• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Dasar Tentang Manfaat Konsumsi Sayur-Mayur Di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Dasar Tentang Manfaat Konsumsi Sayur-Mayur Di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG MANFAAT KONSUMSI SAYUR-MAYUR DI SEKOLAH DASAR

SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

Oleh:

AZIEMAH MARYAM BT ABDUL MANAF NIM : 080100339

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG MANFAAT KONSUMSI SAYUR-MAYUR DI SEKOLAH DASAR

SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

AZIEMAH MARYAM BT ABDUL MANAF NIM : 080100339

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Tingkat Pengetahuan Anak-Anak Sekolah Dasar tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

Nama : Aziemah Maryam bt Abdul Manaf

NIM : 080100339

Dosen Pembimbing, Dosen Penguji I,

(dr. Bugis Mardina Lubis, Sp. A) (dr. Tri Widyawati, M. Si ) NIP : NIP :

Dosen Penguji II,

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes) NIP :

Medan, 12 Januari 2012 Universitas Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran Dekan

(4)

ABSTRAK

Latar belakang : Asupan sayur-mayur di kalangan masyarakat terutama anak-anak sangat tidak mencukupi seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini dapat disebabkan oleh karena kurangnya ilmu pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Selain itu juga turut diukur tingkat pengetahuan mengikut tingkatan kelas dan jenis kelamin anak.

Metode : Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan data melalui tehnik cluster sampling. Diberikan kuesioner yang mengandung 11 pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebanyak 70 orang siswa pada kelas 4 (34 orang) dan kelas 5 (36 orang) yang telah menjadi responden penelitian.

Hasil : Sebanyak 46 orang (65,71%) laki-laki dan 24 orang (34,29%) perempuan telah diambil sebagai responden penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan adalah pada tingkat sedang. Sebanyak 38 orang (54,3%) mendapat skor sedang, 29 orang (41,4%) mendapat skor baik dan 3 orang (4,3%) mendapat skor buruk.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak adalah pada tingkat sedang.

(5)

ABSTRACT

Background : Vegetables intake are not sufficient enough among the society especially among children as recommended by the World Health Organization (WHO). This may be because of inadequate knowledge about the benefits in consuming vegetables in children.

Objective : The objective of this research is to know the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Students’ classes and sex were also measured.

Method : A descriptive research with a cross-sectional approach. The data was taken by the cluster sampling technique. A questionnaire with 11 questions were given to be filled in by the respondents. 70 students were chosen with standard 4 (34 people) and standard 5 (36 people) students were picked to be the respondents.

Result : 46 male students (65.71%) and 24 female students (34.29%) were chosen to be respondents in this research. The result shows that the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan is at intermediate level. 38 respondents (54.3%) with an intermediate score, 29 respondents (41.4%) got a high score while the balance 3 respondents (4.3%) managed to get low score.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini diberi judul “Tingkat Pengetahuan Anak-anak Sekolah Dasar tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan” disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tahap sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, peneliti berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU.

2. Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp. A (K) selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran USU.

3. Dr. Bugis Mardina Lubis, Sp. A, selaku dosen pembimbing penelitian dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak Azhar Fauzi selaku Kepala Sekolah SD Shafiyyatul Amaliyyah yang telah memberi kebenaran dan membantu saya dalam melakukan penelitian ini. 5. Bapak Mahmud selaku Pembantu Kepala Sekolah SD Shafiyyatul Amaliyyah

yang banyak menolong saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

(7)

7. Ibunda, ayahanda tercinta dan seluruh keluarga, yang telah susah payah untuk memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman mahasiswa Stambuk 2008 Fakultas Kedokteran USU yang telah sama-sama berjuang dan saling memberikan dukungan dalam proses menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini..

Akhirnya peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.

Medan, 12 Desember 2011,

Peneliti,

Aziemah Maryam bt Abdul Manaf

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan………..………...i

Abstrak………...ii

Abstract………..……..………...iii

Kata Pengantar……….………..iv

Daftar Isi………...vi

Daftar Gambar………....ix

Daftar Tabel………....…….…….x

BAB 1 PENDAHULUAN………..……1

1.1.Latar Belakang ……….…….1

1.2.Rumusan Masalah ………..……...……3

1.3.Tujuan Penelitian ……….…….3

1.4.Manfaat Penelitian ………...4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..….…..5

(9)

2.2. Definisi Gizi ……….….6

2.3. Nutrisi ……….…...8

2.4. Peranan Sayur-mayur dalam Nutrisi pada Anak………....…..13

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asupan Sayur-mayur pada Anak………...21

2.6. Mengatasi Masalah Asupan Sayur-mayur pada Anak ………....22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……….……25

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………...25

3.2. Definisi Operasional ………25

BAB 4 METODE PENELITIAN……….…....27

4.1. Jenis Penelitian ……….…...27

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ………27

4.3. Populasi dan Sampel ……….…..28

4.4. Metode Pengumpulan Data ………29

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ……….30

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...32

5.1. Hasil Penelitian ………32

(10)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………40

6.1. Kesimpulan ………..40

6.2. Saran ……….………...40

DAFTAR PUSTAKA………...………..42

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 3.2 Variabel dan Definisi Operasional ………...……25

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pengetahuan Mengikut Rentang Skor ………….……27

Tabel 5.1. Distribusi Responden Penelitian Menurut Tingkatan Kelas ……….…..32

Tabel 5.2. Distribusi Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin ...33

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Pengetahuan Responden ………….34

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkatan Kelas Anak………...34

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin Anak ………...35

(13)

ABSTRAK

Latar belakang : Asupan sayur-mayur di kalangan masyarakat terutama anak-anak sangat tidak mencukupi seperti yang dianjurkan oleh World Health Organization (WHO). Hal ini dapat disebabkan oleh karena kurangnya ilmu pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Selain itu juga turut diukur tingkat pengetahuan mengikut tingkatan kelas dan jenis kelamin anak.

Metode : Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan data melalui tehnik cluster sampling. Diberikan kuesioner yang mengandung 11 pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebanyak 70 orang siswa pada kelas 4 (34 orang) dan kelas 5 (36 orang) yang telah menjadi responden penelitian.

Hasil : Sebanyak 46 orang (65,71%) laki-laki dan 24 orang (34,29%) perempuan telah diambil sebagai responden penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan adalah pada tingkat sedang. Sebanyak 38 orang (54,3%) mendapat skor sedang, 29 orang (41,4%) mendapat skor baik dan 3 orang (4,3%) mendapat skor buruk.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak adalah pada tingkat sedang.

(14)

ABSTRACT

Background : Vegetables intake are not sufficient enough among the society especially among children as recommended by the World Health Organization (WHO). This may be because of inadequate knowledge about the benefits in consuming vegetables in children.

Objective : The objective of this research is to know the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in Sekolah Dasar (SD) Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Students’ classes and sex were also measured.

Method : A descriptive research with a cross-sectional approach. The data was taken by the cluster sampling technique. A questionnaire with 11 questions were given to be filled in by the respondents. 70 students were chosen with standard 4 (34 people) and standard 5 (36 people) students were picked to be the respondents.

Result : 46 male students (65.71%) and 24 female students (34.29%) were chosen to be respondents in this research. The result shows that the level of knowledge in children about the benefits in consuming vegetables in SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan is at intermediate level. 38 respondents (54.3%) with an intermediate score, 29 respondents (41.4%) got a high score while the balance 3 respondents (4.3%) managed to get low score.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam hidangan orang Indonesia, sayur-mayur adalah sebagai pelengkap makanan pokok, pemberi serat dalam hidangan serta pembasah karena umumnya dimasak berkuah. Zat gizi pada sayur-mayur seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin merupakan kebutuhan dasar anak, dan masalah kesulitan makan pada anak merupakan problema yang sangat sering dihadapi baik oleh para orangtua maupun para dokter atau petugas kesehatan lain. Walaupun demikian, tidak banyak literatur membahas tentang hal ini secara spesifik dan mendalam, padahal dampak dari makan bermasalah ini adalah tidak terpenuhinya kebutuhan nutrien yang dapat mengakibatkan keadaan defisiensi nutrien dan malnutrisi.

Indonesia mempunyai masalah gizi yang besar dan 3 prevalensi yang paling tinggi adalah kurangnya vitamin A (KVA), anemia kurang zat besi dan kurang yodium pada anak. Prevalensi gizi kurang periode 1989-1999 menurun dari 29,5% menjadi 27,5% atau rata-rata penurunan 0,40% per tahun, namun pada periode 2000-2005 peningkatan prevalensi gizi kurang dari 24,6% menjadi 28,0%. Berdasarkan hasil estimasi para ahli gizi, ada 5,1 juta balita menderita gizi buruk dan 54% kematian bayi dan balita adalah diakibatkan oleh gizi kurang (Hernawati, 2008).

(16)

Penyebab masalah-masalah gizi di antaranya adalah karena kurangnya asupan sayur-mayur pada anak-anak. Diperkirakan sebanyak 80% anak-anak di dunia ini yang tidak menyukai sayur-mayur. Sedangkan sayur-mayur merupakan penyumbang utama untuk nutrisi dan diet seimbang pada anak-anak dan dewasa. “My Child Never Eats Vegetables” dalam buku Perspectives in Nutrition (2004) menunjukkan bukti bahwa gambaran sikap ini merupakan kasus global dan merupakan satu kesulitan bagi orangtua untuk memberi anak-anak mereka makanan yang mengandung sayur-mayur. Anak-anak secara umumnya mengkonsumsi buah-buahan secukupnya tetapi tidak untuk sayur-mayur. Oleh itu, perlulah dilakukan intervensi sejak dini supaya anak-anak mendapat kesehatan yang optimum.

Menurut Nicklaus (2005) keterpaparan pada jenis makanan yang beragam adalah bagus pada anak-anak sebelum berusia 4 tahun karena anak-anak akan lebih mudah menerima kepelbagaian makanan sesuai pertambahan usianya. Terdapat beberapa alasan mengapa perlu dididik dan diperbaiki diet pada anak-anak. Kebanyakan pola makan atau eating behaviors diinisiasi ketika waktu anak-anak, bermula dari waktu anak-anak dan akan berlanjutan hingga ke alam dewasa. Sebagai tambahan, terdapat bukti-bukti bahwa diet yang jelek ketika anak-anak akan menimbulkan keadaan kesehatan yang jelek terutamanya ketika usia tua, seperti diabetes, obesitas dan penyakit kardiovaskuler.

(17)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum :

Secara umumnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

1.3.2. Tujuan khusus :

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

I. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan anak-anak Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur berdasarkan tingkatan kelas anak.

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

I. Bagi pemerintah Kota Medan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan, untuk mengadakan kebijakan sebagai solusi bagi meningkatkan penyuluhan tentang kepentingan sayur-mayur dalam makanan sehari-harian pada anak-anak sekolah dasar.

II. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan konsumsi sayur-mayur di kalangan anak-anak sekolah dasar.

III. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian dapat memberi penyuluhan yaitu pendidikan gizi kepada anak-anak sekolah dasar tentang pentingnya nutrisi dan diet seimbang yang mengandung sayur-mayur kepada anak-anak sekolah. Pihak sekolah juga dapat menyediakan makanan dengan pelbagai variasi sayur-mayur yang dapat menarik minat anak-anak sekolah dasar untuk mengkonsumsi sayur-mayur di sekolah.

IV. Bagi pihak masyarakat

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melaui panca indra manusia yaitu : indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003) kedalaman pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkat yaitu :

a. Tahu (know)

Merupakan mengingati suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Orang telah paham akan obyek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

(20)

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau sutau obyek dalam komponen-komponen dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

2.2. Definisi Gizi

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti “makanan”. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2009). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), gizi berarti zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan. Menurut Supariasa (2002) gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

2.2.1.Pola Makan dan Kebiasaan Makan

(21)

mendapati bahwa diet tradisional, yang kebanyakannya terdiri daripada diet sayur-mayur mengkontribusi kepada rendahnya resiko mereka terhadap penyakit-penyakit degeneratif kronik. Hasil studi ini konsisten dengan observasi terhadap orang Asia yang bermigrasi ke negara-negara barat di mana mereka lebih banyak mendapat penyakit-penyakit ini setelah bertukar kepada makanan barat yang tidak menyehatkan.

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat di mana seorang anak hidup. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak. Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Seorang anak dapat memiliki kebiasaan makan dan selera makan, yang terbentuk dari kebiasaan dalam masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan di samping kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecakupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat penting (Santoso dan Ranti, 2004).

(22)

2.2.2.Faktor yang Mempengaruhi Asupan Makanan

Menurut Wardlaw (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manusia dalam pemilihan makanan. Antaranya adalah genetik, media massa, kepercayaan kesehatan, kondisi kesehatan sekarang, ilmu tentang nutrisi, kepercayaan agama, tekstur dan rasa daripada makanan sendiri, kemudahan dan ketersediaan makanan, kandungan lemak, serat dan air dalam makanan, tempat tinggal di bandar atau di desa, faktor keuangan, pekerjaan, edukasi, etnis, pengaruh teman-teman sebaya dan yang terakhir sekali adalah pengalaman ketika anak-anak. Jelas di situ terdapat faktor pengalaman ketika anak maka dapat dibuat teori bahwa anak-anak yang tidak makan sayur-mayur akan melanjutkannya sehingga usia dewasa pun. Menurut American Dietetic Association (ADA, 2002), tidak ada makanan yang baik dan tidak baik, hanya diet atau kebiasaan makan yang baik ataupun buruk. Tidak ada satu-satunya jenis makanan yang bagus untuk kesehatan begitu juga yang merusakkan kesehatan. Setiap manusia perlu mengkontrol makanan yang dikonsumsi mengikut diet yang seimbang, melakukan aktifitas fisikal yang regular dan mengkontrol berat badan yang ideal untuk mendapatkan kesehatan yang optimum.

Menurut Smith dan Margolskee (2001) dalam Wardlaw (2004) indra pengecap terdapat di seluruh lidah, tidak dalam daerah yang spesifik seperti yang diketahui dahulu. Indra pengecap ini mengecap rasa manis, asam, asin, pahit dan enak. Apabila bahan makanan berikatan dengan indra pengecap yang berkenaan, perubahan dalam keseimbangan ion mengambil alih sel dan mengstimulasi penghantaran impuls ke sistem saraf.

2.3.Nutrisi

(23)

2.3.1.Makronutrien

Karbohidrat

Menurut Kuntaraf (2003) sebagian dari kalori yang terdapat dalam tubuh manusia berasal dari karbohidrat atau hidrat arang. Karbohidrat berfungsi untuk memberi tenaga dan juga rasa kenyang. Jumlah karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia tergantung usia dan jenis kelaminnya. Apakah sumber dari karbohidrat? Ternyata bahwa sumber karbohidrat adalah hampir keseluruhannya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Juga berasal dari padi, umbi-umbian, sagu, beras, jagung, gandum, singkong, dan kentang. Sedangkan daging, ayam, ikan, telur dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat (Almatsier, 2009).

Lemak

Lemak mempunyai peran yang penting dalam tubuh manusia sebab lemak adalah sumber energi yang tinggi. 1gram lemak dapat menghasilkan 9 kalori. Antara fungsi lemak adalah melarutkan vitamin A, D, E dan K sehingga dapat diserap oleh dinding usus, melindungi alat-alat tubuh yang halus dan memperbaiki rasa pada makanan. Sesuai dengan rekomendasi oleh Food and Nutrition Board of the National Research Council pada tahun 1948, bahwa antara 20%-25% daripada kalori hendaknya datang dari lemak. Lemak dapat kita perolehi dari hewan, yang disebut lemak hewani, sedangkan lemak dari tumbuh-tumbuhan disebut lemak nabati. Bahan makanan nabati yang mengandung lemak antaranya ialah : kelapa, kacang tanah, santan dan minyak jagung. Lemak hewani terdapat dalam sapi, kambing, susu, keju, minyak ikan, telur dan lain-lainnya.

Protein

(24)

dan memberi tenaga jika jumlah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Kekurangan protein pada anak-anak dapat menyebabkan penyakit kwashiorkor. Pada anak-anak, sekitar 2-3 gram protein diperlukan per hari per berat badan. Menurut Dr. Mikkel Hindhede yaitu seorang ahli gizi dari Denmark, orang dewasa membutuhkan sebanyak 65 gram protein per hari. Tetapi sesuai dengan Widya Karya Pangan Gizi (1978) dikatakan bahwa rakyat Indonesia memerlukan 2100 kalori dengan 46 gram protein setiap hari. Sumber protein dari hewan datangnya dari daging, ikan, makanan laut, ayam, telur dan produk susu. Sedangkan pada sumber tumbuh-tumbuhan, protein dapat diperoleh dari kelompok padi-padian seperti beras, gandum, jagung serta dari biji-bijian dan kacang-kacangan.

2.3.2.Mikronutrien

Vitamin

Vitamin diperlukan mutlak bagi pertumbuhan yang normal dan bagi pemeliharaan kesehatan. Vitamin tidak memberikan tenaga, maupun membangun jaringan. Walaupun demikian, kita tidak dapat hidup tanpa vitamin. Umumnya vitamin diperlukan untuk semua reaksi kimia yang penting bagi tubuh. Vitamin dapat dibagi kepada 2 kelompok yaitu vitamin larut lemak (vitamin A, D, E dan K) dan vitamin tidak larut lemak (vitamin B dan C).

a.Vitamin A

(25)

dapat menyebabkan kulit menjadi kasar dan tebal. Kebutuhan vitamin A untuk sehari pada anak-anak sampai umur 12 tahun adalah 2500 KI (Kesatuan Internasional). Vitamin A terdapat pada hewan dengan sumber utamanya adalah hati dan lemak-mentega serta kuning telur. Contoh sayur-sayuran yang mengandung vitamin A adalah bayam, daun lobak, wortel dan ubi jalar.

b.Vitamin D

Vitamin D mempunyai fungsi utama untuk mengatur pembentukan garam kalsium dan fosfor dalam tubuh yang diperlukan untuk pengerasan tulang. Sesuai dengan Panitia Bahan Makanan, Dewan Penyelidikan Nasional, dianjurkan agar anak-anak sejak lahir sampai usia 20 tahun untuk mengkonsumsi sekurang-kurangnya 400 KI vitamin D per hari. Vitamin D bisa diperoleh dari sumber hewan dan tumbuh-tumbuhan, seperti kuning telur, minyak ikan, susu, kubis, wortel, minyak jagung dan lain-lainnya. Di samping itu, vitamin ini dapat pula dihasilkan oleh tubuh kita sendiri dengan pertolongan cahaya matahari yang mengandung sinar ultraviolet. Pro-vitamin D dalam kulit akan diubah menjadi vitamin D.

c.Vitamin E

Vitamin E mempengaruhi otot-otot jantung dan esensial untuk pembiakan. Vitamin E (sebagai antioksidan) juga menjaga vitamin A dan karoten terhadap oksidasi, khusus di dalam saluran pencernaan. Vitamin E terdapat lebih banyak dalam sayur-sayuran berbanding daripada sumber hewani.

d.Vitamin K

(26)

e.Vitamin B

Vitamin-vitamin B kompleks adalah vitamin-vitamin yang larut dalam air dan mempunyai fungsi yang penting dalam tubuh manusia. Vitamin-vitamin B kompleks terdiri daripada berbagai macam vitamin yaitu tiamin (B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam pantotenat, niasin, biotin, asam folin dan cyanocobalamin (B12). Vitamin B1 atau tiamin adalah bagian yang aktif dari koenzim, yang amat diperlukan dalam proses oksidasi karbohidrat. Kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri yang menyebabkan rasa nyeri pada otot di seluruh tubuh, urat syaraf yang mudah terganggu dan pencernaan yang terganggu. Kekurangan riboflavin (B2) dapat menyebabkan timbulnya kemerah-merahan dan pengelupasan pada bibir dengan retak pada sudut-sudut mulut. Niasin penting untuk kulit, saluran pencernaan dan susunan syaraf pusat dan kekurangan niasin dapat menyebabkan pellagra. Piridoksin (B6) mempunyai peran penting dalam metabolisme asam-asam amino. Kekurangan biotin pula menyebabkan perubahan patologis pada lidah dan kulit, hilangnya nafsu makan, rasa mual dan anemia ringan, rasa lelah, perasaan sangat tertekan dan insomnia. Asam pantotenat pula mempunyai peran penting dalam kegiatan kelenjar adrenal karena vitamin ini adalah koenzim yang dibutuhkan dalam pembentukan zat-zat lipoid (sterol). Kekurangan asam folin pula menyebabkan pematangan sel-sel darah merah tidak terjadi sehingga mengakibatkan anemia mikrositer. Vitamin B12 diperlukan dalam pembentukan sel-sel darah merah dan kekurangan vitamin B12 menyebabkan pernicious anemia yang diikuti degenerasi syaraf yang progresif.

f.Vitamin C

(27)

tulang terasa nyeri bila disentuh. Berdasarkan penelitian, 10 miligram asam askorbat sudah cukup untuk mencegah skorbut. Vitamin C ini diperoleh hampir seluruhnya dari buah-buahan dan sayur-sayuran segar atau yang tidak dimasak.

g.Mineral

Mineral memegang peran yang penting dalam hidup manusia walaupun jumlah yang diperlukan hanya sedikit sekali. Tiga macam mineral yang cukup penting adalah kalsium, fosfor dan zat besi. Kalsium banyak terdapat dalam sumber nabati seperti kacang kedelai, kacang merah, tempe, bayam, dan daun melinjo. Fosfor pula didapati daripada sumber sayur-sayuran seperti beras merah, bungkil kacang tanah, emping kacang melinjo, tempe, kacang kedelai dan katul beras. Zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin terdapat dalam bayam, daun ubi jalar, jamur kuping kering, daun kelor, kacang kedelai, kacang merah, tempe kedelai murni dan bungkil kacang tanah. Begitu banyak sumber mineral yang terdapat dalam sayur-sayuran dan ini menunjukkan bahwa sayur-sayur-sayuran sangat penting untuk dikonsumsi oleh setiap lapisan masyarakat. Menurut Kuntaraf (2003) makanan vegetarian atau nabati adalah jauh lebih unggul daripada makanan hewani.

2.4.Peranan Sayur-mayur dalam Nutrisi pada Anak

(28)

yang diperbuat daripada sayuran dikategorikan sebagai sayur-mayur. Sayur-mayur bisa digoreng, dimakan mentah, direbus, di dalam tin atau dikeringkan. “Eat Your Fruits and Vegetables” merupakan salah satu rekomendasi untuk diet seimbang yang sehat. Dan untuk pelbagai alasan yang baik, memakan sayur-mayur dan buah-buahan dapat mengelakkan daripada penyakit-penyakit seperti penyakit jantung dan strok, mengontrol tekanan darah, mengelakkan pelbagai jenis kanker dan penyakit usus seperti diverticulitis dan mempertahankan daripada penyakit katarak dan degenerasi makular, yang sering menyebabkan kebutaan.

Menurut Bruce B (2000) dalam Wardlaw (2004) diet makanan yang tinggi kadar phytochemicals (yang banyak terdapat dalam tomat, brokoli, kobis, teh, kacang kedelai, jeruk, bawang Bombay, dan anggur) dapat memberi efek menguntungkan pada lipid darah, mekanisme antioksidan dalam tubuh dan fungsi kolon. Rocchini (2002) mengatakan bahwa obesitas telah dinamakan sebagai masalah atau penyakit berkaitan nutrisi yang paling serius pada anak-anak di Amerika Serikat. Dalam 30 tahun yang lepas, kadar obesitas telah meningkat melebihi 2 kali lipat di Amerika Serikat, dan terdapat peningkatan prevalensi di seluruh dunia. Obesitas pada masa anak-anak merupakan satu masalah yang serius karena bisa mendorong kepada peningkatan resiko terkena penyakit-penyakit kardiovaskuler, resistensi insulin dan diabetes. Salah satu penyebabnya adalah karena rumah-rumah makan yang besar sering menyediakan makanan dalam porsi yang banyak (Liebman dan Schardt, 2001).

(29)

rendah lemak (Skinner, 1999). Kebanyakan masalah nutrisi pada anak-anak di zaman ini adalah karena kurangnya konsumsi buah-buahan, sayur-mayur, dan biji-bijian serta terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang kurang nutrien seperti permen, pencuci mulut yang manis, dan kerupuk. Makanan-makanan yang tidak berkhasiat itu mengkontribusi kepada jumlah lemak tepu, lemak total, karbohidrat dan energi yang berlebihan dalam diet anak-anak (Horn, 2000).

2.4.1.Jenis Sayur-mayur

Sayur-mayur dibagi dalam 5 kelompok. Berikut adalah beberapa contoh sayur-mayur yang sering dimakan mengikut kelompoknya :

I. Sayuran berdaun hijau gelap :

Brokoli, bayam, bok choy, daun salada yang berwarna hijau gelap, kale dan lain-lain.

II. Sayuran sitrus :

Wortel, ubi kentang manis, labu dan lain-lain. III. Kacang-kacangan kering :

Kacang kedelai, tofu dan lain-lain. IV. Sayuran berkanji :

Jagung, kacang ijo, ubi kentang dan lain-lain. V. Sayuran lainnya :

Asparagus, kembang kol, kobis, sederi, lada hitam, lada merah, bawang dan lain-lain.

2.4.2.Jumlah Asupan Sayur-mayur

(30)

sayur-mayur dan buah-buahan per hari (2,5 hingga 6,5 cawan per hari), bergantung pada asupan kalori masing-masing. World Health Organization (WHO) mencadangkan asupan sayur-mayur dan buah-buahan sekurang-kurangnya 5 hidangan (kira-kira 400g) per hari, dan banyak negara yang mengikut aturan diet seperti ini dalam pedoman nutrisi mereka (Cooke dkk, 2003). Pemerintah United Kingdom turut membuat satu laman web ‘5 A Day’ (NHS, 2011) untuk mendorong rakyat mereka supaya mengkonsumsi sayur-mayur sebanyak 5 hidangan per hari. Akan tetapi, di kebanyakan negara, asupan sayur-mayur dan buah-buahan sangat sedikit ketimbang yang direkomendasi oleh WHO, dengan asupan oleh anak-anak adalah yang paling rendah.

2.4.3.Manfaat Sayur-mayur untuk Mengurangi Resiko Beberapa Penyakit a.Mengurangi Penyakit Kardiovaskuler

(31)

Eropah, dan melihat pada penyakit jantung koroner dan strok secara berpisah, mereka menjumpai satu efek protektif : individu yang mengkonsumsi lebih daripada 5 hidangan sayur-mayur dan buah-buahan per hari mempunyai 20% lebih rendah resiko untuk terkena penyakit jantung koroner dan strok, ketimbang individu yang mengkonsumsi kurang 3 hidangan per hari.

Menurut Henkel (2000) pada bulan Oktober 1999, FDA memberi kebenaran kepada pembuat produk makanan untuk meletakkan label pada produk mereka yang mengatakan protein kedelai dalam produk tersebut dapat mengurangkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler. Menurut Kris-Etherton (2001) kacang mempunyai banyak kebaikan nutrisi seperti kaya dengan asam lemak tidak tepu, serat, vitamin antioksidan, mineral, dan pelbagai zat-zat bioaktif (contohnya flavonoid dan sterol tumbuh-tumbuhan). Terdapat bukti bahwa kacang dapat mengurangkan resiko terkena penyakit kardiovaskuler. Menurut McKay dan Blumberg (2002) teh mengandung banyak phytochemicals seperti flavanol dan flavonol. Kebanyakan tetapi tidak semua, studi konsumsi teh membuktikan bahwa kandungan phytochemicals

tersebut dapat mengurangkan resiko terkena beberapa penyakit kronik, terutamanya penyakit kardiovaskuler dan kanker.

b.Mengurangi Resiko Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko yang primer untuk mendapat penyakit jantung dan strok. Oleh karena itu, ia merupakan salah satu kondisi yang penting untuk dikontrol. Diet merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangkan tekanan darah.

(32)

mereka sebanyak kurang lebih 11 mmHg dan tekanan darah diastolik sebanyak kurang lebih 6 mmHg – merupakan sebanyak yang dapat dicapai oleh obat-obatan.

Yang lebih terkini, adanya randomized trial yang dikenali sebagai Optimal Macronutrient Intake Trial for Heart Health (OmniHeart) yang menunjukkan diet kaya sayur-mayur dan buah-buahan ini dapat mengurangkan tekanan darah dengan lebih banyak jika sesetengah karbohidrat diganti dengan protein atau lemak tidak tepu yang berkhasiat.

c.Mengurangi Resiko Terkena Kanker

Penelitian kohort, dimana satu kelompok individu yang sehat diikuti perkembangannya selama bertahun-tahun, secara umumnya memberi hasil yang lebih dipercayai ketimbang penelitian case-control karena ia tidak bergantung pada informasi dari masa lalu. Dan data dari penelitian kohort tidak secara konsisten menunjukkan bahwa diet kaya dengan sayur-mayur dan buah-buahan dapat mencegah kanker secara umum. Sebagai contoh, pada Nurses’ Health Study dan the Health Professionals Follow-up Study, periode selama lebih dari 14 tahun, lelaki dan wanita dengan diet paling tinggi sayur-mayur dan buah-buahan (lebih daripada 8 hidangan per hari) mempunyai resiko yang sama untuk mendapat kanker seperti mereka yang mengkonsumsi paling sedikit sayur-mayur dan buah-buahan (kurang daripada 1,5 hidangan per hari).

(33)

Komponen spesifik daripada sayur-mayur dapat menjadi faktor protektif daripada serangan kanker. Sebagai contoh, adanya penelitian oleh Health Professionals Follow-up Study yang mengatakan tomat dapat memproteksi lelaki daripada kanker prostat, terutama dengan jumlah yang banyak. Salah satu pigmen yang memberi tomat warna merah –lycopene- dikatakan memberi efek protektif pada kanker prostat. Walaupun penelitian dari Health Professionals ini menunjukkan adanya hubungkait antara tomat dengan efek protektif terhadap kanker prostat, penelitian-penelitian lain tidak menunjukkan atau menunjukkan hanya sedikit hubungan antara tomat dengan kanker prostat.

Menurut Rao dan Agarwal (2000) dalam Wardlaw (2004) tomat dan bahan makanan yang mengandung tomat mempunyai kadar lycopene yang tinggi. Ia merupakan karetonoid mayor yang dijumpai dalam aliran darah dan di pelabagai jaringan tubuh. Konsumsi lycopene yang regular dilaporkan dapat mengurangkan resiko terkena kanker dan penyakit-penyakit kardiovaskuler. Lycopene merupakan salah satu daripada karotenoid (bahan yang tubuh kita dapat tukarkan menjadi vitamin A) dapat ditemui pada sayur-mayur dan buah-buahan yang berwarna terang, dan penelitian mengatakan makanan yang mengandung karotenoid dapat memberi proteksi kepada kanker paru, mulut dan tenggorokan. Akan tetapi lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengetahui hubungkait sebenar antara sayur-mayur, buah-buahan, karotenoid dan kanker.

d.Mengurangi Resiko Penyakit Gastrointestinal

(34)

Frekuensi normal untuk pergerakan usus besar atau defekasi, berkisar antara 3 kali per hari hingga ke 3 kali per minggu. Konstipasi merupakan problem yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia dan bisa diatasi dengan aktifitas fisikal yang reguler, mengurangkan konsumsi obat-obatan yang dapat menginduksi konstipasi, meningkatkan jumlah serat dalam diet, minum air dengan banyak, serta mengelakkan daripada mengguna laxative kecuali dalam situasi yang mendesak (Tufts University Health and Nutrition Letter, 1999). Menurut Wardlaw (2003) dalam 30 tahun yang lalu, pelbagai studi populasi dilakukan dan didapati adanya hubungan antara peningkatan asupan makanan tinggi serat dengan pengurangan dalam terjadinya kanker kolon.

e.Mengurangi Resiko Penyakit Berkaitan Mata

Mengkonsumsi banyak sayur-mayur dapat mempertahan mata dalam kondisi yang baik. Seperti yang diketahui, vitamin A dalam wortel dapat membantu penglihatan di malam hari. Sayur-mayur dan buah-buahan lainnya dapat membantu mengelakkan dua daripada penyakit mata akibat pertambahan umur yaitu katarak dan degenerasi makular –yang menyerang berjuta-juta penduduk Amerika di atas 65 tahun.

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Degenerasi makular pula disebabkan oleh kerusakan kumulatif pada makula, pusat retina. Ia bermula dengan bintik kabur pada pusat objek yang kita lihat. Apabila degenerasi menyebar, penglihatan makin berkurang.

(35)

2.5.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asupan Sayur-mayur pada Anak

Menurut Cooke (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi asupan sayur-mayur pada anak-anak dan dibagi kepada 3 kategori yaitu karakteristik demografik, keadaan sekitar ketika waktu makan termasuk perilaku orangtua dan karakteristik anak itu sendiri.

I. Karakteristik demografik

Orangtua dengan derajat edukasi yang lebih tinggi mempunyai anak-anak yang mengkonsumsi lebih banyak sayur-mayur berbanding orangtua dengan tahapan edukasi yang lebih rendah.

II. Perilaku dan cara orangtua memberi anak makan

Jumlah sayur-mayur yang dikonsumsi oleh orangtua memberikan kontribusi yang sangat besar pada asupan sayur-mayur oleh anak-anak mereka. Dapat diprediksi jumlah sayur-mayur yang dikonsumsi oleh anak-anak apabila diketahui jumlah asupan sayur-mayur oleh orangtua mereka. Keadaan sewaktu makan juga berpengaruh di mana makan bersama keluarga dapat meningkatkan jumlah asupan sayur-mayur. Semakin awal anak-anak didedahkan dengan asupan sayur-mayur, semakin tinggi asupan sayur-mayur ketika dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak perlu diberi pendedahan awal dengan diet yang seimbang dan asupan sayur-mayur sejak masih bayi lagi.

(36)

III. Karakteristik anak

Anak-anak yang lebih tua mengkonsumsi sayur-mayur lebih sering berbanding anak-anak yang umurnya lebih muda. Anak-anak yang neofobia mengkonsumsi sayur-mayur dengan jumlah yang sedikit berbanding anak-anak lain yang normal. Anak-anak yang suka makan mengkonsumsi sayur-mayur lebih banyak dan lebih sering berbanding anak-anak lain.

2.5.1.Anak yang Memilih Makanan atau Picky Eaters

Studi klinis menunjukkan perbedaan dalam nilai indeks perkembangan mental dan pertumbuhan anak-anak picky eaters yaitu anak-anak yang memilih-milih makanan dengan non-picky eaters yaitu anak-anak yang tidak memilih makanan. Menurut Chatoor dkk (2004) hasil menunjukkan nilai Mental Development Index (MDI) dari picky eaters yang berumur 1-3 tahun adalah 14 poin lebih rendah dibandingkan dengan yang non-picky eaters. Pada umur 1 dan 3 tahun rata-rata persentil berat badan –untuk-usia dari picky eaters berada di bawah non-picky eaters

(Lindberg, 2006). Nilai perkembangan mental ini dapat berpengaruh pada perkembangan kognitif anak yang berkaitan dengan kemampuan belajar, psikososial yang berkaitan dengan kualitas interaksi antara orang tua dan anak serta kemampuan anak membaca dan berbicara.

2.6.Mengatasi Masalah Asupan Sayur-mayur pada Anak

Beberapa cara telah dilakukan supaya anak-anak mempunyai minat untuk mengkonsumsi sayur-mayur. Antaranya adalah cara-cara berikut ini yang dibuat khas untuk anak-anak yang berumur antara 6 hingga 11 tahun di Amerika Serikat (USDA, 2011) :

1. Blast off game

(37)

2. Poster untuk anak

Poster ini diisi dengan pesan untuk mengkonsumsi sayur-mayur dan aktifitas fisikal dengan berbagai grafik yang dapat menarik perhatian anak.

3. Buku mewarna untuk anak

Buku ini dipenuhi dengan gambar sayur-mayur untuk diwarnai oleh anak-anak.

4. Kartu sehat bagi anak

Dalam kartu ini mempunyai pedoman diet seimbang untuk anak-anak. Anak-anak dapat mengetahui apa yang mereka konsumsi dan merancang untuk asupan sayur-mayur pada hari besok.

5. Pedoman diet seimbang

Pedoman diet seimbang ini diberi pada orangtua untuk menjelaskannya pada anak mereka dan mudah untuk ditempel di kulkas.

6. Material kelas

Beberapa material untuk ditempel di dalam kelas juga disediakan oleh USDA Team Nutrition.

(38)

Anak-anak tidak boleh dipaksa untuk makan. Mereka perlu diberi kebebasan dan identitas yang berasingan daripada orangtua mereka. Dalam erti kata lain, anak-anak hendaklah diberi kebebasan untuk memilih tanpa paksaan orangtua. Tidak ada satu bahan makanan yang benar-benar esensial dalam diet. Anak-anak patut diberi makan ketika lapar dan jangan berlebihan. Memberi anak-anak makanan yang terdiri daripada sayur-mayur ketika memulakan hidangan yaitu ketika paling lapar, mungkin memberi kesan yang efektif (Wardlaw, 2003).

Berikan makanan yang mengandung sayur-mayur dalam pelbagai warna. Sebagai contoh, gabungan brokoli dan wortel. Sayur-sayur yang berwarna terang ini dapat menarik minat anak untuk mencoba. Hiasan dalam sediaan makanan juga penting. Ibu yang menyediakan makanan untuk anak perlu mencari ide-ide kreatif supaya hidangan tersebut dapat mencuri perhatian anak.

