• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PRESTASI MELALUI MODEL KERJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN PRESTASI MELALUI MODEL KERJ"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar sangat penting dan berarti, karena pembelajaran ini membentuk kepribadian anak sehingga diharapkan anak didik dapat lebih menghargai bangsa dan negara Republik Indonesia. Selain itu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai peran yang amat penting dalam menggariskan komitmen untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa, dan bertujuan mengembangkan potensi individu siswa sehingga memiliki wawasan positif dan ketrampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggungjawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Namun selama ini penulis melihat tingkat penguasaan siswa terhadap materi PKn sangat rendah. Hal ini dapat penulis lihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa pada waktu siswa mengerjakan soal pada saat akhir pembelajaran yang telah penulis laksanakan. Dari pembelajaran PKn materi ”Menghargai keputusan bersama” banyak siswa yang kesulitan dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru. Dari 20 siswa kelas V (lima), yang mendapat nilai > 70 hanya 3 orang atau 15% dari keseluruhan jumlah siswa dengan nilai rata-rata 62,00. Sementara itu KKM untuk mata pelajaran PKn di SDN ... ditetapkan 75.

Rendahnya penguasaan materi pembelajaran PKn materi ”Menghargai keputusan bersama” ini diduga karena kurang tepatnya metode dan alat peraga yang ditetapkan guru. Dalam pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memanfaatkan metode dan alat peraga yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

(2)

tugas dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang saat merencanakan kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan perbaikan, observasi dan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dua siklus untuk pembelajaran PKn. Dalam laporan ini memuat pendahuluan, kajian pustaka, pelaksanaan perbaikan, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal tersebut peneliti meminta bantuan supervisor dan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah dari pembelajaran yang telah peneliti laksanakan. Dari hasil diskusi dengan supervisor 2 terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :

a. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

b. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.

c. Siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang diberikan guru.

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis sebagai guru berkewajiban untuk mencari penyelesaian masalah sedini mungkin agar hasil belajar yang diperoleh siswa lebih meningkat.

2. Analisis Masalah

Berdasarkan uraian masalah yang telah peneliti kemukakan diatas dan melalui diskusi dengan supervisor 2 dapat ditentukan beberapa faktor penyebab siswa kurang memahami, materi PKn yang telah diajarkan adalah sebagai berikut :

a. Guru kurang variatif metode dalam menggunakan metode pembelajaran. b. Guru tidak menggunakan alat peraga.

c. Kurangnya latihan-latihan yang diberikan oleh guru. d. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan. 3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah :

Penulis memprioritaskan pemecahan masalah perbaikan pembelajaran ini dengan penggunaan metode kelompok dengan beberapa pertimbangan-pertimbangan kelebihan Metode Kelompok antara lain sebagai berikut:

(3)

b. Metode kelompok dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

c. Metode kelompok dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampailan berKelompok.

d. Metode kelompok dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.

e. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam Kelompok.

f. Metode kelompok dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk megembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah:

a). Apakah penerapan metode pembelajaran kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman mengenai materi PKn tentang menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN ...?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah :

a). Untuk meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman mengenai materi PKn

tentang Menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SDN ... dengan

menerapkan metode pembelajaran kelompok.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa

- Untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi PKn tentang menghargai keputusan bersama.

(4)

memuaskan sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan, serta mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan.

2. Manfaat bagi guru,

- untuk mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan Metode Kelompok .

3. Bagi sekolah,

- Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar.

- Sekolah akan dapat berkembang pesat dengan adanya guru yang mempunyai inovasi – inovasi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dikelolanya.

BAB II

(5)

A. Prestasi Belajar 1. Pengertian belajar

Untuk memahami tentang pengertian prestasi belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch (dalam Sardiman A.M,) (2005:20) sebagai berikut :

a. Cronbach memberikan definisi :

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.

b. Harold Spears memberikan batasan:

Learning is to observe, to read, to initiate,to try something themselves, to listen, to follow direction”.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

c. Geoch, mengatakan :

Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

2. Pengertian Prestasi Belajar

Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

(6)

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”.

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan menurut S.Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

B. Metode Kelompok

(7)

metode belajar kelompok. Usaha pemahaman mengenai makna metode belajar kelompok ini, akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang metode, definisi belajar serta kelompok. Adapun beberapa definisi tentang metode, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Metode berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

2. Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

3. Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.

4. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Modjiono (199/1992) : 61) mengemukakan metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada aianteraksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelopk guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

Robert L. Cilstrap (dalam Roestiyah N.K (1998 : 15) menyatakan bahwa kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang baiasanya berjumlah kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas.

Sagala (2006) mengatakan bahwa metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditetapkan untuk diselesaikan secara bersama-sama.

1. Macam-macam Belajar Kelompok

Pengelompokkan anak didik bermacam-macam, dari yang sederhana sampai yang kompleks. Menurut Roestiyah, N.K membagi pengelompokkan belajar menjadi tiga, antara lain:

a). Waktu

(8)

2) Kelompok anak dengan perkembangan lambat c). Sifat

1) Kelompok untuk mengatasi alat pelajaran 2) Kelompok atas dasar intelegensi individu 3) Kelompok atas dasar minat individual 4) Kelompok untuk memperbesar partisipasi 5) Kelompok untuk pembagian pekerjaan

6) Kelompok untuk belajar secara efisien menuju tujuan.

Pendapat lain mengatakan, pengelompokkan belajar dapat dilakukan berdasarkan:

a. Pengelompokkan atas dasar kesenangan berkawan, b. Pengelompokkan atas dasar kemampuan, dan c. Pengelompokkan menurut minat.

Langkah pertama untuk melaksanakan pengelompokkan belajar, yaitu pembentukan kelompok dilakukan oleh siswa. Cara ini, dilakukan berdasarkan pemilihan anggota kelompok atas dasar rasa simpatik satu sama lain. Minat yang sama didorong kemauan yang sama untuk memperoleh hasil yang baik dengan cara bekerja sama.

Kedua, pembentukan kelompok yang dibentuk oleh guru. Cara ini, biasanya didasarkan pada perbedaan heterogen anak, sebagai contoh tempat duduk yang berdekatan, urutan presensi anak, taraf prestasi anak, dan sebagainya.

Ketiga, pembentukan kelompok diatur oleh guru atas dasar usulan dari anak didik. Siswa mengusulkan nama-nama dalam keanggotaan kelompok belajar, berdasarkan pertimbangan tertentu guru dapat menetapkan keanggotaan tersebut. Anak didik mengisi angket dengan menuliskan nama teman yang dipilih, kemudian hasil diberikan kepada guru.

2. Tujuan Belajar Kelompok

(9)

media yang tersedia. Adapun tujuan dari metode belajar kelompok, adalah:

a. Belajar kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa, dengan memberi sugesti, motivasi, dan informasi.

b. Melatih diri anak dengan mengembangkan potensi dengan berinteraksi dengan orang lain.

c. Memupuk rasa kebersamaan dengan cara bekerjasama memecahkan persoalan berupa pekerjaan/tugas dari guru.

d. Melatih keberanian siswa

e. Untuk memantapkan pengetahuan yang telah diterima oleh para siswa

3. Langkah-langkah Metode lompok

Ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan dalam melaksanakan metode belajar kelompok, yaitu:

1) Pilih teman yang paling cocok untuk bergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari 3-5 orang. Anggota yang terlalu banyak biasanya kurang efektif. 2) Tentukan dan sepakati bersama, kapan, di mana, dan apa yang akan dibahas

serta apa yang perlu dipersiapkan untuk keperluan Kelompok. Lakukan secara rutin minimal satu kali dalam satu minggu.

3) Setelah berkumpul secara bergilir tetapkan siapa pimpinan kelompok yang akan mengatur Kelompok dan siapa penulis yang akan mencatat hasil Kelompok.

4) Rumuskan pertanyaan atau permasalahan yang akan dipecahkan bersama dan batasi ruang lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.

5) Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu sampai tuntas, dengan cara memberi kesempatan kepada setiap anggota mengajukan pendapatnya. Dari setiap pendapat yang muncul, dikaji secara bersama manakah yang paling tepat. Kesimpulan jawaban yang telah disepakati bersama dicatat oleh penulis.

6) Bila ada persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau tidak ada kesepakatan antar anggota, tangguhkan saja untuk dimintakan pendapatnya kepada guru. Lanjutkan saja kepada persoalan yang lain.

7) Kesimpulan hasil Kelompok dicatat penulis, lalu dibagikan kepada anggota kelompok untuk dipelajari lebih lanjut di rumah masing-masing.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Belajar Kelompok

(10)

kelemahan dan kelebihan masing-masing, termasuk metode belajar kelompok juga mempunyai kelemahan dan kelebihan.

Menurut Roestiyah N.K (1998 : 17) menyebutkan berapa kelebihan dan kekurangan metode kerja kelompok. Kelebihan metode tersebut adalah : a. Dapat memberikan kesempatan para siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah

b. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

c. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampailan berKelompok.

d. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.

e. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam Kelompok.

f. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk megembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.

Sedangkan kekurangannya ialah :

a. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang. b. Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks

dibanding dengan metode lain.

c. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula

d. Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.

e. Bilamana guru (di sekolah) dan orang tua (di rumah) kurang mengontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok.

f. Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok tersebut.

(11)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keputusan adalah apa yang diputuskan atau ketetapan yang diambil secara bersama-sama. Jadi, keputusan adalah segala putusan yang sudah ditetapkan berdasarkan pertimbangan, pemikiran, dan penelitian yang matang. Keputusan merupakan pedoman dalam menentukan langkah-langkah berikutnya. Keputusan dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

a. Keputusan Pribadi (Individu)

Keputusan pribadi (individu) yaitu keputusan yang sifatnya pribadi dan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Contohnya ketika kalian diajak bermain oleh temanmu pada saat mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Kalian tentu akan berpikir untuk memutuskan pergi bermain atau menyelesaikan PR-mu terlebih dahulu.

b. Keputusan Bersama

Keputusan bersama adalah keputusan yang diambil atas dasar persetujuan atau kesepakatan bersama. Keputusan bersama bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugat. Hasil keputusan bersama biasanya diambil berdasar hasil musyawarah mufakat yang telah dipertimbangkan dengan baik dan benar.

Keputusan bersama merupakan ketentuan, ketetapan, dan penyelesaian yang dilakukan sekelompok orang terhadap suatu hal atau permasalahan. Semua pihak diharapkan dapat menerima keputusan bersama dengan ikhlas, bertanggung jawab, dan lapang dada.

2. Bentuk-Bentuk Keputusan Bersama

Secara umum, keputusan bersama terbagi dalam dua bentuk yaitu bentuk tertulis dan tidak tertulis (lisan). Mari kita bahas bentuk keputusan bersama tersebut secara rinci, yaitu:

a. Keputusan Secara Tertulis

Keputusan secara tertulis adalah keputusan yang diambil secara bersama-sama didasarkan atas kesepakatan bersama. Keputusan tertulis biasanya dituangkan dalam

Gambar 2. 1

(12)

bentuk dokumen tertulis. Contoh keputusan bersama secara tertulis di antaranya: 1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Undang-undang 3. Peraturan pemerintah

4. Peraturan daerah, dan sebagainya.

Keputusan secara tertulis merupakan kesepakatan dari orang-orang yang membuatnya. Keputusan secara tertulis mempunyai kekuatan hukum yang kuat. Oleh karena itu, siapapun yang tidak melaksanakan peraturan tertulis tersebut akan dikenai sanksi atau hukuman.

Keputusan tertulis disahkan dengan tanda tangan para pembuat keputusan. Tahukah kamu siapa yang membuat keputusan secara tertulis di negara kita? Keputusan secara tertulis di negara kita dibuat oleh lembaga legislatif yaitu MPR, DPR, dan DPD b. Keputusan Lisan

Keputusan lisan merupakan keputusan yang diucapkan dengan lisan kita. Keputusan lisan berwujud kata-kata dan biasanya tidak dituangkan secara tertulis dalam bentuk dokumen. Keputusan lisan tidak mempunyai kekuatan hukum seperti halnya keputusan tertulis. Sanksi yang diberikan dalam pelanggaran keputusan lisan pun hanya bersifat ringan saja. Tahukah kamu contoh keputusan lisan? Contoh keputusan lisan di antaranya:

1) Keputusan bapak kepala desa dalam hal pembagian pengairan sawah 2) Keputusan bapak RT tentang jadwal ronda malam.

3) Keputusan bapak RW tentang jadwal ronda malam

Gambar 2. 3

Kegiatan ronda malam merupakan salah satu contoh keputusan yang diambil secara lisan.:

3. Cara Pengambilan Keputusan Bersama

Dalam musyawarah pasti akan ada pihak yang setuju maupun yang tidak setuju terhadap rancangan keputusan akan tetapi setelah melalui pertimbangan, dan

Gambar 2. 2

(13)

tukar pikiran maka dicapailah titik temu atau kesepakatan bersama. Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain:

1) Sesuai dengan kepentingan bersama.

2) Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai hati nurani.

3) Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan. 4) Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih diutamakan dan

bersumber dari hati

nurani yang luhur dan sebagainya.

Selain itu, dalam musyawarah kita harus menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut: 1) Menghargai pendapat orang lain.

2) Mampu mengendalikan diri saat mengikuti musyawarah. 3) Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan pendapat. 4) Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda.

5) Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam musyawarah.

6) Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan keputusan hasil musyawarah. Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat kita harus berpedoman pada prinsip-prinsip dan aturan musyawarah, antara lain:

1) Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur. 2) Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong-royong. 3) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

4) Menghargai pendapat orang lain dan tidak melaksanakan kehendak dalam musyawarah.

5) Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

6) Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab.

Kemauan untuk menggunakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah harus menjadi kebiasaan setiap warga negara Indonesia di berbagai lingkungan kehidupan, antara lain sebagai berikut:

a. Musyawarah di lingkungan keluarga, misalnya: 1) Menentukan tempat rekreasi keluarga.

(14)

Gambar 2. 4

Musyawarah dalam keluarga untuk mencapai keputusan bersama

b. Musyawarah di lingkungan sekolah, misalnya: 1) Memilih pengurus OSIS.

2) Menentukan program kegiatan OSIS. 3) Pemilihan ketua kelas.

4) Menentukan tempat tujuan wisata, dan sebagainya. c. Musyawarah di lingkungan masyarakat, misalnya: 1) Pelaksanaan acara 17 Agustus-an.

2) Membangun jalan. 3) Rembug desa.

4) Pembagian jadwal ronda/ siskamling. 5) Memilih pengurus /LPMD, dan sebagainya.

Gambar 2.5 Rembug desa contoh musyawarah di lingkungan masyarakat

d. Musyawarah di lingkngan kenegaraan, misalnya: 1) Rapat-rapat DPR/komisi.

(15)

Gambar 2. 6 Rapat MPR/DPR merupakan contoh musyawarah di lingkungan negara.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dari pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas V SDN ... Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 11 orang siswa perempuan

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V SDN ... Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

(16)

berikut:

No Hari / Tanggal Siklus

1. Rabu, 14 Mei 20 ... I (Satu)

2. Rabu, 21 Mei 20 ... II (Dua)

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

(17)

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2008)

Dengan berpedoman pada refleksi awal maka dilaksanakan tahap perbaikan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:

I. Rencana Perbaikan pembelajaran PKn Siklus I a. Perencanaan

Pada perencanaan siklus I diawali dengan refleksi oleh peneliti, dan supervisor 2 terhadap hasil belajar siswa, manganalisis masalah, tindakan yang diambil dan mencari alternatif, pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tersebut penulis melakukan hal - hal sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Perbaikan ( RPP ) pada siklus I yang difokuskan pada perbaikan serta tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan pada pembelajaran PKn pokok Materi menghargai keputusan bersama

3) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan oleh siswa yang memuat tugas yang perlu disiapkan oleh siswa

4) Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :

a. Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru selama mengerjakan lembar kerja siswa dan Kelompok dalam kelas serta mempersiapkan lembar penilaian siswa

b. Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat ketuntasan belajar siswa

b. Pelaksanaan 1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa berdo’a bersama-sama.

(18)

d. Guru mengadakan kegiatan pembiasaan dengan bernyanyi atau melakukan gerakan pemanasan agar siswa termotivasi dalam balajar. e. Guru melakukan appersepsi sambil bertanya jawab dengan siswa.

f. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kelompok..

2. Pada kegiatan inti

a. Guru mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok, yang terdiri atas 5 orang siswa untuk melaksanakan pembelajaran melalui penggunaan Metode Kelompok.

b. Membuat struktur kelompok (ketua/ pimpinan, sekretaris, anggota). c. Membagi-bagi tugas dalam diskusi

d. Menemukan masalah yang layak untuk didiskusikan. e. Menjelaskan masalah tersebut.

f. Memberikan pengarahan kepada anggota kelompok tentang masalah yang sedangkan didiskusikan, sehingga tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.

g. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya secara bergiliran. h. Guru disini sebagai dinding penangkis, artinya menerima pertanyaan dari

siswa dan melemparkannya kembali kepada kelompok siswa yang lain.

i. Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta j. Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi

k. Mencatat ide-ide / sarana-sarana yang penting

l. Memimpin siswa dalam mengambil keputusan atau kesimpulan. 3. Pada Kegiatan Akhir

1. Guru bersama-sama murid menyimpulkan pelajaran 2. Tindak lanjut dan pemberian PR untuk kegiatan Siklus II.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 dengan menggunakan lembar observasi proses kegiatan pembelajaran. Yang diamati selama proses kegiatan pembelajaran meliputi Kegiatan belajar mengajar (KBM) dan penggunaan waktu dalam KBM.

d. Refleksi.

(19)

tindakan dan hasil implementasi. Data hasil observasi dan hasil belajar siswa dipergunakan untuk menyusun refleksi. Refleksi merupakan kegiatan sintesis, analisis, integrasi, interpretasi, dan eksplorasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari Pelaksanaan tindakan.

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dalam tahap ini diperoleh jumlah data berupa:

1) Hasil belajar siswa mengenai materi menghargai keputusan bersama masih belum maksimal.

2) Interaksi siswa pada siklus I ini sudah mulai aktif namun belum maksimal.

3) Siswa masih mengalami kesulitan saat menyimpulkan hasil pembelajaran

Dari hasil analisis ini kemudian guru dapat merefleksi diri untuk siklus berikutnya yaitu Siklus II.

II. Rencana Perbaikan pembelajaran PKN Siklus II 1. Perencanaan

Rencana perbaikan pada siklus II di buat karena pada tahap siklus pertama belum memperoleh hasil yang baik. Belum berhasilnya pada siklus I (satu) dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya kurang responsive terhadap materi yang disampaikan oleh guru di depan kelas serta kurang aktifnya siswa dalam mengerjakan soal disamping itu banyak siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I penelitian kembali dilakukan pada silus II dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran sama seperti siklus partama tetapi dengan menggunakan media gambar yang lebih bervariasi sesuai pokok materi menghargai keputusan bersama dengan harapan siswa akan lebih aktif memperhatikan materi yang akan disampaikan. Berdasarkan hasil tersebut peneliti kembali melakukan perbaikan-perbaikan perencanaan sebagai berikut:

(20)

keputusan bersama yang pada dasarnya hampir sama dengan siklus I, Perubahan dilakukan pada penggunaan media pembelajaran yang digunakan yaitu memperbanyak gambar yang berkaitan dengan materi. b. Menyiapkan media gambar/alat peraga yang digunakan pada

pembelajaran PKN materi pokok materi menghargai keputusan bersama. c. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa yang akan digunakan oleh siswa

yang memuat materi menghargai keputusan bersama. d. Mempersiapkan lembar instrument pengumpulan data :

a. Mempersiapkan lembar instruman observasi siswa dan guru selama mengerjakan lembar kerja siswa dan Kelompok dalam kelas

b. Mempersiapkan lembar penilaian siswa

c. Mempersiapkan lembar evaluasi untuk menilai tingkat ketuntasan belajar siswa

Pada perencanaan siklus II diawali dengan refleksi oleh peneliti, dan supervisor II terhadap hasil belajar siswa, manganalisis masalah, tindakan yang diambil dan mencari alternatif, pemecahan masalah. 5) Merencanakan kriteria penilaian keberhasilan/perbaikan pembelajaran

dinyatakan berhasil apabila :

o Ketuntasan belajar mencapai 80% dari 20 siswa dan minimal memperoleh nilai 70 atau memenuhi standar KKM yang ditetapkan untuk pelajaran PKn khususnya materi menghargai keputusan bersama yaitu nilai 75.

b. Pelaksanaan

Pada pelaksanan siklus II dalam melaksanakan sekenario pembelajaran seperti yang direncanakan dengan menggunakan media gambar yang lebih bervariatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Guru mengkondisikan kelas dengan mengajak siswa berdo’a bersama-sama.

c. Guru menanyakan kehadiran siswa sambil melakukan absensi.

(21)

f. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kelompok..

2. Pada kegiatan inti

a. Guru kembali mengelompokkan siswa dalam 4 kelompok, yang terdiri atas 5 orang siswa untuk melaksanakan pembelajaran.

b. Membuat kembali struktur kelompok (ketua/ pimpinan, sekretaris, anggota).

c. Membagi-bagi tugas dalam diskusi

d. Menemukan masalah yang layak untuk didiskusikan. e. Menjelaskan masalah tersebut.

f. Memberikan pengarahan kepada anggota kelompok tentang masalah yang sedangkan didiskusikan, sehingga tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.

g. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya secara bergiliran. h. Guru disini sebagai dinding penangkis, artinya menerima pertanyaan dari

siswa dan melemparkannya kembali kepada kelompok siswa yang lain.

i. Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta

j. Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi k. Mencatat ide-ide / sarana-sarana yang penting

l. Memimpin siswa dalam mengambil keputusan atau kesimpulan. 3. Pada Kegiatan Akhir

1. Guru bersama-sama murid menyimpulkan pelajaran 2. Tindak lanjut dan pemberian PR untuk kegiatan Siklus II.

C. Teknik Analisis Data

(22)

Proses analisis data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setiap kontak atau pertemuan dengan responden. Selain itu, reduksi data juga dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Menampilkan data

Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulakan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel agar peneliti lain atau pembaca laporan penelitian mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu di tindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

3. Verifikasi Data

Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penting, dimana sejak awal pengumpulan data, peneliti sebaikanya peneliti juga memulai memutuskan antara gejala yang mempunyai makna termasuk data-data yang memilki pattern, konfigurasi, aliran penyebab dan proporsi dengan data yang tidak diperlukan atau tidak bermakna.

Teknis analisis data adalah analisis data tertata dalam situs (Miles, Huberman, 1997: 137-155). Model -Model dalam analisis ini guna menarik dan memverifikasi kesimpulan tentang situs tunggal, yaitu suatu fenomena dalam konteks terbatas yang membentuk satu “kajian kasus,” apakah itu kasus seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok, satuan yang lebih luas seperti departemen, organisasi, atau komunitas. Teknik analisis ini adalah membangun sajian dengan mengembangkan format untuk menyajikan data kualitatif, menganalisis dan mengambil kesimpulan.

(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Hasil Observasi Kegiatan pembelajaran

a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PKn

Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran, mata pelajaran PKn yang sudah dilaksanakan guru, maka hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kegiatan pembelajaran Siklus I

No Aspek Yang Diamati

Siklus I

Kemunculan Komentar A. Kegiatan Belajar Mengajar Ya Tidak

1 Apersepsi dan motivasi √ Baik 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ Kurang Jelas

3 Menginformasikan pendekatan pembelajaran √ Kurang Jelas 4 Menyampaikan materi pelajaran √ Baik 5 Menyiapkan Lembar Kerja Siswa √ Baik 6 Melaksanakan kerja kelompok √ Baik 7 Menggunakan alat peraga sesuai

materi

√ Kurang sesuai

materi 8 Meminta siswa menjawab pertanyaan √ dilaksanakanTidak 9 Memberi soal latihan √ Baik 10 Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya .

√ Baik

(24)

pelajaran dilaksanakan

12 Menutup pelajaran √ Baik

B. Penggunaan Waktu Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

1 Memulai pelajaran tepat waktu √ Baik 2 Meneruskan pelajaran sampai habis

waktunya

√ Baik

3 Menghindari penundaan kegiatan selama pembelajaran

√ Baik

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran pada siklus I masih ada 5 aspek kegiatan yang belum dilaksanakan dengan baik yakni dalam hal menyampaikan tujuan pembelajaran, menginformasikan pendekatan pembelajaran, menggunakan alat peraga yang sesuai materi, meminta siswa menjawab pertanyaan dan meminta siswa menyimpulkan pelajaran.

b. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran PKn Siklus II

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pada Siklus I peneliti kembali melakukan perbaikan pembelajaran dengan dibantu supervisor 2 dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan pembelajaran Siklus II

No Aspek Yang Diamati

Siklus II

Kemunculan Komentar

A. Kegiatan Belajar Mengajar Ya Tidak

1 Apersepsi dan motivasi √ Baik 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ Baik 3 Menginformasikan pendekatan pembelajaran √ Baik 4 Menyampaikan materi pelajaran √ Baik 5 Menyiapkan Lembar Kerja Siswa √ Baik 6 Melaksanakan kerja kelompok √ Baik 7 Menggunakan alat peraga √ Baik 8 Meminta siswa menjawab pertanyaan √ Baik 9 Memberi soal latihan √ Baik 10 Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya . √ Baik

11 Meminta siswa menyimpulkan pelajaran

√ Baik

12 Menutup pelajaran √ Baik

B. Penggunaan Waktu Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(25)

waktunya

3 Menghindari penundaan kegiatan selama pembelajaran

√ Baik

Dari tabel diatas, diketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran pada siklus 2 semua aspek sudah dilakukan dengan baik.

2. Daftar Nilai Evaluasi Pelajaran PKn Kelas V SDN ... Gardu

Data hasil selama proses pembelajaran berupa nilai PKn pada Materi menghargai hasil keputusan bersama, data nilai evalasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Pelajaran PKn

NO NAMA SISWA

NILAI HASIL EVALUASI PKn

SEBELUM PERBAIKAN

SESUDAH PERBAIKAN

SIKLUS I

SESUDAH PERBAIKAN

SIKLUS II

1 ANNISA 50 TT 70 TT 85 T

2 AGUSTINA 60 TT 75 T 90 T

3 A. SANJAYA 75 T 80 T 100 T

4 AINUN YUNIARTI 65 TT 70 TT 90 T

5 HIFRINA 65 TT 75 T 85 T

6 LISDAYANTI 55 TT 60 TT 70 TT

7 LAMAJI 50 TT 75 T 85 T

8 M. SUPIAH 60 TT 70 TT 80 T

9 M. ALDI 60 TT 70 TT 80 T

10 M. FIKRI HAIKAL 75 T 80 T 100 T

11 M. HANAFI 60 TT 70 TT 90 T

12 NORZANAH 75 T 85 T 90 T

13 NORHALIZA 60 TT 70 TT 85 T

14 NOR ANITA 50 TT 75 T 80 T

15 NOR AIDA 55 TT 65 TT 70 TT

16 SYARIFANSYAH 70 TT 80 T 90 T

17 TINA 60 TT 70 TT 90 T

18 RISKI YADI 70 TT 80 T 100 T

19 RISKI RAMADAN 60 TT 70 TT 90 T

20 RIMAWATI 65 TT 80 T 100 T

(26)

RATA-RATA

Ket :

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

KKM yang ditetapkan adalah ≥ 75 (Tuntas) dan ≤ 74 (Tidak Tuntas) Jumlah siswa yang tuntas sebelum perbaikan adalah sebanyak 3 orang

Jumlah siswa yang tuntas sesudah perbaikan siklus I adalah sebanyak 8 orang Jumlah siswa yang tuntas sesudah perbaikan siklus II adalah sebanyak 18 orang

Untuk menghitung KKM digunakan rumus: Keterangan :

PK = Persentase Ketuntasan

SK = Jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan S = Jumlah seluruh siswa

 Ketuntasan siklus Pra Siklus

 Ketuntasan siklus I

 Ketuntasan siklus II

Gambar 4.1 Grafik Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

PK

=

SK

S

X

100

=

3

20

X100%

=

15

=

10

20

X100%

=

50

=

18

(27)

Sebelum perbaikan

0

Sesudah perbaikan siklus I

Sesudah perbaikan siklus II

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

3

10

18

2

Keterangan :

Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas

Persentasi (%) KKM Perbaikan pembelajaran b. Perbedaan nilai sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran

Uraian Nilai Sebelum Perbaikan

Nilai sesudah Perbaikan

Siklus I

Nilai sesudah Perbaikan

Siklus II

Nilai Tertinggi 75 80 100

Nilai Terendah 50 60 70

Nilai diatas ≥75 Tuntas KKM

3 orang 10 orang 18 Orang

Nilai ≤ 74

Tidak tuntas KKM

17 orang 10 orang 2 orang

Nilai rata-rata 62,00 73,50 87,50

Untuk menghitung nilai persentase peningkatan pembelajaran digunakan rumus: Keterangan :

NP = Persentase

Me1 = Nilai rata-rata siklus 1 Me2 = Nilai rata-ratasiklus 2

NP=Me2−Me1

(28)

 Perbedaan nilai rata-rata sebelum dengan sesudah perbaikan pembelajaran siklus I adalah 73,50 – 62,00 = 11,50 x 100% = 18,55% (Meningkat 18,55%)

62,00

 Perbedaan nilai rata-rata sesudah perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan siklus II adalah 87,50 –73,50= 14,00 x 100% = 19,05% (meningkat 19,05%)

73,50

 Perbedaan Nilai rata-rata sebelum perbaikan dengan sesudah perbaikan siklus II adalah 87,50 – 62,00 = 25,50 x 100% = 41,13% (Meningkat 41,13%)

62,00

Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Perbaikan Pembelajaran

Sebelum perbaikan

0

Sesudah perbaikan siklus I

Sesudah perbaikan siklus II

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

50

60

70

75

85

100

(29)

Persentasi (%) Peningkatan Perbaikan pembelajaran

c. Deskripsi temuan dan refleksi

Berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor 2 pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukan adanya peningkatan hal ini ditunjukan dengan perbedaan peningkatan hasil nilai sesudah perbaikan pembelajaran antara siklus I dan siklus II hasil yang diperoleh menunjukan kenaikan 41,13% diikuti persentase KKM yang mencapai 90% serta rata-rata kelas mencapai 87,50 pada siklus kedua, walaupun ada dua orang siswa yang belum tuntas KKM tetapi nilainya sudah memuaskan, dengan demikian berarti perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran kelompok terbukti sudah mampu meningkatkan penguasaan materi pelajaran bagi siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan analisis pada siklus I dan siklus II, baik mengenai aktivitas maupun hasil belajar siswa kelas V SDN ... untuk mata pelajaran PKn menunjukan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Kelompok sudah efektif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran PKn khususnya materi menghargai keputusan bersama.

Hasil belajar siswa kelas V SDN ... sebelum pembelajaran model pembelajaran Kelompok menunjukan hasil yang masih rendah, dalam arti sebagian besar siswa belajar secara klasikal. Penerapan model pembelajaran Kelompok untuk siswa kelas V SDN ... pada mata pelajaran PKn mampu memberikan suasana atau kondisi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, hal ini dapat terlihat :

(30)

2) Jumlah siswa yang tuntas sebelum perbaikan sebanyak 3 orang, sesudah perbaikan siklus I meningkat menjadi 8 orang dan sesudah perbaikan siklus II meningkat menjadi 18 orang ,walaupun ada dua orang siswa yang belum tuntas KKM tetapi nilainya mencapai 70 dan dianggap sudah memuaskan.

Dari hasil penelitian tersebut, ternyata siswa lebih mudah memahami materi PKn khususnya pada materi mengahargai keputusan bersama dengan menggunakan model Pembelajaran Kelompok.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

1. Simpulan

Berdasarkan analisis pada siklus I dan siklus II, baik mengenai aktivitas maupun hasil belajar siswa kelas V SDN ... untuk mata pelajaran PKn menunjukan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Kelompok sudah efektif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran PKn khususnya materi menghargai keputusan bersama.

Penerapan model pembelajaran Kelompok untuk siswa kelas V SDN ... pada mata pelajaran PKn mampu memberikan suasana atau kondisi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, hal ini dapat terlihat :

(31)

2) Jumlah siswa yang tuntas sebelum perbaikan sebanyak 3 orang, sesudah perbaikan siklus I meningkat menjadi 8 orang dan sesudah perbaikan siklus II meningkat menjadi 18 orang ,walaupun ada dua orang siswa yang belum tuntas KKM tetapi nilainya mencapai 70 dan dianggap sudah memuaskan.

2. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian di atas saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan pembelajaran PKn khususnya materi menghargai keputusan bersama guru disarankan untuk menggunakan metode pembelajaran kelompok.

2. Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran kelompok dapat diterapkan serta meningkatkan hasil belajar dan perbedaan yang lebih baik lagi pada topik maupun mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Bumi Aksara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. PetunjukPelaksanaan Proses

Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka

Miles Huberman. 1997.Analisis Data Kualitatif: buku tentang sumber metode-metode baru. Jakarta. UI-Press.

Mulyasa, E.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, Enco, 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet, Ke-8

Moedjiono.1991. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

(32)

Sadirman, Interaksi dan motifasi belajar mengajar, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta 2001

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sardiman, A.M. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo S. Nasution, 1996, Metode Research, Bandung: Jemmars.

Tim Bina Karya Guru, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan : Penerbit Erlangga Winkel 1996, Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English, Oxford

Univercity Press.

Gambar

Gambar 2. 1
Gambar 2.5 Rembug desa contoh musyawarah di lingkungan masyarakat
Gambar 2. 6 Rapat MPR/DPR merupakan contoh musyawarah di lingkungan negara.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Kegiatan pembelajaran Siklus I
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SDN 2 Sukabumi diduga karena kurangannya aktivitas belajar dan perhatian siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

hasil belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SDN Pekuwon.. Tahun Pelajaran 2013/

kesempurnaan skripsi ini. Sekian dan terima kasih.. “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Di Kelas V

Hasil penelitian menunjukan: (1) Upaya peningkatan minat belajar PKn siswa kelas V SDN Kledokan melalui penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II dilakukan dengan

Berdasarkan Gambar 2 menunjukan bahwa hasil ketuntasan belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri II Sidorejo pada tindakan siklus I mengalami

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat tahun pelajaran 2012/2013. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatnya sikap tanggung jawab dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi menghargai keputusan bersama di kelas V

Berbeda dengan penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian di kelas V SDN 3 Kedungrandu pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan pembelajaran Two Stay Two Stray