PERANAN PERBANKAN DALAM
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
DI INDONESIA
oleh
ADIWARMAN ASWAR KARIM A 19.1274
..IURUSAN ILMU-ILMU SO SIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
ADIWARMAN ASWAR KARIM. Peranan Perbankan dalam Pembiayaan
Pembangunan Pertanian di Indonesia (Di bawah bimbingan Dr.
Ir.A.M.Saefuddin).
Peranan bank yang paling tradisional adalah sebagai
lembaga perantara keuangan; di satu pihak menerima dana
dari masyarakat penabung, di lain pihak menyalurkan kredit
kepada dunia usaha. Jadi perbankan membiayai pembangunan
ekonomi melalui mekanisme penciptaan kredit atau disebut
juga mekanisme perluasan penawaran uang.
Dalam kenyataannya, perbankan juga berperan sebagai
'agent of development' dengan menawarkan suku bunga kredit
prioritas yang lebih rendah daripada suku bunga deposito.
Lebih jauh lagi. perbankan dituntut untuk berperan sebagai
'supply leading finance' -tidaksekedar 'demand following
finance'- dimana dalam banyak hal aktif mencari, mendorong
dan membina nasabahnya berwiraswasta.
Kredit untuk sektor pertanian dan golongan ekonomi
le-mah -setelah deregulasi 1 Juni 1983- tetap menikmati pagu
suku bunga kredit dan kredit likuiditas BI. Ini berkaitan
dengan keinginan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan
sektor tersebut, dihadapkan pada faktor pembatas dalam
usa-ha pertanian. Beberapa faktor pembatas itu dapat
diidenti-fikasikan sebagai berikut.
Pertama, waktu merupakan faktor dominan dalam
ii
adanya perbedaan kemampuan -dankarena itu
keberanian-antara petani miskin dengan petani kaya dalam menghadapi
ketidakpastian. Ketiga, bagi petani kaya ada ketidakpastian
yang dapat diubahnya menjadi resiko. Keempat, adanya
keti-dakpastian yang besar dalam usaha pertanian yaitu,
ketidak-pastian produksi, ketidakketidak-pastian harga, ketidakketidak-pastian kurs,
ketidakpastian tehnologi, dan perkembangan perekonomian
du-nia yang sulit diduga.
Walaupun sektor pertanian bersifat musirnan dan dominan
dalam perekonomian Indonesia. namun uji empiris (1979-1984)
yang dilakukan menguatkan hasil penelitian sebelumnya oleh
Arief (1978) bahwa kegiatan musiman pertanian tidak
berpe-ngaruh nyata terhadap penawaran uang.
Dengan menggunakan model penawaran uang dinamis -yang
telah digunakan Aghevli (1977),' Arief (1978), Nasution(1983)
- didapat multiplier M1(1979:I-1984:IV) sebesar 1,3599.
Sedangkan multiplier M2 mempunyai nilai 'g' yang berada
diluar 0
<
g<
1, tidak seperti yang diharapkan. Denganmengeluarkan data kuartalan 1983:I-1984:IV, didapat
mul-tiplier M2 sebesar 2,3766. Tampaknya pengaruh
kebijaksa-naan moneter --terutama devaluasi 30 Maret 1983 dan
dere-gulasi 1 Juni 1983- dalam model yang digunakan tidak
da-pat diabaikan.
Pengaruh deregulasi juga tampak pada elastlsitas
kre-dit terhadap deposit total yang turun drastis pada periode
mau-iii
pun kredit sektor pertanian, didapat koefisien regresi
yang mendekati satu (1979-1984). Artinya, jumlah kredit
yang diberikan bank secara rata-rata menunjukkan perubahan
yang proporisonal dengan deposit total.
Peranan perbankan dan bank sentral dalam membiayai
pembangunan ekonomi melalui ekspansi moneter meningkat
te-rus (1979-1984), terlihat dari nisbah M2/PDB yang meningkat
terus. Ekspansi moneter tampaknya telah diikuti pula oleh
ekspansi di pasar barang dengan kekuatan sarna (1982-1983),
sehingga perekonomian relatif stabil -baik diproxy dengan
suku bunga maupun laju inflasi-- walaupun PDB riil meningkat.
Peranan kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan
PDB masih perlu ditingkatkan. Artinya efek multiplier
kre-dit perbankan terhadap pertumbuhan PDB masih dapat
diper-besar. Dengan memperhitungkan 'efek multiplier rata-rata
yang dicapai seluruh sektor, maka dapat dikatakan bahwa
pengelolaan perbankan secara total belum efisien dalam
ar-tian, belum mampu mendorong laju pertumbuhan PDB secara
proporsional. Sektor pertanian mempunyai efek multiplier
sebesar 21;'3%; artinya laju pertumbuhan realisasi kredit
sektor ini sebesar 19,7% dapat mendorong pertumbuhan PDB
sektor yang sama sebesar 4,2%.
Ketidakpastian dunia perbankan -terutamasetelah
dere-gUlasi- menambah besar ketidakpastian dunia usaha pertanian.
Lebih jauh lagi; ketidakpastian ekonomi dunia memberi dampak
deka-iv
de 1970'an ekonomi dunia penuh gejolak. Ditinggalkannya
sistim 'Bretton Woods' diiKuti dengan kejutan minyak
per-tama; kejutan minyak kedua diikuti dengan kejutan suku
bu-nga, dan akhirnya menguatnya dollar AS.
Sektor luar negeri akan mempengaruhi neraca pembayaran.
APBN, dan neraca sis tim moneter Indonesia secara simultan.
Penurunan harga minyak, misalnya, dengan berbagai
pertimba-ngan telah mendorong Pemerintah memilih kebijaksanaan
PERANAN PERBANKAN DALAM
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
DI INDONESIA
Oleh
ADIWARMAN ASWAR KARIM
Laporan Praktek Lapang
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA
PERTANIAN
pada
FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOG OR
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
BOGOR
PERNYATAAN
DENGAN INI
SAYA
MENYATAKAN BAHWA LAPORAN PRAKTEK
LA-PANG
INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SAYA
SENDIRI
YANG
BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA PADA SUATU PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor,
Oktober 1986
Judul Laporan
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Tanggal Lulus
PERANAN PERBANKAN DALAM PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
ADIWARMAN ASWAR KARIM
A.19.1274
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr.Ir.A.M.Saefuddin
NIP. 130 197 918
Mengetahui
Ketua
Ilmu-ilmu Sosial
Prof.Dr.Ir.Affendi Anwar
NIP. 130 168 635
RIWAYAT HIDUP
ADIWARMAN ASWAR KARIM. lahir di Jakarta,
29
Juni1963,
adalah putera kedua keluarga Aswar Karim. Ia tamat dari
SD Percobaan Negeri II Jakarta
(1975),
SMP Negeri IXJakar-ta
(1979),
dan SMA Negeri70
Jakarta(1982).
Ia memasukiIPB Bogor
(1982)
melalui PP II, selanjutnya memasukiJuru-san Ilmu-i1mu Sosia1 Ekonomi Pertanian IPB
(1983);
jugamemasuki Faku1tas Ekonomi UI
(1983)
me1a1ui PP I. Iame-mi1ih bidang keah1ian Agribisnis (Jurusan I1mu-i1mu Sosia1
Ekonomi Pertanian IPB) dan Ekonomi Moneter (Jurusan Studi
PERANAN PERBANKAN DALAM
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
DI INDONESIA
oleh
ADIWARMAN ASWAR KARIM A 19.1274
..IURUSAN ILMU-ILMU SO SIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
ADIWARMAN ASWAR KARIM. Peranan Perbankan dalam Pembiayaan
Pembangunan Pertanian di Indonesia (Di bawah bimbingan Dr.
Ir.A.M.Saefuddin).
Peranan bank yang paling tradisional adalah sebagai
lembaga perantara keuangan; di satu pihak menerima dana
dari masyarakat penabung, di lain pihak menyalurkan kredit
kepada dunia usaha. Jadi perbankan membiayai pembangunan
ekonomi melalui mekanisme penciptaan kredit atau disebut
juga mekanisme perluasan penawaran uang.
Dalam kenyataannya, perbankan juga berperan sebagai
'agent of development' dengan menawarkan suku bunga kredit
prioritas yang lebih rendah daripada suku bunga deposito.
Lebih jauh lagi. perbankan dituntut untuk berperan sebagai
'supply leading finance' -tidaksekedar 'demand following
finance'- dimana dalam banyak hal aktif mencari, mendorong
dan membina nasabahnya berwiraswasta.
Kredit untuk sektor pertanian dan golongan ekonomi
le-mah -setelah deregulasi 1 Juni 1983- tetap menikmati pagu
suku bunga kredit dan kredit likuiditas BI. Ini berkaitan
dengan keinginan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan
sektor tersebut, dihadapkan pada faktor pembatas dalam
usa-ha pertanian. Beberapa faktor pembatas itu dapat
diidenti-fikasikan sebagai berikut.
Pertama, waktu merupakan faktor dominan dalam
ii
adanya perbedaan kemampuan -dankarena itu
keberanian-antara petani miskin dengan petani kaya dalam menghadapi
ketidakpastian. Ketiga, bagi petani kaya ada ketidakpastian
yang dapat diubahnya menjadi resiko. Keempat, adanya
keti-dakpastian yang besar dalam usaha pertanian yaitu,
ketidak-pastian produksi, ketidakketidak-pastian harga, ketidakketidak-pastian kurs,
ketidakpastian tehnologi, dan perkembangan perekonomian
du-nia yang sulit diduga.
Walaupun sektor pertanian bersifat musirnan dan dominan
dalam perekonomian Indonesia. namun uji empiris (1979-1984)
yang dilakukan menguatkan hasil penelitian sebelumnya oleh
Arief (1978) bahwa kegiatan musiman pertanian tidak
berpe-ngaruh nyata terhadap penawaran uang.
Dengan menggunakan model penawaran uang dinamis -yang
telah digunakan Aghevli (1977),' Arief (1978), Nasution(1983)
- didapat multiplier M1(1979:I-1984:IV) sebesar 1,3599.
Sedangkan multiplier M2 mempunyai nilai 'g' yang berada
diluar 0
<
g<
1, tidak seperti yang diharapkan. Denganmengeluarkan data kuartalan 1983:I-1984:IV, didapat
mul-tiplier M2 sebesar 2,3766. Tampaknya pengaruh
kebijaksa-naan moneter --terutama devaluasi 30 Maret 1983 dan
dere-gulasi 1 Juni 1983- dalam model yang digunakan tidak
da-pat diabaikan.
Pengaruh deregulasi juga tampak pada elastlsitas
kre-dit terhadap deposit total yang turun drastis pada periode
mau-iii
pun kredit sektor pertanian, didapat koefisien regresi
yang mendekati satu (1979-1984). Artinya, jumlah kredit
yang diberikan bank secara rata-rata menunjukkan perubahan
yang proporisonal dengan deposit total.
Peranan perbankan dan bank sentral dalam membiayai
pembangunan ekonomi melalui ekspansi moneter meningkat
te-rus (1979-1984), terlihat dari nisbah M2/PDB yang meningkat
terus. Ekspansi moneter tampaknya telah diikuti pula oleh
ekspansi di pasar barang dengan kekuatan sarna (1982-1983),
sehingga perekonomian relatif stabil -baik diproxy dengan
suku bunga maupun laju inflasi-- walaupun PDB riil meningkat.
Peranan kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan
PDB masih perlu ditingkatkan. Artinya efek multiplier
kre-dit perbankan terhadap pertumbuhan PDB masih dapat
diper-besar. Dengan memperhitungkan 'efek multiplier rata-rata
yang dicapai seluruh sektor, maka dapat dikatakan bahwa
pengelolaan perbankan secara total belum efisien dalam
ar-tian, belum mampu mendorong laju pertumbuhan PDB secara
proporsional. Sektor pertanian mempunyai efek multiplier
sebesar 21;'3%; artinya laju pertumbuhan realisasi kredit
sektor ini sebesar 19,7% dapat mendorong pertumbuhan PDB
sektor yang sama sebesar 4,2%.
Ketidakpastian dunia perbankan -terutamasetelah
dere-gUlasi- menambah besar ketidakpastian dunia usaha pertanian.
Lebih jauh lagi; ketidakpastian ekonomi dunia memberi dampak
deka-iv
de 1970'an ekonomi dunia penuh gejolak. Ditinggalkannya
sistim 'Bretton Woods' diiKuti dengan kejutan minyak
per-tama; kejutan minyak kedua diikuti dengan kejutan suku
bu-nga, dan akhirnya menguatnya dollar AS.
Sektor luar negeri akan mempengaruhi neraca pembayaran.
APBN, dan neraca sis tim moneter Indonesia secara simultan.
Penurunan harga minyak, misalnya, dengan berbagai
pertimba-ngan telah mendorong Pemerintah memilih kebijaksanaan
PERANAN PERBANKAN DALAM
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
DI INDONESIA
Oleh
ADIWARMAN ASWAR KARIM
Laporan Praktek Lapang
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA
PERTANIAN
pada
FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOG OR
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
BOGOR
PERNYATAAN
DENGAN INI
SAYA
MENYATAKAN BAHWA LAPORAN PRAKTEK
LA-PANG
INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SAYA
SENDIRI
YANG
BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA PADA SUATU PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor,
Oktober 1986
Judul Laporan
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Tanggal Lulus
PERANAN PERBANKAN DALAM PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
ADIWARMAN ASWAR KARIM
A.19.1274
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr.Ir.A.M.Saefuddin
NIP. 130 197 918
Mengetahui
Ketua
Ilmu-ilmu Sosial
Prof.Dr.Ir.Affendi Anwar
NIP. 130 168 635
RIWAYAT HIDUP
ADIWARMAN ASWAR KARIM. lahir di Jakarta,
29
Juni1963,
adalah putera kedua keluarga Aswar Karim. Ia tamat dari
SD Percobaan Negeri II Jakarta
(1975),
SMP Negeri IXJakar-ta
(1979),
dan SMA Negeri70
Jakarta(1982).
Ia memasukiIPB Bogor
(1982)
melalui PP II, selanjutnya memasukiJuru-san Ilmu-i1mu Sosia1 Ekonomi Pertanian IPB
(1983);
jugamemasuki Faku1tas Ekonomi UI
(1983)
me1a1ui PP I. Iame-mi1ih bidang keah1ian Agribisnis (Jurusan I1mu-i1mu Sosia1
Ekonomi Pertanian IPB) dan Ekonomi Moneter (Jurusan Studi