PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK
(Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh :
REZA HIDAYAT NINGRAT NIP: 120921004
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat )
Nama : Reza Hidayat Ningrat Nim : 120921004
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si
Penelitian ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Stabat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah yang bersifat actual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 72.354 jiwa dari 12 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Stabat. Jumlah sampel sebanyak 100 orang dengan menggunakan Rumus Taro Yamane. Tekhnik penarikan sampel
menggunakan Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan tabel
tunggal yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang di berikan oleh petugas pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat di nilai baik serta masyarakat mudah memahami dalam setiap prosedur pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan dan mudah dalam mengikuti setiap tahapan prosedur pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa atas kasih karunia, kekuatan, penuntunan, serta perlindunganNya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kesehatan,
kekuatan mental, waktu, kesabaran, rejeki, dan segala faktor lain yang membuat
penulis mampu menjalani dan melewati semuanya mulai dari awal sampai akhir
penyusunan skripsi ini semua karena kuasa dan kekuatan dari Allah SWT yang
senantiasa memberi kekuatan dalam setiap proses yang penulis alami. Dan juga
orang tua penulis yang selalu mendukung, mendoakan dan memberi semangat.
Penulisan skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang disusun
untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana serta sebagai wahana
untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan karya
ilmiah ini.
Penulis mengakui bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis dalam penulisan karya ilmiah. Namun berkat bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis pertama sekali ingin
menucapkan kepada yang teristimewa kedua orang tua saya, Riadi Ningrat dan
ibunda Elida Hanum Siregar yang selalu memberi pesan dan selalu mendoakan
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
banyak membantu, mendorong, dan memberikan motivasi kepada penulis selama
penyelesaian skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Erlta Dewi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Kariono,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran dan kritik kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku dosen penguji yang memberikan kritik
dan saran yang membangun dan bimbingan singkatnya yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
6. Kepada bang Faisal dan bang Arja yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk berdiskusi dan memberikan saran yang baik untuk skripsi ini.
7. Seluruh Staf Pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu
8. Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi
Negara yang telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak awal
perkuliahan.
9. Kepada Bapak DRS. Muhammad Nurta selaku camat di Kecamatan Stabat
yang telah memberikan izin disposisi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian skripsi dengan baik.
10. Kepada seluruh staf pegawai Kecamatan Stabat yang telah banyak membantu
penulis dalam memberikan informasi untuk penulis dalam menyelesaikan
penelitian skripsi.
11. Kepada teman-teman Ekstensi Administrasi Negara angkatan 2012 yang telah
berjuang bersama dalam menyelesaikan mata kuliah dan bersama-sama
memberikan semangat untuk mencapai kesuksesan.
12. Kepada sahabat- sahabatku Syahraini, Miclael alias mice, abangda Yahya,
abangda Fauzi, saudara Ovi, Devan dan Arif yang udah duluan sukses dan
Baong ayo siapkan kuliah mu.
13. Kepada saudara seperguruan bimbingan Pak’Kar, kak helen, leni dan mando
terima kasih buat kebersamaan dan perjuangan kita yang saling membantu
terutama dalam hal mengejar Pak’Kar.
14. Kepada seluruh keluarga besar Hinode Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara yang selalu memberikan inspirasi dan suka cita kepada
penulis.
15. Kepada abangda Irfan Andika Ningrat.SP dan adikku Satria Pramana Ningrat,
16. Kepada my Queenbee, walau jauh tapi tetap selalu ada waktu untuk memberi
semangat, i miss you so much
17. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini termasuk para responden yang telah meluangkan
waktu untuk mengisi kuesioner, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan dan skripsi ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk perbaikan yang lebih baik kedepannya.
Medan, Juli 2014
Penulis,
Reza Hidayat Ningrat
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1. Manfaat Teoritis ... 4
1.4.2. Manfaat Praktis ... 4
1.5 Kerangka Teori ... 5
1.5.1 Persepsi ... 5
1.5.1.1 Pengertian Persepsi ... 5
1.5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 7
1.5.2 Pelayanan Publik ... 8
1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik ... 8
1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik ... 11
1.5.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan Publik ... 12
1.5.2.4 Kriteria Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 13
1.5.2.5 Pengertian Elektronik KTP (e-KTP) ... 15
1.5.2.6 Syarat dan Proses Pembuatan e-KTP ... 16
1.6 Definisi Konsep ... 17
1.7 Definisi Oprasional ... 18
1.8 Sistematika Penulisan ... 20
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 22
2.2 Lokasi Penelitian ... 22
2.3 Populasi dan Sampel ... 22
2.3.1 Populasi ... 22
2.3.2 Sampel ... 24
2.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 25
2.3.4 Stratified Random Sampling ... 25
2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27
2.5 Teknik Pengukuran Skor ... 28
2.6 Teknik Analisa Data ... 29
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat ... 30
3.1.1 Sejarah Kabupaten Langkat ... 30
3.1.2 Letak Geografis Kabupaten Langkat ... 35
3.2.1 Gambaran Umum Kecamatan Stabat ... 37
3.2.2 Visi dan Misi Kecamatan Stabat ... 39
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Kuisioner ... 41
4.1.1 Responden Penelitian ... 41
4.1.2 karakteristik Responden ... 41
4.2 Data Variabel Penelitian ... 44
1. Prosedur Pelayanan ... 45
2. Persyaratan Pelayanan ... 53
3. Kejelasan Petugas Pelayanan ... 57
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan ... 65
5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan ... 69
6. Kemampuan Petugas Pelayanan ... 73
7. Kecepatan Pelayanan ... 81
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan ... 85
9. Kesopanan dan Keramahan Petugas ... 93
10. Kewajaran Biaya Pelayanan ... 97
11. Kepastian Biaya Pelayanan ... 101
12. Kepastian Jadwal Pelayanan ... 105
13. Kenyamanan Lingkungan ... 109
14. Keamanan Pelayanan ... 121
4.3 Analisa Data ... 125
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 127
5.2 Saran ... 128
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Masyarakat Wajib e-KTP ... 23
