BAB III
Perdarahan
Standar Kompetensi:
1. Menjelaskan pada siswa konsep perdarahan
Kompetensi Dasar:
1. Siswa dapat memahami jenis-jenis perdarahan
BAB III
Perdarahan
Kasus perdarahan juga sering terjadi dalam olahraga, dikarenakan adanya kontak fisik atau kecelakaan saat olahraga. Trauma mekanis seringkali disertai dengan perdarahan. Perdarahan adalah rusaknya dinding pembuluh darah yang menyebabkan keluar atau tidaknya cairan darah dari pembuluh darah. Keluarnya cairan atau plasma darah bisa disetai kemungkinan kontak dengan dunia luar atau tidak. Untuk perdarahan ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu perdarahan luar(terbuka) dan perdarahan dalam(tertutup).
A. Perdarahan luar(terbuka)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan jaringan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas dari luka. Bila kita menjumpai perdarahan terbuka, maka kita sebagai penolong harus berhati-hati karena darah korban bisa saja menular pada kita.
Berdasarkan rusaknya pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar diklasifikasikan menjadi:
1. Perdarahan nadi(arteri)
Plasma darah yang berasal dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai dengan denyut nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya oksigen (O2). Banyaknya plasma darah yang keluar dipengaruhi tekanan sistoloik,
Plasma darah yang berasal dari pembuluh balik keluar mengalir dan berwarna merah gelap. Pendarahan jenis ini mudah untuk dikendalikan karena tekanan dalam pembuluh balik lebih rendah dari pada tekanan luar. 3. Perdarahan kapiler
Pendarahan berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes perlahan. Hal ini dikarenakan tekanan pembuluh darah ini sangat kecil dibandingkan pembuluh arteri dan vena. Warna plasma darah yang keluar bervariasi antara merah terang seperti darah arteri dan merah gelap seperti darah vena.
Gambar 3.1 Perdarahan luar (http.putridarari.blogspot.com.perdarahan.html)
B. Pertolongan pertama perdarahan luar
Perdarahan luar pada dasarnya bisa dikendalikan dengan 4 cara berikut:
1. Tekanan langsung di tempat perdarahan
Gambar 3.1 Penekanan dan balut
(http.bangeud.blogspot.com.keperawatan-gawat-darurat-balut-tekan.html)
2. Elevasi (dilakukan bersamaan penekanan)
Tindakan ini hanya berlaku untuk perdarahan di daerah alat gerak saja. Tinggikan anggotan badan yang berdarah lebih tinggi dari jantung. Ini akan menyebabkan daya tarik bumi mengurangi tekanan darah, sehingga
memperlambat perdarahan. Jangan menggunakan metode ini bila ada indikasi cedera otot rangka dan benda tertancap.
3. Tekanan pada tempat-tempat tertentu
Tempat-tempat yang di tekan adalah hulu(pangkal) pembuluh nadi yang terbuka. Jadi tujuan dari penekanan ini adalah untuk menghentikan aliran darah yang menuju ke pembuluh nadi yang cidera.
Gambar 3.2 Tempat-tempat untuk penekanan perdarahan
(http.bangeud.blogspot.com.keperawatan-gawat-darurat-balut-tekan.html)
4. Cara lain yang dapat membantu menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut :
a. Imobilisasi dengan atau tanpa pembidaian b. Kompres dingin
c. Metode Torniket
C. Penggunaan metode Torniket
Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang di lipat-lipat, atau sepotong ban dalam sepeda dapat digunakan untuk keperluan ini. Panjang torniket harus cukup untuk dua kali melilit bagian yang hendak di balut. Tempat yang paling baik untuk memasang torniket ini adalah lima jari di bawah ketiak(untuk perdarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha(untuk perdarahan di kaki).
1. Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih bagus lagi apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa untuk mencegah timbulnya lecet pada kulit yang terkena torniket langsung.
2. Apabila menggunakan kain maka ikatkan dengan sebuah simpul hidup, kemudian selipkan sebatang kayu di atas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi dengan simpul air untuk mengencangkan torniket, tetapi jangan diputar terlalu keras, karena dapat melukai jaringan-jaringan di bawahnya.
3. Tanda-tanda apabila torniket ini sudah dapat memperkecil denyut nadi bagian tubuh yang berada di bawah torniket, akan terlihat dari warna kulit di sekitar daerah tersebut menjadi kekuningan.
4. Untuk memudahkan pengusungan, perlihatkan torniket, jangan di tutup dengan selimut. Selain itu setiap 10 menit torniket harus dikendurkan selama 30 detik, untuk memberi kesempatan darah memberi makanan-makanan ke jaringan di bawah torniket tersebut. Sementara torniket kendor, luka dapat ditekan dengan kasa steril.
Gambar 3.3 Cara pemasangan torniket (http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/tourniquet)
D. Pendarahan dalam(tertutup)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah tetapi tidak disertai dengan kerusakan jaringan kulit, yang memungkinkan darah tidak keluar dari tubuh dan tidak terlihat jelas seperti pada luka memar.Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban dengan benda tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan dan lain sebagainya. Perdarahan dalam ini juga bevariasi mulai dari yang ringan hingga yang dapat menyebabkan kematian. Mengingat perdarahan dalam berbahaya dan tidak terlihat (tersamar), maka penolong harus melakukan penilaian dari pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan analisa mekanisme kejadiannya.
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat dikenali, misalnya:
1. Cedera pada bagian luar tubuh, yang mungkin merupakan petunjuk bagian dalam juga mengalami cedera.
2. Adanya memar disertai nyeri dan pembengkakan. 3. Gejala dan tanda-tanda syok.
Penatalaksanaan pada pendarahan dalam:
1. Baringkan penderita
2. Periksa dan pertahankan A-B-C (Air Breath Control) 3. Berikan oksigen bila ada
4. Rawat sebagai penderita syok
5. Jangan memberikan makan dan minum sementara 6. Jangan lupa menangani cedera atau gangguan lain 7. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat