MANUFACTURE OF DEKSTROSE
FROM MANIHOT UTILISSIMAWITH THE ENZYMATIC HYDROLYSIS PROCESS CAPACITY 60.000 TONS/YEAR
(Design Saccarification Reactor -201 (RS-201))
By
INDRA WIBAWA DWI SUKMA
Dekstrose plant produced by reacting manihot utilissima was plan to be in industrial plant in the region of Center Lampung in Lampung Province. Plant was established by considering the availability of raw materials, transportation facilities, readily available labor and environmental conditions.
Plant's production capacity is planned 60,000 tons / year, with operating time of 24 hours / day and 330 working days in a year. The raw materials used are muchmanihot utilissima9.166,194 kg / hr.
Provision of utility plant needs a treatment system and water supply, steam supply systems, instrument air supply systems, and power generation systems. Labor needed as many as 186 people with a business entity form Limited Liability Company (PT) which is headed by a Director who is assisted by the Director of Production and Director of Finance with line and staff organizational structure.
From the economic analysis is obtained:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 258.873.276.032,07 Working Capital Investment (WCI) = Rp 45.683.519.299,78 Total Capital Investment (TCI) = Rp 304.556.795.331,85
Break Even Point (BEP) = 34,96 %
Shut Down Point (SDP) = 15,35 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 1,76 years Pay Out Time after taxes (POT)a = 2,11 years Return on Investment before taxes (ROI)b = 39,70 % Return on Investment after taxes (ROI)a = 31,76 %
Discounted cash flow (DCF) = 39,09 %
PRA RANCANGAN PABRIK DEKSTROSA
DARI MANIHOT UTILISSIMADENGAN PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS KAPASITAS PRODUKSI
60.000 TON/TAHUN
Oleh
INDRA WIBAWA DWI SUKMA
Pabrik Dekstrosa berbahan baku manihot utilissima, akan didirikan di Lampung Tengah, Lampung. Pabrik ini berdiri dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku, sarana transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi lingkungan.
Pabrik direncanakan memproduksi dekstrosa sebanyak 60.000 ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah manihot utilissimasebanyak 9.166,194 kg/jam.
Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik dektrosa berupa: pengadaan air, pengadaan steam, pengadaan listrik, kebutuhan bahan bakar, dan pengadaan udara kering.
Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur organisasi linedan staffdengan jumlah karyawan sebanyak 186 orang.
Dari analisis ekonomi diperoleh:
Fixed Capital Investment (FCI) = Rp 258.873.276.032,07 Working Capital Investment (WCI) = Rp 45.683.519.299,78 Total Capital Investment (TCI) = Rp 304.556.795.331,85
Break Even Point (BEP) = 34,96 %
Shut Down Point (SDP) = 15,35 %
Pay Out Time before taxes (POT)b = 1,76 tahun Pay Out Time after taxes (POT)a = 2,11 tahun Return on Investment before taxes (ROI)b = 39,70 % Return on Investment after taxes (ROI)a = 31,76 %
Discounted cash flow (DCF) = 39,09 %
PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS KAPASITAS
60.000 TON/TAHUN
(Perancangan Reaktor Sakarifikasi (RS-201))
Oleh
INDRA WIBAWA DWI SUKMA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS KAPASITAS
60.000 TON/TAHUN
(Perancangan Reaktor Sakarifikasi (RS-201))
SKRIPSI
Oleh
INDRA WIBAWA DWI SUKMA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1989, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Sukatma dan Ibu Suhaimah.
Lulus dari Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 10 Kota Bekasi pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP PGRI 1 Kota Bekasi pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Kota Bekasi pada tahun 2007.
“
Genggam dunia untuk menuju
Sebuah Hasil Jerih Payahku…
Kupersembahkan dengan penuh bangga untuk…
Allah SWT,
Atas Kehendak-Nya semua ini ada
Atas rahmat-Nya semua ini aku dapatkan
Mamah dan Papah tercinta atas segala kasih sayang dan
doanya untuk keberhasilanku
Ketiga saudara saya Aa Irwan Sukma Wibawa, De Ira Tri
Sukma, dan De Indah Millia Sukma tersayang atas semua
dukungan dan perhatian kalian, saya sangat bangga
mempunyai saudara seperti kalian
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan kekuatan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Pra-Rancangan Pabrik Dekstrosa dari manihot
Utilissima dengan Proses Hidrolisis Enzimatis Kapasitas 60.000 Ton/Tahun”
adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
2. Bapak Ir. Azhar, M.T, selaku ketua Jurusan Teknik Kimia, yang telah
memberikan banyak bantuan untuk kelancaran proses belajar di kampus.
3. Ibu Sri Ismiyati D, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing I, atas
kesabarannya, masukan dan saran selama penyelesaian tugas akhir serta
selaku dosen atas semua ilmu yang telah penulis dapatkan.
4. Ibu Yuli Darni, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing II sekaligus
Pembimbing Akademik atas kesabarannya, masukan dan saran dalam
pengerjaan tugas akhir serta selaku dosen atas semua ilmu yang telah
penulis dapatkan. Serta yang selama ini membimbing dan memberikan
atas semua ilmu yang telah penulis dapatkan.
6. Ibu Panca Nugrahini F., S.T., M.T., Bapak Heri Rustamaji, S.T., M.Eng.,
Ibu Dr. Eng. Dewi Agustina I, S.T., M.T, serta seluruh dosen di Jurusan
Teknik Kimia Universitas Lampung yang telah memberikan banyak
ilmunya kepada penulis. Terima kasih, bapak dan ibu telah menjadikan
Teknik Kimia indah di mata dan di hati saya.
7. Chindy Feryandy HB terima kasih untuk perjuangan dan kerjasamanya.
Perjuangan kita yang sesungguhnya baru dimulai.
8. Ka Indah Puspita Sari dan Dd Kayla, terima kasih atas dukungan dan
motivasinya selama ini.
9. Amelia Virgiyani Sofyan, selaku adek tingkat sekaligus orang yang selalu
menemani sisa hidup saya dikampus dan semoga menemani sampai akhir
hayat kelak.
10. Sulistiono Siregar, Mochammad Masykuri, Diki Prayogo, Ahmad Reza
Anggara, Ariyan D, Marga Saputra, Hariansyah, Binur M, Agsyel MP, M.
Fath, Catur Aries, Andika Wahyu dan kawan-kawan yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, terimakasih untuk persahabatan dan dukungannya.
11. Ade Citra Khaerunisa, Ika Hermania, Suhesti Forsela, Aprilla Ayu R.,
Normarita A., Satwika Kinkin, Anhairona R, Elsa C., Nanda R., Yulia E.,
Rizza A., Tika D, Adel, Listya, Dinda, Erna, Mutiara, Wenni dan
kawan-kawan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk
atas perhatian dan doanya selama ini.
13. Prativi, Ridwan dan Kemas selaku Keluarga DPM FT Unila, terima kasih
atas perhatian dan doanya selama ini.
14. Linda, Sarah, Tika, dan Ellen terima kasih atas motivasinya yang telah
kalian berikan.
15. Reo Aditya M, Ajid, Nofra, Arjun, Anis, Ella, Wirna, Monik, Ayu, Mba
Nanda, Vian, Tauhid, Handoko, Omen, Ridho, Ahdan, Mumu, Fahmi,
Ade, Mas dana, serta kaka tingkat maupun adek tingkat lainnya yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.
Semoga kebaikan mereka terhadap penulis dapat terbalas dan semoga
skripsi ini berguna bagi yang membutuhkan.
Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis,
Halaman
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Kegunaan Produk ... 2
C. Ketersediaan Bahan Baku... 3
D. Analisa Pasar ... 3
E. Kapasitas Produksi Pabrik ... 9
F. Lokasi Pabrik ... 10
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis- Jenis Proses ... 13
1. Hidrolisis Pati Menggunakan Asam... 14
2. Hidrolisis pati menggunakan enzim... 16
B. Pemilihan Proses... 19
C. Uraian Proses ... 43
III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK A. Sifat Sifat Bahan Baku ... 46
B. Sifat Sifat Bahan Pembantu... 47
C. Sifat Sifat Produk ... 49
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI A. Neraca Massa ... 51
B. Neraca Energi ... 56
V. SPESIFIKASI PERALATAN A.Peralatan Proses ... 61
VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses (Utilitas)... 85
1. Unit Penyedia dan Pengolahan air... 85
2. Unit Penyedia Steam ... 96
3. Unit Penyediaan Udara Tekan... 96
D. Instrumentasi dan Pengendalian Proses ... 112
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik ... 120
B. Tata Letak Pabrik... 123
C. Tata Letak Alat Proses... 128
VIII. ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN A. Bentuk Perusahaan ... 130
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 133
C. Tugas dan Wewenang ... 136
D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ... 144
E. Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 145
F. Penggolongan Jabatan dan Jumlah Karyawan ... 147
G. Kesejahteraan Karyawan... 151
XI. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI A. Investasi ... 154
B. Evaluasi Ekonomi... 157
C. Angsuran Pinjaman ... 160
D. Discounted cash flow... 160
X. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 162
B. Saran ... 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN PROSES LAMPIRAN D PERHITUNGAN UTILITAS
Tabel 1.2 Konsumsi Dekstrosa pada Minuman Karbonasi
dan Makanan Biskuit ... 5
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Indonesia ... 6
Tabel 1.3 Data Produksi Dekstrosa yang Telah Ada ... 8
Tabel 2.1 Perbandingan Proses Hidrolisis dengan Katalis Asam dan Enzim .. 19
Tabel 2.2 Harga Bahan Baku, Katalis dan Produk... 20
Tabel 2.3 Perbandingan Ekonomi pada Bahan Baku untuk Proses Enzim dan Proses Asam ... 36
Tabel 3.1 Standar mutu sirup glukosa menurut SNI 01-2978-1992 ... 50
Tabel 4.1 Neraca Massa Washing Machine (WM-101)... 51
Tabel 4.2. Neraca Massa Rolling Crusher(RC-101)... 51
Tabel 4.3 Neraca Massa Tangki Pencampuran (TP-101) ... 52
Tabel 4.4 Neraca Massa Rotary Drum Vaccum Filter(RDV-101) ... 52
Tabel 4.5 Neraca Massa Tangki Gelatinasi (TG-201) ... 52
Tabel 4.6 Neraca Massa Reaktor Likuifikasi (RL-201)... 53
Tabel 4.7 Neraca Massa Reaktor Likuifikasi (RL-202)... 53
Tabel 4.8 Neraca Massa Centrifuge(CE-101)... 53
Tabel 4.9 Neraca Massa Reaktor Sakarifikasi (RS-201) ... 54
Tabel 4.10 Neraca Massa Rreaktor Sakarifikasi (RS-202) ... 54
Tabel 4.11 Neraca Massa Adsorben Enzim (AD-301) ... 55
Tabel 4.12 Neraca Massa Kation Exchanger (KE-302)... 55
Tabel 4.16 Neraca Energi Cooler(CL-201) ... 57
Tabel 4.17 Neraca energi Reaktor Likuifikasi (RL-201) ... 58
Tabel 4.18 Neraca energi Reaktor Likuifikasi (RL-202) ... 58
Tabel 4.19 Neraca Energi Cooler (CL-202) ... 59
Tabel 4.20 Neraca Energi Sakarifikasi (RS-201)... 59
Tabel 4.21 Neraca Energi Reaktor Sakarifikasi (RS-202) ... 60
Tabel 4.22 Neraca energi Evaporator (EV-301) ... 60
Tabel 4.23 Neraca Energi Cooler (CL-303) ... 60
Tabel 5.1 Spesifikasi Tangki Manihot U.(ST-101)... 61
Tabel 5.2 Spesifikasi Tangki Enzimα-amilase (ST-102) ... 62
Tabel 5.3 Spesifikasi Tangki Ca(OH)2(ST-103)... 63
Tabel 5.4 Spesifikasi Tangki penyimpanan Enzim Glukoamilase (ST-104)... 63
Tabel 5.5 Spesifikasi Tangki Penyimpanan HCl (ST-105)... 64
Tabel 5.6 Spesifikasi Tangki Produk (ST-106)... 64
Tabel 5.7 Spesifikasi Roller Crusher(RC-101)... 65
Tabel 5.8 Spesifikasi Rotary drum Vaccum Filter(RF-101)... 65
Tabel 5.9 Spesifikasi Centrifuge (CE-201)... 65
Tabel 5.10 Spesifikasi Cooler (CL-101)... 66
Tabel 5.11Spesifikasi Cooler (CL-202)... 67
Tabel 5.12 Spesifikasi Cooler (CL-303)... 67
Tabel 5.13 Spesifikasi Washing Machine (WM-101)... 68
Tabel 5.17 Spesifikasi Tangki Pencampuran (TP-101) ... 69
Tabel 5.18 Spesifikasi Tangki Gelatinasi (TG-201) ... 70
Tabel 5.19 Spesifikasi Reaktor Likuifikasi (RL-201)... 71
Tabel 5.20 Spesifikasi Reaktor Likuifikasi (RL-202)... 72
Tabel 5.21 Spesifikasi Reaktor Sakarifikasi (RS-201) ... 73
Tabel 5.22 Spesifikasi Reaktor Sakarifikasi (RS-202) ... 74
Tabel 5.23 Spesifikasi BC-101... 75
Tabel 5.24 Spesifikasi BC-102... 75
Tabel 5.25 Spesifikasi BC-103... 76
Tabel 5.26 Spesifikasi BC-104 ... 76
Tabel 5.27 Spesifikasi BC-105 ... 77
Tabel 5.28 Spesifikasi PO-101... 77
Tabel 5.29 Spesifikasi PO-102... 78
Tabel 5.30 Spesifikasi PO-103... 78
Tabel 5.31 Spesifikasi PO-104... 79
Tabel 5.32 Spesifikasi PO-105... 79
Tabel 5.33 Spesifikasi PO-106... 80
Tabel 5.34 Spesifikasi PO-107... 80
Tabel 5.35 Spesifikasi PO-108... 81
Tabel 5.36 Spesifikasi PO-109... 81
Tabel 5.37 Spesifikasi PO-110... 82
Tabel 5.41 Spesifikasi PO-114... 84
Tabel 5.42 Spesifikasi Evaporator (EV-301) ... 84
Tabel 6.1 Baku Mutu Air Domestik ... 86
Tabel 6.2 Baku Mutu Air Proses (Termasuk Air Umpan Boiler) ... 88
Tabel 6.3 Kebutuhan Air Proses ... 88
Tabel 6.4 Kebutuhan Air Pendingin ... 89
Tabel 6.5 Kebutuhan Steam... 91
Tabel 6.6 Waktu Cuplik Beberapa Jenis Variabel Proses... 116
Tabel 6.7 Aplikasi Umum Valve dalam Proses Industri ... 118
Tabel 8.1 Jadwal Kerja Masing-Masing Regu... 146
Tabel 8.2 Perincian Tingkat Pendidikan ... 147
Tabel 8.3 Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat ... 148
Tabel 9.1 Fixed capital investment... 155
Tabel 9.2Manufacturing cost... 156
Tabel 9.3 General Expenses... 157
Gambar 1.1. Kebutuhan Impor Dekstrosa... 4
Gambar 1.2. Konsumsi Dekstrosa pada Minuman Karbonasi dan Makanan Biskuit Terhadap Jumlah Penduduk ... 7
Gambar 1.3. Produksi dekstrosa yang telah ada ... 8
Gambar 6.1. Industrial Control System Operation... 115
Gambar 7.1. Peta Provinsi Lampung ... 121
Gambar 7.2. Tata Letak Pabrik Dekstrosa ... 127
Gambar 7.3. Tata Letak Alat Proses ... 129
Gambar 8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 135
Gambar 9.1. Grafik Analisis Ekonomi... 159
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat
melimpah. Namun hasil pertanian tersebut sebagian besar belum dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Umumnya hasil pertanian tersebut masih dipasarkan untuk
dikonsumsi langsung. Agroindustri adalah sektor yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Pengembangan sektor ini akan dapat menambah nilai jual hasil
pertanian dan membantu meningkatkan taraf hidup para petani di Indonesia.
Salah satu hasil pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal adalah
Manihot utilissima (Singkong). Selama ini manihot utilissima biasanya digunakan
sebagai pakan ternak dan bahan pangan tradisional nomor tiga setelah beras dan
jagung. Pemanfaatan manihot utilissima sebagian besar diolah menjadi produk
setengah jadi tepung tapioka, gaplek, dan chips. Produk olahan yang lain adalah
bahan baku pembuatan tape, getuk, kripik dan lain-lain. Padahal, kandungan pati dari
manihot utilissima yang tinggi merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan
(glukosa) sebagai pemanis pada sektor industri lain. Dekstrosa adalah sejenis gula
termasuk monosakarida dengan rumus molekul C6H12O6 yang dibuat melalui proses
hidrolisis pati. Proses hidrolisis pati menjadi sirup dekstrosa dapat dilakukan dengan
berbagai metode, misalnya secara enzimatis, kimiawi, maupun kombinasi keduanya.
Sampai saat ini peran gula sebagai pemanis masih didominasi oleh gula pasir
(sukrosa). Berdasarkan kenyataan tersebut, harus diusahakan alternatif bahan
pemanis selain sukrosa. Dewasa ini telah digunakan berbagai macam bahan pemanis
alami maupun sintesis. Baik yang berkalori, rendah kalori, dan nonkalori yang
dijadikan alternatif pengganti sukrosa seperti siklamat, aspartame, stevia, dan gula
hasil hidrolisis pati. Industri makanan dan minuman saat ini memiliki kecenderungan
untuk menggunakan dekstrosa. Hal ini didasari oleh beberapa kelebihan sirup
dekstrosa dibandingkan sukrosa diantaranya dekstrosa tidak mengristal seperti
halnya sukrosa jika dilakukan pemasakan pada suhu tinggi, inti Kristal tidak
terbentuk sampai larutan dekstrosa menjapai kejenuhan 75%. (http://journal.uii.ac.id,
2011)
B. Kegunaan Produk
Dekstrosa banyak digunakan dalam industri makanan, seperti pada
pembuatan selai, minuman ringan, es krim, dan kue. Selain itu, dekstrosa juga
digunakan dalam industri kimia dan farmasi sebagai bahan pembuatan sorbitol dan
C. Ketersediaan Bahan Baku
Manihot utilissimamerupakan salah satu bahan baku pembuatan dekstrosa dan
tanaman yang mempunyai daya adaptasi lingkungan yang sanga luas, sehingga
manihot utilissima dapat tumbuh di semua provinsi di Indonesia. Di Indonesia luas
penanamanmanihot utilissimapada Tahun 2011 luas tanamnya 1.219.107 ha dengan
produksi manihot utilissima sebesar 24.080.021 ton (Statistik Indonesia, 2011).
Adapun selama ini pemanfaatan manihot utilissima sebagian besar diolah menjadi
produk setengah jadi berupa pati (tapioka), tepung Manihot Utillsima, gaplek, dan
chips. Produk olahan yang lain adalah bahan baku pembuatan tape, getuk, kripik dan
lain-lain. Padahal, kandungan pati dari manihot utilissima yang tinggi merupakan
potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi produk yang lebih bernilai tinggi.
(http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/104/, 6 September 2013)
D. Analisa Pasar
Analisis pasar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa besar minat
pasar terhadap suatu produk. Adapun analisis pasar meliputi data impor, data
konsumsi, dan data produksi dekstrosa.
1. Data Impor
Industri- industri pengolahan makanan maupun minuman menggunakan
dekstrosa sebagai bahan baku pemanis tambahan yang komposisinya sesuai diatur
oleh BPOM Indonesia. Berikut ini data impor dekstrosa di Indonesia pada beberapa
Tabel 1.1 Data impor dekstrosa
Dari data Badan Pusat Statistik di Indonesia menunjukkan bahwa kebutuhan
dekstrosa di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini yang
menyebabkan diperlukannya industri yang memproduksi dekstrosa guna memenuhi
kebutuhan yang meningkat di dalam negeri sehingga dapat menekan angka
kebutuhan impor dimana hal ini juga bisa dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Kebutuhan Impor Dekstrosa y = 605,7x2- 230,4x + 509,2
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Data Impor Sirup Glukosa Poly. (Data Impor Sirup Glukosa)
Pada Gambar 1.1 dengan menggunakan metode persamaan polinomial orde 2
diperoleh persamaan y = 605,75 x2 -230,42 x+509,2 dimana x adalah jumlah tahun
yang dihitung. Dari persamaan ini untuk tahun 2015 diperoleh data impor desktrosa
sebesar 99.877,3 Ton.
2. Data Konsumsi
Dekstrosa banyak dimanfaatkan untuk pemanis pada Industri Makanan
maupun Minuman. Adapaun data kandungan dekstrosa pada minuman karbonasi
adalah 10 %, sedangkan makanan ringan mengandung 8,5 % (BPOM, 2012). Maka
data konsumsi dekstrosa pada makanan biskuit dan minuman karbonasi terdapat pada
Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Konsumsi dekstrosa pada minuman karbonasi dan makanan biskuit
Tahun
Sumber: -Industries|UpdateVol. 7 April 2012, Mandiri
-http://www.indonesiafinancetoday.com/read/2994/Emiten-Makanan
Berdasarkan data pada Tabel 1.2., konsumsi dekstrosa terus meningkat. Hal
ini disebabkan karena permintaan akan makanan dan minuman yang terus meningkat
yang diimbangi dengan jumlah penduduk yang terus menungkat setiap tahunnya.
Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Indonesia
No Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Berdasarkan data Badan Statistik Indonesia diproyeksikan laju pertumbuhan
penduduk pada rentang tahun 2010-2020 berkisar 0,92 % setiap tahunnya
(http://www.datastatistik-indonesia.com).
Maka untuk tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia adalah:
= / −1 × 100 ….(1.1)
Keterangan:
r1 = laju pertumbuhan penduduk rentang tahun ke-5
Pt = jumlah penduduk pada tahun 2015
Po = jumlah penduduk pada tahun 2010
t = selisih tahun 2015 dan 2010
. . = 1,0092
5
Pt = 248. 775. 825 jiwa
Dari data jumlah penduduk pada Tabel 1.3 dan kebutuhan dekstrosa di
Indonesia pada Tabel 1.2., maka dapat digrafikkan sebagai berikut:
Gambar 1.2. Konsumsi Dekstrosa pada Minuman Karbonasi dan Makanan
Biskuit Terhadap Jumlah Penduduk
Dengan menggunakan persamaan linear pada Gambar 1.2, maka diperkirakan
konsumsi dekstrosa di Indonesia pada tahun 2015 dengan jumlah penduduk
248.775.825 jiwayaitu:
Kebutuhan Dekstrosa (y) = 0,006 (248.775.825) – 1E+06 = 492.655 Ton
3. Data Produksi
Pabrik Dekstrosa yang sudah beroperasi di Indonesia dan perkembangan data
produksi setiap tahunnya adalah sebagai berikut: y = 0,006x - 1E+06
230 235 240 245 250
Kebutuhan dekstrosa pada makanan biskuit dan minuman karbonasi terhadap jumlah penduduk
Linear (Kebutuhan dekstrosa pada makanan biskuit dan minuman karbonasi terhadap jumlah penduduk)
Tabel 1.3. Data Produksi Dekstrosa Yang Telah Ada
Sumber: Philip SecuritiesIndonesia, 2010
Laporan Tahunan PT. Budi Acid Jaya Tbk, 2010
Pada Tabel 1.3. menunjukkan bahwa produksi dekstrosa mengalami
peningkatan di Indonesia hal ini juga diimbangi dengan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia dan konsumsi penduduk Indonesia akan produk makanan dan minuman,
dimana telah disampaikan pada Gambar 1.1. dan Gambar 1.2..
Gambar 1.3. Produksi dekstrosa yang telah ada y = 12241x - 72022
2004 2006 2008 2010 2012 2014
Produksi dekstrosa yang telah ada Linear (Produksi dekstrosa yang telah ada)
Berdasarkan Gambar 1.3. dengan menggunakan metode persamaan liniear
diperoleh persamaan y = 12241x + 72022 dimana x adalah jumlah tahun yang
dihitung. Dari persamaan ini, diperkirakan data produksi dekstrosa pada Tahun 2015
sebesar 194.432 Ton.
E. Kapasitas Produksi Pabrik
Kapasitas produksi suatu pabrik ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumsi
produk dalam negeri, data impor, serta data produksi yang telah ada, sebagaimana
dapat dilihat dari berbagai sumber, misalnya dari Biro Pusat Statistik, dari biro ini
dapat diketahui kebutuhan akan suatau produk untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dari data industri yang telah ada. Berdasarkan data- data ini, kemudian
ditentukan besarnya kapasitas produksi. Adapun persamaan kapasitas produksi
adalah sebagai berikut:
KP = DK – DI – DP ....(1.2)
Dimana;
KP = Kapasitas Produksi Pada Tahun X
DK = Data Konsumsi Pada Tahun X
DI = Data Impor Pada Tahun X
DP = Data Produksi Telah Ada Pada Tahun X
KP = 492.655 Ton – 99.877,3 Ton – 194.432 Ton
KP = 198.345Ton
Berdasarkan pertimbangan di atas dan berbagai persaingan yang akan tumbuh
pada Tahun 2015 maka kapasitas pabrik dekstrosa ini pada tahun 2015 beroperasi 30
% dari 198.345 Ton yaitu 59.503,5 ≈ 60.000 Ton. Dengan didirikannya pabrik ini,
diharapkan produksi manihot utilissima di dalam negeri dapat lebih ditingkatkan
daya gunanya.
F. Lokasi Pabrik
Pabrik Dekstrosa ini, direncanakan akan didirikan di daerah Wonogiri, Jawa
Tengah. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan, antara lain :
1. Bahan baku
Sumber bahan baku yang digunakan yaitu singkong paling banyak dihasilkan
dari provinsi Lampung, dimana menurut data dari BPS, provinsi Lampung
menghasilkan kurang lebih 7.927.764 ton / tahun.
Adapun pemanfaatan manihot utilissima sebagian besar masih banyak
digunakan untuk pembuatan tepung tapioka. Dalam hal peningkatan nilai
komoditi sangat berpotensi untuk produksi dekstrosa dikarenakan manihot
utilissima yang begitu melimpah di Lampung. Bahan baku pendukung juga
2. Transportasi
Pengangkutan bahan baku dan produk mudah karena lokasi pabrik terletak
dipinggir jalan raya. Selain itu kabupaten Lampung Tengah juga memiliki
berbagai sarana penunjang diantaranya Bandara Raden Inten II serta memiliki
pelabuhan Tulangbawang, pelabuhan Mesuji, Pelabuhan Kota Agung, pelabuhan
Labuhan Maringgai, pelabuhan Teluk Betung, dan pelabuhan khusus Tarakan. Di
Kabupaten Lampung Tengah telah ada sekitar 46 industri sehingga system
transportasi untuk mengangkut bahan baku dan produk telah tersedia dengan
baik.
