INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU
(BERKARAKTER DASAR) KUCHI HEN
KUCHI HEN NO MOTTE IRU BUSHU NO
KANJI NO IMI NO KAISHAKU
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Oleh:
MOHAMMAD YUSUF NIM : 040708021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU
(BERKARAKTER DASAR) KUCHI HEN
KUCHI HEN NO MOTTE IRU BUSHU NO
KANJI NO IMI NO KAISHAKU
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Nandi S Drs. Hamzon Situmorang, M.S.Ph.D NIP. 131763366 NIP. 131422712
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
Disetujui oleh : Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi S-1 Sastra Jepang
Ketua Program Studi,
Drs. Hamzon Situmorang, M.S.Ph.D
NIP : 131422712
PENGESAHAN Diterima oleh :
Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra.
Pada :
Tanggal : Pukul :
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Dekan
Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D NIP : 131284310
Panitia Ujian
No. Nama Tanda Tangan
1. ( )
2. ( )
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1.Latar Belakang Masalah………. 1
1.2.Perumusan Masalah……… 5
1.3.Ruang Lingkup Pembahasan……….. 6
1.4.Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori……… 7
1.5.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………. 11
1.6.Metode Penelitian……… 12
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KANJI 14 2.1. Sejarah Singkat Kanji... 14
2.2. Cara Baca Kanji... 16
2.3. Asal-Usul Huruf kanji... 19
2.3.1. Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji... 21
2.3.1.1. Shokei Moji... 21
2.3.1.2. Shiji Moji... 21
2.3.1.3. Kaii Moji... 22
2.3.1.4. Kaisei Moji... 22
2.3.2 Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji... 23
2.3.2.2. Kasha... 24
2.4. Pembagian Bushu... 24
2.4.1. Hen... 25
2.4.2. Tsukuri... 27
2.4.3. Kanmuri... 28
2.4.4. Ashi... 29
2.4.5. Tare... 30
2.4.6. Nyou... 31
2.4.7. Kamae... 33
2.5. Karakteristik Mulut... 34
2.6. Kanji – Kanji yang berbushu kuchi hen... 37
BAB III INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU (BERKARAKTER DASAR ) KUCHI HEN... 46
3.1. Hubungan Makna Yang Menyatakan Satuan... 46
3.2. Hubungan Makna Yang Menyatakan Benda... 47
3.3. Hubungan Makna Yang Menyatakan Bagian Organ Tubuh 48 3.3.1. Pada Manusia... 48
3.3.2. Pada Hewan... 49
3.7. Hubungan Makna yang menyatakan pertanyaan... 53
3.8. Hubungan Makna Yang Menyatakan Fungsi... 53
3.8.1. Pada Manusia... 53
3.8.2. Pada Hewan... 57
3.9. Hubungan Makna Yang Menyatakan sifat... 58
3.10. Hubungan Makna Yang Menyatakan Akibat atau Hasil Dari/Hasil Karena... 61
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 65
4.1. Kesimpulan... 65
4.2. Saran………. 66 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam berkomunikasi menggunakan bahasa lisan maupun bahasa
tulis yang tujuannya untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat ataupun
keinginan kepada orang lain. Dalam bahasa lisan, suatu ide, pikiran atau
keinginan disampaikan secara langsung dengan cara diucapkan dan dengan
bantuan udara pernapasan. Menurut teori ta-ta dalam Bambang (1995:6) bahasa
lisan bermula dari peniruan gerakan dan isyarat tubuh secara verbal, berhubungan
dengan mulut dan lidah sehingga mendorong orang untuk berbicara. Sedangkan
bahasa tulis, ditulis dengan menggunakan sistem tulisan.
Sistem tulisan terdiri dari seperangkat grafem beserta ciri-ciri
penggunaanya. Setiap grafem dapat memiliki satu alograf atau lebih. Kedudukan
grafem dan alograf dalam sistem tulisan sama dengan kedudukan fonem dan
alofon dalam fonologi. Begitu pula hubungan grafem dan alograf serupa dengan
hubungan fonem dan alofon. Pada umumnya setiap grafem mewakili sebagian
struktur bahasa lisan.
Tulisan pada awalnya, terdapat pada batu-batu peninggalan yang hampir
semua bentuk awal lambang tulisan berupa gambar atau diagram.
Lambang-lambang tulisan tersebut apabila menunjukkan arti khusus secara taat asas, disebut
piktogram. Misalnya lambang yang digunakan untuk memberikan pesan
‘matahari’. Kemudian lama kelamaan, lambang tersebut menjadi lambang yang
hari’, dan juga ‘matahari’. Jenis lambang itu dipandang sebagai bagian dari suatu
sistem tulisan ide yang disebut ideogram.
Tahap-tahap perkembangan tulisan ada tiga (Bambang, 1995:21), yaitu:
1. Logogram atau tulisan kata
2. Tulisan silabis atau tulisan persukuan
3. Tulisan bunyi
Logogram atau tulisan kata merupakan tulisan di mana setiap lambang
mewakili sebuah kata. Sistem tulisan yang didasarkan pada penggunaan logogram
adalah sistem tulisan bahasa Cina.
Tahap perkembangan tulisan yang kedua yaitu, tulisan silabis atau tulisan
persukuan. Misalnya bahasa Jepang modern yang memiliki sejumlah besar
lambang yang menunjukkan suku kata bahasa lisan. Silabogram atau kelompok
bunyi bahasa Jepang pada hakekatnya merupakan pungutan aksara sistem tulisan
bahasa Cina (Gleason dalam Bambang, 1995:29). Dalam perkembangan bahasa
Jepang, aksara-aksara bahasa Cina dipungut untuk menuliskan kata-kata pungutan
dari bahasa Cina. Namun, proses penyesuaian itu tidaklah sederhana karena
struktur gramatika bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Cina. Bahasa
Jepang memiliki banyak kata yang mengalami infleksi dan afiksasi yang
kompleks. Sebaliknya, kebanyakan morfem bahasa Cina ialah kata dasar dengan
tidak banyak afiksasi, sehingga ditemukan banyak morfem yang tidak memiliki
padanan dalam bahasa Cina.
Karena permasalahan tersebut, dibuatlah penyesuaian-penyesuaian.
Alternatif penyesuaian itu ada dua. Pertama, diciptakan lambang-lambang
Cina, dan kedua, ditambahkan tanda-tanda yang beracuan fonemik. Ternyata
alternatif yang kedua yang dilakukan dan hasilnya ialah silabogram bahasa Jepang
yang memiliki pola yang berbeda dengan sistem tulisan bahasa Cina. Silabogram
bahasa Jepang pada dasarnya merupakan perkembangan aksara bahasa Cina
dalam struktur bahasa Jepang.
Dalam struktur bahasa Jepang, kata dasarnya pada umumnya ditulis dalam
aksara Cina yang disebut kanji, sedangkan afiks-afiksnya ditulis dalam hiragana
atau katakana (Bambang, 1995:30).
Tahap perkembangan tulisan yang ketiga yaitu, tulisan bunyi. Yang
termasuk ke dalam tulisan bunyi adalah tulisan alfabetis dan tulisan fonemik.
Alfabet ialah seperangkat lambang tertulis yang tiap lambang mewakili bunyi
tertentu. Tulisan fonemik merupakan kesesuaian sempurna antara abjad dan bunyi
fonemik yang menunjukkan satu lambang huruf mewakili satu dan hanya satu
bunyi fonemik.
Berdasarkan tahap-tahap perkembangan tulisan di atas, memungkinkan
manusia memakai lebih dari satu jenis tulisan. Salah satu jenis tulisan tersebut
adalah tulisan kanji Jepang yang berbeda dengan huruf asalnya yaitu kanji Cina,
walaupun sebenarnya kanji Jepang diadopsi dari kanji Cina. Sebab dalam bahasa
Cina, satu kanji mempunyai satu ucapan (perkataan), sedangkan dalam bahasa
Jepang dapat diucapkan beraneka ragam (Sayidiman, 1982:95). Misalnya kanji .
Kanji tersebut bisa dibaca tai atau dai (secara on-yomi) dan dibaca ookii (secara
ku-nyomi). Orang Jepang sendiri bisa saja salah membaca satu kalimat bahasa
Jepang bila ia belum hafal betul. Karena itu, seringkali satu kanji yang
Dengan demikian, bangsa Jepang memiliki sistem tulisan yang sangat
kompleks. Menurut Sudjianto dan Ahmad Dahidi (2004:55), selain hyou-i moji
atau huruf yang melambangkan makna sekaligus melambangkan bunyi
pengucapannya (kanji), juga digunakan hyou-on moji yang terdiri dari onsetsu
moji (hiragana dan katakana yang melambangkan bunyi silabel) dan tan-on moji
(romaji/huruf Latin, yang melambangkan sebuah fonem). Selain itu, dipakai juga
suuji moji (numeralia, yang melambangkan bilangan). Suuji moji yang dipakai ada
dua, yaitu san-you suuji atau Arabia suuji yang merupakan lambang bilangan
yang biasa dipakai untuk menuliskan sistem penghitungan dan kansuuji, yaitu
lambang bilangan yang ditulis dengan kanji.
