TUGAS AKHIR
PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
Oleh :
T. DINDRA MELISSA 112102087
PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : T. DINDRA MELISSA
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NIM : 112102087
JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PENERAPAN METODE PENYUSUTAN
AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
Tanggal : 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
NIP. 19510425 198203 1 002 Drs. H. Hotmal Ja’far, M.M, Ak
Tanggal : 2014 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi
NIP . 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA
Tanggal : 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
NIP. 19560407 198002 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
NAMA : T. DINDRA MELISSA
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 112102087
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
Medan, 2014
112102087
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT.
Shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasullullah SAW. Atas rahmat dan
karunia-Nya, saya selaku penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik. Dengan tujuan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi Diploma III AkuntansiUniversitas
Sumatera Utara.
Adapun penyusunan tugas akhir ini berdasarkan dengan apa yang telah penulis
lakukan dan dapatkan selama penelitian di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
yang berada di JalanTanjungMorawa Km. 16,5 Medan. Dengan mengangkat judul
“Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Pada PT. Perkebunan
Nusantara II (Persero)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan
dengan baik tanpa ada bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang terlibat:
1. Bapak Bhatara Moeda Nasution selaku Direktur Utama PT. Perkebunan
2. Bapak Bambang Sutrisno selaku Kepala Bagian SDM PT. Perkebunan
Nusantara II.
3. Bapak H. Suhendri S.E. M.M selaku Kepala Bagian Akuntansi PT.
Perkebunan Nusantara II.
4. Bapak E. Sitorus, M.Si., selaku Ka. Urusan Pelaporan Manajemen
Akuntansi dan Bapak Imam Wahdan selaku Ka. Urusan Aktiva Tetap dan
Barang-Barang.
5. Bapak Nuriman Alamsyah, Bapak ST. Panjaitan, M.Si.,Ak, dan Bapak
Miando Pulungan selaku pembimbing penulis selama penelitian sehingga
dapat terselesaikannya tugas akhir ini.
6. Bapak Hudri, Bapak Armada, Bapak Munir, Bapak Sunarto, Ibu Zakia
Gustin, Bapak Binsar dan Bapak Ihsan.
7. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
8. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE. MAcc, Ak selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Sumatera Utara.
9. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
10.Bapak Drs, Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
11.Bapak Drs. H. Hotmal Ja’far, M.M, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan tempat untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
12.Yang teristimewa ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis
yang telah banyak memberikan pelajaran dan memberikan doa, dukungan
baik moril maupun materil. Untuk Abang dan Adik Perempuan penulis
yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat kepada penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
13.Seluruh teman-teman penulis di D-III Akuntansi 2011 khususnya rekan
penulis Tiara Reizsa Adhitya yang telah banyak membantu penulis dalam
pengerjaan tugas akhir dan melaksanakan penelitian hingga terselesainya
tugas akhir ini. Juga Fauzi Abdillah, dan Azwardhi Yurnalis yang juga
menjadi teman dalam melaksanakan penelitian ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah
banyak memberikan arahan, pembelajaran, dan pengalaman yang tidak ternilai.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam tugas akhir ini. Setiap
hal yang saya dapatkan akan menjadi bekal saya di masa mendatang
Medan, Juli 2014
Penulis
T. Dindra Melissa
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang masalah ... 1
B. RumusanMasalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Rencana Penulisan ... 4
1. Jadwal Survey/Observasi ... 4
2. Rencana Isi ... 4
BAB II. PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara II ... 6
B. StrukturOrganisasi PT. Perkebunan Nusantara II ... 10
C. Job Description ... 11
D. Jaringan Usaha/Kegiatan ... 17
E. Kinerja Terkini ... 21
BAB III. PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
A. Pengertian Aktiva Tetap ... 25
B. Klasifikasi Aktiva Tetap ... 26
C. Perolehan Aktiva Tetap ... 29
D.Penyusutan Aktiva Tetap ... 31
1. Pengertian Penyusutan ... 31
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Menentukan Biaya Penyusutan ... 32
3. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 34
E. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap ... 40
F. Analisis dan Evaluasi ... 40
BABIV. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 46
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel I.1 Jadwal Penelitian dan Penyusutan Tugas Akhir ... 4
Tabel II.1 Job Description PT. Perkebunan Nusantara II ... 11
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar II.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara II ... 9
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh
peningkatan laba setiap tahunnya. Untuk itu diperlukan adanya metode
penilaian dan pencatatan yang tepat yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
rangka mengelola segala aktivitas perusahaan.Selain itu tujuan perusahaan
adalah memperoleh laba yang optimal atas investasi yang ditanamkan oleh
perusahaan.Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap.Aktiva
tetap adalah aktiva yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi
perusahaan lebih dari satu periode akuntansi.
Perusahaan menggunakan berbagai macam aktiva tetap, seperti peralatan,
perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, tanaman dan tanah.Aktiva tetap
tersebut merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena terlihat secara
fisik.Aktiva yang dimiliki dan digunakan oleh suatu perusahaan tidak
dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal. Untuk
mencapai tujuan perusahaan tersebut, diperlukan pengelolaan yang efektif
dan kebutuhan yang tepat dalam penggunaan, pemeliharaan, serta
pencatatannya. Aktiva tetap memiliki peranan yang sangat besar ditinjau dari
segi fungsinya. Dari segi jumlah dana yang diinvestasikan diperlukan dana
yang besar, disamping pembuatannya yang memerlukan waktu yang cukup
Dengan berlalunya waktu, nilai ekonomis suatu aktiva tetap tersebut harus
dibebankan secara tepat dan salah satu caranya adalah dengan menggunakan
metode penyusutan.Untuk itu perlu diketahui apakah metode penyusutan yang
diterapkan oleh perusahaan telah menurun dengan berlalunya waktu atau
menurunnya manfaat yang diberikan oleh aktiva tetap tersebut.
Perusahaan harus mampu menerapkan metode penyusutan yang tepat pada
aktiva tertentu, metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi
biaya penyusutan yang berbeda. Oleh sebab itu, metode penyusutan aktiva
tetap harus ditentukan secara tepat, agar biaya penyusutan yang dibebankan
dapat mencerminkan kewajaran nilai aktiva tetap pada neraca.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) adalah perusahaan yang bergerak
di bidang perkebunan dengan beberapa komoditi seperti kelapa sawit, tebu,
karet, dan tembakau. Permasalahan yang dihadapi terlihat pada kerugian PT.
