• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

EFFECTS OF SOURSOP LEAVES (Annona Muricata L.) EXTRACT TO SIALIC ACID LEVELS OF LIVER TISSUE IN FEMALE

SPRAGUE-DAWLEY RATS INDUCED BY Indonesia. 696,000 people died of liver cancer every year. Annona Muricata L is natural materials which contains antioxidant and anticancer in its leaves. Methods: This study aimed to determine the effect of leaf extract of soursop (Annona muricata L.) against sialic acid levels of DMBA-induced mice. This research is an experimental design consist of 4 treatment groups, each group consisting of 5 Sprague Dawley rats. Group 1 (-) (negative control) was given 1ml/day of distilled water; group 2 (+) (positive control) was given DMBA 2x20 mg/kg/week and water 1ml/day; group P 1 (treatment 1) given DMBA 2x20 mg/kg/week + soursop leaf extract 20 mg/kg/day; and group P2 (treatment 2) given DMBA 2x20 mg/kg/week + soursop leaf extract 40 mg/kg/day. The sialic acid probes using warren method.

Result: statistically significant differences tested by One-Way ANOVA (p<0,05) and Post Hoc LSD (p<0,05). The result test showed that soursop leaf extract can reduce levels of sialic acid on rat liver tissue that was induced by DMBA.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE

(DMBA)

Oleh

BERTA YOLANDA SELVIANA

Latar belakang: Kanker merupakan proses proliferasi sel-sel didalam tubuh yang tidak terkendali. Kanker hati merupakan masalah kesehatan global, di negara berkembang

termasuk Indonesia. 696.000 penderita kanker hati meninggal setiap tahun. Annona

Muricata L adalah salah satu bahan alami yang memiliki kandungan antioksidan dan

antikanker pada bagian daunnya. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar asam sialat

tikus yang diinduksi DMBA. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus Sprague Dawley. Kelompok 1(-) (kontrol negatif) diberikan aquadest 1 ml/hari; kelompok 2(+) (kontrol positif) diberikan DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu dan aquadest 1ml/hari; kelompok P1 (perlakuan 1) diberikan DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu + ekstrak daun sirsak 20 mg/kgBB/hari dan kelompok P2 (perlakuan 2) diberikan DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu + ekstrak daun sirsak 40 mg/kgBB/hari. Pemeriksaan asam sialat ini menggunakan Metode

Warren. Hasil penelitian: Secara Statistik terdapat perbedaan bermakna pada uji One-way

ANOVA (p<0,05) dan uji Post Hoc LSD (p<0,05). Hasil uji tersebut memperlihatkan bahwa ekstrak daun sirsak dapat menurunkan kadar asam sialat pada jaringan hati tikus yang diinduksi DMBA.

(3)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI

TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA

7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)

Oleh

BERTA YOLANDA SELVIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona Muricata L ) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI

TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI SENYAWA

7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)

(Skripsi)

Oleh

BERTA YOLANDA SELVIANA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Buah sirsak,Daun sirsak, Bunga sirsak...

2. Struktur kimia DMBA...

3. Struktur sialic acid...

4. Sistem saluran pencernaan tikus...

5. Cara kerja Acetogenin dalam memerangi kanker...

6. Kerangka Teori Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun Sirsak pada Kadar Asam Sialat Hati Tikus Putih Betina yang Diinduksi Senyawa DMBA...

7. Kerangka Konsep Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun Sirsak pada Kadar Jaringan hati Tikus Putih yang Diinduksi Senyawa DMBA...

(6)

i

E. Kerangka Pemikiran ...

(7)

ii

E. Potensi Ekstrak Daun Sirsak sebagai Kemopreventif Hati yang

Diinduksi DMBA...

F. METODE PENELITIAN ...

A.Desain Penelitian ...

B.Tempat dan Waktu ...

C.Populasi dan Sampel ...

D.Variabel dan Definisi Operasional Variabel...

E. Alat dan Bahan Penelitian ...

F. Prosedur Penelitian ...

G.Pengolahan danAnalisis Data ...

H.Diagram Alur...

I. Etika Penelitian ………...………

G. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

(8)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Persetujuan Etik 2. Tabel Dummy 3. Data Penelitian 4. Uji Statistik

(9)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional... ...

2. Kadar asam sialat rerata hewan coba. ...

3. Hasil uji Normalitas dengan shapiro-wilk...

4. Hasil analisis Post Hoc LSD kadar asam sialat hewan coba.

29

43

44

(10)
(11)
(12)
(13)

PERSEMBAHAN

“Maha Suci Allah, sedikitpun tiada pengertian kami, kecuali apa

-apa yang

telah Engkau ajarkan kepada kami, sungguh Engkaulah yang Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

(Q.S. Al-Baqarah: 32)

Kupersembahkan karya ini untuk yang terkasih, Papa dan Mama

“Ya Allah, kasihi mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku”

Kutahu untaian kata tak akan mampu menguraikan cinta

Goresan pena tak cukup melukiskan kasih

Diammu adalah harapan, ucapmu adalah doa

Ikhlas dan ridhomu adalah surga

Untuk Adik dan sahabat yang telah ada bersamaku

Terimakasih untuk setiap dukungan,semangat dan bantuan yang telah

dicurahkan selama ini. Serta memberi warna di setiap cerita kisah perjalanan

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 8 September 1993, sebagai anak pertama

dari tiga bersaudara, dari Bapak Berlian Ali dan Ibu Hartati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK ABA Yukum Jaya pada

tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN II Yukum Jaya pada tahun

2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1

Poncowati pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di

SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD).

Penulis pernah aktif pada organisasi PMPATD PAKIS Rescue Team sebagai

bendahara umum pada tahun 2013-2014 dan anggota divisi Danus pada tahun

2012-2013. Penulis juga pernah aktif pada organisasi Forum Studi Islam (FSI) FK

(15)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., karena atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak ( Annona Muricata.L) Terhadap Kadar Asam Sialat Pada Jaringan Hati Tikus Yang Diinduksi Senyawa 7,12-Dimethylbenz[A]Anthracene (Dmba)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung;

2. Ibu dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed, selaku Pembimbing Utama atas

kebaikan hatinya dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran,

dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini, serta kasih sayang dan

perhatiannya.

3. Ibu dr. Evi Kurniawaty, M.Sc, selaku Pembimbing Kedua atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam

proses penyelesaian skripsi ini, walaupun harus diganggu di tempat

(16)

4. Bapak Dr.Sutyarso,M.Biomed, selaku Penguji Utama pada Ujian Skripsi.

Terima kasih atas waktu, ilmu, saran-saran yang telah diberikan di saat

maupun di luar waktu seminar.

5. Ibu dr.Reni Zuraida, selaku Pembimbing Akademik sejak semester awal

hingga akhir di Fakultas Kedokteran;

6. Mama, Ibu Hj.Hartati, yang tiada pernah habis kasih sayang, doa, serta

motivasinya. Terima kasih telah melahirkan dan membesarkan saya

sampai saat ini, serta segalanya yang telah diberikan. Semoga Allah selalu

melindungi dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;

7. Papa, Bapak Hi.Berlian Ali, S.H, yang selalu mendo’akan, membimbing,

menguatkan dan tidak pernah lewat mengingatkan untuk shalat tahajud.

