1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menjalankan sebuah perusahaan, lembaga, atau instansi diperlukan adanya Sumber Daya berupa potensi yang terkandung dalam diri manusia. Sumber Daya itu sendiri berarti kemampuan yang berupa dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan
lingkungannya. Salah satu Sumber Daya dalam perusahaan adalah seorang karyawan. Karyawan merupakan aset penting bagi perusahaan demi kemajuan perusahaan itu sendiri.
Dalam dunia ketenagakerjaan, dikenal adanya karyawan tetap dan karyawan tidak tetap (karyawan kontrak). Yang dimaksud karyawan tetap (permanent employee) dalam ketenagakerjaan pada umumnya didefinisikan sebagai pekerja yang
memiliki perjanjian kerja dengan pengusaha untuk jangka waktu tidak tertentu (permanen). Sedangkan karyawan tidak tetap (karyawan kontrak) secara umum didefinisikan sebagai karyawan yang memiliki perjanjian kerja dengan pengusaha terbatas untuk jangka waktu tertentu atau berdasarkan selesainya suatu pekerjaan tertentu, yang biasanya dikenal dengan istilah PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).
Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang menerapkan sistem kontrak jangka waktu tertentu, sebelum karyawan tersebut diangkat menjadi karyawan tetap perusahaan. Namun dalam sistem kontrak, karyawan juga dinilai dari kinerjanya yang meningkat/menurun. Jika kinerja menurun maka kontrak karyawan tersebut
kemungkinan tidak akan berlanjut dengan kata lain diberhentikan sesuai dengan perjanjian/kontrak yang ada.
Dewasa ini, perusahaan lebih tertarik untuk memperkerjakan seorang karyawan dengan sistem kontrak. Karena dengan adanya sistem ini, perusahaan memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah dapat menekan budget perusahaan seminimal mungkin karena dengan tenaga kerja kontrak perusahaan tidak perlu
2
penyimpangan-penyimpangan seperti upah pekerja kontrak dibawah ketentuan UMR, pekerja kontrak tidak diikutsertakan dalam program jamsostek, para pekerja kontrak tidak mendapatkan THR. Kemudian karyawan kontrak tidak jelas statusnya dalam pekerjaan. Karena sewaktu-waktu masa kontrak habis, karyawan kontrak
dapat kehilangan pekerjaan sebelumnya. Dengan kata lain kontrak tidak diperpanjang lagi.
Secara materi, seorang karyawan kontrak akan mengalami kerugian saat terjadi penghentian kontrak. Kerugian-kerugian tersebut adalah karyawan tidak memiliki pekerjaan lagi, hilangnya fasilitas-fasilitas kantor, bahkan tidak memiliki
penghasilan lagi. Padahal menjadi pekerja walaupun kontrak dilakukan agar tetap bisa menyambung hidup.
Seperti contoh kasus berikut ini yang telah dijelaskan oleh poskota bahwa ratusan buruh yang bekerja di pabrik kawasan Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cilincing, Jakarta Utara, menjelang puasa dan lebaran mulai pusing dan cemas. Ini lantaran masa kontrak kerja mereka pada bulan-bulan tersebut mulai habis. Bahkan
kondisi seperti ini sudah sering terjadi bahkan bagi para karyawan kontrak merupakan pengalaman tahun sebelumnya.
Dengan fenomena diatas maka karyawan kontrak akan mengalami kecemasan terhadap masa depan mereka karena ketidakpastian status kerjanya. Kemudian mereka akan mencemaskan pendapatan mereka jika kontrak kerjanya diberhentikan. Walaupun sebagai pekerja kontrak, penghasilan tiap bulannya sangat
berguna untuk menyambung hidup mereka.
Apalagi untuk karyawan yang sudah menikah dan berkeluarga. Karyawan yang sudah menikah atau berkeluarga tentunya akan memiliki berbagai macam kebutuhan untuk hidup, mempersiapkan masa depan. Saat kontrak kerja akan
berakhir, tentunya karyawan kontrak dengan kriteria diatas sudah memikirkan alternatif lain ketika masa kontrak telah usai. Namun, hal itu juga tidak menutup kemungkinan karyawan kontrak untuk tidak mengalami kecemasan.
Secara teori menurut Lazarus (1969), kecemasan merupakan suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan diikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan adalah aspek subyektif dari emosi seseorang karena
3
kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).
Perasaan cemas akan mempengaruhi kegiatan sehari-hari. Cemas bukan
hanya berbahaya bagi keadaan psikologis tetapi juga keadaan fisiknya. Hal ini terbukti dalam penyelidikan terhadap 15.000 org pasien yg menderita gangguan-gangguan perut di rumahsakit Mayo, Amerika Serikat menunjukkan bahwa empat dari lima pasien yg menderita gangguan perut disebabkan mereka mengalami takut, cemas, kekesalan dan kebencian (Haryono:2000).
Menurut Hurlock (1979:225) menyatakan bahwa kegelisahan mempengaruhi kepribadian melalui pengaruhnya pada tingkah laku. Bagaimana seseorang menilai tingkah lakunya sendiri dan kepuasan yang ia dapatkan karenanya, akan menentukan bagaimana dia akan mengevaluasi dirinya. Evaluasi diri ini membentuk inti dari konsep diri. Demikian juga, tingkah lakunya akan mempengaruhi penilaian dan perlakuan oranglain terhadap dirinya. Secara tidak
langsung penilaian dan perlakuan orang lain mempengaruhi penilaian dirinya.
Konsep diri di identifikasi menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan negatif. Semakin positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah ia mencapai keberhasilan. Sebaliknya, semakin negatif konsep diri maka semakin sulit seseorang untuk berhasil. Karena sesuai dengan Desmita (2011), orang yang memiliki konsep diri positif memiliki ciri-ciri, yaitu penuh optimis, selalu percaya diri, berani
menetapkan tujuan hidup, berani gagal,dll. Sedangkan orang yang memiliki konsep diri negatif adalah pesimis, tidak percaya diri, takut gagal, rendah diri,dll.
Dari ciri-ciri diatas peneliti menduga ketika seorang karyawan akan menghadapi masa berakhirnya kontrak kerja saat merasa optimis terhadap masa
depan, selalu percaya diri terhadap kemampuan, berani untuk gagal, dan memiliki tujuan hidup akan mengalami kecemasan yang rendah. Sebaliknya jika seorang karyawan kontrak menyikapi suatu masalah dengan pesimis, tidak percaya diri, rendah diri, takut untuk mengalami kegagalan akan mengalami kecemasan yang tinggi.
Kurangnya konsep diri akan berpengaruh kepada cara memandang kualitas
4
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai sesuatu hal yang sulit diselesaikan. Sebaliknya, pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan (Pudjijogyanti:1993).
Selain itu konsep diri juga berpengaruh terhadap kualitas seseorang dalam menghadapi perubahan keadaan. Perubahan itu bisa dipahami sebagai tekanan atau tantangan. Ini tergantung pada bagaimana kita punya persepsi diri. Tantangan dan tekanan adalah kesempatan untuk membuktikan kemampuan, kebolehan, kehebatan kita dalam menghadapi sebuah permasalahan. Konsep diri yang positif akan
memproduksi kepercayaan yang positif juga dan tidak akan merasa cemas jika menghadapi segala permasalahan.
Individu dengan konsep diri positif cenderung akan dapat menimbulkan tingkah laku penyesuaian yang baik dengan lingkungan sosial. Sebaliknya bila seseorang memiliki konsep diri yang negatif, maka individu tersebut cenderung akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri, merasa ragu, dan kurang
percaya diri. Individu dengan konsep diri yang negatif akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosial.