Perkebunan Nusantara II (Persero) yang timbul karena adanya penggarapan
lahan, pengrusakan tanaman produktif dan pembongkaran bangunan yang
dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab atau karena
adanya bencana alam, maka dari itu penghapusan aktiva tetap harus dilakukan
meskipun aktiva tetap tersebut masih memiliki nilai masa manfaat.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis melakukan penelitian
di PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) dengan meneliti segala sesuatu yang
berhubungan dengan analisis penyusutan metode penyusutan aktiva tetap
“Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
Metode apakah yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) dalam menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap?
Apakah metode penyusutan tersebut telah sesuai dengan standar
akuntansi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode apa yang
digunakan oleh perusahaan dalam menentukan besarnya penyusutan aktiva
tetap, dan apakah metode penyusutan tersebut telah sesuai dengan standar
akuntansi.
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi:
Bagi Penulis, untuk memahami berbagai metode penyusutan yang diterapkan
oleh perusahaan serta menambah pengetahuan dan wawasan.
Bagi Perusahaan, untuk dapat menjadi sumbangan penulisan berupa saran bagi
pihak manajemen dan sebagai bahan evaluasi aktiva tetap yang selama ini
Bagi Pembaca, sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan menambah
pengetahuan serta bahan kepustakaan.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survey/Observasi
Penelitian dilakukan di satu perusahaan yaitu PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) Tanjung Morawa.
Tabel I.1
Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir
NO Kegiatan Juni 2014 Juli 2014
I II III IV I II III 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir
2 Pengajuan Judul
3 Permohonan Izin Riset
4 Penunjukan Dosen Pembimbing
5 Pengumpulan Data
6 Penyusunan Tugas Akhir
7 Bimbingan Tugas akhir
8 Penyelesaian Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Bab ini merupakan bab permulaan yang menguraikan mengenai
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta rencana penulisan akan dijelaskan mengenai
jadwal penelitian dan rencana isi.
BAB II : PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
Bab ini menjelaskan gambaran umum dari perusahaan meliputi
sejarah ringkas PT. Perkebunan Nusantara II (Persero), struktur
organisasi PT. Perkebunan Nusantara II (Persero), job
description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja terkini
danrencanausaha/kegiatan.
BAB III : PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
BERWUJUD PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
(PERSERO)
Bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian aktiva tetap,
klasifikasi aktiva tetap, perolehanaktiva tetap, penyusutan aktiva
tetap, pengertian penyusutan meliputi faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam menentukan biaya penyusutan, metode
penyusutan aktiva tetap, penghentian dan pelepasan aktiva tetap
serta analisis dan evaluasi berdasarkan penelitian.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang
berisikan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan
BAB II
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara II
Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan II yang bergerak dibidang Pertanian
dan Perkebunan didirikan dengan Akte Notaris G.H.S Loemban Tobing SH
Nomor 12 tanggal 5 April 1976 yang diperbaiki dengan Akte Nomor 54
tanggal 21 Desember 1976, dan Pengesahan Menteri Kehakiman dengan Surat
Keputusan No. Y.A 5/43/8 tanggal 28 Januari 1977 dan telah diumumkan
dalam Lembaran Negara Nomor 52 tahun 1978 sebagai tambahan Berita
Negara RI No. 6 tanggal 20 Januari 1978 yang telah didaftarkan kepada
Pengadilan Negeri Tingkat I Medan tanggal 19 Pebruari 1977 Nomor
10/1977PT.Perseroan Terbatas ini bernama: Perusahaan Perseroan (Persero)
PT. Perkebunan II, disingkat ‘PT. Perkebunan II’ merupakan perubahan
bentuk dan gabungan dari PN. Perkebunan II dan PN. Perkebunan Sawit
Seberang.
Pendirian Perusahaan ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1969 Peraturan Pemerintah
Nomor 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 tahun 1975. Mulai tahun 1984 menurut Keputusan
Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Akte Pendirian tersebut diatas
telah dirobah dan diterangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah Nomor 94
tanggal 8 Maret 1985 dengan persetujuan Menteri Kehakiman No.
C2-5013-HT.0104 tahun 1985 tanggal 14 Agustus 1985.Sesuai dengan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 20-12-1990 Akte tersebut mengalami
perobahan kembali dengan Akte Notaris Imas Fatimah No. 2 tanggal 1 April
1991 dengan persetujuan Menteri Kehakiman No.C2-4939-HT.01.04 TH-91
tanggal 20 September 1991.
Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1996, kembali diadakan reorganisasi
berdasarkan Wilayah kerja, dimana PT. Perkebunan II (Persero) yang
didirikan dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing, SH No. 6 tanggal 1
April 1974 & PT. Perkebunan IX yang didirikan dengan Akte Notaris Ahmad
Bajumi, SH No. 100 tanggal 18 September 1983, dilebur dan digabungkan
menjadi satu dengan nama PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) yang
dibentuk dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH Nomor 35 tertanggal 11
Maret 1996, kemudian diperbarui dengan Akte Notaris Sri Rahayu Prasetyo,
SH No. 7 tanggal 08 Oktober 2002. Anggaran Dasar ini direvisi kembali
dengan Akte Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH. No.33
tanggal 13 Agustus 2008.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1996 tentang peleburan PT. Perkebunan II dan PT. Perkebunan IX menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara II tanggal 14
Februari 1996 bahwa terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, PT. Perkebunan
Nusantara II telah didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH No.35
dengan Akte Notaris Sri Rahayu Prasetyo, SH. No.7 tanggal 08 Oktober
2002.Anggaran Dasar ini direvisi kembali dengan Akte Notaris Nur
Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, SH. No.33 tanggal 13 Agustus 2008.
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) mengelola budidaya Kelapa Sawit,
Karet, Tembakau dan Tebu. Perusahaan mengelompokkan unit usaha dalam
Distrik Unit Usaha dan unit Pengembangan. Distrik Usaha yang dikelola
terdiri atas : Distrik Tanaman Tahunan Rayon Utara, Distrik Tanaman
Tahunan Rayon Selatan, Distrik Tanaman Tebu, Distrik Tanaman Tembakau
dan Distrik Rumah Sakit. Sedangkan pengelompokan Kebun Pengembangan
adalah : Kebun Arso dan Prafi didaerah Papua. Masing-masing Distrik Unit
Usaha (DUU) dipimpin oleh 1 (satu) orang Manajer sementara Kebun
Pengembangan dipimpin oleh masing-masing Manajer Kebun.
Pada tanggal 09 Juni 2009 PT Perkebunan Nusantara II ( Persero)
melakukan kerja sama dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holding
BHD. (KLK. PH) untuk mendirikan Perusahaan patungan (PT LNK),
selanjutnya pada tanggal 01 Juli 2009 PTP Nusantara II (Persero) melakukan
kerja sama operasi (KSO) dengan PT. LNK untuk mengelola Distrik Rayon
Tengah ( 5 unit usaha kebun termasuk 2 pabrik kelapa sawit di dalamnya).
Saat ini perusahaan mengelola sendiri 35 unit usaha ( termasuk 6 unit
Pabrik Kelapa Sawit, 2 unit Pabrik Gula (PG), 2 unit Pabrik Karet, 3 unit
Tembakau Deli (BPTD), dan 1 unit Riset dan Pengembangan Tebu (Risbang
Tebu).
Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo PT. Perkebunan Nusantara II
Visi, Misi, & Nilai Budaya PT. Perkebunan Nusantara II
Visi
Dari perusahaan perkebunan menjadi perusahaan multi usaha berdaya saing
tinggi
Misi
Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya usaha, memberikan kontribusi
optimal, menjaga kelestarian dan pertambahan nilai
Nilai Budaya
B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara II
C. Job Description
Dewan Komisaris
Sesuai dengan Akte Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa SH No. 33
tanggal 13 Agustus 2008 pasal 15, Dewan Komisaris bertugas:
a. Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam
melaksanakan pengurusan perseroan.
Dir.SDM / UMUM Dir.Pemasaran/
b. Memberi Nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
c. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sesuai dengan surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan II No.
II.0/KPTS/R.121/IX2007 tanggal 25 September 2007, maka ditetapkan Bagan
Organisasi dan fungsi sebagai berikut:
Tabel 2.1 Job Description PT. Perkebunan Nusantara II
Bagian Uraian Kegiatan
Direktur Utama Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
Direktur Produksi Bertanggung jawab kedalam kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan
Komisaris yang mengelola bidang Tanaman,
produksi, Teknik dan Teknologi Tanaman,
Pengolahan Tanaman Tahunan dan sarana
lainnya yang berkaitan dengan fungsinya.
Direktur Keuangan Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris,
Keuangan dan Akuntansi.
Direktur SDM/Umum Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama, keluar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris,
yang mengelola bidang pembinaan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia,
masalah hubungan antar kerja dan sosial
umum.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Bertanggung jawab kedalam kepada Direktur
Utama, keluar kepada Rapat Umum
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
yang mengelola bidang tanaman semusim,
Teknik dan Teknologi Tanaman Semusim,
pemasaran dan pengembangan.
Bagian Sekretariat Berfungsi sebagai pembantu Direksi di bidang-bidang yang berhubungan
administrasi Sekretariat Direksi dan masalah
Protokol serta Humas.
Bagian Satuan Pengawasan Intern
Membantu Direktur Utama dalam
mengadakan penilaian atas sistem
pengendalian pengelolaan (manajemen) dan
pelaksanaannya di bidang-bidang Tanaman,
Umum, Pemasaran dan Pengadaan dan
memberikan saran-saran perbaikan
Bagian Perencanaan & Pengkajian
Membantu melaksanakan penilaian atas
sistem pengendalian pengelolaan
(manajemen) dan pelaksanaannya di
bidang-bidang Tanaman, Teknik/Teknologi
Tanaman Semusim, Keuangan, Personalia &
Umum, Pemasaran & Pengadaan dan
memberikan saran-saran perbaikannya.
Bagian Tanaman Membantu Direktur Produksi dalam menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan,
yang berhubungan dengan produksi,
pemelihraan, investasi tanaman serta
peremajaan, rehabilitasi, konversi,
diversifikasi, pupuk, bahan pertanian dari
gudang ke lapangan dan hasil tanaman ke
pabrik kebun Tanaman Tahunan.
Bagian Pengembangan Membantu Direksi dalam melaksanakan pengembangan di bidang tanaman.
Bagian Pembiayaan Membantu Direksi dalam menyelenggarakan pengadaan sumber dan penggunaan dana
Akuntansi Keuangan, Akuntansi
Manajemen, Administrasi Kantor Direksi
Verifikasi/Inspeksi, Teknologi dan Informasi
dan kelengkapan pendukung.
Bagian Pengadaan Membantu Direksi dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pengadaan
barang-barang lokal maupun import.
Bagian Pemasaran Membantu Direksi dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang
berhubungan dengan pemasaran komoditi
primair yang meliputi Kelapa Sawit, Karet,
Tembakau, dan Tebu.
Bagian Sumber Daya Manusia
Membantu Direksi melaksanakan
fungsi-fungsi Manajemen yang mencakup kegiatan
Administrasi Karyawan, pension Karyawan
dan pemenuhan social dan kesejahteraan
serta hubungan antar kerja.
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam pengembangan Sumber Daya Manusia
yang mencakup kegiatan pendidikan dan
latihan, keselamatan dan kesehatan kerja dan
pelayanan kesehatan.
berhubungan dengan masalah umum Rumah
Tangga Kantor Direksi.
Bagian Hukum dan Pertanahan
Membantu Direktur SDM/Umum dalam
melaksanakan masalah Hukum dan Agraria.
Bagian Teknik & Pengolahan Tanaman Semusim
Membantu Direktur RenBang dalam
melaksanakan pekerjaan Tanaman Semusim
yang berhubungan dengan
mesin-mesin/instalasi listrik, traksi dan dinas
sipil/bangunan. Melaksanakan pekerjaan
yang berhubungan dengan pengolahan,
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
dalam melaksanakan sistem dan prosedur
yang dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu produksi dan kinerja
lingkungan.
Bagian Teknik& Pengolahan Tanaman Tahunan
Membantu Direktur Produksi dalam
melaksanakan pekerjaan Tanaman Tahunan
yang berhubungan dengan
mesin-mesin/instalasi listrik, traksi dan dinas
sipil/bangunan.
Kebun/Dinas Merupakan aparat/alat perusahaan untuk menghasilkan komoditi Kelapa Sawit, Karet,
mencapai tujuan perusahaan.
D. Jaringan Usaha/Kegiatan
PTPN II mengusahakan komoditi Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Gula dan
Tembakau.Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 85.988,92 ha,
karet 10.608,47 ha dan kakao seluas 1.981,96 ha.Selain penanaman komoditi
pada areal sendiri plus inti, PTPN II juga mengelola areal plasma milik petani
seluas 22.460,50 ha untuk tanaman kelapa sawit.Disamping itu PTPN II juga
mengelola tanaman musiman yaitu tanaman tebu dan tembakau.Tanaman tebu
lahan kering ditanam pada areal seluas 13.226,48 ha.
Lokasi kebun, pabrik dan unit perusahaan
Berikut lokasi kebun perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) Tanjung Morawa :
1. Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau terletak di Kabupaten Deli
Serdang
2. Kebun Melati terletak di Kabupaten Sergei
3. Kebun Patumbak terletak di Kabupaten Deli Serdang
4. Kebun Bandar Klippa terletak di Kabupaten Deli Serdang
5. Kebun Limau Mungkur terletak di Kabupaten Deli Serdang
6. Kebun Sawit Hulu Utara terletak di Kabupaten Langkat
7. Kebun Sawit Hulu Selatan terletak di Kabupaten Langkat
8. Kebun Sei Musam terletak di Kabupaten Langkat
10. Kebun Sawit Seberang terletak di Kabupaten Langkat
11. Kebun Babalan terletak di Kabupaten Langkat
12. Kebun Batang Serangan terletak di Kabupaten Langkat
13. Kebun Air Tenang terletak di Kabupaten Langkat
14. Kebun Tandem terletak di Kabupaten Langkat
15. Kebun Bulu Cina terletak di Kabupaten Deli Serdang
16. Kebun Klumpang terletak di Kabupaten Deli Serdang
17. Kebun Helvetia terletak di Kabupaten Deli Serdang
18. Kebun Sampali terletak di Kabupaten Deli Serdang
19. Kebun Sei Semayang terletak di Kabupaten Deli Serdang
20. Kebun Kwala Madu terletak di Kabupaten Langkat
21. Kebun Kwala Bingei terletak di Kabupaten Langkat
22. Kebun Tandem Hilir terletak di Kabupaten Langkat
23. Kebun Tanjung Jati terletak di Kabupaten Langkat
24. Kebun Prafi terletak di Provinsi Papua Barat
25. Kebun Arso terletak di Kabupaten Papua
Berikut lokasi pabrik perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II
(Persero) Tanjung Morawa :
1. Pabrik Gula Sei Semayang terletak di Kabupaten Deli Serdang
2. Pabrik Gula Kwala Madu terletak di Kabupaten Langkat
Berikut lokasi unit usaha perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II
1.Rumah Sakit GL Tobing terletak di Kabupaten Deli Serdang
2.. Rumah Sakit Bangkatan terletak di Kotamadya Binjai
3. Rumah Sakit Tanjung Selamat terletak di Kabupaten Langkat
4. Balai Penelitian Tembakau Deli terletak di Kabupaten Deli Serdang
5. Riset/Pengembanagn Tebu terletak di Kabupaten Deli Serdang
6. Bengkel Pusat terletak di Kabupaten Deli Serdang
Operasional perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak di sektor perkebunan merupaka hasil penggabungan
dari PT.Perkebunan II (Persero) dan PT.Perkebunan IX (Persero) berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 07/1996 tentang konsolidasi
PT. Perkebunan Lingkup BUMN. Didirikan berdasarkan Akte Notaris Harun
Kamil,S.H. No. 35 tanggal 11 Maret 1996 dan diperbaharui dengan Akte
Notaris Sri Rahayu H. Prasetyo,S.H. No. 07 tanggal 8 Oktober 2002, yang
disahkan oleh Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. C-20859.HT.01.04 TH 2002 tanggal 25 Oktober
2002.
Wilayah perkebunan tersebar di Sumatera Utara dan Papua, terdiri dari
perkebunan kelapa sawit, perkebunan tebu, perkebunan tembakau, perkebunan
karet dan kebun bibit kakao.
Untuk mengahadapi tantangan bisnis global, maka PTPN II kedepan akan
terfokus terhadap pengelolaan bisnis perkebunan dan bisnis non perkebunan
perkebunan melalui Agro Wisata, Agro Bisnis, dan Agro Industri. Seluruh
unit usaha diintegrasikan dalam beberapa Strategic Business Unit yaitu 5
Distrik Perkebunan, 1 Distrik Rumah Sakit, 2 Unit Penelitian, dan 1 Unit
Bengkel.
Areal yang dimiliki oleh PT.Perkebunan Nusantara II (Persero) tersebar di
wilayah Sumatera Utara dan Papua, total luas areal 112.625,11 Ha, pada
sebaran wilayah Sumatera Utara seluas 107.104,59 Ha dan wilayah Papua
seluas 5.520,52 Ha.Untuk mendukung kegiatan usaha, perusahaan
membangun pabrik/unit pengolahan berupa Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet
Kering, Pabrik Crumb Rubber, Pabrik Lateks dan Pabrik Gula dengan
kapasitas terpasang sebagai berikut :
Sarana Pabrik/Pengolahan
6 Unit Pabrik Kelapa Sawit :
2 Unit Pabrik RSS
2 Unit Pabrik Gula
Kapasitas Terpasang
Pabrik Kelapa Sawit : 280 Ton TBS/Jam :
Pabrik RSS : 19 Ton KK/Hari
Pabrik Gula : 8.000 Ton TCD/Hari
Kapasitas Terpakai
Pabrik Kelapa Sawit : 177,33 Ton TBS/Jam :
Pabrik RSS : 4,98 Ton KK/Hari
E. Kinerja Terkini
Secara umum pencapaian kinerja perusahaan Tahun 2013 dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Perhitungan Laba/ Rugi
Tahun 2013 Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp .100.166 juta
atau dibawah RKAP sebesar Rp 134.344 juta dan dibawah Real Tahun
2012 sebesar Rp 131.439 juta.
