KATA PENGANTAR
“ Bismillahirrahmanirrahim… “
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas Kehadirat ALLAH SWT,
Tuhan Semesta Alam yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kepada setiap hambanya. Dan dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya tersebut
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dan penulis mengangkat judul
“Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan”.. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi program Diploma III Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam tak lupa juga
penulis hadiahkan kepada jungjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah memberikan suri tauladan yang baik pada seluruh umat manusia. Semoga
kelak kita mendapat Syafa’at-Nya di kemudian hari, Amin.
Penulis sungguh menyadari penyelesaian tugas akhir yang penulis lakukan
ini tak lepas dari dorongan moril maupun materil yang diberikan oleh kedua orang
tua penulis (Ayahanda Arisman Tanjung dan Ibunda Yusnimar Jambak). Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih khusus buat kedua orang tua penulis yang
paling berjasa dalam mendidik, dan membesarkan penulis hingga sampai sekarang
ini. Atas do’a dan kepercayaan mereka jugalah penulis dapat menyelesaikan
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa tugas akhir ini
belumlah sempurna dan terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan
kalimat maupun isinya. Atas dasar tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penyelesaian tugas akhir ini, karena tanpa bimbingan dan
petunjuk dari dosen pembimbing dan pihak lain, maka sulit bagi penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Program
Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan
arahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Pimpinan dan seluruh karyawan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)
Medan, yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan izin dan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR LAMPIRAN ………. vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Rumusan Masalah ………... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 3
D. Sistematika Penelitian...4
BAB II : Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan A. Sejarah Ringkas ………..6
B. Struktur Organisasi ………. 6
C. Uraian Tugas ( job description ) ……….. 7
BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Aktiva Tetap ……….. 12
B. Cara Perolehan Aktiva Tetap dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap...18
D. Penggantian Aktiva Tetap ...28
E. Penggunaan Aktiva Tetap...29
F. Manual Prosedur Pemrosesan Aktiva Tetap...30
G.Pengendalian Intern dan Tujuannya...30
H.Pengawasan Intern Aktiva Tetap...31
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 35
B. Saran ……….. 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Susunan Organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, jasa maupun perusahaan
dagang tentu memiliki aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun. Namun jenis aktiva tetap yang dimiliki setiap perusahaan mungkin berbeda
satu sama lainnya seperti perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan lainnya,
namun yang jelas masing perusahaan mempunyai aktiva tetapnya
masing-masing. Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin.
Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari
segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, pengolahanya yang melibatkan
banyak orang, dan pembuatanya yang sering dalam jangka panjang, maupun dari
segi pengawasanya yang sangat rumit.
Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin.
Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetapnya dengan berbagai cara misalnya :
pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, leasing, dibuat sendiri
dan sebagainya. Untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aktiva tetap,
baik, karena pengembalian dana yang telah diinvestasikan tersebut membutuhkan
jangka waktu yang cukup lama.
Pengawasan atas aktiva tetap harus selalu diperhatikan oleh perusahaan,
sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aktiva karena kurangnya perhatian dari
perusahaan akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga merugikan
perusahaan. Sebaliknya, apabila pengawasan terhadap aktiva tetap dilaksanan
dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.
Kebenaran aktiva tetap harus dipertangungjawabkan, dipergunakan secara wajar,
diasuransikan secukupnya dan ditangani dengan cara yang baik sebagaimana yang
telah ditetapkan oleh manajemen dan diawasi oleh pengawas perusahaan.
Mengamati begitu besarnya pengaruh aktiva tetap bagi perusahaan seperti
yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mencoba meniliti dan
mengevaluasi pengendalian dan pengawasan aktiva tetap, maka dari itulah dalam
karya tulis ini penulis memilih judul “ Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi perumusan
masalah adalah “ Apakah pengawasan intern aktiva tetap yang diterapkan oleh
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan telah dilaksanakan
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan
yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan
penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada program Diploma III.
2. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam
perkuliahan dengan melihat penerapanya yang dilaksanakan oleh
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.
3. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai cara efektif
dalam pengawasan aktiva tetap.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan dalam memperoleh aktiva
tetapnya.
