• Tidak ada hasil yang ditemukan

Valuasi Ekonomi Kegiatan Penambangan Galian C terhadap kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Valuasi Ekonomi Kegiatan Penambangan Galian C terhadap kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

VALUASI EKONOMI KEGIATANPENAMBANGAN

GALIAN C TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN ACEH UTARA

DISERTASI

Oleh

RUSYDI

NIM.068106010

Program Doktor ( S3 )

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

VALUASI EKONOMI KEGIATAN PENAMBANGAN

GALIAN C TERHADAP KESEJAHTERAAN

MASYARAKATDI KABUPATEN ACEH UTARA

DISERTASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor dalam Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dibawah pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara Prof.Dr.dr. Syahril Pasaribu. DTM&H,M.Sc, (CTM),SP.A(K) untuk dipertahankan

dihadapan sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara

Oleh

RUSYDI

NIM.068106010

Program Doktor ( S3 )

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Disertasi : VALUASI EKONOMI KEGIATAN PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH UTARA

Nama Mahasiswa : RUSYDI Nomor Induk Mahasiswa :

068106010

Program Studi : Doktor (S3) Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Menyetujui Komisi Pembimbing

Promotor

(Prof. Dr. Ir. A.Rahim Matondang, MSIE)

(Prof . Dr. Ramli,SE,. MS) Co-Promotor

(Dr . Ishak Hasan, M.Si) Co-Promotor

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.Dr.Retno Widhiastuti.,MS) (Prof.Dr.Erman Munir.,M.Sc)

(4)

Telah diuji pada ujian terbuka (Promosi) Tanggal : 8 April 2014

PANITIA PENGUJI DISERTASI

Pimpinan sidang : Prof. Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM) Sp.A(K) (Rektor Universitas Sumatera Utara)

Ketua : Prof. Dr.A.Rahim Matondang, MSIE (USU Medan) Anggota : Prof. Dr. Ramli.SE., MS (USU Medan)

: Dr.Ishak Hasan., M.Si (UNSYIAH Banda Aceh) : Prof. Dr.Ir.Sumono (USU Medan)

(5)

PERNYATAAN

Judul Disertasi

“VALUASI EKONOMI KEGIATAN PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN ACEH UTARA”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa disertasi ini disusun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan pada Program

Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara adalah benar merupakan karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu

dari karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, telah penulis cantumkan sumbernya

secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan imiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagain disertasi ini

bukan karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis

bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan

sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku .

Medan, 8 April 2014 Penulis,

(6)

VALUASI EKONOMI KEGIATAN PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH UTARA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui valuasi ekonomi kegiatan penambangan galian C terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Aceh Utara, sehingga penambangan yang tidak mendukung kelangsungan kehidupan masa depan dapat dikurangi dan bisa meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Penelitian dilakukan di beberapa kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara provinsi Aceh . Parameter yang diamati ada beberapa variabel, terbukanya lapangan kerja, kerusakan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini juga menggunakan model regresi untuk melihat pengaruh valuasi ekonomi dampak lingkungan penambangan terhadap kesejahteraan masyarakat, dan nilai yang harus dibayar pengusaha pada Pemerintah daerah dengan motode menghitung ongkos produksi dan unit rent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak kegiatan penambangan galian C yang terdiri dari variabel terbukanya lapangan kerja berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat, sedangkan kerusakan lingkungan menunjukkan pengaruh negatif terhadap kesejahteraan masyarakat sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Dan hasil kelayakan pengutipan biaya pasir sebesar Rp.80.000/truk dan untuk Koral dengan biaya Rp.120.000/truk sedangkan untuk biaya kerikil sebesar Rp.124.000/truk. Model regresi menunjukkan bahwa variabel terbukanya lapangan kerja menunjukkan pengaruh sebesar 62 %, sedangkan kerusakan lingkungan berpengaruh sebesar 49 % terhadap kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pengaruh total dari kedua variabel yaitu terbukanya lapangan kerja , kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan masyarakat adalah sebesar 39 %. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat dengan adanya pengaruh dari dampak kegiatan penambangan mempunyai pengaruh positif.

(7)

ECONOMIC VALUATIONACTIVITY QUARRYING C MINING ON WELFARE SOCIETY IN THE DISTRICT NORTH ACEH

ABSTRACT

The economic valuation of mining quarrying C on welfare in North Aceh district, to support the sustainaibility and improve the welfare of sociaty. The study was conducted in places in North districs Aceh. The observed parameters are work opportunities, environmental degradation, and social welfare. This studyalso uses a regression model to see the effect of the economic valuation of the environmental impact of mining on public welfare, and the value to be paid to the local government employers using the cost of production and the unit rent. The results of budget showedthat the impact of mining quarring C consists of variable work opportunities a possitive effect on the welfare of the community eccording hyphothesis . The resulting feasibility citations sales cost sand Rp.80.000/tucts cost of sant and coral at a cost to Rp.120.000/tructs while for the cost of Rp.124.000/truct gravel. The regression model showed that the work opportunities demontrate the effect by 62 % , while the effect of environmental damage by 49 % against the public welfare. While the total effect of the two variables work opportunities environmental damage to the walfare of society is at 39 %. Thus the publict welfare with the influence of the impact of mining activities a positive effect.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Pada Tanggal 31 Desember 1966, dari

Abu bernama Abubakar Umar dan ibu Raflah Hasan , sebagai Anak keenam dari enam

bersaudara. Tahun 1995 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana S1 di Fakultas Ekonomi

Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, lulus tahun 1999. Pada tahun 2001 penulis

mendapatkan kesempatan mengikuti Program S2 pada Program Ilmu Ekonomi, Universitas

Padjadjaran Bandung, Lulus tahun 2003. Kemudian pada tahun 2007 penulis mengikuti

Program S3 pada Program Sumberdaya Alam dan Lingkungan , Universitas Sumatera

Utara. Beasiswa Pendidikan Pascasarjana diperoleh dari Bantuan Pendidikan dari APBA

Pemerintah Aceh , dan juga pada tahun 2008 memperoleh Beasiswa luar negeri dari

Program Sandwich Dirjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia dengan tujuan Universitas Kebangsaan Malaysia. Penulis menikah pada tanggal

14 Agustus 1994 dengan Kiswarada ,SE,dan dikarunia 2 orang anak, Alwin Rusydi yang

lahir pada tanggal 24 Desember 1995, dan Salsabila Rusydi, lahir 14 Maret 2000. Penulis

bekerja karang ini di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh,

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kehidupan

yang layak dipermukaan bumi ini. Selawat dan salam kita persembahkan pada

Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa sertakan kita pada jalan yang

lurus dan benar. Berkat tersebut penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan disertasi ini yang berjudul “Valuasi Ekonomi Kegiatan Penambangan

Galian C terhadap kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Utara”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan

terimakasih yang sedalam-dalamnya serta penghargaan kepada :

1. Bapak Prof.Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K),

Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis mengikuti Program Studi Doktor Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan Lingkungan.

2. Bapak Prof. Dr.Erman Munir.M.Sc, Direktur Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis menjadi peserta Program Studi Doktor Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan Lingkungan.

3. Ibu Prof.Dr. Retno Widhiastuti,MS, Selaku Ketua Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan sekaligus sebagai

(10)

untuk dapat menyelesaikan Doktor, arahan serta saran-saran perbaikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.

4. Bapak Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE, selaku Promotor, atas

bimbingan penuh dan Motivasi yang luar biasa, arahan serta saran-saran

perbaikan, serta beliau bersedia mengunjungi lokasi penelitian penulis di

Aceh sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini.

5. Bapak Prof.Dr.Ramli,SE.,MS, selaku Co-Promotor, atas bimbingannya

,arahan yang tidak kenal lelah dan kesabaran dalam membimbing

penyusunan disertasi dari awal demi kesempurnaan disertasi ini.

6. Bapak Dr.Ishak Hasan.,M.Si sebagai Co-Promotor yang sementar lagi

akan memperoleh guru Besar selalu membimbing dengan penuh

semangat, mendorong dan memberi kesempatan untuk membedah

disertasi beliau sehingga banyak referensi yang bisa membantu penulisan

disertasi ini.

7. Bapak Prof.Dr.Ir.Sumono dan Ibu Prof. Dr. Ritha F.Dalimunthe.,M.Si

selaku penguji atas kesedian waktu dan memberikan penilaian maupun

saran-saran yang sangat baik demi penyempurnaan penulisan disertasi

ini.

8. Bapak Dr. Apridar.SE.,M.Si, selaku Rektor Universitas Malikussaleh

yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan pendidikan program

(11)

luar yang telah meluangkan waktunya memberikan penilaian, saran dan

masukan sehingga disertasi ini menjadi lebih baik.

9. Seluruh Staf pengajar , Bapak Dr.Delvian.SP,.MP selaku sekretaris

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan lingkungan dan Staf

administrasi Ibu Maya, Ibu Putri dan Bapak Amin pada Program Studi

pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan yang telah banyak

membantu.

10.Prof.A. Hadi Arifin. SE.,M.Si Mantan Rektor Universitas Malikussaleh,

pada masa periode sebagai rektor, telah memberi izin kepada penulis

untuk mengikuti program Doktor (S3) Pengelolaan sumberdaya alam dan

lingkungan Universitas Sumatera Utara.

11.Dekan fakultas ekonomi universitas Malikussaleh serta para pembantu

dekan yang telah memberi dorongan dalam menyelesaikan pendidikan

pada program Doktor (S3) Pengelolaan Sumberdaya alam dan

lingkungan.

12.Bapak Tarmizi.A.Karim mantan Bupati Aceh Utara, Mantan PJ Gubernur

Aceh dan saat ini Dirjen PMD Kementerian Dalam Negeri RI di Jakarta,

telah banyak membantu, membimbing dan memotivasi pada penulis untuk

melanjutkan pendidikan Doktor hingga selesai

13.Kementerian Pendidikan dan Kebudayan DIKTI Jakarta, yang telah

(12)

14.Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan Pemerintah

Kota Lhokseumawe yang telah membantu biaya pendidikan untuk penulis

sehingga dapat menyelesaikan disertasi ini.

15.Terimakasih juga saya ucapkan pada Prof.Dr.Jamaluddin,SH.,M.Hum,

Dr.Syarifuddin Hasyim,SH.,MH, Drs.Ayub,M.Si, Dr.Asnawi, Dr Tarmizi

Abbas, Dr.Murhaban, Jullimursyida.Ph.D,Dr.Sulaiman,SH,MH,

Dr.Khalsiah Dr.M.Nazaruddin, dr.Gani Puteh, Dr.Ir.Khusrizal,

T.Nazaruddin,SH.M.Hum, Dr.Nasrun, Dahlan A.Rahman,M.Si Dr.Yusra,

Dr.Mawardati, Dr.Alwi,Adnan,SE.,M.Siyang telah membantu penulis

dalam penulisan disertasi ini

16.Seluruh teman teman Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan, Khusunya teman seperjuangan mahasiswa S3 Angkatan

2006/2007. Dr.Rinidar, Dr.Tertia

17.Keluarga, Doa dan ucapan terimakasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada kedua orang tua penulis (Almarhum)Tgk. Abubakar

Umar dan (Almarhummah) Tgk. Raflah Hasan yang telah melahirkan dan

membesarkan penulis, memberikan bimbingan, doa dan dorongan moril,

serta keluarga besar penulis Marzuki, Nurjannah, Hasnah

Abubakar,Basaruddin Abubakar, Aminah Abubakar,Drs.Atqia Abubakar,

Lukman Abubakar dan mertua penulis Ramli Daud (Almarhum), Aminah

(13)

18. Isteriku tercinta Kiswarada, SE, dan kedua anakku tersayang , Alwin

Rusydi, Salsabila Rusydi dan keponakanku Linda yang dengan sabar dan

tabah telah banyak berkorban baik moril maupun materil, memberikan

semangat selama penulis mengikuti perkuliahan, melaksanakan penelitian

hingga penyelesaian penulisan disertasi ini, penulis ucapkan banyak

terimakasih.

Disertasi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran akan penulis terima dengan besar hati dan rasa syukur. Semoga disertasi ini memberi manfaat kepada yang membacanya, dan ikut menambah khasanah ilmu pengetahuan . Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

moril maupun materil kepada penulis selama menjalankan perkuliahan, penelitian, sampai

dengan penyusunan disertasi. Amin

Medan, 8 April 2014

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... ... ix

DAFTAR TABEL ... ... xii

DAFTAR GAMBAR ... ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Perumusan Masalah ...8

1.3. Tujuan Penelitian ...9

1.4. Manfaat penelitian ... ...10

1.5. Novelty ... ...10

1.6. Kerangka pemikiran penelitian ... ...11

1.7. Hipotesis ... ...11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...13

2.1. Penelitian Terdahulu ... ...13

2.2. Penambangan Galian C ... ...17

Perkembangan Pengelolaan Bahan Galian C ...18

2.3. Dampak Penambangan Galian C ...20

Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan ...22

2.4. Industri Pertambangan ...26

2.5. Valuasi ekonomi ...29

Valuasi Ekonomi dampak lingkungan ...33

2.6. Metode Valuasi Ekonomi ...36

2.6.1. Valuasi Ekonomi dengan pendekatan fungsi Permintaan ...36

2.6.2. Valuasi Ekonomi dengan pendekatan bukan Fungsi permintaan ...39

2.7. Kesejahteraan Masyarakat ...49

2.8 Pengertian ongkos produksi dalam jangka pendek ... ...51

BAB III. METODE PENELITIAN ...53

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...53

(15)

3.3. Populasi dan sampel ...55

3.3.1 Populasi ... ...55

3.3.2 Sampel ... ...55

3.4. Tehnik pengumpulan data ... ...57

3.5. Jenis dan sumber data ... ...59

3.6. Variabel dan parameter penelitian ... ...60

3.7. Pengujian Validitas dan Relibialitas ...63

3.7.1. Uji Validitas ...63

3.7.2. Uji Reliabitas ...64

3.8. Pengujian hipotesis ...65

3.8.1 Pengujian secara parsial (Uji t) ...65

3.8.2 Pengujian secara simultas (Uji F) ...65

3.8.3Uji hipotesis perhitungan ongkos produksi... ...66

3.9. Analisis Data ...66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...76

4.1. Keadaan Geografis Lokasi Penelitian...76

4.1.1 Ketersedian Sumberdaya Galian C ...78

4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi ...78

4.1.2.1. Kondisi Sosial ...78

4.1.2.2. Kondisi Ekonomi ...79

4.2. Karakteristik Responden ...80

4.3. Analisis Valuasi Ekonomi di Lokasi Penambangan Galian C di Kab Aceh Utara ...95

4.3.1 ... Tanggapan responden terhadap terbukanya Lapangan kerja pada kegiatan penambangan Galian C ...95

4.3.2 Tanggapan Masyarakat terhadap Kerusakan Lingkungan ...101

4.5. Pertimbangan Responden terhadap kesejahteraan Masyarakat Lingkungan penambangan Galian Cdi Kabupaten Aceh Utara ...113

Peningkatan pendapatan yang diterima oleh Pekerja tambang 113 4.6. Analisis Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ...124

4.6.1 Analisi hasil uji Validitas...124

4.6.2 Analisis Hasil uji Realibilitas ...126

4.7. Pengaruh Langsung ...127

4.7.1.Pengaruh terbukanya lapangan kerja Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ...127

(16)

Kerusakan Lingkungan Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat ...129

4.7.4. Pengaruh tidak Langsung dan jumlah Total Pengaruh ...132

4.7.5. Pengaruh terbukanya kesempatan kerja (X1 Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Y) ) Melalui Kerusakan Lingkungan (X2 4.7.6. Harga yang harus dibayar dalam ) ...134

setiap pengambilan Galian C oleh Pengusaha khususnya Pasir, Kerikil dan Koral………..134

4.7.7. Uji t (Pengjian secara Parsial) ...152

4.7.8.Uji F Pengujian Hipotesis secara Simultan …... ...153

Pembahasan ...155

5.1. Pengaruh terbukanya lapangan kerja terhadap kesejahteraan masyarakat ...155

5.2. Pengaruh kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan masyarakat ... ...156

5.3. Pengaruh terbukanya lapangan kerja dankerusakan lingkunganterhadap kesejahteraan masyarakat kesejahteraan ………... .... 157

5.4 Pengaruh tidak langsung (indirect Effect) dan jumlah Total pengaruh (total effect) ...158

5.5 Pengaruh terbukanya kesempatan kerja (X1) terhadap Kesejahteraan masyarakat (Y) melalui kerusakan Lingkungan ... ...159

5.6 Harga yang harus dibayar dalam setiap pengambilan galian C oleh pengusaha khususnya pasir,kerikil dan koral ... ...159

5.7 Temuan teoritis ... ...163

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... ...167

6.1 Kesimpulan ... ...167

6.2 Saran ... ...169

(17)

VALUASI EKONOMI KEGIATAN PENAMBANGAN GALIAN C TERHADAP

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH UTARA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui valuasi ekonomi kegiatan penambangan galian C terhadap kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Aceh Utara, sehingga penambangan yang tidak mendukung kelangsungan kehidupan masa depan dapat dikurangi dan bisa meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Penelitian dilakukan di beberapa kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara provinsi Aceh . Parameter yang diamati ada beberapa variabel, terbukanya lapangan kerja, kerusakan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini juga menggunakan model regresi untuk melihat pengaruh valuasi ekonomi dampak lingkungan penambangan terhadap kesejahteraan masyarakat, dan nilai yang harus dibayar pengusaha pada Pemerintah daerah dengan motode menghitung ongkos produksi dan unit rent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak kegiatan penambangan galian C yang terdiri dari variabel terbukanya lapangan kerja berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat, sedangkan kerusakan lingkungan menunjukkan pengaruh negatif terhadap kesejahteraan masyarakat sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Dan hasil kelayakan pengutipan biaya pasir sebesar Rp.80.000/truk dan untuk Koral dengan biaya Rp.120.000/truk sedangkan untuk biaya kerikil sebesar Rp.124.000/truk. Model regresi menunjukkan bahwa variabel terbukanya lapangan kerja menunjukkan pengaruh sebesar 62 %, sedangkan kerusakan lingkungan berpengaruh sebesar 49 % terhadap kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pengaruh total dari kedua variabel yaitu terbukanya lapangan kerja , kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan masyarakat adalah sebesar 39 %. Dengan demikian kesejahteraan masyarakat dengan adanya pengaruh dari dampak kegiatan penambangan mempunyai pengaruh positif.

(18)

ECONOMIC VALUATIONACTIVITY QUARRYING C MINING ON WELFARE SOCIETY IN THE DISTRICT NORTH ACEH

ABSTRACT

The economic valuation of mining quarrying C on welfare in North Aceh district, to support the sustainaibility and improve the welfare of sociaty. The study was conducted in places in North districs Aceh. The observed parameters are work opportunities, environmental degradation, and social welfare. This studyalso uses a regression model to see the effect of the economic valuation of the environmental impact of mining on public welfare, and the value to be paid to the local government employers using the cost of production and the unit rent. The results of budget showedthat the impact of mining quarring C consists of variable work opportunities a possitive effect on the welfare of the community eccording hyphothesis . The resulting feasibility citations sales cost sand Rp.80.000/tucts cost of sant and coral at a cost to Rp.120.000/tructs while for the cost of Rp.124.000/truct gravel. The regression model showed that the work opportunities demontrate the effect by 62 % , while the effect of environmental damage by 49 % against the public welfare. While the total effect of the two variables work opportunities environmental damage to the walfare of society is at 39 %. Thus the publict welfare with the influence of the impact of mining activities a positive effect.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan

jasa-jasa lingkungan di dunia khususnya di Indonesia telah melampaui daya dukung bumi

dalam menyediakan (memproduksi) segenap sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan,

sementara jumlah penduduk serta pendapatan masyarakat semakin meningkat (Dahuri

2012). Oleh karena itu, permintaan barang dan jasa di masa mendatang akan terus

meningkat pula yang semakin tidak dapat dipenuhi lagi dari hasil-hasil pendayagunaan

sumberdaya alam. Sebagai konsekuensinya, tuntutan untuk memanfaatkan sumberdaya

alam dimasa mendatang juga akan meningkat. Beberapa kenyataan yang terjadi dalam

lingkungan kita saat ini diantaranya peningkatan jumlah penduduk, kegiatan industri,

pencemaran, ketersediaan air bersih, pengelolaan secara berlebihan dan faktor penting

lainnya. Semua faktor faktor ini merupakan komponen yang saling terkait dalam

berkehidupan saat ini.

Untuk mencapai optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam diperlukan adanya

neraca sumberdaya alam dan lingkungan yang memerlukan penilaian ekonomi (valuasi

ekonomi) terhadap cadangan pemanfaatan sumberdaya alam dan juga diarahkan bagaimana

pengelolaan sumberdaya tersebut tepat guna dan seefesien mungkin dengan tidak

mengurangi sumberdaya untuk generasi mendatang (sustainable development).

Pembangunan merupakan upaya sadar untuk mengelola dan memanfaatkan

sumberdaya guna meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang

(20)

mengukur kualitas hidup manusia sehingga semakin tinggi nilai pertumbuhan ekonomi

maka semakin tinggi pula taraf kualitas hidup manusia. Semakin cepat pertumbuhan

ekonomi akan semakin banyak barang sumberdaya yang diperlukan dalam proses

produksi yang pada giliranya akan mengurangi ketersediaan sumberdaya alam sebagai

bahan baku yang tersimpan pada sumberdaya alam yang ada. Jadi semakin berpacunya

pembangunan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat berarti semakin

banyak barang sumberdaya yang diambil dari dalam bumi dan akan semakin sedikitlah

jumlah persedian sumberdaya alam tersebut. Disamping itu pembangunan ekonomi yang

cepat dibarengi pembangunan instalasi-instalasi pengolah maka akan tercipta pula

pencemaran yang merusak sumberdaya alam dan juga manusia itu sendiri ( Suryanto,

2009).

Pembangunan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pada

dasarnya merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

akan berdampak pada perubahan fungsi lingkungan hidup. Oleh karenanya, pola dan

cara-cara membangunlah yang akan menentukan besaran dampak yang akan terjadi pada

lingkungan hidup ( Djajadiningrat, 2011 ).

Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

Karena itu aspek kesehatan yang merupakan salah satu faktor utama kesejahteraan

manusia , juga termasuk dalam pengelolaan lingkungan (UU No 4 Tahun 1982).

Kegiatan usaha penambangan akan mampu menghasilkan dampak positif dan

dipastikan mengakibatkan dampak negatif. Dampak positif dalam bentuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat sekitar, menciptakan peluang kerja, timbulnya kegiatan

(21)

limbah, dapat menimbulkan gangguan penyakit, timbulnya debu dan kebisingan serta

kerusakan lingkungan di bidang sosial dan budaya (Sukandarrumidi, 2010 ). Dalam proses

penambangan galian C seluruh pengusaha diharap selalu memperhatikan baku mutu

( KepMenLH No.48/MENLH/11/1996) adapun untuk debu batas baku mutu yang

seharusnya 90 ) laser diode, kebisingan baku mutu yang ditetapkan sebesar 55) desibel

meter, serta untuk kekeruhan air sungai tidak melebihi yang ditetapkan sebesar 5 turbiti

meter.

Kegiatan pertambangan yang merupakan kegiatan padat teknologi dan padat modal,

merupakan sumber devisa negara. Perputaran ekonomi pada saat proyek berlangsung sudah

tentu akan merangsang pertumbuhan sektor perekonomian terkait. Tersedia dan terbukanya

lapangan kerja bagi masyarakat setempat walaupun kehadiran masyarakat pendatang untuk

ikut berkompetisi tak dapat di hindari. Dengan masuknya berbagai ragam budaya dan pola

hidup setiap orang yang telibat dalam proyek pertambangan ini, secara bertahap akan

mempengaruhi pola kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat(Rissamasu et al.,

2012) .

Pengelolaan lingkungan hidup di Aceh pada masa yang akan datang menjadi kunci

keberhasilan atas penataan ruang untuk menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.

Seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang No.11 tahun 2006 (UUPA) Bab XX

pasal 141 (1) Perencanaan pembangunan Aceh /Kabupaten/Kota disusun secara

komprehensif sebagai bagian perencanaan pembangunan nasional. Pernyataan ini

dipertegas dalam pasal 142 (1) Pemerintah Aceh mempunyai kewenangan menetapkan

(22)

Wilayah Aceh (RTRW) dan Kabupaten/Kota (RTRK) dengan memperhatikan

pembangunan berkelanjutan dan kelestarian lingkungan hidup .

Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UU PA) ini akan menjadi payung hukum atas

pelaksanaan desentralisasi dan otonomi serta memperhatikan pembangunan berkelanjutan

dan kelestarian lingkungan hidup di Aceh, dalam pembangunan dimasa yang akan datang

perlu dilihat bagaimana membangun hubungan timbal balik antara manusia dengan

komponen-komponen alam harus berlangsung dalam batas keseimbangan, apabila

hubungan timbal balik tersebut terlaksana tidak seimbang, maka akan mengakibatkan

adanya kerusakan lingkungan fisik, ekonomi, sosial dan budaya ( Sumarwoto, 1991).

Sebagai provinsi yang mengandalkan sumberdaya alam baik di laut maupun di

darat sebagai andalan masa depan (Renstra Aceh Tahun 2001-2005) kawasan dan lahan

penambangan di Aceh merupakan masalah baru dalam lingkungan dan keberlanjutan

pembangunan, seperti rentan terhadap erosi dan longsor serta hilangnya sumberdaya air

dimasa yang akan datang . Dan mudahnya pengambilan sumberdaya alam di Aceh yang

tidak terlepas dari longgarnya kebijakan-kebijakan dan kurangnya valuasi ekonomi dalam

sektor penambangan galian C seperti yang disebutkan dalam Undang-undang no 11 Tahun

1967 yang mengatur tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan, menurut

undang-undang tersebut bahan golongan galian C adalah bahan galian tidak strategis dan vital,

yang pengelolaannya diberikan oleh Pemerintah daerah dengan mengeluarkan surat izin

pertambangan daerah.

Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lokasi

penambangan galian C di Provinsi Aceh, ini tidak terlepas dari giatnya sektor penggunaaan

(23)

C di Kabupaten Aceh Utara mencapai 187,81 hektar yang berada di 9 lokasi titik sebaran

galian yang disajikan pada tabel 1.1

Tabel 1.1. Lokasi dan luas area penambangan galian C di Kabupaten Aceh Utara

No Nama Kecamatan Jumlah titik galian C Luas Area Area galian (ha) 1. Sawang 3 25

2. Kuta Makmur 3 16,1 3. Simpang Kramat3 14,7 4. Langkahan 1 5 5. Tanah Luas 4 20,4 6. Nisam Antara 3 4,05 7. Cot Girek 1 1,37 8. Paya Bakong 1 0,505 9. Nisam 1 100,68

Jumlah 20 187,81 Sumber : Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, 2011.

Pendapatan daerah yang diperoleh dari kegiatan usaha penambangan galian C di

Kabupaten Aceh Utara selama kurun waktu 2007 sampai dengan tahun 2011 terdiri dari

pendapatan retribusi izin usaha dan pajak pengambilan dan penggalian bahan galian C yang

dapat dilihat pada tabel 1.2 .

Tabel 1.2. Data restribusi pendapatan izin usaha dari sektor usaha pertambangan pertambangan bahan galian golongan C di Kabupaten Aceh Utara tahun 2007-2011

Tahun Restribusi Daerah Target Realisasi

2007 Restribusi Izin Usaha Pertambangan Bahan Galian golongan C

5.000.000,- 5.780.000,-

2008 Restribusi Izin Usaha Pertambangan Bahan Galian golongan C

6.000.000,- 3.477.000,-

2009 Restribusi izin Usaha Pertambangan Bahan Galian golongan C

8.400.000,- 9.248.160,-

2010 Restribusi izin Usaha Pertambangan bahan galian golongan C

21.454.000,- 18.461.400,-

2011 Restribusi izin Usaha Pengambilan dan Penggalian Bahan galian golongan C

57.600.000,- 14.022.600,-

(24)

Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2007 dan tahun 2009, realisasi

pendapatan dari pajak sektor penambangan galian C melampaui target yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. Namun demikian pada tahun 2010 dan 2011

realisasi pendapatan pajak mengalami penurunan.

Kegiatan penambangan galian C di Kabupaten Utara selama ini telah menyokong

memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Aceh Utara. Meskipun

demikian, kegiatan penambangan galian C ini juga memberikan dampak kerusakan

lingkungan terutama disekitar lokasi penambangan galian C. Beberapa dampak lingkungan

yang terjadi berkaitan dengan keberadaan penambangan galian C dapat dikaji dari dua sisi

positif dan negatif (Hasibuan, 2006). Dampak positif yang ditimbulkan dari penambangan

bahan galian C diantaranya :

a. Terserapnya tenaga kerja.

b. Menambah pendapatan asli daerah (PAD) dengan kewajiban pengusaha

membayar restribusi dan iuran-iuran lain .

c. Memperlancar transportasi , karena yang tadinya jalan penduduk setempat hanya

merupakan jalan setapak, maka diupayakan pengusaha untuk membuat jalan yang

lebih lebar agar dapat dilewati oleh kenderaan pengangkut bahan galian.

Dampak negatif berupa resiko akibat penambangan bahan golongan galian C. Dari

proses pengangkutan hasil galian baik berupa pasir, kerikil dan batu inilah yang

mengakibatkan terjaditnya kerusakan jalan bahkan menimbulkan lubang-lubang besar

bekas galian C yang kedalamannya mencapai tiga sampai empat meter, dan apabila bekas

(25)

rusak. Rona awal lahan yang sebelumnya merupakan kebun tanaman budidaya seperti,

padi, pisang dan bambu serta tumbuh-tumbuhan lain yang terletak dipinggiran sungai,

akibat dilakukan penambangan didasar maka apabila terjadi banjir dan sungai meluap

mengakibatkan tanaman-tanaman budidaya tersebut tenggelam dan semakin melebarnya

pinggiran sungai.

Dengan jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Utara sensus tahun 2010 sebanyak

529.751 jiwa menjadi potensi pengembangan perekonomian dan pembangunan, sehingga

sangat penting memperhatikan daya dukung dan nilai sumberdaya alam yang menjadi

sumberdaya utama keberlangsungan (sustainability) kehidupan. Hasil valuasi ini nantinya

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan arah dan strategi serta kebijakan

pembangunan pada masa yang akan datang. Dalam upaya mengelola lingkungan dan

mengembangkan kesejahteraan masyarakat (community development) yang menjadi

konsep pembangunn internasional, maka dipandang perlu dilakukan penelitian Valuasi

Ekonomi kegiatan penambangan terhadap kesejahteraan masyarakat.

1.2. Perumusan Masalah

Kondisi dan adanya laju pertumbuhan penduduk yang besar akan dapat memacu

tekanan terhadap lahan. Dalam pengelolaan sumberdaya alam, terjadi perubahan

pengelolaan dari monokultur menjadi campuran dan ini mulai terlihat mulai tahun 2005.

Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang dijumpai antara lain adalah :

a. Apakah terbukanya lapangan kerja, kerusakan lingkungan berpengaruh terhadap

(26)

b. Bagaimana pengaruh tidak langsung terbukanya lapangan kerja terhadap kesejahteraan

masyarakat melalui kerusakan lingkungan di Kabupaten Aceh Utara .

c. Bagaimana pengaruh total variabel kegiatan penambangan galian C terhadap

kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Aceh Utara .

d. Berapa harga yang harus dibayar pengusaha pada pemerintah selaku agen yang

memperhatikan kepentingan umum.

e. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan lingkungan kegiatan

penambangan galian C di masa yang akan datang

f. Bagaimana pemanfaatan sumberdaya alan galian C secara ekonomis, adil dan

berkelanjutan

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pada penelitian adalah untuk melakukan penilaian ekonomi (Economic

Valuation ) penambangan galian C terhadap kesejahteraan masyarakat dan merumuskan

sebuah kebjakan, alternatif dalam rangka pengelolaan kawasan penambangan galian C di

masa yang akan datang . Untuk mencapai tujuan umum, secara spesifik tujuan dari

penelitian ini adalah untuk :

a. Mengetahui dampak terbukanya lapangan kerja dan kerusakan lingkungan terhadap

kesejahteraan masyarakat dikabupaten Aceh Utara

b. Menganalisis pengaruh tidak langsung terbukanya lapangan kerja terhadap

kesejahteraan masyarakat melalui kerusakan lingkungan di Kabupaten Aceh Utara.

c. Untuk melihat bagaimana pengaruh total variabel kegiatan penambangan galian C

(27)

d. Mengetahui berapaharga yang harus dibayar dalam setiap pengambilan galian C oleh

pengusaha khususnya pasir ,kerikil dan koral.

e. Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan

lingkungan penambangan galian C di masa yang akan datang .

f. Menganalis pemanfaatan sumberdaya alam galian C secara ekonomis, adil dan

keberlanjutan

1.4 ManfaatPenelitian

Dengan adanya kegiatan penelitian ini, maka diharapkan memberikan beberapa

manfaat sebagai berikut :

a. Informasi mengenai dampak penambangan galian C terhadap kesejahteraan masyarakat

di Kabupaten Aceh Utara.

b. Adanya pengetahuan bagi masyarakat umum tentang fungsi lingkungan dalam

penambangan galian C.

c. Sebagai masukan dan pertimbangan untuk menentukan penyusunan kebijakan dalam

pengambilan keputusan penggalian galian C dan pengelolaan sumberdaya alam dan

lingkungan secara menyeluruh.

d. Adanya dasar patokan bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama untuk

pengembangan pengetahuan.

e. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam pemanfaatan sumberdaya alam

(28)

1.5. Novelty

Dampak kegiatan penambangan banyak dilakukannamun kebanyakan berorientasi

pada research yang mengarah pada tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan seperti

tingkat kekeruhan air, kebisingan dan banyaknya debu yang berterbangan tetapi bukan pada

dampak yang diakibatkan dari hasil penambangan terhadap kesejahteraan masyarakat dan

harga yang diperoleh baik masyarakat atapun pemerintah daerah.

Hasil analisis Valuasi ekonomi kegiatan penambangan galian C perlu dilakukan

untuk melihat seberapa besar biaya yang harus dibayar pengusaha untuk kesejahteraan

Masyarakat dan menggunakan metode rumus penghitungan nilai rent yang sesuai akan

(29)

1.6 Kerangka Berpikir Penelitian.

Pemasalahan Valuasi ekonomi

-Pengambilan Pasir

-Pengambilan Koral

- Pengambilan Kerikil

Kegiatan Penambangan galian C

Kerusakan Lingkungan

Terbuka lapangan

kerja

Pencemaran air Berdebu Kebisingan

Mata Pencarian Terpenuhi kebutuhan

hidup

Harga Kebijakan Pengelolaan

Pemanfaatan SDA galian C

- Ekonomis - Berkeadilan - Berkelanjutan

Kesejahteraan

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian

1.7 Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

Ho. Terbukanya lapangan kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kesejahteraan masyarakat .

Ha. Terbukanya lapangan kerja berpengaruh positif terhadap kesejahteraan

(30)

Ho. Kerusakan lingkungan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kesejahteraan masyarakat .

Ha. Kerusakan lingkungan berpengaruh positif terhadap kesejahteraan

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu

Studi terdahulu mengenai kajian dampak lingkungan kegiatan penambangan pasir,

kerikil dan koral cukup intensif dilakukan khususnya di dalam negeri, faktor penyebab

tingginya tingkat bahaya erosi adalah karena penambangan pasir yang tidak megindahkan

konservasi tanah dan lahan serta faktor geografis dan geologis daerah penelitian. Dugaan

erosi yang terjadi pada lokasi penambangan pasir adalah total dugaan erosi yang terjadi

87.660,76 ton/ tahun (Yudhistira, 2008). tingkat bahaya erosi berdasarkan Keputusan

Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Departemen Kehutanan No.041/Kpts/V/1998 adalah

moderat dan ringan.

Raden (2010) mengemukakan bahwa dampak penambangan batubara di Kutai

Karta Negara menyimpulkan bahwa pertambangan batubara memberikan dampak positif

terhadap perekonomian masyarakat disekitar perusahaan; yaitu meningkatkan pendapatan

per bulan, memberikan peluang kerja dan peluang usaha sehingga dapat memperbaiki ekonomi masyarakat.

Kegiatan penambangan pasir yang dilakukan menimbulkan dampak terhadap

lingkungan yaitu dampak fisik dan dampak sosial ekonomi. Dampak fisik lingkungan yaitu

adanya tebing-tebing bukit yang rawan longsor, kurangnya debit air permukaan/ mata air,

rusaknya jalan, polusi udara. Dampak sosial ekonomi penyerapan tenaga kerja karena

sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di penambangan pasir; adanya

(32)

konflik. Adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan pasir yang berpotensi

longsor sehingga sewaktu-waktu bisa mengenai lahan dan pemukiman mereka, apalagi bila

turun hujan.

Rissamsu et al (2012) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Pengelolaan

penambangan bahan galian golongan C, menjelaskan secara garis besar dapat dibagi

menjadi beberapa kegiatan yaitu; penentuan lokasi penambangan pasir, reklamasi/

rehabilitasi lahan pasca penambangan, pengendalian erosi. Tujuan akhir dari penambangan

adalah mengatasi kerusakan lingkungan yang ada, mengendalikan laju erosi serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1. Pengelolaan penambangan bahan golongan C dilakukan dengan pemberian izin baik

pada pengusaha maupun pemilik hak ulayat. Sosialisasi dilakukan tentang pentingnya

izin penambangan untuk menekan kerusakan lingkungan terutama pada pengusaha

penambangan yang rakyat (tanpa izin) yang tersebar.

2. Belum ada kawasan khusus untuk penambangan bahan galian golongan C karena belum

ada inventarisasi wilayah penambangan, belum ada peraturan daerah, dan dinas terkait

lebih fokus pada bidang energi.

3. Inventarisasi usaha di lokasi penambangan, pemberian izin, penambangan masih

menitikberatkan pada unsur penerimaan pajak dan retribusi, Upaya Pengelolaan

ingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) belum menjadi syarat

bagi pengusaha penambang.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan diantaranya adalah peraturan daerah

(33)

Hidayat (2011) menyatakan kegiatan penambangan pasir menimbulkan dampak

terhadap lingkungan yaitu dampak fisik dan dampak sosial ekonomi. Dampak fisik

lingkungan yaitu adanya tebing-tebing bukit yang rawan longsor, kurangnya debit air

permukaan/ mata air, rusaknya jalan, polusi udara. Dampak sosial ekonomi penyerapan

tenaga kerja karena sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di penambangan

pasir, adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk diambil

pasirnya dengan harga tinggi, banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat

menimbulkan konflik. adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan pasir

yang berpotensi longsor sehingga sewaktu-waktu bisa mengenai lahan dan pemukiman.

Sedangkan (Hasibuan, 2006) menjelaskan hasil penelitiannya tentang dampak

Penambangan bahan galian C terhadap lingkungan , menjelaskan bahwa banyak usaha

penambangan tidak memiliki izin yaitu dari jumlah data yang dimiliki sebanyak 53 usaha

penambangan yang memiliki izin hanya 16 yang memiliki izin, oleh karena itu dapatlah

diprediksi bagaimana pengusaha penambangan yang belum memiliki izin, seperti Surat

izin Penambangan daerah tersebut melakukan usahanya tanpa menghirau untuk tetap

memelihara lingkungan, maupun kewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintah

daerah.

Sebelum penambangan dilakukan , maka permukaan tanah harus terlebih dahulu

dilakukan lin clearing, (Hasibuan, 2006) yaitu mengambil lapisan permukaan tanah lebih

kurang 1 (satu) meter, untuk diasingkan atau disimpan dan apabila penambangan telah

selesai, maka tanah yang diasingkan tersebut ditimbun kembali untuk menutupi bekas

penambangan tetap dapat ditanami tanaman pertanian, hal ini penting diperhatikan

(34)

pengendalian kerusakan tanah untuk produksi Biomasa terhadap bekas galian didarat yang

menimbulkan lubang-lubang besar.

Kegiatan Penambangan bahan galian C khusunya pasir, kerikil, batu, selain

mempunyai dampak positif juga mempunyai dampak negatif, dampak negatif diantaranya :

a). Lingkungan fisik sampai aktif mengalami perubahan

b). Terjadinya perubahan permukaan lahan galian

c). Rusaknya jalan yang menjadi sarana transportasi penduduk setempat yang akan terjadi

pencemaran udara pada musim kemarau.

Valuasi ekonomi lahan pertanian selain berfungsi sebagai penghasil jasa lingkungan

juga menghasilkan komoditas pertanian. Nilai jasa lingkungan yang terdiri lahan sawah

sebesar 85,4 % dan lahan kering masing sebesar 72,1% dari nilai ekonomi totalnya (Irawan,

2007). Hal ini menunjukkan sistem usahatani lahan sawah menghasilkan jasa lingkungan

yang jauh lebih tinggi dari pada nilai padi yang dihasilkannya. Konversi lahan sawah akan

lebih banyak mendatangkan kerugian dalam bentuk hilangnya berbagai manfaat jasa

lingkungan daripada biaya untuk mengelolanya. Oleh karena itu konversi lahan pertanian

untuk pembangunan sarana dan prasarana sebaiknya memprioritaskan lahan kering

daripada lahan sawah.

2.2 Penambangan Galian C

Industri penambangan, merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah

Indonesia untuk mendatangkan devisa; selain mendatangkan devisa industri pertambangan

juga menyedot lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota merupakan sumber

(35)

meliputi: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/ pemurnian, pengangkutan mineral/ bahan

tambang.

Industri penambangan selain mendatangkan devisa dan menyedot lapangan kerja

juga rawan terhadap pengrusakan lingkungan. Banyak kegiatan penambangan yang

mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena pengrusakan lingkungan, apalagi

penambangan tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga membahayakan jiwa

penambang karena keterbatasan pengetahuan si penambang dan juga karena tidak adanya

pengawasan dari dinas instansi terkait (Yudhistira, 2008 ).

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral dan batubara yang meliputi penyelidikan

umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang (Rissamasu et al, 2012 ).

Kegiatan pertambangan mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan,antara lain

perubahan bentang alam, perubahan habitat flora dan fauna, perubahan struktur tanah,

perubahan pola aliran air permukaan dan air tanah dan sebagainya. Perubahan-perubahan

tersebut menimbulkan dampak dengan intensitas dan sifat yang bervariasi. Selain

perubahan pada lingkungan fisik, pertambangan juga mengakibatkan perubahan kehidupan

sosial, budaya dan ekonomi.

Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan tidak hanya bersumber dari

pembuangan limbah, tetapi juga karena perubahan terhadap komponen lingkungan yang

berubah atau meniadakan fungsi-fungsi lingkungan. Semakin besar skala kegiatan

(36)

ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat bersifat

permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula. Perubahan topografi

tanah, termasuk karena mengubah aliran sungai, bentuk danau atau bukit

selama masa pertambangan, sulit dikembalikan kepada keadaannya semula.

Kegiatan pertambangan juga mengakibatkan perubahan pada kehidupan sosial,

ekonomi dan budaya masyarakat. Perubahan tata guna tanah, perubahan kepemilikan tanah,

masuknya pekerja, dan lain-lain. Pengelolaan dampak pertambangan terhadap lingkungan

bukan untuk kepentingan lingkungan itu sendiri tetapi juga untuk kepentingan manusia

(Nurdin et al, 2000).

2.2.1 Perkembangan pengelolaan bahan galian golongan C

Perkembangan pengelolaan bahan galian golongan C , dalam pelaksanaan dan

pengelolaannya menjadi falsafah dasar dalam pengelolaan sumber daya mineral adalah

pasal 33 ayat (3) Undang-Undang dasar 1945 menyebutkan bahwa “bumi dan air, dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”. Falsafah ini mengandung arti dan

menunjukkan bahwa sumber daya mineral menjadi milik negara Republik Indonesia.

Sehingga penanggung jawab pengelolaan pada pemerintah daerah adalah sebagai berikut :

pada Pemerintah Kabupaten/Kota, pengelolaan yang di lakukan adalah menyangkut

pengaturan, perizinan, pembinaan dan pengawasan pertambangan.

Sehubungan untuk menjamin kesinambungan antara penambangan dengan

masyarakat adanya baku mutu seperti Udara, Kebisingan dan air yang layak untuk

(37)

No.48/MENLH/11/1996 tentang baku mutu kebisingan lingkungan kawasan perumahan

dan pemukiman, yang perbolehkan sesuai dengan Kepmen Lingkungan hidup.

Rissamasu et al. (2012) menyatakan ada beberapa faktor dari dalam maupun dari

luar yang mempengaruhi kegiatan penambangan yaitu :

Faktor dari dalam

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi menjadi penyebab adanya kegiatan penambangan pasir. Sehingga

masyarakat mengandalkan sumber daya alam yang di milikinya yaitu tanah milik pribadi

yang kemudian digali dan dijual pada pengusaha yang memerlukan pasir Kerikil/tanah

timbun dan batu, lebih mudah mendatangkan uang bagi kehidupan sehari-hari. Pemikiran

masyarakat yang mengandalkan lahannya untuk mencari nafkah hidup, lebih baik untuk

penambangan bahan galian golongan C karena menghasilkan uang dalam sehari, dan

menjadi mata pencaharian masyarakat setempat.

2. Faktor Pendidikan

Faktor pendidikan masyarakat juga berpengaruh terhadap penambangan galian c.

3. Faktor dari Luar

a). Regulasi Belum adanya PERDA khusus Teknis Pertambangan. Belum adanya peraturan

daerah yang mengatur tentang pertambangan bahan mineral bukan logam dan batuan

secara teknis sehingga tidak ada peraturan yang mengikat atau melarang mereka

b). Kurangnya sumber daya manusia juga menjadi salah satu faktor kurang maksimalnya

pengawasan penambangan di lapangan, terlihat dari sumber daya yang dimiliki

c). Kurangnya pembinaan serta sosialisasi kurang dilakukan sehingga masyarakat kurang

(38)

2.3 Dampak Penambangan galian C

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktifitas. Aktifitas

tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi ( Sumarwoto, 2009).

Misalnya semburan asap beracun dari kawah Sinila di Dieng adalah aktifitas alam yang

bersifat kimia, gempa bumi adalah aktifitas alam fisik dan pertumbuhan massal enceng

gondok aktifitas alam biologi. Aktifitas dapat pula dilakukan oleh manusia, misalnya,

pembangunan sebuah dermaga dan penyemprotan dengan pestisida sehingga

menimbulkan dampak pada kegiatan manusia lainnya. Dalam kontek AMDAL . Penelitian

dampak dilakukan karena adanya rencana aktifitas manusia dalam pembangunan. Secara

umum dalam AMDAL dampak pembangunan diartikan sebagai perubahan yang tidak

direncanakan yang diakibatkan oleh aktifitas pembangunan .

Dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, dampak lingkungan didefinisikan sebagai suatu perubahan

lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu dan atau kegiatan. Sementara itu,

Soemarwoto (2005) dalam Raden et.al (2010) mendefinisikan dampak sebagai suatu

perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut dapat

bersifat alamiah, baik kimia, fisik, dan biologi.

Dampak bersifat biofisik, seperti contoh diatas, dapat juga bersifat sosial-ekonomi

dan budaya. Misalnya dampak pembangunan pariwisata ialah berubahnya nilai budaya

penduduk didaerah objek wisata itu dan ditirunya tingkah-laku wisatawan oleh penduduk

setempat (Sumarwoto, 2009).

Berbagai dampak potensial di sektor sosial dan ekonomi dapat terjadi akibat adanya

(39)

dampak positif diantaranya tersedianya fasilitas sosial dan fasilitas umum, kesempatan

kerja karena adanya penerimaan tenaga kerja, meningkatnya tingkat pendapatan

masyarakat sekitar tambang, dan adanya kesempatan berusaha. Disamping itu dapat pula

terjadi dampak negatif diantaranya muncul berbagai jenis penyakit, menurunnya kualitas

udara, meningkatnya kecelakaan lalu lintas, dan terjadinya konflik sosial saat pembebasan

lahan ( Raden et.al, 2010 ) .

Dampak adalah akibat dari suatu kegiatan misalnya pembangunan. Dampak

kegiatan pemabngunan ini muncul karena adanya pihak yang diuntungkan (gainers) dan

pihak yang dirugikan (losers) maka penilaian dampak sosial ekonomi juga perlu mengacu

kepada mereka yang diuntungkan dan dirugikan (Soekartawi, 140:1995).

Rissamasu et al., (2012) menyatakan Penambangan bahan galian golongan C ,

tentu akan mengakibatkan 2 Dampak terhadap wilayah pembangunan yaitu dampak positif

dan dampak negatif.

Dampak positif

Dampak positif adalah manfaat yang di hasilkan dari kegiatan penambangan bahan galian

golongan c yaitu:

a. Terserapnya tenaga kerja, yaitu masyarakat memiliki pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarganya.

b. Menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan kewajiban pengusaha membayar

pajak dan retribusi bahan galian golongan C.

c. Memperlancar transportasi. Karena yang tadinya hanya jalan penduduk menjadi jalan

(40)

Dampak Negatif

Dampak negatif yang di akibatkan karena penambangan bahan galian golongan C, adalah

terjadinya lubang-lubang yang besar yang menyebabkan lahan menjadi tidak produktif.

Sehingga pada waktu musim hujan lubang-lubang itu akan menjadi sarang nyamuk yang

mengakibatkan penyakit pada masyarakat setempat. Dampak negatif ini tentunya menjadi

perhatian pemerintah daerah untuk melakukan reklamasi tambang setelah akhir kegiatan

penambangan.

2.3.1 Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan

Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan dilihat dari beberapa aspek,

menurut (Rissamasu. 2012) yaitu:

1. Aspek fisik

Kegiatan pembukaan lahan / penyiapan lahan akan mengakibatkan hilangnya tanaman

penutup tanah dan pohon. Hilangnya tanaman penutup ini mengakibatkan permukaan

tanah menjadi rawan terhadap erosi oleh air maupun angin. Hilangnya tanaman tumbuhan

pada areal tersebut, perubahan nutrisi lapisan tanah karena pengaruh panas, terjadinya

erosi oleh air permukaan serta penurunan kualitas tanah.

2. Aspek kimia

Penurunan kualitas kimiawi air permukaan, air tanah, udara serta tanah akibat masuknya

unsur kimia yang berasal dari kegiatan pertambangan yang melampaui baku mutu yang

telah ditetapkan. Kegiatan sarana penunjang juga mempunyai potensi pencemaran,

(41)

rumah sakit/poliklinik, depot BBM, dll. Kegiatan-kegiatan tersebut berpotensi

melepaskan limbah cair, padat maupun gas ke lingkungan dengan karakteristik fisik

maupun kimiawi berbeda.

3. Aspek biologi

Pembukaan lahan dalam skala luas akan mengurangi jumlah dan jenis tumbuhan lokal,;

dapat menimbulkan kepunahan terutama jenis/spesies indemik daerah tersebut. Spesies

flora dan fauna indemik pada umumnya sangat rentan terhadap perubahan lingkungan,

sehingga upaya untuk mengembalikan keberadaan jenis tersebut pada suatu kondisi

rekayasa akan sulit berhasil.

4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kegiatan pertambangan yang merupakan kegiatan padat teknologi dan padat modal,

merupakan sumber devisa negara. Perputaran ekonomi pada saat proyek berlangsung

sudah tentu akan merangsang pertumbuhan sektor perekonomian terkait. Tersedia dan

terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat setempat walaupun kehadiran masyarakat

pendatang untuk ikut berkompetisi tak dapat di hindari. Dengan masuknya berbagai

ragam budaya dan pola hidup setiap orang yang telibat dalam proyek pertambangan ini,

secara bertahap akan mempengaruhi pola kehidupan sosial dan budaya masyarakat

setempat.

5. Aspek Kesehatan dan Keamanan

Dengan beragamnya pola hidup serta status sosial masyarakat, ditambah dengan kegiatan

pertambangan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, akan

mengakibatkan munculnya berbagai jenis penyakit pada masyarakat yang mungkin

(42)

tidak jarang timbul masalah akibat adanya perbedaan yang mungkin tidak bisa diterima

masyarakat setempat. Hal tersebut sangat memungkinkan timbulnya kerawanan

keamanan yang dapat mengganggu kelancaran pertambangan itu sendiri.

6. Reklamasi tambang

Reklamasi adalah upaya yang terencana untuk mengembalikan fungsi dan daya dukung

lingkungan pada lahan bekas tambang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jadi suatu

perencanaan tambang yang baik dan benar sejak awal sudah mencantumkan upaya

reklamasi suatu lahan bekas tambang, bahkan dimana keadaan lapangan memungkinkan

reklamasi juga dilakukan pada saat tambang masih berjalan.

Kegiatan Pertambangan mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan , karena

asas pembangunan berkelanjutan. Sektor Pertambangan berkesempatan mengentaskan

kemiskinan secara langsung maupun tidak langsung, terutama didaerah yang

pembangunan sektor lainnya belum dimulai ( Sudjana 1993 ). Sebelum Penambangan

dimulai , Reklamasi atau penataan lingkungan harus sudah direncanakan bersama

perencanaan tahapan lainnya. Urutan kegiatan pertambangan adalah Eksplorasi,

Pembangunan Pabrik, Penambangan, Pemurnian, dan Reklamasi seperti yang disajikan

dalam Gambar 2.

Reklamasi atau penataan lingkungan harus sudah direncanakan bersamaan

perencanaan tahapan lainnya. Urutan kegiatan Pertambangan adalah dimulai dari Ekplorasi,

Pembangunan Pabrik, Penambangan , Pemurnian , dan Reklamasi (gambar 2.1.). Dan

seperti yang tertera dalam undang-undang no. 4 Tahun 1982 bahwa Perusahaan harus

menginvestasikan sebagaian kekayaan dibank sebagai jaminan reklamasi; Perusahaan yang

(43)

reklamasi atau penataan lingkungan tidak terasa mahal, oleh karena itu harus direncanakan

[image:43.612.113.554.121.419.2]

sebelum kegiatan penambangan dimulai.

Gambar 2.1 Bagan alir kegiatan penambangan

2.4 Industri pertambangan

Noor (2006) mengemukakan bahwa industri pertambangan adalah suatu industri

dimana bahan galian mineral diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak

diperlukan. Dalam industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang

ekonomis biasanya menggunakan metode ekstraksi, yaitu proses pemisahan

mineral-mineral dari batuan terhadap mineral-mineral pengikut yang tidak diperlukan. Mineral-mineral-mineral yang

tidak diperlukan akan menjadi limbah industri pertambangan dan mempunyai kontribusi

yang cukup signifikan pada pencemaran dan degradasi lingkungan. Industri pertambangan - Perencanaan,Tek penambangan - Penentuan dampak lingkungan, perencanaan penangganan ling & pemb Pra

Produksi

Produksi

Pasca Produksi

Eksplorasi

Pembangunan

Penambangan

Pemurnian

Reklamasi

- Peninjauan

- Penentuan jenis,kualitas dan daerah penyebaran galian

-Penambangan terbuka/bawah tanah -Pengangkutan dan penghancuran -Pengumpulan /penimbunan

-Penggilingan

-Pencucian & pemurnian dari kotoran

(44)

sebagai industri hulu yang menghasilkan sumberdaya mineral dan merupakan sumber

bahan baku bagi industri hilir yang diperlukan oleh umat manusia di dunia.

Pough (1976) menjelaskan bahwa bahan tambang dibagi dalam banyak golongan

dan cirinya seperti batuan sedimen yang disebut sebagai “mainly a single , low temperature

mineral ,banded, stratified, and often fossiliferous” dari penjelasan menunjukkan bahwa

galian C yang bersumber dari batuan sedimen dengan ciri dan sifatnya adalah sebagaian

besar tunggal, temparaturnya mineral rendah, berlapis, terbagi atas tingkatan-tingkatan dan

mudah dijumpai

Salim (2007) menyatakan bahwa perusahaan tambang yang diberikan izin untuk

mengusahakan bahan tambang terdiri dari:

1. Instansi pemerintah yang di tunjuk oleh menteri;

2. Perusahaan negara;

3. Perusahaan daerah;

4. Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan daerah;

5. Koperasi;

6. Badan atau perseorangan swasta;

7. Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan atau daerah dengan koperasi dan

atau badan/ perorangan swasta,

8. Pertambangan rakyat,

Ngadiran et al (2002) menyatakan bahwa izin usaha pertambangan meliputi izin

untuk memanfaatkan bahan galian tambang yang bersifat ekstraktif seperti bahan galian

tambang golongan A, golongan B, maupun golongan C. Ada banyak jenis sumberdaya

(45)

yang ada itu di bagi menjadi tiga golongan, yaitu: (1) bahan galian strategis golongan A,

terdiri atas: minyak bumi, aspal, antrasit, batu bara, batu bara muda, batu bara tua, bitumen,

bitumen cair, bitumen padat, gas alam, lilin bumi, radium, thorium, uranium, dan

bahan-bahan galian radio aktif lainnya (antara lain kobalt, nikel dan timah); (2) bahan-bahan galian vital

golongan B, terdiri atas: air raksa, antimon, aklor, arsin, bauksit, besi, bismut, cerium,

emas, intan, khrom, mangan, perak, plastik, rhutenium, seng, tembaga, timbal,

titan/titanium, vanadium, wolfram, dan bahan-bahan logam langka lainnya (antara lain

barit, belerang, berrilium, fluorspar, brom, koundum, kriolit, kreolin, kristal, kwarsa,

yodium, dan zirkom); dan (3) bahan galian golongan C, terdiri atas; pasir, tanah uruk, dan

batu kerikil. Bahan ini merupakan bahan tambang yang tersebar di berbagai daerah yang

ada di Indonesia.

Kegiatan pertambangan, mulai dari eksplorasi sampai eksploitasi dan

pemanfaatannya mempunyai dampak terhadap lingkungan yang bersifat

menguntungkan/positif yang ditimbulkan antara lain tersedianya aneka ragam kebutuhan

manusia yang berasal dari sumber daya mineral, meningkatnya pendapatan negara. Adapun

dampak negatif yang ditimbulkan adalah terjadinya perubahan rona lingkungan

(geobiofisik dan kimia), pencemaran badan perairan, tanah dan udara, serta abrasi yang

tidak tertanggulangi (Matrizal, 2012).

Lebih lanjut Matrizal (2012), menyatakan bahwa kerusakan lingkungan karena

penambangan dan pengerukan bahan galian C, sebagian besar diakibatkan dari kurangnya

mempertimbangkan masalah-masalah lingkungan dalam perencanaan, pengoperasian dan

(46)

operasi kecil, besar dan mekanisasi penambangan atau oleh dampak kumulatif dari operasi

kecil yang dilakukan secara terus menurus.

Sukandarrumidi (2010) mengemukakan mineral sebagai sumber daya alam yang

tidak terbarukan , jenis dan jumlahnya secara keseluruhan dialam sangat banyak. Walaupun

demikian kita harus sadar, tidak semua tempat akan dijumpai semua jenis galian C itu.

Dan juga Sukandarrumidi (2010) menyatakan bahwa sumberdaya alam itu baru

akan bermanfaat apabila telah ditambang dan mendapat sentuhan teknologi. Proses

Penambangan perlu diawali dengan penelitian yang cermat agar tidak merusak lingkungan .

Selama kegiatan penambangan , Pengusaha wajib berperan serta meningkatkan taraf hidup

mansyarakat sekitar wilayah tambang melalu program pemberdayaam Masyarakat

(Community Development). Pelaksanaan penambangan khususnya untuk tambang terbuka,

dilakukan dengan melalui tahapan membuat zonasi-zonasi.

2.5 Valuasi ekonomi

Dalam pandangan ecological economics , tujuan valuation tidak semata terkait

dengan maksimisasi kesejahteraan individu, melainkan juga terkait dengan tujuan

keberlanjutan ekologi dan keadilan distribusi. Constanza dan folke, (1997) dalam Adrianto,

(2005) dan Bishop (1997) dalam Adrianto (2005) menyatakan bahwa valuation berbasis

pada kesejahteraan individu semata tidak menjamin tercapainya tujuan ekologi dan

keadilan distribusi tersebut.

Valuasi ekonomi merupakan pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin

mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya secaraformal.

(47)

Valuasi ekonomi merupakan upaya untuk memberikan nilai kuantitatif ("monetasi")

terhadap barang atau jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan baik atas

dasar nilai pasar (market value) maupun nilai nonpasar (non market value). Oleh karena itu

valuasi ekonomi sumberdaya merupakan suatu alat ekonomi (economic tool) yang

menggunakan teknik penilaian tertentu untuk mengestimasi nilai uang dari barang atau jasa

yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan.

Perbedaan antara valuasi ekonomi (economic valuation) dengan apraisal ekonomi

(economic appraisal atau economic assessment) dimana yang disebut terakhir berkaitan

dengan penilaian rencana investasi pada suatu kegiatan ekonomi atau studi kelayakan

investasi. Pada umumnya studi kelayakan investasi nilai biaya dan manfaat barang dan/atau

jasa yang bersifat nyata (tangible) dan ada pasarnya (marketable good), baik dengan harga

pasar atau harga bayangan (shadow price). Tujuan kegiatan apraisal ekonomi adalah untuk

menentukan nilai atau manfaat dan kelayakan investasi berdasarkan kriteria pengambilan

keputusan tertentu (Gittinger, 1982).

Pemahaman tentang konsep valuasi ekonomi, memungkinkan para pengambil

kebijakan dapat menentukan penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan yang efektif

dan efisien. Hal tersebut karena valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan dapat

digunakan untuk menunjukkan keterkaitan antara konservasi sumberdaya alam dan

pembangunan ekonomi, sehingga dengan demikian valuasi ekonomi dapat menjadi suatu

alat (tool) penting dalam upaya peningkatan apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap

Sumberdaya Alam dan lingkungan.

Valuasi ekonomi menggunakan satuan moneter sebagai patokan perhitungan yang

(48)

absah untuk beberapa atau semua hal, seperti nilai jiwa manusia tetapi pada kenyataannya

pilihan harus diputuskan dalam konteks kelangkaan sumberdaya. Oleh karena itu satuan

moneter sebagai patokan pengukuran merupakan ukuran kepuasan untuk suatu tindakan

pengambilan keputusan. Ketidakhadiran pasar tidak berarti manfaat ekonomi suatu barang

atau jasa tidak ada, oleh karena itu preferensi yang berkaitan dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat itu mau tidak mau harus menggunakan satuan moneter.

Ketidakhadiran pasar memang akan membuat proses valuasi ekonomi Sumberdaya Alam

dan lingkungan menjadi lebih rumit, atau harus dilakukan melalui beberapa tahap.

Ada beberapa alasan mengapa satuan moneter diperlukan dalam valuasi ekonomi

sumberdaya alam dan lingkungan. Tiga alasan utamanya adalah : (1) satuan moneter dapat

digunakan untuk menilai tingkat kepedulian seseorang terhadap lingkungan, (2) satuan

moneter dari manfaat dan biaya Sumberdaya Alam dan lingkungan dapat menjadi

pendukung untuk keberpihakan terhadap kualitas lingkungan, dan (3) satuan moneter dapat

dijadikan sebagai bahan pembanding secara kuantitatif terhadap beberapa alternatif pilihan

dalam memutuskan suatu kebijakan tertentu termasuk pemanfaatan Sumberdaya Alam dan

lingkungan (Suparmoko, 2000).

Alasan pertama dapat diartikan sebagai moneterisasi keinginan atau kesediaan

seseorang untuk membayar bagi kepentingan lingkungan. Perhitungan ini secara langsung

mengekspresikan fakta tentang preferensi lingkungan dari seseorang atau masyarakat. Hal

sebaliknya juga pada seseorang atau masyarakat yang merasa kehilangan manfaat

lingkungan, maka permasalahannya dapat disebut sebagai keinginan untuk menerima

(49)

satuan moneter dapat menunjukkan kepedulian yang kuat seseorang atau masyarakat

terhadap sumberdaya alam dan lingkungan.

Alasan kedua berkaitan dengan masalah kelangkaan sumberdaya alam, apabila ada

suatu sumberdaya alam atau jenis spesies tertentu yang menghadapi masalah kelangkaan

akibat pembangunan akan dinilai tinggi yang terekspresikan dalam satuan moneter.

Kemudian alasan ketiga berkaitan dengan aspek pengambilan keputusan dalam

pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan dimana satuan moneter dapat digunakan

sebagai salah satu indikator pengambilan keputusan.

Valuasi ekonomi lingkungan digunakan untuk memudahkan perbandingan antara

nilai lingkungan hidup (environmental values) dan nilai pembangunan (developmen

values), valuasi ekonomi lingkungan seharusnya merupakan suatu bagian integrasi dari

prioritas pembangunan sektoral dalam menentukan keseimbangan antara konservasi dan

pembangunan dalam memilih standar lingkungan .(Sanim, dalam Rachman

kurniawan,2009).

2.5.1 Valuasi ekonomi dampak lingkungan

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, meningkatnya standar

kehidupan (standard of living) menusia di negara-negara industri maju serta kelompok

orang kaya di negara-negara berkembang, dan pesatnya kemajuan teknologi ; maka

pencemaran ( pollution ) , overekploitasi SDA (Sumberdaya Alam ), banjir, erosi, tanah

longsor, sedimentasi, pengikisan keanekaragaman hayati ( biodiversity loss ), dan berbagai

macam kerusakan lingkungan lainnya pun semakin masif dan menyebar luas ke seluruh

(50)

Perubahan penggunaan lahan dalam dekade terakhir ini sangat cepat, terutama dari

Pertanian menjadi non pertanian. Perubahan ini berdampak pada penurunan kualitas

lingkungan. Pada sisi lain, perubahan ini berdampak pada perubahan manfaat yang dapat

diperoleh oleh perorangan maupun masyarakat. Manfaat yang dapat diperoleh dari barang

dan jasa lingkungan sangat terbatas karena adanya keterbatasan dalam nilai barang dan

jasa lingkungan (Bonnieux dan Goffe, 1997). Ini menjadi salah satu sebab fungsi

lingkungan tidak dihitung dan diabaikan dalam pengambilan kebijakan.

Pengelolaan lingkungan dapat dicapai dengan menerapkan ekonomi lingkungan

sebagai instrumen yang mengatur alokasi sumberdaya secara rasional (Steer, 1995).

Kebijakan lingkungan banyak dipengaruhi oleh ekonomi lingkungan . Kebijakan

mengurangi suatu dampak lingkungan akan dipengaruhi oleh perhitungan biaya yang harus

dikeluarkan untuk mengurangi (preventif) atau memperbaiki dan manfaat yang akan

diperoleh kemudian (Spash, 1997). Preventif dipahami sebagai perlakuan sebelum

terjadinya dampak (ex-ante)sedangkan perbaikan merupakan perlakuan setelah dampak

terjadi (ex-post). Penilaian manfaat lingkungan secara ekonomis dengan sangat kecil atau

sangat besar harus ditinggalkan dan barang dan jasa lingkungan harus dinilai

keuntungannya secara ekonomi (Barbier, 1995).

Pengambilan kebijakan ataupun keputusan apakah preventif atau perbaikan harus

dibuat terutama untuk melihat besar investasi yang dikeluarkan, untuk tindakan preventif

maupun biaya untuk memperbaiki dampak yang sudah terjadi ( Barrett dan Segerson,

1997). Sedangkan (Suparmoko, 2000) yang dimaksud lingkungan hidup adalah kesatuan

(51)

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

Gambar

Gambar 2.1 Bagan alir kegiatan penambangan
Gambar 3.1.Lokasi penelitian
Tabel 3.1   Proporsional Sampel
Tabel 3.3  Operasionalisasi variabel penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Proses Penambagan Bahan Galian C Pasir dan Krikil di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat (2) Dampak penambangan

Hasil Penelitian ini adalah (1) Dampak penambangan bahan galian C terhadap lingkungan berdasarkan kriteria kerusakan lingkungan bagi usaha atau kegiatan penambangan bahan galian C

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C TERHADAP SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI

Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini bagaimana dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan sekitarnya

4 Kawasan lalulintas menjadi banyak debu karena proses penggalian dan lalulintas truk pengangkut bahan galian C. 6 Penambangan galian C mengakibatkan berkurangnya lahan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap tersedianya lapangan kerja dan kesempatan usaha serta mengetahui korelasi penambangan galian C dengan

Variabel dalam kajian ini yang berkaitan dengan dampak penambangan pasir besi terhadap kesehatan masyarakat sekitar daerah penambangan di Kabupaten Tasikmalaya,

0.226 < 0.05 yang menunjukkan Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel lama jam kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Kalisat