Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
ANALISA STRUKTUR MARKA KERUCUT DENGAN
DASAR BETON YANG DIKENAI BEBAN IMPAK
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
ANALISA STRUKTUR MARKA KERUCUT DENGAN
DASAR BETON YANG DIKENAI BEBAN IMPAK
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam
Program Studi Teknik Mesin pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
RAHMAWATY
067015001/TM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Judul Tesis : ANALISA STRUKTUR MARKA KERUCUT DENGAN
DASAR BETON YAN DIKENAI BEBAN IMPAK
Nama Mahasiswa : Rahmawaty
Nomor Pokok : 067015001
Program Studi : Teknik Mesin
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME) Ketua
(Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal, M.Eng) (Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D)
(Anggota) (Anggota)
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B.,M.Sc)
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Telah diuji pada Tanggal: 30 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME
Anggota : 1. Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal, M.Eng
2. Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D
3. Dr. –Ing. Ikhwansyah Isranuri
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
ABSTRAK
Rancangan sebuah marka kerucut yang baik harus mempertimbangkan bentuk dan berat dasar untuk meningkatkan stabilitas marka kerucut. Dalam penelitian ini usaha menjaga stabilitas adalah dengan memodifikasi struktur bawah dengan dasar beton. Usaha untuk menjaga stabilitas dan fleksibilitas dari marka kerucut dilakukan dengan memotong bagian dasar dari marka kerucut komersial. Kemudian dengan dasar beton dihubungkan dengan empat lembar karet (strip karet) dengan kekerasan 79-81 D sebagai penyokong berat. Strip karet dan dasar beton dihubungkan dengan menggunakan baut dan mur sebagai pengikat di antaranya yaitu pada lokasi 1, 2 dan 3. Metode pengujian dilakukan dengan ayunan bandul bola beton 8,5 kg. Dasar penentuan jarak titik impak efektif diperoleh dari pengujian sepeda motor dan mobil. Untuk mendapatkan variasi energi beban impak dilakukan dengan mengatur tinggi beban impak yang berbeda yaitu h1, h2, h3 dan h4. Energi impak yang diperoleh dalam pengujian untuk masing-masing diatas adalah 20,35 Joule untuk h1, 30,01 Joule untuk h2, 43,5 Joule untuk h3 dan 64,02 Joule untuk h4. Dengan menggunakan energi impak tersebut diatas diperoleh bahwa jika sambungan baut dan mur dipasang pada lokasi 1 dan 2 konstruksi marka kerucut dasar beton tidak stabil, akan tetapi jika dipasang pada lokasi 3 konstruksi marka kerucut dasar beton lebih stabil (tidak jatuh). Klarifikasi kestabilan struktur menggunakan simulasi komputer software MSC Nastran dan Ansys yaitu dengan melihat respon dinamik pada tiga titik permukaan kerucutnya. Beban impak diberikan pada struktur kerucut bagian atas dengan model
beban berupa tegangan ( (t)). Hasil simulasi menunjukan bahwa tegangan normal
maksimum sumbu –X sebesar 13,02 MPa (node 3547 titik b), tegangan normal maksimum sumbu –Y dan –Z sebesar 0,489 MPa (node 5935 dan 4082 titik b), dan tegangan maksimum VonMises sebesar 37,6 MPa (node 3547 titik a). Hasil klarifikasi respon dinamik pada tiga titik menunjukkan distribusi tegangan yang terjadi semakin kecil mendekati dasar marka kerucut. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa beton sebagai dasar struktur bagian bawah kerucut, mampu menjaga stabilitas dari suatu marka kerucut.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
ABSTRACT
In designing a good traffic cone, we have to consider the form and weight of the lower base structure. In this research to maintain the stability of traffic cone is conducted by modifying the lower base structure with concrete base material. It’s carried out by cutting the lower base of the commercial traffic cone. The concrete base is connected with four rubber strips of hardness 79 – 81 D using bolted joint that are location 1, 2 and 3. The method of testing to check the stability of structure the pendulum swing apparatus using concrete ball of weight 8.5 kg was used. To determine the effective location impact on the structure, direct impact using motorcycle and car was carried out. The variation of impact energy is obtained by
arranging the height of concrete ball impacting the traffic cone, i.e, h1, h2, h3, and h4.
The impact energy obtained in the examination for selected height is 20.35 Joule for h1, 30.01 Joule for h2, 43.5 Joule for h3 and 64.02 Joule for h4. Using the impact energy it’s obtained that if bolted joints are attached at locations 1 and 2 the construction of traffic cone with rubber base is unstable; however, if it’s attached at location 3 the construction of traffic cone is stable. To clarify the structural stability of the traffic cone FEM-Based software, MSC Nastran 4.5 and Ansys 2.0 were used. Responses of the structure were observed at three location on the upper structure, i.e, point a, b, and c. The impact load stress function of time ( (t)) was given to the upper cone structure. The result of simulation indicated that the maximum normal stress in X direction is 13,02 MPa (node 3547, point b), the maximum normal stress in Y and Z direction is 0,489 MPa (node 5935 dan 4082 point b), and the VonMises stress is 37,6 MPa (node 3547, point a). The result of the dynamic responses at three points selected above indicated that the distribution of stress is smaller approaching the lower base of traffic cone. From the experimental and simulation works we may conclude that the concrete materials is suitable for the lower base construction of the traffic cone.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat membuat usulan
penelitian tesis dengan judul “Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar
Beton Yang Dikenai Beban Impak”.
Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa untuk melakukan penelitian agar mendapatkan gelar Magister Teknik
pada Program Studi Teknik Mesin SPs-USU. Penulisan usulan penelitian tesis ini
terlaksana dan dapat terwujud berkat bimbingan yang cukup intensif dari komisi
pembimbing.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis baik secara
moril maupun materil, langsung dan tidak langsung hingga selesainya usulan
penelitian tesis ini, yaitu kepada: Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME, selaku Ketua
Komisi Pembimbing dan Ketua Program Studi Teknik Mesin SPs-USU; Prof. Dr. Ir.
Samsul Rizal, M.Eng dan Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D., selaku Anggota
Komisi Pembimbing; Dr.Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri, selaku Sekretaris Program
Studi Mesin SPs-USU, seluruh Dosen yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan serta Staf Administrasi Program Studi Teknik Mesin SPs-USU, Melani.
Jeng Ari dan Sidiq atas bantuan administratif selama penulis mengikuti pendidikan di
Program Studi Teknik Mesin SPs-USU. Kemudian ucapan terima kasih kepada
Weriono, Izwar Lubis serta rekan-rekan mahasiswa lain yang banyak ikut membantu
dan memberikan informasi dalam penyelesaian usulan penelitian tesis ini.
Tak lupa pula penulis mempersembahkan semua ini khusus kepada
Almarhumah Ibunda tersayang Hj. Tiasni Hrp, SH yang telah memberikan kasih
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
suami Ahmad Rizali Nasution, ST., dan jagoan kecil M. Fatih Nasution, yang telah
banyak mengorbankan waktu selama pendidikan dan penyelesaian penelitian tesis ini,
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Ir. H. A. Halim Nst, MSc.,selaku Ketua STT Harapan, Bapak Ir. H. Amirsyam Nst,
MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin STT Harapan yang telah
memberikan kesempatan serta dorongan kepada penulis dalam melanjutkan
pendidikan serta seluruh rekan-rekan di STT Harapan Medan dan PD. Aneka Industri
dan Jasa, dan juga semua pihak yang telah banyak mendukung didalam
penyelesaiannya.
Demikianlah penulis mohon saran dan kritik yang membangun sehingga dapat
membantu dalam memperbaiki dan melengkapi kesempurnaan tesis ini agar
memperoleh hasil yang lebih baik dan akhirnya tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih atas bantuan dan perhatiannya.
