• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Humas Pemasaran Terhadap Peningkatkan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Humas Pemasaran Terhadap Peningkatkan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN HUMAS PEMASARAN TERHADAP PENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

(Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh:

IVONY N F SILITONGA 070904121

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan

Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri

Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri

Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan serta untuk mengetahui

bagaimana kinerja humas di Galeri Rahmatshah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan

hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Objek penelitian

merupakan wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Dengan demikian,

maka populasi dalam penelitian ini wisatawan yang berkunjung ke Galeri

Rahmatshah. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik ” accidental

sampling” yang merupakan penarikan sampel dengan cara memilih secara

langsung dengan reponden sebanyak 30 orang.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Public

Relation, Fungsi dan Tujuan Public Relation, Komunikasi Pemasaran, Promosi

Pariwisata, Wisatawan, dan Teori AIDDA. Data diperoleh melalui penelitian

kepustakaaan (Library Research) dengan instrumen kuesioner yang berisi 30

pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh para responden. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan

menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 15.0.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya peranan humas

pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan memiliki kinerja humas

baik, sehingga dapat meningkatkan pengunjung setiap harinya. Sejalan dengan hal

tersebut, berdasarkan jawaban responden penelitian mengenai peranan humas

pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, dapat diketahui bahwa

peranan humas pemasaran baik dalam peningkatan kunjungan wisatawan di Galeri

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat

rahmat dan karunia-NYA, yang telah mengaruniai kesehatan dan kelapangan

berpikir kepada Penulis sehingga akhirnya tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi ini

dapat diselesaikan.

Adapun judul skripsi ini adalah ”Peranan Humas Pemasaran terhadap

Peningkatan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran

di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan Kunjungan Wisatawan)”. Penulisan

skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana

dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami

kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan

berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai

pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Papi Ir.L.Silitonga dan Mami R.Sitompul yang

telah memberikan didikan, nasehat, dukungan serta doa yang senantiasa

menguatkan penulis. Tiada kata atau apapun di dunia yang mampu

membalasnya, namun doaku senantiasa agar Tuhan mengaruniakan yang

terbaik bagi Papi & Mamiku tersayang.

(4)

3. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara.

4. Ibu Dra. Dayana, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

5. Drs. HR. Danan Djaja, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi penulis,

yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga

selesainya skripsi ini.

6. Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos, M.Si selaku dosen wali penulis selama ini.

7. Keluarga besar penulis, yaitu adik tercinta Ivany Anastasia Silitonga. Doa

dan dukungan kalian adalah semangat terbesar bagiku.

8. Teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi dan selalu

membawa penulis dalam doa, Pdt. Ray Kevin Yosua terima kasih buat

semua pengertian dan perhatian nya.

9. Adik –adik penulis yaitu, Sarah Claudia, Gabriella, Michelle yang selalu

menggangu penulis saat mengerjakan skripsi ini.

10.Teman SMA dan sahabat yang tidak pernah terlupakan, Riri dan Desy

tempat penulis menuangkan kesal dan marah, semoga kita sukses selalu.

11.Teman dan sahabatku tercinta, yaitu Venta yang selalu menemani penulis

kemanapun pergi dan selalu mendukung penulis.

12.Teman jalan-jalan dan tempat berbagi di saat senang dan susah, yaitu Rio,

Rocky Rival Jung, Harry si Ubur, Dwi, Grace, Romi, Harold, yosephine,

(5)

13.Anak-anak di kos Lamida Jakarta, Mba Mei, Mas Sandra, Mas Emon,

Daddy, Mba Mala, dan lainnya. I miss you....

14.Mba dan Mas di tvOne tempat PKL penulis, Terima kasih buat bimbingan

nya selama mengikuti PKL.

15. Teman- teman Komunikasi 07, bersama dengan kalian mendapatkan

banyak sekali pengalaman yang tidak terlupakan.

16.Kepada para Dosen Departemen Ilmu Komunikasi yang selama ini telah

memberikan ilmu yang sangat berguna kepada penulis.

17.Kak Ros, Kak Maya, dan Kak Icut yang telah membantu dalam segala hal

yang berkaitan dengan proses administrasi.

18.Teman- teman yang telah membantu saya dalam proses penyebaran dan

pengolahan data kuesioner.

19.Semua pihak yang telah membantu penulis selama ini, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Penulis, April 2011

(6)

DAFTAR ISI

1.6.2 Fungsi dan Tujuan Public Relations ... 10

1.6.3 Komunikasi Pemasaran ... 12

1.6.4 Promosi Pariwisata ... 14

1.6.5 Wisatawan ... 18

1.6.6 Teori AIDDA ... 18

1.7 Kerangka Konsep dan Variabel Operasional ... 19

1.8 Defenisi Variabel Operasional ... 20

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Public Relations II.1.1 Pengertian Public Relations ... 28

II.1.2 Fungsi Public Relation ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah Galeri Rahmatshah ... 52

III.2.2 Museum dan Galeri Rahmatshah ... 52

III.2 Metode Penelitian III.2.1 Metode Penelitian ... 55

(7)

III.3 Populasi dan Sampel ... 55

III.4 Teknik Penarikan Sampel ... 55

III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 56

III.6 Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 58

IV.2 Pengolahan Data ... 58

IV.3 Analisis Deskriptif IV.3.1 Identitas Responden ... 59

IV.3.2 Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah ... 60

IV.3.3 Kunjungan Wisatawan... 63

IV.4 Pembahasan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 90

V.2 Saran ... 91

(8)

DAFTAR TABEL

6 Frekuensi mengunjungi Galeri Rahmatshah ... 63

7 Minat untuk mengunjungi galeri ... 64

8 Seberapa menarik Galeri Rahmatshah ... 64

9 Promosi humas di Galeri Rahmatshah dalam memberikan informasi .... 65

10 Galeri Rahmatshah sering memberikan informasi dlm bentuk flyer,brosur kepada pengunjung ... 66

11 Daya tarik dan isi pesan pada brosur dalam menyampaikan informasi tentang galeri ... 67

12 Tour guide di galeri sudah sangat jelas memberikan informasi mengenai galeri ... 68

13 Hal yang membuat pengunjung tertarik untuk mengunjungi galeri ... 69

14 Pelayanan dan fasilitas yang ada di galeri sudah memenuhi kebutuhan . 70 15 Galeri rahmatshah termasuk galeri yang memiliki kualitas yang bagus . 70 16 Darimana mengetahui mengenai galeri Rahmatshah ... 71

