• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Komunikasi Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Dan Garda Bangsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Komunikasi Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Dan Garda Bangsa"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

MUHAMAD BUSHAIRI NIM: 109051000135

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Partai politik merupakan organisasi masyarakat yang memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya di bidang politik suatu negara. PKB sebagai partai yang berasaskan Pancasila dan ke-Islaman, dalam kegiatan perpolitikannya memiliki sayap organisasi bernama Garda Bangsa. Garda Bangsa sendiri ikut berperan aktif dalam membesarkan partai, bahkan membantu dalam pemenangan PKB saat pemilihan umum (Pemilu). Oleh karenanya, komunikasi antar keduanya amat berperan penting dan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan partai.

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul pertanyaan mayor: bagaimana pola komunikasi Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) dengan Garda Bangsa. Adapun pertanyaan minornya: Seperti apa pola komunikasi antara DPP PKB dengan sayap organisasi Garda Bangsa? Serta hambatan apa saja yang terjadi pada pola komunikasi yang digunakan oleh DPP PKB dengan sayap organisasi Garda Bangsa?

PKB merupakan partai politik yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama, sehingga basis dari PKB kebanyakan kaum Nahdliyyin. PKB merupakan partai yang memiliki banyak tantangan dan masalah setelah ditinggalkan oleh sang pendiri. Namun secara perlahan tantangan dan masalah itu dapat terlewati, karena adanya kerjasama di semua lini. Sementara sebagai sayap organisasi kepemudaan, Garda Bangsa berfungsi untuk menarik perhatian kaum muda dalam melakukan hal kaderisasi. Garda Bangsa merangkul semua kaum muda, tidak hanya kaum muda yang berlatar belakang santri.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif ini menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara

Adapun teori yang digunakan sesuai dengan dimensi komunikasi vertikal. Yakni komunikasi dari pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pemimpin secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Sementara bentuk-bentuk informasi yang dapat disampaikan oleh para bawahan kepada atasan adalah laporan, keluhan, pendapat dan saran.

Pola komunikasi yang digunakan oleh DPP PKB dengan sayap organisasi Garda Bangsa adalah atas ke bawah dan bawah ke atas. DPP PKB sebagai yang pimpinan, yang menyetujui dan yang memproduksi kebijakan serta instruksi, sementara Garda Bangsa sebagai bawahan melaksanakan kebijakan serta instruksi. Sedangkan pola komunikasi bawah ke atas, berkaitan dengan keberadaan Garda Bangsa sebagai bawahan yang melaksanakan dan melaporkan atas program yang telah diinstruksikan.

(6)

ii Bismillahirrohmanirrohim

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Maha penyayang yang telah memberikan nikmat Iman, Islam dan Ihsan kepada seluruh. Kedua kalinya shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada kekasih kita, Sayyidina Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang. Dan kelak, semoga kita mendapatkan pertolongan beliau dihari pembalasan.

Sepenuhnya penulis sangat menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami kesulitan, hambatan dan gangguan hingga terkadang rasa putus asa dan bosan pernah dirasakan. Namun, berkat doa, bantuan, motivasi, semangat, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis dengan segala ketulusan hati, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto M.Ed, M.A, selaku Wadek I, Drs. Roudhonah, M.A selaku Wadek II, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wadek III.

2. Drs. Masran, M.Ag selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Faturokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

(7)

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya Dosen Komunikasi Penyiaran Islam yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

5. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda KH. Abdul Ghofur Ali dan Uminda Hj. Nurlaila. Terima kasih atas pengorbanan, kesabaran, dorongan semangat dan membiayai kuliah hingga usai, serta do’a yang tak pernah putus dipanjatkan untuk penulis. Serta dukungan moril dan juga tenaga dari Abang Zamzami Al-Makki, Kakak Amiq Fikriyani, Kakak Aida Dzulhijjah dan Abang Muhamad Multazami.

6. Guru Politik sekaligus Sang Pemimpin saya, Bapak H. A. Muhaimin Iskandar, M. Si (Ketua Umum DPP PKB), Bapak H. Abdul Kadir Karding (Sekretaris Jenderal DPP PKB), dan Bapak H. Cucun Syamsul Rizal (Ketua DKN Garda Bangsa).

7. Sahabat-sahabat seperjuangan skripsi angkatan 2009, Reza Fahlevi Akbar, Nur Oktaviani, Wahyu Eko Wibowo, Rizky Maulana, M Reza Akbar dan Devi terima kasih atas segala dukungan, semangat dan perhatiannya yang luar biasa kepada penulis.

(8)

Anggadara Anwar, Yusuf Tadarusman, Agus Dwi Wandono, Candra, dan Rizky Saputra terima kasih atas segala dukungan dan perhatiannya kepada penulis.

9. Kawan-Kawan KKN S.U.P.E.R (Smart, Unity, Positive, Empower, Religius), Desa Pasir Jawa Cigombong 2012.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Berbagai macam kekurangan dalam penulisan penelitian ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi penulis. Peneliti juga sangat mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan ilmu komunikasi.

Jakarta, 22 Juli 2016

(9)

v

E. Metodologi Penelitian ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KERANGKA TEORI A.Pengertian Pola Komunikasi ... 18

B.Macam-macam Pola Komunikasi ... 20

C.Ruang Lingkup Organisasi ... 26

D.Komunikasi Organisasi ... 34

E. Model-Model Pola Komunikasi Organisasi ……… 37

Bab III GAMBARAN UMUM A.Sejarah Berdirinya 1. Partai Kebangkitan Bangsa ... 42

2. Garda Bangsa...,,,,,... 45

B.Visi dan Misi 1. Partai Kebangkitan Bangsa ... 48

2. Garda Bangsa ... 48

C.Makna Lambang 1. Partai Kebangkitan Bangsa ... 49

2. Garda Bangsa ... 51

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A.Pola Komunikasi Organisasi antara DPP PKB dan Garda Bangsa ... 54

1. Teknik Komunikasi Vertikal ... 56

a. Pola komunikasi Atas – Bawah ... 56

b. Pola Komunikasi Bawah – Atas ... 61

2. Garda Bangsa sebagai Supporitng System Politik ... 64

3. Garda Bangsa sebagai Supporitng System Sosial ... 67

4. Substansi Komunikasi DPP PKB dan Garda Bangsa ... 69

(10)

BAB V PENUTUP

(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Hubungan agama dengan politik terus menjadi perbincangan yang tidak bosan-bosannya untuk dibahas. Ada sebuah pernyataan bahwa dakwahnya Rasulullah SAW hanyalah sebuah gerakan keagamaan yang bersifat ritual, spiritual, dan moral belaka. Namun, realitasnya menunjukkan bahwa dakwah Nabi Muhammad SAW juga merupakan dakwah yang bersifat politik.

Allah SWT berfirman:

عيطأ َ ا عيطأ ا نمآ نيذلا ا يأ اي َ ىلإ ه درف ء أيش يف أمتأعزانت أنإف أمكأنم رأم أْا يل أ ل سرلا ا

لي أ ت نس أحأ رأيخ كلذ رخ أْا م أ يألا َاب ن نم أ ت أمتأنك أنإ ل سرلا

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya dan ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan

pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasulnya,

jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang

(12)

Partai politik pada umumnya didefenisikan sebagai organisasi artikulatif yang terdiri atas pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatian pada persoalan kekuasaan pemerintah dan bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat untuk menempati kantung-kantung kekuasaan politik. Partai politik membuka kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik dan pemerintahan. Karena melalui partai politik itu dapat diwujudkan pemerintahan yang bertanggungjawab dan memperjuangkan kepentingan umum serta mencegah tindakan pemerintah yang sewenang-wenang.1

Organisasi partai politik juga bisa dikatakan sebagai organisasi kemasyarakatan yang bersifat politik atau bisa disebut organisasi masyarakat yang memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya di bidang politik suatu negara. Untuk menjadikan negara Indonesia ini maju dan lebih baik dari hari kemarin, hal yang harus dilakukan dalam bidang pemerintahan adalah memperbaiki suatu organisasi partai politik.

Dalam konteks ini, komunikasi sangat berperan penting dan sangat diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi dan berorganisasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang esensial dalam kehidupan. Manusia berinteraksi dan berorganisasi dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Karena berkomunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling

1

(13)

berhubungan dengan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi.2 Baik perorangan maupun perkelompok di dalamnya pasti terbentuk komunikasi. Di mana di dalamnya menurut Goetano Mosca:

“Terdapat sekelompok orang yang memerintah dan orang yang diperintah.

Orang yang memerintah yang biasa disebut elite politik, sedangkan yang diperintah adalah masyarakat atau rakyat (kelompok massa). Kelompok elite politik jumlahnya agak sedikit, mengambil peran utama dalam hamper semua fungsi politik nasional, memonopoli kekuatan, dan menikmati keuntungan dari padanya; Sedangkan kelompok massa, dibina, di awasi oleh yang pertama baik secara legal atau tidak, dengan atau tanpa pedoman hukum dan kekerasan. Dengan adanya komunikasi yang baik akan suatu pemerintahan dapat berjalan dengan baik, secara lancar serta berhasil.

Begitu pula sebaliknya”.

Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam suatu organisasi. Kompetensi organisasi yang baik antar atasan dan bawahan akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga tingkat kinerja suatu organisasi menjadi semakin baik dan sebaliknya apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik, sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan, dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.

Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Aktivitas komunikasi di organisasi atau perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Arus komunikasi vertikal dapat

2

(14)

diuraikan menjadi dua, yang pertama adalah downward communication.

komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tatanan manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya, sedangkan yang kedua adalah upward communication terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.3 Arus komunikasi selanjutnya adalah komunikasi horizontal, tindak komunikasi ini berlangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.4

Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia (Human Communication) yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. Dengan demikian, komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi antara pemimpin dengan pegawai atau sesama pegawai untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik melalui media maupun face to face.5

Kepemimpinan organisasi dalam perspektif Islam adalah sesuatu yang dianggap penting dalam Islam. Demikian juga dengan komunikasi, Islam mengaku tentang perlunya pemimpin dalam setiap sistem sosial. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan penguasaan komunikasi yang baik pimpinan organisasi dapat mempunyai nilai tambah sehingga lebih produktif.

3

S Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004), hal. 4.5

4

S Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004),hal. 4.6

5

(15)

Dalam Islam juga telah dijelaskan tentang bagaimana kaidah berkomunikasi dalam perspektif Islam yaitu ada enam, diantaranya:

1. Qaulan Sadida. Perkataan yang benar alias tidak dusta

2. Qaulan Baligha. Ucapan yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit 3. Qaulan Ma’rufa. Perkataan yang baik, santun, dan tidak kasar 4. Qaulan Karima. Kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan. 5. Qaulan Layinan. Ucapan yang lemah-lembut menyentuh hati, dan 6. Qaulan Maysura. Ucapan yang menyenangkan dan tidak

menyinggung perasaan.6

Sedangkan pengertian pola dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah sistem.7 Adapun yang dimaksud dengan sistem adalah “seperangkat unsur-unsur

yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.”8

Yang dimaksud penulis dengan kata “pola komunikasi” dalam judul ini

adalah sistem penyampaian pesan komunikasi dari komunikator kepada komunikan dengan maksud untuk merubah pendapat, sikap maupun perilaku komunikan. Sistem penyampaian pesan didasarkan pada penggunaan sejumlah teori-teori komunikasi dalam menyampaikan pesan langsung ataupun melalui perantara media tertentu. Pesan komunikasi disampaikan melalui lambing (simbol) komunikasi dalam bahasa verbal maupun non-verbal serta media komunikasi lainnya seperti media teknologi informasi, media audio visual, surat kabar, majalah, dan lain-lain.

6

http://arsitek-peradaban.abatasa.co.id/post/detail/6739/ayat-ayat-komunikasi.html diakses pada tanggal 13 September 2015, Jam 14.50 WIB

7

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal. 115. 8

(16)

Penggunaan pola komunikasi yang baik dalam internal sebuah organisasi menentukan proses komunikasi dapat berjalan efektif atau tidak. Eksistensi organisasi bergantung pada penggunaan pola dan sistem komunikasi yang dikembangkan dalam komunikasi organisasi. Identitas nilai yang mampu dipertahankan oleh sebuah organisasi merefleksikan bentuk hasil komunikasi struktural yang baik antar pimpinan dan anggota dalam melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan organisasi untuk masyarakat luas.

Komunikasi yang efektif sangatlah penting bagi semua kalangan. Oleh karena itu, para pemimpin dan para komunikator politik perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. Elite politik juga termasuk ke dalam komunikator bagi suatu negara. Elite politik sangat mempengaruhi kebijakan yang akan dibuat untuk masyarakat banyak. Oleh karena itu, elite politik perlu juga diperhatikan karena sangat berpengaruh saat menyampaikan pesan kepada masyarakat banyak. Apabila pesan yang disampaikannya itu salah akan mengakibatkan persepsi yang salah juga pada masyarakat.9

Menurut Kohler yang dikutip oleh Arni Muhamad dalam buku Komunikasi

Organisasi bahwa “Komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua

organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami, dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.10

Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh seorang pemimpin dapat di terima, dan dipahami oleh para anggota, maka seorang

9

A.W. Widjaja, Komunikasi Politik dan Humas, (Jakarta: Bumi Aksaea), hal. 27 10

(17)

pimpinan harus menerapkan pola komunikasi yang baik pula. Pengetahuan dasar tentang komunikasi saja belumlah cukup untuk dapat memahami komunikasi organisasi.

