• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Partikel Made Dan Made Ni Dalam Kalimat Bahasa Jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Fungsi Partikel Made Dan Made Ni Dalam Kalimat Bahasa Jepang"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

FUNGSI PARTIKEL MADE DAN MADE NI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU “MADE” TO “MADE NI” NO JOSHI NO KINOU

Dikerjakan Kertas karya

O L E H

122203041

Muhammad Agung Tirtayasa

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG D-III FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

2

FUNGSI PARTIKEL MADE DAN MADE NI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

NIHONGO NO BUNSHOU NI OKERU “MADE” TO “MADE NI” NO JOSHI NO KINOU

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian program pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Medan, untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan Diploma III dalam bidang Bahasa Jepang.

Dikerjakan

OLEH:

NIM : 122203041

MUHAMMAD AGUNG TIRTAYASA

Pembimbing Pembaca

Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum

NIP. 19610628 200604 2 00 1 NIP.19670807 200401 1 00 1 Mhd. Pujiono. M.Hum.Ph.D

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

3

PENGESAHAN

DiterimaOleh

Panitiaujian program pendidikan Non-GelarSastraBudaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Nip.195110131976031001 Dr. SyahronLubis, M.A

PanitiaUjian:

No. Nama TandaTangan

1. Zulnaidi, SS.,M.Hum ( )

2. Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum ( )

(4)

4

Disetujui oleh :

Program Diploma Sastra Dan Budaya

FakultasIlmuBudaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program studi D III Bahasa Jepang

Ketua Program Studi

Nip. 196708072005011001

Zulnaidi, SS,M.Hum

(5)

5

KATA PENGANTAR

Dengan berbagai upaya dan kerja keras, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “Fungsi Partikel Made dan Made ni Dalam Kalimat Bahasa Jepang” dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi taufiq dan hidayahNya selama proses penulisan kertas karya ini berlangsung. Dalam penulisan kertas karya ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1 Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2 Zulnaidi SS, M.Hum., Ketua Prodi D3 Bahasa Jepang sekaligus staff pengajar di Jurusan D3 Bahasa Jepang yang banyak membantu penulis selama proses belajar mengajar di perkuliahan.

3 Dr. Siti Muharami Malayu, M.Hum, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengoreksi serta memberikan masukan dan arahan dalam penulisan kertas karya ini.

4 Mhd. Pujiono M.Hum. Ph.D, Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengoreksi serta membaca kertas karya ini. 5 Serta kedua orangtua saya ayahanda tercinta Tri Ediyanto dan ibunda

tercinta Ida Nuriani beserta kedua saudara saya Mhd Ghozi Fadillah dan Trissa Qonitah Ramadhani yang tak henti-hentinya memberi dukungan kepada penulis selama proses perkuliahan hingga proses penulisan kertas karya ini. Kepada teman-teman seangkatan saya yang sama-sama berjuang

(6)

6

selama 3 tahun menjalani perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.Dan juga semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2015

Muhammad Agung Tirtayasa

(7)

7 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ..i

DAFTAR ISI ... .iii

BAB I PENDAHULUAN ... ..1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... ... ..1

1.2 Tujuan Penulisan ... ..3

1.3 Batasan Masalah... ..3

1.4 Metode Penelitian... ..3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI... ..4

2.1 Pengertian Joshi... ..4

2.2 Jenis-jenis Joshi ... ..7

2.3 Ciri-ciri Joshi ... 12

BAB III FUNGSI PARTIKEL MADE DAN MADE NI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG ... 13

3.1 Fungsi Partikel Made Dalam Kalimat Bahasa Jepang ... 13

3.2 Fungsi Partikel Made ni Dalam Kalimat Bahasa Jepang ... 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 19

4.1 Kesimpulan ... 19

4.2 Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 21

(8)

19 ABSTRAK

Partikel dalam bahasa Jepang (joshi) bagi pembelajarnya dianggap cukup sulit untuk dipahami/dikuasai dikarenakan jumlah partikel dalam bahasa Jepang banyak. Sebuah partikel saja memiliki fungsi dan cara pemakaian yang banyak. kemudian dikarenakan ada beberapa partikel yang berbeda yang memiliki makna yang hampir sama sehingga sulit menentukan pemakaian partikel mana yang lebih tepat. Salah penempatan partikel dalam kalimat maka makna kalimat akan berbeda pula. Pada kalimat Bahasa Indonesia tidak terdapat partikel maka hal ini juga menjadi penyebab partikel bahasa Jepang dianggap sulit.

Istilah joshi ditulis dengan dua buah kanji; pertama yang dibaca jo dapat dibaca yang berarti bantu, membantu, atau menolong, sedangkan kedua yang dibaca shi memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa.

Joshi memiliki ciri-ciri tidak bisa berdiri sendiri. Joshi harus digabungkan dengan

kata lain sehingga bisa jelas maknanya, tidak berkonjugasi, dalam kalimat tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan. Selain itu joshi juga selalu mengikuti kata lain atau berada di belakang kata lain dan ada yang mempunyai arti sendiri, tetapi ada juga yang memberi arti pada kata lain.

Joshi dibagi menjadi empat jenis yakni kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, dan

shuujoshi. Pada kertas karya ini penulis membahas salah satu partikel dari jenis fukujoshi yakni made dan made ni.

Fukujoshi ialah partikel yang bisa menghubungkan kata-kata yang ada

(9)

20

yang termasuk kedalam jenis fukujoshi adalah made dan made ni. Made dan made

ni walaupun hanya dibedakan dengan partikel ni tapi keduanya memiliki makna

yang jelas berbeda.

Partikel made menunjukkan batas akhir sesuatu yang dilakukan atau berlangsung sampai waktu yang diberikan.

Contoh :

Sakuban no kaigi wa juuichiji made deshita

Dari contoh tersebut mempunyai arti bahwa rapat berlangsung sampai jam 11. Tidak kurang dan tidak lebih dari jam 11.

Made juga menunjukkan batas akhir dari suatu hal. Contoh :

Naoru made ofuro ni hairanaide kudasai.

Dari contoh tersebut mempunyai arti bahwa tidak boleh masuk kedalam bak mandi sampai sembuh.

Sedangkan partikel made ni menunjukan sesuatu hal yang selesai paling lambat pada waktu yang diberikan dan lebih baik selesai sebelum waktu yang ditentukan.

Contoh :

Raigetsu no tooka made ni, kono shigoto wo oenakerebanarimasen.

(10)
(11)

22

1. 昨晩の会議は十一時まででした。

その例は会議が十一まで行われるという意味である。それ以上はだ め。

2. 直るまでお風呂に入らないでください。

その例は完全に直るまで絶対お風呂に入ってはいけないのである。

までにの助詞とは与えられた時間に遅くとも終わらなくてはならないこと であり、決めた時間から先に終わったほうがいい。

例:

1. 来月の十日までに、この仕事を終えなければなりません。

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat melanjutkan hidup sampai saat ini, dan melalui bahasa pula, manusia dapat berkembang dan terus mengeluarkan ide-ide baru.

setiap bangsa di dunia memiliki bahasa, dan masing-masing bahasa tersebut memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Demikian pula dengan bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang adalah memiliki bermacam-macam partikel, dalam bahasa Jepang partikel disebut dengan joshi, yang fungsinya bermacam-macam pula.

Partikel dalam bahasa Jepang bagi pembelajarnya dianggap cukup sulit untuk dipahami/dikuasai dikarenakan jumlah partikel dalam bahasa Jepang banyak, sebuah partikel saja memiliki fungsi dan cara pemakaian yang banyak, kemudian dikarenakan ada beberapa partikel yang berbeda yang memiliki makna yang hampir sama sehingga sulit menentukan pemakaian partikel mana yang lebih tepat, salah penempatan partikel dalam kalimat maka makna kalimat akan berbeda pula.

(13)

2

partikel maka hal ini juga menjadi penyebab partikel bahasa Jepang dianggap sulit.

Menurut Situmorang (2015 : 50) secara garis besar joshi dibagi menjadi :

a. 格助詞(かくじょし)kakujoshi

b. 接続助詞(せつぞくじょし) setsuzokujoshi

c. 副助詞(ふくじょし)fukujoshi

d. 終助詞(しゅうじょし)shuujoshi

Dari keempat joshi tersebut penulis ingin menitik beratkan pada fukujoshi. Yang termasuk dalam fukujoshi adalah :

は、も、など、くらい(ぐらい)、か、だけ、しか、まで(までに)、ば

かり、でも、ほど、きり、こそ、なり、やら.

Pada fukujoshi made dan made ni, walaupun keduanya hanya dibedakan dengan kata bantu ni, tetapi dalam kalimat keduanya mempunyai fungsi yang berbeda. Karena alasan di atas penulis ingin lebih dalam untuk mengetahui mengenai perbedaan fungsi dari kedua partikel tersebut, sehingga penulis membuat judul pada kertas karya ini “Fungsi partikel made dan made ni dalam kalimat bahasa Jepang”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

(14)

3

2. Untuk mengetahui fungsi partikel made dan made ni secara benar

3. Untuk menambah wawasan dan keterampilan berbahasa (khususnya Bahasa Jepang) yang nantinya dapat berguna bagi penulis ataupun pembaca untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

1.3 Batasan masalah

Penulis membatasi pembahasan tentang fungsi made dan made ni dalam kalimat bahasa Jepang, yaitu hanya mengenai pengertian joshi, jenis-jenis joshi, ciri-ciri joshi, serta fungsi partikel made dan made ni dalam kalimat bahasa Jepang.

1.4 Metode Penelitian

(15)

4 BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI)

2.1 Pengertian Partikel (Joshi)

Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori, dan pembagian. Jadi hinshi bunrui dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara gramatikal. Secara garis besar kelas kata yang telah diklasikasikan tersebut terbagi dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

Jiritsugo adalah kelompok kelas kata yang bisa berdiri sendiri dan

membentuk kalimat. Ada pula yang bisa membentuk kalimat tanpa bantuan kata lain dan bisa dimengerti maknanya. Misalnya kalimat: doko iku. Tanpa menggunakan kata e setelah kata doko, bisa dipahami maksudnya untuk mengetahui tujuan kepergian. Sedangkan fuzokugo adalah kelompok kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain untuk membentuk kalimat. Kata-kata ini harus mengikuti kata lain yang bisa berdiri sendiri untuk membentuk kalimat, kemudian barulah jelas maknanya. Kelas kata yang termasuk ke dalam

fuzokugo adalah joshi dan jodoushi.

Contoh :

私はあしたパソコンをかう。

watashi wa ashita pasokon o kau.

(16)

5

Dalam kalimat tersebut ada enam kata, watashi, wa, ashita, pasokon, o, dan kau. Namun hanya ada empat bagian kalimat, yakni watashi wa, ashita,

pasokon o, dan kau. Kata wa dan o tidak bisa menjadi bagian kalimat bila tidak

mengikuti kata lain. Juga tidak bisa menunjukkan makna bila tidak mengikuti kata

watashi dan pasokon. Inilah yang dimaksud dengan fuzokugo. Sedangkan watashi, ashita, pasokon, dan kau termasuk ke dalam jiritsugo.

Istilah joshi ditulis dengan dua buah kanji; pertama yang dibaca jo dapat dibaca juga tasukeru yang berarti bantu, membantu, atau menolong, sedangkan kedua yang dibaca shi memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang menerjemahkan joshi dengan istilah kata bantu. Penerjemahan seperti ini tidak salah dan dapat diterima.

Namun ada juga yang menerjemahkan joshi ke dalam bahasa Indonesia dengan isitilah postposisi. Pemakaian istilah postposisi ini berdasarkan pada letak joshi pada kalimat yang selalu menempati posisi (di belakang) setelah kata yang lain.

contoh :

私は昨日友達とジャカルタへ行きました。

Watashi wa kinou tomodachi to jakaruta e ikimashita.

Saya pergi ke Jakarta bersama teman kemarin.

Contoh di atas terdiri dari lima bunsetsu yakni watashi wa, kinou,

tomodachi to, jakaruta e, ikimashita. Di antara bunsetsu-bunsetsu itu ada yang

(17)

6

menempati posisi setelah nomina tomodachi, dan joshi tidak hanya dipakai setelah nomina, tapi dapat dipakai juga setelah verba, adjektiva-i, adjektiva-na, atau setelah joshi yang lainnya. Jadi, pemakaian istilah postposisi sebagai hasil terjemahan kata joshi pun bisa diterima walaupun pemakaiannya masih jarang bila dibandingkan dengan pemakaian istilah kata bantu.

Selain dengan istilah kata bantu dan postposisi, ada juga yang menerjemahkan joshi dengan istilah partikel. Pemakaian istilah partikel ini tampaknya ada kaitannya dengan penerjemahan joshi ke dalam bahasa Inggris. Sebab dalam kamus Jepang-Inggris, istilah joshi sering diterjemahkan menjadi

particle yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi partikel.

Dalam gramatika bahasa Indonesia pun dipakai istilah partikel. Namun partikel dalam gramatika bahasa Indonesia tidak sama dengan partikel dalam gramatika bahasa Jepang. Dalam gramatika bahasa Indonesia, partikel merupakan salah satu jenis kata tugas. Berdasarkan peranananya dalam frasa atau kalimat, kata tugas dibagi menjadi lima kelompok: (1) preposisi, (2) konjungsi. (3) interjeksi, (4) artikel, dan (5) partikel (Menurut Sudjianto dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 : 230). Di dalam gramatika bahasa Indonesia terdapat empat partikel yakni partikel –kah, -lah, -tah, dan –pun (Menurut Sudjianto dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 : 247)

(18)

7

sepadan dengan konjungsi koordinasi dan dalam bahasa Indonesia. Hal-hal seperti ini menyebabkan partikel bahasa Jepang sulit disepadankan dengan partikel bahasa Indonesia.

2.2 Jenis- jenis Partikel

Masih ada perbedaan pendapat dalam pengelompokan jenis partikel. Ada yang mengelompokkan partikel menjadi empat jenis dan ada juga yang mengelompokkannya menjadi enam jenis. Para ahli yang mengelompokkan partikel menjadi empat jenis yakni kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, dan

shuujoshi sebagai jenis-jenis partikel. Sedangkan para ahli yang mengelompokkan

partikel menjadi enam jenis menambahkan kantoujoshi dan kakarijoshi sebagai jenis partikel selain keempat jenis (kakujoshi,setsuzokujoshi, fukujoshi, dan

shuujoshi) tersebut. Bahkan selain jenis-jenis partikel tersebut ada satu lagi yang

sering dikatakan sebagai jenis partikel yakni heiritsujoshi.

Namun diantara berbagai pendapat tentang klasifikasi tersebut, yang paling banyak ditemukan adalah klasifikasi partikel yang menjadi empat kelompok seperti yang disebutkan di atas, yakni kelompok fukujoshi, kakujoshi,

setsuzokujoshi dan shuujoshi. Dengan catatan, partikel-partikel yang termasuk kantoojoshi seperti ne,sa dan yo termasuk ke dalam kelompok shuujoshi.

Partikel-partikel yang termasuk kakarijoshi seperti wa, mo, dan koso dimasukkan ke dalam kelompok fukujoshi. Sedangkan heiritsujoshi ka dimasukkan ke dalam kelompok

(19)

8 1. Kakujoshi 格助詞

Kakujoshi ialah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat

(bunsetsu) dengan bunsetsu lainnya (Tadasu, 1989 : 48). Partikel ini biasanya digunakan setelah taigen. Ada juga yang digunakan untuk menyatakan hubungan nomina yang ada sebelumnya dengan predikat pada kalimat tersebut. Partikel yang termasuk ke dalam kelompok kakujoshi ialah de, e, ga, kara, ni, no, o, to, ya, dan yori.

Contoh kalimat:

1. 私は台所でご飯を食べる。

Watashi wa daidokoro degohan wo taberu.

Saya makan nasi didapur.

2. 生徒会長は教室にいる。

Seitokaichou wa kyoushitsu ni iru.

Ketua osis ada di ruang kelas.

3. 私はりんごとみかんが好きです。

Watashi wa ringo to mikan ga suki desu.

Saya suka jeruk dan apel.

2. Setsuzokujoshi 接続助詞

Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan

(20)

9

setsuzokujoshi, dan hubungan ini diperjelas dengan keberadaan joshi

diantaranya yang termasuk ke dalamnya adalah partikel ba, ga, kara,

keredomo,nagara, node, noni, shi, tari, temo dan to. Di antara salah

satunya partikel nagara yang tergolong dalam setsuzokujoshi ini memiliki penjelasan yaitu, partikel nagara yaitu sebuah partikel yang mempunyai arti sambil, sembari, seraya yang dipakai setelah verba untuk menyatakan dua aktivitas (yang utama) yang ada setelah partikel nagara dilakukan bersamaan dengan aktivitas (tambahan) yang ada sebelum partikel nagara. Contoh kalimat:

1. 音楽を聞きながら

Ongaku wo kikinagara, aruiteiru.

、歩いている。

Berjalan sambil mendengarkan musik.

2. 空の星を見ながら

Sora no hoshi wo minagara, iroiro na koto wo kangaemasu.

、いろいろなことを考えます。

Memikirkan berbagai hal sambil melihat bintang dilangit.

3. ふざけながら

Fuzakenagara, shigoto suru na.

、仕事するな。

Jangan bekerja sambil bercanda! 3. Shuujoshi 終助詞

Partikel zo seperti dalam kalimat ‘iku zo’ dan partikel-partikel na, naa, yo,

tomo, sa, ne, dan sebagainya dalam kelas kata partikel pada gramatika

(21)

10

yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti rasa haru, keragu-raguan, harapan, rasa heran, larangan, dan lainnya (Tadasu, 1989 : 143-144). Fungsi ini juga dimiliki oleh kelas kata interjeksi, sehingga ada yang menyebutnya dengan isitilah kandooshi. Yang termasuk kedalam kelompok kata ini adalah partikel ka, kke, ne, na, no, sa, tomo, wa, yo, ze,

dan zo.

Contoh kalimat:

1. トバ湖の景色はすばらしいですね。

Toba-ko no keshiki wa subarashii desu ne.

Pemandangan danau toba bagus ya.

2. 教室にだれもいないよ。

Kyoushitsu ni daremo inai yo.

Di kelas tidak ada siapapun loh.

3. 二度とそんなことをしてはいけないぞ。

Nidoto sonna koto wo shite wa ikenai zo.

Jangan mengulangi lagi perbuatan seperti itu.

4. Fukujoshi 副助詞

Fukujoshi ialah partikel yang bisa menambah arti dari kata lain yang ada

sebelumnya. Perannya sama dengan adverbia, untuk menghubungkan kata-kata yang ada sebelumnya dengan kata-kata yang ada pada bagian berikutnya.Yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah partikel bakari,

(22)

11

shika, wa, dan yara.

Contoh kalimat :

1. 悪いのは私だけ

Warui no wa watashi dake ja arimasen.

じゃありません。

Yang salah bukan hanya saya saja.

2. 今度こそ

Kondo koso shippai shimasen.

失敗しません。

Kali ini tidak akan gagal lagi.

3. 金さえ

Kane sae areba nandatte dekimasu

あれば何だってできます。

Asalkan ada uang apa saja bisa dilakukan.

2.3 Ciri-ciri Joshi

Menurut Situmorang (2015 : 50) Joshi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tidak bisa berdiri sendiri. Joshi harus digabungkan dengan kata lain sehingga bisa jelas maknanya.

2. Tidak berkonjugasi

3. Dalam kalimat tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan. 4. Selalu mengikuti kata lain atau berada di belakang kata lain.

(23)

12 BAB III

FUNGSI PARTIKEL MADE DAN MADE NI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

3.1 Fungsi partikel made dalam kalimat Bahasa Jepang.

Fungsi partikel made dalam kalimat bahasa Jepang menurut Mori (2010: 190) mengatakan :

まで、on the other handindicates that the action continues until the time given. Partikel made menunjukkan bahwa aksi berlanjut sampai waktu yang diberikan. Selain itu dikatakan juga bahwa :

までis a point of the time,place,something has done or something is happening.

And it sounds continous action.

Partikel made adalah titik waktu, tempat, sesuatu yang telah dilakukan atau sesuatu yang terjadi dan adalah tindakan yang berlanjut.

Sebagai contoh :

1. 明日まで宿題をやろう

Let's do homewok until tomorrow.

Mari kerjakan PR sampai malam

2. 夜明けまで

until dawn.

(24)

13

3. 5時まで開いている

It's open until 5:00.

(Toko) ini buka sampai jam 5.

Menurut Chandra (2005 : 81-82) dikatakan bahwa fungsi made sebagai berikut :

1. Menunjukkan batas akhir sesuatu dilakukan atau berlangsung "sampai". contoh :

1 わたしの国から日本まで飛行機で4時間かかります。

Watashi no kuni kara nihon made hikouki de yon jikan kakarimasu.

(Yone dan Keiko, 2001 : 90)

Dari Negara saya sampai Jepang menggunakan pesawat menghabiskan waktu 4 jam.

2 銀行は何時から何時までですか。9時から3時までです。

Ginkou wa nanji kara nanji made desuka. Kuji kara sanji made desu. (Yone dan Keiko, 2001: 30)

Bank dari jam berapa sampai berapa? Dari jam 9 sampai jam 3.

3 食堂は12時から1時までとてもにぎやかです。

Shokudou wa juuniji kara ichiji made totemo nigiyaka desu.

(Yone dan Keiko, 2001: 71)

Kantin dari jam 12 sampai jam 1 sangat ramai.

4 昨晩の会議は十一時まででした。

Sakuban no kaigi wa juuichiji made deshita. ( Chandra,2007 : 81)

(25)

14

5 百年まで生きたいです。

Hyakunen made ikitai desu. (Chandra, 2007 : 81)

Saya ingin hidup sampai seratus tahun.

Dari contoh diatas bahwa partikel made menyatakan batas dari kegiatan yang dilakukan dimana kegiatan tersebut berlangsung sampai waktu yang ditentukan.

2. Menunjukkan batas suatu hal; “sampai”

1. 治るまでおふろに入らないでください。

Naoru made ofuro ni hairanaide kudasai. (文化外国語専門学校, 2000:143)

Sampai (hingga) sembuh jangan masuk ke bak mandi.

2. 名前を呼ぶまで、ここでお待ちください

Namae wo yobu made, koko de omachi kudasai. 。(文化外国語専 門学校, 2000:143)

Sampai nama dipanggil, silahkan tunggu disini.

3. 太郎は30歳まで結婚しなかった。

Tarou wa sanju sai made kekkon shinakatta (堀川, 1991:290) Tarou tidak akan menikah sampai umur 30 tahun.

4. 休みの日は昼まで寝ます。

Yasumi no hi wa hiru made nemasu.( Prasetiawan, 2012 : 105)

(26)

15

5. 零度まで下がると、水は凍ります。

Reido made sagaru to, mizu wa koorimasu. (Chandra, 2007 : 82)

Bila turun sampai nol derajat, air akan membeku.

3.2 Fungsi partikel made ni dalam kalimat Bahasa Jepang

Fungsi partikel made dalam kalimat bahasa Jepang menurut Mori (2010: 190) mengatakan :

までに、indicates that the actionis completed no later thanthe time given.

bahwa partikel made ni menunjukan sesuatu hal yang selesai paling lambat pada waktu yang diberikan.

Selain itu dikatakan juga bahwa :

までにdoesn't use for a place. is a point of a particular time,something has done

or something is happning, and basicaly use for "has to do or has to be".It sounds like a dead line.

ま で に tidak digunakan untuk tempat. adalah titik waktu tertentu, sesuatu yang telah dilakukan atau sesuatu yang terjadi, dan pada dasarnya digunakan untuk "harus dilakukan atau harus" .Ini terdengar seperti batas waktu.

(27)

16

made ni menunjukkan suatu hal dilakukan atau terjadi sebelum batas waktu yang

telah ditentukan. “selambat-lambatnya; sebelum ;sampai dengan”. Contoh :

1. スキー旅行に参加したいんですが、いつまでにもし込めばいいです

か 。 あ さ っ てま で に申 し 込 ん で くだ さ い。(Yone dan Keiko, 2001 :

83)

Sukii ryokou ni sankashitai ndesuga, itsu made ni moshikomeba ii desuka. Asatte made ni moshikonde kudasai.

Saya ingin ikut serta dalam perjalanan ski, sebaiknya mendaftar sampai dengan kapan? Silahkan daftar sampai dengan lusa.

Dari contoh diatas made ni dimaksudkan bahwa batas pendaftaran adalah selambat-lambatnya sampai dengan lusa dan sebaiknya dilakukan sebelum lusa.

2. 九時までに帰ってこなければなりません。

Kuji made ni kaette konakerebanarimasen.

(Chandra, 2007 : 82)

Harus pulang selambat-lambatnya jam 9.

3. 来月の十日までに、この仕事を終えなければなりません。

Raigetsu no tooka made ni, kono shigoto wo oenakerebanarimasen.

(Koitsu, Mochizuki, dkk. 1993 : 438 )

Pekerjaan ini harus diselesaikan pada tanggal 10 bulan depan.

4. 午後七時半までに空港に着かなければなりません。

Gogo shichi jihan made ni kuukou ni tsukanakerebanarimasen.

(Prasetiawan, 2012 : 107)

(28)

17 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

1) Joshi adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri, melekat pada

nomina, verba, dan kata lainnya, dan tidak berkonjugasi, jenis-jeni

joshi adalah kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, dan shuujoshi.

Partikel made dan made ni merupakan salah satu partikel jenis

fukujoshi.

2) Partikel made memiliki fungsi menunjukkan batas akhir sesuatu dilakukan atau berlangsung "sampai", Menunjukkan batas suatu hal; “sampai”

3) Partikel made ni memilki fungsi menunjukkan suatu hal dilakukan atau terjadi sebelum batas waktu yang telah ditentukan. “selambat-lambatnya; sebelum ;sampai dengan”.

4.2 Saran

(29)

18

DAFTAR PUSTAKA

Chandra T. Nihongo No Joshi Partikel Bahasa Jepang. 2007. Jakarta : Evergreen Japanese Course.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Mori, Atsushi. 2010. On The Japanese Positive/Negative Correspondence System

of Made and Made ni. Tokyo : The Hakuseido Press.

Prasetiawan, Ardi. 2012. Pintar Menggunakan Partikel Bahasa Jepang. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Situmorang, Hamzon dan Uli, Rospita. 2015. Pengantar Linguistik Bahasa

Jepang. Edisi ketiga. Medan : Universitas Sumatera Utara

Sudjianto.2007. Gramatika Bahasa Jepang Modern. Jakarta : Kesaint Blanc

Tadasu, Iwabuchi, dkk. 1989. Nihon Bunpoo Yoogo Jiten, Tokyo : Sanseido

Koitsu, Mochizuki, dkk. 1993. Kamus Asas Bahasa Jepun- Bahasa Melayu. Kuala Lumpur : Fajar Bakti SDN BHD

Yone, Tanaka, dan Keiko, Mikogami. 2001. Minna No Nihongo I, II. Tokyo : The Association for Overseas Technical Scholarship.

Elie_eri. 2011. Made vs made ni. From

http://repository.maranatha.edu/7523/3/0342020_Chapter1.pdf

Referensi

Dokumen terkait

such as zona pellucida ZP binding assays and oocyte penetration tests. These types of assays have been developed for several species of domestic animals. A description of the assays

DESIGN OF AN INTELLIGENT INDIVIDUAL EVACUATION MODEL FOR HIGH RISE BUILDING FIRES BASED ON NEURAL NETWORK WITHINU. THE SCOPE OF

[r]

[r]

For acquisition of the 3D Building Model LiDAR-data are used as data basis as well as the building ground plans of the official cadastral map and a list of

Dalam hal ini agar mahasiswa penerima beasiswa bidik misi yang memiliki masalah dan tidak bisa menyelesaikan masalahnya maka bisa mencari faktor lain yang bisa mendukung

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BARANG BEKAS PADA ANAK USIA DINI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. ©