• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Program PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Program PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

UTAMA TELEVISI (STV BANDUNG)

Diajukan Sebagai Bukti Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh Ratna Wulansari

41810037

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

vi

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1. Sejarah Perusahaan ... 1

1.1.1.Visi dan Misi Perusahaan ... 3

1.2. Logo STV Bandung ... 4

1.3. Tagline STV Bandung ... 5

1.3.1. Budaya STV Bandung ... 6

1.4. Sejarah Divisi Programming STV Bandung ... 6

1.4.1. Hal penting dalam programming ... 7

1.5. Struktur Perusahaan ... 8

1.6. Job Deskription ... 9

(5)

vii

1.6.3. Profesi di Bidang Produksi ... 11

1.6.4. Profesi di Bidang Program... 12

1.6.5. Profesi di Bidang Marketing ... 15

1.7. Target Penonton ... 15

1.8. Jangkauan STV ... 16

1.9. Sarana dan Prasarana ... 17

1.10. Lokasi dan Waktu Prakter Kerja Lapangan ... 18

1.10.1.Lokasi ... 18

1.10.2. Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 18

BAB IIPELAKSANAAN Praktek Kerja Lapangan ... 20

2.1. Aktivitas Kerja ... 20

2.2. Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 24

2.2.1.Kegiatan Rutin dan Insidental ... 24

2.2.2. Deskripsi Kegiatan Rutin ... 24

2.2.3. Deskripsi Kegiatan Insidental ... 26

2.3. Deskripsi Tentang Jurnalistik ... 34

2.3.1. Pengertian Jurnalistik ... 34

2.4. Tinjauan Tentang Jurnalistik Televisi ... 35

(6)

viii

2.5.2. Analisa Tentang Teori Media Massa ... 47

2.5.2.1.Pengertian Media Massa ... 47

2.5.2.2.Fungsi Media Massa ... 48

BAB III PENUTUP ... 50

3.1. Kesimpulan ... 50

3.2. Saran ... 50

3.2.1. Saran Untuk Perusahaan ... 51

3.2.2. Saran Untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 54

(7)

ii Assalamuallaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan hidayah-Nya Penulis diberikan kekuatan, hikmat dan anugerah yang tiada hentinya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Praktek Kerja Lapangan.

Dalam menyusun laporan ini, penulis cukup mengalami beberapa hambatan dan kesulitan. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan wawasan menjadi hambatan besar dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini. Namun berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan penulis di masa yang akan datang. Tidak lupa juga, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A Selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung.

(8)

iii melakukan kegiatan perkuliahan.

4. Yth. Bapak Inggar Prayoga, selaku Wali Dosen. Terimakasih atas segala saran dan masukannya.

5. Yth. Bapak Adiyana Slamet, S.IP., M.Si, Terima kasih atas bimbingannya dan masukan-masukannya. Sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Dan sudah sabar menghadapi penulis selama proses bimbingan. Terimakasih banyak Pak.

6. Yth. Bapak Nova Nugraha, selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan di PT. Pasundan Utama Televisi (STV), terimakasih banyak atas segala ilmu yang telah diberikan kepada Penulis, sudah mempercayai Penulis untuk melaksanakan semua tugas yang diberikan, untuk perhatiannya kepada Penulis, semua pengalaman berharga dalam menjalankan tugas di kantor dan terimakasih atas canda tawa selama berlangsungnya Praktek Kerja Lapangan.

7. Untuk Mbak Gita dan Mas Soleh, yang baik hati selalu membantu Penulis apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas, dan terimakasih atas cemilan-cemilan unik enak yang Mbak Gita kasih, dan buat Mas Soleh yang selalu menyediakan kripik pedes nya hehe.

(9)

iv

9. Untuk Keluarga Tercinta, Bapak Saefulloh, Mamah Sumirna, Kakak Arif, Kakak Lutfi, Adikku Afrizal, dan Keponakan-keponakan

kecilku yang lucu dan gendut Azfar dan Yumna yang selalu

memberikan kasih sayang, semangat dan dukungan kepada penulis selama ini.

10.Yts. A. Muhammad Solihin, yang selalu memberikan Penulis semangat setiap saat, dan selalu setia menemani Penulis. Terimakasih atas pengertian dan perhatiannya.

11.Untuk Teman-temanku “Geng Rebo” Pipit, Tia, Vika, Dita, Anggie, Sarah, Anis. Terimakasih sudah membuat hari-hariku selalu berwarna dan

penuh tawa. I love you all.

12.Untuk teman-teman seperjuangan IK Jurnal 1, Mbak Eci, Meli, Teh Fitri, Ilo, Novanda, dll. Yuks semangat yuks :D.

13.Dan Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih banyak.

(10)

v

kerja lapangan ini dan semoga penulisan laporan praktek kerja lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang sepadan dari Allah SWT, Amien.

Bandung, Desember 2013

(11)

53

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosda Karya.

Sumadiria, AS Haris. 2010. Bahasa Jurnalistik. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Sumadiria, AS Haris. 2011. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama. 2009. Jurnalistik, Teori dan Praktik. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Rajawali Pers.

B. Sumber Internet :

http://elib.unikom.ac.id/

http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&node=2150

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060385-pengertian-media-massa/#ixzz2mViNX0kV (diambil tanggal 10 November 2013, Pukul 19.25 WIB)

http://studycommunication.wordpress.com/2012/10/13/dasarproduksiprogra mmingtv/ ( diambil tanggal 10 November 2013, Pukul 19.35 WIB)

http://idnetku.com/fungsi-departemen-program-di-stasiun-radio-dan-televisi/ (diambil tanggal 10 November 2013, Pukul 20.11 WIB) C. Sumber Lainnya :

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perusahaan

Sunda Televisi merupakan buah kreativitas dari Prima Entertainment yang mulai mengudara tanggal 18 Maret 2005, di Channel 34 UHF. Memposisikan sebagai televisi lokal di Jawa Barat yang berfokus pada seni budaya Sunda pada khususnya dan kebudayaan di Jawa pada umumnya. Pemilihan wilayah Jawa Barat sebagai wilayah penyiaran STV adalah dengan mempertimbangkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah yang penduduknya lebih padat dibandingkan dengan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pertimbangan lainnya adalah kebudayaan Jawa Barat lebih sering diekspose media nasional dan internasional sebagai budaya yang memiliki ciri khas dan eksotisme yang membuat daya permintaan mengenai informasi kebudayaan tersebut memiliki nilai jual yang lebih tinggi serta menjadi salah satu sumber kebudayaan Indonesia yang paling menonjol dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian tingkat daerah, nasional bahkan internasional.

(13)

kearifan lokal sebagai ujung tombak kualitas isi siaran, dengan supervisi dari Jakarta sebagai Induk Jaringan.

STV menyadari akan persaingan program yang kini marak didunia pertelevisian, tidak terkecuali televisi lokal yang kini pertumbuhannya sangat pesat dibeberapa daerah di Indonesia. STV selalu mengedepankan kebutuhan yang diinginkan masyarakat Jawa Barat. STV mencoba menggabungkan kontradiksi antara budaya lokal dan modern dengan mengemasnya menjadi satu program tontonan yang penuh sentuhan kreatifitas anak muda Bandung, sehingga selalu menarik perhatian dan merebut hati pemirsanya. Berikut adalah persentase penggolongan program-program STV :

 News & Information : 30 %  Knowledge, Adventure, Travel & Living : 30 %  Entertainment : 40 %

(14)

1.1.1. Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

Membangun dan menyuarakan aspirasi masyarakat dengan siaran televisi yang professional, profitable, berkualitas, bertanggung jawab, beretika, berkeadilan, berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadi TV Lokal terbaik di Jawa Barat. Misi :

Mewujudkan lembaga penyiaran swasta yang professional, berkreatifitas tinggi dan diterima masyarakat Jawa Barat. Menciptakan lapangan kerja bagi sumber daya manusia lokal. Mengembangkan informasi tentang program pembangunan lokal.

Memberikan siaran informasi, pendidikan, dan hiburan yang sesuai dengan kondisi lokal, sehingga diharapkan dapat mendorong terciptanya masyarakat yang mandiri.

Meningkatkan dan mengembangkan dan melestarikan budaya masyarakat Jawa Barat.

1.2. Logo STV Bandung

(15)

Gambar 1.1 Logo STV Bandung

Gambar 1.2 Logo Kompas TV

Sumber : Arsip PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung

Sejak tanggal 18 Maret 2011, Logo STV tidak lagi menggunakan logo S atau dihilangkan. sebagai gantinya, Logo STV yang sekarang hanyalah tulisan STV. Penggantian logo tersebut adalah sebagai wujud STV Bandung sebagai stasiun televisi lokal yang terbuka, tanpa adanya batasan. Diantaranya :

Kekuatan STV Bandung

STV memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan televisi lokal lainnya di Jawa Barat seperti Bandung TV, PJTV, JaBar TV, MQ TV, dll seperti memposisikan diri dengan memfokuskan pada materi lokal.

(16)

 Tajam, rajin, dan pengalaman yang didukung oleh para kru di belakang TKP

 Integritas dari manajemen menjadi rekomendasi yang sangat tinggi utnuk memenuhi kepuasan penonton

Tujuan (Objectives)

 Menjadi broadcaster televisi yang didirikan daerah

 Kesetian dan dedikasi untuk audiens

 Menjadi channel terbaik untuk iklan produk

 Menciptakan sikap baru pemuda Bandung dan membuat kota lebih ceria

dengan program-program kami.

1.3. Tagline STV

“One Tune Hade” dan “Bandung Berseuri” merupakan dua moto yang secara umum disebarluaskan kepada semua audience, yang menunjukan jati diri dari STV Bandung. Saat ini tagline yang diapai oleh STV adalah One Tune Hade, yang dapat diartikan secara harafiah satu chanel yang bagus atau bisa juga

bisa diartikan secara palafalah (wanton hade) berani tampil bagus (dalam Bahasa Sunda, hade artinya bagus, wantun artinya berani).

(17)

1.3.1. Budaya STV Bandung

Secara umum semua karyawan STV ini masuk kerja pada jam 8 pagi sampe jam 5 sore. Tapi tidak menutup kemungkinan para karyawan bisa kerja secara lembur. Contohnya untuk seorang editor dia bisa saja kerja sampai larut malam dikarenakan pekerjaannya harus selesai pada hari itu juga. Di sisi lain ada juga crew yang harus produksi di luar jam kerja seperti shooting di malam hari.

Pada intinya karyawan di stasiun televisi ini bekerja tidak terpaku pada jam kerja, akan tetapi mereka berorientasi pada hasil pekerjaan. Terkecuali dengan karyawan yang bekerja di kantor secara tetap seperti programming, traffic, administrasi dan sejenisnya mereka bekerja pada jam masuk kerja.

1.4. Sejarah Divisi programing PT. Pasundan Utama Televisi (STV)

Bandung

Berdirinya divisi program sama dengan berdirinya dan tayang pertama kalinya stv tanggal 18 maret 2005. Programming adalah:

 Dari sudut pemirsa programming adalah proses penyediaan materi siaran yang sesuai keinginan dan kebutuhan pemirsa yang dapat di tonton pada waktu yang paling sesuai bagi mereka.

(18)

1.4.1. Hal Penting Dalam Programming

Hal yang penting diperhatikan dalam programming antara lain : Jangkauan siaran

Audience research

Penjadwalan (pola waktu masyarakat, target audience, dan lain lain)

Isi program Konteks program Variasi program

(19)

1.5. Struktur Perusahaan

STV STATION

ORGANIZATION STRUCTURE

Sumber : PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung

EXECUTIVE - Editorial Support Assistant

PRODUCTION & - Sales Administration Support

(20)

1.6. Job Deskription

Dibawah ini adalah Job Description dari struktur Organisasi STV Bandung:

1.6.1. General Manager

Memantau segala bentuk perkembangan aspirasi publik, serta merumuskan strategi dan langkah-langkah penangangannya untuk menghadiri terbentuknya opini publik yang “unfavourble” terhadap perusahaan. Menjalankan fungsi kontrol radio secara keseluruhan, menjalankan kontrol khusus terhadap masalah keuangan, mengambil keputusan dan kebijakan yang menyangkut masalah keuangan, mengambil keputusan yang sifatnya berkaitan dengan kepentingan perusahaan, mengambil keputusan darurat yang dirasakan perlu.

1.6.2. Profesi di bidang Berita

1. News Director (Eksekutif Produser)

(21)

peristiwa mana yang terbaik dari beberapa sumber yang tersedia layak sebagai materi berita.

2. Assistant News Director (Produser)

Sebagian besar stasiun televisi komersial dan juga di stasiun televisi publik pemperkerjakan Assistant News Direktor (AND). AND bertanggung jawab menyeleksi dan menugaskan reporter, penulis naskah dan komentator untuk beritadan peristiwa khusus. Ia memonitor semua penguasaan dan aktivitas utama setiap warta berita dan menyusun pekerjaan secara bergiliran terhadap tugas-tugas di newsroom setiap saat. ADN juga bertanggung jawab untuk setiap penugasan dan juga menyeleksi setiap segmen materi berita yang akan disiarkan.

Sebagian besar tugas-tugas diluar kenormalan, setiap hari secara rutin AND berkonsultasi dengan News Director. AND selalu menanggung tugas pengawasan secara lengkap terhadap staf pemberitaan, ketika News Director sedang berada di luar stasiun. 3. Assistant Redaksi

(22)

mengumpuilkan fax berita yang masuk untuk didistribusikan kepada News Writers dan Reporter.

1.6.3. Profesi di bidang produksi

1. Producer

Producer adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acuan siaran yang pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari producer atau dari orang lain, selanjutnya ide ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan. Seorang producer harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan khalayak penonton sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili kepentingan penonton.

2. Director / Program Director (Pengarah Acara)

Program director (Pengarah acara) adalah orang yang mempunyai profesi untuk melaksanakan ide dari producer menjadi suatu karya audio visual. Naskah dari producer harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan gambar dan suara. Pengarah acara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan produksi suatu acara siaran hingga pada penayangannya.

(23)

harus bertindak secara konseptual. Tugas yang kompleks dari seorang pengarah acara pada umumnya tidak bisa ditangani sendiri, oleh karena itu pengarah acara selalu dibantu oleh assistant pengarah acara (assistant director).

3. Technical Director (TD)

Technical Director adalah seorang yang bertanggung jawab penuh dalam mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat teknis kepada Program Director (Pengarah Acara) pada saat pertemuan produksi.

4. Floor Director (FD)

Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai penghubung dalam menyampaikan pesan-pesan Pengarah Acara kepada kerabat kerja dan para artis berupa tanda-tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu adegan atau suatu acara.

5. Lighting Director

(24)

6. Audio Technician (Penata Suara)

Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio system.

7. Switcher

Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.

8. Editor (Penyunting / Pemadu Gambar)

Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang di kehendaki oleh naskah.

9. Camera Operator

(25)

of art dari seorang kamerawan maka akan membantu menghasilkan sebuah karya artistik audio-visual yang tinggi.

Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam suatu produksi acara siaran televisi seperti Penata Rias, Penata Busana, Unit Manajer, dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaannya di bawah kendali Pengarah Acara. Oleh sebab itu, Pengarah Acara sebagai orang pertama dalam pelaksanaan produksi harus memiliki kemampuan Human Relations yang baik di dalam menghadapi kerabat kerjanya.

1.6.4. Profesi di bidang Program

1. Programming

 pemantauan dan pengkajian kecenderungan masyarakat dan competitor serta mengelola persaingan

 penyusun pola acara dan karakteristik acara  penetapkan sumber program

 pemilihan dan menetapkan program  pengembangan program

 penyusun acara harian (rundown)  penilaian bahan siaran

(26)

2. Traffic

Mengatur jadwal iklan dan bertanggung jawab atas penayangan iklan, menghandle kontrak dengan sponsor, mengontrol apakah iklan terputar baik setiap jam siarannya.

1.6.5. Profesi di Bidang Marketing

1. Finance

Bertanggung jawab atas alur keuangan di kantor. 2. Manager Marketing

Mengatur semua kegiatan account excecutive dan public relation, bertanggung jawab terhadap operasional marketing sehari-hari, menjalin hubungan dengan mitra bisnis stau klien, melaksanakan tugas personalia terhadap karywan-karyawan bawahannya, mengambil keputusan-keputusan yang menjadi wewenangannya.

1.7. Target Penonton

Secara demografis, Bandung adalah ibukota Provinsi Jawa Barat yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu kota besar yang berpotensi, dimana masyarakatnya pun terdiri dari berbagai golongan. Meskipun demikian STV sangat mengerti akan kebutuhan tersebut, sehingga 80% dari program-program yang disajikan adalah untuk semua kategori usia termasuk kategori yang memerlukan adanya bimbingan orangtua.

(27)

masyarakat Jawa Barat sangat terbuka akan adanya perbedaan ataupun golongan, terbukti Bandung memiliki kemampuan untuk dijadikan trend-setter karena kelebihannya akan daya tarik luar biasa dalam berbagai bidang. Selain itu masyarakatnya pun memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi, percaya diri, komunikatif, berani dalam mengambil keputusan, berjiwa muda, elegan, dinamis, kreatif, penuh energi, bertalenta, ekspresif, agresif dan juga memiliki tingkat fanatik yang cukup tinggi terhadap dunia entertaiment, dimana segmen anak muda pun merupakan target penonton STV.

1.8. Jangkauan STV

Secara bertahap STV berusaha memperluas jangkauan siarnya. Saat ini dengan kekuatan pemancar 10 KW pada Chanel 34 UHF dengan Frek 575.25 Mhz, STV dapat menjangkau radius 70 Km (jarak udara) atau menjangkau daerah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sebagian Subang, Lembang

Sebelah Barat : Cimahi, Cianjur, Sebagian Sukabumi, Batujajar, Padalarang, Warungkondang, Sukaraja.

Sebelah Selatan : Soreang, Ciwidey, Dayeuhkolot, Pameungpeuk, Pangalengan.

(28)

1.9. Sarana dan Prasarana

Tabel 1.1

Sarana PT. Pasundan Televisi Utama ( STV Bandung)

Sumber : Arsip PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung

NO Uraian Jumlah

1 Gedung 1

2 Studio 1

3 Ruang Editing 1

4 Ruang VO 1

5 Ruang Meeting 1

6 Ruang MCR 1

7 Ruang Control Edit 1

8 Ruang Tunggu 2

9 Ruang Wardrobe 1 10 Toilet Wanita 2

11 Toilet Pria 3

12 Mushola 1

13 Dapur 1

14 Tempat Parkir Motor 2 15 Tempat Parkir Mobil 1

(29)

Tabel 1.2

Prasarana PT. Pasundan Televisi Utama ( STV Bandung)

No Nama Barang Jumlah Keterangan

1 Komputer 20 Unit Kondisi baik dan

10 Faksimili 3 unit Kondisi baik dan bersih

11 Dispenser 2 unit Kondisi baik dan bersih

12 Mobil Operasional 4 unit Kondisi baik 13 Motor Operasional 2 unit Kondisi baik

Sumber : Arsip PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung

1.10. Lokasi dan Waktu Peraktek Kerja Lapangan

1.10.1. Lokasi

Lokasi pelaksanaan praktek kerja lapangan bertempat di Kantor STV Bandung yang terletak di Grha Kompas Gramedia Lt. 3, Jl. RE Martadinata no 46, Bandung.

1.10.2. Waktu Praktek Kerja Lapangan

(30)
(31)

20 BAB II

PELAKSANAAN PKL

2.1. Aktivitas Kerja

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di STV Divisi Programming, terdapat dua jenis kegiatan yang dilaksanakan yakni kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang terus-menerus atau secara rutin dilakukan penulis selama PKL di STV. Sedangkan kegiatan insidental adalah kegiatan yang dilakukan di waktu tertentu secara khusus yang dilakukan penulis selama PKL di STV.

(32)

Live. 2. Senin, 10

Juni 2013

Database program Juli

(33)

2. Melihat Produksi

2. Melihat proses editing I Love Bandung

3. Menjadi Prompter Program “Update Parahyangan” Live. 4. Pergi Ke Subang untuk

event pemilihan nomor event Pemilihan Nomor Urut Calon Bupati dan

(34)

Wakil Bupati Subang

(35)

2.2. Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

2.2.1. Kegiatan Rutin dan Insindental

Kegiatan Insidental adalah kegiatan yang sifatnya kadang-kadang dan sewaktu-waktu yang dilakukan penulis selama Praktek Kerja Lapangan di PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung, Sedangkan kegiatan rutin adalah kegiatan yang sering dilakukan penulis selama PKL di PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung.

Penulis diberikan pengarahan oleh programing sebagai Asisten programming dari segi dasar proses kerja, selain itu pengenalan di hari pertama pada staf dan tata cara yang berlaku di STV. Penulis mendapatkan pelatihan tentang cara bagaimana membuat database program di ruang offline.

2.2.2 Deskripsi Aktivitas Kegiatan Rutin

Selama menjalani kerja praktek, penulis di tempatkan di kantor penulis di tugaskan seperti Asisten Programing, melakukan tugas-tugas kantor secara umum.

(36)

Berikut aktivitas rutin penulis yang juga merupakan tugas dari seorang asisten programing :

1. Database program adalah menyusun semua program STV berdasarkan urutan tanggal yang sudah ditayangkan di STV. Penulis melakukan database semua program televisi yang di produksi oleh STV tidak termasuk tanyangan dari Kompas TV. 2. Preview adalah melihat tayangan dari mini divi, untuk

mencek kembali judul apa yang akan di tayangkan nantinya. Judul yang kita lihat itu lalu memasukannya ke database.

3. Menyusun database program adalah munyusun tiap episode-episode program sehingga tersusun rapih.

Gambar 2.1.

Contoh Database Program Juli 2012

(37)

Gambar 2.2.

Contoh Database Program Agustus 2012

Sumber : dokumen pribadi penulis 2.2.3. Deskripsi Kegiatan Insidental

1. Proses Shooting I Love Bandung

Dalam kegiatan shooting I Love Bandung, segala persiapan yang dibutuhkan selama shooting telah disiapkan oleh crew sebelum shooting dimulai. Stage, kamera, lighting dan sound audio pun sudah disiapkan. Acara ini disiarkan secara langsung sehingga membutuhkan alat yang langsung menyambungkan acara ke satelit dan langsung disiarkan ke televisi masyarakat Bandung dan sekitarnya.

