• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode CART dan CHAID untuk menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa STAKPN Tarutung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode CART dan CHAID untuk menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa STAKPN Tarutung"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

METODE CART DAN CHAID UNTUK MENELUSURI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA STAKPN TARUTUNG

LIMMARTEN SIMATUPANG

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Metode CART dan CHAID untuk Menelusuri Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa STAKPN Tarutung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

Limmarten Simatupang

(4)

RINGKASAN

LIMMARTEN SIMATUPANG. Metode CART dan CHAID Untuk Menelusuri Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa STAKPN Tarutung. Dibimbing oleh BUDI SUSETYO dan INDAHWATI.

Prestasi belajar mahasiswa merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Oleh karena itu usaha peningkatan keberhasilan belajar dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, sementara faktor eksternal berasal dari luar diri mahasiswa. Faktor internal terdiri atas kesehatan, minat belajar, sikap belajar, dan religiusitas. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas lingkungan kampus dan lingkungan keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa di STAKPN Tarutung dengan menggunakan metode Classification and Regression Tree (CART) dan metode

Chi-Square Automatic Interaction Detection (CHAID). Metode CART dan

CHAID merupakan metode berstruktur pohon yang digunakan untuk melihat hubungan antara peubah respon dengan peubah penjelas yang mempengaruhinya. Prestasi belajar merupakan peubah respon pada penelitian ini yang diukur dengan nilai indeks prestasi (IP) mahasiswa. Metode CART digunakan apabila nilai indeks prestasi dijadikan sebagai data kontinu, sementara metode CHAID digunakan apabila nilai indeks prestasi dijadikan sebagai data ordinal. Sementara peubah penjelas yang dianalisis ada sebanyak 21 peubah yaitu asal SLTA, status SLTA, jurusan di SLTA, penyakit yang diderita, cacat tubuh, kesesuaian jurusan, jumlah saudara, pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan orang tua, jadwal belajar, lama waktu belajar, keaktifan mencari materi penunjang kuliah, keaktifan mengerjakan tugas kuliah, kondisi ruang perkuliahan, fasilitas dan sarana kuliah, dimensi ideologis religiusitas, dimensi ritualistik religiusitas, dimensi eksperiensial religiusitas, dimensi intelektual religiusitas dan dimensi konsekuensial religiusitas.

Objek dari penelitian ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung. Data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner berisikan daftar pertanyaan untuk mengetahui identitas diri, latar belakang pendidikan, kondisi kesehatan, kondisi keluarga, kondisi lingkungan kampus, sikap belajar, cara dan motivasi belajar, dan keadaan religiusitas dari responden. Sementara data sekunder berupa daftar nilai indeks prestasi (IP) responden yang diperoleh dari Bagian Akademik STAKPN Tarutung. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2013. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 176 orang.

(5)

Peubah pertama yang menyekat adalah jurusan SLTA. Mahasiswa yang berjumlah 176 orang disekat menjadi 2 kelompok berdasarkan jurusan SLTA. Mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA sebanyak 75 orang dan mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS dan Kejuruan sebanyak 101 orang. Kelompok mahasiswa jurusan IPA berkaitan dengan jumlah saudara. Peubah jumlah saudara menyekat kelompok mahasiswa lulusan IPA menjadi dua kelompok, yaitu mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara ≥3 orang sebanyak 59 orang dan mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara <3 orang sebanyak 16 orang. Kelompok mahasiswa jurusan IPS dan Kejuruan berkaitan dengan dimensi intelektual religiusitas. Peubah ini menyekat kelompok mahasiswa jurusan IPS dan Kejuruan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mahasiswa dengan dimensi intelektual religiusitas kategori tidak pernah atau jarang sebanyak 25 orang dan kelompok mahasiswa dengan kategori sering atau selalu sebanyak 76 orang. Kelompok mahasiswa yang termasuk kategori sering atau selalu disekat lagi menjadi dua kelompok berdasarkan waktu belajar. Kelompok yang menggunakan waktu belajar di rumah ≤2 jam sebanyak 60 orang dan kelompok mahasiswa yang menggunakan waktu belajar di rumah >2 jam yang terdiri dari 16 orang.

Sementara hasil analisis metode CHAID menunjukkan bahwa peubah-peubah yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa STAKPN Tarutung berturut-turut adalah jumlah saudara mahasiswa, jurusan mahasiswa sewaktu di SLTA dan dimensi intelektual dari religiusitas mahasiswa. Peubah pertama yang menjadi penyekat adalah jumlah saudara. Mahasiswa yang berjumlah 176 orang disekat menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara ≥3 orang berjumlah 126 orang dan kelompok mahasiswa yang mempunyai saudara <3 orang sebanyak 50 orang. Kelompok mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara ≥3 orang berkaitan dengan jurusan SLTA. Peubah jurusan SLTA yang terdiri dari dua kategori yaitu kategori jurusan IPA serta kategori jurusan IPS dan Kejuruan yang digabung menjadi satu kategori. Jumlah mahasiswa pada kategori IPA sebanyak 59 orang, sementara pada kategori IPS dan Kejuruan sebanyak 67 orang. Sementara kelompok mahasiswa yang mempunyai saudara <3 orang berkaitan dengan dimensi intelektual religiusitas. Peubah dimensi intelektual religiusitas yang terdiri atas dua kategori yaitu kategori tidak pernah dan jarang ada sebanyak 16 orang serta kategori sering dan selalu sebanyak 34 orang.

(6)

SUMMARY

LIMMARTEN SIMATUPANG. The Using of CART and CHAID’s Method in Finding Factors That Affect Students’ Achievement of STAKPN Tarutung. Supervised by BUDI SUSETYO and INDAHWATI.

Students’ learning achievement is one of indicators that can be used to determine the study quality that conducted by the college. Therefore, to assess the learning quality improvement can be done by investigating the factors that affect students’ achievement. Generally, these factors consist of two parts: internal factors and external factors. Internal factors consist of health, learning interest, learning attitude and religiosity. While external factors consist of campus environment and family environment.

The aim of this study is to determine the factors that influence students’ achievement of STAKPN Tarutung by using Classification and Regression Tree (CART) and Chi-square method Automatic Interaction Detection (CHAID). These methods are tree structure methods were used to examine the relationship between the response variable with explanatory variable that influence it. Learning achievement is response variable which is measured by students’ value (GPA). CART method was used when the performance index value used as continuous data, while CHAID method was used when the performance index value used as ordinal data. While the explanatory variables were analyzed consist of 21 variables, such as: origin of school, status of school, majoring, illness, disability, suitability majors, number of siblings, father's education, mother's education, parental income, study schedules, long time to learn, creativity to seek support lecture material, creativity to do assignments, calssroom conditions, facilities and means of lectures, ideological dimensions of religiosity, ritualistic dimension of religiosity, experiential dimension of religiosity, intellectual dimensions of religiosity, and consequential dimension of religiosity.

The object of this study is the students of STAKPN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri) Tarutung. The source of were got from primary data and secondary data. Primary data was collected by using a questionnaire research instruments. The questionnaire contained a list of questions to determine the identity, educational background, health condition, family situation, campus environment, learning attitude, learning motivation, and the religiosity of the respondent. While secondary data was got from a list of values (GPA) of respondents were obtained from academic section of STAKPN Tarutung. Data collection was conducted in May 2013. The total number of respondents was 176 students.

(7)

consist of 59 respondents and students who have a number of relatives ≤3 consist of 16 respondents. Groups of undergraduate students majoring in social studies and related to the intellectual dimension of religiosity. This variable split groups and undergraduate students majoring in social studies into two groups, namely group of students with the intellectual dimension of religiosity categories of never or rarely consist of 25 respondents and group of students with a category often or always consist of 76 respondents. Student groups including the category often or always split into two groups based on learning time. Group using home study time ≤2 hours consist of 60 respondents and the group of students who study at home using time >2 hours consisting of 16 respondents.

The results of CHAID analysis showed variables that affect students’ achievement of STAKPN Tarutung row is the number of siblings of students, respondents’ majoring in high school and respondents’ intellectual dimension of religiosity. The first variable is the number of siblings becomes splitting. Students numbering 176 people split into 2 groups, namely groups of students who have a number of siblings ≥3 groups consist of 126 respondent and students who have relatives consist of 50 respondent. Groups of students who have a number of siblings ≥3 deals with high school majors. Variables high school majors consisting of two major categories, the science and social majors and undergraduate categories are combined into one category. The number of students in the science category consist of 59 respondents, while in the category of Social and Vocational consist of 67 respondents. While the group of students who have relatives with regard to the intellectual dimension of religiosity. Variables intellectual dimensions of religiosity which consists of two categories, there was never and rarely category consist of 16 respondents and categories often and always consist of 34 respondents.

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Statistika

METODE CART DAN CHAID UNTUK MENELUSURI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA STAKPN TARUTUNG

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(10)
(11)

Judul Tesis : Metode CART dan CHAID untuk Menelusuri Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa STAKPN Tarutung

Nama : Limmarten Simatupang NIM : G151100101

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Budi Susetyo, MS Ketua

Dr Ir Indahwati, MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Statistika

Dr Ir Erfiani, Msi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah membandingkan metode CHAID dan CART untuk menelusuri faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Budi Susetyo, MS dan Ibu Dr Ir Indahwati, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan saran. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MS selaku penguji luar komisi pada ujian tesis dan kepada seluruh dosen beserta staf Program Studi Statistika.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada istri, kedua anakku dan keluarga besar atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2013

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang Error! Bookmark not defined.

Tujuan Penelitian Error! Bookmark not defined.

Kerangka Pemikiran Error! Bookmark not defined.

2 METODOLOGI 3

Data 3

Metode Pengumpulan Data 4

Metode Analisis 5

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gambaran Umum Tempat Penelitian 10

Karakteristik Responden 10

Hasil Analisis CART 14

Hasil Analisis CHAID 16

Perbandingan Hasil Analisis Metode CART dengan Metode CHAID 19

4 SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

(14)

DAFTAR TABEL

1 Keadaan Mahasiswa STAKPN Tarutung 10

2 Nilai Improvement Setiap Peubah Penjelas 14

3 Klasifikasi Mahasiswa Hasil Analisis CART 16

4 Klasifikasi Mahasiswa Hasil Analisis CHAID 19

5 Ringkasan Karakteristik Pohon CART dan CHAID 20

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Operasional Penelitian 3

2 Box Plot IP Mahasiswa 11

3 Sebaran IP Mahasiswa 11

4 Status SLTA Asal Responden 12

5 Tingkat Pendidikan Ayah Responden 12

6 Tingkat Pendidikan Ibu Responden 13

7 Penghasilan Orangtua Responden 13

8 Dendogram Hasil Analisis CART 14

9 Dendogram Hasil Analisis CHAID 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Penelitian 19

2 Koding, Kategori dan Skala Peubah Penjelas 22

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lembaga pendidikan selalu berupaya meningkatkan keberhasilan belajar yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran sehari-hari. Salah satu indikator keberhasilan belajar adalah prestasi belajar, sehingga usaha peningkatan keberhasilan belajar dapat dilakukan dengan menelusuri terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil pencapaian yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dengan laporan nilai yang tercantum pada buku kartu hasil studi (KHS). Setiap mahasiswa berhak memperoleh laporan hasil prestasi belajar setelah mengikuti berbagai rangkaian kegiatan pelajaran di kelas.

Hasil prestasi belajar ini mempunyai dua manfaat yang sangat penting. Pertama, prestasi belajar menjadi indikator untuk memantau bagaimana taraf kemajuan atau taraf kemunduran, yang dialami setiap mahasiswa selama mereka mengikuti perkuliahan. Selain itu prestasi belajar mahasiswa juga sekaligus menjadi indikator kualitas perguruan tinggi tersebut. Hasil penelusuran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan kualitas perkuliahan di perguruan tinggi.

Kegiatan pendidikan di perguruan tinggi negeri diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Namun selain kementerian tersebut, ada kementerian lain yang diberikan wewenang untuk mengelola perguruan tinggi. Salah satunya adalah Kementerian Agama yang mengelola pendidikan tinggi di bidang keagamaan. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang dikelola oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Saat ini STAKPN Tarutung terus berusaha mengembangkan diri demi tercapainya visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan beriman yang mampu menghadapi tantangan zaman melalui penyelenggaraan tri darma perguruan tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas belajar yang dilaksanakan pada kegiatan perkuliahan sehari-hari. Peningkatan kualitas belajar ini dapat dilakukan melalui pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Secara umum, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal). Artinya prestasi belajar berhubungan dengan banyak faktor. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat dilakukan dengan menggunakan pohon regresi atau pohon klasifikasi. Contoh metode pohon regresi dan pohon klasifikasi adalah metode Classification and Regression Tree (CART) dan

Chi-square Automatic Interaction Detection (CHAID). Menurut Nisbet et al. (2009)

(16)

2

dapat juga dijadikan sebagai data kategorik. Oleh karena itu, penelitian ini ingin membandingkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar apabila nilai indeks prestasi sebagai peubah respon diperlakukan sebagai data kontinu dan ordinal.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menelusuri faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa STAKPN Tarutung.

2. Membandingkan hasil analisis metode CART dan metode CHAID.

Kerangka Pemikiran

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa. Menurut Dariyo (2013) faktor internal terdiri atas kesehatan, inteligensi, dan minat. Sementara faktor eksternal dibagi atas lingkungan kampus dan lingkungan keluarga. Selain itu menurut Islamuddin (2012), faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sikap belajar.

Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung merupakan perguruan tinggi agama yang memiliki banyak mata kuliah yang bermuatan agama. Suasana ini tentu mempengaruhi sikap religiusitas mahasiswa. Religiusitas diartikan sebagai keberagamaan individu yang menunjukkan tingkat sejauh mana individu mengamalkan, melaksanakan dan menghayati ajaran-ajaran agamanya (Dister 1982).

(17)

3

Gambar 1 Kerangka Operasional Penelitian

Dari alur kerangka pemikiran dapat dilihat bahwa penelitian akan dilaksanakan dengan melihat bagaimana hubungan antara peubah-peubah penjelas yaitu faktor internal dan faktor eksternal dengan peubah respon yaitu nilai IP mahasiswa. Analisis CART dan CHAID digunakan sesuai dengan jenis data peubah respon. Kemudian hasil analisis CART dan CHAID akan dibandingkan untuk selanjutnya dirumuskan dalam kesimpulan.

2

METODOLOGI

Data

Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung dengan objek penelitian mahasiswa STAKPN Tarutung. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden,

IP Kontinu IP Kategorik

(18)

4

sedangkan data sekunder berupa data hasil prestasi belajar yaitu nilai indeks prestasi (IP) mahasiswa yang diperoleh dari Bagian Akademik STAKPN Tarutung.

Metode Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STAKPN Tarutung yang terdiri empat jurusan yaitu Pendidikan Agama Kristen, Teologia, Pastoral Konseling dan Musik Gereja. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013. Pada saat penelitian dilakukan mahasiswa yang aktif adalah mahasiswa angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012. Penarikan contoh dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan contoh gerombol. Satuan contoh yang digunakan adalah tahun angkatan sebagai gerombol. Contoh penelitian yang dipilih adalah seluruh mahasiswa angkatan 2012 yang berjumlah 176 orang

Pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Butir–butir pertanyaan di dalam kuesioner dirancang untuk memperoleh data yang dibutuhkan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan

Kesehatan berkaitan dengan kondisi fisik mahasiswa. Kesehatan fisik yang prima akan mendukung seorang mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga ia akan dapat meraih prestasi belajar yang baik pula. 2. Motivasi

Motivasi ialah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Motivasi belajar (learning motivation) merupakan dorongan yang menggerakkan seorang pelajar untuk sungguh-sungguh dalam belajar menghadapi pelajaran di sekolah.

3. Sikap Belajar

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya. Baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif kepada mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses awal belajar belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

4. Lingkungan kampus

Lingkungan kampus ialah lingkungan yang berupa sarana dan prasarana yang tersedia di kampus yang bersangkutan. Sarana dan prasarana kampus yang memadai seperti: ruang kelas dengan penerangan, ventilasi udara yang cukup baik, tersedianya AC (penyejuk ruangan), Overhead Projector (OHP) atau LCD, papan tulis (white board), spidol, perpustakaan lengkap, laboratorium dan sarana penunjang lainnya. Kelengkapan sarana dan prasarana di kampus akan berpengaruh positif bagi siswa dalam meraih prestasi belajar. Sebaliknya kurang lengkapnya sarana dan prasarana di sekolah akan berpengaruh negatif bagi siswa untuk berprestasi dalam belajarnya.

(19)

5 Lingkungan sosial keluarga ialah suasana interaksi sosial antara orang tua dan anak-anak dalam lingkungan keluarga. Orang tua yang tak mampu dalam mengasuh anak-anak dengan baik, karena orang tua cenderung otoriter sehingga membuat anak-anak patuh semu dan memberontak bila di belakang orang tua.

6. Religiusitas

Menurut Glock dan Stark di dalam Darokah dan Safaria (2005), ada lima dimensi atau aspek dari religiusitas tersebut, yaitu:

Dimensi ideologis yaitu dimensi yang menunjukkan tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran fundamental atau dogma.

Dimensi ritualistik yaitu dimensi yang menunjukkan tingkat kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual yang dianjurkan dalam agamanya. Kepatuhan ini ditunjukkan dengan kepatuhan seseorang dalam melaksanakan ibadah, sembahyang, puasa, dll.

Dimensi eksperiensial yaitu menunjukkan seberapa jauh tingkat seseorang dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan atau pengalaman-pengalaman religiusnya. Misalnya seberapa besar seseorang merasakan kedekatan dengan orang lain, kedamaian, keyakinan akan doanya terkabul, atau keyakinannya bahwa Tuhan akan memberikan pertolongan.

Dimensi intelektual yaitu menunjukkan tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agamanya. Misalnya apakah individu memahami bagaimana melakukan sholat/sembahyang, bagaimana mensucikan diri dari kotoran, dan bagaimana cara berpuasa yang benar. Dimensi konsekuensial yaitu menunjukkan tingkatan seseorang dalam berperilaku yang dimotivasi oleh ajaran agamanya atau seberapa jauh seseorang mampu menerapkan ajaran agamanya dalam perilaku hidupnya sehari-hari. Misalnya jika ajaran agamanya mengajarkan untuk beramal, maka dia kemudian dengan senang hati mendermakan uangnya untuk kegiatan sosial. Bisa dia menahan diri dari mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh agamanya seperti dia akan menolak untuk mencuri, berbohong atau memakai narkoba.

Berdasarkan faktor-faktor di atas ditetapkan 21 peubah penjelas yang digunakan yaitu asal SLTA, status SLTA, jurusan di SLTA, penyakit yang diderita, cacat tubuh, kesesuaian jurusan, jumlah saudara, pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan orang tua, jadwal belajar, lama waktu belajar, keaktifan mencari materi penunjang kuliah, keaktifan mengerjakan tugas kuliah, kondisi ruang perkuliahan, fasilitas dan sarana kuliah, dimensi ideologis religiusitas, dimensi ritualistik religiusitas, dimensi eksperiensial religiusitas, dimensi intelektual religiusitas dan dimensi konsekuensial religiusitas. Lembaran kuesioner yanng digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Metode Analisis

(20)

6

eksplorasi data, lalu dilanjutkan dengan analisis CART dan CHAID untuk melihat struktur data antara peubah penjelas dan peubah respon. Langkah-langkah analisis data di dalam penelitian ini akan dijelaskan pada bagian di bawah ini:

Eksplorasi Data

Eksplorasi data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik data prestasi belajar responden dan peubah yang mempengaruhi prestasi belajar. Data tentang karakteristik responden dan peubah-peubah yang mempengaruhi prestasi belajar ditabulasi dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama, lalu disajikan di dalam grafik. Seleksi peubah penjelas akan dilakukan dengan memperhatikan variasi jawaban responden pada setiap peubah. Peubah dengan variasi jawaban yang rendah tidak akan digunakan dalam metode analisa.

Melakukan Analisis CART

Metode CART merupakan salah satu metode non parametrik yang dapat digunakan untuk melihat hubungan antara peubah respon dengan peubah-peubah penjelas yang kompleks. Proses metode CART dimulai dengan menyekat peubah penjelas menjadi dua anak gugus simpul sampai diperoleh simpul akhir sehingga proses ini akan menghasilkan kelompok-kelompok pengamatan yang dicirikan oleh peubah-peubah yang memisahkan simpul. Peubah-peubah penjelas yang dianggap berpengaruh terhadap respon akan menjadi peubah-peubah yang muncul sebagai pemisah. Metode ini akan menghasilkan pohon klasifikasi apabila peubah responnya kategorik dan menghasilkan pohon regresi apabila peubah responnya kontinu.

Algoritma CART menurut Breiman et al. (1993) adalah sebagai berikut: Tahap 1 Penyekatan

Aturan penyekatan yang dilakukan untuk mendapatkan dua simpul anak dari satu simpul induk adalah sebagai berikut:

1. Tiap penyekatan tergantung pada nilai yang berasal dari satu peubah penjelas. 2. Untuk peubah kontinu Xj, penyekatan yang diperbolehkan adalah Xj≤c dan Xj>c, dimana c adalah nilai tengah antara dua nilai amatan peubah Xj secara berurutan. Jadi jika Xj mempunyai n nilai yang berbeda maka akan ada n-1 penyekatan.

3. Untuk peubah kategorik, penyekatan yang terjadi berasal dari semua kemungkinan penyekatan berdasarkan terbentuknya dua anak gugus yang saling lepas (disjoint). Jika Xj peubah kategorik nominal dengan L kategori, maka akan ada 2L-1 – 1 penyekatan, sedangkan jika berupa peubah kategorik ordinal maka akan ada L – 1 penyekatan.

Proses penyekatan pada tiap simpul adalah dengan cara sebagai berikut: 1. Tentukan semua kemungkinan penyekatan pada tiap peubah penjelas.

(21)

7 Jumlah kuadrat sisaan dijadikan sebagai kriteria kehomogenan di dalam masing-masing simpul. Jumlah kuadrat sisaan pada simpul t dinyatakan sebagai:

JKS (t) =

dengan

Misalkan ada penyekatan s yang menyekat t menjadi simpul anak kiri tL dan simpul anak kanan tR. Fungsi penyekatan yang digunakan adalah:

Ø(s,t) = JKS (t) – {JKS (tL) + JKS (tR)} dan penyekat terbaik s* adalah:

Ø(s*,t) =

dengan Ω adalah gugus yang berisi semua kemungkinan penyekatan.

Pohon regresi dibentuk melalui penyekatan simpul secara rekursif yang memaksimumkan fungsi Ø(s*,t). Pada beberapa software notasi Ø(s*,t) dikenal dengan istilah improvement. Menurut Salford Systems (2001) improvement

merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk melakukan penyekatan dengan menggunakan nilai paling maksimum.

Tahap 2 Penghentian

Jika penyekatan terbaik ditemukan maka data disekat menjadi dua bagian simpul, yaitu simpul anak kiri dan simpul anak kanan. Proses penyekatan dengan menggunakan algoritma struktur pohon ini diulang lagi terhadap dua simpul anak dan dilakukan berulang-ulang. Algoritma ini dilakukan sampai dipenuhi suatu aturan penghentian tertentu. Aturan penghentian yang digunakan dengan memperhatikan jumlah amatan dalam simpul berjumlah tertentu atau berdasarkan pada ambang batas dari nilai fungsi penyekatan Ø.

Tahap 3 Penentuan Nilai Dugaan Respon Bagi Setiap Simpul Akhir

Nilai dugaan respon pada masing-masing kelompok pengamatan yang dihasilkan adalah rataan responnya.

