• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMUDAHAN PROSEDURAL PELAYANAN CAFÉ BRI DI MX MALL TERHADAP KEPUASAN NASABAH BRI (Studi Pada Nasabah Café BRI di MX Mall Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMUDAHAN PROSEDURAL PELAYANAN CAFÉ BRI DI MX MALL TERHADAP KEPUASAN NASABAH BRI (Studi Pada Nasabah Café BRI di MX Mall Malang)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMUDAHAN PROSEDURAL PELAYANAN CAFÉ BRI DI MX MALL TERHADAP KEPUASAN NASABAH BRI

(Studi Pada Nasabah Café BRI di MX Mall Malang)

SKRIPSI

LINDA RIZKI MAHARANI 07220272

Pembimbing :

1. Drs. Abdullah Masmuh M.Si 2. Nurudin M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya karena akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul Pengaruh Kemudahan Pelayanan Café BRI di MX Mall Terhadap Kepuasan Nasabah BRI (Studi Pada Nasabah Café BRI di MX Mall). Penelitian ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi Sarjana Strata 1 di Universitas Muhammadiyah Malang.

Ucapan syukur dan terima kasihpun penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, di antaranya :

1. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si, selaku Pembantu Dekan III serta sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan pengarahan dan pedoman-pedoman selama proses skripsi penulis.

3. Bapak Nurudin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyusunan skripsi. 4. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi. 5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

6. Kedua Orang tua, Papa dan Mama yang selalu mendoakan dan mendukung penulis untuk meraih cita-cita. Lucky me cause being ur daughter.

7. Bapak Rino Nugroho dan Ibu Suyud, yang telah mengijinkan dan membantu penulis untuk penelitian di BRI.

8. Seluruh pegawai di BRI Marthadinata dan Café BRI Malang, yang turut membantu penulis dalam penelitian ini.

9. Kakakku Christian dan istrinya Ayu, yang selalu membantu dan menemani penulis. U’re the greatest brader and sista.

(7)

11. My college best friends, Nindya Aryana Safitri & Fifi Arizta Maulidya. Teman dalam suka dan duka. Thank’s a lot guys.

12. Sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan mendoakan penulis. Ratna, Eprot, Ratih, Niku, Solichah, Rara dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

13. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam peyusunan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat di bidang ilmu komunikasi. Saran dan kritik yang membangun akan selalu diterima guna menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan ini.

Malang, 6 Agustus 2011 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Hal

Lembar Judul ……….. i

Lembar Persetujuan ………. ii

Lembar Pengesahan ………... iii

Lembar pernyataan orisinalitas………..……….…. iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi……….. v

Kata Pengantar ………. vi

Abstraksi Skripsi ……….. viii

Daftar Isi ……….……….… xii

Daftar Tabel ………..……… xv

Daftar Bagan ………..……… xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian ………. 4

D. Kegunaan Penelitian………..………. 4

E. Kerangka Teoritis E.1 Konsep Komunikasi……… 5

E.2 Konsep Kemudahan Pelayanan E.2.1 Pengertian Pelayanan……….. 6

E.2.2 Kemudahan Prosedual Pelayanan….……….………….. 8

E.2.3 Dua Dimensi Layanan Pelanggan Berkualitas………… 8

E.2.4 Konsep Dasar Pelayanan Prima……….. 9

(9)

E.2.2 Pengertian Kepuasan Nasabah………...…….. 12

E.2.3 Dimensi Kepuasan Pelanggan……….. 12

E.2.4 Prinsip-prinsip Kepuasan Pelanggan…………...…….. 13

F. Teori …...………...…………. 15

G. Hipotesis ………...………...…………. 16

H. Definisi Konseptual dan Operasional………... 16

H.1 Definisi Konseptual H.1.1 Kemudahan Pelayanan………. 16

H.1.2 Kepuasan Nasabah………... 17

H.2 Definisi Operasional H.2.1 Kemudahan Pelayanan………. 17

H.2.2 Kepuasan Nasabah………... 18

I. Metode Penelitian I.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian ………....……….. 18

I.2 Tempat dan Waktu Penelitian………19

I.3 Populasi dan Sampel………...…….. 19

I.4 Teknik Pengumpulan Data I.4.1 Dokumentasi………. 20

I.4.2 Observasi……….. 20

I.4.3 Kuesioner……….. 21

I.5 Uji Validitas dan Reliabilitas……..……….……….. 21

I.5.1 Uji Validitas….………...……….. 21

I.5.2 Uji Reliabilitas……….. 22

I.6 Teknik Analisa Data I.6.1 Uji Determinasi………. 22

I.6.2 Uji Hipotesis……….. 23

(10)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil BRI

A.1 Sejarah BRI …………..………..……… 24

A.2 Visi Misi BRI ………..………..………... 25

A.3 Produk BRI ………...…..……….. 26

A.4 Struktur Organisasi ……….………….. 44

B. Profil Café BRI B.1 Sejarah Café BRI ………...………… 46

B.2 Visi dan Misi Café BRI…….………...………. 47

B.3 Produk Café BRI ... 47

B.4 Struktur Organisasi ……… 55

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 57

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……….. 85 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 57

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden... 58

3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan... 59

4. Pernyataan Responden Tentang Design Interior Café BRI menarik... 60

5. Pernyataan Responden Tentang Penataan Ruang dan Furniture... 61

6. Pernyataan Responden Tentang Sarana dan Prasarana... 62

7. Pernyataan Responden Terhadap Penguasaan Pegawai BRI tentang produk-produk yang dimiliki BRI………... 63

8. Pernyataan Responden Tentang Petugas Cepat dan Tanggap………... 64

9. Pernyataan Responden Tentang Konsistensi Waktu Petugas dalam Melayani Nasabah... 65

10. Pernyataan Responden Tentang Penampilan Petugas yang Rapi... 66

11. Pernyataan Responden Tentang Petugas Menerapkan 3 S: Senyum, sapa, Salam………....67

12. Pernyataan Responden Bahwa Petugas Ramah dan Sopan……... 68

13. Pernyataan Responden Tentang Petugas Selalu Menghormati dan Menghargai Nasabah………... 69

14. Pernyataan Responden Tentang Kualitas Produk BRI... 70

15. Pernyataan Responden Tentang BRI Memberikan Inovasi-inovasi Produk Baru yang Menarik……... ... 71

16. Pernyataan Responden Tentang Petugas Mampu Membantu Kebutuhan Nasabah………... 72

17. Pernyataan Responden Tentang Kesungguhan Petugas Terhadap Kepentingan Nasabah………... 73

18. Pernyataan Responden Tentang Petugas Mau Membantu Permasalahan dan memberi Solusi...74

19. Pernyataan Responden Tentang SDM Petugas BRI………... 75

(12)

21. Pernyataan Responden Tentang Sikap Petugas Sesuai dengan Prosedur Pelayanan ... 77 22. Pernyataan Responden Tentang Penjelasan Petugas yang Mudah

Dimengerti……….78 23. Pernyataan Responden Bahwa Petugas Mampu Merekomendasikan

Produk-produk BRI………...79 24. Uji Validitas Instrumen Dalam Variabel Kemudahan Pelayanan (x)... 80 25. Uji Validitas Instrumen Dalam Variabel Kepuasan Nasabah (y)... 81 26. Uji Reliabilitas Instrumen Dalam Variabel Kemudahan Prosedual

Pelayanan dan Kepuasan Nasabah………... 82 27. Hasil Uji t Antara Variabel Bebas Dan Variabel

(13)

DAFTAR BAGAN

1. Gambar Empat faktor Yang Mempengaruhi

(14)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Arief. 2007. Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan. Malang : Bayumedia Publishing.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Aryana Safitri, Nindya. 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan BRI cabang Marthadinata Malang Terhadap Kepuasan Nasabah. Malang

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Devito, A. Joseph.1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Professional Books Hamidi. 2006. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang : UMM Press.

Iqbal, Muhammad. 2007. Pelayanan yang Memuaskan!. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Muwafik Saleh, Akh. 2010. Public Service Communication. Malang : UMM Press.

Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Riduan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Non Buku

http://bri.co.id (diakses pada tanggal 20 juli 2011)

(15)

http://iwandah.blogspot.com/2010/04/pelayanan-nasabah.html (diakses pada tanggal 24 Juni 2011)

http://www.malangpost.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2 3562:cafe-bri-life-style-bank-pertama-di-indonesia&Itemid=73 (di akses pada tanggal 4 April 2011)

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan jaman saat ini telah banyak membawa perubahan yang signifikan. Banyak terjadi perubahan-perubahan serta inovasi-inovasi baru yang tercipta. Baik itu dalam dunia pendidikan, ekonomi, bisnis, dsb. Sehingga hal ini sedikit banyak juga berpengaruh pada kebudayaan kita. Dan bahkan melahirkan suatu kebudayaan baru dan life style baru. Salah satu life style yang berkembang di tengah masyarakat saat ini adalah banyaknya orang yang memilih untuk melakukan kegiatan yang efisien serta tidak menyita banyak waktu dan dilakukan secara instant. Hal ini bisa dikarenakan karena mereka tidak mau terlalu banyak membuang waktu dan tenaga.

Dan seiring dengan itu, kini perkembangan di dalam dunia bisnis

perbankan juga menuntut adanya peningkatkan mutu pelayanan jasa perbankan

yang membutuhkan kecepatan pelayanan kemudahan melakukan setiap transaksi.

Untuk mendukung terciptanya suatu kemudahahan pelayanan tersebut, diperlukan juga adanya suatu komunikasi yang baik antara frontliner dengan para nasabah

agar tercipta suatu kepercayaan dan loyalitas dari para nasabah. Dalam kegiatan

pelayanan publik yang menjadi perhatian utamanya adalah tingkat kepedulian

yang tinggi terhadap kebutuhan konsumen atau pelanggan dan mampu

menjadikan mereka terpuaskan oleh layanan yang diberikan sehingga akan

(17)

2

Loyalitas pelanggan adalah hasil dari kepuasan yang diterima oleh pelanggan atas

layanan yang diterimanya.

Cara seseorang berkomunikasi akan menjelaskan bagaimana dia

mempersepsi dirinya dan orang lain. Dalam pelaksanaan pelayanan publik,

keterampilan berkomunikasi menjadi salah satu aspek penting yang akan

mempengaruhi bagaimana efektifitas pelayanan publik yang diberikan serta akan

menentukan bagaimana masyarakat sebagai pelanggan dalam merespon serta

mencitrakan organisasi sebagai pemberi layanan (Muwafik:2010).

Kemudahan pelayanan yang diberikan tersebut sangat mempengaruhi

perilaku dari konsumen, nasabah atau pelanggan. Hal tersebut dapat menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasaan dari konsumen atau nasabah.

Apabila konsumen atau pelanggan tersebut tidak merasa puas, maka pelayanan

yang diberikan tidak efektif dan efisien. Sedangkan dalam suatu pelayanan publik

konsumen atau nasabah tersebut harus merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan. Kemudahan pelayanan di sini meliputi yang pertama tentang fasilitas

apa saja yang disediakan oleh Café BRI di MX Mall ini. Yang kedua kemudahan

pelayanan yang dilihat dari sistematika dan berkaitan dengan sistem penyajian

layanan, mencakup prosedur bagaimana melakukan segala sesuatu. Dan yang

ketiga atau terakhir meliputi kemudahan pelayanan yang bersifat interpersonal dan

meliputi sikap, perilaku dan keterampilan verbal yang ada dalam setiap interaksi

(18)

3 Bank BRI sengaja menyiapkan solusi untuk para nasabahnya yang ingin melakukan transaksi tanpa perlu repot-repot datang ke kantor kas Bank BRI. Sebuah inovasi baru ini hadir di tengah-tengah masyarakat, yaitu Café BRI.

Café BRI merupakan perpaduan antara lifestyle modern dan juga lifestyle perbankan. Café BRI ini merupakan sebuah inovasi yang pertama ada di Indonesia. Di Café BRI tersebut, nasabah bisa melakukan transaksi penarikan dan penyetoran tabungan dan deposito. Segala transaksi lain juga bisa dilakukan, antara lain pembayaran tagihan untuk rekening telepon, tagihan listrik, dan PDAM. Dengan dibukanya Café BRI tersebut merupakan upaya dari BRI untuk memperkuat jaringan di masyarakat. Yang selama ini BRI kuat di wilayah kabupaten, sekarang juga akan fokus ke nasabah perkotaan (Malang-pos.com:2010).

BRI yang merupakan salah satu bank tertua di Indonesia sengaja menghadirkan sebuah inovasi baru agar memudahkan para nasabahnya dalam melakukan transaksi keuangan. Selain itu, Café BRI dihadirkan sebagai salah satu upaya BRI dalam mengubah image yang dulunya dikenal sebagai Bank wong

Ndeso. Konsep yang diusung oleh BRI kali ini didesign semenarik mungkin

karena BRI sengaja membidik masyarakat modern sebagai sasaran utamanya.

Pemilihan konsep kantor kas yang dipadu dengan paduan café ini diperuntukkan

bagi mereka yang sedang ingin bersantai tanpa harus bersusah payah mengantri di

antrian loket seperti pada umumnya. Selain itu dengan adanya café BRI ini

terdapat perbedaan yang mencolok dengan kantor kas BRI biasa. Perbedaan

(19)

4

harus mengantri untuk menemui customer service. Namun pada café BRI,

nasabah tidak perlu repot-repot mendatangi customer service, karena customer

service lah yang akan mendatangi para nasabah dan duduk santai di sofa yang

telah disediakan.

Dari latar belakang yang telah diuraikan seperti di atas tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh kemudahan prosedural pelayanan Café BRI di MX Mall terhadap kepuasan nasabah BRI.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin dikemukakan adalah seberapa besarkah pengaruh kemudahan prosedural pelayanan Cafe BRI di MX Mall terhadap kepuasan nasabah BRI?

C. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat besarnya pengaruh kemudahan prosedural pelayanan Café BRI di MX Mall terhadap kepuasan nasabah BRI.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat menjawab

(20)

5

komunikasi, serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis

selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Diharapkan dapat menjadi masukan dan sebagai bahan evaluasi bagi café

BRI khususnya dan bagi BRI pada umumnya dalam meningkatkan pelayanannya

sehingga dapat selalu memberikan pelayanan yang terbaik.

E. Kerangka Teoritis E.1 Konsep Komunikasi

Menurut Onong Cahyana, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam suatu proses pelayanan. Tanpa komunikasi yang baik, proses pelayanan akan menimbulkan umpan balik yang tidak baik pula.

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain (Mulyana, 2004:5)

(21)

6 teori komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara berbeda-beda, ada tiga macam definisi, yaitu :

1. Definisi Berdasarkan Komponen (Componential)

Definisi berdasarkan komponen menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya. Dalam hal ini, penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

2. Definisi Berdasarkan Hubungan Diadik (Relational [dyadic])

Kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Hampir tidak mungkin ada komunikasi diadik (dua orang) yang bukan komunikasi antarpribadi.

3. Definisi Berdasarkan Pengembangan (Developmental)

Dalam ancangan pengembangan (developmental), komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak-pribadi (impersonal) pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain (Devito, 1997:231)

E.2 Konsep Kemudahan Pelayanan

E.2.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

(22)

7

menyediakan kepuasaan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain (Muwafik,

2010:100).

Dalam arti secara luas yang dimaksud dengan pelayanan pelanggan adalah

menyediakan segala sesuatu untuk orang lain yang dilakukan berdasarkan

kesadaran untuk melayani, rasa empati, usaha untuk selalu melakukan perbaikan,

berpandangan ke masa depan, penuh inisiatif, menunjukkan perhatian serta selalu

melakukan evaluasi (Iqbal, 2007:62)

Pada umumnya kata pelayanan adalah salah satu kata yang sering

digunakan terus-menerus. Sehingga banyak orang sering menggunakan kata

tersebut. Dalam pelayanan terjadi kegiatan interaksi antara dua orang atau lebih

yang dapat menimbulkan suatu feed back yang dapat saling menguntung satu

sama lain.

Kegiatan pelayanan adalah suatu aktifitas untuk lebih peduli (care) pada

setiap orang yang membutuhkan bantuan kita (petugas pelayanan). Empati dan

peduli yang diberikan oleh petugas layanan pada orang lain (customer) bukan

bentuk merendahkan diri melainkan sikap mulia yang akan menempatkan posisi

seseorang (pemberi layanan) dalam tempat yang terhormat di mata orang lain

(pelanggan) (Muwafik, 2010:4).

Kegiatan pelayanan ini membutuhkan suatu interaksi personal yang baik

sehingga para nasabah atau pelanggan dapat merasa bahwa mereka ditempatkan

dan diperlakukan sesuai dengan selayaknya agar pemberi layanan mendapatkan

(23)

8 E.2.2 Kemudahan Prosedural Pelayanan

Pentingnya kemudahan pelayanan yang diberikan kepada nasabah atau

pelanggan sangatlah berpengaruh pada tingkat kepuasaan dari nasabah atau

pelanggan tersebut. Apabila nasabah atau pelanggan tersebut merasa puas oleh

pelayan yang diberikan, maka hal tersebut dapat memberikan banyak keuntungan

bagi pemberi pelayan. Misalnya saja, nasabah atau pelanggan menjadi sering

datang ke perusahan atau instansi perusahan pemberi layanan, nasabah atau

pelanggan menjadi setia kepada perusahaan atau instansi tersebut, dsb.

Untuk itu kemudahan pelayanan sangat diperlukan oleh perusahaan atau

instansi pemberi layanan agar tercipta kepuasaan nasabah atau pelanggan. Hal ini

juga merupakan salah satu faktor penentu kepuasaan nasabah atau pelanggan.

Sehingga kemudahan pelayanan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

pemberi pelayanan (perusahaan atau instansi) dalam upaya memberikan layanan

yang terbaik untuk kepuasan nasabah atau pelanggan.

Salah satu pendukung terciptanya kemudahan pelayanan adalah sistem

prosedural pelayanan yang disediakan. Sistem prosedural yang dimiliki juga

berpengaruh pada tingkat kepuasan pelanggan atau nasabah. Menurut kamus

bahasa Indonesia, prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu

aktivitas. Sedangkan prosedural yakni sesuai dengan prosedur.

E.2.3 Dua Dimensi Layanan Pelanggan Berkualitas

Pada bahasan ini, diasumsikan bahwa pelanggan sama artinya dengan

(24)

9

1) Dimensi prosedural

Dimensi layanan ini bersifat sistematika dan berkaitan dengan sistem

penyajian layanan. Dimensi ini mencakup prosedur bagaimana melakukan segala

sesuatu. Dimensi ini juga memberi mekanisme bagaimana memenuhi kebutuhan

pelanggan. Sisi layanan ini adalah dimensi prosedural layanan pelanggan.

2) Dimensi personal

Jika dimensi prosedural bersifat sistematis, rasional, dan dingin maka

dimensi personal layanan pelanggan ini bersifat hangat, sering tidak rasional dan

tentunya tidak dapat diprediksikan. Ini adalah sisi layanan yang manusiawi.

Dimensi ini bersifat interpersonal dan meliputi pola-pola sikap, perilaku dan

keterampilan verbal yang ada dalam setiap interaksi layanan personal. Sisi

layanan ini adalah dimensi personal layanan pelanggan (Arief, 2007:183).

E.2.4 Konsep Dasar Pelayanan Prima

Ada tiga konsep dasar (A3) yang harus diperhatikan dalam mewujudkan pelayanan prima, yakni

1) Konsep sikap (attitude)

(25)

10 Pelanggan akan menilai perusahaan dari kesan pertama dalam berhubungan dengan orang-orang yang terlibat dalam perusahaan tersebut.

Sikap yang diharapkan berdasarkan konsep pelayanan prima adalah: a) Sikap pelayanan prima berarti mempunyai rasa kebanggaan terhadap pekerjaan b) Memiliki pengabdian yang besar terhadap pekerjaan

c) Senantiasa menjaga martabat dan nama baik perusahaan

d) Sikap pelayanan prima adalah : ”benar atau salah tetap perusahaan saya “ (right or wrong is my corporate)”.

2) Konsep perhatian (attention)

Dalam melakukan kegiatan layanan, seorang petugas pada perusahaan industri jasa pelayanan harus senantiasa memperhatikan dan mencermati keinginan pelanggan. Apabila pelanggan sudah menunjukkan minat untuk membeli suatu barang/jasa yang kita tawarkan, segera saja layani pelanggan tersebut dan tawarkan bantuan, sehingga pelanggan merasa puas dan terpenuhi keinginannya.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan menyangkut bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep perhatian adalah sebagai berikut:

a) Mengucapkan salam pembuka pembicaraan. b) Menanyakan apa saja keinginan pelanggan.

c) Mendengarkan dan memahami keinginan pelanggan. d) Melayani pelanggan dengan cepat, tepat dan ramah. e) Menempatkan kepentingan pelanggan pada nomor urut 1.

(26)

11 Pada konsep perhatian, pelanggan “menunjukkan minat” untuk membeli produk yang kita tawarkan. Pada konsep tindakan pelanggan sudah ”menjatuhkan pilihan” untuk membeli produk yang diinginkannya. Terciptanya proses komunikasi pada konsep tindakan ini merupakan tanggapan terhadap pelanggan yang telah menjatuhkan pilihannya, sehingga terjadilah transaksi jual-beli. (http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1990888-konsep-dasar-pelayanan-prima/ diakses tanggal 22 Juni 2011)

E.3 Konsep Kepuasaan Nasabah

E.3.1 Pengertian Nasabah

Nasabah/pelanggan adalah orang (person) atau unit yang menerima hasil

dari suatu proses dari suatu sistem (Arief, 2007:169). Nasabah/pelanggan juga

dapat diartikan sebagai orang yang membeli barang atau jasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasabah ialah orang yang biasa

berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal keuangan).

Sedangkan menurut kamus perbankan mendefinisikan nasabah adalah orang atau

badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank. Nasabah

merupakan orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank.

Menurut Wikipedia nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank,

baik itu untuk keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan

pihak lain. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nasabah

adalah orang yang menjadi pelanggan bank yang mempunyai rekening simpanan

(27)

12 E.3.2 Pengertian Kepuasaan Nasabah

Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan antara kinerja yang ia rasakan/alami terhadap harapannya.

Kepuasan ini diukur dari seberapa besar barang dan jasa yang ditawarkan oleh

suatu perusahaan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Secara umum pengertian kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan dilihat

dari kesesuaian antara harapan pelanggan dengan persepsi, pelayanan yang

diterima (kenyataan yang dialami) (Arief, 2007:167).

E.3.3 Dimensi Kepuasan Pelanggan

Dimensi kepuasan pelanggan menurut customer satisfaction measure

survey (SCMS) yang digunakan oleh Intercept Corporation (Nauman dan Giel,

1995) adalah sebagai berikut:

1) Quality image (citra mengenai kualitas)

2) Relational outcomes (hasil-hasil yang berhubungan)

3) Order fulfillment (pemenuhan pemesanan)

4) Inside customer service support (dukungan bagian pelayanan pelanggan)

5) Delivery service (penyampaian pelayanan)

6) Reporting and billing (laporan dan penagihan)

7) Outside sales person support (dukungan bagian pemasaran)

(28)

13

Ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, seperti yang

[image:28.612.149.491.219.511.2]

digambarkan berikut ini :

Gambar : 1

“Empat Faktor yang Mempengaruhi Pelanggan”

(Sumber : Arief, 2007:175)

E.3.4 Prinsip-prinsip Kepuasan Pelanggan atau nasabah

Terdapat beberapa prinsip kepuasan pelanggan atau konsumen, yaitu:

1. Memahami Customer

Memahami customer merupakan langkah yang pertama yang terpenting,

apabila berhasil memahami kebutuhannya maka langkah selanjutnya akan

terasa mudah.

PRODUK/ JASA Rancangan, um pan

balik, insentif Sum ber Daya, dan

Pem buat an.

KEGIATAN PENJUALAN Pesan, sikap, dan

penyaluran PASCA PENJUALAN

Pelayanan pendukung, um pan

balik, dan restit usi.

BUDAYA Lam bing formal, sist em informal.

(29)

14

2. Membuat Customer mengerti semua layanan yang ada didalam perusahaan

Customer yang sudah datang ke perusahaan dipastikan harus memiliki

kepercayaan atas produk atau layanan yang disediakan. Buatlah mereka

mengetahui secara benar dan lengkap atas apa yang diberikan oleh

perusahaan sehingga mereka tidak pulang dengan harapan yang kosong.

3. Menciptakan kesan positif

Kesan pertama yang ada dibenak customer akan selalu diingat, hal yang

sederhana yang dapat dilakukan adalah memberikan senyuman,

mengucapkan salam, menjaga kebersihan, dan mau mendengarkan dan

juga mau membantu mereka secara tulus serta cepat tanggap di dalam

menangani pelayanan.

4. Menggunakan kata-kata yang baik dan bertujuan positif

Senantiasa akan menggunakan kata positif, kata-kata yang positif akan

ditangkap oleh customer sebagai pesan yang positif juga. Sebaliknya

jangan pernah mengatakan hal-hal yang negatif terhadap perusahaan

karena akan merusak citra perusahaan itu sendiri.

5. Mempertahankan yang sudah baik dan terus melakukan perbaikan

Apabila customer sudah beranggapan atau menilai suatu perusahaan

dengan baik, maka kita sebagai petugas pelayanan harus memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya demi meningkatkan kepuasan (Skripsi,

(30)

15 F. Teori Kepuasan

Pada penelitian kali ini, teori yang digunakan adalah teori kepuasan milik Frederick Herzberg. Frederick Herzberg mengembangkan teori 2 faktor yang membedakan dissatisfier (factor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfier (factor yang menyebabkan kepuasan). Ketidakberadaan dissatisfier tidaklah cukup, sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk memotivasi suatu pembelian. Teori ini memiliki 2 implikasi, pertama penjual harus berusaha sebaik-baiknya untuk menghindari dissatisfier. Kedua, perusahaan harus mengidentifikasi satisfier utama atau motivator pembelian dalam pasar dan kemudian menyediakannya. Satisfier ini akan menghasilkan perbedaan besar dalam merek produk yang dibeli oleh pelanggan.

Pelanggan pada dasarnya memiliki harapan terhadap 2 atribut yaitu, pertama atribut pokok (atribut standar) yang selayaknya harus terdapat pada setiap produk/layanan. Yang kedua atribut puas, yang merupakan atribut tambahan yang bukan atribut standar. Jika pelayan kecewa, maka perusahaan harus mengelola atribut pokoknya dengan baik agar pelanggan menjadi tidak kecewa. Sedangkan kondisi tidak puas terjadi apabila atribut puas yang ditawarkan oleh perusahaan belum sesuai dengan harapan pelanggan. Apabila atribut pokok telah terpenuhi sesuai dengan harapan pelanggan, dan atribut puas dapat melebihi harapan pelanggan, maka pelanggan akan menjadi senang, yang pada akhirnya dapat berakibat tercapainya loyaliatas pelanggan

(31)

16 G. Hipotesis

Ho : tidak ada besarnya pengaruh antara kemudahan pelayanan café BRI di MX Mall terhadap kepuasaan nasabah BRI.

Ha : ada besarnya pengaruh antara kemudahan pelayanan café BRI di MX Mall terhadap kepuasaan nasabah BRI.

H. Definisi Konseptual dan Operasional H.1 Definisi Konseptual

H.1.1 Kemudahan Prosedural Pelayanan

Secara definisi, pengertian dari kemudahan pelayan sulit untuk ditentukan,

namun peneliti merumuskan definisi kemudahan pelayanan berdasarkan

materi-materi pelayanan yang pernah dibaca.

Kemudahan prosedural pelayanan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

Café BRI dalam upaya memberikan layanan yang terbaik untuk kepuasan nasabah

atau pelanggan yang sesuai dengan sistem prosedur. Kemudahan prosedural

pelayanan di sini meliputi yang pertama tentang fasilitas apa saja yang disediakan

oleh Café BRI di MX Mall ini. Yang kedua kemudahan prosedural pelayanan

yang dilihat dari sistematika dan berkaitan dengan sistem penyajian layanan,

mencakup prosedur bagaimana melakukan segala sesuatu. Dan yang ketiga atau

terakhir meliputi kemudahan prosedural pelayanan yang bersifat interpersonal dan

meliputi pola-pola sikap, perilaku dan keterampilan verbal yang ada dalam setiap

(32)

17 H.1.2 Kepuasaan Nasabah

Kepuasaan nasabah adalah persepsi nasabah bahwa harapannya telah terpenuhi. Secara umum pengertian kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan dilihat dari kesesuaian antara harapan pelanggan dengan persepsi, pelayanan yang

diterima (kenyataan yang dialami) (Arief, 2007:167).

H.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur, yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variabel tersebut berdasarkan definisi konseptual (Hamidi, 2006:134).

H.2.1 Kemudahan Pelayanan (Variabel X)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas atau variabel X dalam penelitian ini adalah kemudahan pelayanan. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut :

a) Fasilitas, meliputi sarana dan prasarana yang tersedia di café BRI.

b) Dimensi prosedural, meliputi bagaimana mekanisme sistem bank BRI

dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

c) Dimensi personal, meliputi bagaimana proses pelayanan yang disampaikan

kepada nasabah. Dan meliputi pola-pola sikap, perilaku dan keterampilan

(33)

18 H.2.2 Kepuasan Nasabah (Variabel Y)

Dalam penelitian kali ini, variabel terikat atau variabel Y adalah kepuasan nasabah. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dan indikator pengukuran dari variabel ini adalah sebagai berikut :

1)Quality image (citra mengenai kualitas). Quality image meliputi kualitas

dari produk-produk BRI. Dan bagaimana BRI memberi inovasi-inovasi

baru agar nasabah tetap memberikan loyalitas mereka untuk BRI.

2)Order fulfillment (pemenuhan pemesanan). Meliputi petugas dari BRI

mampu membantu kebutuhan nasabah.

3) Inside customer service support (dukungan bagian pelayanan pelanggan).

Merupakan dukungan dari pihak internal BRI, apakah para petugas BRI

mempunyai sumber daya manusia yang memadai.

4) Delivery service (penyampaian pelayanan). Meliputi petugas melayani

nasabah sesuai dengan prosedur pelayanan.

5) Recommendation (rekomendasi). Meliputi petugas mampu membantu dan

merekomendasikan produk-produk BRI sesuai dengan apa yang

dibutuhkan nasabah.

I. Metode Penelitian

I.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian

(34)

19 atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:8).

Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif, yaitu penelitian yang bersifat menerangkan, menentukan sifat dari hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas.

I.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Pelaksanaan penelitian di Café BRI MX Mall Waktu : 18 Juli – 30 Juli 2011

I.3 Populasi dan Sampel.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80).

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi populasinya adalah nasabah Café BRI di MX Mall yang sedang melakukan transaksi pada pukul 10.00 – 15.00 pada hari senin sampai jum’at. Dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang nasabah.

(35)

20 bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:85).

Peneliti menggunakan teknik sampling insidental karena peneliti bertemu dengan calon responden secara kebetulan dan responden dirasa cocok sebagai sumber data karena telah merasakan kemudahan prosedural pelayanan di café BRI MX Mall.

I.4 Teknik Pengumpulan Data I.4.1 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dsb (Arikunto, 2006:231).

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang dapat diperoleh dari tempat penelitan yaitu bank BRI. Data ini merupakan data yang berkaitan tentang nasabah dan sejumlah data penting lainnya yang digunakan untuk menunjang penelitian.

I.4.2 Observasi

(36)

21 I.4.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila diteliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

I.5 Uji Validitas dan Reabilitas I.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu insrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Person, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment :

rxy = n∑xy – (∑x) (∑y) √{n∑x2

– (∑x)2} {n∑y2 – (∑y)2}

Keterangan :

rxy = Korelasi antara variabel x dengan variabel y n = Jumlah sampel

(37)

22 x = variabel bebas

y = variabel terikat

I.5.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabel menunjuk pada tingkat keterandlan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006:178).

Untuk mengujinya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha : r11 = k 1 - ∑ δb2

k-1 δ2 1

Keterangan :

r11 = Realibilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan ∑ δb2

= Jumlah varians δ2

1 = Varians total

(Arikunto, 2006:196)

I.6 Teknik analisa data I.6.1 Uji Determinasi

Uji determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh, dengan

rumus sebagai berikut

(38)

23 I.6.2 Uji Hipotesis

Pengujian selanjutnya yaitu uji signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka menggunakan rumus:

thitung = r √n-2 √1-r2

Keterangan : thitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

(Riduan, 2010:139)

I.6.4 Skala Data

Penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono, 2008:93).

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai lima interval dengan sistem skor :

Gambar

Gambar : 1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan pengetahuan ekonomi dan penggunaan jejaring sosial dengan tindakan ekonomis siswa SMA Pangudi

Skala school connectedness menggunakan empat tingkat penilaian (skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4, yang pernyataannya disusun dalam bentuk pernyataan

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 64 responden yang memiliki harga diri tinggi sebanyak 16 responden (25%) yang berperilaku seksual tidak beresiko dan 48 responden

[r]

Sekarang Anda bisa memulai dengan membuat blog versi gratis di Wordpress.com, dan jika suatu saat Anda menginginkan, Anda bisa meng-upgrade blog Anda menjadi versi bayar

Kejadian mukositis sedang-berat pada kelompok non profilaksis jauh lebih banyak dibanding kelompok profilaksis dengan uji fischer’s exact (p=0,049), atau fluconazole mampu

Selain adanya penambahan fasilitas restoran, hal lain yang dapat menarik konsumen adalah dengan adanya pengolahan interior yang unik dan berciri khas sehingga konsumen

All mobile apps need to store some data to be useful. If there is a file or something else that the user will need more than once or twice, it makes sense to store it locally. This