• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

STUDI PERKIRAAN UMUR TRASFORMATOR DISTRIBUSI

DENGAN METODE TINGKAT TAHUNAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro

Oleh

MANCON SITANGGANG

NIM : 060 422 022

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

STUDI PERKIRAAN UMUR TRASFORMATOR DISTRIBUSI

DENGAN METODE TINGKAT TAHUNAN

Oleh :

MANCON SITANGGANG NIM. 060422022

Disetujui Oleh Pembimbing

Ir. SYARIFUDDIN SIREGAR NIP. 19461208 197603 1 002

Diketahui Oleh

Ketua Departemen Teknik Elektro

2009

Prof.Dr.Ir.USMAN BAAFAI NIP. 19461022 197302 1 001

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. ABSTRAK

Sebagaimana kita ketahui, bahwa setiap instalasi PLN dan Industri sangat

membutuhkan Transformator sebagai alat untuk mengubah tegangan rendah

menjadi tegangan tinggi ataupun sebaliknya tegangan tinggi menjadi tegangan

rendah. Panjangnya jaringan listrik PLN sudah barang tentu memerlukan banyak

transformator dan peralatan lainnya dalam mendistribusikan tenaga listrik untuk

melayani konsumen, Oleh karena itu kita harus mengelola dan mengetahui cara

pemeliharaan transformator.

Transformator distribusi adalah suatu peralatan listrik yang bekerja untuk

menurunkan tegangan penghubung utama ( primary feeder) menjadi tegangan

rendah (sekunder) yang langsung digunakan oleh konsumen menjadi energi listrik

melalui prinsip induksi elektromagnetik. Kemampuan suatu transformator

distribusi untuk melayani beban dan dapat kita lihat dari kapasitas rating

transformator distribusi tersebut. Semakin maju suatu daerah, maka akan semakin

dibutuhkan pula energi listrik. Pada zaman sekarang energi listrik sudah menjadi

keperluan pokok yang harus dipenuhi. Pemakaian energi listrik tergantung pada

daerah yang satu dengan daerah yang lain tidaklah sama, tetapi tergantung daerah

itu sendiri. Begitu juga dengan pertambahan beban pada suatu masa akan

berubah-ubah, dimana akan mengalami peningkatan beban, sehingga

transformator distribusi tidak mampu lagi melayani beban-beban disebabkan

sudah melampaui kapasitas rating dari transformator itu.

Untuk itulah dalam hal ini dilakukan studi perkiraan umur transformator

(4)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan rahmat–Nya memberikan pengetahuan dan kesempatan

kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan program pendidikan sarjana Ekstension Departemen Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara, dan pada kesempatan ini

Penulis memilih Judul ” STUDI PERKIRAAN UMUR TRASFORMATOR

DISTRIBUSI DENGAN METODE TINGKAT TAHUNAN.”

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis telah mendapatkan banyak

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik material, spritual dan informasi.

Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Alm, Ir. Nasrul Abdi.MT selaku penaggung jawab dalam

penyelesaiaan Tugas Akhir ini yang selalu memberikan motivasi kepada

penulis.

2. Bapak Prof. Dr, Ir. Usman Baafai selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro Universitas Sumatra Utara.

3. Bapak Rahmad Fauzi, ST, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik

Elektro Universitas Sumatra Utara dan juga sebagai Dosen Wali penulis.

4. Bapak Ir. Syarifuddin Siregar selaku Dosen Pembimbing.

5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta Pegawai Administrasi Departemen

Teknik Elektro Universitas Sumatra Utara.

6. Opung, Orang Tua, dan juga Adik-adikku yang selalu mendoakan saya.

7. Rekan-rekan serta kerabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membagun tulisan ini.

Medan, September 2009

(5)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR NOTASI... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang permasalahan... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 3

1.3. Sistematika Penulisan... 3

1.4. Batasan Masalah... 4

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 2.1. Transformator... 5

2.2. Prinsip Kerja Transformator... 6

2.2.1. Peristilahan Dalam Transformator... 7

2.2.2. Cara Kerja Tanpa Beban... 7

2.2.3. Cara Kerja Dengan Beban... 10

2.3. Pengujian Transformator Distribusi... 13

2.4. Type-Type Transformator Distribusi... 16

2.4.1. Transformator Untuk Istalasi Gardu Cantol... 17

2.4.2. Transformator Untuk Istalasi Gardu Fortal... 18

2.4.3. Transformator Untuk Istalasi Gardu Beton... 20

2.5. Pembebanan Transformator Distribusi... 22

(6)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 3.2. Besaran-Besaran Yang Berhubungan Dengan Karakteristik

Beban... 24

3.2.1. Demand... 25

3.2.2. Maximum Demand... 26

3.2.3. Faktor Beban ( Load Factor )... 26

3.2.4. Faktor Kerugian (Loss Factor )... 27

3.2.5. Faktor Daya (Power Factor )... 28

3.2.6. Faktor Responsibility Puncak... 29

3.3. Klasifikasi Beban ... 29

3.3.1. Beban Perumahan... 31

3.3.2. Beban Pertokoan / Perdagangan... 32

3.3.3. Beban Industri / Pabrik... 33

3.4. Perkembangan Beban ... 33

BAB IV UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 4.1. Sistem Per Unit ( p.u )... 35

4.2. Perkiraan Umur Transformator... 36

4.3. Penggantian Transformator Distribusi... 40

4.4. Contoh Perhitungan... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA... 50

(7)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. DAFTAR TABEL

(8)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gbr 2.1.(a) Diagram dari Transformator Distribusi... 8

Gbr 2.1.(b) Kurva dari Transformator Distribusi... 8

Gbr 2.2.(a) Konfigurasi Transformator fase tunggal tipe inti... 12

Gbr 2.2.(b) Konfigurasi Transformator fase tunggal tipe selubung... 12

Gbr 2.3 Transformator Distribusi Untuk instalasi 1 Tiang... 17

Gbr 2.4 Transformator Distribusi Untuk instalasi 2 Tiang... 18

Gbr 2.5 Transformator untuk instalasi gardu Beton... 20

Gbr 4.1 Kurva Umur Transformator Yang di Harapkan... 45

Gbr 4.2 Kurva nilai operasional yang Efisien... 46

(9)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. DAFTAR NOTASI

SIMBOL BESARAN SATUAN

Ar Umur relatife perperiode changeout dalam per

Unit rating dasar. Tahun

EL Jumlah changeout

Fls Faktor beban

Fld Faktor daya

k Perbandingan beban dengan beban Penuh Ohm

K Perbandingan Rugi-rugi beban dengan Rugi-rugi

Tanpa beban. Ohm

N Umur Transformator yang diharapkan Tahun

Nc Tahun changeout Tahun

p.u Per unit

P Beban Puncak Tahunan Ohm

Q Perbandingan antara kerugian beban dengan

Kerugian eksitansi pada beban nominal Ohm

R,r Tingkat pertumbuhan beban tahunan Ohm

Rb Faktor pertumbuhan beban tahunan dari

Transformator dasar Ohm

T Rating transformator menurut papan nama º C

t Waktu rata-rata detik

TB Temperatur tempat terpanas pada beban puncak

Changeout transformator. º C

X Beban Puncak Ohm

Y Beban minimum Ohm

Z Impedansi transformator Ohm

Qo Kenaikan temperatur minyak untuk beban

Puncak P º C

Qh Kenaikan temperatur tempat trpanas di atas

(10)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

Qg Kenaikan temperatur tempat terpanas di atas

Minyak º C

Qg (fl) Kenaikan temperatur terpanas di atas minyak

pada beban penuh º C

Qu Batas kenaikan temperatur tertinggi minyak º C

Qfl Kenaikan temperatur bagian teratas minyak

(11)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya biaya pembangunan suatu jaringan distribusi merupakan

suatu biaya yang sangat besar dalam sistem tenaga listrik. Sebagian besar biaya

untuk pembuatan gardu-gardu distribusi beserta transformasinya. Disamping

harga transformator yang mahal, pada transformator distribusi type indoor, juga

dibutuhkan bangunan rumah untuk transformator distribusi tersebut.

