-;,,\,
!f
....hi]
Universitas Islam NegefJ SYARIF HIOAYATULLAH JAKARTAOLEH:
SIT! RAHMINA HAERlNNISA 103016227145
Oitfl;n, dad
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN lLMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TAREn'AH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Pembelajamn Kimia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa",disusun oleh: Siti Rahmina Haerunnisa, NIM: 103016227145, Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Juni 2008
Yang Mengesahkan,
Pembimbing 1
aセA
If. H. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150222 933
wren
Pembelajaran Kimia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa" diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyab dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan telab dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyab pada, 24 September 2008
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.
Jakarta,4 Desember 2008
Panitia Ujian Munaqasyall
Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Ir. H.Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP. 150222933
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Baig Hana Susanti, M.Sc
NIP. 150299475
Penguji I
Prof. Dr. Aziz Fachrurozi
NIP. 150202343
Penguji II
Dedi Irwandi, M.Si
NIP. 150299937
i
Nama
NIM
.I
llfllsan
1semester
Angkawn tahun
Alamat
: Siti Rahmina Haerllnnisa
: 103016227145
: Pendidikan
IPA
(Kimia)
1XI
: 2003
: .II.
Raya Ciawi Gg. IvL Assa'adah Rt
02/01No.l0
Ciawi Bogor
Ivlenyatakan dengan sesungllh-sungguhnya
Bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh Pembelajaran Konstruktivisme
Dalam PembeliDaran Kimia Terhadap Pcmahaman Konsep Siswa", adalah
benar hasil karya saya scndiri di bawah bimbingan:
Nama : II'. H. Mahmlld M. Sircgar. M. Si
NIP
:15022:2933
Nama : Dcwi lvlurmiati. M. Si
Dcrnikian sural pcmyataan ini saya buat dengan scsungguhnya dan saya
siap menerima scgala konsckuensi apabila tcrnyata skripsi ini bukan hasil karya
saya scndiri.
Jakarta. Dcscmbcr 2008
YaIlg mcnyatakan,
i \
Taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga scnantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, kcluarga dan seJuruh umat beliau yang ada di muka bumi ini hingga tlkhir zaman. Amin.
Skripsi ini disusun untuk I11cmenuhi syarat mcmperoleh gelar Smjana Strata I pada Program Studi Pcndiclikan Kimia Jurusan Pcnclidikan I1mu Pengetahuan Alam Fakultas I1mu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Ncgcri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam pcnyllsunan dan pcnulisan skripsi ini, tentunya pcnulis tidak luput dari bantuan berbagai pihak, olch karcna itu pcnulis ingin mcnyampaikml banyak terima kasih kepacla:
I. Bapak Prof. Dr. Dedc Rosyada, MA, Dekan Fakultas I1mu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta stafnya.
1 Bapak Ir. H. Malunud M. Sircgar, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan I1'A
sekaliglls sebagai Dosen pcmbimbing I, yang telah meluangkan waktu untuk l11em bcrikan bimbingan, nasehat, dan banyak pelajaran kehidupan yang sangat bcrguna bagi penulis. Semoga bapak dimuliakan oleh Allah.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, seJaku Sekertaris Jurusan Pcndidikan I1'A, yang selalu mcmbcrikan semangat clan dorongan kepada penuJis. Scmoga Ibu ditinggikan clerajatnya oJeh Allah.
4. Ibu Dewi IvIlli:niati, IvLSi, Dosen Pembimbing II, yang selaJu pengertian dan selalu sabar dalam membimbing pcnulis. Semoga ibu climuliakan oleh Allah. 5. Kepala sckolah MA AI-Baqiyatussholihat Tenjo, bcserta wali kelas dan para
guru yang telah memberikan kcsempatan kcpada penulis untuk mengadakan penclitian di sekolah tersebut.
tercinta, Aci, Iyacl, Neng, yang tak henti memberikan motivasi dan menghibur dikala sedih. Semoga Allah melimpahkan ilmu, kebaikan clan ketaatan. Amin 8. Dhedhe, Abdi, Muhibudin, Lela, Nina, Upi, clan kclllarga besar kelas
penclidikan kimia 2003 yang sclalu setia menemani dan membantu penulis dalam setiap kcadaan, memberikan semangal dan rasa kekeluargaan. Semoga kita dipertemukan kcmbali dalam kcbaikan yang bcrlimpah. Al1lin
. Serta semua pihak yang tidak clapal disebulkan satu per satu. Semoga Allah membalas dengan segal a kebaikan.
Dcmikian yang dapat penulis sampaikan semoga tulisan 1111 dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pcmbaca umllmnya.
BAB I
KATA pセセngantar ii
DAFTAR lSI iv
DAFTARTABEL vi
DAFTAR gaャ|QbNセr
vii
DAFTAR LAMPJRAN
viii
PENDAHULUAN I
A. Latar Belakang Masalah .
B. Identifikasi Masalah 10
C. Pembatasan Masalah 10
D. Perumusan Masalah 10
E. Manfaat Penelitian 10
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGA.JUAN HIPOTESIS 12
A. Landasan Teoritis 12
I. Pcmbelajaran Sains 12
2. l'embelajaran Konstruktivisme 14
3. Pcmahaman Konsep Siswa 24
4. Pernbelajaran Sistel11 Koloid dcngan Metode
Konstruktivisl11e 26
5. Pel11belajaran Sistcl11 Koloid d"ngan Model
Konvensional : 29
B. Kerangka Berpikir 31
C. Pengajuan Hipotesis 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAl\ 34
A. Tujl1an Penelitian 34
B. W:lktu dan Tel11pat Penelitian 34
C. Populasi clan Teknik Pengal11bilan Sal11pel 34
1.
Variabel Terikat
36
2. Kaliberasi
36
3. Variabel Bebas
39
B. Teknik Analisis Data
39
1.
Uj i Prasyarat Analisis Data
40
2. Teknik Pcngorganisasian Data
41
3. Analisis Data
41
4. Uji Perbedaan Rata·rata
42
BAB
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN43
A. Basil Penelitian
43
1. Basil Analisis Distribllsi Frekllcnsi
Preles/·l'oslleslKelas
Kontrol
43
2. Basil Analisis Distribusi Frekuensi
Preles/·l'oslleslKelas
Eksperimen
:
43
3. Penglljian Prasyarat
:
44
4. Penglljian Bipotcsis Penelitian
45
5. Basil Analisis Pcnguasaan Konscp Siswa Tiap Indikator. 46
B. Pcmhahasan
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55
A. Kcsinpulan
55
B. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA 57
Tabel2 Tabel 3
Tabel4
Tabel
5
Tabel6
Tabel7
Tabel 8
Konstruktivisme .
Metode Penelitian ..
Basil Analisis Distribusi Frekuensi Prefesf-Posllesf Kelas
Kontrol .
Basil Analisis Distribusi Frckuensi Prefesf-Posllesf Kclas
Eksperimcn .
Persenfase Rata-rata Penguasaan Konscp Basil Posllesf Siswa
Tiap Indikator pada Kelas Kontrol .
Perse11fase Rata-rata Penguasaan Konsep Basil Posllesf Siswa
Tiap Indikator pada Kelas Eksperimen .
Rata-rata Prefesf-Poslfesf dan Persentase Normalized Gain (g)
Basil Belajar pada Kelas Kontrol ..
Rata-rata Prefesf-Poslfesf dan Persentase Normalized Gain (g)
Basil Belajar pada Kelas Eksperirncn ..
30
35
43
44
46
47
49
[image:9.535.55.452.106.554.2]Kelas Kontrol 47 Gambar 2 Persentase Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa Tiap Indikator
pad a Kclas Eksperimen 48
GambaI' 3 Rata-rata Nilai Pretest-Postlest Kelas Kontrol Bcrdasarkan
Kcmampuan Siswa 50
GambaI' 4 Rata-rata Nilai Pretest-Postlest Kelas Eksperimen Berdasarkan
Kemampuan Siswa 50
GambaI' 5 Persentase Normalized Gain (g) Kelas Kontrol Berdasarkan
Kcmampuan Siswa 51
GambaI' 6 Persentase Normalized Gain (g) Kelas Eksperimen
[image:10.534.56.455.86.581.2]Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen 63
Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol 80
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen 92
Lampiran 5 Soal-soalPretestdanPasllest 100
Lampiran 6 Perhitungan Validitas 103
Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas 105
Lampiran 8 Pcrhitungan Uji Validitas 107
Lampiran 9 Perhitungan Uji Reliabilitas 108
Lampiran 10 Perhitungan Taraf Kesllkaran Soal 109
Lampiran 11 Perhitungan Daya Pembcda Soal 111
Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Pretest Kclas Kontrol 113 Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen 114 Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil PasllestKelas Kontrol 115 Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil PasllestKelas Eksperimen 116 Lampiran 16 Nilai Pretest-Pastiest Kclas Kontrol .. 117 Lampiran 17 Nilai Pretest-Postlest Kclas Eksperimen 118
Lampiran 18 Perhitungan Distribusi frckucnsi 119
Lampiran 19 Persentasc Pcningkatan !lasil Belajar Kelas Kontrol 127 Lampiran 20 Persentase Peningkatan Basil Belajar Kelas Ekspcrimen 128
Lampiran 21 Perhitungan Uji Normalitas 129
Lampi ran 22 Uji Normalitas PretestKelas Kontrol 130 Lampiran 23 Uji NormalitasPretestKelas Eksperimen 131 Lampiran 24 Uji Normalitas Pasllest Kelas Kontrol 132 Lampiran 25 Uji NormalitasPasllestKelas Ekspcrimen 133 Lampiran 26 Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Kontrol 134 Lampiran 27 I'crhilJ,ngan Uji Bomogenitas Kelas Eksperimcn 136
Lampiran 28 Perhitungan Uji-t Kelas Kontrol 138
A. Latar Belalmng Masalah
Peraturan Pemerintah ten tang Standar lsi Kurikulum, menyatakan bahll'a Sains (IPA), tcrmasuk pada kelompok kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu Pengetuhuan dan Teknologi merupakan kelompok mata pelajaran illllllyang dimaksudkan untuk:
I. !vlengenal. menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuun dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berprilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
2. Mcmperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah seeara kritis, kreatif dan mandiri. dan 3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. membentuk kornpetensi.
kecakapan. dan kemandirian kerja. 1
Standar lsi tersebut juga menyebutkan bahwa Ilrnu Pcngetahuan Alum (lPA) atau Sa ins berhubungan dengan cara meneari tahu tentang alam seeara sistcmatis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta. konsep-konsep. atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suutu proses penemuan. Standar lsi memuat tujuan mata pelajaran IPA/Sains. yaitu agar peserta diclik memiliki kel11ampuan sebagai berikut:
I. i\leningkalkan keyakinan terhaclap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kcberadaan, keinclahan dan keteraturan alam ciptaanNya. i'v1cngembangkan pemahaman tentang berbagai mHcam gcjala alam, konsep clan prinsip IPA yang bennanfa;n dan dapat diterapkall dalam kchidupall schari-hari.