Jadi berdasarkan pernyataan diatas ketika karyawan kontrak sudah mengetahui batas kontrak kerjanya maka mereka akan memiliki konsep apa yang akan dilakukan ke depannya jika kontrak tidak dilanjutkan. Kemudian lebih mudah dalam melakukan penyesuaian terhadap keadaan, karyawan akan memikirkan
bagaimana ke depannya, apa yang akan dilakukan selanjutnya dengan berbagai pemikiran-pemikiran dan kemungkinan yang akan terjadi agar tidak menganggur.
Menurut Brehm & Kassin (1989) konsep diri dianggap sebagai komponen kognitif dari diri sosial secara keseluruhan, yang memberikan penjelasan tentang
bagaimana individu memahami perilaku, emosi, dan motivasinya sendiri. Dengan memiliki motivasi maka karyawan kontrak akan melanjutkan perjalanan karier selanjutnya jika sudah tidak di kontrak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2005) memiliki hasil ada hubungan negatif antara konsep diri dengan kecemasan sosial pada anak-anak penghuni Lembaga Permasyarakatan. Seorang narapidana yang konsep dirinya
5
Karena mereka bisa menerima keadaan dirinya apa adanya, merasa percaya diri dan mempunyai motivasi untuk memperbaiki diri. Sehingga kemungkinan untuk timbulnya kecemasan pada dirinya rendah.
Salah satu bentuk kecemasan yang seringkali kita rasakan adalah
kekhawatiran akan masa depan kita. Kecemasan itu terjadi karena kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi nantinya. Begitu juga yang dirasakan oleh para karyawan yang masa kontraknya akan berakhir. Terjadinya kecemasan merupakan implementasi dari konsep diri, sedangkan konsep diri merupakan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, menilai dirinya, juga bagaimana harapannya terhadap dirinya sendiri,
begiru pula dengan penilaian dan harapan orang lain terhadap individu tersebut. Menurut teori humanistik dijelaskan bahwa kecemasan timbul dikarenakan adanya dua konsep diri, yaitu konsep diri yang berasal dari individu dan yang berasal dari orang lain. Energi mereka lebih banyak tercurah pada konflik tersebut daripada untuk aktualisasi diri. Perkembangan konsep diri ini berlangsung sejak individu mengenal dirinya dan mulai berkembang ketika ia mulai terjun pada lingkungan yang
kongkret.
Berdasarkan penelitian dan teori diatas, jika dikaitkan dengan kecemasan dalam menghadapi masa berakhirnya kontrak kerja, peneliti menduga bahwa konsep diri yang positif merupakan salah satu faktor penting untuk mengurangi tingkat kecemasan dalam masa berakhirnya kontrak kerja. Karena dengan konsep diri yang positif maka seorang karyawan kontrak akan lebih siap dan percaya diri dan optimis
dalam memperbaiki diri.
Dari latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Hubungan antara konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi masa berakhirnya kontrak kerja”.
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi masa berakhirnya kontrak kerja.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini :
1. Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu psikologi pada umumnya, terutama dalam psikologi industri dan organisasi.
2. Secara praktis
a. Bagi perusahaan, diharapkan dapat mengetahui bagaimana keadaan karyawan kontrak terutama dalam hal konsep diri karyawan kontrak dan membantu untuk meningkatkan konsep diri yang lebih positif.
b. Bagi karyawan kontrak, diharapkan bisa menjadi informasi agar memiliki dan memperbaiki konsep diri yang positif.
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MASA BERAKHIRNYA
KONTRAK KERJA
SKRIPSI
Oleh :
Rayi Kusumaningrum 08810056
FAKULTAS PSIKOLOGI
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MASA BERAKHIRNYA
KONTRAK KERJA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Rayi Kusumaningrum 08810056
FAKULTAS PSIKOLOGI
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Maha Suci Allah atas segala karunia, hidayah dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karena adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak yang dengan tulus meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, maka tugas akhir ini dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
2. Zakarija Achmat, S.Psi, M.Si. dan Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, dan berkenan untuk menuntun dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dra.Djudiyah, M.Si dan Tri Muji Ingarianti, S.Psi, M.Psi, selaku Dosen Penguji I dan Penguji II, yang telah memberikan kritik dan saran kepada penelitian ini sehingga menjadi lebih sempurna.