Karena sistem tulisan Jepang yang sangat kompleks ini, menjadi satu
alasan sulitnya mempelajari bahasa Jepang. Kanji merupakan hyou-i moji dan
sebuah kanji bisa menyatakan arti tertentu. Hal ini dapat memberikan arti bahwa
hampir semua benda yang ada di dunia dapat ditulis dengan kanji. Sehingga dapat
dibayangkan kalau jumlah kanji hampir sama dengan jumlah benda yang ada di
dunia. Dalam Daikanwa Jiten atau kamus terbesar yang disusun di Jepang
terdapat kira-kira 50.000 kanji (Ishida dalam Sudjianto, 2004:57). Namun pada
tahun 1900, Monbusho (Departemen Kependidikan Jepang) menetapkan 1200
kanji yang harus dipelajari di Sekolah Dasar. Pada tahun 1981 ditetapkan daftar
Jouyou Kanji yang memuat 1945 kanji.
Untuk meminimalisasi kesulitan dalam belajar bahasa Jepang, terutama
yang berkaitan dengan kanji, maka harus ada cara untuk memahami kanji dengan
lebih mudah. Salah satu cara adalah dengan memahami kanji-kanji pembentuknya
adalah bushu. Bushu merupakan bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji
yang dapat menyatakan arti kanji secara umum. Bushu ini biasa disebut juga
dengan karakter dasar kanji (Nandi, 2000:7). Sedangkan menurut Sudjianto dan
Dahidi (2004:59), bushu merupakan istilah yang berhubungan dengan
bagian-bagian yang ada pada sebuah huruf kanji yang dapat dijadikan suatu dasar untuk
pengklasifikasian huruf kanji. Misalnya karakter dasar kuchi hen yang merupakan
lambang yang berhubungan dengan mulut. Contohnya kanji tsuba atau tsubaki
( ) yang berarti ludah.
Karakter dasar kuchi atau mulut jika digabungkan dengan karakter lain
dapat membentuk makna yang baru. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang
karakter dasar kuchi hen, maka penulis akan membahasnya melalui skripsi yang
berjudul “ Interpretasi Makna Kanji Berbushu (Berkarakter Dasar) Kuchi Hen ”.
1.2. Perumusan Masalah
Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan huruf, tetapi
miskin dengan bunyi. Karena bunyi dalam bahasa Jepang hanya terdiri dari lima
buah vokal dan beberapa buah konsonan yang diikuti vokal tersebut dalam bentuk
suku kata terbuka. Salah satu huruf yang dipakai bangsa jepang adalah kanji.
Kanji yang pada mulanya berasal dari Cina jumlahnya cukup banyak. Hal ini
merupakan suatu kesulitan tersendiri bagi pembelajar asing yang ingin
mempelajari bahasa Jepang. Salah satu cara untuk mempelajari kanji adalah
dengan cara mengenal unsur-unsur pembentuknya. Bushu merupakan salah satu
unsur pembentuk kanji. Bushu sebagai salah satu unsur pembentuk kanji terbagi
Hen merupakan karakter yang berada di sebelah kiri kanji. Karakter dasar
ini merupakan jenis karakter dasar yang terbanyak dan terdapat lebih kurang 30
jenis, di mana dari ke-30 jenis karakter dasar tersebut masing-masing memiliki
makna yang berbeda. Salah satu di antaranya adalah karakter dasar kuchi (kuchi
hen). Kanji kuchi memiliki makna mulut, kanji ini baik sebagai kanji dasar
maupun sebagai karakter dasar maknanya tetap mulut. Tetapi, untuk memahami
kanji berkarakter dasar kuchi (kuchi hen) terdapat bermacam-macam interpretasi
yang berbeda, di antaranya dapat dilihat dari hubungan makna unsur-unsur
pembentuknya.
Sehubungan dengan masalah tersebut, untuk meminimalisasi kesulitan
dalam mempelajari kanji, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana karakteristik mulut ?
2. Bagaimanakah makna simbolik kanji yang memiliki karakter kuchi hen
berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk kanji
lainnya ?
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penelitian ini ruang lingkup pembahasannya meliputi interpretasi
makna kanji berkarakter dasar kuchi hen yang dihubungkan dengan
karakter-karakter kanji pembentuknya yang lain berdasarkan pada hubungan makna.
Kanji-kanji yang akan diinterpretasikan diambil dari kamus Kanji-kanji modern Jepang
Indonesia. Di dalam kamus kanji modern Jepang Indonesia, terdapat 124 buah
mengelompokkannya menjadi 10 kelompok dan dari tiap kelompok akan dibahas
minimal satu huruf kanji. Jumlah keseluruhan yang akan diinterpretasikan
berjumlah 35 kanji. Untuk mendukung pembahasannya, akan dibahas juga
gambaran umum tentang kanji yang meliputi sejarah kanji, cara baca kanji,
asal-usul huruf kanji, karakteristik mulut, dan jenis-jenis karakter dasar atau bushu.
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Bahasa memiliki suatu tanda/lambang (kigou) dan tanda/lambang tersebut
memiliki makna (Dedi, 2003:3). Demikian halnya dengan kanji yang merupakan
lambang bahasa yang berupa tulisan. Kanji merupakan tulisan yang berasal dari
Cina. Secara harfiah, ‘Kan’ merupakan nama dinasti Tiongkok kuno, yaitu dinasti
Han (dalam bahasa Jepang dilafalkan Kan) dan ‘Ji’ yang berarti tulisan huruf
(Yuddi, 1998:6). Jadi, kanji adalah tulisan atau huruf yang berasal dari Cina.
Menurut Takebe Yoshiaki (1989:9), kanji bukanlah huruf melainkan
gambar. Pendapat ini juga ditegaskan oleh Todo Akiyasu dalam Nandi (2003:4)
yang menyatakan bahwa kanji adalah gambar atau lambang tulisan yang
mempunyai arti. Tetapi, kemudian Takebe (1989:9) mengemukakan,
文字を分類して表音文字と表意文子とし ロ マ字や仮名文字 表音
文字 とす そして 漢字 表意文字 とす 漢字も文字 一
”Kalau mengelompokkan huruf menjadi hyou-on moji dan hyou-i moji, maka huruf
romaji dan huruf kana merupakan hyou-on moji. Kemudian, karena kanji merupakan
hyou-i moji, maka kanjipun menjadi salah satu jenis huruf”.
Dalam mempelajari kanji terdapat tiga unsur penting yang dikenal dengan
istilah Kei-On-Gi, yaitu bentuk, cara baca, dan arti (Takebe, 1989:8). Sehingga
dalam mempelajari kanji maka pembelajar akan belajar tentang bentuk (cara
menulis), cara baca, dan juga arti dari kanji tersebut.
Untuk memahami makna kanji, salah satu cara adalah dengan mengenal
unsur-unsurnya atau karakter pembentuknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Tae Moriyama (2001:16) yang menyatakan bahwa satu cara agar mendapat
semangat dalam proses mempelajari kanji ialah dengan mengenal unsur-unsurnya.
Salah satu unsur pembentuk kanji adalah bushu. Menurut arti katanya,
‘Bu’ artinya bagian dan ‘Shu’ artinya kepala. Jadi, bushu adalah unsur atau
karakter dasar yang terdapat dalam suatu huruf kanji (Yuddi, 1998:12). Sebutan
bushu untuk yang pertama kalinya muncul di Cina yang dikembangkan melalui
sistem penggabungan karakter-karakter yang mencapai 214 karakter dasar (Nandi,
2003:14). Sesuai dengan letaknya, bushu dikelompokkan menjadi tujuh macam
salah satu diantaranya bushu hen.