3. Menillgkatkan kcsadaran untuk berpcranserta dalam mcmclihara. mClljaga, dan melcstarikan lingkungan serta sumber daya alam.
4. Mengembangkan pcmaharnall dan kcmampuan IPA lIlltuk mcnlllljallg kompetcllsi produktif. 2
1Peratufall !'vlentcri No. 22 rahun 2006
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik llntllk mempe'ajari diri sendir! dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih Ianjllt dalam menerapkannya di dalam kehidllpan schari-hari. Proses pcmbelajaran menekankan pada pembcrian pengalaman seeara langsllng untuk mcngembangkan kompetensi agar Jllcnjelajahi dan memahami alam sckitar
seeara ilmiah.
Pendidikan Sains diarahkan llntllk berbllat sehingga dapat mcmbantu peserta didik untllk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pendekatan yang digllnakan dalam pembelajaran sains berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan & apa yang akan dipelajari ke bagaimana mcnyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui senmgkaian kegiatan untllk mengeksplorasi lingkungan melailli interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan sllmber lain. DaJam melaksanakan pembelajaran Sains, ada beberapa pertimbangan yang perlll diperharikan, yaitll:
I. Empat pilar pendidikan (belajar untllk rmngetahlli, 「・ャ。ェ。セ llntllk berbllat, beJajar llntuk hidllP dalam kebersamaan, dan beJajar untuk menjadi dirinya sendiri)
2. Hakekat Sa ins
3. Sa ins, Lingkllngan, TeknoJogi, dan Masyarakat (Salingtemas) 4. Pemecahan Masalah
5. Pembclajaran Sains yang bermuatan nilai3
Seperti ';elah kira ketahlli bahwa terdapat berbagai metode dalam pembelajaran stperti metode ccramah. tanya jawab, penugasan dan latihan, demonstrasi, 'okspserimen, diskllSi dan sebagc.inya. Penggunaan metode dan pencJekatan pembelajaran yang tepat dan bervariasi cJiharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. dan dengan meningkatnya aktivitas selama pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena iw yang menjadi masalah urama dalam pembelajaran Sains adalah strategi pembelajaran apa yang sesllai untuk pembelajaran Sains?
Strategi pembelajaran, dimaknai dcngan pcngertian sebagai bcrikut. Strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang sengaja dircncanakan oleh
guru, berkcnaan dengan segala pt:rsiapan pembclajaran agar pelaksanaan
pcmbelajaran beljalan dcngan lancar dan lujuannya yang berupa hasil belajar bisa tcrcapai sceara optimal. Slratcgi pembelajaran juga bermti: seperangkat kebijaksanaan yang lerpilih, yang tclah dikaitkan dcngan faktor yang mencntukan warna atau strategi lcrscbut, diantaranya: I) Pemilihan materi, 2) Penyaji materi, 3) Cara penyajian maleri, 4) Sasaran pencrima.
Seperti tclah diutarakan di atas, pcmbelajaran Sains seharusnya melibatkan siswa seeara aktifunluk bcrinteraksi dengan objek konkrit. Hal ini juga berarti bahwa pembelajaran Sains harus berpusat pada anak didik. Namun, sebagaimana telah diungkapkan oleh Supriyono Koes (2003) bahwa kenyataan di lapangan menunjukkan beberapa fakta dalam pcmbelajaran
Sains, antara lain:
I. !vlctode ceramah merupakan metode yang paling dominan dalam pembelajaran Sains dengan guru sebagai pengendali dan aktif mcnycmpaikan informasi, scdangkan metode-mclode lain seperti melode penugasan dan latihan, mctode dcmonstarasi dan mctode proyek biasanya diabaikan atnu jarang digunakan,
') Guru bcrtugas mcnyampaikan isi seluruh isi buku ajar dan
3. Teknik pembelajaran diabaikan dan jarang digunakan dengan alasan khawalir tidak mampu menghabiskall materi pelajaran.4
Filosofis pcmbelajaran Sains adalah filsafat pendidikan progresivisme yang dikembangkan ahli-ahli pendidikan John Dewey, Kilpatrick, George Counts, dan Harorld Rugg. Progresivisme merupakan pendiclikan yang bcrpusat pada siswa dan memberi penekanrcn lebih besar pada kreativitas, aktivitas, bel,jar naturalistik, hasil belajar clllnia nyata dan lebih dari itu, berbagi pengalaman di antara sebaya.
Teknoiogi pcmbelajaran berkembang dengan mengambil empat eiri 1I1ama yailu: mencrapkan pendekalan sislcm, menggunakan sumber belajar
seluas mungkin, bertujuan mcningkatkan kualitas belajar manusia, serta berorientasi kepada kcgiatan instruksional individuaLs Berkaitan dengan pernyataan itu maka perlu kita kaji dalam filosifisnya adalah Hakekat Sa ins, Karakteristik siswa, Teori konstruktivisme, Teori Kognitif, Keterampilan Proses, inkuiri dan Disco\,e,y Leaming, dan Pcmbelajaran Sains TerpadlL
Sains yang bcrupa pengetahuan, khustlsnya fakta atau prinsip yang
diperoleh melalui kajian sistcmatik; sebuah eLbang khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau kcbenaran yang diatur seeara sistematik. (arl Sagan mcnyatakan bahwa Sains Icbih bermakna sebagai sebuah eara berpikir daripada satu kumpulan pcngetahuan. Oalam pembelajaran Sains perlu Icbih menekankan proses berpikir dan aktivitas-aktivitas saintis, dengan metode pembelajaran yang mengarah untuk menggali proses-proses berpikir dalam Sains.
Pembelajaran Sains dilakukan seperti bagaimana Sains itu ditemukan, pembcJajaran Sains dilaksanakan melalui sebuah proses yang berbasis pada penyelidikan ilmiah. Pembelajaran sains pada prinsipnya mengembangkan tiga ranah kompetensi, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berupa konsep, prinsip, hukum dan tcori. Ranah afektif berupa sikap keteguhan 1]3[1, keingintahuan, dan ketekunan dalam mcnyingkapi ;ahasia alam. Sedangkan ranah psikomotor merupakan proses ilmiah, baik fisik maupun mental, dalam meneermati fenomena alam. Tiga
rallah di atas menggirillg ke aral! pengertian hakikat sains yang I11clipllti apa
yang dikaji, bagaimana earn ll1cmpcrolch. dan sikap sertn nilai-nilai セャー。 yang
terbentuk. Ketiga komponen penting dalam hakikat sains ad31ah sebagai bcrikut :
I. Sains mcrupakan kumpulan pengetahllan ilmiah yang disllsun seeara logis dan sistcmatis, hal ini yang mcnunjllkkan sains scbagai produk;
2. Sains diperolch melalui proses ilmiah. Proses ilmial1 berupa langkah-langkah ilrniah yang berdasarkan pada memde ilmiah. Proses ilmiah dapat
berupa tisik dan mental dalam Il1cncennati fcnomena a[am, terll1asuk juga penerapannya
3. Salns dapat mcngcmbangkan ,ikap dan nilal-nilai.6
Dalam pembelajaran silins dlharapkan tumbuh kembang slkap keteguhan hatl, keingintahuan, dan kelekunan dalam menyingkap rahasia alam dan sikap IIml3h lalnnya. Dalam berproses menell1ukan pcngetahuan individu sisw<l sebagai subjck bcJajar, tcrkcmbangkan slkap mcnlalnya untuk memperoleh penjelasan tentang fcnomcna alam. Seiring dcngan kegialan ilU, dalam diri siswa muncul sebagal pcnampllan nllal-nllal Ilmiah. Hal ilu akan terbentuk slkap dan nilal-nllal i1mlahnya.
Tiga ranah kompctcnsl yang tcrkandung pada pclajaran sains inl sangat erat dengan hakikat sains yaitu saills scbagal pengetahuan, saills sebagal proses dan salns sebagai nllal-n1lal serta sikap ilmiah. Penilaian tentang kemajuan belajar siswa dilakukan dengan eara penllaiall kelas, yaltu dllakukan selama proses pcmbelajaran seema rerintcgrasl atau tidak dipisahkan dari kegiatan pembelajaran dalam ani kcmajuan belajar dlnllai dari proses clan pada akhlr perl ode.
Landasan teorltik pembclajaran Sains adalah teori konstruktivisme yang dikembangkan bcrdasarkan Idc dan hasll kelja seear'a terplsah oJeh .Jean Plaget dan L,;v Vygotsky yang keduanya tertarlk pada pertum buhan dan perkembangan anak. Teori konstruktivlsme tersebut menyatakan bahwa slswa harus menemukan sendiri dan mentrasformaslkan informasi kompleks, mengecek infonhasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apablla aturan-aturan ltu tidak lagl sesuai. Menurut tcori Ini, guru tidak dapal hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa harus membangun sendirl pengetahuallnya. Guru dapat memberi kesempatan kepada slswa untuk menemukan atau menerapkan ide-Ide sendlri dan slsll'a ll1cnggunakan strategi mereka sendiri untuk bclajar.
