• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Refluks Gastroesofagus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penyakit Refluks Gastroesofagus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEN YAKI T REFLUKS GASTROESOFAGUS

Penyakit refluks gast roesofagus ( PRGE) m erupakan kelainan saluran cerna bagian at as yang disebabkan oleh refluks gast roesofagus pat ologik yang frekuensinya cukup t inggi di negara m aj u. Di I ndonesia penyakit ini sering t idak t erdiagnosis oleh dokt er bila belum m enim bulkan keluhan yang berat , sepert i refluks esofagit is.1

Refluks gast roesofagus adalah perist iw a m asuknya isi lam bung ke dalam esofagus yang t erj adi secara int erm it en pada set iap orang, t erut am a set elah m akan.1,2,3 Refluks yang t erj adi t anpa m enim bulkan gej ala dan perubahan hist ologik m ukosa esofagus, disebut refluks gast roesofagus fisiologik.1,2,3 Bila refluks t erj adi berulang- ulang, sehingga t im bul gej ala dan kom plikasi, disebut refluks gast roesofagus pat ologik at au penyakit refluks gast roesofagus, suat u ist ilah yang m eliput i refluks esofagit is dan refluks sim t om at is.1,2 Pada refluks esofagit is t erj adi perubahan hist ologik, sedangkan refluks sim t om at is m enim bulkan gej ala t anpa perubahan hist ologik dinding esofagus.1,2

Manifest asi klinis penyakit refluks gast roesofagus sangat bervariasi dan gej ala yang t im bul kadang- kadang sukar dibedakan dengan kelainan fungsional lain dari t rakt us gast roint est inal.1-

Penat alaksanaan penyakit refluks gast roesofagus t ergant ung dari berat ringannya penyakit dan t erdiri dari beberapa t ahap / fase.1-

An a t om i

Esofagus m erupakan saluran ot ot vert ikal ant ara hipofaring sam pai ke lam bung. Panj angnya 23 sam pai 25 cm pada orang dew asa. Di m ulai dari bat as baw ah t ulang raw an krikoid at au set inggi vert ebra C.VI , berj alan sepanj ang leher, m ediast inum superior dan post erior, di depan vert ebra servikal dan t orakal, dan berakhir pada orifisium kardia lam bung set inggi vert ebra Th.XI . Melint as m elalui hiat us esofagus diafragm a set inggi vert ebra Th.X.4

Esofagus dilapisi oleh epit el gepeng berlapis t ak berkerat in yang t ebal dan m em iliki dua sfingt er yait u sfingt er at as dan sfingt er baw ah. Sfingt er esofagus at as m erupakan daerah bert ekanan t inggi dan daerah ini berada set inggi kart ilago krikoid. Fungsinya m em pert ahankan t onus, kecuali ket ika m enelan, bersendaw a dan m unt ah. Meskipun sfingt er esofagus at as bukan m erupakan barrier pert am a t erhadap refluks, nam un dia berfungsi j uga unt uk m encegah m at erial refluks keluar dari esofagus proksim al m enuj u ke hipofaring.3,4 Sfingt er baw ah esofagus panj angnya kira- kira 3 cm , dapat t urun 1- 3 cm pada pernafasan norm al dan naik sam pai 5 cm pada pernafasan dalam , m erupakan daerah bert ekanan t inggi yang berada set inggi diafragm a. Sfingt er ini berfungsi m em pert ahankan t onus w akt u m enelan dan relaksasi saat dilalui m akanan yang akan m em asuki lam bung sert a m encegah refluks. Relaksasi j uga diperlukan unt uk bersendaw a.3,4

(2)

1. Segm en servikalis 5- 6 cm ( C.VI - Th. I ) 2. Segm en t orakalis 16- 18 cm ( Th. I - V ) 3. Segm en diafragm at ika 1- 1,5 cm ( Th. X ) 4. Segm en abdom inalis 2,5- 3 cm ( Th. XI )

Esofagus m em iliki beberapa daerah penyem pit an5,6 : 1. Daerah krikofaringeal, set inggi C. VI

Daerah ini disebut j uga Bab el Mandeb / Gat e of Tear, m erupakan bagian yang

paling sem pit , m udah t erj adi perforasi sehingga paling dit akut i ahli esofagoskopi.