Semoga Allah selalu melindungi dan menjadikan ladang pahala di akhirat

kelak;

8. Adik-Adik saya, Muhammad Rico Novalindo dan Nabila Afifah

Khairunnisa, yang selalu memberikan canda, motivasi dan saran, serta

tiada pernah putus silaturahmi walaupun jarak memisahkan kita semua;

9. Keluarga besar saya yang juga tidak lupa memberikan dorongan dan doa;

10.Seluruh Staf Dosen FK Unila atas ilmu yang telah diberikan kepada

penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan untuk mencapai

cita-cita;

11.Seluruh Staf Tata Usaha dan Akademik FK Unila, serta pegawai yang

(17)

12.Mbak Nur, yang sangat banyak membantu sejak dari awal persiapan

penelitian hingga selesainya penelitian. Terima kasih telah mendampingi

kami yang tidak tahu apa-apa hingga selesai;

13.Mas Bayu yang membantu dalam proses pembacaan Spektrofotometer

serta dengan sabar mendampingi kami dalam pembacaan hasil;

14.Mba Lisa dan Mb Lutfi yang selalu setia menyemangati, mendoakan,

memberikan keceriaan serta membantu dalam menyusun jadwal.

15.Sahabat sedari awal di fakultas ini sekaligus seperjuangan dalam

penelitian ini, Anggia Shinta Wijaya Kusuma, Annisa Ratya,

Taufiqurrahman, I Gusti Putu Indra, M Agung PAY, Ani Yuli Yanti dan

Karimah Ihda Husna Yain. Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama,

keluh kesah dan candanya yang membuat suasana menjadi lebih ceria dan

ramai akan cerita;

16.Sahabat SMA yang selalu memberi semangat dan motivasi serta selalu

mendengarkan keluh kesah dan cerita sedih maupun senang, Kinanti

Kurnia Adistaputri.

17.Sahabat setia sejak SMP, yang tak pernah putus cerita walau terpisah jarak,

Retie Suwita, Permata Sari.

18.Sahabat sedari kecil yang selalu memberi keceriaan, dukungan dan tak

lepas berkomunikasi walaupun sama-sama jauh. Ridho,Rudi,Rizky,Aji.

19.Teman-teman angkatan 2011, Ara ,Ani, Anggia, Belda, Belinda, Cici,

Gista, Fadia, Gusti Indra, Agung, Taufiqurrohman, Rima, Sakinah, Gilang,

Robby Pardiansyah, Ririn, Ratih, Gista, Cici, Gita, Jeana, Aulia, Stevan,

(18)

Neola, Caca, Tiwi, yang tak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih

atas motivasi dan kebersamaan yang terjalin selama 3,5 tahun ini;

20.Teman-teman Tim Penelitian “Annonaceus” , Annisa Ratya,

Taufiqurrohman, Anggia Shinta Wijaya Kusuma dan Karimah Ihda Husna

Yain , Ibu nuriah, Mas Bayu dan dr. Tiwuk, atas kerja sama ,kekompakan

serta dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.

21.Teman-teman Tutorial 3 : Neola, Yuda, Lala, Selvi, Raissa, Putri, Fitri,

Jaya, Angga, Kevin atas keceriaan, kerja sama dan kekompakkan di

semester akhir ini.

22.Adik 2013 yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu ,berbagi

cerita serta memberi semangat, Azrie, Destika, Zahra, Farida dan Intan.

23.Kakak-kakak dan adik-adik tingkat (angkatan 2002-2014) yang sudah

memberikan semangat kebersamaan dalam satu kedokteran.

24.Kakak-kakak,Teman-teman,Adik-adik PMATD Pakis Rescue Team (SC

01-08). Terima kasih atas kerja sama,kebersamaan,kekeluargaan dan

berbagi cerita suka maupun duka .

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 22 januari 2015 Penulis

(19)
(20)

“Hendaklah kamu semia mengusahakan ilmu pengetahuan itu

sebelum dilenyapkan. Lenyapnya ilmu pengetahuan ialah

dengan matinya orang-orang yang memberikan atau

mengajarkannya. Seorang itu tidaklah dilahirkan langsung

pandai, jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus dengan

belajar.”

(

Ibnu Mas’ud r.a

)

“Saya tidak bisa memastikan apakah perubahan akan

memperbaiki sesuatu.

Tetapi saya bisa memastikan bahwa untuk menjadi lebih baik,

sesuatu harus berubah.”

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

terkendali. Di perkirakan setiap tahun 12 juta orang di seluruh dunia

menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Ironisnya,

kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (UICC,

2009).

Kanker hati merupakan masalah kesehatan global, 80% kasus berada di

kawasan negara berkembang termasuk di Indonesia. Kanker hati menduduki

peringkat ke-3 sebagai penyebab kematian dan peringkat ke 6 penyakit

kanker terbanyak. Di dunia, sebanyak 696.000 penderita kanker hati

meninggal setiap tahun (IARC, 2008).

Di Indonesia kejadian kanker mencapai 4,3%. Kejadian penyakit tertinggi

berturut-turut terjadi di Yogyakarta sebanyak 9,6%, jawa tengah 8,1% dan

Jakarta 7,4% sedangkan prevalensi terendah terjadi di Maluku 1,5%

(Riskesdas, 2007). Kejadian kanker di provinsi lampung sebesar 0,7%

(Riskesdas, 2013). Berdasarkan data demografi, wanita lebih banyak

(22)

2

2,9%, hal ini sejalan dengan tingginya angka pasien kanker pada ibu rumah

tangga yaitu sekitar 8,2%. Berdasarkan tingkatan usia didapatkan semakin

tinggi usia seorang semakin beresiko untuk mengalami kanker, terbukti

dengan kejadian kanker pada usia >75 tahun berkisar antara 9,4% (Riskesdas,

2007).

Peningkatan insiden kanker di negara maju dan berkembang menunjukkan

bahwa kanker berimplikasi secara internasional dan menuntut perhatian yang

serius. Mengingat dampak yang ditimbulkan kanker adalah menurunnya

angka harapan hidup serta, akan berdampak pada ekonomi, sosial, dan

psikologis penderitanya (Anonim, 2009). Peningkatan insiden kanker ini juga

dipengaruhi beberapa faktor risiko.

Faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu

prevalensi merokok 23,7%, obesitas dengan usia ≥15 tahun pada laki-laki

13,9% dan pada perempuan 23,8%, kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%,

konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, makanan

dengan penyedap 77,8% serta, kurang aktivitas fisik sebesar 48,2%

(Riskesdas, 2007).

Kejadian karsinogenesis hati pada tikus yang diinduksi dengan senyawa

7,12-Dimethylbenz[a]Anthracene (DMBA) akan memicu terjadi perubahan

penanda biokimia tumor yang dimonitor oleh suatu protein, seperti asam

sialat (Susantiningsih, 2013). Asam sialat adalah komponen glikoprotein dan

glikolipid membran yang banyak berperan dalam pengenalan seluler dan

(23)

3

adalah kanker, diabetes melitus dan aterosklerosis. Peningkatan asam sialat

dalam berbagai jaringan tumor mencerminkan reaksi inflamasi terhadap

tumor yang mengakibatkan meningkatnya sekresi fase akut dan sel hati.

Sehingga asam sialat ini di duga bisa menjadi penanda tumor, misalnya tumor

hati (Anonim, 2012).

Berdasarkan data-data dan kejadian tersebut, maka perlu dilakukan tindakan

pencegahan untuk menekan angka kejadian kanker hati. Mengingat penyakit

kanker umumnya baru diketahui setelah sampai pada tahap progresi hingga

sulit dilakukan terapi karena pada tahap tersebut sel-sel pada hati sudah

mengalami kelainan seluler yang majemuk (Meiyanto et al., 2007).

Agen kemopreventif lebih menjanjikan dibanding obat antikanker

konvensional. Saat ini sudah terdapat banyak agen antikanker konvesional

yang umumnya berasal dari bahan sintetis yang sengaja diproduksi untuk

mengobati maupun mencegah penyakit kanker. Obat konvensional atau

sitostatika ini harganya sangat mahal, bekerja tidak selektif, bersifat toksik

pada sel normal, sehingga menimbulkan berbagai efek samping yang

merugikan. Oleh karena itu, perlu pendekatan lain berupa terapi kanker yang

relatif aman dan harganya terjangkau. Penggunaan fitofarmaka sebagai agen

kemopreventif dapat menjadi pilihan cara untuk mencegah karsinogenesis

(Dewanti, 2009).

Agen kemopreventif adalah senyawa yang dapat menghambat dan menekan

proses karsinogenesis. Senyawa yang dapat menghambat dan menekan proses

(24)

4

Salah satu jenis tanaman yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi

adalah tanaman sirsak (Annona muricata), terutama pada daunnya. Hasil uji

in vitro memperlihatkan bahwa daun sirsak mempunyai aktivitas antioksidan

yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena pada daun sirsak terdapat senyawa

acetogenin, yaitu senyawa yang diduga berperan sebagai penangkal radikal

bebas dan agen antitumor yang cukup efektif. Daun sirsak merupakan

tanaman yang berpotensi sebagai agen kemopreventif yang aman dan relatif

murah. Namun demikian untuk membuktikan hal tersebut perlu ada bukti

ilmiah bahwa daun sirsak efektif untuk menghambat onkogenesis pada kanker

hati (Baskar et al,. 2007).

Acetogenin hanya menyerang sel kanker dengan menghambat produksi

adenosin trifosfat (ATP) sebagai sumber energi. Dampaknya mitosis atau

pembelahan sel kanker terhambat. Sel kanker membelah dengan sangat cepat

yakni 2-5 jam sedangkan sel normal 7-14 hari. Jika pasokan ATP berkurang

maka aktivitas sel kanker akan melambat dan hal ini yang bisa menyebabkan

kematian dari sel kanker. Oleh karena itu, perlu dilihat pengaruh pemberian

ekstrak daun sirsak tersebut terhadap kadar asam sialat pada hati tikus yang

mengalami tumorigenesis

B. Perumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata

(25)

5

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata) terhadap kadar

asam sialat pada jaringan hati tikus yang diinduksi DMBA.

D. Manfaat Penelitian

a.Secara Teoritis

Diharapkan dapat mendapat wawasan dan pengetahuan di bidang biokimia

tentang efektifitas daun sirsak terhadap kanker hati yang dilihat dari asam

sialat

b. Praktisi

1. Peneliti

Menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu yang telah

diperoleh selama masa perkuliahan dan sebagai informasi bagi peneliti

lain.

2. Institusi.

Memberikan informasi mengenai asam sialat dapat digunakan sebagai

penanda inflamasi.

3. Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang ekstrak daun sirsak

(26)

6

E. Kerangka Penelitian

1. Kerangka Teori

DMBA termasuk senyawa karsinogen golongan polisiklik aromatik

hidrokarbon (PAH), merupakan polutan lingkungan dan produk pirolisi

dari minyak dan material biologi, dihasilkan oleh asap rokok,asap

kendaraan dan pembakaran tidak sempura dari bahan bakar batubara dan

minyak bumi.

DMBA ini selanjutnya akan menyebabkan transformasi neoplastik

melalui kerusakan DNA, akumulasi reactive oxygen species (ROS) dan

memediasi imflamasi kronik. Kerusakan DNA menyebabkan pengaktifan

onkogen dan atau inaktivasi gen supresi tumor dan berbagai epigenetik

yang menyebabkan progresi dari tumor (Karin,2011). DMBA terbukti

dapat menginduksi produksi ROS yang mengakibatkan peroksidasi

lipid,kerusakan DNA, dan deplesi dari sel sistem pertahanan antioksidan

(Kasolo et al, 2010).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, sirsak merupakan jenis tumbuhan

yang tidak hanya bisa dimanfaatkan buahnya namun daun ,bunga, biji

dan akarnya pun bisa digunakan untuk pengobatan. daun sirsak (Annona

muricata) memiliki senyawa dengan aktivitas farmakologis seperti

acetogenin, flavonoid, dan senyawa lain yang diduga dapat digunakan

sebagai bahan antikanker.(haris dan risa.2013) Mekanisme acetogenin

adalah menginhibisi sistem transpor elektron dan oksidasi NADH dari

metabolisme sel kanker sehingga menghambat pembentukan ATP dan

(27)

7

flavonoid dapat menghambat proses onkogenesis dengan tiga cara, yang

pertama adalah dengan menginduksi apoptosis dan menghentikan siklus

sel melalui mekanisme inhibisi enzim topoisomerase, selanjutnya

flavonoid juga dapat menghambat aktivitas karsinogen melalui inhibisi

sitokrom P450 sehingga senyawa karsinogen menjadi tidak reaktif, serta

meningkatkan ekspresi enzim gluthation S-transferase yang dapat

mendetoksifikasi karsinogen sehingga cepat dieliminasi tubuh (

Pradana.I, 2013).

Namun, sebelum dikonsumsi oleh manusia diperlukan pengujian

terdahulu pada hewan percobaan tikus putih (Rattus norvegicus) betina

yang merupakan hewan model yang sering digunakan untuk berbagai

percobaan dan memiliki aktivitas metabolisme yang menyerupai

manusia.

Pada kegiatan di atas sudah dilakukan di penelitian sebelumnya dan

selanjutnya akan dilanjutkan dengan membuat homogenat pada jaringan

hati tikus lalu dilakukan hidrolisis ringan untuk pengeluaran protein

plasma pada jaringan hati tersebut.

Selanjutnya respon perlakuan tersebut dinilai dari kadar asam sialat pada

hati tikus putih yang diambil dengan pembedahan. Hasil penelitian yang

berkaitan dengan dosis penggunaan efektif dapat dijadikan data dasar

(28)

8

Gambar 7. Kerangka Teori Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun Sirsak pada Kadar Asam Sialat Hati Tikus Putih Betina yang Diinduksi Senyawa DMBA

2. Kerangka Konsep

Variabel independen pada penelitian ini adalah dosis ekstrak daun sirsak

yang terdiri dari dosis Ekstrak daun sirsak. Variabel independen ini akan

mempengaruhi variabel dependen, yaitu Kadar asam sialat pada hati

tikus yang diinduksi oleh senyawa DMBA. Kerangka konsep penelitian

ini dituangkan pada Gambar 2. Induksi Dmba

Peningkatan Radikal

Peningkatan ROS

Stress Oksidatif

Kerusakan membran sel

Respon baik pada kadar Asam Sialat pada jaringan hati

Peningkatan

(29)

9

Gambar 8. Kerangka Konsep Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun

Sirsak pada Kadar Jaringan hati Tikus Putih yang Diinduksi

Senyawa DMBA

G. Hipotesis

Pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata) memiliki pengaruh terhadap kadar asam sialat pada jaringan hati tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi DMBA.

Variabel dependen Variabel independen

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Sirsak

Sirsak merupakan jenis tanaman yang paling mudah tumbuh diantara jenis-

jenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembab

(Arief, 2012). Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1200 m dari

permukaan laut. Tanaman sirsak akan tumbuh sangat baik pada keadaan iklim

bersuhu 22-28oC, dengan kelembaban dan curah hujan berkisar antara

1500-2500mm per tahun(Bilqisti, 2013).

Tanaman sirsak (Annona muricata) termasuk tanaman tahunan dengan

sistematika sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga)

Sub Divisi: Spermatophyta ( menghasilkan biji)

Kelas : magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

(31)

11

Genus : Annona

Species : Annona muricata L. (Abidondifu,2013).

Daun sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung lancip pendek. Daun

tuanya berwarna hijau tua/coklat sedangkan daun mudanya berwarna hijau

kekuningan. Daun sirsak tebal dan agak kaku dengan urat daun menyirip atau

tegak pada urat daun utama. Daun sirsak terkadang menimbulkan bau yang

tidak enak dicium (Vitrya et al., 2011).

Daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, triterpenoid, saponin, polifenol,

dan metabolit sekunder lainnya yang diduga dapat menjadi bahan antikanker

(Bilqisti, 2013).

(32)

12

Ada beberapa manfaat daun sirsak yang sering digunakan untuk obat tradisional :

1) Sebagai Antikanker

Hasil penelitian menemukan bahwa acetogenin menghambat sintesis

adenosine trofosfat (ATP) oleh mitokondria sel. ATP merupakan sumber

energi bagi sel kanker. Padahal sel kanker memerlukan banyak energi

karena mereka melakukan proses pembelahan yang sangat cepat. Akibat

penghambatan itu maka sel kanker mengalami kekurangan pasokan energi

sehingga akhirnya akan mati. Acetogenin hanya menyerang sel kanker dan

tanpa mengalami kerusakan pada sel normal (Anonim, 2012).

2) Sebagai Anti inflamasi

Daun sirsak memiliki anti kandungan flavonoid yang bisa digunakan

sebagai anti inflamasi.Flavonoid merupakan antioksidan yang kuat karena

aktivitasnya sebagai antioksidan dan antiimflamasi. antioksidan ini

mempunyai aktivitas menetralkan radikal bebas sehingga mencegah

kerusakan oksidatif pada sebagian besar biomulekul dan menghasilkan

proteksi terhadap kerusakan oksidatif secara signifikan. Antioksidan dapat

menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang

(33)

13

pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif

(Ramadani, 2009).

3) Sebagai anti diabetes

Senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun sirsak yaitu flavonoid,

memiliki sifat antihiperglikemia, yaitu menurunkan konsentrasi glukosa

darah, meningkatkan konsentrasi serum insulin, meningkatkan perbaikan

atau proliferasi sel β pancreas, serta meningkatkan efek hormon insulin

dan adrenalin (Rianti, 2013).

4) Sebagai Antibakteri

Kandungan fitokimia annonaceous acetogenin pada ekstrak daun sirsak

merupakan agen aktif antibakteri. Khasiat daun sirsak mampu mengatasi

infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti diare ,bisul,infeksi saluran

kemih dan ISPA ( Takashi,et al., 2006).

B. Dimentilbenz[a]anthrancene (DMBA)

DMBA termasuk senyawa karsinogen golongan polisiklik aromatik

hidrokarbon (PAH). Struktur kimia DMBA memiliki 4 cincin aromatik yang

berikatan, khas struktur PAH dengan tiga atau lebih cincin aromatik dan 2

(34)

14

alam sebagai hasil dari proses pembakaran yang tidak sempurna, seperti

dalam asap tembakau, asap pembakaran kayu, asap pembakaran gas,bensin,

minyak,batubara atau daging (Budi dan Widyarini, 2010).

Gambar 2.Struktur kimia DMBA (Brennan, 2010).

DMBA menyebabkan transformasi neoplastik melalui kerusakan DNA,

akumulasi reactive oxygen species (ROS) dan memediasi imflamasi kronik.

Kerusakan DNA menyebabkan pengaktifan onkogen dan atau inaktivasi gen

supresi tumor dan berbagai epigenetik yang menyebabkan progresi dari tumor

(Karin,2011). DMBA terbukti dapat menginduksi produksi ROS yang

mengakibatkan peroksidasi lipid,kerusakan DNA, dan deplesi dari sel sistem

pertahanan antioksidan (Kasolo et al, 2010).

Proses metabolisme DMBA dilakukan oleh enzim-enzim sitokrom p-450 dan

(35)

15

carcinogen (karsinogen awal) dan selanjutnya ultimate carcinogen

(karsinogen akhir) yang menyebabkan kerusakan DNA melalui pembentukan

epolsid dihidrodiol. Kemudian DNA komplek yang dibentuk oleh bagian

DNA tertentu dengan senyawa mutagen kimia dengan ikatan kovalenakan

terbentuk dan menyebabkan mutasi sel yang membentuk sel-sel kanker. Dari

metabolit aktif inilah yang akan menjadi sel-sel kanker hepar dari induksi

DMBA ( Fitriciaet al., 2012).

Jalur metabolisme DMBA yang melalui aktivitas enzim sitokrom P-450

menjadi intermediate reaktif yang dapat merusak DNA, yaitu terbentuknya

epoksida dihidrodiol dan kation radikal. Jalur epoksida dehidrodiol inilah

yang bertanggung jawab terhadap inisiasi tumor karsinogenik DMBA

dibanding bentuk kation radikal (Hamid & Meiyanto, 2009).

C. Asam Sialat

Nama umum asam sialat berasal dari kata latin “σιαλον, sialon” yang berarti

saliva (air liur) karena banyak terdapat pada kelenjar ludah . Asam sialat

(sialic acid, sia) ini adalah gula beratom C-9 yang merupakan turunan asam

(36)

16

Gambar 3.Struktur sialic acid (Purnawan, 2007).

Asam sialat merupakan komponen glikoprotein dan glikolipid membran yang

banyak berperan dalam pengenalan seluler dan molekuler. Peningkatan kadar

asam sialat dalam berbagai jaringan tumor mencerminkan reaksi inflamasi

terhadap tumor yang mengakibatkan meningkatnya sekresi protein fase akut

oleh sel. Teori lain yang mendukung tingginya kadar asam sialat pada

jaringan tumor adalah bertambahnya jumlah sel-sel baru yang banyak

mengandung asam sialat.

Selain itu peningkatan ini juga disebabkan oleh peningkatan ekspresi enzim

sialiltransferase, yaitu enzim yang diperlukan untuk biosintesis sialokonjugat

pada berbagai jaringan tumor. Peningkatan enzim ini akan menyebabkan

peningkatan jumlah asam sialat pada glikoprotein yang terdapat pada

(37)

17

Glikoprotein adalah suatu komplek yang tersusun dari protein dan gugus

prostetik karbohidrat.Beberapa monosakarida seperti galaktosa, manosa, juga

N-asetil-D-glukosamin dan asam sialat dapat ditemukan dalam molekul ini.

