PERANAN HUMAS PEMASARAN TERHADAP PENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN
(Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Diajukan Oleh:
IVONY N F SILITONGA 070904121
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan
Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri
Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri
Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan serta untuk mengetahui
bagaimana kinerja humas di Galeri Rahmatshah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan
hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Objek penelitian
merupakan wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Dengan demikian,
maka populasi dalam penelitian ini wisatawan yang berkunjung ke Galeri
Rahmatshah. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik ” accidental
sampling” yang merupakan penarikan sampel dengan cara memilih secara
langsung dengan reponden sebanyak 30 orang.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Public
Relation, Fungsi dan Tujuan Public Relation, Komunikasi Pemasaran, Promosi
Pariwisata, Wisatawan, dan Teori AIDDA. Data diperoleh melalui penelitian
kepustakaaan (Library Research) dengan instrumen kuesioner yang berisi 30
pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh para responden. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan
menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 15.0.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya peranan humas
pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan memiliki kinerja humas
baik, sehingga dapat meningkatkan pengunjung setiap harinya. Sejalan dengan hal
tersebut, berdasarkan jawaban responden penelitian mengenai peranan humas
pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, dapat diketahui bahwa
peranan humas pemasaran baik dalam peningkatan kunjungan wisatawan di Galeri
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat
rahmat dan karunia-NYA, yang telah mengaruniai kesehatan dan kelapangan
berpikir kepada Penulis sehingga akhirnya tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi ini
dapat diselesaikan.
Adapun judul skripsi ini adalah ”Peranan Humas Pemasaran terhadap
Peningkatan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran
di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan Kunjungan Wisatawan)”. Penulisan
skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana
dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami
kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan
berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai
pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Papi Ir.L.Silitonga dan Mami R.Sitompul yang
telah memberikan didikan, nasehat, dukungan serta doa yang senantiasa
menguatkan penulis. Tiada kata atau apapun di dunia yang mampu
membalasnya, namun doaku senantiasa agar Tuhan mengaruniakan yang
terbaik bagi Papi & Mamiku tersayang.
3. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara.
4. Ibu Dra. Dayana, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
5. Drs. HR. Danan Djaja, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi penulis,
yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga
selesainya skripsi ini.
6. Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos, M.Si selaku dosen wali penulis selama ini.
7. Keluarga besar penulis, yaitu adik tercinta Ivany Anastasia Silitonga. Doa
dan dukungan kalian adalah semangat terbesar bagiku.
8. Teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi dan selalu
membawa penulis dalam doa, Pdt. Ray Kevin Yosua terima kasih buat
semua pengertian dan perhatian nya.
9. Adik –adik penulis yaitu, Sarah Claudia, Gabriella, Michelle yang selalu
menggangu penulis saat mengerjakan skripsi ini.
10.Teman SMA dan sahabat yang tidak pernah terlupakan, Riri dan Desy
tempat penulis menuangkan kesal dan marah, semoga kita sukses selalu.
11.Teman dan sahabatku tercinta, yaitu Venta yang selalu menemani penulis
kemanapun pergi dan selalu mendukung penulis.
12.Teman jalan-jalan dan tempat berbagi di saat senang dan susah, yaitu Rio,
Rocky Rival Jung, Harry si Ubur, Dwi, Grace, Romi, Harold, yosephine,
13.Anak-anak di kos Lamida Jakarta, Mba Mei, Mas Sandra, Mas Emon,
Daddy, Mba Mala, dan lainnya. I miss you....
14.Mba dan Mas di tvOne tempat PKL penulis, Terima kasih buat bimbingan
nya selama mengikuti PKL.
15. Teman- teman Komunikasi 07, bersama dengan kalian mendapatkan
banyak sekali pengalaman yang tidak terlupakan.
16.Kepada para Dosen Departemen Ilmu Komunikasi yang selama ini telah
memberikan ilmu yang sangat berguna kepada penulis.
17.Kak Ros, Kak Maya, dan Kak Icut yang telah membantu dalam segala hal
yang berkaitan dengan proses administrasi.
18.Teman- teman yang telah membantu saya dalam proses penyebaran dan
pengolahan data kuesioner.
19.Semua pihak yang telah membantu penulis selama ini, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penulis, April 2011
DAFTAR ISI
1.6.2 Fungsi dan Tujuan Public Relations ... 10
1.6.3 Komunikasi Pemasaran ... 12
1.6.4 Promosi Pariwisata ... 14
1.6.5 Wisatawan ... 18
1.6.6 Teori AIDDA ... 18
1.7 Kerangka Konsep dan Variabel Operasional ... 19
1.8 Defenisi Variabel Operasional ... 20
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Public Relations II.1.1 Pengertian Public Relations ... 28
II.1.2 Fungsi Public Relation ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah Galeri Rahmatshah ... 52
III.2.2 Museum dan Galeri Rahmatshah ... 52
III.2 Metode Penelitian III.2.1 Metode Penelitian ... 55
III.3 Populasi dan Sampel ... 55
III.4 Teknik Penarikan Sampel ... 55
III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 56
III.6 Teknik Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 58
IV.2 Pengolahan Data ... 58
IV.3 Analisis Deskriptif IV.3.1 Identitas Responden ... 59
IV.3.2 Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah ... 60
IV.3.3 Kunjungan Wisatawan... 63
IV.4 Pembahasan ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 90
V.2 Saran ... 91
DAFTAR TABEL
6 Frekuensi mengunjungi Galeri Rahmatshah ... 63
7 Minat untuk mengunjungi galeri ... 64
8 Seberapa menarik Galeri Rahmatshah ... 64
9 Promosi humas di Galeri Rahmatshah dalam memberikan informasi .... 65
10 Galeri Rahmatshah sering memberikan informasi dlm bentuk flyer,brosur kepada pengunjung ... 66
11 Daya tarik dan isi pesan pada brosur dalam menyampaikan informasi tentang galeri ... 67
12 Tour guide di galeri sudah sangat jelas memberikan informasi mengenai galeri ... 68
13 Hal yang membuat pengunjung tertarik untuk mengunjungi galeri ... 69
14 Pelayanan dan fasilitas yang ada di galeri sudah memenuhi kebutuhan . 70 15 Galeri rahmatshah termasuk galeri yang memiliki kualitas yang bagus . 70 16 Darimana mengetahui mengenai galeri Rahmatshah ... 71
17 Informasi yang diperoleh cukup jelas ... 72
18 Pemasaran yang dilakukan oleh galeri Rahmatshah sudah berhasil mencapai tujuan ... 73
19 Tertarik mengunjungi galeri Rahmatshah setelah mendengar informasi dari pemasaran ... 73
20 Pemasaran mengenai Galeri Rahmatshah mampu menarik pengunjung lebih banyak setiap hari ... 74
21 Pengunjung galeri Rahmatshah setiap harinya ... 75
22 Pemasaran mengenai galeri Rahmatshah sesuai dengan apa yang ada di galeri tersebut... 76
23 Bahasa yang digunakan dalam publisitas galeri Rahmatshah mampu dipahami masyarakat ... 77
24 Penulisan dalam publisitas mengenai informasi galeri Rahmatshah sudah sesuai ... 78
25 Pengunjung memperhatikan setiap informasi mengenai galeri Rahmatshah ... 79
26 Tertarik untuk mengunjungi galeri Rahmatshah ... 80
27 Merasa terhibur saat mengunjungi galeri Rahmatshah ... 81
28 Memperoleh banyak informasi setelah mengunjungi galeri Rahmatshah ... 81
29 Menyarankan kepada orang lain untuk mengunjungi galeri Rahmatshah ... 82
30 Wisatawan yang lebih banyak mengunjungi galeri Rahmatshah ... 83
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan
Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri
Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri
Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan serta untuk mengetahui
bagaimana kinerja humas di Galeri Rahmatshah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan
hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Objek penelitian
merupakan wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Dengan demikian,
maka populasi dalam penelitian ini wisatawan yang berkunjung ke Galeri
Rahmatshah. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik ” accidental
sampling” yang merupakan penarikan sampel dengan cara memilih secara
langsung dengan reponden sebanyak 30 orang.
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Public
Relation, Fungsi dan Tujuan Public Relation, Komunikasi Pemasaran, Promosi
Pariwisata, Wisatawan, dan Teori AIDDA. Data diperoleh melalui penelitian
kepustakaaan (Library Research) dengan instrumen kuesioner yang berisi 30
pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh para responden. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan
menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 15.0.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya peranan humas
pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan memiliki kinerja humas
baik, sehingga dapat meningkatkan pengunjung setiap harinya. Sejalan dengan hal
tersebut, berdasarkan jawaban responden penelitian mengenai peranan humas
pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, dapat diketahui bahwa
peranan humas pemasaran baik dalam peningkatan kunjungan wisatawan di Galeri
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum
dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya sektor pariwisata.
Pengembangan kepariwisataan berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai
kepribadian dan pengembangan budaya bangsa. Pemanfaatan disini bukan berarti
merubah secara total, tetapi lebih memanfaatkan, mengelola, melestarikan setiap
potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik
wisata.
Seiring dengan pertambahan populasi penduduk dunia yang cukup pesat,
mengakibatkan kecenderungan pasar potensial yang akan melakukan perjalanan.
Terlebih lagi, perjalanan yang dilakukan bukan hanya sekedar hiburan, akan tetapi
mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup besar
terhadap pribadi individu, keluarga, maupun lingkungannya dalam dekade
terakhir ini.
Adapun setiap perjalanan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah karena
manusia ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang beraneka ragam.
Salah satunya adalah dengan mencari pengalaman wisata atau bersantai. Dari sini
di dapat dua dorongan manusia dalam mencari pengalaman wisata atau bersantai,
yaitu melarikan diri dari lingkungan yang sifatnya rutin dan stress, kemudian
Terdapat dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan
perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang membuat kita ingin berpergian),
dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi kemana kita akan pergi setelah ada
keinginan awal untuk berpergian). Jadi terlihat bahwa manusia menumbuhkan
kebutuhan dalam dirinya untuk melalukan interaksi sosial yang tidak ditemui
ditempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan
rumah. Di rumah orang telah mempunyai posisi sosial tetapi jauh dari rumah
orang dapat berpura-pura dapat dilayani. Wisatawan dapat “melarikan diri” ke
dunia fantasi pada hari libur dan memuaskan diri menjalankan berbagai jenis
perilaku yang umumnya tidak diizinkan di rumah.
Pada umumnya pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan
pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara
cermat kebutuhan dan keinginan konsumen, yang dilanjutkan dengan
mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen
dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu, serta
mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi pasar
bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi
(promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan
konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan Marketing Mix
atau bauran promosi yang terdiri atas beberapa elemen yaitu: product, price, place
dan promotion, biasa disingkat dengan ‘empat P’.Kebanyakan orang berpendapat
bahwa upaya-upaya promosi hampir selalu bersifat persuasif, tetapi agaknya
Komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh orang-orang untuk
berupaya menciptakan suasana pemahaman di antara mereka.
Jadi promosi merupakan kegiatan dalam pemasaran untuk memberitahu,
membujuk, atau mengingatkan orang mengenai produk atau jasa agar orang
melakukan tindakan seperti yang dikehendaki pemasar. Promosi merupakan
bagian dari bauran pemasaran (marketing mix), disamping produk, harga, dan
jalur distribusi. Peranan promosi dalam bauran pemasaran adalah menjelaskan
pada pelanggan yang ada maupun potensial tentang manfaat dan nilai yang
ditawarkan oleh produk. Sedangkan peranan pokok komunikasi pemasaran adalah
mengkomunikasikan citra lembaga kepada sejumlah khalayak.
Pariwisata ini dapat menimbulkan dampak positif dan negatif, apabila
pengembangan pariwisata merangsang perhatian lebih besar terhadap nilai-nilai
budaya, dan akan dirasakan negatif jika pengembangannya melunturkan nilai-nilai
budaya yang sudah ada. Maka dari itu kebudayaan merupakan salah satu sarana
pariwisata yang berpegang teguh pada adat istiadat yang hidup ratusan tahun yang
akan tetap diperhatikan sebagai bagian dari kebinekaan Indonesia.
Pada hakikatnya industri pariwisata adalah industri yang mengutamakan
jasa. Bidang ini merupakan industri yang sangat terkait dengan ekonomi global,
jika dikembangkan dengan baik akan sangat membantu kehidupan ekonomi suatu
negara atau daerah.
Oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan sektor pariwisata
karena selain mampu beradaptasi dengan lingkungan, pariwisata juga menjanjikan
Berbicara tentang pariwsata tentu saja akan melibatkan berbagai elemen
yang terlibat dalam berbagai kegiatan pariwisata, salah satunya adalah wisatawan.
Menurut IUOTA (International Union of Travel Organiization)
wisatawan adalah:pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam
di negara atau daerah yang dikunjunginya dengan maksud dan tujuan perjalanan.
Yang digolongkan sebagai wisatawan adalah sebagai berikut :
1. Pesiar (leisure) untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama (ziarah),
dan olahraga.
2. Hubungan dagang (bussines), kunjungan keluarga, konferensi, dan misi.
Pariwisata merupakan keseluruhan rangkaian dari menjual barang dan jasa
yang diperlukan wisatawan selama ia melakukan perjalanan wisata sampai
ketempat asalnya. Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam
perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh wisatawan pada khusunya dan traveller pada ummumnya, selama dalam
perjalanannya (Buchari,1992:53).
Krippendorf juga mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena
ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan yang diulang-ulang
kembali dalam semua brosur pariwisata dan katalog (Ross, 1998:34). Dengan
penyampaian informasi terbaru yang diulang-ulang tersebut maka calon
wisatawan secara lebih rinci mengetahui daya tarik yang dimiliki oleh suatu
Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Dengan kata lain bahwa tidak mungkin
suatu Daerah Tujuan Wisata dikenal dan dapat dikunjungi jika tidak dipromosikan
Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap objek
wisata Museum Rahmatshah Medan yang berlokasi di Jl.S.Parman no 309 Medan.
Museum ini menyimpan menyimpan koleksi pribadi pemburu dan pecinta alam
bernama DR. H. Rahmat Shah. “RAHMAT” Museum & Galeri satwa liar
Internasional konon merupakan satu-satunya di Asia yang memiliki sekitar 600
spesies satwa yang diawetkan dari berbagai negara di dunia. “Hewan-hewan″ ini
ditata rapi dalam berbagai tema, sesuai dengan habitatnya masing-masing. Dan
koleksinya pun lengkap, dari hewan yang paling kecil sampe yang besar juga ada.
Museum diresmikan pada tanggal 14 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Dalam rangka turut mencegah
kepunahan hewan-hewan liar, museum ini pernah tercatat dalam Record Book dan
memperoleh berbagai penghargaan tertinggi di dunia. Museum buka setiap
selasa-minggu jam 09.00 – 18.00 Setiap memasuki museum akan didampingi oleh
pemandu yang akan menjelaskan perihal satwa, profil sang pendiri (yang hobinya
berburu ke seluruh antero dunia), hingga proses/cara pengawetan hewan-hewan
ini.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan.
I.2. Perumusan Masalah
Walaupun penelitian ini adalah penelitian deskriptif sebagaimana lazimnya
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
”Bagaimana peranan humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan
wisatawan ke Galeri Rahmatshah?”
I.3. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan diatas, dan supaya
tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, dimana dapat
mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan
masalah agar menjadi lebih jelas.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian tentang peningkatan kunjungan wisatawan cukup aktual untuk
dipecahkan masalahnya pada saat ini dengan alasan penelitian sejenis ini
belum pernah dilakukan di lingkungan FISIP USU, utamanya pada
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2. Penelitian bersifat deskriptif, yaitu dimana hanya memaparkan suatu
situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
3. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pengunjung Galeri Rahmatshah.
4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011.
I.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai peranan humas
pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan
2. Untuk mengetahui peningkatan kunjungan wisatawan di galeri
Rahmatshah.
3. Untuk mengetahui tanggapan wisatawan terhadap Galeri Rahmatshah.
I.5 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif terhadap khasanah keilmuan pada Departemen Ilmu Komunikasi,
khususnya mengenai komunikasi pemasaran dan kunjungan wisatawan.
Juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para
pembacanya, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan peneliti lain
yang berminat meneliti mengenai komunikasi pemasaran.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menambah
pengetahuan serta wawasan bagi penelitian Ilmu Komunikasi, khususnya
komunikasi pemasaran tentang kunjungan wisatawan.
3. Secara praktis, penelitan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan
penelitian ini.
I.6 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir
dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari
Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi
yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan
relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut
(Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan
memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan.
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain:
I.6.1. Public Relations (PRs)
Istilah public relations diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun
1906.Gagasan Lee yang ditampilkannya saat itu adalah apa yang dinamakan
olehnya Declaration of Principle yang memuat asas khalayak tidak dapat
diabaikan oleh manajemen industri dan dianggap bodoh oleh pers (Effendy,
2003:106). Selain itu, ia akan berjanji menyediakan berbagai informasi yang cepat
serta akurat khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan
menyangkut kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui segenap
masyarakat. Hal ini kemudian menjadi salah satu fungsi utama dari kegiatan
public relations.
Institute of public relations mendefenisikan public relations sebagai
berikut: ”public relation” adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat
baik (goodwill) dan saling pengertian antara satu perusahaan dengan segenap
khalayaknya.” Hal ini berarti bahwa public relations adalah satu rangkaian
kegiatan kampanye atau program terpadu yang berlangsung secara
pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utamanya adalah menciptakan dan
memelihara saling pengertian dengan maksud untuk memastikan bahwa
organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut
berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami kelompok atau
individu yang terlibat didalamnya (Jefkins 2004 : 9). Selain itu pengertian public
relation menurut Rex F. Harlow yaitu, fungsi manajemen tertentu yang membantu
membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan
mutual dan kerjasama antar organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen
problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan
mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefenisikan dan
menekankan tanggungjawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR
membantu manajemen mengikuti tetap perkembangan dam memanfaatkan
perubahan secara efektif, PR dalam hal ini adalah system peringatan dini untuk
mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan
komunikasi yang sehat sebagai alat utamanya (Cutip, 2006 : 5), Onong Uchjana
Effendy (2006 : 132) mengemukakan ciri-ciri public relation sebagai berikut:
• Komunikasi yang dirancangkan berlangsung dua arah.
• Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan
persuasi, dan pengkajian pendapat umum.
• Tujuan yang hendak dicapai ialah tujuan perusahaan.
• Saran yang hendak adalah khalayak didalam dan diluar perusahaan.