17 Informasi yang diperoleh cukup jelas ... 72

18 Pemasaran yang dilakukan oleh galeri Rahmatshah sudah berhasil mencapai tujuan ... 73

19 Tertarik mengunjungi galeri Rahmatshah setelah mendengar informasi dari pemasaran ... 73

20 Pemasaran mengenai Galeri Rahmatshah mampu menarik pengunjung lebih banyak setiap hari ... 74

21 Pengunjung galeri Rahmatshah setiap harinya ... 75

22 Pemasaran mengenai galeri Rahmatshah sesuai dengan apa yang ada di galeri tersebut... 76

23 Bahasa yang digunakan dalam publisitas galeri Rahmatshah mampu dipahami masyarakat ... 77

24 Penulisan dalam publisitas mengenai informasi galeri Rahmatshah sudah sesuai ... 78

25 Pengunjung memperhatikan setiap informasi mengenai galeri Rahmatshah ... 79

26 Tertarik untuk mengunjungi galeri Rahmatshah ... 80

27 Merasa terhibur saat mengunjungi galeri Rahmatshah ... 81

28 Memperoleh banyak informasi setelah mengunjungi galeri Rahmatshah ... 81

29 Menyarankan kepada orang lain untuk mengunjungi galeri Rahmatshah ... 82

30 Wisatawan yang lebih banyak mengunjungi galeri Rahmatshah ... 83

(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan

Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri

Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri

Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan serta untuk mengetahui

bagaimana kinerja humas di Galeri Rahmatshah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan

hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Objek penelitian

merupakan wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Dengan demikian,

maka populasi dalam penelitian ini wisatawan yang berkunjung ke Galeri

Rahmatshah. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik ” accidental

sampling” yang merupakan penarikan sampel dengan cara memilih secara

langsung dengan reponden sebanyak 30 orang.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Public

Relation, Fungsi dan Tujuan Public Relation, Komunikasi Pemasaran, Promosi

Pariwisata, Wisatawan, dan Teori AIDDA. Data diperoleh melalui penelitian

kepustakaaan (Library Research) dengan instrumen kuesioner yang berisi 30

pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh para responden. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan

menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 15.0.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya peranan humas

pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan memiliki kinerja humas

baik, sehingga dapat meningkatkan pengunjung setiap harinya. Sejalan dengan hal

tersebut, berdasarkan jawaban responden penelitian mengenai peranan humas

pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, dapat diketahui bahwa

peranan humas pemasaran baik dalam peningkatan kunjungan wisatawan di Galeri

(10)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum

dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya sektor pariwisata.

Pengembangan kepariwisataan berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai

kepribadian dan pengembangan budaya bangsa. Pemanfaatan disini bukan berarti

merubah secara total, tetapi lebih memanfaatkan, mengelola, melestarikan setiap

potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik

wisata.

Seiring dengan pertambahan populasi penduduk dunia yang cukup pesat,

mengakibatkan kecenderungan pasar potensial yang akan melakukan perjalanan.

Terlebih lagi, perjalanan yang dilakukan bukan hanya sekedar hiburan, akan tetapi

mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup besar

terhadap pribadi individu, keluarga, maupun lingkungannya dalam dekade

terakhir ini.

Adapun setiap perjalanan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah karena

manusia ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang beraneka ragam.

Salah satunya adalah dengan mencari pengalaman wisata atau bersantai. Dari sini

di dapat dua dorongan manusia dalam mencari pengalaman wisata atau bersantai,

yaitu melarikan diri dari lingkungan yang sifatnya rutin dan stress, kemudian

(11)

Terdapat dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan

perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang membuat kita ingin berpergian),

dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi kemana kita akan pergi setelah ada

keinginan awal untuk berpergian). Jadi terlihat bahwa manusia menumbuhkan

kebutuhan dalam dirinya untuk melalukan interaksi sosial yang tidak ditemui

ditempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan

rumah. Di rumah orang telah mempunyai posisi sosial tetapi jauh dari rumah

orang dapat berpura-pura dapat dilayani. Wisatawan dapat “melarikan diri” ke

dunia fantasi pada hari libur dan memuaskan diri menjalankan berbagai jenis

perilaku yang umumnya tidak diizinkan di rumah.

Pada umumnya pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan

pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara

cermat kebutuhan dan keinginan konsumen, yang dilanjutkan dengan

mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen

dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu, serta

mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi pasar

bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi

(promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan

konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan Marketing Mix

atau bauran promosi yang terdiri atas beberapa elemen yaitu: product, price, place

dan promotion, biasa disingkat dengan ‘empat P’.Kebanyakan orang berpendapat

bahwa upaya-upaya promosi hampir selalu bersifat persuasif, tetapi agaknya

(12)

Komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh orang-orang untuk

berupaya menciptakan suasana pemahaman di antara mereka.

Jadi promosi merupakan kegiatan dalam pemasaran untuk memberitahu,

membujuk, atau mengingatkan orang mengenai produk atau jasa agar orang

melakukan tindakan seperti yang dikehendaki pemasar. Promosi merupakan

bagian dari bauran pemasaran (marketing mix), disamping produk, harga, dan

jalur distribusi. Peranan promosi dalam bauran pemasaran adalah menjelaskan

pada pelanggan yang ada maupun potensial tentang manfaat dan nilai yang

ditawarkan oleh produk. Sedangkan peranan pokok komunikasi pemasaran adalah

mengkomunikasikan citra lembaga kepada sejumlah khalayak.

Pariwisata ini dapat menimbulkan dampak positif dan negatif, apabila

pengembangan pariwisata merangsang perhatian lebih besar terhadap nilai-nilai

budaya, dan akan dirasakan negatif jika pengembangannya melunturkan nilai-nilai

budaya yang sudah ada. Maka dari itu kebudayaan merupakan salah satu sarana

pariwisata yang berpegang teguh pada adat istiadat yang hidup ratusan tahun yang

akan tetap diperhatikan sebagai bagian dari kebinekaan Indonesia.

Pada hakikatnya industri pariwisata adalah industri yang mengutamakan

jasa. Bidang ini merupakan industri yang sangat terkait dengan ekonomi global,

jika dikembangkan dengan baik akan sangat membantu kehidupan ekonomi suatu

negara atau daerah.

Oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan sektor pariwisata

karena selain mampu beradaptasi dengan lingkungan, pariwisata juga menjanjikan

(13)

Berbicara tentang pariwsata tentu saja akan melibatkan berbagai elemen

yang terlibat dalam berbagai kegiatan pariwisata, salah satunya adalah wisatawan.

Menurut IUOTA (International Union of Travel Organiization)

wisatawan adalah:pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam

di negara atau daerah yang dikunjunginya dengan maksud dan tujuan perjalanan.

Yang digolongkan sebagai wisatawan adalah sebagai berikut :

1. Pesiar (leisure) untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama (ziarah),

dan olahraga.

2. Hubungan dagang (bussines), kunjungan keluarga, konferensi, dan misi.

Pariwisata merupakan keseluruhan rangkaian dari menjual barang dan jasa

yang diperlukan wisatawan selama ia melakukan perjalanan wisata sampai

ketempat asalnya. Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam

perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan

oleh wisatawan pada khusunya dan traveller pada ummumnya, selama dalam

perjalanannya (Buchari,1992:53).

Krippendorf juga mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena

ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan yang diulang-ulang

kembali dalam semua brosur pariwisata dan katalog (Ross, 1998:34). Dengan

penyampaian informasi terbaru yang diulang-ulang tersebut maka calon

wisatawan secara lebih rinci mengetahui daya tarik yang dimiliki oleh suatu

Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Dengan kata lain bahwa tidak mungkin

suatu Daerah Tujuan Wisata dikenal dan dapat dikunjungi jika tidak dipromosikan

(14)

Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap objek

wisata Museum Rahmatshah Medan yang berlokasi di Jl.S.Parman no 309 Medan.

Museum ini menyimpan menyimpan koleksi pribadi pemburu dan pecinta alam

bernama DR. H. Rahmat Shah. “RAHMAT” Museum & Galeri satwa liar

Internasional konon merupakan satu-satunya di Asia yang memiliki sekitar 600

spesies satwa yang diawetkan dari berbagai negara di dunia. “Hewan-hewan″ ini

ditata rapi dalam berbagai tema, sesuai dengan habitatnya masing-masing. Dan

koleksinya pun lengkap, dari hewan yang paling kecil sampe yang besar juga ada.

Museum diresmikan pada tanggal 14 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan, Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Dalam rangka turut mencegah

kepunahan hewan-hewan liar, museum ini pernah tercatat dalam Record Book dan

memperoleh berbagai penghargaan tertinggi di dunia. Museum buka setiap

selasa-minggu jam 09.00 – 18.00 Setiap memasuki museum akan didampingi oleh

pemandu yang akan menjelaskan perihal satwa, profil sang pendiri (yang hobinya

berburu ke seluruh antero dunia), hingga proses/cara pengawetan hewan-hewan

ini.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan

kunjungan wisatawan.

I.2. Perumusan Masalah

Walaupun penelitian ini adalah penelitian deskriptif sebagaimana lazimnya

(15)

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

”Bagaimana peranan humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan

wisatawan ke Galeri Rahmatshah?”

I.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan diatas, dan supaya

tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, dimana dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan

masalah agar menjadi lebih jelas.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian tentang peningkatan kunjungan wisatawan cukup aktual untuk

dipecahkan masalahnya pada saat ini dengan alasan penelitian sejenis ini

belum pernah dilakukan di lingkungan FISIP USU, utamanya pada

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Penelitian bersifat deskriptif, yaitu dimana hanya memaparkan suatu

situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

3. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pengunjung Galeri Rahmatshah.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011.

I.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai peranan humas

pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan

(16)

2. Untuk mengetahui peningkatan kunjungan wisatawan di galeri

Rahmatshah.

3. Untuk mengetahui tanggapan wisatawan terhadap Galeri Rahmatshah.

I.5 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif terhadap khasanah keilmuan pada Departemen Ilmu Komunikasi,

khususnya mengenai komunikasi pemasaran dan kunjungan wisatawan.

Juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para

pembacanya, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan peneliti lain

yang berminat meneliti mengenai komunikasi pemasaran.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menambah

pengetahuan serta wawasan bagi penelitian Ilmu Komunikasi, khususnya

komunikasi pemasaran tentang kunjungan wisatawan.

3. Secara praktis, penelitan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan

penelitian ini.

I.6 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir

dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari

(17)

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi

yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan

relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut

(Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan

memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan.

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain:

I.6.1. Public Relations (PRs)

Istilah public relations diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun

1906.Gagasan Lee yang ditampilkannya saat itu adalah apa yang dinamakan

olehnya Declaration of Principle yang memuat asas khalayak tidak dapat

diabaikan oleh manajemen industri dan dianggap bodoh oleh pers (Effendy,

2003:106). Selain itu, ia akan berjanji menyediakan berbagai informasi yang cepat

serta akurat khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan

menyangkut kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui segenap

masyarakat. Hal ini kemudian menjadi salah satu fungsi utama dari kegiatan

public relations.

Institute of public relations mendefenisikan public relations sebagai

berikut: ”public relation” adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara

terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat

baik (goodwill) dan saling pengertian antara satu perusahaan dengan segenap

khalayaknya.” Hal ini berarti bahwa public relations adalah satu rangkaian

kegiatan kampanye atau program terpadu yang berlangsung secara

(18)

pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utamanya adalah menciptakan dan

memelihara saling pengertian dengan maksud untuk memastikan bahwa

organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut

berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami kelompok atau

individu yang terlibat didalamnya (Jefkins 2004 : 9). Selain itu pengertian public

relation menurut Rex F. Harlow yaitu, fungsi manajemen tertentu yang membantu

membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan

mutual dan kerjasama antar organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen

problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan

mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefenisikan dan

menekankan tanggungjawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR

membantu manajemen mengikuti tetap perkembangan dam memanfaatkan

perubahan secara efektif, PR dalam hal ini adalah system peringatan dini untuk

mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan

komunikasi yang sehat sebagai alat utamanya (Cutip, 2006 : 5), Onong Uchjana

Effendy (2006 : 132) mengemukakan ciri-ciri public relation sebagai berikut:

• Komunikasi yang dirancangkan berlangsung dua arah.

• Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan

persuasi, dan pengkajian pendapat umum.

• Tujuan yang hendak dicapai ialah tujuan perusahaan.

• Saran yang hendak adalah khalayak didalam dan diluar perusahaan.

• Efek yang diharapkan adalah terbitnya hubungan yang harmonis antara

(19)

Berdasarkan ciri-ciri public relations tersebut jelas bahwa public relations

mendukung tercapainya tujuan perusahaan yang melibatkan seluruh komponen

perusahaan yang bersangkutan baik ke dalam maupun ke luar.

I.6.2. Fungsi dan Tujuan Public Relations

Public Relations sendiri merupakan salah satu sarana yang dipergunakan

oleh suatu perusahaan untuk memadukan persepsi yang beredar di luar dengan

kenyataan yang ada di dalam perusahaan. Di dalam perusahaan itu sendiri Public

Relations juga diperlukan untuk menjaga pekerjaan yang baik dan

mengkomunikasikannya kepada public. Hal ini sekedar memberikan gambaran

tentang fungsi public relation yaitu:

1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya

pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.

2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan

menguntungkan semua pihak.

3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai

harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat

penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang

kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa

dicapai secara optimal.

Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi kepada pihak

perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik

(20)

fungsi public relations yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan

alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya

organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap

karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan

kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relations adalah

memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi

timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul,

atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 200s2).

Sedangkan yang menjadi tujuan dari public relations adalah

mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling

berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan

opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).

Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relations adalah sebagai

berikut:

a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik

eksternal atau masyarakat dan konsumen.

b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan

perusahaan.

c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations.

d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.

(21)

I.6.3. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah sebuah proses perencanaan marketing

komunikasi yang memperkenalkan konsep perencanaan komprehensif untuk

mengevaluasi peranan strategis dari berbagai elemen komunikasi pemasaran,

seperti public relation, advertising, direct selling, sales promotion, dan interactive

marketing, untuk memberikan kejelasan, konsistensi, serta pengaruh komunikasi

yang maksimum. Komunikasi Pemasaran Terpadu sering disebut dengan IMC

merupakan sebuah proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan

konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value.

Dalam kehidupan sosial suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

sehari-harinya dibutuhkan komunikasi. Komunikasi ini memungkinkan dari satu

individu untuk mendapatkan barang atau produk lainnya untuk memenuhi

kebutuhan. Konsep inilah yang dikembangkan dan menjadi konsep untuk lahirnya

promosi yang dikemas menjadi istilah komunikasi pemasaran.

Perkembangan metode pemasaran sangat mengedepankan terciptanya

suatu komunkasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka dapat

mengambil hati konsumen sehingga akan dengan senang hati membeli produk

yang telah ditawarkan ke pasar. Promosi adalah faktor penting yang sangat perlu

untuk diperhatikan dalam proses pemasaran. Dewasa ini dalam melakukan

komunikasi tersebut sebagai salah satu bentuknya adalah melalui iklan yang saat

ini telah sangat berkembang dengan amat sangat pesat.

Banyak perusahaan mulai dari yang tingkat kecil hingga ke tingkat tinggi,

(22)

Ekonomi saat ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen.

Apapun kebutuhan itu, maka pabrik berusaha untuk mencari cara untuk memenuhi

agar dapat memuaskan dan mengakomoditir keinginan konsumen. Begitu juga

dengan promosi dengan menggunakan iklan, semakin banyak iklan mengalami

perkembangan mengikuti dengan kebutuhan dan pola hidup dari konsumen.

Semakin bervariasi dari pola hidup masyarakat maka semakin besar pula variasi

dan perkembangan dari produksi iklan yang dihasilkan. Iklan biasanya menjadi

salah satu jenis pengeluaran keuangan yang harus dilakukan oleh perusahaan

dalam jumlah besar.

Pengeluaran yang besar yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan

promosi via iklan, menjadikan bukti bahwa iklan memiliki peranan yang amat

penting dalam mengukur keberhasilan pemasaran dari suatu barang atau jasa.

Walaupun tidak selalu berjalan demikian, namun terkadang pengeluaran biaya

iklan yang besar tidak selalu mendatangkan keuntungan dan penjualan yang besar.

Oleh karena itu sangat perlu untuk mempertimbangan komunikasi pemasaran

dengan media iklan agar dapat memenuhi target penjualan dari suatu barang atau

jasa.

Pemasaran harus dilakukan dengan landasan strategi yang matang.

Pemasaran yang bagus harus memiliki manajemen pemasaran yang baik pula.

Beberapa tahun terakhir ini, komunikasi pemasaran yang sering dilakukan oleh

iklan kebanyakan dengan menggunakan media elektronik terutama pada media

lainnya yang dapat mengumpulkan masa dengan jumlah yang besar. Selai

(23)

dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi dengan menggunakan promosi

penjualan yang dilakukan secara langsung yang dapat mendongkrak untuk

mendatangkan keuntungan. Dan terkadang, untuk perusahaan yang tidak mau

repot sering sekali menggunakan perantara berupa biro iklan agar produk yang

dipasarkan memiliki iklan promosi yang maksimal. Terkadang biro iklan ini

diperankan oleh bagian penting yang diberi nama sebagai konsultan humas.

Sebagai catatan, konsultasi humas ini berperan hanya sebagai pihak yang

bertanggung jawab terhadap pembuatan citra produk terhadap konsumen dan

membuat publisitas yang lebih terhadap nilai suatu produk atau jasa.

I.6.4. Promosi Pariwisata

Kata “promotion” memberikan interpretasi dan bahasa yang

bermacam-macam. Pada dasarnya maksud dari kata “promotion” adalah untuk memberitahu,

membujuk, atau mengingatkan lebih khusus lagi melalui komunikasi agar oleh

khalayak terfikirkan untuk melalukan sesuatu. Tujuannya adalah untuk

mempengaruhi fikiran dan tingkah laku khalayak sasaran.

Promosi pariwisata adalah merupakan upaya yang dilakukan untuk

menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan sehingga produk

menjadi lebih menarik. Daya tariklah yang menjadi kata kunci dari sebuah upaya

promosi pariwisata yang selalu dikemas dengan model yang dapat menjadi daya

tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya. Kegiatan promosi itu

merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam waktu yang relative singkat,

(24)

Dalam kegiatan ini diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk

terhadap calon wisatawan. Wisatawan dan permintaannya tidak digarap namun

produknya yang lebih disesuaikan dengan permintaan.

Untuk mengadakan promosi yang tepat harus disadari bahwa yang

didistribusikan ke pasar itu sering bukan produk yang sudah jadi, akan tetapi

sering hanya komponen-komponennya saja, seperti hotel, aktraksi, atau

angkutannya.

Pada dasarnya tujuan dari promosi pariwisata tidak lain adalah :

a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata

seluas mungkin.

b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar orang

akan banyak datang untuk berkunjung.

c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan

harapan-harapan yang tinggi.

Dalam hal ini, kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan berkaitan

dengan berbagai kegiatan public relations yang berhubungan erat dengan

pembentukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat.

Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku Efektif Public

Relation, mengatakan bahwa public relations merupakan fungsi manajemen yang

menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang

atau organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan

suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari

(25)

Menurut Cutlip dan Center dalam peranan PR ketika berkomunikasi

dikenal dengan “ The 7 C’s of communication”, antara lain sebagai berikut

(Ruslan, 2002:77) :

a. Credibility

Komunikasi tersebut di mulai dengan membangun suatu kepercayaan.

Oleh karena itu untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja,

baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesan tersebut

berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.

b. Contex

Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup

atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu

dan memperlihatkan sikap partisipatif.

c. Content

Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan

memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak

dan bermanfaat.

d. Clarity

Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat

dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan

komunikannya.

e. Community and consistency

Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya

(26)

bervariasi, yang merupakan kontribusi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian

melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak

membingungkan audiensnya.

f. Channels

Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan

efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.

g. Capability of audience

Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan

dari audiensnya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebiasaan.

Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan

sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan

kampanye PR.

Pesan yang disampaikan harus dapat menyadarkan dan bisa

mempengaruhi. Dalam kompetisi, pesan-pesan disampaikan kepada wisatawan

potensial dengan memberikan serta membagikan bahan-bahan promosi

(promotion materials) kepada yang dianggap akan melakukan perjalanan

wisatawan (Yoeti, 1996:52).

I.6.5. Wisatawan

Wisatawan domestik adalah wisatawan dalam negeri, bukan wisatawan

yang datang dari negara lain. Umumnya, wisatawan domestik melakukan wisata

dan berekreasi ke bagian atau wilayah lain di negaranya untuk mengetahui sesuatu

(27)

negeri biasanya hanya ingin melepas rasa penasaran akan tempat yang diyakini

menakjubkan atau menyenangkan.

Di Indonesia sendiri, banyak sekali wisatawan domestik yang berwisata

untuk melepas penat karena kesibukan mereka setiap harinya. Orang

sendiri memang dikenal sebagai pelancong.

Orang Indonesia sangat suka bepergian ke tempat-tempat lain di

negerinya. Hal ini terjadi karena banyak sekali tempat menarik yang bisa

dikunjungi sehingga wisatawan domestik indonesia tidak perlu bingung mencari

tempat

I.6.6. Teori AIDDA

Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan

oleh strategi komunikasi, dalam hal ini peranan komunikator lah yang sangat

penting. Di sini, komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan

perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor-faktor

yang terdapat pada komponen media atau komponen komunikan yang membuat

efek yang diharapkan tidak kunjung tercapai.

Untuk itu dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan

pendekatan yang disebut A-A Prosedure atau Attention to Action Procedure. A-A

Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat

AIDDA, yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision

(28)

Di mulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan

merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah

terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest),

yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan

dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk

melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya saja, hasrat saja

pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus

dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk

melakukan kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator untuk

melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku.

I.7. Kerangka Konsep dan Variabel Operasional

Menurut Nawawi (2003:40) kerangka konsep merupakan hasil pemikiran

rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian

yang akan dicapai. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan secara

sistematis variabel-variabel penelitian yang menjadi kerangka operasional.

Setelah mengemukakan kerangka teori, maka ada beberapa konsep yang

(29)

Tabel 1

Variabel Operasional

Kerangka Konsep Variabel Operasional

Variabel Bebas (X) Promosi Pemasaran

1. Defenisi Promosi merupakan suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan

mempengaruhi orang atau

pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.

2. Bentuk-bentuk Pemasaran

3. Tujuan Pemasaran adalah

untuk memenuhi kebutuhan, aktivitas pariwisata untuk mengenal

lingkungan, objek wisata

(30)

I.8. Defenisi Variabel Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian untuk mengetahui

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi

operasional adalah suatu informasi yang sangat membantu peneliti lain yang akan

menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46).

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas

a. Promosi Pemasaran

- Pengenalan produk, periode awal dimana konsumen diinformasikan

mengenai produk yang baru. Promosi produk tersebut dimaksudkan untuk

memperkenalkan produk dan membuat konsumen menyadari akan

keberadaannya

- Branding, suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya

untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau

perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan

produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu

merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk,

persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang

tinggi.

- Harga, merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan

karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh

(31)

- Kualitas, Menurut J.R. Evans dan W.M. Lindsay dalam buku “The

Management and Control of Quality”, Bahwa Kualitas dapat diartikan

sebagai: Kesempurnaan, Konsistensi, Menghilangkan kerugian, Kecepatan

pengiriman, Proses mengikuti prosedur dan kebijakan, Menghasilkan

produk yang baik dan berguna, Melakukan yang benar dari awal,

Memanjakan atau menyenangkan pelanggan dan Pelayanan dan kepuasan

total bagi pelanggan.

b. Bentuk-bentuk Pemasaran

- Direct Selling, (Penjualan Langsung) adalah : Metode penjualan barang

dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar

lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh

Mitra Usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan

dan iuran keanggotaan yang wajar.

- Media, Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belaja

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi

(Sadiman, 2002: 6)

- Publisitas, merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi yang lain

seperti periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya,

media bersedia mempublisitas suatu cerita apabila materinya dirasakan

(32)

- Outdoor, Ruang terbuka (Outdoor) merupakan media atau prasarana yang

memberikan keleluasaan baik pada gerak fisik (psikomotorik), maupun

emosi (afeksi) dan berpikir (kognisi) bagi pesertanya.

- Face to face, komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

langsung, baik secara verbal atau nonverbal.

c. Tujuan Pemasaran

- Peningkatan Penjualan

- Produk Selling

d. Isi Pesan

- Tata Bahasa, ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur

penggunaan bahasa, Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang

mempelajari bahasa yaitu linguistik.

- Sistem Penulisan, dibuat dengan dua tujuan. Pertama, sebagai guidance

bagi penulis untuk menyusun bab-bab yang belum terselesaikan, yaitu bab

dua dan seterusnya. Kedua, untuk mempermudah pembaca dalam

menyimak dan memahami keseluruhan bagian skripsi, tesis atau disertasi.

2. Variabel Terikat ( Kunjungan Wisatawan)

- Jumlah Pengunjung, Seberapa banyak orang yang mengunjungi sebuah

objek wisata.