Medan, Juni 2009
Penulis,
Rahmawaty
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Rahmawaty
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 1 Agustus 1979
Pekerjaan : Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
Alamat Kantor : Jl. Imam Bonjol No. 35 Medan
Alamat Rumah : Jl. SM Raja Garu VI No. 15 A Medan
Telp./Hp : 061 – 7862346 / 0811643418 / 061 – 77396496
Pendidikan :
Tahun 1988 – 1994 : SD Yayasan Pendidikan Harapan Medan
Tahun 1991 – 1994 : SMP Yayasan Pendidikan Harapan Medan
Tahun 1994 – 1997 : SMU Negeri 1 Medan
Tahun 1997 – 2000 : D3 Politeknik Negeri Medan
Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Energi
Tahun 2000 – 2002 : S1 Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
Program Studi Teknik Mesin
Riwayat Pekerjaan :
Tahun 2003 – sekarang : Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin
STT - Harapan Medan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3.3 Desain Ulang Marka Kerucut Dengan Dasar Beton... 18
3.3.1. Pembuatan Spesimen Uji Tarik dan Impak ... 19
3.3.2. Pengukuran Berat Jenis Karet ... 21
3.3.3. Pengukuran Uji Tarik Karet ... 23
3.3.4. Pengukuran Berat Jenis Beton ... 26
3.3.5. Beton Sebagai Alas Dari Marka Kerucut... 31
3.4 Penyelidikan Stabilitas Marka Kerucut ... 46
3.4.1. Pengujian Impak dan Tarik Statik Material Marka Kerucut ... 46
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1 Evaluasi Marka Kerucut Komersial……… 56
4.1.1. Menggunakan Metoda Ayunan Bola Jatuh ……… 56
4.1.2. Menggunakan Sepeda Motor Honda Supra ……… 57
4.1.3. Menggunakan Mobil Jenis Mini Bus (Panther) ………. 58
4.2 Analisa Marka Kerucut yang Telah Didesain Ulang ………. 61
4.2.1. Metoda Ayunan Bola Jatuh ………. 61
4.2.2. Menggunakan Sepeda Motor Honda Supra ……… 90
4.2.3. Menggunakan Mobil Jenis Mini Bus (Panther) …….. 91
4.3 Analisa Stabilitas Marka Kerucut………94
4.4 Analisa Distribusi Tegangan ………. 96
4.4.1. Analisa Simulasi Pengaruh Kelenturan Strip Base Karet Akibat Gaya Gravitasi ………. 96
4.4.2. Analisa Simulasi Pengaruh Kelenturan Strip Base Karet Pada Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Akibat Beban Impak ………. 106
4.4.3. Analisa Simulasi Distribusi Tegangan Yang Terjadi Pada Dasar Beton Akibat Gaya Gravitasi ………….. 112
4.4.4. Analisa Simulasi Dinamik Menggunakan NASTRAN Terhadap Marka Kerucut Dasar Beton Dengan Beban Maksimum Berat Bola Beton 8,5 kg ………. 116
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ……… 132
5.1 Kesimpulan ……….. 132
5.2 Saran ……… 134
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1 Pengujian Berat Jenis Karet Strip Base ……… 23
3.2 Pengukuran Lubang ……… 45
4.1 Pengujian Marka Kerucut Komersial Menggunakan Sepeda Motor ……….. 57
4.2 Pengujian Marka Kerucut Komersial Menggunakan Mobil ……….……….. 58
4.3 Hasil Pengukuran Uji Tarik Karet ……… 62
4.4 Pengujian Strip Base Akibat Gaya Gravitasi ………. 65
4.5 Pengujian Lifting Dengan Penumpuan ……… 76
4.6 Pengujian Lifting Dengan Tanpa Penumpuan ……… 77
4.7 Hubungan Gaya Eksternal dan Perpindahan Dasar Marka Kerucut ……….. 80
4.8 Hasil Energi Impak Minimun ………. 82
4.9 Data Pengujian Impak ……….. 86
4.10 Pergeseran Marka Kerucut Akibat Energi Impak Minimum …….. 87
4.11 Pengujian Marka Kerucut Desain Ulang Dengan Dasar Karet Menggunakan Sepeda Motor ……… 90
4.12 Pengujian Marka Kerucut Desain Ulang Menggunakan Mobil Dengan Dasar Karet ……….……… 92
4.13 Pengujian Marka Kerucut Desain Ulang Menggunakan Mobil Dengan Dasar Beton ……….……… 93
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Langkah-Langkah Proses Evaluasi Dan Konsep Generasi... 8
2.2 Lima Metode Konsep Generasi ... 9
2.3 Marka Kerucut Dengan Dasar Karet………. 10
2.4 Contoh Marka Kerucut Yang Telah Didesain Ulang ………. 11
2.5 Marka Kerucut Dengan Dasar Karet………..12
2.6 Kerangka Konsep Penelitian ……… 13
3.1(a) Marka Kerucut Komersial ……… 16
3.1(b) Marka Kerucut Polimer Konvensional ……… 16
3.2 Marka Kerucut Standart Desain ……….……… 17
3.3 Spesimen Uji Tarik Karet ………..……….. 20
3.4 Timbangan Digital ……….. 22
3.5 Pengukuran Dengan Gelas Ukur ……….. 22
3.6 Tokyo Testing Machine Type : SC-2DE ………. 24
3.7 Pemasangan Spesimen Karet ………. 25
3.8 Unsur-Unsur Pembuat Beton ……… 26
3.9 Presentase Komposisi Beton ……… 27
3.10 Presentase Volume Komposisi Beton Pada Umumnya ……….. 28
3.11 Tegangan Tekan Benda Uji Beton ……… 29
3.12 Diagram Kuat Beton Versus Umur Beton ………. 30
3.13 Mesin Uji Tekan Beton Mesin Wykeham Farrance Engineering – Slough England ……….. 32
3.14 Cetakan Dasar ………. 33
3.15 Pasir Yang Digunakan Pada Pencetakan Dasar Beton ……… 34
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3.17(a) Timbangan OHANS ……….. 35
3.17(b) Proses Penimbangan ………. 35
3.18(a) Proses Persiapan Pencampuran Adukan ……… 36
3.18(b) Proses Pencampuran (Mixing) ………. 36
3.19(a) Adukan Dituang Kedalam Cetakan Yang Telah Disediakan ………. 37
3.19(b) Proses Pemadatan Menggunakan Benda Pemadat ………. 38
3.19(c) Proses Pencetakan Material Uji ……….. 38
3.19(d) Adukan Setelah Dipadatkan ……… 39
3.20 Marka Kerucut Yang Telah Didesain Ulang………. 40
3.21(a) Dimensi Dasar Beton ………. 41
3.21(b) Dasar Beton Yang Telah Diberi Baut ……… 42
3.22(a) Strip Base Karet ………. 42
3.22(b) Pemasangan Strip Base Karet ………. 43
3.23(a) Dasar Beton Yang Telah Diberi Lubang ………. 43
3.23(b) Dasar Beton Setelah Dirangkaikan ………. 44
3.24 Strip Base ……… 44
3.25 Marka Kerucut Setelah Didesain Ulang ………. 45
3.26 Impak Prinsip Ayunan Bola Jatuh ……….. 47
3.27 Bola Diset Di Tengah Marka Kerucut ………. 48
3.28(a) Guiden ……….. 48
3.28(b) Posisi Awal Bola Dan Guiden ……… 49
3.29 Empiris Prinsip Ayunan Bola Jatuh ……….. 50
3.30 Pengujian dengan Menggunakan Sepeda Motor ………... 52
3.31 Pengujian Dengan Mobil ………..……… 53
3.32(a) Sket Marka Kerucut Polimer Komersial ……….. 55
3.32(b) Sket Marka Kerucut Desain Ulang ……… 55
4.1 Pengujian Marka Kerucut Komersial……… 56
4.2 Pengujian Menggunakan Sepeda Motor ……….. 57
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
4.4 Marka Kerucut Komersial Yang Mengalami Pecah ……….. 60
4.5 Dasar Bawah Kerucut Yang Mengalami Kerusakan ………. 61
4.6 Grafik Tensile Test ……….. 62
4.7 Pertambahan Panjang Setelah Uji Tarik ………... 63
4.8 Patahan Setelah Uji Tarik ……… 63
4.9 Srtip Base Dengan Lebar 30 mm, 40 mm, 50 mm ……… 65