5. Untuk mengetahui metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.
C.2. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Dapat memperdalam wawasan penulis mengenai pengawasan intern aktiva
tetap guna membantu perusahaan dalam mengurangi kecurangan yang
2. Bagi perusahaan
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan, untuk melihat
sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam pengawasan intern
aktiva tetap.
3. Bagi pembaca
Sebagai informasi perbandingan di dalam penelitian dimasa yang akan
datang.
D. Sistematika Penelitian
Agar pembahasan tugas akhir ini dapat lebih mudah dipahami maka
penulis menguraikan isi tugas akhir ini sedemikian rupa, dan secara sistematis
tulisan ini dibagi atas empat bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab.
Adapun penulisan tugas akhir ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini berisikan sejarah ringkas perusahaan, struktur
organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana
BAB III TOPIK PENELITIAN
Pada bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian
aktiva tetap dan jenis-jenisnya, cara perolehan aktiva tetap dan
metode penyusutannya, penggantian aktiva tetap, penggunaan
aktiva tetap, pengertian pengendalian intern dan tujuannya,
pengawasan intern aktiva tetap dan pengawasan intern aktiva tetap
yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)
Medan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan berdasarkan uraian
terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva
tetap pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media
Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan
BAB II
KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ”MEDIA” DINAS KOMUNIKASI INFORMASI DAN INFORMATIKA
(DISKOMINFO) MEDAN
A. Sejarah Singkat Koperasi
Koperasi Media ini dulu bernama Departemen Penerangan (DEPPEN) dan
dengan akte perubahan No. 518 / BH / PAD / XI / 2002, nama Departemen
Penerangan (DEPPEN) diubah menjadi Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)
Medan. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan yang berkedudukan dijalan H. M.
Said No. 27 Medan. Adapun mengenai keanggotaan Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika
(Diskominfo) Medan sampai saat ini tercatat sebanyak 185 orang (tahun yang
sedang berjalan tahun 2008.)
B. Struktur Organisasi Koperasi
Organisasi adalah merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan atas dasar
kerjasama yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil
merumuskan bidang tugas masing-masing unsur serta meneger hubungan antara
yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hirarki. Struktur organisasi
salah satu faktor yang mempengauhi orang yang tergabung didalamnya. Karena
setiap pimpinan maupun bawahan yang ada dalam organisasi akan mengetahui
dengan jelas sampai dimana kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan,
batas-batas serta kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa ia harus bertanggung jawab
kepadanya.
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan baik
banyak dibantu atau dipengaruhi oleh mengerti atau tidaknya seseorang atau
individu yang tergabung dalam organisasi itu. Dengan demikian struktur
organisasi bukanlah menjadi tujuan perusahaan, tetapi merupakan alat yang
dipergunakan dalam mencapai tujuan.
Satu kesatuan kerja dari setiap departemen harus dimiliki suatu perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya, karena tujuan dari suatu perusahaan hanya dapat
dicapai dengan kerjasama yang baik dan terkoordinasinya para anggota. Hal ini
akan tercapai dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab
yang jelas kepada setiap anggota perusahaan.
C. Uraian Tugas (Job Description)
Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas usaha diatur pembagian
tugas masing-masing fungsi/pelaksanaan penanggung jawab secara tertulis
sebagai berikut :
1. Dewan Penasehat (Pembina)
Dewan penasehat (Pembina) berfungsi memberikan saran-saran, pendapat,
mengenai masalah tertentu baik diminta maupun tidak, demi untuk kemajuan
koperasi yang bersangkutan. Dewan penasehat tidak diberi gaji tetapi dapat dapat
diberi uang jasa yang disetujui oleh rapat anggota. Disamping itu Dewan
Penasehat (Pembina) tidak mempunyai hak dalam rapat anggota dan rapat
pengurus. Adapun tanggung jawab dari Dewan penasihat (Pembina) secara lebih
jelas adalah :
a) Memberikan nasehat yang berhubungan dengan kegiatan operasional
koperasi.
b) Mengkoordinir tugas-tugas perencanaan, pengorganisasian dan pemberian
pengarahan kerja.
c) Pengawasan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan pendayagunaan aktiva
dan passiva untuk mencapai tujuan koperasi.
2. Pengurus
Jabatan yang memungkinkan mengangkat karyawan yang akan dituangkan
dalam SK Pengurus.
3. Badan Pengawas
Untuk menghindari hal-hal yang bersifat negative, maka dibentuk suatu
badan pengawas untuk melakukan pengawasan (control) melalui audit secara
periodik dengan frekuensi kegiatan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali dengan
pasal 38 UU No. 25 Thn 1992.
Adapun tugas dan kewajiban Badan Pengawas adalah :
a) Mengawasi pelaksanaan tata kehidupan organisasi dan usaha serta
b) Memeriksa, meneliti kebenaran buku-buku dan catatan-catatan yang
berhubungan dengan organisasi dan usaha koperasi.
c) Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai:
Bidang keuangan dengan membuat berita acara pemeriksaan kas
Persediaan barang-barang serta kekayaan koperasi
Laporan keuangan
4. Ketua I
Ketua I mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Memimpin kegiatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media
Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan
berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan
Rapat Anggota Tahunan serta kebijaksanaan yang ditetapkan oleh rapat
pengurus.
b. Mewakili/ penanggung jawab kedalam maupun keluar.
c. Memimpin rapat pleno (rapat pengurus lengkap) maupun rapat pengurus
harian.
d. Memimpin, mengarahkan serta mengawasi seluruh kegiatan pelaksanaan
rencana kerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.
e. Sebagai koordinator umum Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
5. Ketua II
Ketua II mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mewakili seluruh pelaksanaan tugas ketua
b. Mengadakan pembinaan terhadap departemen-departemen yang berada
dibawah naungannya.
c. Mewakili ketua I dalam tugasnya :
1. Menandatangani seluruh bukti pengeluaran uang Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan
Informatika (Diskominfo) Medan, jika ketua berhalangan.
2. Memimpin rapat pengurus jika mendapat pendelegasian dari Ketua I.
d. Mengkoordinir bidang organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)
Medan.
6. Sekretaris I
Tugas sekretaris I sebagai berikut :
a. Mengkoordinir dari seluruh kegiatan administrasi Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan
Informatika (Diskominfo) Medan.
b. Mengkoordinir kegiatan secretariat pengurus koperasi sehari-hari.
c. Membantu mempersiapkan rencana kegiatan Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika
(Diskominfo) Medan baik yang bersifat umum maupun bidang organisasi.
7. Sekretaris II
Tugas sekretaris II sebagai berikut :
a. Membantu sekretaris sebelum melaksanakan tugas kesekretariatan Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media (Diskominfo) Medan.
b. Membuat buku notulen rapat.
c. Membuat buku daftar anggota.
d. Membuat buku agenda surat masuk dan surat keluar.
e. Membuat buku tamu.
f. Mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan.
8. Bendahara
Tugas bendahara sebagai berikut :
a. Membantu ketua dalam merumuskan kebijaksanaan dalam bidang keuangan
sesuai dengan keputusan rapat pengurus dan rapat anggota.
b. Menandatangani cheque/ giro dan sebagian orang pertama yang berhak
menandatangani cheque/ giro Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.
c. Mengupayakan mencari sumber dana dari anggota yang dapat digunakan
untuk pelaksanaan rencana kerja.
d. Menyimpan dan mengadministrasikan keuangan Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan
Informatika (Diskominfo) Medan.
BAB III PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Aktiva Tetap A.1. Aktiva Tetap
Sebelum penulis membahas lebih lanjut pengertian dan jenis-jenis aktiva
tetap, maka penulis akan menjelaskan pengertian aktiva tetap itu sendiri. Aktiva
tetap adalah merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai
manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, yang dimiliki oleh perusahaan dan
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.
Selanjutnya penulis mengutip definisi aktiva tetap menurut ahli akuntansi
sebagai berikut :
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 58) “Aktiva tetap adalah aktiva
tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan
dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.
Dengan demikian, aktiva tetap harus mempunyai syarat :
1) Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan
2) Mempunyai bentuk fisik
3) Memberikan manfaat dimasa yang akan datang
4) Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal
Aktiva tetap dapat dibedakan dari aktiva-aktiva lainya berdasarkan
karakteristik-karakteristik berikut :
1. Aktiva tetap diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan usaha. Nilai
aktiva berasal dari jasa yang diberikanya, bukan dari potensinya untuk dijual
kembali.
