i ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN
TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI C SD NEGERI 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
OLEH
HJ. KURNIATI
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung pada mata pelajaran IPA dalam materi perkembangbiakan tumbuhan menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah atau belum mencapai KKM yang ditetapkan. Mata pelajaran IPA masih menjadi pelajaran yang kurang disukai sebagian besar siswa karena mereka menganggap IPA adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Sebagian besar siswa sering tidak konsentrasi/tidak memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran, selain itu guru sering menggunakan metode ceramah, dan belum menggunakan metode Tutor Sebaya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA siswa kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 melalui metode Tutor Sebaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung sebanyak 32 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru mengajar, sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari, maka digunakan soal pre tes dan post tes (evaluasi).
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 56,50%, pada siklus II 62,00%, dan pada siklus III 70,00%. Hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 53,13 dan pada siklus II meningkat menjadi 65,20 dan pada siklus III 73,44. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
ii
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN
TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI C SD NEGERI 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh HJ. KURNIATI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Perkembangbiakan Tumbuhan
Dengan Pendekatan Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas VI C SD Negeri 2 Kedamaian Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”
adalah benar-benar karya saya sendiri. Dalam menyusun laporan ini, saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku pada masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya bersedia menanggung akibat dan sanksi apabila dikemudian hari ditemuakn adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada pengakuan dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandar Lampung, 2013 Penulis
iv
HALAMAN PERSETUJUAN CETAK
Judul Skripsi : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG PERKEMBANGBIAKAN
TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI C SD
NEGERI 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama : Hj. Kurniati
N P M : 1113069046
Program Studi : PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyetujui
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Universitas Lampung
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002
Pembimbing
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Dr. H. Chandra Ertikanto, M.Pd ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Sugiyanto, M.Pd ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Hj. Kurniati, anak pertama dari empat bersaudara. Putri dari pasangan Bapak H. Hasyim Rokib dan Ibu Hj. Asma Sulaiman. Penulis dilahirkan di desa Gunung Meraksa Baru kabupaten Empat Lawang Sumatra Selatan, di desa kecil di pegunungan Bukit Barisan pada tanggal 14 Juni 1959.
vii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunianya, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi :
1. Kepada suami tercinta Ir. H. Raja Sebuai, SpI. yang selalu membimbingku, mengingatkan dalam kebaikan, yang selalu memotivasi dan memberikan kesadaran bagiku akan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelesaikan skripsi ini, dan dengan setia memberi semangat serta mendo’akanku untuk keberhasilan.
2. Anak-anakku Rurry Oktora, SE, Devianti, SH, Lia Oktavia, SH, Hardi Angga Saputra, SH, Ricko Marcellino, dan menantu-menantuku Ir. Anang Darsono, Entis Sutisna, S. Ag, Chandra Rosa Putra, Mariska Budiman, SE, serta cucu-cucuku: Alesya Ramadi Darsono, Aulia Latifa Darsono, M. Aqil Darsono, Dela Eka Putri, Daffa Putra Ramadhon, Keyza Saraj Putra, dan Keylan Saraj Putra.
3. Untuk seluruh keluarga besarku atas perhatian dan dorongan moril yang telah diberikan.
4. Kepala sekolah SDN 2 Kedamaian H. Burhanuddin, S. Pd.I dan teman-teman mengajarku di SDN 2 Kedamaian, terimakasih atas do’a, semangat, motivasi, dan bantuannya selama ini, baik sumbangan tenaga, pikiran dan lain sebaginya.
viii
MOTTO
“
Jalani hidup dengan penuh semangat
”
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir penelitian kelas diwajibkan menyusun laporan. Dalam kegiatan ini peneliti menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan banyak pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, saran dan bimbingan kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan studi di FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., Ketua Juruan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan.
x
6. Bapak H. Burhanuddin, S.Pd.I, selaku Kepala SDN 2 Kedamaian.
7. Seluruh Dewan Guru, Staf Karyawan, dan Tata Usaha SDN 2 Kedamaian. 8. Seluruh siswa SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung.