• Efek yang diharapkan adalah terbitnya hubungan yang harmonis antara
Berdasarkan ciri-ciri public relations tersebut jelas bahwa public relations
mendukung tercapainya tujuan perusahaan yang melibatkan seluruh komponen
perusahaan yang bersangkutan baik ke dalam maupun ke luar.
I.6.2. Fungsi dan Tujuan Public Relations
Public Relations sendiri merupakan salah satu sarana yang dipergunakan
oleh suatu perusahaan untuk memadukan persepsi yang beredar di luar dengan
kenyataan yang ada di dalam perusahaan. Di dalam perusahaan itu sendiri Public
Relations juga diperlukan untuk menjaga pekerjaan yang baik dan
mengkomunikasikannya kepada public. Hal ini sekedar memberikan gambaran
tentang fungsi public relation yaitu:
1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya
pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan
menguntungkan semua pihak.
3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai
harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat
penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang
kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa
dicapai secara optimal.
Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi kepada pihak
perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik
fungsi public relations yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan
alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya
organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap
karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan
kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relations adalah
memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi
timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul,
atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 200s2).
Sedangkan yang menjadi tujuan dari public relations adalah
mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling
berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan
opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).
Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relations adalah sebagai
berikut:
a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik
eksternal atau masyarakat dan konsumen.
b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan
perusahaan.
c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations.
d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
I.6.3. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah sebuah proses perencanaan marketing
komunikasi yang memperkenalkan konsep perencanaan komprehensif untuk
mengevaluasi peranan strategis dari berbagai elemen komunikasi pemasaran,
seperti public relation, advertising, direct selling, sales promotion, dan interactive
marketing, untuk memberikan kejelasan, konsistensi, serta pengaruh komunikasi
yang maksimum. Komunikasi Pemasaran Terpadu sering disebut dengan IMC
merupakan sebuah proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan
konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value.
Dalam kehidupan sosial suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
sehari-harinya dibutuhkan komunikasi. Komunikasi ini memungkinkan dari satu
individu untuk mendapatkan barang atau produk lainnya untuk memenuhi
kebutuhan. Konsep inilah yang dikembangkan dan menjadi konsep untuk lahirnya
promosi yang dikemas menjadi istilah komunikasi pemasaran.
Perkembangan metode pemasaran sangat mengedepankan terciptanya
suatu komunkasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka dapat
mengambil hati konsumen sehingga akan dengan senang hati membeli produk
yang telah ditawarkan ke pasar. Promosi adalah faktor penting yang sangat perlu
untuk diperhatikan dalam proses pemasaran. Dewasa ini dalam melakukan
komunikasi tersebut sebagai salah satu bentuknya adalah melalui iklan yang saat
ini telah sangat berkembang dengan amat sangat pesat.
Banyak perusahaan mulai dari yang tingkat kecil hingga ke tingkat tinggi,
Ekonomi saat ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen.
Apapun kebutuhan itu, maka pabrik berusaha untuk mencari cara untuk memenuhi
agar dapat memuaskan dan mengakomoditir keinginan konsumen. Begitu juga
dengan promosi dengan menggunakan iklan, semakin banyak iklan mengalami
perkembangan mengikuti dengan kebutuhan dan pola hidup dari konsumen.
Semakin bervariasi dari pola hidup masyarakat maka semakin besar pula variasi
dan perkembangan dari produksi iklan yang dihasilkan. Iklan biasanya menjadi
salah satu jenis pengeluaran keuangan yang harus dilakukan oleh perusahaan
dalam jumlah besar.
Pengeluaran yang besar yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan
promosi via iklan, menjadikan bukti bahwa iklan memiliki peranan yang amat
penting dalam mengukur keberhasilan pemasaran dari suatu barang atau jasa.
Walaupun tidak selalu berjalan demikian, namun terkadang pengeluaran biaya
iklan yang besar tidak selalu mendatangkan keuntungan dan penjualan yang besar.
Oleh karena itu sangat perlu untuk mempertimbangan komunikasi pemasaran
dengan media iklan agar dapat memenuhi target penjualan dari suatu barang atau
jasa.
Pemasaran harus dilakukan dengan landasan strategi yang matang.
Pemasaran yang bagus harus memiliki manajemen pemasaran yang baik pula.
Beberapa tahun terakhir ini, komunikasi pemasaran yang sering dilakukan oleh
iklan kebanyakan dengan menggunakan media elektronik terutama pada media
lainnya yang dapat mengumpulkan masa dengan jumlah yang besar. Selai
dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi dengan menggunakan promosi
penjualan yang dilakukan secara langsung yang dapat mendongkrak untuk
mendatangkan keuntungan. Dan terkadang, untuk perusahaan yang tidak mau
repot sering sekali menggunakan perantara berupa biro iklan agar produk yang
dipasarkan memiliki iklan promosi yang maksimal. Terkadang biro iklan ini
diperankan oleh bagian penting yang diberi nama sebagai konsultan humas.
Sebagai catatan, konsultasi humas ini berperan hanya sebagai pihak yang
bertanggung jawab terhadap pembuatan citra produk terhadap konsumen dan
membuat publisitas yang lebih terhadap nilai suatu produk atau jasa.
I.6.4. Promosi Pariwisata
Kata “promotion” memberikan interpretasi dan bahasa yang
bermacam-macam. Pada dasarnya maksud dari kata “promotion” adalah untuk memberitahu,
membujuk, atau mengingatkan lebih khusus lagi melalui komunikasi agar oleh
khalayak terfikirkan untuk melalukan sesuatu. Tujuannya adalah untuk
mempengaruhi fikiran dan tingkah laku khalayak sasaran.
Promosi pariwisata adalah merupakan upaya yang dilakukan untuk
menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan sehingga produk
menjadi lebih menarik. Daya tariklah yang menjadi kata kunci dari sebuah upaya
promosi pariwisata yang selalu dikemas dengan model yang dapat menjadi daya
tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya. Kegiatan promosi itu
merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam waktu yang relative singkat,
Dalam kegiatan ini diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk
terhadap calon wisatawan. Wisatawan dan permintaannya tidak digarap namun
produknya yang lebih disesuaikan dengan permintaan.