2. Aktiva tetap menyediakan manfaat selama beberapa periode akuntansi.
Menurut prinsip pengaitan, biaya perolehan dari suatu sumber daya yang
memberikan potensi jasa haruslah dikaitkan dengan beban untuk
menghasilkan jasa tersebut.
Sedangkan Harahap ( 2002 : 20) mendefinisikan aktiva tetap berikut ini:
“Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang menjadi hak milik perusahaan dan
dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan meghasilkan barang dan jasa
perusahaan”.
A.2. Jenis-jenis Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu :
1. Substansi
Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya.
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Tangible Fixed Asset (aktiva berwujud)
Contonya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya.
b. Intangible Fixed Asset (aktiva tidak berwujud)
2. Umur
Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu
tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap
memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Berdasarkan umurnya aktiva tetap
terdiri dari :
a) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah.
b) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaanya bisa digantikan dengan aktiva sejenis. Misalnya : bangunan,
mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.
c) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaanya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis.
Contohnya : sumber-sumber alam sepeti tambang dan hutan.
3. Disusutkan atau Tidak
Pengkategorian aktiva dari segi disusutkan atau tidak biasanya dicirikan
dengan atau tidak penurunan nilai aktiva tersebut. Penyusutan terhadap harga
perolehan dilakukan apabila aktiva tetap mengalami penurunan nilai selama masa
manfaatnya. Adapun pembagian aktiva tetap dari segi ini adalah sebagai berikut :
a. Depreciated Plant Assets (aktiva tetap yang disusutkan)
Contohnya : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan
b. Underpreciated Plant Assets (Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan)
Contohnya : tanah.
4. Jenisnya
a. Tanah
Tanah yaitu bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya
suatu lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang
diatasnya didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu
sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut
atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai
lahan. Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya
akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :
1) Harga Beli
2) Ijin dari pemerintah
3) Komisi pialang
4) Fee nama baik
5) Biaya survey
b. Bangunan/Gedung
Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan
lain. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi bangunan
tersebut. Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung antara lain :
1) Fee arsitek
2) Biaya asuransi
3) Ijin dari pemerintah
4) Bea balik nama
Gedung ini mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1) Dipakai untuk membangun kantor
2) Dipakai untuk tempat penyimpanan atau gudang
c. Mesin
Mesin merupakan peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin
yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh
mesin tersebut adalah :
1) Pengujian sebelum digunakan
d. Kendaraan
Kendaraan merupakan semua jenis transportasi yang digunakan dalam
proses pengangkutan, meliputi mobil, truk, sepeda motor, dan angkutan lain yang
digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
e. Peralatan
Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu
perusahaan. Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain :
1) Reparasi pembelian (peralatan bekas)
2) Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)
f. Kantor Inventaris
Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan
dan kelancaran proses operasional suatu perusahaan, inventaris kantor dapat
berupa :
a) Mesin tik
b) Komputer
c) Perabot kantor
d) Meja tulis
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan mengkategorikan
jenis aktiva tetapnya kedalam tiga kategori yang masing-masing masa manfaatnya
telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :
1. Tanah
2. Bangunan
3. Inventaris Kantor, dibagi atas :
a. Komputer
b. Mesin kantor
c. Perabot kantor
Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori aktiva tetap
yang ada di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan telah disesuaikan
dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki
ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu
berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
B. Cara Perolehan Aktiva Tetap dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap B1. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh
jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva
aktiva tetap tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut
dapat digunakan oleh perusahaan. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu
perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara, antara lain :
1. Pembelian Tunai
Pembelian tunai adalah pembelian aktiva yang pembayarannya tidak
memerlukan tenggat waktu yang lama dari saat pembeliannya. Dalam pembelian
tunai ini aktiva dicatat sebesar uang kas yang dibayarkan dan meliputi harga beli
dan semua biaya yang berhubungan dengan pemilikan itu.
Apabila dalam pembelian tunai diperoleh potongan maka potongan
tersebut akan diperkurangkan dari harga beli aktiva, dengan demikian akan
mengurangi harga perolehannya. Pembelian tunai atas aktiva bekas pakai harga
perolehannya adalah semua biaya untuk memperoleh aktiva tersebut termasuk
apabila perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki keadaan aktiva
yang rusak agar menjadi baik kembali.
