- - 8 -
-
- 1 --
- - 8 ,-- 8 - - '.-
I- , '
.
. - ,. -
8 , . A , - -7. , 7.7. ,-- : I-.
--
. I '. 8 . . :.. ', , - - , . " - ' -
IV.
HASILDAN
PEMBAHASANA. Identifiikasi Dietanolamida
Dietanolamida merupakan produk yang dapat d i h a s i l h melalui proses amidasi
asam lemak dengan dietanolamha Gugus karboksilat pada asam lemak merupakan
bagian yang bereaksi dengan senyawa dietanolamina untuk menghasillcan
dietanolamida.
Terbentuknya dietanolamida sebagai hasil reaksi dapat d i b e a n dengan
analisa kualitatif menggunakan spektroskopi infra merah (IR). Hasil spektnun infra
merah dari produk dapat dilihat pada Gambar 7,8 dan 9. Pada spktrum infka merah,
keberadaan dietanolamida ditandai dengan munculnya puncak yang kuat pada daerah
bilangan gelombang 1640 - 1 720 cm-' (Skoog dan West, 1980).
Berdasarkan spektrum Infra merah terlihat bahwa pada lama reaksi 1,5 jam
dietanolamida belum tampak dengan jelas, baik pada kecepatan pengadukan 150 rpm,
300 rpm ataupun 400 rpm (Gambar 7). Puncak yang kuat pada bilangan gelombang
1600 an-' menggambarkan gugus amina
dari
senyawa dietanolamha P a I'Senyawa dietanolamida jelas terlihat pada spektrum infra merah untuk lama
reaksi 3 jam dan 4 jam (Gambar 8 clan Gambar 9). Pada spektrum tersebut terlihat
[image:50.593.61.521.368.613.2]bahwa setiap kecepatan pengadukan menghasilkan senyawa dietanolamida. Pada
gelombang 1600 cm-' ). Hal ini ditnun- karena berlebihnya dietanolamh
yang ditambahkan pa& reaksi yaitu, pada perbandingan 2 mol dietanolamina : lmol
asam lemak
.
Pada perbandingan dktmolamina danasam
lemak seperti itu, selainakan dihasilkan air sebagai prod& samping, juga
akan
terdapat kelebihandietanolamina. Reaksi
asam
lemak dan dietanolamina pa& perbandingan 1 : 2 adalahsebagai berikut:
1R-COOH
+
2 HN(CHAH20&+
R-C@N(CH&H20H)z+
HN(CH&H20& + Hz0Asam lemak Dietanolamina Dietanolarnih Dietanolamina Air
Selengkapnya puncak-puncak yang menunjukkan gugus fungsi yang khas
dari
Bila ntlai kadar asam proauk pada setiap perlakuan dibandm&an demgan
kadar asam mula-mula (100 %), maka jelas terlihat adanya penurunan
kadar
asamyang sangat tajam. Hal ini menunjukkan telah bembahnya asam lemak mmjadi
bentuk lain sebagai akibat reaksi dengan pereaksi. Dengan kata lain, bahwa reaksi
amidasi diduga sudah mulai terjadi pada lama reaksi 1,5 jam pada berbagai
kecepatan pengadukan.
Keadaan di atas sesuai dengan pendapat Gerrasio (1996), yang menyatakan bahwa reaksi antara dietanolamina dengan
asam
lemak pada perbandingan 2 : 1 akanmenghasilkan produk setelah reaksi berjalan selama 1,s jam, sdangkan perubahstn
seluruh pereaksi menjadi h i 1 reaksi mernbutuhkan waktu sedikitnya 4 jam. Gambar
10 berikut menunjukkan p e n m a n kadar asam hasil reaksi antara asam lemak
dengan dietanolamina.
loo
4
90- Kecep-
-
80-5
70- p- (rpm)5
60-a
=-
s
a -
;
::
10 -
-
0
-
-
0 1,5 3 4
[image:54.593.77.506.296.503.2]--m)
Gambar 10. P e n m a n
kadar
asam diari r&i asam lemak dan dietanolamina.Jika nilai kadar asam mula-mula dianggap sebagai kondisi awal reaksi dimam
belurn terbentuk hasil reaksi (tingkat konversi = 0 %), maka nilai kadar asam paaa
setiap perlakuan dapat dipakai untuk menduga nilai tingkat konversi (%). Gambar 1 1
Kecepatan
Pengadukan
(rpm)
a400
I
Lama Remksi (Sam) [image:55.593.57.496.20.646.2]I
Gambar 11. Grafik tingkat konversi (%) dietanolamida yang dihasilkan.Dmi grafik yang tampak pada Gambar 11 terlihat bahwa prod& yang
dihasi1ka.n pada lama reaksi 4 jam dengan kecepatan pengadukan 150
rpm
memilikitingkat konversi tertinggi, yaitu 98,l %. Hal ini menunjukcan bahwa kondisi reaksi
tersebut merupakan kondisi reaksi paling efisien dibandinglm kondisi reaksi lainnya.
Kecepatan pengadukan yang terlalu tinggi justru m e n d jumlah tingkat konversi. Hal ini diduga karena kecepatan pengadukan yang terlalu tinggi
m e n d waktu interaksi perm&= antar pereaksi sehingga tidak dapat
membentuk produk (hasil reaksi).
Melalui pendekatan regresi (Lampiran 15) didapatkan persamaan regresi
untuk tingkat konversi adalah sebagai bedcut :
Y = 82,619
+
5,56X1
-
0,0327 X2, dimariaV = tingkat konversi (%);
X1 = lama reaksi (jam);
X2 = kecepafan pengadukan (rpm).
Berdasarkan
persamaan
regresi tersebut terlihat bahwa lama reaksimemberikan pengaruh positif terbdap besarnya tingkat konversi sedangkan
kecepatan pengad* memberikan pen& yang negatif. Artinya, sernakin lama
waktu reaksi akan memperbesar nilai tingkat konversi, sebaliknya semakin tinggi kecepatan pengadukan
akan
men* nilai tingkat konversi.Lama
reaksi 4 jamKecendenmgan pengaruh la&
mtiksi
terhadap
tingkat konvmi terlihat pada Gambar12, sedangkan kecenderungan peng& kecepatan pengadukan p&
Gambar
13. [image:56.593.33.513.9.282.2] [image:56.593.0.537.26.471.2]Lama reaM e m )
Gambar 12. Kurva regresi pengaruh lama reaksi terhadap nilai tingkat konvmi.
70 'IRegesrr#er
0 loo 200 300 400 500
Gambar 13. Kurva regresi pengaruh kecepatan pengad* terhadap nilai
tingkat konversi.
Badasarkan bilangan Reynolds-nya kecepatan pengadukan 150 rpm memiliki
bilangan Reynolds sebesar 9,0785 yang berarti bahwa kecepatan pengadukan tersebut
m e n g h a s i h pola aliran laminar. Pada pola diian tersebut partikel fluida mengdir
dalam lapisan-lapisan dengan pola aliran yang tenang (tidak bergelombang) sehingga
Pada penelitian ini nilai tegangan permukaan diukur dengan
menggmakan tensiometer du Nouy. Nilai tegangan permukm yang diamati
adalah antara air dengan u w sebelum ditambahkan s u r f h dan seteilah
penarnbaaa0 surf-. setelah dibandingkan antara nilai tegaugan
permulam
air
sebelum dii.-
bahkan surf* dengan nilai teg-permukam air setelah pen bahan surf-
Y
akan
dihasillcan b e s ~ y a penumnan nilai tegangan pemulcaan. Besarnya kemampuan produk dietanolamida menurunkan te p e m bair
terlihat pada Gambtir 15,sedangkan Tabel 14 menunj besamya nilai tegangan pmukaan air
setelah penambahan produk d@anolamida
.
Tabel 14. Nilai tegangan permukaan air setelah pemmbahan produk
dietanolamida ( d b e cm")
K*atan pengad- (rpm)
Lama reaksi
1
(ism) 150 1 300 400
Nilai T!pangan Permuban Air setelah penambalm Produk dietanolamida (dyne cm-I)
I
1 ,5 31,5 ' 31,9 32,9
3 31,3 31,4
I 32,2
4 31,2
~
31,3 31,6b
A
IKecepatan Pengadukan (rpm)
0150W300
m a 0
46
1,5 l 4
Lama Reaksi
P
m [image:64.593.0.520.25.576.2]I
[image:64.593.14.525.265.657.2]Y = kernampuan di
4
olamida men& tegangan permukam (94);XI
= lama reaksi (jam$X2 = kecepatan pengiukan
(rpm).
Badasarkan pasarnoasl/ reefesi tersebut terlihat bahwa k e m p w surfbkan dietanolamida mehumnkan tegangan p e r m h yang semakin
besar
akan
dihasilkan pada waktu reaksi yang semakin lama den- kecepatanpengadukan yang semakin k&il.
Gambar
16dan
Gambar 17 mempalhatkmkurva regresi kecenderungan yngaruh lama reaksi
dan
keccpetan pengsdukan tahadap kemampuan -s m e n d tegangan permukaan. [image:66.593.15.544.198.743.2]Lama reakei (jam)
Gambar 1 6. K w a regresi lama reaksi terhadap kemampum
permukaan.
I
Gambar 17. Kurva regresi terw
Kecepatan 100-
Kemampuan RBngaduhn
(rn
Menurunkan 80
Tegangan Antar -
Muka (%)
"
u
50- 1,5
[image:69.593.59.524.11.609.2]Lama Fbaksi (jam)
Gambar Grafik keman?puan produk
tegangan antar muka (%).
dietanolamida
Hasil analisa sidik ragam pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan : I - bahwa lama reaksi amidasi
dm
kecepatan pengadukan selama proses amidasitidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kernampuan produk
dietanolamida dalam menururikan tegangan antar muka (Lampiran 10 b). Hal
ini berarti perbedaan konsentmsi produk dietanolamida yang dihasikan pada
setiap perlakuan tidak cukup memberikan pengaruh terhadap kemampuan
menurunkan tegangan antar mpka.
I '
3. Kemampuan Menstab'
L a
n EmulsiSuatu sistem emulsi teidiri atas 3 fase, yaitu fase terdispersi, fase
pendispersi (fase kontinu) dan fase yang mempunyai afinitas terhadap kedua
fese lainnya Fase ketiga dikbut sebagai emulsifier/surfaktan yang dapat
menjembataui kedua fase lainOya yang d i n g tidak bercampur (Charley,
1982).
Kemampuan surfaktan *am menstabilkan sistem emulsi diukur dengan
angka stabilitas emulsi. Peqgukuran stabilitas emulsi pada penelitian ini
I
dilakukan melalui pengukuranl terhadap stabilitas campuran air dalam rninyak
sebelum dan setelah ditarnbq surfaktan. Stabilitas emulsi yang diamati
rpm memiliki nilai menstabilkan emulsi produk dietanolamida
yang tidak berbeda nyata.
Dengan demikian dapft disimpulkan bahwa lama reaksi 4 jam
dan
kecepatan pengadukan 150 m menghasilkan produk dietanolamida dengan
kemampuan menstabilkan
-1"
si paling besar yang ditunjukkan h g a n nilai% pemisahan paling kecil.
Analisa regresi yang di
i
akukan
pada kemampuan produk menstabilkanemulsi (Lampiran 17) men& ilkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y
= 82,497 - 0,0565&
&am
Y = kemampuan dietanol
$F.1
'da menstabilkan d s i (% pemisahan);X2 = kecepatan pengad* (rpm).
Berdasarkan per
samaan/
regresi tersebut krlihat bahwa lama reaksiamidasi tidak m e m p e n g d produk dalam kemamp-ya menstabilkan
emulsi, hanya kecepatan pe gadukan yang mempengaruhi produk
b
dalamkemampuannya menstabkin emulsi. Kecepatan pengadukan rnemberikan
pengaruh negatif terhadap k ampuan produk menstabilkan emulsi.
i
h y a ,sernakin kecil kecepatan
P.i.
adukan aka, meqghasilkan prod& dengankemampuan menstabilkan e4ulsi sernakin besar (Gambar 19). Kecepatan
pengadukan pada proses memiliki korelasi yang nyata terhadap
kemampuan produk
--
[image:71.593.3.506.254.747.2]D.b p d l q lama Ru
Gambar 19. Kurva regresi kecepatan pengadukan terhadap
Lama R aksi (jam)
i
[image:73.593.11.519.44.754.2]I I
Gambar 20. Grafik kemampuan dietanolamida mernbentuk busa (menit).
da mernbent.uk busa hasil reaksi 4 jam
lebih besar dari kemampuan yang d i h a s i k pada lama reaksi 1,5 dan
3 jam. Semakin lama reaksi, semakin besar kernmpuan produk
membentuk busa DemiEan pula dengan pro& yang
400 rpm. Produk dietanoladda yang
liki kemampuan membentuk busa
produk yang dihasilkan pada
pengadukan 150 rprn
busa lebih kecil
300 rpm merniliki membentuk busa yang lebih besar
dibandingkan dengan per1 lainnya. Produk yang d i h a s i h pada lama reaksi 4 jam dengan kece
menit, sedangkan produk yan ilkan pada lama reaksi 4 jam dan 400 rpm
bisa terjadi mengingat da pada pmlakuan-perlakuan tersebut
tidak jauh
berbeda (Tabel 9).Melalui d i s a re (Lampban 18) p& kammpuan produk
X1 = lama reaksi (j
lama reaksi
dan
pengaruh positif terhadap k e m p u a n
produk membentuk busa. semakin lama waktu amidasi
dan
stmakintinggi kecepatan peng
kemampuan membentuk b g aemakin besar pula (Gambar 21
dan
besar daripada kecepatan dalam kemampuan produk membentuk
busa.
Kernampuan mernbentuk buse (meni
I
I
--
Dam @.lisp Pgdulcen [image:74.593.0.509.18.724.2]Lama reaksi (jam)
Gambar 22. Kurva regresi penganxh kecepatan pengadukan terhadap
kemampuan surf& membentuk busa.
Pada kasus kemampuan produk membentuk busa, kecepatan
pengadukan lebih
dari
150 rpm (pola diliran transient - turbulen) merupakanpengadukan yang memberikan pengaruh terhadap k e m p u a n prod& dalam
membentuk busa. Jika produk yang d i i i l k a n diharapkan memiliki efek
pembusaan yang besar, maka kecepatan pengadukan hams lebii dari 300 rpm,
sedangkan jika produk diharapkan memiliki efek pembusaan yang kecil
proses amidasi harus menggunakan kecepatan pengadukan 150 rpm atau
kurang. Beberapa produk sxdddan untuk kepenthgan kosrnetika dihampkan
memiliki efek p e m b w m yang tidak terlalu besar.
5. Kemampuan Melamtkan Lemak (Sifat Detergeasi)
Kemampuan melarutkan lemak merupakan salah satu nilai ukur kinerja
surf& secara aplikatif. Pemilihan suatu surfiiktan sering W t k a n dengan
kemampwmya melmtkan lemak. Sermkin h g g i kemampuan suatu
surfddan dalam melmtkan lemak maka surfbktan tersebut semakin diminati
konsumen.
Kemampuan sdaktan melmtkan kotom lemak disebabkan oleh dua
sifat yang dimiliki s d h . Pertama, rantai hidrokarbon molekul surf*
terbaik dalam menghasilkan produk, ditinjau dari kemampuan produk
melarutkan pengotor lernak. Besarnya kemampuan melmtkan pengotor
lemak produk yang dihasilkan pada lama reaksi 4 jam
dan
kecepatanpengadukan 150 rpm adalah 66,2 %.
K-n
Pengadukan (rpm)
30
1,5 3 4 150
[image:77.593.25.510.16.758.2]Lama Reaksl (Jam)
Gambar 23. Grafik kemampuan produk dietanolamida melarutkan lemak
(%I.
Analisa regresi (Lampiran 19) yang dilakukan terhadap kemampuanproduk melarutkan pengotor lemak menghasilkan persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = 37,619
+
7,217 XI - 0,0245 X2, dimanaY = kemampuan produk dietanolamida melarutkan pengotor lemak (%)
XI = lama reaksi (jam);
X2 = kecepatan pengadukan (rpm).
Berdasarkan persamaan regresi tersebut terlihat bahwa lama reaksi
memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan surfahan melarutkan lemak, sedangkan kecepatan pengadukan memberdm pengaruh yang negatif
(Gambar 24 dm Gambar 25). Artinya, semakin lama waktu r&i maka akan
menghasilkan surfaktan dengan kemampuan mlarutkan lemak semakin besar,
sebaliknya semakin kecil kecepatan pengadukan selma proses amidasi a h
menghasilkan d a k t a u dengan kemampuan melanrtkan pengotor lemak yang
semakin besar.
Fenomena pengaruh kecepatan pengadukan yang negatif pada
pada
kemampuan produk membentuk busa. Kecepatan pengadukan yang semakin keeilakan
menghasikan produk dengan efek pembusaan yang kecilnamun memiliki kemampuan melanrtkan pengotor lemak yang semakin besar.
I
Kemampuan melatutkan Iemgk (%)
" 1
Lama mbi (jam)
Gsunbar 24. Kurva regresi p e n g d lama reaksi terhadap kemarnpuan surf* melmtkan lemak.
[image:78.595.19.517.26.641.2]Kmmpuan rnelaNtkan lemak (%)
Gambar 25. Kurva regresi p e n g d kecepatan pengadukan terhadap kemampuau surf& melarutkan lemak.
Pe1mtan dengan menggudcan surfdcbn nonionik poZyoxyethylene
(mtai karbon panjang) terjadi diduga karena molekul polar kotoran