- Identitas Pengunjung, keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan

ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari factor-faktor biologis,

(33)

- AIDDA

a. Attention, hal memperhatikan, apa yang diperhatikan. Komunikator harus

menimbulkan daya tarik sehingga dapat membangkitkan perhatian komunikan

terhadap pesan yang disampaikan, motif-motif pada diri komunikan untuk

mengunjungi suatu objek wisata, suatu proses dimana objek dan kondisi yang

melingkupi seseorang, berfungsi sebagai perangsang-perangsang stimuli yang

menjelmakan sesuatu intensitas tanggapan.

b. Interest, kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, adanya kebutuhan

komunikan terhadap hiburan dan hal-hal yang dapat membuat rileks, sehingga

berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya.

c. Desire, keinginan (harapan) yang kuat. Disini komunikan sudah memiliki

keinginan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan kepadanya.

d. Decision, perihal yang berkaitan dengan keputusan, segala putusan yang telah

ditetapkan (telah difikirkan, dipertimbangkan dan sebagainya), komunikan

memutuskan untuk mengunjungi objek wisata tersebut dengan berbagai

persiapan yang sudah di rencanakan sebelumnya.

e. Action, kegiatan, usaha, pekerjaan. Komunikan melakukan kegiatan atau

tindakan wisata dan pada akhirnya ia dapat merasakan kepuasan setelah

(34)

I.9 Metode Penelitian I.9.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu hanya

memaparkan situasi atau peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi.

I.9.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Museum Rahmatshah Jl.S.Parman No 309

Medan.

I.9.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini sendiri akan di mulai pada bulan Maret 2011 dengan lama

penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila data yang diperoleh telah

mencukupi, maka penelitian akan dihentikan.

I.9.4 Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan demikian populasi

dan sampel ditetapkan dengan menggunakan ”accidental sampling” yang

merupakan penarikan sampel dengan cara memilih responden secara langsung.

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sedang berkunjung di

Museum Rahmatshah, sedangkan jumlah sampel yang ditetapkan berkisar 30

(35)

I.9.5 Tekhnik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku

serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Didalam proses penggunaan data, penulis menggunakan metode wawancara

terstruktur yaitu suatu model pengumpulan data yang menggunakan daftar

pertanyaan yang telah disusun secara sistematis.

Adapun model wawancara yang digunakan adalah “ProjectiveQuesioner”

yang merupakan model pertanyaan yang memberi kesempatan kepada responden

untuk memilih jawaban yang telah disediakan.

Sebagai contoh :

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1 Jenis kelamin 1. Pria

2. Wanita

I.10 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan SPSS Windows untuk

melakukan analisa dan interpretasi data. Alasan nya karena penggunaan program

(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.I. PUBLIC RELATIONS

II.I.1. Pengertian Public Relations

Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni

menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam

kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.

Public relations adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus

dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik

antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public

relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin

komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas,2002).

Pengertian public relations adalah interaksi dan menciptakan opini publik sebagai

input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang

profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam

pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus

karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang

bersangkutan (Maria,2002:7).

Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public

relations adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra

(37)

Sedangkan Marston mengatakan “public relations adalah suatu

perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi

persepsi masyarakat” (1999, 1).

Scholz (1999,2) mengatakan bahwa “public relations adalah suatu

perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui

pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik

untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.

Menurut IPRA (International Public relations Association) Humas adalah

fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi

dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati,

dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan

penelitian opini publik di antara mereka.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk

memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan

membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat

mengerti dan menerima sebuah situasi.

Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program

dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya

mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara

organisasi dan masyarakatnya.

Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan

oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan

(38)

harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan

psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.

Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi, berbicara di depan

publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis.

II.I.2. Fungsi Public Relations

Berbicara mengenai fungsi public relations, sebenarnya dapatlah

dijelaskan secara sederhana bahwa public relations itu pada dasarnya adalah

untuk mengembangkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di

luar suatu instansi.

Secara praktisi, bila berbicara mengenai fungsi dari public relations itu

sendiri, tidak akan terlepas begitu saja kaitannya dengan kegiatan public relations.

Karena melalui kegiatan public relations itu dapat secara langsung diketahui

mengenai fungsi apa saja yang dilakukan oleh kegiatan public relations itu, baik

kegiatannya dalam bentuk external maupun internal.

Seperti pendapat Scott M.Cutlip dan Allen H.Center dalam buku mereka

”Effective Public Relations” menjelaskan bila kegiatan public relations itu

bersifat internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :

1. Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah

maupun sedang berjalan.

2. Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan

terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun

(39)

Sedangkan pengertian kebijaksanaan dalam membicarakan fungsi public

relations secara internal ini dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk :

a. Masalah kepemimpinan (leadership)

b. Cara melaksanakan kepemimpinan

c. Hubungan dengan publik karyawan, apakah dalam bentuk seperti :

- Upah yang cukup

- Perlakuan yang adil

- Ketenangan bekerja

- Perasaan diakui

- Penghargaan akan prestasi kerja

- Jaminan sosial baik untuk karyawan dan keluarganya.

d. Mengadakan Public relations Counseling apakah dalam bentuk Directive

atau Non-Directive Public relations Counseling, khususnya dilakukan

kepada publik karyawan dalam rangka untuk menumbuhkan motivasi

mereka.

e. Mengadakan hubungan dengan pemegang saham dalam bentuk seperti :

- Memberikan laporan, apakah menyangkut kemajuan perusahaan atau

keadaan status dari modal perusahaan melalui laporan neraca aktiva

perusahaan.

- Mengirimkan majalah organisasi

- Mengadakan pertemuan secara berkala.

Lebih jauh Bertrand R.Canfield dalam bukunya ”Public relations Principles

(40)

relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu

bersifat internal maupun eksternal. Akan tetapi fungsi public relations itu haruslah

mencakup kepada hal berikut :

1. It should serve the public’s interest 2. Maintain good communication 3. And stress good morals and manners

(Ruslan, 2003 :41)

Pendapat Bertrand R.Canfield tersebut bila diterjemahkan dan diartikan,

maka adapun fungsi public relations itu adalah :

1. Mengabdi kepada kepentingan publik

2. Memelihara komunikasi yang baik

3. Kegiatan public relations itu ketika menjalankan fungsinya harus

menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.

Sejalan dengan pendapat dari Bertrand R.Canfied diatas, maka

bilakegiatan dari fungsi itu dihubungkan dengan manajemen menurut Howard

Stephenson dalam bukunya ”Handbook of Public Relations” menjelaskan fungsi

dari public relations pada dasarnya akan mencakup kepada arti sebagai berikut :

1. Public relations is based on a social philosophy of management 2. Public relations is a social philosophy expressed in a policy decisions 3. Public relations is a action resulting from sound police

4. Public relations is a communication

(41)

Pengertian pendapat diatas, bila dituangkan ke dalam Bahasa Indonesia

akan mempunyai arti :

1. Public relations merupakan dasar falsafah sosial dari manajemen.

2. Public relations itu adalah falsafah sosial yang dinyatakan melalui

pengambilan keputusan.

3. Public relations itu merupakan hasil kegiatan yang berasal dari suara

kebijaksanaan.

4. Public relations itu adalah komunikasi.

Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi kepada pihak

perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang

lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari

konsumen. Tetapi jika fungsi public relations yang dilaksanakan dengan

baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki,

mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan

suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka

diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan

kinerjanya.

Mengenai fungsi dari kegiatan public relations yang berbentuk external,

maka public relation secara garis besarnya harus dapat merubah pendapat publik

di luar suatu instansi atau perusahaan sekaligus dapat mempengaruhi publik untuk

mendukung kebijaksanaan mengenai hal-hal tertentu. Sehingga pada tahap

selanjutnya akan terbentuklah suatu bentuk pendapat publik yang favourable

(42)

Istilah favorable khususnya bila dikaitkan kepada fungsi dari kegiatan

external public relations mempunyai arti bahwa kegiatan itu dilakukan adalah

untuk memperoleh keuntungan bersama diantara publik yang berkepentingan.

Seperti pendapat Scott M.Cultip dan Allen H.Center menjelaskan bahwa

adapun fungsi public relation bila diarahkan keluar adalah untuk memberikan atau

menyebarkan pernyataan-pernyataan kepada publik (Widjaja, 1986 :45).

II.I.3. Tujuan Public Relations

Di dalam menguraikan tujuan dari public relations ini, terlebih dahulu

haruslah dibagi pengertian tujuan public relations tersebut berdasarkan

kegiatannya.

Diketahui secara teoritisi, pembagian kegiatan public relations dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Tujuan berdasarkan kegiatan internal public relations b. Tujuan berdasarkan kegiatan external public relations

Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal

ini mencakup kepada beberapa hal yaitu :

1. Mengadakan suatu penelitian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik

terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan

perusahaan yang sedang dijalankan.

2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang

sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang diterapkan perusahaan

(43)

3. Memberikan penerangan kepada publik kartawan mengenai suatu

kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada

berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai

perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya

diharapkan publik karyawan akan tetap well inform.

4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan

kegiatan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dalam prakteknya untuk mencapai

target yang diinginkan, seorang top manager/ pucuk pimpinan harus selalu

berorientasi kepada kepentingan publik (public interest). Seperti pendapat

Philip Lesly dalam bukunya ”Public relations Handbook” menjelaskan

mengenai masalah hubungan dengan karyawan (employee relations), maka

tujuan dari internal public relations akan efektif bila seorang top manager

dapat menciptakan kegiatan dari tujuan tersebut sebagai berikut :

a. Dapat langsung menjelaskan mengenai tujuan baik dan perhatian

pimpinan terhadap pribadi karyawan baik dalam arti perorangan

maupun juga dalam arti luas yaitu publik karyawan.

b. Meringankan atau menghilangkan perasaan yang tertekan serta

memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan isi

hati dan perasaan nya.

c. Menghilangkan hal yang menggangu pikiran dan mengembalikan

(44)

menghadapi situasi pekerjaan, karyawan tersebut dapat secara

maksimal diharapkan bekerja efektif kembali.

d. Menolong karyawan agar ia dapat lebih mengenal akan pribadinya.

(Effendy, 1986 :47)

Dengan demikian berdasarkan uraian yang diberikan oleh Lesly tersebut

dapat diambil pengertian, bahwasannya bila seorang pimpinan dalam menjalankan

tujuan dari kegiatan internal public relations sebaiknya memperlakukan tiap

publik karyawan dengan sikap yang sama dengan tidak membedakan tingkat di

tempat dia bertugas termasuk juga pendidikannya. Dengan kata lain perkataan

seorang top manager harus dapat mencerminkan di dalam berbagai tindakannya

bertindak adil, tidak berat sebelah, jujur, dan bijaksana.

Berdasarkan uraian yang ada, dapatlah ditambahkan peranan public

relations itu dalam perusahaan bila ditujukan kepada kegiatan yang bersifat

internal public relations, maka hubungan dengan karyawan (employee relations)

tersebut dapat diselenggarakan dalam dua bentuk kegiatan pada suatu perusahaan.

1. Hubungan secara formal

2. Hubungan secara informal.

Hubungan secara formal menyangkut kepada hubungan rasional dalam

situasi kerja dalam perusahaan. Dalam hal ini dapat diwujudkan kepada tata

hubungan berupa kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap publik karyawan

berdasarkan garis organisasi yang sudah ditetapkan oleh pimpinan.

Salah satu usaha untuk mengatasi kesukaran atau hambatan bila terjadi

(45)

(upward communication), maka sebaiknya seorang top manajer melalui

departemen hubungan masyarakatnya (public relations department) memberikan

kesempatan kepada publik karyawan untuk menyatakan pendapatnya secara bebas

melalui ”Kotak Saran atau ”Suggestion Box” yang ditempatkan pada

masing-masing divisi dalam suatu perusahaan.

Hubungan secara informal pada masalah yang sama, yaitu hubungan yang

diselenggarakan dalam suatu perusahaan antara seorang pimpinan dengan

bawahan yang menyangkut situasi kerja dengan ditandai adanya bentuk hubungan

yang erat atau pribadi melalui pernyataan mengenai perasaan, keinginan serta

hasrat dari masing-masing karyawan. Dengan singkat dapat ditegaskan bahwa,

hubungan yang bersifat informal ini dapat diwujudkan melalui pengamatan dari

sikap, pendapat dan tingkah laku pribadi.

Oleh karenanya untuk menghindari kesalahpahaman antara pimpinan

dengan publik karyawan melalui tujuan dari kegiatan internal public relations ini,

maka sebaiknya pihak perusahaan menyelenggarakan kegiatan darma wisata,

olahraga, temu-muka, aksi-sosial, dimana seluruh kegiatan ini bertujuan untuk

memupuk hubungan yang erat antara pimpinan dengan publik karyawan, sehingga

pada tahap selanjutnya dapat diharapkan karyawan itu dapat menjadi seorang

partisipan yang baik dalam menghadapi tugas yang dibebankan oleh perusahaan

kepadanya dalam situasi kerja.

Kemudian terhadap tujuan dari public relations berdasarkan bentuk

kegiatan external relation, dimaksudkan adalah untuk mendapatkan dukungan dari

(46)

a. Memperluas langganan atau pemasaran

b. Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna

bagi publik dalam arti luas

c. Mencari dan mengembangkan modal

d. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna

mendapatkan opini publik yang positif.

Oleh Karenanya seorang pemimpin perusahaan perlu lebih

memperhatikan melalui departemen hubungan masyarakat (public relations

departemen) untuk memikirkan sesuatu langkah dalam mendayagunakan tujuan

dari kegiatan external public relations itu.

Seperti diketahui, bahwa secara praktisi tujuan external public relations itu

harus dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana mempunyai sifat

informatif dan persuasif, guna memperoleh dukungan dari publik ataupun juga

merubah pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.

Berdasarkan uraian yang ada, adapun langkah-langkah yang perlu

diperhitungkan oleh badan kehumasan itu (public relations departemetn) dalam

menyampaikan informasi mengenai sesuatu gagasan, ide-ide, ataupun bersifat

memperkenalkan sesuatu barang industri, maka pesan komunikasinya

mempertimbangkan hal sebagai berikut :

1. Pesan komunikasi harus disampaikan secara jujur, objektif dan harus

direncanakan sehingga mencakup unsur ketelitian, juga untuk

(47)

2. Penyelenggaraan kegiatan dari external public relations itu harus melalui

teknik komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication).

Maksudnya seorang petugas kehumasan (public relations officer) itu tidak

saja terbatas hanya cakap dan terlatih terhadap penerimaan informasi yang

datang dari publik sebagai efek komunikasi, tetapi juga cakap dan terlatih

terhadap penerimaan informasi yang datang dari publik sebagai efek

komunikasi.

3. Isi dari penyampaian informasi harus didasarkan kepada kepentingan

publik, sehingga ketika pesan komunikasi itu disampaikan, akan

menimbulkan tingkat kepercayaan dan rasa simpati di hati publik. Dimana

pada tahap selanjutnya diharapkan publik mendukung pesan komunikasi

yang disampaikan kepada mereka.

Mengingat pelaksanaan kegiatan tersebut sedemikian pentingnya, maka

untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari tujuan berdasarkan kegiatan external

public relations itu, maka diperlukan suatu strategi komunikasi yang antara lain

mencakap kepada beberapa hal ;

1. Seorang petugas kehumasan harus menyusun staff yang terlatih bagi

penugasan kegiatan external public relations.

2. Seorang petugas kehumasan harus mampu mengadakan analisa dan

penilaian terhadap sikap, pendapat maupun juga tingkah laku publik

melalui efek komunikasi yang diterimanya.

3. Seorang petugas kehumasan harus dapat mengadakan kegiatan riset

(48)

Apalagi bila kegiatan public relations itu diarahkan kepada usaha untuk

memperkenalkan sesuatu barang industri mencari lokal bagi membuka

cabang atau perwakilan sesuatu perusahaan tertentu melalui kegiatan

public relations research yang mencakup kepada dua hal :

a. Mengadakan studi kelayakan (feasibility study)

b. Mengadakan survey pemasaran (market survey)

II.2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan informasi dua arah antara pihak-pihak

atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran.

Komunikasi pemasaran dapat menginformasikan dan membuat konsumen

potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi

pemasaran dapat berusaha membujuk potensial agar berhasrat masuk ke dalam

hubungan pertukaran.

Atau secara luas komunikasi pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai

kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan

kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta

mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua

pihak untuk berbuat lebih baik (Swastha, 1990:23).

Semua pihak terlibat dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara

yang sama yaitu mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai tercipta hubungan

pertukaran yang memuaskan. Pertukaran informasi, penjelasan–penjelasan yang

(49)

Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan

penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus

informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih

efisien dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran

yang memuaskan.

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar

sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan

loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,

1997:219).

Ada tiga unsur pokok dalam struktur komunikasi pemasaran yaitu

(Tjiptono, 1997:219-220):

1. Perilaku Komunikasi, yang terdiri dari pengirim (sender) atau komunikator

yang menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikasi pesan.

Dalam konteks ini, komunikatornya yaitu produsen/perusahaannya,

sedangkan komunikasinya adalah khalayak, seperti pasar pribadi, pasar

organisasi, maupun masyarakat umum (yang berperan sebagai initiator,

influencer, decider, purchaser, dan user).

2. Material Komunikasi, seperti:

A. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim

B. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau

non verbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan

(50)

C. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi. Pilihan media

komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non-personal.

Media personal dapat dipilih dari tenaga penganjur (misalnya

konsultan), tenaga ahli profesional, atau dari masyarakat umum. Media

non-personal meliputi media massa (radio, TV, internet, koran,

majalah, tabloid), kondisi lingkungan (ruangan, gedung) ataupun

peristiwa tertentu (hari-hari besar atau special).

D. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh

penerima.

E. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan

respon yang dikirim kembali oleh penerima.

F. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat

kelancaran proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan

yang biasanya menghambat proses komunikasi pemasaran yakni,

gangguan fisik, masalah semantik/bahasa, perbedaan budaya, efek

status, dan ketiadaan umpan balik.

3. Proses Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada

penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada

pengirim) yang akan memerlukan dua kegiatan yakni encoding (fungsi

pengirim) yaitu proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik

menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima dan decoding

(fungsi penerima) adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol

Gambar

Tabel 1 Variabel Operasional
Tabel 2 Jenis Kelamin
Tabel 4
Tabel 5 Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan laba dan pertumbuhan penjualan perusahaan prospector lebih besar daripada perusahaan defender (signifikan

Hal yang memungkinkan rendahnya efisiensi pada reaktor bersekat yaitu influen yang berasal dari effluent ABR kemungkinan mengandung banyak biomassa berupa koloid serta lintasan

pengaruh kebijakan White Australia Policy, yang menganggap kulit putih lebih superior daripada orang-orang kulit berwarna, masih melekat kuat sebagai sebuah

[r]

Seharusnya perusahaan lebih memperhatikan kelebihan maupun kekurangan kompetitor sehingga bisa menjadi market leader brand fashion muslim di indonesia, contohnya dengan

percobaan ketigabelas dan mengalami kegagalan pada percobaan kedua, kelima dan kesembilan di mana MOSFET mengalami kerusakan. Efisiensi tungku induksi dalam

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi dimana penelitian ini tergolong penelitian lapangan karena data yang di peroleh dilapangan sesuai