Bushu hen yaitu bushu yang terletak di bagian kiri sebuah kanji. Jenis
bushu ini mempunyai bagian nama terbanyak, di antaranya kuchi hen. Bushu ini
menyatakan mulut dan bagian susunan kanji ini ada hubungannya dengan mulut
1.4.2. Kerangka Teori
Untuk menganalisis makna simbolik kanji berkarakter dasar kuchi hen
dibutuhkan teori semantik dan semiotika. Semantik merupakan studi tentang
makna. Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah
disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti
(Grice dan Bolinger dalam Aminuddin, 2001:53). Dari pengertian tersebut
terdapat tiga unsur pokok yaitu :
a. Makna adalah hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar
b. Penentuan hubungan terjadi disebabkan adanya kesepakatan para pemakai
bahasa
c. Perwujudan makna dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
sehingga dapat saling dimengerti
Semiotika merupakan studi tentang tanda. Menurut Paul Cobley dan Litza
Janz dalam Nyoman ( 2004:97) semiotika berasal dari kata seme, bahasa Yunani,
yang berarti penafsir tanda. Sedangkan menurut beberapa literatur lain
menyebutkan bahwa semiotika berasal dari kata semeion, yang berarti tanda.
Dalam pengertian yang lebih luas, semiotika berarti studi sistematis mengenai
produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya
terhadap kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia dipenuhi oleh tanda,
dengan perantaraan tanda-tanda proses kehidupan menjadi lebih efisien, manusia
dapat saling berkomunikasi dengan sesamanya, sekaligus mengadakan
pemahaman yang lebih baik terhadap dunia. Dengan demikian manusia adalah
Semiotika dilihat dari segi cara kerjanya maka terdapat :
a. Sintaksis semiotika, yaitu studi dengan memberikan intensitas hubungan
tanda dengan tanda-tanda yang lain.
b. Semantik semiotika, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada
hubungan tanda dengan acuannya.
c. Pragmatik semiotika, yaitu studi dengan memberikan perhatian pada
hubungan antara pengirim dan penerima.
Dilihat dari faktor yang menentukan adanya tanda, maka tanda dibedakan :
1. Representamen, tanda itu sendiri sebagai perwujudan gejala umum. Tanda
sebagai gejala umum dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kualitas,
keberadaan aktual atau realitas fisik, dan tanda sebagai hukum.
2. Object, yaitu apa yang diacu atau tanda dalam hubungannya dengan objeknya
yang berdasarkan pada karakter tanda yang dimilikinya. Objek dapat dibedakan
menjadi ikon, indeks, dan simbol.
3. Interpretant, tanda-tanda baru yang terjadi dalam batin penerima atau tanda
dipandang dari interpretant yang mewakilinya sebagai sebuah tanda pikiran.
Tanda tersebut dapat dibedakan menjadi tanda sebagai kemungkinan, tanda
sebagai fakta, dan tanda sebagai nalar.
Di antara representamen, object, dan interpretant, teori yang penulis
gunakan adalah teori yang kedua, yaitu object. Object memiliki istilah-istilah
yaitu, ikon, indeks, dan simbol. Menurut Pierce dalam Rini (2006:11), ikon
merupakan tanda yang mengacu kepada suatu objek, di mana hubungan tanda dan
objeknya didasarkan atas kesamaan ciri dan sifatnya. Sehingga tanda disebut ikon
merupakan lambang yang ditiru dari bentuk tiga buah gunung. Begitu juga
halnya dengan kanji yang merupakan lambang yang ditiru dari bentuk aliran
air.
Istilah kedua yaitu indeks. Indeks merupakan tanda yang mengacu kepada
objek, di mana tanda dipengaruhi oleh objek tersebut. Jadi, tanda dikatakan indeks
karena adanya kedekatan eksistensinya dengan objek. Misalnya kanji (mori).
Kanji ini merupakan kanji gabungan dari tiga buah kanji (ki) . Di mana kanji
(ki) ini memiliki makna pohon, sedangkan kanji (mori) memiliki makna
hutan lebat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hutan lebat merupakan gabungan dari
beberapa buah pohon.
Istilah ketiga yaitu simbol. Simbol merupakan tanda yang mengacu kepada
objek di mana hubungan antara tanda dan objeknya didasarkan pada suatu aturan,
hukum, atau konvensi. Misalnya kanji (eki). Kanji ini merupakan lambang
stasiun. Kanji ini terdiri dari kanji (uma) yang bermakna kuda dan kanji
(shaku) yang bermakna tongkat pengukur. Lambang ini muncul karena pada
zaman dahulu, jarak antara shukuba atau desa yang penuh dengan pemukiman
penduduk ditempuh dengan menunggang kuda sebagai satu alternatif lain dari
berjalan kaki. Di shukuba tersebut pengembara berhenti untuk beristirahat dan
kuda-kuda disewakan.
Penulis menggunakan teori yang kedua karena kanji merupakan tanda,
lambang, atau gambar yang mengacu pada objeknya dan segala sesuatu baik
tanda, lambang, ataupun gambar dapat dikaitkan dengan sesuatu yang lain
sehingga tanda, lambang, maupun gambar dapat dijadikan sebagai bagian dari
1.5. Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik mulut
2. Untuk mengetahui makna kanji yang berkarakter kuchi hen dengan
karakter-karakter pembentuk kanji lainnya berdasarkan hubungan
makna.
1.5.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain,
1. Menjadi sumber informasi dalam mempelajari kanji
2. Mempermudah mahasiswa dalam mengingat dan memahami
huruf-huruf kanji berkarakter dasar kuchi hen.
1.6. Metode Penelitian
Untuk pembahasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini digunakan
metode deskriptif dan metode kepustakaan (library research). Metode deskriptif
merupakan metode pemecahan masalah dengan cara menganalisis dan menyajikan
fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan
disimpulkan (Saifuddin, 2004:6). Metode kepustakaan merupakan metode yang
mengutamakan pengumpulan data dari beberapa buku atau referensi yang
berkaitan dengan pembahasan untuk mencapai tujuan penelitian (Mulyadi dalam
sekunder merupakan data yang di peroleh dari sumber yang bukan asli memuat
informasi atau data tersebut (Tatang, 2000:132). Seperti, buku, majalah, jurnal,
kamus, ensiklopedi, maupun situs internet sebagai alat utama untuk mencapai
tujuan penelitian.
Data yang diperoleh dari kamus kanji modern Jepang Indonesia sebagai
salah satu sumber data yang utama, dipilih secara acak dari keseluruhan data yang
ada di dalam kamus tersebut sebagai data yang akan diinterpretasikan pada
penelitian ini. Menurut Kaelan (2005:76), Interpretasi adalah memperantarai
pesan yang secara eksplisit dan implisit termuat dalam realitas. Dalam proses
memperantarai pesan agar dapat dipahami mencakup tiga pengertian, yaitu:
a. interpretasi sebagai metode pengungkapan
Interpretasi dalam pengertian suatu proses menunjuk arti, yaitu mengungkapkan
menuturkan, mengatakan sesuatu yang merupakan esensi realitas.
b.interpretasi sebagai metode menerangkan
Interpretasi dalam pengertian suatu upaya untuk mengungkapkan makna objek
dalam hubungannya dengan faktor-faktor yang berada di luar objek.
c. interpretasi sebagai menerjemahkan
Interpretasi dalam pengertian memindahkan arti, yaitu mampu menangkap
esensi atau makna yang terkandung dalam objek.
Setelah data-data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG KANJI
2.1. Sejarah Huruf Kanji
Huruf kanji lahir pada kira-kira 1500 tahun sebelum masehi di kalangan
suku Kan di Cina (Hamzon, 2007:82). Huruf kanji merupakan huruf yang
mengutarakan arti yang dibentuk meniru bentuk bendanya atau tanda-tanda yang
diberikan dalam menunjukkan arti sesuatu benda atau sifat atau pekerjaan atau
tanda-tanda lainnya.. Huruf kanji adalah sistem aksara dengan aksara piktografis
sebagai dasarnya. Jumlahnya tercatat 10 ribu lebih, di antaranya 3000 huruf sering
dipakai. Dengan 3000 huruf itu, terbentuklah kata-kata dan kalimat bahasa Kan.
Menurut para sarjana, huruf kanji terbentuk pada Dinasti Shang abad
ke-16 SM. Menurut hasil survei arkeologis, jauh pada masa awal Dinasti Shang,
peradaban Tiongkok telah berkembang sampai taraf yang cukup tinggi dengan
salah satu lambangnya ialah munculnya Jiaguwen atau aksara di batok kura-kura
dan tulang binatang, yang merupakan huruf zaman kuno Tiongkok
(http//ms.wikipedia.org/Wiki/Tulisan kanji).
