• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KELEBIHAN DANA PERBANKAN PADA BANK UMUM DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

YENNI ROLES NAINGGOLAN 040501082

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

ABSTRACT

This research be entittled ”Analysis factors influencing of Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia”. The factors are Exchange Rate, SBI Rate, and The Interest Rate of Credit.

The data used in this research is time series data during quarterly IV in 2002 until quarterly III in 2007 which employ econometric model. And using statistical analyse tools, the method used is Ordinary Least of Square (OLS). Was based on the interpretation of the model showed that the Exchange Rate and Interest Rate of Credit were influential the negative toward Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia, and the SBI Rate was influential the positive toward Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia.

Result of regression showed that all independent variables together equally influential significant toward Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia in the level of relibiality 99% (α = 1%).

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia “. Faktor-faktor yang dimaksud yaitu Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Suku Bunga Kredit.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dari tahun 2002 triwulan IV sampai dengan 2007 triwulan III yang menggunakan model ekonometrik. Dan cara menganalisanya dengan menggunakan analisa statistik yang dinamakan regresi variabel dengan persamaan kuadrat terkecil. Berdasarkan interpretasi model menunjukkan bahwa Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia dan Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

Hasil regresi menunjukan bahwa ketiga variabel independen itu secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%).

Kata Kunci: Kelebihan Dana, Nilai Tukar, Tingkat Suk Bunga SBI, Tingkat Suku Bunga Kredit

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Bapa Surgawi dan anaknya Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Indonesia”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan, saran, motivasi dan dukungan moril kepada penulis baik selama masa perkuliahan maupun dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya, Msi selaku Dosen pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

(5)

5. Bapak Drs. Jonathan Sinuhaji, Msi, sebagai dosen penguji II yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini .

6. Bapak Dr. Syaad Afifuddin, M.Ec, selaku dosen wali dan pembimbing akademis selama penulis menjadi mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

7. Staff Pengajar dan Staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangungan atas pengajaran, bimbingan dan bantuannya pada penulis selama mengikuti perkuliahan.

8. Seluruh Staff dan Pegawai Kantor Bank Indonesia Kota Medan atas bantuannya dalam memberikan data sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 9. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda R. Nainggolan dan

ibunda L. Br Saragih, yang telah mengasuh, mendidik, dan memberikan nasehat serta motivasi baik moril maupun materi. Dan juga pada adik-adik ku tersayang Dedi Roles Nainggolan dan Ari Yohanes Roles Nainggolan.

10. Kepada kakak ku Liske Dame Yanti Br Sipayung serta saudara-saudari dan seluruh keluarga besar yang selalu memberi dukungan semangat dan doa. 11.Kepada sahabat-sahabat ku yang kukasihi dan sayangi, yaitu Ika, Lia, Emi,

(6)

Dalam berbagai bentuk, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini tidak terlepas dari kurangnya pengalaman dan terbatasnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna mencapai kesempurnaan tulisan ini pada masa mendatang. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan damai sejahtera bagi kita semua. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2008 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Hipotesis ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS ... 8

2.1 Bank ... 8

2.1.1 Pengertian Bank ... 8

2.1.1.1.1 Klasifikasi Bank ... 11

(8)

2.2.1 Pengertian Bank Umum ... 19

2.2.2 Fungsi dan Peranan Bank Umum ... 20

2.2.3 Kegiatan atau Usaha Bank Umum ... 22

2.2.4 Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Umum ... 23

2.2.5 Sumber-sumber Dana Bank ... 24

2.2.6 Penggunaan Dana Bank Umum ... 28

2.3 Likuiditas Bank Umum ... 30

2.3.1 Pengertian Likuiditas ... 30

2.3.2 Manajemen Likuiditas ... 32

2.3.3 Kelebihan Dana/Likuiditas ... 35

2.4 Nilai Tukar ... 36

2.4.1 Penentuan Nilai Tukar ... 39

2.5 Tingkat Suku Bunga ... 40

2.5.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga... 40

2.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga ... 40

2.6 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ... 43

2.6.1 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia ... 43

2.6.2 Pengertian Sertifikat bank Indonesia (SBI)... 44

2.7 Kredit ... 46

2.7.1 Pengertian Kredit ... 46

2.7.2 Jenis Kredit ... 47

(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 50

3.1 Ruang Lingkup Penelitian . ... 50

3.2 Jenis Dan Sumber Data ... 50

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.4 Pengolahan Data ... 51

3.5 Model Analisis Data ... 51

3.6 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 52

3.6.1 Koefisien Determinasi ( R–Square ) ... 52

3.6.2 Uji t-statistik ... 52

3.6.3 Uji F-statistik ... 53

3.6.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 55

3.7 Defenisi Operasional ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Gambaran Ekonomi Makro Indonesia ... 58

4.2 Perkembangan Perbankan Indonesia ... 63

4.2.1 Perkembangan Kelebihan Dana (Ekses Likuiditas) ... 65

4.2.2 Perkembangan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah ... 67

4.2.3 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI ... 68

4.2.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit ... 71

4.3 Analisa dan Pembahasan ... 72

(10)

4.3.2 Uji t-statistik ... 75

4.3.3 Uji F-statistik ... 78

4.3.4 R-Squared ... 79

4.3.5 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Perkembangan Kelebihan Dana 66

4.2 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 68

4.3 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI 70

4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit 72

4.5 Analisis Regresi Kelebihan Dana, Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Suku Bunga Kredit Pada Bank Umum di Indonesia

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Bagan Pembelian Sertifikat Bank Indonesia 45 3.1

3.2

Kurva Uji F-Statistik Uji Durbin-Watson

54 56

4.1 Uji-t terhadap Nilai Tukar Rupiah 76

4.2 Uji-t terhadap Tingkat Suku Bunga SBI 77

4.3 Uji-t terhadap Tingkat Suku Bunga Kredit 78

4.4 Uji-F Statistik 79

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. LAMPIRAN

1 : Data Variabel

(14)

ABSTRACT

This research be entittled ”Analysis factors influencing of Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia”. The factors are Exchange Rate, SBI Rate, and The Interest Rate of Credit.

The data used in this research is time series data during quarterly IV in 2002 until quarterly III in 2007 which employ econometric model. And using statistical analyse tools, the method used is Ordinary Least of Square (OLS). Was based on the interpretation of the model showed that the Exchange Rate and Interest Rate of Credit were influential the negative toward Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia, and the SBI Rate was influential the positive toward Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia.

Result of regression showed that all independent variables together equally influential significant toward Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in Indonesia in the level of relibiality 99% (α = 1%).

(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia “. Faktor-faktor yang dimaksud yaitu Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga SBI, Tingkat Suku Bunga Kredit.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dari tahun 2002 triwulan IV sampai dengan 2007 triwulan III yang menggunakan model ekonometrik. Dan cara menganalisanya dengan menggunakan analisa statistik yang dinamakan regresi variabel dengan persamaan kuadrat terkecil. Berdasarkan interpretasi model menunjukkan bahwa Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia dan Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

Hasil regresi menunjukan bahwa ketiga variabel independen itu secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%).

Kata Kunci: Kelebihan Dana, Nilai Tukar, Tingkat Suk Bunga SBI, Tingkat Suku Bunga Kredit

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, peraturan-peraturan dan teknik-teknik dimana surat-surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial services) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia.(Siamat, 2005:1)

Sistem keuangan perbankan merupakan salah satu kreasi dalam masyarakat modren dewasa ini. Dengan adanya sistem keuangan perbankan maka sistem pembayaran dan intermediasi dapat terlaksana. Tugas utama sistem keuangan perbankan dalam perekonomian modren adalah memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana untuk membeli barang-barang dan jasa serta melakukan investasi sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standar hidup. Pengalihan ini dilakukan oleh lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi. Intermediasi keuangan merupakan proses pembelian dana dari unit surplus (penabung/lenders) untuk selanjutnya disalurkan kembali kepada unit defisit (peminjam/borrowers), yang terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu / rumah tangga. Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem keuangan perbankan adalah lembaga depositori, terutama Bank Umum.

(17)

(DPK), terdiri dari giro (demand deposit), deposito (time deposit), tabungan (saving). Besar kecilnya jumlah dana pihak ketiga yang berasal dari masyarakat biasanya tergantung pada kebijakan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank. Pada umumnya, jika tingkat suku bunga tinggi maka masyarakat akan lebih tertarik untuk menyimpan dananya di bank, dan sebaliknya. Selain dari tingkat suku bunga, pelayanan yang baik dan memuaskan yang diterima oleh nasabah (masyarakat) ataupun yang disediakan oleh bank, serta kemajuan teknologi perbankan yang tersedia pada bank dapat menjadi suatu acuan bagi masyarakat untuk menempatkan dananya pada bank.

Kegiatan bank menyalurkan dana kepada unit defisit (borrowers) yang biasa terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu / rumah tangga adalah memberikan pinjaman (loan) kepada unit defisit yang mengajukan permohonan, sehingga dalam hal ini bank berperan sebagai perantara dalam menyalurkan dana dari unit yang kelebihan daya beli kepada unit yang kekurangan daya beli dalam bentuk kredit. Ini sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan UU N0.7 tahun 1992 sebagai berikut :

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau badan-badan lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat banyak. 2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara

(18)

Pada beberapa tahun belakangan ini, situasi yang sedang terjadi adalah derasnya aliran modal masuk ke pasar uang Indonesia. Keadaan ini mirip seperti tahun 1996-1997, dimana pemerintah hingga bank dunia mengatakan bahwa situasi Indonesia dan ekonomi Asia dalam kondisi yang baik dan stabil. Bank dunia pada tahun 1996 mengganggap peningkatan uang, defisit anggaran negara, dan defisit neraca pembayaran di Asia bukan merupakan angka yang mengkhawatirkan. Namun, kemudian timbul krisis ekonomi di Thailand pada Juli 1997 yang berlanjut ke Korea Selatan, Malaysia, kemudian memporakporandakan ekonomi dan politik Indonesia.

Aliran modal masuk ke negara berkembang di dorong oleh kelebihan dana atau sering disebut ekses likuiditas di pasar keuangan dunia. Indonesia juga terkena dampak situasi tersebut dengan menerima dana dari luar negeri khususnya dari negara maju. Perpindahan itu bisa menyebabkan kelebihan dana (ekses likuiditas) yang bisa memicu ketidakstabilan moneter. Ekses likuiditas ini bisa menjadi masalah global dan harus diwaspadai. Masuknya modal asing ke Indonesia melalui dunia perbankan terutama pada bank umum membuat likuiditas pada bank tersebut akan semakin meningkat.Modal yang masuk ke Indonesia tersebut memicu nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi yang tidak tentu, karena semakin banyak uang yang ada di Indonesia. Situasi ini terutama pada kondisi nilai tukar rupiah melemah banyak dimanfaatkan beberapa pihak untuk melakukan spekulasi atau mencari keuntungan dengan situasi ini.

(19)
(20)

Nilai tukar Rupiah yang yang selalu mengalami fluktuasi, pertumbuhan kredit perbankan yang belum menunjukan pertumbuhan yang optimal, serta semakin besarnya penempatan dana bank umum dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akibat dari tingkat bunganya yang menjanjikan. Ini mengakibatkan tugas utama sistem keuangan perbankan sebagai lembaga intermediasi tidak dapat dilaksanakan secara seutuhnya. Dampaknya, kelebihan dana (ekses likuiditas) perbankan dapat meningkat semakin tajam. Kelebihan dana (ekses likuiditas) tersebut perlu dihindari karena apabila jumlah terlalu melimpah maka dapat dapat memicu ketidakstabilan moneter di Indonesia.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis tertarik membuat judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia “.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang pemilihan judul di atas, maka penulis terlebih dahulu merumuskan permasalahan sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan.

Adapun perumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

(21)

3. Berapa besar pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

1.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

1. Nilai Tukar Rupiah mempunyai pengaruh negatif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

2. Tingakt suku bunga SBI mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

3. Tingkat suku bunga kredit mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

(22)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sebagai masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik untuk membahas mengenai Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia.

3. Sebagai penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

4. Sebagai penambah, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama.

(23)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 BANK

2.1.1 Pengertian Bank

Bank merupakan kata yang berasal dari bahasa Italia yaitu dari kata Banco, yang dapat diartikan sebagai meja/bangku. Menyinggung tentang sejarah perbankan, salah satu sejarah yang ada menyebutkan bahwa pada awalnya beberapa orang telah bertindak sebagai pegawai penukar uang di kawasan pantai laut Medeterania (selatan Italia) untuk memberi jasa penukaran uang terhadap para saudagar dan lain sebagainya, yang ketika itu banyak menggunakan laut Medeterania sebagai sarana transportasi. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, aktifitas yang ada pun saat itu juga berkembang seperti penyimpanan dan pemberian pinjaman. Perkembangan ini merupakan titik tolak timbulnya institusi perbankan.

Secara sederhana masyarakat awam mendefenisikan bank adalah tempat menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Prof. G.M. Verryn Stuart, mendefinisikan Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.

(24)

pihak yang memiliki kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak yang membutuhkan dana (unit deifsit). Adapun kegiatan utama lembaga keuangan tersebut berupa menerima simpanan giro, tabungan dan deposito serta berupa tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Menurut Peter Rose (1993), bank dapat disebut ”financial departement stores” yang berperan sebagai ”a full service financial instituion”.

Pengertian Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan :

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.

Pengertian dalam Undang-Undang tersebut mengandung kandungan filosofis yang tinggi. Pengertian secara teknis dapat ditemukan pada Peraturan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Mentri keuangan RI Nomor 792 tahun 1990. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 adalah:

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

(25)

memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu

lintas pembayaran.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah:

Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan

melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama

guna membiayai investasi perusahaan

Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Umumnya aktivitas lembaga keuangan meliputi 3 kegiatan utama yaitu :

1. Menghimpunan dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau

mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Dana masyarakat yang dihimpun oleh bank dapat disimpan baik dalam bentuk giro, deposito, tabungan. Funding ini dilakukan dengan sasaran meminimumkan biaya perolehan dana.

(26)

3. Memberikan jasa-jasa keuangan lainnya (seperti money changer, transfer, dll) dan jasa non keuangan (seperti pembayaran listrik, air, uang kuliah, pajak, dll) dengan sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah. Dan biasanya kegiatan ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.

Dari ketiga kegiatan utama diatas yang menjadi kegiatan pokok perbankan yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dimana kegiatan pokok ini sering disebut sebagai intermediasi keuangan dalam perbankan. Sedangkan memberikan jasa-jasa lainnya hanya merupakan kegiatan pendukung dari kedua kegiatan pokok yang ada. Dan keuntungan utama perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based.

2.1.2 Klasifikasi Bank

(27)

a. Dilihat dari segi fungsinya 1. Bank Sentral

Merupakan bank yang memegang otoritas moneter yang mengambil keputusan perihal kebijakan moneter, baik dalam hal mempengaruhi jumlah uang beredar atau menjaga stabilitas nilai mata uang dalam negeri serta tingkat bunga, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perekonomian. Indonesia memiliki bank sentral yang dikenal dengan Bank Indonesia. Bank Indonesia ini merupakan lembaga negara independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya. Adapun tugas dari bank Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran c. Mengatur dan mengawasi Bank.

2. Bank Umum

(28)

3. Bank Perkreditan Rakyat

Undang-Undang No.7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa Bank Perkreditan Rakyat(BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan menurut Pasal 21 ayat 2 menyatakan bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat berupa salah satu Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas, dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Terdiri dari sebagai berikut :

1. Bank milik Pemerintah (Bank Persero)

(29)

Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Dagang Negara, dan Bank Exim). Beberapa dari bank persero tersebut telah menjadi milik publik atau go public, melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal, antara lain : Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

2. Bank Umum Swasta Nasional

Bank umum swasta nasional merupakan bank yang berbadan hukum Indonesia, yang sebagian atau seluruh modalnya, keuntungan, serta akte pendiriannya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau disebut swasta nasional. Contoh bank milik swasta nasional antara lain : Bank Danamon, Bank Lippo, Bank Niaga, Bank Central Asia (BCA), Bank Bumi Putra, Bank Muamalat, dan lain sebagainya.

3. Bank Asing

(30)

4. Bank Pemerintah Daerah

Bank ini merupakan bank-bank umum milik pemerintah daerah yaitu Bank-bank Pembangunan Daerah (BPD) yang pendiriannya berdasarkan Undang-undang N0.13 Tahun 1962. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang-undang No.7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Bank Pembangunan Daerah (BPD) harus memilih dan menetapkan badan hukum atas bank tersebut baik dalam bentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, atau Perusahaan Daerah. Jumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) sampai dengan pertengahan tahun 2004 mencapai 26 bank antara lain yaitu : BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara (yang disebut Bank Sumatera Utara/Bank Sumut), BPD Sulawesi Selatan, dan BPD lainnya. 5. Bank Campuran

(31)

Contoh bank campuran antara lain : PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Bank Merincorp, PT ING Indonesia Bank, PT Interpacific Bank, dan bank campuran lainnya.

c. Dilihat dari segi status

Dilihat dari segi status atau kedudukan maksudnya yaitu menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanan. Dilihat dari kemampuannya bank umum dapat dibagi ke dalam 2 macam yaitu :

1. Bank devisa

Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dapat melaksanakan transakasi ke luar negeri dalam valuta asing atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Kegiatan bank devisa antara lain adalah: menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing, termasuk jasa-jasa keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya: letter of credit, travelers check, money changer.

2. Bank non devisa

(32)

d. Dilihat dari segi sistem pengenaan bunga

Bank yang dilihat dari sistem pengenaan bunga sama halnya dengan jenis bank yang dilihat dari segi cara menentukan harga, yang terbagi atas 2 kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Bank yang bedasarkan prinsip konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mulanya bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda.

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan kepada prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu :

a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based..

(33)

2. Bank berdasarkan Prinsip Syariah

Bank yang berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun di luar negeri terutama di Negara-negara Timur Tengah, jenis bank ini sudah cukup lama berkembang pesat. Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil ( mudharabah )

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal ( musharakah ) c. Prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan ( murabahah )

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah ) e. Atau pembiayaan dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

(34)

2.2 BANK UMUM

2.2.1 Pengertian Bank Umum

Bank umum dalam pengertian perbankan di Indonesia dapat disamakan dengan bank komersial karena bank umum didirikan dengan motivasi mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini diperoleh dari selisih pendapatan dan biaya. Pendapatan bank besumber dari hasil kegiatan yang berupa pemberian pinjaman dan jasa keuangan lainnya. Sedangkan biaya bersumber dari biaya bunga dana, biaya operasioanal, biaya pencadangan atas resiko kredit dan lain-lain. Menurut ketentuan pasal 1 angka (3) UU no. 10 tahun 1998, bank umum adalah “bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.

Bank umum diizinkan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito, sehingga bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan kemampuannya menciptakan uang (uang giral), maka bank umum juga dikenal dengan pencipta uang giral (BPUG). Bank umum merupakan bank yang kepemilikan dapat dimiliki oleh negara, swasta asing ataupun dalam negeri , serta bank campuran. Berdasarkan Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, bentuk hukum bank umum dapat berupa :

a. Perseroan Terbatas (PT) b. Koperasi

(35)

2.2.2 Fungsi dan Peranan Bank Umum

Fungsi-fungsi dan peranan bank umum menunjukan pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modren yaitu antara lain :

a. Penciptaan Uang

Uang yang diciptakan bank umum yaitu uang giral yaitu alat pembayaran mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank untuk menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi lain yang sangat penting adalah kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran mudah dan nyaman seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

c. Penghimpunan Dana Simpanan

(36)

d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang dan jasa maupun tansaksi modal. Kesulitan-kesulitan antara dua pihak yang berbeda negara biasanya muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya, dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan melakukan transaksi internasional dapat terlaksana dengan lebih mudah, cepat dan murah.

e. Penyimpanan Barang-barang dan Surat-surat Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak yang disengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safety deposit box).

f. Pemberian Jasa-jasa Lainnya

(37)

2.2.3 Kegiatan atau Usaha Bank Umum

Ruang ligkup kegiatan bank umum dapat dikelompokkan menjadi tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding)

Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari unit atau masyarakat yang kelebihan atau surplus dana (lenders) dalam berbagai bentuk. Namun dana-dana utama yang dihimpun adalah giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), deposito berjangka(time deposit), sertifikat deposito (certificate of deposit).

2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit (lending)

Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit merupakan kegiatan bank umum yang paling penting juga. Defenisi kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang.

3. Memberikan jasa-jasa lainnya

Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kegiatan funding dan lending. Tapi kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi

(38)

penukaran mata unag asing, insako, kartu kredit, menerima setoran-setoran dan melayani pembayaran-pembayaran lainnya.

2.2.4 Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Umum a. Biaya Total

Untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan, bank umum harus memberikan balas jasa atau kompensasi. Untuk dana deposito, bank umum memberikan balas jasa bunga deposito, sedangkan untuk pinjaman, bank umum harus memberikan balas jasa seperti pendapatan bunga bagi para pemberi pinjaman. Untuk menjalankan kegiatan operasional, bank umum memerlukan dana untuk biaya-biaya operasioanal. Biaya operasional yang paling utama adalah tenaga kerja, dan administrasi. Dengan demikian biaya total yang harus dikeluarkan bank umum adalah biaya dana ditambah biaya operasional.

b. Pendapatan Total

Bank umum memperoleh pendapatan atas dana-dana yang disalurkan berupa bunga yang dibayar debitur, dan atas jasa-jasa yang diberikan bank. Bank umum memperoleh pendapatan berupa fee, dan atas kredit yang disalurkan bank umum memperoleh pendapatan berupa bunga. Sumber pendapatan lainnya adalah investasi dalam bentuk sekuritas.

c. Laba

(39)

biaya total yang lebih kecil. Sekalipun pendapatan menurun, bank dapat saja meningkatkan laba bila penurunan pendapatan tersebut diimbangi dengan penurunan biaya yang lebih besar.

2.2.5 Sumber-sumber Dana Bank Umum

Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasionalnya. Adapun sumber-sumber dana bank tersebut adalah :

1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri

Dana ini dikenal dengan sebutan dana pihak pertama. Dana pihak pertama ini merupakan modal sendiri yaitu modal setoran dari para pemegang sahamnya. Modal setoran dari para pemegang saham berarti modal dari bank umum tersebut.

2. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya

Sumber dana yang bersumber dari lembaga lainnya disebut juga sebagai dana pihak kedua. Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana. Pencarian sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :

(40)

b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat.

c. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), merupakan kredit Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya dan juga pembiayaan pada sektor-sektor tertentu. Penggunaan dana KLBI sudah mulai dikurangi secara bertahap sejak deregulasi.

3. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Dana yang berasal dari masyarakat ini sering disebut dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan operasional suatu bank dan juga dana dari masyarakat ini merupakan komposisi dana yang paling besar dan banyak komposisinya daripada sumber dana lainnya. Adapun sumber dana tersebut dapat dilakukan dalam bentuk :

a. Giro (demand deposit)

(41)

pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek. Jasa giro merupakan suatu imbalan yang diberikan oleh bank kepada giran atas sejumlah saldo gironya yang berada di bank, yang jumlahnya relatif lebih kecil bila dibandingakan dengan simpanan dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka.

b. Tabungan (saving deposit)

Tabungan menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang disepakati, dan tidak dengan cek atau bilyet giro dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu. Cara penarikan dana pada tabungan yang paling banyak diguanakan saat ini adalah dengan kartu ATM. Tabungan dapat ditarik dengan cara-cara dan dalam waktu yang relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan deposito berjangka . Besar bunga atas simpanan tabungan berada diantara giro dan deposito berjangka. Ditinjau dari sisi bank, penghimpunan dana melalui tabungan termasuk lebih murah daripada deposito tapi lebih mahal dibanding giro.

c. Deposito (Time Deposit)

(42)

 Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. Pembayaran bunga dari sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka yaitu pada saat nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito.

 Deposito Berjangka

(43)

 Deposito On Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar. Pembayaran bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call dan merupakan suatu ketentuan bahwa sebelum dilakukan penarikan terhadap deposito ini terlebih dahulu nasabah sudah memberitahukan kepada pihak bank dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dan nasabah. Besarnya bunga deposito on call ditetapkan lebih rendah daripada deposito berjangka.

2.2.6 Penggunaan Dana Bank Umum

Penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan atas dasar: a. Prioritas penggunaan dana

Menurut Dahlan Siamat (2005:125), alokasi dana bank berdasarkan prioritas penggunaan terdiri atas:

(44)

2. Cadangan sekunder (secondary reserve), merupakan prioritas kedua dan sebagai pelengkap atau cadangan pengganti bagi cadangan primer. Karena casdangan ini hanya sebagai pelengkap atau pengganti sehingga waktunya tidak dapat diperkirakan maka cadangan sekunder ditanamkan dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek yang mudah diperjualbelikan. Instrumen cadangan sekunder dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan sertifikat deposito.

3. Penyaluran kredit merupakan prioritas ketiga dalam alokasi dana bank setelah mencukupi cadangan primer serta kebutuhan cadangn sekunder. Penyaluran kredit ini adalah kegiatan utama bank dan sumber pendapatan utama bank. 4. Investasi portofolio, merupakan prioritas terakhir dalam alokasi dana bank

dimana dana yang dialokasikan dalam kategori ini adalah dana sisa setelah penanaman dana dalam bentuk kredit telah memenuhi kriteria atau target tertentu.

b. Sifat aktiva

Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva yaitu:

1. Penanaman dana dalam aktiva produktif

(45)

2. Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif

Aktiva tidak produktif adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif terdiri atas alat-alat likuid atau cash asset serta aktiva tetap dan inventaris.

2.3 Likuiditas Bank Umum 2.3.3 Pengertian Likuiditas

Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapat banyak pengertian mengenai likuiditas, beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut :

”Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip”. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari pada penitip dana maupun dari para peminjam/ debitur. (Chairuddin, 2002:1)

“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang- hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan”. (Chairuddin, 2002:1)

Ada beberapa pengertian likuiditas dalam perspektif perbankan menurut beberapa penulis antara lain:

Joseph E. Burns, Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank

(46)

Oliver G. Wood, Jr, Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi

semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan.

William M. Glavin, Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup

tersedia untuk memenuhi semua kewajiban. (Siamat, 2005:336)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas bank mengacu kepada kemampuan bank menyediakan dana dalam jumlah yang cukup, tepat pada waktunya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, utamanya:

a. Memenuhi ketentuan pemerintah dan atau bank sentral tentang ketentuan likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash ratio.

b. Memelihara hubungan baik dengan bank koresponden, dengan mengusahakan agar saldo rekening pada bank koresponden selalu sesuai dengan ketentuan yang ditentukan.

c. Memenuhi kebutuhan penarikan dana oleh nasabah penabung, pemilik rekening giro maupun debitur

d. Membayar kewajiban jangka panjang yang telah jatuh tempo. e. Menutup biaya operasional perusahaan dan atau bank.

(47)

disebut juga Giro Wajib Minimum (GWM). Menurut ketentuannya, besar giro wajib minimum rupiah adalah 5% dari total dana pihak ketiga rupiah yang dihitung rata-rata hairan dalam satu minggu. Adapun perhitungan Giro Wajib Minimum rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

2.3.2 Manajemen Likuiditas

Pengertian manjemen likuiditas menurut beberapa sumber:

Duane B. Graddy, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan

dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan.

Oliver G. Wood, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan

penyediaan kas secara terus menerus, baik kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun kebutuhan jangka panjang. (Siamat, 2005:336)

Teori manajemen likuiditas pada dasarnya adalah teori yang berkaitan dengan bagaimana mengelola dana dan sumber-sumber dana bank agar dapat memelihara posisi likuiditas dan memenuhi segala kebutuhan likuiditas dalam kegiatan operasional bank sehari-hari. Beberapa teori manajemen likuiditas yang dikenal dalam perbankan antara lain :

1. Commercial-Loan Theory

(48)

yang digunakan untuk modal kerja usaha yang bersifat sementara atau secara musiman. Kelemahan dari teori Commercial-Loan adalah :

a. Banyak kredit bukan jangka pendek

b. Dalam situasi ekonomi yang sedang lesu, kredit modal kerja, yang pelunasannya berasal dari arus kas naskah debitur, akan menjadi tidak lancar.

c. Kredit jangka pendek dapat menjadi jangka panjang melalui perpanjangan waktu secara terus menerus.

d. Dalam perekonomian yang semakin maju, kredit jangka menegah atau panjang akan menjadi semakin penting dan dibutuhkan.

e. Teori ini mengabaikan kenyataan bahwa dalam keadaan normal atau stabil, sumber-sumber dana bank seperti dana pihak ketiga, memungkinkan untuk disalurkan sebagai kredit jangka panjang.

f. Secara implisit teori ini menganggap bahwa likuiditas dapat terpenuhi dengan hanya mengandalakan sumber dari pelunasan dan atau pambayaran kredit oleh nasabah. Padahal penarikan dan pencairan kredit dapat melebihi likuiditas yang hanya bersumber dari pelunasan kredit.

2. Doctrine of Assets Shiftability

Pada tahun 1920-an, bank mengembangkan teori likuiditas sebagai kreasi dari banyaknya kelemahan pada teori Commercial-Loan, yaitu Doctrine of Assets Shiftability yang mengatakan bahwa bank dapat segera memenuhi kebutuhan

(49)

berharga. Kelemahan teori ini adalah apabila dalam waktu yang bersamaan bank-bank membutuhkan likuiditas dan menjual jaminan surat-surat berharga tersebut untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Dalam situasi seperti ini, bukan hanya meyebabkan kredit tersebut tidak dapat dialihkan, tapi juga menyebabkan turunnya harga surat berharga karena bank-bank menjual jaminannya (surat berharga) dalam waktu yang bersamaan.

3. Theory of Shiftability to the Market

Teori ini diperkenalkan akibat pesatnya penerbitan surat-surat berharga, terutama oleh pemerintah federal Amerika Serikat dan beberapa perusahaan besar lainnya yang selanjutnya menciptakan suatu pasar sekuirtas. Teori ini berasumsi bahwa likuiditas bank akan dapat terjamin apabila bank-bank memiliki portofolio ke surat-surat berharga yang dapat segera dialihkan untuk memperoleh uang kas. Kelemahan teori ini sama dengan teori Doctrine of Assets Shiftability, yang terlihat pada saat yang sama sitem perbankan sedang membutuhkan likuiditas dan secara serentak menggunakan cara yang sama, yaitu menjual sekuritasnya untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya sehingga bank-bank dalam waktu yang bersamaan menjadi penjual.

4. The Anticipated Income Theory

(50)

dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Timbulnya teori ini diawali oleh rendahnya permohonan kredit kepada bank yang mengakibatkan kelebihan dana (ekses likuiditas) dan rendahnya keuntungan yang diperoleh bank, khususnya pada saat terjasi depresi ekonomi. Dengan diperkenalkannya teori ini, bank-bank terdorong untuk menjadi lebih agresif dengan berani memberikan kredit jangka panjang, misalnya kredit investasi.

Adapun kelemahan teori ini yaitu bahwa teori ini menganggap semua kredit dapat ditagih sesuai dengan waktu yang dijadwalkan tanpa memperhatikan kemungkinan terjadinya kegagalan pengembalian kredit oleh debitur akibat faktor ekstern dan atau intern. Faktor ekstern terjadi diluar kendali nasabah, misalnya terjasi resesi ekonomi yang berkepanjangan dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung. Faktor intern antara lain terjadinya missmanagement atau kurangnya tenaga yang berpengalaman dan terampil dalam perusahaan.

2.3.3 Kelebihan Dana/ Likuiditas

Kelebihan dan ataupun kekurangan dana/likuiditas bagi suatu bank sama bahayanya. Oleh karena itu bank harus mengelola likuiditasnya secermat mungkin.

Ada beberapa bahaya dari kelebihan dana/likuiditas pada suatu bank yaitu: 1. Kehilangan kesempatan memperoleh laba, karena tertahannya kas atau uang

tunai.

(51)

3. Rendahnya rentabilitas (kemampuan untuk meperoleh laba) pemilik dana menghambat perkembangan suatu bank.

Agar pengelolaan likuiditas tidak mengorbankan kepentingan rentabilitas, maka suatu bank harus memiliki proyeksi atau rencana kebutuhan likuiditas. Proyeksi tersebut berdasarkan informasi yang seksama dari unit-unit kerja terkait dan tidak dibuat sekali jadi dan berlaku untuk semua keadaan, karena kelebihan dana/likuiditas selalu berubah dan tidak pernah konstan.

2.4 Nilai Tukar

Dalam perdagangan internasional pertukaran antara satu mata uang suatu Negara dengan Negara lain menjadi hal yang terpenting untuk mempermudah proses transaksi jual beli barang dan jasa. Dari pertukaran ini terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut dan inilah yang disebut dengan nilai tukar atau kurs. Jadi, secara umum nilai tukar atau kurs dapat diartikan sebagai harga mata uang suatu Negara terhadap harga mata uang Negara asing dalam satuan mata uang domestik.

Dari segi asalnya, nilai tukar terdiri dari:

a. Nilai tukar nominal, yaitu menunjukan harga relatif mata uang dua negara b. Nilai tukar riil, yairu menunjukan harga relatif barang dari dua negara. Nilai

tukar riil dikenal juga sebagai nisbah perdagangan.

(52)

1. Revaluasi yaitu peningkatan resmi mata uang suatu Negara dibanding mata uang lainnya atau emas oleh Pemerintah dengan sengaja.

2. Devaluasi yaitu penurunan resmi mata uang suatau Negara dibanding mata uang Negara lainnya atau dibanding emas oleh Pemerintah dengan sengaja.

3. Apresiasi yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang yang bersangkutan dalan sisem pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan kurs adalah harga produk Negara itu bagi pihak luar Negeri makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah

4. Depresiasi yaitu peristiwa penurunan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat bekerjanya kekuatan permintaan dan penawaran atas mata uang yang bersangkutan dalam sistim pasar bebas. Sebagai akibat dari perubahan kurs ini adalah produk negara itu bagi pihak luar negeri menjadi lebih murah, sedangkan harga import bagi penduduk domestik menjadi lebih murah.

(53)

Pada umumnya, valuta asing diperdagangkan oleh bank-bank serta perusahaan yang berspesialisasi pada bisnis tersebut, eksportir-importir, pedagang perantara dan Bank Sentral. Bagian bank yang berurusan dengan pertukaran nilai mata uang biasanya akan senantiasa bergegas pekerjaan yang tidak akan memberikan peluang bagi mereka yang tidak mampu menarik keuntungan dari ajang percaturan yang serba cepat dengan tingkat marjin keberuntungan yang sangat tipis. Pasar valuta asing yang efisien sekarang telah menyebar ke seluruh dunia. Ada beberapa tindakan yang sering terjadi dalam pasar ini, antara lain:

a. Clearing, dimana para pelaku pasar terlibat dalam pertukaran barang dan jasa dan ingin memperoleh atau menyerahkan mata uang mereka yang lebih menarik bagi pihak lain yang berurusan dagang dengan mereka. Dengan kata lain, ekspor barang dan jasa yang dilakukan menyebabkan bahwa mata uang negara lain akan dijual untuk dapat membeli mata uang negara itu. Dan sebaliknya, mengimpor barang dan jasa satu sama lain cenderung menyebabkan bahwa mata uang dalam negeri akan dijual untuk dapat membeli mata uang negara lain.

(54)

c. Spekulasi, merupakan suatu tindakan mengambil posisi aset terhadap mata uang negara lain. Dengan kata lain, mengacu pada pembelian dan penjualan (pemilikan) property yang secara murni dilakukan demi memperoleh keuntungan dari adanya perubahan harga, yaitu keuntungan dari mata uang negara lain. Tindakan ini didorong oleh suku bunga mata uang dalam negeri dan mata uang asing yang dimiliki dan juga harapan-harapan terhadap gerakan masa depan dari nilai tukar mata uang yang mau diperdagangkan. 2.4.1 Penentuan Nilai Tukar

Sistem nilai tukar menunjukan suatu kumpulan peraturan, rencana ,dan lembaga tempat dimana pembayaran dilakukan dan diterima untuk transaksi yang melewati batas-batas nasional. Nilai tukar mempengaruhi output, inflasi, perdagangan luar negeri dan beberapa tujuan pemerintah lainnya. Penentuan niali tukar tergantung sistem nilai tukar yang dipakai suatu negara. Adapun sistem nilai tukar yang utama antara lain:

a. Standar emas, pada sistem ini negara menetapkan mata uangnya dalam satuan emas tertentu, kemudian membentuk nilai tukar secara tetap dengan negara-negara lainnya, pada standar emas.

b. Sistim nilai tukar mengambang ”murni” (Pure Floating Exchange Rate System), pada sistem ini nilai tukar berfluktuasi mengikuti penawaran dan

permintaan, sampai terjadi keseimbangan di pasar valuta asing.

(55)

berfluktuasi) secara bebas di pasar, beberapa mata unag lainnya ditentukan oleh kombinasi antara campur tangan pemerintah dan pasar.

d. Sistem nilai tukar tetap (Pegged Exchange Rate System). Pada sistem ini, pemerintah menetapkan nilai tukar terhadap mata uang asing.

e. Sistem nilai tukar yang sifatnya stabil (Stable Exchange Rate System). Dimana nilai tukar berada diantara dua nilai tukar yaitu, diantara nilai tukar terendah dan nilai tukar tertinggi yang ada.

2.5 Tingkat Suku Bunga

2.5.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga

Tingkat bunga merupakan harga dari penggunaan uang yang dinyatakan dalam % per satuan waktu (perbulan atau pertahun) (Boediono, 1987:2). Dalam kamus ilmu ekonomi bunga diartikan imbalan yang dibayarkan oleh peminjam atas dana yang diterima bunga dinyatakan dalam persen. Bunga bank sejumlah imbalan yang diberikan oleh bank kepada nasabah atas dana yang disimpan di bank yang dihitung sebesar persentase tertentu dari pokok simpanan dan jangka waktu simpanan ataupun tingkat bunga yang dikenakan terhadap pinjaman yang diberikan bank kepada debiturnya.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga

(56)

1. Kebutuhan dana

Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila Bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka akan dilakukan oleh Bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan di Bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.

2. Target laba yang diinginkan

Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.

3. Kualitas jaminan

Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh, jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah.

(57)

Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman Bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Artinya ada batasan maksimal dan batas minimal untuk suku bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar Bank dapat bersaing secara sehat.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. Untuk bunga simpanan berlaku sebaliknya semakin panjang jangka waktu maka bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.

6. Reputasi perusahaan

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan demikian sebaliknya perusahaan yang kurang bonafid faktor risiko kredit macet cukup besar.

7. Produk yang kompetitif

(58)

8. Hubungan baik

Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya Bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak Bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.

9. Persaingan

Dalam kondisi tidak stabil dan Bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka Bank harus bersaing keras dengan Bank lainnya. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata pesaing 15% maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan.

2.6 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

2.6.1 Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

(59)

Sertifikat Bnak Indonesia (SBI) paling rendah diantara instrumen pasar uang lainnya, karena itu bila Bank indonesia menaikkan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia maka tingkat bunga tabungan juga akan naik, agar nasabah ataupun bank tidak memindahkan depositonya ke Sertifikat Bank Indonesia.

2.6.2 Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diterbitkan pertama kali tahun 1970 untuk menciptakan instrumen keuangan jangka pendek yang diperdagangkan antarbank. Pada tahun 1971 pemerintah mengijinkan bank-bank menerbitkan sertifikat deposito, sehingga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak diterbitkan lagi, karena dianggap fungsinya telah digantikan oleh sertifikat deposito. Setelah deregulasi perbankan 1 Juni 1983, Bank Indonesia kembali menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai instrumen keuangan.

(60)

pialang pasar modal yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. Proses pembelian Sertifikat Bank Indonesia ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut :

Pialang Pasar Uang/Modal

Perusahaan / Bank

Perorangan Indonesia

B a n k U m u m

Gambar 2.1 Bagan Pembelian Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai instrumen pasar uang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,000

2. Jangka waktu Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sekurang-kurangnya 1 bulan dan paling lama 12 bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

3. Diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto (discounted basis) 4. Diterbitkan tanpa warkat (Scriptless)

5. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder 6. Nilai diskonto dihitung sebagai berikut:

(61)

7. Nilai tunai transaksi dihitung berdasarkan diskonto murni (true disconunt) menggunakan formula sebagai berikut :

Nilai Diskonto = Nilai Nominal x 360

360 + {(Tingkat Diskonto) x (Jangka Waktu)}

2.7 Kredit

2.7.1 Pengetian kredit

Defenisi kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang.

Kredit erat kaitannya dengan pengadaan modal suatu badan usaha, dimana dalam menjalankan usahanya pihak manajemen berusaha untuk memperoleh tambahan modal dari berbagai sumber, termasuk diantaranya melalui kredit.

Defenisi kredit menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 butir 11 tentang perbankan adalah: “ kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau

pembagian keuntungan”.

(62)

kredit berkeyakinan bahwa prestasi (uang, jasa, atau barang) yang diberikan kepada debitur akan benar-benar diterimanya dimasa yang akan datang. Unsur waktu adalah bahwa antara pemberian kredit dan pengembaliannya dibatasi oleh waktu tertentu. Selain itu yang termasuk unsur-unsur dalam kegiatan kredit pada bank umum yaitu unsur penyerahan yang menyatakan bahwa pihak kreditur (bank umum) menyerahkan nilai ekonomi kepada pihak debitur (nasabah/masyarakat) yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo, unsur risiko yang menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya, dan unsur persetujuan atau perjanjian yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian.

Adapun tujuan bank umum dari pemberian kredit yaitu untuk mencari keuntungan melalui bunga yang ditetapkan atas kredit tersebut, membantu usaha nasabah supaya usaha nasabah atau masyarakat di sektor riil dapat berjalan dan berkembang pesat yang pada akhirnya akan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat umum, membantu pemerintah dalam memajukan dan mengembangkan perekonomian di Indonesia.

2.7.2 Jenis Kredit

Ada beberapa jenis kredit yang terdapat pada bank antara lain: a. Kredit Produktif

(63)

1. Kredit Investasi

Yaitu merupakan kepada pengusaha yang melakukan investasi atau penanaman modal. Biasanya kredit jenis ini memiliki jangka waktu menengah dan atau yang relative panjang yaitu diatas 1 tahun, dan digunakan untuk membiayai pengadaan barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam rangka modernisasi, ekspansi, relokasi, dan pendirian proyek baru. 2. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan sebagai tambahan modal usaha debitur yang pada prinsipnya meliputi modal kerja untuk tujuan komersil, industri, kontraktor bangunan, dan sebagainya. Biasanya kredit ini berjangka waktu pendek yaitu tidak lebih dari 1 tahun.

b. Kredit Konsumtif (consumer loan)

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi misalnya kepentingan konsumsi, baik pangan, sandang, maupun papan. Contoh: jenis kredit ini adalah kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor, yang semuanya untuk dipakai sendiri dan bukan untuk memperoleh laba.

c. Kredit Komersial (commercial loan)

(64)

2.7.3 Komponen dalam Menentukan Bunga Kredit

Sesungguhnya keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah bagaimana mengelola dan menentukan bunga pinjaman secara fleksibel sehingga menghasilkan laba yang maksimal. Artinya tingkat suku bunga pinjaman haruslah lebih tinggi dari suku bunga simpanan sehingga Bank dapat memperoleh keuntungan. Namun dalam kondisi tertentu misalnya kesulitan dana maka dapat terjadi sebaliknya yaitu suku bunga simpanan lebih tinggi dari bunga pinjaman. Kondisi ini yang terjadi tahun 1998 sampai tahun 2000. Dan kondisi ini dikenal dengan istilah negative spread.

Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang perlu memperoleh perhatian.

Adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain: 1. Total biaya dana (Cost of Fund)

Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh Bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan.

2. Biaya operasi

(65)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah memfokuskan pada tiga variabel utama yaitu Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga SBI, dan Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series yang bersifat kuantitatif yaitu berupa data yang berbentuk angka. Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Bank Indonesia (BI) Medan, dan dari berbagai sumber lainnya yang mendukung, dengan kurun waktu 20 Triwulan yaitu pada tahun 2002 triwulan IV sampai dengan tahun 2007 triwulan III.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(66)

3.4 Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer E-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.5 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah model ekonometrik. Teknik analisis yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square). Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linear berganda.

Variabel-variabel tersebut dibuat dahulu dalam bentuk fungsi sebagai berikut : Y = f ( X1, X2, X3 ) ………... ( 1 )

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma sebagai berikut :

Log Y = α + β1X1 + β2 X2 +β3 X3 + µ ……... ( 2)

Dimana :

Log Y = Kelebihan Dana ( Triliun Rp ) α = Intercept / Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi

X1 = Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$)

X2 = Tingkat Suku Bunga SBI (% )

X3 = Tingkat Suku Bunga Kredit (%)

µ = Term of Error

(67)

1

X Y

∂∂ < 0 Artinya jika X1 (Nilai Tukar Rupiah) mengalami menguat

maka kemudian hari LY ( Kelebihan Dana ) akan mengalami penurunan, ceteris paribus.

2

X Y

∂∂ > 0 Artinya jika X2 (Tingkat Suku Bunga SBI) meningkat maka

LY ( Kelebihan Dana) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

2

X Y

∂∂ > 0 Artinya jika X3 (Tingkat Suku Bunga Kredit) meningkat

maka LY (Kelebihan Dana) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.6 Test of Goodness of Fit ( Uji Kesesuaian ) 3.6.1 Koefisien Determinasi ( R–Square )

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 < R2 < 1).

Uji t–statistik

(68)

H0 : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen pertama nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap

Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal

ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata ( signifikan ) terhadap varabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

t-hitung =

Sbi b

bi )

( −

Dimana :

bi = Koefisien variabel independen ke-i b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i 3.6.3 Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

H0 : bi = b2 = bk ……….. bk = 0 ( tidak ada pengaruh )

Ha : b2 = 0 ………... i = 1 ( ada pengaruh )

(69)

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

F-hitung = k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan :

H0: β1 = β2 = β3 = 0

Ho diterima (F*< F tabel), artinya variabel independen secara bersama-sama

tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha: β1 ≠ β2≠ β3≠ 0

Ha Diterima (F*> F tabel), artinya variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. H0 diterima

Ha diterima

Gambar 3.1Kurva Uji F statistic

(70)

3.6.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik a. Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linear) diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari R-Square, F-hitung, t-hitung serta standar error.

Adanya multikolinearity dapat ditandai dengan : • Standar error tidak terhinggaa

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5%, α = 10%, α = 1%.

• Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori

• R2 sangat tinggi

b. Autokorelasi ( Serial Correlation )

Serial Correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Model regresi linear klasik mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat di dalamnya distribusi atau gangguan µi dilambangkan dengan

E ( µ1 : µ2 ) = 0 i ≠ j

Terdapat beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorelasi, yaitu : 1. Dengan menggunakan atau memplot grafik.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Pembelian Sertifikat Bank Indonesia
Gambar 3.1Kurva Uji F statistic
Gambar 3.2 Uji Durbin-Watson
Tabel 4.1  Perkembangan Kelebihan Dana
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Katak dalam Ekspresi Seni Lukis”adalah suatu kecaman maupun pesan yang disampaikan katak untuk masyarakat di lingkungan persawahan yang kian merebak menjadi pemukiman

PEMERINTAH KOTA BAUBAU SEKRETARIAT DAERAH. UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG

Dan tak lupa shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa iman dan islam kepada kita semua yang telah

Pemikiran ini sendiri bisa memberikan ruang yang lebih sehingga pada pembangunan tidak terlalu membutuhkan ruang yang besar namun sesuai dengan kebutuhannya.. Maka

Problem yang dihadapi Madrasah Sultan Agung adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, kurangnya pendampingan orang tua terhadap belajar anak, kurangnya motivasi

Jual beli melalui pesanan atau sala&gt;m yaitu dengan menyebutkan barang dengan sifat-sifatnya dengan kriteria tertentu dalam tanggungan dengan pembayaran

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Melaksanakan perawatan hewan sakit Menelaah prosedur pemeriksaan sampel/ spesimen keilmuan yang mendukung mata pelajaran.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar WUS tidak pernah melakukan pemeriksan IVA, walaupun sudah ada dukungan dari petugas kesehatan karena wanita usia