• Tidak ada hasil yang ditemukan

Impelementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Impelementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DALAM PROSES PELAYANAN KARTU

TANDA PENDUDUK (KTP) PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh: IDIL FIKRI

060903055

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya-Lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

Skripsi yang berjudul Impelementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, 2011.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pembimbing yaitu Drs. Kariono, M.Si yang telah memberikan arahan serta bimbingannya dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini ke depan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2011

(3)

ABSTRAKSI

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan Kota Medan

Nama : Idil Fikri

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, MSI

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.Melalui sistem ini diharapkan akan terwujudnya database kependudukan nasional secara bertahap.Dalam rangka meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Medan Pemko medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online.Hingga saat ini jaringan SIAK telah terhubung di 21 kecamatan di Kota Medan.Dengan adanya sistem ini diharapkan akan meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Kota Medan, termasuk di dalamnya peningkatan pelayanan masyarakat dalam pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, informan utama yaitu Kepala Sub bagian Penyusunan Program, dan Kepala Bidang Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah lima orang pegawai yang bertindak sebagai operator SIAK.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Pelaksanaan SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan secara umum telah terlaksana dengan cukup baik dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang, walaupun masih terdapat hambatan-hambatan di beberapa hal. Dimana dapat dilihat bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah dapat dikatakan baik.Akan tetapi pelaksanaannya belum maksimal karena catatan kependudukan masih menjadi persoalan.Oleh karena itu pelaksanaannya perlu dimaksimalkan lagi untuk pencapaian yang lebih baik .

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ...

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Teori ... 8

1.Implementasi ... 9

2.Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ... 13

2.1 Pengertian Sistem dan Informasi... 13

2.2 Pengertian Sistem Informasi ... 16

2.2.1 Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi ... 19

2.3 Pengertian Administrasi Kependudukan ... 23

2.4 Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 23 2.4.1 Tujuan Penyelenggaraan SIAK ... 25

2.4.2 Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan 25 2.4.3 Manfaat Penerapan SIAK Online ... 26

2.4.4 Sistem Koneksi SIAK ... 27

3.Pelayanan ... 31

4. Kartu Tanda Penduduk ... 34

F. Defenisi Konsep ... 36

G.Defenisi Operasional ... 38

H.Sistematika Penulisan ... 40

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Bentuk Penelitian... 41

B. Lokasi Penelitian ... 41

C. Informan Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 43

E. Teknik Analisis Data ... 44

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 47

A. Profil Dinas Kependudukan Kota Medan ... 47

B. Visi dan Misi ... 49

(5)

D. Tugas dan Fungsi ... 52

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 62

A. Perangkat Pendukung SIAK ... 63

B. Standar Pelayanan Administrasi Kependudukan (Pelayanan KTP/KK) ... 67

C. Data Wawancara ... 70

D. Data Kuesioner ... 71

BAB V ANALISIS DATA ... 94

A. Penerapan SIAK di Dinas Kependudukan Kota Medan ... 73

B. Analisis Atas Penerapan Aplikasi SIAK di Dinas Kependudukan Kota Medan ... 102

BAB V PENUTUP... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar1. Siklus Infomasi ... 14

Gambar 2. Skema Logikal Aristektur Tipe A ... 28

Gambar 3. Skema Logikal Aristektur Tipe B ... 29

(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 77

Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sistem Memberikan hasil (Output) yang relevan dengan Kebutuhan. ... 77

Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sistem

Memberikan Informasi yang diperlukan bagi Dinas maupun pihak lain yang memerlukan informasi yang dihasilkan

oleh sistem tersebut... 78

Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sistem informasi yang tersedia telah memenuhi kepasitas yang dibutuhkan

seperti jumlah petugas, komputer maupun prasarana lainnya... 79

Tabel 7 Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi

memiliki karakteristika yang efisien. ... 80

Tabel 8 Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi

meningkatkan produktivitas karyawan dan efisiensi kerja. ... 80

Tabel 9 Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi mengurangi

waktu penyelesaian pekerjaan rutin karyawan. ... 81

Tabel 10. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi

membantu pengiriman informasi lebih cepat dan tepat waktu. ... 81

Tabel 11. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi

mempercepat transaksi dan memperpendek siklus produk. ... 82

Tabel 12. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi

membantu mendukung pekerjaan pegawai operator dengan

pemberian layanan yang cepat /segera. ... 82

Tabel 13. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi

(8)

Tabel 14. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi memberikan informasi yang up to date dan selalu

ada ketika dibutuhkan. ... 84

Tabel 15. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi

membantu meningkatkan fleksibilitas permintaan informasi. ... 84

Tabel 16. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi yang

digunakan bersifat fleksibel. ... 85

Tabel 17. Jawaban Responden terhadap Sistem Informasi apakah

memiliki karakteristik yang akurat. ... 85

Tabel 18. Jawaban Responden terhadap Sistem Informasi apakah

memberikan informasi yang jelas, tepat, dan akurat. ... 86

Tabel 19. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa informasi

yang dihasilkan sistem tidak memerlukan koreksi lebih lanjut. .... 86

Tabel 20. Jawaban Responden apakah unit Sistem Informasi yang

ada dapat diandalkan. ... 87

Tabel 21. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa

hasil (output) informasi yang dihasilkan sistem dapat diandalkan. 81

Tabel 22. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem yang ada hanya dapat diakses oleh pegawai yang berwenang atas sistem tersebut ... 88

Tabel 23. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa

sistem informasi yang ada bebas dari kehilangan data. ... 88

Tabel 24. Jawaban Responden terhadapa pernyataan apakah Sistem

Informasi yang ada memiliki karakteristik yang ekonomis. ... 89

Tabel 25. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem informasi yang ada menggunakan media penyimpanan

data dengan sedikit biaya. ... 89

Tabel 26. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem yang ada dapat mengupayakan catatan/record dan basis

data dalam waktu singkat. ... 90

Tabel 27. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem

(9)

Tabel 28. Jawaban Responden terhadapa pernyataan apakah Sistem Informasi yang ada memiliki karakteristik

yang ramah pengguna (user friendly). ... 91

Tabel 29. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lampiran1 Tabel Hasil Observasi

2. Lampiran 2 Tabel Tabulasi Nilai

3. Lampiran 3 Pedoman Wawancara

4. Lampiran 4 Lembar Observasi

5. Lampiran 5 Bagan Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Medan

(11)

ABSTRAKSI

Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan Kota Medan

Nama : Idil Fikri

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, MSI

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.Melalui sistem ini diharapkan akan terwujudnya database kependudukan nasional secara bertahap.Dalam rangka meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Medan Pemko medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online.Hingga saat ini jaringan SIAK telah terhubung di 21 kecamatan di Kota Medan.Dengan adanya sistem ini diharapkan akan meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Kota Medan, termasuk di dalamnya peningkatan pelayanan masyarakat dalam pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, informan utama yaitu Kepala Sub bagian Penyusunan Program, dan Kepala Bidang Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah lima orang pegawai yang bertindak sebagai operator SIAK.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Pelaksanaan SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan secara umum telah terlaksana dengan cukup baik dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang, walaupun masih terdapat hambatan-hambatan di beberapa hal. Dimana dapat dilihat bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah dapat dikatakan baik.Akan tetapi pelaksanaannya belum maksimal karena catatan kependudukan masih menjadi persoalan.Oleh karena itu pelaksanaannya perlu dimaksimalkan lagi untuk pencapaian yang lebih baik .

(12)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Kemajuan teknologi khususnya di bidang informasi pada dasa warsa

terakhir ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan

karena semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam aspek

kehidupan manusia. Sementara itu, sejalan dengan laju gerak pembangunan,

organisasi-organisasi publik maupun swsta semakin banyak yang mampu

memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektivitas,

produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan teknologi informasi, dalam hal

ini komputer dapat menunjang pengambilan keputusan di dalam

organisasi-organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi-organisasi

modern dapat diselesaikan secara tepat, akurat, dan efisien. Para pucuk pimpinan

di sebuah organisasi baik publik maupun swasta sekarang ini dituntut

kemampuannya untuk dapat memanfaatkan informasi yang membanjiri organisasi

dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut.

Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat kini menimbulkan

suatu revolusi baru, yaitu peralihan dari sistem kerja yang konvensiaonal ke era

digital. Pada instansi pemerintah, perubahan ini ditandai dengan ditinggalkannya

pemerintahan tradisional (traditional government) yang identik dengan

paper-based administration menuju electronic government atau e-government.

Electronic government atau sering disebut dengan E-government adalah

penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara

(13)

penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, terutama internet, untuk

memberikan pelayanan dan pengiriman informasi pemerintah. Melalui

e-government, pemerintah akan dikelolah melalui jaringan teknologi dan berbasis

data untuk berbagai kepentingan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Adapun pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan tanpa

adanya intervensi pegawai institusi publik dan sistem antrian yang panjang hanya

untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sederhana.

Penerapan teknologi informasi (TI) di lingkungan pemerintah mempunyai

peranan penting dalam memberikan kemudahan pada begbagai aspek kegiatan

pelayanan public.Implementasi TI ke dalam berbagai pelayanan publik di

lingkungan pemerintah memiliki nilai-nilai strategis, antara lain : Implementasi TI

dianggap mampu “menaklukan” kesulitan merubah budaya kerja menjadi lebih

baik;implementai TI juga mampu merombak sebuah sistem kerja agar menuju

derajat yang diinginkan, yaitu agar pemerintah menjadi lebih transparan dan

akuntabel dalam memberikan layanannya, kemudian melalui utilisasi TI,

pemerintah mampu menghadirkan layanan yang berorientasi pada kepentingan

publik

Dengan melihat berbagai manfaat yang didapat melalui penerapan

e-government tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penerapannya merupakan

suatu keharusan dalam rangka menciptakan pelayanan publik yang lebih baik. Di

Indonesia pengembangan e-government telah diamanatkan oleh pemerintah

melalui Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

(14)

upaya mengembangkan penyelenggaraan pemerintah yang berbasis

(menggunakan) elektronik dalam meningkatkan kualitas layanan publik secara

efektif dan efisien”. Dalam penyusunan rencana strategis pengembangan

e-government ini pemerintah memiliki peranan sebagai pemberi kebijakan tentang

strategi pengembangan e-government dengan memberikan arahan tentang

penyusunan rencana strategis e-government kepada seluruh instansi pemerintah

sesuai dengan konteks masing-masing lingkungan instansi tersebut.

Penerapan teknologi informasi pada sektor publik dalam rangka

peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat mutlak dibutuhkan. Hal ini

sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bresford (dalam Turnip, 2003) bahwa

dalam globalisasi yang sudah bergulir, menuntut penggunaan Teknologi Informasi

tidak terkecuali pada birokrasi publik.

Pelayanan publik menurut Thaha (dalam Falikhatun, 2003) merupakan

suatu kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan umum, mempermudah

urusan publk, mempersingkat waktu pelayanan dan memberikan kepuasan pada

publik. Pemenuhan hak masyarakat yang merupakan tujuan dari fungsi pelayanan

publik harus terus ditingkatkan baik dari sisi kualitas, maupun kuantitas. Sisi

kualitas dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan pelayanan, mempercepat

pelayanan, dan kemudahan pelayanan. Sedangkan dari sisi kuantitas dapat

dilakukan dengan memperbanyak jumlah masyrakat yang dapat di layani dan

menambah waktu pelayanan.

Salah satu bentuk penerapan tenologi informasi dalam e-government ini

(15)

(SIAK) dalam pengelolaan pendaftaran penduduk seperti yang telah diterapkan

pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan adalah salah satu jenis perangkat lunak (software)

yang dapat digunakan untuk membantu proses pengelolaan data pencatatan

biodata penduduk pada satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang

pelayanan administrasi kependudukan.

Pada dasarnya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan merupakan

data kependudukan dari seluruh wilayah Indonesia dalam suatu jaringan integral

yang didalamnya semua data kependudukan di daerah-daerah saling terkoneksi.

Koneksi SIAK ini berlangsung mulai dari tingkatan desa, kelurahan, kecamatan

hingga kabupaten/kota dan propinsi. Oleh karena itu, dengan adanya sistem ini

data kependudukan dari Sabang hingga Marauke bisa dilihat dan dimonitor dari

pusat. Karena memiliki koneksi, sistem SIAK ini menyebabkan data base

kependudukan menjadi bersifat up to date atau aktual, dalam artian jumlah

penduduk dalam suatu wilayah yang meninggal, bertambah usia, pindah rumah

dan sebagainya bias dilihat dalam sistem tersebut. Tidak hanya itu, dengan

sifatnya yang online ini, data mengenai kependudukan dapat diakses lansung oleh

pihak-pihak yang bersangkutan yang membutuhkan data kependudukan sesuai

dengan kebutuhan. Sistem ini juga menghilangkan adanya perbedaan data

kependudukan antara instansi satu dengan lainnya sehingga dapat mendukung

kebutuhan akan data kependudukan yang akurat bagi perencanaan pembangunan

(16)

Di Indonesia penerapan SIAK ini telah menjadi kebutuhan sehingga

implementasinya mutlak dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh Muliono

Mawar, Direktur Proyeksi dan Penyelarasan Kebijakan Kependudukan

Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dalam seminar ‘Persiapan Data Penduduk

KTP Chip dan Biometric’ yang menegaskan bahwa penerapan SIAK tidak bias

ditawar lagi

SIAK masih diterapkan di beberapa kota di Indonesia, seperti Kota Balikpapan,

Kalimantan Timur yang telah sukses menerapkan sistem ini, bahkan karenanya

menjadi kota terbaik se-Indonesia dalam manajemen kependudukan. Kementrian

Dalam Negeri sendiri menargetkan SIAK secara nasional rampung pada 2013.

