• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman (Nyeri) di RSUD. dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman (Nyeri) di RSUD. dr. Pirngadi Medan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman (Nyeri)

di RSUD. dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

MUHAMMAD FAISAL DALIMUNTHE

112500039

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nyaman (Nyeri) di RSUD. dr. Pirngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan

Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatra Utara Medan.

2. Erniyati, S.Kp, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

4. Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

5. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Sumatra Utara Medan.

6. Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes, selaku sekretaris prodi DIII Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

7. Ikram, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Yang terhormat dan yang paling saya sayangi kepada kedua orang tua saya,

Ayahanda (Fahmi Dalimunthe, Spd), Ibunda (Mufdillah Nasution), dan Kakanda

(Lailatun Nazmi Dalimunthe) serta seluruh keluarga yang tidak pernah lelah

memberikan dukungan moril maupun materil dan dengan penuh kasih sayang

(4)

10.Sahabat-sahabat dan kawan-kawan seperjuangan: Bad Boy (Muhammad Abduh),

Jambak (Muhammad Ikhsan), Ucok Menek (Raja Siagian), Lexbay (Bayu Guntoro),

Yuse (Yudha Setiadi), Oezien (Husein Arif Nasution), Seong (Andi Hakim

Harahap), Bastian, Yogie Hakim, Nisa, Nanda Putri, Ririen Feby, Yuli Siregar, Sri

Rezki Mulya yang selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah

berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati

penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Juni 2014 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman Nyeri ... 4

1. Pengkajian ... 8

2. Analisa Data ... 8

3. Rumusan Masalah ... 8

4. Perencanaan ... 9

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 10

1. Pengkajian ... 10

2. Analisa Data ... 18

3. Rumusan Masalah ... 19

4. Perencanaan ... 20

5. Implementasi ... 23

6. Evaluasi ... 25

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual. Walaupun

merupakan salah satu dari gejala yang paling sering di bidang medis, nyeri merupakan

salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan

atau menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan atau mengembalikan

kenyamanan (Potter Perry, 2005 ).

Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu

kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang

terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu

kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada

seorang pasien di rumah sakit.Seorang pasien yang sedang dirawat dirumah sakit tidak

bisa dipisahkan dari fenomena nyeri. Tugas dari seorang perawat adalah mengkaji

keberadaan nyeri tersebut, menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan keperawatan

untuk mengatasi nyeri tersebut, melakukan implementasi serta mengevaluasi dari

tindakan yang telah diberikan (Prasetyo, 2010).

Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang indentik pada seorang individu

yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama

menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu. Nyeri

merupakan sumber penyebab frustasi baik klien maupun tenaga kesehatan.

Secara umum nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat

terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti

oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional (Hidayat, 2008).

Penelitian nyeri (International association For The study Of Pain, IASP)

mendefinisikan nyeri sebagai suatu suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional

yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial. Nyeri merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan

individu untuk sehat dari suatu penyakit (Potter Perry, 2005).

Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi nyeri pada pasien,

perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri,

sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgesik. Dengan memahami

konsep nyeri secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan

(7)

B. Tujuan

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara

lain:

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan kasus luka

bakar.

b. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja bagi perawatan

pasien selama fase darurat-resusitasi, fase akut dan fase rehabilitasi luka

bakar.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. B

dengan prioritas masalah gangguan rasa nyaman: nyeri

b. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada Tn. B dengan prioritas

masalah gangguan rasa nyaman: nyeri

c. Mampu menetapkan rencana intervensi asuhan keperawatan pada

Tn. B dengan prioritas masalah gangguan rasa nyaman: nyeri

d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Tn. B dengan

prioritas masalah gangguan rasa nyaman: nyeri

e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. B dengan prioritas masalah gangguan

(8)

C. Manfaat

a. Sebagai salah satu cara untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi

penulis dalam menangani kasus nyaman: nyeri

b. Sebagai bahan masukan kepada Tn. B mengenai penjelasan dan penanganan

kasus nyaman: nyeri

c. Untuk menambah wawasan para pembaca karya tulis ilmiah tentang

nyaman: nyeri

d. Untuk meningkatkan iptek dalam melakukan asuhan keperawatan pada

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyaman: Nyeri

Defenisi

Nyeri adalah sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan

meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial,

digambarkan dalam istilah seperti kerusakan (Wilkinson,2007). Nyeri juga dapat

didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya

diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2006).

