IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DALAM PROSES PELAYANAN KARTU
TANDA PENDUDUK (KTP) PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun oleh: IDIL FIKRI
060903055
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya-Lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
Skripsi yang berjudul Impelementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, 2011.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pembimbing yaitu Drs. Kariono, M.Si yang telah memberikan arahan serta bimbingannya dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini ke depan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Juli 2011
ABSTRAKSI
Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan Kota Medan
Nama : Idil Fikri
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, MSI
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.Melalui sistem ini diharapkan akan terwujudnya database kependudukan nasional secara bertahap.Dalam rangka meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Medan Pemko medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online.Hingga saat ini jaringan SIAK telah terhubung di 21 kecamatan di Kota Medan.Dengan adanya sistem ini diharapkan akan meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Kota Medan, termasuk di dalamnya peningkatan pelayanan masyarakat dalam pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, informan utama yaitu Kepala Sub bagian Penyusunan Program, dan Kepala Bidang Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah lima orang pegawai yang bertindak sebagai operator SIAK.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Pelaksanaan SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan secara umum telah terlaksana dengan cukup baik dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang, walaupun masih terdapat hambatan-hambatan di beberapa hal. Dimana dapat dilihat bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah dapat dikatakan baik.Akan tetapi pelaksanaannya belum maksimal karena catatan kependudukan masih menjadi persoalan.Oleh karena itu pelaksanaannya perlu dimaksimalkan lagi untuk pencapaian yang lebih baik .
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ...
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Kerangka Teori ... 8
1.Implementasi ... 9
2.Sistem Informasi Administrasi Kependudukan ... 13
2.1 Pengertian Sistem dan Informasi... 13
2.2 Pengertian Sistem Informasi ... 16
2.2.1 Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi ... 19
2.3 Pengertian Administrasi Kependudukan ... 23
2.4 Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 23 2.4.1 Tujuan Penyelenggaraan SIAK ... 25
2.4.2 Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan 25 2.4.3 Manfaat Penerapan SIAK Online ... 26
2.4.4 Sistem Koneksi SIAK ... 27
3.Pelayanan ... 31
4. Kartu Tanda Penduduk ... 34
F. Defenisi Konsep ... 36
G.Defenisi Operasional ... 38
H.Sistematika Penulisan ... 40
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 41
A. Bentuk Penelitian... 41
B. Lokasi Penelitian ... 41
C. Informan Penelitian ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ... 43
E. Teknik Analisis Data ... 44
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 47
A. Profil Dinas Kependudukan Kota Medan ... 47
B. Visi dan Misi ... 49
D. Tugas dan Fungsi ... 52
BAB IV PENYAJIAN DATA ... 62
A. Perangkat Pendukung SIAK ... 63
B. Standar Pelayanan Administrasi Kependudukan (Pelayanan KTP/KK) ... 67
C. Data Wawancara ... 70
D. Data Kuesioner ... 71
BAB V ANALISIS DATA ... 94
A. Penerapan SIAK di Dinas Kependudukan Kota Medan ... 73
B. Analisis Atas Penerapan Aplikasi SIAK di Dinas Kependudukan Kota Medan ... 102
BAB V PENUTUP... 105
A. Kesimpulan ... 105
B. Saran ... 106
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar1. Siklus Infomasi ... 14
Gambar 2. Skema Logikal Aristektur Tipe A ... 28
Gambar 3. Skema Logikal Aristektur Tipe B ... 29
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 76
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 77
Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sistem Memberikan hasil (Output) yang relevan dengan Kebutuhan. ... 77
Tabel 5. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sistem
Memberikan Informasi yang diperlukan bagi Dinas maupun pihak lain yang memerlukan informasi yang dihasilkan
oleh sistem tersebut... 78
Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sistem informasi yang tersedia telah memenuhi kepasitas yang dibutuhkan
seperti jumlah petugas, komputer maupun prasarana lainnya... 79
Tabel 7 Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi
memiliki karakteristika yang efisien. ... 80
Tabel 8 Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi
meningkatkan produktivitas karyawan dan efisiensi kerja. ... 80
Tabel 9 Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi mengurangi
waktu penyelesaian pekerjaan rutin karyawan. ... 81
Tabel 10. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi
membantu pengiriman informasi lebih cepat dan tepat waktu. ... 81
Tabel 11. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi
mempercepat transaksi dan memperpendek siklus produk. ... 82
Tabel 12. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi
membantu mendukung pekerjaan pegawai operator dengan
pemberian layanan yang cepat /segera. ... 82
Tabel 13. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi
Tabel 14. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi memberikan informasi yang up to date dan selalu
ada ketika dibutuhkan. ... 84
Tabel 15. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi
membantu meningkatkan fleksibilitas permintaan informasi. ... 84
Tabel 16. Jawaban Responden Mengenai Sistem Informasi yang
digunakan bersifat fleksibel. ... 85
Tabel 17. Jawaban Responden terhadap Sistem Informasi apakah
memiliki karakteristik yang akurat. ... 85
Tabel 18. Jawaban Responden terhadap Sistem Informasi apakah
memberikan informasi yang jelas, tepat, dan akurat. ... 86
Tabel 19. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa informasi
yang dihasilkan sistem tidak memerlukan koreksi lebih lanjut. .... 86
Tabel 20. Jawaban Responden apakah unit Sistem Informasi yang
ada dapat diandalkan. ... 87
Tabel 21. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa
hasil (output) informasi yang dihasilkan sistem dapat diandalkan. 81
Tabel 22. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem yang ada hanya dapat diakses oleh pegawai yang berwenang atas sistem tersebut ... 88
Tabel 23. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa
sistem informasi yang ada bebas dari kehilangan data. ... 88
Tabel 24. Jawaban Responden terhadapa pernyataan apakah Sistem
Informasi yang ada memiliki karakteristik yang ekonomis. ... 89
Tabel 25. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem informasi yang ada menggunakan media penyimpanan
data dengan sedikit biaya. ... 89
Tabel 26. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem yang ada dapat mengupayakan catatan/record dan basis
data dalam waktu singkat. ... 90
Tabel 27. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa sistem
Tabel 28. Jawaban Responden terhadapa pernyataan apakah Sistem Informasi yang ada memiliki karakteristik
yang ramah pengguna (user friendly). ... 91
Tabel 29. Jawaban Responden terhadap pernyataan bahwa
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lampiran1 Tabel Hasil Observasi
2. Lampiran 2 Tabel Tabulasi Nilai
3. Lampiran 3 Pedoman Wawancara
4. Lampiran 4 Lembar Observasi
5. Lampiran 5 Bagan Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Medan
ABSTRAKSI
Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pada Dinas Kependudukan Kota Medan
Nama : Idil Fikri
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Kariono, MSI
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan sebuah sistem informasi yang dibangun untuk mendukung proses administrasi kependudukan yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.Melalui sistem ini diharapkan akan terwujudnya database kependudukan nasional secara bertahap.Dalam rangka meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Medan Pemko medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online.Hingga saat ini jaringan SIAK telah terhubung di 21 kecamatan di Kota Medan.Dengan adanya sistem ini diharapkan akan meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga Kota Medan, termasuk di dalamnya peningkatan pelayanan masyarakat dalam pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode bentuk deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, informan utama yaitu Kepala Sub bagian Penyusunan Program, dan Kepala Bidang Kependudukan. Sedangkan Informan Tambahan adalah lima orang pegawai yang bertindak sebagai operator SIAK.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Pelaksanaan SIAK di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan secara umum telah terlaksana dengan cukup baik dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang, walaupun masih terdapat hambatan-hambatan di beberapa hal. Dimana dapat dilihat bahwa pelayanan dan fasilitas yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sudah dapat dikatakan baik.Akan tetapi pelaksanaannya belum maksimal karena catatan kependudukan masih menjadi persoalan.Oleh karena itu pelaksanaannya perlu dimaksimalkan lagi untuk pencapaian yang lebih baik .
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Kemajuan teknologi khususnya di bidang informasi pada dasa warsa
terakhir ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan
karena semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam aspek
kehidupan manusia. Sementara itu, sejalan dengan laju gerak pembangunan,
organisasi-organisasi publik maupun swsta semakin banyak yang mampu
memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektivitas,
produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan teknologi informasi, dalam hal
ini komputer dapat menunjang pengambilan keputusan di dalam
organisasi-organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi-organisasi
modern dapat diselesaikan secara tepat, akurat, dan efisien. Para pucuk pimpinan
di sebuah organisasi baik publik maupun swasta sekarang ini dituntut
kemampuannya untuk dapat memanfaatkan informasi yang membanjiri organisasi
dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut.
Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat kini menimbulkan
suatu revolusi baru, yaitu peralihan dari sistem kerja yang konvensiaonal ke era
digital. Pada instansi pemerintah, perubahan ini ditandai dengan ditinggalkannya
pemerintahan tradisional (traditional government) yang identik dengan
paper-based administration menuju electronic government atau e-government.
Electronic government atau sering disebut dengan E-government adalah
penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, terutama internet, untuk
memberikan pelayanan dan pengiriman informasi pemerintah. Melalui
e-government, pemerintah akan dikelolah melalui jaringan teknologi dan berbasis
data untuk berbagai kepentingan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Adapun pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan tanpa
adanya intervensi pegawai institusi publik dan sistem antrian yang panjang hanya
untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sederhana.
Penerapan teknologi informasi (TI) di lingkungan pemerintah mempunyai
peranan penting dalam memberikan kemudahan pada begbagai aspek kegiatan
pelayanan public.Implementasi TI ke dalam berbagai pelayanan publik di
lingkungan pemerintah memiliki nilai-nilai strategis, antara lain : Implementasi TI
dianggap mampu “menaklukan” kesulitan merubah budaya kerja menjadi lebih
baik;implementai TI juga mampu merombak sebuah sistem kerja agar menuju
derajat yang diinginkan, yaitu agar pemerintah menjadi lebih transparan dan
akuntabel dalam memberikan layanannya, kemudian melalui utilisasi TI,
pemerintah mampu menghadirkan layanan yang berorientasi pada kepentingan
publik
Dengan melihat berbagai manfaat yang didapat melalui penerapan
e-government tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penerapannya merupakan
suatu keharusan dalam rangka menciptakan pelayanan publik yang lebih baik. Di
Indonesia pengembangan e-government telah diamanatkan oleh pemerintah
melalui Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
upaya mengembangkan penyelenggaraan pemerintah yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam meningkatkan kualitas layanan publik secara
efektif dan efisien”. Dalam penyusunan rencana strategis pengembangan
e-government ini pemerintah memiliki peranan sebagai pemberi kebijakan tentang
strategi pengembangan e-government dengan memberikan arahan tentang
penyusunan rencana strategis e-government kepada seluruh instansi pemerintah
sesuai dengan konteks masing-masing lingkungan instansi tersebut.
Penerapan teknologi informasi pada sektor publik dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat mutlak dibutuhkan. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bresford (dalam Turnip, 2003) bahwa
dalam globalisasi yang sudah bergulir, menuntut penggunaan Teknologi Informasi
tidak terkecuali pada birokrasi publik.
Pelayanan publik menurut Thaha (dalam Falikhatun, 2003) merupakan
suatu kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan umum, mempermudah
urusan publk, mempersingkat waktu pelayanan dan memberikan kepuasan pada
publik. Pemenuhan hak masyarakat yang merupakan tujuan dari fungsi pelayanan
publik harus terus ditingkatkan baik dari sisi kualitas, maupun kuantitas. Sisi
kualitas dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan pelayanan, mempercepat
pelayanan, dan kemudahan pelayanan. Sedangkan dari sisi kuantitas dapat
dilakukan dengan memperbanyak jumlah masyrakat yang dapat di layani dan
menambah waktu pelayanan.
Salah satu bentuk penerapan tenologi informasi dalam e-government ini
(SIAK) dalam pengelolaan pendaftaran penduduk seperti yang telah diterapkan
pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan adalah salah satu jenis perangkat lunak (software)
yang dapat digunakan untuk membantu proses pengelolaan data pencatatan
biodata penduduk pada satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang
pelayanan administrasi kependudukan.
Pada dasarnya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan merupakan
data kependudukan dari seluruh wilayah Indonesia dalam suatu jaringan integral
yang didalamnya semua data kependudukan di daerah-daerah saling terkoneksi.
Koneksi SIAK ini berlangsung mulai dari tingkatan desa, kelurahan, kecamatan
hingga kabupaten/kota dan propinsi. Oleh karena itu, dengan adanya sistem ini
data kependudukan dari Sabang hingga Marauke bisa dilihat dan dimonitor dari
pusat. Karena memiliki koneksi, sistem SIAK ini menyebabkan data base
kependudukan menjadi bersifat up to date atau aktual, dalam artian jumlah
penduduk dalam suatu wilayah yang meninggal, bertambah usia, pindah rumah
dan sebagainya bias dilihat dalam sistem tersebut. Tidak hanya itu, dengan
sifatnya yang online ini, data mengenai kependudukan dapat diakses lansung oleh
pihak-pihak yang bersangkutan yang membutuhkan data kependudukan sesuai
dengan kebutuhan. Sistem ini juga menghilangkan adanya perbedaan data
kependudukan antara instansi satu dengan lainnya sehingga dapat mendukung
kebutuhan akan data kependudukan yang akurat bagi perencanaan pembangunan
Di Indonesia penerapan SIAK ini telah menjadi kebutuhan sehingga
implementasinya mutlak dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh Muliono
Mawar, Direktur Proyeksi dan Penyelarasan Kebijakan Kependudukan
Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dalam seminar ‘Persiapan Data Penduduk
KTP Chip dan Biometric’ yang menegaskan bahwa penerapan SIAK tidak bias
ditawar lagi
SIAK masih diterapkan di beberapa kota di Indonesia, seperti Kota Balikpapan,
Kalimantan Timur yang telah sukses menerapkan sistem ini, bahkan karenanya
menjadi kota terbaik se-Indonesia dalam manajemen kependudukan. Kementrian
Dalam Negeri sendiri menargetkan SIAK secara nasional rampung pada 2013.
Sejumlah program akan dirintis untuk menuju program besar tersebut, diantaranya
pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (e-KTP) karena keduanya akan menjadi dasar dari data base
kependudukan dalam sistem SIAK nantinya.
Untuk mendukung program SIAK secara nasional, Pemerintah Kota
Medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan telah
menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Online yang
jaringannya terhubung ke seluruh kecamatan se-Kota Medan. Sistem ini
merupakan transformasi dari sistem sebelumnya yaitu Sistem Informasi
Manajemen Kependudukan (Simduk).Seabagai langkah awal penerapan sistem
ini, sejumlah jaringan dan peralatan untuk mendukung SIAK seperti komputer
dan meja sudah terpasang di 21 Kecamatan di Kota Medan, termasuk petugas
lalu. Saat ini pihak Disdukcapil Kota Medan telah selesai melakukan uji coba
sistem setelah sebelumnya pada Februari 2010 dilakukan sosialisasi dan persiapan
perangkat dan resmi pada tanggal 1 Maret sistem ini diberlakukan di 21
kecamatan se-Kota Medan.
Tujuan dari penerapan sistem SIAK ini tak lain adalah untuk
meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga
Kota Medan, termasuk di dalamnya peningkatan pelayanan masyarakat dalam
pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang banyak dikeluhkan oleh mayarakat.
Dengan beralihnya pembuatan KTP dari sistem manual menjadi sistem online,
maka estimasi proses pembuatan KTP menjadi lebih singkat, namun pada
kenyataannya tidak demikian. Terdapat sejumlah kendala yang mengakibatkan
sistem SIAK ini tidak berjalan dengan efektif sebagaimana mestinya sehingg
masalah keterlambatan proses pembuatan KTP tetap menjadi masalah walaupun
sistem ini telah diterapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut terkait persoalan tersebut dengan judul “Impelentasi
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam Proses Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Dinas Kepndudukan Kota Medan”.
B.Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting dalam suatu penelitian agar diketahui
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis harus merumuskan
maslahanya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan
dengan apa ia melakukan penelitian.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam Proses Pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Dinas Kependudukan Kota Medan?”.
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan penelitian ini
secara umum adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana implementasi
E-Government melalui penerapan SIAK Online pada Dinas Kependudukan Kota
Medan dan secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) berbasis Online di Dinas
Kependudukan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam proses pelayanan KTP di
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
bagi penulis dan pembaca tentang konsep Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) berbasis Online.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
atau referensi bagi aparat Dinas Kependudukan Kota Medan dalam hal
pelaksanaan SIAK Online di Kota Medan.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
ilmiah dan sebagai bahan referensi maupun pembanding bagi mahasiswa
yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.
E.Kerangka Teori
Kerangka teori diperlukan dalam rangka memberikan landasan berpikir
dalam menyoroti atau memecahkan masalah. Menurut Hoy dan Miskel (dalam
Sugiyono, 2004:55,) teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan generalisasi
yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam
berbagai organisasi. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian yang lebih
lanjut seorang peneliti perlu mneyusun suatu kerangka teori sebagai landasan
berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang
dipilihnya. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah sebagai
1.Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan menurut Van Master dan Van Horn (dalam
Wahab, 1990:51) adalah: “Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah/swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan
dalam keputusan kebijaksanaan”. Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier
(dalam Fadillah Putra, 2003:84) mengemukakan bahwa: “Mengkaji masalah
kebijakan berarti berusaha memahami apa yang nyata terjadi sesudah program
diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan
yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan baik yang menyangkut
usaha-usaha mengadministrasikannya maupun yang menimbulkan dampak nyata atau
kejadian-kejadian pada masyrakat atau pada kejadian-kejadian tertentu”.
Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan
proses kebijakan, seperti dikemukakan oleh Wahab (1990;51) implementasi
kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan jauh lebih penting daripada
pembuatan kebijaksanaan.Ini berarti walaupun perumusan dilakukan dengan
sempurna, namun apabila proses implementasi tidak bekerja sesuai persyaratan,
maka kebijakan yang semula baik akan menjadi jelek begitu pula sebaliknya
Dari pandangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa program
merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan
implementasi.Setelah sebuah kebijakan dibuat atau dirumuskan, baik menyangkut
program maupun kegiatan-kegiatan, maka tahapan selanjutnya adalah tindakan
badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan
menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan juga menyangkut
jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang mempengaruhi
perilaku semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya akan berpengaruh pada
kebijakan baik yang bernilai positif maupun negatif.
Dalam rangka mencapai tujuan implementasi program yang efektif
pemerintah dituntut untuk melakukan aksi berupa membuat peraturan
perundang-undangan sebagai acuan, penghimpunan sumber daya yaitu sumber daya manusia
sebagai pelaksana dan sumber daya keuangan (finansial) yang akan mendukung
pelaksanaan program dan komitmen pelaku-pelaku yang terkait. Menurut Jones
(dalam Hesel Nogi, 2003:23), untuk mengukur apakah implementasi program
efektif atau tidak dapat dilihar dari dimensi, yaitu:
1.Organisasi
Organisasi harus memiliki struktur organisasi yang jelas, adanya sumber
daya manusia sebagai tenaga pelaksana, dan perlengkapan atau alat-alat kerja
serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Struktur organisasi
diterapkan sejak semula dengan desain dari berbagai komponen atau subsistem
yang ada sehingga mendukung implementasi sistem informasi.Sumber daya
manusia berkaitan dengan kemampuan aparatur dalam melakasanakan
tugas-tugasnya. Dalam hal ini aparatur pemerintah dituntut memiliki kemampuan yang
2. Interpretasi
Interpretasi menyangkut tingkat pemahaman aparat pelaksana dalam
proses implementasi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku, meliputi:
1. Kesesuaian dengan peraturan, berarti setiap pelaksanaan harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Kesesuaian dengan petunjuk pelaksanaan, berarti pelaksanaan dari
peraturan sudah dijabarkan dan bersifat administratif, sehingga
memudahkan pelaksanaan dalam melakukan aktivitas pelksanaan program.
3. Kesesuian dengan petunjuk teknis, berarti kebijaksanaan yang sudah
dirumuskan dirancang lagi secara teknis agar memudahkan dalam
operasionalisasi program.
3.Penerapan
Penerapan di sini berarti peraturan/kebijakan yang berupa petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan dimana
untuk mewujudkan hal ini dapat dilihat dari:
1. Program kerja yang sudah ada memiliki prosedur kerja agar dalam
pelaksanaannya tidak tumpang tindih, sehingga tidak bertentangan antara
unit kegiatan yang terdapat di dalamnya.
2. Program kerja harus sudaha terprogram dan terencana dengan baik,
sehingga tujuan program dapat direalisasikan dengan efektif.
3. Jadwal kegiatan disiplin berati program harus diketahui batas waktu
Proses implementasi kebijakan menjadi sesuatu yang penting sekaligus
tidak mudah untuk dilakukan. Terdapat sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi keefektifan implementasi kebijakan.Faktor-faktor tersebut antara
lain seperti yang dikemukakan oleh Edward (1980:17), yaitu:
1. Komunikasi, implementator atau pelaksana kebijakan harus mengetahui
apa yang seharusnya dilakukan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan sehingga mengurangi distorsi implementasi.
2. Sumber daya, meliputi sumber daya manusia tau kompetensi dari
pelaksana dan sumber daya finansial.
3. Disposisi, merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki implementator
seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis.Apabila pelaksana
kebijakan memiliki disposisi yang baik maka pelaksana tersebut dapat
menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan.
Pada akhirnya keberhasilan implementasi dapat dilihat dari terjadinya
kesesuaian antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan dengan desain, tujuan,
sasaran, dan kebijakan itu sendiri dapat memberikan dampak dan hasil yang baik
bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi, serta dalam implementasinya
2.Sistem Informasi Administrasi Kependudukan 2.1.Pengertian Sistem dan Informasi
Pada dasarnya suatu sistem merupakan sekelompok unsur yang
berhubungan erat satu dengan lainnya dan memiliki satu tujuan tertentu. Sebuah
sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing
melakukan fungsi khusus yang penting untuk medukung sistem yang lebih besar,
tempat subsistem-subsistem tersebut berada. Menurut Kumorotomo (1994:8)
“Sistem dapat diartikan sebagi suatu kumpulan atau himpun dari unsur, komponen
atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain dan terpadu”.
Beberapa pendapat mengatakan hal yang sama bahwa suatu sistem adalah
seperangkat bagain yang saling tergantung. Menurut Gordon B.Davis (1993:68)
mendefenisikan sistem sebagai berikut: “Sistem terdiri dari bagian-bagian yang
saling beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran yang dimaksud”.
Sedangkan menurut Badri M.Sukoco (2007:31) “Sistem terdiri dari subsitem yang
berhubungan dengan prosedur yang membantu pencapaian tujuan”.
Jadi, suatu sistem meliputi bagian-bagian atau subsistem-subsitem yang
berinteraksi secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum
sebuah sistem yang ideal memiliki unsur-unsur (Odgers, 2005 dalam Sukoco,
2007:32) sebagai berikut: masukan (input), pengolahan (processing), keluaran
(output), umpan balik (feedback), dan pengawasan. Keberadaan tiap unsur
tersebut di atas sangatlah penting, karena masing-masing memainkan peranan
Informasi pada dasarnya merupakan sumber daya bagi organisasi.
Informasi akan memiliki nilai ekonomis apabila informasi tersebut dapat
mendukung keputusan dalam pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki
organisasi. Dari beberapa defenisi informasi yang diberikan oleh beberapa
penulis, Jogiyanto (2000:25) mengemukakan bahwa informasi adalah:
1. Data yang diolah;
2. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya;
3. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact
and entity);
[image:25.595.200.443.415.593.2]4. Digunakan untuk pengambilan keputusan.
Gambar 1. Siklus Informasi
Untuk memperoleh keputusan yang efektif maka informasi haruslah yang
berkualitas baik.Burch dan Grudnitski (dalam Kumorotomo, 1994:11)
akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang
lebih rinci diuraikan oleh Parker (dalam Kumorotomo, 1994:11), yaitu:
1. Ketersediaan
Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi
itu sendiri.Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
2. Mudah dipahami
Informasi harus memudahkan pembuatan keputusan, baik yang
menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-keputusan yang bersifat
strategis.
3. Relevansi
Informasi yang diperlukan benar-benar relevan (sesuai dengan kebutuhan)
dengan permasalahan, misi, dan tujuan organisasi.
4. Bermanfaat
Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga harus
bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga harus dapat tersaji
ke dalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi
yang bersangkutan.
5. Ketepatan waktu
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Terutama pada saat
organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak mebuat
6. Keandalan
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan
kebenarannya. Pengolahan data atau pemberi informasi harus dapat
menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.
7. Akurasi
Informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan.Ini juga berarti informasi
harus jelas secara akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data
pendukungnya.
8. Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajian karena
konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.
2.2. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Alter (1992) dalam (Kadir 2003:546) sistem informasi adalah
kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi (TI)
untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sedangkan Oetomo (2002:11)
mendefenisikan sistem informasi sebagai kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk
mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan
informasi.
Dari defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan
pembuatan keputusan dan kontrol organisasi. Sistem informasi yang baik harus
memiliki sistematika yang jelas, ringkas, dan sederhana mulai dari tahap
pemasukan data, pengolahan dengan prosedur yang ditentukan, penyajian
informasi yang akurat, interpretasi yang tepat dan distribusinya.
Oleh karena itu, agar sistem informasi dapat beroperasi secara optimal,
maka dibutuhkan teknologi informasi yang terbukti memiliki kinerja yang sangat
unggul. Digunakan teknologi informasi sebagai basis pembangunan sistem
informasi akan memberi jaminan lancarnya aliran data dan informasi serta
akuratnya hasil pengolahan data. Terlebih lagi bila implementasi teknologi diikuti
oleh instalasi jaringan, maka distribusi informasi akan berlangsung secara cepat
dan dinamis.
Sebuah sistem informasi yang baik harus memiliki keunggulan kompetitif,
seperti:
1. Singkatnya prosedur;
2. Kecepatan respons;
3. Kemudahan transaksi;dan
4. Kemudahan untuk diperbaharui baik prosedur, data maupun model
penyajiannya.
Agar bisa memiliki keunggulan di atas, maka teknologi berperan di dalam
sebuah sistem informasi. Teknologi informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputer dengan jaluran komunikasi berkecepatan tinggi yang
membawa data, suara, dan video (Sawyer dalam Kadir, 2003:2). Teknologi
teknologi komunikasi atau dapat dikatakan teknologi informasi adalah gabungan
antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Teknologi informasi yang dapat mendukung sebuah sistem informasi
melibatkan komputer sebagai salah satu perangkat pentinnya.Menurut Harry
Waluya (1997:9), konfigurasi komputer dikelompokkan menjadi empat
komponen, yaitu:
A. Hardware atau perangkat keras adalah komponen fisik dalam rangkaian komputer,yang terdiri dari:
1.Central Processing Unit (CPU), CPU terdiri dari:
a. Control Unit (CU) yang berfungsi untuk menerima dan menganalisis instruksi pengolahan data.
b. Aritmathic and Logical Unit (ALU) yaitu berfungsi untuk menjalankan proses aritmathic operation dan logical operation.
c. Storange Unit (SU) yang berfungsi sebagai tempat menyimpan data dan program instruksi selama komputer bekerja.
2.Output Device/Peralatan Output yaitu peralatan untuk mengeluarkan data, contohnya monitor dan printer.
3.Input Device/Peralatan Input yaitu peralatan untuk memasukkan data seperti keyboard, disket, dan harddisk, tape dan lain sebagainya.
4.Memory and Storage
a. Memory and Storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan data, program dan sistem software.
b. Main Storange berhubungan langsung dengan kapasitas CPU.
c. Auxiliary Storange tidak berhubungan langsung dengan CPU misalnya disket.
B. Software atau perangkat lunak yaitu sistem prosedur dalam bentuk program yang dibuat oleh software-house untuk memperlancar jalannya komputer, terdiri dari sistem program dan user program.
1.System Program yaitu program yang dibuat oleh perusahaan komputer, terdiri dari operating system dan paket program.
a. Operating System yaitu program yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan sistem komputer dalam pengolahan data.
b. Paket program antara lain paket word-star atau world-perfect, lotus 123 yaitu paket program yang dibuat untuk memecahkan masalah tertentu.
C. Brainware adalah faktor manusia yang memiliki latar belakang pendidikan teknis komputer yang dapat dibedakan menurut keahliaannya, system analyst, programmer dan operator.
D. Programming yaitu kumpulan instruksi yang tersusun secara berurutan menurut logic program dan tertulis dalam bahasa serta rumus-rumus yang dimengerti oleh komputer.Beberapa contoh high-level languange antara lain: Cobol, Common Business Oriented Languange.
Basic, Bigginer All Purposes Symbolic Instruction Code. Fortran, Formula Translator.
2.2.1.Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi
Hani Handoko (2002:7) dalam bukunya menuliskan bahwa defenisi
efisiensi adalah “kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar
dan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Efektivitas
berbeda dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandung pengertian
perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung
dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sejak awal dapat dicapai, tetapi bila akibat-akibat yang timbul dari
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai efektivitas itu nilainya lebih penting dari
tujuan yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpastian, meskipun dapat
dikatakan efektif, tetapi tidak bias dikatakan efisien.tetapi jika nilai dari akibat
tersebut tidak begitu penting, maka kegiatan tersebut dapat dikatakan efisien.
Efektivitas dan efisiensi sebuah sistem berhubungan erat dengan kualitas
sistem tersebut. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan
software dalam sistem informasi. Fokusnya adalah performa dari sistem, yang
kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan
bagi pengguna.
Beberapa peneliti telah menggunakan beberapa pengukuran untuk
mengukur kualitas sebuah sistem.Menurut Hamilton dan Chervany (dalam
Jogiyanto, 2007:13) menggunakan pengukuran-pengukuran sebagi berikut untuk
mnegukur kualitas sistem informasi:
1. Kekinian data diusulkan (proposed data currency),
2. Kecepatan akses (response time),
3. Kecepatan waktu pergantian (turnaroud time),
4. Akurasi data (data accuracy),
5. Keandalan (reliability),
6. Kelengkapan (completeness),
7. Keluwesan sistem (system flexibility), 8. Kemudahan untuk digunakan (ease of use),
Pengukuran yang lebih rinci dikemukakan oleh Wilkinson (dalam Umar,
1997:49) untuk menilai apakah sistem yang ada atau sistem yang akan dibuat
sedah efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
1. Relevan (sesuai kebutuhan)
Relevan dalam kaitannya dengan sistem yang ada atau yang akan dibuat
adalah bahwa sistem tersebut harus sesuai dengan kebutuhan baik itu
kebutuhan instansi maupun pihak lain yang akan menggunakan informasi
2. Kapasitas (dari sistem)
Kapasitas dari sistem yang ada atau yang akan dibuat harus sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan organisasi, tidak kurang atau berlebih sehingga bias
mendukung kelancaran operasional dalam mengolah data menjadi informasi
yang bermanfaat.
3. Efisiensi (dari sistem)
Efisiensi berarti meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan informasi juga untuk pemeliharaan database.
4. Ketepatan waktu (dalam menghasilkan informasi)
Desain dari sistem informasi yang ada atau yang akan dibuat harus bias
mengahasilkan informasi yang dibutuhkan dengan tepat waktu. Keterlambatan
dalam menghasilkan informasi akan mengurangi nilai dan kegunaan dari
informasi tersebut. Sebaliknya jika informasi bisa diterbitkan tepat waktu,
maka dapat mempermudah kegiatan operasional.
5. Aksesibilitas (kemudahan akses)
Aksesibilitas berkaitan dengan ketepatan waktu (timeliness). Aksesibilitas
di sini berarti bahwa informasi yang tersedia harus senantiasa baru (up to date)
dan selalu siap sedia jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
6. Fleksibilitas (keluwesan sistem)
Sebuah sistem yang fleksibel dapat memenuhi berbagai kebutuhan
informasi secara luas. Cara yang efektif untuk mencapai fleksibilitas sistem
7. Akurat (ketepatan nilai dari informasi)
Informasi yang akurat adalah informasi yang tepat, dapat dipercaya dan
bebas dari kesalahan sehingga akan lebih berguna bagi organisasi. Sistem
yang ada atau yang akan dibuat harus dapat menghasilkan informasi yang
akurat.
8. Reliabilitas (keandalan dari sistem)
Sebuah laporan seharusnya memiliki standard akurasi yang tinggi,
kendalan sebuah sistem seperti ketahanan dari kerusakan. Hanya sistem yang
andal yang dapat menghasilkan laporam dengan standard akurasi yang tinggi.
9. Keamanan (dari sistem)
Sebuah sistem yang ada atau yang akan dibuat harus bebas dari kehilangan
dan akses oleh pihak yang tidak memiliki wewenang untuk memasuki system
yang ada.
10.Ekonomis (nilai ekonomis dari sistem)
Sistem yang ada harus bias menghasilkan informasi secara ekonomis agar
biaya dapat ditekan dan pelayanan bias ditingkatkan. Nilai ekonomis dapat
dicapai engan mengupayakan catatan (record) yang tersedia agar tidak
membutuhkan waktu yang lama, menggunakan media penyimpanan dan
pemeliharaan data yang membutuhkan sedikit biaya, kemudian mengupayakan
pengadaan basis data dalam waktu singkat.
11.Simplisitas (kemudahan dari sistem)
Pengoperasian sistem yang ada atau yang akan dibuat harus mudah bagi
banyak waktu dan biaya sehingga dapat mendukung kelancaran dalam
menghasilkan informasi.
2.3.Pengertian Administrasi Kependudukan
Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan subsistem
dari sistem Administrasi Negara, yang mempunyai peranan penting dalam
pemerintahan dan pembangunan penyelenggaraan administrasi kependudukan.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 1, disebutkan bahwa :
Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Dengan demikian, administrasi kependudukan merupakan hal yang sangat
penting untuk dilaksanakan mulai dari satuan pemerintah terkecil seperti desa dan
kelurahan hingga pada skala nasional. Penegelolaan administrasi kependudukan
memiliki fungsi strategis sebagai dukungan informasi tetang kependudukan bagi
pembuatan kebijakan dalam rangka pelayanan publik serta kepentingan warga
untuk mengakses informasi hasil administrasi kependudukan tersebut.
2.4.Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Informasi kependudukan memiliki peranan strategis dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan karena data administrasi
penduduk merupakan aset bangsa atau pemerintah daerah sebagai dasar/landasan
perencanaan kegiatan pembangunan. sehingga pengelolaannya perlu ditata dengan
dan pembangunan. Untuk mendukung terciptanya pengelolaan administrasi
kependudukan yang baik, maka instansi pemerintah membutuhkan suatu sistem
informasi yang mendukung kebutuhan dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas
kerja maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan
jawaban atas itu. Pemerintah melalui Keppres Nomor 88 Tahun 2004 Pasal 3 telah
menerapkan sistem ini sebagai pengelolaan informasi kependudukan.Menurut
Keppres tersebut pada pasal 1 ayat 3 dikemukakan bahwa :
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah sistem informasi nasional yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di setiap tingkatan wilayah administrasi pemerintahan.
Defenisi lain mengartikan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sebagai :
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah suatu sistem informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan dan juga membantu bagi petugas di jajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dalam menyelenggarakan layanan kependudukan
Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan
(NIK) yang merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas,
tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia,
yang berlaku selamanya. Dalam SIAK, database antara kecamatan,
kabupaten-kota, provinsi, dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) akan terhubung dan
terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki identitas ganda dengan adanya nomor
identitas kependudukan (NIK). Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secara
2.4.1.Tujuan Penyelenggaran SIAK
Adapun tujuan diselenggarakannya Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas pelayanan penduduk dan catatan sipil;
2. Penyediaan data untuk perencanaan pembangunan dan pemerintahan;dan
3. Penyelenggaraan pertukaran data secara tersistem dalam verifikasi data
individu dalam pelayanan publik.
Sedangkan secara teknis implementasi SIAK memiliki tujuan agar :
1. Database Kependudukan terpusat melalui pemberlakuan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) Nasional dalam rangka mewujudkan tertib
administrasi kependudukan.
2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain
(Statistik, Pajak, Imigrasi, dll).
3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran
Penduduk, Catatan Sipil, dll).
4. Standarisasi Nasional.
5. Melindungi hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan penerbitan
dokumen kependudukan (KK, KTP dan Akta-Akta Catatan Sipil) dengan
mencantumkan NIK Nasional.
2.4.2.Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan
Adapun penggunaan SIAK dalam administrasi kependudukan memiliki
1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil.
2. Penerbitan NIK Nasional.
3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu penduduk untuk pelayanan
publik lainnya.
4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait dalam
rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program Pemerintah.
2.4.3.Manfaat Penerepan SIAK Online
Penerapan SIAK online memilki beberapa manfaat antara lain :
1. Tercapainya tertib administratif kependudukan, karena dengan adanya
NIK maka permasalahan seperti KTP ganda tidak akan terjadi.
2. Tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam layanan publik (short time
response), sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolak-balik untuk
mengurus kepentingan mereka.
3. Terbangunnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan
datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat
diterapkan di semua provinsi di Indonesia secepatnya.
4. Tercapainya Good Corporate Governance dalam public services di Dinas
Kependudukan, dimana biasanya masyarakat selalu beranggapan membuat
KTP/KK itu susah karena harus bolak-balik dan ada biayanya yang mahal.
5. Untuk menyediakan data individu penduduk (mikro) dan data agregat
dengan membangun Bank Data kependudukan Nasional yang dapat
menyajikan berbagai profil kependudukan untuk kepentingan individu,
masyarakat, pemerintah dan kepentingan pembangunan lainnya.
6. Untuk pengolahan data statistik vital (vital statistics) baik yang
berhubungan dengan peristiwa penting (lahir, mati, kawin, cerai dan
lain-lain) maupun peristiwa kependududukan (perubahan alamat, pindah
datang dan perpanjangan KTP). Hasil penghitungan dan pengolahan data
statistik tersebut sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan,
strategi dan program bagi para penyelenggara dan pelaksana pembangunan
di bidang kualitas, kuantitas dan mobilitas penduduk, serta kepentingan
pembangunan lainnya
2.4.4.Sistem Koneksi SIAK
Berdasarkan sistem koneksinya SIAK dapat dikelompokkan menjadi:
1. Online : Komunikasi data antar komputer tersambung secara terus
menerus dalam kurun waktu 24 jam yang menggunakan teknologi leased
line.
2. Semi Online : Komunikasi data antar komputer tersambung sesuai
kebutuhan, misalnya seminggu sekali, atau sebulan sekali dengan
menggunakan telepon dan modem.
3. Offline : Komunikasi data antar komputer dilakukan secara manual
Sedangkan berdasarkan skema koneksi infrastruktur di Daerah dibedakan
menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Tipe A (Kabupaten/Kota dan Kecamatan online), pada tipe ini Tempat
Perekaman
Pendaftaran Penduduk (TPDK) yang berada di Kabupaten/Kota dan juga
Kecamatan memiliki koneksi online dengan pusat datacenter dI
[image:39.595.149.524.312.561.2]Jakarta.Koneksi jaringan yang dipakai antara simpul adalah VPN Dia Up.
Gambar 2. Skema Logikal Arsitektur Tipe A
2. Tipe B (Kabupaten/Kota online dan Kecamatan offline), pada tipe ini
Kabupaten/Kota online terhadap datacenter sedangkan kecamatan
offline.Untuk tetap menggunakan SIAK Kecamatan melakukan transaksi
dan disimpan dalam bentuk file di Kecamatan. Setelah itu, Kecamatan
mengirimkan media perekam data yang berisi file data hasil transaksi ke
dalam bentuk database yang terletak di Kabupaten/Kota. Dengan data ini,
Kabupaten/Kota akan meng upload/meng-up date data Kecamatan tersebut
secara online ke database yang berada di datacenter. Media penyimpanan
kemudian dapat dikembalikan ke Kacamatan. Frekuensi pengiriman media
penyimpanan antara kecamatan ke kabupaten/Kota disesuaikan dengan
[image:40.595.144.521.277.532.2]kebutuhan.
Gambar 3. Skema Logikal Arsitektur Tipe B
3. Tipe C (Kabupaten/Kota dan Kecamatan offline), untuk tipe ini Kecamatan
dan Kabupaten/Kota offline. Sedangkan propinsi online.Pada tipe ini
pengiriman media penyimpanan dari Kecamatan ke Kabupaten/Kota dan
sebaliknya maupun dari Kabupaten/Kota ke Propinsi dan sebaliknya
dilakukan secara manual. Transaksi yang dilakukan di Kecamatan akan
media penyimpanan (CD, hardisk, dan sebagainya) baru kemudian dikirim
ke kabupaten. Di kabupaten, file tersebut akan di-input ke dalam database
kabupaten. Setelah di-input ke dalam database lokal, hasil updating
tersebut kemudian di backup dalam bentuk script database dan disimpan
ke dalam media penyimpanan. Media penyimpanan tersebut selanjutnya
akan dikirim secara manual ke Propinsi. Setelah menerima media
penyimpanan, propinsi akan meng-upload data yang tersimpan dalam
media ke dalam database propinsi. Setelah tersimpan dalam database
propinsi, data di upload online ke datacenter (Jurnal Sistem Informasi
[image:41.595.151.517.384.637.2]MTI UI Vol.3 No.1 April 2007).
Gambar 4. Skema Logikal Arsitektur Tipe C
Selanjutnya sistem koneksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
3.Pelayanan
Menurut Cristopher (dalam Tjandra, 2005:3) pelayanan dapat diartikan
sebagai suatu sistem manajemen, diorganisir untuk menyediakan hubungan
pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan dan waktu barang
dan jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan/harapan pelanggan dalam jangka panjang. Sedangkan menurut
Sampara (dalam Lijan, 2006:5) pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara
fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Defenisi lebih rinci dikemukakan oleh Gronroos dalam Ratminto, 2005:2)
pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak
kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan
atau hal-hal lain yang disediakan oleh instansi pemberi pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
Dari beberapa pengertian mengenai pelayanan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan memberikan layanan
yang dilakukan oleh sebuah instansi dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pada instansi pemerintahandikenal konsep pelayanan publik.Pelayanan
publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang,
jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
yang menjadi penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas
pelayanan public baik Pemerintah Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang menyelenggarakan pelayanan publik. Sedangkan penerima layanan
adalah orang perseorangan atau kelompok orang dan badan hukum yang memiliki
hak dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik.
Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat mendapat pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Menurut
Tjandra (2005:12) ketulusan dan integritas bermuara pada hal-hal yang melekat
pada pelayanan prima, yaitu :
1. Keramahan, kesopanan, perhatian dengan orang yang menghubunginya.
2. Kredibilitas dalam melayani, berpedoman pada prinsip, ketulusan dan
kejujuran sesuai dengan harapan pelanggan dan sesuai dengan komitmen
pelanggan.
3. Akses, mudah dihubungi baik langsung atau tidak langsung.
4. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan
pelanggan dari segi waktu, biaya, dan kualitas.
Sementara itu berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63 Tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan
publik harus memenuhi prinsip-prinsip, yaitu :
1. Kesederhanaan, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara
mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipehami dan mudah
dilaksanakan.
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan umum
Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik.
Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayarannya.
3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi, produk pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tepat dan
sah.
5. Rasa Aman, proses dan produk pelayanan publik memeberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan atau persoaan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasaranan, tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informastika.
8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana dan prasaranan kerja
yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi telematika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan.Pemberi pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan
10.Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah,
dan lain-lain.
4.Kartu Tanda Penduduk
Kartu tanda penduduk atau disingkat KTP merupakan suatu keterangan
atau tanda bukti yang dimiliki oleh setiap individu di mana pun ia berada. KTP
merupakan suatu bukti identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu
tempat. Berdasarkan PP No.25 tahun 2008 yang berbunyi setiap penduduk yang
berusia 17 tahun atau yang menikah atau pernah menikah wajib memiliki Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
Pelayanan KTP merupakan salah satu jenis pelayanan publik yang oleh
pemerintah merupakan suatu proses pemberian pelayanan kepada publik tanpa
membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara cuma-cuma sehingga
kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya.
Adapun persyaratan pembuatan KTP baru, yaitu terdiri dari :
1. Surat pengantar dari RT/RW
2. Foto kopi Kartu Keluarga
3. Pas Foto terbaru berukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar
4. Foto kopi Akta Kelahiran
Sedangkan untuk memperpanjang KTP yang habis masa berlakunya harus
1. KTP yang sudah habis masa berlakunya
2. Foto kopi Kartu Keluarga
3. Pas Foto terbaru berukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar
4. Surat keterangan laporan kehilangan KTP dari kepolisian bagi yang
kehilangan KTP
5. Bukti pembayaran keterlambatan perpanjangan KTP bagi yang terlambat.
KTP berlaku untuk jangka waktu lima tahun, kecuali manula (berusia di
atas 60 tahun), KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP sesuai
dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan.KTP yang rusak, hilang
atau berubah data, seperti perubahan alamat, kewarganegaraan, nama dan
sebagainya harus diganti dengan KTP yang baru. Yang tidak wajib memiliki KTP
adalah anggota perwakilan Negara asing, organisasi-organisasi internasional,
corps. diplomatik beserta anggota keluarganya dan penduduk sementara.
Adapun prosedur pelayanannya, yaitu:
Tugas kewajiban penduduk untuk datang ke kantor kelurahan dengan membawa
persyaratan:
1. KTP lama
2. Foto kopi Kartu Keluarga dan aslinya
3. Surat pengantar dari RT/RW
4. Surat kuasa bagi penduduk yang tidak bisa mengambil sendiri dengan
diketahui RT/RW.
Tugas dan kewajiban pihak kecamatan, bila data penduduk sudah benar:
1. Menerima dan meneliti seluruh berkas persyaratan
2. Mengentry data penduduk melalui modul pendaftaran penduduk di tempat
perekaman data Kependudukan (TPDK) yang berada di kecamatan guna
melakukan perekaman data
3. Mengirim data penduduk ke tempat perekaman data kependudukan
(TPDK) di Disdukcapil via modem
4. Menerima kembali verifikasi data penduduk dari Disdukcapil dan
melakukan pencetakan KTP
5. Menyelesaikan proses administrasinya lebih lanjut
Namun apabila datanya salah, KTP yang mengalami perubahan data agar
dibuatkan Surat Mutasi Rubah.
Pelayanan KTP bertempat di setiap Kantor Camat yang ada dengan waktu
pelayanan 1 satu (perpenjangan) dan 14 hari (baru/mutasi/hilang) dengan tarif
gratis.Untuk pencetakkan KTP dengan sistem online ini, presedurnya hampir
sama dengan prosedur sebelumnya, yakni dari lingkunagn kelurahan yang
diteruskan hingga ke kecamatan. Hanya saja penandatanganan KTP baru ini tidak
lagi oleh camat, melainkan langsung oleh kepala dinas.
1.6.Defenisi Konsep
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama
pembatasan yang jelas dari variable yang akan diteliti. Adapaun defenisi konsep
dalam penelitian ini adalah:
1. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu, pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta
yang diarahkan agar tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian
ini pelaksana kebijakan tersebut adalah aparatur Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Medan.
2. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online adalah
sistem informasi atau aplikasi yang ditujukan untuk memfasilitasi
pelayanan bidang administrasi kependudukan seperti pencatatan sipil,
pendaftaran penduduk, dan pendayagunaan informasi kependudukan.
3. Palayanan Kartu Tanda Penduduk adalah salah satu jenis pelayanan publik
berupa tanda bukti identits pribadi seseorang di mana pun ia berada yang
oleh pemerintah merupakan suatu proses pemberian pelayanan kepada
publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara
cuma-cuma. Pelayanan KTP dapat berupa penerbitan KTP baru atau
perpanjangan masa berlaku KTP.
4. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan online dalam
pelayanan KTP adalah pelaksanaan sistem informasi atau aplikasi yang
ditujukan untuk memfasilitasi pelayanan kependudukan seperti
pendaftaran penduduk termasuk didalamnya pelayanan terhadap kartu
5. Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi merupakan tingkat pencapaian
tujuan dari sistem informasi dan kemampuan sistem untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan benar ditinjau dari perbandingan antara biaya dan
hasil.
1.7.Defenisi Operasional
Menurut Singarimbun (1995:46), defenisi operasional adalah unsur-unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variable, sehingga
dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang
mendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut.
Adapun implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
online dalam pelayanan KTP diukur dengan indikator:
1.Organisasi, dalam hal ini adalah organisasi di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Medan melalui indicator-indikator:
a. Kejelasan struktur organisasi Disdukcapil Kota Medan
b. Ketersediaan sumber daya manusia.
c. Kemampuan/keahlian yang dimiliki komponen pelaksana.
d. Sumber daya dan fasilitas yag dimiliki.
2.Interpretasi, adalah berkaitan dengan tingkat pemahaman aparat pelaksana
dalam proses implementasi SIAK , dengan indikator:
a. Kesesuaian pelaksanaan kebijakan dengan peraturan yang berlaku.
b. Kesesuaian pelaksanaan kebijakan dengan petunjuk pelaksanaan kebijakan
3.Penerapan, adalah pelaksanaan berdasarkan petunjuk pelaksana dan petunjuk
teknis kebijakan SIAK online telah sesuai dengan ketentuan, melalui indikator:
a. Kejelasan dari program kerja SIAK Online.
b. Kejelasan dari prosedur kerja SIAK Online.
Sedangkan Efektivitas dan Efisiensi SIAK Online diukur dengan
menggunakan indikator kualitas sistem. Indikator yang digunakan adalah 11
indikator yang digunakan oleh Wilkinson, yaitu :
1. Relevan (sesui kebutuhan)
2. Kapasitas (dari sistem)
3. Efisiensi (dari sistem)
4. Ketepatan waktu (dalam menghasilkan )
5. Aksesibilitas (kemudahan akses)
6. Fleksibilitas (keluwesan sistem)
7. Akurat (ketepatan nilai dari informasi)
8. Reliabilitas (keandalan dari sistem)
9. Keamanan (dari sistem)
10.Ekonomis (nilai ekonomis dari sistem)
1.8.Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka teori, defenidi konsep, defenisi operasional serta
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : METODE PENELITIAN
Pada bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini membahas gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian yang
mencakup , visi dan misi, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi.
BAB IV: PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi
seperti jawaban dari informan dan data tertulis.
BAB V : ANALISIS DATA
Pada bab ini memuat pembahasan dan interpretasi dari data-data yang disajikan
pada bab sebelumnya.
BAB VI : PENUTUP
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A.Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang mempunyai tujuan untuk membuat penjelasan, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
fenomena yang diselidiki. Analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh
berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data, dan
informasi. Jadi teknik analisis data dilakukan dengan penyajian data yang terdapat
melalui keterangan yang diperoleh dari responden, selanjutnya diinterpretasikan
sesuai dengan tujuan peneliti yang telah dirumuskan.
B.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan Kota Medan yang
beralamat di Jalan Sultan Iskandar Muda No.270 Medan.
C.Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari
hasil penelitiannnya. Oleh karena itu, pada penelitian ini tidak dikenal adanya
populasi dan sampel.Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
yang akan memberikan berbagai informasi-informasi yang diperlukan selama
proses penelitian.
Informan penelitian ini meliputi dua macam, yaitu (1) informan kunci (key
informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok
yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang terlibat
langsung dalam interaksi sosial yang diteliti (Hendarso dalam Suyanto,
2005:171-172).
Berdasarkan urian di atas, maka peneliti menentukan informan dengan
menggunakan teknik purposive yaitu menentukan informan tidak didasarkan atas
strata, pedoman atau wilayah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap
berhubungan dengan permasalahan penelitian, maka dalam hal ini yang menjadi
informan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Informan Kunci yaitu Kepala Dinas (Kadis) Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Medan.
2. Informan Utama, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Penyusunan Program
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
3. Informan Tambahan, yaitu mereka yang mengerti dan paham mengenai
masalah yang diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi informan
tambahan adalah 5 (lima