Sejumlah program akan dirintis untuk menuju program besar tersebut, diantaranya

pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk

Elektronik (e-KTP) karena keduanya akan menjadi dasar dari data base

kependudukan dalam sistem SIAK nantinya.

Untuk mendukung program SIAK secara nasional, Pemerintah Kota

Medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan telah

menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Online yang

jaringannya terhubung ke seluruh kecamatan se-Kota Medan. Sistem ini

merupakan transformasi dari sistem sebelumnya yaitu Sistem Informasi

Manajemen Kependudukan (Simduk).Seabagai langkah awal penerapan sistem

ini, sejumlah jaringan dan peralatan untuk mendukung SIAK seperti komputer

dan meja sudah terpasang di 21 Kecamatan di Kota Medan, termasuk petugas

(17)

lalu. Saat ini pihak Disdukcapil Kota Medan telah selesai melakukan uji coba

sistem setelah sebelumnya pada Februari 2010 dilakukan sosialisasi dan persiapan

perangkat dan resmi pada tanggal 1 Maret sistem ini diberlakukan di 21

kecamatan se-Kota Medan.

Tujuan dari penerapan sistem SIAK ini tak lain adalah untuk

meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga

Kota Medan, termasuk di dalamnya peningkatan pelayanan masyarakat dalam

pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang banyak dikeluhkan oleh mayarakat.

Dengan beralihnya pembuatan KTP dari sistem manual menjadi sistem online,

maka estimasi proses pembuatan KTP menjadi lebih singkat, namun pada

kenyataannya tidak demikian. Terdapat sejumlah kendala yang mengakibatkan

sistem SIAK ini tidak berjalan dengan efektif sebagaimana mestinya sehingg

masalah keterlambatan proses pembuatan KTP tetap menjadi masalah walaupun

sistem ini telah diterapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut terkait persoalan tersebut dengan judul “Impelentasi

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Dinas Kepndudukan Kota Medan”.

B.Perumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting dalam suatu penelitian agar diketahui

(18)

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis harus merumuskan

maslahanya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan

dengan apa ia melakukan penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam Proses Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Dinas Kependudukan Kota Medan?”.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan penelitian ini

secara umum adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana implementasi

E-Government melalui penerapan SIAK Online pada Dinas Kependudukan Kota

Medan dan secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) berbasis Online di Dinas

Kependudukan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam proses pelayanan KTP di

(19)

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan

bagi penulis dan pembaca tentang konsep Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) berbasis Online.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

atau referensi bagi aparat Dinas Kependudukan Kota Medan dalam hal

pelaksanaan SIAK Online di Kota Medan.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah

ilmiah dan sebagai bahan referensi maupun pembanding bagi mahasiswa

yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.

E.Kerangka Teori

Kerangka teori diperlukan dalam rangka memberikan landasan berpikir

dalam menyoroti atau memecahkan masalah. Menurut Hoy dan Miskel (dalam

Sugiyono, 2004:55,) teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan generalisasi

yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam

berbagai organisasi. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian yang lebih

lanjut seorang peneliti perlu mneyusun suatu kerangka teori sebagai landasan

berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang

dipilihnya. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah sebagai

(20)

1.Implementasi

Implementasi atau pelaksanaan menurut Van Master dan Van Horn (dalam

Wahab, 1990:51) adalah: “Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah/swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan

dalam keputusan kebijaksanaan”. Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier

(dalam Fadillah Putra, 2003:84) mengemukakan bahwa: “Mengkaji masalah

kebijakan berarti berusaha memahami apa yang nyata terjadi sesudah program

diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan

yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan baik yang menyangkut

usaha-usaha mengadministrasikannya maupun yang menimbulkan dampak nyata atau

kejadian-kejadian pada masyrakat atau pada kejadian-kejadian tertentu”.

Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan

proses kebijakan, seperti dikemukakan oleh Wahab (1990;51) implementasi

kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan jauh lebih penting daripada

pembuatan kebijaksanaan.Ini berarti walaupun perumusan dilakukan dengan

sempurna, namun apabila proses implementasi tidak bekerja sesuai persyaratan,

maka kebijakan yang semula baik akan menjadi jelek begitu pula sebaliknya

Dari pandangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa program

merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan

implementasi.Setelah sebuah kebijakan dibuat atau dirumuskan, baik menyangkut

program maupun kegiatan-kegiatan, maka tahapan selanjutnya adalah tindakan

(21)

badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan

menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan juga menyangkut

jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang mempengaruhi

perilaku semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya akan berpengaruh pada

kebijakan baik yang bernilai positif maupun negatif.

Dalam rangka mencapai tujuan implementasi program yang efektif

pemerintah dituntut untuk melakukan aksi berupa membuat peraturan

perundang-undangan sebagai acuan, penghimpunan sumber daya yaitu sumber daya manusia

sebagai pelaksana dan sumber daya keuangan (finansial) yang akan mendukung

pelaksanaan program dan komitmen pelaku-pelaku yang terkait. Menurut Jones

(dalam Hesel Nogi, 2003:23), untuk mengukur apakah implementasi program

efektif atau tidak dapat dilihar dari dimensi, yaitu:

1.Organisasi

Organisasi harus memiliki struktur organisasi yang jelas, adanya sumber

daya manusia sebagai tenaga pelaksana, dan perlengkapan atau alat-alat kerja

serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Struktur organisasi

diterapkan sejak semula dengan desain dari berbagai komponen atau subsistem

yang ada sehingga mendukung implementasi sistem informasi.Sumber daya

manusia berkaitan dengan kemampuan aparatur dalam melakasanakan

tugas-tugasnya. Dalam hal ini aparatur pemerintah dituntut memiliki kemampuan yang

(22)

2. Interpretasi

Interpretasi menyangkut tingkat pemahaman aparat pelaksana dalam

proses implementasi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku, meliputi:

1. Kesesuaian dengan peraturan, berarti setiap pelaksanaan harus sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

2. Kesesuaian dengan petunjuk pelaksanaan, berarti pelaksanaan dari

peraturan sudah dijabarkan dan bersifat administratif, sehingga

memudahkan pelaksanaan dalam melakukan aktivitas pelksanaan program.

3. Kesesuian dengan petunjuk teknis, berarti kebijaksanaan yang sudah

dirumuskan dirancang lagi secara teknis agar memudahkan dalam

operasionalisasi program.

3.Penerapan

Penerapan di sini berarti peraturan/kebijakan yang berupa petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan dimana

untuk mewujudkan hal ini dapat dilihat dari:

1. Program kerja yang sudah ada memiliki prosedur kerja agar dalam

pelaksanaannya tidak tumpang tindih, sehingga tidak bertentangan antara

unit kegiatan yang terdapat di dalamnya.

2. Program kerja harus sudaha terprogram dan terencana dengan baik,

sehingga tujuan program dapat direalisasikan dengan efektif.

3. Jadwal kegiatan disiplin berati program harus diketahui batas waktu

(23)

Proses implementasi kebijakan menjadi sesuatu yang penting sekaligus

tidak mudah untuk dilakukan. Terdapat sejumlah faktor yang dapat

mempengaruhi keefektifan implementasi kebijakan.Faktor-faktor tersebut antara

lain seperti yang dikemukakan oleh Edward (1980:17), yaitu:

1. Komunikasi, implementator atau pelaksana kebijakan harus mengetahui

apa yang seharusnya dilakukan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran

kebijakan sehingga mengurangi distorsi implementasi.

2. Sumber daya, meliputi sumber daya manusia tau kompetensi dari

pelaksana dan sumber daya finansial.

3. Disposisi, merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki implementator

seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis.Apabila pelaksana

kebijakan memiliki disposisi yang baik maka pelaksana tersebut dapat

menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh

pembuat kebijakan.

Pada akhirnya keberhasilan implementasi dapat dilihat dari terjadinya

kesesuaian antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan dengan desain, tujuan,

sasaran, dan kebijakan itu sendiri dapat memberikan dampak dan hasil yang baik

bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi, serta dalam implementasinya

(24)

2.Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 2.1.Pengertian Sistem dan Informasi

Pada dasarnya suatu sistem merupakan sekelompok unsur yang

berhubungan erat satu dengan lainnya dan memiliki satu tujuan tertentu. Sebuah

sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing

melakukan fungsi khusus yang penting untuk medukung sistem yang lebih besar,

tempat subsistem-subsistem tersebut berada. Menurut Kumorotomo (1994:8)

“Sistem dapat diartikan sebagi suatu kumpulan atau himpun dari unsur, komponen

atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung

satu sama lain dan terpadu”.

Beberapa pendapat mengatakan hal yang sama bahwa suatu sistem adalah

seperangkat bagain yang saling tergantung. Menurut Gordon B.Davis (1993:68)

mendefenisikan sistem sebagai berikut: “Sistem terdiri dari bagian-bagian yang

saling beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran yang dimaksud”.

Sedangkan menurut Badri M.Sukoco (2007:31) “Sistem terdiri dari subsitem yang

berhubungan dengan prosedur yang membantu pencapaian tujuan”.

Jadi, suatu sistem meliputi bagian-bagian atau subsistem-subsitem yang

berinteraksi secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum

sebuah sistem yang ideal memiliki unsur-unsur (Odgers, 2005 dalam Sukoco,

2007:32) sebagai berikut: masukan (input), pengolahan (processing), keluaran

(output), umpan balik (feedback), dan pengawasan. Keberadaan tiap unsur

tersebut di atas sangatlah penting, karena masing-masing memainkan peranan

(25)

Informasi pada dasarnya merupakan sumber daya bagi organisasi.

Informasi akan memiliki nilai ekonomis apabila informasi tersebut dapat

mendukung keputusan dalam pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki

organisasi. Dari beberapa defenisi informasi yang diberikan oleh beberapa

penulis, Jogiyanto (2000:25) mengemukakan bahwa informasi adalah:

1. Data yang diolah;

2. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya;

3. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact

and entity);

[image:25.595.200.443.415.593.2]

4. Digunakan untuk pengambilan keputusan.

Gambar 1. Siklus Informasi

Untuk memperoleh keputusan yang efektif maka informasi haruslah yang

berkualitas baik.Burch dan Grudnitski (dalam Kumorotomo, 1994:11)

(26)

akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang

lebih rinci diuraikan oleh Parker (dalam Kumorotomo, 1994:11), yaitu:

1. Ketersediaan

Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi

itu sendiri.Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak

memanfaatkannya.

2. Mudah dipahami

Informasi harus memudahkan pembuatan keputusan, baik yang

menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-keputusan yang bersifat

strategis.

3. Relevansi

Informasi yang diperlukan benar-benar relevan (sesuai dengan kebutuhan)

dengan permasalahan, misi, dan tujuan organisasi.

4. Bermanfaat

Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga harus

bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga harus dapat tersaji

ke dalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi

yang bersangkutan.

5. Ketepatan waktu

Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Terutama pada saat

organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak mebuat

(27)

6. Keandalan

Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan

kebenarannya. Pengolahan data atau pemberi informasi harus dapat

menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.

7. Akurasi

Informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan.Ini juga berarti informasi

harus jelas secara akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data

pendukungnya.

8. Konsisten

Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajian karena

konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.

2.2. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Alter (1992) dalam (Kadir 2003:546) sistem informasi adalah

kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi (TI)

untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sedangkan Oetomo (2002:11)

mendefenisikan sistem informasi sebagai kumpulan elemen yang saling

berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk

mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan

informasi.

Dari defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan

(28)

pembuatan keputusan dan kontrol organisasi. Sistem informasi yang baik harus

memiliki sistematika yang jelas, ringkas, dan sederhana mulai dari tahap

pemasukan data, pengolahan dengan prosedur yang ditentukan, penyajian

informasi yang akurat, interpretasi yang tepat dan distribusinya.

Oleh karena itu, agar sistem informasi dapat beroperasi secara optimal,

maka dibutuhkan teknologi informasi yang terbukti memiliki kinerja yang sangat

unggul. Digunakan teknologi informasi sebagai basis pembangunan sistem

informasi akan memberi jaminan lancarnya aliran data dan informasi serta

akuratnya hasil pengolahan data. Terlebih lagi bila implementasi teknologi diikuti

oleh instalasi jaringan, maka distribusi informasi akan berlangsung secara cepat

dan dinamis.

Sebuah sistem informasi yang baik harus memiliki keunggulan kompetitif,

seperti:

1. Singkatnya prosedur;

2. Kecepatan respons;

3. Kemudahan transaksi;dan

4. Kemudahan untuk diperbaharui baik prosedur, data maupun model

penyajiannya.

Agar bisa memiliki keunggulan di atas, maka teknologi berperan di dalam

sebuah sistem informasi. Teknologi informasi adalah teknologi yang

menggabungkan komputer dengan jaluran komunikasi berkecepatan tinggi yang

membawa data, suara, dan video (Sawyer dalam Kadir, 2003:2). Teknologi

(29)

teknologi komunikasi atau dapat dikatakan teknologi informasi adalah gabungan

antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

Teknologi informasi yang dapat mendukung sebuah sistem informasi

melibatkan komputer sebagai salah satu perangkat pentinnya.Menurut Harry

Waluya (1997:9), konfigurasi komputer dikelompokkan menjadi empat

komponen, yaitu:

A. Hardware atau perangkat keras adalah komponen fisik dalam rangkaian komputer,yang terdiri dari:

1.Central Processing Unit (CPU), CPU terdiri dari:

a. Control Unit (CU) yang berfungsi untuk menerima dan menganalisis instruksi pengolahan data.

b. Aritmathic and Logical Unit (ALU) yaitu berfungsi untuk menjalankan proses aritmathic operation dan logical operation.

c. Storange Unit (SU) yang berfungsi sebagai tempat menyimpan data dan program instruksi selama komputer bekerja.

2.Output Device/Peralatan Output yaitu peralatan untuk mengeluarkan data, contohnya monitor dan printer.

3.Input Device/Peralatan Input yaitu peralatan untuk memasukkan data seperti keyboard, disket, dan harddisk, tape dan lain sebagainya.

4.Memory and Storage

a. Memory and Storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan data, program dan sistem software.

b. Main Storange berhubungan langsung dengan kapasitas CPU.

c. Auxiliary Storange tidak berhubungan langsung dengan CPU misalnya disket.

B. Software atau perangkat lunak yaitu sistem prosedur dalam bentuk program yang dibuat oleh software-house untuk memperlancar jalannya komputer, terdiri dari sistem program dan user program.

1.System Program yaitu program yang dibuat oleh perusahaan komputer, terdiri dari operating system dan paket program.

a. Operating System yaitu program yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan sistem komputer dalam pengolahan data.

b. Paket program antara lain paket word-star atau world-perfect, lotus 123 yaitu paket program yang dibuat untuk memecahkan masalah tertentu.

(30)

C. Brainware adalah faktor manusia yang memiliki latar belakang pendidikan teknis komputer yang dapat dibedakan menurut keahliaannya, system analyst, programmer dan operator.

D. Programming yaitu kumpulan instruksi yang tersusun secara berurutan menurut logic program dan tertulis dalam bahasa serta rumus-rumus yang dimengerti oleh komputer.Beberapa contoh high-level languange antara lain: Cobol, Common Business Oriented Languange.

Basic, Bigginer All Purposes Symbolic Instruction Code. Fortran, Formula Translator.

2.2.1.Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi

Hani Handoko (2002:7) dalam bukunya menuliskan bahwa defenisi

efisiensi adalah “kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar

dan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Efektivitas

berbeda dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandung pengertian

perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung

dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila tujuan tertentu yang telah

ditetapkan sejak awal dapat dicapai, tetapi bila akibat-akibat yang timbul dari

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai efektivitas itu nilainya lebih penting dari

tujuan yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpastian, meskipun dapat

dikatakan efektif, tetapi tidak bias dikatakan efisien.tetapi jika nilai dari akibat

tersebut tidak begitu penting, maka kegiatan tersebut dapat dikatakan efisien.

Efektivitas dan efisiensi sebuah sistem berhubungan erat dengan kualitas

sistem tersebut. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan

software dalam sistem informasi. Fokusnya adalah performa dari sistem, yang

(31)

kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan

bagi pengguna.

Beberapa peneliti telah menggunakan beberapa pengukuran untuk

mengukur kualitas sebuah sistem.Menurut Hamilton dan Chervany (dalam

Jogiyanto, 2007:13) menggunakan pengukuran-pengukuran sebagi berikut untuk

mnegukur kualitas sistem informasi:

1. Kekinian data diusulkan (proposed data currency),

2. Kecepatan akses (response time),

3. Kecepatan waktu pergantian (turnaroud time),

4. Akurasi data (data accuracy),

5. Keandalan (reliability),

6. Kelengkapan (completeness),

7. Keluwesan sistem (system flexibility), 8. Kemudahan untuk digunakan (ease of use),

Pengukuran yang lebih rinci dikemukakan oleh Wilkinson (dalam Umar,

1997:49) untuk menilai apakah sistem yang ada atau sistem yang akan dibuat

sedah efektif dan efisien adalah sebagai berikut :

1. Relevan (sesuai kebutuhan)

Relevan dalam kaitannya dengan sistem yang ada atau yang akan dibuat

adalah bahwa sistem tersebut harus sesuai dengan kebutuhan baik itu

kebutuhan instansi maupun pihak lain yang akan menggunakan informasi

(32)

2. Kapasitas (dari sistem)

Kapasitas dari sistem yang ada atau yang akan dibuat harus sesuai dengan

jumlah yang dibutuhkan organisasi, tidak kurang atau berlebih sehingga bias

mendukung kelancaran operasional dalam mengolah data menjadi informasi

yang bermanfaat.

3. Efisiensi (dari sistem)

Efisiensi berarti meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan informasi juga untuk pemeliharaan database.

4. Ketepatan waktu (dalam menghasilkan informasi)

Desain dari sistem informasi yang ada atau yang akan dibuat harus bias

mengahasilkan informasi yang dibutuhkan dengan tepat waktu. Keterlambatan

dalam menghasilkan informasi akan mengurangi nilai dan kegunaan dari

informasi tersebut. Sebaliknya jika informasi bisa diterbitkan tepat waktu,

maka dapat mempermudah kegiatan operasional.

5. Aksesibilitas (kemudahan akses)

Aksesibilitas berkaitan dengan ketepatan waktu (timeliness). Aksesibilitas

di sini berarti bahwa informasi yang tersedia harus senantiasa baru (up to date)

dan selalu siap sedia jika dibutuhkan sewaktu-waktu.

6. Fleksibilitas (keluwesan sistem)

Sebuah sistem yang fleksibel dapat memenuhi berbagai kebutuhan

informasi secara luas. Cara yang efektif untuk mencapai fleksibilitas sistem

(33)

7. Akurat (ketepatan nilai dari informasi)

Informasi yang akurat adalah informasi yang tepat, dapat dipercaya dan

bebas dari kesalahan sehingga akan lebih berguna bagi organisasi. Sistem

yang ada atau yang akan dibuat harus dapat menghasilkan informasi yang

akurat.

8. Reliabilitas (keandalan dari sistem)

Sebuah laporan seharusnya memiliki standard akurasi yang tinggi,

kendalan sebuah sistem seperti ketahanan dari kerusakan. Hanya sistem yang

andal yang dapat menghasilkan laporam dengan standard akurasi yang tinggi.

9. Keamanan (dari sistem)

Sebuah sistem yang ada atau yang akan dibuat harus bebas dari kehilangan

dan akses oleh pihak yang tidak memiliki wewenang untuk memasuki system

yang ada.

10.Ekonomis (nilai ekonomis dari sistem)

Sistem yang ada harus bias menghasilkan informasi secara ekonomis agar

biaya dapat ditekan dan pelayanan bias ditingkatkan. Nilai ekonomis dapat

dicapai engan mengupayakan catatan (record) yang tersedia agar tidak

membutuhkan waktu yang lama, menggunakan media penyimpanan dan

pemeliharaan data yang membutuhkan sedikit biaya, kemudian mengupayakan

pengadaan basis data dalam waktu singkat.

11.Simplisitas (kemudahan dari sistem)

Pengoperasian sistem yang ada atau yang akan dibuat harus mudah bagi

(34)

banyak waktu dan biaya sehingga dapat mendukung kelancaran dalam

menghasilkan informasi.