Melakukan Analisis CHAID

Metode CHAID pertama kali diperkenalkan oleh Dr. G. V. Kass – seorang pengajar di University of The Witwatersrand Afrika Selatan – melalui sebuah artikel yang berjudul “An Explarotary Technique for Investigating Large Quantities of Categorical Data” yang ada di jurnal Applied Statistics pada tahun 1980. Metode CHAID merupakan bagian dari metode AID (Automatic Interaction

Detection) yang digunakan untuk peubah respon yang bertipe kategorik. AID

adalah suatu teknik untuk menganalisis kelompok data berukuran besar dengan membaginya menjadi sub-sub kelompok yang tidak saling tumpang tindih (Kass, 1980).

(22)

8

diketahui peubah-peubah penjelas yang pengaruhnya paling nyata terhadap peubah respon.

Secara umum, tahapan CHAID meliputi tiga hal, yaitu tahap penggabungan, tahap pemisahan, dan tahap penghentian. Ketiga tahap ini akan dijelaskan sebagai berikut:

Tahap 1 Penggabungan

Pada tahap ini akan diperiksa signifikansi dari masing-masing kategori peubah penjelas terhadap kategori peubah respon. Menurut Kass (1980) tahapan penggabungan di dalam CHAID mengikuti algoritma sebagai berikut:

1. Buat tabulasi silang untuk kategori peubah penjelas dengan kategori-kategori peubah respon.

2. Membuat subtabel berukuran 2xd yang mungkin tersusun, dengan d adalah banyaknya kategori peubah respon. Kemudian cari nilai semua subtabel tersebut. Dari seluruh yang diperoleh, carilah yang terkecil katakan . Jika < (α ditetapkan, db = d – 1), maka kedua kategori peubah penjelas yang memiliki digabung menjadi satu kategori. Untuk peubah ordinal penggabungan hanya dapat dilakukan terhadap kategori yang berurutan.

3. Setelah diperoleh penggabungan optimal untuk setiap peubah penjelas, hitung nilai-p untuk masing-masing tabel yang terbentuk. Nilai-p dari tabel yang mengalami pengurangan kategori dikalikan dengan koreksi Bonferoni sesuai dengan tipe peubahnya. Jika nilai-p terkecil kurang dari dari α maka peubah tersebut merupakan peubah penjelas yang pengaruhnya paling nyata bagi peubah respon.

Statistik uji yang digunakan adalah dengan rumus: =

Keterangan: r = total baris c = total kolom i = indeks baris i = indeks kolom

= nilai sel baris ke-i kolom ke-j

= nilai harapan sel baris ke-i kolom ke-j

(23)

9 2. Peubah Ordinal.

3. Peubah Mengambang

Tahap 2 Pemisahan

Tahap pemisahan memilih peubah penjelas yang mana yang akan digunakan sebagai pemisah simpul yang terbaik. Pemilihan dilakukan dengan membandingkan nilai-p yang diperoleh dari tahap penggabungan pada setiap peubah penjelas. Menurut IBM Corporation, tahap pemisahan dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Pilih peubah penjelas yang memiliki nilai-p terkecil (paling signifikan) yang akan digunakan sebagai pemisah simpul.

2. Jika nilai-p kurang dari sama dengan tingkat spesifikasi alpha , split node menggunakan peubah penjelas ini. Jika tidak ada peubah penjelas dengan nilai-p yang signifikan, tidak dilakukan split dan node ditentukan sebagai node akhir.

Tahap 3 Penghentian

Tahap penghentian dilakukan jika proses pertumbuhan pohon harus dihentikan sesuai dengan aturan penghentian oleh IBM Corporation di bawah ini: 1. Tidak ada lagi peubah penjelas yang signifikan menunjukkan perbedaan

terhadap peubah respon.

2. Jika pohon sekarang mencapai batas nilai maksimum pohon dari spesifikasi, maka proses pertumbuhan akan berhenti. Misalkan ditetapkan batas kedalaman pertumbuhan pohon klasifikasi adalah 3, ketika pertumbuhan pohon sudah mencapai kedalaman 3 maka pertumbuhan pohon klasifikasi dihentikan.

3. Jika ukuran dari simpul anak kurang dari nilai ukuran simpul anak minimum spesifikasi, atau berisi pengamatan-pengamatan dengan banyak yang terlalu sedikit maka simpul tidak akan di-split. Misalkan ditetapkan ukuran minimal simpul anak adalah 50, ketika splitting menghasilkan ukuran simpul anak kurang dari 50, maka simpul tersebut tidak akan pecah.

Membandingkan Hasil

Analisis CART dan CHAID dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 17. Kemudian hasil analisis CART dibandingkan dengan hasil analisis CHAID dengan melihat peubah penjelas yang membentuk struktur pohon hasil analisis kedua metode yang digunakan.

Merumuskan Simpulan

(24)

10

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Tempat Penelitian

Kampus STAKPN Tarutung berada di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Propinsi Sumatera Utara yang berdiri sejak tahun 1999. STAKPN Tarutung melaksanakan program pendidikan sarjana yang terdiri dari empat jurusan yaitu Pendidikan Agama Kristen, Teologia, Musik Gereja, dan Pastoral Konseling. Selain itu juga melaksanakan program magister pada Jurusan Pendidikan Agama Kristen. Lulusan STAKPN Tarutung pada umumnya bekerja sebagai pendeta, guru agama dan pegawai pada kantor pemerintahan (Kementerian Agama).

Jumlah mahasiswa pada program pendidikan sarjana STAKPN Tarutung angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012 adalah sebanyak 985 orang, dengan perincian seperti pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1 Keadaan Mahasiswa STAKPN Tarutung

No Angkatan Jumlah (orang)

1 2009 314

2 2010 261

3 2011 234

4 2012 176

Jumlah 985

Bila dilihat keadaan mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa STAKPN Tarutung didominasi oleh mahasiswa perempuan. Jumlah mahasiswa perempuan ada sebanyak 698 orang (71%) sementara mahasiswa laki-laki ada sebanyak 287 orang (29%).

Karakteristik Responden

Pengambilan data dilakukan terhadap 176 mahasiswa angkatan 2012. Setelah data dikumpulkan lalu dilakukan seleksi peubah penjelas. Peubah penjelas yang memiliki data dengan variasi yang rendah tidak digunakan. Alasan peubah-peubah tersebut tidak digunakan karena dapat mengakibatkan kolinieritas ganda. Peubah penjelas yang tidak digunakan yaitu penyakit yang diderita mahasiswa, cacat tubuh mahasiswa, keaktifan mahasiswa mengerjakan tugas perkuliahan, dimensi ideologis religiusitas, dimensi eksperiensial religiusitas, dan dimensi konsekuensial religiusitas.

(25)

11

Gambar 2 Box Plot IP Mahasiswa

Dari analisis box plot IP dapat diketahui bahwa mahasiswa responden memiliki rata-rata IP sebesar 2.77 dengan IP paling rendah sebesar 1.90 dan IP paling tinggi sebesar 3.52. Berdasarkan sebaran nilai IP mahasiswa tersebut maka IP dikelompokkan menjadi 3 kategori dengan tujuan supaya data peubah penjelas akan seimbang pada setiap kategori. Adapun pengkategorian nilai IP mahasiswa tersebut adalah:

1. Kategori Rendah : IP < 2.5 2. Kategori Sedang : 2.5 ≤ IP < 3 3. Kategori Tinggi : IP ≥ 3

Berdasarkan pengkategorian tersebut, sebaran IP dapat dilihat seperti pada Gambar 3 di bawah. Kategori rendah mempunyai frekuensi sebanyak 31 (17.6%), kategori sedang sebanyak 96 (54.5%), dan kategori tinggi sebanyak 49 (27.8%). Dapat dilihat bahwa sebaran nilai mahasiswa lebih banyak pada kategori sedang, diikuti dengan kategori tinggi, lalu paling sedikit ada pada kategori rendah.

(26)

12

Sementara itu berdasarkan asal sekolah responden, sebanyak 126 orang (71.6%) berasal dari SMA dan sebanyak 50 orang (28.4%) berasal dari SMK. Berdasarkan status SLTA asal responden, responden paling banyak berasal dari SLTA negeri non unggulan (48.9%), sedangkan paling sedikit berasal dari SLTA swasta unggulan (13.1%). Keadaan responden berdasarkan status SLTA asal dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini:

Gambar 4 Status SLTA Asal Responden

Tingkat pendidikan orang tua responden pada umumnya adalah lulusan SD/SMP dan SMA/SMK. Pada tingkat pendidikan ayah responden sebagian besar merupakan lulusan SMA/SMK (44.3%), dan pada tingkat pendidikan ibu paling banyak lulusan SD/SMP (42.6%). Dan tingkat pendidikan orang tua yang paling sedikit baik ayah maupun ibu merupakan lulusan Diploma, pada ayah sebanyak 4.5% dan pada ibu sebanyak 5.1%. Keadaan tingkat pendidikan ayah dan ibu responden dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 di bawah ini:

(27)

13

Gambar 6 Tingkat Pendidikan Ibu Responden

Sementara berdasarkan latar belakang ekonomi, sebagian besar responden berasal dari keluarga dengan penghasilan orang tua antara Rp1 000 000 sampai dengan Rp2 000 000 yaiutu sebanyak 42.0 %. Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan besaran Upah Minimum Regional di Propinsi Sumatera Utara yang sebesar Rp1 305 000. Sementara penghasilan orang tua di bawah Rp1 000 000 ada sebanyak 11.4 %. Keadaan tingkat pendapatan orang tua responden dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini:

(28)

14

Hasil Analisis CART

Menurut analisis CART peubah penjelas yang berperan di dalam pembentukan pohon regresi ada 4 peubah, yaitu jurusan di SLTA, dimensi intelektual dari religiusitas, jumlah saudara dan lama waktu belajar di rumah. Peubah penjelas yang menjadi penyekat terbaik akan digunakan sebagai pemilah pertama pada pohon regresi. Tabel 2 menunjukkan nilai improvement setiap peubah penjelas yang digunakan di dalam pohon regresi.

Tabel 2 Nilai Improvement Setiap Peubah Penjelas

No Peubah Nilai Improvement

1 Jurusan di SLTA 0.008

2 Dimensi intelektual 0.005

3 Jumlah saudara 0.003

4 Lama waktu belajar 0.002

Dendogram hasil analisis CART dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini:

Gambar 8 Dendogram Hasil Analisis CART

≥ 3 orang < 3 orang Tidak Pernah; Jarang Sering; Selalu Dimensi Intelektual Religiusitas

Improvement=0.005 Jumlah Saudara

Improvement=0.003

Jurusan SLTA Improvement=0.008

Waktu Belajar Improvement=0.002

≤2 jam >2 jam

IPA IPS; Kejuruan

(29)

15 Peubah pertama yang menyekat adalah jurusan SLTA. Mahasiswa yang berjumlah 176 orang disekat menjadi 2 kelompok berdasarkan jurusan SLTA. Mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA sebanyak 75 orang mengelompok di simpul pertama, sementara mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS dan Kejuruan sebanyak 101 orang mengelompok di simpul kedua. Mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA mempunyai prestasi lebih baik dari mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS dan Kejuruan, dimana kelompok pertama memiliki IP rata-rata 2.87 sementara kelompok kedua memiliki IP rata-rata 2.69.

Kelompok mahasiswa jurusan IPA berkaitan dengan jumlah saudara. Peubah jumlah saudara menyekat kelompok mahasiswa lulusan IPA menjadi dua kelompok, yaitu mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara ≥3 orang sebanyak 59 orang yang terdapat pada simpul ketiga dan mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara <3 orang sebanyak 16 orang yang terdapat pada simpul keempat. Nilai IP rata-rata dari mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara ≥3 orang adalah 2.91, nilai ini lebih baik dibandingkan nilai IP mahasiswa dengan jumlah saudara <3 orang yang memiliki rata-rata 2.72.

Bila diperhatikan, nilai IP kelompok mahasiswa dari jurusan IPA yang pada awalnya sebesar 2.87 menjadi 2.91 pada kelompok mahasiswa yang mempunyai saudara ≥3 orang, dan pada kelompok mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara <3 orang menjadi 2.74. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kelompok mahasiswa dari jurusan IPA mengalami peningkatan pada kelompok mahasiswa yang mempunyai saudara ≥3 dan sebaliknya mengalami penurunan pada kelompok mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara <3 orang.

Kelompok mahasiswa jurusan IPS dan Kejuruan berkaitan dengan dimensi intelektual religiusitas. Peubah ini menyekat kelompok mahasiswa jurusan IPS dan Kejuruan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mahasiswa dengan dimensi intelektual religiusitas kategori tidak pernah atau jarang sebanyak 25 orang yang terdapat pada simpul kelima dan kelompok mahasiswa dengan kategori sering atau selalu sebanyak 76 orang yang terdapat pada simpul keenam. Nilai IP rata-rata mahasiswa yang tidak penah atau jarang sebesar 2.52 lebih rendah dari nilai IP rata-rata mahasiswa yang sering atau selalu melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas yang memiliki IP rata-rata 2.74. Pada kelompok mahasiswa dari jurusan IPS dan Kejuruan ini dapat dilihat bahwa nilai rata-rata IP yang pada awalnya 2.69 mengalami peningkatan pada kelompok mahasiswa yang berkategori sering dan selalu dan mengalami penurunan pada kelompok mahasiswa berkategori tidak pernah dan jarang melakukan kegiatan dimensi intelektualitas religiusitas.

Kelompok mahasiswa yang termasuk kategori sering atau selalu disekat lagi menjadi dua kelompok berdasarkan waktu belajar. Kelompok pada simpul ketujuh merupakan kelompok yang menggunakan waktu belajar di rumah ≤2 jam sebanyak 60 orang, sementara kelompok pada simpul kedelapan merupakan kelompok mahasiswa yang menggunakan waktu belajar di rumah >2 jam yang terdiri dari 16 orang. Kelompok mahasiswa yang menggunakan waktu belajar >2 jam memiliki nilai IP rata-rata sebesar 2.88, lebih tinggi dari kelompok mahasiswa dengan waktu belajar ≤2 jam yang memiliki IP rata-rata sebesar 2.71.

(30)

16

Tabel 3 Klasifikasi Mahasiswa Hasil Analisis CART Klasifikasi Nilai

Rata-rata

Karakteristik

1 2.91 Mahasiswa yang merupakan lulusan jurusan IPA dan mempunyai jumlah saudara ≥3 orang.

2 2.72 Mahasiswa yang merupakan lulusan jurusan IPA dan mempunyai jumlah saudara <3 orang.

3 2.52 Mahasiswa yang merupakan lulusan IPS atau Kejuruan dan tidak pernah atau jarang melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas

4 2.71 Mahasiswa yang merupakan lulusan IPS atau Kejuruan, sering atau selalu melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas dan memiliki waktu belajar di rumah ≤2 jam.

5 2.88 Mahasiswa yang merupakan lulusan IPS atau Kejuruan, sering atau selalu melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas dan memiliki waktu belajar di rumah >2 jam.

Dari hasil analisis CART diketahui bahwa kelompok mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA dan mempunyai jumlah saudara ≥3 orang mempunyai prestasi belajar yang paling baik. Sedangkan kelompok mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS dan Kejuruan serta tidak pernah atau jarang melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas mempunyai prestasi belajar paling buruk.

Hasil Analisis CHAID

Menurut analisis CHAID terdapat 3 peubah penjelas yang berhubungan dengan prestasi belajar. Peubah tersebut adalah jumlah saudara mahasiswa, dimensi intelektual dari religiusitas dan jurusan SLTA.

Simpul utama memuat informasi tentang mahasiswa yang menjadi sampel di dalam penelitian ini menurut kategori IP yang telah ditentukan sebelumnya yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Adapun sampel sebanyak 176 orang terdiri dari 31 orang (17.6%) masuk ke dalam kategori rendah, 96 orang (54.5%) masuk ke dalam kategori sedang, dan 49 orang (27.8%) masuk ke dalam kategori tinggi.

(31)

17

Gambar 9 Dendogram Hasil Analisis CHAID

Peubah pertama yang menjadi pemilah adalah jumlah saudara dengan dua kategori, yaitu ≥3 orang dan <3 orang. Pada awalnya jumlah saudara terdiri atas tiga kategori yaitu 1 orang, 2 orang dan ≥3 orang. Namun setelah melalui analisis CHAID terjadi penggabungan dimana kategori 1 orang dan 2 orang digabung menjadi satu kategori. Simpul pertama merupakan simpul yang berisikan informasi dari kelompok mahasiswa yang mempunyai jumlah saudara ≥3 orang yang berjumlah 126 orang. Kelompok ini terdiri atas kategori rendah sebanyak 15 orang (11.9%), kategori sedang 72 orang (57.1%) dan kategori tinggi 39 orang (31.0%). Simpul kedua merupakan simpul yang berisikan informasi dari kelompok mahasiswa yang mempunyai saudara <3 orang yang berjumlah 50 orang. Kelompok ini terdiri atas kategori rendah sebanyak 16 orang (32.0%), kategori sedang 24 orang (48.0%) dan kategori tinggi 10 orang (20%). Jumlah mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori tinggi pada kelompok mahasiswa dengan jumlah saudara ≥3 orang lebih banyak daripada jumlah mahasiswa yang termasuk kategori tinggi pada kelompok mahasiswa dengan jumlah saudara <3 orang. Namun kelompok mahasiswa dengan jumlah saudara ≥3 orang masih

≥ 3 orang < 3 orang

Tidak Pernah; Jarang Sering; Selalu Dimensi Intelektual Religiusitas Adj. P-value=0.014, Chi-square=7.

237, df=1 Jurusan SLTA

Adj. P-value=0.035, Chi-square=6. 378, df=1

IPS, Kejuruan IPA

Jumlah Saudara Adj. P-value=0.010, Chi-square=7.

(32)

18

berkaitan dengan jurusan SLTA, sedangkan kelompok mahasiswa dengan jumlah saudara <3 orang masih berkaitan dengan dimensi intelektual religiusitasnya.

Peubah kedua adalah jurusan SLTA yang terdiri dari dua kategori baru yaitu kategori jurusan IPA serta kategori jurusan IPS dan Kejuruan yang digabung menjadi satu kategori. Jumlah mahasiswa pada kategori IPA yang mempunyai IP kategori rendah sebanyak 3 orang (5.1%), kategori sedang sebanyak 33 orang (55.9%) dan kategori tinggi sebanyak 23 orang (39.0%). Sementara pada kategori IPS dan Kejuruan terdiri dari kategori rendah sebanyak 12 orang (17.9%), kategori sedang 39 orang (58.2%) dan kategori tinggi sebanyak 16 orang (23.9%). Dari simpul ketiga dan keempat dapat diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki IP kategori tinggi pada kelompok jurusan IPA lebih banyak daripada mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS dan Kejuruan.

Peubah ketiga yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah dimensi intelektual religiusitas yang terdiri dari dua kategori baru. Kategori tidak pernah dan jarang digabung menjadi satu kategori baru dan kategori sering dan selalu menjadi satu kategori baru lainnya. Kedua kategori baru ini membagi kelompok mahasiswa dengan jumlah saudara <3 orang menjadi 2 kelompok baru yang dimuat di dalam dua simpul yaitu simpul kelima dan simpul keenam. Simpul kelima berisikan informasi mahasiswa yang tidak pernah atau jarang melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas. Sementara simpul keenam memuat informasi dari kelompok mahasiswa yang sering atau selalu melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas. Kelompok yang tidak pernah atau jarang melakukan kegiatan ini terdiri dari mahasiswa IP kategori rendah sebanyak 10 orang (62.5%), kategori sedang sebanyak 4 orang (25.0%) dan kategori tinggi sebanyak 2 orang (12.5%). Selanjutnya mahasiswa yang sering atau selalu melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas terdiri dari kategori rendah sebanyak 6 orang (17.6%), kategori sedang sebanyak 20 orang (58.8%) dan kategori tinggi sebanyak 8 orang (23.5%). Hal ini berarti bahwa jumlah mahasiswa dengan IP kategori tinggi pada mahasiswa yang berada di dalam simpul keenam lebih banyak daripada mahasiswa yang berada di dalam simpul kelima.

(33)

19 Tabel 4 Klasifikasi Mahasiswa Hasil Analisis CHAID

No Karakteristik Indeks Prestasi

Rendah Sedang Tinggi 1 Mahasiswa dengan jumlah saudara 3 pernah atau jarang melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas atau selalu melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas.

Dari hasil analisis CHAID diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang termasuk ke dalam IP kategori tinggi yang paling banyak terdapat pada simpul 3 dimana mahasiswa pada simpul ini memiliki karakteristik jumlah saudara ≥3 orang dan berasal dari jurusan IPA yaitu sebanyak 23 orang. Sebaliknya jumlah mahasiswa yang termasuk ke dalam IP kategori tinggi yang paling sedikit terdapat pada simpul 5 dimana mahasiswa pada simpul ini memiliki karakteristik jumlah saudara <3 orang dan tidak pernah atau jarang melakukan kegiatan dimensi intelektual religiusitas yaitu sebanyak 2 orang.

Perbandingan Hasil Analisis Metode CART dengan Metode CHAID Hasil analisis metode CART berbeda dengan hasil analisis metode CHAID. Menurut analisis metode CART ada empat peubah penjelas yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa STAKPN Tarutung yaitu jurusan mahasiswa di SLTA, jumlah saudara mahasiswa, dimensi intelektual dari religiusitas dan lama waktu belajar yang digunakan mahasiswa di rumah. Sementara menurut analisis metode CHAID hanya ada tiga peubah penjelas yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa yaitu jumlah saudara mahasiswa, jurusan mahasiswa di SLTA dan dimensi intelektual dari religiusitas. Menurut analisis CHAID, peubah lama waktu belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Selain itu pada metode CART peubah penjelas yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah peubah jurusan mahasiswa di SLTA, sedangkan pada metode CHAID peubah jumlah saudara mahasiswa menjadi peubah penjelas yang paling berpengaruh.

(34)

20

Tabel 5 Ringkasan Karakteristik Pohon CART dan CHAID

No Karakteristik CART CHAID

1 Kedalaman pohon 3 2

2 Jumlah simpul pada pohon 9 7

3 Jumlah simpul akhir 5 4

4 Peubah yang digunakan Jurusan SLTA, Jumlah

Saudara, Dimensi

Intelektual Religiusitas, Waktu Belajar

Jumlah Saudara,

Jurusan SLTA,

Dimensi Intelektual

Religiusitas

5 Peubah pada:

- Simpul 1 Jurusan SLTA Jumlah Saudara

- Simpul 2 Jumlah Saudara Jurusan SLTA

- Simpul 3 Dimensi Intelektual

Religiusitas

Dimensi Intelektual

Religiusitas

- Simpul 4 Waktu Belajar -

Berdasarkan karakteristiknya, pohon hasil analisis CART mempunyai kedalaman sebesar 3, jumlah simpul pada pohon sebanyak 9 buah dan jumlah simpul akhir sebanyak 5 buah. Sementara pohon hasil analisis CHAID mempunyai kedalaman sebesar 2, jumlah simpul pada pohon sebanyak 7 buah dan jumlah simpul akhir sebanyak 4 buah.

(35)

21

4

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis CART dan CHAID ada tiga peubah yang sama-sama mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa STAKPN Tarutung yaitu jurusan mahasiswa di SLTA, jumlah saudara mahasiswa dan dimensi intelektual dari religiusitas mahasiswa. Selain itu berdasarkan hasil analisis CART, peubah lama waktu belajar di rumah dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa khususnya mahasiswa yang berasal dari jurusan IPS dan Kejuruan.

Saran

(36)

22

DAFTAR PUSTAKA

Breiman L, Friedman JH, Olshen RA, Stone CJ. 1993. Classification and

Regression Trees. Chapman and Hall. New York

Darokah M, Safaria T. 1995. Perbedaan Tingkat Religiusitas, Kecerdasan Emosi, dan Keluarga Harmonis pada Kelompok Pengguna NAPZA dengan Kelompok Non Pengguna. Jurnal Humanitas: Indonesian Psychology Journal Volume 2 No. 2 Tahun 1995

Dariyo A. 2013. Dasar-Dasar Pedagogik Modern. Penerbit PT Indeks, Jakarta. Dister NS. 1982. Pengalaman dan Motivasi Beragama: Pengantar Psikologi

Agama. Leppenas. Jakarta.

IBM Coorporation. CHAID and Exhaustive CHAID Algorithms. [internet]. [diacu

7 Juli 2013]. Tersedia dari:

ftp://ftp.software.ibm.com/software/analytics/spss/support/Stats/Docs/Stati stics/Algorithms/14.0/

Islamuddin H. 2012. Psikologi Pendidikan. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Kass GV. 1980. An Exploratory Technique for Investigating Large Quantities of

Categorical Data, Applied Statistics Journal, Vol. 29. No. 2

Nisbet R, Elder J, Miner G. 2009. Handbook of Statistical Analysis and Data

Mining Applications. Academic Press. London.

Reichard RD. 2011. Individual Religious Commitment and Iterdisciplinary Academic Achievement: Student Religiosity as a Factor in a National Academic Competition. Christian Perspective in Education Journal, Vol 2. No 2.

Salford Systems. 2001. Tree Structured Non Parametric Data Analysis,

Classification and Regression Tree. [internet]. [diacu 5 Juni 5 Juni 2013].

Tersedia dari: docs.salford-systems.com/CART_Main.pdf

Wood JL, Hilton AA. 2012. Spirituality and Academic Success: Perceptions of

African American Males in the Community College. Religion & Education

(37)

23 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

METODE CART DAN CHAID UNTUK MENELUSURI

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAKPN TARUTUNG

A. DATA DIRI RESPONDEN

A.1. Nama :

A.2. NIM :

A.3. Jurusan :

A.4. Dosen PA/Group :

A.5. Usia :

A.6. Nomor HP : (Wajib diisi, untuk konfirmasi!)

A.7. Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

A.8. Anak ke : dari Bersaudara

A.9. Nilai IPK :

B. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

B.1. Dari manakah asal SLTA Anda?

B.2. Apakah status SLTA Anda?

Swasta non Unggulan Swasta Unggulan

Negeri non Unggulan Negeri Unggulan

B.3. Apakah jurusan Anda di SLTA?

Lainnya ………. (Sebutkan) IPS

Bahasa IPA

C. KONDISI KESEHATAN

C.1. Apakah saat ini anda mengidap suatu penyakit?

Ya Tidak

C.2. Apakah anda mempunyai cacat tubuh yang mempengaruhi kegiatan belajar anda?

Ya Tidak

1 2

1

2

3 4

1

2

3

4

1 2

(38)

24

D. KONDISI KELUARGA

D.1. Berapakah jumlah saudara kandung Anda yang masih menjadi tanggungan keluarga?

≥ 3 orang 1 orang

2 orang

D.2. Apakah pendidikan terakhir ayah Anda? SD/SMP

SMU/SMK Diploma S1/S2

Lainnya ……… (Sebutkan)

D.3. Apakah pendidikan ibu Anda? SD/SMP

SMU/SMK Diploma S1/S2

Lainnya ……… (Sebutkan)

D.4. Berapakah gaji orang tua Anda sebulan?

≤ Rp. 1.000.000

Rp.1.000.000 < Jumlah ≤ Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 < Jumlah ≤ Rp.3.000.000 Rp.3.000.000 < Jumlah ≤ Rp.4.000.000 >Rp. 4.000.000

E. SIKAP BELAJAR

E.1. Apakah anda merasa sesuai dengan program studi yang anda jalani sekarang?

Sangat tidak sesuai Sesuai

Tidak Sesuai Sangat sesuai

F. KONDISI LINGKUNGAN KAMPUS

(Skala 1 – 4, dimana 1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Tidak Setuju, 4 = Sangat tidak setuju)

No Penilaian Skala

1 – 4 G.1. Secara umum kuliah dilaksanakan di dalam ruangan kuliah yang bersih,

nyaman, tidak terganggu dengan suara dari luar.

(39)

25

G. CARA DAN MOTIVASI BELAJAR

G.1. Bagaimanakah kebiasaan jadwal belajar Anda di rumah selama kuliah di STAKPN? Lainnya ……… (Sebutkan) Sesuai dengan mood

Ketika akan ujian saja Setiap hari belajar

G.2. Berapa lamakah Anda mengalokasikan waktu untuk belajar di rumah dalam sehari selama kuliah?

< 1 jam 2 jam

1 jam > 2 jam

G.3. Apakah Anda mencari materi tambahan (penunjang) mengenai perkuliahan di luar jam kuliah?

Tidak pernah Sering

Jarang Selalu

G.4. Apakah Anda mengerjakan tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen?

Tidak pernah Sering

Jarang Selalu

H. RELIGIUSITAS

H.1. Pilihlah pernyataan berikut yang sesuai dengan anda: Saya tidak pernah berdoa

Saya berdoa hanya pada saat acara-acara keagamaan saja (seperti: kebaktian di gereja) Saya berdoa hanya pada saat sedang mengalami permasalahan hidup, namun jarang berdoa pada saat tidak mengalami permasalahan

Saya selalu rutin berdoa setiap hari

H.2. Apakah anda menganggap bahwa doa anda sering dikabulkan oleh Tuhan?

Tidak Pernah Sering

Jarang Selalu

H.3. Menurut anda bagaimanakah agama yang anda anut mempengaruhi anda di dalam mengambil keputusan dan bertindak di dalam kehidupan sehari-hari?

Tidak Berpengaruh Berpengaruh

Berpengaruh Namun Sangat Kecil Sangat Berpengaruh

H.4. Apakah anda membaca kitab dan buku-buku agama?

Tidak Pernah Sering

Jarang Selalu

H.5. Apakah anda meyakini bahwa sorga merupakan tempat hanya bagi orang yang percaya?

Tidak Yakin Cukup Yakin

Kurang Yakin Sangat Yakin

(40)

26

Lampiran 2 Koding, Kategori dan Skala Peubah Penjelas

No Peubah Kategori Skala

Status SLTA 1.Negeri Unggulan

2.Negeri Non Unggulan

Jumlah saudara kandung siswa yang menjadi tanggungan keluarga

Pendidikan terakhir ayah 1. SD/SMP 2. SMU/SMK

Pendidikan terakhir ibu 1. SD/SMP 2. SMU/SMK

Penghasilan orang tua 1. ≤ Rp. 1.000.000

2. Rp.1.000.000 < Jumlah

Kesesuaian jurusan 1. Sangat Sesuai 2. Sesuai

(41)

27

Jadwal belajar siswa. 1. Setiap Hari Belajar 2. Ketika Akan Ujian

Keaktifan mencari materi penunjang kuliah

Keaktifan mengerjakan tugas kuliah

Dimensi Ideologis 1. Selalu

2. Sering

Dimensi Eksperinseal 1. Selalu 2. Sering

Dimensi Ritualistik 1. Selalu 2. Sering

Dimensi Intelektual 1. Selalu 2. Sering

Dimensi Konsekuensial 1. Selalu 2. Sering 3. Jarang 4. Tidak Pernah

(42)

28

Lampiran 3 P-value dan Nilai Chi-square Setiap Peubah Penjelas

No Peubah Penjelas P-value Nilai Chi-square

1 Penghasilan Orang Tua 0.958 2.571

2 Keaktifan Mencari Materi Penunjang Kuliah

0.6 12.069

3 Jadwal Belajar 0.576 4.75

4 Pendidikan Ibu 0.465 5.635

5 Asal SLTA 0.434 1.671

6 Status SLTA 0.352 6.676

7 Fasilitas dan Sarana Kuliah 0.283 7.43

8 Kondisi Ruangan Perkuliahan 0.204 8.501

9 Lama Waktu Belajar 0.197 8.608

10 Kesesuaian Jurusan 0.132 9.838

11 Pendidikan Ayah 0.123 12.691

12 Dimensi Ritualistik Religiusitas 0.068 11.758

13 Jumlah Saudara 0.035 10.335

14 Dimensi Intelektual Religiusitas 0.017 12.006

(43)

29

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tarutung Sumatera Utara pada tanggal 5 Maret 1979, sebagai anak kedelapan dari delapan bersaudara putra dari ayah N. Simatupang (Alm) dan ibu N. br. Simorangkir (Almh). Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2005. Pada tahun 2006 penulis diterima menjadi tenaga pengajar di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung sampai sekarang.

(44)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lembaga pendidikan selalu berupaya meningkatkan keberhasilan belajar yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran sehari-hari. Salah satu indikator keberhasilan belajar adalah prestasi belajar, sehingga usaha peningkatan keberhasilan belajar dapat dilakukan dengan menelusuri terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil pencapaian yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti ujian dalam suatu pelajaran tertentu. Prestasi belajar diwujudkan dengan laporan nilai yang tercantum pada buku kartu hasil studi (KHS). Setiap mahasiswa berhak memperoleh laporan hasil prestasi belajar setelah mengikuti berbagai rangkaian kegiatan pelajaran di kelas.

Hasil prestasi belajar ini mempunyai dua manfaat yang sangat penting. Pertama, prestasi belajar menjadi indikator untuk memantau bagaimana taraf kemajuan atau taraf kemunduran, yang dialami setiap mahasiswa selama mereka mengikuti perkuliahan. Selain itu prestasi belajar mahasiswa juga sekaligus menjadi indikator kualitas perguruan tinggi tersebut. Hasil penelusuran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan kualitas perkuliahan di perguruan tinggi.

Kegiatan pendidikan di perguruan tinggi negeri diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Namun selain kementerian tersebut, ada kementerian lain yang diberikan wewenang untuk mengelola perguruan tinggi. Salah satunya adalah Kementerian Agama yang mengelola pendidikan tinggi di bidang keagamaan. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang dikelola oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Saat ini STAKPN Tarutung terus berusaha mengembangkan diri demi tercapainya visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan beriman yang mampu menghadapi tantangan zaman melalui penyelenggaraan tri darma perguruan tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas belajar yang dilaksanakan pada kegiatan perkuliahan sehari-hari. Peningkatan kualitas belajar ini dapat dilakukan melalui pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Secara umum, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa (faktor eksternal). Artinya prestasi belajar berhubungan dengan banyak faktor. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat dilakukan dengan menggunakan pohon regresi atau pohon klasifikasi. Contoh metode pohon regresi dan pohon klasifikasi adalah metode Classification and Regression Tree (CART) dan

Chi-square Automatic Interaction Detection (CHAID). Menurut Nisbet et al. (2009)

(45)

2

dapat juga dijadikan sebagai data kategorik. Oleh karena itu, penelitian ini ingin membandingkan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar apabila nilai indeks prestasi sebagai peubah respon diperlakukan sebagai data kontinu dan ordinal.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menelusuri faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa STAKPN Tarutung.

2. Membandingkan hasil analisis metode CART dan metode CHAID.

Kerangka Pemikiran

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa. Menurut Dariyo (2013) faktor internal terdiri atas kesehatan, inteligensi, dan minat. Sementara faktor eksternal dibagi atas lingkungan kampus dan lingkungan keluarga. Selain itu menurut Islamuddin (2012), faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sikap belajar.

Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung merupakan perguruan tinggi agama yang memiliki banyak mata kuliah yang bermuatan agama. Suasana ini tentu mempengaruhi sikap religiusitas mahasiswa. Religiusitas diartikan sebagai keberagamaan individu yang menunjukkan tingkat sejauh mana individu mengamalkan, melaksanakan dan menghayati ajaran-ajaran agamanya (Dister 1982).

(46)

3

Gambar 1 Kerangka Operasional Penelitian

Dari alur kerangka pemikiran dapat dilihat bahwa penelitian akan dilaksanakan dengan melihat bagaimana hubungan antara peubah-peubah penjelas yaitu faktor internal dan faktor eksternal dengan peubah respon yaitu nilai IP mahasiswa. Analisis CART dan CHAID digunakan sesuai dengan jenis data peubah respon. Kemudian hasil analisis CART dan CHAID akan dibandingkan untuk selanjutnya dirumuskan dalam kesimpulan.

2

METODOLOGI

Data

Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung dengan objek penelitian mahasiswa STAKPN Tarutung. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden,

IP Kontinu IP Kategorik

(47)

4

sedangkan data sekunder berupa data hasil prestasi belajar yaitu nilai indeks prestasi (IP) mahasiswa yang diperoleh dari Bagian Akademik STAKPN Tarutung.

Metode Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STAKPN Tarutung yang terdiri empat jurusan yaitu Pendidikan Agama Kristen, Teologia, Pastoral Konseling dan Musik Gereja. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2013. Pada saat penelitian dilakukan mahasiswa yang aktif adalah mahasiswa angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012. Penarikan contoh dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan contoh gerombol. Satuan contoh yang digunakan adalah tahun angkatan sebagai gerombol. Contoh penelitian yang dipilih adalah seluruh mahasiswa angkatan 2012 yang berjumlah 176 orang

Pengumpulan data di dalam penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Butir–butir pertanyaan di dalam kuesioner dirancang untuk memperoleh data yang dibutuhkan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan

Kesehatan berkaitan dengan kondisi fisik mahasiswa. Kesehatan fisik yang prima akan mendukung seorang mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik, sehingga ia akan dapat meraih prestasi belajar yang baik pula. 2. Motivasi

Motivasi ialah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Motivasi belajar (learning motivation) merupakan dorongan yang menggerakkan seorang pelajar untuk sungguh-sungguh dalam belajar menghadapi pelajaran di sekolah.

3. Sikap Belajar

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya. Baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif kepada mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses awal belajar belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

4. Lingkungan kampus

Lingkungan kampus ialah lingkungan yang berupa sarana dan prasarana yang tersedia di kampus yang bersangkutan. Sarana dan prasarana kampus yang memadai seperti: ruang kelas dengan penerangan, ventilasi udara yang cukup baik, tersedianya AC (penyejuk ruangan), Overhead Projector (OHP) atau LCD, papan tulis (white board), spidol, perpustakaan lengkap, laboratorium dan sarana penunjang lainnya. Kelengkapan sarana dan prasarana di kampus akan berpengaruh positif bagi siswa dalam meraih prestasi belajar. Sebaliknya kurang lengkapnya sarana dan prasarana di sekolah akan berpengaruh negatif bagi siswa untuk berprestasi dalam belajarnya.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Operasional Penelitian
Gambar 2 Box Plot IP Mahasiswa
Gambar 4 Status SLTA Asal Responden
Gambar 7 Tingkat Penghasilan Orang Tua Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, dimana hasil pemeriksaan penting untuk diketahui agar ibu tidak khawatir. Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan ibu

4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, dimana sanksi pidana yang diatur dalam pasal tersebut adalah penindakan kepada si pelaku atas pelanggaran terhadap

14 Luwuk 94712, mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2011, seperti tersebut di bawah ini:. RENCANA

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh risiko kredit, kecukupan modal, likuiditas, dan efisiensi operasional, net interest margin terhadap profitabilitas.

6 Ada jalinan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan agar anak-anak tidak terasing dari masyarakat.. 7 Sekolah harus merupakan system nyang terbuka, bagi anak-anak. Dalam

Untuk pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa perusahaan diduga melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi, biaya produksi dan biaya diskresioner

Hasil penelitian setiap dimensi terlihat bahwa dimensi yang paling tinggi presentasenya adalah dimensi hubungan yang positif dengan orang lain (97,82%), kemudian diikuti

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt. Berkat karunia-Nya, buku perkuliahan Manajemen Mutu Pendidikan ini bisa hadir sebagai buku teks perkuliahan. Semoga buku ini