3. Pemasaran
Sirup glukosa sebagian besar digunakan dalam industry makanan seperti
penyedap rasa, pembuatan Mono Sodium Glutamat dan lain – lain. Lokasi tidak
terlalu jauh dari kota – kota besar seperti Bandar Lampung, dan Jabodetabek
sehingga pemasaran mudah dilakukan.
4. Kebutuhan air
Di dalam perencanaan pabrik ini, air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
– kebutuhan selama berlangsungnya proses produksi. Air tersebut dipergunakan
sebagai air proses, air sanitasi dan air umpan boiler. Kebutuhan akan air ini
diperoleh dari Sungai Wai Seputih.
5. Tenaga kerja
Tenaga kerja termasuk hal yang sangat menunjang dalam operasional pabrik,
tenaga kerja untuk pabrik ini dapat direkrut dari :
Masyarakat sekitar pabrik.
Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai tingkatan
baik yang terdidik maupun yang belum terdidik.
6. Biaya untuk tanah
Tanah yang tersedia untuk lokasi pabrik masih cukup luas dan dalam harga
yang relatif terjangkau.
7. Kondisi Iklim dan Cuaca
Lokasi yang dipilih merupakan daerah bebas banjir, gempa dan angin topan,
sehingga keamanan bangunan pabrik terjamin.
8. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Pemilihan lokasi pabrik berada di kawasan industri Lampung Tengah yang
relatif tidak padat penduduknya sehingga masih memungkinkan untuk perluasan
areal pabrik.
9. Sosial masyarakat
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan
dekstrosa karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka dan
menyejahterakan petani Manihot Utillsima. Selain itu pendirian pabrik ini
diperkirakan tidak akan mengganggu keselamatan dan keamanan masyarakat di
BAB II
PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES
A. Jenis – Jenis Proses
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh
tumbuhan, dimana didalamnya terkandung kelebihan dekstrosa (sebagai produk
fotosintesis). Manihot Utilissima (Singkong), mengandung karbohidrat yang
cukup tinggi,sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan
dekstrosa melalui proses hidrolisis pati. Hidrolisis pati merupakan proses
pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih
sederhana, seperti dekstrosa (Purba, 2009).
Polimer karbohidrat di dalam kandungan buah perlu dikonversi menjadi
gula sederhana, melalui suatu proses yang disebut dengan hidrolisis.. Hidrolisis
meliputi proses pemecahan polisakarida menjadi monomer gula penyusunnya.
Proses pembuatan dekstrosa dari pati manihot utilissima berdasarkan pada proses
hidrolisis terdiri dari :
a. Proses hidrolisis dengan katalis asam
Hidrolisis secara enzimatis memiliki perbedaan mendasar dengan
hidrolisis secara asam. Hidrolisis secara asam memutus rantai pati secara acak,
sedangkan hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada
percabangan tertentu (Agus, 2008). Dekstrosa dibuat dari pati melalui proses
hidrolisis yang mengubah pati menjadi dekstrin atau sirup dekstrosa tergantung
dari derajat pemecahannya (Dziedzic, 1994). Proses pembuatan dekstrosa terdiri
dari proses gelatinasi, liquifikasi, sakarifikasi dan penghilangan kadar air.
1. Hidrolisis pati menggunakan asam
Proses hidrolisis asam menggunakan senyawa asam sebagai katalis,
baik asam lemah maupun asam kuat. Secara umum hidrolisis asam encer
terdiri dari dua tahap. Pada tahap pertama sebagian besar pati akan
terhidrolisis menjadi maltosa. Tahap kedua dioptimasi untuk menghidrolisis
maltosa sehingga menghasilkan dekstrosa. Jenis asam encer yang biasanya
digunakan untuk hidrolisis ini adalah HCl encer. Kelemahan dari hidrolisis
asam encer adalah degradasi gula hasil di dalam reaksi hidrolisis dan
pembentukan produk samping yang tidak diinginkan.
Proses hidrolisis dengan asam encer memiliki keterbatasan dalam hal
efisiensi recovery gula, yaitu hanya sebesar 50%. Hal ini dikarenakan pada
proses degradasi gula terjadi pembentukan produk yang tidak diinginkan
seperti furfural yang merupakan bahan kimia yang digunakan dalam industri
plastik. Furfural ini dapat mematikan mikroorganisme yang melakukan proses
cepat sehingga mempercepat proses berikutnya, sedangkan kerugiannya yaitu
hasil gula yang diperoleh sedikit (Badger 2002).
Hidrolisis pati dengan katalis asam memerlukan energi yang sangat
besar untuk proses pemanasannya. Hidrolisis pati ini memerlukan peralatan
yang tahan korosi. Nilai DE yang dihasilkan dari proses hidrolisis ini adalah
30-55% dan gula yang dihasilkan sebagian besar merupakan gula pereduksi.
( International Starch Institute, 1999)
Degradasi gula dan produk samping ini tidak hanya akan mengurangi
hasil produksi dekstrosa. Beberapa senyawa inhibitor yang dapat terbentuk
selama proses hidrolisis asam encer adalah furfural, 5-hydroxymethylfurfural
(HMF), asam levulinik (levulinic acid), asam asetat (acetic acid), asam
format (formic acid), asam uronat (uronic acid), asam 4-hydroxybenzoic,
asam vanilik (vanilic acid), vanillin, phenol, cinnamaldehyde, formaldehida
(formaldehyde), dan beberapa senyawa lain (Taherzadeh & Karimi, 2007).
Proses hidrolisis asam pekat (concentrated acid hydrolysis), meliputi
proses dekristalisasi pati dengan asam pekat (Misalnya HCl) dan dilanjutkan
dengan hidrolisis pati dengan asam encer. Tantangan utama dari teknologi ini
adalah pemisahan gula dengan asam, recovery asam, dan rekonsentrasi asam
2. Hidrolisis pati menggunakan enzim
Enzim dapat mempercepat reaksi (sebagai katalis), enzim tidak diubah
oleh reaksi yang dikatalisnya, dan enzim tidak mengubah kedudukan normal
dari keseimbangan kimia. Dengan kata lain enzim dapat membantu
mempercepat pembentukan produk, tetapi akhirnya jumlah produk tetap sama
dengan produk yang diperoleh tanpa enzim. Kondisi yang mempengaruhi
aktifitas enzim diantaranya konsentrasi enzim, konsentasi substrat, pH, dan
suhu. Alpha amylase merupakan enzim yang berfungsi memecah pati aatau
glukogen. Senyawa ini banyak terdapat pada tanaman dan hewan. Amylase
dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim yaitu:
a. α-amylase (EA) yang memecah pati secara acak dari tengah atau dari
bagian dalam molekul, sehingga disebut Endoamylase.
b. Glukoamylase (EG) yang dapat memisahkan dekstrosa dari terminal
gula non pereduksi substrat pati. (Winarno, 1995)
Hidrolisis enzim dilakukan menggunakan bantuan enzim α-amylase
dan enzim glukoamylase (amyloglukosidase). Enzim α-amylase digunakan
pada proses likuifikasi, sedangkan glukoamylase digunakan pada proses
sakarifikasi. Hidrolisis enzim lebih banyak memberikan keuntungan
dibandingkan dengan hidrolisis asam. Hidrolisis enzim menghasilkan
konversi yang lebih besar jika dibandingkan dengan hidrolisis asam.
Hidrolisis enzim juga dapat mencegah adanya reaksi efek samping karena
sifat katalis enzim sangat spesifik, sehingga dapat mempertahankan flavor
Proses pembuatan dekstrosa dengan menggunakan metode Hidrolisis
Enzim melalui beberapa tahapan reaksi :
a. Tahapan Gelatinasi
Pada proses gelatinasi singkong dipanaskan selama 5 menit bertujuan untuk
memecah granula pati. Karena pati terdiri dari amilosa dan amilopektin,
pemanasan dengan menggunakan air akan membuat keduanya terpisah.
Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut
amilopektin. (Winarno, 1989)
Proses pemasakan berlangsung pada suhu 1000C dan pada tekanan 1 atm.