(39)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka konsep

Gambar 3.1. : Kerangka Konsep antara Tingkat Pengetahuan Anak-anak SD tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

3.2.Definisi Operasional

Tabel 3.2. : Variabel dan Definisi Operasional

(40)

a. Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan diukur melalui 11 pertanyaan. Responden yang menjawab benar akan diberi skor 2 dan yang menjawab salah akan diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 22 sehingga dapat ditentukan tingkat pengetahuan responden menurut langkah-langkah berikut :

1) Menentukan skor tertinggi = 22,0 2) Menentukan skor terendah = 11,0

3) Menentukan rentang skor = skor tertinggi - skor terendah 22,0 - 11,0 = 11.0

4) Menentukan jumlah kategori = 3 (baik, sedang, buruk)

5) Menentukan panjang interval = rentang skor / jumlah kategori 11,0 / 3 = 3,7

Angket Kuesioner Berdasarkan

tingkatan kelas anak:

Angket Kuesioner Berdasarkan jenis kelamin anak :

1. Lelaki

2. Perempuan

(41)

Tabel 3.3. Kategori Tingkat Pengetahuan Mengikut Rentang Skor Kategori tingkat pengetahuan Rentang skor

Baik 18,4 – 22,0

Sedang 14,7 – 18,3

(42)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional studi, dimana pengamatan dilakukan sesaat dalam satu waktu untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang diperoleh melalui pengisian kuesioner yang telah disediakan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama Maret-Desember 2011, sedangkan pengambilan data dilakukan selama bulan Mei-Juni 2011. Penelitian ini dimulai dari penelusuran daftar pustaka, penyusunan proposal penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing, seminar proposal, dan dilanjutkan dengan penelitian lapangan mulai dari pengumpulan data hingga ke penulisan hasil laporan.

4.2.2. Tempat penelitian

(43)

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah anak-anak sekolah dasar yang berumur 7-12 tahun. Manakala populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah anak-anak SD yang berumur 10-11 tahun di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

4.3.2. Sampel

Tehnik penarikan sampel untuk penelitian ini adalah dengan cluster sampling. Metode ini adalah tehnik penarikan sampel berdasarkan klaster yang terpilih. Populasi dibagi dalam kelas/klaster di mana diasumsikan di dalam setiap kelas sudah terdapat semua sifat/variasi yang akan diteliti, selanjutnya kelas yang akan diacak dan unit sampel akan diambil dari kelas yang sudah tertarik (Wahyuni, 2011).

4.3.3. Besar Sampel

Perkiraan besar sampel digunakan menurut rumus (Wahyuni, 2011). Pemilihan rumus ini berdasarkan populasi anak-anak sekolah dasar yang sudah diketahui yaitu sebanyak 173 orang.

n = N Z21-α/2 P.(1-P)

(N-1) d2 + Z21-α/2 P.(1-P)

Keterangan : N = besar populasi n = besar sampel

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir P = harga proporsi di populasi

(44)

n = N x Z21-α/2 x P x (1-P)

(N-1) x d2 + Z21-α/2 x P x (1-P)

n = 173 x 1,962 x 0,5 x (1-0,5) (173-1) x (0,1)2+ (1,96) 2 0,5 x (1-0,5)

n = 61,99 = 70

Oleh sebab itu, sebanyak 70 sampel akan diambil untuk penelitian ini.

A) Kriteria Inklusi

I) Anak-anak Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

II) Anak-anak lelaki dan perempuan Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan kelas 4 dan 5.

III) Anak-anak kelas 4 dan 5 yang sudah tahu menulis dan membaca.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari sampel dengan menggunakan penyebaran angket yaitu kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas terlebih dahulu. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada sampel agar dapat mengungkapkan kondisi-kondisi yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian kuesioner tersebut diberikan kepada sampel untuk diisi. Ada beberapa formulir yang akan disertakan dengan instrumen penelitian.

Formulir A :

(45)

Formulir B :

Adalah informed consent yaitu surat persetujuan dari orangtua responden yang memuat tanda tangan orangtua responden dan persetujuan orangtua responden.

Formulir C :

Kuesioner yang akan diisi oleh responden.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari bagian pendidikan SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan, yakni berupa informasi dan jumlah siswa SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang berada di kelas 4 dan 5.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

(46)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diberikan kepada anak-anak kelas 4 dan kelas 5. Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2011. Kuesioner yang telah lengkap diisi dikumpulkan dan analisis data dilakukan untuk menilai tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan. Hasil yang didapatkan dapat disimpulkan seperti di bawah.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah, Jalan Setia Budi, No. 191, Medan. Sekolah ini merupakan Islamic Full Day School dan terakreditasi A. Sekolah ini menjadi lokasi pilihan karena anak-anak di sini berasal dari keluarga yang berpendapatan menengah dan tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan anak-anak. Jumlah siswa di sini juga relatif ramai.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Distribusi responden penelitian menurut tingkatan kelas dapat dilihat dalam tabel yang disediakan di bawah.

Tabel 5.1. Distribusi Responden Penelitian Menurut Tingkatan Kelas

Umur Jumlah (orang) Persen (%)

(47)

Tabel 5.2. Distribusi Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin (65,71%). Sedangkan responden perempuan berjumlah 24 orang (34,29%). Penelitian juga dipengaruhi oleh kehadiran anak-anak tersebut ke sekolah pada hari pengambilan data. Pada penelitian ini, semua responden telah hadir ke sekolah pada hari pengambilan data.

5.1.3. Hasil Analisa Data

Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur diambil berdasarkan skor yang dicapai oleh responden dalam kuesioner yang telah diberikan dan dijawab oleh mereka. Berdasarkan penelitian pada siswa SD Shafiyyatul Amaliyyah, skor terendah yang dicapai oleh responden adalah 12 dan skor tertinggi adalah 22. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi seperti di bawah.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Pengetahuan Responden

Skor Kategori Frekuensi Persen (%)

(48)

Tingkat pengetahuan yang baik berdasarkan skor adalah sebanyak 29 orang (41,4%) dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 38 orang (54,3%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk adalah sebanyak 3 orang (4,3%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang konsumsi sayur-mayur di SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan berdasarkan karakteristik tingkatan kelas dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Tingkatan Kelas Anak

Kelas Tingkat Pengetahuan

Persen (%)

Baik Sedang Buruk Baik Sedang Buruk

Kelas 4 9 23 2 12,86 32,85 2,86

Kelas 5 20 15 1 28,57 21,43 1,43

Total 29 38 3 41,43 54,28 4,29

Proporsi terbesar responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik adalah responden pada kelas 5 yaitu sebanyak 20 orang (28,57%). Tingkat pengetahuan yang sedang pada kelas 4 adalah sebanyak 23 orang (32,85%). Proporsi terbesar responden yang memiliki tingkat pengetahuan buruk adalah responden pada kelas 4 yaitu sebanyak 2 orang (2,86%) hanya melebihi 1 orang (1,43%) daripada responden kelas 5.

(49)

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin responden laki-laki mendapat skor tingkat pengetahuan yang baik dibanding hanya 11 orang (15,71%) responden perempuan yang mendapat skor baik. Tingkat pengetahuan sedang didapatkan terbanyak oleh responden laki-laki yaitu sebanyak 27 orang (38,57%) dan hanya 11 orang (15,71%) daripada responden perempuan. Responden perempuan yang mendapat skor tingkat pengetahuan buruk adalah sebanyak 2 orang (2,86%) yaitu melebihi seorang daripada responden laki-laki.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden terhadap Kuesioner yang Diberikan 1. Sayur dan buah banyak mengandung

vitamin. 65 92,9 5 7,1

2. Kacang hijau, beras merah, dan jagung

(50)

3. Makanan yang sehat adalah makanan yang banyak mengandung gizi yang seimbang. Yang termasuk zat pembangun tubuh adalah tahu, tempe, ikan, dan

daging. 25 35,7 45 64,3

4. Gizi yang banyak terdapat pada nasi

adalah karbohidrat. 62 88,6 8 11,4

5. Penyakit yang timbul akibat deviasi

vitamin C adalah sariawan. 55 78,6 15 21,4

6. Contoh menu makanan : sayur, buah, ikan, dan susu. Agar menu makanan tersebut lengkap perlu ditambahkan

makanan yang mengandung karbohidrat. 38 54,3 32 45,7 7. Dalam piramida makanan, sayuran

berada di tingkat kedua. 25 35,7 45 64,3

8. Asupan sayuran yang mengandung serat, memberi kebaikan kepada kesehatan

organ usus. 23 32,9 47 67,1

9. Kandungan nutrisi yang banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau

adalah vitamin dan mineral. 58 82,9 12 17,1 10. Kandungan zat gizi karbohidrat

banyak terdapat dalam sayuran jenis padi

dan umbi (seperti gandum). 43 61,4 27 38,6

11. Sayur seperti wortel banyak

(51)

Tabel di atas menunjukkan bahwa pertanyaan pertama mendapat jawaban benar yang paling banyak yaitu sebanyak 65 orang (92,9%) dan diikuti oleh pertanyaan keempat sebanyak 62 orang (88,6%) menjawab dengan benar. Pertanyaan kedelapan pula mendapat jawaban salah yang paling banyak yaitu sebanyak 47 orang (67,1%) dan diikuti oleh pertanyaan ketiga sebanyak 45 orang (64,3%) dan pertanyaan ketujuh sebanyak 45 orang (64,3%) menjawab dengan salah.

5.2. Pembahasan

Menurut hasil penelitian, didapatkan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan yang baik adalah sebanyak 29 orang (41,4%) dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang adalah sebanyak 38 orang (54,3%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk adalah sebanyak 3 orang (4,3%). Tingkat pengetahuan yang paling banyak adalah tingkat pengetahuan sedang, sehingga dapat dilihat bahwa pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur masih kurang.

Bagi tingkat pengetahuan dengan skor baik, anak-anak pada kelas 4 mendapat skor yang lebih rendah yaitu sebanyak 9 orang (12,86%) berbanding anak-anak pada kelas 5 yaitu sebanyak 20 orang (28,57%). Hal ini mungkin karena anak-anak pada kelas 4 masih kurang mendapat pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur. Menurut jenis kelamin pula, laki-laki yang mendapat skor tingkat pengetahuan baik adalah sebanyak 18 orang (25,72%) berbanding hanya 11 orang (15,71%) responden perempuan. Responden perempuan yang mendapat skor tingkat pengetahuan buruk adalah sebanyak 2 orang (2,86%) yaitu melebihi seorang daripada responden laki-laki. Hal ini dapat menggugurkan anggapan bahwa perempuan mempunyai lebih ilmu pengetahuan berbanding laki-laki khususnya pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

(52)

jawaban salah yang paling banyak yaitu sebanyak 47 orang (67,1%) dan diikuti oleh pertanyaan ketiga dan ketujuh dengan masing-masing dijawab salah oleh 45 orang (64,3%) responden. Pertanyaan pertama mendapat jawaban benar yang paling banyak mungkin karena pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang begitu umum yaitu tentang kandungan sayur dan buah. Pertanyaan keempat yang merupakan pertanyaan kedua paling banyak dijawab dengan benar merupakan pertanyaan tentang gizi pada nasi. Mungkin juga pertanyaan ini sangat umum diketahui masyarakat karena nasi merupakan makanan harian penduduk di Indonesia. Pertanyaan kedelapan pula mendapat jawaban salah yang paling banyak mungkin karena pertanyaan ini agak membingungkan responden atau memang karena responden yang kurang informasi tentang kebaikan sayuran yang mengandung serat. Pertanyaan ketiga tentang zat pembangun tubuh masih kurang diketahui oleh anak-anak dan pertanyaan ketujuh tentang piramida makanan masih belum dikuasai sepenuhnya oleh anak-anak.

Hasil analisa ini berbeda dengan hasil yang diharapkan karena anak-anak Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah, Medan berasal dari keluarga yang mempunyai pendapatan menengah ke atas. Seharusnya anak-anak tersebut mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi tentang manfaat konsumsi sayur-mayur karena tidak ada masalah asupan makanan atau masalah kurangnya gizi pada anak-anak tersebut.

(53)

banyak sayur-mayur. Salah satu cara untuk menarik minat anak-anak mengkonsumsi sayur-mayur adalah dengan mengadakan Duta Gizi Cilik di sekolah. Duta Gizi Cilik ini haruslah menjadi role model dengan mengkonsumsi sayur-mayur di hadapan teman-temannya dan menceritakan manfaat sayur-mayur pada anak-anak lain.

Kurangnya pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di kalangan anak-anak sekolah dasar adalah karena kurangnya informasi tentang manfaat konsumsi sayur-mayur. Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari pengetahuan yang berasal dari berbagai sumber informasi sehingga dapat membentuk keyakinan bagi seseorang. Maka seharusnya perlu dilakukan sosialisasi mengenai manfaat konsumsi sayur-mayur yang dapat diterima melalui televisi, radio, majalah, serta kader ataupun petugas kesehatan dalam masyarakat sebagai suatu upaya dalam peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur.

(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil satu kesimpulan yaitu tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak adalah pada tingkat sedang yaitu sebanyak 38 orang (54,3%) diikuti oleh tingkat baik sebanyak 29 orang (41,4%) dan tingkat buruk sebanyak 3 orang (4,3%).

Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak menurut kelas didapatkan kelas 4 sebanyak 23 orang (32,85%) mendapat tingkat sedang, sedangkan kelas 5 sebanyak 20 orang (28,57%) mendapat tingkat baik.

Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang paling banyak menurut jenis kelamin didapatkan laki-laki sebanyak 27 orang (38,57%) mendapat tingkat sedang, sedangkan perempuan sebanyak 11 orang (15,71%) mendapat tingkat baik dan sedang.

6.2 Saran

(55)

I. Bagi pihak sekolah :

Pihak sekolah dapat membantu meningkatkan tingkat pengetahuan anak-anak sekolah dasar tentang manfaat konsumsi sayur-mayur dengan mengadakan pameran, memberikan penyuluhan dan membuat material kelas yang berkaitan dengan sayur-mayur. Di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan juga terdapat klinik sekolah di mana klinik tersebut haruslah aktif mengembangkan pengetahuan tentang manfaat sayur-mayur dan mengembangkan pengisian penyuluhan kepada anak-anak sekolah. Pihak sekolah juga bisa mengaktifkan Duta Gizi Cilik di sekolah. Duta Gizi Cilik ini haruslah menjadi role model kepada anak-anak sekolah yang lain.

II. Bagi pihak orangtua :

Orangtua memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan anak-anak. Orangtua haruslah menyediakan pada anak-anak hidangan yang mengandung sayur-mayur dan menjadikan sayuran itu sebagai konsumsi harian anak-anak. Beri peluang pada anak-anak memilih dan membuat keputusan sayur apa yang digemari oleh mereka secara beragam. Beritahu anak-anak tentang manfaat konsumsi sayur-mayur supaya mereka akan lebih menyukai sayur-mayur.

III. Bagi responden :

Responden yaitu anak-anak sekolah dasar haruslah lebih banyak membaca dan meningkatkan lagi ilmu pengetahuan tentang manfaat konsumsi sayur-mayur. Responden juga perlu menanam minat dalam mengkonsumsi sayur-mayur karena sayur-mayur ini mengandung anti oksidan yang sangat bagus untuk kesehatan.

IV. Bagi peneliti :

(56)

Daftar Pustaka

Chatoor, I., Surles, J., Ganiban, J., 2004. Failure to Thrive and Cognitive Development in Toddlers with Infantile Anorexia Nervosa. Pediatric.

Cooke, L. J., 2003. Demographic, Familial and Trait Predictors of Fruit and Vegetable Consumption by Pre-school Children. Public Health Nutrition.

Diana, A.M., 2006. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Anak Batita di Kecamatan Kuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang Tahun 2004.

Jurnal Kesehatan Masyarakat : 19.

Hernawati, I., 2008. Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB-Gizi Buruk, Jakarta :

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

Kuntaraf, K. H., Kuntaraf, J., 2003. Makanan Sehat. Cetakan ke-17. Bandung Indonesia Publishing House.

Lindberg, L., 2006. Feeding Disorders Related to Nutrition. Acta Paediatric, 425 -429.

Nilawati, 1988. Konsumsi Vitamin A Anak Balita dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Desa Tungkop, Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Institut Pertanian Bogor.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta. PT. Rineka Cipta, EGC.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(57)

Skinner, J., 1999. Longitudinal Study of Nutrient and Food Intakes of White Preschool Children Aged 24 to 60 Months. Journal of the American College of Nutrition, 19 : 61.

Sri Kardjati, A. A., 1985. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita, Jakarta : Obor Indonesia.

Sunita Almatsier, 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke-7. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Supariasa, D. N., Bakri, B., Fajar, I., 2002. Penilaian Status Gizi. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Van Horn, L., 2000. Primary Prevention of Cardiovascular Disease Starts in Childhood. Journal of the American Dietetic Association, 100 : 41.

Wahyuni, A. S., 2011. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur : Bamboedoea Communication.

Wardlaw, G. M., 2003. Contemporary Nutrition Issues and Insights. 5th ed. New York : McGraw-Hill.

Wardlaw, G. M., Hampl, J. S., DiSilvestro, 2004. Perspectives in Nutrition. 6th ed. New York : McGraw-Hill.

National Health Service (NHS) Choices, 2011. Livewell, 5 A Day. Available from: http://www.nhs.uk/livewell/5aday. [Accessed 17 Mei 2011].

Harvard School of Public Health, 2011. The Nutrition Source, Vegetables and Fruits

: Get Plenty Everyday. Available from :

(58)
(59)

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aziemah Maryam bt Abdul Manaf

Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur, Malaysia / 2 Februari 1989

Agama : Islam

Alamat : Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia

Riwayat Pendidikan : 1.Tadika Cumi Ciki

2.Sekolah Rendah Kebangsaan Puteri, Seremban

3.Sekolah Menengah Kebangsaan Puteri, Seremban

4.Maktab Rendah Sains Mara Kem Terendak, Melaka

5.Allianze University College Of Medical Sciences (AUCMS), Pulau Pinang

Riwayat Organisasi : 1.Persatuan Mahasiswa USU (PM USU)

2.Pertubuhan Kebangsaan Pelajar-Pelajar Malaysia Indonesia – Cawangan Medan (PKPMI-CM)

(60)

LAMPIRAN II

Informed Consent

Kepada YTH : Orangtua dan Calon Responden Penelitian

Siswa Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aziemah Maryam bt Abdul Manaf

NIM : 080100339

Alamat : Jalan Intan, 15/23, 20214 Medan

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian berjudul “Tingkat Pengetahuan Anak-anak Sekolah Dasar tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan”.

Informasi yang akan diambil untuk penelitian ini akan dijaga dan hanya akan digunakan unutk kepentingan penelitian saja. Penelitian ini tidak akan mendatangkan akibat yang merugikan bagi saudari sebagai responden. Jika saudari tidak bersetuju untuk menjadi responden, maka tiada ancaman bagi saudari tetapi jika saudari bersetuju, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. Atas perhatian dan kesediaan saudari menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011

Peneliti,

(61)

LAMPIRAN III

Persetujuan Penelitian

Saya yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang bernama Aziemah Maryam bt Abdul Manaf, NIM 080100339, dengan judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Anak-anak Sekolah Dasar tentang Manfaat Konsumsi Sayur-mayur di Sekolah Dasar Shafiyyatul Amaliyyah Medan”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, Juni 2011

Orangtua Responden, Responden,

(62)

LAMPIRAN IV

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG MANFAAT KONSUMSI SAYUR-MAYUR DI SEKOLAH DASAR SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

Identitas Responden Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

(63)

TINGKAT PENGETAHUAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG MANFAAT KONSUMSI SAYUR-MAYUR DI SEKOLAH DASAR

SHAFIYYATUL AMALIYYAH, MEDAN 1.Sayur dan buah banyak mengandung…

a) Vitamin b) Protein c) Karbohidrat

2.Kacang hijau, beras merah, dan jagung banyak mengandung vitamin…

a) Vitamin A b) Vitamin B c) Vitamin D

3.Makanan yang sehat adalah makanan yang banyak mengandung gizi yang seimbang. Yang termasuk zat pembangun tubuh adalah…

a) Tahu, tempe, ikan, dan daging b) Nasi, jagung, roti, dan singkong c) Bayam, kangkung, sawi, dan kacang

4.Gizi yang banyak terdapat pada nasi adalah…

a) Lemak b) Mineral c) Karbohidrat

5. Penyakit yang timbul akibat deviasi vitamin C adalah…

a) Sariawan b) Gatal-gatal c) Beri-beri

6. Contoh menu makanan : sayur, buah, ikan dan susu. Agar menu makanan tersebut lengkap perlu ditambahkan makanan yang mengandung…

(64)

7.Dalam piramida makanan, sayuran berada di tingkat ke berapa?

a

b

c

8.Asupan sayuran yang mengandung serat, memberi kebaikan kepada kesehatan organ apa?

a) Usus b) Mata c) Jantung

9.Kandungan nutrisi yang banyak terdapat dalam sayuran berdaun hijau adalah?

a) Protein b) Karbohidrat

c) Vitamin dan mineral

10.Kandungan zat gizi karbohidrat banyak terdapat dalam sayuran jenis apa?

a) Sayuran padi dan umbi (seperti gandum) b) Sayuran berdaun hijau (seperti bayam) c) Sayuran polong atau bijian (seperti buncis)

11.Sayur seperti wortel banyak mengandung vitamin apa?

(65)
(66)

Gambar

Gambar 3.1. : Kerangka Konsep antara Tingkat Pengetahuan Anak-anak SD tentang
Tabel  5.1. Distribusi Responden Penelitian Menurut Tingkatan Kelas
Tabel 5.2. Distribusi Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas lingkungan di lokasi hutan mangrove dipengaruhi oleh bahan pencemar dari limbah industri dan berdampak negatif, yaitu terjadinya perubahan ekosistem muara berupa

pada posisi bawah mengeluarkan air lebih deras daripada yang di atas.  Bentuk clay yang semulanya setengah bulat akan berubah

Dilihat pada Tabel 3, penggunaan variasi learning rate dinilai kurang mempengaruhi hasil akhir peramalan, dilihat dari rata-rata hasil train error tertinggi dan terendah hanya

The stronger of all of those is SFTMIME, which delivers the same functionalities as the App-V client console (handling virtual applications, packages, publishing servers,

Tetapi hasil dari keempat peneliti tersebut berbanding terbalik dengan penelitian Pimentel (2016) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap koefisien respon

Kesimpulan umum dapat ditarik dari beberapa definisi diatas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin

Baca petikan di bawah dan pilih jawapan yang betul.

Penerapan Peer Tutoring Berbasis Laboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |