commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA SURAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
IFANY DAMAYANTI
F1107013
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
There is no over night success ~Penulis~
Success is a journey, not a destination ~Penulis~
Kunci sukses itu ada 2, fokus dan positive feeling ~Penulis~
Tuhan itu tepat janji dan tepat waktu ~Penulis~
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Untuk Papa dan Mama tersayang yang dalam sujudnya selalu berdoa untuk kebahagiaan dan keberhasilanku. Ini sebagai tanda baktiku
untuk Papa & Mama.
Untuk kakak – kakakku tercinta Ferdian, Feriska dan Cici Kalianlah sumber kekuatanku.
Untuk sahabat karibku Caesa Septiani Putri dan Sinurmauli Fornia Gultom yang tiada henti-hentinya memberikan semangat, dukungan
serta doanya padaku
Untuk Teman-Teman Kosku Mbak Dhian, Mbak Widi, Mbak Ines & Mbak Della yang selalu menemani hari-hari dengan penuh suka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikkum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, serta dengan usaha sungguh-sungguh,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN
PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA SURAKARTA”, ini sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang penulis temui dalam penyusunan laporan magang
ini. Namun dengan bantuan serta bimbingan berbagai pihak, maka laporan
magang ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankan penulis
sampaikan ucapan terimakasih atas bantuan dari beberapa pihak yang telah
meluangkan waktunya dalam membantu penyusunan laporan magang ini. Penulis
ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang
dengan sabar ,bijak serta yang telah meluangkan waktu dan fikiran dalam
mengarahkan serta memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak
langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas
commit to user
vii
3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan.
4. Dwi Prasetiayani, SE, MSi selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.
5. Para penguji skripsi yang dengan arif dan bijak telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran dalam memberikan masukan yang berarti pada saat ujian
skripsi.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.
7. Keluarga Besar Pasar Gede yang sangat kekeluargaan yang telah membantu
penulis melakukan penelitian, ditambahi main gamelan sareng Keluarga
Besar, gayeng ^_^. Matur Nuwun Bapak, Ibu sareng Mbak-Mbak.
8. Papa ku tercinta, terima kasih untuk semua nasehat, arahan serta kasih sayang
yang selama ini telah diberikan. I will always love you, daddy.
9. Mama ku tersayang, terima kasih perhatian yang setiap hari diberikan serta
dorongan untuk selalu sabar dan menjadi wanita yang kuat. Don’t stop loving
me, mom. I never feel so lonely because you’re always here with me.
10.Kakak-kakakku tersayang ( Mas Ferdi, Mbak Mano, Che-Che ) terima kasih
kasih sayang serta inspirasi yang selalu diberikan. I love you forever.
11.dr. Soffin Arfian dan keluarga selaku om, terima kasih banyak untuk sangkar
emasnya ^_^. Selama ponakan di Solo selalu menjaga & menghibur. Karaoke
& wisata kuliner bersama om dan keluarga sangat menyenangkan. Doakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
12.Sahabat-sahabatku tercinta di Bandung, Nchy, Vivi, Yanie, Noor, Fitrea,
Nenden, Cha-cha, Ricka, Cinta, Gantria, Meida, Wulan, Jesi, Meilda, Icha,
Lusie, Novi. Dimanapun kita berada, kalian sahabatku selamanya. Pepeundak
diditunya sayang-sayangkuh...
13.Teman-teman EP angkatan 2007, kakak tingkat angkatan 2006 terima kasih
atas segala bantuan dan dukungannya.
14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung
maupun tidak langsung telah memberi bantuan hingga terselesaikannya
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam
rangka kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan
sumbangan pikiran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 18 Mei 2011
commit to user
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Dan Ciri-Ciri Sektor Infomal ... 8
B. Definisi Bisnis Kecil ... 10
C. Definisi Pasar Tradisional, Pedagang Pasar, Pendapatan Dan Kinerja Pedagang... 12
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang ... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 23
B. Jenis dan Sumber Data ... 23
C. Metode Pengumpulan Data ... 23
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 24
E. Definisi Operasional Variabel ... 25
F. Metode Analisis Data ... 26
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta ... 33
B. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Jebres ... 43
C. Pasar Tradisional (Pasar Gede) ... 48
1. Sejarah Berdirinya Pasar Gede ... 48
2. Jenis Dagangan di Pasar Gede ... 49
3. Jumlah Pedagang dan Pendapatan di Pasar Gede ... 51
E. Karakteristik Demografi dan Sosial Pedagang di Kawasan Pasar Gede ... 51
commit to user
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 76
B. Keterbatasan... 77
C. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Penduduk Perkecamatan Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta
Tahun 2009 ... 4
2.1 Perbedaan Karakteristik Sektor Informal dan Sektor Formal ... 10
4.1 Banyaknya Kelurahan, RT dan RW di Kota Surakarta ... 35
4.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis kelamin tahun 2000-2009 ... 36
4.3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat KepadatanTiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2009 ... 37
4.4 Penduduk Perkecamatan Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2009 ... 37
4.5 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan di Kota Surakarta ... 39
4.6 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kota Surakarta Tahun 2009.. 40
4.7 Fasilitas perlindungan sosial menurut kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009 ... 41
4.8 Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kota Surakarta Tahun 2005-2009 ... 42
4.9 Banyaknya RT dan RW Tiap Kelurahan Tahun 2008 ... 44
4.10 Pedagang Pasar Gede Menurut Umur ... 52
4.11 Pedagang Pasar Gede Menurut Jenis Kelamin dan Status Pernikahan ... 53
4.12 Pedagang di Pasar Gede Menurut Tingkat Pendidikan Formal ... 54
4.13 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jenis Dagangan ... 56
4.14 Pedagang di Pasar Gede Menurut Jam Kerja (hari) ... 57
commit to user
xiii
4.17 Pedagang di Pasar Gede Menurut Asal Modal Usaha ... 60
4.18 Pedagang di Pasar Gede Menurut Besar Modal Usaha ... 60
4.19 Pedagang di Pasar Gede Menurut Tingkat Pendapatan ... 62
4.20 Hasil Uji Regresi Linier berganda ... 63
4.21 Hasil Uji Regresi Linier berganda ... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar/Diagram Halaman
3.1 Uji t ... 28
3.2 Uji Durbin Watson... 32
4.1 Scatterplot Umur Dengan Lama Usaha ... 64
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA SURAKARTA
Ifany Damayanti NIM. F1107013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel umur, lama usaha, modal, jam kerja dan jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta baik secara individu maupun bersama-sama.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan motode survey dengan bantuan instrumen kuesioner dalam pengambilan data. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kombinasi proportionated sampling dengan area random sampling. Ukuran sampel yang diambil sebanyak 150 pedagang di Pasar Gede dari populasi pedagang di Pasar Gede yaitu sebanyak 741 pedagang. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.
Dari hasil analisis data ditemukan bahwa variabel independen yang mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede yaitu modal dan jam kerja dengan tingkat signifikansi α = 5%. Variabel independen jenis dagangan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede pada tingkat signifikansi α= 5% .