4.10 Grafik Kelenturan Strip Base ……….. 66
4.11 Pengujian Kelenturan Strip Base ……… 66
4.12 Kurva Stress Strain Tipikal Untuk Agregat, Pasta semen Dan Beton… 67 4.13 Cetakan Pengujian ………. 68
4.14(a) Proses Pencetakan Dengan Terlebih Dahulu Dipadatkan Menggunakan Alat Tekan ……….. 69
4.14(b) Adukan Setelah Dipadatkan ……….. 69
4.15 Beton Pengujian Yang Telah Siap Uji………. 70
4.16 Mesin Wykeham Farrance Engineering - Slough England ………….. 71
4.17 Mesin Pembacaan Kuat Tekan Mesin WF ………. 72
4.18 Beton Yang Telah Mengalami Penekanan ………. 72
4.19 Beton Yang Telah Hancur……… 73
4.20 Lifting Pemberat ………. 74
4.21 Dasar Beton Yang Diberi Pemberat……… 75
4.22(a) Dimensi Pengukuran Derajat Kemiringan Bidang Kerucut Akibat Pengaruh Gaya Eksternal ……….. 78
4.22(b) Pengukuran Derajat Bidang Kerucut Pengaruh Gaya Eksternal………. 79
4.23 Uji Impak ………. 82
4.24(a) Posisi Awal Bola Menggunakan Guide ………. 83
4.24(b) Posisi Awal Bola Pada Saat Nol ………. 84
4.24(c) Posisi Awal Bola Dengan Jarak Tertentu ……….. 85
4.25(a) Posisi Maksimum Bola Tampak Samping……… 87
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
4.26 Retak Yang Terjadi Pada Dasar Beton………. 88
4.27 Sisi Yang Mengalami Retak I ……… 89
4.28 Sisi Yang Mengalami Retak II……….. 89
4.29 Pengujian Marka Kerucut Desain Ulang Dengan Dasar Karet
Menggunakan Sepeda Motor ……… 91
4.30 Pengujian Marka Kerucut Desain Ulang Dengan Dasar Karet
Menggunakan Mobil ………..……… 92
4.31 Strip Base 30 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Displacement –X) … 97
4.32 Strip Base 30 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Displacement –Y) …. 98
4.33 Strip Base 30 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Stress–X) ….……... 99
4.34 Strip Base 40 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Displacement – sb X) … 100
4.35 Strip Base 40 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Displacement – sb Y) ... 101
4.36 Strip Base 40 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Stress–X) ………... 102
4.37 Strip Base 50 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Displacement – sb X) ... 103
4.38 Strip Base 50 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Displacement – sb Y) ... 104
4.39 Strip Base 50 mm Pengaruh Gaya Gravitasi (Stress– sb X) ……..….. 105
4.40 Analisa Displacement Strip Base Akibat Ayunan Bola Beton
Pada Lubang I ……… 106
4.41 Analisa Displacement Strip Base Akibat Ayunan Bola Beton
Pada Lubang II……… 107
4.42 Analisa Displacement Strip Base Akibat Ayunan Bola Beton
Pada Lubang III………108
4.43 Analisa Stress Strip Base Akibat Ayunan Bola Beton
Pada Lubang I ……… 109
4.44 Analisa Stess Strip Base Akibat Ayunan Bola Beton
Pada Lubang II ………….……….……... 110
4.45 Analisa Stress Strip Base Akibat Ayunan Bola Beton
Pada Lubang III ………. 111
4.46 Mesh 3D Dengan Type Solid Brick 8 Node ……….. 112
4.47 Analisa Dasar Beton Dengan Displacement Pada Sumbu x …………. 113
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
4.49 Pengaruh Berat Dasar Beton Akibat Panjang Dasar Beton
(Pengaruh Gaya Gravitasi) Stress Sumbu – x ……… 115
4.50 Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Case 100 Dengan Waktu
Penjalaran 0,88 Detik ………. 116
4.51 Grafik Fungsi Waktu 0,88 Detik ……….. 117
4.52 Solid Von Mises Stress Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 30 Waktu 0,2552 Detik ………. 117
4.53 Solid Normal Stress Sumbu X Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 30 Waktu 0,2552 Detik ………. 118
4.54 Solid Normal Stress Sumbu Y Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 30 Waktu 0,2552 Detik ………. 119
4.55 Solid Normal Stress Sumbu Z Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 30 Waktu 0,2552 Detik ………. 120
4.56 Solid Von Mises Stress Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 60 Waktu 0,5192 Detik ……….. 121
4.57 Solid Normal Stress Sumbu X Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 60 Waktu 0,5192 Detik ……… 121
4.58. Solid Normal Stress Sumbu Y Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 60 Waktu 0,5192 Detik ……… 122
4.59 Solid Normal Stress Sumbu Z Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 60 Waktu 0,5192 Detik ……… 123
4.60 Solid Von Mises Stress Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 90 Waktu 0,7832 Detik ……….. 124
4.61 Solid Normal Stress Sumbu X Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 90 Waktu 0,7832 Detik ……… 125
4.62 Solid Normal Stress Sumbu Y Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 90 Waktu 0,7832 Detik ……… 126
4.63 Solid Normal Stress Sumbu Z Marka Kerucut Dengan Dasar Beton
Pada Case 90 Waktu 0,7832 Detik ……… 127
4.64 Grafik Solid Von Mises Pada Elemen 3547,5935,4082 ……… 128
4.65 Grafik Solid X Normal Stress Pada Elemen 3547,5935,4082 ………. 128
4.66 Grafik Solid Y Normal Stress Pada Elemen 3547,5935,4082 ………. 129
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Data Pemeriksaan Kuat Tekan Beton ……… 136
2 Alat Uji Ayunan Bola Bandul ……… 138
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mempertimbangkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran
serta kemudahan bagi pemakai jalan dalam berlalu lintas, maka diperlukan
perlengkapan jalan yang memadai dan memenuhi persyaratan dalam penyelenggaraan
serta untuk mencapai hasil guna dan daya guna dalam pemanfaatan untuk lalu lintas
menjadi alasan menarik bagi penulis dalam melakukan desain ulang suatu marka
kerucut (traffic cone) yang banyak kita temui di jalan raya. Namun kebanyakan
masyarakat kurang menyadari pentingnya keberadaan marka kerucut, bahkan sering
kita temui marka kerucut tersebut jatuh atau tumbang bahkan pecah akibat tersenggol
atau tertabrak oleh kenderaan bermotor yang melintas dijalanan tersebut.
Fungsi dari marka kerucut itu sendiri adalah sebagai marka jalan yang dirancang
sebagai usaha penertiban lalu lintas. Marka kerucut dirancang sedemikian rupa dan
harus dapat memantulkan cahaya pada malam hari dengan menggunakan butiran
kristal kaca, [SK Dirjen Perhubungan No. 116 Tahun 1997]. Sebagai marka jalan
yang tidak permanen, marka kerucut harus bisa dipindah-pindahkan dengan mudah
dengan tetap mempertimbangkan berat total dari suatu marka kerucut.
Sifat bahan dari marka kerucut tidak mudah berubah terhadap pengaruh cuaca,
tidak luntur dan tahan terhadap minyak atau sejenisnya, alas kerucut yang digunakan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Marka kerucut yang biasa digunakan dijalan raya menggunakan material polimer
polietilen, akan tetapi pada penelitian ini terdapat perbedaan dalam desain
penampilan antara lain:
1. Kerucut komersial yang diproduksi memiliki prototype yang senyawa
antara bagian atas kerucut dengan dasarnya, sedangkan pada penelitian
ini dasar kerucut dipotong dan beton didesain sedemikian rupa
menyerupai dasar awal kemudian dibuat sekat diantaranya yang
dihubungkan dengan menambahkan empat potongan karet (strip base)
sebagai penyokong berat kerucut.
2. Pada kerucut komersial memiliki sifat yang kaku, sedangkan yang telah
di desain ulang ditambahkan empat potong karet yang bersifat fleksibel
pada bahagian bawah kerucut.
Chung-Fu Wang [1] tahun 2006, telah melakukan penelitian stabilitas marka
kerucut yang dikenai beban impak dengan menggunakan dasar (base) karet. Pada
penelitian ini dasar yang digunakan adalah beton dengan asumsi bahwa beton
memiliki berat yang cukup kuat untuk menahan benturan dari luar sehingga pada saat
kerucut terkena gaya eksternal, kerucut hanya bergerak bahagian atasnya saja, dan
dengan adanya karet akan mengembalikan keposisi semula ataupun tidak jatuh.
Untuk meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas dari marka kerucut yang telah
banyak dikonsumsi menjadi alasan dilakukannya desain ulang dengan tanpa
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar kontraktor dapat
meningkatkan kekuatan dan ketahanan dari marka kerucut yang telah ada, dan juga
kepada masyarakat pengguna jalan raya sadar betapa pentingnya marka kerucut
sebagai sarana penertiban jalan raya.
1.2. Perumusan Masalah
Stabilitas dan fleksibilitas yang masih rendah dari suatu marka kerucut menjadi
alasan menarik, penting dan perlu diteliti oleh peneliti. Permasalahan yang ingin
diteliti adalah sejauh mana kekuatan dan ketahanan dari marka kerucut yang dikenai
beban impak. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan beban impak secara
langsung menggunakan metode ayunan bola bandul pada marka kerucut, serta
melakukan pengujian langsung menggunakan kendaraan bermotor, dengan cara
menabrak langsung marka kerucut dengan variasi kecepatan kenderaan, dan untuk
melihat respon yang diterima marka kerucut pada beberapa lokasi yang dipilih
digunakan software berbasis elemen hingga ANSYS dan untuk menganalisa
distribusi tegangan yang terjadi pada marka kerucut digunakan MSC NASTRAN for
windo ws 4.5.
Dengan dilandasi pada latar belakang diatas peneliti memandang perlu dilakukan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mencakup dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisa struktur marka
kerucut menggunakan dasar beton yang dikenai beban impak.
b. Tujuan Khusus
1. Mengevaluasi respon marka kerucut komersial yang dikenai beban impak.
2. Melakukan desain ulang marka kerucut menggunakan dasar beton.
3. Menyelidiki stabilitas dari marka kerucut komersial dan dengan
menggunakan dasar beton.
4. Menganalisa distribusi tegangan yang terjadi pada marka kerucut dengan
menggunakan software ANSYS dan NASTRAN.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana stabilitas dan
kekuatan sebuah marka kerucut yang telah di desain ulang dengan menambahkan
beton pada kaki marka kerucut untuk dapat memberikan hasil yang lebih tahan
terhadap benturan dari luar, sehingga profil kerucut dalam perancangan dapat lebih
dioptimalkan. Selain itu penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan praktis bagi industri maupun
instansi pemerintah, dan juga para peneliti-peneliti lain dalam mengembangkan ilmu
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
Disain produk merupakan proses pengembangan konsep awal untuk mencapai
permintaan dan kebutuhan dari konsumen. Suatu desain produk yang baik dapat
mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada
kelebihan produk, kepraktisan dari perakitan, ongkos pabrikasi, pemasaran dan faktor
kombinasi apakah desain produk tersebut memenuhi persyaratan yang dibutuhkan
pelanggan [2].
Ada beberapa pendekatan dasar dari proses disain : untuk memperkecil
pemakainan material; untuk mendaur ulang; karena tidak sesuai; karena produksi
ulang alasan memperkecil bahan dengan resiko tinggi; efisiensi yang tinggi; dan
untuk mencapai regulasi standart [3].
Suatu disain yang efektif terdiri dari tiga unsur-unsur [4], yaitu:
1. Masukan dokumen untuk disain yang akhir terdiri dari dokumen seperti
spesifikasi produk yang alan didesain (Product Design Spesification / PDS) ,
mutu atau Quality Function Deployment (QFD) dan analisa teknik seperti lisis
teknis seperti Finite Element Analysis (FEA) dan Computational Fluid
Dynamics (CFD), Failure Models dan Effect Analysis (FMEA), mutu
perencanaan, analisa ketahanan termasuk, hasil dari kecakapan menguji,
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
berharga proyeksi. Dokumentasi ini dapat sangat besar dan bukanlah semua
tercakup di desain yang akhir. Unsur-Unsur yang penting akan telah ditinjau
sebelumnya dan mereka akan bersertifikat di desain yang akhir. Masukan yang
penting yang lain bagi pertemuan adalah pemilihan dari orang-orang siapa yang
akan tinjauan ulang. Mereka harus diberi hak untuk membuat keputusan tentang
disain dan mempunyai tanggung jawab dan kemampuan untuk mengambil
tindakan korektif.
2. Suatu pertemuan yang efektif memproses pertemuan desain secara formal
tersusun dengan agenda. Disain yang akhir lebih dari suatu audit berlawanan
dengan tinjauan ulang yang lebih awal, yang lebih multifungsional
memecahkan masalah sesi.
3. Suatu keputusan yang sesuai dari disain yang akhir adalah suatu keputusan
seperti pada produk adalah siap untuk dilepaskan keproduksi departemen.
Kadang-kadang keputusan untuk berproses adalah bersifat sementara, dengan
beberapa isu yang terbuka yang perlu untuk dipecahkan, penilaian perubahan
dapat dibuat sebelum peluncuran produk.
Proses generasi konsep dimulai dengan spesifikasi target dan kebutuhan pelanggan
sehingga konsep produk tersebut menghasilkan suatu pemilihan akhir yang baik.
Suatu konsep produk adalah suatu pendekatan uraian tentang teknologi,
prinsip kerja, dan format dari produk itu. Hal ini merupakan suatu uraian yang
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
konsep pada umumnya dinyatakan sebagai sket atau sebagai model uraian tiga
dimensi. Derajat tingkat kepuasan suatu produk diukur sejauh mana pelanggan
merasa puas serta sukses diperdagangkan sesuai dengan mutu yang mendasari
konsep.