Tabel 2.2 Sampel Per Kelurahan ... 26
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia ... 42
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 43
Tabel 4.5 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 45
Tabel 4.6 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 46
Tabel 4.7 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 47
Tabel 4.8 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 48
Tabel 4.9 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengikuti Tahapan Prosedur Pelayanan yang Ditetapkan Dalam Pembuatan e-KTP... 49
Tabel 4.10 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengikuti Tahapan Prosedur Pelayanan yang Ditetapkan Dalam Pembuatan e-KTP... 50
Tabel 4.11 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengikuti Tahapan Prosedur Pelayanan yang Ditetapkan Dalam Pembuatan e-KTP... 51
Tabel 4.13 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini
Mudah Dipenuhi ... 53
Tabel 4.14 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini
Mudah Dipenuhi ... 54
Tabel 4.15 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini
Mudah Dipenuhi ... 55
Tabel 4.16 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini
Mudah Dipenuhi ... 56
Tabel 4.17 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama
Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan
e-KTP ... 57
Tabel 4.18 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama
Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan
e-KTP ... 58
Tabel 4.19 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama
Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan
e-KTP ... 59
Tabel 4.20 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama
Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan
e-KTP ... 50
Tabel 4.21 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi
Tentang Pelayanan Yang Bapak/Ibu Inginkan ... 61
Tabel 4.22 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi
Tentang Pelayanan Yang Bapak/Ibu Inginkan ... 62
Tabel 4.23 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi
Tabel 4.24 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi
Tentang Pelayanan Yang Bapak/Ibu Inginkan ... 64
Tabel 4.25 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin
Dalam Menjalankan Tugas ... 65
Tabel 4.26 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin
Dalam Menjalankan Tugas ... 66
Tabel 4.27 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin
Dalam Menjalankan Tugas ... 67
Tabel 4.28 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin
Dalam Menjalankan Tugas ... 68
Tabel 4.29 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan
Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 69
Tabel 4.30 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan
Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 70
Tabel 4.31 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan
Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 71
Tabel 4.32 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan
Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 72
Tabel 4.33 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan
Dari Petugas e-KTP ... 73
Tabel 4.34 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan
Dari Petugas e-KTP ... 74
Tabel 4.35 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan
Dari Petugas e-KTP ... 75
Tabel 4.36 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan
Tabel 4.37 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap
Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam
Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 77
Tabel 4.38 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap
Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam
Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 78
Tabel 4.39 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap
Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam
Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 79
Tabel 4.40 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap
Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam
Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 80
Tabel 4.41 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat
Dalam Memberikan Pelayanannya ... 81
Tabel 4.42 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat
Dalam Memberikan Pelayanannya ... 82
Tabel 4.43 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat
Dalam Memberikan Pelayanannya ... 83
Tabel 4.44 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat
Dalam Memberikan Pelayanannya ... 84
Tabel 4.45 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini
Adil,Tidak Melihat Dari Mana & Siapa Masyarakatnya ... 85
Tabel 4.46 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini
Adil,Tidak Melihat Dari Mana & Siapa Masyarakatnya ... 86
Tabel 4.47 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini
Tabel 4.48 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini
Adil,Tidak Melihat Dari Mana & Siapa Masyarakatnya ... 88
Tabel 4.49 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan
Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai
Antrian ... 89
Tabel 4.50 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan
Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai
Antrian ... 90
Tabel 4.51 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan
Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai
Antrian ... 91
Tabel 4.52 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan
Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai
Antrian ... 92
Tabel 4.53 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP
Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 93
Tabel 4.54 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP
Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 94
Tabel 4.55 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP
Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 95
Tabel 4.56 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP
Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 96
Tabel 4.57 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di
Kecamatan Stabat ... 97
Tabel 4.58 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di
Tabel 4.59 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di
Kecamatan Stabat ... 99
Tabel 4.60 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di
Kecamatan Stabat ... 100
Tabel 4.61 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini
Mudah di Jangkau ... 101
Tabel 4.62 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini
Mudah di Jangkau ... 102
Tabel 4.63 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini
Mudah di Jangkau ... 103
Tabel 4.64 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini
Mudah di Jangkau ... 104
Tabel 4.65 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan
Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 105
Tabel 4.66 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan
Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 106
Tabel 4.67 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan
Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 107
Tabel 4.68 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan
Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 108
Tabel 4.69 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih
Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 109
Tabel 4.70 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih
Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 110
Tabel 4.71 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih
Tabel 4.72 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih
Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 112
Tabel 4.73 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana
Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 113
Tabel 4.74 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana
Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 114
Tabel 4.75 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana
Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 115
Tabel 4.76 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana
Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 116
Tabel 4.77 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini
Selalu Bising Atau Tenang ... 117
Tabel 4.78 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini
Selalu Bising Atau Tenang ... 118
Tabel 4.79 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini
Selalu Bising Atau Tenang ... 119
Tabel 4.80 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini
Selalu Bising Atau Tenang ... 120
Tabel 4.81 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari
Pencuri ... 121
Tabel 4.82 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari
Pencuri ... 122
Tabel 4.83 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari
Pencuri ... 123
Tabel 4.84 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari
Tabel 4.85 Penilaian Variabel Persersi Masyarakat Terhadap Kualitas
Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan e-KTP di Kecamatan
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR BAGAN
ABSTRAK
Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat )
Nama : Reza Hidayat Ningrat Nim : 120921004
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si
Penelitian ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Stabat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah yang bersifat actual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 72.354 jiwa dari 12 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Stabat. Jumlah sampel sebanyak 100 orang dengan menggunakan Rumus Taro Yamane. Tekhnik penarikan sampel
menggunakan Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan tabel
tunggal yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang di berikan oleh petugas pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat di nilai baik serta masyarakat mudah memahami dalam setiap prosedur pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan dan mudah dalam mengikuti setiap tahapan prosedur pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, akan tetapi tidak
dibarengi dengan persebaran penduduk yang merata serta kualitas manusia yang
masih rendah sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan kependudukan seperti meningkatnya tindakan kriminal, terorisme,
kemiskinan, pengangguran, penyalahgunaan identitas ganda hingga tumpang
tindih daftar pemilih tetap dalam pemilihan umum.
Menyikapi berbagai permasalahan itu pemerintah berusaha memperoleh
data tentang kependudukan di indonesia yang akurat untuk membuat pemetaan
yang tepat guna menanggulangi masalah kependudukan baik di tingkat lokal dan
nasional.
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendapatkan data
kependudukan seperti sensus penduduk dan survey memiliki kelemahan karena
bersifat periodik (berkala) dan bersifat agregat atau makro.sementara kebutuhan
data mikro penduduk seperti pendataan penerima bantuan langsung tunai (BLT),
jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), penerima beasiswa wajib belajar 9
tahun serta daftar pemilih tetap (DPT) untuk pemilihan umum masih dirasakan
tidak akurat dikarenakan tidak diperoleh dengan cara registrasi. Atas dasar
pertimbangan tersebut maka dilakukan upaya pemutakhiran data penduduk.
Undang-undang No.23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan
desa/kelurahan sebagai ujung tombak untuk mendaftarkan warganya secara
administrsi sebagai warga negara indonesia. Dalam undang-undang No 23 tahun
2006 juga disebutkan bahwa salah satu dokumen kependudukan yang sah secara
nasional dan wajib dimiliki oleh setiap warga negara indonesia yang telah genap
berumur 17 tahun adalah kartu tanda penduduk (KTP). Dalam kartu tanda
penduduk dicantumkan data diri penduduk seperti nomor induk kependudukan
(NIK). Nama lengkap,, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, status
perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, pas foto dan tanda tangan
pemilik KTP, kemudian disahkan dengan terteranya tanggal KTP tersebut
dikeluarkan serta nama dan nomor induk pegawai pejabat yang
menandatanganinya. KTP memiliki masa berlaku selama 5 tahun dan dapat
dilakukan perpanjangan kecuali yang telah berusia 60 tahun keatas akan
dibberikan KTP yang berlaku seumur hidup.
Presiden menindak lanjuti sistem informasi administrasi kependudukan
yang tertuang dalam Undang-undang No. 26 tahun 2006 dengan mengeluarkan
peraturan presiden No. 26 tahun 2009 yang kemudian direvisi pada Perpres No.
35 tahun 2010 yang berisikan tentang penggunaan KTP berbasis Nomor Induk
Kependudukan (NIK) harus memuat kode keamanan dan rekaman elektroniik
sebagi alat verivikasi dan validasi data jati diri penduduk. Rekaman elektronik
yang dimaksud berisi biodata, tanda tangan, pas foto dan sidik jari tanda tangan
yang bersangkutan untuk disimpan dalam database kependudukan. Penggunaan
KTP seperti yang dijelaskan tersebut kemudian diterjemahkan dalam bentuk nyata
KTP lama mennjadi KTP Elektronik (e-KTP). e-KTP adalah dokumen
kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi
administratif ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database
kependudukan nasional.
Program pembuatan e-KTP ini memunculkan banyak pro kontra di
masyarakat. Banyak masyarakat yang mendukung terkait dengan digalakannya
program ini oleh pemerintah. Tapi ada juga yang mengkritik program ini karena
proses administrasi pembuatannya yang dianggap rumit dan memakan waktu.
Persepsi masyarakat merupakan suatu proses bagaimana masyarakat menyelidiki,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan
pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkan untuk menciptakan
keseluruhann gambaran yang berarti.
Keberhasilan suatu program yang dijalankan sangat ditentukan oleh
persepsi masyarakat terhadap program pelayanan publik tersebut. Sebab persepsi
tersebut akan mempengaruhi tingkahh laku dan perbuatan seseorang atau
kelompok terhadap sesuatu.
