• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Korporat Bt/BS Medica (Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica di Wilayah Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Budaya Korporat Bt/BS Medica (Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica di Wilayah Medan)"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

BUDAYA KORPORAT BT/BS MEDICA

(Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica di Wilayah Medan)

SKRIPSI SARJANA

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

Helen Lucen Silalahi

080905023

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Nama : Helen Lucen Silalahi Nim : 080905023

Departemen : Antropologi Sosial

Judul : Budaya Korporat BT/BS Medica

(Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica di Wilayah Medan)

Medan, November 2011 Pembimbing Skripsi Ketua Departemen

(Dr. Fikarwin Zuska) (Dr. Fikarwin Zuska)

NIP. 19621220 198903 1 005 NIP. 19621220 198903 1 005

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan Skripsi ini telah dipertahankan

Oleh:

Nama : Helen Lucen Silalahi Nim : 080905023

Judul : Budaya Korporat BT/BS Medica (Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica)

Pada Ujian Komprehensif yang dilaksanakan pada:

Hari :

Tanggal : Pukul : Tempat :

Tim Penguji terdiri dari:

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN

BUDAYA KORPORAT BT/BS MEDICA

(Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica di Wilayah Medan)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, 15 November 2011

(5)

ABSTRAK

BUDAYA KORPORAT BT/BS MEDICA, Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica di Wilayah

Medan (Helen Lucen Silalahi, 2011). Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 114 halaman, 6 daftar tabel, 3 daftar bagan, 19 daftar pustaka, dan 7

gambar-gambar kegiatan serta logo BT/BS Medica.

Semua organisasi maupun perusahaan akan memiliki serangkaian sistem nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang yang ada di dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Sistem nilai yang selalu diterapkan dalam mencapai tujuan dari perusahaan dinamakan budaya korporat. Sistem nilai yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan disosialisasikan atau dibangun terhadap seluruh karyawan dan sistem nilai tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai landasan gerak organisasi.

Kemampuan karyawan BT/BS Medica dalam menerapkan budaya korporasi tersebut menjadikan perusahaan itu mampu bertahan sampai 32 tahun dan perkembangan BT/BS Medica di 3 Provinsi di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya korporat BT/BS Medica di wilayah Medan, mendeskripsikan bagaimana penerapan dan proses sosialisasi budaya korporat BT/BS Medica termasuk melihat peranan budaya korporat dalam pencapaian produktivitas dan kesejahtraan para karyawan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi partisipasi di mana si peneliti adalah salah satu karyawan yang bekerja di BT/BS Medica. Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah penelitian si penulis membangun rapport terhadap karyawan yang ada di BT/BS Medica. Selain observasi, wawancara dan data sekunder juga menjadi cara si peneliti dalam mendapatkan data.

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan perlindungan-Nya, saya bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Budaya Korporat BT/BS Medica”. Saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya, M. Silalahi dan ibu E. Lumban Tobing. Terima kasih buat dukungan doa, semangat, serta materi yang diberikan kepada saya hingga sampai ke bangku perkuliahan. Saya sangat bangga memiliki orang tua seperti kalian, kegigihan kalianlah yang menjadi penyemangat hidupku sampai saya mampu menyelesaikan tugas akhir untuk program Sarjana. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada ketiga adikku yang saya sayangi yaitu Herikson Silalahi, Romeo Silalahi, dan Elisa Silalahi kalianlah sumber inspirasiku. Tekad untuk menjadi teladan kepada adik-adik yang kusayangi membuat saya gigih kuliah dan berusaha mendapat nilai yang baik selama perkuliahan. Terima kasih juga saya ucapkan kepada keluarga besar saya yang selalu memberikan motivasi hidup kepada saya dalam menjalankan perkuliahan saya.

(7)

menjadi seorang penulis. Saya tidak bisa membalas semua kebaikan dan ilmu yang sudah Bapak berikan, hanya ucapan terima kasihlah yang bisa saya ucapkan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Drs. Agustrisno, M.SP sebagai sekretaris departemen Antopologi FISIP USU dan sebagai dosen penguji pada saat saya melakukan ujian komprehensif saya mengucapkan terima kasih buat masukan-masukan yang diberikan untuk penyempurnaan skripsi saya. Saya juga mengucapkan terima kasih untuk Bapak Drs. Ermansyah, M. Hum. Sebagai dosen penguji saya yang telah memberikan masukan dan saran-saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Drs. Irfan Simatupang M.Si, selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing saya dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan dan terima kasih juga saya ucapkan buat seluruh dosen dan staf Antropologi yang telah mendidik dan mengajar saya dalam perkuliahan selama ini.

Kepada seluruh karyawan BT/BS Medica saya ucapkan terima kasih buat waktu dan kesediaannya memberikan data yang saya butuhkan selama penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(8)

Terima kasih juga kepada kakak dan abang senior saya angkatan 2004, Hizkia Sagala, Arnovandala, Windra, Ricardo H, Hariman Silalahi, Joseph Silalahi. Angkatan 2005 Darwin Tambunan, Bambang Napitupulu, Herry Sianturi, Herry Manurung. Angkatan 2006 Heksanta Bangun, Ruli Tumanggor, Helena Damanik, Firman Tambunan, Rikky, Badai, Wilfrit, Deny Silaen, Hemalea Ginting, Elmanuala, Kevin Ginting, Looksun Pakpahan, Charles Gultom, Noprianto. Serta Angkatan 2007 Sri Paulina, Rini, Inggrid, Jonathan, Tino. Kalian adalah senior-senior yang mewarnai suka dan dukaku dalam menyusun skripsi ini sampai dengan selesai, terima kasih buat arahan dan semangatnya.