Penelitian ini mengajukan saran antara lain guna mengembangkan usaha pedagang sebaiknya menyisihkan sebagian hasil keuntungan yang diperoleh untuk menambah modal dagangan sehingga pedagang mampu menambah variasi dagangan yang diperjual-belikan. Selain itu pedagang disarankan sebaiknya memliki tenaga kerja tambahan untuk membantu proses perdagangan terutama pedagang yang memiliki porsi jam kerja yang banyak. Hal ini sangat membantu pedagang dalam melayani pembeli dan proses perdagangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING INCOME MARKET TRADERS IN THE CITY SURAKARTA GEDE
Ifany Damayanti NIM. F1107013
Purpose of this study was to determine and analyze the influence of the variables age, length of business, capital, working hours and types of merchandise to the merchant Gede market revenues Surakarta, both individually and together.
This study is a descriptive study using survey method with the help of instruments kuisoner in data retrieval. sampling technique in this study using a combination proportionated sampling with random sampling area. The sample size is taken as many as 150 traders in Gede market from the population of Gede market traders in the 741 merchants. Data analysis techniques used to test the hypothesis is multiple linear regression analysis.
From the results of data analysis found that independent variables that have a significant influence on earnings Gede market traders in the capital and hours worked by income level significance α= 5%. The independent variable type of merchandise do not have a significant influence on the income of traders in the Gede market at the level of significance α = 5%.
This research proposed suggestions, among others, to develop business traders should set aside a portion of profits to increase the capital of merchandise so that merchants can add variety merchandise trade. Also recommended traders should have additional manpower to help process trades, especially traders who have a portion of a lot of working hours. This is very helpful in serving buyers and traders trading process.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan sektor informal berperan cukup penting dalam pengembangan
masyarakat dan pembangunan nasional. Setidaknya,ketika program pembangunan
kurang mampu menyediakan peluang kerja bagi angkatan kerja, sektor informal
dengan segala kekurangannya mampu berperan sebagai penampung dan alternatif
peluang kerja bagi para pencari kerja. ketidakmampuan pembangunan
menyediakan peluang kerja menjadikan bertambahnya jumlah pengangguran
sehingga sektor informal mampu meredam gelombang para pengangguran dan
kemiskinan tidak meledak. Peran sektor informal ini telah berlangsung sejak lama
dalam pasang surut perkembangan masyarakat dan dinamika perkembangan
ekonomi. Sektor informal cukup dominan menyerap angkatan kerja khususnya di
perkotaan. Terbukti sulitnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi anggota
masyarakat yang berpendidikan rendah dengan pengalaman serta ketrampilan
yang sangat terbatas sektor informal mampu memegang peranan penting
menampung angkatan kerja, terutama angkatan kerja muda yang masih belum
berpengalaman atau angkatan kerja yang pertama kali masuk pasar kerja. Peran
sektor informal yang cukup positif dalam proses pembangunan sangat diperlukan,
terutama sebagai sumber alternatif penciptaan kesempatan kerja. Sektor informal
merupakan unit usaha kecil maka modal yang diperlukan juga kecil bahkan sistem
orang-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
orang yang bekerja di sektor informal mampu mempertahankan hidupnya. Data
menunjukkan bahwa tahun 1995 tenaga kerja Indonesia yang ditampung sektor
informal berturut-turut sebesar 62,7 persen serta pada tahun 1999 sebesar 62,0
persen (SAKERNAS 1999). Hal ini menunjukkan bahwa sektor informal
merupakan sektor penyangga (buffer sector) dari luapan tenaga kerja yang tidak
dapat ditampung oleh sektor formal.
Solo merupakan salah satu kota pertama di Indonesia yang dibangun
dengan konsep tata kota modern dan Pasar Gede merupakan salah satu tujuan
wisata, terutama wisatawan domestik. Selain bangunannya terkesan antik, di
bagian dalam pasar tradisional ini tampak lega, tertib, dan bersih. Bangunan
semacam ini memiliki nilai-nilai filosofi bangunan Jawa. Dalam filosofi
kebudayaan Jawa dalam hubungannya dengan bangunan yang ada dikomplek
keraton dikenal adanya Catur Gatra Tunggal, yaitu :
a. Kraton, merupakan pusat pemerintahan
b. Alun-alun, sebagai simbol suara rakyat
c. Masjid Agung, sebagai tempat peribadatan
d. Pasar, sebagai sarana penghidupan rakyat
Pasar Gede Hardjonagoro adalah pasar terbesar di Kota Surakarta. Pasar ini asalah
salah satu ciri khas atau identitas Kota Surakarta, karena kekhasannya dan
aktivitasnya. Kekhasan pasar ini adalah karena Pasar Gede menjual kebutuhan
primer yang dibutuhkan masyarakat pada umumnya. Pasar tradisional ini
menggabungkan konsep arsitektur Jawa-Eropa buatan 1930. Tjan Sie Ing, seorang
commit to user
legitimasi oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar 100 tahun silam. Selain
mendapat fasilitas dari Pemerintah Belanda, pimpinan kelompok Cina ini juga
mendapat konsensi dari pemerintah keraton Kasunanan Surakarta berupa hak
pengelolaan pasar tradisional Hardjonegoro, yang kemudian menjadi Pasar Gede.
Pada masa lalu pusat berkumpulnya masyarakat sebenarnya ada di pasar
tradisional. Pasar tradisional berfungsi sebagai ruang ekonomi, ruang sosial dan
ruang budaya. Sebagai ruang ekonomi karena jelas merupakan tempat jual beli.
Sebagai ruang sosial karena merupakan tempat interaksi, dan sebagai ruang
budaya terlihat dari fungsinya sebagai sarana pembelajaran. Pasar Gede mulanya
merupakan sebuah pasar kecil yang didirikan di area seluas 10.421 hektar,
berlokasi di persimpangan jalan dari Balaikota Surakarta. Bangunan ini dirancang
oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. Thomas Karsten pada tahun 1930 dan
diberi nama Pasar Gede Hardjanagara. Pasar ini diberi nama pasar gede atau
“pasar besar” karena terdiri dari atap yang besar. Seiring dengan perkembangan
masa, pasar ini menjadi pasar terbesar dan termegah di Surakarta. Di pasar Gede
terdapat berbagai jenis barang dagangan yang merupakan dagangan unggulan atau
ciri khas pasar Gede, yaitu : ikan laut, daging babi, daging sapi, ayam goreng
ditempat, dan buah-buahan. Namun pasar Gede lebih dikenal dengan pasar
buahnya atau lebih lengkapnya dagangan yang ada dipasar Gede, yaitu : wade,
grosir buah, kembang, daging sapi, daging babi, ikan laut, ayam potong, ayam
hidup, pakaian, buah, penjahit, pedagang sayur, grabatan, pedagang makanan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Tabel 1.1 Penduduk Perkecamatan Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2009
Kecamatan
petani
sendiri Buruh tani Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Bangunan
(Farmers) (Farm workers) (Enterpreneur) (Industry Workers)
Kecamatan Pedagang Angkutan PNS/TNI/POLRI Pensiunan Lain-Lain Retail (Transportation)
Sumber : BPS Kota Surakarta
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat di lihat, bahwa mata pencaharian
tertinggi yang berdiri sendiri di Kota Surakarta ialah pedagang (retail) yaitu
sebanyak 33.526 orang. Mata pencaharian buruh menduduki peringkat pertama
namun tidak menjadi patokan mata pencaharian yang dominan, hal ini di
karenakan buruh menggantungkan hidupnya kepada pabrik sedangkan jumlah
permintaan buruh jumlahnya tidak stabil tiap tahunnya. Mata pencaharian formal
tercatat sebanyak 26.935 orang yang terserap dan sisanya masuk ke dalam sektor
informal sehingga dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian di
sektor informal mampu menjadi sektor penyangga (buffer sector) dari luapan
commit to user
Keberadaan Pasar Gede sebagai pasar tradisional juga pasar wisata
diharapkan mampu membuka peluang kerja di sektor informal khususnya
terhadap pedagang. Pedagang adalah orang yang dengan modal yang relatif
bervariasi yang berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang atau
jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat.
Modal yang dimiliki relatif tidak terlalu besar sehingga berdagang merupakan
salah satu alternatif lapangan kerja informal yang banyak menyerap tenaga kerja.
Untuk itu perlu dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal yang mampu
menghasilkan keuntungan dan pendapatan keluarga sekaligus menyerap tenaga
kerja. Pasar Gede sebagai tradisional yang digunakan sebagian masyarakat untuk
mencari penghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari juga sebagai pasar
wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta.
Potensi Pasar Gede bila dikembangkan dan dikelola lagi akan
menguntungkan pemerintah daerah baik dari sisi financial maupun penyediakan
peluang kerja dalam sektor informal. berdasarkan latar belakang diatas maka
penelitian ini mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE KOTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh umur pedagang terhadap besarnya pendapatan
yang diperoleh pedagang?
2. Bagaimanakah pengaruh lama usaha terhadap besarnya pendapatan yang
diperoleh pedagang?
3. Bagaimanakah pengaruh modal terhadap besarnya pendapatan yang
diperoleh pedagang?
4. Bagaimanakah pengaruh jam kerja terhadap besarnya pendapatan yang
diperoleh pedagang?
5. Bagaimanakah pengaruh jenis dagangan terhadap besarnya pendapatan
yang diperoleh pedagang?
6. Bagaimanakah pengaruh variabel umur, lama usaha, modal, jam kerja dan
jenis dagangan terhadap pendapatan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel umur terhadap
pendapatan pedagang di Pasar Gede.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel lama usaha
commit to user
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel modal terhadap
pendapatan pedagang di Pasar Gede.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel jam kerja terhadap
pendapatan pedagang di Pasar Gede.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel jenis dagangan
terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede.
6. Untuk mengetahui pengaruh variabel umur, lama usaha, modal, jam kerja
dan jenis dagangan terhadap pendapatan?
D. Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat
sebagai berikut :
1. Secara pribadi, penulis memperoleh banyak pengalaman dan merupakan
penerapan dan evaluasi terhadap teori yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan.
2. Dapat dijadikan referensi berikutnya.
3. Sebagai motivasi bagi pedagang di Pasar Gede dalam mengembangkan
usahanya dalam rangka peningkatan pendapatan yang diperoleh.
4. Sebagai bahan pertimbangan sektor informal yang berwenang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Ciri-Ciri Sektor Informal
Definisi sektor informal menurut Ebert dan Griffin (2000;150) dalam
Alma Buchari (2006:95) ialah suatu usaha yang dimiliki dan dikelola secara
bebas dan yang menjalankan bisnis adalah pemiliki sendiri, bekerja bebas
sesuai kesanggupannya.
Definisi teoritis sektor informal adalah sebagai berikut sektor informal
terdiri dari unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan
barang dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja dan
pendapatan bagi diri sendiri dan bahwa usahanya itu sangat dihadapkan
berbagai kendala seperti faktor modal, maupun manusia (pengetahuan) dan
faktor-faktor ketrampilan (Hidayat, 1983:560).
Para pekerja yang menciptakan sendiri lapangan kerjanya di sektor
informal biasanya tidak memiliki pendidikan formal. Pada umumnya mereka
tidak mempunyai ketrampilan khusus dan sangat kekurangan modal kerja.
Oleh sebab itu, produktifitas dan pendapatan mereka cenderung lebih rendah
daripada kegiatan-kegiatan bisnis yang ada di sektor formal. Selain itu,
mereka yang berada di sektor informal tersebut juga tidak memiliki jaminan
keselamatan kerja dan fasilitasfasilitas kesejahteraan seperti yang dinikmati
rekan-rekan yang berada di sektor formal, misalnya tunjangan keselamatan
commit to user
Adapun ciri-ciri sektor informal antara lain (Alma Buchari, 2006:96) :
1. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik.
2. Belum mempunyai izin usaha yang resmi.
3. Teknologi yang digunakan sangat sederhana.
4. Modal dan perputaran usaha sangat kecil.
5. Pendidikan formal dari para pengelolamya tidak menjadi
pertimbangan dalam membuka usaha.
6. Usahanya bersifar mandiri, jika ada karyawan biasanya dari keluarga
sendiri.
Pengertian ciri-ciri sektor informal yang diberikan oleh Committe for
Economic Development ialah (Alma Buchari, 2006:95) :
1. Manjemennya dilakukan secara bebas, biasanya pemilik langsung
menjadi manajer.
2. Modal berasal dari pemilik atau kelompoknya.
3. Daerah operasionalnya bersifat lokal, dan si pemilik bertempat
tinggal tidak jauh dari lokasi bisnis.
4. Dalam hal usaha industri ukuran besar dan kecil itu sangat relatif.
Suatu bisnis dikatakan kecil jika dibandingkan dengan bisnis yang
sejenis.
Clifford M.Baumback Ph.D menyatakan ciri sektor informal ialah (Alma
Buchari, 2006:98) :
1. Manjemen oleh pemilik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Daerah operasional bersifat lokal.
4. Permodalan sangat bergantung pada sumber dari dalam bisnis.
Setelah diuraikan beberapa ciri sektor informal maka secara umum
dapat diuraikan perbedaan karakteristik antara sektor formal dan sektor
informal sebagai berikut, menurut Alan Gilbert dan Josef Gugler dalam
Rasida Nur Hapsari (2004) :
Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Sektor Informal dan Sektor Formal
No. Sektor Informal Sektor Formal
1. Mudah untuk dimasuki. Sulit untuk dimasuki. 2. Bersandar pada sumber daya
lokal.
Sering bergantung pada sumber daya luar negeri.
3. Usaha milik sendiri. Pemiliknya patungan. 4. Operasinya dalam skala kecil. Operasinya berskala luas. 5. Padat karya dan teknologinya
bersifat adaptif.
Padat modal dan seringkali menggunakan teknologi impor.
6. Ketrampilan dapat diperoleh diluar sistem sekolah formal.
Membutuhkan ketrampilan yang berasal dari sekolah formal, bahkan seringkali berasal dari luar negeri.
7. Tidak terkena langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif.
Pasar diproteksi (melalui tarif, kuota dan tarif dagang).