Suatu konsep yang baik kadang-kadang dirasa kurang baik diterapkan di tahap
pengembangan yang berikut, tetapi suatu konsep yang lemah jarang dikembangkan
untuk mencapai sukses komersil. Generasi konsep dapat dilakukan dengan relatif
murah dan bisa dilakukan secara relatif cepat, perbandingan bagi dari proses
pengembangan. Proses generasi konsep dapat diuraikan seperti yang diungkapkan
oleh Eppinger dan Ulrich (1995) dan sebuah evaluasi serupa dengan yang digunakan
oleh Ullman ( 1997) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Metoda generasi konsep dapat juga diuraikan menjadi lima langkah metoda
(Gambar 2.2).
a. Langkah 1: Memperjelas masalah.
b. Langkah 2: Mencari secara eksternal.
c. Langkah 3: Mencari secara internal.
d. Langkah 4: Menyelidiki secara sistematis.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 2.2 Lima Metode Konsep Generasi (Ulrich & Eppinger, 1995) 1.Clarify the problem
• Understanding
• Problem
decomposition
• Focus on critical
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Chung-Fu Wang [1] telah melakukan penelitian sebelumnya dengan
menggunakan karet sebagai base dan strip base dari suatu marka kerucut, seperti
gambar 2.3. dibawah ini.
Gambar 2.3 Marka Kerucut Dengan Dasar Karet
Dimana:
a) a. kerucut,
b) b. base atau dasar yang terbuat dari karet
c) c. strip base yang terbuat dari karet
Dibawah ini beberapa contoh marka kerucut yang telah di desain ulang, tetapi kurang
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
(a) (b)
(c)
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Setelah melakukan beberapa kali pengujian, maka diambil kesimpulan bahwa marka
kerucut yang di desain ulang yang baik adalah seperti Gambar 2.5 dibawah ini.
Gambar 2.5 Marka Kerucut Dengan Dasar Karet
Marka kerucut dengan dasar karet memiliki keunggulan karena sifat karet itu sendiri
yang fleksibel, mudah dipindah-pindah, akan tetapi kurang tahan terhadap benturan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar. 2.6. Kerangka Konsep Penelitian
Beban Impak, diperoleh dengan menggunakan Metode ayunan bola jatuh dan melakukan pengujian
Peningkatan kekuatan dan stabilitas dari marka kerucut dengan menggunakan dasar beton sebagai usaha penertiban jalan
Perlu melakukan pengujian kekuatan marka kerucut menggunakan dasar beton dengan menggunakan metode ayunan bola beton dan pengujian langsung dengan menggunakan kenderaan bermotor.
Peneliti melihat, membandingkan dan menghitung hasil akhir
Variabel yang dibutuhkan :
1. Kecepatan ayunan bola beton
dengan variasi jarak l dan x.
2. Kecepatan kenderaan
bermotor pada saat menyentuh kerucut
Hasilnya :
a. Mengetahui respon marka kerucut
komersial yang dikenai beban impak.
b. Mengetahui respon marka kerucut
yang telah di desain ulang, dengan dasar beton.
c. Memperoleh stabilitas dari
masing-masing marka kerucut.
d. Mengetahui distribusi tegangan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
“deskriptif” yang menujukan struktur yang penting tentang disain, dan metodologi
“preskriptif” yang berkenaan dengan bagaimana proses disain harus didekati secara
efektif [Roozenburg& Eekels, 1991].
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan pekerjaan penelitian: re-desain
pembuatan marka kerucut polimer, penyelidikan prilaku mekanik akibat beban impak
dengan menggunakan metoda ayunan bola jatuh dan pengujian langsung dengan cara
menabrak langsung marka kerucut yang telah didesain ulang, pengujian tarik statik
material karet strip base, pengujian stabilitas marka kerucut bahan polimer serta
penyelidikan karakteristik propagasi tegangan pada marka kerucut. Terakhir adalah
analisa kegagalan marka kerucut polimer, yang pada gilirannya dapat menganalisis
fungsi marka kerucut polimer sebagai alat bantu lalu lintas jalan.
3.1. Tempat dan Waktu
3.1.1. Tempat
Penelitian kekuatan marka kerucut terhadap beban impak dilakukan di
Pusat Riset Impak dan Keretakan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan metode ayunan bandul
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Penelitian dengan simulasi komputer dilaksanakan di IC-Star USU dengan
menggunakan software ANSYS dan NASTRAN.
Uji kuat beton dilakukan di Laboratorium Sipil Politeknik Negeri Medan,
dan uji tarik karet sebagai strip base dilakukan di Laboratorium FMIPA
Universitas Sumatera Utara.
3.1.2. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2007 s/d Agustus
2008.
3.2. Marka Kerucut Komersial
Marka kerucut komersial dengan bahan polimer polietilen, benar-benar disain
yang sederhana, dengan pondasi yang luas. Marka kerucut komersial yang banyak
dikomsumsi oleh masyarakat telah memenuhi standart uji sesuai dengan Dirjen
Perhubungan No. 116 Tahun 1997, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 dibawah ini.
Badan kerucut terdiri dari suatu cekungan, yang terbuat dari bahan
polyethylene dengan bentuk yang simetris. Ketebalan dari kerucut kulit adalah sekitar
2,53mm s.d 4,15mm. Tingginya kerucut 560 mm dan beratnya adalah 1,665kg.
Diameter sebelah dalam dari alas kerucut adalah 210 mm, dan diameter dari puncak
dari kerucut adalah 50 mm, seperti ditunjukkan pada gambar 3.1(a), dan kerucut
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.1(a) Marka Kerucut Komersial
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa marka kerucut dirancang sedemikian rupa
dan harus dapat memantulkan cahaya pada malam hari dengan menggunakan butiran
kristal kaca. [SK Dirjen Perhubungan No. 116 Tahun 1997]. Sebagai marka jalan
yang tidak permanen, marka kerucut harus bisa dipindah-pindahkan dengan mudah
dengan tetap mempertimbangkan berat total dari suatu marka kerucut. Seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Marka Kerucut Standart Desain
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan diskusi dan aplikasi
lebih lanjut dengan menggunakan suatu pengetahuan dari dinamika dan mekanika
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Untuk memudahkan respon marka kerucut terhadap beban eksternal, maka
marka kerucut diambil dari hasil poduksi komersial dengan memotong bahagian
bawah (kaki) marka kerucut kemudian diambil kerucutnya. Kemudian kaki marka
kerucut tersebut dirangkai sedemikian rupa dengan menambahkan beton sebagai
dasar yang memiliki kuat tekan yang relatif tinggi dibandingkan kuat tariknya,
dengan demikian terjaga stabilitas kerucut jika terkena pembebanan eksternal
sehingga kerucut tidak mudah jatuh.
Marka kerucut lalu lintas yang dikembangkan di sini meliputi banyak
parameter dan variabel, sebagai contoh kekakuan dari badan kerucut, kekuatan tekan
dari beton dan kekuatan tarik dari dasar yang terbuat dari karet. Semua parameter ini
secara langsung atau secara tidak langsung mempengaruhi resultan perancangan
marka kerucut ini. Dalam menetapkan suatu model dan menyelesaikan analisa,
perolehan relevan data untuk memberi makna ke dalam model adalah sangat penting.
Berikutnya adalah eksperimen dengan data, dan nilai-nilai unsur dasar untuk analisa
dan simulasi lebih lanjut.
3.3. Desain Ulang Marka Kerucut dengan Dasar Beton
Sebelum kita melakukan proses desain ulang, terlebih dahulu kita persiapkan
bahan-bahan material yang akan kita uji. Pada proses desain ulang ini peneliti
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3.3.1. Pembuatan spesimen uji tarik dan impak
Karet alam yang dibuat sebagai material strip base marka kerucut ini diproses
dengan menambahkan belerang 30% – 40% belerang, karbon hitam dan zat pewarna,
dibuat campuran serta dibentuk dengan tekanan dan divulkanisasi oleh reaksi
penyilangan sambil dipanaskan untuk mendapatkan benda cetakan. Proses pencetakan
sesuai dengan ketebalan yang didinginkan yaitu lembaran karet ketebalan 5 mm
sesuai standard material kemudian dilakukan penekanan serta pemanasan sesuai
cetakan yang sudah dipola (pattern).
Karet alam yang diinginkan adalah material yang tidak terlalu mempunyai
kekerasan terlalu rendah (kekakuan tinggi) dan mempunyai harga ke ekonomisan
untuk dapat digunakan sehingga dipilih karet alam hardness 79 – 80 yang paling
tinggi diproduksi di PTPN III.
Untuk mendapatkan sifat mekanik material karet tersebut, maka terlebih
dahulu disiapkan spesimen berbentuk jomini dan karet untuk diuji statik dan impak.
Prosedur pembuatan spesimen jomini dan karet meliputi dua proses utama, yakni
persiapan dan pembentukan. Setelah proses persiapan dilaksanakan, maka dilanjutkan
dengan proses pembentukan sesuai spesiemen alat uji dengan berbahan karet yang
bekerjasama dengan PTPN III yang akan digunakan sebagai strip base juga beton
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.3 Spesimen Uji Tarik Karet
Data yang diperoleh dari uji statik dan impak antara lain :
a. Modulus Young, E (GPa)
b. Nisbah Poisson, v
c. Kekuatan Tarik Statik, St (MPa)
d. Kekuatan Tarik Impak, Sit (MPa)
Informasi di atas akan digunakan dalam simulasi komputer, menggunakan ANSYS,
untuk mendapatkan :
40
2
5
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
a. Kontur Tegangan
b. Klarifikasi kegagalan marka kerucut
c. Ukuran yang optimum
Hasil simulasi diharapkan akan menjadi masukan bagi perbaikan desain dan pabrikasi
marka kerucut generasi berikutnya.
3.3.2. Pengukuran berat jenis karet
Tujuan pengukuran ini untuk mendapatkan berat jenis dengan mengukur
massa dan volume alas dasar karet dan lembaran karet diukur untuk menghitung berat
jenis material. data ini diperlukan sebagai masukkan untuk simulasi komputer.
Terdapat dua perbedaan metode dipakai menentukan berat jenis untuk mereduksi
banyak kesalahan pengukuran.
Metode kerjanya adalah :
1. Porsi kecil material diambil dari alas dasar karet dan lembaran karet kemudian
diukur beratnya.
2. Metode 1, prinsip Archimedes dipakai menentukan volume objek memakai
buoyancy.
3. Metode 2, setiap objek ditempatkan ke pengukuran selinder partial diisi
dengan air, mengubah tingkat air sesuai volume objek.
4. Nilai volume dan massa setiap porsi dipakai menghitung berat jenis material,
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar. 3.4 Timbangan Digital
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Tabel dibawah ini menunjukkan berat jenis karet pada strip base.
Tabel 3.1 Pengujian Berat Jenis Karet Strip Base
Metode
3.3.3. Pengukuran Uji Tarik Karet
Pengujian tarik pada spesimen karet bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kekuatan tarik maksimm karet dengan pembebanan tertentu yang diperoleh dari nilai
yield point, ultimate strength point, breake point, dan elongation untuk memperoleh
harga tegangan, regangan dan modulus young dari material.
Mesin uji tarik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tokyo Testing Machine MFG co.ltd
Tokyo – Japan
Electronic System Universal Testing Machine
Type : SC – 2DE
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Dalam penelitian ini Mesin tersebut menggunakan
Kecepatan Testing : 50 mm/menit
Beban : 100 kg
Gambar. 3.6 Tokyo Testing MachineType : SC – 2DE
Langkah-langkah proses pengujian:
1. Material karet dipotong dengan menggunakan cetakan (moulding)sesuai standart
ASTM D 412 (Gambar. 3.2)
2. Spesimen uji tarik dipasangkan ke pengikat mesin pengujian (Gambar 3.6)
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
4. Letakkan kertas grafik pada meja plotter untuk mencatat besarnya tegangan dan
regangan yang akan terjadi
5. Perhatikan angka yang muncul pada layar yang menunjukkan besar tegangan dan
regangan yang terjadi.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3.3.4. Pengukuran berat jenis beton
Beton adalah material komposit yang rumit. Sebagai material komposit, sifat
beton sangat tergantung pada sifat unsur masing-masing serta interaksi mereka. Ada
tiga sistem umum yang melibatkan semen, yaitu pasta semen, mortal dan beton.
Gambar 3.8. Unsur-Unsur Pembuat Beton
Ketiga sistem tersebut dapat pula dipandang sebagai model komposit dengan 2 fase,
yaitu fase matriks dan fase terurai. Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan
bahan kimia pembantu (admixture) untuk mengubah sifat-sifatnya ketika masih
berupa beton segar (fresh concrete) atau beton keras.
Beton mempunyai kuat tekan yang besar sementara kuat tariknya kecil. Pada
struktur bangunan, beton selalu dikombinasikan dengan tulangan baja untuk
+
Agregat halus, misalnya pasir
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
memperoleh kinerja yang tinggi. Beton yang ditambahkan dengan tulangan baja
menjadi beton bertulang (reinforce concrete) dan jika ditambah lagi dengan baja
prategang akan menjadi beton pratekan (prestressed concrete). [Teknologi Beton,
Paul Nugraha dan Anton].
Tetapi dalam penelitian ini tidak menggunakan baja tulangan, karena tujuan dari
pemilihan dasar dari marka kerucut menggunakan beton dianggap sebagai material
yang pemberat, sehingga kestabilan dari marka kerucut tersebut dapat dicapai.
Pada beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan
mortar. Demikian pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi oleh mortar.
Jadi kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen adalah unsur kunci
dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15 % dari campuran. Beton dengan
jumlah semen yang sedikit (sampai 7%) disebut beton kurus (learn concrete),
sedangkan beton dengan jumlah semen yang banyak (sampai 15%) disebut beton
gemuk (rich concrete).
(Sumber Teknologi Beton, Paul Nugraha dan Anton)
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Sifat masing-masing bahan juga berbeda dalam hal perilaku beton segar
maupun pada saat sudah mengeras, selain faktor biaya yang perlu diperhatikan. Dilain
pihak, secara volumetris beton diisi oleh agregat sebanyak 61-76 % (gambar 3.6).
Dengan kata lain agregat mempunyai peran yang sama pentingnya sebagai material
pengisi beton.
(Sumber Teknologi Beton, Paul Nugraha dan Anton) Gambar 3.10 Persentase Volume Komposisi Beton Pada Umumnya
Sebagai material komposit, keberhasilan penggunaan beton tergantung pada
perencanaan yang baik, pemeliharaan dan pengadaan masing-masing material yang
baik, proses penangan dan proses produksinya.
Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus yang kasar yaitu
pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan
secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Tujuan pengukuran ini untuk mendapatkan berat jenis dengan mengukur
massa dan volume alas dasar beton untuk menghitung berat jenis material.
Sesuai dengan tingkat mutu beton yang hendak dicapai, perbandingan
campuran bahan susun harus ditentukan agar beton yang dihasilkan memberikan :
1. Kelecakan dan konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, perataan, pemadatan) dengan mudah ke dalam acuan dan sekitar
tulangan baja tanpa menimbulkan kemungkinan terjadinya segregasi atau
pemisahan agregat dan bleeding air
2. Ketahanan terhadap kondisi lingkungan khusus (kedap air, korosif, dan
lainnya)
3. Memenuhi uji kuat yang hendak dicapai.
Dibawah ini merupakan grafik hubungan tegangan dan regangan yang terjadi dalam
susunan beton bertulang.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Karena sifat bahan beton yang hanya mempunyai nilai kuat tarik relatif rendah, maka
pada umumnya hanya pada diperhitungkan bekerja dengan baik didaerah tekan pada
penampangnya, dan hubungan regangan tegangan yang timbul karena pengaruh gaya
tekan tersebut digunakan sebagai dasar pertimbangan.
Gambar 3.12 Diagram Kuat Beton Versus Umur Beton
Semakin lama umur beton tersebut, maka semakin tinggi tegangan yang dapat
diterima beton tersebut. Nilai kuat beton beragan sesuai dengan umurnya, dan
biasanya nilai kuat beton ditentukan pada waktu beton mencapai umur 28 hari setelah
pengecoran. Bentuk kurva kuat beton versus waktu untuk mutu beton tertentu tampak
seperti gambar diatas, umumya pada umur 7 hari kuat beton mencapai 70% dan pada
umur 14 hari mencapai 85% - 95% dari kuat beton umur 28 hari [6]. Pada kondisi
pembebanan tekan tertentu beton menunjukkan suatu fenomena yang disebut rangka
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3.3.5 Beton Sebagai Alas dari Marka Kerucut
Beton sendiri merupakan pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar
yaitu pasir, batu, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan
secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan
reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat
halus dan kasar, disebut sebagai bahan susun kasar campuran yang merupakan
komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan (durability) beton merupakan
fungsi dari banyak faktor, diantaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan
susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur, dan
kondisi perawatan pengerasannya.
Pada umumnya pengadukan bahan beton dilakukan dengan menggunakan
mesin, kecuali jika hanya untuk mendapatkan beton mutu rendah pengadukan dapat
dilakukan tanpa menggunakan mesin pengaduk. Kekentalan adukan beton harus
diawasi dan dikendalikan dengan cara memeriksa slump pada setiap adukan beton
baru.
Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan
beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya berkisar 9% - 15% saja dari
kuat tekannya [6]. Pada penggunaan sebagai komponen struktur bangunan, umumnya
beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat bekerja sama
dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada bagian yang menahan gaya
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
gaya tarik, sedangan beton hanya diperhitungkan untuk menahan gaya tekan.
Komponen sedemikian lazim disebut beton bertulang.
Untuk mengukur kekuatan tekan dari beton sebagai dasar dari marka kerucut
dilakukan penelitian yang dilaksanakan di Lab. Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan dengan menggunakan :
Mesin Wykeham Farrance Engineering - Slough England
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Kekuatan beton dianggap penting dalam banyak kasus, maka terlebih dahulu kita
harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton, yaitu antara lain
1. Material masing-masing
2. Cara pembuatan
3. Cara perawatan
4. Kondisi test
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton dari materi
penyusunnya ditentukan oleh faktor air-semen, porositas, dan faktor instrinsik
lainnya. Terlebih dahulu disiapkan cetakan dari kayu untuk pencetakan dasar beton.
Gambar. 3.14 Cetakan Dasar
Cetakan terlebih adahulu harus diolesi dengan oli agar pada saat dibuka tidak
menimbulkan kerusakan pada cetakan dan mempermudah proses pelepasan cetakan
dari bahan yang telah jadi.
Langkah berikutnya adalah pengadukan, akan tetapi sebelum dilakukannya
pengadukan bahan-bahan terlebih dahulu harus dipilih jenis pasir, semen, air, kerikil
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Dibawah ini adalah gambar dari pasir dan kerikil dipilih yang memiliki diameter 9-20
mm yang berasal dari kota Binjai, sedangkan air menggunakan aquades untuk
memperoleh hasil yang baik, semen yang digunakan adalah Semen Padang.
Gambar. 3.15 Pasir yang Digunakan Pada Pencetakan Dasar Beton
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Selanjutnya pasir ditimbang dengan menggunakan Timbangan OHANS dengan
ketelitian 0,01 gr sampai dengan 2,1 kg, semen 700 gr dan air sebanyak 1 liter.
Gambar 3.17 (a) Timbangan OHANS
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Setelah ditimbang, selanjutnya akan dilakukan proses pencampuran (mixing),
pada proses pencampuran, material harus dicampur secara terdistribusi rata, hal ini
dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan hasil kekuatan yang maksimal. Rata
tidaknya proses pencampuran akan terlihat dari warna dan konsistensinya.
Terlebih dahulu dimasukkan agregat kasar, semen, kemudian agregat halus,
sedangkan air ditambahkan terakhir.
Gambar 3.18 (a) Proses Persiapan Pencampuran Adukan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Waktu pengadukan awal diatur 30 detik, jika telah tercampur kemudian
kecepatan pengadukan ditambahkan kembali dengan penambahan waktu 1 menit.
Campuran tidak boleh melebihi kapasitas pengaduk karena akan menghasilkan
campuran yang tidak merata.
Setelah adukan merata, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah
pencetakan, prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Tuang adukan yang telah di mix ke dalam cetakan dasar yang telah diberi oli
terlebih dahulu seperti gamabar dibawah ini
Gambar 3.19 (a) Adukan Dituang Kedalam Cetakan yang Telah Disediakan
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
2. Padatkan dengan menggunakan benda pemadat, sambil ditekan-tekan perlahan
Gambar 3.19 (b) Proses Pemadatan Menggunakan Benda Pemadat
3. Tuang sisa adukan kedalam cetakan dengan ukuran 5x5 cm, yang selanjutnya
akan digunakan sebagai material uji tekan sebanyak 6 buah
Gambar 3.19 (c) Proses Pencetakan Material Uji
2
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
4. Kemudian dipadatkan kembali seperti halnya pada cetakan dasar
Gambar 3.19 (d) Adukan Setelah Dipadatkan
Beton yang telah dicetak didiamkan selama 7 hari (pengujian I) dan 28 hari
(pengujian II) dan merupakan waktu maksimum pencapaian kekuatan hingga 95 %.
3.3.6. Pengujian Impak Dengan Menggunakan Metoda Ayunan Bola Beton
Langkah awal melaksanakan pengujian ayunan bola beton adalah dengan
merangkai marka kerucut, dasar, dan strip base sedemikian rupa dengan
menggunakan baut dan mur sebagai material tambahan untuk menyatukan material
satu dengan yang lainnya.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.20 Marka kerucut Yang Telah Didesain Ulang
Metode penyambungannya adalah:
1. Dasar (base) beton dari marka kerucut dicetak sedemikian rupa dan diberi
baut dengan diameter 8 mm dan diatur jarak lubang agar sama (gambar 3.21)
2. Strip base dari karet yang mempunyai ukuran:
Panjang : 160 mm, lebar : 30 mm dan tebal : 6,8 mm diberi lubang, dengan
jarak antar lubang 12 mm dari titik tengah lubang (gambar. 3.22)
1
2
3
Keterangan :
1. Traffic kerucut
(Marka Kerucut).
2. Strip base
3. Base (dasar)
4. Baut
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3. Kerucut dibuat lubang sebanyak 2 buah dengan diameter 5 mm pada setiap
sisi dan disesuaikan dengan letak strip base dengan jarak yang sama pula
(gambar 3.23)
4. Pada ujung strip base dibuat 2 buah lubang (gambar 3.24)
5. Bese, strip base dan dasar disambungkan dengan menggunakan baut dan mur
agar tidak mudah lepas (gambar 3.25) dan diatur sesuai dengan ukuran
sehingga terbentuk kesetimbangan diantaranya.
