• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Pewarna Alami dan Buatan Pada Makanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Pewarna Alami dan Buatan Pada Makanan"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU PEWARNA ALAMI DAN BUATAN PADA MAKANAN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh :

Rahmat Hidayat 51910133

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Rahmat Hidayat

Agama : Islam

Alamat Sementara : Jln. Tubagus Ismail Dalam, Kubang Sari I no 34 Bandung

Alamat Asli : Jln. Kayu Gadih no 107 Kab. Agam Sumatera Barat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi, 9 September 1991 Pendidikan Formal : TK Arraudah Bukittinggi 1997 – 1998

SDN 04 Bukittinggi 1998 – 2004 MTsN 2 Bukittinggi 2004 – 2007 SMA 2 Bukittinggi 2007 – 2010 UNIKOM Bandung 2010 - 2014 No. Handphone : 085375729555

(5)
(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

GLOSARIUM ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II PEWARNA ALAMI DAN BUATAN 2.1 Warna ... 5

2.2 Pigmen Warna ... 6

2.3 Pewarna ... 7

2.4 Penggolongan Pewarna ... 7

2.5 Ciri-ciri Bahan Pewarna ... 16

2.6 Makanan dan Kesehatan ... 16

2.7 Batas Penggunaan Bahan Pewarna ... 18

2.8 Buku ... 23

BAB III STRATEGI PERANCANGAN 3.1 Target Audiens ... 19

3.2 Strategi Perancangan ... 19

(7)

3.2.2 Strategi Kreatif ... 20

3.2.3 Strategi Media ... 21

3.2.4 Strategi Distribusi ... 22

3.2 Konsep Visual ... 22

3.2.1 Format Desain ... 22

3.2.2 Tata Letak ... 22

3.2.3 Tipografi ... 23

3.2.4 Warna ... 23

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Media Utama ... 23

4.2 Media Pendukung ... 24

4.2.1 Poster ... 24

4.2.2 X Banner ... 25

4.2.3 Pembatas Buku ... 26 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arisman, MB, M.Kes.2009.Keracunan Makanan.

Astawan, Made dan Andreas Leomitro Kasih.2008.Khasiat Warna-Warni Makanan.Jakarta.Gramedia

Darmaprawira W.A., Sulasmi.2002.Warna.Bandung.ITB

Hidayat, Nur dan .2006.Membuat Pewarna Alami.Jakarta.Trubus Agrisarana

Irianto, Sugeng Yuli.2008. Ilmu pengetahuan alam SMP dan MTS kelas lllV.Jakarta.Gramedia

Khotimah,Khusnul.2013.The Miracle of Colors.Yogyakarta.Andi Sari, Reni Wulan, M.Kes dkk.2008.Dangerous Junk Food.Yogyakarta Sarasvati.2008.Rainbow Diet.Jakarta.Gramedia

Sihombing, Danton.2001.Tipografi Dalam Desain Grafis.Jakarta.Gramedia Pustaka Utama

Rustan, Surianto.2009.Layout Dasar & Penerapannya.Jakarta.Gramedia Winarno.2002.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta.Gramedia

Karya Ilmiah dan Tesis

Institut Pertanian Bogor.2010.Bahan Tambahan Pangan.

Kartikasari, Nurcahyanti.2012.Peran Dinas Kesehatan Dalam Pelaksanaan Pengawasan Terhadap Peredaran Makanan Yang Mengandung Pewarna Tekstil Rhodamin B Untuk Pemenuhan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen.Universitas Brawijaya.Malang Susanti, Chara.Tahun tidak dilampirkan.Colour Theory.Universitas

Multimedia Nusantara.Tanggerang

Sumarlin, L. O. (2010). Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan YangBeredar.Jurnal

(9)

Laporan Tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Tahun 2011.Jakarta:2013

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722 tentang Bahan Tambahan Makanan,Jakarta:1988

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 37 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna .Jakarta:2013

Sumber Internet

Hamdani,S.2011.Bahan Pewarna Makanan.

http://catatankimia.com/catatan/bahan-pewarna-makanan.html (diakses 22 Desember 2013)

Kaitlin.2012. Sejarah Kue Pelangi dan Resepnya,

http://dhekkazone.blogspot.com/2012/10/sejarah-kue-pelangi-dan-resepnya.html ,(diakses 20 Desember 2013)

Meilanni, Hanny.2012.Rainbow Cake dengan Pewarna Alami.

http://hannymeilanni.blogspot.com/2012/10/rainbow-cake-dengan-pewarna-alami.html ,(diakses 19 Desember 2013)

Seran,Emel.2011.Pewarna Makanan.

http://wanibesak.wordpress.com/tag/penggolongan-pewarna-makanan-dye-and-lake/

Thesis Binus.2010.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya. Sehingga, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ilmiah mengenai pewarna alami dan buatan. Adapun penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pengerjaan proses penyusunan laporan, terutama kepada dosen pembimbing Drs. Hary Lubis yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir, serta kedua orang tua atas jasa-jasanya dan doa yang selalu diberikan kepada penulis.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai bahan pewarna pada makanan.. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, diharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bandung, Agustus 2014

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari . Untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita memerlukan makanan yang memiliki gizi dan kualitas bahan makanan yang baik. Makanan yang berkualitas akan memberikan dampak baik bagi kesehatan tubuh demikian sebaliknya makanan yang mengandung zat berbahaya akan membahayakan bagi kesehatan tubuh.

Dengan perkembangan zaman saat ini dan pengaruh ilmu pengetahuan di bidang pangan, makanan ditambahkan dengan bahan kimia. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan kota Bandung, bahan tambahan pangan ditambahkan pada makanan bertujuan untuk mengawetkan pangan, membentuk pangan, memberikan warna, meningkatkan kualitas pangan, menghemat biaya, memperbaiki tekstur, meningkatkan cita rasa dan meningkatkan stabilitas. Peraturan Menteri Kesehatan memberikan batasan penggunaan pada setiap bahan tambahan pangan pada makanan. Seperti pada bahan tambahan pangan berupa pewarna. Penggunaan zat pewarna untuk makanan (baik yang diizinkan maupun yang dilarang) diatur dalam surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 235/MenKes/Per/VI/79 dan direvisi melalui surat keputusanMenteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/VI/88 mengenai bahan tambahan pada makanan. Untuk penggunaan bahan tambahan pangan berupa pewarna pemerintah menetapkan batasan penggunaan sebesar 30 – 300 mg/kg bahan makanan.

(12)

buatan yang berbahaya yaitu rhodamin B dan metanil yellow. Penggunaan bahan pewarna berbahaya ini tentu akan memberikan dampak yang buruk terhadap konsumen berupa gangguang kesehatan. Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa penggunaan bahan pewarna berbahaya dapat mengakibatkan keracunan, iritasi saluran pencernaan, kerusakan jaringan, gangguan fungsi hati hingga kanker hati. Reni Wulan Sari, M.Kes dalam bukunya Dangerous Junk Food (2008), menuliskan bahwa pewarna buatan masih diminati oleh para produsen makanan karena harga yang jauh lebih murah dibandingkan pewarna alami dan memiliki stabilitas yang lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun telah melalui proses pengolahan dan pemanasan.

Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah menggunakan bahan pewarna makanan tradisional yang berasal dari bahan alami seperti kunyit untuk warna kuning dan dan suji untuk warna hijau. Dikarenakan tidak mengandung bahan kimia, pewarna alami lebih bagi kesehatan dibandingkan pewarna buatan. Pewarna alami juga memiliki kandungan gizi dikarenakan terbuat dari bahan yang alami. Tetapi pewarna alami juga memiliki kekurangan. Reni Wulan Sari, M.Kes juga menyebutkan bahwa pewarna alami tidak stabil dalam penyimpanan, kualitas warna dari pewarna alami akan berkurang dikarenakan suhu dan kondisi lingkungan lainnya. Warna yang dihasilkan pewarna alami tidak secerah warna yang dihasilkan pewarna buatan dan juga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pengolahannya. Menurut Naftalia Kusumawardhani, M.Si,Psi, tidak ada warna khusus yang disukai oleh anak, anak cenderung menyukai warna cerah dan memiliki ketakutan terhadap sesuatu yang gelap .Oleh karena warna cerah yang dihasilkan pewarna buatan dalam produk makanan seperti jajanan anak sekolah lebih disukai konsumen khususnya anak-anak.

(13)

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas identifikasi masalah yang dapat dijelaskan dari perancangan ini adalah :

1. Pewarna buatan masih digunakan sebagai bahan pewarna makanan melebihi batas yang telah ditentukan pemerintah sebesar 30 – 300 mg/kg bahan makanan.

2. Masih adanya penggunaan bahan pewarna yang telah dilarang pada makanan yaitu rhodamin B dan metanil yellow.

3. Penggunaan bahan pewarna buatan yang berlebihan dan pewarna yang dilarang dalam bahan makanan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. 4. Warna yang dihasilkan pewarna buatan lebih cerah daripada warna yang

dihasilkan pewarna alami

5. Warna cerah yang dihasilkan pewarna buatan lebih menarik minat konsumen khususnya anak-anak.

6. Pewarna alami kurang efektif dan efisien.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Penggunaan bahan pewarna buatan yang berlebihan karena didorong oleh tujuan promosi penjualan makanan sehingga terjadinya penggunaan pewarna buatan yang melebihi batas maksimum yang telah ditentukan

2. Berhubung dengan penggunaan bahan pewarna buatan yang berlebihan pada makanan dapat mengganggu kesehatan tubuh manusia maka regulasi penggunaannya harus dilaksanakan secara ketat dan masyarakat konsumen perlu diberi pemahaman yang memadai.

1.4 Batasan Masalah

(14)

1.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya yang mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan akan pentingya mengkonsumsi makanan sehat.

(15)

BAB II

PEWARNA ALAMI DAN BUATAN 2.1 Warna

Warna menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kesan yg diperoleh mata dari cahaya yg dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya.

Brewster (1831) membagi warna menjadi 4 kelompok warna, yang disebut sebagai teori Brewster yaitu :

1. Warna primer

Yaitu warna dasar yang tidak bisa diperoleh dari campuran warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna-warna primer adalah merah, biru, dan kuning.

Gambar 2.1 warna primer Sumber : Dokumen pribadi

2. Warna sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer.Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.

(16)

3. Warna tersier

Warna yang berasal dari campuran warna primer dengan warna sekunder.Misalnya warna jingga kekuningan merupakan campuran dari warna kuning dengan jingga.

Gambar 2.3 warna tersier

Sumber : Dokumen pribadi

4. Warna netral

Jika ketiga warna dasar dicampur, maka akan diperoleh warna netral. Warna ini biasanya digunakan sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

Gambar 2.4 warna netral Sumber : Dokumen pribadi

2.2 Pigmen Warna

(17)

bubuk setelah diberi pelarut siap digunakan untuk keperluan tertentu sehingga berbentuk pasta atau cairan. Pengolahan pigmen memerlukan prosedur yang tepat dan bahan yang baik agar memberikan hasil yang terbaik. Kualitas pigmen yang baik akan membantu meningkatkan serta memperbaiki mutu studi tentang warna dalam penggunaannya. Pigmen bekerja dengan cara menyerap cahaya dari panjang gelombang tertentu dan memantulkan cahaya panjang gelombang lainnya ke mata, yaitu yang warnanya sama dengan warna pigmen dari permukaan objek tersebut. Jadi, bila suatu permukaan diberi warna pigmen merah, maka warna yang terpantul ke mata kita adalah warna merah, karena warna berkas sinar lainnya diserap oleh benda itu .

[image:17.612.260.376.419.535.2]

Penggolongan jenis pigmen berdasarkan bahan pembuat pigmen. Pigmen yang terbuat dari bahan alami seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan, tanah, serangga dan kerang disebut pigmen alami atau pigmen organik. Sedangkan pigmen yang terbuat dari bahan yang berasal dari bahan mentah atau bahan tambang yang diproses secara kimiawi disebut pigmen buatan.

Gambar 2.5 Cara kerja pigmen

Sumber : http://artchu.blogspot.com/2011/05/blog-post.html

( diakses 18 Desember 2013 )

2.3 Pewarna

Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 722/MEN KES/PER/IX/88 tentang

bahan tambahan makanan, “Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat

(18)

1992).Penggunaan pewarna bertujuan untuk memperkuat warna asli dan memberikan

tampilan makanan lebih menarik”.

FDA (Food and Drug Administration) mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari tanaman, hewan atau sumber lain yang diekstrak, ditambahkan atau digunakan ke bahan makanan, obat atau kosmetik bisa menjadi bagian dari warna bahan tersebut.

2.4 Penggolongan Zat Pewarna

Badan Pengawas Obat dan Makanan membagi pewarna menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Pewarna Alami

Pewarna alami merupakan zat pewarna alami yang diperoleh dari tumbuhan, hewan atau sumber-sumber mineral (Winarno, 1997). Karena berasal dari bahan alami, pewarna alami juga mengandung nilai gizi.

Nur Hidayat dan Elfi Anis dalam bukunya Membuat Pewarna Alami (2006) menjelaskan bahwa, yang termasuk pewarna alami yang berasal dari tanaman adalah :

a. Karotenoid

(19)
[image:19.612.235.398.103.223.2]

Gambar 2.6 Tomat mengandung karotenoid

Sumber http://toriavey.com/how-to/2012/06/how-to-seed-tomatoes/

( diakses 25 Agustus 2014 )

b. Biksin

Biksin merupakan bahan pewarna yang diperoleh dari biji pohon Bixa Orellana yang biasa terdapat didaerah tropis. Bahan pewarna ini larut dalam lemak. Warna yang dihasilkan oleh pewarna ini adalah warna kuning. Zat pewarna ini sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad.

Gambar 2.7 Biji pohon bixa

Sumber http://theposhlatincook.com/

[image:19.612.226.413.449.549.2]
(20)

c. Karamel

Karamel tidak memiliki bentuk, berwarna coklat gelap dan dapat diperoleh dari pemanasan yang terkontrol terhadap molase, hidrolisat pati, dekstrosa, gula invert, laktosa, sirup malt dan sukrosa.

d. Klorofil

[image:20.612.226.412.408.538.2]

Zat klorofil menghasilkan warna hijau yang dapat diperoleh dari daun. Klorofil banyak digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang bagus, juga memiliki harum yang khas.

Gambar 2.8 Daun pandan mengandung klorofil

Sumber http://theposhlatincook.com/

( diakses 25 Agustus 2014 )

e. Cochineal, Karmin dan Asam Karminat

(21)

dengan cara mengekstrasi asam karminat. Karmin digunakan untuk melapisi bahan berprotein dan memberikan lapisan warna merah pada jambu.

2. Pewarna Buatan

Menurut Winarno (1997) pewarna buatan adalah zat warna buatan yang diperoleh melalui proses kimia buatan yang mengandalkan bahan kimia. Zat pewarna buatan harus melalui prosedur pengujian sebelum digunakan untuk zat pewarna makanan yang disebut proses sertifikasi. SK Menteri Kesehatan RI Nomor

722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan membagi bahan pewarna buatan menjadi 2 yaitu zat pewarna yang diizinkan dan yang dilarang untuk bahan pangan.

1. Pewarna buatan yang diizinkan

(22)
(23)
(24)
[image:24.612.164.481.168.488.2]

Tabel 1 Batas Penggunaan Bahan Pewarna Buatan yang Diizinkan Pemerintah Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88

2. Pewarna buatan yang dilarang

Adapun bahan pewarna yang dilarang penggunaannya dalam bahan pangan karena mengandung zat kimia berbahaya bagi tubuh manusia apabila termakan. Zat pewarna ini biasa digunakan sebagai bahan pewarna tekstil. Dalam Permenkes 239/85, pemerintah melarang penggunaan jenis pewarna berikut :

(25)

3. Butter Yellow 4. Black 7984 5. Burn Umber 6. Chrysoidine 7. Chrysoine S 8. Citrus Red

9. Chocolate Brown FB 10. Fast Red

11. Fast Yellow AB 12. Guinea Green B 13. Indanthhrene Blue RS 14. Magenta

(26)

Gambar 2.9 Rhodamin B

Sumber : http://solarbio.en.alibaba.com/product/281472161-209603517/Rhodamine_B.html ( Diakses 20 Juni 2014 )

Pewarna buatan juga dibagi menjadi 2 golongan berdasarkantingkat kelarutannya terhadap bahan pelarut, yaitu dye dan lakes. Zat pewarna yang termasuk golongan dye telah melalui prosedur sertifikasi dan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA). Sedangkan zat pewarna lake yang hanya terdiri dari 1 warna dasar, tidak merupakan warna campuran, juga harus mendapat sertifikat.

a. Dye

Dye merupakan zat pewarna yang bersifat larut dalam air dan larutannya dapat mewarnai. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah gliserin, alkohol dan propilenglikol. Dye terdapat dalam bentuk bubuk, butiran, pasta maupun cairan yang penggunaannya tergantung dari kondisi bahan, kondisi proses dan zat pewarnanya sendiri ( Sumarlin, 2010 ).

FD (Food Drag) dan C (Cosmetic Act) Dye terbagi atas 4 kelompok, yaitu:

1. Azo dye, terdiri dari : a. FD & C Red (Amaranth)

[image:26.612.257.378.88.223.2]
(27)

b. FD & C Yellow (Tertrazine)

Merupakan tepung berwarna kuning jingga yang mudah larut dalam air, dengan larutannya berwarna kuning keemasan. Penggunaan Tetrazine dapat menyebabkan reaksi alergi, khususnya terhadap individu yang sensitive terhadap asam asetilsiklik dan asam benzoat. Selain itu juga dapat menyebabkan hiperaktif pada anak (Sumarlin, 2010)

c. FD & c yellow

Sunset yellow termasuk golongan manazo, berupa tepung berwarna jingga sangat mudah larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuning kuningan. Sedikit larut dalam alkohol dan mudah larut dalam gliserol dan glikol (Jana, 2007)

d. FD& Red ( Panceau sx )

Panceau sx berupa tepung merah, mudah larut dalam air , dan memberikan larutan berwarna merah jingga. Larutan dalam gliserol dan glikol, mudah larut dalam alkohol 95% (Jana, 2007)

2. Triphenylmethane dye, terdiri dari : a. FD& Blue ( briliant blue )

Zat pewarna ini termasuk triphenylmethane dye, merupakan tepung berwarna ungu perunggu.bila dilarutkan dalam air menghasilkan warna hijau kebiruan, larut dalam glikol dan gliserol, agak larut dalam alkohol 95% (Jana, 2007)

b. FD & green ( fast green )

(28)

c. FD& Violet ( benzyl violet )

Zat warna ini berbentuk tepung berwarna ungu, larut dalam air, gliserol, glikol, dan alkohol 95 %.menghasilkan warna ungu cerah. tidak larut dalam minyak dan eter. Zat pewarna ini mudah luntur oleh cahaya (Jana, 2007)

3. Fluorescein, terdiri dari :

a. FD & C red No.3 ( Erythrosine )

Zat pewarna ini termasuk golongan fluorescein.berupa tepung coklat, larutannya dalam alcohol 95% menghasilkan warna merah yang berfluoresensi, sedangkan larutannya dalam air berwarna merah cherry tanpa fluoresensi. Laruta dalam gliserol dan glikol, bersifat kurang tahan terhadap cahaya (Jana, 2007)

4. Sulfonated indigo , terdiri dari :

a. FD& Blue no. 2 ( indigotin indigo carmine )

Indigotine merupakan tepung berwarna biru, coklat, kemerah – merahan, mudah larut dalam air dan larutannya berwarna biru. Larut dalam gliserol dan glikol, sedikit larut dalam alkohol 95%. Zat warna ini sangat tidak tahan terhadap cahaya, karena itu warnanya cepat menghilang (Jana, 2007)

b. Lakes

(29)

dengan cara mendispersikan zat warna tersebut dengan serbuk makanan sehingga pewarnaan akan terrjadi (Winarno, 1997).

2.5 Ciri-ciri Bahan Pewarna

Berikut ciri-ciri bahan pewarna alami dan buatan menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan ( Dinas Kesehatan Kota Bandung ) :

a. Pewarna Alami

1. Warna yang dihasilkan pewarna alami kurang bagus karena terlihat pucat

2. Membutuhkan bahan pewarna lebih banyak 3. Keseragaman warna kurang baik

4. Kurang menyatu dengan bahan makanan

Gambar 2.10 Makanan yang menggunakan pewarna alami terlihat pucat dan kurang cerah

Sumber http://hannymeilanni.blogspot.com/2012/10/rainbow-cake-dengan-pewarna-alami.html

b. Pewarna Buatan

1. Warna yang dihasilkan cerah 2. Ada sedikit rasa pahit

3. Beberapa pewarna menimbulkan rasa gatal ditenggorokan setelah mengkonsumsinya

4. Baunya tidak alami

5. Apabila dikonsumsi pewarna menempel pada kulit

Gambar 2.11 Makanan yang menggunakan bahan pewarna buatan menghasilkan warna yang cerah

[image:29.612.183.518.450.666.2]
(30)

Berikut kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pewarna :

Pewarna Alami Pewarna Buatan

Kelebihan Aman dikonsumsi

Mempunyai nilai gizi sehingga menambah nilai gizi produk yang menggunakan pewarna alami

Warna yang dihasilkan cerah

Hanya membutuhkan sedikit bahan pewarna

Memiliki warna yang lebih beraneka ragam

Cepat meresap dan menyatu dengan bahan makanan

Keseragaman warna lebih baik

Kekurangan Ketersedian bahan yang terbatas

Warnanya kurang menyatu dengan bahan makanan

Membutuhkan waktu dalam pengolahannya

Keanekaragaman warnanya terbatas

Untuk mendapatkan warna yang bagus, terkadan membutuhkan jumlah bahan yang lebih banyak

Mengkonsumsi bahan pewarna dalam jumlah yang banyak, dapat mengganggu kesehatan

Jika terkontaminasi logam berat dapat membahayakan kesehatan

Tabel Perbandingan kelebihan dan kekurangan pewarna Sumber : Dinas kesehatan kota Bandung

2.6 Makanan dan Kesehatan

[image:30.612.161.537.122.596.2]
(31)

diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan adanya teknologi (Moertjipto 1993). Irianto et al. (2004) mengatahkan bahwa yang dimaksud dengan makanan dalam ilmu kesehatan adalah setiap substrat yang dapat dipergunakan untuk proses di dalam tubuh, terutama untuk membangun dan memperoleh tenaga bagi kesehatan sel.

Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk :

a. Memelihara proses dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama bagi mereka yang masih dalam proses pertumbuhan

b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari (Kartasapoetra et al. 2008).

(32)

menimbulkan efek yang berbeda-beda, tergantung jenis dan jumlah zat kimia yang masuk ke dalam tubuh.

Menurut Adam et al. (2004) umumnya penyakit yang ditimbulkan oleh pangan berkaitan dengan gangguan pencernaan (gastroenteritis) dengan gejala sakit perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan muntah-muntah. Tipus, kolera, dientri, dan basiler, merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh pangan yang terkontaminasi. Penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya dapat disebabkan konsumsi pangan sumber karbohidrat, lemak, gula, dan garam secara berlebihan. Efek samping penggunaan BTP berlebih untuk jangka pendek yaitu sakit perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan muntah-muntah sedangkan pada jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker, tumor, dan gangguan saraf, gangguan fungsi hati, iritasi lambung, dan perubahan fungsi sel (Saparinto 2006).

2.7 Batas Penggunaan Bahan Pewarna

(33)

rhodamin B, sedangkan untuk pengujian pewarna yang dilarang untuk pangan yaitu methanyl yellow yang dilakukan pada 4.418 sampel produk PJAS yang terdiri dari es (mambo, loli), minuman berwarna, sirup, jelly, agar-agar, mie, kudapan dan makanan ringan, diketahui 2 (0,05%) sampel mengandung methanyl yellow.

2.8 Buku

Buku merupakan beberapa helai kertas yang terjilid ( berisi tulisan untuk dibaca atau halaman-halaman kosong untuk ditulisi )(Purwadarminta 1985). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, buku yaitu lembar kertas berjilid, berisi tulisan atau kosong.

Adapun teori pendukung buku yaitu (Thesis Binus, 2008) : 1. Layout

Layout merupakan penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang. Tujuan utama layout adalah menampilakn elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

2. Grid System

Grid system digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Tujuan utama dari penggunaan grid system adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.

3. The Golden Section

(34)

4. The Symetrical Grid

Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Memberikan margin yang sama baik margi luar maupun margin dalam.

5. Tipografi

Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu; seperti mengatur tulisan, membagi-bagi ruang/spasi, dan menata/menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks ( Stanley, 1931).

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arisman, MB, M.Kes.2009.Keracunan Makanan.

Astawan, Made dan Andreas Leomitro Kasih.2008.Khasiat Warna-Warni Makanan.Jakarta.Gramedia

Darmaprawira W.A., Sulasmi.2002.Warna.Bandung.ITB

Hidayat, Nur dan .2006.Membuat Pewarna Alami.Jakarta.Trubus Agrisarana

Irianto, Sugeng Yuli.2008. Ilmu pengetahuan alam SMP dan MTS kelas lllV.Jakarta.Gramedia

Khotimah,Khusnul.2013.The Miracle of Colors.Yogyakarta.Andi Sari, Reni Wulan, M.Kes dkk.2008.Dangerous Junk Food.Yogyakarta Sarasvati.2008.Rainbow Diet.Jakarta.Gramedia

Sihombing, Danton.2001.Tipografi Dalam Desain Grafis.Jakarta.Gramedia Pustaka Utama

(35)

Karya Ilmiah dan Tesis

Institut Pertanian Bogor.2010.Bahan Tambahan Pangan.

Kartikasari, Nurcahyanti.2012.Peran Dinas Kesehatan Dalam Pelaksanaan Pengawasan Terhadap Peredaran Makanan Yang Mengandung Pewarna Tekstil Rhodamin B Untuk Pemenuhan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen.Universitas Brawijaya.Malang

Susanti, Chara.Tahun tidak dilampirkan.Colour Theory.Universitas Multimedia Nusantara.Tanggerang

Sumarlin, L. O. (2010). Identifikasi Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan YangBeredar.Jurnal

Peraturan Negara

Laporan Tahunan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Tahun 2011.Jakarta:2013

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722 tentang Bahan Tambahan Makanan,Jakarta:1988

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 37 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna .Jakarta:2013

Sumber Internet

Hamdani,S.2011.Bahan Pewarna Makanan.

http://catatankimia.com/catatan/bahan-pewarna-makanan.html (diakses 22 Desember 2013)

Kaitlin.2012. Sejarah Kue Pelangi dan Resepnya,

http://dhekkazone.blogspot.com/2012/10/sejarah-kue-pelangi-dan-resepnya.html ,(diakses 20 Desember 2013)

(36)

http://hannymeilanni.blogspot.com/2012/10/rainbow-cake-dengan-pewarna-alami.html ,(diakses 19 Desember 2013)

Seran,Emel.2011.Pewarna Makanan.

http://wanibesak.wordpress.com/tag/penggolongan-pewarna-makanan-dye-and-lake/

Thesis Binus.2010.

(37)

BAB III

STRATEGI PERANCANG DAN KONSEP VISUAL 3.1 Target Audiens

Dari segi demografis target audiensnya adalah laki-laki dan perempuan yang berumur 20-40 tahun. Menurut Hurlock (1996) dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan yang baru. Dewasa awal diharapkan memainkan peran sebagai suami istri, orang tua dan mencari nafkah, keinginan mengembangkan sikap dan nilai-nilai baru sesuai tugas baru.

Masa dewasa awal atau dini merupakan periode yang paling banyak menghadapi perubahan. Dalam masa dewasa ini gaya-gaya hidup paling baru menonjol di bidang perkawinan dan peran orang tua (Hurlock, 1996). Oleh karena itu perancang memilih usia 20 – 40 sebagai target utama. Dan yang akan menjadi target kedua adalah anak-anak melalui peran orang tua dalam penyampaian informasi.

a. Demografis

Gender : Laki-laki dan Perempuan Usia : 20 – 40 tahun (Dewasa Awal) Pendidikan : SMA – Strata 1

b. Geografis Indonesia

c. Psikografi

(38)

3.2 Strategi Perancangan

Untuk memberikan informasi tentang bahan pewarna makanan pada masyarakat umum, maka dibutuhkan suatu perancangan yang mampu menyampaikan suatu informasi atau pesan yang dapat mudah dimengerti oleh komunikan. Strategi perancangan yang akan dilakukan dari perancangan media informasi mengenai Pewarna Alami dan Buatan yaitu merancang atau membuat suatu media informasi berbasis buku bergambar yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang bahan pewarna pada makanan.

Informasi yang akan disampaikan berupa pengetahuan tentang bahan pewarna alami dan buatan dari sumber pewarna hingga kelebihan dan kekurangan bahan pewarna alami dan buatan. Perancangan media informasi ini dibuat kedalam dua media yaitu media utama dan media pendukung.

3.2.1 Pendekatan Komunikasi

Menurut Raymond Ross (1983), komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu komunikan membangkitkan respons atau makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Untuk itu dibutuhkan gabungan antara pendekatan visual dan verbal agar informasi yang disampaikan mudah dipahami oleh komunikan.

3.2.1.1 Pendekatan Visual

(39)

3.2.1.2 Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal dalam perancangan ini menggunakan bahasa Indonesia karena target audiennya merupakan masyarakat Indonesia. Pesan disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti tanpa menggunakan pengumpamaan. Menggunakan bahasa yang bersifat informatif dan dengan menyampaikan secara tegas dan langsung informasi yang disampaikan sehingga audiens tidak dibuat bingung

3.2.2 Strategi Kreatif

Dibutuhkan strategi kreatif untuk menyampaikan masalah tentang bahan pewarna secara mendetail. Fungsinya yaitu untuk memudahkan penyampaian informasi atau pengetahuan kepada target audiens sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu dalam media informasi ini informasi disampaikan secara langsung dan dilengkapi dengan gambar.

3.2.3 Strategi Media

(40)

A. Media Utama Buku

Dalam perancangan ini digunakan buku sebagai media komunikasi. Buku merupakan salah satu media informasi yang telah lama digunakan dan mempunyai peran dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Buku dianggap efektif dan efisien dalam penyampaian informasi kepada audiens

B. Media Pendukung X banner

X Banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk memanjang dan dipasang secara berdiri dengan menggunakan penyangga. Dalam media informasi ini x-banner berfungsi untuk mempromosikan buku. X banner akan ditempatkan di depan pintu toko buku untuk memperkenalkan buku kepada konsumen Poster

Poster dalam perancangan ini ditujukan untuk mempromosikan buku yang telah diterbitkan. Poster akan ditempatkan pada toko-toko buku yang telah ternama.

Flyer

Flyer akan dibagikan di depan pintu masuk mall, kantor dan

toko buku. Flyer digunakan untuk memberi tahu atau menginformasikan pada konsumen tentang buku Pewarna Alami dan Buatan pada Makanan dan tanggal peluncuran bukunya

Flag Cain

Media Flag Chain ini akan digunakan atau digantungkan di depan pintu masuk toko buku besar seperti Gramedia,

(41)

Pembatas buku berguna sebagai penanda dimana halaman buku yang belum selesai dibaca. Pembatas buku media pendukung yang berguna sebagai suvenir.

3.2.4 Strategi Distribusi

Distribusi merupakan saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri (Warren J. Keegan, 2003). Oleh karena itu toko buku yang telah ternama dipilih dalam pendistribusian buku. Karena melalui media distribusi yang telah banyak dikenal, media informasi akan lebih mudah diketahui oleh komunikan.

3.3 Konsep Visual

Format desain buku yang digunakan adalah portrait dengan ukuran 18 cm x 24 cm. Bertujuan agar buku lebih mudah dibawa dan konsumen dapat membaca buku ini dimanapun karena ukurannya yang tidak terlalu besar.

3.3.1 Format Desain 3.3.1.1 Tata Letak

Dalam perancangan media informasi ini, perancang merancang buku yang memiliki tata letak moderen bertujuan agar buku terlihat tidak kaku dan tidak membosankan. Gaya desain moderen disini mengacu pada desain Swiss Style. Swiss Style adalah gaya desain grafis yang muncul dan berkembang di Swiss pada tahun 1950-an, gaya ini lebih menekankan kejelasan informasi, komposisi yang objektif dan rasional serta penggunaan tipografi yang dominan. Pada awalnya gaya ini sering disebut dengan International Typographic Style karena penggunaan tipografinya yang lebih dominan. Gaya Swiss Syle memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Penggunaan grid matematis untuk menciptakan struktur yang utuh dan teratur.

(42)

3. Penggunaan fotografi.

4. Huruf sans serif terutama Helvetica dan Akzidenz Grotesk.

[image:42.612.192.501.190.328.2]

5. Swiss Style lebih banyak menekankan pengunaan elemen visual yang minimal seperti tipografi dan layout isi dari pada tekstur dan ilustrasi.

Gambar 3.1 Penggunaan grid dalam gaya Swiss Style

Sumber

http://www.smashingmagazine.com/2009/07/17/lessons-from-swiss-style-graphic-Pada cover buku akan menampilkan gambar dari kue pelangi yang sedang terkenal saat ini, bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk membeli buku. Kue pelangi juga memiliki warna yang beragam yang tentunya menggunakan bahan pewarna dalam pembuatanny

Gambar 3.2 Halaman sampul depan

[image:42.612.262.388.485.650.2]
(43)
[image:43.612.177.451.96.290.2]

Gambar 3.3 Desain tata letak

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.3.1.2 Tipografi

(44)

Gambar 3.4 Helvetica Bold

Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.5 Helvetica Medium

Sumber Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.6 Helvetica Light

Sumber Dokumentasi Pribadi

3.3.1.3 Warna

Warna adalah komponen utama yang tidak bisa dilepaskan dari proses

desain grafis yang dilakukan. Bahkan jika desain yang anda buat berupa

gambar hitam putih, warna tetap perlu anda pertimbangkan (Yoga, 2004).

(45)
[image:45.612.248.399.158.384.2]

Warna yang digunakan merupakan warna yang cerah agar lebih menarik dan terlihat lebih moderen.

Gambar 3.7 Warna yang digunakan dalam perancangan

(46)
(47)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Media Utama

Media utamanya adalah sebuah buku yang menggambarkan pewarna alami dan buatan dimaa konsep preancangannya. Layout buku bersifat minimalis agar buku terlihat simple agar membuat audien tidak kebingungan. Buku berukuran 18cm x 24cm dan dengan 24 halaman.

Proses percetakan Sampul menggunakan kertas Art Paper 150 gr dan menggunakan laminasi doff agar tekesan eksklusif. Sedangkan untuk isi buku menggunakan kertas Art Paper 100 gr.

[image:47.612.197.435.455.611.2]

Konsep perancangan : Pada cover buku akan menampilkan gambar dari kue pelangi yang sedang terkenal saat ini, bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk membeli buku. Kue pelangi juga memiliki warna yang beragam yang tentunya menggunakan bahan pewarna dalam pembuatannya

Gambar 4.1 Sampul buku

(48)

4.2 Media Pendukung 4.2.1 Poster

[image:48.612.251.387.225.414.2]

Konsep perancangan : Poster didesain sesederhana mungkin menggambarkan isi buku yang sederhana. Desain sederhana juga bertujuan agar audien tidak pusing dalam menangkap maksud dari poster.

Gambar 4.2 Poster digunakan untuk mempromosikan buku

Sumber : dokumentasi pribadi

Ukuran A3 : (29.7 cm x 42 cm)

Material : Art paper 150 gram

Teknikcetak : Cetak print digital

(49)

4.2.2 X banner

[image:49.612.264.376.287.581.2]

Di tempatkan di area toko gramedia khususnya di kota Bandung untuk memungkinkan pengunjung dan calon pembeli melihat iklan x baner tersebut. Konsep perancangan : Dibuat dengan gaya minimalis menampilkan gambaran dari buku

Gambar 4.3 X-banner

Sumber : dokumentasi pribadi

Ukuran : 160 cm x 60 cm

(50)

Teknikcetak : Cetak print digital

4.2.3 Flyer

Flyer dibagikan kepada target audiens untuk memperkenalkan buku dan memberitahu tanggal peluncuran

Ukuran custom : 10 x 21 cm

Material : Art paper 210 gram

[image:50.612.275.369.386.579.2]

Teknik cetak : Cetak print digital

Gambar 4.4 Flyer

(51)

4.2.4 Flag Chain

[image:51.612.227.430.215.364.2]

Flag digantungkan di depan pintu masuk toko buku agar lebih menarik minat audiens.

Gambar 4.5 Flag Chain

Sumber : dokumentasi pribadi

4.2.3 Pembatas buku

Pembatas buku ditujukan untuk souvenir.

Ukuran custom : 10 x 21

Material : Art paper 210 gram

(52)
[image:52.612.274.361.86.229.2]

Gambar 4.6 Pembatas Buku

Gambar

Gambar 2.5 Cara kerja pigmen
Gambar 2.6 Tomat mengandung karotenoid
Gambar 2.8 Daun pandan mengandung klorofil
Tabel 1 Batas Penggunaan Bahan Pewarna Buatan yang Diizinkan Pemerintah Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media utama yang digunakan dalam perancangan media informasi mengenai diet sehat adalah buku yang berbasis infografis karena audiens bisa lebih memahami serta

masih mengandung minyak atsiri yang relatif banyak menjadi bahan yang perlu dipisahkan dalam membuat pewarna alami. Pigmen antosianin yang telah diperoleh dari

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat potensi penggunaan bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan sebagai pewarna bagi rubber sablon basis air pada media

Manfaat utama dari pencahayaan alami adalah menghemat energi listrik, sedangkan manfaat utama dari pencahayaan buatan adalah memudahkan para arsitek untuk merancang denah bangunan

Selain sebagai pewarna yang dapat diaplikasikan pada makanan, pewarna alami juga memiliki kemampuan dalam menjaga kesehatan, mencegah dan meminimalkan terjadinya

Maka dari itu untuk memperkenalkan dan memberitahukan mengenai kulit buah naga merah , maka penulis membuat olahan terhadap kulit buah naga ini menjadi pewarna alami

Eksplorasi zat pewarna alami yang dijadikan serbuk dari 9 macam jenis tumbuhan akan digunakan sebagai media melukis di kertas daur ulang tebu hanya pada menghasilkan

Tujuan penelitian, ialah menganalisis dan merancang sistem informasi mengenai kuliner berbasis web agar memudahkan penyebaran dan pencarian informasi, perancangan sistem