DAFTAR PUSTAKA
Darmana, W. 2003. Ayam Lingnan. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Rasyaf, M. 1996. Beternak Ayam Petelur. Jakarta: Penebar Swadaya
Sarwono, B. 1997. Beternak Ayam Buras. Jakarta: Penebar Swadaya
Sitepoe, M. 2008. Cara Memelihara Ayam Organik. Jakarta: PT Indeks
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Yogyakarta: Agromedia Pustaka
BAB III
- Neraca analitik Ohaus
3.1.2. Bahan
- Sampel
- Cu2SO4(s)
- H2SO4 pekat
- NaOH 30%
- Indikator MR (Methil Red)
- Aquadest
- Ditimbang 4 gram NaOH dan dilarutkan dalam 1 L aquadest.
3.3. Penentuan Kadar Protein Ransum(Crude Protein)
- Ditimbang ± 1 gram pakan ayam
- Dimasukan kedalam labu Kjedahl
- Ditambahkan Cu2SO4 sebagai katalisator,
- Dimasukkan batu didih
- Ditambahkan 40mL H2SO4 pekat
- Diletakkan tabung Kjedahl dengan posisi miring pada kompor gas dan
dipanaskan sambil digoyangkan sampai diperoleh larutan hijau jernih
(destruksi)
- Diencerkan kedalam labu ukur 250 mL dengan aquadest
- Dihomogenkan
- Dipipet sampel sebanyak 25mL masukkan kedalam labu destilasi yang
telah berisi 400 mL aquadest
- Ditambahkan NaOH 30% sebanyak 40 mL dan tambahkan batu didih
(untuk mencegah peletupan)
- Dipasang alat destilasi dengan penampung yang berisi H2SO4 0,1 N
sebanyak 25 mL kemudian tambahkan 3 tetes methil red
- Didestilasi sampai volume 300mL
- Dititrasi dengan larutan standart NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan
warna dari merah muda menjadi kuning
- Dicatatat volume NaOH 0,1 N yang terpakai
- Dihitung kadar proteinnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Analisa
Data yang diperoleh dari hasil analisa Penentuan Kadar Protein di
Laboratorium PT. Sucofindo Cabang Medan .
Tabel 4.1 Data Analisa Kadar Protein Pakan Ayam
4.2. Perhitungan
Fk = Faktor koreksi untuk protein (umumnya 6,25)
Fp = Faktor pengenceran
Ransum 5
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai
berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%,
dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat
dilakukan penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan, misalnya dengan
cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat protein yang
merupakan bahan penting sebagai sumber zat pembangun untuk
pertumbuhan,mengganti jaringan sel rusak, dan membentuk telur. Semua zat
organik yang mengandung nitrogen (N) termaksud dalam golongan protein.
Protein terbagi dua golongan, yaitu protein murni (sederhana) dan protein kasar
(gabungan). Protein itu sendiri terdiri dari asam amino essensial dan non
essensial, yang keduanya diperlukan oleh ayam untuk memenuhi kebutuhan
tubuhnya. Tidak semua bahan makanan mengandung protein yang kadar asam
aminonya lengkap, asam amino esensial tidak dapat dionuat dalam tubuh ayam,
sehingga harus disediakan dalam ransum makanananya, suatu kombinasi dari
bahan makanan nabati dan hewani bisa memberikan zat protein yang diperlukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil anlisis yang dilakukan di Laboratorium PT.SUCOFINDO
diperoleh kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) dengan metode kjedhal
adalah sampel bungkil kelapa 24,22%, sorgum 17,22%, jagung 10,56%, dedak (I)
16,17%, dedak (II) 16,32%, tepung tulang (I) 13,26%, tepung tulang (II) 12,78%.
5.2. Saran
1. Disarankan kepada peneliti selanjutnya jangan hanya menguji kadar
Protein saja tetapi dengan mencoba parameter yang lainnya seperti serat
kasar dan kadar abu.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya tidak hanya meneliti terhadap
pakan ayam saja tetapi terhadap sampel lainnya seperti pakan sapi dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pakan Ayam
Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan
kepada ayam dalam bentuk ransum. Ransum dibuat dari beberapa bahan baku
makanan dari berbagai sumber yang disusun dengan cara-cara tertentu, kandungan
nutrisinya disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisinya
disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisi ayam stater misalnya,
berbeda dengan kandungan nutrisi ransum ayam remaja, demikian pularansum
ayam remaja berbeda dengn ransum ayam dewasa yang tengah berproduksi
(Sudarmono, 2003)
2.1.1. Pengendalian Bahan Baku Pakan
Ransume bagi ayam starter, remaja, dewasa, kesemuanya harus memenuhi
dua persyaratan sebagai berikut:
1. Teknis
Secara teknis, ransume yang harus memenuhi persyratan sebagai berikut.
a. Mengandung semua nutrisi yang diperlukan ayam dalam imbangan yang
b. Sebagian besar bahan dalam rasum mudah dicerna.
c. Bahan baku yang dipakai di dalam ransum tidak cacat, tidak tengik, tidak
berjamur, tidak lembab, tidak begumpal, tidak berbau, dan tidak
dipalsukan dengan bahan-bahan lain.
2. Ekonomis
Secara ekonomis atau dari segi harga, ransume tersebut tidak terlampau
mahal, sehingga peternak masih dapat menikmati keuntungan. Semua nutrisi
yang terkandung di dalam ransum, dapat dipakai oleh tubuh ternak ayam
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, perwataan tubuh, dan berproduksi.
Sementara sisanya yang tidak tercerna dikeluarkan atau dilepas sebagai
kotoran. Dengan demikian setelah kebtuhan hidup pokok terpenuhi barulah
kelebihannya digunakan untuk keperluan produksi (Sudarmono, 2003).
2.2. Bahan Baku Pakan
Bahan baku pakan ayam ras yang biasanya digunakan untuk membentuk
ransume, dibedakan dalam berbagai kelompok:
1. Berdasarkan kegunaannya
Menurut kegunaannya bahan baku pakan ayam dibedakan menjadi bahan
pangan sebagai sumber protein, sumber energi, sumber vitamin, sumber mineral,
dan pelengkap.
a). Sumber protein
Bahan baku pakan sumber protein minimal mengandung protein kasar
ini adalah tepung ikan. Bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah,
bungkil kelapa, dedak, jagung, sorgum dan lain-lain.
b). Sumber energi
Bahan baku pakan sumber energi ini mengandung protein kurang dari
18%,akan tetapi memberikan energi yang cukup tinggi. Bahan baku pakan
yang termaksud dalam kelompok bahan baku ini adalah jagung kuning,
dengan energi 3360kcal/kg, sorghum, 3040kcal/kg, bungkil kacang kedelai
2850kcal/kg.
c). Sumber vitamin
Bahan baku pakan sumber vitamin ini, umumnya memiliki kandungan
protein yang kurang, tetapi memiliki kandungan vitamin yang tinggi.
Sebagai contoh ialah jagung kuning dan hijauan, karena kedua bahan pakan
tersebut mengandung karoten provitamin A yang cukup tinggi.
d). Sumber mineral
Bahan baku sumber mineral ini, memiliki kandungan protein energi yang
memang rendah, akan tetapi kadar mineralnya cukup tinggi, terutama Ca
dan P. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah
tepung tulang, tepung kerang, dan grit
e). Pelengkap
Ransum ras ayam petelur pada umumnya selalu ditambahkan dengan bahan
baku pelengkap yang dibuat oleh pabrik, dengan maksud untuk melengkapi
unsur-unsur makanan tertentu yang terkandung di dalam ransum. Bahan
vitamin atau multivitamin, feed supplement mineral,dan lain sebagainya
(Sudarmono, 2003)
2.3. Pemberian Pakan Jadi
Umur 2-14 hari sebanyak : 10-20 gram makanan tepung
Umur 15-45 hari sebanyak : 20-30 gram makanan tepung
Umur 1,5-3 bulan sebanyak : 30 gram makanan tepung + 20 gram
butiran
Umur 3-4 bulan sebanyak : 20 gram makanan tepung + 20 gram
butiran
Umur 4-6 bulan sebanyak :10 gram makanan tepung + 60 gram butiran
Umur 5-6 bulan ke atas sebanyak 100gram butiran (Sarwono,1997)
2.3.1. Bahan Makanan Sumber Protein
Bahan makanan di kategorikan sebagai sumber protein karena protein dan
asam amino yang dikandungnya. Bahan makanan macam ini cukup banyak
digunakan dan umumnya dari kelompok kacang-kacangan dan limbahnya. Bahan
makanan ini memiliki kandungan energi yang tinggi karena bahan dasar minyak
kacang.kandungan protein ini sangat baik karena kelompok kacang-kacangan
inilah yang mampu berkadar protein yang baik.
2.3.2. Kadar protein pakan ayam
Dedak 13,50%
Jagung kuning 8-11%
Sorghum 10%
Bungkil kacang kedelai 40-50%
Bungkil kacang tanah 40-55%
Bungkil kacang kuning 37,2%
Bungkil kacang hijau 23%
Ikan kering tawar 53,3%
Tepung darah 80,1% (Rasyaf,1997)
Protein sering dikaitkan dengan harga ransu, semakin tinggi kadar protein
ransum, semakin tinggi pula harga ransum karena pemakaian tepung ikan dan
bungkil kacang kedelai juga semakin tinggi. Namun, menilai manfaat ransum
tidak layak hanya dari harga ransum. Meskipun harga ransum yang tinggi, jika
produksi telurnya baik, akan memberikan manfaat yang tinggi.
Protein, asam amino, energi, vitamin, dan mineral yang berada di dalam
bahan makanan terpilih akan dijadikan ransum. Dari ransum yang dimakan itulah
ayam memperoleh semua kebutuhan nutrisi atau zat-zat makananya.
Bahan-bahan makanan yang biasa digunakan untuk menyusun ransum di
indonesia adalah sebagai berikut:
1. Berasal dari tumbuh-tumbuhan jagung kuning, jagung putih, kedelai, rumput
muda, daun turi muda, dan ubi kayu. Tidak banyak bahan makanan dari
tumbuhan yang langsung digunakan.
2. Sisa proses produksi pertanian: bungkil kelapa, dedak, bekatul, bungkil
3. Berasal dari hewan: tepung ikan, tepung darah, sisa-sisa dari rumah potong,
tepung tulang, tepung katak.
4. Bahan makanan nonkonvensional: protein, peragian ubi kayu, tepung daun
kacang tanah
5.
Gambar 39. Posisi bahan pakan makanan ransum
(Rasyaf.M,1996)
2.4. Protein
Kata protein berasal dari protos atau protein yang berarti pertama dan utama.
Protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu
merupakan pembentukan tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai
berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, Bahan makanan asal hewan Bahan makanan asal tumbuhan
Pakan Dikombinasikan untuk
memenuhi kebutuhan ayam
dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat
dilakukan penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan, misalnya dengan
cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat protein yang
ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen (Poedjiadi,1994)
2.4.1. Manfaat Protein
Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan,mengganti jaringan
tubuh yang rusak, dan untuk berproduksi. Telur mengandung protein yang tinggi,
banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan dan kebutuhan protein
pada ayam calon bibit dan ayam untuk menghasilkan telur.
Selain itu, kebutuhan protein dipengaruhi pula oleh berbagai faktor lainya
antara lain: jenis ayam, suhu daerah, saat pertumbuhan ayam, dan sebagainya.
Sumber protein pada ayam organik adalah bungkil kedelai, bungkil kacang tanah,
kacang ijo, daun lamtoro, tepung ikan tanpa garam, cacing tanah, rayap, insek
yang terbang, belalang dan sebagainnya. (Sitepoe. M,2008)
Nutrisi berupa protein yang dibentuk dari berbagai asam amino, sangat
diperlukan dalam berberapa proses seperti :
a. Pembentukan dan pembangunan jaringan tubuh
b. Pembentukan berbagai enzim yang berperan dalam proses pencernaan
c. Produksi
Dengan demikian kebutuhan protein bagi setiap kelompok ayam
berbeda-beda sesuai dengan tingkatan umumnya yaitu sebagai berikut :
a. Masa awal, starter : 20%-21%
c. Masa dewasa, masa berproduksi : 17%-18% (Sudarmono,2003)
Protein berguna bagi pertumbuhan tulang, otot, dan daging. Selain itu
digunakan untuk membentuk atau mengganti jaringan yang rusak,menumbuhkabn
bulu, dan meningkatkan produksi telur. Protein terdiri atas asam amino penting
yang berguna bagi proses perkembangan tubuh(metabolisme). Bahan pakan
sumber protein antara lain: tepung ikan, tepung daging, tepung kedelai, kacang
hijau, bungkil kacang tanah, dan jagung. (Darmana w,2003)
2.4.2 Tiga tahap analisa protein cara kjeldahl
1. Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon,hidrogen teroksidasi
menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogen nya (N) akan berubah menjadi
(NH4)2SO4. Asam sulfat yang dipergunakan untuk destruksi diperhitungkan
adanya bahan protein lemak dan karbohidrat. Untuk mendestruksi 1 gram protein
diperlukan 9 gram asam sulfat, untuk 1 gram lemak perlu 17,8 gram, sedangkan 1
gram karbohidrat perlu asam sulfat sebanyak 7,3 gram. Karena lemak
memerlukan waktu destruksi dilakukan. Asam sulfat yang digunakan minimal 10
ml (18,4 gram). Sampel yang dianalisa sebanyak 0,4-3,5 gram mengandung
nitrogen sebanyak 0.02-0,04 gram. Untuk cara mikro kjeldahl bahan tersebut lebih
sedikit lagi yaitu b10-30mg.
2. Tahap destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3)
destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya
gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam Zink (Zn). Ammonia
yang yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standart.
Asam standart yang berlebihan supaya kontak antar asam dan ammonia lebih baik
maka di usahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam.
Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka deberi indikator
misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi diakhiri bila sudah semua ammonia
terdestilasi sempurna dengan ditandai destilasi tidak bereaksi basis.
3. Tahap titrasi
Apabila penampung destilat digunakan asam klorida maka sisa asam
klorida yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar
(0,1N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi
merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.
%N = � − �
� � � � x N.NaOH x 14,008x100%
Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam
borat y6ang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi
menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Jumlah
titrasi sampel dan blanko merupakan ekuivalen nitrogen.
%N = ��� − �
Setelah diperoleh%N, Selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan
mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini
tergantung pada presentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ayam tergolong unggas pemakan segala makanananya dapat terdiri dari
bahan-bahan nabati den hewan. Bahan – bahan itu mengandung zat-zat yang
memelihara dan membangun tubuh, serta menghasilkan produksi (telur, daging).
Zat makanan yang terkandung dalam makanan ayam adalah air, hidrat arang,
protein, asam amino, lemak, mineral, dan vitamin.
Air bukan zat makanan, tetapi sangat diperlukan ayam untuk melunakan dan
memudahkan proses pencernaan makanan, sehingga zat makanan gampang
terserap tubuh. Air juga membantu mengangkut zat makanan ke seluruh jaringan
tubuh yang memerlukan serta membantu pengeluaran sisa-sisa makanan ke luar
tubuh. Sekitar 70% tubuh ternak ayam terdiri dari air. Kekurangan air sampai 20%
berakibat kematian.
Hidrat arang berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak dalam
tubuh ayam. Zat itu merupakan bagian terbesar dari makanan ayam. Hampir ¾
bagian dari berat biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan terdiri dari hidrat arang.
Kandungan serat kasar anak ayam umur sehari jangan melebihi 5,5%, dara 6%,
dan dewasa 6%. Jagung, padi, dan beras merupakan sumber hidrat arang yang
Protein dalam ransum ayam merupakan bahan penting sebagai sumber zat
pembangun umtuk pertumbuhan, mengganti jaringan sell rusak, dan membentuk
telur. Semua zat organik yang mengandung nitrogen (N) termasuk dalam
golongan protein. Protein terbagi dua golongan, yaitu protein murni (sederhana)
dan protein kasar (gabungan). Protein itu sendiri terdiri dari asam amino esensial
dan nonesensial, yang keduanya diperlukan oleh ayam untuk memenuhi
kebutuhan tubuhnya. Asam amino esensial tidak dapat dibuat dalam tubuh ayam,
sehingga harus disediakan dalam ransum makanananya. Suatu kombinasi dari
bahan makanan nabati dan hewani bisa memberikan zat protein yang diperlukan
tubuh, hingga akan mendorong pertumbuhan dan produksi telur yang baik.
Lemak merupakan sumber energi bagi ayam. Lemak nabati pada pakan dari
biji-bijian, kandungannya berbeda-beda kadarnya. Fungsi lemak sebagai cadangan
energi. Pelarut vitamin dan memberi rasa enak pada makanan yang diberikan.
Pemakaian lemak dalam ransum rata-rata 2,5-10%. Kelebihan lemak dalam tubuh
disimpan di bawah kulit, sekeliling ginjal. Usus, jantung, dan sebagai cadangan
energi.
Mineral sangat di perlukan dalam ransum ayam, karena 3-4% tubuh ayam
dan 10% telurnya terdiri dari zat mineral. Kulit telur dan tulang hampir seleruhnya
terdiri dari mineral kalsium karbonat. Kalsium, fosfor dan magnesium dalam
bentuk garam – garam anorganik merupakan bagian penting dari tulang. Belerang
dan fosfor banyak terkandung dalam isi telur. Zat besi, Tembaga, dan khlor
Vitamin diperlukan ayam untuk merangsang pertumbuhan, reproduksi,
menjaga kesehatan dan pigmentasi bulu. Makanan yang hanya mengandung
protein, hidrat arang, lemak dan mineral, tak akan memberikan hasil memuaskan
kalau tidak mengandung vitamin dalam jumlah yang cukup. Vitamin A,D,E,dan K
yang larut dalam air, vitamin B12, cholin, inositol, sam nikotinal, asam patotenat,
piridoksin, riboflavin, dan thiamin, yang semuanya termaksud dalam vitamin B
kompleks. Kedua golongan vitamin tersebut sangat diperlukan ayam dalam proses
produksi. (Sarwono, B)
Telur merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki nilai gizi tinggi dan
nilai ekonominya pun tinggi pula. ayam akan bertelur dengan baik apabila ia
dipelihara dengan baik pula dan mendapat makanan sesuai dengan kebutuhannya.
Oleh karena itu, masalah makanan harus menjadi perhatian kita. Ayam yang
hanya sekedar kenyang tidak akan mampu bertelur banyak. Oleh karena itu
mengenai hewan-hewan yang diharapkan dapat diambil manfaatnya hal yang
pertama-tama menjadi perhatian kita adalah masalah makananya. Makanan yang
diberikan harus memenuhi syarat kebutuhan hidup hewan secara wajar. Ayam
tidak mampu memproduksi telur yang banyak biasanya karena makanan yang
diberikan tidak memenuhi syarat untuk hidupnya. Perhatian terhadap pakan
menjadi besabila pemeliharaan hewan tersebut menjadi usaha bisnis untuk
memperoleh keuntungan. Ayam petelur yang hendak diambil telurnya sebagai
komoditas bisnis telah berkembang baik di indonesia. Oleh karena itu, pemilik
harus mengetahui bahwa makanan yang diberikan tidak boleh hssanya sekedar
kenyang tetapi harus berkualitas baik sesuai dengan kebutuhan ayam itu sendiri.
berkualitas. Sebab kekenyangan justru akan membuat ayam tersebut tidak dapat
memproksi telur secara maksimal.(Rasyaf. M, 1997).
1.2. Permasalahan
a. Berapakah kadar protein pada pakan ayam petelur di PT.SUCOFINDO
Cabang Medan.
1.3. Batasan Masalah
Didalam penulisan karya ilmiah ini penulis membatasi masalah tentang
analisa kadar protein dalam pakan ayam petelur di PT.SUCOFINDO Cabang
Medan dengan metode Kjehdal.
1.4. Tujuan
Untuk menentukan kadar protein yang terdapat pada pakan ayam petelur
(Ransum) di laboratorium PT.SUCOFINDO Cabang Medan dengan metode
Kjehdal.
1.5. Manfaat
a. Untuk mengetahui komponen-komponen pada makanan ayam
b. Dapat mengetahui tahap-tahap analisa protein secara Kjedhal dalam
PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR (RANSUM) DENGAN METODE KJEDHAL
ABSTRAK
DETERMINING THE LEVELS OF PROTEIN FEED CHICKEN EGGS (RANSUM) WITH KJEDHAL METHOTH
ABTRACT
PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR
(RANSUM) DENGAN METODE KJELDAHL
KARYA ILMIAH
EKTRI ELISA LUMBAN GAOL
132401089
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR
(RANSUM) DENGAN METODE KJELDAHL
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh
Ahli Madya
EKTRI ELISA LUMBAN GAOL
132401089
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Penentuan Kadar Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) Dengan Metode Kjedahl
Kategori : Pengajuan Judul Karya Ilmiah Nama : Ektri Elisa Lumban Gaol Nomor Induk Mahasiswa : 132401089
Program Studi : Diploma-3 Kimia Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Disetujui di Medan, Mei 2016
Disetujui Oleh
Ketua Program Studi D-3 Kimia Dosen Pembimbing
Dra.Emma Zaidar Nst,M.Si Dra.Herlince Sihotang,M.Si
NIP : 19551218198701 2001 NIP : 195503251986012002
Ketua Departemen Kimia FMIPA USU
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR(RANSUM) DENGAN METODE KJEDHAL
KARYA ILMIAH
Saya mengaku bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2016
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan berkat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun sebagai
persyratan untuk menyelesaikan pendidikan Progman Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara dangan judul “Penentuan Kadar
Protein Pakan Ayam Petelur (Ransum) Dengan Metode Kjeldahl”.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun
berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
mengatasi berbagai kandala tersebut dengan baik. Atas bantuan, bimbingan, kesempaan dan
dukungan dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Sutarman M.Sc selaku Dekan FMIPA USU yang telah memberikan
sarana dan prasarana kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga
penulis dapat menyusun Tugas Akhir.
2. Ibu Dra.Herlince Sihotang,M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan
tulus memberikan bimbingan kepada penulis dalam membantu penulisan Tugas
Akhir ini.
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Dapertemen Kimia FMIPA USU
yang memberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis
dapat menyusun Tugas Akhir.
4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA
5. Ibu Melyanti selaku kepala laboratorium di PT.Sucifindo yang telah bersedia
meluangkan waktunnya untuk membimbing penulis dalam melaksanakan
penelitian dan memberikan fasilitas serta ilmu yang berharga bagi penulis.
6. Kepada Ibu Tiarma Ulina, Bapak Tono Sarito, Bapak Roma Doyan Maret Sinurat,
Ibu Elita Yenni, Bapak Surya, Bapak Ryansyah Putra Sirega, Bapak Kadarianto,
Bapak Ryansyah Putra Siregar, Ibu Cindy Meriem Agustina, Bapak Patra
Daimanta Sembiring, Bapak Marwan Lubis, Bapak Dedy Evander S.S yang siap
membantu penulis sehingga selesainya Tugas Akhir ini.
7. Kepada Dina Oktaviana Togatorop, Rio Maretanti Sinaga, Surya Graha Siahaan
yang turut membantu penulis selama PKL juga penelitian penulis.
8. Teman-teman seperjuangan D-3 kimia stambuk 2013 dan seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu Tugas
Akhir ini.
9. Kedua Orang Tua tercinta, Ayah handa Nelson Lumban Gaol dan Ibunda tercinta
Linda Sinaga serta Saudara penulis tersayang Friska Lumban Gaol, Arif Bona
Tua Lumban Gaol,Sulastri Lumban Gaol,Yusleli Lumban Gaol,Kevin Wijaya
Lumban Gaol.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan
penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis,semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Medan, Mei 2016
PENENTUAN KADAR PROTEIN PAKAN AYAM PETELUR (RANSUM) DENGAN METODE KJEDHAL
ABSTRAK
DETERMINING THE LEVELS OF PROTEIN FEED CHICKEN EGGS (RANSUM) WITH KJEDHAL METHOTH
ABTRACT
DAFTAR ISI
2.1.1 .Pengendalian Bahan Baku Pakan 5
2.2. Bahan Baku Pakan 6
2.3 Pemberian Pakan Jadi 8
2.3.1. Bahan Makanan Sumber Protein 8
2.3.2. Kadar Protein Pakan Ayam 8
2.4. Protein 10
2.4.1. Manfaat Protein 11
2.4.2. Tiga Tahap Analisa Protein Cara Kjedahl
4.2 Pembahasan 23
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 24
5.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25