4. Dra. Djudiyah, M.Si. selaku Dosen Wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini dengan baik.
5. Kepala BAA UMM dan Direktur RSI Siti Aisyah Madiun yang telah memberikan izin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, terima kasih banyak atas dukungan, doa,
kesabaran dan juga kasih sayang yang selama ini telah diberikan kepada
penulis.
7. Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberikan motivasi dan doanya. 8. Keponakan-keponakan tersayang ( Fiya, Nisa, Vara) yang menjadi sasaran
keisengan ketika penulis mulai merasa lelah dengan penulisan tugas akhir ini. 9. My Beloved, “A” yang telah memberikan perhatian, pengertian, dukungan,
10.Teman-teman seperjuanganku Silvi si bebheb, Marita, Pheda, Tuti, Sari, Dini, Dian, Mute, Saptyna, Danti, Nchun, Oyong, Alin, Rosa, Vera, Firra, Wina, Vika, Oka, Wiwit, Ima, Zahra, Yola, Venny, Sarida, Tioz, Munadiyah, Wiwid, Ayu, Dani, Wiwin, Olan, Ferry, Frenky, Ary, Samsul, Dwi, Yeni,
terimakasih untuk dukungan dan semangatnya. Dan semua teman Psikologi 2008.
11.Teman-teman kosku (Herera, Rahmi, Nesti, Ayu, Ria), yang telah memberikan suasana meriah dengan keramaiannya di rumah keduaku.
12.Teman-teman di PLP (Mbak Vika, Mbak Arsi, Mbak Kiki, Mbak Dila, Mbak
Irma, Mbak Bella, Mbak Weni, Mbak Shita, Mbak Soniya, Bebheb, Wawa , Mbak Mi , Ansori, David, Mas Fir si tronton, Bang Thohir, Fitri dan teman2 asisten lainnya) yang sudah memberikan semangat 45’nya dikala penulis mulai malas bimbingan. Walaupun kalian selalu menganiaya dan menindasku, but thanks for everything
13.Kaos kaki Herera yang sudah ikut ujian skripsi bersamaku.
14.Si Lepi item manisku “Pico” yang sudah banyak sekali membantu sehingga penulis menjadi sarjana. Dan printer yang selalu rewel. Aku banyak berhutang budi pada kalian.
15.Pihak-pihak yang telah banyak membantu, namun tidak dapat disebutkan satu-persatu karena keterbatasan tempat, saya ucapkan banyak terima kasih. Skripsi ini tentunya tidak terlepas dari adanya kekurangan, oleh karena itu
penulis terbuka terhadap kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang nantinya akan menambah kesempurnaan penelitian ini di masa mendatang.
Akhirnya semoga karya ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi
pihak-pihak yang memerlukan. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 4 Juni 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ... i
Halaman motto ... iii
Intisari ... iv
Abstract ... v
Daftar isi ... vi
Daftar tabel ... viii
Daftar gambar ... ix
Daftar lampiran ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep diri ... 7
1. Pengertian konsep diri ... 7
2. Ciri-ciri konsedp diri positif dan negatif ... 9
3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri ... 12
4. Komponen konsep diri ... 13
5. Dimensi dalam konsep diri ... 15
B. Kecemasan ... 17
1. Pengertian kecemasan ... 17
2. Ciri-ciri kecemasan ... 18
3. Faktor yang mempengaruhi kecemasan ... 20
4. Klasifikasi tingkat kecemasan ... 21
5. Macam-macam kecemasan... 23
C. Kontrak Kerja ... 23
1. Pengertian kontrak kerja... 23
2. Jenis perjajnjian kerja... 26
3. Jangka Waktu perjanjian kerja waktu tertentu ... 26
D. Hubungan antara konsep diri dengan kecemasan dalam menghadapi masa berakhirnya kontrak kerja ... 27
E. Kerangka Berpikir ... 30
F. Hipotesis... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 32
B. Variabel Penelitian ... 32
1. Identifikasi variabel penelitian ... 32
2. Definisi Operasional variabel penelitian ... 33
C. Populasi dan Sampel ... 34
1. Jenis data ... 35
2. Metode pengumpulan data ... 35
3. Validitas dan reliabilitas ... 40
a. Validitas ... 40
b. Reliabilitas ... 43
E. Prosedur Penelitian ... 45
F. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 49
B. Analisis Data ... 51
C. Pembahasan ... 52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 57
B. Saran-saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 64
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
Tabel 1 : Blueprint konsep diri ... 39
Tabel 2 : Blueprint kecemasan dalam menghadapi masa ... 41
berakhirnya kontrak kerja Tabel 3 : Skoring skala Konsep Diri dan skala Kecemasan ... 41
dalam Menghadapi Masa Berakhirnya Kontrak Kerja Tabel 4 : Item Valid Skala Konsep Diri ... 45
Tabel 5 : Item Valid Skala kecemasan dalam menghadapi ... 45
masa berakhirnya kontrak kerja Tabel 6 : Uji Reliabilitas skala Konsep Diri ... 47
Tabel 7 : Uji Reliabilitas skala kecemasan dalam menghadapi ... 47
masa berakhirnya kontrak kerja Tabel 8 : Hasil Reliabilitas Keseluruhan ... 48
Tabel 9 : Rancangan Analisa Data ... 50
Tabel 10 : Data berdasarkan Jenis Kelamin ... 53
Tabel 11 : Tabel berdasarkan Usia ... 53
Tabel 12 : Sebaran Z Score Skala Konsep Diri... 54
Tabel 13 : Sebaran Z Score Skala kecemasan dalam ... 55
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala Penelitian (Skala Konsep Diri dan Skala Kecemasan) Lampiran 2 : Surat izin penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H. 2009. Psikologi perkembangan (pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja). Bandung: Refika Aditama
Alwisol. 2008 . Psikologi Kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press
Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S. 1998. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, S. 2000. Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Liberty
Dayakisni, T., & Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press
Desmita. 2011. Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Rosda
Feist & Feist. 2010. Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika
Hadi, S. 1991. Metodologi Research 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
.1992. Metodologi Research 3 (edisi revisi). Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
Hakim, Abdul. 2003. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti
Hurlock,E.B. 1979. Personality development. New York: McGraw-Hill
H.S, Salim. 2008. Perkembangan hukum kontrak imnominaat di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika
Kerlinger, F. 2000. Asas-asas penelitian Behavioral (terjemahan). Yogyakarta: UGM Press
Maramis, W.E. 1994. Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University Press
Martono, N. 2010. Metode penelitian kuantitatif: analisis isi dan analisis data sekunder. Jakarta: Rajawali pers
Nasir & Omar. 2006. Kesejahteraan manusia. Malaysia: PUKM
Potter & Perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik, vol.1,E/4. Jakarta: EGC
Prastiyanti, R,I. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU. (Skripsi, Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri) tidak diterbitkan
Pudjijogyanti, CR. 1993. Konsep diri dalam pendidikan. Jakarta: Arcan
Rahmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Lestari, Susana Puji. 2005 . Hubungan antara konsep diri dengan kecemasan sosial pada anak-anak penghuni lembaga permasyarakatan anak di blitar. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang) tidak diterbitkan
Suryabrata, S. 1999. Pengembangan alat ukut Psikologi. Jakarta: Rajawali
__________. 2002. Metodologi penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tallis, Frank. 1992. Mengatasi Rasa Cemas. Jakarta: Arcan
Townsend, 1996 pada blog (http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html)
Winarsunu, T. 2009. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (edisi revisi). Malang: UMM press