Mengingat bahwa sebagian besar biaya jaringan distribusi adalah biaya

gardu distribusi, termasuk harga transformatornya, maka menentukan biaya

kerugian dari transformator distribusi selama masa kerjanya merupakan suatu hal

yang perlu diperhatikan.

Transformator distribusi terdiri dari beberapa type, dimana salah satu cara

mengklasifikasikannya ialah dengan metode pendinginan dan isolasi.

Pengklasifikasian yang sering digunakan dengan cara ini adalah type kering (dry

type) dan liquid filled (berisi cairan). Transformator distribusi ini dihubungkan

dengan beban melalui jaringan sekunder, dan lokasi pemasangannya tersebar di

beberapa tempat dengan jarak tergantung pada kapasitas transformasinya dan

beban yang dilayani. Pada suatu saat, transformator distribusi di dalam kerjanya

dapat mengalami pembebanan berlebihan. Untuk menanggulangi masalah ini,

diperlukan studi tersendiri agar hasil yang dicapai menjadi seekonomis mungkin.

Untuk menentukan biaya kerugian suatu transformator distribusi,

(12)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. yang akan diperoleh, Adapun besaran-besaran yang mempengaruhi karakteristik

beban antara lain adalah : demand, maximum demand, faktor beban, faktor

kerugian, faktor daya dan faktor responsibility puncak, dan besaran-besaran ini

tergantung dari jenis beban yang dilayani dan pertumbuhan bebannya, jenis beban

yang dilayani secara umum dapat dibedakan atas beban daerah industri, beban

daerah pusat pertokoan dan beban daerah perumahan yang mana tingkat

pertumbuhan dari masing-masing jenis beban tersebut berbeda-beda.

Seperti diketahui bahwa beban yang dilayani cenderung meningkat

sebanding dengan tingkat pertumbuhan bebannya. Hingga suatu saat

transformator tidak lagi mampu melayani beban yang ada karena besarnya beban

yang dilayani lebih besar dari transformator itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini,

dapat juga transformator ini diganti (changeout) dengan transformator yang

kapasitasnya lebih besar. Transformator yang diganti tersebut dapat dipasang

kembali pada lokasi lain yang sesuai dengan besar kapasitasnya.

Di dalam penulisan ini, perkiraan umur transformator distribusi dilakukan

dengan metode “tingkat tahunan" (nilai keseragaman dari beban puncak tahunan

transformator). Metode ini mengevaluasi kerugian yang terdapat pada

transformator distribusi tiap tahunan selama masa kerja yang diharapkan dengan

memperhatikan kondisi pertumbuhan beban.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas akhir ini untuk menentukan "Perkiraan

(13)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. dapat lebih memahami tentang transformator distribusi, terutama yang berkenaan

dengan Perkiraan Umur transformator distribusi dengan metode Tingkat Tahunan.

1.3. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis lebih banyak mendapatkan

masukan-masukan ilmu dari buku-buku dan literatur-literatur yang ada. Untuk itu

dalam sistematika penulisanya, penulis membatasi tulisan ini kedalam setiap bab

yang berisikan:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang membahas tentang latar belakang

masalah, tujuan penulisan, batasan masalah dan sistematika

penulisan.

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Menjelaskan tentang teori-teori yang bersangkutan dengan pokok

pembahasan sebagai dasar penulisan tugas skripsi yaitu tentang

Transformator Distribusi yang berisikan pengertian secara umum,

type-type transformator distribusi, pembahasan trafo distribusi, dan

perkiraan umur trafo distribusi.

BAB III KARAKTERISTIK BEBAN

Menjelaskan mengenai karakteristik beban yang berisikan

karakteristik secara umum, besaran-besaran yang berkaitan dengan

(14)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

BAB IV PERKIRAAN UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Menjelaskan tentang perkiraan umur Transformator distribusi

dengan metode tingkat tahunan, system per unit (p,u) dilakukan

untuk mengatasi system kerja yang kompleks, penggantian

transformator distribusi,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dan saran keseluruhan penulisan tugas skripsi

ini.

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, terutama yang berkenaan dengan

transformator distribusi, penulis membatasi permasalahan yang tentunya

berkenaan dengan judul tulisan ini. Penulis lebih mengutamakan pembahasan

tentang :

- Transformator distribusi

- Karakteristik serta pengujian Transformator secara umum

- Perkembangan beban

(15)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. BAB II

TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

2.1. Transformator

Di dalam suatu sistem distribusi tenaga listrik, transformator distribusi

dipergunakan untuk menurunkan tegangan penyulang utama (primary feeder)

menjadi tegangan rendah (sekunder) yang langsung digunakan oleh para pemakai

energi listrik (konsumen).

Transformator distribusi dihubungkan langsung dengan beban melalui

jaringan sekunder dan lokasi pemasangannya tersebar dibanyak tempat dengan

jarak sekitar beberapa ratus Meter atau juga sampai beberapa kilo meter, Ini

tergantung pada kapasitas transformatorya dan besarya beban yang dilayani.

Menurut standart NEMA (The National Electrical Manufactures

Association), transformator dengan rating 3 kVA sampai. dengan 500 kVA

diklasinkasikan

- Untuk transformator distribusi 1 : rating dari 3 kVA sid 500 kVA

- Untuk transformator distribusi 3 : rating dari 9 kVA sid 1600 kVA

- Sedangkan untuk transformator-transformator yang ratingnya lebih besar

dari 1600 kVA, diklasilikasikan sebagai transformator tenaga.

Meskipun demikian, kini di Indonesia telah banyak dijumpai transformator

(16)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 2.2 Prinsip Kerja Transpormator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan energi listrik

dari satu atau lebih rangkaian listrik kerangkaian listrik yang lain melalui suatu

gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Transformator

digunakan secara luas. baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika,

penggunaannya didalam sistem tenaga memungkinkan dipilihnya tegangan yang

sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya; kebutuhan akan

tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik ke konsumen dengan jarak jauh,

Transformator memberikan cara yang sederhana untuk mengubah tegangan

bolak-balik dari satu harga ke harga lainnya. Jika transformator menerima energi pada

tegangan rendah dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih tinggi, ia disebut

transformator penaik (step-up). Jika transformator diberi energi pada tegangan

tertentu dan mengubahnya menjadi tegangan yang lebih rendah, ia disebut

transformator penurun (step-down). Setiap transformator dapat dioperasikan baik

sebagai transformator penaik maupun penurun, tetapi transformator yang memang

dirancang untuk suatu tegangan, harus digunakan untuk tegangan tersebut.

Untuk mentransmisikan sejumlah energi tertentu, diperlukan arus yang lebih

kecil pada tegangan tinggi dibandingkan pada tegangan rendah. Hal ini berarti

bahwa energi dapat ditransmisikan dengan I2 R atau kerugian saluran yang lebih

kecil bila digunakan tegangan transmisi yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan

tegangan transmisi tinggi, misalnya 345.000 atau 765.000 V, digunakan

transformator penaik pada stasiun pembangkit, karena tidak mungkin

membangkitkan tegangan setinggi ini, maka pada tempat di mana energi akan

(17)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. transmisi tinggi hingga menjadi harga tegangan yang aman dan dapat digunakan.

Dengan demikian transformator distribusi memungkinkan pengiriman energi

listrik jarak jauh secara ekonomis.

Karena transformator tidak mempunyai bagian yang bergerak, maka ia

hanya memerlukan sedikit perhatian dan biaya pemeliharaannya rendah. Efisiensi

transformator cukup tinggi dan dapat mencapai 98% atau 99% pada beban penuh

dalam ukuran yang lebih besar.

2.2.1. Peristilahan dalam Transformator

Transformator sederhana terdiri dari dua kumparan yang dililitkan pada inti

besi tertutup seperti yang digambarkan pada Gambar 2-1. Energi disatukan pada

satu lilitan yang disebut lilitan primer, dan diberikan pada beban dari lilitan

lainnya, yang disebut lilitan sekunder. Jika transformator digunakan sebagai

transformator penaik lilitan tegangan rendah merupakan primernya. Dalam

transformator penurun, lilitan tegangan tinggi merupakan sekundernya.

2.2.2. Cara Kerja Tanpa Beban

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber

tegangan V1 yang sinusoid, dan mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan

dengan menganggap belitan N1 reaktif murni, A akan tertinggal 900 dari V1

(gambar 2.1 ). arus primer lo menimbulkan flukus ( ) yang sefasa dan juga

(18)
(19)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Bila tegangan bolak-balik V digunakan pada lilitan primer (N1) dari

transformator penurun yang disajikan dalam Gambar 1-1 dengan sakelar beban

terbuka, mengalir arus kecil yang disebut arus-eksifast (exciting current). Karena

dalam setiap rangkaian induktif arusnya dibatasi oleh ggl-lawan dari induksi diri

yang diinduksikan dalam lilitan, maka lilitan transformator direncanakan

mempunyai induktansi yang cukup tinggi agar ggl-lawan pada keadaan tanpa

beban praktis sama dengan tegangan yang dikenakan. Hal ini membatasi arus

tanpa beban atau arus eksitasi, sehingga harganya sangat rendah.

Arus eksitasi menyebabkan terbentuknya fluksi bolak-balik dalam inti,

Fluksi bolak-balik ini memotong lilitan primer dan lilitan sekunder sehingga

harganya naik turun dalam arah bolak-balik, sehingga menginduksikan ggl pada

kedua lilitan tersebut. Seperti telah dikemukakan, ggl yang diinduksikan dalam

lilitan primer akan melawan tegangan V yang dikenakan.

Karena kedua lilitan dipotong oleh fluksi yang sama, maka ggl yang

diinduksikan dalam setiap lilitan dari kedua lilitannya adalah sama. Jika V adalah

ggl yang diinduksikan dalam lilitan primer dan E adalah ggl yang diinduksikan

dalam lilitan sekunder. Jika tahanan lilitan primerya kecil, dan memang biasanya

demikian, maka E akan hampir sama dengan tegangan F yang digunakan. Dengan

mengabaikan perbedaan yang kecil dan memperhatikan bahwa tegangan terminal

sekunder V akan sama dengan E karena di sana tidak ada arus yang mengalir,

(20)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Persamaan ini menunjukkan bahwa tegangan pada setiap lilitan

transformator berbanding lurus dengan jumlah lilitan dalam masing-masing lilitan

tersebut.

2.2.3. Cara Kerja Dengan Beban

Jika sakelar beban dalam rangkaian sekunder dari transformator dalam

gambar 2.1 ditutup, akan mengalir arus yang besarnya sama dengan V dibagi

dengan impedansi beban. Hukum Lenz menyatakan, bahwa setiap aliran arus yang

disebabkan oleh ggl induksi akan mengalir sedemikian rupa sehingga arahnya

berlawanan yang menyebabkan terjadinya ggl induksi pada transformator, hal ini

berarti bahwa Ip akan selalu mengalir dalam arah sedemikian sehingga aksi

pemagnetannya akan melawan aksi pemagnetan lilitan primer. Jadi arus IS akan

mengurangi fluksi dalam inti transformator. Tetapi jika fluksi berkurang, ggl

lawan E berkurang, sehingga menambah aliran arus primer Ip, yang akan

mengembalikan besarnya fluksi ke harga semula,

Jika bebannya ditambah akan menyebabkan Ip bertambah, aksi pemagnetan

ini akan mengurangi fluksi, yang menambah besarnya aliran arus primer. Maka

aksi pemagnetan lilitan primer akan menyesuaikan diri dengan setiap perubahan

arus sekunder. Aksi ini serupa dengan kondisi dalam motor DC di mana besarnya

arus yang ditarik oleh jangkar tergantung pada besarnya ggl lawan yang

dibangkitkan. Bertambahnya beban meter menyebabkan ggl-lawan turun. yang

mengakibatkan bertambahnya aliran arus jangkar. Demikian pula dalam

transformator, pertambahan beban pada sekunder menyebabkan berkurangnya

ggl-lawan primer.

(21)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Lilitan-amper primer = lilitan-amper sekunder

atau Ip = Is ……….(2)

Sehingga perbandingan arus dalam transformator berbanding terbalik

dengan perbandingan lilitan.

Jika arus beban mengalir dan lilitan sekunder suatu transformator, terjadi

jatuh tegangan yang kecil dalam transformator akibat impedansinya. Maka

tegangan terminal lebih rendah sedikit dari ggl induksi. Tetapi perbedaan ini

sering kali diabaikan dan V dianggap sama dengan E, Maka Persamaan (1) tetap

berlaku, Dengan dihasilkan:

Persamaan (3) menunjukkan bahwa voltamper masukan dari suatu

transformator sama dengan voltamper keluaran.

Haruslah diingat bahwa Persamaan (1) sampai (3) hanyalah merupakan

persamaan pendekatan. Persamaan tersebut hanya benar untuk transformator ideal

yaitu transformator tanpa kerugian. Tetapi persamaan tersebut cukup teliti di

hampir semua pemakaian praktis karena kerugian dalam transformator sangat

kecil.

Ada dua perbedaan bentuk inti transformator yang biasa digunakan yang

dinamakan tipe-inti (core type) dan tipe-selubung (shell type) seperti ditunjukkan

dalam Gambar 2.2. Inti dari kedua tipe ini dibuat dari baja khusus yang

(22)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Gambar 2-2 inti transformator fase-tunggal : (a) tipe inti (b) tipe selubung

Pada konstruksi tipe-inti yang ditunjukkan dalam Gambar 2-2a lilitan

mengelilingi inti besi yang berlaminasi, lilitan primer transformator ditunjukkan

pada satu kaki inti dan sekundernya pada satu kaki inti yang lain. Transformator

komersial tidak dibentuk secara demikian karena sebagian besar fluksi yang

dihasilkan lilitan primer tidak memotong lilitan sekunder, atau dikatakan bahwa

transformator mempunyai kebocoran fluksi yang besar.

Untuk menjaga agar kebocoran fluksi seminimum mungkin maka, lilitan

dibagi dua dan ditempatkan pada masing-masing kaki. Rakitan inti dan kumparan

transformator tipe-inti ditunjukkan dalam Gambar 2-2a. Sedangkan transformator

(23)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 2.3. Pengujian Transformator Distribusi

Pengujian transformator dilaksanakan menunrt SPLN'50-1982 melalui tiga

macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:

- Pengujian rutin

Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator,

meliputi:

~ Pengujian tahanan isolasi

~ Pengujian tahanan kumparan

~ Pengujian perbandingan belitan pengujian vector group

~ Pengujian rugi besi dan arus beban kosong

~ Pengujian rugi tembaga dan impedansi

~ Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

~ Pengujian tegangan induksi (Induce Test)

Hal diatas dapat dijelaskan dengan keterangan dibawah:

- Pengujian tahanan isolasi

Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian, bertujuan untuk

mengetahui secara dini kondisi lokasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang

fatal pada pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:

• Sisi HV - LV

• Sisi HV- Ground

• Sm LV - Ground

• Xl/x2-x3/x4(trafo l fasa)

(24)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Pengukuran tahanan kumparan bertujuan untuk mengetahui berapa nilai

tahanan listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas, bila kumparan

tersebut dialiri arus.

- Pengujian perbandingan belitan

Pengukuran perbandingan belitan bertujuan untuk mengetahui perbandingan

jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap

tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang

dikehendaki, toleransi yang di ijinkan adalah 0,5 dari rasio tegangan atau 1/10

dari persentase impedansi pada tapping.

- Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

Pengujian ini bertujuan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan

body tangki. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan pengujian sesuai

dengan standar uji yang dilakukan pada:

• Sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah serta body yang ditanahkan

• Selang waktu pengujian 60 detik.

- Pengujian tegangan induksi

Pengujian tegangan induksi bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi

antar layer dan tiap-tiap belitan dan kekuatan isolasi antar belitan trafo. Pengujian

dilakukan dengan memberi tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah

satu sisi dan sisi lainnya di biarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti

besi (core), maka frekwensi yang digunakan harus dinaikan sesuai kebutuhan.

(25)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. - Pengujian kenaikan suhu

Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan

suhu dan kumparan trafo yang disebabkan rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani,

pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah

cukup efesien atau belum.

Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian

dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan

rugi-rugi trafo, yaitu rugi-rugi beban penuh dan rugi-rugi beban kosong, pengujian tegangan

impulse ini untuk mengetahui kemampuan dielectric dari system isolasi trafo

terhadap gangguan surja petir.

Pengujian impulse adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat

dalam bentuk gelombang tertentu. pengujian impulse ini untuk mengetahui

kemampuan dielectric dan system isolasi trafo terhadap gangguan surja petir. Bila

trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut akan di distribusikan

melalui efek kapasitansi yang terjadi pada antar lilitan trafo, layer trafo coil

dengan ground

- Pengujian jenis

Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo

yang mewakili trafo lainnya yang sejenis, Pengujian jenis berguna untuk

menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan yang belum

diliput oleh pengujian rutin. pengujian jenis ini meliputi:

(26)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. - Pengujian khusus

Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari pengujian rutin dan jenis,

pengujian khusus meliputi;

• Pengujian dielektrik

• Pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa

• Pengujian harmonic pada arus beban kosong

• Pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak

2.4. Type-type Transpormator Distribusi

Dalam mengklasifikasikan dan membedakan transformator distribusi, salah

satunya adalah dengan metode pendingin dan isolasi yang dipakai. Klasifikasi

yang terbesar adalah transformator distribusi type kering atau yang berisi cairan.

Pada transformator type kering, udara digunakan sebagai pendingin.

Disamping itu udara juga digunakan sebagai medium isolasi. Transformator type

ini umumnya dipakai untuk industri, daerah perdagangan dan tempat dimana

minyak sulit diperoleh.

Transformator yang berisi cairan dapat diklasifikasiksai oleh oil filled dan

inerteen filled type. Askarel adalah semacam inerteen yang tahan api, jadi

transformator yang menggunakan inerteen biasanya digunakan pada daerah yang

kemungkinan menimbulkan api cukup besar. Type transformator distribusi yang

berisi cairan umumnya digunakan pada instalasi diatas tiang, serta pada

(27)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Pada saat sekarang gas sudah banyak digunakan sebagai medium pendingin,

tetapi pemakaiannya belum begitu luas. Dari letak pemasangan instalasi

(kontruksi), transformator distribusi dapat dibedakan atas;

1. Transformator untuk instalasi gardu cantol

2. Transformator untuk instalasi gardu fortal

3. Transformator untuk instalasi gardu beton / kios

2.4.1. Transformator Untuk Intalasi Gardu cantol

Pengertian dari transformator untuk instalasi gardu cantol adalah

transformator yang dipasangkan diatas satu tiang, dimana metode pemasanganya

ada yang langsung dipasang pada tiang dengan bantuan besi sebagai sangkutan /

cantolan, atau yang menggunakan satu palang melintang,

(28)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Untuk transformator distribusi yang berukuran cukup kecil, hanya dapat

melayani beban yang relatif kecil, antara 5 s/d 20 KVA (daerah pinggiran kota

dan Pedesaan.

2.4.2 Transformator Untuk Instalasi Gardu fortal

Kontruksi untuk instalasi gardu fortal ini dipasang diatas, dengan

menggunakan dua tiang. Transformator tipe ini biasanya digunakan untuk

melayani beban di daerah pusat perdagangan, pusat pertokoan, tempat hiburan dan

rekreasi.

Gambar 2-4 Transformator Distribusi untuk instalasi Gardu Portal Transformator dengan instalasi gardu fortal ini dapat dibedakan dalam tiga

type umum yaitu:

A. Kunvensional

Transformator type ini tidak mempunyai relay pengaman terhadap sambaran

petir, ataupun perlindungan terhadap kesalahan disebabkan beban lebih yang

merupakan satu kesatuan dengan transformator itu sendiri. Pemasangan relay

(29)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

B. Transformator yang dilengkapi dengan proteksi sediri (CSP)

Transformator tipe ini mempunyai perlindungan sendiri terhadap gangguan

petir, gelombang surja, beban lebih, dan hubung singkat, CSP (Completely Self

Protecting) 1 ∅ digunakan untuk tegangan primer dengan range antara 2,4- 24,9

kVA, dan range 5 kVA sampai 167 kVA. Tegangan sekunder adalah 120/240 Volt

atau 240/480 Volt, Sedangkan untuk tegangan primer range antara 2,4 sampai 11

kVA dan range dari 9kVA sampai 150 kVA, pada umumnya Tegangan Primernya

adalah 120/240 Volt, 240/480 Volt

C. Transformator yang dilengkapi dengan proteksi sendiri untuk pelayanan kedua cadangan (CSPS)

Transformator type ini di desain untuk cadangan pelayanan kedua.

Transformator ini dilengkapi dengan swicth yang diparalel dengan transformator

yang di suplay dari penyulang utama.

Hal ini dimaksud apabila terjadi beban lebih, maka beban dapat dilayani

oleh tiga transformator atau lebih untuk mereduksi beban yang tiba-tiba berubah.

Selain itu bertujuan agar pelayanan terhadap konsumen tidak terputus bila teriadi

kesalahan pada transformator,

CSPB (Completely Self Protecting Transformer For Banking) 1 ∅ didesain

(30)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 2.43 Transformator Untuk Instalasi Gardu beton

Transformator jenis ini dipasang dibawah yang alasnya disemen dengan

beton, dibandingkan dengan transformator instalasi tiang, dilihat dari estitika

(keindahan), transformator jenis ini lebih baik, sebab pemasangannya di dalam

ruangan/ dibawah sehingga tidak menggangu pemandangan, terutama untuk

daerah pusat perdagangan, pusat pertokoan, tempat hiburan dan rekreasi.

Gambar 2-5Transformator Untuk instalasi Gardu Beton

Sesuai dengan keperluannya pada sistem distribusi, maka transformator

distribusi dengan instalasi Gardu Beton dibagi dalam tiga type, yaitu:

a. Subway Transformator

Ada dua type subway transformator yaitu: konvensional dan current

protected (cp) atau proteksi arus/ aliran. Tipe konvensial sistem proteksinya

terpisah dari pemasangan transformatornya, sedangkan pada current protected

(31)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. dibagian tegangan tinggi dipasang proteksi untuk jaringan. Range untuk rating 15

kVA sampai 167 kVA untuk 1 ∅ dan 15 kVA sampai 150 kVA.

b. Transformator untuk Perumahan Murah (Low cost residence transformator)

Tipe transformator ini dipasang di dalam rumah atau kotak, transformator

dapat berupa type konvensional atau rumah transformator yang setengah terkubur.

Transtormator untuk type ini, standard kVA untuk 1 ∅ adalah 25 kVA, 14,4 kV.

Sedangkan untuk 3∅ adalah 112,5 kVA, 48 kVA. Rating Transformator harus

dikurangi 10-15 % karena sirkulasi udara berkurang.

c. Transformator Jaringan (network transformator)

Transformator jaringan dibagi atas tiga tipe yang umumnya yaitu : liquid

filled, ventilasi dry type dan sealed dry type umumnya diatas 1000 kVA dengan

tegangan sekunder 480 Volt atau lebih.

- Tipe liquid filled ini paling umum digunakan dan biasanya dipakai untuk

pelayanan pada sistem jaringan sekunder di daerah pinggiran kota. Type ini

biasanya menggunakan rumah transformator.

- Ventilasi dry type digunakan dengan kemungkinan jika menggunakan

minyak dapat menimbulkan api. Tipe ini biasanya digunakan untuk

melayani daerah industri atau daerah perdagangan.

- Sealed dry type digunakan pada daerah tepi laut/ pantai atau pada daerah

dimana akan cepat menimbulkan korosi atau explosif atmosfir.

Transformator tiga fasa dengan kapasitas lebih dari 225 kVA sudah tidak

cocok lagi bila dipasang pada instalasi tiang. Hal ini disebabkan karena

(32)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Keadaan ini pada instalasi tiang selain konstruksi tiang yang bertambah

mahal juga pemasangannya sukar dilakukan.

Transformator dengan instalasi gardu beton banyak digunakan pada daerah

pusat pertokoan dan daerah pantai dimana ada pengaruh kontaminasi gardu,

Disamping itu banyak dipakai pada daerah perumahan untuk menghindari

kebakaran, gangguan suara dan keselarasan dengan lingkungan sekitarnya.

Pada instalasi gardu beton. transformator dipasang dalam suatu ruangan

baik terbuat dari besi ataupun beton. Demikian pula dengan peralatan lainya

seperti peralatan penghubung. Peralatan tegangan tinggi dan sebagainya terpasang

didalam ruangan tersebut Jenis transformator yang digunakan biasanya type

transfomator jaringan dan dapat juga dari type lainya.

5. Pembebanan Transformator Distribusi

Transformator distribusi merupakan suatu instalasi yang umumnya

dibangun bukan hanya untuk melayani beban yang ada sekarang ini, tetapi juga

direncanakan untuk melayani beban yang akan datang. Untuk itu perlu studi

tersendiri agar hasil yang dicapai menjadi seekonomis mungkin.

Pada suatu saat, transformator distribusi dalam kerjanya dapat mengalami

beban lebih untuk waktu yang lama, atau dapat juga dikatakan bahwa beban yang

ada melebihi kapasitas rating transformator yang melayaninya.

Untuk menanggulangi hal ini, dapat dilakukan dengan dua cara yang sering

dilakukan, yaitu:

(33)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Cara ini dilakukan dengan syarat : kapasitas arus pada jaringan sekunder

masih memungkinkan, demikian pula regulasi tegangan masih memenuhi, syarat

yang diperbolehkan.

b. Diperoleh dengan transformator distribusi lainnya.

Syarat untuk memperoleh hal ini adalah sebagai berikut:

- Hubungan belitan harus sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi

pergeseran fasa antara masing-masing ujung (terminal) kabel sekunder

transformator pertama dengan penghubung transformator kedua.

- Ratio tegangan pada seluruh tap sama.

- Perputaran fasa sama.

Dalam prakteknya, transfomator distribusi tidak terus-menerus melayani

beban pada kVA ratingnya, tetapi kadang-kadang harus melayani beban puncak

harian yang melebihi ratingnya untuk waktu yang relatif singkat,

Transfomator distribusi yang bekerja terus menerus pada ratingnya akan

menimbulkan masalah bila harus melayani beban lebih karena umur transformator

(34)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. BAB III

KARAKTERISTIK BEBAN

3.1. Umum

Suatu sistem distribusi tenaga listrik adalah bertujuan menyalurkan tenaga

atau daya listrik dari sumber daya besar (Bulk power subtance) kepada para

pemakai (konsumen) yang membutuhkannya.

Perencanaan suatu sistem distribusi tenaga listrik dipengaruhi oleh

karakteristik dari beban yang harus dilayani. Karaktersitik beban akan efektif

jika diketahui penggunaan dari karakteristik beban itu sendiri. Bila keterangan

atau informasi yang diperlukan tidak lengkap maka dapat dilakukan pendekatan.

Hal ini harus diketahui bahwa hasil analisa hanyalah suatu pendekatan dan

pemakaiannya hanya sebagai petunjuk. Tentu saja hasil analisa tersebut tidak bisa

lebih dihandalkan bila dibandingkan dengan analisa yang menggunakan data

karakteristik beban yang lebih lengkap.

Pada umumnya suatu sistem distribusi direncanakan dengan memperhatikan

perkembangan beban dimasa-masa yang akan datang. Hal ini berhubungan

dengan penentuan kapasitas transformator distribusi yang harus dipasang dan juga

akan bermanfaat dalam pengaturan penggantian atau changeout transformator

distribusi tersebut.

3.2. Besaran-Besaran Yang Berhubungan Dengan Karakteristik Beban Untuk memudahkan pengertian diuraian berikutnya, maka besaran-besaran

(35)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. ringkas. Adapun besaran-besaran yang berhubungan dengan karakteristik beban

itu antaralain :

1. Demand

2. Maximum demand

3. Faktor beban (load factor)

4. Faktor kerugian (loss factor)

5. Faktor daya (power factor)

6. Faktor responsibility puncak

3.2.1. Demand

Demand suatu instalasi atau sistem beban rata-rata yang diambil oleh suatu

alat dalam selang waktu tertentu. Demand dapat dinyatakan dalam satuan kW,

kVA, IcVAR atau satuan-satuan Iainya. Waktu selama beban dirata-ratakan

dinamakan interval demand (demand interval). Interval kebutuhan merupakan

periode yang dijadikan dasar untuk menghitung beban rata-rata. Pemilihan

periode ini dapat terjadi mulai dari selang 15 menit, selang 30 menit, selang 60

menit ataupun lainnya.

Pada kondisi-kondisi tertentu kebutuhan pada selang 15 menit sama dengan

kebutuhan pada selang 20 menit Pernyataan kebutuhan ini harus diekspresikan

(36)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 3.2.2. Maximum Deamand

Maximum demand adalah suatu instalasi atau sistem demand terbesar yang

terjadi dalam selang waktu tertentu Seperti halnya dengan demand, maka

maximum demand dapat juga dinyatakan dengan satuan kW, kVA, kVAR.

Maximum demand harus dinyatakan dalam interval, selain itu juga dapat

dinyatakan dengan selang waktu bila maximum demand terjadi seperti harian,

mingguan, bulanan, dan tahunan Misalnya maximum demand bulanan adalah 30

menit.

3.2.3. Faktor Beban (Load Factor)

Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata selama selang

waktu tertentu dengan beban puncak yang terjadi dalam selang waktu tersebut.

Beban rata-rata dan beban puncak harus dinyatakan dalam satuan yang sama,

sehingga faktor beban tidak memiliki satuan,

Pendefinisian dari faktor beban harus dalam batas spesifik, seperti demand

interval, selang waktu di mana maksimum demand dan beban rata-rata terjadi.

Suatu type beban tertentu memiliki kurva beban dengan selang waktu tertentu,

Jika selang waktu diperbesar, akan menghasilkan nilai faktor beban yang lebih

kecil. Kerena pemakaian energi Terdistribusi dalam waktu yang lebih lama, maka

beban rata-rata menjadi lebih kecil untuk selang waktu yang lebih besar, bila tidak

terdapat perubahan dalam maksimum demand.

Kurva beban dengan bermacam-macam bentuk dan beban puncak, ada

kemungkinan mempunyai faktor beban yang sama. Persyaratan yang diperlukan

agar mempunyai faktor beban yang sama adalah perbandingan antara beban

(37)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 3.2.4. Faktor Kerugian (Loss Factor)

Faktor kerugian adalah perbandingan antara kerugian daya rata-rata dengan

kerugian daya beban puncak selama selang waktu tertentu. Faktor kerugian juga

menyatakan derajat kerugian beban dalam suatu peralatan, selama beban puncak

dipertahankan dalam selang waktu dimana nilai kerugian tersebut diperhitungkan.

Faktor kerugian =

Karena rugi-rugi sebanding dengan kwadrat beban maka didapatkan

(38)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Y = beban minimum selama waktu (T-t)

T = perkembangan beban

t = waktu

rugi-rugi puncak = X2 R. selama waktu t rugi-rusi minimuin = Y2 R selama wakttt (T-t)

Seperti telah disebutkan sebelummya bahwa faktor kerugian tidak dapat

ditentukan secara langsung dari faktor beban, karena faktor kerugian ditentukan

rugi-rugi sebagai fungsi dari waktu.

3.2.5. Faktor Daya (Power Factor)

Pengertian Faktor daya di pakai untuk beban-beban yang terpusat,

sedangkan untuk beban yang terbesar, tidak dapat digunakan secara tepat. Jika

dipakai untuk beban yang terbesar atau kelompok beban yang setiap saat berubah,

maka nilai faktor daya harus dinyatakan untuk setiap keadaan beban seperti beban

minimum atau beban puncak. Kesulitan ini menyebabkan kita terpaksa harus

mengambil nilai rata-rata faktor daya dari suatu kelompok beban. Hal ini yang

selalu dilakukan terutama di dalam melayani beban industri dan daerah

perdagangan, hal ini dapat ditentukan dengan faktor daya rata-rata sama dengan

daya aktif rata-rata di bagi dengan daya semu rata-rata.

dapat dinyatakan dalam rumus = kWH/kVAH ……… (3-5)

3.2.6. Faktor Responsibility Puncak

Faktor responsibility puncak ini dibagi atas :

- faktor responsibility puncak sistem distribusi dan

(39)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Faktor responsibility puncak sistem distribusi adalah perbandingan dari

beban transformator pada saat puncak feeder distribusi atau puncak substation

dengan beban puncak transformator sesungguhnya.

Sedangkan faktor responsibility puncak sistem adalah perbandingan beban

transformator pada saat puncak sistem dengan beban puncak transformator

sesungguhnya, hal ini digunakan pada perhitungan untuk keaneka ragaman beban.

3.3. Klasifikasi Beban

Pada umumnya beban diklasifikasikan untuk maksud tertentu.

Penggolongannya yang digunakan dalam industri tidak dapat dipakai secara

umum. karena di dalam setiap kondisi klasifikasi beban diperlukan.

Beberapa cara untuk mengklasifikasikan beban dan klasifikasnya masing-

(40)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Tabel 3.1 Klasifikasi beban

Macam Klasifikasi Keterangan

• Lingkungan atau lokasi

• Penentuan type dari pemakaian

• Ketergantungan pada pelayanan

listrik

• Akibat kelainan pada beban serta

rancangan sistem operasi

Tingkat jadwal pelayanan listrik

Pertimbangan khusus

• Pusat kota, kota, kampung dan desa

• Perumahan, pertokoan (perdagangan)

dan industri pabrik

• Krisis, bahaya dan nornal

• Transient (siklus dan non siklus) stady

state (normal)

• Perumahan, lampu perkotaan, dan

industri.

• Otomatis, proses super krisis dan

tengangan pada beban

Pengklasipikasian beban yang akan diuraikan disini adalah berdasarkan type

dari pemakaian yang mana beban diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:

- Perumahan

- Pertokoan/ perdagangan

- Industri/ pabrik

Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang pada umumnya menjadi sifat

atau karakteristik: dari masing-masing jenis beban berdasarkan tipe dari

(41)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 3.3.1. Beban Perumahan

Beban perumahan adalah beban yang harus dilayani oleh transformator

distribusi yang terdiri dari seluruhnya atau sebagian besar merupakan tempat

tinggal atau rumah kediaman penduduk.

Beban perumahan umumnya terdiri dari peralatan-peralatan listrik seperti:

lampu penerangan, pesawat televisi, radio penerima, setrika listrik, kompor atau

tungku listrik, lemari es. Air Conditioning (AC) dan lain sebagainya.

Besarnya beban perumahan ini dalam satu interval waktu tertentu sangat

bervariasi, berubah-ubah dari waktu-kewaktu sesuai dengan kebiasaan atau

budaya penduduk setempat untuk menggunakan energi listrik, serta dipengaruhi

oleh keadaan geografis atau iklim/ cuaca dimana perumahan tersebut terletak,

Sehingga bila diperhatikan kurva beban maka dapat dilihat variasi atau

perubahan besarnya beban yang kadang-kadang lebih kecil dari rating

transformator distribusi yang melayani atau sebaiknya bahkan lebih besar dan

rating transformator distribusi yang melayani.

Bila beban yang harus dilayani lebih besar dari rating transformator

distribusi ini berarti transformator distribusi beroperasi melayani beban lebih.

Maka hal ini sangat mempengaruhi kemampuan transformator distribusi pada

masa yang akan datang.

Pada umumnya kurva beban harian dari suatu beban perumahan mempunyai

dua beban puncak yang terjadi yaitu pada pagi hari dan pada waktu malam hari,

Begitu juga halnya dengan kurva beban tahunan, mempunyai variasi atau

perubahan-perubahan dan terjadinya beban puncak yang tertinggi pada waktu

(42)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 3.3.2. Beban Pertokoan/ Perdagangan

Yang dimaksud dengan beban pertokoan/ perdagangan ialah beban yang

harus dilayani oleh transformator distribusi, beban ini terdiri dari suatu kelompok

pertokoan/ perdagangan yang terletak di pusat kota, maupun yang terletak di

pinggiran kota.

Besarnya perubahan beban pertokoan selama interval waktu tertentu,

misalnya besar perubahan beban pertokoan relatif lebih kecil jika dibandingkan

dengan beban perumahan sehingga faktor bebannya akan menjadi lebih besar.

Jenis-jenis peralatan (beban) yang harus dilayani oleh transformator

distribusi untuk beban pertokoan. Pada umumnya adalah: lampu penerangan,

mesin-mesin kecil, pengatur atau pendingin udara dan lain-lain.

Beban puncak pada daerah pertokoan/ perdagangan ini umumnya terjadi

pada pagi hingga siang hari, dan pada malam hari disamping juga untuk

penerangan. Untuk beban pertokoan/ perdagangan masalah kesinambungan

penyaluran daya menjadi perioritas yang harus dipertahankan mengingat faktor

keselamatan dan keamanan pada daerah tersebut.

3.3.3. Beban Industri/ Pabrik

Beban industri/ pabrik adalah beban yang terdiri dari suatu kelompok daerah

perindustrian, yang harus dilayani oleh transformator distribusi. Beban industri /

pabrik biasanya terletak terpisah dari daerah perumahan maupun pertokoan yang

padat penduduknya, Hal ini dimaksudkan untuk mencegah drop tegangan yang

sering terjadi pada daerah industri sebab hal ini akan berpengaruh terhadap

(43)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Beban yang harus dilayani oleh transformator distribusi di daerah

perindustrian/ pabrik pada umumnya adalah motor-motor listrik yang merupakan

peralatan utama di dalam suatu pabrik/ industri. Suatu industri/ pabrik biasanya

beroperasi selama 24 jam terus menerus selama satu hari dengan perubahan beban

yang relatif kecil. Hal ini berarti bahwa beban di daerah perindustrian/ pabrik

yang harus dilayani oleh transformator distribusi relatif tetap atau hampir sama

besar setiap harinya.