2. Daerah aort a, set inggi Th. I V 3. Daerah bronkus kiri, set inggi Th. V 4. Daerah diafragm a, set inggi Th. X .

Et iologi

Penyakit refluks gast roesofagus disebabkan oleh proses yang m ult ifakt or. Pada orang dew asa fakt or- fakt or yang m enurunkan t ekanan sfingt er esofagus baw ah sehingga t erj adi refluks gast roesofagus ant ara lain coklat , obat - obat an ( m isalnya aspirin) , alkohol, rokok, keham ilan.1,2,4,7 Fakt or anat om i sepert i t indakan bedah, obesit as, pengosongan lam bung yang t erlam bat dapat m enyebabkan hipot ensi sfingt er esofagus baw ah sehingga m enim bulkan refluks gast roesofagus.1,2

Pa t ofisiologi

(3)

S E A t e r bu k a

S E A t e r t u t u p

Te k a n a n S E B in a de k u a t

I si la m bu n g

Ge j a la

Gej ala yang t im bul kadang- kadang sukar dibedakan dengan kelainan fungsional lain dari t rakt us gast roint est inal, ant ara lain1- 4,7- 12 :

- Rasa panas di dada ( heart burn) , t erut am a post prandial heart burn. - Nyeri dada subst ernal

- Sendaw a - Mual - Munt ah - Cegukan - Disfagia - Odinofagia - Suara serak, dll.

Hidung

Mulut

Ditelan kembali

Lumen esofagus

Peristaltik

mengembalikannya

ke lambung

Lumen Trakeobronkial

(4)

D ia gn osis

Diagnosis PRGE dit egakkan berdasarkan anam nesis dan pem eriksaan khusus, sepert i1- 4,8,9,11 :

1. Pem eriksaan Radiologi

Roent gen esofagus dengan kont ras Barium ( esofagogram ) at au fluoroskopi dan pem eriksaan serial t rakt us gast roint est inal bert uj uan unt uk m enyingkirkan penyakit penyakit sepert i st rikt ur esofagus, akalasia, dll. Bila t idak ada kelainan, bukan berart i t idak ada PRGE.

2. Pem eriksaan Manom et ri 3. Pem eriksaan Endoskopi

Pem eriksaan endoskopi dapat m enilai kelainan m ukosa esofagus dan m elakukan biopsi esofagus unt uk m endet eksi adanya esofagus Barret at au suat u keganasan.

4. Tes Provokat if

Tes perfusi asam dari Bernst ein m erupakan t es sederhana dan akurat unt uk m enilai kepekaan m ukosa esofagus t erhadap asam .

5. Pengukuran pH dan t ekanan esofagus

Pengukuran ini m enggunakan alat yang dapat m encat at pH int ra- esofagus post prandial selam a 24 j am dan t ekanan m anom et rik esofagus. Bila pH < 4 dianggap ada PRGE.

6. Tes Skint igrafi gast roesofagus.

Bert uj uan unt uk m enilai pengosongan esofagus dengan m enggunakan radioisot op dan bersifat non invasif.

Pe n a t a la k sa n a a n

Pengobat an penderit a PRGE t erdiri dari1- 4,7,8,10,11:

A. Tahap I

Bert uj uan unt uk m engurangi refluks, m enet ralisasi bahan refluks, m em perbaiki barrier ant i refluks dan m em percepat proses pem bersihan esofagus dengan cara :

1. Posisi kepala at au ranj ang dit inggikan ( 6- 8 inci)

2. Diet dengan m enghindari m akanan t ert ent u sepert i m akanan berlem ak, berbum bu, asam , coklat , alkohol, dll.

3. Menurunkan berat badan bagi penderit a yang gem uk 4. Jangan m akan t erlalu kenyang

5. Jangan segera t idur set elah m akan dan m enghindari m akan m alam t erlam bat 6. Jangan m erokok dan m enghindari obat - obat yang dapat m enurunkan SEB

sepert i

kafein, aspirin, t eofilin, dll.

B. Tahap I I

Menggunakan obat - obat an, sepert i :

1. Obat prokinet ik yang bersifat m em percepat perist alt ik dan m eninggikan t ekanan SEB, m isalnya Met oklopram id : 0,1 m g/ kgBB 2x sehari sebelum m akan dan sebelum t idur dan Bet anekol : 0,1 m g/ kgBB 2x sehari sebelum m akan dan sebelum t idur.

(5)

sebelum t idur ( dew asa) , dan j enis pengham bat pom pa ion hidrogen sepert i Om eprazole: 20 m g 1- 2x/ hari unt uk dew asa dan 0,7 m g/ kgBB/ hari unt uk anak.

3. Obat pelindung m ukosa sepert i Sukralfat : 0,5- 1 g/ dosis 2x sehari, diberikan sebagai cam puran dalam 5- 15 m l air.

4. Ant asida

Dosis 0,5- 1 m g/ kgBB 1- 2 j am set elah m akan at au sebelum t idur, unt uk m enurun- kan refluks asam lam bung ke esofagus.

C. Tahap I I I

Pem bedahan ant i refluks pada kasus- kasus t ert ent u dengan indikasi ant ara lain m al- nut risi berat , PRGE persist en, dll. Operasi yang t ersering dilakukan yait u fundo- plikasi Nissen, Hill dan Belsey.

Kom plik a si

Kom plikasi PRGE ant ara lain1,11 :

1. Esofagus Barret , yait u perubahan epit el skuam osa m enj adi kolum ner m et aplast ik.

2. Esofagit is ulserat if 3. Perdarahan

4. St rikt ur esofagus 5. Aspirasi

Ke sim pu la n

1. Penyakit refluks gast roesofagus m erupakan kelainan saluran cerna bagian at as yang disebabkan oleh refluks gast roesofagus pat ologik yang sering t idak t erdiagnosis oleh dokt er bila belum m enim bulkan keluhan yang berat .

2. Diagnosis penyakit ini dapat dit egakkan berdasarkan anam nesis yang cerm at t ent ang keluhan penderit a dit unj ang dengan pem eriksaan khusus.

(6)

Ke pu st a k a a n

1. Mariana Y. Penyakit Refluks Gast roesofagus. Dalam : Efiat y AS, Nurbait i I . Buku Aj ar I lm u Kesehat an Telinga- Hidung- Tenggorok Kepala Leher. Edisi kelim a, Jakart a: Balai Penerbit FK UI , 2001. 252- 5.

2. Mariana Y.Penyakit Refluks Gast roesofagus. Dalam : Efiat y AS,dkk. Penat alaksanaan Penyakit dan Kelainan Telinga- Hidung- Tenggorok, Edisi 2, Jakart a : Balai Penerbit FK UI , 2000. 348- 54.

3. Put nam PE. Gast roesophageal Reflux. I n : Bluest one CD, et al. Pediat ric Ot olaryngology, Vol.2, 3rd ed., Philadelphia : WB Saunders Co, 1996. 1144- 56.

4. Ballenger JJ. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Edisi 13, Jilid 2, Alih Bahasa St af Ahli Bagian THT RSCM- FK UI , Jakart a : Binarupa Aksara, 1997. 669- 71.

5. Jackson C, Jackson CL. Bronchoesophagology. Philadelphia : WB Sauders Co, 1964. 228- 9.

6. Asroel A. Kum pulan kuliah Bronkoesofagologi. Medan : FK USU.

7. Hibbert J. Scot t - Brow n’s Ot olaryngology, 6t h ed., Vol.5, Oxford : But t erw ort h-Heinem ann, 1997. 5/ 24/ 12- 5.

8. Ballenger JJ. Ot orhinolaryngology : Head and Neck Surgery. 15t h ed., Philadelphia : William & Wilkins, 1996. 1227- 8.

9. Lee KJ. Essent ial Ot olaryngology : A Board Preparat ion and Concise Reference. 2nd ed, Singapore : Toppan Co, 1977. 287- 8.

10. Lee KJ. Essent ial Ot olaryngology Head & Neck Surgery. 7t h ed, Connect icut : Applet on & Lange, 1999. 1227- 8.

11. Paparella MM. Ot olaryngology. 3rd ed, Vol.I I I , Philadelphia : WB Saunders Co, 1991 2469- 72.

12. Gum pert L, et al. Hoarseness and gast roesophageal reflux in children. The Journal of Laryngology and Ot ology, January 1998, Vol.112: 49- 54.

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat sebagai berikut: (a) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas dan sesuai dengan

Pada pengujian ini juga digunakan Ring Magnetik yang dipasang pada selang bahan bakar sebelum masuk ke dalam mesin yang bertujuan menyetarakan ion yang tidak

Bengkulu secara keseluruhan adalah cukup berkualitas dengan hasil kuisioner usability memperoleh score 3.92, kualitas informasi memperoleh score 3.00, interaksi

Notaris dalam hal ini adalah Notaris sebagai PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) yaitu pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai

Nilai WVTR pada film dengan plasticizer polyethilen glikol lebih baik dibanding dengan gliserol karena gugus hidroksi yang lebih kecil dibanding dengan gliserol

Setelah 4 jam os merasakan nyeri yang terus-menerus, os berobat ke praktek dokter umum di Tarutung, dan os. dinyatakan menderita

Dengan Menggunakan Persamaan-persamaan yang ada, maka perhitungan debit banjir rancangan disajikan pada tabel

Kalau daudara sudah masuk perhentian jang Tuhan maksudkan ini maka saudara akan dapat mengalahkan musuh2 saudara: musuh kita jaitu kesukaran2, kesusahan dan segala matjam