Mc Caffery (1980) menyatakan bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang

dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja saat seseorang

mengatakan merasakan nyeri. Definisi ini menempatkan seorang pasien sebagai expert

(ahli) di bidang nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu tentang nyeri yang ia rasakan.

Bahkan nyeri adalah sesuatu yang sangat subjektif, tidak ada ukuran yang objektif

padanya, sehingga hanyalah orang yang merasakannya yang paling akurat dan tepat

dalam mendefinisikan nyeri (Prasetyo, 2010).

Nyeri mengarah pada penyebab ketidakmampuan. Seiring dengan peningkatan

usia harapan hidup, lebih banyak orang mengalami penyakit kronik dengan nyeri

merupakan suatu gejala yang umum. Kemajuan dibidang medis telah menghasilkan

upaya-upaya teraupetik dan diagnostic yang seringkali menimbulkan ketidaknyamanan.

Perawat setiap hari memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami

nyeri. Salah satu ketakutan yang paling dini dirasakan setiap klien yang didiagnosis

suatu penyakit ialah kekhawatiran nyeri yang akan mereka rasakan (Potter & Perry,

2005).

Fiologi Nyeri 1. Stimulus

Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus (rangsangan nyeri) dan

reseptor. Reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung saraf

bebas dari kulit yang berespon terhadap syimulus yang kuat. Stimulus-stimulus

tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik.

2. Resptor nyeri

Reseptor merupakan sel-sel khusus yang mendeteksi

(10)

maka reseptor-reseptor inilah yang menangkap stimulus-stimulus nyeri.

Reseptor ini dapat terbagi menjadi:

a. Exteroreseptor

Yaitu reseptor yang berpengaruh terhadap perubahan pada lingkungan

eksternal.

b. Telereseptor

Merupakan reseptor yang sensitif terhadap stimulus-stimulus yang jauh.

c. Propioseptor

Merupakan reseptor yang menerima impuls primer dari organ otot, spindle

dan tendon golgi.

d. Interoseptor

Merupakan reseptor yang sensitif terhadap perubahan pada organ-organ

visceral dan pembuluh darah.

3. Pathways nyeri

Rangkaian proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap tranduksi,

dimana hal ini terjadi ketika nosiseptor yang terletak pada bagian perifer tubuh

distimulasi oleh berbagai stimulus, seperti faktor biologis, mekanis, listrik,

thermal, radiasi dan lain-lain.

Klasifikasi Nyeri

Nyeri diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis

(Berger, 1992).

a. Nyeri Akut

Nyeri akut biasanya mempunyai awitan yang tiba-tiba dan umumnya

berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan

atau cedera telah terjadi. Jadi kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada

penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadinya

penyembuhan. Nyeri akut umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan

biasanya kurang dari satu bulan. Cedera atau penyakit yang menyebabkan nyeri

akut dapat sembuh secara spontan atau memerlukan pengobatan (Smeltzer &

(11)

b. Nyeri Kronik

Nyeri kronik merupakan nyeri berulang yang menetap dan terus menerus

yang berlangsung selama enam bulan atau lebih. Nyeri kronis dapat tidak

mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati

karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadapa pengobatan yang

diarahkan pada penyebabnya. Meskipun tidak diketahui mengapa banyak orang

menderita nyeri kronis setelah suatu cedera atau proses penyakit, hal ini diduga

bahwa ujung ujung saraf yang normalnya tidak mentransmisikan nyeri menjadi

mampu untuk memberikan sensasi nyeri, atau ujung-ujung saraf yang normalnya

hanya mentransmisikan stimulus yang sangat nyeri menjadi mampu

mentransmisikan stimulus yang sebelumnya tidak nyeri sebagai stimulus yang

sangat nyeri (Smeltzer & Bare, 2001).

Faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Reaksi Terhadap Nyeri a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Kebudayaan

d. Makna nyeri

e. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri

f. Perhatian

g. Ansietas

h. Keletihan

i. Pengalaman sebelumnya

j. Dukungan keluarga dan sosial

Pengukuran Skala Nyeri

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

yang dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual

dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh

dua orang yang berbeda (Tamsuri, 2006).

a. Face Rating Scale (FRS)

Pengukuran skala nyeri untuk anak pra sekolah dan sekolah, pengukuran

(12)

mulai

i dari wajah

ngis untuk “

a Numerik (N

Skala Nu

ganti alat pe

0 sampai 1

mengindikasi

nakan untuk

h yang ters

“nyeri berat

Numerical R

umerik (N

endeskripsi

0. Angka 0

ikan nyeri p

k mengkaji i

senyum unt

t”.

Rating Scal

Numerical R

an kata. Da

diartikan k

paling bera

intensitas te

tuk “tidak a

le, NRS)

Rating Sca

alam hal ini

kondisi klien

at yang dira

erapeutik.

ada nyeri” h

ale, NRS)

i, pasien m

n tidak mera

asakan klien

(13)

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,

verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah

menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan

gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).

2. Analisa data

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.

Dari informasi yang tekumpul, didapatkan dat dasar tentang masalah-masalah yang

dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan diagnonis

keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tidakan keperawatan untuk

mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk

rumah sakit, selama klien dirawat secara terus menerus, serta pengkajian ulang

untuk menambah/melengkapi data (Prasetyo, 2010).

Tujuan pengumpulan data:

a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien

b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.

c. Untuk meenilai keadaan kesehatan klien

d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah

berikutnya.

3. Rumusan Masalah

Terdapat dua diagnosa keperawatan utama yang dapat digunakan untuk

gambaran nyeri pada klien, yaitu: nyeri akut dan nyeri kronis (NANDA, 2001).

Diagnosa-diagnosa keperawatan lain yang mungkin muncul pada klien dengan

gangguan nyeri:

1. Ansietas berhubungan dengan nyeri kronis

2. Nyeri berhubungan dengan:

a. Cidera fisik/trauma

b. Penurunan suplai darah kejaringan

c. Proses melahirkan

3. Nyeri kronik berhubungan dengan:

a. Kontrol nyeri yang tidak adekuat

b. Jaringan parut

c. Kanker maligna

(14)

e. Nyeri musculoskeletal

f. Nyeri insisi

g. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan.

4. Perencanaan

Untuk setiap diagnosa keperawatan yang telah teridentifikasi, perawat

mengembangkan rencana keperawatan untuk kebutuhan klien. Hasil akhir yang

diharapkan dan tujuan perawatan diseleksi berdasarkan pada diagnosa keperawatan

dan kondisi klien. Terapi yang tepat dipilih berdasarkan pada diagnosa keperawatan

dan kondisi klien. Terapi yang tepat dipilih berdasarkan pada faktor-faktor terkait

yang menyebabkan nyeri atau masalah kesehatan klien. Misalnya, nyeri yang

berhubungan dengan nyeri insisi akut berespons terhadap analgesik, sedangkan

nyeri yang berhubungan dengan kontraksi persalinan dini dapat dikurangi dengan

latihan relaksasi.

Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan menggali

langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah kateori dari

perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang

diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan

tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien

dan keluarganya, perawat berkonsul dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya,

menelaah literatur yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi

yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan penatalaksanaan

(15)

B

kit bagian

AN SEKAR

arenakan ter

annya saat b

AWATAN TAN

h

g Tenteng, K

n 9%

da saat mem

i, Kab. Lang

da saat me

mperbaiki s gkat

elakukan

(16)

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien mengatakan sakit atau nyeri berkurang jika beristirahat sejenak, namun

beberapa menit kemudian sakit atau nyeri akan kembali lagi dirasakan oleh

klien

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan nyeri pada bagian tangan kanannya seperti rasa terbakar

atau panas dengan disertai rasa gatal-gatal pada daerah luka, skala nyeri 5

2. Bagaimana dilihat

Klien terlihat meringis dan cemas

C. Region

1. Dimana lokasinya

Klien mengatakan nyeri yang dirasakan dibagian tangan kanannya

2. Apakah menyebar

Klien mengatakan tidak ada ada penyebaran rasa nyeri

D. Severty

Klien mengatakan keadaan yang dialaminya sekarang sangat menggangu

kebiasaannya sehari-hari dan sulit untuk melakukan aktivitas

E. Time

Klien mengatakan nyeri datang saat ingin melakukan aktivitas atau pergerakan

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan pernah mengalami demam dan diare

B. Pengobatan/tindakan

Klien mengatakan, jika dia sakit dia pergi ke Puskesmas dekat rumahnya untuk

berobat

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien mengatakan belum pernah dirawat ataupun di operasi sebelumnya

D. Alergi

Klien mengatakan tidak mengalami riwayat alergi baik makanan maupun

obat-obatan

E. Imunisasi

(17)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Orang tua klien tidak ada mengalami riwayat penyakit

B. Saudara kandung

Saudara kandung klien belum pernah mengalami penyakit

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan dari keluarga klien

D. Anggota keluarga meninggal

Tidak ada anggota keluarga yang meninggal

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa penyakitnya dapat sembuh dengan cepat dan bisa

beraktivitas seperti biasanya

B. Kosep diri

 Gambaran diri : klien menyukai seluruh bagian tubuhnya

 Ideal diri : klien mengatakan dirinya pasti cepat sembuh

 Harga diri : klien tidak merasa malu dengan kondisinya sekarang

 Peran diri : klien berperan sebagai anak

 Identitas : klien anak ke dua dari tiga bersaudara

C. Keadaan emosi

Klien masih mampu mengontrol emosinya dengan baik

D. Hubungan sosial

 Orang yang berarti : orang tua dan saudaranya

 Hubungan dengan keluarga : baik, tidak ada masalah

 Hubungan dengan orang lain : baik, tidak ada masalah

 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan

E. Spiritual

 Nilai dan keyakinan : klien berkeyakin atau beragama islam

(18)

VII. STATUS MENTAL

 Tingkat kesadaran : supor

 Penampilan : rapi

 Pembicaraan : tidak mau memulai pembicaraan

 Alam perasaan : lesu

 Afek : datar

 Interaksi selama wawancara : kooperatif dan kontak mata ada

 Persepsi : tidak ada

 Proses pikir : sesuai pembicaraan

 Isi pikir : fobia

 Waham : tidak ada waham

 Memori : tidak ada gangguan

VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Klien tampak cemas, kesulitan dalam melakukan aktivitas, meringis ketika nyeri

terasa, dan luka yang dialaminya masih tertutup perban dengan baik

B. Tanda-tanda vital

 Suhu tubuh : 36,5 °c

 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Nadi : 84 x/menit

 Pernafasan : 22 x/menit

 Skala nyeri : 5

 TB : 170 cm

 BB : 68 kg

C. Pemeriksaan Head to Toe Kepala

 Bentuk : bulat, tidak ada benjolan

 Ubun-ubun : simetris

 Kulit kepala : bersih, tidak ada iritasi

Rambut

 Penyebaran dan keadaan rambut : merata dan sedikit kotor

(19)

Wajah

 Warna kulit : kuning langsat

 Struktur wajah : simetris, dan tidak ada kelainan

Mata

 Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris

 Palpebra : normal

 Konjungtiva dan sclera : tidak anemis dan tidak ikterik

 Pupil : reflek terhadap cahaya

 Kornea dan iris : tidak katarak dan tidak ada peradangan

 Visus : dapat membaca dalam jarak ±6 meter

Hidung

 Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal dan simetris

 Lubang hidung : bersih, tidak ada polip

 Cuping hidung : pernapasan cuping hidung (+)

Telinga

 Bentuk telinga : simetris kanan/kiri

 Ukuran telinga : simetris kanan/kiri

 Lubang telinga : bersih

 Ketajaman pendengaran : normal

Pemeriksaan integument

 Kebersihan : bersih

 Kehangatan : 36,5 °c

 Turgor : ˂ 3 detik

 Kelembaban : keadaan kulit lembab

 Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

Pemeriksaan thoraks/dada

 Insfeksi thoraks : bentuk normal

 Pernafasan (frekuensi, irama) : 22 x/menit, reguller

 Tanda kesulitan bernafas : tidak ada kesulitan dalam bernafas

Pemeriksaan abdomen

 Infeksi (bentuk, benjolan) : simetris, tidak ada benjolan

 Auskultasi : peristaltik usus 8x/menit

(20)

Pemeriksaan neorologi  Nervus Olfaktorius/N I:

Kemampuan menghidu klien cukup baik

 Nervus Optikus/N II:

Klien mampu membaca dengan jarak ± 6 meter

 Nervus Okulomotoris/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI:

Klien mampu menggerakkan bola mata, reflek pupil normal

 Nervus Trigeminus/N V:

Klien mampu membedakan panas dan dingin, tajam dan tumpul, getaran dan

rabaan

 Nervus Fasialis/N VII:

Klien mampu membedakan rasa dan mampu menggerakkan otot wajah

 Nervus Akustik/N VIII:

Keseimbangan klien saat berjalan dan berdiri terjaga

 Nervus Glosopharingeus/N IX, Nervus Vagus/N X:

Klien mampu menelan, mengunyah, membuka mulut, dan reflek muntah

positif

 Nervus Aksesorius/N XI:

Klien mengangkat bahu dan menahan tekanan pada bahunya

 Nervus Hipoglasus/N XII:

Klien tidak mampu melakukan pronasi dan supinasi dengan baik pada

telapak tangannya

Fungsi motorik: normal, dan tidak ada kelainan Fungsi sensorik: normal, dan tidak ada kelainan

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan/hari : makan 3 kali sehari

 Nafsu/selera makan : nafsu atau selera makan menurun

 Nyeri ulu hati : tidak ada

 Alegri : tidak ada alergi terhadap makanan

 Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah

(21)

 Jumlah dan jenis makanan : satu porsi, nasi, sayur, lauk, dan buah  Waktu pemberian cairan/minuman : melalui infuse (RL 20 tetes/menit) dan

minum apabila haus

 Masalah makan dan minum : tidak ada masalah makan dan minum

2. Perawatan diri/personal hygine

 Kebersihan tubuh : tubuh bersih, klien hanya di lap dengan

waslap 2x sehari oleh keluarganya

 Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut cukup bersih

 Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, kuku kaki dan tangan akan di

potong ketika panjang

3. Pola kegiatan/aktivitas

Tabel 2.1 pola kegiatan/aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti pakaian 

Klien susah tidur karena adanya rasa panas atau terbakar pada bagian luka,

serta keterbatasan aktivitas akibat nyeri saat bergerak, frekuensi tidur 3-4 jam pada

malam hari, susah untuk memulai tidur kembali, dan klien hanya berdoa selama

perawatan di rumah sakit.

4. Pola eliminasi BAB

 Pola BAB : normal

 Karakter feses : kuning dan lembek

 Riwayat pendarahan : tidak ada pendarahan

 BAB terakhir : 02 juni 2014

 Diare : tidak ada diare

(22)

BAK

 Pola BAK : normal

 Karakter urin : warna kuning dan tidak keruh

 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK

 Riwayat peyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada

 Penggunaan deuretik : tidak menggunakan deuretik

 Upaya mengatasi masalah : tidak ada masalah

5. Mekanisme koping Adaptif

o Bicara dengan orang lain

o Olah raga

Maladaptif

(23)

2. ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah Keperawatan

1.

2.

Ds:

- Klien mengatakan

nyeri dan rasa panas di

bagian tangan

kanannya

Do:

- Klien terlihat gelisah

dan meringis

menahannya

- Klien mengatakan

tidak mampu

memenuhi

kebutuhannya secara

mandiri

Do:

- Sebahagian kebutuhan

klien dibantu

keluarganya

- Klien hanya berbaring

saja seharian ditempat

tidur

Luka bakar sengatan

listrik (tangan kanan, luas

9%)

Kerusakan jaringan

kulit/saraf

Nyeri

Luka bakar sengatan

listrik

Kerusakan jaringan kulit

Gangguan mobilisasi

fisik

Gangguan rasa nyaman:

nyeri

Gangguan mobilisasi

(24)

3. Ds:

- Klien mengatakan

panas dan kebas pada

bagian luka

Do:

- Luka bakar tampak

merah, berair dan

kotor

- Skala nyeri 4-6

- Luas luka 9%

Luka bakar

Nyeri, berair, kotor

Resiko masuknya

mikroorganisme

Resiko terjadinya infeksi

Resiko tinggi infeksi

3. RUMUSAN MASALAH A. Masalah Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri

2. Gangguan mobilisasi fisik

3. Resiko tinggi infeksi

B. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d kerusakan pada jaringan kulit d/d klien tampak

gelisah menahannya.

2. Gangguan mobilisasi fisik b/d nyeri insisi d/d sebahagian kebutuhan klien dibantu

keluarga maupun perawat.

3. Resiko tinggi infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan primer menyebabkan

(25)

4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/

Tanggal No.

Dx

Perencanaan Keperawatan

Selasa,

03 juni

2014

1. Tujuan:

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu memperlihatkan teknik relaksasi dan tingkat nyeri

Kriteria hasil:

 Mempertahankan tingkat nyeri atau kurang

 Memperlihatkan teknik relaksasi yang efektif

 Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk

memodifikasi faktor tersebut.

Rencana Tindakan Rasional

a. Tanyakan klien tentang nyeri,

tentukan karakteristik nyeri,

intensitas serta durasi nyeri

b. Dorong klien untuk menyatakan

perasaan tentang nyeri

c. Dorong penggunaan teknik relaksasi,

misalnya sering ubah posisi,

bimbingan imajinasi, dan aktivitas

hiburan yang tepat

d. Berikan linkungan yang nyaman dan

tenang

e. Bantu aktivitas perawatan diri

a. Membantu dalam evaluasi gejala

nyeri karena luka bakar. Penggunaan

skala rentang membantu klien dalam

mengkaji tingkat nyeri dan

memberikan alat untuk evaluasi

keefektifan analgesic, meningkatkan

control nyeri

b. Takut masalah akan meningkatkan

tegangan otot menurunkan ambang

persepsi nyeri

c. Menghilangkan ketidaknyamanan dan

meningkatkan efek terapeutik

analgesik

d. Penurunan kelemahan dan

penghematan energy, meningkatkan

kemampuan koping

e. Mendorong dan membantu fisik

mungkin perlu dilakukan untuk

beberapa waktu sebelum klien mampu

atau cukup percaya untuk melakukan

(26)

Hari/

Tanggal No.

Dx

Perencanaan Keperawatan

Rabu,

04 juni

2014

2. Tujuan:

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu

meningkatkan mobilitas dan meningkatkan aktivitas

Kriteria hasil:

 Klien mampu meningkatkan mobilitas tanpa ada hambatan

 Klien mampu meningkatkan aktivitas secara mandiri

Rencana Tindakan Rasional

a. Pertahankan postur tubuh dan posisi

yang nyaman

b. Cegah klien jatuh, berikan pagar

pengaman pada tempat tidur

c. Lakukan latihan aktif maupun fasif

d. Lakukan fisioterafi dada dan postural

drainase

e. Monitor kulit yang tertekan, amati

kemungkinan dekubitus

f. Tingkatkan aktivitas sesuai batas

toleransi

g. Berikan terapi nyeri jika ada indikasi

nyeri sebelum atau setelah latihan

h. Bantu klien dalam memutuskan

penggunaan alat bantu bergerak

i. Lakukan pengetahuan kesehatan tentang:

 Pencegahan konstipasi

 Mekanika tubuh dan posisi

 Latihan dan gerak

a. Mencegah iritasi dan mencegah

komplikasi

b. Mempertahankan keamanan klien

c. Meningkatkan sirkulasi dan

mencegah kontraktur

d. Meningkatkan fungsi paru

e. Memonitor gangguan integritas

kulit

f. Mempertahankan tonus otot

g. Mengurangi rasa nyeri

h. Menentukan pilihan yang tepat

dalam penggunaan alat

i. Memberikan pengetahuan dalam

(27)

Hari/

Tanggal No.

Dx

Perencanaan Keperawatan

Kamis,

05 juni

2014

3. Tujuan:

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu

menunjukkan penurunan infeksi dan tanda-tanda infeksi

Kriteria hasil:

 Resiko infeksi tidak terjadi  Tanda-tanda infeksi tidak ada

Rencana Tindakan Rasional

a. Monitor tanda vital setiap 4 jam

b. Gunakan metode pengontrolan adanya

infeksi

c. Monitor pemberian antibiotic dan kaji

efek sampingnya

d. Informasikan tentang pengobatan

e. Lakukan teknik sterilisasi

f. Lakukan pendidikan kesehatan tentang:

 Pencegahan dan penularan penyakit

 Tanda dan gejala infeksi

 Hidup sehat

a. Data dasar untuk mengetahui

keadaan mormal

b. Melindungi klien dari infeksi

c. Mencegah komplikasi

d. Mencegah infeksi silang

e. Mencegah terjadinya infeksi

f. Memberikan pengetahuan dasar

(28)

5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal

No. Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi ( SOAP ) Selasa,

03 juni

2014

1.  Mengkaji tanda-tanda vital

TD: 12O/80 mmHg

RR: 22 x/i

HR: 82 x/i

T: 36.5°c

 Menanyakan intensitas

nyeri (1-10) dengan

memberi pada pasien

gambar skala pengukuran

Numerik Rating Scale (

NRS ) dan menanyakan

diskala berapa nyeri

dirasakan pasien

 Mengobservasi adanya

tanda-tanda nyeri

nonverbal seperti : wajah,

gelisah, meringis, menangi

 Menganjurkan pasien

untuk beristirahat

 Menganjurkan kepada

pasien untuk melakukan

teknik relaksasi tarik

nafas dalam

 Melakukan kolaborasi

dalam pemberian analgesik

S : klien mengatakan panas

seperti terbakar dibagian

tangan kanannya

O : klien tampak meringis dan

gelisah menahannya

A : masalah belum teratasi,

nyeri masih tetap dengan

skala nyeri 5

P : Intervensi dilanjutkan,

observasi skala nyeri dan

pemberian analgesik:

 Injeksi ketorolac 30 mg/8 jam

 Ranitidine 50 mg/12 jam

(29)

Rabu, 04

 Mempertahankan posisi

tubuh tetap, khususnya

untuk luka bakar bagian

ekstremitas

 Melakukan latihan rentang

gerak secara aktif maupun

fasif

 Mendorong parstipasi

dalam melakukan semua

aktivitas sesuai

kemampuan

 Mendorong dukungan dan

bantuan keluarga pada

latihan rentang gerak

 Mengkaji luka apakah ada

tanda-tanda infeksi  Mengobservasi vital sign:

TD: 120/80 mmHg

HR: 80 x/menit

RR: 22 x/menit

Temp : 36,5 ºc

Nyeri : skala 4

 Mengajarkan dan

meningkatkan kebersiahan

lingkungan sekitar

 Melakukan teknik

sterilisasi dalam perawatan

luka

S : klien mengatakan belum

bisa bergerak secara bebas

O : klien tanpak hanya bisa

berbaring diatas tempat tidur

dan sebahagian kebutuhan

klien dibantu keluarga

A : Masalah belum teratasi,

klien belum bisa melakukan

rentang gerak secara aktif

P : Intervensi dilanjutkan

 Kaji kemampuan

mobilitas fisik

 Lakukan latihan gerak

fasif

S : klien mengatakan sekitar

bagian luka terasa

gatal-gatal

O : pada luka tampak kotor

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan,

pemberian anti seftik pada

bagian sekitar luka, dan

pembersihan luka 2 kali

(30)

6. EVALUASI

Setelah penulis membahas asuhan keperawatan pada pasien luka bakar listrik

dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nyaman: nyeri, penulis akan membandingkan

dengan konsep keperawatan nyaman: nyeri dan masalah-masalah yang penulis temukan

pada pasien saat pengkajian maupun intervensi yang perawat berikan, serta evaluasi

akhirnya.

Pada saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan dalam

pengambilan data, karena data yang tersedia lengkap dan keluarga pasien dapat diajak

kerjasama dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pada pengkajian penulis

menemukan kesamaan dari data yang ada pada konsep dan data yang diperoleh lansung

dari pasien.

Sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada kasus, maka

dilakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan dasar pasien, pada diagnosa pertama

penulis mengoservasi skala nyeri dengan skala face rating scale (frs), mengajarkan

teknik relaksasi nafas dalam, dan menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup.

Setelah diberikan intervensi pasien tampak tidak gelisah, dan meringis lagi. Pada

diagnosa kedua penulis melakukan intervensi seperti: mempertahankan posisi tubuh

tetap (khususnya untuk luka bakar bagian ekstremitas), melakukan latihan rentang gerak

secara aktif maupun fasif, mendorong parstipasi dalam melakukan semua aktivitas

sesuai kemampuan, dan mendorong dukungan dan bantuan keluarga pada latihan

rentang gerak. Pada diagnosa ketiga penulis melakukan intervensi seperti: mengkaji

luka apakah ada tanda-tanda infeksi, mengajarkan dan meningkatkan kebersihan

lingkungan sekitar, dan melakukan teknik sterilisasi dalam perawatan luka.

Setelah dilakukan intervensi selama 4 hari, nyeri yang dirasakan pasien berkurang

secara bertahap. Namun pemberian analgesik (injeksi ketorolac) masih dibutuhkan

pasien untuk mengurangi rasa nyerinya tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pasien

belum dapat mengontrol nyerinya dengan teknik relaksasi sepenuhnya, sehingga

(31)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn.I dengan gangguan kebutuhan

dasar nyaman: nyeri, penulis membuat kesimpulan yang terdiri dari:

1. Pada tahap pengkajian data yang ditemukan pada klien Tn.I dengan gangguan

kebutuhan dasar Nyaman: nyeri, klien mengatakan nyeri di daerah luka bakar,

klien terlihat gelisah, klien meringis kesakitan, TD 120/80,Temp 370c, HR 82

x/menit, RR 22 x/menit, klien mengatakan sulit melakukan aktivitas dan apabila

melakukan aktivitas tangannya terasa nyeri, terasa panas, kebas, dan berdenyut.

2. Setiap masalah keperawatan yang ditemukan pada Tn.I dibuat suatu perencanaan

untuk memecahkan masalah yang disusun sesuai dengan perencanaan dan

prioritas masalah serta dengan sarana dan fasilitas yang tersedia dirumah sakit.

3. Implementasi yang dilakukan penulis pada Tn.I sesuia dengan rencana tindakan

yang sudah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan sarana dan fasilitas yang

ada dirumah sakit.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi rumah sakit

- Diharapkan lebih mengutamakan dan menjaga kesterilan alat serta lebih

mengutamakan kepentingan pribadi.

2. Bagi Perawat

- Pada saat melakukan pengkajian pada klien , perawat berperan aktif,

menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan keluarga

selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnosa

keperawatan yang aktif.

- Diagnosa keperawatan yang ditegakkan hendaknya diberitahukan kepada

klien untuk mempermudah melaksanakan intervensi keperawatan.

- Dalam merencanakan pemecahan masalah hendaknya klien dan keluarga di

ikutsertakan, sehingga terjalin kerja sama yang baik untuk mempermudah

(32)

- Diharapkan kepada perawat memberikan healths education, kepada klien dan

keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat dan

kepada keluarga mengawasi pemakaian obat selama 3 bulan untuk mencegah

kekambuhan (infeksi sekunder), mengurangi aktivitas dan menganjurkan

pada klien untuk cukup istirahat.

- Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, diharapkan kepada

perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncakan sesuai dengan

prioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil yang maksimal

sehingga masalah teratasi

3. Bagi klien dan keluarga

- Perlu memperhatikan pola istirahat tidur klien agar klien dapat tidur dengan

tenang dan jam istirihat tidur klien terpenuhi

- Dan disaran untuk membatasi aktivitas yang akan mengganggu keadaan

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry (2005). Buku Ajar fundamental Keperawatan : konsep, Proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Setiwati, S, dkk (2008). Panduan Praktis Pengkaji Fisik Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media.

Prasetyo, S (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi Pertama. Surakarta. Graha Ilmu.

Tamsuri, A (2007). Konsep Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : ECG.

Wartonah, T (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi ke- 3. Jakarta : Salamba Medika.

(34)

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 1. Selasa/03

Juli 2014

09.00

10.00

11.00

11.30

 Mengkaji nyeri, lokasi nyeri, karakteristik

nyeri, skala nyeri

 Memberikan klien

posisi yang nyaman

pada waktu tidur atau

duduk

 Mengajarkan tehnik

relaksasi nafas dalam.

 Memberikan

kesempatan klien

untuk menceritakan

keluhannya pada

perawat

S: klien melaporkan

nyerinya

berkurang

O: skala nyeri 3

klien tampak

tenang,

dan tidak gelisah

A: masalah sebagian

teratasi

 Mendorong klien

untuk berobat apabila

terdapat respon nyeri,

bersin, atau batuk

 Menganjurkan klien

untuk menjaga berat

badan optimal

 Mendorong aktivitas

sesuai toleransi

dengan periode

istirahat periodik

S : keluarga bertanya

pada perawat

mengenai hal lain

yang dapat

dilakukan untuk

merawat klien

dirumah

O : keluarga

memahami dan

dapat mengulangi

kembali informasi

(35)

diajarkan perawat.

A : masalah sebagian

teratasi

 Mengkaji tanda-tanda

vital klien

TD: 120/80 mmHg

HR: 82 x/menit

RR: 20 x/menit

T: 36,5°c

Skala nyeri: 3

 Mengkaji nyeri, lokasi nyeri, karakteristik

nyeri, skala nyeri

 Menganjurkan

keluarga dan orang

terdekat klien untuk

berbincang dengan

klien

 Mengajarkan tehnik

relaksasi nafas dalam.

S : Klien melaporkan

nyerinya sudah

jauh berkurang

O : Tanda-tanda vital:

TD: 120/80 mmHg

HR: 82 x/menit

RR: 20 x/menit

T: 36,5oc

Skala nyeri 3

Klien tampak

tenang, senang

saat berinteraksi

dengan keluarga

A : masalah teratasi

P : intervensi

Gambar

Tabel 2.1 pola kegiatan/aktivitas

Referensi

Dokumen terkait

Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri Di Kel..

Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa gangguan rasa aman nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya batu pada ginjal. No

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman : Nyeri di Kelurahan Harjo Sari..

Konsep dasar asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan hambatan mobilitas fisik... Analisa

Untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan. dasar

Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi..

untuk itu, penulis melakukan asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan nyaman ( nyeri ) pada pasien luka bakar untuk lebih men dalami dan mengupas masalah kebutuhan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman : Nyeri di Kelurahan Harjo Sari..