9. Keluargaku tercinta yang selalu memberi dukungan dan semangat.
10. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 2013 Penulis,
xii
D...P
endekatan Tutor Sebaya ...11
Kelebihan Pendekatan Tutor Sebaya...13
Kekurangan Pendekatan Tutor Sebaya ...14
E. Hipotesis Tindakan ...14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...23
A. Prosedur Penelitian...23
C. Hasil Observasi Siklus I ...29
1. Aktivitas Belajar Siswa ...29
a. Siklus I Pertemuan 1 ...29
b. Siklus I Pertemuan 2...31
c. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ...33
2. Kinerja Guru...34
a. Siklus I Pertemuan 1 ...34
b. Siklus I Pertemuan 2...36
c. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ...38
3. Hasil Belajar Siswa...39
4. Perkembangan Skor dan Penghargaan Kelompok...41
5. Refleksi Siklus I ...42
6. Saran Perbaikan untuk Siklus II ...44
D. Hasil Observasi Siklus II...50
xiii
a. Siklus II Pertemuan 1 ...50
b. Siklus II Pertemuan 2...52
c. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ...54
2. Kinerja Guru ...55
a. Siklus II Pertemuan 1 ...55
b. Siklus II Pertemuan 2...57
c. Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ...59
3. Hasil Belajar Siswa...59
4. Perkembangan Skor dan Penghargaan Kelompok...62
5. Refleksi Siklus II ...63
E. Hasil Observasi Siklus III...64
1. Aktivitas Belajar Siswa...64
a. Siklus III Pertemuan 1...64
b. Siklus III Pertemuan 2...67
c. Persentase Aktivitas Siswa Siklus III...69
2. Kinerja Guru ...70
a. Siklus III Pertemuan 1...70
b. Siklus III Pertemuan 2...72
c. Persentase Aktivitas Siswa Siklus III...73
3. Hasil Belajar Siswa...74
4. Perkembangan Skor dan Penghargaan Kelompok...76
5. Refleksi Siklus III ...78
F. Pembahasan ...79
1. Aktivitas Siswa ...79
2. Kinerja Guru ...82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...92
A. Kesimpulan ...92
B. Saran...93
DAFTAR PUSTAKA ...94
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1...
Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa ... ... 18
3.2 Kriteria Penghargaan Perkembangan Kelompok ... 20
4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Diskusi Kelompok Kecil (Siklus I Pertemuan 1) ... 30
4.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Diskusi Kelompok Kecil (Siklus I Pertemuan 2) ... 32
4.3. Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 34
4.4. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan 1 ... 35
4.5. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan 2 ... 37
4.6. Persentase Kinerja Guru Siklus I ... 38
4.7. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 39
4.8. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 40
4.9. Data Nilai Perkembangan Skor Kelompok Siklus I ... 41
4.10. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Diskusi Kelompok Kecil (Siklus II Pertemuan 1) ... 51
4.11. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Diskusi Kelompok Kecil (Siklus II Pertemuan 2) ... 53
xv
4.13. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan 1 ... 56
4.14. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan 2 ... 57
4.15. Persentase Kinerja Guru Siklus II ... 59
4.16. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 60
4.17. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 61
4.18. Data Nilai Perkembangan Skor Kelompok Siklus II ... 62
4.19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Diskusi Kelompok (Siklus III Pertemuan 1) ... 65
4.20. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Diskusi Kelompok (Siklus III Pertemuan 2) ... 67
4.21. Persentase Aktivitas Siswa Siklus III ... 69
4.22. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan 1 ... 70
4.23. Hasil Kinerja Guru Pada Siklus III Pertemuan 2 ... 72
4.24. Persentase Kinerja Guru Siklus III ... 73
4.25. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 74
4.26. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 76
4.27. Data Nilai Perkembangan Skor Kelompok Siklus III ... 77
4.28. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 80
4.29. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per- Siklus ... 83
4.30. Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Per-Siklus ... 86
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1 Proses Penelitian Tindakan Kelas ...16
2 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus...81
3 Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru Per-Siklus...84
4 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...88
xvi
Tes Awal (Pre tes)Siklus I... 113 7...Soal
Tes Awal (Pre tes)Siklus II ... 114 8...Soal
Tes Awal (Pre tes)Siklus III... 115 9...Lemb
ar Kerja Siswa Siklus I... 116 10...Lemb
ar Kerja Siswa Siklus III ... 117 11...Soal
Evaluasi Siklus I, II, dan III ... 119 12...Data
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kelompok (Siklus I Pertemuan I) ... 121 13...Hasil
xvii
Pertemuan II)... 122 14...Hasil
Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan I... 123 15...Hasil
Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I Pertemuan II... 124 16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kelompok (Siklus II
Pertemuan I)
... 125 17...Hasil
Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kelompok (Siklus II Pertemuan II)
... 126
18...Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan I... 127 19...Hasil
Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II Pertemuan II ... 128 20. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kelompok (Siklus III
Pertemuan I)... 129 21...Rekap
itulasi Keberhasilan Siswa Per Siklus ... 130 22...Gamb
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah berkaitan dengan mencari tahu tentang alam
semesta beserta isinya. Pendidikan IPA mengarahkan siswa untuk mengarahkan sendiri
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah dasar yang merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuan siswa agar dapat
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kedamaian
Bandar Lampung kelas VI C memperlihatkan hasil belajar IPA masih rendah terutama untuk
materi perkembangbiakan tumbuhan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas masih konvensional. Guru masih menggunakan metode ceramah, siswa jarang diberi
kesempatan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara berkelompok dan melakukan
pengamatan tentang materi yang diajarkan. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung pada
materi perkembangbiakan tumbuhan yaitu hanya 13 siswa dari 32 siswa yang mencapai Kriteria
KKM dimana KKM yang ditetapkan adalah 65. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu
tindakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Salah satu tindakan
yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya pada materi perkembangbiakan
pada tumbuhan adalah dengan menggunakan dengan metode tutor sebaya.
Metode Tutor Sebaya adalah salah satu metode pengajaran yang memanfaatkan siswa yang
dianggap lebih pandai di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan
arahan kepada siswa yang nilainya masih rendah atau dibawah rata-rata. Pendekatan Tutor
sebaya dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap
yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum
paham. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor
maupun bagi siswa yang diajarkan.Arikunto (dalam Rofiqoh 2007:4) menyatakan bahwa tutor
sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu
guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yang ada sebagai
berikut:
1) Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu metode
2) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara berkelompok.
3) Hasil belajar IPA siswa khususnya pada materi perkembangbiakan
tumbuhan masih rendah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Apakah penggunaan pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan
aktivitas belajar untuk pelajaran IPA siswa kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar
Lampung?
2) Bagaimana hasil belajar untuk pelajaran IPA siswa kelas VI C SDN
2 Kedamaian Bandar Lampung yang menggunakan pendekatan Tutor Sebaya?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI C SDN 2
Kedamaian Bandar Lampung.
2) Untukmeningkatkan hasil belajar IPA pada materi
perkembangbiakan tumbuhan dengan pendekatan Tutor Sebaya pada siswa kelas VI C
E. Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa
a) Dapat meningkatkan hasil belajar IPA kepada siswa kelas VI C
SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013.
b) Meningkatkan proses belajar IPA dengan tidak hanya banyak
mencatat tetapi lebih ke pemahaman konsep-konsep.
c) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih memudahkan
siswa dalam memahami materi.
2) Bagi guru
a) Sebagai informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelas,
menambah pengetahuan guru serta mengembangkan kemampuan guru dalam
mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang profesional.
b) Berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil
belajar IPA.
3) Bagi SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung
a) Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya
b) Meningkatkan Standar Ketuntasan Minimal pada mata pelajarana
IPA kelas VI.
c) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
F. Definisi Operasional
1) Aktifitas
Aktivitas adalah suatu kegiatan atau kesibukan. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan materi yang dibahas
pada proses belajar mengajar.
2) Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh
setiap peserta didik pada periode tertentu.
3) Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah pemberian bantuan dalam belajar oleh siswa/teman yang ditunjuk
oleh guru berdasar pada prestasi akademik yang baik dan memiliki hubungan sosial yang
tinggi.
4) Perkembangbiakan Tumbuhan
Perkembangbiakan pada tumbuhan terdiri dari 2 macam
a) secara generatif :yaitu perkembangbiakan melalui penyerbukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Secara luas, belajar merupakan proses menuju
perubahan tingkah laku. Depdiknas (2003:1) mendefinisikan “belajar sebagai proses membangun
makna/pemahaman terhadap informasi atau pengalaman.
MenurutSutikno (2004:5), mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hakim (2002:7) mengemukakan bahwa
“belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain
kemampuannya.
Menurut Sumiati (2009:1) mengemukakan bahwapembelajaran pada dasarnya membahas
pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, dan seberapa baik tentang pembelajaran. Upaya
meningkatkan keberhasilan pembelajaran merupakan tantangan yang dihadapi oleh setiap orang
yang berkecimpung dalam dunia kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak
keberhasilan yang telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum
sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Dalam
belajar yang terpenting adalah bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh
dengan usaha sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai perantara atau penunjang dalam
kegiatan belajar mengajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.
B. Hasil Belajar
Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap
kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa
setelah menjalani proses pembelajaran. Rahmat (dalam Abidin. 2004:1) mengatakan bahwa
“hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan
aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai
materi pelajaran yang telah diberikan. Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahap (dalam
Abidin 2004:2) yaitu:
a)Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b)Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
c)Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan, atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.
d)Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.
e)Untuk keprluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten. f)Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan
mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar,
Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar
mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang
diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.
C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “ IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis.” Sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan”.
Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta
gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal
tetapi juga faktual. Hakikatnya pembelajaran IPA adalah proses yang diwujudkan dengan
melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses bagaimana cara produk IPA
ditemukan.
Pelaksanaan pembelajaran IPA juga dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui
pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang
sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut KTSP
a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNYA.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi, dan masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
f) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek, yaitu kerja ilmiah dan
pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan berkomunikasi ilmiah,
pengembangan kreatifitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman
konsep dalam kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat
dalam kurikulum KTSP adalah :
a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat, dan gas.
c) Energi dan perubahannya, meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semestra, meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.
Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling
berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan
D. Pendekatan Tutor Sebaya
Pengajaran tutoring merupakan pengajaran melalui kelompok yang terdiri atas satu siswa dan
satu pengajar ( tutor, mentor ) atau boleh lebih seorang siswa mampu memegang tugas sebagai
mentor, bahkan sampai taraf tertentu dapat menjadi tutor. Menurut Zaini (dalam Suyitno,
2004:36) “metode belajar yang paling baik adalah mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena
itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat
membantu siswa dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya. Sedangkan menurut
Semiawan (dalam Suherman, 2003:276) mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah siswa yang
pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat
dilakukan teman-teman di luar sekolah. Mengingat bahwa siswa merupakan elemen pokok dalam
pengajaran, yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber
pengajaran.
Dengan memperhatikan pengertian Tutor Sebaya, maka dapat disimpulkan bahwa metode Tutor
Sebaya ialah pemanfaatan siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di
dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang
kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama
atau sekelas. Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan
pertimbangan-pertimbangan sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut:
a)Memiliki kepandaian lebih unggul daripada siswa lain.
c)Mempunyai kesadaran untuk membantu teman lain.
d)Dapat diterima dan disenangi siswa yang mendapat program tutor sebaya, sehingga siswa
tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya dan rajin.
e)Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan
f)Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan yaitu dapat
menerangkan pelajaran kepada kawannya.
Agar pelaksanaan pengajaran tutor sebaya dapat berlangsung secara efektif dan berhasil, guru
perlu memperhatikan pemilihan petugas tutor sebaya dan pembentukan kelompok. Banyaknya
petugas tutor sebaya ditentukan oleh ciri-ciri yang telah disebutkan di atas dan disesuaikan
dengan banyaknya siswa dalam kelas tersebut dan banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelompok
yang akan direncanakan. Petugas itu dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan tugas
dengan sebaik mungkin.
Mengenai berapa banyaknya anggota setiap kelompok tidak ada ketentuan yang mutlak harus
ditaati sebagai pedoman. Kelompok kecil sebaiknya dengan anggota 3-5 orang, dengan dasar
pemikiran bahwa makin banyak anggota kelompoknya, keefektifan, keefektifan belajar tiap
anggota berkurang. Sebaliknya jika terlalu sedikit 2 orang, kurang dapat membentuk iklim
kelompok yang baik. Kelompok-kelompok itu dapat dibentuk atas dasar minat dan latar
belakang, pengalaman atau prestasi belajar. Kehangatan atau iklim kelompok yang baik dapat
terbentuk berdasarkan adanya rasa persaudaraan antar anggota.
Menurut Suryo dan Amin (1982: 51), beberapa kelebihan metode Tutor Sebaya adalah sebagai
berikut :
a) Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu dengan siswa sebagai tutor yang membantu.
b) Bagi tutor sendiri, kegiatan ini merupakan kesempatan untuk belajar berkomunikasi. c) Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.
d) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
Kekurangan Pendekatan Tutor Sebaya
Menurut Suryo dan Amin (1982: 51), beberapa kekurangan metode Tutor Sebaya adalah sebagai
berikut :
a) Siswa yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu.
b) Siswa yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka yang diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan hipotesis penelitian
tindakan kelas adalah jika pembelajaran IPA pada materi perkembangbiakan tumbuhan
dilaksanakan dengan Pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI
1 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap
penelitian mengikuti yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Riyanto, 2001) bahwa penelitian tindakan kelas dalam perencanaannya
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan,
observasi, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar suatu
rancangan pemecahan masalah.
B. Setting Penelitian
1) Tempat Penelitian
Lokasi tempat diadakannya penelitian ini adalah SD negeri 2 Kedamaian Bandar
Lampung dengan pertimbangan bahwa penulis merupakan salah satu guru di SD
tersebut, sehingga memudahkan dalam proses pengumpulan data, peluang waktu
yang luas dan subjek peneliti yang sesuai dengan profesi peneliti sebagai guru di
sekolah tersebut.
2) Waktu penelitian
Rencana penelitian tindakan kelas ini menggunakan waktu yang diperkirakan
selama 3 bulan dalam semester 1 (ganjil).
2 Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI C SDN 2 Kedamaian
Bandar Lampung dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 18 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki.
4) Desain Penelitian
Model penelitian pada penelitian ini merujuk pada proses pelaksanaan penelitian
yang dikemukakan oleh Wardhani dan Kuswaya (2008:3.44), yang terdiri dari: (a)
perencanaan; (b) pelaksanaan tindakan; (c) observasi; (d) refleksi. Pelaksanaannya
direncanakan dalam 3 siklus.
Gambar Desain
Proses Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 1: Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (Arikunto:2007)
C. Teknik Pengambilan Data
Perencanaan Pelaksanaan Observasi
3 Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik tes
dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari
respon siswa.
1) Alat pengumpulan data
a)Instrumen observasi
Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa
dan kegiatan mengajar guru.
b)Tes hasil belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada materi FPB dan
KPK.
2) Jenis data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
a)Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan
instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini diperoleh
dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada
siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis menggunakan rumus :
4 : nilai rata-rata kelas
: jumlah semua nilai siswa
: banyak siswa
(Arikunto, 2010:264)
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk
melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga
dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan
mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang
tepat, Agip(2006:41). Adapun kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa
Tingkat Keberhasilan Arti
>80 Sangat tinggi
60-79 Tinggi
40-59 Sedang
20-39 Rendah
>20 Sangat rendah
(Sumber: Agip, 2006:41)
5 Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas. Data
observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses pembelajaran.
Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua prilaku siswa dan guru dalam
pembelajaran siklus I dan II. Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :
Keterangan :
NP : nilai yang dicari atau diharapkan
R : skor observasi yang bersangkutan
Sm : skor maksimal observasi 100 : bilangan tetap
D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat
mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan akhir. Apakah
setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Demikian
juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis terhadap hasil kegiatan
pembelajaran. Analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek
pembelajaran yang terlibat didalamnya sudah sesuai dengan kapasitas.
(Aunurrahman, dkk. 2009 :9). Analisis data yang dilakukan adalah:
1) Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan siklus 1. Baik data
kualitatif maupun data kuantitatif.
2) Menganalisis data dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan
6
3) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil
pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus 1, siklus
II, siklus III.
Selain itu, pemberian nilai penghargaan terhadap perkembangan kelompok juga
dapat dinyatakan berdasarkan nilai rata-rata kelompok melalui kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Penghargaan Perkembangan Kelompok
Nilai Rata-Rata
Kelompok Penghargaan
6-8 Bad Team (Kelompok Jelek)
9-11 Good Team (Kelompok Baik
12-14 Grat Team (Kelompok Hebat)
15-17 Super Team (Kelompok Super)
E. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini bisa dipaparkan sebagai berikut:
Siklus 1:
1. Perencanaan 1
a) Mempersiapkan pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Mempersiapkan Lembar Observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS),
sumber dan alat peraga yang dibutuhkan.
7
2. Implementasi 1
a) Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa untuk tiap
kelompok dan memilih 1 tutor sebaya sebagai ketua.
b) Guru memberikan penjelasan tentang materi perkembangbiakan pada
tumbuhan
c) Masing-masing kelompok mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang materi dan menjawab tugas yang diberikan guru secara
berkelompok.
d) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
e) Masing-masing siswa menjawab soal evaluasi secara individu untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
dengan metode tutor sebaya.
3. Observasi 1
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes
formatif bentuk essay.
4. Refleksi 1
Menganalisa hasil tindakan pada siklus 1
Siklus II
8 Perencanaan siklus II mengikuti perencanaan pada siklus I dan hasil
refleksi pada siklus I.
2. Tindakan 2
Mengikuti skenario pembelajaran menggunakan tutor sebaya dan hasil
refleksi pada siklus I.
3. Observasi 2
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasidan tes
formatif bentuk essay.
4. Refleksi
Menganalisa hasil tindakan pada siklus 2.
Siklus III
Jika masih diperlukan
F. Indikator Keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang
dilakukan ini adalah apabila hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi
perkembangbiakan tumbuhan telah menunjukan peningkatan pada setiap siklus
nya. Peneliti menggunakan metode pembelajaran Tutor Sebaya ini jika > 65 %
23 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas VI C
SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung terhadap mata pelajaran IPA dalam materi
perkembangbiakan pada dapat disimpulkan:
1. Penerapan metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran IPA pada materi
perkembangbiakan pada tumbuhan dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar Lampung. Hal ini
sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada peserta
didik mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi peningkatan disetiap
siklusnya yaitu rata-rata siklus III meningkat dari siklus I yaitu 56,50%
menjadi 70%.
2. Penerapan metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran IPA pada materi
perkembangbiakan pada tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar dan
ketuntasan belajar peserta didik kelas VI C SDN 2 Kedamaian Bandar
Lampung. Hal ini sesuai pengamatan observer yang telah dilakukan pada
siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi peningkatan di
setiap siklusnya yaitu nilai rat-rata pada siklus I sebesar 53,13 meningkat
24
dari 16 peserta didik (50%) di siklus I menjadi 30 peserta didik (94%) di
siklus III.
B. SARAN
1. Kepada pendidik, untuk senantiasa menerapkan metode tutor sebaya
dalam proses pembelajaran, karena dengan metode tutor sebaya peserta
didik akan lebih mudah memahami berbagai materi pelajaran karena
dibantu oleh teman sebayanya, selain itu metode Tutor Sebaya dapat
menciptakan komunitas belajar (learning comunity) yang pada akhirnya
menciptakan kebiasan belajar secara kontinyu, metode tutor sebaya juga
memberikan solusi cerdas dalam meminimalisir kesenjangan intelektual di
dalam kelas dalam artian bahwa seluruh siswa baik itu yang pintar dan
yang belum bisa terlibat dalam satu aktifitas belajar.
2. Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang
mendukung pembelajaran yang masih belum ada, agar proses
pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar peserta
didik dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan
sistem terpadu yang dapat mendukung segala aktifitas belajar terutama
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran Padang. UNP
Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta:Universitas Terbuka.
Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP.
Depdiknas. 2003. (online) http://mathedu-unila.blogspot.com /2010/10/pengertian-belajar.html.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Hakim, Thursan. 2002. Belajar Secara Efektif. Semarang: Sindur pres.
Hamalik. 2006. (online) http://remenmaos.blogspot.com///hasil belajar-siswa.html.
http://techonly13.wordpress.com/2009/071/definisi-ipa/
Nasution. 2006. (online) http://www.duasatu.web.id/2012/07/pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html
Riyanto. 2001, Artikel Bimbingan Karya Tulis Ilmiah Online, “Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)”, (http://www.ktiguru.org/. Diakses Tgl 01 November 2012)
Rofiqoh.2007(online) https://www.google.co.id/=pendekatan+tutor+sebaya&oq=
Suherman. 2003. (online) http:// www.pembelajaran-sistem-tutor-sebaya-dapat-meningkatkan-semangat.com
Sukardi, Ketut. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Suryo dan Amin. 1982 (online) https://www.google.co.id/ pendekatan
+tutor+sebaya&oq=
Sutikno, Sobry. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Suyitno. 2004. (online) http:// www.pembelajaran-sistem-tutor-sebaya-dapat-meningkatkan-semangat.com
Widiyarti dan Suranto. 2009. Konsep Mutu dalam Manajemen Pendidikan Vokasi.