Menurut catatan sejarah, pada Dinasti Shang, raja mengadakan upacara
tenung sebelum melakukan sesuatu hal yang penting. Batok kura-kura dan tulang
binatang adalah alat yang digunakan dalam upacara penenungan. Sebelum dipakai
sebagai alat untuk ditulisi, batok kura-kura harus diproses terlebih dahulu, yaitu
pertama dibersihkan dan kemudian dipepat halus. Setelah itu, di atas permukaan
namanya serta tanggal penenungan, dan hal yang hendak diramalkan semuanya
dipahat di atas batok. Seusai pemahatan, batok itu akan dipanggang di mana
pahatan akan memunculkan celah-celah.
Berdasarkan arah dan bentuk celah-celah itulah, si penenung akan
mendapat hasil peramalan. Benar atau tidak ramalan itu kemudian juga akan
dipahat di atas batok. Apabila ramalan yang dipahat dalam batok itu terbukti
benar, maka batok kura-kura itu akan disimpan sebagai arsip.
Dewasa ini, arkeolog seluruhnya menemukan 160 ribu keping batok
kura-kura. Di antaranya ada batok yang utuh, tapi ada keping-keping tanpa aksara.
Menurut statistik, jumlah huruf yang terdapat di atas batok kura-kura dan tulang
binatang itu melebihi 4000, tetapi hanya 3000 yang pernah distudi. Di antara 3000
aksara itu, hanya 1000 lebih dapat dibaca oleh sarjana. Adapun huruf yang lain tak
bisa dimengerti atau terdapat perselisihan serius mengenai artinya. Walaupun
demikian, melalui 1000 lebih aksara itu dapat kita ketahui secara kasar keadaan
politik, ekonomi dan kebudayaan Dinasti Shang. Huruf yang tertulis di batok
kura-kura dan tulang binatang merupakan huruf yang sistematis dan merupakan
dasar huruf kanji kemudian.
Menurut Indra (2006:15), bahwa sampai abad ke-3 SM bangsa Jepang
tidak mempunyai bahasa tulisan sama sekali. Namun, bangsa jepang telah
memiliki bahasa lisan dan ketika mereka menemukan bahwa bangsa Cina yang
menjadi tetangga mereka sudah memiliki bahasa lisan dan tulisan, mereka lalu
meminjam sistem penulisan bangsa Cina. Huruf kanji didatangkan ke Jepang pada
abad ke-4 atau awal abad ke-5 yang juga disertai pengucapannya dalam bahasa
huruf tersebut juga bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang asli, sehingga
huruf kanji tersebut juga dibaca dengan bahasa Jepang asli yang disebut kun-yomi
(cara baca kun). Walaupun bangsa Jepang dapat menggunakan huruf-huruf kanji
Cina yang dipinjamnya itu untuk menuliskan akar kata bahasa mereka, namun
huruf-huruf tersebut tidak bisa dipakai untuk menuliskan akhiran gramatikal,
karena tatabahasa dan morfologi bahasa Cina tidak ada akhiran gramatikal yang
memperlihatkan kedudukan kata dalam kalimat seperti halnya dalam bahasa
Jepang.
Pada mulanya bangsa Jepang mencoba menggunakan huruf-huruf Cina
untuk menuliskan baik akar kata maupaun akhiran gramatikalnya.Tetapi, setelah
beberapa ratus tahun kemudian, mereka menemukan bahwa cara ini tidak berhasil
dengan baik, sehingga mereka mencoba meringkas beberapa huruf menjadi
sistem fonetik, yang menyerupai sistem abjad latin dan dengan demikian mereka
bisa menggunakannya untuk menuliskan akhiran gramatikal dalam bahasa
mereka. Mereka berhasil dengan cara ini dan menamakan huruf-huruf fonetik
tersebut dengan nama kana.
Huruf Kanji di Jepang keseluruhannya berjumlah sekitar 50.000 huruf dan
dipergunakan berjumlah sekitar 10.000 huruf. Tetapi yang dipergunakan
sehari-hari yang telah ditetapkan oleh kementerian pendidikan Jepang sebanyak 1850
huruf yang disebut jouyou kanji (Hamzon, 2007:82).
2.2. Cara Baca Kanji
Kanji merupakan tulisan yang diadopsi dari negeri Cina. Oleh karena itu,
pengucapan dan maknanya. Dikarenakan Jepang pada waktu itu telah mempunyai
bahasa sendiri, maka dengan masuknya tulisan kanji yang memiliki perbedaan
pengucapan dengan bahasa Jepang menimbulkan dualisme cara baca huruf dalam
bahasa Jepang (Nandi, 2003:10). Karena itu, hampir semua kanji yang dipinjam
dari Cina memiliki dua cara pengucapan, yaitu on-yomi (cara baca Cina) dan
kun-yomi (cara baca Jepang).
On-yomi merupakan cara baca kanji sesuai dengan pengucapan dalam
bahasa Cina pada zaman dahulu. Dalam setiap kanji terkadang memiliki lebih dari
satu cara baca on, sebagai contoh kanji 反, kanji ini dapat dibaca hon, han,
maupun tan. On-yomi biasanya sering dijumpai pada kanji majemuk atau jukugo,
yang pada umumnya merupakan penerapan perkataan bahasa Cina bagi konsep
yang sebelumnya tidak pernah ada dalam bahasa Jepang. Tetapi, terdapat
pengecualian terhadap nama keluarga. Biasanya untuk nama keluarga,
kun-yomilah yang sering digunakan. Misalnya, 田中 (Tanaka).
Kun-yomi merupakan cara baca kanji dengan menetapkan bahasa Jepang
sebagai cara membaca kanji yang berkenaan dengan arti kanji tersebut. Sama
halnya dengan cara baca on, cara baca kun juga terkadang lebih dari satu pada
setiap kanji. Hal ini disebabkan karena kanji di Jepang digunakan secara meluas
dan juga karena penggunaannya dibagi menjadi bermacam-macam arti sebagai
kosa kata bahasa Jepang, sehingga jumlah cara baca kun menjadi bertambah.
Misalnya kanji 生 . Kanji tersebut secara kun-yomi dapat dibaca, ikiru, hayasu,
交. Kanji ini secara kun-yomi dapat dibaca, majiru, mazaru, mazeru, kau, dan
kawasu.
Tetapi, tidak semua kanji memiliki on-yomi dan kun-yomi. Terkadang ada
kanji yang memiliki on-yomi saja seperti, kanji 絵 (e atau kai). Sebaliknya, ada
juga kanji yang hanya memiliki kun-yomi saja seperti, kanji 畑(hatake). Selain
itu, terdapat juga pengecualian terhadap cara baca on dan cara baca kun dimana
hal tersebut berlaku pada bahasa atau kosa kata bahasa Jepang yang telah ada
sejak zaman dahulu. Bahasa atau kosa kata tersebut tidak dibaca dari
masing-masing cara baca kanji tersebut, tetapi dibaca dengan cara baca yang khusus.
Karena cara bacanya khusus disebut dengan istilah jukujikun atau kosa kata baku
(Shogakkou Gakushu Shido Youryou Junkyo Han, 2003:13). Contohnya, 今 .
Kanji ini dibaca kyou, tidak dibaca ima nichi (secara kun-yomi) atau
konhi/konjitsu (secara on-yomi).
Munculnya cara baca on-yomi yang lebih dari satu disebabkan karena
kanji tersebut dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan zaman di Cina
(Nandi, 2003: 12). Dalam cara baca on, karena periode masuknya kanji Cina
berasal dari beberapa periode dan berasal dari tempat-tempat yang berbeda,
terdapat tiga jenis kelompok pelafalan. Tiga kelompok pelafalan tersebut dikenal
dengan istilah go-on, kan-on, dan tou-on.
1. Go-on
Go-on merupakan bunyi huruf kanji yang paling awal dibawa ke Jepang .
digunakan oleh masyarakat yang tinggal di hilir sungai Yangse. Go-on juga
disebut sebagai lafal Wu (abad ke-5 dan ke-6) dan merupakan lafal ketika zaman
Dinasti Selatan dan Utara.
2. Kan-on
Kan-on merupakan bunyi huruf kanji yang dibawa ke Jepang oleh
Kentoshi dan Kenzuishi yang dikirim oleh pemerintah Jepang untuk belajar keluar
negeri. Bunyi huruf ini merupakan lafal yang digunakan oleh masyarakat yang
tinggal di bagian utara Cina. Kan-on disebut juga lafal Han dan merupakan lafal
ketika zaman Dinasti Tang (abad ke-7 hingga ke-9).
3. Tou-on
Tou-on merupakan bunyi huruf kanji yang masuk ke Jepang pada zaman
feodal (zaman Heian hingga zaman Edo) yang dibawa oleh para pedagang Cina
dari Ouchou. Tou-on disebut juga lafal Tang dan merupakan lafal yang digunakan
pada dinasti-dinasti selanjutnya seperti Dinasti Song dan Dinasti Ming (Hamzon,
2007: 101).
Contoh :
Go-on Kan-on Tou-on
Gyou
Ge
Tou
Kan
Kou
Gai
Tou
Kan
An
Ui
Ton
2.3. Asal-Usul Huruf Kanji
Bangsa Jepang menuliskan bahasanya dengan ideogram yang mereka
pinjam dari bangsa Cina hampir dua ribu tahun yang lalu. Dua ribu tahun
sebelumnya, bangsa Cina purba sudah membentuk ideogram dari gambar-gambar
yang mereka kenal (Indra, 2002:8). Misalnya gambar lentera duduk dari batu yang
ditemukan pada kota-kota kuno di Cina, , digambarkan lebih sederhana menjadi
bentuk yang lebih abstrak, , yang merupakan tulisan untuk kata ibukota.
Untuk menuliskan kata-kata yang menyatakan gagasan, perbuatan, atau
perasaan, yaitu kata-kata yang maknanya terlampau dalam untuk dapat dilukiskan,
bangsa Cina lalu menggabungkan beberapa gambar untuk melukiskan peristiwa
yang menunjukkan makna kata tersebut. Misalnya, gabungan tulisan yang
bermakna matahari, , dan pohon, , untuk menyatakan kata timur yang
merupakan arah di mana kita harus menghadap jika hendak melihat matahari yang
sedang terbit di balik pohon. Pada mulanya, gambar tersebut tampak seperti ini ,
kemudian menjadi 東 .
Huruf-huruf yang dihasilkan oleh bangsa Cina tersebut, banyak di
antaranya yang merupakan bentuk gambaran dari manusia dalam berbagai bentuk
dan sikap ataupun dari bagian-bagian tubuh manusia. Selain itu, dihasilkan dari
bentuk benda-benda alami, seperti matahari, burung, tanaman, dan sebagainya dan
juga dari bentuk rumah, persenjataan, kendaraan, dan perlengkapan busana.
Setelah huruf-huruf tersebut ditemukan, tahap selanjutnya adalah
pembakuan penulisannya. Setelah sekitar 2000 tahun, mereka dapat
mempunyai ukuran yang sama dan pas dengan bentuk persegi. Pada hakekatnya,
penyederhanaan tersebut berupa pengubahan bentuk-bentuk lingkaran menjadi
bentuk persegi, pelurusan sebagian bentuk garis serta penghilangan bentuk
garis-garis lainnya, dan penyederhanaan bagian gambar yang lebih rumit. Dengan
demikian, dapat ditulis dengan lebih cepat dan lebih mudah, atau memberikan
gambaran yang lebih memenuhi citarasa.
Tentang asal mula terjadinya huruf kanji dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu berdasarkan cara pembentukan kanji dan berdasarkan cara
pemakaian.
2.3.1. Berdasarkan Cara Pembentukan Kanji
2.3.1.1. Shokei moji
Shokei artinya mencontoh atau meniru dan moji artinya huruf. Jadi, shokei
moji merupakan huruf yang dibentuk dengan cara mencontoh atau meniru bentuk
benda sesungguhnya atau merupakan huruf hasil dari penyederhanaan dari
benda-benda yang terlihat mata.
Contoh: (nichi) : matahari
(tsuki) : bulan
Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar:
Huruf shokei moji jumlahnya sedikit, tetapi merupakan dasar
2.3.1.2. Shiji moji
Shiji artinya menunjuk atau menyatakan sesuatu yang tidak mempunyai
bentuk. Jadi, shiji moji adalah huruf yang menunjukkan hal-hal yang bersifat
abstrak yang digambarkan dengan tanda-tanda tertentu seperti garis atau titik.
Contoh: (ue) : atas
(naka) : tengah
(shita) : bawah
Huruf-huruf tersebut berasal dari gambar:
2.3.1.3. Kaii moji
Kaii artinya penggabungan arti. Jadi, kaii moji adalah huruf yang dibuat
dengan cara menggabungkan beberapa huruf, baik shiji moji ataupun shokei moji
yang dapat menimbulkan pengucapan dan arti kata yang baru.
Contoh : (otoko) : laki-laki
(mei, akarui) : terang
Kanji di atas dibentuk dari gabungan ta: sawah dan (chikara:
tenaga). Pengertiannya adalah bahwa ‘laki-laki’ adalah orang yang mempunyai
tenaga untuk mengolah sawah atau tanah pertanian. Kanji di atas dibentuk dari
gabungan (nichi: matahari) dan (tsuki: bulan). Pengertiannya adalah bahwa
‘terang’ terjadi karena adanya matahari dan bulan yang memiliki sifat terang.
2.3.1.4. Keisei moji
Keisei artinya menunjukkan suara atau bunyi. Jadi, keisei moji adalah
huruf yang dibuat dari gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagian
mengutarakan bunyi bacaan dan bagian yang lain mengutarakan jenis artinya atau
karakter dasar.
Contoh: (sei, kiyomeru) : jernih, bersih
Kanji di atas dibaca sesuai dengan bagian yang di kanan, yaitu 青(sei,
aoi). Tetapi, artinya sesuai dengan bagian huruf yang di kiri yang memiliki makna
yang berhubungan dengan air. Sehingga arti kanji tersebut adalah air yang biru
yang berarti jernih atau bersih. Kanji yang diambil dari suara atau bunyi biasanya
digunakan untuk memudahkan dalam membaca on-yomi. Apabila ada huruf yang
bagiannya ada kesamaan, maka umumnya cara bacanyapun sama. Misalnya, jika
ada huruf yang mempunyai unsur 青 (sei), maka umumnya akan dibaca sei juga
walaupun artinya berbeda.
Contoh: 静 (sei) : tenang
2.3.2. Berdasarkan Cara Pemakaian Kanji
2.3.2.1. Tenchuu Moji
Tenchuu moji adalah peminjaman huruf yang sudah ada, tetapi artinya
berubah atau dibelokkan, namun masih berdasarkan atau tidak terlepas dari arti
aslinya.
Contoh: (kusuri) : obat
Kanji di atas dibentuk dari gabungan karakter dasar kusakanmuri yang
menunjukkan makna rumput atau tanaman dan kanji yang artinya senang.
Hubungannya adalah bahwa tanaman dahulu sering dijadikan obat. Kalau kita
sakit dan meminum obat yang terbuat dari tanaman tersebut maka akan sembuh
dan menjadi senang. Sehingga obat-obatan tersebut merupakan tanaman yang
membuat kita senang.
2.3.2.2. Kasha Moji
Kasha moji adalah peminjaman bunyi, di mana artinya tidak ada
hubungannya sama sekali dengan huruf yang dipinjamnya. Biasanya kasha moji
digunakan untuk nama-nama tempat, negara, dan lain-lain.
Contoh: : Amerika
: India
2.4. Pembagian Bushu
Berdasarkan cara pembentukan kanji, terdapat istilah yang disebut keisei
yang dibuat dari gabungan bentuk dan bunyi. Artinya, salah satu bagiannya
merupakan karakter dasar atau bushu yang menunjukkan makna dan bagian yang
lainnya menunjukkan suara. Dalam jenis kanji yang termasuk ke dalam keisei
moji, dikatakan bahwa lebih kurang 85% huruf kanji adalah termasuk ke dalam
keisei moji (Hamzon, 2007:87). Oleh karena itu, berarti 85% huruf kanji
mempunyai bushu.
Bushu merupakan karakter dasar yang menyatakan makna tertentu, selain
berguna untuk memahami arti berdasarkan hubungan makna dengan pembentuk
kanji lainnya, bushu juga berguna untuk membuka kamus kanji (Nandi, 2003:i).
Ditinjau dari letaknya, bushu terdiri dari tujuh jenis. Jenis-jenis tersebut yaitu, hen,
tsukuri, kanmuri, ashi, tare, nyou, dan kamae.
2.4.1. Hen
Hen adalah bushu yang terletak di bagian kiri sebuah kanji. Yang termasuk
bushu jenis hen antara lain:
a. イ : ninben
Bushu ini meninjukkan orang. Kanji yang mempunyai bushu ini artinya ada
hubungannya dengan sifat, perbuatan, kebiasaan, dan keadaan orang.
Contoh: 休 (kyuu) : istirahat
体 (tai): badan
Bushu ini menyatakan pohon atau kayu. Kanji yang mempunyai bushu ini
artinya ada hubungannya dengan kayu atau pohon.
Contoh: 林 (hayashi) : hutan
板 (ita): papan kayu
c. 口 : kuchi hen
Bushu ini menyatakan mulut. Kanji yang mempunyai bushu ini artinya ada
hubungannya dengan mulut atau bibir.
Contoh: 咬 (kou) : menggigit
呪 (juu) : kutukan, sihir
d. 手 : tehen
Bushu ini menyatakan tangan. Kanji yang mempunyai bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan tangan atau kegiatan tangan.
Contoh: 拇 (bo) : ibu jari
提 (tei) : menyentuh
e. 米 : komehen
Bushu ini menyatakan beras. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai
arti yang berhubungan dengan beras.
Contoh: 粒 (tsubu) : biji-bijian
f. : sakanahen
Bushu ini menyatakan ikan. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai
arti yang berhubungan dengan ikan.
Contoh: (sake) : ikan salem
(same) : ikan hiu
g. : hihen
Bushu ini menyatakan api. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai
arti yang berhubungan dengan api atau nyala api.
Contoh: (ro) : perapian
(shou) : menyala
h. : ishihen
Bushu ini menyatakan batu. Kanji yang mempunyai bushu ini mempunyai
arti yang berhubungan dengan batu.
Contoh: (suna) : pasir
(ryuu) : belerang
i. 言 : gonben
Bushu ini menyatakan kata atau bahasa. Kanji yang mempunyai bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan perkataan atau pembicaraan.
Contoh: 言 (go) : bahasa
2.4.2.Tsukuri
Tsukuri adalah bushu yang terletak di bagian kanan sebuah kanji. Yang
termasuk bushu jenis tsukuri antara lain:
a. : torizukuri
Bushu ini menyatakan burung. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan burung.
Contoh: (hato) : merpati
(tsuru) : bangau
b. : sanzukuri
Contoh: (ka) : menderita
影 (kage) : bayangan
c. : tsukizukuri
Bushu ini menyatakan bulan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan bulan.
Contoh: (asa) : pagi
(ki) : waktu
d. : chikarazukuri
Bushu ini menyatakan tenaga. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan tenaga atau kekuatan.
Contoh: (kin) : bekerja
(dou) : bergerak
Bushu ini menyatakan kepala. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan kepala atau wajah.
Contoh: (chou) : bagian atas kepala
(gan) : keras kepala
2.4.3. Kanmuri
Kanmuri adalah bushu yang terletak di bagian atas sebuah kanji. Yang
termasuk bushu jenis kanmuri antara lain:
ち. サ : kusakanmuri
Bushu ini menyatakan rumput. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan rumput, tanaman atau tumbuhan.
Contoh: 茶 (cha) : teh
草 (kusa) : rumput
b. : takekanmuri
Bushu ini menyatakan bambu. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan bambu.
Contoh: (zaru) : keranjang bambu
(kasa) : topi bambu
a. 十 : hitogashira
Bushu ini menyatakan orang. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan orang atau manusia.
(nen) : kenangan
d. : amekanmuri
Bushu ini menyatakan hujan. Kanji yang bagiannya memiliki bushu ini
mempunyai arti yang berhubungan dengan hujan.
Contoh: (kumo) : awan
(kaminari) : petir
e. : ukanmuri
Bushu ini menyatakan atap. Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungan
dengan keadaan di dalam bangunan (rumah, kantor, toko) dan sebagainya.
Contoh: (shuku : penginapan
(guu : tempat tinggal sementara
f. 癶 : hatsugashira
Contoh: (hatsu : berangkat
tou : mendaki
2.4.4. Ashi
Ashi adalah bushu yang terletak di bagian bawah sebuah kanji. Yang
termasuk bushu jenis ashi antara lain:
a. : nichiashi
Bushu ini menyatakan hari atau matahari. Bagian susunan kanji ini ada
hubungannya dengan waktu, hari, matahari.
Contoh: 昔 (mukashi) : masa lalu
b. ル : hitoashi
Contoh: 先 (sen) : yang didahulukan
免 (men) : pembebasan
c. 心 : kokoroashi
Bushu ini menyatakan hati. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan hati atau perasaan/emosi.
contoh: 忠 (chuu) : kesetiaan
怨 (on) : cemburu
d. 廾 : nijuuashi
contoh: 弊 (hei) : kejahatan
弄 (rou) : mempermainkan
e. 灬 : renga, rekka
Bushu ini menyatakan api. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan api atau sifat api.
Contoh: 熱 (netsu) : panas
2.4.5. Tare
Tare adalah bushu yang terletak di bagian atas membentuk siku-siku ke
kiri bawah. Yang termasuk bushu jenis tare antara lain:
Contoh:
a. 尸 : shikabane, kabane
Contoh: (ama) : biarawati
(kutsu) : menekuk
b. 厂 : gandare, ihidare
Contoh: (yaku) : kemalangan
(atsu) : tekanan
c. 疒 : yamaidare
Bushu ini menyatakan penyakit. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan sakit atau penyakit.
Contoh: (tou) : penyakit cacar
(you) : bisul
d. 广 : madare atau ten ichidare
Bushu ini menyatakan atap. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan atap, rumah, dan sebagainya.
Contoh: (niwa) : halaman
2.4.6. Nyou
Nyou adalah bushu yang terletak di bagian kiri membentuk siku-siku ke
kanan bawah. Yang termasuk bushu jenis nyou antara lain :
a. : fuunyou
Bushu ini artinya menyatakan angin. Bagian susunan kanji ada arti
hubungannya dengan angin.
Contoh : 颱 (tai) :topan
颶 (guu) :badai
b. : nezuminyou
Bushu ini menyatakan tikus. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan tikus atau hewan pengerat.
Contoh : 鼬 (yuu) : cerpelai (sejenis musang)
鼹 (en) :tikus mondok
c. 麦 : bokunyou
Bushu ini menyatakan gandum. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan gandum.
Contoh: (men) : tepung gandum
麭 (hou) : bola nasi yang lengket
d. : sonnyou
Contoh: (fu) : menuju ke
(ki) : bangun
e. 之 : shinyou
Bushu ini menyatakan jalan. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan jalan.
Contoh: (ten) : mencari jalan
(jun): berkeliling
f. 廴 : ennyou
Bushu ini menyatakan jalan. Bagian susunan kanji ini artinya ada
hubungannya dengan jalan dan panjang.
Contoh: 延 (en) : rentangan
建 (ken) : membangun
2.4.7. Kamae
Kamae adalah bushu yang mengelilingi atau memagari bagian dalam.
Yang termasuk bushu jenis ini antara lain:
a. 歹 : shinigamae
Contoh: 死 (shi) : meninggal
b. 行 : yukigamae/ gyougamae
Contoh: 街 (kai) : jalan
c. 門 : mongamae
Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan pintu atau
gerbang.
Contoh : 開 (kai) : membuka
関 (kei) : pintu gerbang
d. 冂 : dogamae, keigamae
Bagian susunan kanji ini artinya ada hubungannya dengan tutup.
Contoh: 肉(niku) : daging
内 (uchi) : dalam
e. 囗 : kunigamae
Bagian susunan kanji ini ada artinya hubungannya dengan keliling,
lingkaran, dan tempat di sekitarnya.
Contoh: 国 (kuni) : negara
回 (kai) : berputar
2.5. Karakteristik Mulut
Karakter kuchi atau mulut, pada awalnya gambarnya tampak seperti ini ,
kemudian digambarkan seperti ini , lalu dengan sedikit perubahan, bentuk
membentuk lingkaran, tetapi karena sebagai kanji bentuk lingkaran menjadi
bentuk persegi empat, maka kuchi dinyatakan dengan bentuk persegi empat
(Takebe, 1989:20). Kalau digunakan sendirian, pelafalannya adalah kuchi. Dalam
gabungan huruf, aksara ini biasanya di baca kou, seperti pada kanji人口(jinkou).
Tetapi, pada sebagian kata dilafalkan kuchi yang bunyinya sering berubah menjadi
guchi agar kedengarannya lebih enak (Indra, 2006:31), seperti kanji pintu masuk,
入 口(iriguchi).
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada manusia maupun hewan (Iqbal, http//bio-um.blogspot.com/2007/04/sistem
pencernaan/html). Mulut biasanya terletak di kepala dan merupakan bagian yang
terpenting dari organ pernafasan, pencernaan, bicara dan untuk mempertahankan
kecantikan.
Dalam pengertian luas istilah mulut sama artinya dengan rongga mulut.
Rongga mulut dimulai dari mulut dan berakhir pada faring (rongga di belakang
tenggorokan). Letak mulut pada posisi terminal dan ventral, sedangkan batas
rongga mulut berupa epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Sel-sel superfisial atau
permukaannya berinti dan mempunyai granula-granula keratin (butiran-butiran
kecil protein tidak larut) di bagian dalamnya. Dalam rongga mulut terdapat
kelenjar-kelenjar mucus, berfungsi untuk menghasilkan mucus sebagai pembasah
dan pelicin makanan. Atap mulut terdiri dari palatum (langit-langit) keras dan
lunak, diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Palatum keras adalah membran mukosa
yang melekat pada jaringan tulang, sedangkan palatum lunak mempunyai pusat
Fungsi mulut adalah sebagai penerima makanan. Mulut beberapa hewan
sebagai pengambil makanan karena terdapat rahang maksila (rahang atas) dan
mandibula (rahang bawah). Organ-organ di dalam rongga mulut antara lain lidah,
kelenjar ludah, dan gigi.
Lidah merupakan massa jaringan pengikat dengan otot lurik yang diliputi
oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan
penyambung lamina (lapisan tipis) propia menembus ke dalam ruang-ruang antar
berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya halus.
Fungsi lidah antara lain:
a. untuk mengaduk makanan yang dikunyah
b. menelan makanan
c. mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
Pada permukaan atas lidah mengandung banyak tonjolan-tonjolan epitel mulut
dan lamina propia (yang disebut papilla).
Kelenjar ludah terbentuk dari jaringan epitel dan menghasilkan air ludah.
Air ludah berfungsi sebagai pelindung gigi karena mengandung unsur-unsur
seperti, Natrium, Fosfor, Kalium, lemak, putih telur, dan lain sebagainya sekaligus
untuk membersihkan gigi. Air ludah juga dapat menetralkan keadaan mulut yang
terlalu asam atau terlalu basa.
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi
pada rahang atas dan rahang bawah, lidah serta saluran penghasil air ludah. Gigi
dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1. mahkota gigi
3. leher gigi, yang terletak di antara kedua bagian tersebut di atas.
Pada keadaan normal, hanya mahkota gigi sajalah yang merupakan bagian
yang kelihatan di dalam mulut. Tiap gigi mempunyai tiga bagian jaringan keras.
Mahkota gigi diselubungi oleh jaringan terkeras dalam tubuh yang disebut email
gigi yang berguna dalam proses pengunyahan.
Permukaan gigi yang melakukan pengunyahan tidak merupakan
permukaan yang rata, tetapi berlekuk-lekuk seperti parit-parit kecil yang dinamai
fisur. Di bagian luar akar gigi terdapat jaringan semen gigi, yang juga terdapat
pada bagian dalam mahkota gigi dan akar gigi yang disebut dentin.
Dentin merupakan jaringan pengikat yang mengalami pengapuran serta
memberikan kekutan elastis pada gigi, serta warnanya agak kekuning-kuningan.
Dentin peka terhadap banyak rangsngan seperti panas, dingin, asam, trauma dan
memberi respon terhadap semua rangsang sakit.
Pada gigi juga terdapat jaringan lunak, pada bagian yang lebih dalam dari
dentin terdapat ruangan yang disebut pulpa atau sumsum gigi. Pulpa dijumpai
mulai dari mahkota gigi sampai ujung akar gigi. Pada pulpa gigi ini berisi
urat-urat saraf, pembuluh darah, dan juga limfe.
2.6. Kanji-Kanji Berbushu Kuchi Hen
Kanji-kanji yang berbushu atau berkarakter kuchi hen antara lain sebagai
berikut:
tou
kitsu
to
kyuu
ten
fun
叺
咤
囈
Kou
gen
kamasu
ta
ka
gei
totsu
hai
gin
sui
ei
satsu
hou
do
ko
so
totsu
shin
咯
ju
mi
ko
kaku
kou kou
in
哮
gai
shou
bai
sa
kou ri
ho
啀
shou
katsu
tan
tan
gai
taku
setsu
啞
ten
da
a shou
yui ryou
tei
kai
yu
ki
kan
shoku
nan
kaku
啣
zen
kura
kan
ratsu
kan chou
kou
嗉
嗤
噌
shoku
sou sa
shi kyuu tan
kyo
嚼
嘈
嗷
shaku zoku
sou
gou saku
sou ou
撏
噀
嘸
mei
ei-biru son
sei
bu
sa itsu
噬
son
chou
kyo
fun
zei
hanashi
噪
噯
嚀
shi
sou
ai
kou
kin ton
nei
噦
嚔
嚬
嘛
kaku
kai
tei
ryuu hin en ma
呎
shaku
shou
shou
Dari 124 kanji berbushu kuchi hen di atas dapat dikelompokkan menjadi
10 kelompok, seperti dibawah ini :
1. Hubungan Makna Yang Menyatakan Satuan :
(tou: inci)
(ri: mil)
(ton: ton)
2. Hubungan Makna Yang Menyatakan Benda :
叺 (kamasu: tas jerami, tempat tembakau)
(shou: pengawal)
唾 (tsubaki: air ludah)
3. Hubungan Makna Yang Menyatakan Bagian Organ Tubuh :
A. Pada Manusia
呎 (shaku: telapak kaki)
(nodo: kerongkongan)
(kou: kerongkongan)
B.Pada Hewan
吻 (kuchiwaki: belalai)
(kuchibashi: paruh)
嗉 (so: tembolok burung)
嘴 (kuchibashi: paruh)
4. Hubungan Makna Yang Menyatakan Ekspresi / Ungkapan :
· (sa: ah)
· (u: ah)
· 咤 (ta: decakan)
· 唯 (tada: hanya)
5. Hubungan Makna Yang Menyatakan Pekerjaan / Perbuatan :
(hatsu: membuka mulut)
え (tatoeru: melukiskan)
(kou: memukul)
(wa: mengharmoniskan)
噤 (kin: menutup mulut)
哺 (ho: membawa dengan mulut)
· (gan: menggondol)
噀 (son: menyemburkan air)
· す (odosu: mengancam)
6. Hubungan Makna Yang Menyatakan Penyakit :
(gai: batuk)
嚔 (kusami: bersin)
啞 (oshi: bisu tuli
7. Hubungan Makna Yang Menyatakan Pertanyaan :
嘛 (ma: apa)
8. Hubungan Makna Yang Menyatakan Fungsi / Kegunaan :
(setsu: menyesap)
(kyou: mengabulkan) (shou: menceritakan)
(kyou: berteriak) 喃 (nan: mengobrol)
(to: menuangkan) (kurau: makan minum)
(kyou: menghirup) 喇 (ratsu: mengobrol)
(sui: bernafas) (omeku: berteriak)
咏 (ei: bercerita) (shaberu: mengobrol)
(gen: menggerutu) 喫 (kitsu: makan, minum)
(ka: memarahi) 嗤 (shi: mengejek)
(kyuu: menghirup) (ko: memanggil)
嘖 (saku: memarahi) (kou: menggigit)
(chou: mencemooh) (gou: menggigit)
(fun: menyembur) (bai: nyanyian)
噬 (zei: menggigit) (sa: merayu)
噯 (ai: bernafas) (katsu: memarahi)
(kou: memanggil) (dan: membujuk)
(odosu: mengancam) (tan: makan)
嚼 (shaku: menggigit) (ten: mengoceh)
(sasayaku: berbisik) (satsu: mengejek)
(ken: mengemut) · 咀 (so: menggigit)
B.Pada Hewan
(kou: menyalak) (mei: berkicau)
(hai: menyalak) (tei: menyalak)
咆 (hou: menyalak) (shou: menggongong)
哮 (kou: mengaum) (sei: meringkik)
(taku: mematuk) (kou: menggigit)
(gou: menggigit) 噬 (zei: menggigit)
嚥 (en: menelan) 嚼 (shaku: menggigit)
咀 (so: menggigit)
9. Hubungan Makna Yang Menyatakan Sifat :
嚬 (hin: cemberut) 嚀 (nei: kebaikan hati)
(tei: kesopanan) 噦 (kai: merasa muak)
吃 (kitsu: gagap bicara) 嚠 (ryuu: suara nyaring)
吶 (totsu: gagap bicara) (ryou: suara yang jelas)
(zen: terengah-engah) (shi: suka)
(kamabisushii: ramai) 嘔 (ou: merasa muak)
噌 (shou: berisik) 囈 (gei: omong kosong)
(zoku: muak) (uwasa: gosip)
嘈 (sou: ribut, ramai) (shou: berkembang)
嗷 (gou: ribut, ramai) 噪 (sou: ribut, ramai)
嘸 (bu: ragu-ragu)
10. Hubungan Makna Yang Menyatakan Akibat atau Hasil
(shin: merintih) (itsu: ketelak)
(mi: rasa) (shoku: permohonan)
咯 (kaku: muntah) (hanashi: obrolan)
哄 (kou: bergema) 嘔 (sa: merasa muak)
(ki: mengerang) (ten: mengerang)
(kaku: pertengkaran) (sou: menyesali)
呱 (fu: tangisan) (dan: menyesali)
喊 (kan: teriakan) (gin: lagu, puisi)
(kyou: kebohongan) (ju: kutukan)
BAB III
INTERPRETASI MAKNA KANJI BERBUSHU
(BERKARAKTER DASAR) KUCHI HEN
Kanji-kanji yang akan diinterpretasikan adalah sebagai berikut:
1. Hubungan makna yang menyatakan satuan
· 吋 (tou: inci)
· 哩 (ri: mil)
2. Hubungan makna yang menyatakan benda
· 叺 (kamasu: tas jerami, tempat tembakau)
· 唾 (tsubaki: air ludah)
3. Hubungan makna yang menyatakan bagian dari organ tubuh
a. Pada manusia
· 呎 (fuiito: telapak kaki)
b. Pada hewan
· 吻 (kuchiwaki: belalai)
· 嘴 (kuchibashi: paruh)
4. Hubungan makna yang menyatakan ekspresi/ungkapan
· 咄 (totsu: cis, bah, cih)
5. Hubungan makna yang menyatakan pekerjaan/perbuatan
· (hatsu: membuka mulut)
· 噤 (kin: menutup mulut)
6. Hubungan makna yang menyatakan penyakit
· 啞 (oshi: bisu tuli)
7. Hubungan makna yang menyatakan pertanyaan
· 嘛 (ma: apa)
8. Hubungan makna yang menyatakan fungsi/kegunaan
a. Pada manusia
· 吐 (to: menuangkan, mengeluarkan)
· (kyou: menghirup, menghisap)
· 嘲 (chou: menertawakan, mencemoohkan)
· (sasayaku: berbisik)
· (kou: menggigit, mengunyah)
· (gen: menggerurtu, komat-kamit)
· 味 (mi: mencicipi)
· 嘖 (saku: memarahi, mengkritik)
b.Pada hewan
· (hai: menyalak, menggonggong)
· 鳴 (mei: berkicau)
9. Hubungan makna yang menyatakan sifat
· 吶 (totsu: gagap bicaranya)
· (zen: terengah-engah, megap-megap)
· 噂 (uwasa: gosip)
· 嘈 (sou: ramai, ribut)
· (kamabisushii: ramai, ribut)
10.Hubungan makna yang menyatakan akibat atau hasil dari/hasil karena
· 咯 (kaku: pertengkaran)
· 嗄 (sa: membuat tenggorokan serak/parau)
· (kin: puisi, lagu)
· 哄 (kou: bergema)
· 嘘 (kyuu: kebohongan)
· (ki: mengerang, merintih)
3.1. Hubungan Makna Yang Menyatakan Satuan
1. 吋 = inci
Kanji ini secara onyomi dibaca トウ (tou) yang artinya inci.
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu 口 (kuchi) yang berarti mulut dan
karakter 寸 (sun) yang berarti sepersepuluh kaki. Apabila kedua karakter ini
digabungkan, maka akan memiliki pengertian mulut sepersepuluh kaki. Hubungan
makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian
bahwa mulut digunakan untuk mengungkapkan pengukuran dari
bermacam-macam benda. Untuk mengukur benda-benda yang kecil digunakan istilah
sepersepuluh kaki dan satuan yang digunakan untuk ukuran sepersepuluh kaki
adalah inci.
2. 哩 = mil
Kanji ini secara kunyomi dibaca まい (mairu) dan secara onyomi
dibaca (ri).
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti
karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian mulut daerah. Hubungan
makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa
mulut yang digunakan untuk mengungkapkan pengukuran untuk jarak tempuh
atau jarak dari daerah satu ke daerah yang lain. Karena jarak antara desa atau
daerah satu dengan desa lainnya sangat jauh, maka digunakan satuan ukuran
untuk jarak yang jauh yaitu mil.
3.2. Hubungan makna Yang Menyatakan Benda
1. 叺 = tas jerami, tempat tembakau
Kanji ini secara kunyomi dibaca ます (kamasu) yang artinya tas dari
jerami atau tempat tembakau.
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti
mulut dan karakter 入 (nyuu) yang berarti masuk. Apabila kedua karakter ini
digabungkan akan memiliki pengertian masuk mulut. Hubungan makna kedua
karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut di sini
diartikan sebagai kotak atau wadah untuk memasukkan atau menyimpan benda
maupun barang. Wadah yang digunakan untuk menyimpan benda atau barang
tersebut dapat berupa tas dari jerami atau tempat tembakau.
2. = air ludah, liur
Kanji ini secara kunyomi dibaca つ (tsuba)atau つ き (tsubaki) dan
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan
(sui) yang berarti menetes. Apabila kedua karakter ini digabungkan akan
memiliki pengertian menetes dari mulut. Hubungan makna kedua karakter ini jika
diinterpretasikan akan memiliki pengertian sesuatu yang sifatnya menetes dari
mulut adalah air ludah atau air liur.
3.3. Hubungan Makna Yang Menyatakan Bagian dari Organ Tubuh
3.3.1. Pada Manusia
1. 呎 = telapak kaki
Kanji ini secara kunyomi dibaca ふいいと (fuiito) dan secara
onyomi dibaca シャ (shaku) artinya telapak kaki.
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti
mulut dan karakter 尺 (shaku) yang berarti pengukur. Apabila kedua karakter ini
digabungkan akan memiliki pengertian mulut pengukur. Hubungan makna kedua
karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut
digunakan untuk mengungkapkan pengukuran atau jarak. Sebelum adanya
kendaraan, pada umumnya manusia menempuh perjalanan dengan berjalan kaki.
Karena bepergian dengan berjalan kaki, maka kaki atau telapak kaki dapat
digunakan sebagai alat pengukur jarak.
3.3.2. Pada Hewan
Kanji ini secara kunyomi dibaca し (kuchibashi) atau し (hashi)
dan secara onyomi dibaca シ(shi).
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti
mulut dan karakter 觜 (shi) yang berarti paruh. Apabila kedua karakter ini
digabungkan akan memiliki pengertian mulut paruh. Hubungan makna kedua
karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa mulut yang
bentuknya berupa paruh adalah paruh burung.
2. 吻 = belalai
Kanji ini secara kunyomi dibaca わき (kuchiwaki) dan secara onyomi
dibaca フン (fun) yang artinya belalai.
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti
mulut dan karakter 勿 (mochi) yang berarti tidak. Apabila kedua karakter ini
digabungkan akan memiliki pengertian tidak mulut. Hubungan makna kedua
karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki pengertian bahwa sesuatu yang
fungsinya hampir sama dengan mulut tetapi bukan mulut terdapat pada belalai
gajah, di mana belalainya dapat digunakan untuk mengambil tanam-tanaman atau
tumbuhan serta menghisap air dan memasukkannya kedalam mulut.
Selain karakter (mochi) memiliki arti tidak, karakter ini juga berarti pita.
Hubungan makna kedua karakter tersebut jika diinterpretasikan akan memiliki
pengertian mulut yang menyerupai pita yaitu belalai.
3.4. Hubungan makna yang menyatakan ungkapan atau ekspresi
1. 咄 = kata seru yang berarti terkejut, cih, cis, bah
Kanji ini secara onyomi dibaca トツ (totsu) yang artinya kata seru yang
berarti terkejut, cih, cis, atau bah.
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu karakter 口 (kuchi) yang berarti
mulut dan karakter 出 (hatsu) yang berarti keluar atau muncul dari. Apabila kedua
karakter ini digabungkan akan memiliki pengertian keluar atau muncul dari mulut.
Hubungan makna kedua karakter ini jika diinterpretasikan akan memiliki
pengertian bahwa perkataan atau ucapan yang keluar dari mulut tidak hanya
berupa kata-kata atau pembicaraan yang panjang, tetapi juga dapat berupa
ungkapan-ungkapan untuk mengekspresikan rasa terkejut atau ungkapan rasa
tidak suka terhadap orang lain.
2. = kata seru yang menyatakan rasa sedih atau terkejut, ah, aduh
Kanji ini secara kunyomi dibaca (aa) dan secara onyomi dibaca ウ(u)
atauオ (o).
Kanji ini terdiri dari dua karakter, yaitu (kuchi) yang berarti mulut dan
akan memiliki pengertian mulut bu