Sumber : Laporan ILO 1976
B. Definisi Bisnis kecil
Di Indonesia bisnis kecil sering disebut sektor informal, yaitu suatu
kegiatan bisnis yang dilakukan sambilan, oleh seseorang dibantu sanak famili.
Kegiatan bisnis kecil yang bergerak dalam bidang perdagangan dapat
diklasifikasikan secara garis besar yaitu (Alma Buchari, 2006:95) :
1. Skala besar, dengan modal lebih dari 100 juta.
2. Skala menengah dengan modal Rp.25 juta – Rp.100 juta.
commit to user
Kegiatan bisnis kecil memiliki kelebihan dan kelemahan dalam
pelaksanaannya. Kelemahan usaha kecil yaitu (Alma Buchari, 2006:99) :
1. Pendapatan pengusaha bisnis kecil tidak mementu, tidak tetap
dibandingkan dengan menerima gaji tetap dari perusahaan.
2. Resiko pengusaha lebih besar, dibandingkan dengan sesorang yang bekerja
di perusahaan.
3. Dalam keadaan sulit maka saat-saat membayar gaji pegawai dirasakan
merupakan beban berat. Tetapi keadaan ini tidak akan terasa bila keadaan
telah lancar kembali.
4. Pengusaha dibatasi geraknya oleh berbagai peraturan yanh dikeluarkan oleh
pemerintah pusat, kotamadya, kecamatan, RT, RW dan sebagainya.
Peraturan – peraturan ini mungkin di anggap sebagai penghamabat oleh
pengusaha yang belum berpengalaman, terutama pada saat permulaan
bisnis beroperasi.
Kelebihan bisnis kecil antara lain :
1. Pengusaha memiliki kebebasan yang luas dalam menjalankan usahanya
sendiri. Ini merupakan satu keuntungan bagi pengusaha karena hidup
aman dan tidak ada tekanan.
2. Pengusaha mampu mengekspresikan ide-ide yang dimiliki dengan mudah.
Tidak seperti bisnis besar yang banyak melalui birokrasi sehingga untuk
mengekspresikan ide cenderung sulit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4. Pengusaha bisnis kecil lebih cenderung mudah mendapatkan penghargaan
masyarakat, dibandingkan seseorang yang bekerja di perusahaan.
C. Pengertian Pasar Tradisional, Pedagang Pasar, Pendapatan, dan Kinerja
Pedagang
Ditinjau dari perspektif ekonomi, pasar adalah wahana pertemuan antara
penjual dengan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar tradisional
merupakan sarana tempat berlangsungnya transaksi jual beli, dimana
pedagang secara langsung dan kontinyu memperdagangkan aneka barang dan
jasa. Bentuk fisik pasar tradisional biasanaya terdiri dari los dan kios
sederhana, relatif kurang terawat dan terkesan kumuh (Sinungan, 1987 dalam
jurnal NeO-Bis vol.2 no.2.Desember 2008). Kebanyakan menjual kebutuhan
sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayursayuran,
telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain
Pasar adalah tempat dimana para pembeli dan para penjual dari suatu
barang atau jasa melakukan interaksi untuk menentukan jumlah dan harga
barang atau jasa yang diperjualbelikan (Sukirno, 2002;42)
Salah satu karakterisktik yang menonjol dari pasar tradisonal adalah
banyaknya pedagang yang menjual jenis barang dagangan yang sama. Selain
itu penentuan harga barang dilakukan melalui proses tawar menawar.
Walaupun harga barang relatif murah namun kualitas dan kebersihan barang
kurang diperhatikan (Sinungan, 1987 dan Alexander, 1987 dalam jurnal
commit to user
Salah satu fungsi dari pasar adalah sebagai fasilitas umum untuk melayani
kebutuhan sehari-hari masyarakat. Meskipun secara fisik suasana berbelanja
di pasar tradisional kurang menyenangkan, namun pasar tradisional
mempunyai jangkauan pelayanan yang luas kepada masyarakat. Berdasarkan
survey yang dilakukan oleh Asosiasi Pengecer dan Pusat Pertokoan Indonesia
(AP3I) di Jakarta setiap hari hampir sejuta orang yang berbelanja ke pasar
tradisional. Bahkan pangsa pasarnya mencapai 50% dari seluruh konsumen
(Sinungan, 1987 dalam jurnal NeO-Bis vol.2 no.2.Desember 2008).
Sebagai pusat perdagangan kota, pasar merupakan unsur penggerak
kegiatan perekonomian kota dan sebagia unsur utama pembentuk struktur tata
ruang kota. Oleh karena itu. Kawasan perdagangan kota pada umumnya
tumbuh dan berkembang dari adanya pasar (Ali, 1994 dalam jurnal NeO-Bis
vol.2 no.2.Desember 2008). Secara langsung pasar memberi kesempatan
pekerjaan dan berusaha kepada mantri pasar, tukang parkir, pemasok barang,
buruh angkut, penjaga malam, renternir dan pemulung
Pedagang pasar adalah spekulatif yang tidak berani mengambil resiko
jangka panjang dan cenderung untuk memencarkan resiko dan laba (Geertz,
1992;44).
Pendapatan atau keuntungan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh
pengusaha, setelah dikurangi oleh ongkos yang tersembunyi (Sadono Sukirno,
1982:38). Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan dari kegiatan usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pemimpin usaha memproduksi barang dan jasa dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan
maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari warga
masyarakat dalam transaksi jual-beli. Pendapatan diperoleh apabila terjadi
transaksi antar pedagang dan pembeli dalam satu kesepakatan bersama.
Kinerja dalam suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prestasi yang
diperlihatkan dalam rangka meningkatkan kuantitas maupun kualitas daripada
output yang dihasilkan. Untuk mengetahui kinerja dari perusahaan dapat
dilihat dari laporan keuangan, yaitu neraca perhitungan rugi/laba, laporan
perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan ( Wijayanti,
2003:14 ). Begitu pula dengan usaha pedagang pasar, kinerja pedagang adalah
suatu proses inovatif dari pedagang untuk meningkatkan keuntungan usahanya.
Berhasil tidaknya kinerja suatu perdagangan, dilihat dari besarnya laba yang
diperoleh. .
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan
biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari
biaya produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari
biaya produksi. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan
diantara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling
commit to user
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
1) Umur
Umur merupakan sebagian dari pengalaman usaha selama
melakukan kegiatan pemasaran produknya. Pengusaha yang lebih lama
berjualan biasanya memiliki pengalaman yang cukup dalam untuk
mempertahankan usahanya. Asumsinya semakin banyak pengalaman yang
alami semakin matang umur pedagang.
2) Lama Usaha
Jangka waktu pengusaha dalam melakukan usahanya memberikan
pengaruh penting bagi pemilihan strategi dan cara melakukan usahanya,
dan sangat bervariasi antara pengusaha satu dengan pengusaha yang
lainnya. Pengusaha yang lebih lama dalam melakukan usahanya akan
memiliki strategi yang lebih matang dan tepat dalam mengelola,
memproduksi dan memasarkan produknya. Karena pengusaha yang
memiliki jam terbang tinggi di dalam usahanya akan memiliki
pengalaman, pengetahuan serta mampu mengambil keputusan dalam
setiap kondisi dan keadaan. Selain itu, pengusaha dengan pengalaman dan
lama usaha yang lebih banyak, secara tidak langsung akan mendapatkan
jaringan atau koneksi yang luas yang berguna dalam memasarkan
produknya. Pengalaman usaha seseorang dapat diketahui dengan melihat
jangka waktu atau masa kerja seseorang dalam menekuni suatu pekerjaan
tertentu. Semakin lama seseorang melakukan usaha/kegiatan, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dimasukkan ke dalam pendidikan informal, yaitu pengalaman sehari-hari
yang dilakukan secara sadar atau tidak dalam lingkungan pekerjaan dan
sosialnya (Wijayanti, 2005:18).
Lamanya seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan
mepengaruhi kemampuan profesionalnya. Semakin lama menekuni bidang
usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera
ataupun perilaku konsumen. Keterampilan berdagang makin bertambah
dan semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil
dijaring.
3) Modal
Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha perdagangan
adalah modal. Didalam persepsi pasar yang dimaksud dengan modal atau
biasanya disebut pawitan (bahasa jawa) adalah sejumlah barang dagangan
dan bukannya dalam pengertian uang (Alexander, 1987 dalam jurnal
NeO-Bis vol.2 no.2.Desember 2008). Beberapa hasil penelitian terhadap
pedagang sektor informal menunjukan terdapatnya kaitan langsung antara
modal dengan tingkat pendapatan pedagang (Tjiptoroso, 1993; jafar,1994;
Santayani, 1996 dalam jurnal NeO-Bis vol.2 no.2.Desember 2008). Modal
yang relatif besar akan memungkinkan suatu unit penjualan menambah
variasi komoditas dagangannya. Dengan cara ini berarti akan makin
memungkinkan diraihnya pendapatan yang lebih besar.
Modal adalah pada umumnya sumber permodalan bisnis kecil
commit to user 1. Uang tabungan sendiri
2. Dari kawan atau relasi
3. Pinjaman barang dagangan
4. Kredit bank
5. Laba yang diperoleh.
4) Jam Kerja
Jam kerja lamanya waktu yang digunakan untuk menjalankan
usaha. Dimulai sejak persiapan sampai pasar tutup. Adapun jam kerja
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu yang digunakan oleh
para pedagang pasar tradisional dalam menjajakan barang dagangannya
setiap hari. Hal ini banyak tergantung dari berbagai hal seperti jenis barang
dagangannya, kecepatan laku terjual barang dagangan, cuaca dan
sebagainya, yang dapat mempengaruhi jam kerja pedagang.
Jones G dan Bondan Supraptilah membagi lama jam kerja
seseorang dalam satu minggu menjadi tiga kategori yaitu ( Ananta dan
Hatmaji,1985:75):
a. seseorang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. Jika seseorang
bekerja dibawah 35 jam per minggu, maka ia dikategorikan bekerja
dibawah jam normal.
b. seseorang yang bekerja antara 35 sampai 44 jam per minggu. Disini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. seseorang yang bekerja diatas 45 jam per minggu. Bila seseorang
dalam satu minggu bekerja diatas 45 jam, maka ia dikategorikan
bekerja dengan jam kerja panjang.
5) Jenis Dagangan
Jenis dagangan adalah jenis barang yang dijual di pasar tradisional.
Biasanya jenis barang yang diperdagangkan meliputi berupa ikan, buah,
sayursayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan
lain-lain. Kebutuhan masyarakat pada umumnya tersedia di pasar tradisional
dan proses transaksi jual beli yang dilakukan yaitu dengan cara tawar
menawar sehingga konsumen dapat memperoleh barang yang diperoleh
dengan harga yang relatif murah di pasar tradisional.
E. Kerangka Pemikiran
P E N D A P A T A N
UMUR
LAMA USAHA
MODAL
JAM KERJA
JENIS
commit to user
Dalam kerangka teoritis diatas terlihat bahwa pendapatan merupakan variabel
dependen, sedangkan umur, lama usaha, kam kerja, modal dan jenis dagangan
merupakan variabel independen. Skema tersebut mengatakan bahwa
pendapatan pedagang Pasar Gede dipengaruhi oleh umur, lama usaha, modal,
jam kerja dan jenis dagangan.
F. Hipotesis
Merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diujikan
kebenarannya, dalam penelitian ini maka hipotesisnya sebagai berikut:
1. Variabel umur memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
2. Variabel lama usaha memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
3. Variabel modal pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
4. Variabel jam kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
5. Variabel jenis dagangan pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
6. Secara bersama-sama variabel umur, lama usaha, jam kerja, modal dan
jenis dagangan memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan.
G. Penelitian Sebelumnya
Asmie Poniwatie.2008.Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingakt Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta.Jurnal
NeO-Bis.vol.2.No.2. dalam penelitian ini diperoleh hasil faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang tradisonal di kota Yogyakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
usaha yang dijalankan. Diantara ketiga faktor yang mempengaruhi tingkat
pendapatan pedagang pasar, maka modal usaha merupakan faktor yang paling
dominan mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang pasar. Tingkat
pendapatan yang diperoleh pedagang pasar tradisional di Kota Yogyakarta
rata-rat sebesar Rp.479.000,00 per-minggu. Sedangkan jumlah modal usaha
yang digunakan rata-rata sebesar Rp.479.000,00 per minggu. Sedangkan
jumlah modal yang digunakan rata-rata sebesar Rp.3.583.000,00. Pedagang
pasar tradisional di kota Yogyakarta beroperasi atau menjalankan usaha yang
dimulai sejak persiapan sampai pasar tutup rata-rata selama 46,02 jam
perminggu atau rata-rata selama 6,57 jam perhari. Hal ini menunjukan bahwa
rata-rata waktu operasi pedagang pasar tradisional sudah cukup wajar bial
dikaitkan dengan pendapatan yang diperoleh. sedangkan jumlah tenaga kerja
yang digunakan pedagang pasar rata-rata berjumlah 2 orang. Hal ini
menggambarkan bahwa usaha perdagangan di pasar tradisonal di kota
Yogyakarta telah menekuni usahanya rata-rata selama 6 tahun. Hal ini
menunjukan bahwa usaha perdagangan pasar cukup prospektif sebagai sumber
penghidupan yang memungkinkan pelakunya memperoleh pendapatan yang
layak.
Ahmad Iqbal Baq.2000.Strategi Usaha Rumah Tangga Pedagang Kaki
Lima Minangkabau Di Kawasan Malioboro Kotamdya Yogyakarta.Jurnal
TEKNOSAINS.vol.13.No.3. dalam penelitian ini diperoleh hasil tiap sepuluh
rumah tangga terdapat lima anggota rumah tangga yang bekerja pada
commit to user
Malioboro. Kecilnya proporsi itu dibandingkan dengan yang membantu usaha
dagang karena jam kerja yang cukup panjang rata-rata hampir mencapai 11
jam setiap hari. Rata pendapatan satu rumahtangga adalah Rp.21.997,-/hari
sedangkan rata-rata sumbangan pendapatan yang diperoleh dari
trotoarmalioboro mencapai Rp. 16.608,-/hari (75,5 persen). Jadi sumbangan
pendapatan diluar usaha dagang yang dijajakan di trotoar untuk rumahtangga
cukup signifikan. Sumbangan pendapatan itu cukup besar untuk mencukupi
kebutuhan hidup rumah tangga, artinya pendapatan yang diharapkan dari
Malioboro diperkirakan kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kabupaten Sukoharjo (studi kasus
di pasar nguter kecamatan nguter) “ oleh Nur Rahmat Wahyudi pada tahun
2010. Ia menggunakan 169 responden yaitu pedagang di Pasar Nguter
Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
modal, pengalaman usaha, tenaga kerja, dan jam kerja terhadap pendapatan
yang diperoleh pedagang. Hasil yang mempunyai pengaruh terhadap besarnya
pendapatan pedagang di Pasar Nguter adalah modal dan jam kerja. Sedangkan
faktor-faktor pengalaman usaha dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadapa
pendapatan pedagang di Pasar Nguter Kota Sukoharjo. Penelitian ini
menghasilkan bahwa variabel modal adalah variabel yang paling besar berpengaruh
terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang.
Penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Wijayanti pada tahun 2005. Ia menggunakan 75 responden yaitu pedagang
kaki lima di kawasan alun-alun Setya Negara Sukoharjo. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pedagang, pengalaman usaha, jam
kerja, lokasi berdagang, cara berdagang, dan jenis barang dagangan terhadap
keuntungan pedagang kaki lima. Hasilnya yang mempunyai pengaruh
terhadap besarnya keuntungan adalah faktor jam kerja, lokasi usaha, dan cara
berdagang. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap keuntungan
pedagang kaki lima adalah umur pedagang, pengalaman usaha, dan jenis
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
yang menganalisis faktor-faktor yang berhubungan terhadap pendapatan para
pedagang di Pasar Gede Kota Surakarta. Lokasi penelitian di Pasar Gede ,
Jebres, Kota Surakarta, Propinsi Jawa Tengah.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer : data tentang pedagang yang dikumpulkan melalui
wawancara dari responden dengan menggunakan kuisioner.
b. Data Sekunder : data tentang pedagang yang diperoleh dari lembaga atau
instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Surakarta dan dari
literatur-literarut atau sumber-sumber lain yang terkait dengan data yang digunakan.
C. Metode Pengumpulan Data
1) Observasi
Pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian sehingga dapat
mengetahui dan mencatat data yang diperlukan untuk proses penyelesaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Interview
Wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian ini.
3) Kuisioner
Teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan terlebih
dahulu yang kemudian diberikan kepada pedagang yang bekerja di Pasar
Gede.
4) Studi Pustaka
Mencari dan mengumpulkan data yang sudah ada, baik di buku, jurnal,
majalah, koran, internet atau data yang berasal dari dinas atau instansi
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Ukuran Populasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Teknik pengambilan data dari penelitian ini adalah seluruh pedagang yang
membuka usaha dagang di Pasar Gede, yaitu sebanyak 741 pedagang yang
meliputi pedagang wade, grosir buah, kembang, daging sapi, daging babi,
ikan laut, ayam potong, ayam hidup, pakaian, buah, penjahit, pedagang
sayur, grabatan, pedagang makanan, dan oleh-oleh khas Solo.
2. Ukuran Sampel
Pengolahannya diambil secara proporsional. Adapun sampel
commit to user
Hal ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2002:112), bahwa apabila
subyeknya kurang dari seratus sebaiknya diambil semuanya sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun apabila subyek
jumlahnya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%, atau lebih.
3. Teknik sampling yang digunakan adalah
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
kombinasi proportionated sampling dengan area random sampling. Jumlah
sampel dalam setiap stratum ditentukan secara proposional. Yang
dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum
sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut.
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel Dependen/Tak bebas :
Pendapatan adalah adalah jumlah uang yang diterima oleh pedagang dari
aktivitasnya, dengan satuan rupiah.
Variabel independen/Bebas meliputi :
a. Umur adalah usia dari pedagang, dengan satuan tahun.
b. Lama usaha adalah waktu yang dilalui oleh responden berdagang dari
semenjak responden melakukan kegiatan usaha pertama kali sampai
sekarang, dengan satuan tahun.
c. Modal adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh pedagang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d. Jam kerja adalah waktu lama responden melakukan kegiatan perdagangan
setiap harinya, dengan satuan jam.
e. Dummy Jenis Dagangan adalah macam-macam yang dijual oleh
pedagang.
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan metode analisa kuantitatif. Analisa
kuantitatif adalah analisa dengan menggunakan rumus-rumus dan teknik
perhitungan yang dapat digunakan untuk menganalisa masalah-masalah yang
diteliti. Untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesa, dalam
penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda
dengan metode Ordinary Least Square yaitu analisis peramalan yang
menggunakan lebih dari satu macam variabel bebas. Dengan cara ini maka kita
dapat mengetahui sejauh mana hubungan umur, lama usaha, modal, jam kerja
dan jenis dagangan sebagai variabel independen (variabel yang menjelaskan)
terhadap pendapatan pedagang di Pasar Gede sebagai variabel dependen
(variabel yang dijelaskan). maka digunakan model regresi berganda dan dapat
dirumuskan model fungsi sebagai berikut :
Y = f {X1, X2, X3, X4, X5} (3.1)
Dimana :
Y : Pendapatan Pedagang (satuan rupiah)
commit to user X2 : Lama Usaha (satuan tahun)
X3 : Modal (satuan rupiah)
X4 : Jam Kerja (satuan jam)
X5 : Jenis Dagangan, dinyatakan dalam Dummy
0 = Bukan sembako
1 = Sembako
Dari fungsi tersebut kemudian diturunkan menjadi persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = α0+ β1X1+ β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5 + ei (3.2)
1. Alat Uji yang digunakan
Pada hipotesis tersebut kemudian dilakukan pengujian yang
meliputi uji statistik dan uji asumsi klasik.
a. Uji Statistik
1) Uji t
Uji t adalah pengujian untuk mengetahui signifikansi
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan analisis sebagai berikut:
Hipotesis : Ho : b1 = 0
Ha : b1≠ 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jika H0 ditolak, maka koefisien regresi signifikan pada tingkat α
Perhitungan nilai t :
ditolak artinya koefisien regresi variabel independen
tidak mempengaruhi variabel dependen secara
commit to user
2) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya koefisien regresi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan.
2) Analisis koefisiensi determinasi berganda (R2)
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa jauh
variasi variabel bebas atau independent variabel dapat
menerangkan dengan baik variabel terkait atau dependen variabel.
Hal ini dapat dilihat dan nilai R2nya. Analisis koefisien determinasi
berganda mempunyai ketentuan sebagai berikut: Jika R2 mendekati
0, maka variabel yang dipilih tidak dapat menerangkan variabel
terkaitnya dan jika R2 mendekati 1, maka variabel bebas yang
dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel terkaitnya:
Formula penguji adalah sebagai berikut;
a. Pengujian secara serentak ( Uji F-test)
Uji F ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terkait. Tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Hipotesa : Ho: b1= b2= b3=b4=b5= b6 = 0
Ha: b1= b2= b3=b4=b5= b6≠ 0
F hitung rumusnya : F =
R2 : Koefisien determinasi berganda
N : Jumlah sampel
k : Banyaknya parameter total yang diperkirakan
F-tabel ditentukan level of signifikan (α = 0,05) dengan (n-k, k-1)
Dimana : F : F-hitung
Jika F-hitung <F-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya
koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama tidak
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan pada tingkat α.
Jika F-hitung >F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima , artinya
koefisien regresi variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen secaea signifikan pada tingkat α.
b. Uji asumsi klasik
1) Multikolinearitas
Untuk mengetahui hubungan antara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model
tersebut terdapat Multikolinearitas maka model tersebut memiliki
kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat
ditaksir dengan ketepatan tinggi. Cara pengujiannya adalah dengan
menggunakan metode Klein, yaitu dengan membandingkan nilai r2
commit to user
Jika nilai r2 > R2 maka ada masalah Multikolinearitas.
Jika nilai r2 < R2 maka tidak ada masalah Multikolinearitas.
2) Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah bahwa
variansi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah
tidak sama. Apabila variansi tersebut tidak sama, maka berarti
telah terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan
Uji White bantuan program Eviews. Perintah yang dapat dilakukan
adalah dengan meregresi variabel bebas dan variabel terikat,
kemudian dari hasil dari hasil regresi OLS akan diperoleh nilai
Obs*R-squared. Nilai Obs*R-squared tadi lalu dibandingkan
dengan nilai chi-squared tabel dengan df sesuai jumlah regresor
dan level of significant yang dipakai.
Jika nilai chi-square lebih besar dari nilai Obs*R-squared
(tidak signifikan), maka tidak terdapat heteroskedastik dalam
model tersebut.
Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik
tidak mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
3) Autokorelasi
Untuk mengetahui adanya autokorelasi antara variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
maupun sampel besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi
adalah dengan percobaan Durbin-Watson (d-test), dimana prosedur
Durbin Watson test adalah sebagai berikut:
Menghitung nilai d dengan menggunakan rumus:
d =
dan du dalam tabel Durbin-Watson
Hipotesis :
Gambar III.2 Uji Durbin Watson
commit to user
33
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Kota Surakarta
Deskripsi Kota Surakarta ditinjau dari aspek geografis, sosial dan
ekonomi berdasarkan dari BPS Kota Surakarta sebagai berikut :
1. Keadaan Geografis
a. Letak Geografis
Kota Surakarta terletak di provinsi Jawa Tengah, terletak
antara 110015"-110035" Bujur Timur dan 7036"-7056" Lintang
Selatan. Sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara
Semarang. Kota ini berada di dataran rendah ( ± 92 m dari permukaan
laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur.
Surakarta memiliki iklim muson tropis dengan temperatur berkisar
antara 24,9°C sampai dengan 28,6°C sedangkan kelembaban udara
berkisar antara 66% - 86%.
Batasan wilayah Kota Surakarta secara administratif ialah :
Sebelah utara : Kabupaten Boyolali
Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Kota Surakarta yaitu 44,04 km2, yang dibagi
menjadi lima kecamatan, berikut kecamatan di Surakarta beserta
kodeposnya, antara lain :
· Kecamatan Banjarsari (57130)
· Kecamatan Jebres (57120)
· Kecamatan Lawiyan (disebut juga Laweyan, 57140)
· Kecamatan Pasar Kliwon (57110)
· Kecamatan Serengan (57150)
Luas penggunaan tanah di Kota Surakarta adalah 4.404,06 Ha,
yang terdiri dari luas tanah perumahan/pemukiman (House Compound)
2.737,48 Ha, tanah perusahaan (Establishment) 287,48 Ha. Tanah
Industri (Manufacture) 101,42 Ha. Tanah kosong (Fallow Land) 53,38
Ha. Tegalan (Dryland) 83,96 Ha. Tanah sawah (Wet land) 146,17.
Tanah kuburan (Cemestry) 72,86 Ha. Tanah lapangan olah raga
(Sportryard) 65.14 Ha. Tanah taman kota (City Park) 31,60 Ha. Tanah
jasa (Services) 427,13 Ha dan luas tanah lain-lain (other) 397,44 Ha.
c. Pemerintahan
Pembagian Wilayah Administrasi
Wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 kecamatan, 51
Kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak 595 dan RT sebanyak 2.669.
commit to user
Tabel 4.1 Banyaknya Kelurahan, RT dan RW di Kota Surakarta
No Kecamatan Kelurahan RW RT
1 Banjarsari 13 169 851
2 Jebres 11 149 631
3 Laweyan 11 105 454
4 Pasar Kliwon 9 100 424
5 Serengan 7 72 309
Jumlah 51 595 2669
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Kota Surakarta
d. Penduduk dan Tenaga Kerja
1) Kependudukan
Berdasarkan hasil estimasi survei penduduk antar sensus
bahwa tahun 2009 jumlah penduduk Kota Surakarta mencapai
528.202 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 89.38; yang
artinya bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat
sebanyak 89 penduduk laki-laki. Pada tahun 2009 jumlah
penduduk di Kota Surakarta yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 249.287 orang sedangkan yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 278.915 orang. Jumlah ini mengalami
kenaikan dari tahun 2008. Berikut tabel jumlah penduduk Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis kelamin tahun 2000-2009
Tahun Jenis Kelamin Total Ratio Jenis Kelamin
Sumber : BPS Kota Surakarta
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah penduduk
terbanyak di Kota Surakarta yaitu pada tahun 2005 sebanyak
534.540 orang. Tahun 2006 penduduk Kota Surakarta mengalami
penurunan jumlah penduduk. Namun hingga saat ini jumlah
penduduk di Kota Surakarta tiap tahunnya mengalami kenaikan,
terhitung dari 2006 sampai dengan tahun 2009.
Tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta pada tahun
2009 mencapai 11.988 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di Kota
Surakarta terdapat di Kecamatan Serengan. Berikut tabel luas
wilayah, jumlah penduduk, rasio jenis kelamin dan tingkat
commit to user
Tabel 4.3 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat KepadatanTiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2009
penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh industri. Berikut
tabel penduduk Kota Surakarta per kecematan menurut mata
pencaharian tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Kecamatan Pedagang Angkutan PNS/TNI/
POLRI Pensiunan
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa penduduk
bermata pencaharian buruh indusri (Industry Workers) sebanyak
68.556 orang. Akumulasi tersebut menjadi mata pencaharian
tertinggi di Kota Surakarta tahun 2009.
e. Sosial
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam
meningkatkan sumber daya manusia. Ketersediaan fasillitas
pendidikan baik sarana dan prasarana akan sangat menunjang
dalam meningkatkan pendidikan. Berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta tahun 2009 jumlah
sekolah taman kanak-kanak terdapat 289 buah, jumlah sekolah
dasar sebanyak 272 buah, jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama
sebanyak 79 buah, jumlah sekolah menengah atas sebanyak 42
buah, jumlah sekolah menengah kejuruan sebanyak 47 buah,
commit to user
perguruan tinggi swasta sebanyak 29 Buah. Berikut tabel jumlah
sekolah menurut kecamatan di Kota Surakarta.
Tabel 4.5 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan di Kota Surakarta
Sumber : Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta
Perguruan Tinggi
Negeri Swasta
3 29
Sumber : Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta
2) Kesehatan
Sarana kesehatan di Kota Surakarta pada tahun 2009 tidak
mengalami perubahan, hanya ada sedikit peningkatan terhadap
jumlah tenaga kesehatan seperti : dokter, dokter gigi dan tenaga
kesehatan lainnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Surakarta, pada tahun 2009 jumlah fasilitas kesehatan yang ada
terdiri dari 12 Rumah Sakit, 17 Puskesmas, 25 Puskesmas
Pembantu, 17 Puskesmas Roda 4, 1 Gudang Farmasi, 138 Apotek
dan 26 Toko Obat. Sementara iitu tenaga kesehatan (tidak
termasuk yang di rumah sakit) yang tersedia dari dokter spesialis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2.027 orang, bidan 261 orang, tenaga farmasi 341 orang, tenaga
gizi 62 orang dan tenaga keteknisan lainnya 284 orang.
3) Pemeluk Agama dan Tempat Peribadatan
Setiap penduduk berhak memilih agama sesuai
kepercayaannya masing-masing. Agama memiliki arti penting
dalam hidup seseorang, tidak hanya sebagai identitas namun juga
sebagai pembentuk perilaku yang etis terhadap lingkungan sekitar
dalam bergaul dan beradaptasi. Kota Surakarta merupakan daerah
yang penduduknya memeluk agama islam (Moslem), tercatat
bahwa di Kota Surakarta pemeluk agama islam 438.323 jiwa.
Tabel 4.6 Penduduk Menurut Agama Yang Dianut di Kota
(Catholic) (Protestan) (Moslem) moslem
(%)
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pemeluk
agama islam di Kota Surakarta terbanyak ada di Kecamatan
Banjarsari yaitu sebanyak 130.892 jiwa atau 30% dari pemeluk
agama islam di 4 kecamatan lainnya. Peringkat kedua pemeluk
agama kristen protestan yaitu sebanyak 69.497 jiwa. Peringkat
commit to user
Peringkat ke 4 pemeluk agama budha yaitu sebanyak 3.762 dan
1.638 jiwa pemeluk agama hindu.
4) Perlindungan Sosial
Kota Surakarta juga memiliki sarana perlindungan sosial,
tujuannya agar penduduk tidak terlantar dan aman. Panti asuhan di
Kota Surakarta sebanyak 12 Buah, panti jompo sebanyak 2 buah,
panti cacat sebanyak 4 buah dan fasilitas perlindungan sosial berupa
panti rehabilitasi sebanyak 7 buah. Berikut fasilitas perlindungan
sosial menurut kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009.
Tabel 4.7 Fasilitas perlindungan sosial menurut kecamatan di Kota Surakarta tahun 2009
Kecamatan Panti
Asuhan Panti Jompo Panti Cacat
Panti
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
5) Industri dan Perdagangan
Berdasarkan data dari Dinas Perindustria dan Perdagangan
Kota Surakarta bahwa pada tahun 2009 di Kota Surakarta jumlah
industri besar sebanyak 53 unit dengan tenaga kerja 8.893 orang.
Selain itu terdapat pula 100 unit dari kelompok industri
sedang/menengah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 7.957
orang. Sedangkan industri kecil di Kota Surakarta sebanyak 5.759
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
f. PDRB dan Inflasi
1) PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2009 Kota
Surakarta atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar 8,880,691.24
(Jutaan Rupiah) dan atas dasar harga konstan (ADHK) sebesar
4,817,877.63 (Jutaan Rupiah). Pertumbuhan ekonomi yang
ditunjukan oleh perkembangan PDRB pada tahun 2009 yaitu,
ADHB 12,39% dan ADHK sebesar 5,90%
Tabel 4.8 Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kota Surakarta Tahun 2005-2009
Uraian 2005 2006 2007 2008 2009
ADHB 5,15 5,43 5,82 5,69 5,9
ADHK 17,43 10,82 11,62 14,37 12,39
Sumber: Surakarta Dalam Angka 2009
Dilihat berdasarkan dari data ADHB, sektor yang
menyumbang kontribusi paling besar ialah sektor industri, yaitu
21,98% sedangkan sektor pertambangan dan penggalian
merupakan sektor terkecil yang memberikan kontribusi, tercatat
bahwa sektor pertambangan dan penggalian hanya memberikan
sumbangsih sebesar 0,03% pada tahun 2009.
2) Inflasi
Inflasi Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai titik
terendah dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2009 inflasi Kota
Surakarta tercatat sebesar 2,63%. Angka ini jauh lebih kecil
commit to user
tahun 2009, inflasi di Kota Surakarta tertinggi jatuh pada bulan
Oktober sebesar 2,64% dan terendah pada bulan Pebruari sebesar
0,50%. Tahun 2009 di Kota Surakarta penyumbang inflasi terbesar
adalah kelompok bahan makanan yang mencapai 6,25% kemudian
kelompok makanan jadi,minuman,rokok& tembakau sebesar
5,65% dan peringkat tiga besar berikutnya ialah kelompok
perumahan sebesar 2,28%. Sedangkan penyumbang terendah
adalah kelompok sandang sebesar 0,72 dan kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga sebesar 1,79%
B. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Jebres
1. Letak Geografis Administratif
Kecamatan Jebres merupakan salah satu kecamatan dari 5
Kecamatan yang ada di Kota Surakarta dengan letak 110°BT - 111°BT dan
7,6°LS - 8°LS dengan ketinggian 80 sampai dengan 130 m diatas
permukaan laut.
Secara administratif batas-batas wilayah Kecamatan Jebres adalah
sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar
Sebelah timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah selatan: Kecamatan Pasar Kliwon dan Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Luas Wilayah
Luas wilayah administratif Kecamatan Jebres adalah 1.258,18 Ha
yang terdiri dari kelurahan Kepatihan Kulon 17,50 Ha, Kepatihan Wetan
22,50 Ha, Sudiroprajan 23,00 Ha, Gandekan 35 Ha, Sewu Ha, Pucangsawit
127 Ha, Jagalan 65 Ha, Purwodiningratan 37,30 Ha, Tegalharjo 32,50 Ha,
Jebres 317 Ha dan Mojosongo seluas 532,88 Ha.
3. Pembagian Wilayah Administratif
Kecamatan Jebres terdiri dari 11 Kelurahan, 149 RW dan 631 RT.
Kelurahan yang paling banyak RT dan RW yaitu Kelurahan Mojosongo
sejumlah 35 Rw dan 172 RT. Berikut keterangan banyaknya jumlah RT
dan RW Tiap Kelurahan Tahun 2008.
Tabel 4.9 Banyaknya RT dan RW Tiap Kelurahan Tahun 2008
Kelurahan RW RT
Purwadiningratan 10 35
Tegalharjo 6 33
Jebres 36 128
Mojosongo 35 172
Jumlah 149 621
Sumber : Kecamatan Jebres
Berdasarkan dari data Kecamatan Jebres terdapat 149 RW dan 621