(38)

Tugas Floor Director adalah mengatur presenter kapan ia harus bicara, mengangkat line telepon, dan memutar lagu. Bahkan Floor Director juga memberikan bahan wawancara kepada presenter untuk ditanyakan pada narasumber.

Soundman mengatur besar kecilnya suara presenter dan narasumber, mengatur bumper in out, musik yang diputar dan tata kamera. Ia memberitahu presenter saat presenter harus melihat ke kamera 1, kamera 2 dan kamera 3. Disitu ada alat bernama MX 70 dipakai untuk memberi efek pada kamera dan mengganti scene antar kamera. Disitu ada 5 buah televisi, 2 diataranya untuk melihat tampilan channel STV sebelum ditayangkan ke TV nasional dan satunya lagi untuk melihat tayangan STV yang sudah dipantulkan dari satelit serta ditayangkan di TV Nasional. Tayangan di studio dan di TV Nasional memiliki delay selama 5 detik. Maka dari itu ada pula yang bertugas di studio kantor untuk menghitung mundur kapan host harus mulai berbicara. Live I Love Bandung memakai 3 kamera yang dihubungkan ke MX 70 tersebut.

2. Prompter tayangan “Damar Parahyangan” dan “Update

Parahyangan”

(39)

layar di depan news anchor. Terlalu lambat atau cepat akan mengganggu proses acara tersebut karena news anchor akan kesulitan membacanya.

Gambar 2.3.

Prompter di Studio Control Room Untuk Program Damar Parahyangan

(40)

3. Shooting “Kabayan Nyintreuk”

Shooting ini dilakukan dikediaman Dada Rosada, pada saat shooting saya hanya mengamati. Karena Shooting ini hanya dilakukan oleh dua orang crew saja, satu orang bertugas sebagai cameramen dan satu orang sebagai produser. Saya hanya diberikan tugas untuk memasangkan clip on kepada presenter saja.

Gambar 2.4.

Proses Shooting Kabayan Nyintreuk

Sumber : dokumen pribadi penulis 4. Liputan Buka Puasa Bersama BNI

(41)

5. Event Debat Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandung

Event yang diselenggarakan oleh STV dan KPU Jabar ini adalah ajang debat Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandung yang diikuti oleh delapan kandidat yaitu :

Edi Siswadi - Erwan Setiawan, didukung oleh antara lain Partai Demokrat, Hanura, PBB dan PPP.

Wahyudin Karandinata - Toni Apriliani, dari jalur independen. . Wawan Dewanta - Sayogo, dari jalur independen.

Ridwan Kamil - Oded M. Danial, didukung oleh PKS dan Gerindra.

Ayi Vivananda - Nani Suryani, didukung oleh PDIP dan PAN. MQ Iswara - Asep Dedi Ruyadi, didukung beberapa partai, salah satunya Partai Golkar.

Budi Setiawan - Rizal Firdaus, dari jalur independen.

(42)

Gambar 2.5.

Calon Walikota dan Wakil Walikota Bandung

Sumber : dokumen pribadi penulis

6. LO talent event pemilihan nomor urut calon Bupati dan Wakil

Bupati Subang

(43)

LO lainnya. Dalam kesempatan ini saya menjadi LO talent pembaca ayat suci Al-quran dan Nasyid.

Berikut adalah dokumentasi saat event di Subang : Gambar 2.6.

Suasana Pengundian Nomor Urut Cawalkot Subang

Sumber : dokumen pribadi penulis 7. Data Tayangan Iklan Malam Minggu Miko

Dalam Tayangan ini terdapat iklan yang harus ditulis dalam laporan database. Iklan tersebut merupakan iklan dari sponsor maka pihak STV harus mengetahui di episode berapa saja yang tidak ada tayangan iklan.

8. Dokumentasi Kantor

(44)

Gambar 2.7. Studio Control Room

Sumber : dokumen pribadi penulis Gambar 2.8.

Suasana tapping Pojok Si Cepot

(45)

Gambar 2.9.

Studio Master Control Room (MCR) untuk mengatur jadwal tayangan STV

Sumber : dokumen pribadi penulis 2.3. Deskripsi Tentang Jurnalistik

2.3.1. Pengertian Jurnalistik

(46)

1. Jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekaslekasnya agar tersiar seluas-luasnya. (Adinegoro). 2. Jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut

kewartawanan (Summanang).

3. Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran. (Roland E. Wolseley)

Jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktualdan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya. (A.W. Widjaya).

2.4. Tinjauan tentang Jurnalistik Televisi

Televisi berasal dari kata tele yang berarti jauh, dan vision yang berarti penglihatan. Jika disatukan, maka artinya adalah penglhatan jauh. Jika diartikan secara harfiah, televisi adalah media yang bisa melihat keadaan yang jauh.

(47)

Dari pengertian di atas dapat diketahui televisi merupakan gabungan dari radio dan juga film. Para penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi kalau tidak ada unsur-unsur radio, dan tidak mungkin melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar itu jika tidak ada unsur-unsur film.

Dalam Undang-Undang Penyiaran No. 32 tentang penyiaran tahun 2002, menyebutkan penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

Televisi sebagai salah satu media komunikasi yang paling diminati saat ini, memiliki daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh media komunikasi lainnya. Penggabungan antara unsur suara (audio) dan unsur gambar (visual) merupakan daya tarik dari sebuah televisi. Menurut Effendy dalam buku yang berjudul Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi mengatakan bahwa:

Televisi mempunyai daya tarik yang kuat tak perlu dijelaskan lagi. Kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur-unsur berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. (Effendy, 2003:177)

Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya komunikasi massa suatu pengantar, mengatakan karakteristik televisi adalah:

a. Audio visual

(48)

b. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah pengambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

c. Pengoperasian lebih kompleks

Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak meliatkan orang (Ardianto, 2004:128)

Hermin Indah Wahyuni dalam telaahnya tentang Televisi dan Intervensi Negara menyebutkan, seperti halnya media massa lainnya, televisi terlahir sebagai entitas yang mengakar pada lingkungan sosialnya yakni entitas bisnis, sosial, budaya, sekaligus merupakan sebuah entitas politik. (Wahyuni dalam Baksin, 2006:38).

Horison dan Robert B Summers mengelompokkan kepemilikan stasiun televisi pada tiga kategori yaitu:

1. Televisi Negara

Stasiun televisi yang fasilitas penyiarannyadimiliki oleh negara. 2. Korporasi Otonom

(49)

3. Televisi Swasta

Stasiun penyiaran yang dimiliki oleh swasta dan dioperasikan sepenuhnya oleh perusahaan pribadi di bawah kendali pemerintah. Sebelum lahirnya era televisi di Indonesia kegiatan jurnalistik lebih mengarah pada kerja media cetak, maka setelah booming televisi di Indonesia, orang mulai melirik kegiatan jurnalistik televisi.

Sebutan untuk orang-orang yang bekerja sebagai wartawan media elektronik adalah reporter. Padahal menurut Askurifai Baksin, sebutan wartawan, pewarta, dan reporter sama saja. Mereka bekerja mencari, mengolah, dan menyebarluaskan berita di media massa (Baksin, 2006:52).

Menurut Roger Fidler setiap teknologi baru biasanya membutuhkan 30 tahun sampai diterima oleh sebagaian besar masyarakat. Maka, dalam pandangan Baksin, untuk televisi di Indonesia yang mulai beroperasi pada tahun 1962, titik awal perubahan yang meluas terjadi pada 1992 dan ditandai dengan munculnya beberapa stasiun televisi swasta.

Dalam Jurnalistik Televisi Teori dan Praktek, Baksin menuliskan sifat yang dimiliki media televisi, yakni:

 Proses pemancaran/transmisi

 Isi pesan audiovisual, dapat dibaca dan didengarsekilas sewaktu ada siaran.

 Tidak dapat diulang

 Dapat menyajikan peristiwa/ pendapat yang sedang terjadi

(50)

 Penulisan dibatasi oleh detik, menit dan jam

 Makna berkala dibatasi oleh detik, menit dan jam

 Distribusi melalui pemancar/transmisi

 Bahasa yang digunakan formal dan nonformal (bahasa tutur)

 Kalimat singkat, padat, sederhana, dan jelas

Sebagai bentuk media massa, sebuah stasiun televisi tentulah perusahaan pers. Sumadiria (2005) menuliskan bahwa perusahaan pers harus memiliki standar profesi. Standar profesi dalam perusahaan merumuskan tata nilai yang dianut serta ukuran yang boleh dan tidak boleh dilakukan jajaran sumber daya manusianya.

Namun, stasiun televisi memiliki sejumlah problem yang berhubungan dengan sumber daya manusia. Uni Lubis (dalam Membangun Kapasistas Media, 2006:83) mencatat situasi di Indonesia saat ini,sebagai berikut:

 Ada 10 TV swasta nasional, 1 TVRI, sedikitnya 60 TV swasta lokal siap beroperasi.

 UU Penyiaran No. 31/2002 membuka keran TV komunitas dan TV publik lokal.

 Khusus untuk 10 TV swasta nasional ada 1680 jam tayangan yang harus diisi setiap minggunya. Untuk produk jurnalistik 300 jam tayang per minggu dengan 1500-an SDM.

(51)

 Hadirnya TV baru, atau pengembangan TV yang sudah eksis cenderung menyedot SDM TV yang sudah ada. Fenomena pembajakan terjadi. Standar kualitas penerimaan/rekrutmen SDM diturunkan untuk mengejar kebutuhan SDM.

 Sekolah penyiaran dalam dan luar negeri, termasuk dalam aspek jurnalistiknya, belum menghasilkan SDM yang siap pakai.

 Tuntutan masyarakat akan tayangan/program berkualitas, mencerdaskan. Masyarakat kian kritis terhadap program bermuatan violence, horror dan sex.

 Rambu-rambu bagi pekerja TV kian banyak dan ketat: UU Penyiaran, UU Pers, UU KUHP, UU Perlindungan Konsumen, P3SPS KPI, KEWI, IJTI, PPTV ATVSI. Ke depan ditambah dengan UU Antipornografi yang sedang dalam pembahasan.

2.5 Analisa Kegiatan

2.5.1. Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Pada saat penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis ditempatkan di divisi programming. Kegiatan yang dilakukan oleh divisi programming untuk mendapatkan dan mengembangkan program serta menjadwalkan penyiarannya agar dapat menarik sebanyak mungkin pemirsa dan bersaing dengan seluruh competitor.

(52)

program STV dan kegiatan insidental nya yaitu ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh divisi produksi STV. Seperti mengikuti shooting, tapping, live event, liputan event, dan menjadi prompter pada tapping program.

Selama penulis Praktek Kerja Lapangan di divisi programing, penulis diberikan tugas rutin yaitu mendatabase program STV dari Bulan Juli 2012 sampai November 2012. Mendatabase program adalah memasukan data setiap program yang diproduksi oleh STV kedalam Microsoft Excel menurut nama program, tanggal tayang, tempat, episode, tema, dan siapa bintang tamu/narasumber yang mengisi program tersebut.

Penulis mendatabase semua program yang yang tayang di STV, program yang diproduksi dan ditayangkan oleh STV antara lain program : 8eat Uy!, 1001 Bandung, I Love Bandung, Kabayan Nyintreuk, Persib Aing, Lentera Qolbu, Mutiara Iman (Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindu), Pojok Si Cepot, dll.

Tujuan dari mendatabase ini agar semua data program dari setiap bulannya tersusun rapih dan apabila dibutuhkan kembali atau program nya akan disiarkan kembali data itu mudah didapat karena semua data dari setiap bulannya sudah ada dan mudah untuk dicari.

(53)

dalam acara tersebut. Sedangkan tanggal dan episode itu sudah dapat diketahui, karena sudah dituliskan pada nama file program tersebut.

Setiap satu program acara berdurasi 60 menit, dari semua program acara yang ada penulis hanya mendatabase 5 program acara dari bulan Juli 2012 sampai November 2012, karena sebagian program di database oleh teman magang yang lain.

Setelah semua program acara selesai dimasukan ke microsoft excel lalu penulis menggabungkan semua program acara per tanggalnya kedalam satu file lalu dimasukan ke folder yang sudah ada.

Selama melakukan kegiatan Praktek Kerja lapangan, Penulis diberikan pengarahan dan dibimbing selama pelaksanaan Praktek kerja lapangan. Tidak hanya melakukan kegiatan rutin seperti mendatabase program tetapi Penulis juga dapat melihat bagaimana pengoperasian sebuah system penyiaran sebuah perusahaan media massa elektronik dalam menyiarkan acara kepada masyarakat seluruh Indonesia di ruang master control room, proses pengeditan, proses shooting, dan alur kerja proses produksi program televisi dari tahap pra produksi, tahap produksi hingga tahap pasca produksi.

(54)

program apapun bisa menjadi pengisi slot waktu untuk disiarkan, selama program itu menarik dan berpotensi disukai audience.

Sukses dari banyak stasiun televisi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas dari program-programnya. Tidak ada satu metode tunggal dalam rangka pengembangan show atau series di televisi, tetapi ada semacam tradisi yang kemudian menjadi kebiasaan dalam industri ini.

Program Televisi tumbuh dari berbagai sumber ide yang fantastis seperti: peristiwa-peristiwa dalam berita, isu-isu social, kepribadian seseorang, hubungan dalam keluarga, fashion dan trends, buku, mainan atau imajinasi seorang penulis.

Beberapa ide dihasilkan dan dikembangkan dari dalam organisasi sendiri, tetapi ada juga yang disumbangkan oleh orang dalam maupun orang luar. Tetapi pengembangang selalu dilakukan oleh production house di luar.

Program itu juga tidak boleh bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku dimana media penyiaran itu beroperasi. Pengelola stasiun penyiaran khususnya departemen program dituntut memiliki daya kreasi yang seluas-luasnya untuk menghasilkan berbagai program yang menarik dan berkualitas.

(55)

1. Memproduksi dan membeli atau akuisisi program yang dapat menarik penonton tertentu.

2. Menyusun jadwal penayangan program atau skeduling program untuk menarik penonton yang diinginkan.

3. Memproduksi layanan Publik dan promosi serta produksi iklan lokal.

4. Produksi dan akuisisi program-program lainnya untuk memuaskan ketertarikan Publik.

5. Menciptakan keuntungan bagi pemilik media penyiaran. Tujuan untuk setiap program televisi:

1. Jangkauan Pemirsa yang sebesar mungkin 2. Target audience yang spesifik

3. Prestige 4. Penghargaan

5. Kepentingan lokal ataupun nasional

Televisi adalah media massa dan sejauh ini telah menjadi sarana pemenuhan “waktu luang” sebuah bangsa. Ini juga telah menjadi alat pemasaran yang efektif. Sebuah perusahaan menghabiskan ratusan juta hingga milyar rupiah untuk “merangsang” kebutuhan pemirsa terhadap produk-produk yang dijajakan.

(56)

Singkatnya tidak ada pemirsa, tidak ada iklan, tidak ada keuntungan, tidak ada penyiaran.

Target audience yang spesifik. Sebenarnya para broadcaster atau pengiklan lebih tertarik untuk meraih segmen pemirsa yang terbatas ketimbang jangkauan yang sangat luas.

Dalam konteks ini memang para broadcaster harus sangat hati-hati dalam mengatur jadwal program untuk tujuan-tujuan khusus para sponsor. Karena secara demografis, fokus yang kelewat ketat secara substansial mempunyai resiko mengurangi jumlah pemirsa.

Prestige, terkadang broadcaster dari TV Komersial juga mempunyai keinginan untuk mengetengahkan program-program untuk menaikkan rating stasiun TV itu sendiri. Program acara dokumenter, konser musik tradisional, pertunjukkan teater yang berkualitas, cenderung memiliki penonton yang relatif kecil tetapi biasanya mendapatkan review yang apresiatif dari banyak pihak.

Beberapa broadcaster menganggap ini merupakan kewajiban social mereka, tetapi banyak juga karena alasan-alasan praktis dalam rangka public relation. Terlepas dari beragam motivasi dibelakangnya; hal ini jarang dilakukan tetapi diterima sebagai tambahan dalam jadwal siaran.

(57)

penghargaan. Penghargaan ini merupakan bagian tidak terpisah dari tujuan untuk menaikkan “status” dari stasiun TV yang bersangkutan.

Kepentingan lokal ataupun nasional setiap pasar mempunyai perhatian terhadap apa yang terjadi di wilayahnya. Tanggungjawab broadcaster adalah mempersembahkan program yang ditujukan untuk mengangkat masalah-masalah di wilayah tersebut. Kadang ini sebuah kebijakan sosial dari perusahaan, tapi terkadang ini memang sebuah kebutuhan. Ketika terjadi bencana alam, seperti banjir atau gempa bumi menghantam satu wilayah, media memiliki kewajiban untuk memberikan sebanyak mungkin informasi dan bantuan kepada anggota masyarakat sebisa mungkin.

Hal ini hanya kadang-kadang terjadi tetapi dari awal harus dijadikan bagian dari tidak terpisahkan dari tujuan media penyiaran itu sendiri. Mendekati Pemirsa setelah para perancang program berhasil mengidentifikasi beberapa tujuan; mereka harus memilih cara bagaimana pemirsa dapat diraih. Ada 2 bentuk dasar yang kemudian harus dipilih: Information dan Entertainment.

(58)

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yang Penulis tidak dapatkan di materi perkuliahan karena ketiadaannya matakuliah mengenai broadcaster. 2.5.2. Analisa Tentang Teori Media Massa

2.5.2.1. Pengertian Media Massa

Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).

Effendy (2000), media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan.

(59)

efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.

2.5.2.2. Fungsi Media Massa

Domininick (2001) menyebutkan beberapa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat, yaitu :

a. Fungsi pengawasan (surveillance)

Fungsi ini terdiri dari 2 bentuk utama, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. Media massa menjalankan fungsi pengawasan peringatan, jika menginformasikan tentang ancaman yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya bencana alam, serangan militer, inflasi dan krisis ekonomi. Fungsi pengawasan instrumental dari media massa jika informasi yang disampaikan memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

b. Fungsi penafsiran (interpretation)

(60)

c. Fungsi keterkaitan (linkage)

Media massa dapat menjadi alat pemersatu anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Fungsi penyebaran nilai (transmission of values)

Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Media massa memperlihatkan kepada khalayak tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka.

e. Fungsi hiburan (entertainment)

Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media massa. Media yang sangat jelas menjalankan fungsi ini adalah televisi, radio dan tabloid.

(61)

50 BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Berdasarkan pada hasil pengamatan penulis selama Praktek Kerja Lapangan, yang dilaksanakan selama 16 hari dapat di ambil kesimpulan bahwa :

1. Program : suatu televisi dinilai oleh penonton dari program-program yang ditayangkannya. Dengan program televisi yang biasa saja dan tidak menarik perhatian penonton televisi tidak akan maju atau berkembang. Oleh karena itu televisi harus menyiarkan program yang menarik, dan berkualitas bagi penontonnya.

2. Suatu program televisi harus memiliki kualitas yang bagus, karena penonton sekarang sudah mulai selektif dalam memilih program televisi. Oleh karena itu televisi harus memikirkan dengan matang dan terencana dalam proses pembuatan suatu program.

3. Pembuatan database program dalam stasiun televisi itu sangat penting untuk memudahkan pencarian atau untuk menyiarkan kembali tayangan yang sudah pernah tayang sebelumnya.

3.2. Saran

(62)

image STV Bandung di kalangan masyarakat lokal maupun nasional. Adapun saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :

3.2.1. Saran Untuk Perusahaan

Pembahasan dari hasil pengamatan pemohon diharapkan dapat menjadi bahan kajian yang bermanfaat bagi perusahaan, khususnya programer :

1. Peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia), baik kualitas dan kuantitasnya terutama pengetahuan , pengalaman dan latar belakang pendidikan Jurnalistik merupakan suatu keharusan untuk dimiliki oleh crew program. Karena tugas yang ada di divisi Programming tidak hanya bisa diselesaikan hanya dengan satu orang karyawan saja. 2. Penggunaan teknologi yang mendukung, diharapkan dapat membantu

mempermudah dalam proses perolehan data dan fakta di lapangan. 3.2.2. Saran untuk Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan

Selanjutnya

Adapun saran untuk mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja Lapangan selanjutnya adalah :

(63)

2. Pelajari apa yang dapat menjadi bekal nantinya setelah selesai melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan pahami sesuai dengan keilmuan yang diperoleh.

(64)

68  DATA PRIBADI

Nama : Ratna Wulansari

Tempat/ Tanggallahir : Bandung, 15 Februari 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jalan Soekarno Hatta Gg. KH. Moh Andi RT 08/04 No. 285 Bandung 40212

No. Telepon/ HP : 089 654 001 357

Alamat Email : ratnaunawulansari@gmail.com Pendidikan Formal :

Sekolah / Universitas Tahun

Universitas Komputer Indonesia 2010 - Sekarang

SMA YWKA Bandung 2006 - 2009

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1 Aktivitas Kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung itu, sejauh ini Unpad telah mengerjakan ber- bagai sarana pendukung, di anta- ranya membangun Bale Rumawat yang dibuat untuk pertunjukan se- ni, menerjemahkan

Kejaksaan menetapkan mantan Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum RomliAtmasasmita sebagai tersangka_ Kejaksaan juga menetapkan dua direktur jenderal pengganti Romli,

Padahal banyak juga lembaga pendidikan sWasta termasuk PTS, yang kua- litasnya sarna dan bahkan melebihi lembaga pendidikan negeri," tuturnya. Dengan kemunculan PTN barn

b) Los ajustes de eje o de agujero único en las medidas nominales superiores a 3 mm, pero inferiores o iguales a 500 mm, donde un agujero de grado de tolerancia dado es asociado a

Hasil penelitian didapatkan setelah diberikan intervensi terlihat ada perubahan pada pameter sistolik, diastolik dan respiratory rate dibandingkan pada awal pengukuran.. Pada

Purba Jubel G,2009, ” Nilai Estetik dan Makna Simbol Tatak Graha Pada Masyarakat Pakpak Bharat”.Skripsi untuk memperoleh gelasS1 pada program Studi Seni

Bersikap TULI jika ada orang mengatakan bahwa KITA tidak bisa mencapai cita-cita kita!..

Pada Gambar 2.5 diatas suatu berkas sinar- X dengan panjang gelombang λ jatuh pada kristal dengan sudut θ terhadap permukaan bidang kristal yang jaraknya. adalah