2.3.Pengertian Administrasi Kependudukan

Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan subsistem

dari sistem Administrasi Negara, yang mempunyai peranan penting dalam

pemerintahan dan pembangunan penyelenggaraan administrasi kependudukan.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 1, disebutkan bahwa :

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Dengan demikian, administrasi kependudukan merupakan hal yang sangat

penting untuk dilaksanakan mulai dari satuan pemerintah terkecil seperti desa dan

kelurahan hingga pada skala nasional. Penegelolaan administrasi kependudukan

memiliki fungsi strategis sebagai dukungan informasi tetang kependudukan bagi

pembuatan kebijakan dalam rangka pelayanan publik serta kepentingan warga

untuk mengakses informasi hasil administrasi kependudukan tersebut.

2.4.Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

Informasi kependudukan memiliki peranan strategis dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan karena data administrasi

penduduk merupakan aset bangsa atau pemerintah daerah sebagai dasar/landasan

perencanaan kegiatan pembangunan. sehingga pengelolaannya perlu ditata dengan

(35)

dan pembangunan. Untuk mendukung terciptanya pengelolaan administrasi

kependudukan yang baik, maka instansi pemerintah membutuhkan suatu sistem

informasi yang mendukung kebutuhan dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas

kerja maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan

jawaban atas itu. Pemerintah melalui Keppres Nomor 88 Tahun 2004 Pasal 3 telah

menerapkan sistem ini sebagai pengelolaan informasi kependudukan.Menurut

Keppres tersebut pada pasal 1 ayat 3 dikemukakan bahwa :

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah sistem informasi nasional yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di setiap tingkatan wilayah administrasi pemerintahan.

Defenisi lain mengartikan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sebagai :

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah suatu sistem informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan dan juga membantu bagi petugas di jajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dalam menyelenggarakan layanan kependudukan

Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan

(NIK) yang merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas,

tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia,

yang berlaku selamanya. Dalam SIAK, database antara kecamatan,

kabupaten-kota, provinsi, dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) akan terhubung dan

terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki identitas ganda dengan adanya nomor

identitas kependudukan (NIK). Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secara

(36)

2.4.1.Tujuan Penyelenggaran SIAK

Adapun tujuan diselenggarakannya Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas pelayanan penduduk dan catatan sipil;

2. Penyediaan data untuk perencanaan pembangunan dan pemerintahan;dan

3. Penyelenggaraan pertukaran data secara tersistem dalam verifikasi data

individu dalam pelayanan publik.

Sedangkan secara teknis implementasi SIAK memiliki tujuan agar :

1. Database Kependudukan terpusat melalui pemberlakuan Nomor Induk

Kependudukan (NIK) Nasional dalam rangka mewujudkan tertib

administrasi kependudukan.

2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain

(Statistik, Pajak, Imigrasi, dll).

3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran

Penduduk, Catatan Sipil, dll).

4. Standarisasi Nasional.

5. Melindungi hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan penerbitan

dokumen kependudukan (KK, KTP dan Akta-Akta Catatan Sipil) dengan

mencantumkan NIK Nasional.

2.4.2.Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan

Adapun penggunaan SIAK dalam administrasi kependudukan memiliki

(37)

1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil Pendaftaran Penduduk

dan Pencatatan Sipil.

2. Penerbitan NIK Nasional.

3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu penduduk untuk pelayanan

publik lainnya.

4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait dalam

rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program Pemerintah.

2.4.3.Manfaat Penerepan SIAK Online

Penerapan SIAK online memilki beberapa manfaat antara lain :

1. Tercapainya tertib administratif kependudukan, karena dengan adanya

NIK maka permasalahan seperti KTP ganda tidak akan terjadi.

2. Tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam layanan publik (short time

response), sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolak-balik untuk

mengurus kepentingan mereka.

3. Terbangunnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan

datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat

diterapkan di semua provinsi di Indonesia secepatnya.

4. Tercapainya Good Corporate Governance dalam public services di Dinas

Kependudukan, dimana biasanya masyarakat selalu beranggapan membuat

KTP/KK itu susah karena harus bolak-balik dan ada biayanya yang mahal.

5. Untuk menyediakan data individu penduduk (mikro) dan data agregat

(38)

dengan membangun Bank Data kependudukan Nasional yang dapat

menyajikan berbagai profil kependudukan untuk kepentingan individu,

masyarakat, pemerintah dan kepentingan pembangunan lainnya.

6. Untuk pengolahan data statistik vital (vital statistics) baik yang

berhubungan dengan peristiwa penting (lahir, mati, kawin, cerai dan

lain-lain) maupun peristiwa kependududukan (perubahan alamat, pindah

datang dan perpanjangan KTP). Hasil penghitungan dan pengolahan data

statistik tersebut sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan,

strategi dan program bagi para penyelenggara dan pelaksana pembangunan

di bidang kualitas, kuantitas dan mobilitas penduduk, serta kepentingan

pembangunan lainnya

2.4.4.Sistem Koneksi SIAK

Berdasarkan sistem koneksinya SIAK dapat dikelompokkan menjadi:

1. Online : Komunikasi data antar komputer tersambung secara terus

menerus dalam kurun waktu 24 jam yang menggunakan teknologi leased

line.

2. Semi Online : Komunikasi data antar komputer tersambung sesuai

kebutuhan, misalnya seminggu sekali, atau sebulan sekali dengan

menggunakan telepon dan modem.

3. Offline : Komunikasi data antar komputer dilakukan secara manual

(39)

Sedangkan berdasarkan skema koneksi infrastruktur di Daerah dibedakan

menjadi beberapa kategori, yaitu :

1. Tipe A (Kabupaten/Kota dan Kecamatan online), pada tipe ini Tempat

Perekaman

Pendaftaran Penduduk (TPDK) yang berada di Kabupaten/Kota dan juga

Kecamatan memiliki koneksi online dengan pusat datacenter dI

[image:39.595.149.524.312.561.2]

Jakarta.Koneksi jaringan yang dipakai antara simpul adalah VPN Dia Up.

Gambar 2. Skema Logikal Arsitektur Tipe A

2. Tipe B (Kabupaten/Kota online dan Kecamatan offline), pada tipe ini

Kabupaten/Kota online terhadap datacenter sedangkan kecamatan

offline.Untuk tetap menggunakan SIAK Kecamatan melakukan transaksi

dan disimpan dalam bentuk file di Kecamatan. Setelah itu, Kecamatan

mengirimkan media perekam data yang berisi file data hasil transaksi ke

(40)

dalam bentuk database yang terletak di Kabupaten/Kota. Dengan data ini,

Kabupaten/Kota akan meng upload/meng-up date data Kecamatan tersebut

secara online ke database yang berada di datacenter. Media penyimpanan

kemudian dapat dikembalikan ke Kacamatan. Frekuensi pengiriman media

penyimpanan antara kecamatan ke kabupaten/Kota disesuaikan dengan

[image:40.595.144.521.277.532.2]

kebutuhan.

Gambar 3. Skema Logikal Arsitektur Tipe B

3. Tipe C (Kabupaten/Kota dan Kecamatan offline), untuk tipe ini Kecamatan

dan Kabupaten/Kota offline. Sedangkan propinsi online.Pada tipe ini

pengiriman media penyimpanan dari Kecamatan ke Kabupaten/Kota dan

sebaliknya maupun dari Kabupaten/Kota ke Propinsi dan sebaliknya

dilakukan secara manual. Transaksi yang dilakukan di Kecamatan akan

(41)

media penyimpanan (CD, hardisk, dan sebagainya) baru kemudian dikirim

ke kabupaten. Di kabupaten, file tersebut akan di-input ke dalam database

kabupaten. Setelah di-input ke dalam database lokal, hasil updating

tersebut kemudian di backup dalam bentuk script database dan disimpan

ke dalam media penyimpanan. Media penyimpanan tersebut selanjutnya

akan dikirim secara manual ke Propinsi. Setelah menerima media

penyimpanan, propinsi akan meng-upload data yang tersimpan dalam

media ke dalam database propinsi. Setelah tersimpan dalam database

propinsi, data di upload online ke datacenter (Jurnal Sistem Informasi

[image:41.595.151.517.384.637.2]

MTI UI Vol.3 No.1 April 2007).

Gambar 4. Skema Logikal Arsitektur Tipe C

Selanjutnya sistem koneksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

(42)

3.Pelayanan

Menurut Cristopher (dalam Tjandra, 2005:3) pelayanan dapat diartikan

sebagai suatu sistem manajemen, diorganisir untuk menyediakan hubungan

pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan dan waktu barang

dan jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan/harapan pelanggan dalam jangka panjang. Sedangkan menurut

Sampara (dalam Lijan, 2006:5) pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi

dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara

fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan.

Defenisi lebih rinci dikemukakan oleh Gronroos dalam Ratminto, 2005:2)

pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak

kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan

atau hal-hal lain yang disediakan oleh instansi pemberi pelayanan yang

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

Dari beberapa pengertian mengenai pelayanan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan memberikan layanan

yang dilakukan oleh sebuah instansi dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka

pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Pada instansi pemerintahandikenal konsep pelayanan publik.Pelayanan

publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar

sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang,

jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara

(43)

yang menjadi penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas

pelayanan public baik Pemerintah Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) yang menyelenggarakan pelayanan publik. Sedangkan penerima layanan

adalah orang perseorangan atau kelompok orang dan badan hukum yang memiliki

hak dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik.

Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat mendapat pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Menurut

Tjandra (2005:12) ketulusan dan integritas bermuara pada hal-hal yang melekat

pada pelayanan prima, yaitu :

1. Keramahan, kesopanan, perhatian dengan orang yang menghubunginya.

2. Kredibilitas dalam melayani, berpedoman pada prinsip, ketulusan dan

kejujuran sesuai dengan harapan pelanggan dan sesuai dengan komitmen

pelanggan.

3. Akses, mudah dihubungi baik langsung atau tidak langsung.

4. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan

pelanggan dari segi waktu, biaya, dan kualitas.

Sementara itu berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan

publik harus memenuhi prinsip-prinsip, yaitu :

1. Kesederhanaan, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara

mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipehami dan mudah

dilaksanakan.

(44)

Persyaratan teknis dan administratif pelayanan umum

Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik.

Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayarannya.

3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi, produk pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tepat dan

sah.

5. Rasa Aman, proses dan produk pelayanan publik memeberikan rasa aman

dan kepastian hukum.

6. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan atau persoaan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasaranan, tersedianya sarana dan prasarana

kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informastika.

8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana dan prasaranan kerja

yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat

memanfaatkan teknologi telematika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan.Pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan

(45)

10.Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah,

dan lain-lain.

4.Kartu Tanda Penduduk

Kartu tanda penduduk atau disingkat KTP merupakan suatu keterangan

atau tanda bukti yang dimiliki oleh setiap individu di mana pun ia berada. KTP

merupakan suatu bukti identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu

tempat. Berdasarkan PP No.25 tahun 2008 yang berbunyi setiap penduduk yang

berusia 17 tahun atau yang menikah atau pernah menikah wajib memiliki Kartu

Tanda Penduduk (KTP).

Pelayanan KTP merupakan salah satu jenis pelayanan publik yang oleh

pemerintah merupakan suatu proses pemberian pelayanan kepada publik tanpa

membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara cuma-cuma sehingga

kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya.

Adapun persyaratan pembuatan KTP baru, yaitu terdiri dari :

1. Surat pengantar dari RT/RW

2. Foto kopi Kartu Keluarga

3. Pas Foto terbaru berukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar

4. Foto kopi Akta Kelahiran

Sedangkan untuk memperpanjang KTP yang habis masa berlakunya harus

(46)

1. KTP yang sudah habis masa berlakunya

2. Foto kopi Kartu Keluarga

3. Pas Foto terbaru berukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar

4. Surat keterangan laporan kehilangan KTP dari kepolisian bagi yang

kehilangan KTP

5. Bukti pembayaran keterlambatan perpanjangan KTP bagi yang terlambat.

KTP berlaku untuk jangka waktu lima tahun, kecuali manula (berusia di

atas 60 tahun), KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP sesuai

dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan.KTP yang rusak, hilang

atau berubah data, seperti perubahan alamat, kewarganegaraan, nama dan

sebagainya harus diganti dengan KTP yang baru. Yang tidak wajib memiliki KTP

adalah anggota perwakilan Negara asing, organisasi-organisasi internasional,

corps. diplomatik beserta anggota keluarganya dan penduduk sementara.

Adapun prosedur pelayanannya, yaitu:

Tugas kewajiban penduduk untuk datang ke kantor kelurahan dengan membawa

persyaratan:

1. KTP lama

2. Foto kopi Kartu Keluarga dan aslinya

3. Surat pengantar dari RT/RW

4. Surat kuasa bagi penduduk yang tidak bisa mengambil sendiri dengan

diketahui RT/RW.

(47)

Tugas dan kewajiban pihak kecamatan, bila data penduduk sudah benar:

1. Menerima dan meneliti seluruh berkas persyaratan

2. Mengentry data penduduk melalui modul pendaftaran penduduk di tempat

perekaman data Kependudukan (TPDK) yang berada di kecamatan guna

melakukan perekaman data

3. Mengirim data penduduk ke tempat perekaman data kependudukan

(TPDK) di Disdukcapil via modem

4. Menerima kembali verifikasi data penduduk dari Disdukcapil dan

melakukan pencetakan KTP

5. Menyelesaikan proses administrasinya lebih lanjut

Namun apabila datanya salah, KTP yang mengalami perubahan data agar

dibuatkan Surat Mutasi Rubah.

Pelayanan KTP bertempat di setiap Kantor Camat yang ada dengan waktu

pelayanan 1 satu (perpenjangan) dan 14 hari (baru/mutasi/hilang) dengan tarif

gratis.Untuk pencetakkan KTP dengan sistem online ini, presedurnya hampir

sama dengan prosedur sebelumnya, yakni dari lingkunagn kelurahan yang

diteruskan hingga ke kecamatan. Hanya saja penandatanganan KTP baru ini tidak

lagi oleh camat, melainkan langsung oleh kepala dinas.

1.6.Defenisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga

dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama

(48)

pembatasan yang jelas dari variable yang akan diteliti. Adapaun defenisi konsep

dalam penelitian ini adalah:

1. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

individu-individu, pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta

yang diarahkan agar tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian

ini pelaksana kebijakan tersebut adalah aparatur Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Medan.

2. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online adalah

sistem informasi atau aplikasi yang ditujukan untuk memfasilitasi

pelayanan bidang administrasi kependudukan seperti pencatatan sipil,

pendaftaran penduduk, dan pendayagunaan informasi kependudukan.

3. Palayanan Kartu Tanda Penduduk adalah salah satu jenis pelayanan publik

berupa tanda bukti identits pribadi seseorang di mana pun ia berada yang

oleh pemerintah merupakan suatu proses pemberian pelayanan kepada

publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara

cuma-cuma. Pelayanan KTP dapat berupa penerbitan KTP baru atau

perpanjangan masa berlaku KTP.

4. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan online dalam

pelayanan KTP adalah pelaksanaan sistem informasi atau aplikasi yang

ditujukan untuk memfasilitasi pelayanan kependudukan seperti

pendaftaran penduduk termasuk didalamnya pelayanan terhadap kartu

(49)

5. Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi merupakan tingkat pencapaian

tujuan dari sistem informasi dan kemampuan sistem untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan dengan benar ditinjau dari perbandingan antara biaya dan

hasil.

1.7.Defenisi Operasional

Menurut Singarimbun (1995:46), defenisi operasional adalah unsur-unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variable, sehingga

dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang

mendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut.

Adapun implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

online dalam pelayanan KTP diukur dengan indikator:

1.Organisasi, dalam hal ini adalah organisasi di Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Kota Medan melalui indicator-indikator:

a. Kejelasan struktur organisasi Disdukcapil Kota Medan

b. Ketersediaan sumber daya manusia.

c. Kemampuan/keahlian yang dimiliki komponen pelaksana.

d. Sumber daya dan fasilitas yag dimiliki.

2.Interpretasi, adalah berkaitan dengan tingkat pemahaman aparat pelaksana

dalam proses implementasi SIAK , dengan indikator:

a. Kesesuaian pelaksanaan kebijakan dengan peraturan yang berlaku.

b. Kesesuaian pelaksanaan kebijakan dengan petunjuk pelaksanaan kebijakan

(50)

3.Penerapan, adalah pelaksanaan berdasarkan petunjuk pelaksana dan petunjuk

teknis kebijakan SIAK online telah sesuai dengan ketentuan, melalui indikator:

a. Kejelasan dari program kerja SIAK Online.

b. Kejelasan dari prosedur kerja SIAK Online.

Sedangkan Efektivitas dan Efisiensi SIAK Online diukur dengan

menggunakan indikator kualitas sistem. Indikator yang digunakan adalah 11

indikator yang digunakan oleh Wilkinson, yaitu :

1. Relevan (sesui kebutuhan)

2. Kapasitas (dari sistem)

3. Efisiensi (dari sistem)

4. Ketepatan waktu (dalam menghasilkan )

5. Aksesibilitas (kemudahan akses)

6. Fleksibilitas (keluwesan sistem)

7. Akurat (ketepatan nilai dari informasi)

8. Reliabilitas (keandalan dari sistem)

9. Keamanan (dari sistem)

10.Ekonomis (nilai ekonomis dari sistem)

(51)

1.8.Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, kerangka teori, defenidi konsep, defenisi operasional serta

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : METODE PENELITIAN

Pada bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini membahas gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian yang

mencakup , visi dan misi, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi.

BAB IV: PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi

seperti jawaban dari informan dan data tertulis.

BAB V : ANALISIS DATA

Pada bab ini memuat pembahasan dan interpretasi dari data-data yang disajikan

pada bab sebelumnya.

BAB VI : PENUTUP

(52)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A.Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang mempunyai tujuan untuk membuat penjelasan, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta

fenomena yang diselidiki. Analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh

berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data, dan

informasi. Jadi teknik analisis data dilakukan dengan penyajian data yang terdapat

melalui keterangan yang diperoleh dari responden, selanjutnya diinterpretasikan

sesuai dengan tujuan peneliti yang telah dirumuskan.

B.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan Kota Medan yang

beralamat di Jalan Sultan Iskandar Muda No.270 Medan.

C.Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari

hasil penelitiannnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini tidak dikenal adanya

populasi dan sampel.Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus

(53)

yang akan memberikan berbagai informasi-informasi yang diperlukan selama

proses penelitian.

Informan penelitian ini meliputi dua macam, yaitu (1) informan kunci (key

informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok

yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat

langsung dalam interaksi sosial yang diteliti (Hendarso dalam Suyanto,

2005:171-172).

Berdasarkan urian di atas, maka peneliti menentukan informan dengan

menggunakan teknik purposive yaitu menentukan informan tidak didasarkan atas

strata, pedoman atau wilayah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap

berhubungan dengan permasalahan penelitian, maka dalam hal ini yang menjadi

informan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Informan Kunci yaitu Kepala Dinas (Kadis) Kependudukan dan Catatan

Sipil Kota Medan.

2. Informan Utama, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Penyusunan Program

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.

3. Informan Tambahan, yaitu mereka yang mengerti dan paham mengenai

masalah yang diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi informan

tambahan adalah 5 (lima

Gambar

Gambar 1. Siklus Informasi
Gambar 2. Skema Logikal Arsitektur Tipe A
Gambar 3. Skema Logikal Arsitektur Tipe B
Gambar 4. Skema Logikal Arsitektur Tipe C
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Andalan Mandiri PT SAM (Sumber Andalan Mandiri) bergerak di bidang pekerjaan kontraktor. PT SAM mepunyai misi dan visi ingin menjadi perusahaan berskala

Tim BOS Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya harus memastikan bahwa sekolah mencadangkan separuh dari dana BOS triwulan II (20% dari alokasi satu tahun) di

Karakteristik residu yang demikian diduga bernilai positif dalam hubungannya dengan proses hidrogenasi dalam pencairan batubara karena dapat menurunkan konsumsi hydrogen

[r]

MENYELENGGARAKAN PEMANTAPAN NILAI NILAI KEBANGSAAN YANG TERKANDUNG DIDALAM PEMBUKAAN UUD NRI TAHUN 1945, NILAI NILAI PANCASILA SERTA NILAI NILAI KEBHINEKA

“ Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik, dalam hal ini kewenangan Notaris

Tujuan penulisan artikel ini adalah mendeskripsikan tata bahasa Indonesia secara sederhana, khususnya terkait pemilihan kata, kalimat efektif, penggunaan tanda baca,

Tujuan utama penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Hipotesi penelitian: Ha : Ada pengaruh motivasi karyawan terhadap