Untuk mengadakan promosi yang tepat harus disadari bahwa yang
didistribusikan ke pasar itu sering bukan produk yang sudah jadi, akan tetapi
sering hanya komponen-komponennya saja, seperti hotel, aktraksi, atau
angkutannya.
Pada dasarnya tujuan dari promosi pariwisata tidak lain adalah :
a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata
seluas mungkin.
b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar orang
akan banyak datang untuk berkunjung.
c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan
harapan-harapan yang tinggi.
Dalam hal ini, kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan berkaitan
dengan berbagai kegiatan public relations yang berhubungan erat dengan
pembentukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat.
Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku Efektif Public
Relation, mengatakan bahwa public relations merupakan fungsi manajemen yang
menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang
atau organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan
suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari
Menurut Cutlip dan Center dalam peranan PR ketika berkomunikasi
dikenal dengan “ The 7 C’s of communication”, antara lain sebagai berikut
(Ruslan, 2002:77) :
a. Credibility
Komunikasi tersebut di mulai dengan membangun suatu kepercayaan.
Oleh karena itu untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja,
baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesan tersebut
berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.
b. Contex
Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup
atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu
dan memperlihatkan sikap partisipatif.
c. Content
Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan
memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak
dan bermanfaat.
d. Clarity
Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan
komunikannya.
e. Community and consistency
Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya
bervariasi, yang merupakan kontribusi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian
melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak
membingungkan audiensnya.
f. Channels
Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan
efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.
g. Capability of audience
Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan
dari audiensnya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebiasaan.
Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan
sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan
kampanye PR.
Pesan yang disampaikan harus dapat menyadarkan dan bisa
mempengaruhi. Dalam kompetisi, pesan-pesan disampaikan kepada wisatawan
potensial dengan memberikan serta membagikan bahan-bahan promosi
(promotion materials) kepada yang dianggap akan melakukan perjalanan
wisatawan (Yoeti, 1996:52).
I.6.5. Wisatawan
Wisatawan domestik adalah wisatawan dalam negeri, bukan wisatawan
yang datang dari negara lain. Umumnya, wisatawan domestik melakukan wisata
dan berekreasi ke bagian atau wilayah lain di negaranya untuk mengetahui sesuatu
negeri biasanya hanya ingin melepas rasa penasaran akan tempat yang diyakini
menakjubkan atau menyenangkan.
Di Indonesia sendiri, banyak sekali wisatawan domestik yang berwisata
untuk melepas penat karena kesibukan mereka setiap harinya. Orang
sendiri memang dikenal sebagai pelancong.
Orang Indonesia sangat suka bepergian ke tempat-tempat lain di
negerinya. Hal ini terjadi karena banyak sekali tempat menarik yang bisa
dikunjungi sehingga wisatawan domestik indonesia tidak perlu bingung mencari
tempat
I.6.6. Teori AIDDA
Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan
oleh strategi komunikasi, dalam hal ini peranan komunikator lah yang sangat
penting. Di sini, komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan
perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor-faktor
yang terdapat pada komponen media atau komponen komunikan yang membuat
efek yang diharapkan tidak kunjung tercapai.
Untuk itu dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan
pendekatan yang disebut A-A Prosedure atau Attention to Action Procedure. A-A
Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat
AIDDA, yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision
Di mulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan
merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah
terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest),
yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan
dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk
melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya saja, hasrat saja
pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus
dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk
melakukan kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator untuk
melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku.
I.7. Kerangka Konsep dan Variabel Operasional
Menurut Nawawi (2003:40) kerangka konsep merupakan hasil pemikiran
rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian
yang akan dicapai. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan secara
sistematis variabel-variabel penelitian yang menjadi kerangka operasional.
Setelah mengemukakan kerangka teori, maka ada beberapa konsep yang
Tabel 1
Variabel Operasional
Kerangka Konsep Variabel Operasional
Variabel Bebas (X) Promosi Pemasaran
1. Defenisi Promosi merupakan suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau
pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
2. Bentuk-bentuk Pemasaran
3. Tujuan Pemasaran adalah
untuk memenuhi kebutuhan, aktivitas pariwisata untuk mengenal
lingkungan, objek wisata
I.8. Defenisi Variabel Operasional
Defenisi operasional merupakan unsur penelitian untuk mengetahui
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi
operasional adalah suatu informasi yang sangat membantu peneliti lain yang akan
menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46).
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas
a. Promosi Pemasaran
- Pengenalan produk, periode awal dimana konsumen diinformasikan
mengenai produk yang baru. Promosi produk tersebut dimaksudkan untuk
memperkenalkan produk dan membuat konsumen menyadari akan
keberadaannya
- Branding, suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya
untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau
perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan
produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu
merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk,
persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang
tinggi.
- Harga, merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan
karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
- Kualitas, Menurut J.R. Evans dan W.M. Lindsay dalam buku “The
Management and Control of Quality”, Bahwa Kualitas dapat diartikan
sebagai: Kesempurnaan, Konsistensi, Menghilangkan kerugian, Kecepatan
pengiriman, Proses mengikuti prosedur dan kebijakan, Menghasilkan
produk yang baik dan berguna, Melakukan yang benar dari awal,
Memanjakan atau menyenangkan pelanggan dan Pelayanan dan kepuasan
total bagi pelanggan.
b. Bentuk-bentuk Pemasaran
- Direct Selling, (Penjualan Langsung) adalah : Metode penjualan barang
dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar
lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh
Mitra Usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan
dan iuran keanggotaan yang wajar.
- Media, Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belaja
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
(Sadiman, 2002: 6)
- Publisitas, merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi yang lain
seperti periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya,
media bersedia mempublisitas suatu cerita apabila materinya dirasakan
- Outdoor, Ruang terbuka (Outdoor) merupakan media atau prasarana yang
memberikan keleluasaan baik pada gerak fisik (psikomotorik), maupun
emosi (afeksi) dan berpikir (kognisi) bagi pesertanya.
- Face to face, komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal atau nonverbal.
c. Tujuan Pemasaran
- Peningkatan Penjualan
- Produk Selling
d. Isi Pesan
- Tata Bahasa, ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur
penggunaan bahasa, Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang
mempelajari bahasa yaitu linguistik.