(Yuningsih, 2013).

Karbohidrat memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas sel, antara

lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada membran plasma merupakan

hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan membran membentuk

glikokaliks.Biasanya para dokter dapat mengetahui setiap sel normal atau

abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya (Yuningsih, 2013).

D. Hati Tikus

Tikus (Rattus norvegicus) adalah hewan percobaan yang umum digunakan

untuk penelitian karena sifatnya yang sempurna, mudah dipelihara, sehat dan

cocok digunakan untuk berbagai jenis penelitian. Ciri-ciri morfologi Rattus

norvegicus antara lain memiliki berat 150-600 gram,hidung tumpul,badan

besar dengan panjang 18-25 cm, kepala dan ekor lebih pendek,telinganya pun

relatif kecil dan tidak lebih dari 20-23 mm (Depkes, 2012).

Terdapat tiga galur atau varietas tikus yang memiliki kekhususan tertentu

(38)

18

berwarna albino putih,berkepala putih dan ekor lebih panjang dari badannya,

galur Wistar ditandai dengan kepala besar dan ekor yang lebih pendek, dan

galur long evans yang lebih kecil dari pada tikus putih dan memiliki warna

hitam pada kepala dan tubuh bagian depan. ( IPB, 2012).

Menurut Depkes (2011) dan IPB (2012) taksonomi tikus adalah:

Kingdom : Animalia

Spesies :Rattus Norvegicus

Ada dua sifat utama yang membedakan tikus dengan hewan percobaan

lainnya,yaitu tikus tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak

lazim pada tempat bermuara esofagus ke dalam lambung sehingga

mempermudah proses penyekokan perlakuan menggunakan sonde lambung

dan tidak tidak memiliki kantung empedu. Selain itu,tikus memiliki kelenjar

keringat hanya di telapak kaki. Ekor tikus menjadi bagian tubuh paling

(39)

19

mengeluarkan banyak ludah dan menutupi bulunya dengan ludah tersebut

(Anonim, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan tubuh tikus tergantung pada effisiensi

makanan yang diberikan dan juga sangat dipengaruhi oleh metabolisme basal

tubuh tikus itu sendiri.beberapa faktor penting yang dapat meningkatkan

metabolisme basal tubuh hewan adalah suhu lingkungan,jenis kelamin, umur,

keadaan psikologis hewan dan suhu badan (Nurul, et al., 2012).

Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam

proses metabolisme dalam manusia dan hewan. Hati berwarna coklat

kemerahan dan terletak dibawah diafragma yaitu di dalam rongga abdomen.

Hati menerima makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini tercerna

dan diserap diusus. Fungsi hati antara lain mengubah zat makanan yang

diabsorbsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam

tubuh,mengubah zat buangan dan bahan racun untuk di eksresi dalam empedu

dan urin, memproduksi garam empedu untuk pencernaan lemak,

menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen (Nurul, et al.,

(40)

20

Gambar 5.Sistem saluran pencernaan tikus (Anonim, 2012).

E. Potensi ekstrak Daun Sirsak sebagai Kemopreventif Hati yang

Diinduksi DMBA

(41)

21

Seperti yang telah diulas sebelumnya, acetogenin merupakan senyawa yang

terkandung dalam daun sirsak sehingga membuatnya menjadi obat herbal

antikanker. Acetogenin merupakan kumpulan senyawa aktif yang memiliki

aktivitas sitotoksik (mampu merusak sel) di dalam tubuh dengan cara

menghambat transpor Adenosine Trifosfat (ATP) yang dimanfaatkan oleh

sel-sel kanker dalam tubuh. Namun keberadaan ATP sendiri merupakan sumber

energi di dalam tubuh.Namun keberadaan ATP dimanfaatkan oleh sel-sel

kanker untuk memperbanyak diri secara tak terkendali sehingga merugikan

sel-sel normal lainnya karena tidak mendapatkan jatah energi.

Jika kondisi ini berlangsung terus menerus keberadaan sel-sel normal akan

tergusur oleh sel-sel kanker yang kian merajalela. Setidaknya perlu 2-5 jam

bagi sel kanker untuk membelah diri sedangkan sel normal perlu waktu

paling tidak 7-14 hari.Dari sinilah tampak bahwa kecepatan pembelahan sel

kanker pastilah memerlukan energi yang cukup besar.Peran Acetogenin yang

menghambat transpor ATP ke sel-sel kanker mengakibatkan terhambatnya

pula pembelahan sel-sel kanker bahkan dapat menyebabkan matinya sel-sel

kanker.Aktivitas sitotoksik dari acetogenin dapat berperan ganda, yaitu

(42)

22

kanker karena menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan

sel tumor yang ada di dalam tubuh.

Sebanyak 82 senyawa turunan acetogenin terdapat di dalam tanaman sirsak

dari total 350 yang ditemukan pada keluarga annonaceae.Sebenarnya

senyawa acetogenin bukanlah hal yang baru di dunia kedokteran. Tepatnya

sejak 1940,sifat-sifat dari senyawa acetogenin sudah mulai dipelajari dan

telah digunakan di berbagai penelitian ilmiah. Bahkan karena

kedahsyatannya, berbagai penelitian ini muncul di berbagai jurnal

internasional. Tercatat bahwa universitas purdue di West

Lafayette,Indiana,Amerika Serikat melakukan penelitian pertama mengenai

sifat sitotoksik acetogenin. Kemudian, disusul dengan beberapa penelitian

lain di berbagai negara dalam naungan Lembaga Institusi Kanker Nasional

yang membuktikan khasiat dari kandungan acetogenin.

Dari hasil penelitian tersebut ( ditambah dengan 20 hasil uji laboratorium)

diperoleh bahwa daun dan batang annona muricata L. Memiliki sitotoksitas

terhadap sel kanker.fakta mengejutkan berikutnya menyatakan bahwa tidak

hanya Annonceus muricata L. Saja yang memiliki sitotoksitas,melainkan

(43)

23

sitotoksik sangat bermanfaat untuk membasmi penyakit ganas seperti kanker

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode eksperimental

dengan pola rancangan Post Test Only Control Grup Design .Pengambilan

data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian setelah dilakukannya

perlakuan dengan membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif

dengan kontrol positif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian lanjutan ini dilakukan di laboratorium biokimia dan biologi

molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lampung selama 4 bulan dari

(45)

25

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari penelitian tentang pengaruh

pemberian ekstrak daun sirsak terhadap tumorigenesis hati tikus putih yang

diinduksi senyawa 7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA).

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti.

Dalam penelitian ini populasi adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur

Sprague Dawley yang diinduksi DMBA sebagai model onkogenesis hati.

Rattus norvegicus galur Sprague Dawley umumnya digunakan sebagai

hewan uji dalam penelitian karena memiliki hubungan kekerabatan yang

dekat dengan manusia, yakni termasuk ke dalam kelas mamalia. Oleh

karena itu, tikus sering dijadikan model penelitian aplikasi kesehatan

manusia karena terdapat persamaan fisiologis. Sifat Rattus norvegicus

galur Sprague Dawley telah diketahui dengan jelas, antara lain: mudah

dipelihara dalam jumlah besar, cepat berkembang biak dan tidak rentan

terhadap infeksi bakteri dan virus, serta cukup agresif dibandingkan

(46)

26

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 tikus putih (Rattus

norvegicus) galur Sprague Dawley dengan ciri-ciri berwarna putih,

berkepala kecil, ekor lebih panjang daripada badan, dan berumur 6-7

minggu dengan berat rata-rata berkisar antara 100-200 gram, yang

diinduksi DMBA.

Jumlah sampel pada penelitian ini didapatkan berdasarkan jumlah

perlakuan yang dilakukan. Setiap perlakuan akan menggunakan

pengulangan dengan rumus Federer (1977) untuk rancangan acak lengkap

yaitu:

dengan t = jumlah kelompok dan n= jumlah ulangan

(47)

27

Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor tikus putih Sprague Dawley yang

terbagi dalam 4 kelompok (masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor

tikus).

Kriteria Inklusi

a. Tikus putih galurSprague Dawley sehat (tidak tampak penampakan

rambut kusam, rontok, atau botak, dan bergerak aktif)

b. Memiliki berat 100-200 gram

c. Berusia sekitar 6-7 minggu

d. Tikus putih betina

Kriteria Ekslusi

a. Tikus sakit atau mati sebelum mendapat perlakuan.

Kriteria Drop Out

a. Tikus mati

b. Tikus tampak sakit (gerakan tidak aktif, tidak mau makan, rambut

(48)

28

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel terikat : Kadar asam sialat pada jaringan hati tikus yang

diinduksi senyawa DMBA

b. Variabel bebas : Dosis ekstrak daun sirsak (Annona muricata)

2. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian agar penelitian tidak menjadi

(49)

29

Tabel 2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Skala

Dosis ekstrak daun sirsak

Ada 4 kelompok dengan perlakuan yang berbeda - Kelompok I (kontrol negatif) + terapi aquades 1ml

selama 4 minggu

- Kelompok II (kontrol positif) = induksi DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu selama 4 minggu + aquadest 1ml/hari

- Kelompok P1 (perlakuan)= induksi DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu selama 4 minggu + pemberian ekstrak daun sirsak 20mg/kgBB/hari selama 4 minggu

- Kelompok P2 (perlakuan) = induksi DMBA 2x20 mg/kgBB seminggu selama 4 minggu + pemberian ekstrak daun sirsak 40mg/kgBB/hari selama 4 minggu

Kategorik

Kadar asam sialat hati tikus

Pengamatan dilakukan dengan membandingkan kadar asam sialat antara kelompok perlakuan kontrol negatif ,kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2.

(50)

30

E. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan berupa kandang, tempat minum dan makan,

timbangan digital, sonde lambung berujung Nasogastric tube (NGT), alat-alat

bedah minor, blender, rotary evaporator, kertas saring, tips pH meter, tabung

erlenmeyer 500 ml, tabung penyimpanan, upright freezer -800C Kaltis, gelas

ukur 100 ml, micropestle, sentrifuge Eppendorf 5417R, tabung eppendorf

ukuran 1,5 ml, waterbath Memmert, spektrofotometer S-30 Boeco,

mikropipet ukuran 100-1000 µl, 10-100µl ,0-10µl, vortex Biosan dan lemari

es ±40C.

Bahan utama yang digunakan untuk penelitian lanjutan ini adalah hati tikus

putih galur sprague dawley sebanyak 100gr yang diletakkan di freezer Kaltis

suhu -80oC, larutan Phosphate Buffer saline (PBS) 0,1M dengan pH 7,4, TCA

(asam trikloro asetat) 10% dan 5%, H2SO4 0,1 N, larutan natrium periodat,

larutan natrium arsenit 10%, larutan TBA (asam tiobarbiturat) 0,6% dalam

(51)

31

F. Prosedur Penelitian

1. Pemeliharaan Hewan Percobaan

Tikus ditempatkan dalam kandang plastik dengan tutup terbuat dari kawat

ram dan dialasi sekam, pakan berupa pelet dan air minum diberikan ad

libitum. Lingkungan kandang dibuat agar tidak lembab, ventilasi yang

cukup serta, penyinaran yang cukup dimana lamanya terang 14 jam dan

gelap 10 jam. Sebelum melakukan percobaan tikus diadaptasi dalam

kandang selama 7 hari untuk menyeragamkan cara hidup dan makannya.

Kesehatan tikus dipantau setiap hari dan berat tikus ditimbang setiap

minggu.

2. Ekstraksi Daun sirsak dalam Etanol 70%

Pembuatan ekstrak daun sirsak menggunakan bahan berupa daun sirsak

yang telah dikeringkan sebanyak 500 gram. Kemudian daun sirsak di

giling dan ayak dengan ayakan yang sesuai. Setelah itu, daun sirsak di

rendam dalam etanol 70%. Setiap hari rendaman diaduk-aduk dan disaring

sampai didapat maserat jernih. Maserat dikentalkan dengan rotary

evaporator sampai diperoleh ekstrak daun sirsak yang kering.

(52)

32

kelompok III dan 40mg/kgBB pada kelompok IV setiap hari selama 4

minggu. Berat tikus rata-rata yang digunakan adalah 200 gram,sehingga

perhitungan dosis ekstrak daun sirsak pada penelitian ini adalah :

Dosis ekstrak daun sirsak untuk kelompok III

=

d =

× 200g

d = 4mg

Dosis ekstrak daun sirsak untuk kelompok IV

minyak jagung,karena DMBA larut dalam pelarut ini. Minyak jagung

merupakan senyawa inert yang digunakan untuk melarutkan DMBA, tidak

memiliki sifat karsinogenik.

Berdasarkan penelitian oleh Meiyanto (2007) telah ditetapkan dosis serta

(53)

33

dua kali seminggu selama 4 minggu. Selain itu disebutkan pula bahwa

pemberian DMBA dengan dosis 20 mg/kg BB sebanyak 10 kali dalam 4

minggu telah dapat mengakibatkan perubahan secara mikroskopis.

Berat tikus rata-rata yang digunakan adalah 200 gram, sehingga

perhitungan dosis pada penelitian ini adalah

20mg 000g =

d 200g

d = 000g × 200g20mg

d = mg

kemudian 4 mg DMBA ini dilarutkan dalam 1 ml minyak jagung untuk

diberikan secara per oral dengan menggunakan sonde lambung.

4. Penginduksian DMBA, Ekstrak Daun Sirsak dan Pengambilan Sampel.

Mula-mula tikus ditimbang untuk mengetahui volume larutan DMBA yang

akan diberikan. Bahan yang akan digunakan adalah serbuk DMBA yang

dilarutkan dengan mengunakan minyak jagung. Induksi menggunakan

sonde oral, dengan jadwal pemberian seminggu dua kali dengan dosis 20

mg/kgBB dengan pelarut minyak jagung. Setiap tikus pada kelompok II,

(54)

34

larutan dengan konsentrasi 4mg/ml.

Bahan yang akan digunakan untuk larutan ekstrak daun sirsak adalah

ekstrak daun sirsak yang dilarutkan dalam aquades. Ekstrak daun sirsak

diberikan dengan dosis 20mg/kgBB pada kelompok III dan 40mg/kgBB

pada kelompok IV, dengan menggunakan sonde lambung. Setiap tikus

dengan berat ± 200g mendapatkan 1ml larutan ekstrak daun sirsak dengan

konsentrasi 4mg/ml untuk kelompok III dan konsentrasi 8mg/ml untuk

kelompok IV.

Selama penginduksian senyawa DMBA, tikus setiap hari diinduksi ekstrak

daun sirsak. Penginduksian DMBA dan ekstrak daun sirsak dilakukan 4

minggu. Sonde untuk tikus control dibedakan dengan tikus perlakuan

untuk mencegah adanya kontaminasi. Berat badan tikus ditimbang

sebelum,selama dan setelah intervensi.

Terminasi tikus dilakukan setelah perlakuan terakhir. Tikus diterminasi

dengan anastesi terlebih dahulu menggunakan ketamine-xylazine dosis

75-100mg/kg + 5-10mg/kgBB secara IP, kemudian di euthanasia dengan

(55)

35

pembedahan.

5. Penyimpanan Organ.

Setelah dilakukan pembedahan jaringan hati diambil dan dimasukkan ke

dalam tabung penyimpanan organ setelah itu diletakkan di freezer kaltis

dengan suhu -4oC selama 1 hari dan kemudian diletakkan di freezer kaltis

dengan suhu -80oC sampai organ siap digunakan kembali.

6. Pembuatan Homogenat Hati.

Potong organ hati dan timbang ±100mg, tempatkan pada Testube 1 ⁄2mL.

Lalu tambahkan 0,5mL PBS 0,1M pH 7,4

Vorteks dan lumatkan menggunakan micropastle

Kemudian tambahkan 500 µL PBS 0,1 pH 7,4 lalu divorteks dan tambahkan 500 µL PBS 0,1 pH 7,4

Sentrifuse 500rpm selama 10 menit

(56)

36

7. Pemeriksaan Kadar Asam Sialat

25µL homogenate hati + 125µL akuades dan 250µL TCA 10%

Divorteks sampai merata

Sentrifuse ,5000 rpm selama 10 menit

Supernatan dibuang

Endapan tersisa + 250µL TCA 5 %

Divorteks sampai merata

Sentrifuse ,5000rpm selama 10 menit

Supernatan Dibuang

Endapan hidrolisat ditambah H2SO4 0,1 N sebanyak 125µL

Tutup + Kocok

Letakkan dipenangas 80oC selama sejam

Sentrifuse Sebentar dan ambil Hidrolisat

12,5µL hidrolisat + 12,5µL natrium Periodat

Divorteks+ diamkan 20 menit pada suhu Kamar

Tambahkan 125µL natrium arsenit 10 % divorteks

Ditambahkan 375µL larutan TBA 0,6% dalam NA2SO4 0,5M

Tabung tutup dan dikocok lalu letakkan di penangas air mendidih selama 20 menit dan Lalu di letakkan di penangas Es

(57)

37

Ditambahkan 540µL larutan Sikloheksanon (Sigma).

Sentrifuse selama 3 menit ,5000rpm.

Fasa sikloheksanon yang terbentuk pada bagian atas larutan diperiksa dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 549 nm.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Normaliatas Data dan Homogenitas Data

Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program statistik. Hasil

penelitian akan dianalisis apakah memiliki distribusi normal atau tidak

secara statistik dengan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel

kurang dari 50, Setelah itu dilanjutkan Uji homogenitas / levene.

2. Uji Parametrik

Jika varians data berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan

metode uji parametric one way ANOVA. Namun, apabila distribusi data

tidak normal dan varians data tidak homogen, akan diuji dengan uji

(58)

38

3. Uji Post Hoc

Jika pada uji one way ANOVA menghasilkan nilai p<0,05 (hipotesis dianggap

bermakna) maka akan dilanjutkan dengan melakukan analisis post-hoc LSD

untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yang lebih terinci. Sedangkan

Alat untuk melakukan analisis post-hoc untuk uji Kruskal–Wallis adalah

dengan uji Mann–Whitney.

H. Diagram Alur

Sebelum penelitian, dilakukan aklimatisasi tikus untuk membuat tikus

beradaptasi. Aklimatisasi tikus dilakukan selama 7 hari. Kemudian tikus

dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol

positif, perlakuan 1, dan perlakuan 2. Tikus diberi perlakuan selama 4

(empat) minggu. Setelah itu, dilakukan pembedahan untuk mengambil

jaringan hati tikus. Kemudian, dilakukan pembuatan homogenat jaringan hati

tikus lalu lakukan hidrolisis ringan untuk melihat kadar asam sialat pada

masing-masing kelompok. Diagram alur penelitian ini dapat dilihat pada

(59)

39

Akan dilakukan Sudah dilakukan

Gambar 9. Diagram Alir Penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak terhadap Kadar Malondialdehid pada Jaringan Hati Tikus Putih

(60)

40

I. Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung, dengan menerapkan prinsip 3R dalam

protokol penelitian, yaitu:

1. Replacement adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah

diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun

literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan

oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.

2. Reduction adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin,

tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel

dihitung berdasarkan rumus Supranto yaitu (t–1) (n–1)≥15 dengan n

adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok

perlakuan.

3. Refinement adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi,

dengan prinsip dasar membebaskan hewan coba dalam beberapa kondisi.

a. Bebas dari rasa lapar dan haus maka pada penelitian ini hewan coba

(61)

41

b. Bebas dari ketidaknyamanan maka pada penelitian hewan coba

ditempatkan di pet house dengan suhu terjaga 20250C kemudian

hewan coba terbagi menjadi 3-4 ekor tiap kandang. Animal house

berada jauh dari gangguan bising dan aktivitas manusia serta kandang

dijaga kebersihannya sehingga mengurangi stress pada hewan coba.

c. Bebas dari nyeridan penyakit dengan mejalankan program

kesehatan,pencegahan dan pemantauan serta, pengobatan terhadap

hewan coba jika diperlukan pada penelitian hewan coba diberikan

perlakuan dengan menggunakan nasogastric tube dilakukan dengan

mengurangi rasa nyeri sesedikit mungkin,dosis perlakuan diberikan

berdasarkan pengalaman terdahulu maupun literature yang telah ada.

Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan

dengan mempertimbangkan tindakan manusiawi dan anesthesia serta

euthanasia dengan metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih

untuk maminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba

(62)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan secara statistik bahwa daun sirsak

(Annona Muricata L) 20mg/kgBB dapat menurunkan kadar asam sialat pada

jaringan hati yang diinduksi DMBA (p<0,05).

B. Saran

Peneliti lain disarankan untuk:

1. Meneliti lebih lanjut terhadap efek toksik dari ekstrak daun sirsak.

2. Meneliti lebih lanjut mengenai dosis optimum dan toksisitas ekstrak daun

sirsak sebagai agen kemopreventif onkogenesis organ hati.

3. Meneliti bagian-bagian tumbuhan sirsak lainnya seperti bunga,biji, batang,

(63)

54

alami.

4. Meneliti efek pemberian ekstrak daun sirsak terhadap zat antioksidan

endogen atau enzim lain pada tubuh yang dapat berpengaruh pada saat

(64)

DAFTAR PUSTAKA

AASLD, 2014. Liver Cancer. [Online Jurnal] [diunduh 18 agustus 2014]. Tersedia dari: http://www.aasld.org/.

[Anonim]. 2009. Financial and Legal Impact Of Cancer. [Online Jurnal] [Diunduh 27 Juli 2013]. Tersedia dari: http://www.mdanderson.org/.

Asri H, Hermawati R. 2013. Khasiat ajaib daun sirsak. Malang: padi .hlm : 58-61

AVMA. 2013. AVMA guidelines for the euthanasia of animals: 2013 edition. Schaumburg: American Veterinary Medical Association.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS ). 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS ). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Baskar R, Rajeswari, V, Kumar TS. 2007. In Vitro Antioxidant Studies in Leaves of Annona Species. Indian Journal of Experimental Biology. 45:480-5.

(65)

Budi RT, Widyarini S. 2010. Dampak induksi karsinogenesis glandula mammae dengan 7, 12-dimetilbenz(α)antrasen terhadap gambaran histopatologis lambung tikus sprague dawley.

Jurnal Veteriner.11(1):17-23.

Candra KP. 2007. Fungsi Biologi Asam sialat,Produksi dan peranannya dalam industri makanan bayi.[jurnal] Samarinda. Fakultas pertanian Universitas Mulawarman.

Chiu, HF., Chih, TT., Hsian, YM., Tseng, CH., Wu, MJ., Wu, YC. 2003. Bullatacin, a potent antitumor Annonaceous acetogenin, induces apoptosis through a reduction of intracellular cAMP and cGMP levels in human hepatoma 2.2.15 cells. Biochemical Pharmacology.65(3):319-27.

Dahlan MS. 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan : deskriptif, bivariat, dan multivariat, dilengkapi dengan aplikasi menggunakan spss. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Medika.

Federer, WT. 1977. Experimental Design Theory And Application, Ed. 3. New Delhi Bombay Calcuta: Oxford and IBH Publishing Co.

Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.Hlm: 843-8, 871-907.

Hakkak. 2005. Obesity Promotes 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene-Induced Mammary Tumor Development in Female Zucker Rats.Breast Canc Res.7: 627-633.

Hamid IS, Meiyanto E. 2009. Modulasi cyp1a1 dan gst serta ekspresi p53 dan ras setelah induksi 7,12-dimethyl benz(ά)antrasen (dmba) dan pemberian anti karsinogenesis gynura procumbens dan curcuma zedoaria pada tikus galur sprague dawley. J Penelit Med Eksakta.8(3): 168-77.

Hatim, NB. 2012. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona sinensis) pada Tikus Betina Sprague Dawley yang Diinduksi 7,12-dimetilbenz(a)antrasena. [Skripsi]. Departemen Biokimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.

(66)

International Agency Research on Cancer. 2013. Globocan 2008, Fast Stats. Section of Cancer Information. (Internet). Diunduh darihttp://globocan.iarc.fr/factsheets/

populations/factsheet.asp?uno=900. Diakses pada tanggal 26 september 2014.

Koolman.J et al. 2001. Atlas berwarna & teks. Biokimia. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Meiyanto, E., Susilowati, S., Tasminatun, S., Murwanti, R.,Sugiyanto. 2007. Efek Kemopreventif Ekstrak Etanolik Gynura procumbens (Lour), Merr pada Karsinogenesis Kanker Payudara Tikus. Majalah Farmasi Indonesia. 18(3): 234-8

Meiyanto E, Putri DA, Adhi P, Darma AP, Ikawati M. 2011. Potensi kemopreventif ekstrak etanolik kulit jeruk keprok (citrus reticulata) pada karsinogenesis sel hepar tikus galur sprague dawley terinduksi dmba. Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacon. 12(1):9-13.

Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). 2013. [artikel umum]: Kanker Hati (Hepatoma). Tersedia dari http://hppi-online.org. Diakses pada tanggal 20 agustus 2014.

Pertiwi AS. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap gambaran histopatologi jaringan paru tikus putih betina yang diinduksi karsinogen 7,12 dimethylbenz[a]antrancene (dmba) [skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Prijanti AR. Penetapan kedinian α-fetoprotein (AFP) dan asam sialat plasma tikus sebagai petanda tumor pada induksi kanker hati dengan aflatoksin B1. 1997. [tesis]. Univesitas Indonesia. Jakarta.

Ramadhani AN. 2009. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BST). [Karya Tulis Ilmiah]. Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Ranasasmita R. 2008.Aktivitas antikanker ekstrak etanol daun Aglaia elliptica Blume Pada tikus betina yang diinduksi 7,12-dimetilbenz(α) atrasena. Bogor. Program Studi Biokimia Universitas Pertanian Bogor.

Redaksi Trubus. 2012. Aneka ramuan herbal. Depok: PT Trubus Swadaya.

Redaksi Trubus. 2012. Daun sirsak vs kanker. : Depok : PT Trubus Swadaya.

(67)

Schauer R,Schmid H, Pommerenke J, Iwersen M, Kohla G. 2001.Metabolisme and role of o-acetylated sialic acid.Biochemisches Institu christian-Albrechts-Universitat. Vol 491 pp 324-5.

Sugianto, SB., Meiyanto, E., Nugroho, AE.,Jenie, UA. 2003. AktivitasAnti karsinogenik Senyawa yang Berasal dari Tumbuhan.Majalah Farmasi Indonesia. 14(4): 216-25.

Suranto, A. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda. hlm. 4-15.

Susantiningsih.T.2013.The Effect of Giving Soursop Leaves Annonamuricata L Extract to Sialic Acid Level on Female Rats Induced DMBA (7,12-dimethylbenz(a)anthracene). [jurnal]. Universitas Lampung.

Siregar,Lianda.2013.”Kanker Hati Apakah bisa dicegah atau Diobati?” diunduh dari

http://deteksi dini.wordpress.com/2013/07.diakses pada tanggal 18 agustus 2014

Gambar

Gambar 7. Kerangka Teori Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak  Daun Sirsak pada Kadar Asam Sialat Hati Tikus Putih Betina yang Diinduksi Senyawa DMBA
Gambar 8. Kerangka Konsep Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun
Gambar 1. (a) Buah sirsak , (b) Daun sirsak , (c) Bunga sirsak (Redaksi Trubus, 2012)
Gambar 2.Struktur kimia DMBA (Brennan, 2010).
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(b) Evaluasi kewajaran harga. 1) Jika harga penawaran setelah evaluasi terhadap Analisis Harga Satuan pekerjaan utama, rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga, perbandingan

ksebijikc diioEujri qu crus naru. i ids nbyd ieLud

Karakteristik distress spiritual berdasarkan aspek hubungan dengan diri sendiri paling banyak berada pada karakteristik kurangnya makna hidup (51,7%), berdasarkan aspek

Pernahkah kamu mengamati sekitar kalian lalu meceritakannya kepada orang lain? Nah, kamu dapat menuliskan yang diamati tersebut sehingga orang lain dapat memahami

(4) Perguruan tinggi penyelenggara dalam melaksanakan sertifikasi harus sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional.

Lampiran Nama Lampiran Halaman. 1 Kuesioner

Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapital akan semakin meningkat,