• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perilaku Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri di Bandarlampung: Aplikasi Theory of Planned Behavior

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perilaku Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri di Bandarlampung: Aplikasi Theory of Planned Behavior"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE ACADEMIC DISHONESTY BEHAVIOR AMONG ACCOUNTING STUDENTS PUBLIC UNIVERSITIES IN

BANDARLAMPUNG : APPLICATION THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

By

LAEINA DESTIA

This study aims to find empirical evidence about the influence of attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control on intentions by doing academic dishonesty behavior on accounting students. This study uses the framework of The Theory of Planned Behavior (TPB) developed by Beck and Ajzen (1991) in predicting the behavior of academic dishonesty. The population in this study are accounting students of three public universities in Lampung. A sample of 83 respondents were given a quesionnaire adopted from Stone et al. (2010) dan Harding et al. (2007). The items of the questionnaire were then translated to Indonesian and slightly modified to accomodate the local context of Indonesia. The data was analyzed using structual equation model software, namely SmartPLS 2.0.

In general, this study confirms the Theory of Planned Behavior in predicting the behavior of academic dishonesty. With the exception of one variable, namely perceived behavioral control, it is found that attitudes and subjective norms affect a person's intention to perform the behavior of academic dishonesty. This study also finds that intention influences the behavior of academic dishonesty, which means that intention mediates attitudes and subjective norms of accounting students to acacemic dishonesty behavior.

Such results are expected to provide precautionary measures for the autorities to deal with the behavior of academic dishonesty among accounting students. They may use this study in considering strategies and policies to improve and promote academic honesty among accounting students.

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU KETIDAKJUJURAN AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI NEGERI DI

BANDARLAMPUNG: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Oleh LAEINA DESTIA

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh faktor sikap, norma subjektif, dan persepsian kendali perilaku terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik pada mahasiswa akuntansi. Penelitian ini mereplikasi Theory of Planned Behavior (TPB) murni yang dikembangkan oleh Beck dan Ajzen (1991) dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa jurusan akuntansi di dua Perguruan Tinggi Negeri di Bandarlampung. Sampel sejumlah 83 responden masing-masing diberi kuesioner yang diadopsi dari Stone et al. (2010) dan Harding et al. (2007). Pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner diartikan ke dalam Bahasa Indonesia dan sedikit dimodifikasi sesuai dengan konteks lokal di Indonesia. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Model (SEM), dengan software SmartPLS 2.0. Secara umum, penelitian ini mengkonfirmasi berlakunya Theory of Planned Behavior dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik. Namun tidak sepenuhnya ampuh memprediksi karena hanya variabel sikap dan norma subjektif yang mempengaruhi niat seseorang untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik, sedangkan persepsian kendali perilaku tidak memberikan kontribusi. Dari hasil analisis data juga terlihat bahwa variabel niat berpengaruh terhadap perilaku ketidakjujuran akademik, dalam hal ini niat memediasi sikap dan norma subjektif.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tindakan pencegahan oleh pihak berwenang untuk menangani perilaku ketidakjujuran akademik pada mahasiswa akuntansi. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan dalam mempertimbangkan strategi dan kebijakan untuk meningkatkan dan mempromosikan kejujuran akademik di kalangan mahasiswa akuntansi.

(3)

ANALISIS PERILAKU KETIDAKJUJURAN AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI NEGERI DI BANDARLAMPUNG: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Oleh LAEINA DESTIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ANALISIS PERILAKU KETIDAKJUJURAN AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI NEGERI DI BANDARLAMPUNG: APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

(Skripsi)

Oleh LAEINA DESTIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Rumusan dan Batasan Masalah ... 6

1.2.1 Rumusan Masalah ... 6

1.2.2 Batasan Masalah ... 6

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.3.2.1Manfaat Teoritis ... 7

1.3.2.2Manfaat Praktis ... 7

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1Deskripsi Teori ... 8

2.1.1 Ketidakjujuran Akademik ... 8

2.1.2 Theory of Planned Behavior ... 10

2.1.3 Teori Dua Faktor (Herzberg) ... 11

2.2Kerangka Pikir ... 12

2.3Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ... 12

2.3.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.3.2 Pengembangan Hipotesis ... 15

2.3.2.1Pengembangan Hipotesis Sikap ... 15

2.3.2.2Pengembangan Hipotesis Norma Subjektif ... 16

(6)

III. METODE PENELITIAN

3.1Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

3.1.1 Populasi Penelitian ... 20

3.1.2 Sampel Penelitian... 21

3.2Jenis dan Sumber Data ... 22

3.3Variabel Penelitian ... 22

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5Definisi Operasional Variabel ... 24

3.6Metode Analisis Data ... 25

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 26

3.6.2 Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran) ... 26

3.6.2.1Uji Validitas ... 27

3.6.2.2Uji Reliabilitas ... 27

3.6.3 Evaluasi Inner Model (Model Strukural) ... 27

3.7Pengujian Hipotesis ... 28

3.8Analisis Jalur (Path Analysis) ... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Analisis Deskriptif Data dan Responden ... 30

4.1.1 Analisis Variabel Sikap... 31

4.1.2 Analisis Variabel Norma Subjektif ... 32

4.1.3 Analisis Variabel Persepsian Kendali Perilaku... 33

4.1.4 Analisis Variabel Niat ... 34

4.1.5 Analisis Variabel Perilaku ... 35

4.2Studi Pendahuluan ... 37

4.2.1 Uji Validitas ... 38

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 43

4.3Studi Asli ... 44

4.3.1 Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran) ... 44

4.3.1.1Uji Validitas ... 44

4.3.1.2Uji Reliabilitas ... 50

4.3.2 Evaluasi Inner Model (Model Strukural) ... 51

4.4Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 53

4.4.1 Pengujian Hipotesis ... 53

4.4.2 Pembahasan... 56

4.5Analisis Jalur (Path Analysis) ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 62

(7)

5.3Keterbatasan Penelitian ... 64 5.4Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Data Hasil Jawaban Responden Lampiran 3 Uji Validitas

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1 ... 30

Tabel 4.1.2 ... 31

Tabel 4.1.3 ... 32

Tabel 4.1.4 ... 33

Tabel 4.1.5 ... 34

Tabel 4.1.6 ... 35

Tabel 4.1.7 ... 36

Tabel 4.2.1 ... 38

Tabel 4.2.2 ... 38

Tabel 4.2.3 ... 40

Tabel 4.2.4 ... 41

Tabel 4.2.5 ... 42

Tabel 4.2.6 ... 42

Tabel 4.2.7 ... 43

Tabel 4.3.1 ... 44

Tabel 4.3.2 ... 46

Tabel 4.3.3 ... 47

Tabel 4.3.4 ... 49

(10)

Tabel 4.3.6 ... 50

Tabel 4.3.7 ... 51

Tabel 4.3.8 ... 52

Tabel 4.3.9 ... 52

(11)
(12)
(13)

MOTO

“Don’t judge me by my successes, judge me by how many times i fell down

and got back up again”

(Nelson Mandela)

“Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan

dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah”

(Nabi Muhammad SAW)

“You have to be at your strongest when you are feeling at your weakest”

(14)
(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kotabumi pada tanggal 17 Desember 1993. Penulis merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Bapak Salbani dan Ibu Darma Tafsiah.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 6 Kotabumi pada tahun 2005 dan melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 23 Bandarlampung dan lulus pada tahun 2008. Penulis menempuh jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas pada SMA Negeri 12

Bandarlampung dan lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi LK Economic English Club (EEC) dan dipercaya menjadi Bendahara Umum EEC periode 2013/2014. Penulis juga merupakan anggota aktif dan terpilih sebagai Manager of Talent

Management AIESEC Unila periode 2014/2015. Penulis merupakan penerima

(16)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur ku panjatkan kepada Tuhan semesta alam, Allah SWT atas karunia melimpah yang diberikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Alhamdulillah atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku

Ketidakjujuran Akademik pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri di Bandarlampung: Aplikasi Theory of Planned Behavior sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

(17)

4. Ibu Dr. Susi Sarumpaet, S.E., MBA., Akt., selaku Pembimbing Utama atas kesediannya memberikan bimbingan dan masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Sc., Akt., selaku Pembimbing Pendamping yang selalu bersedia untuk membimbing dengan sabar dan memberikan saran, nasihat, dukungan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Reni Oktavia, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik. Terimakasih

atas waktu, saran, dan pendampingan yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa S1 Akuntansi FEB Unila.

7. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, terima kasih banyak atas semua ilmu dan pelajaran yang telah diberikan. 8. Papa dan Mama tercinta, Bapak H. Salbani Hamdan dan Ibu Hi. Darma

Tafsiah yang selalu memberikan do’a, semangat, kasih sayang, dukungan

moral dan material, serta selalu memberikan yang terbaik bagi penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.

9. Kakak-kakakku tersayang, Cak Hardiansyah, Cek Laila Khoiro, Kacek Lutfi, yang telah memberikan motivasi dan do’a kepada penulis untuk

menyelesaikan kuliah.

10. Sahabatku tersayang, Asih, Adjeng, Ine, Fenya untuk canda, tawa, kebersamaan, dukungan, hiburan dikala senang dan sedihnya.

(18)

12. Sahabat terbaik, M. Faris Haqqani yang tidak pernah bosan memberi semangat dan menemaniku setiap saat.

13. Teman seperbimbinganku, Cinta, Vianna, Resti, Nisa, Arum untuk perjuangan bersama dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 14. Teman-teman akuntansi angkatan 2011, Yayas, Sherly, Yuni, Ayu, Nisa,

Riris, Hanny, Andueri, Maiza, Mutia, Lisna, Alya, Lely, Rara, Enyeng, Tito, Kuang, Rido, Rahmad, Billy, Alif, Deni, Ucok dan teman-teman

seperjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih kenangan baik selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

15. Keluarga besar Economic English Club, Presidium 13/14, Ega, Ayu, Anun, Oci, Yetti, Faris, Miw, Surya, Arif, Ses, Mirta, Sinta, Iwan, Ajie, Jojo, Baha, Ahmad, untuk pengalaman dan kebersamaannya selama setahun. Kakak-kakak dan Adik-adik EEC yang tidak bisa disebutkan satu persatu. In EEC We Believe, In English We Achieve.

16. The Mayonnaise, Azel, Dimas, Dirga, Dhissa, Dita, Anika, Sarah. Terimakasih untuk team work experience-nya. Keluarga besar AIESEC Universitas Lampung, Anun, Priska, Dinda, Mpit, Ucok, Abeng, Septian, Ria, Vandea, Rina, Saka, Sinta, Oci, Jaka, Alvin, Yezzie, Baok, Paula, Betty, Novita, Arini, Jupe, Juna, Atun, Tari, Kemas, Gilang, Bella, Sartika, Kak Bassma, Kak Asep, dan yang lainnya.

(19)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan peserta didik. Kecurangan, plagiarisme, dan bentuk lain dari perbuatan kecurangan akademik seperti ketersediaan hasil ujian siswa lain yang dapat digunakan sebagai sarana untuk berbuat curang adalah contoh nyata dari perilaku yang melanggar kebijakan integritas akademis (Stone et al., 2010).

Carpenter et al. (2006) menemukan bahwa lebih dari 96% mahasiswa teknik terbukti bahwa mereka terlibat paling sedikit satu perilaku yang didefinisikan sebagai kecurangan akademik atau perilaku tak etis selama proses perkuliahan. McCabe (2005) memperlihatkan bahwa berdasarkan pengumpulan data dari 18 ribu pelajar di 61 perguruan tinggi di Amerika dan Canada tingkat kecurangan dan penjiplakan mencapai 70%. Kasus kecurangan juga terjadi di Indonesia pada Ujian Nasional yang baru saja dilaksanakan pada 13 April sampai 15 April 2015.

(21)

2

beli kunci jawaban UN dengan harga mencapai Rp 14 juta. Selain di Jawa Timur, di DKI Jakarta pun terjadi jual beli kunci jawaban antara Rp 14 juta hingga Rp 21 juta. Para siswa dikoordinasi untuk mengumpulkan uang masing-masing berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu (sumber: nasional.tempo.co). Tentu saja hal ini menjadi permasalahan yang sangat memprihatinkan di lingkungan pendidikan.

Fenomena ketidakjujuran akademik telah meninggalkan ruang untuk banyak perdebatan di kalangan mahasiswa, khususnya untuk mahasiswa akuntansi. Dikarenakan mahasiswa akuntansi akan menjadi seorang profesional yang selalu menjunjung tinggi kejujuran dan integritas. Haswell et al. (1999) menyatakan bahwa, "Mahasiswa akuntansi adalah generasi berikutnya dari profesional

akuntansi. Nilai-nilai yang mereka pegang sekarang kemungkinan akan terbawa ke kehidupan profesional kecuali diubah oleh paparan dunia nyata dengan budaya profesional”. Ini adalah masalah yang serius apabila mahasiswa akuntansi tidak

berkomitmen untuk berperilaku sesuai etika di universitas (Atmeh dan Kadash, 2008).

Penelitian berbasis teori diperlukan untuk mengembangkan pemahaman mengenai alasan yang mendasari ketidakjujuran akademik dan menentukan cara paling efektif untuk mengatasi persoalan ini (Stone et al., 2009). Theory of Planned Behavior (TPB) telah memberikan kerangka teori yang memadai untuk melakukan

(22)

3

TPB merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua faktor utama yaitu attitude toward the behavior dan subjective norm (Fishbein dan Ajzen, 1975), sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor yaitu perceived behavioral control (Ajzen, 1985). Telah banyak peneliti yang menggunakan Theory of

Planned Behavior (TPB) milik Ajzen (1985) sebagai acuan untuk mengukur

perilaku seseorang. Namun penelitian untuk mengukur perilaku kecurangan akademik masih terbatas. Penelitian pertama dari pengujian keakuratan TPB untuk memprediksi ketidakjujuran akademik dilakukan oleh Beck & Ajzen (1991). Beck dan Ajzen menggunakan TPB pada 146 mahasiswa psikologi untuk memprediksi perilaku mencuri atau mengutil, menyontek pada saat ujian, dan berbohong untuk keluar dari ujian atau tugas. Mereka melakukan dua tes, satu untuk model asli dan yang kedua untuk model modifikasi yang mencakup kewajiban moral, suatu variabel yang mereka percaya akan meningkatkan prediksi perilaku kesalahan. Hasilnya menunjukkan bahwa, dari tiga komponen TPB, perceived behavioral control (PBC) menjelaskan varians yang paling kuat dalam perilaku kecurangan

dan berbohong. Hasil tes kedua dengan menggunakan konstruk tambahan kewajiban moral, ditemukan bahwa variabel ini memberikan kontribusi sebesar 3% dalam menjelaskan niat dan perilaku. Kewajiban moral tampaknya

(23)

4

Model modifikasi dari Theory of Planned Behavior (TPB) milik Beck dan Ajzen (1991) telah digunakan oleh Harding et al. (2007) dalam penelitiannya yang dilakukan pada 3 lembaga akademis yang berbeda di Amerika Serikat dengan 527 siswa yang dipilih secara acak. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah faktor sikap, norma subjektif, dan kewajiban moral berpengaruh terhadap niat

berperilaku. Sedangkan faktor persepsian kendali perilaku tidak berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku sehingga menyarankan untuk dieliminasi dari model.

Penelitian mengenai ketidakjujuran akademik menggunakan TPB juga telah dilakukan di Indonesia, yaitu oleh Wibowo dkk. (2011). Penelitian ini dilakukan di Jepara, dengan responden sejumlah 96 mahasiswa program studi manajemen dan akuntansi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel TPB memberikan konfirmasi yang sesuai dengan teori bahwa sikap dan norma berpengaruh terhadap niat. Sedangkan persepsian kendali perilaku tidak

berpengaruh terhadap niat menyontek. Namun niat berpengaruh terhadap perilaku menyontek, konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beck dan Ajzen (1991).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Beck & Ajzen (1991), Harding et al. (2007), Wibowo dkk. (2011), terlihat bahwa hasil dari penelitian tersebut berbeda-beda. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui motivasi perilaku ketidakjujuran pada mahasiswa berbasis Theory of Planned Behavior. Selain itu penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa praktis

(24)

5

dalam menganalisis dan menerapkan kebijakan sebagai tindakan pencegahan untuk menangani perilaku ketidakjujuran akademik. Hal-hal tersebut yang kemudian menggelitik peneliti untuk melakukan penelitian ini.

Penelitian ini merupakan replikasi dari TPB murni yang menggunakan 3 konstruk untuk mengetahui niat (intention) seseorang untuk melakukan perilaku, yaitu sikap (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective norm), dan persepsian kendali perilaku (perceived behavioral control). Penelitian ini tidak hanya

mencakup niat (intention) tetapi juga perilaku (behavior) seseorang dalam melakukan ketidakjujuran akademik.

Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di kota Bandarlampung karena peneliti melihat banyak dari mahasiswa Bandarlampung yang merupakan penduduk pendatang dan berasal dari berbagai daerah. Artinya mahasiswa-mahasiswa ini memiliki karakteristik yang beragam, sehingga tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini akan berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya karena

keragaman sifat dan perilaku yang dimiliki oleh sampel penelitian ini.

(25)

6

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1) Apakah sikap (attitude toward the behavior) berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik?

2) Apakah norma subjektif (subjective norm) berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik?

3) Apakah persepsian kendali perilaku (perceived behavioral control) berpengaruh terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik? 4) Apakah niat (intention) menyontek berpengaruh terhadap perilaku ketidakjujuran akademik?

1.2.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar pembahasan ini tidak menyimpang sehingga penelitian ini dibatasi pada bagaimana ketiga konstruk yang ada di dalam TPB, yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsian kendali perilaku akan mempengaruhi niat mahasiswa akuntansi untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

(26)

7

perilaku ketidakjujuran akademik pada mahasiswa akuntansi.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Kontribusi atau manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memperluas ranah penelitian Theory of Planned Behavior (TPB) dengan menguji ketiga konstruknya dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik yang dilakukan mahasiswa akuntansi.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan Ketidakjujuran akademik (academic dishonesty). Ketidakjujuran akademik merupakan tindakan siswa yang mengakui perkerjaan orang lain sebagai

pekerjaannya sendiri (Jensen et al., 2002). Sedangkan Davis, Drinan dan Gallant (2009) mendefinisikan perilaku curang merupakan “Deceiving or depriving by trickery, defrauding misleading or fool another”. Kalimat tersebut jika dikaitkan

pada istilah kecurangan akademik menjadi suatu perbuatan yang dilakukan oleh siswa untuk menipu, mengaburkan atau mengecoh pengajar hingga pengajar berpikir bahwa pekerjaan akademik yang dikumpulkan adalah hasil pekerjaan siswa tersebut.

(28)

9

(E-Cheating) yang didefinisikan sebagai salah satu bentuk kecurangan dalam ujian

dengan menggunakan teknologi sebagai media dalam mencari jawaban soal ujian. Anitsal, Anitsal, dan Elmore (2009:19) menambahkan bahwa ada dua kategori ketidakjujuran akademik yaitu kecurangan akademik pasif dan kecurangan akademik aktif.

Dampak negatif akan dimiliki oleh setiap pelaku kecurangan akademik, baik individu maupun lembaga pendidikan. Siswa yang melakukan ketidakjujuran akademik juga memberikan kelemahan bagi siswa yang memiliki integritas akademik, saat proses pemilihan peluang kerja setelah menyelesaikan pendidikan di universitas (Bushweller, 1999, di Mason, 2006). IPK yang dimiliki oleh para pelaku ketidakjujuran akademik mahasiswa tidak valid meskipun bernilai tinggi. Untuk lembaga pendidikan, ketidakjujuran akademik dapat menyebabkan penurunan keandalan kualitas pendidikan pada lembaga di tengah-tengah pendidikan lainnya (Rangkuti, 2011). Selain itu, apabila tenaga pendidik

melakukan ketidakjujuran akademik maka hal itu mengakibatkan hasil penilaian pendidikan menjadi tidak valid.

Dampak negatif cheating sesungguhnya sangat sulit dilihat secara sepintas dalam waktu yang singkat, namun perlahan tapi pasti hal ini akan menyebabkan

(29)

10

2.1.2 Theory of Planned Behavior (TPB)

TPB (Ajzen, 1985) yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (TRA) (Fishbein & Ajzen, 1975) terdiri dari tiga variabel, yaitu

sikap, norma subjektif, dan persepsian kendali perilaku. Dalam faktor pertama yaitu konstruk sikap, Ajzen (1985) menyatakan bahwa orang yang percaya bahwa melakukan perilaku tertentu akan menyebabkan hasil (outcome evaluation) yang positif maka orang tersebut akan melakukan sikap yang menguntungkan ketika melakukan perilaku, sementara orang yang percaya bahwa melakukan perilaku akan mengakibatkan sebagian besar hasil negatif maka orang tersebut akan melakukan sikap yang tidak menguntungkan. Keyakinan yang mendasari seseorang bersikap terhadap perilaku disebut Behavioral Beliefs.

Kemudian faktor kedua penentu niat adalah persepsi orang dari tekanan sosial yang memaksa seseorang untuk melakukan perilaku yang bersangkutan, faktor ini disebut norma subjektif. Norma subjektif juga diasumsikan menjadi fungsi dari keyakinan (beliefs), tapi keyakinan dari jenis yang berbeda, seperti keyakinan seseorang tentang pikiran orang-orang atau grup tertentu bahwa ia harus atau tidak harus melakukan perilaku. Keyakinan ini disebut dengan normative beliefs.

Secara umum dapat dikatakan, seseorang yang percaya bahwa dengan siapa ia paling terbujuk dan termotivasi untuk harus melakukan perilaku tersebut (motivation to comply).

Konstruk ketiga yaitu persepsian kendali perilaku (perceived of behavioral control), dapat dilihat sebagai persepsi individu dalam hal seberapa mudah atau

(30)

11

juga menegaskan bahwa semakin kuat persepsian kendali perilaku (control belief strength) dan control beliefs power maka seseorang cenderung mengarah ke niat

yang tinggi untuk melakukan perilaku (Beck dan Ajzen, 1991).

Ketiga konstruk diatas dipercaya akan mempengaruhi niat seseorang untuk berperilaku. Niat (intention) didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku. Menurut Beck dan Ajzen (1991), tujuan utama dari TPB adalah untuk dapat memprediksi dan menjelaskan perilaku individu. Teori ini menunjukkan bahwa determinan perilaku adalah niat seseorang untuk melakukan (atau tidak melakukan) perilaku. Dalam studi lain, Ajzen dan Fishbein (1980)

mengemukakan bahwa niat mencakup faktor-faktor yang menyarankan bagaimana seseorang melakukan perilaku tertentu. Berdasarkan pemikiran ini, diharapkan semakin kuat niat seseorang, semakin besar kemungkinan untuk individu melakukan perilaku tertentu.

2.1.3 Teori Dua Faktor (Herzberg)

Herzberg (1959) mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsicmotivation dan faktor hygine

yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor pemuas yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene adalah determinan yang berasal dari luar diri seseorang atau faktor

(31)

12

Faktor hygiene mencegah seseorang untuk merasa tidak puas, namun kenyataan yang ada terkadang motivasi yang diberikan oleh manajemen kurang maksimal sehingga membuat seseorang merasa tidak puas, faktor ini yang dinamakan faktor ekstrinsik. Menurut Herzberg (1959), faktor yang dapat memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan adalah faktor pemuas (intrinsik). Tetapi apabila faktor hygiene diterapkan dengan maksimal faktor ini dapat membuat karyawan lebih

termotivasi.

2.2 Kerangka Pikir

Sumber: Beck dan Ajzen (1991)

2.3Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 2.3.1 Penelitian Terdahulu

No Nama dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian

Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Beck dan Ajzen

(1991)

Predicting Dishonest Actions Using the Theory of Planned Uji Reliabilitas Analisis Regresi Kontrol perilaku dirasakan menjelaskan varians yang Sikap (Attitude Toward

(32)

13

Behavior paling kuat

dalam perilaku kecurangan dan

berbohong 2 Harding, Mayhew,

Finelli, Carpenter (2007)

The Theory of Planned Behavior as a Model Academic Dishonesty in Engineering and Humanities Undergraduates Menggunak an desain cross-sectional Analisis faktor Analisis deskriptif Uji T Moral obligation, sikap, dan norma subjektif adalah prediktor yang signifikan terhadap niat dan berperilaku menyontek Perilaku yang dirasakan gagal untuk memprediksi niat dan berperilaku menyontek Perilaku di masa lalu merupakan prediktor yang signifikan terhadap niat menyontek Dalam variabel demografi, disiplin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat menyontek 3 Alleyne dan Phillips

(33)

14 among University Students in Barbados: An Extension to the Theory of Planned Behavior

Regresi dirasakan dan kewajiban moral adalah prediktor yang signifikan dari niat siswa untuk menyontek dan berbohong, dimana norma subjektif hanya memprediks i niat siswa untuk menyontek TPB lebih berhasil dalam memprediks i niat untuk menyontek dibandingka n niat untuk berbohong 4 Wibowo, Herlina,

dan Mulyani (2011)

(34)

15

Sikap pada menyontek memiliki pengaruh positif dan sangat signifikan Norma subjektif berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat

2.3.2 Pengembangan Hipotesis

2.3.2.1Pengembangan Hipotesis Sikap (Attitude toward behavior)

Sikap terhadap perilaku didefinisikan sebagai perasaan mendukung atau memihak (favorableness) atau perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorableness) terhadap suatu objek yang akan disikapi (Beck dan Ajzen, 1991). Perasaan ini timbul dari adanya evaluasi individual atas keyakinan terhadap hasil yang didapatkan dari perilaku tertentu tersebut (Ajzen,1985). Penelitian sebelumnya yaitu Beck dan Ajzen (1991), Simkin dan McLeod (2009), Alleyne dan Phillips (2011) menemukan bahwa sikap berpengaruh terhadap niat berperilaku dan merupakan prediktor yang signifikan dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik. Harding et al. (2007), Stone et al. (2009) menemukan bahwa sikap secara signifikan memprediksi perilaku kecurangan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Carpenter dan Reimers (2005) juga memberikan kepercayaan kepada aspek TPB, mereka menemukan korelasi kuat antara sikap dan niat perilaku. Dalam penelitian Wibowo dkk. (2011) juga mendukung bahwa sikap pada menyontek memiliki pengaruh positif dan sangat signifikan. Hal ini

(35)

16

maka akan menyuburkan niat untuk selalu menyontek.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa siswa telah berusaha untuk

menganggap benar praktek-praktek yang tidak etis. Beberapa alasan mereka antara lain yaitu tidak cukup waktu untuk mempersiapkan ujian, tekanan untuk

mendapatkan nilai yang baik, stres, pencegahan yang tidak efektif, dosen yang layak mendapatkannya, materi sulit dan kebencian terhadap sistem yang mendorong mereka untuk itu (Haswell et al., 1999; Harding et al., 2004; Davis et al., 1992). Dari beberapa penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menguji pengaruh sikap (attitude) terhadap niat berperilaku (intention). Adapun hipotesis

alternatifnya adalah :

H1: Sikap (attitude) berpengaruh positif terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik.

2.3.2.2 Pengembangan Hipotesis Norma Subjektif (Subjective Norm)

Norma subjektif lebih mengacu pada persepsi individu terhadap apakah individu tertentu atau grup tertentu setuju atau tidak setuju atas perilakunya, dan motivasi yang diberikan oleh mereka kepada individu untuk berperilaku tertentu. Individu atau grup tertentu tersebut dapat berasal dari orang terdekat, yang mencakup anggota keluarga dan teman-teman.

(36)

17

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara norma subjektif terhadap niat berperilaku.

Whitley (1998) dan Whitley dan Keith-Speigel (2002) menemukan bahwa siswa lebih mungkin untuk terlibat dalam kecurangan dalam kasus di mana mereka merasa bahwa norma-norma sosial (orang lain yang signifikan dan rekan-rekan) akan mendukung praktek. Chapman et. al. (2004) menemukan bahwa siswa lebih mungkin untuk menipu jika mereka merasa bahwa rekan-rekan melakukan hal itu. Carpenter dan Reimers (2005) menemukan bukti yang mendukung peran norma subjektif berpengaruh dalam niat berperilaku. Dalam studi lain, Iyer dan Eastman (2008) menemukan bahwa hubungan yang lebih kuat terjadi antara penalaran etis dan ketidakjujuran akademik. Sebaliknya Wibowo dkk. (2011) menemukan bahwa norma subjektif berpengaruh negatif dan signifikan terhadap niat. Hal ini

menunjukkan bahwa orang-orang yang dekat dengan individu memiliki persepsi bahwa niat menyontek merupakan suatu hal yang buruk dan pelu dijauhi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh norma subjektif terhadap niat berperilaku. Adapun pengembangan hipotesisnya adalah :

H2: Norma subjektif (subjective norm) berpengaruh positif terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik.

2.3.2.3 Pengembangan Hipotesis Persepsian Kendali Perilaku (Perceived Behavioral Control)

(37)

18

dan Keith-Speigel (2002) melaporkan bahwa siswa yang menganggap diri mereka memiliki kontrol yang lebih (efektivitas atau persepsi kemudahan) berkaitan dengan kecurangan, lebih mungkin untuk melakukannya. Stone et al. (2007, 2009) menemukan dukungan empiris pada PBC sebagai prediktor yang signifikan dan mempengaruhi niat untuk menipu. Sebaliknya, Harding et al. (2007) menemukan bahwa PBC tidak signifikan berhubungan dengan niat atau perilaku dalam hal ketidakjujuran akademik. Selain itu menurut Wibowo dkk. (2011) kontrol perilaku dirasakan hanya memiliki pengaruh terhadap niat namun tidak berpengaruh

terhadap perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku menyontek yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan perbuatan yang sudah direncanakan sebelumnya, bukan karena persepsinya pada kemudahan atau kesulitan menyontek.

Beberapa penelitian lain juga menunjukkan hubungan signifikan antara persepsian kendali perilaku terhadap niat berperilaku. Penelitian tersebut

dilakukan oleh Stone et al. (2010) dan Alleyne dan Phillips (2011). Dari beberapa penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk menguji hubungan antara persepsian kendali perilaku terhadap niat berperilaku. Adapun pengembangan hipotesisnya adalah :

H3: Persepsian kendali perilaku (perceived behavioral control)

berpengaruh positif terhadap niat melakukan perilaku ketidakjujuran akademik.

2.3.2.4 Pengembangan Hipotesis Niat (Intention)

(38)

19

atau kegiatan nyata yang dilakukan individu. Beck dan Ajzen (1991) mendefinisikan niat sebagai indikasi seberapa keras orang bersedia untuk mencoba, atau berapa banyak dari upaya yang mereka rencanakan untuk

berusaha, dalam rangka untuk melakukan perilaku. Semakin kuat niat seseorang maka cenderung akan melakukan perilaku yang ada (Alleyne dan Phillips, 2011).

Selain itu adapun sebuah gagasan yang ditulis Beck & Ajzen (1991), “perilaku

di masa lalu adalah prediktor terbaik dari perilaku di masa depan”. Faktor ini

tetap tidak berubah, perilaku juga tetap stabil dari waktu ke waktu. Maka perilaku di masa lalu dapat menjadi faktor seseorang mempunyai niat untuk melakukan perilaku di masa yang akan datang.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk menguji hubungan niat terhadap perilaku ketidakjujuran akademik. Adapun selanjutnya pengembangan hipotesisnya adalah:

(39)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Ikhsan, 2008). Populasi penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Bandarlampung, antara lain Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung.

Universitas Lampung Jumlah Mahasiswa

Angkatan 2012 120

Angkatan 2013 112

Angkatan 2014 133

Politeknik Negeri Lampung

Angkatan 2013 60

Angkatan 2014 55

Jumlah 480

(40)

21

3.1.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut (Ikhsan, 2008). Mengingat besarnya jumlah populasi pada penelitian ini, maka pengambilan sampel dilakukan dengan metode purpossive sampling dengan populasi berstrata. Purpossive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu atau disebut juga dengan penarikan sampel bertujuan (Ikhsan 2008). Kriteria yang ditetapkan yakni:

1. Mahasiswa yang dijadikan responden adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Bandarlampung (Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung).

2. Responden merupakan mahasiswa angkatan pertama (2014), angkatan kedua (2013), angkatan ketiga (2012) untuk mahasiswa akuntansi Universitas Lampung. Sedangkan untuk Politeknik Negeri Lampung hanya mahasiswa angkatan pertama (2014) dan kedua (2013) saja, dikarenakan mahasiswa akuntansi di universitas ini berstatus Diploma 3. Adapun alasan pengambilan sampel diatas karena mahasiswa angkatan tersebut masih berstatus aktif dan mempunyai jadwal perkuliahan yang cukup padat.

Sevilla et al. (1960:182) mengemukakan bahwa untuk menghitung besarnya ukuran sampel dapat dilakukan dengan teknik Slovin dengan rumus:

(41)

22

Keterangan:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persentase kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (e=0,1 atau 10%).

n = 480

1 + 480.(10%)2 n = 82,75 = 83 orang

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 responden. Adapun pembagian sampel dilakukan secara berstrata, berikut perhitungannya:

Unila Polinela

2012 120/480 x 83 = 21

2013 112/480 x 83 = 19 60/480 x 83 = 10

2014 133/480 x 83 = 23 55/480 x 83 = 10

Total 63 20

Jumlah responden 63 + 20 = 83 responden

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Ikhsan (2008), data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama.

3.3 Variabel Penelitian

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas adalah tipe variabel yang

(42)

23

2002). Pada penelitian ini variabel independennya adalah sikap (attitude toward the behavior), norma subjektif (subjective norm), dan persepsian

kendali perilaku (perceived behavioral control).

2. Variabel Intervening atau Variabel Mediasi adalah variabel yang secara teori mempengaruhi fenomena yang diobservasi (variabel dependen), yang efeknya harus diinferensi melalui efek hubungan antara vaiabel independen dengan fenomenanya (variabel dependennya) (Jogiyanto, 2012). Pada penelitian ini variabel interveningnya adalah niat (intention).

3. Variabel Dependen atau Variabel Terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro & Supomo : 2002). Variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku ketidakjujuran akademik (academic dishonesty).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara mendistribusikan kuesioner secara langsung pada responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, yang mana merupakan metode untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Indriantoro & Supomo, 2002).

(43)

24

bertujuan untuk mengurangi permasalahan responden dalam menjawab

pertanyaan atas kuesioner yang akan berdampak terhadap tinggi rendahnya tingkat responsi responden. Studi pendahuluan yang pertama mengenai tata bahasa, karena referensi peneliti merupakan kuesioner asli dengan menggunakan bahasa inggris, maka dari itu perlu dilakukan penerjemahan secara tepat dan tidak menimbulkan kerancuan. Studi pendahuluan kedua yaitu melakukan pilot test yang bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat validitas dan reliabilitas atas kuesioner tersebut.

Dalam penelitian ini kuesioner didistribusikan secara langsung kepada responden atau meminta bantuan dari salah satu anggota untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner. Selain itu penyebaran kuesioner juga menggunakan teknologi internet dengan cara menyebarkan google doc form yang disusun berdasarkan instrumen kuesioner.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Dalam mendefinisikan dan mengukur variabel penelitian ini, peneliti

menggabungkan dua penelitian sebelumnya, yaitu Stone et al. (2010) dan Harding et al. (2007). Adapun alasan peneliti tidak mengadopsi operasional variabel dari Beck dan Ajzen (1991) karena pertanyaan-pertanyaan pada instrumen tersebut kurang mewakili dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik.

Sikap (Attitude Toward The Behavior) didefinisikan sebagai keyakinan

(44)

25

Stone et al. (2010). Norma Subjektif (Subjective Norm) didefinisikan sebagai keyakinan seseorang tentang pikiran orang-orang atau grup tertentu bahwa ia harus atau tidak harus melakukan perilaku menyontek dan variabel ini diukur dengan 8 item pertanyaan yang diadopsi dari Harding et al.(2007). Persepsian Kendali Perilaku (Perceived Behavioral Control) didefinisikan sebagai persepsi individu dalam hal seberapa mudah atau menantang untuk melakukan perilaku menyontek dan variabel ini diukur dengan 4 item pertanyaan yang diadopsi dari Harding et al. (2007). Niat (Intention) didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan perilaku menyontek dan variabel ini diukur dengan 5 item pertanyaan yang diadopsi dari Harding et al. (2007). Perilaku (Behavior) didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan individu dan variabel ini diukur dengan 10 item pertanyaan yang diadopsi dari Stone et al. (2010).

Skala yang digunakan dalam operasional variabel sikap, norma subjektif, persepsian kendali perilaku, dan niat ini yaitu skala likert sangat tidak setuju (dikonversi menjadi angka 1) sampai sangat setuju (dikonversi menjadi angka 5). Sedangkan untuk variabel perilaku digunakan skala likert tidak pernah (dikonversi menjadi angka 1) sampai sangat sering (dikonversi menjadi angka 5).

3.6 Metode Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dan smart PLS sebagai softwarenya. PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari

(45)

26

berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian yang kecil, adanya data yang hilang (missing value), dan

multikolonieritas. Selain itu PLS adalah analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian (variance) yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pegukuran sekaligus pengujian model struktural. Model struktural tersebut menunjukkan hubungan antara konstruk independen dan konstruk dependen. Model pengukuran menunjukkan hubungan (nilai loading) antara indikator dengan konstruk (variabel laten).

Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) sebagai alat analisis yang dianggap tepat untuk menguji variabel dalam penelitian ini. Dikarenakan PLS mampu mempertimbangkan semua arah koefisien secara bersamaan untuk

memungkinkan analisis langsung, tidak langsung, dan hubungan palsu yang tidak dimiliki oleh analisis regresi (Birkinshaw et. al., 1995).

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah deskripsi modus, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum dari setiap variabel.

3.6.2 Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran)

(46)

27

3.6.2.1 Uji Validitas

1. Convergent Validity, dikatakan baik jika memiliki factor loading > 0,7, akan tetapi interpretasi nilai factor loading > 0,55 juga dapat dikatakan valid. Selain itu, nilai AVE lebih besar dari 0,5 sangat direkomendasikan (Yamin dan Kurniawan, 2009).

2. Discriminant Validity, dinilai dengan dua metode yaitu metode Fornell- Larcker yaitu membandingkan square roots atas AVE dengan korelasi

vertical laten (Fornell dan Larcker, 1981), dan metode Cross-loading

menyatakan bahwa semua item harus lebih besar dari konstruk lainnya (Al-Gahtani et. al., 2007).

3.6.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach Alpha dan Composite Reliability. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai cronbach alpha dan composite reliability lebih dari 0,8 (Yamin dan Kurniawan, 2009). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pernyataan pada setiap variabel dengan skor total.

3.6.3 Evaluasi Inner Model (Model Struktural)

Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient of

(47)

28

1. Coefficient of Determination (R2)

Teknik pengukuran ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa konstruk endogen diuji untuk menguatkan hubungan antara konstruk eksogen dengan mengevaluasi R2. R2 berfungsi untuk mengukur hubungan antara variabel laten terhadap total varians. Sebagaimana yang dikatakan dalam penelitian sebelumnya, nilai R2 dengan variabel endogen diatas 0,1 adalah yang dapat diterima (Chenhall, 2004).

2. Path Coefficient (β)

Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar konstruk adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur

boostrap dengan 500 penggantian (e.g. Hartmann & Slapnicar, 2009). Dapat dikatakan jika antar konstruk memiliki hubungan yang kuat apabila nilai path coefficients lebih dari 0,100 (Urbach & Ahlemann, 2010). Serta hubungan antara variabel laten dikatakan signifikan jika path coefficients ada pada level 0,050 (Urbach & Ahlemann, 2010).

3.7 Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil path coeffecient dengan tabel. Hipotesis dikatakan signifikan apabila T-hitung > T-tabel atau ≥ 1,96 pada derajat kebebasan 5% (Yamin dan

Kurniawan, 2009).

3.8 Analisis Jalur (Path Analysis)

(48)

29

(49)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian pada mahasiswa akuntansi Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Lampung dengan media kuesioner dan dilakukan pengujian hipotesis secara statistik, maka hasil penelitian dan pembahasan menyimpulkan bahwa:

1. Penelitian ini menguji model Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai alat untuk memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ketidakjujuran akademik yang terjadi di kalangan mahasiswa Jurusan Akuntansi. Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), perilaku ketidakjujuran akademik

dipengaruhi oleh niat (intention), sedangkan niat (intention) dipengaruhi oleh sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), dan persepsian kendali perilaku (perceived behavioral control).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik. Artinya individu paham akan konsekuensi yang diambil ketika ia harus menyontek atau tidak.

(50)

63

akademik. Pandangan lingkungan sekitar terhadap perilaku ketidakjujuran akademik yang akan dilakukan oleh mahasiswa memiliki peran penting dalam mempengaruhi keputusan untuk melakukan atau tidak perilaku tersebut. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsian kendali perilaku tidak berpengaruh positif terhadap niat mahasiswa untuk melakukan perilaku ketidakjujuran akademik. Kemudahan atau kesulitan yang dihadapi individu ketika memutuskan untuk melakukan suatu perilaku tidak berpengaruh terhadap niat berperilaku individu tersebut.

5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku ketidakjujuran akademik pada mahasiswa. Semakin tinggi niat mahasiswa semakin tinggi pula perilaku ketidakjujuran akademik yang dilakukan.

6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel niat merupakan partial mediated karena terdapat pengaruh langsung antara sikap dan norma subjektif terhadap variabel perilaku. Sedangkan variabel persepsian kendali perilaku tidak

memiliki pengaruh langsung terhadap variabel perilaku, artinya niat merupakan fully mediated terhadap variabel persepsian kendali perilaku.

5.2 Implikasi Penelitian

Secara umum, penelitian ini mengkonfirmasi berlakunya Theory of Planned Behavior dalam memprediksi perilaku ketidakjujuran akademik. Namun tidak

(51)

64

Dari hasil pengolahan data, konstruk sikap merupakan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap niat berperilaku apabila dibandingkan dengan kedua faktor lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa apabila mahasiswa merasa mendapat manfaat ketika melakukan ketidakjujuran akademik, maka ia akan menyuburkan niatnya untuk selalu berperilaku seperti itu.

Hasil penelitian diharapkan juga dapat memberikan kontribusi praktis bagi pihak akademik agar memperhatikan kembali faktor sikap dan norma subjektif dalam menganalisis dan menerapkan kebijakan sebagai tindakan pencegahan untuk menangani perilaku ketidakjujuran akademik. Langkah awal yang dapat dilakukan yaitu menciptakan lingkungan sosial yang positif, tidak hanya dari pihak akademik dan tenaga pengajar, namun juga mahasiswa.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel dalam penelitian ini hanya pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Bandarlampung, sehingga hasilnya kurang dapat mencirikan karakteristik mahasiswa Jurusan Akuntansi di Bandarlampung.

2. Penelitian ini hanya menerapkan metode survei melalui kuesioner tanpa adanya wawancara secara langsung, sehingga kesimpulan yang dikemukakan hanya berdasarkan pada data yang terkumpul melalui instrumen secara tertulis dari responden penelitian.

(52)

65

usia, dan penyebutan kata-kata menyontek, sehingga besar kemungkinan terdapat bias pengukuran pada data yang diolah.

5.4 Saran

Dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya agar:

1. Memperluas keragaman sampel penelitian dengan melibatkan mahasiswa akuntansi di tempat lain.

2. Untuk mendapatkan informasi yang lebih kaya, penelitian selanjutnya dapat melakukan triangulation dengan menggunakan metode wawancara atau focus group discussion.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. 1985. From intentions to actions: A Theory of Planned Behavior. In J. Kuhl & J. Beckman (Eds.), Action-Control: From Cognition to Behavior (pp. 11-39). Heidelberg, Germany: Springer.

Ajzen, I., & Fishbein, M. 1980. Understanding Attitudes And Predicting Social Behavior. Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Al-Gahtani, S. S., Hubona, G. S., & Wang, J. 2007. Information Technology (IT) in Saudi Arabia: Culture and The Acceptance and Use of IT. Information & Management, 44 (8): 681-691.

Alleyne, P and K. Phillips. 2011. Exploring Academic Dishonesty Among University Students in Barbados: An Estension to the Theory of Planned Behavior. J. Acad Ethics (9), 323-338. Springers Science, Business Media B.V 2011.

Anitsal, I., Anitsal, M. M., & R. Elmore. 2009. Academic Dishonesty and Intention to Cheat: A Model on Active Versus Passive Academic Dishonesty as Perceived by Business Students. Academy of Educational Leadership Journal, Volume 13 (2).

Atmeh, M. & Al‐Khadash, H. 2008. Factors Affecting Cheating Behavior Among Accounting Students (Using the Theory of Planned Behavior). Journal of Accounting, Business and Management, 15, 109‐125.

Beck, L., & Ajzen, I. 1991. Predicting Dishonest Actions Using The Theory Of Planned Behavior. Journal of Research in Personality, 25, 285-301.

Birkinshaw, J., Morison, A., and Hulland, J. 1995. Structural and Competitive Determinants of a Global Integration Strategy. Strategic Management Journal, 16 (8): 637-655

Carpenter, T. D., & Reimers, J. L. 2005. Unethical and Fraudulent Financial Reporting: Applying The Theory of Planned Behavior. Journal of

Business Ethics, 60, 115–129.

(54)

Passow, H. J. (2006). Engineering Students : Perceptions of and Attitudes Towards Cheating. Journal of Engineering Education, 95(3), 181‐194.

Chapman, K. J., Davis, R., Toy, D., & Wright, L. 2004. Academic Integrity in The Business School Environment: I’ll Get By With A Little Help From My Friends. Journal of Marketing Education, 26(3), 236–249.

Chenhall, R. H. 2004. The Role of Cognitive and Affective Conflict in Early Implementation of Activity-Bast Cost Management. Behavioral Research in Accounting, Vol. 16. pp. 19-44.

Davis, S. F., Grover, C. A., Becker, A. H., & McGregor, L. N. 1992. Academic Dishonesty: Prevalence, Determinants, Techniques, And Punishments. Teaching of Psychology, 19 (1), 16–20.

Davis, S. F. Drinan, P. F. Gallant, T. B. 2009.Cheating in School : What We Know and What We Can Do. Chicester : Wiley Blackwell.

Eastman, J.K., R. Iyer & T. H Reisenwitzs. 2008. The Impact of Unethical Reasoning on Different Types Of Academic Dishonesty: An Exploratory Study. Journal of College Teaching & Learning. Volume 5, number 12.

Fishbein, M., & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction To Theory And Research. Reading: Addison Wesley.

Fornell, C., dan Larcker, S. 1981. Evaluating Structural Equation Models with Unobservable Variable and Measurement Error. Journal of Shop Production,Vol.19, No. 3, hal. 187-193.

Ghozali, Imam, 2006. Structural Equation Modeling : Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang : Badan Penerbit Undip.

Hanseler, J. dan M. Sarstedt. 2012. Goodness-of-Fit Indicies for Partial Least Squares Path Modeling. Computer Station, Vol. 28. pp. 565-580.

Harding, T.S., Matthew J. Mayhew, Cynthia J. Finelli & Donald D. Carpenter. 2007. The Theory of Planned Behavior as a Model of Academic Dishonesty in Engineering and Humanities Undergraduates. Ethics & Behavior, 17:3, 255-279.

Hartono, J. M. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris. Edisi 1, BPFE, Yogyakarta.

(55)

UK. Teaching Business Ethics, 3, 211–239.

Herzberg. 1959. The Motivation to Work. New York: John Willey and Sons.

Ikhsan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan, Edisi Pertama. Yogyakarta – Graha Ilmu.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta: Anggota IKAPI.

Iyer, R., & Eastman, J. K. 2006. Academic Dishonesty: Are Business Students Different From Other College Students?. Journal of

Education For Business, 82(2), 101–110.

Iyer, R., & Eastman, J. K. 2008. The Impact of Unethical Reasoning on Academic Dishonesty: Exploring The Moderating Effect of Social Desirability. Marketing Education Review, 18(2), 21–33.

Jensen, L. Arnett., Jeffrey J. Arnett., S. Shirley Feldman. 2002. It’s Wrong, But Everybody Does It: Academic Dishonesty among High School and College Students. Contemporary Educational Psychology 27, 209–228. Available online at http://www.idealibrary.com.

Jogiyanto, H. M dan W. Abdillah. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE.UGM

Jogiyanto. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman, Edisi lima. BPFE-Yogyakarta:Anggota IKAPI.

Mason, K. 2006. Student Integrity. The Business Review, 6(1). 297-300. McCabe, D.L. 2005. Promoting Academic Integrity in Business Schools.

Paper Presented at Professional Development Workshop. Academy Of Management Conference. Hawaii, 6 August.

McCabe, D. L., Butterfield, K. D., & Trevino, L. K. 2006. Academic

Dishonesty In Graduate Business Programs: Prevalence, Causes And Proposed Actions. The Academy of Management Learning and

Education, 5, 294–306.

Rangkuti, A. A. 2011. Academic Cheating Behaviour Of Accounting Students: A Case Study In Jakarta State University. In Educational integrity: Culture and values. Proceedings 5th Asia Pacific

(56)

Sevilla, Consuelo G., et al. 2007. Research Methods. Rex Printing Company. Quezon City.

Simkin, M. G., & McLeod, A. 2010. Why Do College Students Cheat? Journal of Business Ethics 94, 441-453. http://doi.org/gb4

Stone, T. H., Jawahar, I., & Kisamore, J. 2007. Predicting Academic Dishonesty: Theory Of Planned Behavior and Personality. ASAC 2007. Ottawa, Ontario.

Stone, T., Jahawar, I., & Kisamore, J. 2009. Using The Theory of Planned Behaviour and Cheating Justifications to Predict Academic

Misconduct. Career Development International, 14(3), 221–241.

Stone, T. H., Jawahar, I., & Kisamore, J. 2010. Predicting Academic Misconduct Intentions and Behavior Using the Theory of Planned Behavior and Personality. Basic and Applied Social Psychology, 32:1,35-45. http://dx.doi.org/10.1080/01973530903539895

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfa Beta.

Urbach, N., & Ahlemann. F. 2010. Structural Equation Modeling in

Information Systems Research Using Partial Least Squares. Journal of Information Technology Theory and Application, 11(2): 5-39.

Whitley, J., B.E. and P. Keith-Spiegel. 2002. Academic Dishonesty: An Educator's Guide. Mahwah, NJ, Lawrence Erlbaum Associates. Whitley, B. E. 1998. Factors Associated with Cheating among College

Students: A Review. Research in Higher Education, 39, 235–274. Wibowo, Purwo A., Herlina, Dyna dan Mulyani, Sri. 2011. Pengujian Theory

of Planned Behavior sebagai Model Prediksi Perilaku Menyontek Mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Psikologi (SEMPSI). Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Yamin, Sofyan dan Kurniawan Heri. 2009. Structural Equation Modeling: Belajar Lebih Mudah Teknik Analisis Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS. Jakarta: Salemba Infotek.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga yang dilakukan oleh PKBM Assolahiyah untuk meningkatkan ekonomi keluarga dengan mendirikan unit kerja yaitu kelompok usaha dan pemberdayaan ekonomi

Pemberian berbagai kombinasi pakan alami dan buatan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan spesifik pada larva ikan jelawat

Hilda Rusiana, M.Hum sebagai Team Leader untuk membentuk sebuah tim yang terdiri atas wakil-wakil dosen bahasa Inggris dari tiap jurusan untuk

Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa information quality berpengaruh signifikan terhadap trust dan repurchase intention, maka para mitra kuliner

Untuk memudahkan mengamati bagian-bagian bunga yang terdiri dari tangkai bunga ( pedicellus ), dasar bunga ( receptaculum ), kelopak ( calyx ), mahkota

Dari sisi internal tercermin dari belum memadainya laporan kebutuhan manajemen yang disebabkan oleh proses penatausahaan (perencanaan, pendaftaran, pendataan, penetapan,

Pengukuran terhadap perubahan kecepatan rambat gelombang akan lebih mudah dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk dapat merambat pada

Tabel 3.2: Analisa Tipe Produk Aspek Penilaian Simple Press Tool Compound Press Tool Progressive Press Tool Gambar Produk Keunggulan  Dapat melakukan proses pengerjaan