Menurut Piagel, terdapal cmpal fase dalam perkembangan kognilif, yaitu: 1) Sensori motor (usia 0 - 2 tahun), 2) Pra operasional (2 - 7 lahun), 3) Operasional konkril (7 - I I lahun) dan 4) Operasi formal (11 - delVasa) yang merupakan lahap final perkembangan kognilif.
,"lenurul teori ini, usia SD (7 - 12 talllln) merupakan usia dalam fase operasional konkril dan tahap alVal operasi formal. Dalam lahap operasi konkril, perkembangan intelektual anak bersifal berpikir konkrel, karena daya olak lerbalas pad a obyek melalui pengamatan langsung. Oalam tahap ini anak d.apal mengembangkan operasi mental, seperti menambah dan mengurangi. Anak mulai mengembangkan struktur kognilif berupa ide alau konsep dan mulai melakukan operasi logika dengan pola berpikir masih konkret. Oalam operasi formal, anak telah mengembangkan kemampuan terlibat dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan situasi hipotesis clan memonitor jalan pikirannya sendiri. Ciri lain berpikir secaI'a formal erat kaitannya dengan operasi matematika, yaitu berpikir seeara logika matematika. Pengertian
tClllJllgkonsep \VaktL! dan rllang tclall meningkatsteara signifikan.
,- Belajar kimia misalnya, berarti harus mengembangkan cara berpikir abstrak. deduksi, berhipotesa, berpikir luas clan meneluruh menggunakan pengetahuan yang sudah acla, melihal hubungan antar varia bel clan berpikir stearn terarah scsual dengan permasaJahan yang dihadapi. Dalam
pembelajaran Jerlu c1itekankan pcnggunnan berpikir formal sehingga c1iperoleh konsep formal. Hal ini bukan berarti untuk rncmpersulil anak belajnr Sains, namun melatihnnak unluk bclajar formal. Dcngan konsep yang lebih formal maka akan terbentuk slruktur ilmu yang lebih kokoh. tcrhindar c1ari pcnyerapan ォッョウセー yang salah dan Icrbcntuk kcsclimbangan baru yang Icbih tinggi. Oengan demikian akan tcrbenluk potensi belajar mandiri, mengikuli perkembangan ilmu yang maju <:cngan pes'lL Pcmikiran Piagct scbagaimana
I. Harus 1ebih memberikan pcnckanan t(:rhadap kcaktifan sis\\a dan terbentuknva motivasi intrinsik.
2. m・ュ「」イゥォセョ pengalaman tidak hanya mcmpelajari fenol1lena, tetapi menemukan bagaimana caranya mcnggunakan pikiran
3. Kembangkan kurikulum sehingga mcmungkinkan tCljadinya pengemb3l1gan dari bcrpikir konkret ke bcrpikir
4. Abstrak jangan hanya mengcmbangkan mater! pembelajaran berdasarkan organisasi materi menurut logiku tetapi hanls juga mcmpel1imbangkan juga strategi pengembangan kognitif (menurut Ausubel, kebermaknaan
logika dan kebermaknaan psikulugis)
5. Kurikulul1l harus memberi kesempatan kepada anak/siswa untuk
mcngcmbangkan kemampuan kognitifnY3
6. Ivlenyiapkan pengctahuan yang siap untuK digunakan di sampmg hanya pengetahuan materi pelajaran. '
Proses pel1lbclajaran Sains yang sesuai dengan tuntutan di atas, dapat dilaksanakan melalui pel1lbclajaran dengan pendekatan pencmuan (discovery), inkuiri, konstruktivisme, keterampilan ーイッウ・セ[L pendekatan Salingtel1las dan lainnya. Menurut Bruner, bahwa dengan pendckatan tersebut, l1laka guru dapat mcngembangkan intelegensi anak karena mcrcka dilatih berpikir dalam arti lebih umum:
I. Landasan tilosolls pembeiajaran Sains adalah llisafat pendidikan progresivisl11c, yang berpusat pada sis\\'a dan l11enekankan kreativitas, aktivitas, belajar naturalistik, belajar duni" nyata dan berbagi pengalal11an di antara sebaya.
Tcknologi, pCll1belajaran berkell1bang c1cngan ll1enerapkan pendekatan
I
sistcl11, n;enggunakan sUl11ber belajar seluas ll1ungkin, bertujuan meningkatkan kualitas bel ajar ll1anusia, scrta bcrorientasi kcpada kegiatan instruksionai individual.
3. Sains merupakan kUl11pulan pengetahuan illl1iah yang disuslln sec;ara logis dan sisteniatis (prodllk), dipcroleh l11elalui proses illl1iah (proses), dan ulltLJk mengemballgkan sikap dan nilai-Ililai.
?Hua Liu. Charlol[c and Roberr :\Iatthc\\'$ IjgOfSky's Philosophy: Constructivism
andifSCrificsms Examined.Australia:GradUtllCScllool (d' Education, Adelaide University.
4. Sa ins bcrtujuan agar pcscrta didik memiliki kcmampuan:
a. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kcberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya;
b. !V1cngcmbangkan pcmahaman tcntang bcrbagai mi1cam gcjala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat ditcrapkan dalam kchidupan schari-hari;
c. Mcningkatkan kesadaran untuk berperanscl1a dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam;
d. Mcngembangkan pemahaman dan kcm3mpuan IPA untuk mCIlluDang kompetcnsi produktif.
Dari sekian banyak pcrmasalahan pendidikan saat ini, sctidaknya ada tiga permasalahan menonjol di pendidikan sains. Pertama, pembclajaran sains masih tcrpengaruh oleh paradigma pcndidikan lama, yaitu yang mcnempatkan
guru sebagai pLlsm dan siswa sebagai "gelas kosong" yang harus siap diisi
sesuai kemampuan guru. Permasalahan ini biasanya satu' paket dengan permasaJahah kcdua. yaitu m3sih beriangslIngnya permatemacikaan sa ins.
Dalam proses pembelajaran. biasanya duduk dengan manis, mendengarkan dan mencatat konsep konsep abstrak yang disampaikan guru,
tanpa bisa mengkritisi apa m1i konsep itu.Lalu, konscp itu yang biasanya sudah dalam bentuk pcrsamaan matematika. diterapkan pada kasus kasus khusus.
Saat larihan, mcreka biasa mcngcrjakan soal-soal yang setipe dengan yang clicolltohkan guru. Namun pada saat ada soal yang membutuhkan pemahaman konscp, merckapun kcsulitnn dalam mcnyelesaikannya. Ini karcna mercka bukan belnjar mcmahami konsep tctapi mcncatat konsep.
be ban bagi mcreka dan akhirnya siswa pun terasa sains mcrupakan momok, yang menakutkan dalam pembelajarannya.
Padahal. semestinya proscs pcmbclajaran sallls climulai clari
Illcngamati fenol1lcna fenomcnC1 a!am secara terstruktur. Lall! mcnyimpulkan
penycbab fenomena fcnomcna alam lerscbllt. Setelah itu. barulah mcmprccliksikan fenomena alam yang akan tCljacii bcrclasarkan simpulan tadi. Oengan kat a Idin, proscs pembclajaran yang bcrsifat incluktinah yang dilckankan di sini, walaupun sifal deduktifticl"k diabaikan.
Proses pcmbelajaran yallg mcnckankan pengamatan sccara terstruktur
itll tentunya memerlukan guru yang mcmahami bidang keilmuannya sceara
I11cndalam, luas, dan mcnjiwainya serra mengllasai illllll pcdagogi secant baik.
Karena itu peningkatan kompetcnsi guru, bai, dalam pcmahaman akan mala ajarannya, juga dalam pedagoginya mcrupakan sesuatu yang mutlak.
Hal yang Icbih mcndasar adalah agar lerjadinya pergcscran, pola pikir guru clalam pcmbclajaran sains. Oi lain pihak, siswa pun mcsli didorong untuk mcnjadi pembcltuar sains yang aktif. krealif, dan kritis scrta menyadari balm'a mcmpelajari sains merupakan ibadah dan kebutuhannya.
8anyak guru matematika dan sains bcralasan pcmbelajaran yang mcngedepankan aspck induktif mcmbutuhkan \Vaktu banyak dan tcrkadang munclil hal-hal yang di luar dugaan scmula. Padahal, mestilah disadari bahwa dari hal-hal yang tidak terduga itll biasanya pemahaman kita akan alam mcnjadi lebih komprehcnsif.
B. Idcntifikasi Masalah
Bcrdasarkan latar bclakang masalah. maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
I. Pendidikan sains masih bcroricntasi hanya pada produk pengctahuan, kurang bcrorienlasi pada proses sa ins.
2. Pengajaran sains hanya mencurahkan p'cngetahuan (lidak bcrdasarkan praktck) pengajaran sains bcrl()kus pada m'cnjawab peJ1anyaan.
3, Pembelajaran kimia masih terpcngaruh oleh paracligma pendidikan lama.
-I'. Pcmahaman konsep siswa pada pclajaran kimia masih rcndah
C. Pembalasan JI.1asalah
IJnluk mcmpennudah pcnclitian, penulis mcmbatasi permasalahan hanya pada pemahaman konsep sislVa SMAJi'vIA lenlang sistem koloid yang memperolch pcrnbelajaran dcngan model konstruktivisme.
D. I'cruIllusan Masalah
p」ョャャャゥセ[ merumuskan masalah sebagai berikut: "Bagaimana pengaruh
pcmbclajaran konstruktivisme lerhadap pemahaman konsep siswa SMA/MA tcntang Sislem KoloidT
E. Manfaat Pcnditian
Penelitian ini diharapkan dapal berguna bagi bcberapa pihak, yaitu: I. Bagi guru aUu pendidik; pembelajaran dengan model konstruklivisme inl
dapat dijadikan sebagal suatu model pembelajaran alternatif dalam pcmbelajaran pembelajaran kimia dan dapat dijadikan acuan bagi guru dalam mempcrIuas pengetahuan dan IIawasan tentang pembelajaran
kons! ru kt iy ism e.
Bagi siswa: c1engan pcmbclajaran inl c1iiJarapkan pel11ahaman konsep sistem koJoid siswa meningkat. clan SiS\\3 dapat menyatakan gagasan
kehidllpan ウLセィ。イゥᄋィ。イゥL serta diharapkan scnang terhadap pembelajaran kimia.