3.4. Perkembangan Beban

Pada umumnya suatu sistem distribusi di desain untuk memenuhi kebutuhan

atau melayani beban pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini

sangat berguna untuk mengatasi terjadinya perubahan atau pertambahan beban,

maka suatu transformator distribusi didesain dengan memperhitungkan

pertumbuhan beban, seiring kemajuan teknologi dalam hitungan hari, bulan

maupun tahunan. Besarnya kemampuan suatu sistem biasanya direncanakan

sesuai dengan masalah yang timbul didalam melakukan analisa.

Disini yang menjadi pokok perhatian adalah kemampuan transformator

distribusi di dalam melayani beban bila beban mengalami perkembangan pada

tahun-tahun berikutnya, sehingga kapasitas/ rating transformator distribusi yang

harus dipasang dapat melayani suatu tipe beban tertentu dalam waktu relatif cukup

lama, guna untuk memperkecil biaya operasional dan penggantian transformator

distribusi.

Apabila tingkat pertumbuhan beban diketahui maka akan diketahui

pertambahan beban selama suatu priode waktu tertentu (tahun) dapat diperoleh

(44)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Ln = (1+r)n ... (3-6)

Dimana :

Ln = beban setelah n tahun, dinyatakan dalam per unit beban awal R = laju pertumbuhan beban (tahun), dinyatakan dalam per unit n = jumlah tahun

Besarnya nilai r untuk suatu nilai Ln akan diperoleh dalam jangka waktu

tertentu hal ini sangat membantu untuk mengetahui perkembangan beban dalam

(45)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. BAB IV

PERKIRAAN UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

4.1. Sistem per unit (p,u)

Menyatakan besar rugi reaktansi suatu mesin listrik dengan besaran tertentu,

misalnya sekian volt, tidak dapat memberikan gambaran jelas tentang besarnya

rugi reaktansi tersebut tetapi dengan menyatakan rugi reaktansi mesin tersebut

misalnya 0.08 p.u. berarti rugi reaktansi adalah 8 persen harga tegangan nominal

mesin dengan demikian diperoleh gambaran yang jelas.

Disamping itu pada persoalan sistem kerja yang kompleks, banyak

digunakan trafo dengan tingkat harga tegangan berbeda-beda, sistem per unit

dirasakan sekali manfaatnya.

Harga p,u = harga asli / harga pangkal

Biasanya tegangan dan arus dipilih sebagai dua harga pangkal, serta harga

pangkal lainnya dapat dinyatakan dengan kedua harga tersebut, tahap penggunaan

sistem per unit adalah:

• Kita pilih dua sebagai harga pangkal, biasanya harga tegangan dan arus. • Kita ubah semua harga asli menjadi harga per unit.

• Kita gunakan didalam menyelesaikan persoalan, harga per unit sebagai

besaran biasa.

• Kita ubah kembali hasil akhir perhitungan harga sistem per unit menjadi

harga aslinya, dengan mengingat bahwa:

(46)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 4.2. Perkiraan Umur Transformator

Didalam menentukan perkiraan umur tansformator distribusi, terdapat

beberapa hal yang sangat mempengaruhi umur dari transformator tersebut antara

lain : bahan isolasi yang digunakan, pembebanan yang diberikan, material yang

dipakai dan pemeliharaan yang rutin. ( Pemeliharaan Yang Rutin Seperti )

- Minyak trafo di Plasing (sirkulasi) di periksa minimal 3 – 5 Tahun.

- Beban per fasa harus diratakan.

- Grondding dibawah 10 ohm.

- Paking Primer / Sekunder di periksa jangan sampai ada yang bocor.

- Hasil pengukuran S-PLN 60 KV.

Sebelum perkiraan umur dilakukan pada suatu transformator yang dibebani

pada beban tertentu, harus dilakukan beberapa asumsi dalam pembebanan untuk

memberikan umur yang standard dari transformator distribusi,

Diasumsikan bahwa:

- QB adalah perbandingan antara kerugian beban dengan kerugian eksitasi

pada rated beban (beban nominal).

- PB adalah beban puncak tahunan.

- RB Transformator changeout (diganti) bila beban puncak tahunan mencapai

PB per unit rating,

(47)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Harga dasar yang digunakan adalah:

QB = 3.0 NC = 11 tahun

RB = 1,09 N = 20 tahun

PB = 1,8

Faktor ini dipilih sedemikian rupa sehingga umur yang diperkirakan bagi

transformator dasar selama 20 tahun adalah sama seperti transformator yang

dibebani beban puncak tahunan konstan sebesar 100 dari ratingnya selama

beroperasi (umumnya).

Bila umur relatif per priode changeout dari suatu transformator adalah Ar,

nilai relatif dari transformator dasar akan diketahui, sehingga perkiraan jumlah

periode changeout (EL) sampai pada akhir kena (umur) transformator dapat ditulis

sebagai berikut: EL =

Ar NC

N

. ………..(4-1)

Untuk menghitung umur relatif per periode changeout dalam per unit

rating dasar (Ar), diperlukan data yang akurat mengenai beban harian sampai

dengan beban tahunan. Hal ini akan memerlukan perhitungan titik yang mencakup

selurah priode changeout. Namun demikian dengan menggunakan rumus empiris

Arrhineius dan beberapa asumsi Ar secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

(48)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

TB = Temperatur terpanas pada beban puncak changeout transformator dasar.

R = Faktor pertumbuhan beban tahunan.

RB = Faktor pertumbuhan beban tahunan dari transformator dasar.

Kenaikan temperatur minyak pada beban puncak dapat diperoleh dari

persamaan berikut:

0u = 0fl ……….( 4-3)

0g = 0g (fl) k1,6 ………( 4-4)

Dimana :

0u = batas kenaikan temperatur tertinggi minyak

0o = Kenaikan temperatur minyak pada beban puncak

0h = Kenaikan temperatur terpanas diatas penutup minyak

0fl = Kenaikan temperatur bagian teratas minyak pada beban

penuh

k = Perbandingan beban dengan beban penuh

K = Perbandingan antara rugi-rugi beban dengan rugi-rugi tanpa

beban

0g = Kenaikan temperatur tempat terpanas diatas minyak

0g (fl) = Kenaikan temperatur tempat terpanas diatas minyak pada

(49)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Disini diambil beberapa asumsi sebagai berikut:

- Kenaikan temperatur bagian teratas minyak pada beban nominal 45 0C.

- Kenaikan temperatur tempat terpanas diatas minyak pada beban nominal 20 0C. - Perbandingan antara keadaan sesungguhnya dengan batas kenaikan temperatur

tertingi minyak pada beban puncak (f): 0,85.

- Kenaikan temperatur minyak untuk beban puncak 40 0C. - Kenaikan temperatur terpanas diatas penutup minyak 20 0C.

Dengan mengganti keadaan beban penuh dengan beban puncak pada

beban nominal, maka persamaan (4-3) menjadi:

00 = 0.85 x 45

dari persamaan (4-4) menjadi :

0h = 0g P1.6 ...(4-6)

sehingga :

T = 00 + 0h = 400C. + 200C.

(50)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Dimana :

P = Beban puncak tahunan per unit

Q = Perbandingan antara rugi beban dengan rugi eksitasi (tanpa beban)

pada beban nominal.

T = Rating transformator menurut papan nama (0C)

4.3 Penggantian Transformator Distribusi

Pada umumnya beban yang dilayani cenderung terus meningkat sebanding

dengan tingkat pertumbuhannya. Suatu saat transformator distribusi di dalam

kerjanya tidak mampu lagi melayani beban yang ada karena besarnya beban yang

dilayani lebih besar dari kapasitas transformator distribusi itu sendiri.

Untuk mengatasi hal ini, selain memparalel transformator distribusi ini

dengan transformator r lain yang identik, dapat juga transformator distribusi ini

diganti (changeout) dengan transformator distribusi lain yang kapasitasnya lebih

besar.

Di dalam melakukan changeout transformator distribusi, ada dua cara yang

dapat dilakukan yaitu:

a. Penggantian tingkat pertama

Penggantian dilakukan pada standard transformator distribusi yang

berkapasitas satu tingkat lebih besar

b. Penggantian tingkat kedua

Penggantian dilakukan pada standard transformator distribusi yang

(51)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Untuk lebih jelasnya, maksud dari kedua point tersebut diatas dapat

diterangkan sebagai berikut:

Standard rating transformator distribusi yang umum digunakan misalnya

diambil adalah 200,250,315,400,500 dan 630 kVA.

Dimisalkan lagi bahwa mula-mula beban dapat dilayani dengan

transformator distribusi 200 kVA. Karena beban yang dilayani terus meningkat,

maka suatu saat transformator 200 kVA ini tidak dapat lagi melayani beban yang

ada. Untuk menanggulangi hal ini, transformator distribusi tersebut diganti

dengan transformator lain yang kapasitanya lebih besar. Hal ini akan berlangsung

terus selama beban terus meningkat.

Penggantian dengan cara pertama yaitu First size changeout urutannya

adalah: 250,315,400,500 dan 630 kVA sedangkan cara kedua yaitu second size

changeout urutannya adalah: 315,500 dan seterusnya.

Dasar pertimbangan dari melakukan penggantian dengan cara pertama atau

kedua adalah:

a. Tingkat pertumbuhan beban

b. Biaya operasi dari changeout

c. Hal-hal yang menyangkut dengan pelayanan terhadap konsumen

Contoh Perhitungan:

Perkiraan umur transformator secara perhitungan dapat dicari dengan

(52)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

Contoh 4-1

Dengan cara first size changeout transformator 200 kVA diganti dengan 250

kVA. ingin diketahui perkiraan umur transformator yang 200 kVA.

Data:

- Pertumbuhan beban tahunan (r)=3% = 0.03

- Beban puncak tahunan (P) = 1.8 p,u

- Kenaikan temperatur minyak pada beban puncak (0o) = 40 0C - Kenaikan temperatur terpanas diatas penutup minyak 20 0C - Kenaikan tempratur tempat terpanas diatas minyak : (0g) = 200C - Ratio kerugian beban dengan kerugian eksitasi beban nominal (Q) = 30

Contoh Perhitungan :

Priode changeout dapat di cari dengan mengunakan persamaan :

Ln = (1+r)2

Dengan mengasumsi nilai dasar yang digunakan (lihat Bab 4 pasal 2) :

QB = 30 PB = 1.8

RB = 1.09 NC = 11 tahun

(53)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. Maka :

Dari persamaan (4-5) didapat :

00 = 38,25

Dari persamaan (4-6) didapat :

0h = 0g. P1,6 0h = 20 (1.81,6) = 51,22 0C

Dari persamaan (4-7) didapat :

T = 00 + 0h

= 400 C + 200C T = 600C

TB = 96,21 + 51,22 + 60 = 207,43 0C

Dengan persamaan harga pada data

P = 1.8 p,u

Q = 3

RB = 1.09

(54)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

Dengan mengunakan harga-harga TB dan T ke dalam persamaan (4-2) didapat :

Ar =

Jadi perkiraan umur transformator menurut perhitungan = 2,42 x 7,54

= 18,24

(55)
(56)
(57)
(58)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Transformator distribusi merupakan suatu instalasi yang dibangun untuk melayani beban pada saat ini maupun yang akan datang , untuk itu perlu

study tersendiri agar hasil yang dicapai menjadi seekonomis mungkin,

dengan menggunakan metode tingkat tahunan. sangat membantu mengatasi

masalah diatas yang kompleks.

2. Besarnya biaya kerugian energi tiap tahun selama evaluasi dipengaruhi oleh

pertumbuhan beban.

3. Pertumbuhan beban harian s/d beban tahunan, merupakan salah satu faktor

yang sangat mempengaruhi dalam menentukan perkiraan umur suatu

transformator distribusi.

4. Dengan kondisi perkembangan beban yang setiap saat berubah-ubah serta

inflasi biaya energi yang meningkat, hal ini membuat semakin sulit dalam

menentukan sampai berapa lama sebuah trafo sanggup melayani beban,

dengan metode tingkat tahunan sangat membantu dalam perkiraan umur

(kesanggupan) sebuah trafo dalam melayani beban.

5. Biaya kerugian reaktif hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan beban, ini

(59)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. 5.2. Saran

Dari beberapa kendala yang dihadapi maupun beberapa hal yang belum dilakukan penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis memberikan saran

yang dapat menjadi pertimbangan bagi rekan - rekan yang ingin melakukan

penelitian, antara lain:

Bagi mahasiswa yang lain yang ingin melanjutkan penelitian, terbuka

peluang untuk mengkaji bagaimana mengevaluasi rugi - rugi Transformator

(60)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009. DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul Kadir, ”Transformator”,P.T Pradnya Paramita, Jakarta 1979

2. Lister, “Mesin dan Rangkaian Listrik”, Erlangga Jakarta 1993

3. Muslim Marpaung, “Teknik Tenaga Listrik”, Armiko Bandung 1993

4. William D Stevenson. “Analisa Sistem Tenaga”, Erlangga Jakarta 1994

5. Zuhal, “Dasar Tenaga Listrik”, Erlangga Jakarta 1993

6. Sumanto, Edisi Pertama: Teori Transformator, Andi Offset Yogyakarta,

1991

(61)

Mancon Sitanggang : Studi Perkiraan Umur Trasformator Distribusi Dengan Metode Tingkat Tahunan, 2009.

LAMPIRAN

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

Klasifikasi

Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut:

P

P P

P

Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut: (lihat Tabel 1)

F P

* Transformator mesin * Transformator Gardu Induk * Transformato

D K T

Untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi: Trafo besar, Trafo sedang, Trafo kecil.

C K F T -tiap Bagian

Gambar

Tabel  3.1.
Gambar 2-2 inti transformator fase-tunggal : (a) tipe inti  (b) tipe selubung
Gambar 2.3 Transformator Distribusi untuk instalasi Gardu Cantol
Gambar 2-4 Transformator Distribusi untuk instalasi Gardu Portal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah total biaya tahunan rata-rata minimum untuk mesin adalah umur ekonomis mesin extruder dengan total biaya tahunan rata-rata

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah total biaya tahunan rata- rata minimum untuk mesin dan umur ekonomis Dump Truck dengan total biaya tahunan rata-rata Rp.25.565.751,-

Dengan menggunakan nilai kritis TBA sama dengan sampel kontrol (0,90) dan bilangan TBA sampel awal adalah 0,16 maka dapat ditentukan perkiraan umur simpan kacang goreng rendah

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah total biaya tahunan rata-rata minimum untuk mesin adalah umur ekonomis mesin extruder dengan total biaya tahunan rata-rata

peralatan/mesin. Grafik Biaya Tahunan Rata-rata Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa bila suatu aset dipakai melampaui umur ekonomis maka akan mengakibatkan kenaikan

Total biaya tahunan rata-rata setelah tahun ke-10 didapati terus meningkat dalam perhitungan peramalan tahun berikutnya dari umur ekonomis mesin sheeter. Diperoleh kesimpulan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah total biaya tahunan rata- rata minimum untuk mesin dan umur ekonomis Dump Truck dengan total biaya tahunan rata-rata Rp.25.565.751,-

Dari hasil perhitungan biaya tahunan rata-rata ternyata umur paling ekonomis dari boiler adalah 10 tahun yakni pada tahun 2005, dimana biaya tahunan rata-rata boiler yang paling