Gambar 3.21 (a) Dimensi Dasar Beton
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.21 (b) Dasar Beton yang Telah Diberi Baut
Gambar 3.22 (a) Strip Base Karet
88 mm
106 mm
122 mm
160 mm
30
mm
15
mm
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.22 (b) Pemasangan Strip Base Karet
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.23 (b). Dasar Beton Setelah Dirangkaikan
Gambar 3.24. Strip Base
Ujung strip base yang diberi dua buah lubang yang kemudian
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.25.Marka Kerucut Setelah Didesain Ulang
Setelah dilakukan desain ulang maka diperoleh :
Tabel 3.2. Pengukuran Lubang
Posisi lubang
Lubang 1 Lubang 2 Lubang 3
Tinggi 66,5 cm 63,6 cm 59,9 cm
marka kerucut
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3.4. Penyelidikan Stabilitas Marka Kerucut
Dalam melakukan penyelidikan dari stabilitas marka kerucut dilakukan
dengan menggunakan metode ayunan bola jatuh yang dikenakan pada marka kerucut
pada kerucut komersial maupun kerucut yang telah desain ulang, penyelidikan lain
adalah dengan memberikan gaya eksternal langsung (menabrak kerucut) dengan
menggunakan kenderaan bermotor dalam hal ini sepeda motor honda dan mobil.
3.4.1. Pengujian Impak dan Tarik Statik Material Marka Kerucut
A. Pengujian Impak Prinsip Ayunan Bola jatuh
Tujuan eksperimen ini adalah mengumpulkan data pada minimum
impak membuat marka kerucut terjatuh. Awal prosedur bola semen (berat
total 8,5 kg) dipakai menjatuhkan marka kerucut dan jarak ayun bola semen
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.26 Impak Prinsip Ayunan Bola Jatuh
Metode kerja :
1. Satu tali baja difixed 2200 mm diatas lantai
2. Bola semen diikat ke ujung tali jadi bola tegantung diudara tinggi vertikal dari
lantai dari pusat bola dikontrol dan dicatat.
3. Dengan bola digantung dalam keadaan statis, marka kerucut ditempatkan jadi
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.27 Bola Diset Ditengah Marka Kerucut
4. Sisi kiri dan kanan tali dibuat alur (guiden), sehingga diusahakan tidak terjadi
swing atau pembelokan pada saat bola jatuh ketika menyentuh kerucut dan
beban impak terjadi tepat ditengah bidang dari kerucut.
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.28 (b) Posisi Awal Bola dan Guiden
5. Bola semen diayun kembali mengukur ketinggian secara bervariasi dan
menghasilkan jatuhnya marka kerucut. Jarak horizontal dari pusat bola ke titik
impak dengan kerucut dicatat. Hal yang sama juga dilakukan untuk kerucut
komersial dan kerucut yang menggunakan dasar beton.
6. Tinggi jatuh bola semen variasi dan bertahap diulangi hingga jarak horizontal
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Data eksperimen didapat energi impak minimum diperlukan menjatuhkan kerucut
dengan perbedaan ketinggian vertikal ke pusat bola semen. Dengan pendekatan
empiris dengan asumsi sebuah bandul, dengan massa m diikiatkan pada sebuah tali
dengan panjang L. Kemudian masssa ini ditarik kesamping sehingga tali membentuk
sudut 0 dengan sudut vertikal dan dilepas dari keadaan diam.
Gambar 3.29 Empiris Prinsip Ayunan Bola Jatuh
Kedua gaya yang bekerja pada beban (dengan mengabaikan hambatan udara) adalah
gaya gravitasi mg, yang bersifat konservatif, dan tegangan T, yang tegak lurus
terhadap gerakan dan karena itu tidak melakukan kerja. Oleh karena itu, dalam
persoalan ini energi mekanik sistem beban-bumi adalah kekal.
Kita pilih energi potensial gravitasi bernilai nol didasar ayunan. Semula,
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
nol dan energi potensial sistem bernilai mgh. Jadi, energi total awal dari sistem
adalah :
mgh Ui
Ki
Ei = + =0+
Ketika bandul berayun turun, energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Maka
energi akhir dari dasar ayunan menjadi :
2
Selanjutnya kekekalan energi memberikan :
mgh
Dan untuk mendapatkan kelajuan yang dinyatakan dalam sudut awal 0, harus
dihubungkan h dengan 0. Jarak h berhubungan dengan 0 dan panjang bandul L
melalui
Dengan demikian, energy yang diberikan ayunan bandul ke marka kerucut yang akan
diuji adalah:
B. Menggunakan Kenderaan Bermotor
Kenderaan bermotor digunakan untuk menabrak/menyentuh langsung marka
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
kenderaan maksimum terhadap kerucut. Kecepatan kenderaan dengan menggunakan
sepeda motor maupun mobil diatur bervariasi antara 20 s.d 45 km/jam. Untuk sepeda
motor dihubungkan kayu mendekati sayap sepeda motor sehingga kayu diasumsikan
sebagai media sentuh dengan kerucut pada saat jalan. Sedangkan untuk mobil
dilakukan dengan menyentuh/menabrak langsung kerucut dengan kecepatan yang
sama seperti sepeda motor. Seperti diperlihatkan pada gambar-gambar dibawah ini.
Gambar 3.30 Pengujian Dengan Menggunakan Sepeda Motor
Diasumsikan bahwa jarak ketinggian kayu sama dengan jarak sentuh marka kerucut
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.31. Pengujian Dengan Mobil
3.5. Simulasi Menggunakan Metode Elemem Hingga
Simulasi komputer, dalam riset ini menggunakan metoda elemen hingga
(MEH), yang bertujuan untuk membuktikan secara kwalitatif dan kwantitatif perilaku
mekanik marka kerucut yang diuji. Dalam simulasi ini diperlukan beberapa data yang
diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium yaitu:
1. Model pembebanan pada simulasi Metode Elemen Hingga yang diambil dari
grafik tegangan insiden hasil uji impak.
2. Data-data yang diperlukan antara lain sifat mekanik dari material yang
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
3. Data-data lain yang diperlukan adalah dimensi dan geometri marka kerucut
desain ulang.
Dalam simulasi perlu dibuat model geometri marka kerucut. Bentuknya cukup
komplek untuk dibuat dengan software yang digunakan untuk analisa Metode Elemen
Hingga, sehingga diperlukan software tambahan untuk pemodelan tersebut yaitu
dengan menggunakan SolidWorks.
Untuk mengetahui distribusi tegangan yang terjadi digunakan software ANSYS
dan NASTRAN. Pada penelitian ini juga akan dianalisa distribusi tegangan yang
terjadi pada marka kerucut desain ulang dengan pengaturan panjang tali baja yang
menggunakan NASTRAN dimana pengujian dilakukan pada titik-titik tertentu pada
elemen yang akan ditentukan sebelumnya, hal ini berguna untuk mengetahui sejauh
mana marka kerucut desain ulang dapat menahan beban eksternal, pembahasan
masalah ini akan selanjutnya akan dibahas pada BAB IV.
Gambar berikut ini adalah sket marka kerucut komersial dan marka kerucut
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
Gambar 3.32 (a) Sket Marka Kerucut Polimer Komersial
Rahmawaty : Analisa Struktur Marka Kerucut Dengan Dasar Beton Yang Dikenai Beban Impak, 2009.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Evaluasi Marka Kerucut Komersial
Untuk marka kerucut komersial dilakukan pengujian stabilitas yang sama seperti
kerucut yang telah di desain ulang, dari hasil percobaan diperoleh data sebagai
berikut :
4.1.1. Menggunakan Metoda Ayunan Bola Jatuh
Percobaan dilakukan seperti gambar 4.1, dimana marka kerucut standard
komersial diatur panjang tali 2200 mm sehingga diperoleh energi impak
minimum sebesar 20,35 Joule dan marka kerucut tidak jatuh, sedangkan pada
pengujian kedua dengan panjang tali 1710 mm dan energi impak sebesar 30,01
Joule marka kerucut jatuh (seperti diperlihatkan pada Tabel 4.9).