2. Neraca
Total asset Tahun 2013 sebesar Rp 3.320.286 juta dibanding dengan
RKAP 2013 sebesarRp 3.394.703 juta berada dibawah RKAP sebesar Rp
74.417 juta (2,19%) dan dibanding dengan Realisasi Tahun 2012 Rp.
2.765.252 juta berada diatas sebesar Rp 554.034 juta (20,07%), hal ini
terutama disebabkan bertambahnya aktiva tetap karena pertambahan
investasi.
3. Pemasaran
Secara keseluruhan kuantum penjualan perkomoditi Tahun 2013 berada
dibawah RKAP tahun 2013 kecuali Gula dan Tetes dan bila dibanding
Real Tahun 2012 secara umum berada diatas kecuali Karet dan
Tetes.Nilai Penjualan untuk Ekspor dan Lokal Tahun 2013 adalah
sebesar Rp. 1.548.668 juta, berada dibawah RKAP sebesar Rp. 295.120
juta (16,01%), dan berada diatas Real Tahun 2012 sebesar Rp. 61.426
juta (4,13%)
1. Pelepasan Kebun Prafi (Papua Barat)
PTPN II akan melanjutkan proses penghapusbukuan dan pelepasan aset
Kebun Prafi, Sehubungan dengan telah diperolehnya Surat Persetujuan
Menteri BUMNNo.S-30/MBU/2014 tanggal 28 Januari 2014.
2. Pendirian anak perusahaan PT. Rumah Sakit
Sesuai dengan Undang-undang Kesehatan no. 44 tahun 2009, bahwasanya
semua rumah sakit diharuskan berbadan hukum sendiri, maka PTPN II
sedang melakukan proses pendirian anak perusahaan Rumah Sakit yang
akan diselesaikan diawal tahun 2014.
3. Pengelolaan Kebun Barumun dengan pola KSO
Pengelolaan Kebun Barumun untuk tahun 2013 dilaksanakan dengan pola
KSO sembari mempersiapkan kajian pemberdayaan aset terbaik untuk
Kebun Barumun ini.Dengan pola KSO ini maka Kebun Barumun tidak
lagi memberikan kontribusi kerugian kepada PTPN II.
4. Kota Deli Megapolitan Proyek (Eks. NSPV)
Pelaksanaan Tender/proses seleksi Mitra Strategis untuk proyek Kota Deli
Megapolitan telah disetujui oleh Pemegang Saham sesuai surat
No.S-652/MBU/2011 tanggal 6 Desember 2011 dan PTPN II telah memulai
proses seleksi dengan membuat Iklan di 7 Harian Nasional pada tanggal
15 Desember 2011 yang lalu, kegiatan seleksi telah dilaksanakan di tahun
5. Optimalisasi Aset Eks. RS. Tembakau Deli dan Eks. Kantor Helvetia
Rencana optimalisasi aset eks.RS.Tembakau Deli dan Eks. Kantor
Helvetia untuk memperbaiki struktur keuangan perusahaan akan
diteruskan ditahun 2014, dengan menyusun pola pengelolaan yang
BAB III
PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADAPT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)
A. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan
untuk dijual serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut (Muyadi, 2008:591) Aktiva tetap adalah kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih
dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan,
bukan untuk dijual kembali.
Definisi aktiva tetap berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (2011:16:2) paragraf 06 adalah:
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Sedangkan menurut Warren et.al (2008:440) aktiva tetap adalah aktiva
yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan
untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal.
Maka dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap adalah barang-barang
kegiatan operasional, memiliki masa manfaat yang relatif lama namun
pada umumnya manfaat yang diberikan oleh aktiva tetap akan semakin
menurun dan diakhir masa manfaat harus diganti kecuali masa manfaat
yang diberikan oleh tanah. Dan pada umumnya aktiva tetap memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun atau lebih dari satu periode akuntansi.
B. Klasifikasi Aktiva Tetap
Klasifikasi aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut,
antara lain:
a. Sudut substansi, aktiva tetap dapat dibagi:
1. Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti tanah, mesin, gedung
dan peralatan.
2. Intangible Assets atau aktiva tidak berwujud seperti, Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, goodwill, hak cipta dan copyright.
b. Sudut disusutkan atau tidaknya dapat dibagi:
1. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti,
gedung, perlatan, mesin, inventaris, jalan dan lain-lain.
2. Underpreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang tidak
dissusutkan seperti tanah.
Menurut Skousen et. al (2005:429) klasifikasi dari aktiva tetap adalah:
1. Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud memiliki bentuk fisik dan dengan
umum, yaitu memberi manfaat ekonomi pada masa mendatang
bagiperusahaan.
Aktiva tertentu yang dilaporkan didalam kategori ini adalah
sebagai berikut:
a) Tanah
Harta yang digunakan untuk tujuan usaha dan tidak dikenai
penyusutan, maka biaya yang dikenakan pada tanah merupakan biaya
yang secara langsung berhubungan dengan masa manfaat yang tidak
terbatas.
b) Perbaikan tanah
Peningkatan kegunaan dari tanah tersebut. Unsur-unsur dari perbaikan
tanah, seperti: pemetaan tanah, pengaspalan, pemagaran, saluran air,
dan lain-lain.
c) Bangunan
Digunakan untuk menempatkan operasi perusahaan. Baik berguna
untuk kantor, pabrik, maupun gudang yang digunakan untuk dalam
kegiatan utama perusahaan. Akan tetapi bangunan yang tidak
digunakan dalam kegiatan perusahaan yaitu bangunan yang belum jadi
(dalam tahap pembangunan) tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset
tetap.
d) Mesin dan peralatan
Aset yang digunakan perusahaan dalam proses produksi atau
e) Kendaraan
Aset yang digunakan sebagai alat transportasi atau sebagai penyedia
jasa dan lain-lain, seperti motor, mobil dan truk.
2. Aktiva Tak Berwujud
Aktiva tak berwujud didefinisikan sebagai aktiva yang tidak
memiliki bentuk fisik. Bukti adanya aktiva ini terdapat dalam bentuk
perjanjian, kontrak atau paten.
Aktiva tertentu yang dilaporkan didalam kategori ini adalah
sebagai berikut:
a) Paten
Suatu hak eksklusif yang memungkinkan seseorang penemu pencipta
untuk mengendalikan produksi, penjualan atau penggunaan dari suatu
temuan ciptaannya.
b) Merk Dagang
Suatu hak eksklusif yang mengizinkan suatu simbol, label, dan
rancangan khusus.
c) Hak Cipta
Suatu hak eksklusif yang mengizinkan seorang untuk menjual,
memberi izin atau mengendalikan pekerjaannya.
d) Goodwill
Memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan laba diatas laba
normal dengan aset yang dapat diidentifikasi.
Perusahaan memperoleh aktiva tetap dengan berbagai cara dan
memiliki pencatatan akuntansi yang berbeda-beda. Fokus permasalahan
dalam pencatatan perolehan aktiva tetap adalah penentuan harga perolehan
aktiva tetap.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, di mana
masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi harga perolehan (Sofyan
Syafri Harahap, 2006: 25)
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar
uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu dengan ditambah dengan
biaya-biaya lain sehubungan dengan pembelian aktiva itu, dikurangi
potongan harga yang diberikan, baik karena pembelian dalam partai
besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.
2. Pembelian Dengan Kontrak Jangka Panjang
Saat ini kebanyakan transaksi pembelian aktiva tetap dilakukan
dengan kredit jangka panjang. Sisa utang itu biasanya dibuktikan
melalui Notes, Surat berharga, Bukti utang hipotik dan lain-lain. Utang
ini biasanya dibayar dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan
pembayaran bunga.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan mengeluarkan saham/obligasi,
maka aktiva tetap itu harus dicatat sebesar harga pasar saham/obligasi
pada saat pembelian.
4. Aktiva Tetap dari Sumbangan
Ketika aktiva diperoleh melalui sumbangan, tidak ada biaya yang
dapat digunakan sebagai dasar perhitungannya. Meskipun pengeluaran
untuk mempeoleh aktiva biasanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan
nilai aktiva tersebut.
Aktiva ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak/perusahaan penilai
yang independen.
5. Aktiva Tetap yang Dibangun Sendiri
Kadang kala ada aktiva tetap dibuat dan dirakit sendiri oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Aktiva tetap dicatat pada harga
perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang terjadi untuk membuat
aktiva dan mempersiapkan aktiva tersebut untuk digunakan dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Perusahaan sering membangun sendiri aktiva yang dibutuhkannya.
Hal ini disebabkan oleh tiga hal yaitu:
1. Menekan biaya
2. Memanfaatkan fasilitas yang tidak terpakai
3. Keinginan untuk mendapatkan mutu yang lebih baik.
Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan
aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimiliki
pihak lain.
D. Penyusutan Aktiva Tetap
Semua aktiva tetap kecuali tanah akan rusak/usang. Untuk
beberapa aktiva tetap, kerusakan fisik dan aus menyebabkan penyusutan
dikarenakan aktiva tetap memiliki batasan masa manfaat. Berkurangnya
kapasitas atau kemampuan aktiva tetap maka nilai aktiva tersebut juga
akan berkurang dan perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya
penurunan nilai aktiva tetap berwujud disebut dengan penyusutan
(depreciation).
1. Pengertian Penyusutan
Pengertian penyusutan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) (2011:16:3) paragraf 06, yaitu:
“Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.”
Menurut dwi Martani, dkk (2012:313), menerangkan bahwa:
“Penyusutan adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk
menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periodemanfaat
dari aset tersebut.”
Ada faktor yang menyebabkan kenapa aktiva tetap harus
disusutkan yaitu:
1. Faktor fisik
Penyusutan dilakukan karena keadaan fisik aktiva tetap yang
semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal tersebut tidak dapat
dihindari meskipun perawatannya dilakukan dengan baik dan
teratur. Faktor fisik menyebabkan aktiva tetap mengalami aus dan
rusak karena pemakaiannya, bertambahnya umur dan karena
faktor lainnya.
2. Faktor fungsional
Aktiva tetap yang secara teknis/fisik masih berjalan belum tentu
dianggap memiliki umur fungsional, misalnya apabila produk
tersebut dianggap tidak laku atau sudah ketinggalan zaman.
Dalam proses perhitungan penyusutan ada tiga faktor yang harus
dipertimbangkan menurut Horngren (2006:469), yaitu:
a. Harga Perolehan
Harga perolehan suatu aktiva adalah jumlah keseluruhan biaya
yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap digunakan.
Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK) No. 16 Revisi
2011 paragraf 16 dan 17, menyatakan:
a1. Perolehan termasuk bea impor dan pajak yang tidak
boleh dikreditkan setelaah dikurangi diskon pembelian
dan potongan-potongan lain;
a2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan
intense manajemen;
a3.Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset
tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya
tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau
karena entitas menggunakan aset tersebut selama
periode tertentu untuk tujuan selain menghasilkan
persediaan.
b. Estimasi masa manfaat
Estimasi masa manfaat adalah lamanya periode manfaat/jasa yang
diharapkan dari aktiva tersebut. Masa manfaat dapat diungkapkan
dalam tahun, unit produksi, mil/kilometer atau pengukuran
lainnya.
c. Estimasi nilai sisa
Estimasi nilai sisa disebut juga nilai akhir (salvage) merupakan
jumlah kas yang diharapkan didapat dari aktiva tersebut saat
berakhir masa pemanfaatannya.
Terdapat beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan untuk
mempermudah penghitungan beban penyusutan menurutSofyan Syafri
Harahap (2006:56), metode-metode tersebut antara lain:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode garis lurus adalah metode depresiasi yang paling
sederhana dan paling sering digunakan.Dalam metode ini aktiva
tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu. Sehingga
beban penyusutannya dihitung rata.
Metode garis lurus menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga perolehan – nilai residu
Beban penyusutan =
Estimasi manfaat (dalam tahun)
Contoh: PT. ABC membeli mesin dengan harga Rp. 10.000.000
nilai residu ditaksir Rp. 500.000 umur penggunaannya ditaksir 5
tahun. Beban penyusutan per tahun adalah:
10.000.000 – 500.000
= = Rp. 1.900.000
5
Ayat jurnal untuk mencatat beban penyusutan setiap tahun adalah:
Dr. Beban penyusutan Rp. 1.900.000
Cr. Akumulasi penyusutan Rp. 1.900.000
Dalam metode ini beban penyusutan pada mulanya tinggi
dan selanjutnya semakin menurun. Beban penyusutan ini dihitung
dengan cara menjumlahkan semua angka (digit) umur aktiva itu
sebagai penyebut atau dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
[(n+1):2] x n (n adalah tahun)
Contoh : PT. XYZ membeli sebuah kendaraan pada tanggal 1
Januari 2010 seharga Rp. 150.000.000 dengan umur ekonomis 5
tahun dan nilai sisa Rp. 30.000.000. Maka jumlah angka tahunnya
yang digunakan adalah 15 [(5+1):2] x 5 dan pembilangnya adalah
umur ekonomis aktiva itu sendiri.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tahun 1 = 5/15 x (150.000.000-30.000.000)
= Rp. 20.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat beban penyusutan adalah:
Dr. Beban penyusutan Rp. 20.000.000
Cr. Akumulasi penyusutan Rp. 20.000.000
3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Dalam metode ini beban penyusutan dihitung dengan
persentase tertentu yang dihitung melalui rumus tertentu dan
dikalikan terhadap nilai buku. Maka beban penyusutan semakin
lama semakin menurun. Tarif penyusutannya 2 kali garis lurus.
Tarif penyusutan untuk aktiva 5 tahun akan menjadi 40% (dua kali
tarif garis lurus 20% x 2)
Beban penyusutan = tarif penyusutan x dasar penyusutan
Dasar penyusutan = nilai buku awal periode
Contoh: PT. Y membeli mesin Rp. 100.000.000dengan umur
ekonomis 5 tahun dan nilai sisa Rp. 10.000.000.
Maka penyusutan tahun ke- 1 akan dihitung sebagai berikut:
Beban penyusutan = 40% x Rp.100.000.000
= Rp. 40.000.000
Ayat jurnal beban penyusutan akhir tahun ke- 1 adalah:
Dr. Beban penyusutan Rp. 40.000.000
Cr. Akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000
Beban penyusutan tahun kedua = 40% x (Rp. 100.000.000 - Rp.
40.000.000)
= Rp.24.000.000
Ayat jurnal beban penyusutan akhir tahun ke-2 adalah:
Dr. Beban penyusutan Rp. 24.000.000
Cr. Akumulasi penyusutan Rp. 24.000.000
4. Metode jam jasa (service – hours method)
Metode ini beranggapan bahwa nilai aktiva tetap adalah
merupakan sejumlah jam produksi, sehingga taksiran umur aktiva
tetap itu tergantung pada jumlah jam kerja produksi yang
taksiran jam pemakaian merupakan tarif penyusutan untuk setiap
jam pemakaian aktiva tersebut.
Beban penyusutan periodik diperoleh dengan mengalikan
tarif tersebut dengan jam pemakaian aktiva pada periode
penyusutan yang bersangkutan.
Rumus untuk menentukan tarif penyusutan adalah:
Harga perolehan – nilai sisa
Tarif =
Estimasi jam kerja dalam jam
Contoh: PT. Z membeli mesin pada tanggal 1 januari 2005 dengan
harga Rp. 100.000.000 dengan estimasi jam kerja 2.000 jam dan
nilai sisa Rp. 10.000.000. Tarif penyusutan per jam adalah:
Rp. 100.000.000 – Rp. 10.000.000
Tarif =
2000 jam
= Rp. 45.000
Pemakaian mesin diasumsikan 200 jam pada tahun pertama, 500
jam pada tahun kedua, 300 jam pada tahun ketiga, 500 jam pada
tahun keempat, 400 jam pada tahun kelima dan 100 jam pada tahun
keenam. Maka beban penyusutan pada tahun ke-1 dapat dihitung
sebagai berikut:
200 jam x Rp. 45.000 = Rp. 9.000.000
Dr. Beban penyusutan Rp. 9.000.000
Cr. Akumulasi penyusutan Rp. 9.000.000
5. Metode unit produksi (productive output method)
Dalam metode unit produksi didasarkan pada asumsi bahwa
aktiva yang diperoleh untuk sejumlah jasa yang dihasilkan dalam
bentuk output atau produksi. Harga perolehan yang dapat
disusutkan dibagi dengan total estimasi output yang dihasilkan
akan diperoleh tarif penyusutan per unit output. Beban penyusutan
merupakan hasil perkalian antara jumlah output dengan tarif
penyusutan per unit output. Rumus perhitungan beban penyusutan
adalah sebagai berikut:
Harga perolehan – nilai sisa
Tarif penyusutan =
Estimasi total output
Beban penyusutan = tarif penyusutan x output yang dihasilkan
Contoh: PT. A membeli mesin pada tanggal 1 Januari 2005 dengan
harga Rp.10.000.000 dengan total produksi yang dihasilkan adalah
20.000 unit dan nilai sisa Rp. 1.000.000. Dengan demikian, tarif
penyusutan per unit dapat dihitung sebagai berikut:
Rp. 10.000.000 – Rp. 1.000.000
Tarif penyusutan =
20.000 unit
Diasumsikan mesin tersebut menghasilkan 3.000 unit ditahun
pertama, 8.000 unit ditahun kedua, 5.000 unit ditahun ketiga, dan
4.000 unit pada tahun keempat, maka beban penyusutan pada tahun
ke- 1 dapat dihitung sebagai berikut:
3.000 unit x Rp. 450 = Rp. 1.350.000
Ayat jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahun ke-1 adalah
sebagai berikut:
Dr. Beban penyusutan Rp. 1.350.000
Cr. Akumulasi penyusutan Rp. 1.350.000
E. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(2011:16:20) pararagraf 67, menyatakan:
“jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
(a) Dilepas; atau
(b) Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.”
Kemungkinan lain bagi aktiva tetap yang sudah tidak bermanfaat
adalah dihapuskan. Ini terjadi bila aktiva tetap tidak daapat dijual,
ditukarkan atau rusak. Apabila aktiva belum disusutkan secara penuh
maka akibat dari penghapusan ini adalah terjadinya kerugian. Diasumsikan
penghapusan peralatan maka ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
Dr. Akumulasi penyusutan xxx
Cr. Peralatan xxx
F. Analisis dan Evaluasi
PT. Perkebunan Nusantara II memperoleh aktiva tetap dengan cara
membeli/pengadaan melalui surat perjanjian jual beliataupun kontrak
dengan pihak tertentu (mitra kerja) baik dikantor pusat maupun di
unit/kebun.
Taksiran masa manfaat aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara
II terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel III.1
Masa manfaat aktiva tetap PT. Perkebunan Nusantara II
Kelompok Aktiva Tetap Umur Ekonomis
Bangunan Perusahaan
Permanen 20 tahun
Semi permanen 5 tahun
Bangunan rumah dinas
Permanen 20 tahun
Semi permanen 5 tahun
Mesin dan Instalasi 20 tahun
Jalan, jembatan dan saluran air
Permanen 16 tahun
Alat pengangkutan 5 tahun
Alat pertanian 5 tahun
Inventaris 5 tahun
Taksiran umur manfaat Tanaman Menghasilkan adalah sebagai berikut:
Jenis aset tanaman Umur manfaat
Kelapa sawit 25 tahun
Karet 25 tahun
PT. Perkebunan Nusantara II menggunakan metode garis lurus
(straight line method) dalam penghitungan beban penyusutan untuk Aktiva
Tetap Berwujud dan juga digunakan untuk menghitung penyusutan Tanaman
Menghasilkan (TM). Metode ini digunakan agar manfaat ekonomis yang
diharapkan dari aktiva tetap tersebut setiap periode sama sehingga
menghasilkan beban penyusutan yang jumlahnya sama disetiap periode.
Metode penyusutan aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara II
juga telah sesuai dengan Standar Akuntansi (PSAK no. 16) pada semua
golongan aktiva tetap kecuali tanah, perusahaan menggunakan metode garis
lurus dengan cara perhitungan nilai perolehan dikurangi nilai residu
kemudian dibagi dengan umur manfaat masing-masing aktiva dan dihitung
tetap secara konsisten dapat menghasilkan pembebanan yang tetap selama
PT. Perkebunan Nusantara II tidak langsung melakukan
penghapusan terhadap aktiva tetap yang sudah habis masa manfaatnya dan
sudah tidak lagi memberikan manfaat ekonomi dimasa depan, serta aktiva
tetap yang rusak karena ulah manusia dan bencana alam, apabila sudah tidak
terlihat bentuk fisiknya dan tidak diperbaharui tetapi mengusulkan
penghapusan aktiva terlebih dahulu. Laporan dari kebun untuk penghapusan
aktiva tetap diajukan kepada Direksi lalu diteruskan kepada Dewan
Komisaris dan diteruskan kepada Menteri melalui Dewan Komisaris, setelah
mendapat persetujuan Menteri maka masuk ke tahap pelaksaan penghapusan.
Selama menunggu keputusan untuk penghapusan aktiva tetap, harus disajikan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil riset serta pembahasan yang telah penulis
kemukakan pada bab-bab sebelumnya, mengenai penerapan metode
penyusutan aktiva tetap berwujud pada PT. Perkebunan Nusantara II,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktiva tetap yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara II terdiri dari
tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha pinjaman dari pemerintah,
bangunan permanen dan tanaman menghasilkan yang umur
ekonomisnya relatif panjang, alat pengangkutan, alat pertanian dan
inventaris yang relatif pendek.
2. PT. Perkebunan Nusantara II memperoleh aktiva tetap dengan cara
membeli/pengadaan melalui surat perjanjian jual beli ataupun
kontrak dengan pihak tertentu (mitra kerja) baik dikantor pusat
maupun di unit/kebun.
3. Metode penyusutan yang digunakan oleh PT. Perkebunan
Nusantara II, yaitu dengan menggunakan metode garis lurus
dengan cara perhitungan nilai perolehan dikurangi nilai residu
kemudian dibagi dengan umur manfaat masing-masing aktiva
tetap dan dihitung tetap secara konsisten juga telah sesuai dengan
4. PT. Perkebunan Nusantara II telah melakukan penghapusan/
penghentian aktiva tetap sesuai dengan Standar Akuntansi (PSAK
no. 16)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengemukakan beberapa
saran kepada PT. Perkebunan Nusantara II sebagai berikut:
1. Kebijakan akuntansi aktiva tetap pada PT. Perkebunan Nusantara II
telah sesuai dengan Standar Akuntansi (PSAK no. 16), perusahaan
diharapkan tetap konsisten dalam penerapan kebijakan akuntansi
aktiva tetap sesuai Standar Akuntansi serta mengikuti
perkembangan Standar Akuntansi Keuangan yang saat ini telah
mengadopsi sistem IFRS (International financial Reporting
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Martani., dkk. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.Buku
1. Jakarta: Salemba Empat
Harahap, Sofyan Syafri, (2006), Akuntansi Aktiva tetap : Akuntansi, Pajak,
Revaluasi, Leasing, Edisi Ketiga,Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada
Horngren, Harrison, Robinson. (2006). Akuntansi,Edisi Keenam, Jilid 1,
diterjemahkan oleh Barlian Muhamad. Indeks: Jakarta
Mulyadi, (2008).Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat. Jakarta:
Salemba Empat.
PT. Perkebunan Nusantara I-XIV (Persero) dan PT. Rajawali Nusantara
Indonesia.Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan Berbasis IFRS
Warren, Carl S, James M. Reeve and Philip E. Fess. (2008), Accounting
(Pengantar Akuntansi 1), Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Stice, Earl K., James D Stice., K Fred Skousen. 2005.Akuntansi Intermediate,
Edisi Kelima Belas, Buku Dua, diterjemahkan: Safrifa Rumondang
Paruliandan Ahmad maulana. Salemba Empat: Jakarta
staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-16.pdf (Diakses tanggal 16