- Sistem Penulisan, dibuat dengan dua tujuan. Pertama, sebagai guidance
bagi penulis untuk menyusun bab-bab yang belum terselesaikan, yaitu bab
dua dan seterusnya. Kedua, untuk mempermudah pembaca dalam
menyimak dan memahami keseluruhan bagian skripsi, tesis atau disertasi.
2. Variabel Terikat ( Kunjungan Wisatawan)
- Jumlah Pengunjung, Seberapa banyak orang yang mengunjungi sebuah
objek wisata.
- Identitas Pengunjung, keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan
ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari factor-faktor biologis,
- AIDDA
a. Attention, hal memperhatikan, apa yang diperhatikan. Komunikator harus
menimbulkan daya tarik sehingga dapat membangkitkan perhatian komunikan
terhadap pesan yang disampaikan, motif-motif pada diri komunikan untuk
mengunjungi suatu objek wisata, suatu proses dimana objek dan kondisi yang
melingkupi seseorang, berfungsi sebagai perangsang-perangsang stimuli yang
menjelmakan sesuatu intensitas tanggapan.
b. Interest, kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, adanya kebutuhan
komunikan terhadap hiburan dan hal-hal yang dapat membuat rileks, sehingga
berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya.
c. Desire, keinginan (harapan) yang kuat. Disini komunikan sudah memiliki
keinginan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan kepadanya.
d. Decision, perihal yang berkaitan dengan keputusan, segala putusan yang telah
ditetapkan (telah difikirkan, dipertimbangkan dan sebagainya), komunikan
memutuskan untuk mengunjungi objek wisata tersebut dengan berbagai
persiapan yang sudah di rencanakan sebelumnya.
e. Action, kegiatan, usaha, pekerjaan. Komunikan melakukan kegiatan atau
tindakan wisata dan pada akhirnya ia dapat merasakan kepuasan setelah
I.9 Metode Penelitian I.9.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu hanya
memaparkan situasi atau peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi.
I.9.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Museum Rahmatshah Jl.S.Parman No 309
Medan.
I.9.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini sendiri akan di mulai pada bulan Maret 2011 dengan lama
penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila data yang diperoleh telah
mencukupi, maka penelitian akan dihentikan.
I.9.4 Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan demikian populasi
dan sampel ditetapkan dengan menggunakan ”accidental sampling” yang
merupakan penarikan sampel dengan cara memilih responden secara langsung.
Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sedang berkunjung di
Museum Rahmatshah, sedangkan jumlah sampel yang ditetapkan berkisar 30
I.9.5 Tekhnik Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku
serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Didalam proses penggunaan data, penulis menggunakan metode wawancara
terstruktur yaitu suatu model pengumpulan data yang menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disusun secara sistematis.
Adapun model wawancara yang digunakan adalah “ProjectiveQuesioner”
yang merupakan model pertanyaan yang memberi kesempatan kepada responden
untuk memilih jawaban yang telah disediakan.
Sebagai contoh :
No. Pertanyaan Jawaban Kode
1 Jenis kelamin 1. Pria
2. Wanita
I.10 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan SPSS Windows untuk
melakukan analisa dan interpretasi data. Alasan nya karena penggunaan program
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.I. PUBLIC RELATIONS
II.I.1. Pengertian Public Relations
Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni
menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam
kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.
Public relations adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus
dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik
antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public
relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin
komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas,2002).
Pengertian public relations adalah interaksi dan menciptakan opini publik sebagai
input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang
profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus
karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang
bersangkutan (Maria,2002:7).
Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public
relations adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra
Sedangkan Marston mengatakan “public relations adalah suatu
perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi
persepsi masyarakat” (1999, 1).
Scholz (1999,2) mengatakan bahwa “public relations adalah suatu
perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui
pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik
untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.
Menurut IPRA (International Public relations Association) Humas adalah
fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi
dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati,
dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan
penelitian opini publik di antara mereka.
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk
memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan
membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat
mengerti dan menerima sebuah situasi.
Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program
dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya
mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara
organisasi dan masyarakatnya.
Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan
oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan
harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan
psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.
Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi, berbicara di depan
publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis.
II.I.2. Fungsi Public Relations
Berbicara mengenai fungsi public relations, sebenarnya dapatlah
dijelaskan secara sederhana bahwa public relations itu pada dasarnya adalah
untuk mengembangkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di
luar suatu instansi.
Secara praktisi, bila berbicara mengenai fungsi dari public relations itu
sendiri, tidak akan terlepas begitu saja kaitannya dengan kegiatan public relations.
Karena melalui kegiatan public relations itu dapat secara langsung diketahui
mengenai fungsi apa saja yang dilakukan oleh kegiatan public relations itu, baik
kegiatannya dalam bentuk external maupun internal.
Seperti pendapat Scott M.Cutlip dan Allen H.Center dalam buku mereka
”Effective Public Relations” menjelaskan bila kegiatan public relations itu
bersifat internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :
1. Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah
maupun sedang berjalan.
2. Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan
terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun
Sedangkan pengertian kebijaksanaan dalam membicarakan fungsi public
relations secara internal ini dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk :
a. Masalah kepemimpinan (leadership)
b. Cara melaksanakan kepemimpinan
c. Hubungan dengan publik karyawan, apakah dalam bentuk seperti :
- Upah yang cukup
- Perlakuan yang adil
- Ketenangan bekerja
- Perasaan diakui
- Penghargaan akan prestasi kerja
- Jaminan sosial baik untuk karyawan dan keluarganya.
d. Mengadakan Public relations Counseling apakah dalam bentuk Directive
atau Non-Directive Public relations Counseling, khususnya dilakukan
kepada publik karyawan dalam rangka untuk menumbuhkan motivasi
mereka.
e. Mengadakan hubungan dengan pemegang saham dalam bentuk seperti :
- Memberikan laporan, apakah menyangkut kemajuan perusahaan atau
keadaan status dari modal perusahaan melalui laporan neraca aktiva
perusahaan.
- Mengirimkan majalah organisasi
- Mengadakan pertemuan secara berkala.
Lebih jauh Bertrand R.Canfield dalam bukunya ”Public relations Principles
relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu
bersifat internal maupun eksternal. Akan tetapi fungsi public relations itu haruslah
mencakup kepada hal berikut :
1. It should serve the public’s interest 2. Maintain good communication 3. And stress good morals and manners
(Ruslan, 2003 :41)
Pendapat Bertrand R.Canfield tersebut bila diterjemahkan dan diartikan,
maka adapun fungsi public relations itu adalah :
1. Mengabdi kepada kepentingan publik
2. Memelihara komunikasi yang baik
3. Kegiatan public relations itu ketika menjalankan fungsinya harus
menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.
Sejalan dengan pendapat dari Bertrand R.Canfied diatas, maka
bilakegiatan dari fungsi itu dihubungkan dengan manajemen menurut Howard
Stephenson dalam bukunya ”Handbook of Public Relations” menjelaskan fungsi
dari public relations pada dasarnya akan mencakup kepada arti sebagai berikut :
1. Public relations is based on a social philosophy of management 2. Public relations is a social philosophy expressed in a policy decisions 3. Public relations is a action resulting from sound police
4. Public relations is a communication
Pengertian pendapat diatas, bila dituangkan ke dalam Bahasa Indonesia
akan mempunyai arti :
1. Public relations merupakan dasar falsafah sosial dari manajemen.
2. Public relations itu adalah falsafah sosial yang dinyatakan melalui
pengambilan keputusan.
3. Public relations itu merupakan hasil kegiatan yang berasal dari suara
kebijaksanaan.
4. Public relations itu adalah komunikasi.
Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi kepada pihak
perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang
lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari
konsumen. Tetapi jika fungsi public relations yang dilaksanakan dengan
baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki,
mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan
suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka
diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan
kinerjanya.
Mengenai fungsi dari kegiatan public relations yang berbentuk external,
maka public relation secara garis besarnya harus dapat merubah pendapat publik
di luar suatu instansi atau perusahaan sekaligus dapat mempengaruhi publik untuk
mendukung kebijaksanaan mengenai hal-hal tertentu. Sehingga pada tahap
selanjutnya akan terbentuklah suatu bentuk pendapat publik yang favourable
Istilah favorable khususnya bila dikaitkan kepada fungsi dari kegiatan
external public relations mempunyai arti bahwa kegiatan itu dilakukan adalah
untuk memperoleh keuntungan bersama diantara publik yang berkepentingan.
Seperti pendapat Scott M.Cultip dan Allen H.Center menjelaskan bahwa
adapun fungsi public relation bila diarahkan keluar adalah untuk memberikan atau
menyebarkan pernyataan-pernyataan kepada publik (Widjaja, 1986 :45).
II.I.3. Tujuan Public Relations
Di dalam menguraikan tujuan dari public relations ini, terlebih dahulu
haruslah dibagi pengertian tujuan public relations tersebut berdasarkan
kegiatannya.
Diketahui secara teoritisi, pembagian kegiatan public relations dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Tujuan berdasarkan kegiatan internal public relations b. Tujuan berdasarkan kegiatan external public relations
Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal
ini mencakup kepada beberapa hal yaitu :
1. Mengadakan suatu penelitian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik
terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan
perusahaan yang sedang dijalankan.
2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang
sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang diterapkan perusahaan
3. Memberikan penerangan kepada publik kartawan mengenai suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada
berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai
perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya
diharapkan publik karyawan akan tetap well inform.
4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan
kegiatan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dalam prakteknya untuk mencapai
target yang diinginkan, seorang top manager/ pucuk pimpinan harus selalu
berorientasi kepada kepentingan publik (public interest). Seperti pendapat
Philip Lesly dalam bukunya ”Public relations Handbook” menjelaskan
mengenai masalah hubungan dengan karyawan (employee relations), maka
tujuan dari internal public relations akan efektif bila seorang top manager
dapat menciptakan kegiatan dari tujuan tersebut sebagai berikut :
a. Dapat langsung menjelaskan mengenai tujuan baik dan perhatian
pimpinan terhadap pribadi karyawan baik dalam arti perorangan
maupun juga dalam arti luas yaitu publik karyawan.
b. Meringankan atau menghilangkan perasaan yang tertekan serta
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan isi
hati dan perasaan nya.
c. Menghilangkan hal yang menggangu pikiran dan mengembalikan
menghadapi situasi pekerjaan, karyawan tersebut dapat secara
maksimal diharapkan bekerja efektif kembali.
d. Menolong karyawan agar ia dapat lebih mengenal akan pribadinya.
(Effendy, 1986 :47)
Dengan demikian berdasarkan uraian yang diberikan oleh Lesly tersebut
dapat diambil pengertian, bahwasannya bila seorang pimpinan dalam menjalankan
tujuan dari kegiatan internal public relations sebaiknya memperlakukan tiap
publik karyawan dengan sikap yang sama dengan tidak membedakan tingkat di
tempat dia bertugas termasuk juga pendidikannya. Dengan kata lain perkataan
seorang top manager harus dapat mencerminkan di dalam berbagai tindakannya
bertindak adil, tidak berat sebelah, jujur, dan bijaksana.
Berdasarkan uraian yang ada, dapatlah ditambahkan peranan public
relations itu dalam perusahaan bila ditujukan kepada kegiatan yang bersifat
internal public relations, maka hubungan dengan karyawan (employee relations)
tersebut dapat diselenggarakan dalam dua bentuk kegiatan pada suatu perusahaan.
1. Hubungan secara formal
2. Hubungan secara informal.
Hubungan secara formal menyangkut kepada hubungan rasional dalam
situasi kerja dalam perusahaan. Dalam hal ini dapat diwujudkan kepada tata
hubungan berupa kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap publik karyawan
berdasarkan garis organisasi yang sudah ditetapkan oleh pimpinan.
Salah satu usaha untuk mengatasi kesukaran atau hambatan bila terjadi
(upward communication), maka sebaiknya seorang top manajer melalui
departemen hubungan masyarakatnya (public relations department) memberikan
kesempatan kepada publik karyawan untuk menyatakan pendapatnya secara bebas
melalui ”Kotak Saran atau ”Suggestion Box” yang ditempatkan pada
masing-masing divisi dalam suatu perusahaan.
Hubungan secara informal pada masalah yang sama, yaitu hubungan yang
diselenggarakan dalam suatu perusahaan antara seorang pimpinan dengan
bawahan yang menyangkut situasi kerja dengan ditandai adanya bentuk hubungan
yang erat atau pribadi melalui pernyataan mengenai perasaan, keinginan serta
hasrat dari masing-masing karyawan. Dengan singkat dapat ditegaskan bahwa,
hubungan yang bersifat informal ini dapat diwujudkan melalui pengamatan dari
sikap, pendapat dan tingkah laku pribadi.
Oleh karenanya untuk menghindari kesalahpahaman antara pimpinan
dengan publik karyawan melalui tujuan dari kegiatan internal public relations ini,
maka sebaiknya pihak perusahaan menyelenggarakan kegiatan darma wisata,
olahraga, temu-muka, aksi-sosial, dimana seluruh kegiatan ini bertujuan untuk
memupuk hubungan yang erat antara pimpinan dengan publik karyawan, sehingga
pada tahap selanjutnya dapat diharapkan karyawan itu dapat menjadi seorang
partisipan yang baik dalam menghadapi tugas yang dibebankan oleh perusahaan
kepadanya dalam situasi kerja.
Kemudian terhadap tujuan dari public relations berdasarkan bentuk
kegiatan external relation, dimaksudkan adalah untuk mendapatkan dukungan dari
a. Memperluas langganan atau pemasaran
b. Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna
bagi publik dalam arti luas
c. Mencari dan mengembangkan modal
d. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna
mendapatkan opini publik yang positif.
Oleh Karenanya seorang pemimpin perusahaan perlu lebih
memperhatikan melalui departemen hubungan masyarakat (public relations
departemen) untuk memikirkan sesuatu langkah dalam mendayagunakan tujuan
dari kegiatan external public relations itu.
Seperti diketahui, bahwa secara praktisi tujuan external public relations itu
harus dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana mempunyai sifat
informatif dan persuasif, guna memperoleh dukungan dari publik ataupun juga
merubah pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.
Berdasarkan uraian yang ada, adapun langkah-langkah yang perlu
diperhitungkan oleh badan kehumasan itu (public relations departemetn) dalam
menyampaikan informasi mengenai sesuatu gagasan, ide-ide, ataupun bersifat
memperkenalkan sesuatu barang industri, maka pesan komunikasinya
mempertimbangkan hal sebagai berikut :
1. Pesan komunikasi harus disampaikan secara jujur, objektif dan harus
direncanakan sehingga mencakup unsur ketelitian, juga untuk
2. Penyelenggaraan kegiatan dari external public relations itu harus melalui
teknik komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication).
Maksudnya seorang petugas kehumasan (public relations officer) itu tidak
saja terbatas hanya cakap dan terlatih terhadap penerimaan informasi yang
datang dari publik sebagai efek komunikasi, tetapi juga cakap dan terlatih
terhadap penerimaan informasi yang datang dari publik sebagai efek
komunikasi.
3. Isi dari penyampaian informasi harus didasarkan kepada kepentingan
publik, sehingga ketika pesan komunikasi itu disampaikan, akan
menimbulkan tingkat kepercayaan dan rasa simpati di hati publik. Dimana
pada tahap selanjutnya diharapkan publik mendukung pesan komunikasi
yang disampaikan kepada mereka.
Mengingat pelaksanaan kegiatan tersebut sedemikian pentingnya, maka
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari tujuan berdasarkan kegiatan external
public relations itu, maka diperlukan suatu strategi komunikasi yang antara lain
mencakap kepada beberapa hal ;
1. Seorang petugas kehumasan harus menyusun staff yang terlatih bagi
penugasan kegiatan external public relations.
2. Seorang petugas kehumasan harus mampu mengadakan analisa dan
penilaian terhadap sikap, pendapat maupun juga tingkah laku publik
melalui efek komunikasi yang diterimanya.
3. Seorang petugas kehumasan harus dapat mengadakan kegiatan riset
Apalagi bila kegiatan public relations itu diarahkan kepada usaha untuk
memperkenalkan sesuatu barang industri mencari lokal bagi membuka
cabang atau perwakilan sesuatu perusahaan tertentu melalui kegiatan
public relations research yang mencakup kepada dua hal :
a. Mengadakan studi kelayakan (feasibility study)
b. Mengadakan survey pemasaran (market survey)
II.2. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan informasi dua arah antara pihak-pihak
atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran.
Komunikasi pemasaran dapat menginformasikan dan membuat konsumen
potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi
pemasaran dapat berusaha membujuk potensial agar berhasrat masuk ke dalam
hubungan pertukaran.
Atau secara luas komunikasi pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan
kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta
mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua
pihak untuk berbuat lebih baik (Swastha, 1990:23).
Semua pihak terlibat dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara
yang sama yaitu mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai tercipta hubungan
pertukaran yang memuaskan. Pertukaran informasi, penjelasan–penjelasan yang
Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan
penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus
informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih
efisien dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran
yang memuaskan.
Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar
sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono,
1997:219).
Ada tiga unsur pokok dalam struktur komunikasi pemasaran yaitu
(Tjiptono, 1997:219-220):
1. Perilaku Komunikasi, yang terdiri dari pengirim (sender) atau komunikator
yang menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikasi pesan.
Dalam konteks ini, komunikatornya yaitu produsen/perusahaannya,
sedangkan komunikasinya adalah khalayak, seperti pasar pribadi, pasar
organisasi, maupun masyarakat umum (yang berperan sebagai initiator,
influencer, decider, purchaser, dan user).
2. Material Komunikasi, seperti:
A. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim
B. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau
non verbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan
C. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi. Pilihan media
komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non-personal.
Media personal dapat dipilih dari tenaga penganjur (misalnya
konsultan), tenaga ahli profesional, atau dari masyarakat umum. Media
non-personal meliputi media massa (radio, TV, internet, koran,
majalah, tabloid), kondisi lingkungan (ruangan, gedung) ataupun
peristiwa tertentu (hari-hari besar atau special).
D. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh
penerima.
E. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan
respon yang dikirim kembali oleh penerima.
F. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat
kelancaran proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan
yang biasanya menghambat proses komunikasi pemasaran yakni,
gangguan fisik, masalah semantik/bahasa, perbedaan budaya, efek
status, dan ketiadaan umpan balik.
3. Proses Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada
penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada
pengirim) yang akan memerlukan dua kegiatan yakni encoding (fungsi
pengirim) yaitu proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik
menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima dan decoding
(fungsi penerima) adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol