• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PERAN BIDAN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DI WILAYAH PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN

TAHUN 2012

OLEH:

HENNYTA SARI BR GINTING

115102054

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Judul : Gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di wilayah kerja Puskesmas Padang bulan Medan tahun 2012

Nama : Hennyta sari br ginting

Jurusan : D-IV bidan pendidik Fakultas keperawatan Universitas sumatra utara Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Angka kematian bayi baru lahir dan bayi masih tetap memperlambat keseluruhan kemajuan Indonesia dalam mengurangi kematian balita. Salah satu metode yang efektif adalah kontak kulit ke kulit dan Inisiasi Menyusui Dini bagi bayi baru lahir dalam masa satu jam pertama sejak bayi dilahirkan. Inisiasi Menyusui Dini dilakukan segera setelah lahir dan dilakukan selama satu jam setelah bayi lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap kematian akibat hipotermia. Namun 16 persen kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan. Bidan merupakan tenaga skesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini karena ibu tidak dapat melakukan Inisiasi Menyusui Dini tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan.

Metodologi penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriftif dengan jumlah sampel 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dan dilakukan pada Mei 2012. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri data demografi dan kuesioner tentang peran bidan. Analisa data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan presentase.

Hasil penelitian : Karakteristik responden berusia 24-28 tahun yaitu sebnyak 12 orang(30%) dan berpendidikan sma sebanyak 15 orang(37,5%).Hasil penelitian menunjukkan bidan cukup berperan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini yaitu 22 orang(55%).

Kesimpulan : Selanjutnya diharapkan kepada bidan agar lebih berperan lagi khususnya bidan yang belum menerapkan Inisiasi Menyusui Dini dan mengajari ibu dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini karena itu sangat penting bagi ibu dan bayi.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul Gambaran Peran

Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas padang

bulan Medan Tahun 2012

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak dapat

kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca yang dapat membangun sehingga dapat menjadi perbaikan dimasa yang akan

datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra

Utara.

2. Nur Asnah sitohang, S.Kep. Ns.M.Kep, selaku Ketua program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. Betty Mangkuji, SST. M.Keb selaku dosen pembimbing dalam penyusunan karya tulis

ilmiah sampai selesai

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

6. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara T.A 2011/2012, yang telah banyak memberikan dukungan terhadap

penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis

menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah nantinya.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga

mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Juni 2012

(Hennyta Sari)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Inisiasi menyusui dini ... 6

B. Pengertian,fungsi dan peran bidan ... 13

C.Peran bidan dalam meningkatkan IMD ... 25

D.Kerangka Teori ... 27

BAB III KERANGKA KONSEP ... 28

A. Kerangka Konsep ... 28

B. Definisi Operasional ... 28

BAB IV METODELOGI PENELITIAN……… .... 29

(7)

C. Lokasi Penelitian ... 29

D. Waktu Penelitian ... 29

E. Etika Penelitian ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Uji validitas dan realibilitas…….. ... 31

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

I. Analisa Data ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN….. ... 35

A. Hasil……… . 35

B. Pembahasan……….. 35

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 38

A. Kesimpulan………….. ... 38

B. Saran…. ... 39

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. kerangka penelitian………..24

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini berdasarkan data demografi

Tabel 5.2 Distribusi peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang bulan Medan

Tabel 5.3 Distribusi peran bidan tentang pengertian Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan

Tabel 5.4 Distribusi peran bidan tentang tujuan Inisiasi Menyusui dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan

Tabel 5.5 Distribusi peran bidan tentang manfaat Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan

Tabel 5.6 Distibusi peran bidan tentang cara atau metode sebelum dilakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan menjadi responden

(11)

Judul : Gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di wilayah kerja Puskesmas Padang bulan Medan tahun 2012

Nama : Hennyta sari br ginting

Jurusan : D-IV bidan pendidik Fakultas keperawatan Universitas sumatra utara Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Angka kematian bayi baru lahir dan bayi masih tetap memperlambat keseluruhan kemajuan Indonesia dalam mengurangi kematian balita. Salah satu metode yang efektif adalah kontak kulit ke kulit dan Inisiasi Menyusui Dini bagi bayi baru lahir dalam masa satu jam pertama sejak bayi dilahirkan. Inisiasi Menyusui Dini dilakukan segera setelah lahir dan dilakukan selama satu jam setelah bayi lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap kematian akibat hipotermia. Namun 16 persen kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan. Bidan merupakan tenaga skesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini karena ibu tidak dapat melakukan Inisiasi Menyusui Dini tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan.

Metodologi penelitian : Penelitian ini menggunakan desain deskriftif dengan jumlah sampel 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dan dilakukan pada Mei 2012. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri data demografi dan kuesioner tentang peran bidan. Analisa data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan presentase.

Hasil penelitian : Karakteristik responden berusia 24-28 tahun yaitu sebnyak 12 orang(30%) dan berpendidikan sma sebanyak 15 orang(37,5%).Hasil penelitian menunjukkan bidan cukup berperan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini yaitu 22 orang(55%).

Kesimpulan : Selanjutnya diharapkan kepada bidan agar lebih berperan lagi khususnya bidan yang belum menerapkan Inisiasi Menyusui Dini dan mengajari ibu dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini karena itu sangat penting bagi ibu dan bayi.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara di Asia yang mengalami kemajuan pesat dalam hal

pengurangan kematian balita. Namun hingga kini,angka kematian bayi baru lahir dan bayi masih

tetap memperlambat keseluruhan kemajuan Indonesia dalam mengurangi angka kematian

balita,sehingga diperlukan akselerasi perawatan bagi bayi baru lahir. Tahun 2008,angka

kematian bayi atau infant mortality rate(IMR)di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 31,04/1000

kelahiran hidup artinya terdapat 3104 bayi meninggal setiap 1000 kelahiran.Salah satu metode

yang efektif adalah kontak kulit ke kulit dan inisiasi menyusui dini bagi bayi baru lahir dalam

masa satu jam pertama sejak bayi dilahirkan.sebuah studi yang dipublikasikan di pediatrics tahun

2006 menunjukkan bahwa praktik ini dapat mengurangi kematian bayi baru lahir dari

infeksi,diare,hipotermia dan masalah pernapasan. (sardjunani.N.2010)

Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI

eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya

hingga usia 2 tahun dan mencegah anak kurang gizi. Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap

kematian akibat hipotermia. Namun 16 persen kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian

ASI pada sejak hari pertama dilahirkan.

Angka ini naik menjadi 22 persen jika pemberian ASI dimulai satu jam setelah kelahiran

atau dikenal dengan istilah inisiasi menyusui dini (IMD). (Asep Candra, 2010).

(13)

keseluruhan bayi yang dilahirkan,hal ini lebih rendah dibandingkan hasil survey serupa (SDKI

2002/03), yaitu 40 persen.dengan demikian,promosi pemberian asi ekslusif bisa menjadi

kebijakan yang penting dalam menurunkan angka kematian bayi baru lahir,dan informasi tentang

ini harus ditujukan kepada para pembuat kebijakan, penyedia layanan dan masyarakat luas.

(Sardjunani.N.2010)

Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap kematian akibat hipotermia. Namun 16

persen kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan.

Angka ini naik menjadi 22 persen jika pemberian ASI dimulai satu jam setelah kelahiran atau

dikenal dengan istilah inisiasi menyusui dini (IMD) ( Asep Candra, 2010).

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang

merekomendasikan inisiasi Menyusu Dini (IMD) sebagai tindakan penyelamat kehidupan karena

IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan (Din.Kes,

2010).Pelaksanaan IMD di luar negeri sudah di mulai sejak tahun 1987,Penelitian Karen M.

Edmon, dkk (Pediatric, March 2006) di Ghana membuktikan bahwa 16% kematian neonatus

dapat dicegah bila bayi mendapat ASI dihari pertamanya. Angka tersebut meningkat menjadi

22% bila bayi melakukan IMD dalam satu jam pertama setelah lahir Sedangkan dinegeri kita

sendiri Indonesia pelaksanaan IMD ini baru disadari sejak tahun 2006. Menyusu secara baik dan

benar dapat mencegah kematian bayi serta gangguan perkembangan bayi. Kebanyakan ibu tidak

tahu bahwa membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran atau lebih dikenal dengan

IMD sangat bermanfaat. Proses yang hanya memakan waktu satu jam tersebut berpengaruh pada

sang bayi seumur hidup.

Setiap 1000 kelahiran hidup, 35 bayi di antaranya meninggal. JIka di kalikan dalam

(14)

laporkan World Health Report tahun 2005. Tiap 6 menit, satu bayi meninggal, sedangkan tiap

2,5 menit satu balita meninggal.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan IMD

karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan. Misalnya untuk

mendukung ASI eksklusif 6 bulan, penelitian yg dilakukan terhadap kelompok ibu yang ASI

eksklusif dan ASI tidak eksklusif menunjukkan bahwa sebagian besar informan ASI eksklusif

difasilitasi IMD oleh bidan sedangkan sebagian besar informan ASI tidak eksklusif tidak

difasilitasi IMD. Dalam penelitian tersebut dari 7 informan yang tidak IMD, hanya 3 informan

yang alasannya karena hal yang sulit dihindari, yaitu ibu sakit sehabis operasi caesar, bayi harus

langsung masuk inkubator, dan ibu mengalami perdarahan. Sedangkan 4 informan lainnya tidak

IMD karena alasan yang sebenarnya bisa dihindari yaitu bayi akan dibersihkan dan dibedong

terlebih dahulu (Fika & Syafiq, 2009).

Berdasarkan penelitian Edmond K., di Ghana terhadap 10.947 bayi dan di terbitkan

dalam jurnal ilmiah pediatrics, 22% kematian bayi baru lahir (dalam satu bulan pertama) dapat di

cegah dengan bayi menyusu ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Sedangkan menyusu pada

hari pertama lahir dapat menekan angka kematian bayi hingga 16%. Mengacu penelitian itu, di

perkirakan program inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 30.000 bayi di Indonesia dalam

bulan pertama kelahiran.

Program Inisiasi Menyusu Dini mempunyai manfaat yang sangat besar untuk bayi

maupun ibu yang baru melahirkan.Tetapi dalam penerapan inisiasi menyusu dini itu sendiri

belum tersosialisasikan di beberapa rumah sakit, maupun di klinik praktek bidan, sehingga

(15)

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan berminat untuk melakukan

penelitian tentang Gambaran Peran Bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini wilayah

kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Gambaran Peran Bidan dalam Pelaksanaan

Inisiasi Menyusu Dini di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012

C.Tujuan penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Peran Bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di

Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman berharga dalam melaksanakan penelitian dan dapat

menambah wawasan serta pengetahuan tentang peran Bidan dalam pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini

2. Bagi puskesmas

Sebagai bahan masukan atau informasi tentang peran bidan dalam pelaksaan Inisiasi

Menyusui Dini

3. Bagi D4 Bidan Pendidik

Sebagai bahan informasi tambahan untuk penelitian lebih lanjut khususnya yang

(16)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Inisiasi Menyusu Dini

1. Defenisi

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

menyusui segera setelah lahir dengan mencari sendiri payudara ibunya. Jadi, sebenarnya bayi

manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan menyusu sendiri, asalkan

dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir.

Cara bayi melakukan Inisiasi Menyusu Dini ini (IMD) dinamakan the best crawl atau merangkak

mencari payudara.

Ada beberapa intervensi yang dapat menganggu kemampuan alami bayi untuk mencari

dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimiawi yang diberikan saat ibu

melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu

pada payudara ibu. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan, seperti operasi Caesar, vakum,

forcep, bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat epistomi dapat pula menganggu

kemampuan alamiah ini (Rusli Utami, 2008).

Informasi ini penting untuk tenaga kesehatan, keluarga sebelum melakukan IMD. Juga

dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan penuh kesabaran untuk

memberi kesempatan merangkak mencari payudara ibu atau the breast crawl. Inisiasi menyusui

dini dapat melatih motorik bayi, dan sebagai langkah awal untuk membentuk ikatan batin antara

(17)

dengan kulit mampu memberikan efek psikologis yang kuat di antara keduanya.untuk melakukan

inisiasi menyusui dini, dibutuhkan waktu, kesabaran, serta dukungan dari keluarga.

Sebenarnya, bayi yang lahir dalam kondisi normal dengan kelahiran tanpa operasi bisa

menyusu kepada ibunya tanpa dibantu pada waktu sekitar satu jam.kondisi itu tidak terjadi dalam

kelahiran dengan operasi Caesar maka, kemungkinan keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini hanya

sekitar 50%, termaksud kelahiran bayi dengan penggunaan obat kimiawi.

Bayi normal disusui segera setelah lahir. Lamanya disusui hanya untuk satu dan dua

menit pada setiap payudara ibu.dengan mengisapnya, bayi terjadi perangsangan terhadap

pembentukan air susu ibu secara tak langsung rangsang isap membantu mempercepat pengecilan

uterus.walaupun air susu ibu yang berupa kolostrum itu hanya dapat diisap beberapa tetes. Ini

sudah cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari hari pertama (Sumarah dkk, 2009).

Dalam proses inisiasi menyusui dini dibutuhkan kesiapan mental ibu. Ibu tidak boleh

merasa risih ketika bayi diletakkan di atas tubuhnya.saat inilah, dukungan dari keluarga,

terutama suami, sangat dibutuhkan oleh ibu yang akan melakukan inisiasi menyusui dini usai

melahirkan (Prasetyono, 2005).

Melakukan IMD berarti ”bayi belajar beradaptasi dengan kelahiran-nya di dunia, dimana

dia yang baru saja keluar dari tempat ternyaman di dunia yaitu di dalam rahim sang ibu berjuang

dengan kemampuan yang dianugrahkan Allah kepadanya dengan segala prosesnya untuk

mencari sendiri puting susu ibunya.

Selain itu proses IMD menimbulkan kedekatan antara si ibu dengan si bayi sebab, dengan

memisahkan si ibu dengan bayinya ternyata daya tahan si bayi akan drop hingga mencapai 25%.

Ketika si ibu bersama dengan si bayi, daya tahan sibayi akan berada dalam kondisi prima, si ibu

(18)

2. Tujuan Inisiasi Menyusui Dini

Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari. Sekitar 40%

kematian balita pada satu bulan pertama kehidupan bayi.

Inisiasi menyusu dini meningkatkan keberhasilan menyusu efektif dan lama menyusu

sampai dua tahun. Dengan demikian dapat menurunkan angka kematian anak secara menyeluruh.

Inisiasi menyusu diri juga berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals

(MDGs) yakni :

a. Membantu mengurangi kemiskinan

Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia dalam setahun disusul secara ekslusif enam bulan

berarti biaya pembelian susu formula selama enam bulan tidak ada.

b. Membantu mengurangi kelaparan

Pemberian asi membantu memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai dua tahun juga

mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya

terjadi pada usia dini.

c. Membantu mengurangi angka kematian anak.

3. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini

akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia).

b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan

lebih jarang menangis ehingga mengurangi pemakaian energi.

c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan

(19)

berkembangbiak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri "jahat" dari

lingkungan.

d. "Bounding" (ikatan kasih sayang) antara ibu-ibu bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam

pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.

e. Makanan awal non- ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia,

misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat menganggu pertumbuhan fungsi usus dan

mencetuskan alergi lebih awal.

f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu dini lebih berhasil ekslusif

dan akan lebih lama disusui, fungsinya asi sangat cukup untuk tumbuh kembang bayi

dengan baik, sebagai titik awal kualitas sumber daya manusia, asi juga sebagai alat

kontrasepsi tiga bulan dan memperkecil kejadian kanker payudara

g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya,

emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.

h. Hormon oksitosin akan bekerja sama dengan hormone proklatin yang menyebabkan otot

kecil di sekelilingi alveoli mengerut sehingga mengalirkan air susu ke puting, pengeluaran

oksitosin juga menyebabkan rahim berkontraksi dan membantu pengeluaran plasenta serta

mengurangi perdarahan.

i. Bayi mendapat asi kolostrum asi yang pertama kali keluar. Kolostrum, asi istimewa yang

kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk

pertumbuhan usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus.

j. Ibu dan ayah akan merasa bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali

mengajankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat

(20)

4. Tata laksana Inisiasi Menyusu Dini

Inisiasi menyusu dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri

yang tinggi, dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan keluarga, jadi akan

membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga mendampinginya.

a. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat

diganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat, aroma terapi, gerakan.

b. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan cara yang diinginkan, misalnya melahirkan didalam

air, atau dengan jongkok.

c. Setelah bayi dilahirkan, seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali

tangannya. Lemak putih atau vernix yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.

d. Bayi ditengkurapkan didada atau di perut ibu dengan skin to skin contack, posisi ini

dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusui awal selesai. Keduanya di selimuti.

Jika perlu, gunakan topi bayi.

e. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut,

tetapi tidak memaksa bayi ke puting susu.

f. Ayah didukung agar membatu ibu anak untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi

sebelum menyusui yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih. Jika

belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap

bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.

g. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan, seperti operasi berikan kesempatan skin to

(21)

h. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah satu jam atau menyusu

awal selesai. Prosedur yang invasive, misalnya suntikan vitamin k dan tetesan mata bayi

dapat ditunda.

i. Dengan rawat gabung ibu dan bayi akan mudah merespon bayi selama 24 jam ibu dan bayi

tetap tidak dapat dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman

pre-lakktal (cairan yang diberikan sebelum asi keluar) dihindarkan.

j. Dalam IMD akan melalui 5 tahapan prilaku sebelum dia menyusui, yakni:

1. Dalam 30 menit pertama, stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga. Bayi diam tidak

bergerak sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini

merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan luar

kandungan.

2. Antara 30-40 menit, mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium,

dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya.

Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan

membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.

3. Mengeluarkan air liur, saat menyadari bahwa adamakanan disekitarnya, bayi mulai

mengeluarkan air liurnya.

4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola sebagai sasaran, dengan kaki menekan

perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala, menoleh kekanan dan

kekiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan

tasngannya.

5. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, melekat dan menyusu

(22)

B. Bidan

1. Defenisi

 Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui oleh pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, jika

melakukan praktik yang bersangkutan harus mendaftar untuk mendapatkan izin praktik dari

lembaga yang berwenang. Dalam melaksanakan praktik, bidan harus mampu memberikan

asuhan sesuai dengan kebutuhan pada: wanita hamil, bersalin, nifas, BBL, bayi dan balita

(Hidayat dan mudfilah, 2009).

Bidan Indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku. Jika

melakukan peraktek yang bersangkutan harus mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi

untuk praktik (Sujianti dan Susanti, 2009).

2.Peran fungsi dan kompetensi bidan

A. Peran sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana,bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu:

1. tugas mandiri

a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan:

1. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien

2. Menentukan diagnosa

3. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi

4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun

(23)

7. Membuat catatan dan laporan kegiatan/tindakan

b. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibatkan klien :

1. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam masa pranikah

2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan dasar

3. Menyusun rencana tindakan/layanan dasar

4. Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana

5. Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien

6. Membuat catatan dan pelaporan asuhan kebidanan

c. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

1. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil

2. Menentukan diagnosa kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas masalah

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun

5. Mengevaluasi hasil asuahn yang telah diberikan bersama klien

6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

7. Membuat pencatatan dan laporan asuhan kebidanan yang telah diberikan

d. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan

klien/keluarga:

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien masa persalinan

2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa persalinan

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan prioritas

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun

(24)

6. Membut rencana tindakan pada ibu masa persalinan tersaing dengan prioritas

7. Membuat asuhan kebidanan

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

1. Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga

2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat

5. Mengevaluasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut

7. Membuat rencana pencatatan dan laporan asuhan yang telah diberikan

f. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas

2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa nifas

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah

4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

5. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klen

g. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan

keluarga berencana:

1. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS/VUS

2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan pelayanan

(25)

5. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan

6. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien

7. Membuat pencatatan dan pelaporan

2. Tugas kolaborasi/kerjasama

a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi

dengan melibatkan klien dan keluarga

1. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan keadaan kegawatan yang

memerlukan tindakan kolaborasi

2. Menentukan diagnosa,prognosa dan prioritas kegawatan yang memerlukan tindakan

kolaborasi

3. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatan dan hasil kolaborasi serta

kerjasama dengan klien

4. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan klien

5. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien

7. Membuat pencatatan dan pelaporan

b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi den prtolongan pertama

pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang

memerlukan pertolongan pertama dan tindakan kolaborasi

2. Menentukan diagnosa,prognosa,dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan

kegawat daruratan pada kasus resiko tinggi

(26)

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil resiko tinggi dan memberikan

pertolongan pertama sesuai dengan prioritas

5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien

c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan resiko tinggi dan keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan

melibatkan klien dan keluarga.

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko

tinggi dan keadaan kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan

tindakan kolaborasi

2. Menentukan diagnosa,prognosa,dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan

kegawat daruratan

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi

dan memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan

memberikan pertolongan pertama sesuai prioritas

5. Mengevaluasikan hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada ibu hamil dengan

resiko tinggi

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga

7. Membuat catatan dan laporan

d. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama

(27)

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan keadaan

kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi

2. Menentukan diagnosa,prognosa,dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan

kegawat daruratan

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas

4. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan memberikan pertolongan

pertama sesuai prioritas

5. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama

6. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga

7. Membuat catatan dan laporan

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami

komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan

kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan

keadaan daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

2. Menentukan diagnosa,prognosa,dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan

kegawatan

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan

memerlukan pertolongan pertama sesuai prioritas

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan pertolongan

pertama sesuai prioritas

5. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang telah diberikan

(28)

7. Membuat catatan/laporan

f. Memberikan asuhan kebidanan paa balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami

komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan

keluarga

1. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan keadaan kegawat

daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

2. Menentukan diagnosa,prognosa,dan prioritas sesuai dengan faktor resiko dan keadaan

kegawat daruratan

3. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan memerlukan

pertolongan pertama sesuai prioritas

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama

sesuai prioritas

5. Mengevaluasi hasil asuhan dan pertolongan pertama yang telah diberikan

6. Menusun rencana tindak lanjut bersama klien/keluarga

7. Membuat catatan/laporan

3. Tugas ketergantungan/merujuk

a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi

keterlibatan klien/keluarga

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan di luar lingkup

kewenangan bidan dan memerlukan rujukan

2. Menentukan diagnosa,prognosa dan prioritas serta sumber sumber dan fasilitas untuk

(29)

3. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada petugas/institusi pelayanan

kesehatan yang berwenang dengan dokumentasi yang lengkap

4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan

intervensi

b. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan tinggi dan

kegawat daruratan

1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan

2. Menentukan diagnosa,prognosa,prognosa,dan prioritas

3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan

4. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan

5. Mengirim klien untuk keperlukan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan

kesehatan yang berwenang

6. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi

c. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan

penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga

1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada ibu dalam persalinan yang

memerlukan rujukan

2. Menentukan diagnosa,prognosa dan prioritas

3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan

4. Mengirim klien untuk intervensi lebih lanjut kepada petugas/instansi pelayanan kesehatan

yang berwenang

5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi

(30)

d. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas

dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan dengan melibatkan klien/keluarga

1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawat daruratan pada ibu dalam masa nifas yang

memerlukan konsultasi rujukan

2. Menentukan diagnosa,prognosa,dan prioritas masalah

3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan

4. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/institusi pelayanan

kesehatan yang berwenang

5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan seluruh kejadian dan intervensi

yang sudah diberikan

e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawat

daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga

1. Mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawatan pada bayi baru lahir yang memerlukan

konsultasi dan rujukan

2. Memerlukan diagnosa,prognosa dan prioritas masalah

3. Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan dan memberikan

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

4. Mengirim klien kepad institusi pelayanan kesehatan yang berwenang

5. Membuat catatan dan laporan serta mendokumentasikan

B. Peran sebagai pengelola

1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu,

(31)

a. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang

berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan

program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya

b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan masyarakat

c. Mengelola kegiatan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu

dan anak serta KB sesuai dengan rencana

d. Mengkordinir,mengawasi,dan membimbing kader,dukun atau petugas kesehatan lain

dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB

e. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khusunya kesehatan

ibu dan anak serta KB termaksud pemanfaatan sumber sumber yang ada pada program dan

sektor terkait

f. Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara

kesehatannya dengan memanfaatkan potensi potensi yang ada

g. Mempertahankan,meningkatkan mutu dan keamanan praktek profesional melalui

pendidikan,pelatihan,magang dan kegiatan kegiatan dalam kelompok profesi

h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan

2. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah

kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,kader kesehatan lain yang berada di

bawah bimbingan dalam wilayah kerja

a. Bekerja sama dengan puskesmas dan institusi lain sebagai anggota tim dalam memberikan

asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut

b. Membina hubungan baik dengan dukun kader kesehatan /PLKB dan masyarakat

(32)

d. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi

e. Membina kegiatan kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan

C. Peran sebagai pendidik

1. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu keluarga kelompok dan

masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan

pihak terkait kesehatan ibu, anak, KB

a. Bersama klien pengkajian kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan

masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu,anak dan keluarga berencana

b. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai

dengan kebutuhan yang telah dikaji baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang

c. Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah

disusun

d. Bersama klien mengevaluasikan hasil pendidikan /penyuluhan kesehatan masyarakat dan

menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program di masa yang akan

datang

D. Peran sebagai peneliti/investigator

a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan

b. Menyusun rencana kerja pelatihan

c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana

d. Mengolah data menginterprestasikan data hasil investigator

e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

(33)

D. Peran Bidan dalam Meningkatkan IMD dan Pemberian ASI Eksklusif

Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara

memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD)

pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI dengan 10 langkah kebehasilan menyusui.