3. Bagi m3syarakat; pembelajaran in! Illcrupakan ゥョヲッイャQQ。セゥ yang berguna
proses ilmiah untuk menemukan fakta elan mcmbangun konsep serta prinsip eli bidang sains.3
Pcnelielikan sains eli sckolah mcnengah diharapkan elapat menjadi wahana bagi siswa untuk mcmpclajari diri.sendiri elan alam sckitar, scrta prospck pengembangan lebih lanjut elalam pcnerapannya eli kchielupan sehari-hari.
Pendidikan sains mcnekankan paela pembcrian pengalaman
!angsung untuk mengembangkan kompetensi agar Slswa mampll
mcnjelajahi dan memahami alam sekitar seeara ilmiah. Pcndidikan sains diarahkan ul1tuk "mencari tahu" dan "berbuaC sehingga dapat lllcmbantu
siswa untuk mcmpcrolch pcmahaman yang lebih mcndalam tentang alam sekitar.
Pcngajaran sains paJa mala pebjaran kimia di sekolah dnlam
kurikulum SK-KD KTSP 2006 (13SNP-[)cpdiknas) bcrdasarkan tingkat satuan pcndidikan bcrtujuan agar pcscrta didik mcmiliki kcmampuan sebagai berikut:
a Ivlcmbcntuk sikap positif tcrhadap kimia dcngan mcnyadariketeraturan dan kcindahan alam selia mcngagungkan kebcsaran Tuhan 'yang Ivlaha Esa.
b Memupuk sikap ilmiah ya;lu jujur, objcktif, tcrbuka, ulet. kritiss, dan dapat bekcljasama dengan orang lain.
c MCl11perolch pcngalaman dalal11 I11cncrapkan I11ctodc ill11iah I11clalui pereobaan atau eksperimen, dimana peserta didik mclakukan pcngujian hipotesis dengan mcrancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, selia menyampaikan hasil percobaan seeara lisan dan tertulis.
d 1vleningkatkan kesadaran lentang tcrapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serla menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
c 1vlemahami konsep, prinsip. hukum, dan teori kimia serta saling kcterkaitan dan penerapann) a untuk rncnyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan tcknologi:
JTll:11iscm. dkk, Meningkalkall Pemaha11lclJ/ Sains .\Ie/aluj Pel1dekalGn
KOII!ifruklil'isJne Berbasis Lingkllngan, lProsiding S.,;:minnr Internasiollal Pendidikan iPA 2007), hal 7('
4 Ahmad Sofyan. KOIIJlr/(A,il'isme da/om Pembelajaran dun PengajaraJt
Adapun prinsip-prinsip yang perlu diikuti dalam pembelajaran sains dianoranya:
a). DikcnalmclllUu lidak dikcnal b). Dekalmcnlljujallh
e). Scdcrhana mCIllUlI rumil d). Konkret mcnujll Abslrak e). Bcnda nyala ke rcprcscnlasi
f). Pcngalaman pribadi ke prinsip sains g). Konscp yang ada kc konscp bani
h). Prinsip ilmiah kc penerapan (leknis dan praklis)
i). Pcrtanyaan ke jawaban
j). Conloh kc llmllm5
2. Pembelajaran Konstruktivisrnc
a. Pengertiall Konstruktivisll1c
Pembentllkan pengclahuan mcnurut model konslruktivisme mcmandang sllbyek aktiI'mcnc iptakan strllklllr-struktllr kogn ili f dalam intcraksinya dcngan lingkungall. Dengan bantuan struktuf kognitifnya
ini. sllbyek mcnYllslln pcngcnian rcalitasnya. Inleraksi kognitif akan
エ」セェ。、ゥ sejauh rcalilas tersebut disusun mclalui slrllktur kognitil' yang diciptakan oleh subyek ilu scncliri. Struktur kognitif senanliasa harus diubah dan discslIaikan bcrclasarkJn lunlutan Jingkungan dan organismc yang sedang bcrubah. Proses pcnycsuaian did lerjadi Stearn
tcrus nlcncrus melalui proses rckonslruksi.
Yang lerpenting c1alam leori konstruktivisme aclalah bahwa cia lam proses pembelajaran siswalah yang harus menclapalkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengelahuan mereka, bukannya guru atau orang lain. Mereka yang harus benanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar sislVa secara aktif ini peril! c1ib:mbangkan. Kreativilas dan keaktifan siswa "kan mcmbantu mercka lIntlik bercliri sencliri cia lam kehicll!pan kognilif siswa. I3elajar lebih c1iarahkan pada experiental learning yaitl!
セpオ、yッ Susanto, Kere((lmpilc,l/ Da.ml' .\fengqjor IP:I Berbasis
KO!1.,,»truAfh·isme, (Jurusan Pcndidikan Bioi.)gi FJvlIPA, Universitas Ncgcri Malang,
merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman scjawat, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konscp banI. Karenanya akscnwasi dari mcndidik dan mengajar tidak terfokus pada sipcndiciik melainkan pacia pcbclajar. Belajar scperti ini sclain bcrkcnaan cicngan hasilnya (oil/collie) juga mempcrhalikan prosesnya
dalam konteks tcrtcntu.6
Konslruktivisme mcrupakan ;;alah saW tcori beJajar yang bcrhubungan dcngan eara seseorang rnemperoleh pengetahuan, yang
menckankan pada pencmuan makna. I"crolehan pengetahu3n lersebut mclalui informasi dalam struktur kcgnilif yang tclah acia hasil
perolehan scbelumnya yang tersimpan dalam mcmori dan siap
dikonslruk untuk mendapatkan pengelahuan yang ban;,
Konslruktivismc mcrupakan salah satu filsafat pcngelahuan yang l11cnckankan bahwa pcngetuhuan seseorang aijalah konstruksi
orang ilU sendiri.7Setiap inciividu mcngkonstruksi pcngetahuan sceara aktifl tidak hanya mcngikuti apa yang yang diajarkan oIeh guru.
Konstruktivismc fllcrupakan proses pcmbelajaran yang
Il1clljclaskan bagaimana pengctahuun dislISUll ualam piikiran scseorang.
UnsLir-unsur konstruktivismc lclah lama dipraklikkan cia lam pembelajaran di setiap tingkatan sckolah alau saluan penciiciikan. Berciasarkan paham konSlruktivismc, ilmu pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari seorang guru kepada siswa dalam bentllk yang serba sempllrna, melainkan bertahap seSlJaI dengan pcngalaman
masing-. . s
masmg Slswa.
6http://www.damandiri.or.iJllih:'/ipLJtlckaikipsingbab2,pdf
., Kartimi, Sualll J,fOI'.'e/ KOllsrruktil';sme Nfengajar Sains: PembelajarclJI
Berbasis Kompllfer, (Presiding Seminariョエエイュセゥッョ。ャ Pendidikan IPA 2007), hal. 25 sAhmad Sofyan, KOtlJlruklirisme dl1/am Pembelajaran dan PellgajaJ'o/1
1'.'lodel pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pcmbelajaran yang mcnyatakan balm'a dalam proses belajar diawali dcngan terjadinya konllik kognitif.
Brien dan Brandt mcndeflnisikan konstruktivisme scbagai suatu pcndekatan pcngajaran bcrdasarkan kepada pcnyclidikan tentang bagaimana manusia belajar, yaitu setiap individu mcmbangun pcngetnhuannya dan bukan hanya menerima pengctahuan dari orang lain.9
Konstruktivisme mcrupakan suatu pandangan dan keyakinan terhadap suatu pengetahuan dcngan asumsi keberadaan rcalita tidak dapat diketahui sebagai suatu kcbenaran dikarenakan keterbatasan pengalaman man usia.
Konstruktivisme 1l1CIltlfut Jean Pigeat, adalah suntL! metocle
tcntang pcmbelajaran, pcmahaman dan pcnambahan pengetahuan
seseorang melalui proscs asimilasi dan akomodasi. Melalui proses asimiJasi, seseorang membangull pcmahaman dan pengetahuan tcnrang
dunia ci セ[・ォ・ャゥャゥョァョケ。 tanpa harus merubah kerangka pikir yang sudah dimiliki sebclumnya. Pada saat seseorang mengalami proses asimilasi,
maka dia akan menggabul1gkan pengetahuan dan pengaJaman baru
yang didapat dari orang lain kepada kerangka pemikiran yang sudah dimiliki sebelumnya. Sedangkan melalui proses akomodasi, seseorang menerjemahkan pengalaman negatifnya sebagai suatu pelajaran yang lalu dimasukkan ke dalam kerangka pikir yang baru.1O
Beberapa asums! tentang konstrutivisme : I). Penbelajar adalah individu yang unik
2). Budaya dan latar belakang seseorang mcmpengaruhi cara
ー」ョ「ャセャ。ェ。イ。ョ seseorang
<'Sri Sllb:.Irinah, pengembangan roncongon Illata ku/iah geomelJ'i
l11ellggwzok'1II pendekowII pembelajaran kOJIstJ'uktirisme pado program sflIdi pendidiJJl1l lJI(J(elJlatika FKIP Cniyersitas .\Iataram, Uumal Pendidikan dan Kcblldn)'Ulin, No.OS3,Tahlln kc¥ll, }'·lmet 2005).11(\1. 255
IOEdith Ackermann, Fiaget's Constl'/(ktivism, Papert's COJIS/J'llction;sm.
3). Tanggung jawab pembclajaran bcrasal dari pcmbelajar, bukan dari instruktur
4). Instruklur mcrupakan fasilitalor
5). Pcmbelajaran adalah proses sosial yang aklif
6). Inll'Jaksi dinamis anlara pcmbelajar, inslruklur dan lugas-lugas yang dibcrikan
Konslruktivisme menurul Muslafa, adalah sebuab teori ten lang bagaimana orang belajar. Bahw3 sescorang mcmbangull pengetahuan
dan penlJ!lamunnya setelah lllchtlui scrangkaian pcngalaman dan
I1lcretlcksikan pengalamannya tcrsebut. Conlobnya adalah saal kita mcngalal1li scsuatu yang baru, l1laka pikiran kita harus bcrusaha mcnggabungkan dan mengkondisikafl dcngan pcmikiran-pcmikiran yang sudah ada sebclumnya. Dcngafl kata lain, kita adalah faklor Ulal1lu dibalik pcngelahuan dan pemahaman yang kita miliki. Apakah dcngan carn meJakukan pcneJitian, eksperimen, pengaJaman sendiri
maupun orang lain dan lain-lain. A'fetode yang digunaka;l dalam model
pCl1lbclaj"lI'an konslruklivisme ada lab dcngan earn melakukan ekspcrim:n. prcscnlHsi hasil pcnclilian. pcmecaban m<lsalab scbari-bari baik eksak maupun sosial.'!
I(onstruklivismc mcnurlll Von GlascrslCld, sebuab teori tentang pcngetahuan yang mengambil akarnya dari I!lsafal, psikologi dan cybernelika. Dalam prespcktif konslruktivisl. seseorang mcmbangun pengclabuannya mclailli inlcraksi dengan lingkungan di sckilarnya. /(onslruklivisme tidak mengklail1l dirinya sebagai sllalll terobosan terpenting dalal11 sejarah pcndidikan, l11clainkan l11enawarkan scbuah konsep dasar tentang bagail11ana seorang guru dapall11engaplikasikan teori-teori da5m pengelahllan.
I: Dogru, l'v!uswfa and Suna Kalendcr.Applying (hI.! SUl!jecl "Cell" Through
CO/lSlrukli\'isl Approach during Science Lessons and the Teacher's /'lell'. Turkey:
Asumsi-asumsi pembcIajaran Von Glasersfeld: I. Pengetahuan bukanlah sualU yang kbas ni lai 2. Pengetahuan tidak mewa!;ili suatu dunia tertentu
3. Pengetahuan diciptakan oIch sescorang melalui !;onteks sosial dan historis
4. Pengctahuan lebih cendcrung kepada pengalaman seseorang dibandingkan pengalaman dunia.
5. Pengetahuan diciptakan dari struktur konscp incliviclu-inclividu 6. Struktur konsep dapal menjadi pengdahuan sctelah inclividu
mempertimbangkan relasinya clengan pengalaman incliviclll; konstrllktivismc aclalah bentuk clari pragmatisme.
7. !<onW'uklivisme adalah doktrin yang berasal dari relativismc 8. I'eng';tahuan aclalah pengalaman nyata yang clisesuaikan dengan
kerangka pemikiran"
KClI1struktivisme mcnllrllt George W. Gagnon, Jr. ancl Michelle Col lay, epistcmologi konstruktivismc mengasumsikan bahwa pembelajar membanglln pengetahllannya sencliri berdasarkan interaksinya clengan lingkungan cli sekitarnya.
Empat asumsi eristemologi yang clisebllt scbagai ''jantllng'' dari pembcl,Daran konstruktivisme ada!ah;
I. Pengetahllan dibangun oleh pel11belajar yang terlibat clalam pembelajaran aktif
Pengetahuan dibanglln seeara simbolis olch rembehDar yang melal:lIkan representasi tindakan
3. Pengetahuan dibanglln seeara sosial oleh pembelajar yang berbagi rengetahllan bersama orang lain
4. Pengetahuan dibangun seearn teori oleh pel11belajar yang meneoba menjelaskan sesuatu yang sepenuhnya tidak mereka mengertL"
!<onstrukivisl11e adalah suatl' filsafat rembelajaran yang cliclasrakan at as premis bahwa clcngan mereOeksikan pcngelahllan clan pengalaman kita kerada orang lain, kila membangun pemahaman kita
sendiri tentang dUl1ia yang kita tinggali. lYJasing-masing kita
I: Gold, Sanford. Dr. A Constructi\"istApproach fa Online Trainingfor
In/io/! Teachers.New York: JALN Volume 5. ::001
13 Holmes, Bryn, Brendan Tangney, ann Fitz Gibbon, Tim Savage, and Siobl13.n i\lehJT1 .Communal COJlsfruk,i"ism: Sfllden/s COl1srrllclingLearning/or as
yang disampaikan olch guru. mclainkan mereka mcngcksploitasi dan mcngeksplorasi pengetahuan tcrsebut c;cngan apa yang tclah l11creka
ketahui clan pelajari sencliri. Secara rinci. ciri-ciri model pcmbelajaran konstruktivismc diuraikan okh Driver dan Oldham dalam Matthews:
I. Orientasi; sislVa c1iberi kesempelan untuk mcngembangkan motivasi c1alam mcmpelajari suatu lOpik.
セ Elisitasi; sis\\'a diberi kescmpatan untuk mencliskusikan apa yang c1iobservasikan dalam wujucl tulisar" gambar ataupun poster. 3. Rcstrukturisasi icle; merangsang siswa untuk bertanya clan
berdialog dengan semua sislVa clan guru.
4. Penggunaan ide dafam banyak situasi; ide atau pengctahuan yang telah c1ibentuk siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihaclapi, sehingga menjadi lebih Icngkap clan bahkan menjadi Icbih rinci dcngan segala macam kondisinya.
5. Review; dalam mengaplikasikan pengetahuannya, sescorang perlu
mercvisi gagasannya. 1o
Oalam merujuk pcmbelajaran konstruktivisme. Walts sperti yang diklltip Tatang, mcngidcntifikasi cnam prinsip yang mcnjacli ciri 'strong conlrllClil'ism',yaitu:
I. Cognitive construction; berhubungan deligan proses
konseptual isasi, yaitu hubungan antara pengetahuan awal dengan informasi yang tersedia.
COllstruc/ive processes; berhubungan dcngan proses kOl1struksi,
rekonstruksi mallpun dckonstruksi ';truktur pengetahuall.
3. Oppositiona/ity; berhubungan dellgan aktivitas membanclingkan clan mcmbedakan.
4. Critical realism; berhubungan c1engall kemampuan berargumen karena pengetahuan bersifat sementara.
5. Seljdetermination;bcrhubungan dengan pencapaian mctakognisi.
6. Co!legiality; berhubungan dengan konteks sosial pembelajaran.17
Menurut Munasprianto kelas konstruktivisme memiliki 3
ォ。イ。ォエ・イゥセ[エゥォ antara lain: I) Tersedianya perlengkapan percobaan dan lembar kerja, 2) Siswa aktif; dan 3) Belajar kelompok.ls
IvPaulina P,mncn, dkk,KOJ1Sfrukfh'isme da/am.... , hal. 28 IiTatang Suratno,Peranan KonSlruktl"lsf11e da/am ... ,hal, 82
Pengajaran kimia di sckolah yang menerapkan pembelajaran konstru ktivis me hendaknya memperhatikan karekteristik
vann
.
'"
konstruktivisme yaitu sebagai berikut:I. Pembelajaran sebagai suatL! proses yang 5ama pentingnya dengan
hasil pcmbelajaran.
') Pembelajaran dirancang berdasarkan pengctahuan-pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
3. Pernbelajaran mcnggalakkan proses inkuiri melalui penyelidikan ilmiah dan eksperimcn.
4. Pembelajaran mengakomodasi bcrbagai jawaban siswa sehingga siswa mcmpunyai sikap dan kepercayaan tcrhadap hasil yang didapat.
5. Pembclajaran mcngarahkan siswa untuk bcrtanya dan bcrdiskusi dcngan siswa lain dan guru sehingga tumbuh sikap kooperatif. 6. Pembclajaran memberi pcluang kepada siswa untuk membangun
pengetahuan baru dcngan mcmahaminya mclalui kcterlibatannya dengan dunia nyata.19
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Konstruktivismc
Abruscato seperti yang dikutip Maknun mengemukakan ada tiga prinsip yang menggambarkan konstruktivisme yaitu: I) seseorang tidak pernah benar-benar mcmahal11i dunia sebagaimana adanya karena tiap orang membentuk kcyakinan atas apa yang sebcnarnya: 2) kc)!akinan/pengetahuan yang sudah dimiliki sescorang mCllyaring atau
I11cngubah informasi yang diterima seseoarang; 3) sis,,"a membentuk suatu rcalitas berdasar pada keyakinan yang dimilki, kemampuan untuk bcrnalar, dan kemauan sis,,"a untuk I11cmadukan apa
mcreka yakini dengan apa yang benar-b':nar mereka amati.20
jvlcnurut Tatang Suratno t,:rdapat cmpal prinsip dasar konstruktivismc, yaitu:
I. Antilondasionalis yailu lidak aca salu mctodc yang tcrpcrcaya dan mantaI'.
2. Str'.lklur ilmu bcrupa I"ragmen pcnafsiran, tidak utuh dan berupa rcprescntasi.
19Sri Subarin<lh,Pel1gemba/lgan !?aJ/('ungan".,hal. 255
3. Konstruksinya relalil' konstektual dJn lokal. 4. Uji hipotesis bcrsifal pragl11alis.:1
Bcrdasarkan pnnslp konstruklivisl11e tersebul. l11aka seorang
guru berperan sebagai ュセ、ゥ。エッイ dan r'asilitator yang mcmbantll agar
proses belajar sisIVa berjalan dcngan b"ik, yailu clcngan:
I. 1vlenyediakan pengalal11an bclajar yang I11cl11ungkinkan sisIVa bertanggung jawab
2. l\1enyediakan utau mcmberikan kegiatan-kegiataI1 yang
l11erangsang keingintallllan sisIVa dan membanlu mereka unwk mengeksprcsikan gagasannya clan mcngkomunikasikan ide ill11iah
mcrcka, menyediakan sarana yang merangsang siswa berpikir
secara produklif dan mcnyediakan kesel11patan clan pengalaman yang paling mcnclukung proses bclajar sislVa.
3. Memonilor, mengevaluasi clan mCllunjukkan apakah pikirall sisIVa . I 'cI k'2
Ja an atau 1I a
.-Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisl1lc yang dapat
dikemllkakan adalah bahwa pcngetahuan dibanglln oleh sisIVa sendiri, baik sccara personal l11aupun sosial. Pengetahuan tidak clapal clipinclahkan dari guru ke sis\\a, kecuali mclalui keaklifiln sisIVa send!ri unluk l11enalar. SisIVa aktif I11cngkonstruksi tcrus-menerus, sehingga sclalu tCljadi perllbahan konsep menuju ke arah yang lebih rinci, lengkap ',crta sesuai dengan konsep i1miah. Guru sekeclar mcmbantu menyecliakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa lerjadi.
cI. Implibsi Pembelajaran Konstruklivisme
I1mu kimia mempclajari berbagai gejala alam, penyebab teljadinya, akibatnya maupun pemJkainnya. Ilmu kimia sudah berkembang sangat jauh dan memasuki hal11pir scmua biclang kehidupan kila. Penemuall-pencmU1ln dalam kimia I11cnjadi dasar bagi industri dan teknologi moderen, dalam bidang komputer, lransportasi, komunikasi, kesehatun dan banyak lagi.
::.\ Tatang Sununo,Pel'{[}WI1 KOJ1srrukl<y;sme ... ,hal. 80
Kimia sebagai salah satu cabang sains/lPA pacla clasarnya bertujuan untuk mempelajari clan mcnganalisis pemahaman gcjala alam awu proses alam clan sifat zat serra pencrapannya,
Implikasi konstrLJktivisme clalam pcmbelajaran kimia yaitu belajar beral'ti membentLJk makna ya,lg cliciptakan clan clipengaruhi
oleh pcngcnian scbclUllll1ya. schingga akan tCljadi pcngcmbangan
pemikiran dcngan membcntLJk pcngntian banL Dcngan clemikian hasil belajar akan sangat bergantLJng pada apa yang telah cliketahui oleh sislVa Ix ik iw tentang konscp, tujuan maupun motivasi yang mcmpengaruhi intcraksi clcngan bahan yang clipelajari sislVa,
Hal ini berarti balma proses pcmbelajaran kimia lebih
mcnekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan yaitu claya pikir dan daya kreasi. Sementara itu claya pikir dan daya kreasi sebagai inclikator dari perkembangan kognitif itLJ sendiri bukan merllpakan akLJmulasi kepingan perubahan perilakll tcrpisah mclainkan mcrupakan pembentukan olch sislVa. sllatu kerangka tcori belajar terhadap usaha sescorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya.
Implikasi model pembelajaran konstruktivisme dalam pcmbclajaran mcliputi empat tahapan:
], Ap,;rsepsi, siswa diclorong agar mengemukakan pengetahllan
i1walnya tentang konsep yang akan dibahas.
Ek"plorasi, siswa dibcri kesempatan untuk mcnyelicliki dan mencmukan konsep melailli pengurnplilan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam sllatu kegiatan.
3, Diskusi dan pcnjclasan konsep, siswa mcmbangun pcmahaman bam t;ntang konscp yang sedang dipclajari.
4, Pcngcmbangan dan aplikasi, siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemccahan ma'oabh yang bcrkaitan dengan isu-isll di
I,mg'kオョァ。ョョケ。Nセ '3 '
Implikasi pcmbclajaran konslruktiYisme dalam pCll1bclajaran kimia di sckolah dapat dillraikan sebag;\i berikut:
4. Guru berperanan sebagai pcmbuat c1esain pcmbelajaran yang
menyediakan peluang bagi siswa untuk mcmpcroleh pcngetahuan baru scndiri.
5. Guru akan l11cngenal s<'cara pas!! pt:ngetahuan yang ada pada siswa sehingga mcrancang pCl1lhelajarannya sesuai dcngan kemarnpuan
. d" '4
siswa yang
laJar.-Pcngajaran dengan konstruktivisJ1lc akall mClllbcrikull
kcuntungan pad a diri siswa, diantaranya adalah sisll'a lebih berpikir, lebih paham. lebih ingat. lebih y,.kin, Icbih scnang dan lebih koopcratif.
3. PClllahalllan Konscp siswa
PClllahaman merupakan salah satu ,anah kcj iwaan yang bcrpusat di otak yang bcrhubungan dengan konasi (kchcndak) dan afeksi (pcrasaan) yang bertalian dengan raoah rasa. Pcmahaman ャQQ・イlャー。ォセョ bagian dari
kognitif manusia. Istilah cognitive bcrasal dari kata cognition yang
padanannya knowing berarti mcngctahui. Dnlam arti yang luas, cognition
(kognisi) islah pcrolehan, pcn'ltaan. dan penggunaan pcngetahuan. Dalam pcrkembangan selanjutnya istilah kognitif mcnjadi populcr sebagai salah satu domain atau wilayah psikologis manusia yang mcliputi setiap perilaku mentai."
Pcmahaman atau understanding mempunyai beberapa tingkat kedalamanuti yang bcrbcda, 13100m mengcmukakan bahwaada tiga macam pcmahaman, yaitu:
1. Pcngubahan (trans/ation), yaitu pemahaman yang bcrkaitan dcngan kemampuan siswa dalam mcneljcmahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk kalimat lain, misalnya menyebutkan variabcl yang diketahui dan yang ditanyakan
セT Sri Subarinah.Pengemh,mganRallc:mg7il ... ,hal. 257-258
:::!5J\luhibbin Syah,Psikolo'/,I Be/ajar, lilT. Rajagrafindo Pcrsada. 200..J.), eel.
2. Pemberian arti (illlerpreliuiol1), yaiw pcmahaman yang bcrkaitan dengan kemampuan siswa dalam mcnentukan konsep-konsep yang tepat ulltuk digunakan dalal1l l1lenyelesaikan soal.
3. Pembuatan ekstrapolasi (extrapo!mion), yaitu pCl1lahaman yang berkaitan dengan kemal1lpuan siswa mcnerapkan konSCI) dalal1l perhitungan untuk mcnyelcsaikan soal.""
Daiam pendidikan sa ins. konsep (pcngetahuan dasar) adalah clasar faktor yang I1lcl1lpcngaruhi bcJajar. Konsep I1lcrupakan kCl1lal1lpuan
sescorang untuk memahami dan mcngingat informasi pCllting tergantung
pada apa yang mereka lclah kctahui dan bagail1lana pcngctahuan tersebut diatur.
Pcngclahuan yang tclah ada tcrscbut I1lcrupakan salu faktor yang
sangat penting Jiang mcmpengaruh pengetahuan barl! yang akan
didapatkan olch scorang siswa. ivlenurut flusabel, pengclahuan yang baru tersebut clihubungkan dengan pengeta.llIan yang tclah ada unluk I1lcnghasilkall pCl1lbelajaran yang lebih berarti. Pcmbelajaran yang Iebih bcrarti aclalah sebuah proses aktif dimana siswa harus I1lcngatur kerangka kognitif unluk mCl1lcnuhi kebuwhan irformasi baru 'menjadi lebih efisien.セW
Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pcngalaman tertentlJ yang relevan clan yang dapal digeneralisasikan. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu konsep akan terbcntuk apabila dua atau lebih objek dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk atau sifat-sitiltnya. Sualu konsep dapat clianggap sebagai suatu unit piklran atau gagasan yang tidak berdiri sendiri letapi saling berhubungan salu sama lain dalam suatu sistem.
Cara pandang objektif untuk mempcroleh kebenaran suatlJ konsep adalah clcngan menggunakan melode ilmiah. Suatll konsep cjikatakan objcktif jika dapal dikontlrmasikan dengan kenyataannya, artinO'a simbol
::6Ruscffcndi. E. T". h.22J
セW Puul JBischon: f)(jveloptlu'lIl 'iJ.;IlOlI'!edge Fromeu'ol'ks and l-liglwr Order
Cogllil[f Opi.::TOfions amongSecol/(/(Il:l' .'\'clloo,'S'fll:'/;m/s \rho Swdied a Unit 011 Ecology
yang ada dalam konsep tersebut ditelusuri keberadaannya di alam nyata. Olch karcna itu konsep dapat diartikan sebagai buah pikir manusia tcntang alum nyata yang dinyatakan dengan simbol atau bahasa. Konsep tentang
sualu objek dapat diperoleh ilnak sejak ia masih kecil.
Kemampuan pcmahaman konsep bcrkaitan dengan pcrkcmbangan
intelektual sescorang dan kcsiapan yang climiliki, sehingga pcmahaman
konsep mcrupakan hal yang pellting ullluk pcrkcmbangan selanjutnya..
4. Pcmbclajaran Sistcm Koloid dcngan Mctodc Konstruktivismc
Dalarn pembelajaran kimia di SMA/MA, sebagian besar guru kurang inovalif dan krcatif dalam mcneari dan mCllcmukan mctodc pcmbelajaran yang dupat mcrallgsang !1101ivasi bclajar SJ$wa. Scbagian
bcsar guru dalam mengajarkan konsep kimia lcbih banyak menceramahkan konsep-konscp, prinsip'prinsip hukum-hukum dalam bentuk yang sudah jadi kcpacta sisl\a. Pembclajaran dengan cara ini mcnycbabkan siswa tidak bcrperan aktif "chingga di dalam fikiran siswa tidak terjadi perkcmbangan slruklur kognitif.
Olch karena itu, metodc yang ditcrapkan guru sering mcmbosankan dan kurang mcrangsang sis\\a unlllk bcrlikir.
Tcori pcmbclajaran yang tclah dipcngaruhi alin111 konstruktivisme mcnjelaskan bagaimana seseorang bclajar. Perkembangan teori belajar kognitivisme mengarahkan pemahaman Y8ng lebih hakiki dari pengertian sains dan makna dari pembcl,uaran sains. Para penganut teori belajar kognitivisme mcmpunyai pemahaman bahwa sains adalah proses sa ins, dan belajar sains adalah belajar bagaimana belajar sains dcngan mcngajukan gagasan mengcnai pendekat&n belajar sains yang dikcnal dengan pendekatan konstruktivisme2S
Teori konstruktivismc ini bcrtitik tolak dari pandangan behaviorisme yang mengkaji ten tang pcrubahan tingkah laku, tentang cara manllsia bel,ljar dun mcmperolch pcnge13hllan yang mcnekankan proses
mental, pandangan behaviorismc mcngatakan bahwa pclajar dipandang sebagai pasif, memerlukan motivasi dari luar, perlu bantuan, dan pcnguatan bentuk kurikulum aliran bchavioris mcnyusun pcngetahuan mcnjadi bagian-bagian keeil dari yang scderhana sampai kekompleks, yang ditandai dcngan suatu ketennapilan tertentu. Keterampilan sebagai suatu tujuan pengajaran.
Pandangan konstruklivis dalam pernbel,tiaran mcngalakan bahwa anak-anak diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar seeara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa kc tingkat pengelahuan yang Icbih tinggi. Siswa seeara aktif, mcmbangul1
pcngctahuan mcrcka sendiri. otak siswa sebagai mediator, yaitll
mcmproses masukan dari dunia luar clan menentuakan apa yang lllcreka
pelajari. Pcmbelajaran merupakan kerja mcntal aktif, bukan menerima pengajaran dari guru seeara pasif. Dalam faham konstruktivism bila scseorang tidak mcngkonstruksikan pengetahuannya sceara aklif, dia atau siswa tidak abn bcrkcmbang pengetahuannya.29
Implcmcntasi pcmbek0aran konSlruktivismc dapat mcmbangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang dunia kimia dan persoalan-persoalan kimia yang terkadang memberikan peluang bagi sis\Va memberikan pemikiran yang di luar dugaan guru. Dengan penerapan konstruktivisme, beberapa konsep yang dirasakan sui it bagi siswa menjadi lebih mudah dipahami karena pembal"iaran terfokus pada ide-ide awal sislVa menuju konsep ilmiah.
KCUJ1ggu Ian pem be lajaran konstruktivisme adalah: a) SiSlVa bersifar aktif dalam proses pembelajaran, b) Kemampuan pemahaman sislVa yang tinggi dan rendah akan meningkat, c) Meningkatnya hasil bcl,0ar Ianpa tambahan waktu dan tanpa rambahan peralatan/bahan yang
malial, d) Meningkatnya perhatian yang sukarela, dan c) Sisll'a '1
" I. I. . • 30
ll1Cnghasl "an t\:cmampU3n metatZognlSl.
Pelllbclajaran senyall'a hidrokarbon dcngan konstruktivisme dilakukan di'lam 3 x pertemuan. Sebclum pcmbelajaran dilaksanakan tcrlcbih dahulu dilakukan pretcst untuk Il1clihat kcmampuan all'al siswa tentang scnyawa hidrokarbon. Dan sebagai bahan cvaluasi dilakukan posttest yaitu untuk melihat hasil belajar kimia siswa sctclah pcncrapan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep sistcm koloid.
Adapun indikator-indikator yang harus dicapai pada materi sistcm koloid adalah sebagai berikut:
a, 1\/lcngelompokkan campuran yang acla eli lingkungannya ke 、。ャ。jセャ
suapensi kasal', system koloid, dan lannan scjati serta mcnyimpulkan perbedaar nya.
b. rVlenjelaskan adanya 8 macam sistcm koloid bcrdasarkan fasa terdispersi dan medium pcndispcrsi
c. Mengclompokkan koloid yang ada di lingkungan kc dalam bcbcrapa macam systcm koloid
d. Menjclaskan penggunaan systcm kc-Ioid di industri kosmctik, makana, farmasi, dsb.
c. Mengamati dan menjelaskan hasil p,;ngamatannya tcnlang cfek lyndal dan gerak brown
f. Menjclaskan pcristiwa terjadinya muatl,n listrik pada parlikel koloid g. Menjelaskan kestabilan koloid dan perisliwa clektroforcsis
h. Mengamati koagulasi koloid dalanl kehidupansehari-hari dan mcnjelaskan penyebabnya
I. Mcmperagakan proses ーciセ」イョゥィ。ョ air dengan cara penambahan
koagulan
J. Menjelaskan koloid liotil dan koloid liofob scrta perbedaan sifat kcdllanya dengan contoh yang ada di lingkllngan
)iJConslrllkliv;sm Teaching of Comprehension.
k. Memperagakan pembuawn koloid dengan cara kondensasi I. Memperagakan pembuatan koloid dengan cara disperse m. Mengiclentifikasijenis koloid yang mencemari lingkungan.
5. Pembelajaran Sistem Kolold dengan Model KOIlveIlsional
Model pelllbelajaran konvensional lebih bcrpllsat pada guru. Sudjana (200 I: 39-40) menyatakan bahwa kegintan pembelajaran yang
bcrpusat pada guru ment:kankan pClltingnya aktivit'as guru dalam
membelajarkan peserta didik. Pesena didik berperan sebagai pengikllt dan penerima pasif c1ari kegiatan yang dilaksanakan.
Sadia (1996: 12) mendefinisikan model belajar konvensional
sebagai rangkaian kegiatan bclajar yang dill1ulai dengan orientasi dan
penyajian informasi yang bcrh:ait31l dengan konsep yang akan dipclajari,
c1ilanjutkan dengan pemberian i1ustrasi atau contoh soal oleh guru, c1iskusi dan tanya jawab sampai akhirnya guru lllerasa bahwa apa yang tclah diajarkannya dapat dimengerti siswa.
Jadi, model pcmbelajaran konvensional aclalah model belajar yang tidak dilandasi oleh paham konstrllktivismc, titik tolak pembelajaran tidak dimlilai dari pengetahuan allal yang dimiliki siswa (prior knowledge).
I'cmbelajaran dimulai dari penyajian informasi, pemberian ilustrasi dan contoh soal, latihan soal-soal sampai pad.] akhrinya guru merasakan apa yang diajarkan tclah dimcngcrti oleh sis\vai
\
secara berkclompok, dan dl Pembelajaran tidak c1ilaksanakn melalui
k'eglatan a oratonum,' I b , 3 1
Keunggulan c1ari model pembelajaran yang berpusat pacla guru ini adalall: a) Bahan belajar c1apat c1isampaikan secara tuntas, b) Dapat c1iikuti oJch peserta c1idik dalam jumlall besar, C} Pembelajaran dapat c1ilakukan
sesuai derigan alokasi waktu yang telah disecliakan, '/) Target materi relative mudah dicapai, e) Ada persaingan yang sehat, f) Tata tertib pacla
ー・ョァ。キ。ウセャョ anak-anak lebill mudah, g) Anak-anak saling belajar satu
sam3 lainnya,
Sedangkan kelemallan yang terjacli aclalah: a) Sangat membosankan karena mengurangi motiva:;i dan kreatifitas sis\\'a, b) Sulit untuk I1lcmbagi pcrhatian bagi scmua <1nak. c) Bakat-bakat individual sulit
untuk berkcmbang, d) Anak-anak panclai c1apat mcnjacli sombong clan anak-anak yang kurang pand;d c1upa! mcnjacli minder,,: e) Keberhasilan perubahan sikap clan prilaku peserta didik relatif untuk sulit diukur, f) Kualitas peneapaian tujuan belajar yang tclah c1itetapkan relatif renclall.'"
Perbeclaan antara pembclajaran konvensional c1engail pembclajaran konstruktivisme dapat c1ilihat pad a table I berikut ini:
Tabcl L l'crbcdaan l'clll bcl;lj a ra n ᆱッョョョセゥ [)" aI dcngan
Pembelajaran k{Iョセエイオォエゥ|Gゥウュ・
r
Konnnsional-'I
'---K-o-n-s-tr-u-j-,-ti-v-is-n-j-c---,I
I
Pembelajaran dimul'ai clad hal-hal yilng : Pel11belajaran mcnckankan konsep-bersifat khusus. Penekanan konsep esensial dil11ulai c1ari I pcmbelajaran pada ketcral11pilan-I
pennas;dahan yang bersifat UITIUITI clanI
keteral11piJan c1asar (basic skills). , l11enycluruh.I
Proses pel11 be laj aran sangat terf,)::; usTrc;;)'lle 11J'-a-n-u-l-I;-e"'b"'iI:--l-,-n-e-n-g-a-c-u--p-acl-;"a-JI
pacla buku pelajaran yang dipegang.I
SUl11beHUl11ber langsung dari apa yangr--:c,-
MLMMセMM⦅LM[Z⦅LM⦅[⦅⦅⦅[⦅⦅⦅L⦅MャMAM・j。ィ di .Jngkapkan pada bukLl pelajaran.Guru l11cl11berikan infonnasi kepada! Guru n1'."l11buka dialog dengan siswa
I
siswa, clan siswa berperan sebagai
I
clan rnel11bantunya mengkonstruksi .penerima pasif dyri pengetahuan yangJ pengetabuan yano diterimanya.31Zuhriyyah,Pengaruh PembelajaranKoopcr(}/((fCoo!Jeralh'eLearning) dengan Teknik Jigsaw lerlwdap Has/! Be/ajar Biologi Siswa.(Skripsi Prodi Pcndidikun bゥッォセァゥ Jllrusan
Pcndidikan IPi\ FITK UIN Syarifilidayalliliah Jakona, 2005), hal. 30
diberikan.
I
Penilaian mcngacu pada benar salahn);;'I' Pcnilaian ケセョァ dilakukan mengacu
I
siswa mcnjawab pcrmasalahan) angI
pada kerja slswa, hasJi observasl danI
.dilontarkan guru ..!. hasil tcs. Panilaian proses dan produk⦅セゥャ。ォエャォ。ョ secara bcrimbang _ Fokus セjエ。ュ[[Mーcャ[ャ「・ャ。ェ。イ。ョ イセャオ。1
Mcnggali pcnnasalahan yang dihadapi peneapaian kurikulum. sisw" mcnjadi fokus utama dalamf-".---,-c-,---,---;----.- peml:clalaran. MMMMセMMMMMMMMMQ
Pembelajaran menekankan paua Siswa sangat intcraktif mcmbangun pengulangan-pengulangan guna pengctahuannya dan bcrusaha tcrus memantapkan konsep yang dimilikinya untuk memperkaya struktur-struktur ,._.__________ _..k()g.'1ゥセᆪョIGLQZ⦅⦅⦅⦅⦅⦅⦅ __ . _
I
Guru mcmbcrikan informasi satu arah Guru mclakukan intcraksi melalui dan 'memiliki otoritas penuh dalam proses negoisasi maknapembelajaran
I
-.-,---0"7"-,----c--Pengetahuan bersifat pasif
1
Pengctahuan bcrsifat dinamisSiswa mclakukan pembclajaran g·una
j
Sis\\:a .l11clakukan pcmbclajaran dalam memecahkan permasalahan seeara mcmecahkan masalah seeara individual _ .. 「」イォ・ャッャセGjNZー」ZZッNZNZォZNNNS⦅j .JB. Kcrangka Bcrpikir
Pembelajaran konstruktivismc ini pada hakikatnya merupakan suatu upaya bantu an agar siswa dapat mcnjadikan pelajaran kimia sebagai wahana untuk mcmpelajari diri sendiri dan alam sekitar, selia prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari·hari. Proses pcmbelajaran menekankan pada pcmberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetcnsi agar menjeJajahi dan memahami alam sckitar sceara ilmiah.
i\lodei konstrllktivis sangat mcmperhatikan struktllr kognitif yang dimiJiki siswa sebelum pembelajaran dimulai. Asimilasi digllnakan siswa
sebagai SLJatll kerangka logis dalam rangka menginterpretasi informasi barLl.
Akomodasi digunakan dalam rangka memccahkan kontradiksi-kontradiksi scbagai bag ian dar; proses regulasi diri yang Jebih luas dan lebih komplcks. Proses akomodasi akan berJangs'.lng jika tcrjHdi modifikasi terhadap struktur kognitif yang telah ada agar cocok dengan data sensori baru yang diasimilasi.
iカャ・ャセャャオゥ ー・ュ「」ャセ|ェ。イ。ョ model konstl'llktivis ini diharapkan mampu memberikan
pcmahaman konsep yang bersifat rcsistan yang dibalVa slslVa sebelum pcmbelajaran dimulai, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Oalam model pembelajaran konvensional proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Oalam mcrancang dan mengimplcmcntasikan program pembelajaran guru tidak memperhatikan prior knowledge yang dimiliki sislVa. Proses pembelajaran berlangsung satu arah peran guru tidak lagi sebagai fasilitator dan mediator yang baik melainkan guru memegang
oloritas ーcャャQ「」ャ。ェ。イ。ョNSセ Proses ーcjQQ「」ャセセェ。イ。ャQ yang bcrlangsllng mcnjadi
kurang kondusif. Seperti yang dikatan Johar \laknun, konstruktivisme dapat
Il1cningkatkan pCll1ahall1an kOl1sep dasa:- siswa, temllan penelitian ini
mcnunjukkan balma model belajar konstrllktivis memiliki kellnggulan komparalif terhadap model belajnr konvensi·)nal. Oari pcmbahasan di atas secara kesellrllhan patut didllga bahwa pembelajaran dengan model konslruktivisme dapat mcmberikan pcmahaman lebih baik daripada pembelajaran dcngan model konvensional.
C. Pengajllan Hipotesis
Berdasarkan landasan tcori dan kerangka pikir vana
.
'"
telahdikemukakan. maka dirulTIuskan hipotesis tcrhadap masalah yang dikaji. Adapun yang mcnjadi hipotesis penclitian ini, yakni terdapat perbedaan
pcmbclajaran kimia tentang sistcm koloid dcngan mcnggllnakan model
pcmbel aj aran konstrukt iv ism e. Ilipotesis stati';lik:
Ho: fll" ll:
lla: ,ll' fI:
Keterangan:
,ll Nilai rata-rata kelompok cksperimen ,lO: Nilai rata-rata kclompok kontrol
Ho: Tidak terdapat pcngaruh mcm pcrolch pembcIajaran
pC!l1<lhaman
deng.an
kimia siswa
menggllnakan
valla-. "
model pelllbelajaran konSlrukti"isll1c dan sislVa yang mCll1pcrolch pCll1belajaran biasa.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka lujuan dari pendilian ini adalah schagai beriklu:
I. Mengerahui pe nguasaan konsep sisIVa pada m,1Ieri sislem koloid scbeLlIn dan scsudah pembclajran menggunakan model pelllbelajaran konslruklivisme. 2. Mengclahui sebeTapa besar peningkalan hasil belajar kimia sislVa setelah
pcmbclajaran menggunakan model pembelajaran konstruktivismc.
3. i\lcngcrahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran konstruktivismc terhadap hasil hclajar kimia sislVa
B. Waktii dan Tempat Penclitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA AI-Baqiyatussholihat kelas XI, waktu peneletian pada semester genap tahun ajaran 2007/2008, pada tanggal 17 maret sid 18 april 2008.
C. PoplIlasi dan Tcknik Pcngambilan Sampel
Populasi pcnclitian ini adalah seluruh sislVa kelas XI MA AI-Baqiyalussholih2.t yang lerdiri dari 2 kelas. Peneletian ini menggunakan 2 kclas yaitu.. kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga dilakukan pcngambilan sampel sceara 'leak dcngan lckhnikc!asler random sampling.
D. i\letode I'cllelitiall
Peneletian ini merupakan sludi ekspcrimcn dcngan dua kelompok sam pel yailu kelompok ekspcrimen dan kelompok konlrol. Kelompok eksperimen adalah siswa yang mcmperoleh pcmbclajaran dengan model pembclajaran konstruktivismc.
pcnclitian bcrbcntllk Random/oed Pre-test Control GrollI' Des/gn clan digambarkan sebagai berikut:
Tabcl2. Metode Pencletian
セセセBMHNォセ⦅・NLMsiGーM⦅o・セiZNLMャ⦅ゥZMZ⦅セセセGMᄋi⦅ャセKMiZ⦅M
sセuセセLMMセ⦅G ・セォ⦅G Mェセ⦅N⦅
.._1_)イ⦅」ッMZM⦅エ⦅」⦅ウセエ
__-j_:_..セセ・⦅イセャ。⦅クBLォ]オ]。]ョ⦅Mェ
•._ Posoo=Jゥセkッョャイッャ
__J
R_ _..L O ._ _ .. . . . ; . "--j
Keterangan:
R: Pemilihall ,am pel sccara acak
o : Tcs alVa!. tcs akhir pacla kelompok Ekspcrimen clan Konlrol
X: Perlakllan pembelajaran dcngan moclcl pcmbelajaran konstrllktivismc Pacla pcncletian ini, sislVa clalam kelompok ekspcrimen clan kontrol cliberi test pemahaman kimia pilcla awal clan akhir pcmbelajaran, Hal ini clilakukan unluk mengetahui pcningkatan pemahaman kimia sislVa sebelum clan sesuclah pembelajaran,
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data pcneletian, peneliti mcnggunakan teknik pengumpulan clata berupa instrumen tes, t・セZ ialah seperangkat rangsangan (stimulus yang diberikan kepada sescorang dcngan maksud untuk mendapat jawaban yang lapat dijaclikan dasar bagi pcrolehan skor angka),
Data clalam penelitian ini cliperoleh mei"lui pretest dan posttest. Pretest adalah tes hasil belajar yang bcrtlljuan lIntuk mengetahui seberapa bcsar pengctahuan awal siswa scbelum pcncrapan model pembclajaran konslrllktivisme, Sedangkan postlest adalah tes hasil belajar setelah pencrapan pel11belajaran I11cnggunakan model pcmbclejaran konstrllktivisl11c lIIitllk l11elihat ketllntasan hasil belajar clan apakan tcrdapat peningkatan hasil belajar akibat aclanya perlakuan.
F. Varia bel Pcnditian
I. Variabcl be bas adalah variabd y'ung mempengaruhi variabel lain.
Variabcl b'obas daalm penelclian ini yaitu pembel,Daran dcngan model pembclajann konstruktivisme,
2. Variabcl terikat aclalah variabel yang dpengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pcmahaman konsep kimia siswa 3. Variabel kontrol adalah variabci yang pengaruhnya kcpada variabel terikat
dikendalikan. variabel kontrol dalam pCllcletian ini misalnya Reneana Pembelajaran guru, waktu belajar, kemampuan siswa dan lain sebagainya
G. Instrumen I'enelitian I. Va riabel Terikat
a) Definisi Operasional
pGセャャQ。ィ。ュ。ョ konsep kimia: kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau suutu tindakan.
il) Tes I'emahaman Kimia
Tes ini digunakan untuk mcngukur pemahaman kimia siswu
ォcD」ャオイオォャャセN Te$ ini tereliri elari 25 butir soal dalam bentik 'pilihan ganela.
Bloom mengemukakan bahwa ada tiga macam pemahaman, yaitu: Pengubahan (I)'{/ns!olion), pembcrian arti (inlerprelmion), elan pembuatan ekslrapologi (e.rI,"opo!miolJ),
2. Kalibcrasi
a) Analisis Valielitas Tcs
Valielitas tcs adalah tingkat kcabsahan atau ketepatan suatu tes elalam mengllkur sasaran yang akan eli lIkULI
Untuk mengetahlli valiclitas isi bUlir soal dilakllkan lIji coba soal. Validitas tes secara cmpiris dapat ditentllkan dengan mcnggunakan Koo!isien Point biseral:
171p - 171,
H1
fpbi =
-Sf), q
I Suh3rsimi Al'ikunto. OIゥャN|オjBセ、オウ。LN FnJ!uosi PemlidiJ...,m, (Jabrta: Bumi
Keterangan :
Mt : ivlean Seem'a Kcscluruhan SOt : Stanclar Deviasi
rpbi : Koefision KordasiProduct Alament
P : Proporsi responclen yang mcnjawab benar q : Proporsi respondcn yang menjawab salah Mp : Mean responden yang mcnjalVab bcnar'
Lnluk mengctahui \alid utal! tiJakllya butir soal. maka rpbi
dibandingkan dengan rtJoclproduct moment clengan C1 ZZZNセ 0,05 dengan rtabel
scbcsar 0.349. Jika