Granula pati akan membengkak seiring dengan bertambahnya suhu. Hal ini
akan menyebabkan viskositas pada manihot utilissima akan meningkat dan
manihot utilissima tersebut akan berbentuk slurry. (Wang, 2007).
b. Tahapan Likuifaksi
Tahap likuifaksi adalah proses pencairan gel pati dengan enzim α-amilase. Tujuan dari proses ini adalah untuk melarutkan pati secara sempurna,
mencegah isomerisasi gugus pereduksi dari dekstrosa dan mempermudah
kerja enzim α-amilase untuk memutus ikatan α-1,4 glikosida pada amilosa dan amilopektin sehingga menghasilkan dekstrin dan apabaila reaksi ini
diteruskan α-amilase akan memutus ikatan α-1,4 glikosida pada dekstrin sehingga dihasilkan maltosa dan dekstrosa (Judoamidjojo, 1992). Adapun
reaksinya sebagai berikut:
( ) → ( )
Pada tahap likuifikasi temperatur yang digunakan adalah sebesar 900C dan
waktu reaksi berlangsung selama 2 jam untuk menghasilkan maltosa dengan
kualitas baik.
c. Tahapan Sakarifikasi
Proses ini merupakan proses hidrolisis II dengan menggunakan enzim
glukoamilase untuk mengkonversi dekstrin menjadi dekstrosa. Suhu yang
digunakan adalah 600C pada tekanan 1 atm. Kondisi operasi dalam reaktor
akan berlangsung dalam suasana asam yang akan diatur dengan menggunakan
HCl 0,1 M kemudian ditambahkan enzim glukoamylaseselama 8 jam.
( ) + →( )
Dekstrin Air Dekstrosa
(Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939)
Hidrolisis ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi enzim –
enzim sesuai dengan kebutuhan operasi dan kebutuhan kualitas produk yang
berbeda – beda. Enzim yang digunakan untuk proses hidrolisis pati menjadi
dekstrosa adalah enzim alfa- amylase dan glukoamylase. Nilai DE yang
B. Pemilihan Proses
Pada umumnya proses pembuatan dekstrosa dengan proses hidrolisis. Pada
proses hidrolisis dapat menggunakan 2 jenis katalis yaitu, katalis asam dan katalis
enzim sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Adapun perbandingannya adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1. Perbandingan proses hidrolisis dengan katalis asam dan enzim
No. Faktor Pemilihan
Hidrolisis
Katalis Asam
Katalis Enzim
Tahap 1 Tahap 2
(Likuifikasi) (Sakarifikasi)
1 Kondisi Operasi
a. Tekanan (atm) 4 1 1
b. Suhu ( ˚C) 180 90 60
c. pH 1,9 6 4,5
2 Konversi (%) 55 95,14 97
3 Biaya Perawatan Mahal Murah
Berdasarkan Tabel 2.1. menunjukkan bahwa dengan menggunakan katalis
asam memerlukan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan katalis enzim
namun kondisi operasinya relatif lebih tinggi jika dilihat dari tekanan dan suhu
dibanding katalis enzim sedangkan pada pHnya lebih rendah. Hal ini dapat
memperbesar biaya operasi selama proses berjalan dan biaya perawatan. Jika
dilihat dari konversi dekstrosa diperoleh katalis enzim lebih besar dari katalis
Selain itu pemilihan proses juga didasarkan pada tinjauan ekonomi dan
tinjauan termodinamika yang akan diperoleh. Adapun tinjauannya adalah sebagai
berikut:
Tinjauan Ekonomi
Perhitungan ekonomi kasar berdasarkan bahan baku dan katalis yang
diperlukan
Tabel 2. 2. Harga Bahan Baku, Katalis dan Produk
No. Nama Rp/ unit
1 Manihot Utilissima 1000/ kg
2 Tapioka 5.500/ kg
3 Asam Klorida (HCl) 2.500/ kg
4 Enzim Glukoamilase (EG) 5.697/ kg
5 Enzim α-amilase (EA) 14.374/ kg
6 Dekstrosa 5.800/ kg
Sumber: Alibaba.com/2012
1. Perhitungan ekonomi kasar pada proses hidrolisis menggunakan katalis
enzim.
a. Manihot Utilissima
Kapasitas produksi dekstrosa = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
= 42,088 kmol/ jam
Kandungan Pati dalam manihot utilissima = 80 %
Konversi pati menjadi dekstrin = 95,14%
(Zusfahair,2012)
Konversi dekstrin menjadi dekstrosa = 97 %
Jumlah dekstrin yang dibutuhkan ;
Dimana,
% =
100%
Dari reaksi sakarifikasi ini jika diketahui mol dekstrosa (c),
( ) + 10 →10( )
Dekstrin Air Dekstrosa
M: a b
-B: . c . c
S: a- ( . c) b - ( . c)
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
umpan mol dekstrin;
% =
100%
=
% 100%
= ,
% 100%
Mol dekstrin umpan = 4,339 kmol/jam
Massa dekstrin umpan = 4,339 kmol/ jam x 1.620 kg/kmol
Jumlah pati yang dibutuhkan ;
Dimana,
% =
100%
Dari reaksi likuifaksi ini jika diketahui mol dekstrin (c),
( ) →100( )
Pati Dekstrin
M: a
B: . b b
S: a- ( .b) b
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
umpan mol pati;
% =
100%
=
% 100%
= ,
, % 100%
Mol pati umpan = 0,0456 kmol/jam
Massa pati umpan = 0,0456 kmol/ jam x 162.000 kg/kmol
= 7.388,196 kg/jam
JumlahManihot U.yang dibutuhkan ;
=
. jumlahpati
= 100
Enzim α- amylase (EA) dan CaCl2yang dibutuhkan pada proses likuifikasi,
Banyaknya EA yang dibutuhkan = 0,6 kg/ ton pati
= 0,0006 kg/ kg pati
Jumlah pati yang masuk = 7.388,196 kg/ jam
Banyaknya enzim yang dibutuhkan;
=
= 0,0006 ⁄ 7.388,196 ⁄ = , ⁄
Dalam reaksi ini ditambahkan CaCl2serta EA yang dapat stabil
bila terdapat Ca2+sebanyak 80 ppm dalam bubur pati.
80 ppm = 80 mg/ L
Asumsi 1 Liter pati = 1 kg bubur pati
Jadi, berat Ca2+ = 80 mg/ kg bubur pati
=0,00008 kg/ kg bubur pati
Dimana;
= 0,0002 kg/ kg bubur pati
Jadi,
laju alir CaCl2= 0,0002 kg/ kg bubur pati x 7.388,196 kg bubur
pati/ jam
Enzim Glukoamilase (EG) dan HCl yang dibutuhkan pada proses
sakarifikasi,
Pada proses sakarifikasi dibutuhkan enzim glukoamylase (EG)
dan HCl untuk menurunkan pH dari 6 menjadi 4-4,5.
Dosis EG yang dibutuhkan = 0,65 L/ ton dekstrin
Densitas EG = 1,15 kg/ L
EG yang ditambahkan = 0,65 L/ ton dekstrin
= 0,00065 L/ kg dekstrin
Dekstrin yang masuk = 7.029,05 kg/ jam
Massa EG yang dibutuhkan =Dekstrin yang masuk x EG yang
ditambah x densitas EG
= 7.029,05 kg/ jam x 0,00065 L/ kg
dekstrin x 1,15 kg/ L
=5,25 kg/ jam
Kebutuhan HCl
Proses sakarifikasi berlangsung pada pH 4.5 untuk itu perlu
ditambahkan pengasaman berupa HCl 0.1 M. HCl yang
digunakan memiliki kadar 37% densitas 1.1837 gram/cm3.
Sehingga molaritas HCl tersebut (M1) adalah 12 M
pH yang berlangsung = 4,5
maka [H+] = [HCl] = 104.5 = 3,162277x10-5M
M1x V1= M2x V2
V1= Volume HCl yang harus ditambahkan
V2= Volume campuran yang ada dalam tangki sakarifikasi
ρ campuran =1,1654 kg/ L
ratemasuk = massa air + massa dekstrin + massa CaCl2+ massa
EG + massa EA
= (7.388,12kg/jam) + (7.029,05 kg/jam) + (1,64
kg/jam) + (4,43 kg/ jam)+ (5,25 kg/jam)
rate masuk = 7.822,65 kg/ jam
Keuntungan= Biaya Pemasukan – Biaya Pengeluaran
= Rp. 136.363.654,14/ jam– Rp. 8.294.504,61/ jam
b. Tapioka
Kapasitas produksi dekstrosa = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
= 42,088 kmol/ jam
Kandungan Pati dalam Tapioka = 86 %
Konversi pati menjadi dekstrin = 95,14%
(Zusfahair,2012)
Konversi dekstrin menjadi dekstrosa = 97 %
(Patent US 2012/0171731 A1)
Jumlah dekstrin yang dibutuhkan ;
Dimana,
% =
100%
Dari reaksi sakarifikasi ini jika diketahui mol dekstrosa (c),
( ) + 10 →10( )
Dekstrin Air Dekstrosa
M: a b
-B: . c . c
S: a- ( . c) b - ( . c)
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
umpan mol dekstrin;
% =
=
% 100%
= ,
% 100%
Mol dekstrin umpan = 4,339 kmol/jam
Massa dekstrin umpan = 4,339 kmol/ jam x 1.620 kg/kmol
= 7.029,130 kg/jam
Jumlah pati yang dibutuhkan ;
Dimana,
% =
100%
Dari reaksi likuifaksi ini jika diketahui mol dekstrin (c),
( ) →100( )
Pati Dekstrin
M: a
B: . b b
S: a- ( .b) b
Dari reaksi diatas maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan
umpan mol pati;
% =
100%
=
% 100%
= ,
Mol pati umpan = 0,0456 kmol/jam
Massa pati umpan = 0,0456 kmol/ jam x 162.000 kg/kmol
= 7.388,196 kg/jam
Jumlah tapioka yang dibutuhkan ;
=
. jumlahpati
= 100
86 7.388,196 ⁄ = . , ⁄
Enzim α- amylase (EA) dan CaCl2yang dibutuhkan pada proses likuifikasi,
Banyaknya EA yang dibutuhkan = 0,6 kg/ ton pati
= 0,0006 kg/ kg pati
Jumlah pati yang masuk = 7.388,196 kg/ jam
Banyaknya enzim yang dibutuhkan;
=
= 0,0006 ⁄ 7.388,196 ⁄ = , ⁄
Dalam reaksi ini ditambahkan CaCl2serta EA yang dapat stabil
bila terdapat Ca2+sebanyak 80 ppm dalam bubur pati.
80 ppm = 80 mg/ L
Asumsi 1 Liter pati = 1 kg bubur pati
Jadi, berat Ca2+ = 80 mg/ kg bubur pati
Dimana;
= 0,0002 kg/ kg bubur pati
Jadi,
laju alir CaCl2= 0,0002 kg/ kg bubur pati x 7.388,196 kg bubur
pati/ jam
= 1,64 kg/ jam
Enzim Glukoamilase (EG) dan HCl yang dibutuhkan pada proses
sakarifikasi,
Pada proses sakarifikasi dibutuhkan enzim glukoamylase (EG)
dan HCl untuk menurunkan pH dari 6 menjadi 4-4,5.
Dosis EG yang dibutuhkan = 0,65 L/ ton dekstrin
Densitas EG = 1,15 kg/ L
EG yang ditambahkan = 0,65 L/ ton dekstrin
= 0,00065 L/ kg dekstrin
Dekstrin yang masuk = 7.029,05 kg/ jam
Massa EG yang dibutuhkan =Dekstrin yang masuk x EG yang
ditambah x densitas EG
= 7.029,05 kg/ jam x 0,00065 L/ kg
dekstrin x 1,15 kg/ L
Kebutuhan HCl
Proses sakarifikasi berlangsung pada pH 4.5 untuk itu perlu
ditambahkan pengasaman berupa HCl 0.1 M. HCl yang
digunakan memiliki kadar 37% densitas 1.1837 gram/cm3.
Sehingga molaritas HCl tersebut (M1) adalah 12 M
pH yang berlangsung = 4,5
maka [H+] = [HCl] = 104.5 = 3,162277x10-5M
M1x V1= M2x V2
Dimana,
V1= Volume HCl yang harus ditambahkan
V2= Volume campuran yang ada dalam tangki sakarifikasi
ρ campuran =1,1654 kg/ L
ratemasuk = massa air + massa dekstrin + massa CaCl2+ massa
EG + massa EA
= (7.388,12kg/jam) + (7.029,05 kg/jam) + (1,64
kg/jam) + (4,43 kg/ jam)+ (5,25 kg/jam)
Pengeluaran
Keuntungan= Biaya pemasukan – Biaya Pengeluaran
= Rp. 136.363.654,14/ jam – Rp. 47.417.155,29/ jam
= Rp. 88.946.481,08/ jam
2. Perhitungan ekonomi kasar pada proses hidrolisis menggunakan katalis
asam HCl.
a. Manihot Utilissima
Kapasitas produksi = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
Pati dalam manihot utilissima = 80 %
Yielddekstrosa dari pati = 55 %
Jumlah pati yang dibutuhkan ;
= kapasitasproduksidekstrosa
=100
JumlahManihot Utilissimayang dibutuhkan ;
= patiyangdibutuhkan
= 100
80 13.774,10 ⁄ = 17.217,63 ⁄
Perbandingan pati dengan air = 1 : 3
Jadi, air yang dibutuhkan sebanyak = Pati yang dibutuhkan x 3
= 13.774,10 ⁄ 3
= 41.322,63 kg/ jam
Dari persamaan reaksi =
(C6H10O5)1000(l) + 1000 H2O(l) 1000C6H12O6(l)
Pati Air Dekstrosa
M: 0,09 510,15
-R: 0,04 42,09 42,09
S: 0,04 468,06 42,09
Kebutuhan HCl
Untuk menghidrolisis pati menjadi dekstrosa dibutuhkan HCl 1,5
M sebanyak 10 L/ kg pati
Pati yang dibutuhkan = 13.774,10 kg/ jam
Maka dibutuhkan HCl 1,5M sebanyak 137.741 liter
Densitas HCl = 1,183 kg/ L
BM HCl = 36,5 kg/kmol
HCl yang terdapat dipasaran kadarnya 37%. Dimana
konsentrasinya,
= 10
= 1,183 10 37 36,5
M1 = 12 M
Maka dilakukan pengenceran
M1x V1= M2x V2
12 x V1= 1,5 x 137.741
V1= 17.218,85 L
Laju alir HCl 37% = 17.218,85 L x 1,15 kg/ liter = 19.801,68 kg
Pengeluaran
komponen Rp./ unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam)
Manihot utilissima 880/ kg 17.217,63 14.858.815,43
HCl 1.937,04/ kg 19.801,68 38.363.768,96
Total 37.019,31 53.222.584,39
Pemasukan
Komponen Rp./Unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam)
Dekstrosa 18.000/ kg 7.575,76 136.363.636,36
Keuntungan= Biaya Pemasukan – Biaya Pengeluaran
= Rp. 136.363.636,36/jam – Rp. 53.222.584,39/ jam
= Rp. 83.141.051,97/ jam
b. Tapioka
Kapasitas produksi = 60.000 ton/ tahun
= 7.575,76 kg/ jam
Konversi dekstrosa dari pati = 55 %
Jumlah pati yang dibutuhkan ;
= kapasitasproduksidekstrosa
=100
55 7.575,76 ⁄ = 13.774,10 ⁄
Jumlah tapioka yang dibutuhkan ;
= patiyangdibutuhkan
= 100
80 13.774,10 ⁄ = 16.016,40 ⁄
Perbandingan pati dengan air = 1 : 3
Jadi, air yang dibutuhkan sebanyak = Pati yang dibutuhkan x 3
= 13.774,10 ⁄ 3
= 41.322,63 kg/ jam
Dari persamaan reaksi =
(C6H10O5)1000(l) + 1000 H2O(l) 1000C6H12O6(l)
Pati Air Dekstrosa
M: 0,09 510,15
-R: 0,04 42,09 42,09
S: 0,04 468,06 42,09
Kebutuhan HCl
Untuk menghidrolisis pati menjadi dekstrosa dibutuhkan HCl 1,5
M sebanyak 10 L/ kg pati
Pati yang dibutuhkan = 13.774,10 kg/ jam
Densitas = 1,183 kg/ L
BM HCl = 36,5 kg/kmol
HCl yang terdapat dipasaran kadarnya 37%. Dimana
konsentrasinya,
= 10
= 1,183 10 37 36,5
M1 = 12 M
Maka dilakukan pengenceran
M1x V1= M2x V2
12 x V1= 1,5 x 137.741
V1= 17.218,85 L
Laju alir HCl 37% = 17.218,85 L x 1,15 kg/ liter = 19.801,68 kg
Pengeluaran
Komponen Rp./ unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam)
Tapioka 5.500/ kg 16.016,40 88.090.204,37
HCl 1.937,04/ kg 19.801,68 38.363.768,96
Total 35.818,08 126.453.973,33
Pemasukan
Komponen Rp./ unit Berat (kg/jam) Harga (Rp/Jam)
Dekstrosa 18.000/ kg 7.575,76 136.363.636,36
Keuntungan= Biaya Pemasukan – Biaya Pengeluaran
= Rp. 136.363.636,36/jam – Rp.126.453.973,33/jam
Tabel. 2.3. Perbandingan ekonomi pada bahan baku untuk proses enzim dan proses asam
Bahan Baku
Harga
Enzim Asam
Keuntungan
Keuntungan
per Kg Biaya Produksi Keuntungan
Keuntungan
per Kg Biaya Produksi
Rp. Rp./jam Rp. Rp. Rp./jam Rp. Rp.
Manihot
Utilissima 880 128.069.131,76 16.905,13 1.094,87 83.141.051,97 10.974,62 7.025,38
Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis/eksotermis) dan reaksi yang terjadi di dalam reaktor dapat
berlangsung tanpa membutuhkan energi yang besar atau tidak.
1. Pemilihan proses berdasarkan panas reaksi ΔH(Rx)
Penentuan panas reaksi yang berjalan secara eksotermis atau endotermis
dapat dihitung dengan perhitungan panas pembentukan standar (ΔH°f) pada P = 1 atm dan T = 298 K.
Persamaan :
ΔH°r298 K = ΔH°fproduk -ΔH°freaktan
a. Panas reaksi dengan menggunakan enzim
Nilai Hf298
untuk senyawa bio-polimer
a. Dekstrosa
(Perrys, Edisi 7)
Hf298dekstrosa = ∑ ∆ 298 = −288,62 /
Dekstrosa
Komponen n Hf298 n x Hf298
CO-HC 1 -142,42 -142,42
C-2COH 4 -27,6 -110,4
Reaksi Sakarifikasi
( ) + 10 →10( )
ΔH°r2298 K = ΔH°fproduk -ΔH°freaktan = [(10 xΔH°f( ))] -
[(ΔH°f( ) )+(10 xΔH°f )]
= [(10 x (-288,62)] – [(-4.859,27)+(10 x -285,8)]
= 4.831,07 kJ/kmol
ΔH°rTOTAL = ΔH°r1298 K +ΔH°r2298 K= 10.932,17 kJ/kmol + 4.831,07 kJ/kmol)
= 15.763,24 kJ/kmol
Karena nilai ΔH°r298 K negatif, maka reaksi bersifat endotermis.
b. Panas reaksi dengan menggunakan asam HCl
( ) + 1000 → 1000( )
ΔH°r298 K = ΔH°fproduk -ΔH°freaktan
= [(1000 xΔH°f( ))] -
[(ΔH°f( ) )+(1000 xΔH°f )]
= [(1000 x (288,62)] –[(496.899,17)+(1000 x
-285,8)]
= 494.079,17 kJ/kmol
2. Pemilihan berdasarkan G of
Kelayakan suatu reaksi kimia ditinjau dari energi bebas Gibbs (Gof).
Greaksi = ∑Go
f Produk -∑GofReaktan
a. Proses dengan menggunakan enzim
Perhitungan Gf298
(kJ/mol), dimana kontribusi gugusnya adalah:
1 (-H-C=O))
= -7.117 kJ/mol
Reaksi likuifaksi
→100
Greaksi1 = ∑Go
f Produksi -∑GofReaktan
Greaksi1 = [(100 xGof (C6H10O5)10(l) )] – [(Gof (C6H10O5)1000(l))]
Greaksi1 = [ (100 x -7.117)] – [ (-562.770)]
= -148.930 kJ/ mol
Reaksi 2 Pada Reaktor :
( ) + 10 →10( )
Greaksi2 = ∑Go
f Produksi -∑GofReaktan Greaksi2 = (10 x Go
f C6H12O6(l) )-(10x GofH2O + Gof C6H10O5(l))
Greaksi2 = (10 x -842,95 kJ/ mol)-((10x -0,237)+(-7.117 kJ/mol))
Greaksi 2 = -1.310,13 kJ/kmol
Greaksitotal= Greaksi1 +Greaksi2
Greaksitotal=-148.930 kJ/ mol+ (-1.310,13 kJ/kmol)
Greaksitotal=-150.240,13 kJ/mol
b. Proses dengan menggunakan asam
Reaksi Pada Reaktor :
(C6H10O5)1000(l) + 1000H2O(l) 1000C6H12O6(l)
Greaksi = ∑Go
Greaksi = (1000xGo
f C6H12O6(l) )-(1000xGofH2O +
Go
f C6H10O5(l))
Greaksi2 = (1000x-842,95 )-(1000x-0,237+ (-562.770))
Greaksi2= -279.943 kJ/mol
Tabel 2.5 Perbandingan Panas Reaksi dan Gibbs
Jenis Proses
H G
kJ/ mol kJ/mol
Enzim 15.763,24 -150.240,13
Asam 494.079,17 -279.943 Note: untuk H untuk basis pati 1kmol
Berdasarkan pertimbangan – pertimbangan di atas, maka dalam
proses hidrolisis pati menjadi dekstrosa dipilih menggunakan hidrolisis
dengan menggunakan katalis enzim dengan berbahan baku manihot
utilissima. Adapun pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a. Persentase Yieldmassa dekstrosa yang dihasilkan mencapai 97%.
b. Resiko kerusakan material karena korosi lebih kecil dengan katalis
enzim lebih besar.
c. Biaya produksi cenderung lebih rendah dan lebih besar keuntungan
dengan proses katalis enzim jika dibandingkan dengan proses katalis
C. Uraian Proses
1. Penyiapan Bahan Baku
Manihot Utilissima sebanyak 7.575,76 kg/jam di distribusikan dari
gudang penyimpanan (ST-101) menuju washing machine (WM-101) dengan
menggunakan belt conveyor (BC-101). Manihot Utilissima bersih diangkut
menuju Rolling crusher (RC-101) dengan menggunakan belt conveyor
(BC-103). Setelah itu keluaran RC-101 dicampur dengan air di dalam tangki
pencampur (TP-01).
Slurry yang keluar dari tangki pencampur diumpankan ke Rotary Drum
Vaccum Filter (RDV-01) dengan menggunakan screw conveyor (SC-01)
untuk memisahkan filtrate dan cake. Cakeyang keluar dari RDV-101 dibawa
menuju gudang, sedangkan filtrate di pompa menuju Tangki Gelatinasi
(TG-101).
2. Proses Hidrolisis Pati
Proses hidrolisis pati terjadi dalam 3 tahapan, yaitu :
a. Tahap gelatinisasi
Proses gelatinisasi terjadi pada suhu 100⁰C dan tekanan 1 atm di dalam
tangki gelatinisasi (TG-101) selama 5 menit. Pada proses ini, cairan pati
mengalami pemecahan ikatan kimia, sehingga memudahkan dalam
b. Tahap likuifikasi
Proses likuifikasi terjadi pada suhu 90⁰C dan tekanan 1 atm. Sehingga
sebelum umpan masuk terlebih dahulu didinginkan didalam Cooler
(CL-101). Pada proses likuifikasi, cairan pati yang telah tergelatinsasi bereaksi
membentuk dekstrin (C6H10O5)n dengan bantuan enzim α-amylase
sebagai katalisnya. Proses likuifikasi ini berlangsung di dalam Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Reaktor bekerja secara eksotermis
dan tidak dapat balik sehingga suhu reaksi harus dipertahankan. Untuk
menjaga suhu reaksi tetap 95oC, maka reaktor dilengkapi dengan jaket
pendingin.
Produk keluar dari RL-102 masih mengandung pati, sehingga
diumpankan ke Centrifuge (CE-101) untuk memisahkan pati dari
campuran dan pati diumpan ke UPL. Produk yang keluar dari CE-101
pada suhu 95 oC dan tekanan 1 atm, sehingga sebelum diumpankan ke
RS-101 didinginkan terlebih dahulu pada Cooler(CL-102).
c. Tahap sakarifikasi
Proses sakarifikasi terjadi pada suhu 60⁰C dan tekanan 1 atm. Pada
proses sakarifikasi, dekstrin (C6H10O5)n bereaksi membentuk, dekstrosa
(C6H12O6) dengan bantuan enzim glukoamylase sebagai katalisnya.
Proses sakarifikasi ini berlangsung di dalam Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB). Reaktor bekerja secara eksotermis dan tidak dapat
balik sehingga suhu reaksi harus dipertahankan. Untuk menjaga suhu
3. Proses pemurnian produk
Produk yang keluar dari RS-102 diumpankan menuju Adsorber Enzim
(AD-101) untuk menghilangkan enzim α-amylase dan glukoamylase yang
terdapat pada produk.
Produk yang keluar dari AD-101 diumpankan menuju ion exchanger
yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan ion positif dan negatif pada
HCl dan Ca(OH)2.
Setelah itu, output dari ion exchanger dialirkan menuju Evaporator
(EV-101) untuk menguapkan sebagian air yang terkandung dalam produk. EV-101
BAB III
SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
A. Sifat-sifat Bahan Baku
1. Manihot Utilissima
Sifat – sifat Umum:
a. Fase : Padat
b. Warna : Putih
c. Kandungan Pati : 80 %
d. Kandungan Air : 15 %
e. Kandungan Protein : 1,5 %
f. Kandungan Abu : 1 %
g. Kandungan Serat : 2,5 %
2. Air
Sifat-sifat umum :
a. Berat molekul : 18,016 gr/mol
b. Densitas : 0,99708 gr/cm3(25oC)
d. Titik beku : 0oC (1 atm)
e. Viskositas : 0,8937 cp (25oC)
f. Tekanan uap : 23,76 mmHg (25oC)
g. Kapasitas panas : 1 kal/g
h. Panas laten peleburan (es) : 80 kal/g
i. Panas laten pengembunan : 540 kal/g
j. Sebagai pelarut universal
k. Merupakan cairan yang tidak berwarna dan berbau
B. Sifat – sifat Bahan Pembantu
1. Enzim a-amylase
a. Fase : cair
b. Warna : coklat
c. Berat molekul : 53.000 gr/mol
d. Densitas : 1,04 kg/liter
e. Viskositas : 1 cp
f. pH optimum : 6-6,5
2. Enzim glukoamilase
a. Fase : cair
b. Warna : coklat terang
c. Berat molekul : 36.000 gr/mol
d. Densitas : 1,15 kg/liter
e. Viskositas : 1 cp
f. pH optimum : 4,5 - 5
g. Suhu optimum : 60⁰C
3. Asam Klorida
a. Fase : Cair
b. Rumus molekul : HCl
c. Berat molekul : 36,5 kg/kgmol
d. Kelarutan : larut dalam air
e. Spesific gravity : 1,16
f. Titik didih : 83oC
g. Titik leleh : -46,2⁰C
h. Viscositas : 2,8 cP
4. Kalsium Hidroksida
a. Rumus molekul : Ca(OH)2
b. Fase : cair
c. Warna : putih
d. Berat molekul : 110,99 gr/mol
e. Specific gravity : 2,15
f. Viscositas : 0,1
g. Densitas : 2,1520 kg/liter
C. Sifat-sifat Produk
1. Dekstrosa
Sifat – sifat Umum:
a. Rumusmolekul : C6H12O6
b. Fase : cair
c. Warna : jernih
d. Beratmolekul : 180
e. Densitas : 1,54 gr/cm3
f. Titik lebur : 146⁰C
g. Panaspembentukan (ΔHf) : -1273,3 kJ/mol
h. Kapasitas panas (Cp) pada 25⁰C : 1,280 kJ/mol⁰C
i. Kelarutan dalam air menunjukkan dalam 100 gram pelarut
mengandung 154cc gas pada temperature 15⁰C.
Tabel 3.1 Standar mutu dekstrosa menurut SNI 01-2978-1992
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 1.1 Bau
1.2 Rasa
1.3 Warna
Tidak berbau
Manis
Tidak berwarna
2 Air % b/b Maks. 20
3 Abu % b/b Maks. 1
4 Gula pereduksi dihitung sebagai
D-glukosa
% b/b Min. 30
5 Pati Tidak ada
A. Peralatan Proses
Peralatan proses pabrik Dekstrosa dengan kapasitas 60.000 ton/tahun terdiri dari:
1. Tangki Penyimpanan Manihot U. (ST-101) Tabel. 5.1 Spesifikasi Tangki Manihot U.(ST-101)
Alat Gudang penyimpanan Manihot U.
Kode ST 101
Bentuk Gudang persegi empat tegak terbuka , flat bottom, dan atap Meruncing Fungsi Menyimpan Manihot U. dengan
kapasitas 9.201,695 kg/jam selama 1 minggu
Kapasitas 1.545.884,76 m3 Dimensi Panjang = 19 m
Lebar = 10 m Tinggi = 10 m Tekanan Desain 1 atm
2. Tangki Penyimpanan Enzim α-amilase (ST-102) Tabel. 5.2. Spesifikasi Tangki Enzim α-amilase (ST-102)
Alat Tangki PenyimpananEnzim α-amilase Kode ST-102
Fungsi Menyimpan produk sebanyak 3.120,4776 kg Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat
bottom) dan atap (head)berbentuk torispherical. Kapasitas 2,6004 m3
Dimensi Diameter shell (D) = 5,2684 ft Tinggi shell (Hs) = 5,2677 ft Tebal shell(ts) = 0,1746 in
Tinggi atap = 0,2163 ft Tinggi total = 6,4131 ft Tekanan Desain 16,8466 psi
3. Tangki Ca(OH)2(ST-103)
Tabel 5.3 Spesifikasi Tangki Ca(OH)2(ST-103)
Alat Tangki Penyimpanan Ca(OH)2
Kode ST-103
Fungsi Menyimpan produk sebanyak 749,7251 kg Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat
bottom) dan atap (head)berbentuk torispherical. Kapasitas 0,8330 m3
Bahan Carbon Steel SA-283 GradeC
4. Tangki Penyimpanan Enzim Glukoamilase
Tabel 5.4 Spesifikasi Tangki penyimpanan Enzim Glukoamilase (ST-104) Alat Tangki Penyimpanan Enzim Glukoamilase
Kode ST-104
Fungsi Menyimpan produk sebanyak 3.431,1941 kg Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat
bottom) dan atap (head)berbentuk torispherical. Kapasitas 2,9836 m3
5. Tangki Penyimpanan HCL (ST-105)
Tabel 5.5 Spesifikasi Tangki Penyimpanan HCl (ST-105) Alat Tangki Penyimpanan HCl
Kode ST-105
Fungsi Menyimpan produk sebanyak 86,9049 kg
Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat bottom) dan atap (head)berbentuk torispherical. Kapasitas 0,0772 m3
Bahan Carbon Steel SA-283 GradeC
6. Tangki Produk (ST-106)
Tabel 5.6 Spesifikasi Tangki Produk (ST-106) Alat Tangki Penyimpanan Produk Kode ST-106
Fungsi Menyimpan produk sebanyak 793,936,7042 kg Bentuk Silinder tegak (vertikal) dengan dasar datar (flat
bottom) dan atap (head)berbentuk torispherical. Kapasitas 660,3951 m3
7. Roller Crusher (RC-101)
Tabel 5.7. Spesifikasi Roller Crusher(RC-101) Kode RC- 101
Fungsi Menghancurkan Manihot U. Menjadi slurry.
Tipe Double Toothed – Roll Crusher
Kapasitas 9.074,532 kg/jam
Dimensi Diameter (D) = 24 in = 0,6096 m Width = 15 in = 0,381 m Ukuran umpan = 2 in
Kecepatan roll 115 rpm Daya motor 1 hp
8. Rotary Drum Vaccum Filter (RF-101)
Tabel 5.8 Spesifikasi Rotary drum Vaccum Filter(RF-101) Kode RF- 101
Fungsi Memisahkan filtrat dari cake
Tipe Rotary Drum Vaccum Filter
Kapasitas 9.074,532 kg/jam Luas area filtrasi 104,6791 m2 Tekanan 4 inHg (0,13 atm) Daya motor 32 Hp
Jumlah 1 unit
9. Centrifuge (CE-201)
Tabel 5.9 Spesifikasi Centrifuge (CE-201) Kode CE- 201
Fungsi Memisahkan pati yang tidak bereaksi Tipe Disk Nozzle Discharge Centrifuge
Kapasitas 470,8597 ft3/ jam Diameter 27 in
Kecepatan putar 4200 rpm Kecepatan endap 11,9998 m/jam Daya motor 29,071 hp
10. Cooler (CL-101)
Tabel 5.10 Spesifikasi Cooler (CL-101)
Alat Cooler
Kode CL – 201
Fungsi Mendinginkan produk keluaran Tangki Gelatinasi (TG-101) sehingga memiliki temperatur yang sesuai sebelum dialirkan ke Reaktor Likuifikasi (RL-201).
Bentuk Shell and Tube Heat Exchanger
Dimensi pipa Luas Perpindahan panas = 212,6080 ft2 OD tube = 0,75 in
ID shell = 10 in
Baffle space = 2 ft
L = 16 ft
Rd diperlukan = 0,003 Jumlah pipa = 9 buah
∆P, tube = 1,819 psi
∆P, shell = 0,195 psi
11.Cooler(CL-202)
Tabel. 5.11. Spesifikasi Cooler (CL-202)
Alat Cooler
Kode CL – 202
Fungsi Mendinginkan produk keluaran Reaktor Likuifikasi (RL-101) sehingga memiliki temperatur yang sesuai sebelum dialirkan ke Sentrifuse (CE-201).
Bentuk Shell and Tube Heat Exchanger
Dimensi pipa Luas Perpindahan panas = 212,6080 ft2 OD tube = 0,75 in
Tabel 5.12 Spesifikasi Cooler (CL-303)
Alat Cooler
Kode CL – 303
Fungsi Mendinginkan produk keluaran Evaporator (EV-102) sehingga memiliki temperatur yang sesuai sebelum dialirkan ke Storage Tank Produk (ST-106).
Bentuk Shell and Tube Heat Exchanger
Dimensi pipa Luas Perpindahan panas = 328,5760 ft2 OD tube = 0,75 in
ID shell = 12 in
Baffle space = 2,4 ft
13. Washing Machine (WM-101)
Tabel 5.13 Spesifikasi Washing Machine (WM-101)
Alat Washing Machine
Kode WM-101
Fungsi Membersihkan Manihot Utillisima. Jenis WM series
Tabel 5.14 Spesifikasi Adsorber Enzim (AD-101)
Alat Adsorber Enzim
Kode AD-301
Fungsi Menghilangkan enzim α-amilase dan glukoamilase dari keluaran Reaktor Sakarifikasi (RS-102)
Jenis Fixed Bed
Kondisi P = 16,17 Psi = 1,1 atm Tinggi menara 12 ft (3,66 m)
ID menara 10 ft (3,048 m)
Bahan Stainless Steel SA-167 Grade 11
Jumlah 2 buah
15. Adsorber Ion Ca (AD-302)
Tabel 5.15 Spesifikasi Adsorber Ion Ca (AD-302)
Alat AdsorberIon Ca
Bahan Stainless Steel SA-167 Grade 11