Kemampuan berkomunikasi secara efektif pada dasarnya akan menentukan keberhasilan seseorang. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah memperbaiki suatu organisasi. Memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan

sebagai “memperbaiki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen”. Dengan kata lain, orang mempelajari komunikasi organisasi untuk menjadi pemimpin atau atasan yang lebih baik. Karenanya, penulis memandang sutudi pola komunikasi organisasi sebagai landasan kuat bagi keefektifan komunikasi dalam suatu organisasi.

Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kaderisasi juga merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.

(18)

tingkat teratas. Struktur organisasi yang terbentuk dalam partai ini umumnya memiliki kesamaan dengan partai-partai lain, yang pastinya memiliki sebuah ketua atau pemimpin. Dalam organisasi tersebut juga terdapat pola komunikasi antara pimpinan dengan pimpinan, pimpinan dengan anggota, anggota dengan pimpinan maupun antara anggota dengan anggota.

Dalam kaitannya dengan penelitian pola komunikasi suatu organisasi, penulis memilih partai politik dan sayap organisasinya, yaitu DPP PKB dan Garda Bangsa, karena organisasi politik tersebut merupakan salah satu organisasi partai politik berdiri ditengah-tengah partai yang berbasis dukungan umat Islam lainnya serta ketika habis terjadi konflik di bulan Mei 1998 dengan memiliki berbagai macam konflik di ektsernal maupun internal sendiri. DPP PKB juga merupakan kelahiran dari Nahdlatul Ulama, sehingga basis dari DPP PKB kebanyakan kaum

Nahdliyyin.

(19)

DPP PKB memiliki sayap organisasi kepemudaan yang bernama Garda Bangsa. Garda Bangsa berfungsi untuk menarik perhatian kaum muda dalam melakukan hal kaderisasi. Garda Bangsa merangkul semua kaum muda, tidak hanya kaum muda yang berlatar belakang santri. Garda Bangsa ikut berperan aktif dalam membesarkan DPP PKB, bahkan pada pemilu Garda Bangsa sangat membantu dalam kemenangan DPP PKB. Banyak kader DPP PKB yang berhasil dengan mengawali karir politiknya dari Garda Bangsa.

Melihat dari aspek pola komunikasi suatu organisasi politik, maka penulis

akan melakukan penelitian dengan judul, “Pola Komunikasi Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa dan Garda Bangsa”, dengan alasan bahwa pola komunikasi menjadi salah satu yang terpenting dalam membangun sebuah organisasi partai politik.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar dalam penulisan ini tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis memberikan batasan pada permasalahan pola komunikasi organisasi pada organisasi politik Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP DPP PKB) dan Garda Bangsa

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian skripsi ini adalah 1. Bagaimana pola komunikasi antara DPP DPP PKB dan Garda Bangsa? 2. Hambatan apa saja yang terjadi pada pola komunikasi yang digunakan

(20)

C. Tujuan dan Manfaatan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi organisasi partai politik Partai Kebangkitan Bangsa dalam membangun sebuah komunikasi yang efektif di dalamnya?

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang ilmu-ilmu komunikasi, khususnya dalam pengembangan pola komunikasi yang akan menghasilkan komunikasi yang efektif. b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya memiliki manfaat secara akademis tetapi juga manfaat secara praktis yakni penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi secara praktis khususnya bagi para praktisi-praktisi dan perilaku organisasi dalam membangun pola komunikasi dan tata cara komunikasi yang efektif dan se-efisien mungkin.

D. Tinjauan Kepustakaan

(21)

komunikasi organisasi ini telah diteliti sebelumnya oleh beberapa orang. Beberapa diantaranya adalah:

1. “Pola Komunikasi Organisasi di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Kampung Utan Tangerang” oleh Dini Novianti. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Skripsi ini menjelaskan bahwasanya pola komunikasi dalam bidang data dan informasi di BBMG Wilayah II Kampung Utan adalah komunikasi ke bawah, komunikasi keatas, komunikasi horizontal dan informal. Media yang digunakan adalah melalui website, telepon, radio, fax, email, brosur dan koran untuk pelayanan jasa. Perbedaan skripsi ini dengan yang akan diteliti terletak pada objek penelitian.11

2. “Pola komunikasi organisasi Nur Mahmudi sebagai Walikota Depok dalam implementasi kebijakan publik” oleh Januar Azhari, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Skripsi ini berisi tentang pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh Nur Mahmudi adalah pola lingkaran. Pola ini memungkinkan semua anggota komunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis sistem pengulangan pesan. Media yang digunakan adalah media lisan dan tulisan hingga ke teknologi berbasis multimedia

11

(22)

(internet). Perbedaan penelitian skripsi ini dengan penelitian yang akan saya teliti adalah terletak pada objek penelitiannya.12

3. “Pola Komunikasi Organisasi di PT. Arga Bangun Bangsa ESQ

Leadership Center” oleh Ika Sholihah, jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Skripsi ini berisi tentang pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh PT. Arga Bangun Bangsa ESQ Leadership Center adalah pola bintang. Pola ini memungkinkan dimana para karyawan bebas melakukan komunikasi dengan siapapun tanpa dibatasi oleh pihak lain. Sehingga komunikasi ini dapat berjalan dengan baik dan keterbukaan antara atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan, maupun sesama karyawan. Adapun media yang digunakan dalam menyampaikan informasi adalah morning briefing, rapat, grup facebook, e-mail, bbm, bbm, sms, dan telepon. Selain itu, komunikasi secara langsung juga digunakan. Perbedaan penelitian skripsi ini dengan penelitian skripsi saya adalah terletak pada objek penelitiannya.13

12

Januar Azhari, Pola komunikasi organisasi Nur Mahmudi sebagai Walikota Depok dalam implementasi kebijakan public, (Skripsi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

13

(23)

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif ini menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.14

Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J. Moleong

terhadap pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dan Tylor. “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.15

1. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Sekretaris Jenderal DPP PKB, yaitu Bapak H. Abdul Kadir Karding dan Ketua Garda Bangsa, yaitu H. Cucun Ahmad Syamsurijal

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Pola komunikasi organisasi yang digunakan oleh DPP DPP PKB dalam menyampaikan informasi kepada Garda Bangsa.