Beberapa hambatan kurang berperannya petugas kesehatan dalam menjalankan kewajibannya

dalam konteks ASI ekslusif lebih banyak karena kurang termotivasinya petugas untuk

menjalankan peran mereka disamping pengetahuan konseling ASI yang masih kurang.

Berhasil atau tidaknya penyusuan dini di tempat pelayanan ibu bersalin, rumah sakit

sangat tergantung pada petugas kesehatan yaitu perawat, bidan atau dokter karena merekalah

yang pertamatama akan membantu ibu bersalin melakukan Inisiasi Menyusu Dini. Petugas

kesehatan di kamar bersalin harus memahami tatalaksana IMD dan laktasi yang baik dan benar,

petugas kesehatan tersebut diharapkan selalu mempunyai sikap yang positif terhadap IMD dan

ASI Eksklusif.Mereka diharapkan dapat memahami, menghayati dan mau melaksanakannya.

Betapa pun sempitnya waktu yang dipunyai oleh petugas kesehatan tersebut, diharapkan masih

dapat meluangkan waktu. untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk

melaksanakan IMD dan ASI Eksklusif. Kesiapan petugas kesehatan termasuk bidan dalam

program laktasi merupakan kunci keberhasilan. Peranan bidan dalam menyukseskan IMD dan

ASI Eksklusif tidak lepas dari wewenang bidan dalam memberikan pelayanan pada ibu dan anak

sebagaimana tercantum dalam Kepmenkes no 900/Menkes/SK/2002 Bab V Pasal 18 yaitu

meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu.

Disamping itu dengan menginformasikan ASI pada setiap wanita hamil serta membantu

ibu memulai pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir. Guna mendukung keberhasilan

(34)

kesehatan agar melakukan 7 kontak ASI atau 7 pertemuan ASI dalam upaya sosialisasi program

dan setiap kali melakukan pelayanan kesehatan ibu dan anak yaitu:

a. Pada saat Ante Natal Care (ANC) pertama / kunjungan pertama (K1) di Klinik

Kesehatan Ibu dan Anak.

b. Pada saat Ante Natal Care (ANC) kedua / kunjungan kedua di Klinik Kesehatan Ibu dan

Anak.

c. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) oleh bidan/dokter penolong persalinan di kamar

bersalin atau kamar operasi.

d. Sosialisasi ASI di ruang perawatan pada hari ke 1-2.

e. Sosialisasi ASI pada saat kontrol pertama hari ke 7.

f. Sosialisasi ASI pada saat kontrol kedua hari ke 36.

g. Sosialisasi ASI pada saat imunisasi

(35)

E. Kerangka penelitian

peran bidan

pelaksanaan

pengelola

pendidik

peneliti/ investigator

Mandiri

Kolaborasi / kerjasama

Ketergantungan / merujuk

Inisiasi menyusui

dini

Defenisi

Tujuan

Manfaat

(36)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian yang berjudul gambaran peran bidan dalam

pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini adalah sebagai berikut:

(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di

Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan

B. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2012 yaitu 40 orang

2. Sampel

pengambilan sampel dengan menggunakan total sampel

C. Tempat Penelitian  

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan

tahun 2012

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat surat izin dari program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan USU dan persetujuan dari Kepala Dinas kesehatan kota Medan,kemudian

mendapat persetujuan dari kepala Puskesmas Padang Bulan Medan. Dalam penelitian ini

(38)

kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon

responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed

consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk

menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses

pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan

cara tidak menuliskan nama responden pada instrument. Responden juga berhak secara bebas

untuk mengikuti penelitian atau tidak, dan setiap responden tidak ada yang dirugikan sehingga

data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner

yang dibuat berdasarkan literatur yang ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing, dimana

pada bagian yang pertama instrumen berisi data demografi yang meliputi umur,pendidikan

terakhir,tempat bersalin.

Bagian kedua instrumen berisi tentang gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini,aspek pengukurannya dari seluruh pertanyaan.jawaban soal yang dilaksanakan

diberi nilai 1 dan yang tidak dilaksanakan diberi nilai 0. Dari penetapan nilai tersebut maka

dijumlahkan skor yang didapat dan dibuat persentase dengan menggunakan rumus

Arikunto,2004.

Rumus:S= x/r x 100%

keterangan :

S: skor

x: jumlah yang benar

(39)

selanjutnya setelah keseluruhan jawaban dihitung dan dijumlahkan maka hasilnya

dikelompokkan dengan kategori:

a. Baik:>76% -100% bila menjawab benar pertanyaan sebanyak 11-15 pertanyaan

b. Cukup: 60%-75% bila menjawab benar pertanyaan sebanyak 6-10 pertanyaan

c. Kurang:< 60% bila menjawab benar pertanyaan sebanyak<5 pertanyaan

G.Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas instrument,maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrument

penelitian. Penelitian telah dilakukan dengan cara content validity yaitu dengan cara

melakukan konsultasi dengan ahlinya yaitu dr Ichwanul Adenin,SpOG

2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk membuktikan bahwa alat ukur (kuesioner) yang

digunakan peneliti dalam waktu yang berbeda dengan menggunakan alat ukur yang sama,

namun menghasilkan nilai yang reliable yaitu tetap, konsisten dan stabil (Wasis, 2008).

Menurut Nurgiantoro “ Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus α – Cronbach dapat

digunakan pada instrument yang jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya

mengenal dua jawaban ya dan tidak)”.

Uji reliabilitas akan diujikan sebelum penelitian berlangsung, terhadap orang yang

memiliki karakteristik yang sama dengan sampel pada penelitian ini yaitu ibu yang

memiliki bayi berumur 0-6 bulan dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0,6

maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0,6 maka

dinyatakan tidak reliabel dan didapatkan hasil 0,894,berarti instrument sudah dikatakans

(40)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat surat izin penelitian

dari Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan

mengajukan permohonan izin kepada Kepala Dinas Kesehatan kota Medan, kemudian

mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Padang

Bulan Medan. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti menjumpai ibu yang mempunyai

anak berumur 0-6 bulan dan menjelaskan tentang prosedur penelitian, manfaat penelitian, dan

cara pengisian kuesioner kepada respoden. Peneliti meminta kesediaan responden untuk

mengikuti penelitian. Setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data dimulai.

Peneliti memberikan instrumen penelitian berupa kuesioner kepada responden yang terdiri

dari kuesioner demografi,peran bidan. Setelah selesai pengisian, peneliti kemudian memeriksa

kelengkapan data, jika ada data yang kurang atau belum diisi maka dapat langsung dilengkapi.

I.Pengolahan Data dan Analisa data 1. Pengolahan data

a. Pengeditan(Editing)

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner agar data yang masuk dapat

diolah secara benar,sehingga pengolahan data memberikan hasil yang menggambarkan

masalah yang diteliti dan kemudian data dikelompokkan. Dalam penelitian ini tidak ada

(41)

b. Pengkodean(Coding)

Memberikan kode jawaban secara angka dan kode tertentu sehingga lebih mudah dan

sederhana

c. Pentabulasian(Tabulating)

Mempermudah analisa data serta mengambil kesimpulan data dimasukkan ke dalam

bentuk table distribusi frekuensi

2. Analisa Data

Analisa dilakukan secara deskriftif dengan melihat presentase data yang telah terkumpul

dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.Analisis data

kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan

(42)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 40 ibu di wilayah kerja Puskesmas

Padang Bulan Medan tahun 2012 mengenai gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Karakteristik subjek

Data demografi dapat dilihat dari tabel 5.1 di bawah ini:

Tabel 5.1.Distibusi frekuensi dan persentase karakteristik subjek

Karakteristik Jumlah

Subjek pelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan,Mayoritas subjek penelitian

berusia 24-28 tahun yaitu sebanyak 12 orang(30%). Pendidikan terakhir dari subjek sangat

bervariasi mulai dari SD sampai PT,dan paling banyak adalah pendidikan SMA atau sederajat.

Gambaran Peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja

(43)

Tabel 5.2

Distribusi peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang diteliti, 22 orang(55%)

bidan berperan cukup dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini, 10 orang(25%)bidan berperan

kurang dan 8 orang(20%) bidan berperan baik.

Tabel 5.3

Distribusi peran bidan tentang pengertian Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012

No Pertanyaan Dilaksanakan Tidak dilaksanakan

f % F % 1. Inisiasi Menyusui Dini yaitu

permulaan segera setelah lahir dengan mencari puting susu ibunya

27 67,5 13 32,5

2. Bayi ditengkurapkan di dada atau

perut ibu dengan kontak kulit ke kulit 28 70 12 30

Dari tabel di atas,pertanyaan mengenai peran bidan terhadap pengertian Inisiasi

Menyusui Dini dari 40 orang responden,untuk pertanyaan no 1,yang dilaksanakan ada 27

orang(67,5%) dan 13 orang(32,5%) yang tidak dilaksanakan. Pertanyaan no 2 ada 28

(44)

Tabel 5.4

Distribusi peran bidan tentang tujuan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012

No Pertanyaan Dilaksanakan Tdk dilaksanakan

f % F % Dapat mengurangi kematian bayi dan

dapat meningkatkan keberhasilan menyusu efektif dan lama menyusu sampai dua tahun

25 62,5 15 37,5

Inisiasi Menyusui Dini Mempercepat

keluarya kolostrum 26 65 14 35

Kehangatan dada ibu memberikan

getaran cinta 26 65 14 35

Dari tabel diatas,pertanyaan tentang tujuan Inisiasi Menyusui Dini,dari 40 orang

responden,untuk pertanyaan nomor 1,yang menjawab dilaksanakan ada 25 orang(62,5%) dan

yang tidak dilaksanakan ada 15 orang(37,5%).pertanyaan nomor 2,yang dilaksanakan ada 26

orang(65%) dan yang tidak dilaksanakan 14 orang(35%).

Tabel 5.5

Distribusi peran bidan tentang manfaat Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012

No Pertanyaan dilaksanakan Tdk dilaksanakan

f % F % 1. Menurunkan kematian karena

kedinginan,ikatan kasih sayang antara ibu dan bayinya akan lebih baik

21 52,5 19 47,5

2. Inisiasi Menyusui Dini dapat

melatih motorik bayi 13 32,5 27 67,5

3. Menurunkan kematian bayi akibat

kedinginan 17 42,5 23 57,5

Dari tabel di atas,pertanyaan tentang manfaat Inisiasi Menyusui Dini,dari 40 orang

responden,untuk pertanyaan nomor 1,yang dilaksanakan ada 21 orang (52,5%) dan tidak

dilaksanakan ada 19 orang(47,5%). Pertanyaan nomor 2,ada 13 orang(32,5%) yang dilaksanakan

(45)

Tabel 5.6

Distribusi peran bidan tentang cara atau metode sebelum Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012

No Pertanyaan Dilaksanakan Tdk dilaksanakan

f % F %

1. Membersihkan payudara sebelum bayi sebelum bayi melakukan Inisiasi Menyusui Dini

26 65 14 35

2. Menunda semua prosedur menimbang,mengukur

bayi,pemberian vit k,tetes mata

13 32,5 27 67,5

3. Tidak langsung memandikan bayi 21 52,5 19 47,5

4. Dampak penggunaan obat kimiawi 10 25 30 75

Dari tabel di atas,pertanyaan cara atau metode Inisiasi Menyusui Dini,untuk pertanyaan

nomor 1,yang dilaksanakan ada 26 orang(65%)dan yang tidak dilaksanakan ada 14 orang(35%),

pertanyaan nomor 2 yang dilaksanakan ada 13 orang(32,5%) dan yang tidak dilaksanakan ada 27

orang(67,5%),Pada pertanyaan nomor 3 yang dilaksanakan ada 21 orang(52,5%) dan yang tidak

dilaksanakan ada 19 orang(47,5%) dan dampak penggunaan obat kimiawi yang dilaksanakan ada

10 orang(25%) dan tidak dilaksanakan ada 30 orang(75%).

Tabel 5.7

Distribusi peran bidan tentang kesiapan mental sebelum melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012

No Pertanyaan dilaksanakan Tdk dilaksanakan

F % F %

1.

Membutuhkan kesabaran sang ibu,dan rasa percaya diri yang tinggi

Dari tabel diatas,pertanyaan nomor 1,dilaksanakan ada 21 orang(32,5%) dan tidak

dilaksanakan ada 27 orang(67,5%). pertanyaan nomor 2 dilaksanakan ada 21 orang(52,5%) dan

tidak dilaksanakan ada 19 orang(47,5%). pertanyaan nomor 3,dilaksanakan ada 24 orang (60%)

(46)

2.Pembahasan

Berdasarkan analisa hasil penelitian mengenai data demografi yang didapatkan dari hasil

kuesioner. Penelitian ini seluruhnya ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan,dimana sebagian besar

berusia 24-28 tahun yaitu sebanyak 12 orang(30%) dan pendidikan terakhir subjek sanagt

bervariasi mulai dari SD sampai PT dan yang terbanyak adalah pendidikan SMA sebanyak 15

orang(37,5%).Dari hasil penelitian terhadap 40 orang ibu di wilayah kerja Puskesmas Padang

Bulan Medan tahun 2012 mengenai Gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui

Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012 mayoritas berpengetahuan

cukup.

Berdasarkan analisa data dari hasil penelitian Peran bidan mengenai pengertian Inisiasi

Menyusui Dini ,diperoleh hasil bahwa dari 52,5 bidan sudah melaksanakan terlihat bahwa 21

orang dari 40 responden. untuk peran bidan tentang tujuan Inisiasi Menyusui Dini diperoleh 65%

terlihat dari 26 orang dari Untuk peran bidan tentang cara atau metode sebelum Inisiasi

Menyusui Dini diperoleh hasil 65% bidan sudah melaksanakan terlihat dari 26 orang dari 40

responden. Untuk peran bidan dalam kesiapan sebelum melakukan Inisiasi Menyusui Dini

diperoleh hasil 52,5% melaksanakan terlihat 21 orang dari 40 responden.

Penelitian di Ghana dilakukan penelitian terhadap 10.947 bayi baru lahir antara bulan juli

2003 dan juni 2004 ternyata bila bayi dapat menyusu 1 jam pertama dapat menyelamatkan 22%

bayi dari kematian saat bayi baru lahir.Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan

UNICEF yang merekomendasikan Inisiasi Menyusui Dini sebagai tindakan penyelamat

kehidupan karena Inisiasi Menyusui Dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal

(47)

neonates dapat dicegah bila bayi mendapat ASI di hari pertamanya. Angka tersebut meningkat

menjadi 22% bila bayi melakukan IMD dalam satu jam pertama setelah lahir sedangkan di negeri

kita sendiri Indonesia pelaksanaan IMD ini baru disadari sejak tahun 2006.

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam melaksanakan IMD

karena ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan,misalnya untuk

mendukung ASI Ekslusif 6 bulan,penelitian yang dilakukan terhadap kelompok ibu yang ASI

Esklusif dan ASI tidak Ekslusif menunjukkan bahwa sebagian besar informan ASI Ekslusif

difasilitasi IMD oleh bidan sedangkan sebagian besar informan sedangkan tidak ekslusif tidak

difasilitasi oleh IMD.

Dalam penelitian tersebut dari 7 informan yang tidak Inisiasi Menyusui Dini,hanya 3

informan yang alasannya karena hal yang sulit dihindari yaitu sakit sehabis operasi Caesar, bayi

harus langsung masuk incubator dan ibu mengalami perdarahan, sedangkan 4 informan lainnya

tidak Inisiasi Menyusui Dini karena alasan yang sebenarnya bisa dihindari yaitu bayi akan

dibersihkan dan dibedong terlebih dahulu.

Asumsi peneliti menyatakan salah satu metode yang paling efektif untuk mengurangi

kematian bayi baru lahir dari infeksi,diare,hipotermia dan maslah pernapasan dengan melakukan

kontak kulit ke kulit dan dilakukan pada 1 jam pertama sejak bayi dilahirkan.

Program Inisiasi Menyusui dini mempunyai manfaat yang sangat besar untuk bayi

maupun ibu yang baru melahirkan, tetapi dalam penerapan Inisiasi Menyusui Dini itu sendiri

belum tersosialisasi di beberapa rumah sakit,maupun di klinik praktek bidan sehingga

penerapannya masih perlu dikembangkan lagi.

Bidan sangat berperan penting untuk kelangsungan Inisiasi Menyusui Dini, tanpa bantuan

(48)

bidan praktek swasta maupun di rumah sakit belum melakukannya padahal itu sangat penting

bagi bayi bahkan mereka beranggapan proses Inisiasi Menyusui Dini hanya memakan waktu

padahal satu jam tersebut sangat berpengaruh pada sang bayi seumur hidup bahkan masih

banyak beralasan bayi akan segera dibedong ,ibunya pendarahan,operasi padahal meskipun ibu

operasi bayi tetap bisa dilakukan Inisiasi Menyusui Dini, bahkan masih banyak bidan yang

(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui

Dini di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012 diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

Peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang

Bulan Medan rata rata cukup,dibuktikan dari hasil penelitian ,diperoleh peran bidan cukup

dilakukan kepada ibu sebanyak 22 orang(55%),berperan kurang ada 10 orang(25%),dan berperan

baik pada ibu ada 8 orang(20%).Dari data diatas bidan sudah cukup berperan dalam pelaksanaan

Inisiasi Menyusui Dini,namun masih ada juga sebagian bidan yang belum menerapkan Inisiasi

Menyusui Dini,padahal Inisiasi Menyusui Dini sangat besar manfaatnya bagi bayi.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Padang Bulan

Peneliti ingin memberi masukan agar pihak Puskesmas lebih meningkatkan pengetahuan

Bidan di wilayahnya dan menerapkan Inisiasi Menyusui Dini terhadap semua pasien tanpa

terkecuali.

2. Peneliti selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan desain yang

(50)

3. Bagi D-IV bidan pendidik Universitas Sumatera Utara

Sebagai bahan informasi tambahan untuk penelitian lebih lanjut khususnya yang

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Fikawati,S., Syafiq,A. (2009). Praktik pemberian ASI eksklusif, penyebab-penyebab keberhasilan dan kegagalannya. Jurnal Kesmas Nasional; 4(3):120-131.

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Mufdlilah. (2009). Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Jogjakarta : Buku Kesehatan

JNPK-KR/POGI.(2008). Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: JNPK

Kodrat, L,. (2010). Dahsyatnya ASI dan Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati Abda. Yogyakarta : Media Baca.

Nover, A (2011). Hubungan Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Dengan Pelaksanaan IMD di

WilayahPuskesmasTj.MorawaMedan. FKep USU

 

Putra A. (2007). Analisis Praktek Bidan dalam Pelayanan bagi Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir 0-7 Hari (Minggu Pertama) Pasca Persalinan di Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok Tahun 2007 (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Alahan Panjang). Jurnal Kesmas Nasional; 3(6): 1-2.

Prasetyono,(2009). Asi eksklusif,Jogjakarta:Diva press

Roesli, U. (2008). Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda

Roesli utami,(2000).Asi Ekslusif,Jakarta:Pustaka Bunda

Syafrudin, SKM, Hamidah,SPd&Hamidah,SPd(2009).kebidanan komunitas.Jakarta

Yulianty, R. (2010). Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan Terhadap pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Bromo Kota medan. FKM USU

Sardjunani,N&TUWO,L.D(2010)Peta percepatan pencapaian tujuan pembangunan millennium,kementrian perencanaan pembangunan nasional/badan perencanaan pembangunan nasional(BAPPENAS)

(52)

lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Peneliti : Hennyta sari br ginting Pembimbing : Betty Mangkuji,SST.M.Keb

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi DIV Bidan Pendidik di Universitas Sumatera Utara, saya akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran peran bidan dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2012. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudari untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini serta menjawa pertanyaan yang disediakan. Saya selaku peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang saudari berikan dan hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan tidak akan dikenakan biaya apapun.

Demikian lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasinya saya sampaikan terima kasih. Keikutsertaaan saudari sebagai responden dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2012

Responden Peneliti

(53)

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran peran bidan dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja

Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda ceklis ( ) dikolom

yang tersedia

NO Pertanyaan Peran bidan dilakukan Tdk

dilakukan 1. Apakah Bidan menjelaskan pengertian Inisiasi menyusui

Dini kepada Ibu Nifas yaitu permulaan menyusu dini yaitu bayi mulai menyusui segera setelah lahir dengan mencari sendiri payudara ibunya

2. Apakah Bidan menjelaskan kepada Ibu Nifas Tujuan melakukan Inisiasi Menyusu Dini yaitu dapat mengurangi kematian bayi dan dapat meningkatkan keberhasilan menyusu efektif dan lama menyusu sampai dua tahun 3. Apakah Bidan menjelaskan kepada ibu Nifas manfaat

melakukan Inisiasi Menyusui Dini terhadap bayinya yaitu menurunkan kematian karena kedinginan,ikatan kasih sayang antara ibu dan bayinya akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama bayi dalam keadaan siaga

(54)

minimum satu jam

5. Apakah Bidan menjelaskan kepada Ibu bahwa Inisiasi Menyusui Dini dapat melatih motorik bayi

6. Apakah Bidan mengajarkan ibu nifas untuk membersihkan payudaranya sebelum bayi melakukan Inisiasi Menyusui Dini

7 Apakah Bidan menjelaskan kepada ibu nifas untuk menunda semua prosedur menimbang,mengukur bayi,pemberian vitamin k1,obat tetes mata hingga bayi selesai menyusui pertama

8 Apakah Bidan menjelaskan kepada ibu nifas untuk tidak langsung memandikan bayi sebelum melakukan Inisiasi Menyusu Dini

9 Apakah Bidan menjelaskan kepada ibu nifas dampak penggunaan obat obat kimiawi yang diberikan pada saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari ari dan

mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibunya

10. Apakah Bidan menjelaskan kepada Ibu Nifas alasan

pentingnya Inisiasi Menyusu Dini juga dapat menyesuaikan suhu ideal yang diperlukan sehingga dapat menurunkan resiko hipotermia dan menurunkan kematian bayi akibat kedinginan

11. Apakah Bidan menjelaskan kepada ibu kehangatan dada ibu pada saat bayi diletakkan di dada ibu akan membuat bayi merasakan getaran cinta yang merasakan

ketenangan,merasa dilindungi dan kuat.

12 Apakah Bidan menjelaskan kepada Ibu apabila Bayi menyusui segera setelah lahir akan mempercepat keluarnya kolostrum yaitu cairan emas atau cairan pertama yang kaya akan antibodi atau sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya

(55)

14. Apakah Bidan menjelaskan kepada ibu dan keluarga untuk menciptakan suasana yang tenang,nyaman,dan penuh kesabaran unutk memberi kesempatan bayi merangkak mencari payudara ibu

(56)
(57)
(58)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hennyta Sari br Ginting

Tempat/Tanggal lahir : Kabanjahe ,7 maret 1989

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Jumpa malem Ginting, SPd

Nama Ibu : Rugun br Regar

Alamat : Jl katepul Gg 86 No 36,Kabanjahe

Riwayat pendidikan

1994 : TK Sint yoseph,Kabanjahe

1995-2001 : SD Sint yoseph,Kabanjahe

2001-2004 : SMP Negeri 2,Kabanjahe

2004-2007 : SMA Negeri 1,Kabanjahe

2007-2010 : Akademi kebidanan Takasima, Kabanjahe

Gambar

Tabel 5.1.Distibusi frekuensi dan persentase karakteristik subjek
Tabel 5.2
Tabel 5.4 Distribusi peran bidan tentang tujuan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan
Tabel 5.7 Distribusi peran bidan tentang  kesiapan mental sebelum melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah
+2

Referensi

Dokumen terkait

similar growth and survival in larvae reared from first feeding until day 43 with three different types of rotifer enrichment. Differences in growth of larvae were only due to the

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk.

compounds from the rice cultivar Taichung Native 1 The activity of TN1 root extract and its column fractions (TN1), an accession reported to be allelopathic (Dilday were monitored

TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA MENURUT LAPANGAN USAHA.

Data berskala ordinal adalah data yang dipeoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi di antara data tersebut terdapat hubungan. CIRI : posisi data

Kurikulum dilengkapi tanggal berlakunya yang telah disahkan oleh Dekan selaku Ketua senat Fakultas kepada Kasubag Akademik untuk didokumentasikan dengan terlebih dahulu

• Garis pengaruh merepresentasikan efek dari beban bergerak pada titik tertentu dalam struktur sedangkan diagram gaya dalam (Momen, Lintang dan Normal) merupakan

1 Tujuan : Manual Prosedur Dosen Pembimbing Akademik untuk Memberikan bantuan berupa nasehat akademik kepada mahasiswa, sesuai dengan program studinya berdasar kemampuan yang