Inilah yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitiannya yang berjudul
Persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan Publik(Studi pembuatan E-KTP (Elektronik-KTP) di kecamatan Stabat
(Studi pada Kantor Kecamatan Stabat). Penulis ingin mengetahui sejauh mana
persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik, yang dalam hal ini adalah
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam
pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Stabat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP
di Kantor Kecamatan Stabat.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
dapat memperkaya bahan refrensi penelitian di bidang ilmu sosial dan ilmu
politik. Terkhusus bagi program studi administrasi negara dapat menjadi acuan
atau bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian.
1.4.2 Manfaat Praktis
Bagi penulis berguna sebagai suatu sarana untuk melatih dan
memiliki kemampuan dalam menganalisis setiap gejala dan permasalahan di
lapangan.
Penelitian ini untuk memberikan gambaran secara obyektif kepada
masyarakat terkait dengan persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik
yang dalam penilitian kali ini adalah terkait dengan program pembuatan e-KTP
yang diselenggarakan oleh pemerintah.
1.5 Kerangka Teori
Kerlinger (1973: 9) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak,
definisi dan proposisi untuk menrangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
1.5.1 Persepsi
1.5.1.1 Pengertian Persepsi
Taufik (2012:10)Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang
menyelidiki mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan
pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkan untuk menciptakan
keseluruhan gambaran yang berarti.
Persepsi (tingkah laku atau tindakan) merupakan akibat suatu motif
tertentu yang merupakan wujud dari persepsi dan sikap terhadap suatu objek yang
sering kali dipergunakan untuk menunjukkan respon individu atau masyarakat.
Persepsi individu akan mempengaruhi sikap individu terhadap suatu fenomena
yang berkembang di tengah masyarakat. Kondisi atau suatu perilaku sekelompok
Apakah masyarakat menerima rangsangan tersebut atau tidak. Sikap seperti ini
merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk berprilaku tertentu,
bila ia menghadapi rangsangan tersebut.
Thoha (1998:23) persepsi hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami
oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat
penglihatan maupun pendengaran.
Robbins (2003:88) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan
lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan
mereka.
Definisi persepsi juga diartikan oleh Indrawijaya (2000:45),sebagai suatu
penerima yang baik atau pengambilan inisiatif dan proses komunikasi. Persepsi
adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliiki atau yang
disimpan di dalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan
menginterpretasi stimulus atau rangsangan yang diterima alat indera. Persepsi
dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan
membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Persepsi
juga dapat diartikan analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita
terhadap hal-hal di sekeliliing individu dengan kesan-kesan atau konsep yang
sudah ada , dan selanjutnya mengenali benda tersebut.
Dari defenisi persepsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi
menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan
mereka.
1.5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Rakhmat (2005:55) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga
oleh faktor fungsional dan struktual. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang
bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu,
keperibadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor
struktural atau faktor dari luar individu antra lain: lingkungan keluarga,
hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Robbins (2001:89) mengemukakan bahwasannya ada 3 faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu :
1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan
mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsirannya itu
sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari perilaku persepsi
individu itu.
2. Terget atau objek, karakteristik-karakteristik dan terget yang
diamati dapat mempengaruhi apa yang di persepsikan. Target tidak
dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan
latar belakangnya mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan
kita untuk mengklompokkan benda-benda yang berdekatan atau
3. Situasi dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau
peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi
persepsi kita.
1.5.2 Pelayanan Publik
1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik
Menurut Ratminto (2005:5) pelayanan publik didefinisikan sebagai segala
bentuk barang dan jasa yang prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
dilaksanakan oleh instansi pemerintahan pusat, di daerah, dan lingkungan BUMN
atau BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.
UU No.12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No.32 tahun
2004 tentang pemerintah daerah, diharapkan dapat memberikan dampak yang luas
terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Adanya pelimpahan
wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang dikehendaki UU
tersebut memungkinkan pada terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur
birokrasi yang lebih ringkas dan membuka peluang bagi pemerintah daerah dalam
melakukan inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Kemajuan teknnologi informasi juga menjadi solusi dalam memenuhi
aspek transparansi,akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat. Keterpaduan sistem
penyelenggaraan pemerintahan melalui jaringan informasi on-line, terus
berkembang terutama dalam penyelenggaraan pelayanan, sehingga
yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat,akurat, dan aman. Oleh
karena itu untuk mempercepat upaya pencapaian sasaran terhadap peningkatan
kinerja aparatur negara dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik,
pemerintah melalui Mentri Aparatur Negara membuat satu keputusan mengenai
pedoman dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan publik. Adapun
maksud dan tujuan dari pedoman itu adalah
a. maksud, sebagai acuan bagi seluruh penyelenggaraa pelayanan publik
dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai
dengan kewenangannya.
b. Tujuan, sebagai pedoman untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan
pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan
baik bagi pemberi maupun penerima pelayanan.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada
hakekatnya adalah pelayan masyarakat. Karena birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan propesional. Berdasarkan
keputusan Mentri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1993
dinyatakan bahwa pelayanan umum ini mengandung sendi-sendi, yaitu :
1. Kesederhanaan, yaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,mudah
dipahami,dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan, memuat tentang:
b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian/persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian waktu, di mana dalam waktu pelaksanaan pelayanan publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi, dimana produk pelayanan publik diterima dengan benar,tepat dan sah
5. Keamanan,proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
6. Tanggungjawab,pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan atau personal dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana
kerja,peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan
sarana teknologi komunikasi dan informatika (telematika)
8. Kemudahan akses, dimana tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomuniikasi dan informatika.
9. Kedisipliinan,kesopanan,dan keramahan, dimana pemberi pelayanan harus
bersikap disiplin,sopan,dan santun,ramah serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas.
10. Kenyamanan,yaitu lingkungan pelayanan harus tertib,teratur,disediakan ruang
dengan fasilitas pendukung pelayanan sperti parkir,toilet,tempat ibadah dan
lain-lain.
1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik
Untuk mengoptimalisasikan pedoman penyelenggaraan pelayanan publik,
harus memperhatikan azas-azas yang termuat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Adapun azas tersebut adalah:
a. Transparansi,yaitu bersifat terbuka,mudah dan bisa diakses semua pihak
yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah
dimengerti.
b. Akuntabilitas,yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional,yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan
penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas.
d. Partisipasif,yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak,yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan
suku, ras, agama, golongann, gender dan status ekonomi.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban,yaitu pemberi dan penerima pelayanan
1.5.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelayanan Publik
Menurut Budi Winarno (2001:38) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pelayanan publik,yaitu :
1. Faktor kesadaran adalah kesadaran para pejabat serta petugas yang
berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada
segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggung jawab dapat
membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi.
2. Faktor aturan adalah aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja.
Aturan ini mutlak kebenarannyadalam organisasi dan pekerjaan dikerjaan
dengan terarah,oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang
berkepentingan.
3. Faktor organisasi merupakan suatu alat serta sistem yang memungkinkan
berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian
tujuan.
4. Faktor pendapatan adalah pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai
pendukung pelaksana pelayanan. Dengan pendapatan yang cukup yang
dimiliki pegawai akan membuat motivasi dalam hal kerja.
5. Faktor keterampilan adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
oleh pelayan publik, sangat mendukung jalannya pelayanan publik.
6. Faktor sarana adalah sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau
pekerja pelayanan. Sarana ini meliputi peralatan,perlengkapan,alat bantu,
1.5.2.4 Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik
Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik yang baik,sesuai peraturan
pemerintah no 25 tahun 2009, tentang pedoman umum penyusunan indeks
kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah antara lain meliputi:
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama,jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya).
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan
kepada masyarakat.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati.
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan.
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi saranan dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkuungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Dari beberapa uraian diatas dapat dilihat bahwa pelayanan publik
dilaksanakan oleh pemerintah dalam arti barang dan jasa publik adalah tanggung
jawab pemerintah melalui instansinya baik dari pusat hingga daerah. Pelayanan
pelayanan publik tidak hanya dilaksanakan untuk meningkatkan keuntungan tetapi
untuk kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Pada satu sisi pemerintah akan
memiliki legitimasi yang kuat dihadapan masyarakat dan pada sisi yang lain
masyarakat akan mendapat pelayanan yang baik dan prima dari pemerintah.
1.5.2.5 Pengertian Elektronik KTP (e-KTP)
KTP elektronik atau e-KTP adalah dokumen kependudukanyang memuat
sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi
informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk
hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang tercantum nomor induk
kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan
berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang tertera di e-KTP nantinya akan dijadikan
dasar dalam penerbitan paspor, surat izin mengemudi (SIM), nomor pokok wajib
pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat atas hak tanah dan penerbitan dokumen
identitas lainnya (pasal 13 UU No. 23 tahun 2006 tentang administrasi
Gambar 1.1 Dasar hukum e-KTP
1.5.2.6 Syarat dan Proses Pembuatan e-KTP
Adapun syarat pembuatan e-KTP adalah :
1. Berusia minimal 17 tahun.
2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa.
3. Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi/belum
ada data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda tangani
oleh kepala Desa.
4. Fotocopy kartu keluarga (KK)
Adapun proses pembuatan e-KTP adalah sebagai berikut :
1. Masyarkat datang ke kantor kecamatan dengan membawa surat panggilan.
2. Masyarakat yang ingin mengurus e-KTP pertama kali diharuskan
mengambil nomor antrian.
PP NO. 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UU NO. 23
TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
PERPRES NO. 25 TAHUN 2008 TENTANG
TATA CARA DAN
PERSYARATAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN CATATAN SIPIL
PERPRES NO. 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KTP BERBASIS NIK
SECARA NASIONAL DAN PERPRES NO. 35 TAHUN 2010
PERATURAN DAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN LAINNYA
YANG MENDUKUNG UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2006
TENTANG
3. Menunggu pemanggilan nomor antrian.
4. Menuju ke loket yang telah ditentukan.
5. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database.
6. Melakukan pengisian data (entry data) yang diperlukan.
7. Pengambilan foto calon pemegang e-KTP, perekaman sidik jari dan retina
mata serta membubuhkan tanda tangan calon peemegang e-KTP.
8. Petugas membubuhkan tanda tanggan dan stempel pada surat panggilan
yang sekaligus sebagai tanda bukti bahwa penduduk telah melakukan
perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari.
9. Penduduk dipersilahkan untuk pulang dan menunggu hasil proses
pencetakan 2 minggu setelah pembuatan.
1.6 Definisi Konsep
Menurut Singarimbun dan Efendi dalam Iyan Andryadi Panggabean
(2013:23), konsep adalah istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara
abstrak mengenai kejadian, kadaan, kelompok atau individu yang menjadi
perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang
jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka berdasarkan judul yang dipilih peneliti
maka yang menjadi konsep penelitian ini adalah :
1. persepsi hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang
didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat
2. Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang tekah ditetapakan.
3. Persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik khususnya tentang
pembuatan e-ktp adalah proses dimana setiap individu dapat menafsirkan
kesan mereka agar memberikan makna kepada tindakan pemerintah
untuk mengatasi persoalan pendataan kependudukan dengan menggunakan
dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan dan pengendalian
baik dari sisi administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis
database kependudukan nasional.
1.7 Definisi Oprasional
Menurur Singarimbun dan Effendi (2008:46) definisi oprasional adalah
unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. Dengan kata lain, defisini oprasional adalah semacam petunjuk
pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi
definisi oprasional dari penelitian ini adalah :
1 Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2 Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
3 Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikan pelayanan (nama,jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya).
4 Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.
5 Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan.
6 Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan
kepada masyarakat.
7 Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8 Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
9 Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati.
10 Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11 Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
12 Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
13 Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi saranan dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan.
14 Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkuungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
1.8 Sistematika Penulisan
Guna memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, dilakukan dengan cara
mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi
konsep, definisi oprasional dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Berisi tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian,populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
. Berisi penyajian data-data yang diperoleh dari lapangan,analisis
dari data-data yang disajikan setelah melakukan penelitian
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, Adalah penelitan
deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mempergunakan kuisioner dan
observasi langsung sebagai alat pengumpul data atau informasi dari sejumlah
subyek yang dipilih secara teliti agar mewakili kelompok atau masyarakat.
Menurut Moh.Nazir dalam M.Taufik (2012:28) penelitian deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikantor kecamatan stabat.
2.3 Populasi dan Sampel
2.3.1 Populasi
M.Taufik (2012:29) Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian
yang terdiri dari manusia, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat wajib e-ktp yang
bertempat tinggal di wilayah kecamatan stabat sebanyak wajib KTP 72.354 jiwa
dari 12 desa dan kelurahan yang ada di kecamatan stabat.peneliti menentukan
untuk melakukan penelitian di 12 desa dan kelurahan yang ada di kecamatan
stabat agar cukup mewakili masyarakat keseluruhannya yang ada di kecamatan
stabat. Tabel dibawah ini merupakan perinciann wajib e-KTP yang terdapat di
masing-masing kelurahan, yaitu:
Tabel 2.1
Jumlah Masyarakat Wajib e-KTP
Nama kelurahan Jumlah wajib e-KTP
1. Banyumas
10. Karang Rejo 11. Dendang
jumlah 72.354 jiwa
Sumber : kecamatan stabat ( penelitian 2014)
2.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam
pengertian yang sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang
menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian.
Populasi yang ditentukan oleh peneliti yaitu 72.354 jiwa maka yang
digunakan adalah rumus Taro Yamane (Rakhmat,1991:82) dalam M.Taufik
(2012:30) sebagai teknik penarikan sampel yang representif, dengan presisi 10%
dan tingkat kepercayaan 90%, sebagai berikut
n =
²
keterangan :
n : Sampel
N : Populasi
d : Presisi (10%)
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dirumuskan jumlah sampel yang
akan diambil, yaitu :
n =
% , ,
=
2.3.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel diperlukan untuk memastikan setiap unsur dalam
populasi berpeluang untuk dijadikan sampel. Adapun langkah-langkah teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.3.4 Stratified Random Sampling
Menurut Singarimbun dan Effendi (2008:162), dalam praktek sering
dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen suatu populasi, makin
besar pula perbedaan sifat antara lapisan-lapisan tersebut. Presisi dan hasil yang
dapat dicapai dengan penggunaan suatu metode pengambilan sampel, antara lain
dipengaruhi oleh derajat keseragaman populasi yang bersangkutan.
Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi
yang heterogen, maka populasi yang bersangkuutan harus dibagi-bagi dalam
lapisan-lapisan (strata) yang seragam, dan dari setiap lapisan dapat ddiambil
sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih antara satu
strata dengan yang lain mukin sama, mungkin juga berbeda.
Menurut Nazir dalam M.Taufik ( 2012:31) pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik ini dikarnakan jumlah populasi yang akan dijadikan sampel
terbagi dalam 12 kelurahan/desa (sampel=100 responden yang terbagi dalam 12
kelurahan/desa). Untuk menentukan berapa responden dari setiap kelurahan/desa,
n =
dimana :
: jumlah masyarakat di tiap kelurahan
n : jumlah populasi
N : jumlah sampel
Berdasarkan rumus diatas maka dapat ditentukan penyebaran sampel
/responden secara merata dari setiap kelurahan sebagai berikut :
Tabel 2.2 Sampel Per Kelurahan
kelurahan populasi Penarikan sempel sampel pembulatan
Banyumas 4.221 4.221 x 100/72.354 5,83381 6
Kwala Bingai 10.033 10.033 x 100/72.354 13,86654 14
Sidomulyo 4.301 4.301 x 100/72.354 5,94438 6
Pantai Gemi 5.701 5.701 x 100/72.354 7,87931 8
Perdamaian 11.954 11.954 x 100/72.354 16,52154 16
Stabat Baru 5.618 5.618 x 100/72.354 7,76460 8
Ara Condong 5.119 5.119 x 100/72.354 7,07493 7
Kwala Begumit 6.452 6.452 x 100/72.354 8,91726 9
Mangga 2.309 2.309 x 100/72.354 3,19125 3
Dendang 5.197 5.197 x 100/72.354 7,18274 7
Paya Mabar 3.308 3.308 x 100/72.354 4,57196 4
Total 100 100
Sumber : penelitian 2014
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data atau informasi, keterangan-keterangan atau
fakta-fakta yang dibutuhkan, penulis menggunakan pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan instrumen :
a.
Angket (
Quisioner
), yaitu
sebuat set pertanyaan yang secara logisberhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan
merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji
hipotesis
b.
Observasi, yaitu merupakan teknik pengumpulan data, dimana penelitimelakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
2.
Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yanga. Penelitian kepustakaan yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari
buku-buku,karya ilmiah,pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan
masalah yang diteliti.
b. Studi dokumentasi yaitu,teknik pengumpulan data dengan
menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi
penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek
penelitian.
2.5 Teknik Pengukuran Skor
Teknik pengukuran skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sekala likert dalam bentuk checklist, mengukur sikap,pendapat,maupun persepsi
seseorang/sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Adapun penentuan
skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :
Untuk alternatif jawaban A diberi skor 1
Untuk alternatif jawaban B diberi skor 2
Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3
Untuk alternatif jawaban D diberi skor 4
Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini
menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan
adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Untuk
menentukan kategori jawaban apakah tergolong sangat baik, baik, kurang baik,
Interval =
= = 0,75
Sehingga dengan demikian dapat dikategorikan jawaban responden
masing-masing variabel, yaitu:
1. Skor untuk kategori sangat baik = 3, 26 – 4,00
2. Skor untuk kategori baik = 2,50 – 3,25
3. Skor untuk kategori kurang baik = 1,76 – 2,50
4. Skor untuk kategori tidak baik = 1,00 – 1,75
Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat baik,
baik, kurang baik, tidak baik, maka dari jumlah skor variabel yang akan
ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pernyataan. Dari hasil pembagian
maka dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam kategori yang mana.
2.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan
gambaran menngenai suatu situasi atau peristiwa . Data-data yang terkumpul baik
lewat studi kepustakaan, kuisioner atau hasil pengamatan langsung akan disusun
dan kemudian disajikan dalam analisis tabel tunggal dan interpretasi melalui
Analisis tabel tunggal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membagi konsep-konsep penelitian ke dalam katagori-katagori yang dilakukan
atas dasar frekuensi dan persentase. Maka digunakan analisis product moment,
dengan bantuan softwear komputer statistical product and service solutions (spss)
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat 3.1.1 Sejarah Kabupaten Langkat
Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus
keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang
disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten.
Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang
orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang-orang-orang asli (pribumi/ bumiputera) berada di
tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut
dijabat oleh :
1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892
2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927
3. Sultan Mahmud 1927-1945/46
Di bawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur
pemerintahan disebut LUHAK dan dibawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil)
dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja Kecil Karo) yang
berada di desa. Pemerintahan Luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan
Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala
asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat
dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak, yakni :
A. Luhak Langkat Hulu
Berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri
dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu :
1) Kejuruan Selesai
2) Kejuruan Bahorok
3) Kejuruan Sei Bingai
4) Distrik Kwala
5) Distrik Salapian
B. Luhak Langkat Hilir
Berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/ T.
Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu :
1) Kejuruan Stabat
2) Kejuruan Bingei
3) Distrik Secanggang
4) Distrik Padang Tualang
5) Distrik Cempa
C. Luhak Teluk Haru
Berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung
(Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik.
1) Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji.
2) Distrik Pulau Kampai
3) Distrik Sei Lepan
Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke
Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan,
hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan.
Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini
berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal
17-08-1945. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh
seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap
dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya
dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis
dengan sebutan Bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan
Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur
(NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan
Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di
Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat
menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan
kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.
Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3
(tiga) kewedanan yaitu :
1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai
2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura
3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.
Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas
administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana
(Camat) sebagai perangkat akhir.
Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang
oleh seorang Care Taher (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada
waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan
Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh:
1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974
2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979
4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989
5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994
6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998
7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999
8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009
9. H. Ngogesa Sitepu : 2009 s/d sekarang
Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk
Kabupaten Langkat berjumlah 902.986 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
1,14 persen pada periode 1990-2000 dan kepadatan penduduk sebesar 144,17 jiwa
per km2. sedangkan tahun 1990 adalah sebesar 1,07 persen. Untuk tahun 2008,
berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten Langkat bertambah menjadi
1.042.523 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,80 untuk periode
2005-2010.
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat yaitu sebanyak
83.223 jiwa sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Pematang
Jaya sebesar 14.779 jiwa. Kecamatan Stabat merupakan kecamatan yang paling
padat penduduknya dengan kepadatan 918 jiwa per km2 dan Kecamatan Batang
Serangan merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu
Jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak
laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk
laki-laki sebesar 521.484 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 521.039
jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,09 persen.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten
Langkat mayoritas bersuku bangsa Melayu (70,87 persen), diikuti dengan suku
Jawa (9,93 persen), Karo (7,22 persen), Tapanuli/ Toba (2 persen), Madina (2
persen) dan lainnya (5,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk
Kabupaten Langkat mayoritas agama Islam (90,00 persen), Kristen 7,56 persen),
Katolik (1,06 persen), Budha (0,95 persen) dan lainnya (0,34 persen).
3.1.2 Letak Geografis Kabupaten Langkat
Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang berada
didataran Tinggi Bukit Barisan, terletak di Bagian Barat Laut Provinsi Sumatera
Utara, secara geografis berada pada koordinat 30 14’– 40 13’ LU dan 970 52’–
980 45’ BT.
Secara administrasi Kabupaten Langkat mempunyai batas sebagai berikut:
Sebelah Utara Kabupaten Aceh Tamiang (Provinsi NAD) dan Selat Malaka
Sebelah Selatan Kabupaten Karo
Sebelah Timur Kabupaten Deli Serdang dan kota Binjai
Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 626.329 Ha.Kabupaten Langkat
terdiri dari 23 Kecamatan dan 277 desa/kelurahan dengan Ibukota Kabupatennya
adalah Stabat.
3.2 Kecamatan Stabat
3.2.1 Gambaran Umum Kecamatan Stabat
Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Sebelumnya ibu kota Kabupaten Langkat berkedudukan di Kotamadya Binjai,
namun sejak diterbitkannya peraturan pemerintah No. 5 tahun 1982 kedudukan
ibu kota Kabupaten Langkat di pindahkan ke Stabat.
Stabat merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus dengan jumlah
penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kegiatan perekonomiannya banyak
bergerak di sektor perdagangan, pertanian dan peternakan, perkebunan dan jasa.
Kecamatan ini dilalui oleh salah satu sungai terpanjang di sumatera Utara yakni
sungai wampu yang sekaligus memisahkan kecamatan ini dengan Kecamatan
wampu di sebelah barat . Stabat juga dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera
(Jalinsum Lintas Pantai Timur).
Sebagian besar penduduk kecamatan stabat adalah suku Melayu 60%
sebagai salah satu suku asli di Provinsi Sumatera Utara terutama di Kabupaten
Langkat. Namun, suku tionghoa dan suku jawa cukup besar sekitar 30%
a) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Secanggang
b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Binjai
c) Sebelah barat berbatasn dengan Kecamatan wampu
d) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Deli serdang
Kecamatan Stabat merupakan gerbang Kabupaten Langkat, dimana
merupakan salah satu kecamatan dari 23 kecamatan yang berada di Kabupaten
Langkat.
Kondisi wilayah Kecamatan Stabat berada diketinggian 4m diatas
permukaan laut dengan suhu maximum bekisar 35°c dan suhu minimum 21°c,
curah hujan pertahun 15mm. Wilayah Kecamatan Stabat bertofografi dataran dan
ini menjadikannya wilayah yang menyimpan potensi sebagai areal Agrobisnis dan
Agro Industri. Disamping itu Kecamatan Stabat memiliki aliran sungai seperti
sungai Wampu, sungai Singlar, sungai Belengking dan sungai Kapal Keruk.
Dari gambaran diatas, maka secara umum Kecamatan Stabat mempunyai
potensi sebagai berikut :
a) Perkebunan, berupa tanaman kelapa sawit, tebu, kakao yang
diusahakan oleh swasta dan masyarakat.
b) Pertanian tanaman pangan, padi, kacang-kacangan, jagung dan
sayur-sayuran.
c) Industri kerajinan rakyat seperti anyaman tikar purun, pembuatan tahu
tempe dan industri kerajinan rumah tangga lainnya.
e) Pusat perdagangan dan jasa.
3.2.2 Visi dan Misi Kecamatan Stabat
Visi dan misi Kecamatan stabat adalah sebagai berikut :
Visi : “Terwujudnya Langkat yang Maju dan Sejahtera “
Misi :
1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good
Governance).
2. Mewujudkan kehidupan sosial, budaya politik yang sehat, stabil
dan demokratis.
3. Meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan daerah yang
berwawasan lingkungan.
4. Meningkatkan pemanfaatan seluruh sumber daya daerah menuju
Bagan 3.1
Struktur organisasi Kecamatan Stabat
Sumber : Kecamatan Stabat ( penelitian 2014)
CAMAT STABAT
DRS. MUHAMMAD NURTA 1900801 198602 1001
SEKSI PEMERINTAHAN
M.IRFAN NOVELITA.A,Md 19731020 199303 1006
SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
AHMAD FITRIA. S.SOS 19731031 199303 1001
KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
4.1 Penyajian Data Kuisioner
Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh penulis
selama melakukan penelitian di lapangan yang dilakukan dengan menggunakan
teknik pengumpulan data primer, yaitu menggunakan metode observasi atau
pengamatan langsung dan kuisioner. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut :
4.1.1 Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Stabat yang
mengisi kuisioner yang telah disebarkan kepada masyarakat Kecamatan tersebut.
Jumlah masyarakat yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 100
orang.
4.1.2 Karakteristik Responden
Data identitas responden mencakup distribusi data responden menurut
jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka identitas responden dapat diuraikan seperti berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
Laki-laki 53 53,0
Perempuan 47 47,0
Total 100 100,0