14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta; PT. Rhineka Cipta, 1998), cet Ke-2, hal. 10

15

(24)

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara (interview) secara langsung dengan orang-orang yang terlibat sebagai tokoh sentral di DPP DPP PKB dan Garda Bangsa. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data yang memperkuat penelitian. Dengan teknik wawancara ini peneliti bertemu langsung dengan beberapa informan yang berperan penting serta mengetahui tentang seluk beluk.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan langsung. Teknik observasi atau pengamatan yang peneliti gunakan adalah bersifat langsung dengan mengamati objek yang diteliti, yakni bagaimana pola komunikasi organisasi antara pengurus DPP DPP PKB dengan pengurus Garda Bangsa, setelah mendapatkan datanya penulis melakukan proses pencatatan bertahap setiap kali melakukan observasi.

c. Dokumentasi

(25)

subjek penilitian yang penulis dapat dari pengurus DPP DPP PKB dan Garda Bangsa. Semua ini penulis lakukan untuk memperkuat dan mendukung proses analisis data penelitian.

3. Teknik Analisis Data

Seluruh data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif. Dimana peneliti mengungkapkan data dan fakta yang apa adanya secara alamiah tanpa sedikit pun mempengaruhi subjek ataupun objek penelitian. Dalam pengolahan tersebut peneliti menggabungkan tiga proses pengumpulan data dengan mengolah data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi menjadi sebuah data yang bisa saling melengkapi sehingga dapat dideskriptifkan.

Setelah itu penulis mencoba menafsirkan hasil penggabungan tiga sumber data di atas menjadi sebuah narasi deskriptif kualitatif yang diuraikan ke dalam bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Penekanaan deskriptif kualitatif lebih banyak mengalisis permukaan data, hanya memperhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman atau makna data16 definisinya bahwa analisis data adalah proses penyerdehanaan data ke dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diinterpretasikan.

16

(26)

Berhubung jenis penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif maka peneliti cukup dengan menggambarkan kenyataan atau realitas yang ada dan apa adanya, variabel demi variabel. Seluruh data yang sudah dikumpulkan tersebut akan dijelaskan apa adanya dengan kata-kata untuk memperoleh suatu kesimpulan.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember pada tahun 2015. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Kantor DPP DPP PKB Jalan Raden Saleh No.9 Cikini Jakarta Pusat

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bab, masing-masing bab dibagi dalam sub bab dengan rincian sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : Kerangka teori yang memuat: ruang lingkup organisasi, media

dan iklim komunikasi organisasi, hambatan-hambatan komunikasi organisasi.

(27)

Bab IV : Temuan dan analisis, memuat: Pola komunikasi organisasi dan hambatan-hambatan.

(28)

18

KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Pola Komunikasi

Pola komunikasi berasal dari dua suku kata, yakni pola dan komunikasi. Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap.1 Sedangkan dalam kamus Ilmiah Popular, pola dapat di artikan sebagai model, contoh, pedoman (rancangan).2 Adapun pola komunikasi merupakan suatu sistem penyampaian pesan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti tertentu dan pengoperan langsung untuk mengubah tingkah laku individu yang lain untuk tingkah laku individu yang lain.3

Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah hubungan yang berlainan.4 Pola komunikasi adalah proses atau pola hubungan

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) cet. ke-2, h.885

2

Puis A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barthy, Kamus Besar Bahasa Ilmiah Popular (Surabaya: Arkola, 1994), h. 605

3

http://prismamika.blogspot.com/2012/04/103-pola-komunikasi-organisasi.html di akses pada 9 November 2012

4

(29)

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih guna menyampaikan pesan sesuai dengan yang diinginkan.

Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya, pendekatan dan sistem pesan yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-beda. Untuk organisasi berskala kecil mungkin pengaturannya tidak terlalu sulit sedangkan untuk perusahaan besar yang memiliki ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Salah satu tantangan besar dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah proses yang berhubungan dengan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang padagilirannya akan berpengaruh pada jaringan komunikasi.

Tantangan dalam menentukan pola komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk menjalankan dan mencapai tujuan tersebut maka dalam organisasi terdapat beberapa arah formal dan informal jaringan komunikasi dalam organisasi.

(30)

terdapat dalam aktivitas regular meeting dikelompokkan menjadi jaringan komunikasi formal dan informal.

B. Macam-Macam Pola Komunikasi

Pola komunikasi terdiri atas beberapa macam, yaitu: 1. Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang verbal dan nirverbal. Lambang verbal yaitu bahasa, yang paling sering digunakan karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran komunikator. Sedangkan lambang nirverbal yaitu lambang yang digunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, namun merupakan isyarat dengan menggunakan anggota tubuh antara lain; kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.

2. Pola Komunikasi Sekunder

(31)

lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi informasi yang semakin canggih.

3. Pola Komunikasi Linear

Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ke titik yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi, dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi. 4. Pola Komunikasi Sirkular

Sirkular secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi seperti ini, proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara komunikator dan komunikan.

(32)

way communication) dan komunikasi dua arah (two way communication). Masing-masing bentuk komunikasi memiliki kelebihan dan kelemahannya.5

Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan horizontal, yaitu:

1. Komunikasi vertikal

Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pemimpin secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya.

2. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada waktu istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja.6

Menurut arah aliran informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu :7

5

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008), h. 138-139

6

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Rosdakarya, 2007), h. 122-124

7

(33)

a. Komunikasi ke atas

Komunikasi ke atas adalah komunikasi dari bawahan kepada atasan. Tujuan komunikasi ke atas adalah untuk memperoleh informasi, keterangan tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas para pegawai pada tingkat rendah. Bentuk-bentuk informasi yang dapat disampaikan oleh para bawahan kepada atasan atau pimpinan adalah laporan, keluhan, pendapat dan saran.

Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukan. Komunikasi ke atas yang efektif sangat sukar dicapai, terutama dalam organisasi yang besar.8

b. Komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan kepada bawahan, dari manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah terus mengalir kepada para pegawai bawahan atau pekerja. Setiap pimpinan dalam bidang dan tingkat apapun harus mampu mengadakan komunikasi, memberikan informasi, ide-ide kepada para bawahan, baik secara langsung maupun tidak. Komunikasi ke bawah dimaksudkan agar para bawahan mengetahui yang harus dikerjakan, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya serta apa tujuannya.

8

(34)

Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum ialah instruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman dan publikasi perusahaan. Dalam kebanyakan organisasi, komunikasi ke bawah sering tidak lengkap dan tidak akurat.9

c. Komunikasi Horisontal

Komunikasi horisontal disebut juga komunikasi ke samping atau mendatar, yang berarti bahwa komunikasi antar pegawai yang mempunyai kedudukan setingkat atau sama. Komunikasi ini pada umumnya bersifat pemberian informasi, keterangan-keterangan antarpemimpin satuan unit organisasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijaksanaan pemimpin.

Mekanisme untuk menjamin adanya komunikasi horisontal biasanya tidak ada dalam desain sebuah organisasi, maka pelaksanaanya terserah kepada para manajer. Komunikasi antar rekan sejawat sering diperlukan untuk mengadakan koordinasi dan juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.10

d. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain. Komunikasi ini merupakan saluran yang paling jarang dipakai dalam organisasi, saluran ini penting dalam situasi

9

James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 110 10

(35)

dimana para anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran lainnya.11

e. Komunikasi satu arah dan dua arah

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja, yakni pihak komunikator. Dalam pihak komunikan tidak diberi kesempatan memberikan reaksi terhadap pesan-pesan yang diterima dari komunikator. Dalam hal ini dapat memberikan kesan kepada pemimpin yang bersifat otoriter.

Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat timbal balik baik dari pihak komunikator maupun dari pihak komunikan. Dalam hal ini komunikan diberi kesempatan untuk memberikan reaksi atau tanggapan terhadap berita yang diterima dari komunikator.

Komunikasi individual lebih terbuka dan efektif dengan orang-orang di lingkungannya, serta yang mempunyai kedudukannya lebih tinggi. Pertukaran informasi secara horisontal antara organisasi yang sama kurang menimbulkan distorsi karena adanya persamaan ciri-ciri antar pertemanan yang memiliki kerangka pengalaman yang sama. Isi pesan yang dibawa oleh arus horisontal lebih berhubungan dengan tugas informasi koordinasi. Sedangkan arus informasi ke bawah dan ke atas menyediakan umpan balik bagi hasil pelaksanaan organisasi. Hal ini berarti bahwa arus komunikasi vertikal

11

(36)

membawa pesan yang memiliki potensi lebih bersifat mengancam, sedangkan arus informasi horisontal lebih bersifat informal.12

C.Ruang Lingkup Organisasi

Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisis organisasi (organization analysis).13

Peneliti akan mengemukakan pengertian organisasi dari beberapa ahli. Adapun pengertian organisasi menurut para ahli diantaranya dikemukakan oleh Siagian, dalam bukunya Filsafat Administrasi (2006:6), menjelaskan organisasi seperti berikut :

“Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja

bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorangatau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang

disebut bawahan.”

Definisi di atas menunjukkan bahwa organisasi dapat ditinjau dari dua segi pandangan, yaitu sebagai berikut:

1. Organisasi sebagai wadah di mana kegiatan – kegiatan administrasi dijalankan.

12

Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Yogyakarta: CAPS, 2011), h. 108-109 13

(37)

2. Organisasi sebagai rangkaian hierarki dan interaksi antara orang – orang dalam suatu ikatan formal.

Menurut Dimock dalam Tangkilisan dengan bukunya Manajemen Publik (2005:132), mendefinisikan organisasi sebagai berikut:

“Organisasi adalah suatu cara yang sistematis untuk memadukan bagian -bagian yang saling tergantung menjadi suatu kesatuan yang utuh di mana kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dilatih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”

Definisi di atas dapat disimpulkan organisasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi.

2. Di dalamnya terjadi hubungan antar individu atau kelompok, baik dalam

3. Organisasi itu sendiri maupun keluar organisasi.

4. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut. 5. Berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing – masing. Dikatakan organisasi jika ada aktifitas/kegiatan yang dikerjakan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dan bukan satu orang. Karena jika kegiatan itu dilakukan oleh satu orang bukan dikatakan organisasi.14 Organisasi berusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidup di dunia dengan memanfaatkan segala kelebihan yang terdapat di dalam organisasi. Untuk menyelesaikan masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah terselesaikan, dibanding satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu

14

(38)

persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong. Tak salah

pepatah mengatakan “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Faktor

penentu terbentuknya organisasi adalah manusia sedangkan faktor yang berkaitan dengan kerja adalah kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempenaruhi orang lain dan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi.15

Manusia adalah makhluk yang dinamis, ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan keterbatasan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhanya telah menghadapkan manusia untuk hidup berorganisasi. hal ini didukung pula dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang tidak memungkinkan hidup wajar tanpa berorganisasi. Organisasi telah dibentuk sejak manusia pertama hidup di muka bumi, sekelompok manusia yang mempunyai orientasi dan tujuan yang relatif sama berhimpun dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan hal tersebut, memang organisasi memiliki arti yang sangat strategis dan peran yang dapat mengelola kehidupan manusia agar lebih mempunyai hakikat yang bermakna. Hakikat organisasi pada dasarnya berorientasi terhadap aspirasi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi. Hakikat organisasi menjadi pondasi dasar dan asas dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuannya demi terciptanya sistem manajerial yang baik. Dapat dikatakan jika suatu organisasi kehilangan hakikat maka perlu dipertanyakan kontinuitas dari organisasi tersebut.

15

(39)

Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang ingin hendak dicapai oleh pihak tertentu karena melihat adanya urgensi dari keberadaaan organisasi. Organisasi tidak hanya dibutuhkan pada lingkup yang kecil tetapi juga pada lingkup yang besar terlihat dari motif didirikannya organisasi. Organisasi yang kita ketahui bersama juga memiliki tingkatan tertentu tergantung pada tujuan dan objek dari organisasi tersebut. Contoh dari organisasi yaitu organisasi rumah tangga, organisasi perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kelompok tertentu, organisasi kesamaan keyakinan, organisasi kenegaraan, dan lain-lain.

