PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN
PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI
TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN
KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROVINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
AGUS MUHARDI AMIN
087017041/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS
PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN
KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA
Nama Mahasiswa : Agus Muhardi Amin Nomor Pokok : 087017041
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof. Dr. Erlina, SE., M.Si., Ak) (Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 16 Februari 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak Anggota : 1. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, Januari 2011
Yang membuat pernyataan,
PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN
KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROVINSI SUMATERA UTARA
Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak dan Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, pengujian metode dengan analisis regresi berganda dengan melakukan uji kualitas data, uji asumsi klasik sebelum mendapatkan model penelitian yang terbaik. Variabel dalam penelitian ini adalah Kompetensi, Sistem Akuntansi Instansi (SAI), sebagai variabel independen dan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan sebagai variabel dependen. Sampel penelitian adalah pegawai bagian keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara berjumlah 32 orang.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kompetensi dan SAI secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian. SAI secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.
THE INFLUENCE OF COMPETENCE AND ACCOUNTING SYSTEM OF INSTITUTION TO THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT
RESPONSBILITY PARTIALLY ON TECHNICAL OPERATOR UNIT (TOU) OF NATIONAL EDUCATIONAL MINISTRY
OF NORTH SUMATERA
Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak and Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
ABSTRACT
The aim of the study is to find out and to analyze whether the Competence and Accounting System of Institution influences the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously or partially.
Tha analysis method used in this study is quantitative method using double regression analysis by doing data quality test, classic assumption test to get the right study model. To measure the quality of data was done by reliability and validity test. The variable in this study is Competence, Accounting System of Institution becomes the independent variable and Quality of Financial Report Responsbility becomes the dependent variable. The samples are the 32 financial staff on Technical Operator Unit (TOU) of National Educational Ministry of North Sumatera.
The result of the study shows that the Competence and SAI influence to the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously. It matches to the research hypothesis, meanwhile SAI do not influence the Quality of Financial Report Responsbility partially.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul
“Pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara”.
Tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Magister
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak sebagai
Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk
perbaikan hingga selesainya tesis ini.
4. Ibu Tapi Anda Sari Lubis, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Magister
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak
sebagai Dosen Pembanding.
memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan penulisan
untuk menyusun tesis ini.
6. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan
penulisan untuk menyusun tesis ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Pascasarjana yang telah membekali ilmu dan
pengetahuan penulis selama mengikuti perkuliahan di Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
8. Secara khusus dan teristimewa kepada istriku (Sundari, S.Sos) dan kedua anakku
(Chalila Fitria Amin dan Fatih Razzan Amin) tersayang yang banyak memberikan
dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.
9. Sembah sujud Ananda kepada kedua orang tua (Mhd. Aminnullah dan Nurhayati
Br. Pohan) dan mertuaku (Sujarno dan Sulimah) yang telah mengasuh,
membesarkan, mendidik, mendoakan dan selalu memberi motivasi kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
10. Kepada adik-adikku (Taufik, Ganda, Rina dan Teguh) yang selalu memberikan
dukungan dan mendoakan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
11. Teman-temanku seperjuangan Angkatan XV Program Magister Akuntansi
Sekolah Pascasarjana USU yang telah banyak membantu pada masa perkuliahan
dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu
12. Bapak dan Ibu tata usaha Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana
USU.
13. Kepada teman-teman kantorku (Okta, Jafni, Bastian, Zakaria) atas dukungan,
bantuan dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari dengan kemampuan dan pengetahuan yang sangat terbatas,
penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis adanya kritik dan
saran yang konstruktif demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi
kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin...
Medan, Februari 2011
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Agus Muhardi Amin
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 26 Nopember 1979
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Setia Budi Pasar 1 Gg. Anyelir X Medan
Telp/HP : 081370705410
Pendidikan
- Tamatan Sekolah Dasar Negeri 060827 Medan tahun 1992.
- Tamatan Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Medan tahun 1995.
- Tamatan Sekolah Menengah Ekonomi Atas Sw “YPK” Medan tahun 1998.
- Tamatan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara tahun 2003.
- Tamatan Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU tahun 2011.
B. Pengalaman Kerja
- Bekerja di Kantor Pemerintahan Kementerian Pendidikan Nasional Lembaga
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 9
2.1. Landasan Teori ... 9
2.1.1. Pengertian Kompetensi ... 9
2.1.2. Pengertian Sistem Akuntansi Instansi ... 16
2.1.3. Peran dan Tujuan Laporan Keuangan Kementerian/ Kelembagaan ... 19
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 26
3.1. Kerangka Konsep ... 26
3.2. Hiptesis Penelitian ... 28
BAB IV METODE PENELITIAN... 29
4.1. Jenis Penelitian ... 29
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 29
4.3. Populasi dan Sampel ... 29
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 30
4.5. Definisi Operasional Variabel ... 30
4.6. Teknik Analisis Data ... 34
4.6.1. Uji Kualitas Data ... 34
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 36
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
5.1. Hasil Penelitian ... 40
5.1.1. Karakteristik Penelitian ... 40
5.1.2. Uji Kualitas Data ... 41
5.1.3. Uji Asumsi Klasik ... 44
5.1.4. Pengujian Hipotesis ... 47
5.2. Pembahasan ... 49
5.2.1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan ... 50
5.2.2. Pengaruh SAI terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan ... 52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
6.1. Kesimpulan ... 55
6.2. Keterbatasan ... 55
6.3. Saran ... 56
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 25
4.1. Definisi Operasional Variabel ... 33
5.1. Pengumpulan Data ... 40
5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kerja ... 41
5.4. Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1) ... 42
5.5. Uji Validitas Variabel SAI (X2) ... 42
5.6. Uji Validitas Variabel Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan (Y) ... 43
5.7. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 43
5.8. Nilai Tolerance dan VIF ... 45
5.9. Nilai Koefisien Determinasi ... 47
5.10. Hasil Pengujian Hipotesa Uji F ... 48
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Kerangka SAI ... 19
3.1. Kerangka Konseptual ... 26
5.1. Histogram Uji Normalitas ... 44
5.2 Normal P - P Plot ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
I. Kuesioner Penelitian ... 60
II. Data Nilai Jawaban Responden ... 63
III. Hasil Olah Penelitian ... 66
PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN
KEUANGAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROVINSI SUMATERA UTARA
Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak dan Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, pengujian metode dengan analisis regresi berganda dengan melakukan uji kualitas data, uji asumsi klasik sebelum mendapatkan model penelitian yang terbaik. Variabel dalam penelitian ini adalah Kompetensi, Sistem Akuntansi Instansi (SAI), sebagai variabel independen dan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan sebagai variabel dependen. Sampel penelitian adalah pegawai bagian keuangan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara berjumlah 32 orang.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kompetensi dan SAI secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian. SAI secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan.
THE INFLUENCE OF COMPETENCE AND ACCOUNTING SYSTEM OF INSTITUTION TO THE QUALITY OF FINANCIAL REPORT
RESPONSBILITY PARTIALLY ON TECHNICAL OPERATOR UNIT (TOU) OF NATIONAL EDUCATIONAL MINISTRY
OF NORTH SUMATERA
Agus Muhardi Amin, Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak and Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak
ABSTRACT
The aim of the study is to find out and to analyze whether the Competence and Accounting System of Institution influences the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously or partially.
Tha analysis method used in this study is quantitative method using double regression analysis by doing data quality test, classic assumption test to get the right study model. To measure the quality of data was done by reliability and validity test. The variable in this study is Competence, Accounting System of Institution becomes the independent variable and Quality of Financial Report Responsbility becomes the dependent variable. The samples are the 32 financial staff on Technical Operator Unit (TOU) of National Educational Ministry of North Sumatera.
The result of the study shows that the Competence and SAI influence to the Quality of Financial Report Responsbility simultaneously. It matches to the research hypothesis, meanwhile SAI do not influence the Quality of Financial Report Responsbility partially.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik.
Perubahan sistem hubungan keuangan pusat/pemerintahan & daerah dengan
pengawasan oleh stakeholders atas pengelolaan keuangan negara/daerah. Bentuk
reformasi adalah penataan peraturan perundang-undangan; penataan kelembagaan;
penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah; dan pengembangan sumber
daya manusia di bidang keuangan.
Tujuan sistem pengelolaan keuangan kementerian/kelembagaan adalah
memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang ada
di bawah organisasi kementerian/kelembagaan, memahami siklus keuangan
kelembagaan, memahami jenis-jenis laporan keuangan kelembagaan dan memahami
proses pertanggungjawaban keuangan kelembagaan. Dasar hukum
pertanggung-jawaban UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara; UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara; UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;
UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah; PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU; PP No.
Pengelolaan Keuangan Daerah; PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Asas umum yang dibutuhkan adalah akuntabilitas: keuangan & kinerja,
profesionalitas: di lingkungan pengelola keuangan & pengguna anggaran/barang dan
proporsionalitas: alokasi sesuai target kinerja. Keterbukaan Pemeriksaan secara
independen atas pengelolaan negara dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku
pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang kementerian/lembaga yang dipimpinnya. Diserahkan
kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola
keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Kepala SKPKD selaku pejabat pengelola keuangan
daerah/PPKD Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD selaku pejabat Pengguna
Anggaran/Barang Daerah Sekretaris Daerah selaku koordinator (PP No. 58/2005).
Laporan keuangan kementerian/kelembagaan adalah bentuk pertanggung-
jawaban atas pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca
dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Keandalan laporan keuangan dapat
diuji dengan laporan keuangan yang dihasilkan oleh Satuan Kerja (satker) dengan
proses rekonsiliasi. Sedangkan pengertian rekonsiliasi adalah proses pencocokan data
transaksi keuangan yang diproses dengan sistem yang berbeda berdasarkan dokumen
sumber yang sama. ADK (Arsip Data Komputer) merupakan hasil pemprosesan Buku
rekonsiliasi dengan data SAU KPPN. Sedangkan satker dinyatakan telah melakukan
rekonsiliasi dengan KPPN apabila hasil rekonsiliasi tersebut sudah menunjukkan
kesesuaian data dan telah dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi.
Sehubungan dengan pentingnya SAI dalam membuat laporan keuangan
instansi, maka diharapkan setiap instansi pemerintah dan tidak terkecuali bagi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara
untuk menyelenggarakan SAI sebagai sistem akuntansi guna menyampaikan laporan
keuangan instansi kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Hakikat dan fungsi rekonsiliasi adalah pencocokan data antara dua pihak yang
terpisah dengan maksud untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan
masing-masing pihak. Secara keseluruhan bahwa implementasi di Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara telah dan akan menuju
pada keandalan laporan keuangan.
Implementasi di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan
Nasional Provinsi Sumatera Utara selama ini sudah berjalan dengan baik, tetapi
masih ada kendala. Masih ada satuan-satuan kerja (satker) sebagai pengguna
anggaran, sering terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan oleh satker ke
KPPN dan UAPPA-W, karena dipengaruhi oleh SDM sehingga kurang efektif dan
efisien. Berdasarkan identifikasi kendala di atas, maka Sistem Akuntansi Instansi saat
ini sangat besar pengaruhnya terhadap laporan keuangan, karena sanksi
keterlambatan penyampaian laporan keuangan bagi instansi dapat berdampak buruk
Pengaruh kinerja yang dimaksud adalah apabila Kuasa Pengguna Anggaran
yakni satker tidak menyampaikan laporan keuangan tersebut, KPPN dapat menunda
penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas Surat Perintah Membayar
(SPM) yang diajukan oleh Satker. Prestasi dalam penyampaian laporan keuangan
yang menyangkut ketepatan waktu dan keakuratan data dengan menyertakan hasil
rekonsiliasi (pencocokan SAI dan SAU) dan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) dari
KKPN.
Dalam suatu sistem akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian, maka
baik buruknya sistem akuntansi sangat mempengaruhi Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara dalam melakukan
pengendalian internal dalam aktivitas perusahaan khususnya dalam pembuatan
pertanggungjawaban laporan keuangan.
Laporan keuangan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional
Sumatera Utara meliputi: neraca, laporan realisasi anggaran dan catatan atas laporan
keuangan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan. Mengingat
begitu pentingnya penerapan sistem akuntansi instansi pada Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara, maka Sistem Akuntansi
Instansi yang memadai merupakan hal yang mutlak agar terciptanya pertanggung-
jawaban laporan keuangan yang lebih baik. Tanpa adanya SAI yang baik, Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara
mungkin tidak dapat memproses transaksinya secara jelas, terinci dan terstruktur dan
dipercaya yang diperlukan untuk dijadikan dasar dalam penyusunan laporan
keuangan.
Sejalan dengan perkembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
di bidang ketenagakerjaan, kebutuhan akan tenaga kerja yang mempunyai
produktivitas tinggi diperlukan bagi semua pihak, baik lembaga swasta maupun
instansi pemerintahan. Hal ini disebabkan peran SDM sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, di mana SDM yang kompeten merupakan salah
satu asset penting bagi lembaga untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan bahwa karakteristik kualitatif
laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik
berikut ini merupakan prsyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan
pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yakni:
1. Relevan, yang berarti informasi harus memiliki feedback value, predictive value,
tepat waktu dan lengkap.
2. Andal, yang berarti informasi harus memiliki karakteristik penyajian jujur,
veriability, netralitas.
3. Dapat dibandingkan, berarti laporan keuangan dapat dibandingkan dengan
periode sebelumnya atau dapat dibandingkan dengan laporan keuangan entitas
lain.
4. Dapat dipahami, berarti bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
Dalam rangka memenuhi kriteria kualitatif laporan keuangan tersebut di atas,
pemerintah pusat mengembangkan sebuat Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(SAPP). SAPP akan menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
yang akan diperiksa terlebih dahulu oleh BPK-RI sebelum diserahkan ke DPR. SAPP
terdiri dari dua sub sistem yaitu Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) dan Sistem Akuntansi
Instansi.
Oleh karena itu kualitas informasi LKPP dipengaruhi oleh implementasi SiAP
dan SAI, karena pada dasarnya LKPP merupakan konsolidasi dari laporan keuangan
Kementerian/Lembaga. Dalam melakukan audit LKPP, BPK-RI menemukan
beberapa kelemahan terkait dengan pelaksanaan SAPP khususnya implementasi SAI
pada tingkat Kementerian, Eselon I, Wilayah maupun Satuan Kerja. Permasalahan
dalam implementasi SAI pada umumnya terkait dengan permasalahan kualitas
sumber daya manusia yang menjalankan SAI, kurangnya pemahaman terhadap SAI,
lemahnya pengendalian internal, kurangnya komitmen dan dukungan pimpinan
satuan kerja (Choirunisah, 2008).
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kompetensi dan
sistem akuntansi instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
pertanggungjawaban laporan keuangan pada Unit Pelaksana Teknis Kementerian
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah
kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, yaitu:
1. Peneliti, sebagai pengetahuan atas pemahaman terhadap akuntansi sektor publik.
2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi
Sumatera Utara, sebagai informasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dalam
keuangan daerah yang dapat mempengaruhi pertanggungjawaban laporan
keuangan.
3. Akademis, sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya dan memberi
masukan pada perkembangan akuntansi sektor publik.
1.5. Originalitas
Penelitian ini hanya mengambil idenya saja dari peneliti terdahulu
Choirunisah (2008) yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi
Kasus KPPN Malang)”. Kesimpulan penelitian ini bahwa kemampuan sumber daya
pengendalian merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi
laporan keuangan yang dihasilkan SAI pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN
Malang. Faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap relevansi informasi
sebagai indikator kualitas informasi adalah faktor kemampuan sumber daya manusia
dan pengorganisasian tim SAI.
Perbedaan peneliti dengan peneliti sebelumnya terletak pada variabel
independen. Pada penelitian sekarang penulis menggunakan variabel independen
Kompetensi dan SAI, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel
independen faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi
situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi seseorang dapat dilihat dari
tingkat kreativitas yang dimilikinya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan
kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah.
Catano (1998) menjelaskan pengertian kompetensi dari berbagai sumber.
Beberapa diantaranya adalah:
1.Kompetensi adalah kombinasi dari motif, sifat, keterampilan, aspek citra diri
seseorang atau peran sosial, atau suatu bagian dari pengetahuan yang relevan.
Dengan kata lain, kompetensi adalah setiap karakteristik individu yang mungkin
terkait dengan kesuksesan kinerja (Boyatzis, 1982, dalam Catano, 1998).
2.Pola karakteristik dan terukur pengetahuan, keterampilan, perilaku, keyakinan,
nilai-nilai, sifat dan motif yang mendasari, dan kemampuan kerja yang cepat dalam
mengaplikasikan pekerjaan (Linkage, Inc., 1996: 5, dalam Catano, 1998).
3.Keterampilan dan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjadi efektif
dalam pekerjaan (Manisfield, 1996, dalam Catano, 1998).
4.Keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk
5.Perilaku yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dasar dan untuk
meningkatkan prestasi kerja lebih tinggi (Miyawaki, 1996, dalam Catano, 1998).
6.Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari individu yang kausal berkaitan
dengan kinerja yang efektif dan/atau superior kriteria direferensikan dalam
pekerjaan atau situasi (Spencer & Spencer, 1993).
Definisi lain menyatakan kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan,
sikap dan perilaku yang menjadi karakteristik dari performance yang berhasil dalam
konteks yang spesifik (Cracklin & Carroll, 1998). Kompetensi merupakan
aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja
yang superior (LOMA’s Dictionary, 1998).
Dari definisi-definisi tersebut di atas, terdapat tiga hal pokok yang tercakup
dalam pengertian kompetensi, yaitu:
a. Kompetensi merupakan gabungan berbagai karakteristik individu. Kompetensi
tidak terdiri dari satu karakteristik saja. Kompetensi merupakan gabungan dari
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakteristik dasar lainnya dari individu.
b. Kompetensi selalu berkaitan dengan kinerja/perilaku. Kompetensi tampil dalam
bentuk kinerja/perilaku yang dapat diobservasi dan diukur (measurable). Jika
potensi yang belum ditampilkan dalam bentuk perilaku yang dapat observasi/
diukur tidak dapat dikategorikan sebagai kompetensi.
c. Kompetensi merupakan kriteria yang mampu membedakan mereka yang memiliki
kinerja yang unggul dan yang rata-rata.Kompetensi bukan sekedar aspek-aspek
menentukan optimalitas keberhasilan kinerja. Hanya karakteristik-karakteristik
yang mendasari kinerja yang berhasil/efektif yang dapat dikategorikan sebagai
kompetensi. Demikian karakteristik yang mendasari kinerja yang tidak efektif juga
tidak dapat dikategorikan kedalam kompetensi.
Oleh karena itu tidak semua aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja itu
merupakan kompetensi. Kompetensi hanya merupakan aspek-aspek pribadi (sikap,
keterampilan, motif, dan karakteristik lainnya) yang dapat diukur dan esensial untuk
pencapaian kinerja yang berhasil. Kompetensi menghasilkan perilaku-perilaku
kritikal dalam pekerjaan yang membedakan mereka yang menampilkan kinerja yang
superior dan yang tidak.
Solusi kreatif sering merupakan respon langsung terhadap berbagai persoalan
yang ada. Individu-individu yang kreatif mampu memberikan respon terhadap segala
permasalahan. Seorang yang kompeten mampu menyelesaikan masalah lebih baik
dibandingkan yang lainnya. Individu-individu seperti ini menikmati tantangan dan
cenderung untuk memandang permasalahan sebagai sebuah alat untuk mencapai
tujuan.
Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang
bagus tidaklah cukup. Dalam sebuah organisasi, sebuah solusi harus diperkenalkan
dan diterima oleh orang-orang yang bertanggung jawab terhadap hasilnya. Organisasi
itu harus terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan radikal yang mungkin terjadi.
pencarian solusi, dan tingkat kepuasan yang diharapkan dari solusi yang dihasilkan
sering menentukan tingkat kesuksesannya.
Inovasi menjadi sebuah kata kunci dalam dunia kompetitif seperti sekarang
ini. Kemampuan dalam menciptakan dan membuat suatu inovasi mempakan salah
satu kemampuan seseorang dalam mengimplementasikan impian dan meyakinkan
ide-ide yang ada pada diri mereka terhadap orang lain.
Kompetensi terkait dengan segala yang diketahui manusia tentang dirinya
maupun lingkungannya. Hal ini diperoleh manusia melalui panca indra melalui
rangkaian-rangkaian pengalaman manusia itu sendiri. Asumantri (1990: 104)
berpendapat bahwa kompetensi merupakan khasanah kekayaan mental yang secara
langsung atau tidak langsung dapat memperkaya kehidupan manusia. Dengan
kompetensi manusia dapat memecahkan berbagai macam permasalahan yang
dihadapinya sehingga kompetensi itu memiliki arti yang sangat penting dalam
kehidupan manusia.
Hal ini relevan dengan pendapat pakar di atas yang mengatakan bahwa
kompetensi sangat penting dalam kehidupan manusia karena kompetensi pada
hakikatnya merupakan produk kegiatan berpikir, artinya kompetensi yang
diwujudkan dalam pikiran manusia merupakan hasil kegiatan berpikir, tentang
informasi yang diterima (Asumantri, 1990: 105).
Kompetensi adalah sumber perubahan yang memiliki keterkaitan yang sangat
erat dengan perubahan sosial kemasyarakatan. Jika kondisi sosial kemasyarakatan
sebaliknya, jika kompetensi masyarakat meningkat, maka akan berdampak terhadap
perubahan kondisi sosial masyarakat (Ornstein & Hunkins, 1988: 125).
Kompetensi dapat diperoleh melalui belajar. Kegiatan belajar memungkinkan
individu memperoleh berbagai kognisi atau pengertian, kecakapan, keterampilan,
serta sikap dan perilaku. Bagi masyarakat, belajar memainkan peranan penting,
terutama dalam meneruskan kompetensi dan kebudayaan pada generasi penerus.
Lingkungan dapat menjadi sumber kompetensi yang sangat luas bagi individu
selama individu tersebut mau memanfaatkan energi pikirannya terhadap hal-hal yang
ditemui di lingkungan. Dengan demikian pada dasarnya kompetensi itu muncul dan
berkembang melalui proses belajar (learning process) dan melibatkan tiga domain
yaitu: domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Kompetensi itu
sendiri termasuk dalam domain kognitif (Bloom, 2003: 18). Kognitif, menurut Nasser,
dapat diartikan sebagai proses melalui mana informasi yang berasal dari indera
manusia ditransformasikan, direduksi, dielaborasi, dikembangkan dan digunakan.
Informasi dalam hal ini berarti masukan sensoris (sensory input) yang berasal dari
lingkungan yang menginformasikan tentang hal-hal yang sedang terjadi padaIndividu
(Morgan, 1986: 184).
Bloom mengemukakan bahwa kompetensi sebagai hasil belajar termasuk ke
dalam arah kognitif yang aspeknya terdiri dari:
1) Pengertian, dapat diartikan sebagai kegiatan mengingat:
a. Fakta-fakta dan istilah-istilah,
c. Melakukan abstraksi melalui pembuatan prinsip-prinsip, generalisasi, teori,
dan struktur.
2) Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti lebih dalam
mengenai materi yang telah dipelajari melalui kegiatan:
a. Menterjemahkan,
b. Menafsirkan,
c. Mengekstrapolasi informasi.
3) Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari dalam situasi tertentu.
4) Analisis, didefinisikan sebagai kemampuan merinci materi yang ada ke dalam
bagian-bagian dan membedakan:
a. Elemen-elemennya,
b. Hubungan-hubungannya, dan
c. Prinsip-prinsip organisasinya.
5) Sintesis, didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan beberapa
bagian menjadi satu kesatuan yang baru dalam bentuk:
a. Komunikasi yang unik,
b. Rencana operasi, dan
c. Seperangkat hubungan-hubungan yang abstrak.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi adalah suatu
sumber perubahan yang dilaksanakan dalam pemecahan masalah, perubahan sosial
dan penggerak untuk berbuat yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kerja.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model kompetensi merupakan
alat yang digunakan sebagai panduan oleh organisasi yang menggunakan pendekatan
kompetensi dalam manajemen SDM-nya. Di mana, model kompetensi itu berisi
deskripsi kompetensi-kompetensi yang diperlukan dalam tiap-tiap jabatan di dalam
organisasi tersebut. Model kompetensi yang disusun dapat digunakan sebagai dasar
dari perencanaan sumber daya manusia, di mana organisasi dapat mendefinisikan dan
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku-perilaku yang penting.
2.1.1.1. Pengetahuan
Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang karyawan karena
dengan demikian karyawan akan mempunyai semakin banyak pengetahuan
(pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai
masalah secara lebih mendalam, selain itu akan lebih mudah dalam mengikuti
perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard et.al, 1987 dalam Harhinto, 2004:
35). Untuk melakukan tugasnya, karyawan memerlukan pengetahuan (umum dan
khusus) dan pengetahuan mengenai bidang akuntansi dan sistem akuntansi. Secara
umum ada lima jenis pengetahuan yang harus dimiliki karyawan bagian keuangan
yaitu 11 (1). pengetahuan umum, (2). area fungsional, (3). isu akuntansi, (4). industri
2.1.1.2. Pengalaman
Menurut Mathis (2002), pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari
semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang
dengan sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan.
2.1.2. Pengertian Sistem Akuntansi Instansi
Sistem akuntansi keuangan instansi dapat dijelaskan secara rinci melalui
siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan yang ada dalam sistem
akuntansi. Tahapan tersebut adalah:
1. Dokumentasi transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis
transaksi keuangan tersebut,
2. Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal,
3. Meringkas (memposting) transaksi keuangan yang telah dijurnal dalam Buku
Besar,
4. Menentukan saldo buku besar di akhir periode dan memindahkan
saldo-saldo buku besar dalam neraca saldo-saldo,
5. Melakukan penyesuaian buku besar pada informasi yang paling up to date,
6. Menentukan saldo besar besar setelah disesuaikan,
7. Menyusun laporan keuangan,
8. Menutup buku besar,
9. Menentukan saldo buku besar dan menuangkan dalam Neraca Saldo Setelah
Sistem akuntansi instansi merupakan prosedur akuntansi yang dilaksanakan
sebagai Pertanggungjawaban Keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Dasar
hukum sistem akuntansi instansi tersebut adalah:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
5. Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
6. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
7. Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
8. Peraturan Menteri Keuangan No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun
Standar.
