• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Tokoh dalam Serat “Bratayuda” Saduran Karel Fredrik Winter dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Sastra di SMA;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakter Tokoh dalam Serat “Bratayuda” Saduran Karel Fredrik Winter dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Sastra di SMA;"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Yoga Yolanda
  • Pengajar:
    • Dra. Endang Sri Widayati, M.Pd.
    • Furoidatul Husniah, S.S., M.Pd.
  • Sekolah: Universitas Jember
  • Mata Pelajaran: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
  • Topik: Karakter Tokoh dalam Serat “Bratayuda” Saduran Karel Fredrik Winter dan Pemanfaatannya sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Sastra di SMA
  • Tipe: skripsi
  • Tahun: 2015
  • Kota: Jember

I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang pentingnya karakter tokoh dalam karya sastra, khususnya dalam Serat Bratayuda. Karakter tokoh berperan sebagai unsur penting yang mencerminkan sikap dan perilaku, yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakter-karakter dalam Serat Bratayuda dan relevansinya sebagai materi pembelajaran di SMA. Penelitian ini juga menyentuh tujuan pendidikan yang lebih luas, yaitu membentuk karakter peserta didik melalui pembelajaran sastra.

1.1 Latar Belakang

Latar belakang penelitian ini menjelaskan pentingnya karakter tokoh dalam karya sastra sebagai alat untuk menyampaikan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dalam konteks pendidikan, karakter yang ada dalam Serat Bratayuda bisa menjadi alternatif materi pembelajaran yang relevan untuk siswa SMA. Penelitian ini menekankan bahwa karakter baik dan buruk dalam tokoh-tokoh cerita dapat menjadi contoh bagi siswa untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang diharapkan dalam pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup dua pertanyaan utama: pertama, bagaimana karakter tokoh dalam Serat Bratayuda? Kedua, bagaimana pemanfaatan karakter tokoh tersebut sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA? Rumusan ini bertujuan untuk mengarahkan penelitian agar fokus pada analisis karakter dan aplikasinya dalam konteks pendidikan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan karakter tokoh dalam Serat Bratayuda dan merumuskan cara pemanfaatan karakter tersebut sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA. Dengan memahami karakter-karakter ini, diharapkan siswa dapat menarik pelajaran moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, serta memberikan wawasan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sastra dan pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan drama atau pertunjukan wayang kulit yang berakar pada nilai-nilai dalam Serat Bratayuda.

1.5 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini mencakup karakter tokoh sebagai karakter positif dan negatif dalam Serat Bratayuda, nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa, serta alternatif materi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai kompetensi dasar di SMA. Definisi ini penting untuk memastikan pemahaman yang konsisten dalam konteks penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas kajian teori yang relevan dengan penelitian, termasuk penelitian sebelumnya, kesusastraan Jawa, karakter tokoh dalam karya sastra, dan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa. Tinjauan pustaka ini penting untuk memberikan landasan teoritis bagi analisis yang dilakukan dalam penelitian ini.

2.1 Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang relevan menunjukkan bagaimana karakter tokoh dalam karya sastra telah diteliti, namun penelitian ini berfokus pada pemanfaatan karakter tersebut sebagai alternatif materi pembelajaran. Ini memberikan kontribusi baru dalam bidang pendidikan sastra, terutama di tingkat SMA.

2.2 Kasusastraan Jawa

Kesusastraan Jawa memiliki sejarah panjang dan kaya, yang mencakup berbagai bentuk sastra, baik lisan maupun tulisan. Penelitian ini menyoroti pentingnya kesusastraan Jawa sebagai sumber nilai dan karakter yang dapat diajarkan dalam konteks pendidikan, khususnya melalui karya-karya seperti Serat Bratayuda.

2.3 Periodisasi Kasusastraan Jawa

Periodisasi kesusastraan Jawa dibagi menjadi tiga periode: Kuno, Madya, dan Baru. Setiap periode memiliki karakteristik dan pengaruh budaya yang berbeda, yang dapat dilihat dalam karya-karya sastra, termasuk Serat Bratayuda. Pemahaman ini penting untuk mengkontekstualisasikan nilai-nilai yang terdapat dalam karya tersebut.

2.4 Serat Bratayuda

Serat Bratayuda adalah karya sastra berbentuk prosa yang ditulis oleh Karel Fredrik Winter, yang mengisahkan perang Bratayuda. Karya ini tidak hanya memiliki nilai sastra tetapi juga nilai pendidikan yang tinggi, menjadikannya relevan sebagai bahan ajar di sekolah.

2.5 Karakter Tokoh dalam Karya Sastra

Karakter tokoh dalam karya sastra merupakan elemen penting yang mempengaruhi jalan cerita. Penelitian ini menganalisis karakter baik dan buruk dalam Serat Bratayuda, yang dapat dijadikan contoh bagi siswa untuk memahami nilai-nilai moral dan etika.

2.6 Tokoh dalam Serat Bratayuda

Tokoh-tokoh dalam Serat Bratayuda meliputi Raja Kresna, Yudistira, dan lainnya, yang masing-masing memiliki karakteristik dan nilai yang dapat dipelajari. Pemahaman tentang tokoh ini membantu siswa dalam mengidentifikasi dan menganalisis karakter dalam konteks pendidikan.

2.7 Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang terkandung dalam karya sastra sangat penting untuk diajarkan kepada siswa. Penelitian ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sastra di sekolah.

2.8 Prinsip Pengembangan Materi Pembelajaran Sastra

Prinsip pengembangan materi pembelajaran sastra harus mempertimbangkan relevansi nilai-nilai yang ada dalam karya sastra dengan tujuan pendidikan. Penelitian ini menekankan pentingnya menyusun materi yang dapat mengembangkan karakter siswa melalui pembelajaran sastra.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini mencakup rancangan dan jenis penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif untuk menggali karakter tokoh dalam Serat Bratayuda dan pemanfaatannya dalam pembelajaran.

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Rancangan ini memungkinkan peneliti untuk menggambarkan karakter tokoh dalam Serat Bratayuda secara mendalam dan relevansinya dalam konteks pendidikan sastra.

3.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teks Serat Bratayuda dan dokumen kurikulum yang relevan. Sumber data utama adalah serat yang ditulis oleh Karel Fredrik Winter, yang diharapkan dapat memberikan wawasan tentang karakter dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, dengan mengumpulkan kutipan-kutipan yang menunjukkan karakter tokoh dalam Serat Bratayuda. Pengumpulan data ini penting untuk analisis lebih lanjut tentang karakter dan aplikasinya dalam pembelajaran.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tiga langkah: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk menyusun temuan secara sistematis dan menghubungkan karakter tokoh dengan tujuan pendidikan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian mencakup pemandu pengumpulan data dan pemandu analisis data. Instrumen ini dirancang untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang karakter tokoh dalam Serat Bratayuda.

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian mengikuti langkah-langkah yang sistematis, dimulai dari pengumpulan data hingga analisis dan penyajian hasil. Prosedur ini memastikan bahwa penelitian dilakukan secara terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya dua belas karakter tokoh dalam Serat Bratayuda, yang dibagi menjadi karakter baik dan karakter buruk. Analisis ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana karakter-karakter tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra di SMA.

4.1 Karakter Tokoh dalam Serat Bratayuda

Karakter tokoh dalam Serat Bratayuda terdiri dari karakter baik, seperti cinta tanah air, cinta damai, jujur, kerja keras, kreatif, tanggung jawab, dan religius. Karakter buruk, seperti keras kepala, buruk sangka, arogan, kasar, dan pemarah, juga dianalisis untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang nilai-nilai yang diajarkan melalui cerita.

4.2 Pemanfaatan Karakter Tokoh sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Sastra di SMA

Pemanfaatan karakter tokoh dalam Serat Bratayuda sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA sangat relevan. Dengan mengaitkan karakter-karakter tersebut dengan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa karakter tokoh dalam Serat Bratayuda dapat dijadikan sebagai alternatif materi pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menyarankan agar guru memanfaatkan hasil penelitian ini untuk memperkaya proses pembelajaran dan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih mendalam.

5.1 Kesimpulan

Dalam Serat Bratayuda terdapat karakter baik dan buruk yang dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa. Karakter-karakter ini relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran sastra di SMA, sehingga siswa dapat belajar dari contoh-contoh yang ada.

5.2 Saran

Saran bagi guru adalah agar menggunakan hasil penelitian ini sebagai alternatif materi pembelajaran sastra. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai karya sastra daerah dan pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya melalui sastra.

Referensi Dokumen

  • Serat Bratayuda ( Karel Fredrik Winter )

Gambar

Tabel B2: Pemandu Pengumpulan Data tentang Kompetensi Dasar yang
Gambar 1: Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa (kemendiknas (2010:12)
gambar” (Miles dan Huberman, 1992:138).
Tabel B 1: Pemandu Pengumpulan Data tentang Karakter Tokoh dalam Serat Bratayuda
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku tokoh utama dan tokoh pembantu dalam novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman EL Shirazy dengan pendidikan

Konflik ini merupakan pertentangan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Konflik ini dalam novel Gipsi Laut dialami oleh Siti Lazuli dengan ayahnya, Pak

Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa peserta didik MTsN Pilang Kenceng memiliki banyak karakter baik yang menonjol seperti religius, jujur, kreatif, tanggung jawab,

Nilai-nilai Religius Novel Saman karya Ayu Utami dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Apresiasi Sastra Siswa SMA; Enny Herawati, 030210402034;

Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL AYAT-AYAT CINTA 2 KARYA

Skripsi yang berjudul Karakter Tokoh Utama dalam Novel Guru, Hidupmu Hanya untuk Kami Karya Eidelweis Almira sebagai Materi Ajar Sastra di SMA dilatar belakangi karena karakter

Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam novel tersebut adalah: (1) nilai religius pada perilaku tokoh Dahlan dan Bapak Dahlan, sejumlah empat kutipan, (2) nilai

Jumlah pemunculan masing masing nilain karakter dalam sikap religius sebanyak 30 kali , jujur sebanyak 14 kali,toleransi sebanyak 3 kali, disiplin sebanyak 1 kali, disiplin, kerja keras