• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat )"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN PUBLIK

(Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

 

Disusun Oleh :

REZA HIDAYAT NINGRAT NIP: 120921004

 

 

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat )

Nama : Reza Hidayat Ningrat Nim : 120921004

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Penelitian ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Stabat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah yang bersifat actual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 72.354 jiwa dari 12 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Stabat. Jumlah sampel sebanyak 100 orang dengan menggunakan Rumus Taro Yamane. Tekhnik penarikan sampel

menggunakan Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan tabel

tunggal yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang di berikan oleh petugas pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat di nilai baik serta masyarakat mudah memahami dalam setiap prosedur pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan dan mudah dalam mengikuti setiap tahapan prosedur pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha

Esa atas kasih karunia, kekuatan, penuntunan, serta perlindunganNya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kesehatan,

kekuatan mental, waktu, kesabaran, rejeki, dan segala faktor lain yang membuat

penulis mampu menjalani dan melewati semuanya mulai dari awal sampai akhir

penyusunan skripsi ini semua karena kuasa dan kekuatan dari Allah SWT yang

senantiasa memberi kekuatan dalam setiap proses yang penulis alami. Dan juga

orang tua penulis yang selalu mendukung, mendoakan dan memberi semangat.

Penulisan skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang disusun

untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana serta sebagai wahana

untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan karya

ilmiah ini.

Penulis mengakui bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

penulis dalam penulisan karya ilmiah. Namun berkat bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis pertama sekali ingin

menucapkan kepada yang teristimewa kedua orang tua saya, Riadi Ningrat dan

ibunda Elida Hanum Siregar yang selalu memberi pesan dan selalu mendoakan

(4)

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

banyak membantu, mendorong, dan memberikan motivasi kepada penulis selama

penyelesaian skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih banyak

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Erlta Dewi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Kariono,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran dan kritik kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku dosen penguji yang memberikan kritik

dan saran yang membangun dan bimbingan singkatnya yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

6. Kepada bang Faisal dan bang Arja yang telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk berdiskusi dan memberikan saran yang baik untuk skripsi ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu

(5)

8. Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi

Negara yang telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak awal

perkuliahan.

9. Kepada Bapak DRS. Muhammad Nurta selaku camat di Kecamatan Stabat

yang telah memberikan izin disposisi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi dengan baik.

10. Kepada seluruh staf pegawai Kecamatan Stabat yang telah banyak membantu

penulis dalam memberikan informasi untuk penulis dalam menyelesaikan

penelitian skripsi.

11. Kepada teman-teman Ekstensi Administrasi Negara angkatan 2012 yang telah

berjuang bersama dalam menyelesaikan mata kuliah dan bersama-sama

memberikan semangat untuk mencapai kesuksesan.

12. Kepada sahabat- sahabatku Syahraini, Miclael alias mice, abangda Yahya,

abangda Fauzi, saudara Ovi, Devan dan Arif yang udah duluan sukses dan

Baong ayo siapkan kuliah mu.

13. Kepada saudara seperguruan bimbingan Pak’Kar, kak helen, leni dan mando

terima kasih buat kebersamaan dan perjuangan kita yang saling membantu

terutama dalam hal mengejar Pak’Kar.

14. Kepada seluruh keluarga besar Hinode Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara yang selalu memberikan inspirasi dan suka cita kepada

penulis.

15. Kepada abangda Irfan Andika Ningrat.SP dan adikku Satria Pramana Ningrat,

(6)

16. Kepada my Queenbee, walau jauh tapi tetap selalu ada waktu untuk memberi

semangat, i miss you so much

17. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini termasuk para responden yang telah meluangkan

waktu untuk mengisi kuesioner, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan dan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca untuk perbaikan yang lebih baik kedepannya.

Medan, Juli 2014

Penulis,

Reza Hidayat Ningrat

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1. Manfaat Teoritis ... 4

1.4.2. Manfaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Teori ... 5

1.5.1 Persepsi ... 5

1.5.1.1 Pengertian Persepsi ... 5

1.5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 7

1.5.2 Pelayanan Publik ... 8

1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik ... 8

1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik ... 11

1.5.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan Publik ... 12

1.5.2.4 Kriteria Penyelenggaraan Pelayanan Publik ... 13

1.5.2.5 Pengertian Elektronik KTP (e-KTP) ... 15

1.5.2.6 Syarat dan Proses Pembuatan e-KTP ... 16

1.6 Definisi Konsep ... 17

1.7 Definisi Oprasional ... 18

1.8 Sistematika Penulisan ... 20

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 22

2.2 Lokasi Penelitian ... 22

2.3 Populasi dan Sampel ... 22

2.3.1 Populasi ... 22

2.3.2 Sampel ... 24

2.3.3 Teknik Penarikan Sampel ... 25

2.3.4 Stratified Random Sampling ... 25

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

2.5 Teknik Pengukuran Skor ... 28

2.6 Teknik Analisa Data ... 29

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat ... 30

3.1.1 Sejarah Kabupaten Langkat ... 30

3.1.2 Letak Geografis Kabupaten Langkat ... 35

(8)

3.2.1 Gambaran Umum Kecamatan Stabat ... 37

3.2.2 Visi dan Misi Kecamatan Stabat ... 39

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Kuisioner ... 41

4.1.1 Responden Penelitian ... 41

4.1.2 karakteristik Responden ... 41

4.2 Data Variabel Penelitian ... 44

1. Prosedur Pelayanan ... 45

2. Persyaratan Pelayanan ... 53

3. Kejelasan Petugas Pelayanan ... 57

4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan ... 65

5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan ... 69

6. Kemampuan Petugas Pelayanan ... 73

7. Kecepatan Pelayanan ... 81

8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan ... 85

9. Kesopanan dan Keramahan Petugas ... 93

10. Kewajaran Biaya Pelayanan ... 97

11. Kepastian Biaya Pelayanan ... 101

12. Kepastian Jadwal Pelayanan ... 105

13. Kenyamanan Lingkungan ... 109

14. Keamanan Pelayanan ... 121

4.3 Analisa Data ... 125

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 127

5.2 Saran ... 128

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Masyarakat Wajib e-KTP ... 23

Tabel 2.2 Sampel Per Kelurahan ... 26

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia ... 42

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 43

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 43

Tabel 4.5 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 45

Tabel 4.6 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 46

Tabel 4.7 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 47

Tabel 4.8 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Prosedur Pelayanan e-KTP ... 48

Tabel 4.9 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengikuti Tahapan Prosedur Pelayanan yang Ditetapkan Dalam Pembuatan e-KTP... 49

Tabel 4.10 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengikuti Tahapan Prosedur Pelayanan yang Ditetapkan Dalam Pembuatan e-KTP... 50

Tabel 4.11 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengikuti Tahapan Prosedur Pelayanan yang Ditetapkan Dalam Pembuatan e-KTP... 51

(10)

Tabel 4.13 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini

Mudah Dipenuhi ... 53

Tabel 4.14 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini

Mudah Dipenuhi ... 54

Tabel 4.15 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini

Mudah Dipenuhi ... 55

Tabel 4.16 Pendapat Responden Mengenai Persyaratan Pelayanan e-KTP ini

Mudah Dipenuhi ... 56

Tabel 4.17 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama

Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan

e-KTP ... 57

Tabel 4.18 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama

Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan

e-KTP ... 58

Tabel 4.19 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama

Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan

e-KTP ... 59

Tabel 4.20 Pendapat Responden Mengenai Mudah Mengetahui Nama

Petugas Yang Melayani Bapak/Ibu Dalam Pengurusan

e-KTP ... 50

Tabel 4.21 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi

Tentang Pelayanan Yang Bapak/Ibu Inginkan ... 61

Tabel 4.22 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi

Tentang Pelayanan Yang Bapak/Ibu Inginkan ... 62

Tabel 4.23 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi

(11)

Tabel 4.24 Pendapat Responden Mengenai Mendapatkan Informasi

Tentang Pelayanan Yang Bapak/Ibu Inginkan ... 64

Tabel 4.25 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin

Dalam Menjalankan Tugas ... 65

Tabel 4.26 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin

Dalam Menjalankan Tugas ... 66

Tabel 4.27 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin

Dalam Menjalankan Tugas ... 67

Tabel 4.28 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Disiplin

Dalam Menjalankan Tugas ... 68

Tabel 4.29 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan

Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 69

Tabel 4.30 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan

Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 70

Tabel 4.31 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan

Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 71

Tabel 4.32 Pendapat Responden Mengenai Petugas e-KTP Memberikan

Penjelasan Tentang Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 72

Tabel 4.33 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan

Dari Petugas e-KTP ... 73

Tabel 4.34 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan

Dari Petugas e-KTP ... 74

Tabel 4.35 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan

Dari Petugas e-KTP ... 75

Tabel 4.36 Pendapat Responden Mengenai Mudah Memahami Penjelasan

(12)

Tabel 4.37 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap

Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam

Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 77

Tabel 4.38 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap

Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam

Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 78

Tabel 4.39 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap

Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam

Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 79

Tabel 4.40 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan Tanggap

Terhadap Keluhan /Kesulitan yang Dialami Bapak/Ibu Dalam

Pelayanan Pembuatan e-KTP ... 80

Tabel 4.41 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat

Dalam Memberikan Pelayanannya ... 81

Tabel 4.42 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat

Dalam Memberikan Pelayanannya ... 82

Tabel 4.43 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat

Dalam Memberikan Pelayanannya ... 83

Tabel 4.44 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP Cepat

Dalam Memberikan Pelayanannya ... 84

Tabel 4.45 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini

Adil,Tidak Melihat Dari Mana & Siapa Masyarakatnya ... 85

Tabel 4.46 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini

Adil,Tidak Melihat Dari Mana & Siapa Masyarakatnya ... 86

Tabel 4.47 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini

(13)

Tabel 4.48 Pendapat Responden Mengenai Pelaksanaan Pelayanan e-KTP ini

Adil,Tidak Melihat Dari Mana & Siapa Masyarakatnya ... 88

Tabel 4.49 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan

Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai

Antrian ... 89

Tabel 4.50 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan

Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai

Antrian ... 90

Tabel 4.51 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan

Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai

Antrian ... 91

Tabel 4.52 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan

Menerapkan Budaya Antri, Melayani Pelanggan Sesuai

Antrian ... 92

Tabel 4.53 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP

Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 93

Tabel 4.54 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP

Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 94

Tabel 4.55 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP

Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 95

Tabel 4.56 Pendapat Responden Mengenai Petugas Pelayanan e-KTP

Bersikap Sopan dan Ramah Dalam Melayani Pelanggan ... 96

Tabel 4.57 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di

Kecamatan Stabat ... 97

Tabel 4.58 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di

(14)

Tabel 4.59 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di

Kecamatan Stabat ... 99

Tabel 4.60 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelaksanaan e-KTP di

Kecamatan Stabat ... 100

Tabel 4.61 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini

Mudah di Jangkau ... 101

Tabel 4.62 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini

Mudah di Jangkau ... 102

Tabel 4.63 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini

Mudah di Jangkau ... 103

Tabel 4.64 Pendapat Responden Mengenai Biaya Pelayanan e-KTP ini

Mudah di Jangkau ... 104

Tabel 4.65 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan

Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 105

Tabel 4.66 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan

Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 106

Tabel 4.67 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan

Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 107

Tabel 4.68 Pendapat Responden Mengenai Pelayanan yang Dilaksanakan

Tepat Waktu dan Sesuai Dengan Jadwalnya ... 108

Tabel 4.69 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih

Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 109

Tabel 4.70 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih

Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 110

Tabel 4.71 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih

(15)

Tabel 4.72 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana Bersih

Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 112

Tabel 4.73 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana

Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 113

Tabel 4.74 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana

Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 114

Tabel 4.75 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana

Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 115

Tabel 4.76 Pendapat Responden Mengenai Kondisi Sarana & Prasarana

Bersih Seperti, Lantai, Tempat Duduk & Dindingnya ... 116

Tabel 4.77 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini

Selalu Bising Atau Tenang ... 117

Tabel 4.78 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini

Selalu Bising Atau Tenang ... 118

Tabel 4.79 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini

Selalu Bising Atau Tenang ... 119

Tabel 4.80 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Pelayanan e-KTP Ini

Selalu Bising Atau Tenang ... 120

Tabel 4.81 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari

Pencuri ... 121

Tabel 4.82 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari

Pencuri ... 122

Tabel 4.83 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari

Pencuri ... 123

Tabel 4.84 Pendapat Responden Mengenai Lingkungan Instansi Aman Dari

(16)

Tabel 4.85 Penilaian Variabel Persersi Masyarakat Terhadap Kualitas

Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan e-KTP di Kecamatan

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR BAGAN

(19)

ABSTRAK

Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik ( Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat )

Nama : Reza Hidayat Ningrat Nim : 120921004

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Penelitian ini berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Pembuatan E-KTP di Kecamatan Stabat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Stabat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah yang bersifat actual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 72.354 jiwa dari 12 desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Stabat. Jumlah sampel sebanyak 100 orang dengan menggunakan Rumus Taro Yamane. Tekhnik penarikan sampel

menggunakan Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan tabel

tunggal yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang di berikan oleh petugas pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat di nilai baik serta masyarakat mudah memahami dalam setiap prosedur pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan dan mudah dalam mengikuti setiap tahapan prosedur pelayanan e-KTP di Kecamatan Stabat.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, akan tetapi tidak

dibarengi dengan persebaran penduduk yang merata serta kualitas manusia yang

masih rendah sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan kependudukan seperti meningkatnya tindakan kriminal, terorisme,

kemiskinan, pengangguran, penyalahgunaan identitas ganda hingga tumpang

tindih daftar pemilih tetap dalam pemilihan umum.

Menyikapi berbagai permasalahan itu pemerintah berusaha memperoleh

data tentang kependudukan di indonesia yang akurat untuk membuat pemetaan

yang tepat guna menanggulangi masalah kependudukan baik di tingkat lokal dan

nasional.

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendapatkan data

kependudukan seperti sensus penduduk dan survey memiliki kelemahan karena

bersifat periodik (berkala) dan bersifat agregat atau makro.sementara kebutuhan

data mikro penduduk seperti pendataan penerima bantuan langsung tunai (BLT),

jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), penerima beasiswa wajib belajar 9

tahun serta daftar pemilih tetap (DPT) untuk pemilihan umum masih dirasakan

tidak akurat dikarenakan tidak diperoleh dengan cara registrasi. Atas dasar

pertimbangan tersebut maka dilakukan upaya pemutakhiran data penduduk.

Undang-undang No.23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan

(21)

desa/kelurahan sebagai ujung tombak untuk mendaftarkan warganya secara

administrsi sebagai warga negara indonesia. Dalam undang-undang No 23 tahun

2006 juga disebutkan bahwa salah satu dokumen kependudukan yang sah secara

nasional dan wajib dimiliki oleh setiap warga negara indonesia yang telah genap

berumur 17 tahun adalah kartu tanda penduduk (KTP). Dalam kartu tanda

penduduk dicantumkan data diri penduduk seperti nomor induk kependudukan

(NIK). Nama lengkap,, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, status

perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, pas foto dan tanda tangan

pemilik KTP, kemudian disahkan dengan terteranya tanggal KTP tersebut

dikeluarkan serta nama dan nomor induk pegawai pejabat yang

menandatanganinya. KTP memiliki masa berlaku selama 5 tahun dan dapat

dilakukan perpanjangan kecuali yang telah berusia 60 tahun keatas akan

dibberikan KTP yang berlaku seumur hidup.

Presiden menindak lanjuti sistem informasi administrasi kependudukan

yang tertuang dalam Undang-undang No. 26 tahun 2006 dengan mengeluarkan

peraturan presiden No. 26 tahun 2009 yang kemudian direvisi pada Perpres No.

35 tahun 2010 yang berisikan tentang penggunaan KTP berbasis Nomor Induk

Kependudukan (NIK) harus memuat kode keamanan dan rekaman elektroniik

sebagi alat verivikasi dan validasi data jati diri penduduk. Rekaman elektronik

yang dimaksud berisi biodata, tanda tangan, pas foto dan sidik jari tanda tangan

yang bersangkutan untuk disimpan dalam database kependudukan. Penggunaan

KTP seperti yang dijelaskan tersebut kemudian diterjemahkan dalam bentuk nyata

(22)

KTP lama mennjadi KTP Elektronik (e-KTP). e-KTP adalah dokumen

kependudukan yang memuat sistem keamanan / pengendalian baik dari sisi

administratif ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database

kependudukan nasional.

Program pembuatan e-KTP ini memunculkan banyak pro kontra di

masyarakat. Banyak masyarakat yang mendukung terkait dengan digalakannya

program ini oleh pemerintah. Tapi ada juga yang mengkritik program ini karena

proses administrasi pembuatannya yang dianggap rumit dan memakan waktu.

Persepsi masyarakat merupakan suatu proses bagaimana masyarakat menyelidiki,

mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan

pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkan untuk menciptakan

keseluruhann gambaran yang berarti.

Keberhasilan suatu program yang dijalankan sangat ditentukan oleh

persepsi masyarakat terhadap program pelayanan publik tersebut. Sebab persepsi

tersebut akan mempengaruhi tingkahh laku dan perbuatan seseorang atau

kelompok terhadap sesuatu.

Inilah yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitiannya yang berjudul

Persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan Publik(Studi pembuatan E-KTP (Elektronik-KTP) di kecamatan Stabat

(Studi pada Kantor Kecamatan Stabat). Penulis ingin mengetahui sejauh mana

persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik, yang dalam hal ini adalah

(23)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam

pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Stabat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik dalam pembuatan E-KTP

di Kantor Kecamatan Stabat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

dapat memperkaya bahan refrensi penelitian di bidang ilmu sosial dan ilmu

politik. Terkhusus bagi program studi administrasi negara dapat menjadi acuan

atau bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi penulis berguna sebagai suatu sarana untuk melatih dan

(24)

memiliki kemampuan dalam menganalisis setiap gejala dan permasalahan di

lapangan.

Penelitian ini untuk memberikan gambaran secara obyektif kepada

masyarakat terkait dengan persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik

yang dalam penilitian kali ini adalah terkait dengan program pembuatan e-KTP

yang diselenggarakan oleh pemerintah.

1.5 Kerangka Teori

Kerlinger (1973: 9) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak,

definisi dan proposisi untuk menrangkan suatu fenomena sosial secara sistematis

dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

1.5.1 Persepsi

1.5.1.1 Pengertian Persepsi

Taufik (2012:10)Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang

menyelidiki mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan

pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkan untuk menciptakan

keseluruhan gambaran yang berarti.

Persepsi (tingkah laku atau tindakan) merupakan akibat suatu motif

tertentu yang merupakan wujud dari persepsi dan sikap terhadap suatu objek yang

sering kali dipergunakan untuk menunjukkan respon individu atau masyarakat.

Persepsi individu akan mempengaruhi sikap individu terhadap suatu fenomena

yang berkembang di tengah masyarakat. Kondisi atau suatu perilaku sekelompok

(25)

Apakah masyarakat menerima rangsangan tersebut atau tidak. Sikap seperti ini

merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk berprilaku tertentu,

bila ia menghadapi rangsangan tersebut.

Thoha (1998:23) persepsi hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami

oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat

penglihatan maupun pendengaran.

Robbins (2003:88) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan

lingkungan, yaitu sebagai proses dimana individu-individu mengorganisasikan

dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan

mereka.

Definisi persepsi juga diartikan oleh Indrawijaya (2000:45),sebagai suatu

penerima yang baik atau pengambilan inisiatif dan proses komunikasi. Persepsi

adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliiki atau yang

disimpan di dalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan

menginterpretasi stimulus atau rangsangan yang diterima alat indera. Persepsi

dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan

membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Persepsi

juga dapat diartikan analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliliing individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada , dan selanjutnya mengenali benda tersebut.

Dari defenisi persepsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

(26)

menafsirkan kesan indera mereka agar memberikan makna kepada lingkungan

mereka.

1.5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Rakhmat (2005:55) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga

oleh faktor fungsional dan struktual. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang

bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu,

keperibadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor

struktural atau faktor dari luar individu antra lain: lingkungan keluarga,

hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat.

Robbins (2001:89) mengemukakan bahwasannya ada 3 faktor yang dapat

mempengaruhi persepsi masyarakat yaitu :

1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan

mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsirannya itu

sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari perilaku persepsi

individu itu.

2. Terget atau objek, karakteristik-karakteristik dan terget yang

diamati dapat mempengaruhi apa yang di persepsikan. Target tidak

dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan

latar belakangnya mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan

kita untuk mengklompokkan benda-benda yang berdekatan atau

(27)

3. Situasi dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau

peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi

persepsi kita.

1.5.2 Pelayanan Publik

1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Ratminto (2005:5) pelayanan publik didefinisikan sebagai segala

bentuk barang dan jasa yang prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintahan pusat, di daerah, dan lingkungan BUMN

atau BUMD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

UU No.12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No.32 tahun

2004 tentang pemerintah daerah, diharapkan dapat memberikan dampak yang luas

terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Adanya pelimpahan

wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang dikehendaki UU

tersebut memungkinkan pada terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur

birokrasi yang lebih ringkas dan membuka peluang bagi pemerintah daerah dalam

melakukan inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Kemajuan teknnologi informasi juga menjadi solusi dalam memenuhi

aspek transparansi,akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat. Keterpaduan sistem

penyelenggaraan pemerintahan melalui jaringan informasi on-line, terus

berkembang terutama dalam penyelenggaraan pelayanan, sehingga

(28)

yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat,akurat, dan aman. Oleh

karena itu untuk mempercepat upaya pencapaian sasaran terhadap peningkatan

kinerja aparatur negara dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik,

pemerintah melalui Mentri Aparatur Negara membuat satu keputusan mengenai

pedoman dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan publik. Adapun

maksud dan tujuan dari pedoman itu adalah

a. maksud, sebagai acuan bagi seluruh penyelenggaraa pelayanan publik

dalam pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai

dengan kewenangannya.

b. Tujuan, sebagai pedoman untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan

pelayanan publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan

baik bagi pemberi maupun penerima pelayanan.

Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada

hakekatnya adalah pelayan masyarakat. Karena birokrasi publik berkewajiban dan

bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan propesional. Berdasarkan

keputusan Mentri Pemberdayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1993

dinyatakan bahwa pelayanan umum ini mengandung sendi-sendi, yaitu :

1. Kesederhanaan, yaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,mudah

dipahami,dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan, memuat tentang:

(29)

b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian/persoalan/sengketa dalam

pelaksanaan pelayanan publik.

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu, di mana dalam waktu pelaksanaan pelayanan publik dapat

diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi, dimana produk pelayanan publik diterima dengan benar,tepat dan sah

5. Keamanan,proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

6. Tanggungjawab,pimpinan penyelenggaraan pelayanan publik atau pejabat yang

ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan atau personal dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan prasarana

kerja,peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

sarana teknologi komunikasi dan informatika (telematika)

8. Kemudahan akses, dimana tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomuniikasi dan informatika.

9. Kedisipliinan,kesopanan,dan keramahan, dimana pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin,sopan,dan santun,ramah serta memberikan pelayanan dengan

ikhlas.

10. Kenyamanan,yaitu lingkungan pelayanan harus tertib,teratur,disediakan ruang

(30)

dengan fasilitas pendukung pelayanan sperti parkir,toilet,tempat ibadah dan

lain-lain.

1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik

Untuk mengoptimalisasikan pedoman penyelenggaraan pelayanan publik,

harus memperhatikan azas-azas yang termuat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik. Adapun azas tersebut adalah:

a. Transparansi,yaitu bersifat terbuka,mudah dan bisa diakses semua pihak

yang membutuhkan serta disediakan secara memadai dan mudah

dimengerti.

b. Akuntabilitas,yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional,yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektivitas.

d. Partisipasif,yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan hak,yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku, ras, agama, golongann, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan hak dan kewajiban,yaitu pemberi dan penerima pelayanan

(31)

1.5.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pelayanan Publik

Menurut Budi Winarno (2001:38) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pelayanan publik,yaitu :

1. Faktor kesadaran adalah kesadaran para pejabat serta petugas yang

berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada

segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggung jawab dapat

membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi.

2. Faktor aturan adalah aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja.

Aturan ini mutlak kebenarannyadalam organisasi dan pekerjaan dikerjaan

dengan terarah,oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang

berkepentingan.

3. Faktor organisasi merupakan suatu alat serta sistem yang memungkinkan

berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian

tujuan.

4. Faktor pendapatan adalah pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai

pendukung pelaksana pelayanan. Dengan pendapatan yang cukup yang

dimiliki pegawai akan membuat motivasi dalam hal kerja.

5. Faktor keterampilan adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki

oleh pelayan publik, sangat mendukung jalannya pelayanan publik.

6. Faktor sarana adalah sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau

pekerja pelayanan. Sarana ini meliputi peralatan,perlengkapan,alat bantu,

(32)

1.5.2.4 Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik

Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik yang baik,sesuai peraturan

pemerintah no 25 tahun 2009, tentang pedoman umum penyusunan indeks

kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah antara lain meliputi:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama,jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

(33)

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi saranan dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkuungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Dari beberapa uraian diatas dapat dilihat bahwa pelayanan publik

dilaksanakan oleh pemerintah dalam arti barang dan jasa publik adalah tanggung

jawab pemerintah melalui instansinya baik dari pusat hingga daerah. Pelayanan

(34)

pelayanan publik tidak hanya dilaksanakan untuk meningkatkan keuntungan tetapi

untuk kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Pada satu sisi pemerintah akan

memiliki legitimasi yang kuat dihadapan masyarakat dan pada sisi yang lain

masyarakat akan mendapat pelayanan yang baik dan prima dari pemerintah.

1.5.2.5 Pengertian Elektronik KTP (e-KTP)

KTP elektronik atau e-KTP adalah dokumen kependudukanyang memuat

sistem keamanan/pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi

informasi dengan berbasis pada database kependudukan nasional. Penduduk

hanya diperbolehkan memiliki satu KTP yang tercantum nomor induk

kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan

berlaku seumur hidup. Nomor NIK yang tertera di e-KTP nantinya akan dijadikan

dasar dalam penerbitan paspor, surat izin mengemudi (SIM), nomor pokok wajib

pajak (NPWP), polis asuransi, sertifikat atas hak tanah dan penerbitan dokumen

identitas lainnya (pasal 13 UU No. 23 tahun 2006 tentang administrasi

(35)

Gambar 1.1 Dasar hukum e-KTP

1.5.2.6 Syarat dan Proses Pembuatan e-KTP

Adapun syarat pembuatan e-KTP adalah :

1. Berusia minimal 17 tahun.

2. Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa.

3. Mengisi formulir F1.01 (bagi penduduk yang belum pernah mengisi/belum

ada data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda tangani

oleh kepala Desa.

4. Fotocopy kartu keluarga (KK)

Adapun proses pembuatan e-KTP adalah sebagai berikut :

1. Masyarkat datang ke kantor kecamatan dengan membawa surat panggilan.

2. Masyarakat yang ingin mengurus e-KTP pertama kali diharuskan

mengambil nomor antrian.

PP NO. 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UU NO. 23

TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERPRES NO. 25 TAHUN 2008 TENTANG

TATA CARA DAN

PERSYARATAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN CATATAN SIPIL

PERPRES NO. 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KTP BERBASIS NIK

SECARA NASIONAL DAN PERPRES NO. 35 TAHUN 2010

PERATURAN DAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN LAINNYA

YANG MENDUKUNG UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2006

TENTANG

(36)

3. Menunggu pemanggilan nomor antrian.

4. Menuju ke loket yang telah ditentukan.

5. Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan database.

6. Melakukan pengisian data (entry data) yang diperlukan.

7. Pengambilan foto calon pemegang e-KTP, perekaman sidik jari dan retina

mata serta membubuhkan tanda tangan calon peemegang e-KTP.

8. Petugas membubuhkan tanda tanggan dan stempel pada surat panggilan

yang sekaligus sebagai tanda bukti bahwa penduduk telah melakukan

perekaman foto, tanda tangan dan sidik jari.

9. Penduduk dipersilahkan untuk pulang dan menunggu hasil proses

pencetakan 2 minggu setelah pembuatan.

1.6 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Efendi dalam Iyan Andryadi Panggabean

(2013:23), konsep adalah istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara

abstrak mengenai kejadian, kadaan, kelompok atau individu yang menjadi

perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang

jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka berdasarkan judul yang dipilih peneliti

maka yang menjadi konsep penelitian ini adalah :

1. persepsi hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang

didalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat

(37)

2. Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut

sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang tekah ditetapakan.

3. Persepsi masyarakat terhadap pelayanan publik khususnya tentang

pembuatan e-ktp adalah proses dimana setiap individu dapat menafsirkan

kesan mereka agar memberikan makna kepada tindakan pemerintah

untuk mengatasi persoalan pendataan kependudukan dengan menggunakan

dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan dan pengendalian

baik dari sisi administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis

database kependudukan nasional.

1.7 Definisi Oprasional

Menurur Singarimbun dan Effendi (2008:46) definisi oprasional adalah

unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu

variabel. Dengan kata lain, defisini oprasional adalah semacam petunjuk

pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi

definisi oprasional dari penelitian ini adalah :

1 Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2 Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

(38)

3 Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama,jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya).

4 Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5 Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan.

6 Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat.

7 Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

8 Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9 Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati.

10 Kewajaran biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11 Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

(39)

12 Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13 Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi saranan dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan.

14 Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkuungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

1.8 Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, dilakukan dengan cara

mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi

konsep, definisi oprasional dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Berisi tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian,populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan

(40)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

. Berisi penyajian data-data yang diperoleh dari lapangan,analisis

dari data-data yang disajikan setelah melakukan penelitian

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan

(41)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, Adalah penelitan

deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mempergunakan kuisioner dan

observasi langsung sebagai alat pengumpul data atau informasi dari sejumlah

subyek yang dipilih secara teliti agar mewakili kelompok atau masyarakat.

Menurut Moh.Nazir dalam M.Taufik (2012:28) penelitian deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikantor kecamatan stabat.

2.3 Populasi dan Sampel

2.3.1 Populasi

M.Taufik (2012:29) Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian

yang terdiri dari manusia, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test

atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam

(42)

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat wajib e-ktp yang

bertempat tinggal di wilayah kecamatan stabat sebanyak wajib KTP 72.354 jiwa

dari 12 desa dan kelurahan yang ada di kecamatan stabat.peneliti menentukan

untuk melakukan penelitian di 12 desa dan kelurahan yang ada di kecamatan

stabat agar cukup mewakili masyarakat keseluruhannya yang ada di kecamatan

stabat. Tabel dibawah ini merupakan perinciann wajib e-KTP yang terdapat di

masing-masing kelurahan, yaitu:

Tabel 2.1

Jumlah Masyarakat Wajib e-KTP

Nama kelurahan Jumlah wajib e-KTP

1. Banyumas

10. Karang Rejo 11. Dendang

jumlah 72.354 jiwa

Sumber : kecamatan stabat ( penelitian 2014)

(43)

2.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam

pengertian yang sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang

menjadi data sebenarnya dalam suatu penelitian.

Populasi yang ditentukan oleh peneliti yaitu 72.354 jiwa maka yang

digunakan adalah rumus Taro Yamane (Rakhmat,1991:82) dalam M.Taufik

(2012:30) sebagai teknik penarikan sampel yang representif, dengan presisi 10%

dan tingkat kepercayaan 90%, sebagai berikut

n =

²

keterangan :

n : Sampel

N : Populasi

d : Presisi (10%)

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dirumuskan jumlah sampel yang

akan diambil, yaitu :

n =

% , ,

=

(44)

2.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel diperlukan untuk memastikan setiap unsur dalam

populasi berpeluang untuk dijadikan sampel. Adapun langkah-langkah teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.3.4 Stratified Random Sampling

Menurut Singarimbun dan Effendi (2008:162), dalam praktek sering

dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen suatu populasi, makin

besar pula perbedaan sifat antara lapisan-lapisan tersebut. Presisi dan hasil yang

dapat dicapai dengan penggunaan suatu metode pengambilan sampel, antara lain

dipengaruhi oleh derajat keseragaman populasi yang bersangkutan.

Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi

yang heterogen, maka populasi yang bersangkuutan harus dibagi-bagi dalam

lapisan-lapisan (strata) yang seragam, dan dari setiap lapisan dapat ddiambil

sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih antara satu

strata dengan yang lain mukin sama, mungkin juga berbeda.

Menurut Nazir dalam M.Taufik ( 2012:31) pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik ini dikarnakan jumlah populasi yang akan dijadikan sampel

terbagi dalam 12 kelurahan/desa (sampel=100 responden yang terbagi dalam 12

kelurahan/desa). Untuk menentukan berapa responden dari setiap kelurahan/desa,

(45)

n =

dimana :

: jumlah masyarakat di tiap kelurahan

n : jumlah populasi

N : jumlah sampel

Berdasarkan rumus diatas maka dapat ditentukan penyebaran sampel

/responden secara merata dari setiap kelurahan sebagai berikut :

Tabel 2.2 Sampel Per Kelurahan

kelurahan populasi Penarikan sempel sampel pembulatan

Banyumas 4.221 4.221 x 100/72.354 5,83381 6

Kwala Bingai 10.033 10.033 x 100/72.354 13,86654 14

Sidomulyo 4.301 4.301 x 100/72.354 5,94438 6

Pantai Gemi 5.701 5.701 x 100/72.354 7,87931 8

Perdamaian 11.954 11.954 x 100/72.354 16,52154 16

Stabat Baru 5.618 5.618 x 100/72.354 7,76460 8

Ara Condong 5.119 5.119 x 100/72.354 7,07493 7

Kwala Begumit 6.452 6.452 x 100/72.354 8,91726 9

Mangga 2.309 2.309 x 100/72.354 3,19125 3

(46)

Dendang 5.197 5.197 x 100/72.354 7,18274 7

Paya Mabar 3.308 3.308 x 100/72.354 4,57196 4

Total 100 100

Sumber : penelitian 2014

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data atau informasi, keterangan-keterangan atau

fakta-fakta yang dibutuhkan, penulis menggunakan pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data

primer dilakukan dengan instrumen :

a.

Angket (

Quisioner

), yaitu

sebuat set pertanyaan yang secara logis

berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan

merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji

hipotesis

b.

Observasi, yaitu merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk

melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

2.

Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang

(47)

a. Penelitian kepustakaan yaitu, pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku,karya ilmiah,pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan

masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi yaitu,teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi

penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek

penelitian.

2.5 Teknik Pengukuran Skor

Teknik pengukuran skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sekala likert dalam bentuk checklist, mengukur sikap,pendapat,maupun persepsi

seseorang/sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Adapun penentuan

skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :

Untuk alternatif jawaban A diberi skor 1

Untuk alternatif jawaban B diberi skor 2

Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3

Untuk alternatif jawaban D diberi skor 4

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan

adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Untuk

menentukan kategori jawaban apakah tergolong sangat baik, baik, kurang baik,

(48)

Interval =

= = 0,75

Sehingga dengan demikian dapat dikategorikan jawaban responden

masing-masing variabel, yaitu:

1. Skor untuk kategori sangat baik = 3, 26 – 4,00

2. Skor untuk kategori baik = 2,50 – 3,25

3. Skor untuk kategori kurang baik = 1,76 – 2,50

4. Skor untuk kategori tidak baik = 1,00 – 1,75

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat baik,

baik, kurang baik, tidak baik, maka dari jumlah skor variabel yang akan

ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pernyataan. Dari hasil pembagian

maka dapat diketahui jawaban responden termasuk kedalam kategori yang mana.

2.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan

gambaran menngenai suatu situasi atau peristiwa . Data-data yang terkumpul baik

lewat studi kepustakaan, kuisioner atau hasil pengamatan langsung akan disusun

dan kemudian disajikan dalam analisis tabel tunggal dan interpretasi melalui

(49)

Analisis tabel tunggal merupakan analisis yang dilakukan dengan

membagi konsep-konsep penelitian ke dalam katagori-katagori yang dilakukan

atas dasar frekuensi dan persentase. Maka digunakan analisis product moment,

dengan bantuan softwear komputer statistical product and service solutions (spss)

(50)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Langkat 3.1.1 Sejarah Kabupaten Langkat

Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus

keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang

disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten.

Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang

orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang-orang-orang asli (pribumi/ bumiputera) berada di

tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut

dijabat oleh :

1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892

2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927

3. Sultan Mahmud 1927-1945/46

Di bawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur

pemerintahan disebut LUHAK dan dibawah luhak disebut Kejuruan (Raja kecil)

dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai (Raja Kecil Karo) yang

berada di desa. Pemerintahan Luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan

Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala

(51)

asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat

dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak, yakni :

A. Luhak Langkat Hulu

Berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri

dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu :

1) Kejuruan Selesai

2) Kejuruan Bahorok

3) Kejuruan Sei Bingai

4) Distrik Kwala

5) Distrik Salapian

B. Luhak Langkat Hilir

Berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku Jambak/ T.

Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu :

1) Kejuruan Stabat

2) Kejuruan Bingei

3) Distrik Secanggang

4) Distrik Padang Tualang

5) Distrik Cempa

(52)

C. Luhak Teluk Haru

Berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung

(Tengku Djakfar). Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik.

1) Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji.

2) Distrik Pulau Kampai

3) Distrik Sei Lepan

Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke

Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan,

hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan.

Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini

berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal

17-08-1945. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera dipimpin oleh

seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap

dengan status keresidenan dengan asisten residennya atau kepala pemerintahannya

dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis

dengan sebutan Bupati.

Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan

Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur

(NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan

Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di

(53)

Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat

menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan

kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit.

Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3

(tiga) kewedanan yaitu :

1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai

2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura

3. Kewedanan Teluk Haru berkedudukan di Pangkalan Berandan.

Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas

administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Assiten Wedana

(Camat) sebagai perangkat akhir.

Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dipegang

oleh seorang Care Taher (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada

waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat. Dan secara berturut-turut jabatan

Bupati Kdh. Tingkat II Langkat dijabat oleh:

1. T. Ismail Aswhin 1967 – 1974

2. HM. Iscad Idris 1974 – 1979

(54)

4. H. Marzuki Erman 1984 – 1989

5. H. Zulfirman Siregar 1989 – 1994

6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994 – 1998

7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998 s/d 20-2-1999

8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009

9. H. Ngogesa Sitepu : 2009 s/d sekarang

Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk

Kabupaten Langkat berjumlah 902.986 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk

1,14 persen pada periode 1990-2000 dan kepadatan penduduk sebesar 144,17 jiwa

per km2. sedangkan tahun 1990 adalah sebesar 1,07 persen. Untuk tahun 2008,

berdasarkan hasil proyeksi penduduk Kabupaten Langkat bertambah menjadi

1.042.523 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,80 untuk periode

2005-2010.

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Stabat yaitu sebanyak

83.223 jiwa sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Pematang

Jaya sebesar 14.779 jiwa. Kecamatan Stabat merupakan kecamatan yang paling

padat penduduknya dengan kepadatan 918 jiwa per km2 dan Kecamatan Batang

Serangan merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu

(55)

Jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin lebih banyak

laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk

laki-laki sebesar 521.484 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 521.039

jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 100,09 persen.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten

Langkat mayoritas bersuku bangsa Melayu (70,87 persen), diikuti dengan suku

Jawa (9,93 persen), Karo (7,22 persen), Tapanuli/ Toba (2 persen), Madina (2

persen) dan lainnya (5,94 persen). Sedangkan agama yang dianut penduduk

Kabupaten Langkat mayoritas agama Islam (90,00 persen), Kristen 7,56 persen),

Katolik (1,06 persen), Budha (0,95 persen) dan lainnya (0,34 persen).

3.1.2 Letak Geografis Kabupaten Langkat

Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang berada

didataran Tinggi Bukit Barisan, terletak di Bagian Barat Laut Provinsi Sumatera

Utara, secara geografis berada pada koordinat 30 14’– 40 13’ LU dan 970 52’–

980 45’ BT.

Secara administrasi Kabupaten Langkat mempunyai batas sebagai berikut:

Sebelah Utara Kabupaten Aceh Tamiang (Provinsi NAD) dan Selat Malaka

Sebelah Selatan Kabupaten Karo

Sebelah Timur Kabupaten Deli Serdang dan kota Binjai

(56)

Luas wilayah Kabupaten Langkat adalah 626.329 Ha.Kabupaten Langkat

terdiri dari 23 Kecamatan dan 277 desa/kelurahan dengan Ibukota Kabupatennya

adalah Stabat.

3.2 Kecamatan Stabat

3.2.1 Gambaran Umum Kecamatan Stabat

Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

Sebelumnya ibu kota Kabupaten Langkat berkedudukan di Kotamadya Binjai,

namun sejak diterbitkannya peraturan pemerintah No. 5 tahun 1982 kedudukan

ibu kota Kabupaten Langkat di pindahkan ke Stabat.

Stabat merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus dengan jumlah

penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kegiatan perekonomiannya banyak

bergerak di sektor perdagangan, pertanian dan peternakan, perkebunan dan jasa.

Kecamatan ini dilalui oleh salah satu sungai terpanjang di sumatera Utara yakni

sungai wampu yang sekaligus memisahkan kecamatan ini dengan Kecamatan

wampu di sebelah barat . Stabat juga dilalui oleh Jalan Raya Lintas Sumatera

(Jalinsum Lintas Pantai Timur).

Sebagian besar penduduk kecamatan stabat adalah suku Melayu 60%

sebagai salah satu suku asli di Provinsi Sumatera Utara terutama di Kabupaten

Langkat. Namun, suku tionghoa dan suku jawa cukup besar sekitar 30%

(57)

a) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Secanggang

b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Binjai

c) Sebelah barat berbatasn dengan Kecamatan wampu

d) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Deli serdang

Kecamatan Stabat merupakan gerbang Kabupaten Langkat, dimana

merupakan salah satu kecamatan dari 23 kecamatan yang berada di Kabupaten

Langkat.

Kondisi wilayah Kecamatan Stabat berada diketinggian 4m diatas

permukaan laut dengan suhu maximum bekisar 35°c dan suhu minimum 21°c,

curah hujan pertahun 15mm. Wilayah Kecamatan Stabat bertofografi dataran dan

ini menjadikannya wilayah yang menyimpan potensi sebagai areal Agrobisnis dan

Agro Industri. Disamping itu Kecamatan Stabat memiliki aliran sungai seperti

sungai Wampu, sungai Singlar, sungai Belengking dan sungai Kapal Keruk.

Dari gambaran diatas, maka secara umum Kecamatan Stabat mempunyai

potensi sebagai berikut :

a) Perkebunan, berupa tanaman kelapa sawit, tebu, kakao yang

diusahakan oleh swasta dan masyarakat.

b) Pertanian tanaman pangan, padi, kacang-kacangan, jagung dan

sayur-sayuran.

c) Industri kerajinan rakyat seperti anyaman tikar purun, pembuatan tahu

tempe dan industri kerajinan rumah tangga lainnya.

(58)

e) Pusat perdagangan dan jasa.

3.2.2 Visi dan Misi Kecamatan Stabat

Visi dan misi Kecamatan stabat adalah sebagai berikut :

Visi : “Terwujudnya Langkat yang Maju dan Sejahtera “

Misi :

1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good

Governance).

2. Mewujudkan kehidupan sosial, budaya politik yang sehat, stabil

dan demokratis.

3. Meningkatkan peran masyarakat dalam pembangunan daerah yang

berwawasan lingkungan.

4. Meningkatkan pemanfaatan seluruh sumber daya daerah menuju

(59)

Bagan 3.1

Struktur organisasi Kecamatan Stabat

Sumber : Kecamatan Stabat ( penelitian 2014)

CAMAT STABAT

DRS. MUHAMMAD NURTA 1900801 198602 1001

SEKSI PEMERINTAHAN

M.IRFAN NOVELITA.A,Md 19731020 199303 1006

SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

AHMAD FITRIA. S.SOS 19731031 199303 1001

KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

(60)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Penyajian Data Kuisioner

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh penulis

selama melakukan penelitian di lapangan yang dilakukan dengan menggunakan

teknik pengumpulan data primer, yaitu menggunakan metode observasi atau

pengamatan langsung dan kuisioner. Data-data tersebut disajikan sebagai berikut :

4.1.1 Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Stabat yang

mengisi kuisioner yang telah disebarkan kepada masyarakat Kecamatan tersebut.

Jumlah masyarakat yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 100

orang.

4.1.2 Karakteristik Responden

Data identitas responden mencakup distribusi data responden menurut

jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka identitas responden dapat diuraikan seperti berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Persentase

Laki-laki 53 53,0

Perempuan 47 47,0

Total 100 100,0

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 4.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN E-KTP dikecamatan Malalayang masih belum

Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, pada aspek empati masyarakat belum merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan e-KTP hal ini

Selain itu juga fasilitas yang mendukung dalam proses pelayanan E- KTP di kantor kecamatan Deket akan mempengaruhi kepuasan masyarakat kualitas pelayanan publik

Tujuan Penenlitian Ini Adalah Untuk Mengetahuai Persepsi Masayarakat Terhadap Pelayanan Pembuatan e-KTP Di Kantor Camat Sungai Pinang Kota Samarinda Dengan Indikator

Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di kantor Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan yang dilakukan

Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu e-KTP di Kantor Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo; Sayogo Daryanto; 080910291029; 2014; 99 Halaman; Ilmu Administrasi Negara

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Survei Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Pembuatan E-KTP di Kantor Kecamatan Samarinda Seberang dengan indikator:

Kualitas Pelayanan Dalam Pembuatan e-KTP Di UPT Dispendukcapil Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri Tuwis Hariyani1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen, Universitas Kahuripan