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 01/PB/2005 tentang Jurnal
Standar.
10.Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 24/PB/2006 tentang
Dalam sistem akuntansi instansi ada empat unit Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA), yaitu:
1.KPA-Kantor Pusat (KP).
2.KPA-Kantor Daerah (KD).
3.KPA-Dekonsentrasi (DK).
4.KPA-Tugas Pembantuan (TP) .
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) adalah unit akuntansi
instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat satuan kerja.
Kegiatan dalam SAK UAKPA adalah:
1. Merekam dok sumber: DIPA/SPM/SP2D/dll.
2. Mencetak Register Transaksi Harian.
3. Terima ADK BMN dari SAKPB dan posting data transaksi yang valid.
4. Cetak dan verifikasi buku besar.
5. Cetak LRA, kirim bersama ADK ke KPPN.
6. Rekonsiliasi dengan KPPN, buat BAR, perbaiki laporan bila perlu.
7. Cetak Neraca dan LRA, kirim bersama ADK ke UAPPA-W/UAPPA-E1.
8. Rekam dok Piutang, Persediaan, dan Konstruksi dalam Pengerjaan.
9. Menyusun CaLK dan SOR kirim bersama LK ke UAPPA-W/UAPPA-E1.
Gambar 2.1. Kerangka SAI
2.1.3. Peran dan Tujuan Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan
Laporan Keuangan negara adalah produk akhir dari proses akuntansi yang
telah dilakukan. Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang merupakan
bagian dari laporan keuangan negara penyusunannya harus memenuhi prinsip-prinsip
yang dinyatakan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 24/PB/2006
tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Nergara/Lembaga.
Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang dihasilkan dari masing-masing
unit kerja yang terdiri dari: Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 (UAPPA-E1), Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA).
SAI
SAK
SIMAK BMN
SATUAN KERJA SATKER
PENGGUNA BAPP
SATKER
Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan suatu hasil dari proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari
entitas kementerian/kelembagaan yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi
oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah yang memerlukannya. Laporan
keuangan kementerian/kelembagaan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Dengan demikian yang dimaksud dengan laporan keuangan kementerian/
kelembagaan adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi yang ada dalam
suatu kementerian/kelembagaan yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan pengambilan
keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya. Laporan keuangan
kementerian/kelembagaan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan. Yang dimaksud dengan transaksi ekonomi adalah aktivitas yang
berhubungan dengan uang sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran transaksi
ekonomi yaitu dengan menggunakan satuan uang.
Laporan keuangan kementerian/kelembagaan yang merupakan gabungan dari
laporan keuangan organisasi yang di bawah kementerian/kelembagaan disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas kementerian/kelembagaan selama satu periode
membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan
anggaran yang ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi suatu entitas kementerian/kelembagaan.
Laporan keuangan kementerian/kelembagaan bermanfaat dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi sosial maupun politik,
karena laporan keuangan kementerian/kelembagaan memberi informasi berikut ini:
a. Kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
b. Kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan
anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
c. Jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan
serta hasil-hasil yang telah dicapai.
d. Cara entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan
kasnya.
e. Posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang termasuk yang
berasal dari pajak dan pinjaman.
f. Perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan
umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara
spesifik tujuan laporan keuangan kementerian/kelembagaan adalah untuk menyajikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, Laporan Keuangan menyediakan informasi
mengenai entitas pelaporan dalam hal:
a. Aset.
b. Kewajiban.
c. Ekuitas Dana.
d. Pendapatan.
e. Belanja.
f. Transfer, dan
g. Pembiayaan.
Pembuatan Laporan Keuangan dilakukan oleh masing-masing instansi
pemerintah. Selanjutnya laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) menjadi Laporan Keuangan
Kementerian/Kelembagaan. Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan terdiri
dari:
1) Laporan Realisasi Anggaran.
2) Neraca.
Setiap satuan kerja mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya
yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan
ekuitas dana.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui
secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada
peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah
dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sepanjang pengetahuan penulis tinjauan penelitian yang berhubungan dengan
pengaruh kompetensi, sistem akuntansi instansi terhadap pertanggungjawaban laporan
keuangan saat penelitian ini dilaksanakan belum ada. Oleh karena itu penulis
kemukakan dua hasil penelitian yang relevan.
1. Fariziah Choirunisah (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi
Kasus KPPN Malang). Penelitian yang berhubungan dengan Kualitas Informasi
Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi masih jarang
dilakukan. Oleh karena itu, maka isu sentral dari penelitian ini adalah: (1) Peneliti
ingin membuktikan secara empiris indikator apa saja yang membentuk
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan satuan kerja
di wilayah kerja KPPN Malang. (2) Peneliti juga ingin membuktikan faktor-faktor
apa saja yang berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan satuan
kerja di wilayah kerja KPPN Malang. Kesimpulan penelitian ini bahwa
kemampuan sumber daya manusia, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas,
organisasi tim, dan sistem pengendalian merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan SAI pada
signifikan terhadap relevansi informasi sebagai indikator kualitas informasi
adalah faktor kemampuan sumber manusia dan pengorganisasian tim SAI.
Tabel 2.1. Daftar Tinjauan Peneliti Terdahulu
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori dan penjelasan pada bab sebelumnya maka kerangka
konseptual yang dibentuk adalah sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan penjelasan literatur dan hasil penelitian sebelumnya peneliti
membentuk kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel
dependen dan independen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu
Kompetensi, dan Sistem Akuntansi Instansi yang diduga akan berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap variabel dependen yakni Kualitas Pertanggungjawaban
Laporan Keuangan. Tanda panah menunjukkan bahwa masing-masing variabel
independen diduga berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap
variabel dependen.
Kompetensi (X1)
SAI (X2)
Kompetensi merupakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu (IAI, 2009). Kompetensi
berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki seseorang.
Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas
melalui pengalaman dan praktik. Penelitian yang dilakukan oleh Triasnaningsih
(2007) membuktikan pemahaman (kompetensi) terhadap SIA mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP).
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwien (2006) membuktikan pemahaman
(kompetensi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Oleh
sebab itu kompetensi sangat mempengaruhi kemampuan para penyusun laporan
keuangan, sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam setiap penyusunan laporan keuangan diperlukan sistem akuntansi.
Dalam membuat laporan keuangan instansi, maka diharapkan setiap instansi
pemerintah tidak terkecuali Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan
Nasional Provinsi Sumatera Utara juga menyelenggarakan SAI sebagai sistem
akuntansi guna menyampaikan laporan keuangan instansi kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN). Dengan adanya sistem akuntansi instansi tersebut
diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan lebih baik karena sudah
mempunyai pedoman yang baku dalam penyusunan laporan keuangan.
Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang merupakan bagian dari
laporan keuangan negara penyusunannya harus memenuhi prinsip-prinsip yang
tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Laporan Keuangan Kementerian/Kelembagaan yang dihasilkan dari masing-masing
unit kerja yang terdiri dari: Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 (UAPPA-E1), Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (UAKPA).
Dengan demikian yang dimaksud dengan kualitas laporan keuangan
kementerian/kelembagaan adalah suatu hasil dari proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan dari transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas akuntansi
yang ada dalam suatu kementerian/kelembagaan yang dijadikan sebagai informasi
dalam rangka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan entitas akuntansi dan
pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukannya. Laporan
keuangan kementerian/kelembagaan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Yang dimaksud dengan transaksi ekonomi adalah aktivitas
yang berhubungan dengan uang sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran
transaksi ekonomi yaitu dengan menggunakan satuan uang.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan
sebelumnya maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Kompetensi, dan
Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Kualitas
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal untuk membuktikan
secara empiris pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas
Pertanggungjawaban Laporan Keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan cara
menguji variabel-variabel penelitian melalui pembentukan model analisis dengan
prosedur statistik kemudian diambil interpretasi untuk dijadikan dasar pengambilan
kesimpulan.
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara, waktu yang direncanakan untuk
melakukan penelitian adalah bulan Februari 2010 sampai dengan selesai.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah pegawai bagian keuangan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara
yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini menggunakan metode sensus karena
menggunakan seluruh elemen populasi. Menurut Arikunto (1998) bahwa: “Apabila
4.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, sehingga kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu suatu alat pengukur perlu diuji dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
4.5. Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel independen dan satu variabel
dependen. Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi
situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi seseorang dapat dilihat
dari tingkat kinerja yang dimilikinya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan
kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah. Variabel operasional yang
akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, sebagai berikut:
1) Kinerja Pekerjaan Pengguna SAI
Kinerja pekerjaan pengguna SAI yang dilakukan oleh satuan kerja
mempengaruhi keberhasilan seseorang pemakai sistem akuntansi dalam
pelaksanaan kerja yang melibatkan penggunaan SAI. Hal ini disebabkan
karena setiap instansi memiliki SAI yang berbeda-beda bahkan dalam satu
instansi pun dapat memiliki sistem akuntansi yang berbeda antara satu bagian
Untuk dapat menguasai pengoperasionalan sistem akuntansi tersebut setiap
pegawai harus mempunyai kinerja yang baik dalam menggunakan SAI.
Dengan kinerja pekerjaan pengguna SAI yang baik maka diharapkan
pertanggungjawaban laporan keuangan dapat meningkat. Jumlah pertanyaaan
yang digunakan dalam item ukuran kinerja pekerjaan pengguna SAI ini
berjumlah sebelas pertanyaan (Masud, 2004). Sedangkan skala yang
digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
2. Sistem Akuntansi Instansi merupakan prosedur akuntansi yang dilaksanakan
sebagai Pertanggungjawaban Keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI
diukur dengan kualitas sistemnya. Sistem akuntansi instansi sudah terkomputerisasi,
sehingga tinggal pemahaman Sistem akuntansi yang memiliki kualitas yang baik
diharapkan dapat meningkatkan pertanggungjawaban laporan keuangan. Salah
satu cara untuk menentukan kualitas suatu SAI adalah dengan mengukur kualitas
informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi formal. Definisi kualitas
SAI mengacu pada tingkat di mana seseorang pemakai sistem akuntansi merasa
terpuaskan oleh output (informasi) yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi
formal. Variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun
kuesioner penelitian, sebagai berikut:
1) Persepsi Manfaat SAI
Sikap akan mempengaruhi perilaku (behaviour) seseorang termasuk kinerja
seseorang yang menggunakan Sistem Akuntansi Instansi. Persepsi kegunaan
bahwa menggunakan SAI akan meningkatkan pertanggungjawaban laporan
keuangan. Apabila seseorang menganggap bahwa SAI yang ada bermanfaat
bagi pertanggungjawaban laporan keuangan, maka hal ini akan mempengaruhi
perilakunya untuk menggunakan SAI yang ada, akan tetapi sebaliknya apabila
dia menganggap bahwa SAI yang ada tidak ada gunanya, maka dia tidak akan
menggunakan SAI tersebut.
Jumlah pertanyaan dalam item ukuran persepsi kegunaan sistem informasi ini
berjumlah sebelas pertanyaan (Masud, 2004). Sedangkan skala yang
digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju yang
dibagi dalam lima Skala Likert.
3. Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan mengacu pada tingkat di mana
kualitas laporan keuangan terpuaskan oleh output laporan keuangan. Kualitas
pertanggungjawaban Laporan Keuangan ini diukur dengan karakteristik tertentu,
yaitu antara lain keakuratan laporan, tepat waktu, relevan dengan standar yang
berlaku dan lain-lain.
Jumlah pertanyaan dalam item ukuran persepsi kualitas laporan keuangan ini
berjumlah delapan pertanyaan (Choirunisah, 2008). Sedangkan skala yang
digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju yang
Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel keuangan mengacu pada tingkat di mana kualitas laporan keuangan terpuaskan oleh output laporan keuangan. Kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan ini diukur dengan karakteristik tertentu, yaitu antara lain keakuratan laporan, tepat waktu, relevan dengan standar yang berlaku dan lain-lain.
Kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan mengacu pada tingkat di mana kualitas laporan keuangan terpuaskan oleh output laporan keuangan.
Skala situasi dan keadaan di dalam
4.6. Teknik Analisis Data
Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
ini adalah regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) dengan persamaan
sebagai berikut:
Y =
â
0+
â
1X
1+
â
2X
2+
å
Di mana:X1 : Kinerja Pekerjaan Pengguna SAI X2 : Persepsi Manfaat SAI
Y : Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Â1& â2 : Koefisien
å : Error Term
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Analisis regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation) yaitu
bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel
dependen. Penelitian ini pada dasarnya menguji hipotesis tentang pengaruh kinerja
pekerjaan pengguna SAI dan persepsi manfaat SAI secara simultan dan parsial
terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan pada Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Teknik analisis
data menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS 17.0for Windows.
4.6.1. Uji Kualitas Data
Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas
data yaitu reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian
dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Dalam penelitian ini untuk mengukur
kualitas data digunakan antara lain:
1. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban
responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan, untuk
keperluan pengujian tersebut. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui
apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu
kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2008). Teknik statistik yang
digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’s alpha setelah
dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS. Cronbach’s Alpha
merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut
Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika
memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6.
2. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian
yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2008) uji
validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner
yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas dalam hal ini
merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun
validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan
pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan.
4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan sebelum dilakukan pengujian hipotesis.
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas, multikolinearitas, dan
heteroskedastisitas.
4.6.2.1. Pengujian outlier
Menurut Erlina dan Mulyani (2007) uji ini berguna untuk melihat apakah ada
data yang outlier, yaitu data yang mempunyai nilai sangat menyimpang dari nilai data
lainnya. Salah satu sebab terjadi distribusi tidak normal karena ada yang outlier yaitu
karena ada data ekstrim yang tidak bisa dihindari keberadaannya. Selanjutnya
menurut Hair et.al (1998) dalam Erlina (2008) cara untuk mengatasi data yang outlier
dengan cara trimming yaitu membuang data outlier yang mempunyai nilai absolut
skor Z (standardizedscore) sama atau melebihi 3.
4.6.2.2. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, oleh sebab itu nilai residual
diharapkan akan memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Salah satu cara yang
digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
4.6.2.3. Uji multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terjadi hubungan yang
sempurna/kuat antar variabel independen. Uji multikolinearitas terjadi karena jumlah
variabel independen lebih dari satu (multivariate) dan dikhawatirkan ada hubungan
yang kuat diantaranya. Adanya hubungan yang kuat diantara variabel-variabel
independen menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi sangat mirip dan sulit
memisahkan pengaruh dari variabel independen secara individual sehingga
menimbulkan bias dalam spesifikasi. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Multikolinearitas
terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance kurang dari 0,1 atau jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,9 (Ghozali,
2005).
4.6.2.3. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari data pengamatan yang satu ke pengamatan
yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas ini adalah dengan
melihat pola sebaran pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
4.6.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier. Analisis
regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation), yaitu bagaimana
variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Analisis
regresi juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Selain itu, regresi juga digunakan untuk membuktikan
hipotesis yang telah dirumuskan.
4.6.3.1. Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji
F adalah sebagai berikut:
Ho : â = 0, maka kompetensi dan SAI tidak berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Ha : â ≠ 0, maka kompetensi dan SAI berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Kriteria pengujian adalah:
P Value (sig) < 0,05 = H0 ditolak
P Value (sig) > 0,05 = H0 diterima
4.6.3.2. Uji statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai
berikut:
Ho : â = 0, maka kompetensi dan SAI tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Ha : â ≠ 0, maka maka kompetensi dan SAI berpengaruh secara parsial terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan.
Kriteria pengujian adalah:
P Value (sig) < 0,05 = H0 ditolak