Bila beberapa aktiva tetap dibeli secara bersama-sama dengan harga
tunggal, maka perusahaan akan mengalami masalah, masalahnya ialah apabila
aktiva yang dibeli secara bersama tersebut umur atau masa pakainya
berbeda-beda. Maka masing-masing nilai aktiva harus dipisahkan.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2004; 58) “Harga perolehan dari
masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar
Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah :
Aktiva tetap xxx
Kas xxx
2. Pembelian Kredit
Pembelian kredit adalah pembelian aktiva tetap yang pembayarannya tidak
sekaligus tetapi berangsur-angsur dan pelunasannya memerlukan waktu lebih dari
satu periode akuntansi. Dalam pembelian kredit ini harga beli aktiva tetap menjadi
lebih mahal dibandingkan dengan tunai, kelebihan harga tersebut adalah
merupakan bunga atas pembelian cicilan tersebut.
Dalam menentukan harga perolehan bunga tidak boleh dimasukkan
sebagai bagian dari harga perolehan, tetapi harus diperlakukan sebagai biaya.
Dengan demikian harga perolehan aktiva tersebut adalah harga tunai ditambah
biaya-biaya lain di luar biaya tersebut. Pembebanan bunga atas kredit dapat
dilakukan dengan :
a. Secara Flat
Dimana biaya bunga sama untuk setiap pembayaran angsuran
persemester.
b. Berdasarkan Sisa Hutang
Dimana biaya bunga dihitung dari sisa hutang terakhir.
Jurnal untuk mencatat pembelian yang dilakukan secara kredit adalah :
Aktiva Tetap xxx
3. Pembelian dengan Surat Berharga
Dalam usaha untuk mendapatkan aktiva tetap perusahaan dapat
mengeluarkan surat-surat berharga yang berupa saham atau obligasi. Saham atau
obligasi tersebut dipakai sebagai penukaran dari aktiva tetap yang diinginkan.
Dalam pertukaran antara aktiva dengan surat berharga ini timbul masalah berapa
besarnya nilai aktiva yang diterima akan dicatat, apakah sebesar harga pasar
aktiva atau sebesar harga pasar surat berharga atau bahkan nilai nominalnya.
Kalau dalam pertukaran tersebut harga pasar dari surat berharga diketahui
maka aktiva yang diterima dinilai sebesar harga pasar dari surat berharga akan
tetapi apabila harga pasar dari surat berharga tidak diketahui, aktiva tetap yang
diperoleh tersebut dapat dinilai sebesar harga pasar yang bersangkutan.
Dalam memperoleh aktiva dengan cara seperti ini laba atau rugi tidak
boleh diakui, karena dengan mengeluarkan surat berharga yang berupa saham,
pemilik aktiva yang ditukar tersebut menjadi pemegang saham (pemilik), dan
apabila yang dikeluarkan obligasi atau kreditor sehingga tidak mungkin adanya
laba atau rugi. Berikut jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu :
Aktiva Tetap xxx
Potongan Harga xxx
Modal Saham xxx
Premium xxx
4. Aktiva Tetap yang Dihadiahkan
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut
ini wajib dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilain yamg
independen (appraisal company) dan di kredit modal donasi (donate capital).
Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva
tersebut sudah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini,
maka dicatat sebagai resume expenditure. Contohnya biaya surat-surat, akte, dan
sebagainya.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2004; 16.7) berpendapat bahwa :
“Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun Modal Donasi”.
Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Aktiva Tetap xxx
Modal Donasi xxx
5. Aktiva yang Dibangun Sendiri
Untuk memenuhi keperluannya dalam pengadaan aktiva tetap, perusahaan
dapat membangun atau membuat sendiri aktiva tetap tersebut. Tujuan perusahaan
membuat atau membangun sendiri aktiva tetap biasanya didasari oleh maksud
perusahaan untuk mendapatkan kualitas aktiva yang lebih baik dibandingkan
harus membeli, menghemat biaya atau memanfaatkan fasilitas perusahaan yang
menganggur.
Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya
termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak
Menentukan jumlah overhead tidak langsung akan dialokasikan pada
aktiva tetap yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa
cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu :
1) Metode Incremental Cost
Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaiakn (tambahan) biaya
overhead akibat adanya pembanguanan aktiva tersebut.
2) Metode Proporsional
Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenakan overhead itu
sendiri, melainkan juga biaya overhead secara rata baik untuk kegiatan
biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.
6. Aktiva Tetap yang Diperoleh dengan Pertukaran
Perusahaan mungkin mengambil kebijaksanaan untuk memperoleh aktiva
baru dengan cara menukarnya dengan aktiva lama yang telah dimiliki oleh
perusahaan. Dalam kejadian seperti ini secara umum ketentuannya adalah bahwa
aktiva baru yang diperoleh akan dicatat (dinilai) sebesar harga pasar dari aktiva
lama yang diserahkan atau kalau harga pasar aktiva baru lebih jelas diketahui
maka dapat pula mempergunakan harga pasar aktiva baru tersebut.
Dalam tukar menukar seperti ini kadang-kadang pihak pembeli harus
memberi tambahan uang atau nambah, apabila hal ini terjadi maka aktiva baru
akan dicatat senilai harga pasar dari aktiva lama ditambah uang kas yang harus
dibayarkan. Laba rugi pertukaran dapat timbul apabila terjadi perbedaan antara
pertukaran tersebut. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan
harga perolehan dalam tukar-menukar, yaitu :
1) Nilai Buku
Yaitu, aktiva yang diperoleh dinilai dengan nilai buku aktiva yag
ditukarkan dan tidak memperhitungkan laba atau rugi. Nilai buku yang
dihitung dari harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
2) Nilai Pasar
Yaitu, harga perolehan aktiva baru ditentukan sama dengan nilai pasar
aktiva lama yang ditukar tambah dengan pembayaran tunai. Selisih nilai
pasar aktiva lama dengan buku dihitung sebagai laba atau rugi.
3) Trade-in Allowance
Yaitu, harga perolehan aktiva baru dihitung berdasarkan nilai trade-in
allowance lama ditambah dengan pembayaran tunai. Selisihnya dihitung
sebagai laba atau rugi.
Penetapan nilai suatu aktiva tetap dapat dilakukan dengan lebih dahulu
mengetahui jenis aktiva tetap itu sendiri dan dari mana aktiva tetap itu diperoleh.
Harga perolehan yang dicatat adalah harga yang akan dibayarkan kepada penjual
ditambah dengan biaya yang dikeluarkan hingga fisik aktiva tetap yang dibeli
dipergunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.
B2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam
dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi
aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.
Menurut ikatan Akuntan Indonesia, (2004; 16.2) : “Alokasi sistematik
jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”
1. Metode Alokasi
Besar kecilnya penyusutan setiap periode ditentukan oleh tiga faktor yaitu
: harga perolehan dari aktiva, taksiran nilai sisa dan taksiran umur aktiva. Harga
perolehan adalah semua biaya untuk memperoleh aktiva sampai aktiva siap untuk
dipergunakan. Ada beberapa metode dalam melakukan alokasi harga perolehan
aktiva yaitu:
a) Berdasarkan waktu
Metode alokasi ini adalah yang mendasarkan alokasinya berdasarkan umur
dari aktiva.
b) Berdasarkan kegunaan
Metode ini mendasarkan alokasinya pada banyak sedikitnya pengunaan
dari aktiva.
c) Alokasi untuk kelompok-kelompok aktiva
Metode ini adalah metode yang berdasarkan waktu tetapi dipergunakan
untuk menyusutkan sekelompok aktiva secara bersama-sama.
2. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus adalah metode alokasi harga perolehan yang
mendasarkan alokasinya pada waktu pemakaian, dalam metode ini beban
per periodik dengan cara membagi harga perolehan yang disusutkan dengan
taksiran umurnya. Cara menghitung besarnya penyusutan untuk tiap priode adalah
:
D = Besar deprisiasi untuk suatu priode
Hp = Harga perolehan
Ns = Nilai sisa
n = Taksiran umur manfaat
Contoh : Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp.10.000.000,- nalai sisa
diperkirakan Rp.5.000.000,- dan taksiran umur 10 tahun. Penyusutan aktiva
tersebut adalah :
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode ini mengalokasikan harga perolehan dari priode ke priode
semakin menurun. Alokasi ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa alokasi
semakin lama semakin turun daya layannya. Sedangkan biaya reparasi dan
Contoh : Pada tanggal 2 februari 2007 dibeli mesin seharga Rp.50.000, umur
mesin 5 tahun, dan nilai sisa 0.
Tabel 3. 1
Penyusutan Mesin dengan Metode Jumlah Angka Tahun Tahun
Sumber : Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan
Keterangan :
1. 5/15 x Rp.50.000 = Rp.16.666,67
2. 4/15 x Rp.50.000 = Rp.13.333,33
3. 3/15 x Rp.50.000 = Rp.10.000
4. 2/15 x Rp.50.000 = Rp. 6.666,67
5. 1/15 x Rp.50.000 = Rp. 3.333,3
C. Manual Prosedur Penyusutan Aktiva Tetap
1. Membuat daftar kartu aktiva tetap.
2. Membuat rekap penyusutan per kode perkiraan aktiva tetap.
a) Garis lurus
b) Saldo menurun
c) Saldo menurun ganda
4. dan juga dapat mengunakan dua skema penyusutan yaitu penyusutan
intern dan penyusutan ekstern.
D. Penggantian Aktiva Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap
dikarenakan aktiva tetap tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik
dari pemakaiannya. Penarikan tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1. Dengan cara dibuang
Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut sudah tidak
lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai
pasar. Ayat jurnal pencatatannya adalah :
Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx
Aktiva tetap xxx
2. Dengan cara dijual
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara
lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal
yang tetah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang
3. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain
Aktiva yang sudah tidak terpakai lagi ditukar dengan aktiva lain atau
aktiva baru yang sejenis ataupun yang tidak sejenis yang manfaatnya sama
dengan aktiva yang akan ditukar.
E. Penggunaan Aktiva Tetap
Dalam pengunaanya aktiva tetap mengeluarkan berbagai macam biaya
aktiva tetap yaitu :
1. Biaya reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik
kembali
2. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap
pada kondisi baik
3. biaya pergantian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan
sebagian dari aktiva tetap yang rusak
F. Manual Prosedur Pemrosesan Aktiva Tetap
Dalam aktiva tetap ada juga yang mengunakan manual prosedur dalam
pemrosesanya yaitu :
1. Memberikan nomor sebelumnya pada pemberian wewenang pengeluaran
modal individu dan menyelidiki dokumen yang hilang.
2. Melacak salinan order pembelian untuk pengeluaran modal pada personel
3. Merekonsiliasikan tambahan aktiva tetap dengan pemberian wewenang
pengeluaran modal.
4. Permintaan informasi pembelian atau personil lain untuk
mengklarifikasikan deskripsi atau fungsi asset.
5. Menetapkan definisi yang jelas untuk kategori asset.
6. Memberikan nomor sebelumnya atas aktiva tetap.
7. Menetapkan kebijakan masa dan metode penyusutan.
G. Pengendalian Intern dan Tujuannya
Pengawasan atau pengendalian intern meliputi organisasi dan semua
metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan
umtuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa
jauh dapat dipercayanya data akuntansi. Meningkatkan efisiensi usaha dan
mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah diterapkan. Pengendalian
intern meliput i :
1. Pengendalian Akuntansi
Pengendalian akuntansi adalah pengendalian meliputi pengamanan
terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan akuntansi.
2. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi adalah pengendalian meliputi peningkatan
efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pemimpin yang telah
Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai
berikut :
• Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
• Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
• Untuk menggalakkan efisiensi usaha
• Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan
H. Pengawasan Intern Aktiva Tetap
Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aktiva tetap memerlukan
perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan,
kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem
pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas
kegiatan operasional perusahaan. Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva
tetap adalah :
• Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan
perusahaan.
• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaan.
• Menerapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik
suatu aktiva tetap.
• Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting
Pengawasan intern yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika
(Diskominfo) Medan yaitu :
1. Perolehan Aktiva Tetap
Mengutip apa yang telah diuraikan diatas mengenai cara perolehan aktiva
tetap bahwa dalam perolehannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara
yang dipilih untuk memperoleh aktiva tetap oleh Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika
(Diskominfo) Medan yaitu dengan membeli secara tunai, dengan dana yang
diperoleh dari Koperasi.
Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat
kedalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat
dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh
biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan.
Seluruh-seluruh biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan
aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap
merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut.
2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan mengalokasikan
harga perolehan dari masing-masing akhir priode aktiva tetap sebagai beban
penyusutan. Metode penyusutan ynag diterapkan oleh Koperasi Pegawai Republik
(Diskominfo) Medan didasarkan atas pertimbangan alasan yang layak, serta
penerapan aktiva tetap yang dimiliki secara konsisten.
Persentase penyusutan aktiva tetap pada Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika
(Diskominfo) Medan untuk tahun 2008 setiap tahunya adalah 10 % per tahun pada
setiap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut Presentase aktiva tetap
pertahun pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan ditunjukkan pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Persentase Aktiva Tetap Per Tahun Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)
Medan
Kategori Aktiva Tetap Nilai Aktiva Tetap Persentase per tahun
Tanah Rp. 133,250,553 10 %
Banguanan Rp. 1,338,553 10 %
Computer Rp. 23,305,000 10 %
Mesin kantor Rp. 15,898,400 10 %
Perabot kantor Rp. 20,423,330 10 %
Sumber : Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.
3. Penggantian Aktiva Tetap
(Diskominfo) Medan yaitu, dengan cara dibuang atau dinonaktifkan. Dibuang
dalam hal ini lebih dimaksudkan di nonaktifkan, karena aktiva tetap tersebut
sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki residu atau nilai pasar.
4. Penggunaan Aktiva Tetap
Pengunaan aktiva tetap pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan
disesuiakan berdasarkan kebutuhannya, yaitu aktiva tetap akan dipergunakan oleh
pihak-pihak yang memang dalam aktivitasnya mengunakan aktiva tetap tersebut.
Selama pengunaan aktiva tetap tentu tidak terlepas dari expenditure yang
dikeluarkan aktiva tersebut.
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas
Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan dalam pengunaan
aktiva tetapnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya pergantian yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk mengantikan sebagian dari aktiva yang rusak.
Dari uraian diatas dengan pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dilakukan
oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan maka dapat dilihat bahwa
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan telah berusaha melakukan
pengawasan yang baik secara efisien dan efektif terhadap aktiva tetap yang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan merupakan badan usaha
yang bergerak dibidang jasa . Dimana Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika
(Diskominfo) Medan menawarkan jasa berbentuk asuransi jiwa kepada
setiap nasabahnya dengan pembayaran yang berbentuk premi.
2. Struktur organisasi yang digunakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)
Medan adalah struktur organisasi garis (line organization). Karena struktur
garis merupakan struktur yang fungsional.
3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan memperoleh aktiva
tetapnya dengan cara pembelian tunai dengan mengunakan dana dari
Koperasi.
4. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
penyusutanya dengan metode saldo menurun yang mana penyusutan setiap
tahunya adalah 10 % per tahun.
5. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi
Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan melakukan penggantian
aktiva tetapnya dengan cara dibuang atau di nonaktifkan. Hal ini
dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk
digunakan.
6. Pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan
Informatika (Diskominfo) Medan sudah dijalankan dengan cukup baik.
B. Saran
Beberapa saran dari penulis mungkin berguna untuk diterapkan :
1. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap
aktiva tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih
efektif dan efisien lagi.
2. Hendaknya pengawasan intern aktiva agar selalu ditingkatkan, mengingat
semakin berkembangnya kemajuan disegala bidang, terutama dibidang
tekhnologi.
3. Pemeliharaan terhadap aktiva tetap lebih ditingkatkan, hal ini dilakukan
agar aktiva tetap tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan 2004, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,
2001.
Warren S. Carls, Reev M. James, Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi
Ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Murtanto, Alat Evaluasi Pengendalian Internal, Penerbit PT. Hecca Mitra
Utama, Jakarta, 2005.
Baswir, Revrisond, Koperasi Indonesia, Edisi Dua, penerbit BPFE-Yogyakarta,
Yogyakarta, 2001
Warren, Carl, S, Reeve, Philip, E, Fees, Prinsip-prinsip Akuntansi, Ahli Bahasa
Alfonsus dan Helda Gunaawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005
Warren, Carl S James M, Reeve and Philip E. Fees Skousen, 2005, Accounting,
Edisi Ke-21, Cetakan Pertama, Diterjemahkan Oleh Palupi Wariati,