1. Prinsip Dalam Organisasi

Menurut Roco Carzo, asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut :

a. Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas

Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang jelas yang benar-benar urgen bagi setiap organisasi agar terarah apa yang dicita-cita orang-orang yang berada diorganisasi tersebut. b. Skala Hirarki

(40)

atasan. Itu yang menjadi tolak ukur di manapun organisasi itu berdiri.

c. Kesatuan perintah/komando

Untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah itu terletak di pucuk pimpinan tertinggi. Jika disekolah, maka kepala sekolahlah yang bisa memerintah seluruh komponen sekolah, tetapi untuk desentralisasi, pembantu kepala sekolah atau guru yang mempunyai peran mengkomandokan bagian kekuasaan.

d. Pelimpahan wewenang

Dalam hal ini, ada dua pelimpahan wewenang, yakni :

a) Secara permanen yang ditandai dengan Surat Keputusan Tetap (SK)

b) Secara sementara yang sifatnya dadakan. Contoh kepala sekolah berhalangan menghadiri undangan rapat di Depdiknas tentang UN, maka yang berhak menggantikan adalah PKS I yang sifatnya sementara.

e. Pertanggung Jawaban

(41)

f. Pembagian pekerjaan

Pembagian pekerjaan sangat diperlukan untuk menutupi ketidakmampuan setiap orang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada dalam organisasi. Perlu adanya spesialisasi pekerjaan yang disuaikan dengan keahlian masing-masing. Kegiatan-kegiatan itu perlu dikelompokkan dan ditentukan agar lebih efektif dalam mencapai tujuan organisasi.

g. Rentang pengendalian

Jenjang atau rentang pengendalian berkaitan dengan jumlah bawahan yang harus dikendalikan seorang atasan. Oleh sebab itu tingkat-tingkat kewenangan yang ada harus dibatasi seminimal mungkin sehingga tidak semua merasa menjadi atasan.

h. Fungsional

Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerjanya, serta tanggung jawabnya dalam pencapaian tujuan organisasi. i. Pemisahan

(42)

j. Keseimbangan

Prinsip ini berhubungan dengan keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Keseimbangan antara beban tugas, imbalan, waktu bekerja dan hasil pekerjaan. k. Flexibelitas

Suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi tergantung pada dinamika kelompok. Keseimbangan penugasan dengan imbalan perlu diperhatikan dengan baik dalam memenuhi tujuan organisasi.

l. Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semua aktivitas dijalankan oleh pemimpin. Pemimpin juga bertanggung jawab atas kemajuan dan kemunduran organisasi. Seluruh fungsi-fungsi manajemen akan dikendalikan sepenuhnya oleh pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan dianggap sebagai inti dari organisasi ataupun manajemen.16

2. Tujuan Organisasi

Organisasi-organisasi tanpa manajemen akan menjadi kacau dan bahkan mungkin gulung tikar. Hal ini terbukti dengan jelas dalam situasi yang tidak normal seperti adanya bencana ketika organisasi sedang tidak teratur maka manajemen sangat dibutuhkan untuk membenahi organisasi agar menjadi lebih baik. Setiap organisasi memiliki keterbatasan akan

16

(43)

sumber daya manusia, uang dan fisik untuk mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan mencapai tujuan sebenarnya tergantung pada tujuan yang akan dicapai dengan cara menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Manajemen menentukan keefektifan dan efisiensi ditekankan pada melakukan pekerjaan yang benar.

Efektif mengacu pada pencapaian tujuan efisien mengacu pada penggunaan sumber daya minimum untuk menghasilkan keluaran yang telah ditentukan. Bagi manajemen diutamakan efektif lebih dahulu baru efisien. Jadi organisasi membutuhkan manajemen terutama untuk dua hal yang terpenting yaitu:

a. Pencapaian tujuan secara efektif dan efisensi.

b. Menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menemukan skala prioritas. Salah satu wujud dari adanya manajemen dalam suatu organisasi adalah terlihat adanya struktur organisasi. Struktur organisasi adalah pengaturan pekerjaan untuk dilaksanakan dalam suatu bisnis. Struktur organisasi dimaksudkan untuk membantu mewujudkan tujuan bisnis dengan cara mengatur pekerjaan yang harus dilakukan. Meskipun demikian tidak terdapat satu metode manajemen yang paling baik untuk mengatur suatu organisasi. Cara mengelola suatu organisasi disesuaikan dengan kondisi organisasi yang tentu masing-masing organisasi memiliki ciri dan situasi tertentu.

(44)

tujuan dan rencana organisasi. Manajemen kemudian menentukan aktivitas pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Aktivitas-aktivitas yang sudah ditentukan tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa unit kerja. Pengelompokan unit kerja berdasarkan pada kesamaan aktivitas atau kesamaan proses atau keterampilan yang diperlukan, yang disebut kesamaan fungsional. Masing-masing unit kerja tersebut kemudian diberi aktivitas dan wewenang oleh manajemen untuk melaksanakan tugas masing-masing.

D.Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terdiri dari dua kata, yakni komunikasi dan organisasi. Agar lebih mudah memahami keduanya, maka kedua kata tersebut akan diuraikan dengan penjelasan masing-masing. Kata komunikasi adalah sebuah terjemahan dari bahasa Inggris Communication, kata tersebut dikembangkan di Amerika Serikat. Untuk definisi komunikasi dapat dilihat dari sudut pandang (etimologi) dan dari sudut istilah (terminologi).17

Menurut bahasa atau etimologi, komunikasi dalam Ensiklopedi Umum diartikan dengan perhubungan, sedangkan yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari Bahasa Latin communication yang diturunkan dari kata communis yang memiliki arti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Communis memiliki akar kata yaitu communico yang memiliki arti

17

(45)

berbagi/membuat sama. Dalam hal ini berbagi yang dimaksud adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.18

Komunikasi secara istilah atau terminologi juga disampaikan oleh para ilmuan yang memfokuskan diri dalam bidang komunikasi. Salah satunya adalah Everret M. Rogers dikutip Hafied Cangara yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.19

Dari beberapa definisi yang ada, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian ide kepada satu penerima atau lebih dilakukan dengan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama dipahami oleh komunikator dan komunikan dan memiliki tujuan untuk membangun kebersamaan antara komunikan dan komunikator.

Organisasi menurut Everet Roggers dalam buku Perilaku Organisasi

karangan Miftah Thoha adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.20

Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.

18

Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Depok: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005) h. 24

19

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.1

20

(46)

Organisasi merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang beranggotakan minimal dua orang dan memiliki fungsi untuk mencapai suatu tujuan.21

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan didalam kelompok formal ataupun informal organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang sifatnya berorientasi pada organisasi, dan komunikasi informal adalah komunikasi yang orientasinya tidak pada organisasi namun lebih ke para anggotanya secara individual.22

Selain itu ada pula definisi menurut Arni Muhammad, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi ke bawah (atasan kepada bawahan), komunikasi upward atau komunikasi ke atas (komunikasi bawahan kepada atasan).23

Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah penyampaian informasi atau pesan baik dari atasan ke bawahan maupun dari bawahan kepada atasan. Bentuk komunikasinya dapat berupa komunikasi formal maupun informal, dan komunikasi ini hanya sebatas komunikasi internal, yakni komunikasi yang terjadi hanya dalam lingkup organisasi.

Konsep pengorganisasian dan konsep organisasi begitu lazim dalam kehidupan sehari-hari, tidak mengherankan bila orang mengabaikan kepelikannya. Memahami kehidupan organisasi lebih dari sekedar

21

Vheithzal Rivai, kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 188

22

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang: UMM Press, 2008), h. 6

23

(47)

mendefinisikan pengorganisasian, organisasi dan komunikasi organisasi. Konsep-konsep ini dapat digunakan dalam berbagai cara dengan berbagai konsekuensi.

Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Sedangkan devisi interpreative komunikasi organisasi cenderung menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional.24

E.Model-model Pola Komunikasi Organisasi

Terdapat lima pola aliran informasi yang dapat dijumpai di umumnya kelompok dan organisasi, diantaranya sebagai berikut:25

a. Pola lingkaran

Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.26

24

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, (Malang: UMM Press, 2008), h. 5

25

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang: UMM Press, 2008), h. 57

26

(48)

Gambar 2.1. Pola Lingkaran b. Pola Roda

Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.27

Gambar 2.2. Pola Roda c. Pola Y

Pola Y relatif kurang tersentralisasi dibanding dengan pola roda, tetapi lebih tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada pola Y juga terdapat pemimpin yang jelas. Anggota ini dapat mengirimkan

27

(49)

dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.28

Gambar 2.3. Pola Y d. Pola Rantai

Pola rantai sama dengan pola lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat di sini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.29

Gambar 2.4. Pola Rantai

28

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, (Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58

29

(50)

e. Pola Semua Saluran atau Bintang

Pola semua saluran atau bintang hampir sama dengan pola lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur semua saluran, setiap anggota lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.30

Gambar 2.5. Pola Semua Saluran

Meskipun organisasi formal sangat mengandalkan proses berurutan umum untuk menghimpun dan menyebarkan informasi, pola khusus aliran informasi berkembang dari kontak antar persona yang teratur dan cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz dan Kahn (Wayne Pace, 2006) menunjukkan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi diantara para anggota sistem tersebut dibatasi. Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada siapa. Burgess mengamati bahwa karakter komunikasi yang ganjil dalam organisasi

adalah bahwa “pesan mengalir menjadi sangat teratur sehingga dapat berbicara

30

Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek,

(51)

tentang jaringan atau struktur komunikasi”. Ia juga mengatakan bahwa

organisasi formal mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan sarana tertentu seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan kerja, penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus.31

31

(52)

42 terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai istighosah dan lain sebagainya.1

Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang kemudian disebut era reformasi. Sehari setelah peristiwa bersejarah itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mulai kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh pelosok tanah air. Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang hanya mengusulkan agar PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan nama parpol. Tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama terbanyak yang diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat dan Kebangkitan Bangsa.2

Ada juga yang mengusulkan lambang parpol. Unsur-unsur yang terbanyak diusulkan untuk lambang parpol adalah gambar bumi, bintang sembilan dan warna hijau. Ada yang mengusulkan bentuk hubungan dengan NU, ada yang mengusulkan visi dan misi parpol, AD/ART parpol, nama-nama

1

http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 13.05 WIB

2

(53)

untuk menjadi pengurus parpol, ada juga yang mengusulkan semuanya. Di antara yang usulannya paling lengkap adalah Lajnah Sebelas Rembang yang diketuai KH M Cholil Bisri dan PWNU Jawa Barat. Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati-hati. Hal ini didasarkan pada adanya kenyataan bahwa hasil Muktamar NU ke-27 di Situbondo yang menetapkan bahwa secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Namun demikian, sikap yang ditunjukan PBNU belum memuaskan keinginan warga NU. Banyak pihak dan kalangan NU dengan tidak sabar bahkan langsung menyatakan berdirinya parpol untuk mewadahi aspirasi politik warga NU setempat. Diantara yang sudah mendeklarasikan sebuar parpol adalah Partai Bintang Sembilan di Purwokerto dan Partai Kebangkitan Umat (Perkanu) di Cirebon.3

Akhirnya, PBNU mengadakan Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 3 Juni 1998 yang menghasilkan keputusan untuk membentuk Tim Lima yang diberi tugas untuk memenuhi aspirasi warga NU. Tim Lima diketuai oleh KH. Ma'ruf Amin (Rais Suriyah/Koordinator Harian PBNU), dengan anggota, KH. M. Dawam Anwar (Katib Aam PBNU), Dr. KH Said Aqil Siradj, M.A. (Wakil Katib Aam PBNU), HM. Rozy Munir,S.E., M.Sc. (Ketua PBNU), dan Ahmad Bagdja (Sekretaris Jenderal PBNU). Untuk

3

(54)

mengatasi hambatan organisatoris, Tim Lima itu dibekali Surat Keputusan PBNU.4

Selanjutnya, untuk memperkuat posisi dan kemampuan kerja Tim Lima seiring semakin derasnya usulan warga NU untuk menginginkan partai politik, maka pada Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU tanggal 20 Juni 1998 memberi Surat Tugas kepada Tim Lima, selain itu juga dibentuk Tim Asistensi yang diketuai oleh Arifin Djunaedi (Wakil Sekjen PBNU) dengan anggota H. Muhyiddin Arubusman, H.M. Fachri Thaha Ma'ruf, Lc., Drs. H Abdul Aziz, M.A., Drs. H Andi Muarli Sunrawa, H.M. Nasihin Hasan, H Lukman Saifuddin, Drs. Amin Said Husni dan Muhaimin Iskandar. Tim Asistensi bertugas membantu Tim Lima dalam mengiventarisasi dan merangkum usulan yang ingin membentuk parpol baru, dan membantu warga NU dalam melahirkan parpol baru yang dapat mewadahi aspirasi poitik warga NU.5

Pada tanggal 22 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan rapat untuk mendefinisikan dan mengelaborasikan tugas-tugasnya. Tanggal 26 - 28 Juni 1998 Tim Lima dan Tim Asistensi mengadakan konsinyering di Villa La Citra Cipanas untuk menyusun rancangan awal pembentukan parpol. Pertemuan ini menghasilkan lima rancangan:6

4

http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 13.05 WIB

5

http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 13.05 WIB

6

(55)

Pokok-pokok Pikiran NU Mengenai Reformasi Politik, Mabda' Siyasiy, Hubungan Partai Politik dengan NU, AD/ART dan Naskah Deklarasi.

Sang inisiator pembentukan parpol bagi warga NU, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur prihatin bahwa kelompok-kelompok NU ingin mendirikan partai politik NU. Lantaran ini terkesan mengaitkan agama dan politik partai. Medio akhir Juni 1998, sikapnya mengendur dan bersedia menginisiasi kelahiran parpol berbasis ahlussunah wal jamaah.7

Keinginan Gus Dur diperkuat dukungan deklarator lainnya, yaitu KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchiyat, KH A. Mustofa Bisri serta KH A. Muchith Muzadi. Proses selanjutnya, penentuan nama partai disahkan melalui hasil musyawarah Tim Asistensi Lajnah, Tim Lajnah, Tim NU, Tim Asistensi NU, Perwakilan Wilayah, para tokoh pesantren, dan tokoh masyarakat.8

Usai pembentukan partai, deklarasi pun dilaksanakan di Jakarta pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998. Bunyi dalam isi deklarasi tersebut adalah:9

Bahwa cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah terwujudnya suatu bangsa yang merdeka, bersatu, adil dan makmur, serta untuk mewujudkan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

7

http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 13.05 WIB

8

http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 13.05 WIB

9

(56)

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Bahwa wujud dari bangsa yang dicita-citakan itu adalah masyarakat beradab dan sejahtera yang mengejawantahkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan yang bersumber dari hati nurani, bisa dipercaya, setia dan tepat janji serta mampu memecahkan masalah sosial yang bertumpu pada kekuatan sendiri, bersikap dan bertindak adil dalam segala situasi, tolong menolong dalam kebajikan, serta konsisten menjalankan garis/ketentuan yang telah disepakati bersama.10

Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah SWT serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan demokrasi, kami

warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya partai

politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).11

2. Garda Bangsa

Salah satu sesepuh dalam kesempatan sempat berucap, jika Garda Bangsa besar maka PKB pasti besar. Ungkapan itu sebetulnya mengisyaratkan betapa posisi Garda Bangsa sebagai Banom yang bertugas melakukan

supporting system terhadap PKB sangat strategis.12

Garda Bangsa didirikan pada tanggal 11 Maret 1999, pendirian Garda Bangsa dimaksudkan untuk menggalang dukungan masa pemilih pemuda.

10

http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 13.05 WIB

11

http://www.dpp.pkb.or.id/sejarah-pendirian diakses pada tanggal 30 September 2015 pukul 13.05 WIB

12

(57)

Sekaligus menyiapkan politisi-politisi yang nantinya akan meneruskan regenerasi di PKB. Pada waktu itu bukan tugas mudah untuk menyakinkan kepada para pemuda agar terlibat langsung dalam Parpol, khususnya yang bergelut di kampus, intelektual maupun LSM.13

Dimata mereka, partai politik tak lebih dari kumpulan orang yang haus kekuasaan dan jauh dari niatan untuk memberdayakan masyarakat. Dikotomi partisan dan non-partisan terlihat begitu tajam. Namun perjalanan berikutnya, setelah Gusdur menjadi Presiden RI, hasrat kaum muda untuk terlibat dalam parpol semakin kuat. Perjuangan ekstra parlementer yang selama ini dipilih, dirasa sering kali terbentur tembok tebal.14

Sementara aliansi-aliansi taktis yang dilakukan dengan parpol maupun anggota parlemen tidak memberi jaminan bahwa isu yang diperjuangkan dapat

terealisasi. Karena, pada dasarnya mereka tetap dianggap sebagai “orang luar”,

terlebih lagi dengan runtuhnya rezim otoriter. Pejuang tersebut tidak punya perekat tunggal untuk dapat solid dalam satu barisan, antara LSM dan ormas kepemudaan berjalan sendiri-sendiri serta membangun aliansi jangka pendek dan menengah dengan partai secara sporadis. Sejak saat itu batas-batas antar partisan dan non-partisan mulai kabur. Dengan faktor politik semacam itulah, yang kemudian mendorong sebagian pemuda untuk berpikir realistis. Bahwa perjuangan mengadvokasi kelompok marginal hanya dapat dituntaskan jika kekuasaan sebagai sumber utama munculnya regulasi direbut. Garda Bangsa

13

Hasil wawancara dengan Ketua Garda Bangsa pada tanggal 28 Juni 2016

14

(58)

sebagai lembaga kepemudaan PKB, juga merasakan terjadinya pergeseran kesadaran berpolitik anak-anak muda tersebut.15

Sebagian besar pengurus Garda Bangsa di semua tingkatan adalah kader-kader muda yang sebelumnya bergelut di LSM dan Ormas Kepemudaan.16

B.Visi dan Misi

1. Partai Kebangkitan Bangsa

a. Visi : Kebangsaan - Kerakyatan – Humanisme – Religius b. Misi :

1. Mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana yang dituangkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. 2. Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir dan batin,

material dan spiritual.

3. Mewujudkan tatanan politik nasional yang demokratis, terbuka, bersih dan berakhlakul karimah.

2. Garda Bangsa a. Visi

Wadah untuk menghimpun, mengembangkan dan mendistribusikan segenap potensi sumberdaya muda warga negara Indonesia untuk secara bersama-sama meningkatkan pendidikan, kesadaran dan partisipasi politik bagi terwujudnya hak-hak sipil dan politik rakyat.

15

Hasil wawancara dengan Ketua Garda Bangsa pada tanggal 28 Juni 2016

16

(59)

b. Misi

Sarana mencetak kader-kader pemuda agar memiliki komitmen yang tinggi, pemahaman yang utuh dan kemampuan yang andal untuk didaya-gunakan secara optimal guna mengamankan aset-aset sumber daya, mengembangkan kualitas serta menopang keberhasilan upaya-upaya pencapaian cita-cita dan tujuan perjuangan Kebangkitan Bangsa.

C.Makna Lambang

1. Partai Kebangkitan Bangsa

Gambar

Gambar 2.1. Pola Lingkaran
Gambar 2.3. Pola Y
Gambar 2.5. Pola Semua Saluran
GAMBARAN UMUM
+2

Referensi

Dokumen terkait

manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas, sedangkan alat pemuas atau sumberdaya untuk. memenuhi kebutuhan terbatas, sehingga tiap individu harus

Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spriritual memiliki banyak kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling dasar seperti

b. Fungsi al-mā’ yang kedua adalah untuk digunakan sebagai bahan konsumsi manusia. Air adalah kebutuhan vital makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak akan mampu bertahan dalam

Manusia berhakekat sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial. Sejak berada dalam kandungan, manusia sudah bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti

Manusia adalah makhluk sosial. kita hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan cara berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara

hidup. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Selain upaya yang telah

Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis,