berdasarkan atau tidak terlepas dari arti aslinya.

Contoh : 薬 (kusuri) : obat

Kanji di atas dibentuk dari gabungan karakter dasar kusa kanmuri yang menunjukkan

makna rumput atau tanaman dan kanji 楽しい yang artinya senang. Hubungannya adalah

(43)

2.3.2.2 Kasha Moji

Kasha moji adalah peminjaman bunyi, dimana artinya tidak ada hubungannya sama

sekali dengan huruf yang dipinjamnya. Biasanya kasha moji dingunakan untuk nama-nama tempat, negara, dan lain-lain.

Contoh : 亜米利加 : Amerika

印度 : India

2.4 Pembagian Bushu

Berdasarkan cara pembentukan kanji, terdapat istilah yang disebut keisei moji. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa keisei moji merupakan huruf yang dibuat dari gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya merupakan karakter dasar atau bushu yang menunjukkan makna dan bagian yang lainnya menunjukkan suara. Dalam jenis kanji yang termasuk ke dalam keisei moji, dikatakan bahwa lebih kurang 85% huruf kanji adalah termasuk ke dalam keisei moji (Hamzon, 2007:87). Oleh karena itu, berarti 85% huruf kanji mempunyai bushu.

Bushu merupakan karakter dasar yang menyatakan makna tertentu, selain berguna

untuk memahami arti berdasarkan hubungan makna dengan pembentuk kanji lainnya, bushu juga berguna untuk membuka kamus kanji (Nandi, 2003:i). Ditinjau dari letaknya, bushu terdiri dari tujuh jenis. Jenis-jenis tersebut yaitu, hen, tsukuri, kanmuri, ashi, tare, nyou, dan kamae.

2.4.1. Hen

Hen adalah bushu yang terletak di bagian kiri sebuah kanji. Yang termasuk bushu jenis

(44)

a. Ninben 「イ」

Bushu ini menunjukkan orang. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan sifat, perbuatan, kebiasaan, dan keadaan orang.

Contoh : 休 (kyū) : istirahat

(tai) : badan

b. Onna hen 「女」

Bushu ini menyatakan wanita. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan wanita, baik itu sifat, kebiasaan, atau pekerjaan wanita.

Contoh : 妹 (imōto) : adik perempuan

(yome) : pengantin perempuan

c. Kuchi hen 「口」

Bushu ini menyatakan mulut. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan mulut atau bibir.

Contoh : 咬 (kō) : menggigit

(jū) : kutukan, sihir

d. Te hen 「手」

Bushu ini menyatakan tangan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan tangan atau kegiatan tangan.

(45)

(tei) : menyentuh

e. Kome hen 「米」

Bushu ini menyatakan beras. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan beras.

Contoh : 粒 (tsubu) : biji-bijian

(kona) : tepung

f. Sanzui 「氵」

Bushu ini menyatakan air. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan air atau zat cair.

Contoh : 池 (ike) : kolam

(mizuumi) : telaga, danau

g. Hihen 「日」

Bushu ini menyatakan hari atau matahari. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini

mempunyai arti yang berhubungan dengan waktu, hari dan matahari.

Contoh: 時 (toki) : waktu

(ha-re) : cerah

h. Tsuchi hen 「土」

Bushu ini menyatakan tanah. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

(46)

Contoh: (chi) : tanah / daerah

(sakai) : batas (wilayah)

i. Gonben 「言」

Bushu ini menyatakan kata atau bahasa. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini

mempunyai arti yang berhubungan dengan perkataan atau pembicaraan.

Contoh: 語 (go) : bahasa

(setsu) : menjelaskan

2.4.2 Tsukuri

Tsukuri adalah bushu yang terletak di bagian kanan sebuah kanji. Yang termasuk bushu

jenis tsukuri antara lain :

a. Torizukuri 「鳥」

Bushu ini menyatakan burung. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan burung.

Contoh: 鳩 (hato) : merpati

(tsuru) : bangau

b. Furutori 「隹」

Bushu ini menyatakan burung. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan unggas.

(47)

(mesu) : betina

c. Tsukizukuri 「月」

Bushu ini menyatakan bulan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan bulan.

Contoh: 朝 (asa) : pagi

(ki) : waktu

d. Chikazukuri 「力」

Bushu ini menyatakan tenaga. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan tenaga atau kekuatan.

Contoh: 勤 (kin) : bekerja

(dou) : bergerak

e. Ougaizukuri 「頁」

Bushu ini menyatakan kepala. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan kepala atau wajah.

Contoh: 頂 (chou) : bagian atas kepala

(gan) : keras kepala

2.4.3. Kanmuri

Kanmuri adalah bushu yang terletak di bagian atas sebuah kanji. Yang termasuk bushu

(48)

a. Kusa kanmuri 「サ」

Bushu ini menyatakan rumput. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan rumput, tanaman atau tumbuhan.

Contoh: 茶 (cha) : teh

(kusa) : rumput

b. Take kanmuri 「竹」

Bushu ini menyatakan bambu. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan bambu.

Contoh: (zaru) : keranjang bambu

( kasa) : topi bambu

c. Hitogashira 「十」

Bushu ini menyatakan orang. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan orang atau manusia.

Contoh: 老 (kai) : pertemuan

(nen) : kenangan

d. Ame kanmuri 「雨」

Bushu ini menyatakan hujan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan hujan.

(49)

(kaminari) : petir

e. Ukanmuri 「ウ」

Bushu ini menyatakan atap. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungan dengan

keadaan di dalam bangunan (rumah, kantor, toko) dan sebagainya.

Contoh: 宿 (shuku) : penginapan

(guu) : tempat tinggal sementara

2.4.4 Ashi

Ashi adalah bushu yang terletak di bagian bawah sebuah kanji. Yang termasuk bushu

jenis ashi antara lain :

a. Nichi ashi 「日」

Bushu ini menyatakan hari atau matahari. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini

mempunyai arti yang berhubungan dengan waktu, hari, matahari.

Contoh: (mukashi) : masa lalu

暑い (atsui) : panas

b. Hito ashi 「ル」

Contoh: 先 (sen) : yang didahulukan

(men) : pembebasan

(50)

Bushu ini menyatakan hati. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan hati atau perasaan / emosi.

Contoh: (chuu) : kesetiaan

(on) : cemburu

d. Nijū ashi 「廾」

Contoh: 弊 (hei) : kejahatan

弄 (rou) : mempermainkan

e. Renga, rekka 「灬」

Bushu ini menyatakan api. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan api atau sifat api. Contoh: 熱 (netsu) : panas

煮る (niru) : mendidih

2.4.5. Tare

Tare adalah bushu yang terletak di bagian atas membentuk siku-siku ke kiri bawah.

Yang termasuk bushu jenis tare antara lain : a. Shikabane, kabane 「尸」

Contoh: 尼 (ama) : biarawati

(kutsu) : menekuk b. Gandare 「厂」

(51)

(atsu) : tekanan c. Yamaidare 「疒」

Bushu ini menyatakan penyakit. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan sakit atau penyakit. Contoh: (tou) : penyakit cacar

(you) : bisul d. Madare atau ten ichidare 「广」

Bushu ini menyatakan atap. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan atap, rumah, dan sebagainya. Contoh: 庭 (niwa) : halaman

(shou) : lantai

2.4.6 Nyou

Nyou adalah bushu yang terletak di bagian kiri membentuk siku-siku ke kanan bawah.

Yang termasuk bushu jenis nyou anatar lain : a. Fuunyou 「風」

Bushu ini menyatakan angin. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan angin. Contoh: 颱 (tai) : topan

(guu) : badai b. nezuminyou 「鼠」

Bushu ini menyatakan tikus. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

(52)

(en) : tikus mondok c. Bokunyou 「麦」

Bushu ini menyatakan gandum. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai

arti yang berhubungan dengan gandum.

Contoh: (men) : tepung gandum

(hou) : bola nasi yang lengket d. Sonnyou 「走」

Bushu ini menyatakan lari. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan lari atau bergerak.

Contoh: 赴 (fu) : menuju ke

(ki) : bangun

e. Shinyou 「之」

Bushu ini menyatakan jalan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan jalan.

Contoh: 辿 (ten) : mencari jalan

(jun) : berkeliling

f. Ennyou 「廴」

Bushu ini menyatakan jalan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti

yang berhubungan dengan jalan dan panjang.

Contoh: (en) : rentangan

(53)

2.4.7 Kamae

Kamae adalah bushu yang mengelilingi atau memagari bagian dalam sebuah kanji.

Yang termasuk bushu jenis kamae antara lain :

a. Shinigamae 「歹」

Contoh: 死 (shi) : meninggal

b. Yukigamae / gyou gamae 「行」

Contoh: 街 (kai) : jalan

(jutsu) : seni, teknik

c. Monogamae 「門」

Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan pintu atau gerbang.

Contoh: 開 (kai) : membuka

(kei) : pintu gerbang

d. Dogamae, keigamae 「冂」

Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan tutup.

Contoh: 肉 (niku) : daging

(54)

e. Kunigamae 「口」

Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini mempunyai arti yang berhubungan dengan keliling, lingkaran, dan tempat di sekitarnya.

Contoh: 国 (kuni) : negara

(kai) : berputar

2.5 Karakteristik Bambu 2.5.1 Asal Usul Bambu

Tanaman bambu banyak ditemui di daerah tropik di benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di benua Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah asal tanaman ini. Selain di daerah tropis, bambu juga menyebar ke daerah subtropis dan daerah iklim sedang di dataran rendah sampai dataran tinggi.

2.5.2 Klasifikasi Bambu

Bambu merupakan tanaman tahunan yang sering diberi julukan rumput raksasa. Penghasil rebung ini memang termasuk dalam family rumput-rumputan (gramineae) dan masih berkerabat dekat dengan padi dan tebu. Tanaman bambu dimasukkan kedalam subfamily bambusoideae. Dalam klasifikasi selanjutnya bambu terdiri dari beberapa marga atau genus dan setiap marga mempunyai beberapa spesies atau jenis.

(55)

Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrostachys (Nur Berlian dan Estu Rahayu, 1995:8).

2.5.3 Morfologi Tanaman Bambu 2.5.3.1 Deskripsi Tanaman

Tanaman bambu yang kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Padahal dapat pula bambu tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. Arah pertumbuhan biasanya tegak, kadang-kadang memanjat, dan batangya mengayu. Jika sudah tinggi, batang bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunnya seakan melambai. Tanaman ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga.

Batang-batang bambu muncul dari buku-buku rimpang yang menjalar di bawah tanah. Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga, berbentuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Antara ruas yang satu dengan ruas yang lain dihubungkan oleh buku cabang. Pada buku-buku batang biasanya terdapat mata tunas, demikian juga pada cabang-cabang rimpangnya. Tinggi tanaman bambu sekitar 0,3 m sampai 30 m. Diameter batangnya 0,25 – 25 cm dan ketebalan dindingnya sampai 25 mm.

(56)

2.5.3.2 Tipe Pertumbuhan

Tanaman bambu mempunyai 2 tipe pertumbuhan rumpun, yaitu simpodial (clump type) dan monopodial (running type). Pada tipe simpodial tunas baru keluar dari ujung rimpang. Sistem percabagan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul dan tumbuh membentuk rumpun. Bambu tipe simpodial tersebar di daerah tropis, seperti yang terdapat di Indonesia dan Malaysia.

Pada bambu tipe monopodial tunas baru keluar dari buku-buku rimpang dan tidak membentuk rumpun. Batang dalam satu rumpun menyebar sehingga tampak seperti tegakan pohon yang terpisah-pisah. Jenis bambu ini biasanya ditemukan di daerah subtropis seperti Jepang, Cina, dan Korea.

Bambu Simpodial Bambu Monopodial Habitat Rumpun Batangnya tumbuh dalam

satu kumpulan atau rumpun yang rapat.

Batangnya tumbuh terpencar satu sama lain dengan jarak tertentu.

Rhizome Pendek, lebih besar dari

batang dengan bonggol dan internode pendek.

Panjang, lebih ramping dari batang. Batang tumbuh dari ruas.

Daun Tidak terdapat urat-urat daun melintang

Selalu terdapat urat daun melintang dan biasanya nyata. Contoh Jenis Bambu Bambusa sp,

Dendrocalamus sp.

Arundaria sp, Phllyostachys sp.

[image:56.595.87.521.376.683.2]
(57)

2.5.4 Manfaat Bambu

Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kelopak, bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

A. Akar

Akar tanaman bambu dapat berfungsi sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran. Selain itu, Akar tanaman bambu juga dapat berperan dalam menangani limbah beracun akibat keracunan merkuri. Bagian tanaman ini menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya.

B. Batang

1. Bambu Untuk Konstruksi

Batang bambu dapat digunakan sebagai bahan konstruksi untuk pembangunan rumah, gedung, jembatan dan lain-lain. Pemanfaatannya antara lain dalam bentuk dinding, rangka kuda-kuda, tiang, kaso, lantai, pintu, kusen jendela, dan juga atap atau langit-langit. Selain itu belakangan muncul gagasan tentang kemungkinan penggunaan bambu sebagai alternatif tulangan atau kerangka pada beton untuk menggantikan besi baja. Hal ini didorong oleh suatu hasil pengujian tentang sifat mekanis bambu di Indonesia yang menyatakan bahwa bambu memiliki nilai kekuatan tarik (tegangan patah tarikan) sebesar 1.000-4.000 kg/cm2 yang setara dengan besi baja berkualitas sedang.

(58)

2. Manfaat Lain

a. Barang keperluan sehari-hari seperti : aneka keranjang, tudung saji, tempat surat, topi, sandal, sepatu, tas, tirai, tikar, dan lain-lain.

b. Batang bambu banyak dimanfaatkan untuk industri mebel antara lain : dalam pembuatan meja, kursi, rak, lemari, dan tempat tidur.

c. Batang bambu dapat juga dimanfaatkan untuk pembuatan sumpit yang berfungsi sebagai alat makan yang mempunyai peranan hampir sama dengan sendok atau garpu. d. Pulp bambu baik digunakan untuk membuat kertas tulis, kertas cetak, dan kertas

bungkus yang berkualitas tinggi. Jenis bambu yang dapat digunakan untuk pembuatan pulp dan kertas antara lain : bambu batu, bambu duri, bambu kuning, dan bambu pagar. Di india sudah sejak lama bambu digunakan sebagai bahan mentah kertas. Bahkan sebagian dari produksi kertas India yaitu sekitar 60% dihasilkan dari bambu. Sementara itu di Indonesia sendiri, saat ini terdapat industri kertas dengan bahan baku bambu yang telah terdapat di Banyuwangi, dan Goa Sulawesi Selatan.

e. Bambu sebagai alat musik. Contohnya : peralatan musik tradisional seperti seruling, angklung, dan calung di daerah Jawa Barat serta kolintang di daerah Sulawesi Selatan. f. Bambu sebagai senjata tradisional. Seperti : tombak, busur panah, atau sumpit (senjata

tradisional masyrakat dayak). C. Daun

Di dalam pengobatan tradisional daun bambu dapat digunakan sebagai ramuan untuk mengobati demam panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan daun bambu mengandung zat yang bersifat mendinginkan.

(59)

kurang tidur malam hari. Cara penggunaannya adalah daun tersebut direbus dengan air kemudian diminum.

Dalam perkembangan terakhir di luar negeri, cairan bambu diketahui sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lumpuh badan sebelah yang disebabkan tekanan darah tinggi. Negeri Cina belakang ini telah memproduksi cairan tersebut dalam kemasan botol yang banyak di ekspor ke luar negeri. Bagi penyakit yang belum begitu berat, obat tersebut dapat membebaskan saluran pembekuan otak yang terhenti sehingga penderita dapat cepat sembuh. D. Rebung

Rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran. Namun, tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan, karena rasanya ada yang pahit.

Menurut sebagian pengusaha rebung, jenis bambu yang rebungnya enak dimakan diantaranya adalah bambu temen dan bambu betung. Rebung bambu temen rasanya paling manis. Teksturnya pun paling halus. Rebung bambu betung selain enak dimakan, bobotnya bisa mencapai 15 kg per buah.

E. Tanaman Hias

Tanaman bambu banyak pula yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Mulai dari jenis bambu kecil, batang kecil, lurus, dan pendek yang banyak ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan. Selain itu terdapat jenis-jenis bambu hias lain yang dapat dimanfaatkan untuk halaman pekarangan yang luas, halaman terbatas, dan untuk pot.

(60)

Jenis bambu yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias antara lain bambu kuning, bambu cendani, bambu sian, bambu macan, bambu jepang, bambu perling, dan lain-lain.

2.6 Kanji-kanji Berbushu Take kanmuri

竿

Chiku jiku kyō kan jun

Kotsu kei shō hon ka shō

Su saku chi ryū teki fu

Sasa tei kyō katsu sen chiku

Jun batsu saku kin

hitsu ken en zei

(61)

ko hei baku kan

Ko san kan hen sen

Shin ten han hei sa

ri riki san hichi

Shi toku chiku yana sasara saku

zoku tan ken en

簿

Sen ha bo ren seki shin

Ran chū san sen

(62)

2.6.1 Kanji Berbushu Take Kanmuri pada Kata Benda

番 漢字 読み方 意味

1 竹 Take Bambu

2 竺 Jiku Bambu

3 笈 Kyō Tempat buku

4 竿 Sao Tiang, neraca timbangan

5 笋 Takenoko Rebung

6 笊 Zaru Keranjang bambu

7 笏 Shaku Tongkat kekuasaan

8 笄 Kōgai Tusuk konde

9 笴 Ka Batang anak panah

10 笙 Shō Alat musik dari bambu

11 笥 Ke Kotak makanan

12 笧 Shigara (mi) Bendungan, pagar

13 笞 Muchi Cambuk, tongkat

14 笠 Kasa Topi bambu, cerobong asap

15 笛 Teki Seruling

16 符 Fu Sinyal, tanda

17 笹 Sasa (rumpun) bambu

18 第 Tei, dai Bilangan angka (1,2,3,4, dst.)

19 筐 Katami Keranjang bambu

20 筈 Hazu Anak panah

21 筌 Uke Perangkap ikan

22 筑 Chiku Alat musik kuno

23 筍 Takenoko Rebung

24 筏 Ikada Rakit

25 筒 Tsutsu Pipa, laras senapan

(63)

27 筩 Tō Pipa bambu

28 筧 Kakehi Pipa air, saluran air

29 筵 En Tikar

30 節 Setsu Musim, periode

31 箸 Hashi Sumpit

32 箋 Sen Surat, karangan

33 箚 Satsu Laporan tertulis

34 箙 Ebira Tempat anak panah

35 箕 Mi Penampi

36 箒 Hōki Sapu

37 箍 Taga Lingkaran kulit bambu pada gentong sebagai penguat

38 箆 篦 Hera Sendok panjang dari bambu

39

Gambar

Gambar : Sejarah Terbentuknya Kanji
gambar (http://belajar-
Tabel (Nur berlian dan Estu Rahayu, 1995:11)

Referensi

Dokumen terkait