Terima kasih juga buat adik junior saya Tety Gultom, Debora Ginting, Edi, Daniel, Theresia, Pebry, Yohana, dan Agus buat sapaan yang hangat yang selalu diberikan dalam menguatkan saya untuk menulis skripsi ini.

Terima kasih juga buat teman-teman satu organisasi saya yaitu IMPERATIF (Ikatan Mahasiswa Pemimpin Rasional dan Kreatif), terima kasih buat doa dan dukungan yang selalu diberikan kepada saya.

Terima kasih juga buat Alles Sandro Turnip S.Sos yang selama ini selalu sabar dalam memberikan motivasi kepada saya. Berkat perhatian, kasih sayang, cinta dan kesabarannya saya bisa kuat dalam mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

Medan, 15 November 2011 Penulis

(9)

RIWAYAT HIDUP

Helen Lucen Silalahi, lahir pada tanggal 4 September 1988 di Nahornop Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Beragama Kristen Protestan, anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda M. Silalahi dan Ibunda E. Lumban Tobing.

Pendidikan formal penulis: Sekolah Dasar Negeri 174571 tamat tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Tarutung tamat tahun 2004, Sekolah Menengah Atas Swasta Methodist-7 Medan tamat tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008 mengikuti pendidikan di Universitas Sumatera Utara dengan program studi Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

(10)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini disusun untuk menambah wawasan masyarakat mengenai Budaya Korporat. Di dalam skripsi ini akan dibahas Budaya Korporat yang bergerak di pelayanan jasa khususnya di bidang pendidikan. Penelitian yang saya lakukan dalam mengetahui budaya korporat di bidang pendidikan adalah dengan meneliti salah satu bimbingan test/bimbingan study di Medan yaitu BT/BS Medica. Penelitian ini saya lakukan karena melihat kondisi lembaga-lembaga pendidikan yang ada di negara Indonesia yang sulit memenuhi standart pendidikan yang sudah ditetapkan oleh Negara yang tercantum dalam UU nomor 20 tahun 2003 yang membahas rumusan mengenai kualitas manusia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

(11)

masuk ke PTN melalui ujian yang sudah ditetapkan Pemerintah. Standart yang sudah ditetapkan oleh Negara tidak sepenuhnya mampu dijalankan oleh sekolah-sekolah, sehingga siswa yang ingin memiliki pengetahuan yang lebih mereka mencari tempat belajar yang bisa memenuhi apa yang mereka inginkan.

Salah satu bimbingan yang menjadi pilihan masyarakat sebagai tempat belajar tambahan adalah BT/BS Medica. BT/BS Medica sejak berdiri sudah berusia selama 32 tahun dan sampai saat ini masih tetap eksis. Bertahannya perusahaan ini pastilah di dalam perusahaan ini terdapat budaya perusahaan atau budaya organisasi yang kuat.

Dengan berdirinya BT/BS menjadikan ada sesuatu perubahan konsep pemikiran masyarakat mengenai keberadaan BT/BS. Saya sering mendengar obrolan-obrolan masyarakat yang sangat terbuka mengatakan berkat salah satu bimbingan test/bimbingan study anak mereka bisa lulus ke PTN. Seharusnya dengan standart pendidikan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah terhadap lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, bukankah seharusnya mendengar masyarakat bahwa karena sekolah lah anak mereka bisa lulus.

(12)

adalah semua perusahaan maupun organisasi akan berkembang apabila memiliki budaya korporasi atau budaya organisasi.

Saya berharap skripsi ini bisa menjadi salah satu referensi bagi kepentingan akademis yang ingin mengetahui bagaimana budaya korporasi khususnya budaya korporasi di bidang pendidikan. Penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan masukan agar skripsi ini bisa lebih baik dan sempurna. Atas kritik dan sarannya diucapkan terima kasih.

Medan, 15 November 2011 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS... i

ABSTRAK ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.6.1.Observasi langsung ... 21

1.6.2.Wawancara 22

1.6.3.Membangun Rapport ... 26

1.6.4.Data Sekunder ... 27

1.6.4.1. Database Perusahaan……… ... 27

1.6.4.2. Internet…… ... 27

1.6.5.Analisis Data ... 28

BAB II GAMBARAN UMUM BT/BS MEDICA DI WILAYAH MEDAN 2.1.Sejarah Perkembangan BT/BS Medica... 29

BAB III BUDAYA KORPORAT BT/BS MEDICA 3.1. Lingkungan Usaha ... 45

(14)

3.4.7. Ritual Kuliah Agama ... 75

BAB IV PROSES SOSIALISASI BUDAYA PERUSAHAAN 4.1. Seleksi Penerimaan Pegawai ... 80

4.1.1. Penyeleksian Pembimbing… ... 80

4.1.2. Penyeleksian Pegawai Informasi… ... 81

4.1.3. Penyeleksian Pegawai Lapangan ... 82

4.2. Penempatan dalam Pekerjaan… ... 83

4.3. Penguasaan Pekerjaan… ... 83

4.4. Pengukuran dan Imbalan terhadap Kinerja… ... 85

4.5. Memperkuat Cerita dan Dongeng… ... 86

4.6. Penghargaan dan Promosi… ... 87

4.7. Cerita ... 88

4.8. Acara-acara Ritual ... 94

BAB V PERANAN BUDAYA KORPORAT DALAM MENCAPAI PRODUKTIVITAS KERJA DAN BERDAMPAK PADA KESEJAHTERAAN 5.1. Mampu Mendidik Siswa Sesuai Bakat dan Kemampuan .... 97

5.2. Mampu Memotivasi Siswa…… ... 97

5.3. Mampu Menjadikan Siswa Sebagai Kawan ... 97

5.4. Hamoraon (Memiliki Kekayaan)……... 98

5.5. Hagabeon (Berketurunan Baik)… ... 99

5.6. Hasangapon (Keluarga Terhormat)… ... 101

5.7. Hadameon (Hidup Damai)…… ... 103

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Jabatan………... 39

Tabel 2 : Jumlah Karyawan Berdasarkan Tngkat Pendidikan……….. 41

Tabel 3 : Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Umur……….. 42

Tabel 4 : Jumlah Karyawan Berdasarkan Latar Belakang……… 42

Tabel 5 : Contoh Model Soal BT/BS Medica yang Mirip dengan Soal SIMAK UI………. 47

(16)

DAFTAR BAGAN

(17)

ABSTRAK

BUDAYA KORPORAT BT/BS MEDICA, Studi Etnografi tentang Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica di Wilayah

Medan (Helen Lucen Silalahi, 2011). Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 114 halaman, 6 daftar tabel, 3 daftar bagan, 19 daftar pustaka, dan 7

gambar-gambar kegiatan serta logo BT/BS Medica.

Semua organisasi maupun perusahaan akan memiliki serangkaian sistem nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang yang ada di dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Sistem nilai yang selalu diterapkan dalam mencapai tujuan dari perusahaan dinamakan budaya korporat. Sistem nilai yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan disosialisasikan atau dibangun terhadap seluruh karyawan dan sistem nilai tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai landasan gerak organisasi.

Kemampuan karyawan BT/BS Medica dalam menerapkan budaya korporasi tersebut menjadikan perusahaan itu mampu bertahan sampai 32 tahun dan perkembangan BT/BS Medica di 3 Provinsi di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya korporat BT/BS Medica di wilayah Medan, mendeskripsikan bagaimana penerapan dan proses sosialisasi budaya korporat BT/BS Medica termasuk melihat peranan budaya korporat dalam pencapaian produktivitas dan kesejahtraan para karyawan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi partisipasi di mana si peneliti adalah salah satu karyawan yang bekerja di BT/BS Medica. Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah penelitian si penulis membangun rapport terhadap karyawan yang ada di BT/BS Medica. Selain observasi, wawancara dan data sekunder juga menjadi cara si peneliti dalam mendapatkan data.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Budaya merupakan tema yang tidak pernah berhenti dan habis dibicarakan, karena budaya memiliki dinamika sendiri. Semua organisasi mempunyai budaya, begitu pula perusahaan karena perusahaan adalah sebuah organisasi juga (Deal& Kennedy 1982:4). Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki budaya perusahaan yang kuat apabila perusahaan itu antara lain mampu menerapkan budaya perusahaan yang membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, sehingga kemampuan bersaing perusahaan tersebut dapat membuat perusahaan itu tetap bertahan. Seperti yang dikatakan Hofstede (Moeljono 2003:29) budaya yang kuat dan khas yang terdapat pada suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan itu sendiri.

(19)

Budaya korporasi dalam dunia pendidikan itu sangat penting dipelajari karena kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan.1

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sebagian besar belum mampu memaksimalkan anak didik mereka yang berkualitas sesuai dengan target negara.

Ini dibuktikan antara lain dengan :

“Data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).”

2

Budaya merupakan ciptaan manusia. Ndraha (2005:74) menjelaskan bahwa kehadiran budaya yang ada di sebuah perusahaan terbentuk dari hasil interaksi antar manusia dengan jaringan organisasi yang terkait. Bisa dikatakan

Target negara dalam pendidikan adalah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional yang memiliki rumusan mengenai kualitas manusia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

1

( http://mii.fmipa.ugm.ac.id/2006/05/09/pendidikan-di-indonesia-masalah-dan-solusinya/). Diakses pada tanggal 26 oktober 2011

2

(20)

budaya itu dapat terbentuk karena interaksi antara orang-orang yang ada di perusahaan itu sendiri maupun interaksi antara orang-orang yang ada di perusahaan dengan pelanggan perusahaan tersebut. Selanjutnya Ndraha juga menjelaskan bahwa budaya itu dibentuk oleh organisasi dan organisasi berpatokan kepada budaya yang mereka buat untuk pencapaian tujuan dari organisasi. Tika (2005:141) mengatakan bahwa budaya yang terbentuk di sebuah perusahaan dinamakan budaya korporasi atau corporate culture. Budaya yang dibuat oleh organisasi tersebut dapat memberi pengaruh yang kuat dan penuh makna pada sikap perilaku anggota organisasi atau perusahaan. Robbins (Moeljono 2003:18) mengatakan bahwa budaya korporasi adalah suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain dipahami, seluruh jajaran meyakini sistem nilai-nilai tersebut sebagai landasan gerak organisasi.

(21)

Kajian tentang budaya korporasi bukan suatu hal yang baru. Mahasiswa Antropologi sendiri sudah menulis beberapa kajian mengenai budaya korporasi baik itu budaya korporasi di bidang jasa maupun di bidang non jasa. Tulisan yang bergerak di bidang jasa berjudul Budaya Korporasi Bank Muamalat oleh Abadi Putra (2009). Budaya perusahaan Bank Muamalat memasukkan nilai budaya religius prinsip syariah di dalam perusahaan tersebut. Sedangkan Tulisan yang bergerak di bidang non jasa berjudul Budaya Korporat Ace Hardware oleh Bambang Napitupulu (2010). Budaya perusahaan tersebut memasukkan nilai budaya yang excelence, leadership, integrity, team work dan enthusiasm.

Untuk perkembangan perusahaan yang semakin hari semakin bertambah si pendiri perusahaan akan berusaha membangun budaya korporasi. Budaya tersebut akan menjadi pengaruh yang memiliki fungsi untuk kemajuan perusahaan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Robbins (Usmara 2006:25) bahwa budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam organisasi. Selanjutnya Robbins juga menjelaskan bahwa budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam organisasi yaitu:

• Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan

organisasi lainnya.

• Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.

• Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas

dari pada kepentingan diri individual seseorang.

• Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan

organisasi dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.

(22)

Keberadaan budaya organisasi salah satunya mampu menghasilkan karyawan yang memiliki produktivitas. Dalam hal ini Sedurmanyanti menjelaskan pengertian produktivitas yang berasal dari bahasa Inggris.

“Dimana produktivitas berarti mental seseorang yang berpandangan bahwa dalam bekerja hari ini hasilnya terus lebih baik daripada kemarin, demikian pula hasil hari esok harus lebih baik daripada sekarang. Produktivitas berasal dari bahasa inggris, produc:result, out come berkembang menjadi kata productive yang berarti menghasilkan dan productivity:having the ability make or create;creative. Perkataan ini digunakan dalam Bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material baik yang dapat dinilai maupun tidak dapat dinilai dengan uang. Produktivitas adalah ukuran seberapa baik kita menggunakan sumber daya dalam pencapaian hasil yang diinginkan.” (Sedurmanyanti : 2004).

(23)

si pemilik perusahaan untuk mampu bertahan serta mampu berkompetensi dengan perusahaan-perusahaan yang lainnya.

Budaya korporasi bisa dikatakan sebagai motor penggerak mau dibawa kemana perusahaan tersebut. Budaya dapat mempunyai konsekuensi yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan, terutama apabila budaya tersebut kuat. Mereka dapat menggiring perusahaan ke arah tujuan yang diinginkan namun bisa juga membawa perusahaan kearah kehancuran. Itu semua tergantung dari penerapan budaya oleh perusahaan.

Sangat menarik jika layanan pendidikan dimasukkan dalam dunia bisnis. Ketika pendidikan berada di dunia bisnis, perusahaan tersebut akan selalu mengupayakan perusahaan itu untuk tetap eksis dan dikenal banyak orang dari hasil-hasil yang sudah dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Perusahaan pendidikan yang sudah memiliki budaya korporasi akan bertujuan meningkatkan kualitas dari anak didik yang mereka bina. Masyarakat yang sadar akan pendidikan akan mencari tempat di mana anak-anak mereka bisa mendapatkan layanan pendidikan yang bagus. Perusahaan pendidikan yang memiliki kompetensi akan memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan kualitas masyarakat. Tidak hanya sekolah-sekolah saja yang dikenal bertujuan meningkatkan mutu dari pendidikan di negara kita, melainkan bimbingan test bimbingan study ( BT/BS) juga.

(24)

perusahaan BT/BS Medica adalah karena dari sekian banyak BT/BS yang ada di Medan BT/BS Medica merupakan salah satu BT/BS yang berkembang pesat dari tahun ke tahun. Perkembangan ini bisa dilihat dari jumlah fisik berupa bangunan-bangunan yang semakin tahun semakin bertambah. Bertambahnya suatu bangunan-bangunan baru pastilah diikuti dengan bertambahnya siswa-siswi yang mempercayakan Medica untuk membimbing mereka dalam hal belajar.

Cabang Medica tidak hanya berada di kota-kota besar dalam provinsi Sumatera Utara saja, melainkan di kota-kota kecil di luar kota Medan, misalnya di Sidikalang, Balige, Kisaran dan lain-lain. Medica juga sudah merambat ke provinsi lain di luar provinsi Sumatera Utara, misalnya di Lampung, Palembang. Sejak berdirinya perusahaan ini pada tahun 1979, perusahaan ini terus-menerus meningkat. Medica sampai saat ini sudah memiliki 46 lokasi sebagai tempat bimbingan belajar, baik itu di kota Medan maupun di luar kota Medan termasuk juga di luar provinsi Sumatera Utara. Suatu perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan pastinya yang menjadi salah satu peran utama di sana adalah bagaimana staf pengajarnya mampu mentransfer ilmu yang mereka miliki terhadap siswa-siswinya. Keberhasilan karyawan khususnya karyawan yang bekerja sebagai staf pengajar dalam mengajar tentunya tidak terlepas dari budaya korporat yang diterapkan oleh karyawan tersebut.

(25)

mereka mengatakan bahwasannya pembimbing/staf pengajar BT/BS Medica berkualitas. Ketertarikan saya yang lain adalah saat ini BT/BS sudah bisa dikatakan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan mutu dari pendidikan si anak. Untuk memasukkan anak ke BT/BS secara langsung maupun tidak langsung sudah merupakan tuntutan bagi orang tua saat ini. Hal ini bisa saja dipengaruhi tuntutan pendidikan yang semakin lama semakin meningkat. Seorang anak yang ingin memiliki prestasi yang tinggi di sekolah ataupun seorang anak yang ingin mengejar ketertinggalannya di sekolah banyak memilih BT/BS sebagai tempat belajar mereka. Hal yang paling banyak kita temui adalah ketika orang ingin memasuki Universitas Negeri. Masyarakat akan mempercayakan BT/BS dalam membantu mereka untuk mencapai harapan mereka untuk lulus di perguruan tinggi negeri. BT/BS Medica adalah salah satu perusahaan yang dipercaya dan yang menjadi pilihan masyarakat dalam meningkatkan prestasi dari anak-anak mereka. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk melihat bagaimana Penerapan Budaya Korporasi yang ada di BT/BS Medica.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : melihat bagaimana Penerapan Budaya Korporat BT/BS Medica sehingga mampu bertahan dan berkecimpung hingga saat ini.

(26)

2. Bagaimana perusahaan mensosialisasikan nilai-nilai budaya perusahaan kepada para karyawan ?

3. Apakah budaya perusahaan tersebut memberikan peranan dalam mencapai produktivitas kinerja para karyawan ?

1.3. Lokasi Penelitan

Penelitian tentang Budaya Korporasi BT/BS Medica dilakukan di jalan Karya Sembada No.107 Koserna Padang Bulan Medan. Pemilihan tempat didasarkan karena kantor pusat dari cabang-cabang perusahaan yang ada di Medan berpusat di sana. Pemilihan tempat didasarkan karena perusahaan ini telah berkecimpung selama 32 tahun di Medan dan perusahaan ini juga sampai sekarang masih tetap eksis bahkan perusahaan ini sudah membuka lokasi tempat bimbingan diberbagai kota-kota besar maupun kota-kota kecil yang ada di luar kota Medan.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan budaya korporasi BT/BS Medica dan mendeskripsikan apa-apa saja yang menjadi budaya korporat dalam perusahaan BT/BS Medica, apakah budaya yang ada di perusahaan tersebut memberikan peranan dalam mencapai produktivitas kinerja para karyawan, dan mengetahui cara-cara dalam mensosialisasikan dan membangun nilai-nilai budaya perusahaan tersebut terhadap karyawan yang bekerja di perusahaan itu.

(27)

masukan terhadap perusahaan itu sendiri untuk kemajuan perusahaan tersebut ke depannya dan perusahaan tersebut lebih mengerti budaya perusahaannya sendiri. Secara akademis, bermanfaat untuk menambah wawasan dan kepustakaan di bidang Antropologi. Khususnya dalam memperkaya literatur mengenai budaya korporasi perusahaan yang dikaji melalui perspektif Antropologi. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa Antropologi untuk mengkaji budaya korporasi lebih dalam karena dengan pengkajian budaya korporasi yang mendalam itu akan membawa dampak dalam memperluas bidang penelitian Antropologi itu sendiri, sehingga masyarakat tidak lebih mengenal Antropologi dari penelitian budaya yang berbau etnik saja.

1.5. Tinjauan Pustaka

Setiap perusahaan pasti memiliki budaya atau sistem nilai yang unik. Secara individu manusia cenderung akan selalu mencari cara yang terbaik, begitu seterusnya sampai akhirnya terbentuk budaya organisasi, yang bisa dipersiapkan sama, dipikirkan, dan dirasakan oleh semua anggota organisasi. Jika ada anggota baru masuk ke dalam organisasi, maka pola atau budaya organisasi inilah yang perlu diajarkan kepada mereka, sehingga mereka para karyawan baru bisa secara cepat menangkap budaya apa yang sedang berjalan di organisasi tersebut (Usmara 2006 :24).

(28)

perusahaan memiliki suatu kebudayaan yang disebut dengan budaya korporasi (corporate culture) yang merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang dibawa perintis budaya tersebut berusaha disosialisasikan kepada seluruh karyawan agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai.

Pengertian dari budaya korporat sudah sangat banyak dikemukakan para ahli-ahli budaya korporat atau dikemukakan oleh para peneliti yang pernah meneliti budaya korporat. Defenisi yang mereka buat tidak semuanya sama, akan tetapi ada persamaan yang bisa dilihat dari pendefenisian mereka.

Mulyani dalam skripsinya yang berjudul Budaya Korporat Bank Negara Indonesia mengatakan budaya korporasi adalah

“Sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi yang dipelajari, diharapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan. Budaya korporat berfungsi sebagai sistem perekat dan dijadikan acuan berprilaku dalam organisasi untuk dapat mencapai tujuan yang telah diharapkan.” (Mulyani 2009).

Matsumoto (Moeljono 2003:19) mendefinisikan budaya korporasi adalah “Seperangkat sikap, nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku yang dipegang oleh

sekelompok orang dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya.”

Susanto (Ernawan 2007:100) mendefinisikan budaya perusahaan sebagai berikut: 1. Budaya perusahaan adalah nilai-nilai yang menjadi pegangan SDM dalam

menjalankan kewajiban dan merupakan landasan berperilaku dalam organisasi.

(29)

Harrison & Stokes (Ernawan 2007:101) mendefenisikan budaya organisasi sebagai pola kepercayaan, nilai, ritual, mithos para anggota suatu organisasi, yang mempengaruhi perilaku semua individu dan kelompok di dalam organisasi. Deal&Kennedy (Tika 2005:6) mendefenisikan budaya korporat sebagai,

“Nilai inti sebagai esensi falsafah perusahaan untuk mencapai sukses yang didukung semua warga organisasi dan memberikan pemahaman yang bersama tentang arah bersama dan menjadi pedoman perilaku mereka dari hari ke hari.”

Defenisi dari Mulyani, Matsumoto, Harrison&Stokes, Deal&Kennedy lebih menekankan ke 3

Budaya organisasi dibuat dari pengalaman hidup masing-masing karyawan yang dibawa dalam organisasi.

nilai, meskipun pendefenisian yang mereka buat jelas terlihat perbedaannya, akan tetapi mereka mendefenisikan budaya korporat lebih menekankan akan adanya keberadaan nilai.

4

1. Bahasa.

Budaya, khususnya dipengaruhi oleh pendiri organisasi, eksekutif, dan staf manajerial karena peran mereka dalam mengambil keputusan dan penentu arah perusaaan. Budaya diwakili dalam kelompok :

2. Pengambilan Keputusan. 3. Simbol.

4. Cerita dan Legenda. 5. Praktek kerja sehari-hari.

Deal & Kennedy (Mulyani1982) mengatakan adapun komponen yang membentuk budaya korporasi adalah sebagai berikut:

1. Sesuatu yang diyakini oleh warga organisasi untuk mengetahui baik buruknya sesuatu.

(30)

1. Lingkungan Usaha. 2. Nilai.

3. Panutan dan Keteladanan. 4. Upacara atau Ritual. 5. Jaringan Kultural.

Ndraha (2005:86-87) mengemukakan bahwa budaya adalah sebuah proses (throughput). Sebuah proses perubahan dari kondisi yang satu (input) atau sebuah proses penggunaan seperangkat input menjadi out put yang sesuai dengan visi dan misi atau tujuan organisasi. Adapun pelaku budaya secara teoretik dapat menyumbangkan budayanya ke dalam organisasi dapat dirinci sebagai berikut:

1. Pendiri (founder).

2. Pemilik (owner, shareholder, board of commissioners). 3. Pengurus (direksi, board of directors).

4. Karyawan (people, staff,employee, member). 5. Pelanggan (customer).

6. Masyarakat (public). 7. Pemerintah (government). 8. Mitra usaha (partner).

9. Anak perusahaam (termasuk perwakilan, agen, toko). 10.Pemasuk (supplier, seller).

11.Pesaing (competitior). 12.Lawan (rival).

(31)

15.Mangsa (prey).

16.Lingkungan (environment).

Luthans dan Kreitner (Hessel Nogi 2005:16) berpendapat bahwa ada beberapa karakteristik budaya organisasi yang perlu diketahui dalam mempelajari perilaku yang ada dalam suatu organisasi publik:

1. Budaya organisasi merupakan proses belajar (learned).

2. Budaya organisasi merupakan milik bersama kelompok (shared), bukan milik individu.

3. Budaya organisasi diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya (transgenerational).

4. Budaya organisasi merupakan suatu pola yang terintegrasi, jadi setiap perubahan akan mempengaruhi komponen lainnya (patterned).

5. Budaya organisasi menekspresikan sesuatu dengan menggunakan simbol (symbolic).

6. Budaya organisasi terbentuk berdasarkan kemampuan orang untuk beradaptasi dengannya (adaptive).

Konsep Mengenai Budaya menurut 5

1. Budaya = Perilaku.

Professor Ken Thompson (DePaul University) dan Fred Luthans (University of Nebraska) menggarisbawahi tujuh karakteristik budaya.

(32)

kemajuan dan keberhasilan, serta aspek lain yang merintangi kemajuan. Norma yang bisa dipertanggungjawabkan akan membantu keberhasilan organisasi. Norma dengan memberikan layanan pelanggan yang bagus akan menjual produk dan mengikutsertakan karyawan. Mentoleransi kinerja yang buruk atau kurangnya disiplin dalam memelihara proses dan sistem yang sudah ditetapkan akan menghambat keberhasilan.

2. Budaya dipelajari.

Orang belajar untuk melakukan perilaku tertentu, baik melalui konsekuensi reward atau negatif yang mengikuti perilaku mereka. Saat sebuah perilaku dihargai, akan terulang kembali dan secara tidak sengaja akan menjadi bagian dari budaya.

3. Budaya dipelajari melalui interaksi.

Karyawan mempelajari budaya lain dengan berinteraksi dengan karyawan lain. Kebanyakan perilaku dan penghargaan dalam organisasi melibatkan karyawan lain. Seorang pelamar merasakan budaya organisasi, dan apakah dia cocok dengan budaya organisasi saat proses wawancara..

4. Bentuk Sub-kultur melalui Rewards.

Karyawan memiliki banyak keinginan dan kebutuhan. Terkadang karyawan menghargai reward yang tidak terkait dengan perilaku yang diinginkan oleh manajer dikeseluruhan perusahaan. Di sini biasaya sub-kultur terbentuk, saat orang mendapatkan reward sosial dari rekan kerjanya atau adanya pemenuhan kebutuhan yang paling penting dalam departemen atau tim proyeknya.

5. Orang membentuk budaya.

(33)

6. Budaya dinegosiasikan.

Seseorang tidak bisa menciptakan budaya sendirian. Karyawan harus berusaha mencoba mengganti arah, lingkungan kerja, cara melakukan pekerjaan, atau sikap dimana keputusan dibuat dalam norma-norma umum di tempat kerja. Perubahan budaya adalah proses yang diberikan dan diambil oleh semua anggota dalam sebuah organisasi. Membentuk arah strategi, pengembangan sistem, dan menetapkan ukuran harus dimiliki oleh kelompok yang bertanggung jawab untuk itu.

7. Budaya sulit diubah.

Perubahan budaya memerlukan orang untuk mengubah kebiasaannya. Sulit bagi orang untuk meninggalkan cara lama dan memulai melakukan kebiasaan baru secara konsisten. Tekad, disiplin, keterlibatan karyawan, kebaikan dan pemahaman, pengembangan organisasi, dan pelatihan bisa membantu untuk mengubah kebudayaan.

Putra dalam skripsinya yang berjudul Budaya Korporasi Bank Muamalat mengatakan bahwa budaya korporasi itu dapat terbagi dua yaitu :

1. Budaya perusahaan yang dapat dilihat (observable) seperti; kebiasaan, arsitektur, pakaian seragam, peraturan, motto, seremoni.

(34)

Usmara (2006) menjelaskan untuk menjalankan proses organisasi perlu menjalankan praktik-praktik manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien, yaitu :

• Perencanaan sumber daya manusia meliputi perencanaan kualitas dan

kuantitas SDM serta job design.

• Perolehan dan penempatan SDM yang meliputi rekrutmen, seleksi,

penempatan dan orientasi.

• Pengembangan SDM yang meliputi pengembangan kemampuan kerja dan

pengembangan karier.

• Perancangan sistem pemberian penghargaan SDM.

• Perancangan sistem penilaian kinerja.

• Perancangan sistem balas jasa. Penilaian prestasi kerja dan balas jasa

merupakan dua hal yang berkaitan erat, dalam arti kinerja politik manajemen SDM.

Penelitian Harvard Business School (Kotter dan Heskett, 1992:27) menunjukkan bahwa budaya korporat mempunyai dampak yang kuat dan besar pada prestasi kerja organisasi. Penelitian tersebut mempunyai empat kesimpulan sebagai berikut.

1. Budaya korporat dapat mempunyai dampak signifikan pada prestasi kerja ekonomi perusahaan dalam waktu jangka panjang.

(35)

3. Budaya korporat menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam waktu jangka panjang adalah tidak jarang dan perusahaan itu berkembang dengan mudah, bahkan dalam perusahaan yang penuh dengan orang yang bijaksana dan pandai.

4. Walaupun sulit diubah budaya korporat dapat diubah untuk lebih meningkatkan prestasi.

Dengan demikian, kinerja karyawan perusahaan akan membaik seiring dengan internalisasi budaya korporat. Karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Persepsi yang mendukung akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan (Kotter dan James : 1998).

Moeljono (2003:61-62) mengatakan bahwasannya produktivitas organisasi bertujuan untuk mengarahkan pemikiran bahwa di dalam suatu organisasi itu terdapat variabel-variabel determinan produktivitas yang dapat dimodifikasi dan dikembangkan untuk menciptakan budaya kerja produktif. Dengan memodifikasi variabel-variabel penentu produktivitas dalam organisasi itu, variabel-variabel tersebut dapat dikembangkan dan diarahkan untuk mencapai hasil akhir yang diterapkan organisasi, yaitu :

• Pola tingkah laku kerja, yaitu segala aktivitas organisasi yang secara

khusus memperlihatkan keikutsertaan dan keterlibatan individu-individu di dalamnya.

• Pelaksanaan tugas, yaitu evaluasi terhadap prestasi individu mengenai

(36)

• Efektivitas organisasi, yaitu suatu indeks mengenai hasil yang dicapai

terhadap tujuan organisasi. Pengukuran terhadap hasil akhir yang dicapai oleh organisasi akan menggambarkan tingkat produktivitas dalam organisasi.

Menurut Susanto (1997:14-15) budaya korporat dan nilai-nilai yang telah terbentuk harus disosialisasikan kepada para karyawan dengan cara yang dianggap berhasil. Adapun cara-cara tersebut yaitu:

1. Cerita.

Cerita ini biasanya berisi penjelasan-penjelasan mengenai ruang lingkup perusahaan. Cerita ini mengaitkan keadaan sekarang dengan keadaan masa lampau dan memberi penjelasan serta keabsahan bagi tindakan-tindakan yang sekarang dilaksanakan.

2. Acara-acara ritual.

Ritual ini biasanya berbentuk aktivitas seperti seremonial pengakuan dan pemberian penghargaan, pesta kecil pada hari tertentu serta piknik/rekreasi tahunan perusahaan adalah ritual yang mengungkapkan dan memperkuat inti budaya suatu organisasi.

3. Material.

Simbol ini biasanya dilihat dari bagaimana desain serta pemanfaatan ruang fisik ruangan dan gedung, serta perabot kantor, cara berpakaian karyawan.

4. Bahasa.

(37)

Pascale (Tika 2005:58-59) juga mengemukakan ada 6 langkah yang dilakukan untuk mengadakan sosialisasi yang dianggap berhasil adalah:

1. Seleksi Penerimaan Pegawai. 2. Penempatan dalam Pekerjaan. 3. Penguasaan Pekerjaan.

4. Pengukuran dan Imbalan terhadap Kinerja. 5. Memperkuat Cerita dan Dongeng.

6. Penghargaan dan Promosi.

Uraian di atas yang nantinya akan membantu saya untuk mencari tahu apa sebenarnya budaya korporasi BT/BS Medica.

1.6. Metode Penelitian

Untuk melihat bagaimana Penerapan Budaya Korporat pada Karyawan BT/BS Medica, tentunya saya berada di BT/BS Medica tersebut. Dengan memiliki status sebagai salah satu karyawan yang menjabat sebagai pembimbing mempermudah saya untuk mengetahui bagaimana penerapan kebudayaanya dan hal ini juga mempermudah saya untuk melakukan wawancara kepada karyawan yang saya anggap bisa melengkapi data-data yang saya perlukan.

(38)

Adapun cara yang dilakukan dalam mendapatkan data untuk menjawab masalah penelitian saya adalah:

1.6.1. Observasi Langsung

Ketika saya turun ke lapangan untuk melakukan penelitian saya mengadakan observasi terhadap karyawan di BT/BS Medica. Observasi (pengamatan) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini6

Untuk melakukan pengamatan pasif terhadap pembimbing yang ada di ruangan kelas, saya duduk di bangku paling belakang. Pernah suatu ketika . Observasi yang saya gunakan adalah observasi partisipasi. Observasi partisipasi saya lakukan dengan berada di dalam perusahaan tersebut dan ikut serta sebagai salah satu karyawan yang bekerja sebagai pembimbing/staf pengajar. Selain ikut serta sebagai salah satu karyawan saya juga nantinya akan mengadakan pengamatan pasif yaitu dengan memperhatikan, mencatat apa-apa saja yang dilakukan karyawan yang ada di BT/BS Medica. Adapun hal-hal yang saya perhatikan adalah apa-apa saja yang dilakukan semua karyawan di dalam perusahaan tersebut.

Saya juga melakukan pengamatan langsung tentang bagaimana karyawan berperilaku dan berinteraksi dengan orang-orang yang ada di perusahaan tersebut. Sikap dan norma-norma yang ditampilkan para karyawan merupakan sumber data yang sangat penting. Selain memperhatikan karyawan yang bekerja sebagai pegawai, saya juga melakukan pengamatan pasif untuk memperhatikan bagaimana sikap pembimbing dalam melayani siswa di dalam ruangan kelas maupun di ruang diskusi.

6

(39)

pembimbing yang ruangannya saya masuki untuk melihat cara mengajar nya menanyakan tujuan saya berada di ruangan tersebut. Saya hanya menjawab saya mau melihat dan belajar bagaimana cara mengajar kaka/abang tersebut. Saya bisa berani mengatakan itu karena di BT/BS Medica memberikan kesempatan untuk pembimbing baru melakukan adaptasi cara mengajar kepada pembimbing senior, baik itu adaptasi kepada departemen yang sama maupun departemen yang berbeda. Jadi selain saya bisa melengkapi data skripsi saya, saya juga bisa belajar cara mengajar dari pembimbing senior. Selain pengamatan pasif terhadap pembimbing saya juga melakukan pengamatan pasif di ruang diskusi, pengamatan itu saya lakukan dengan berada di ruang diskusi tersebut. Hal ini saya lakukan supaya saya dapat melengkapi data yang dapat menjawab masalah penelitian saya. Setelah beberapa kali saya mengadakan observasi saya juga melakukan wawancara terhadap karyawan BT/BS Medica.

1.6.2. Wawancara

Wawancara adalah satu-satunya tehnik yang dapat digunakan untuk memperoleh keterangan tentang kejadian yang oleh ahli antropologi tidak dapat diamati sendiri secara langsung. Wawancara7

7

Wawancara pada umumnya digunakan untuk menggali keterangan mengenai: cara berlaku yang

(40)

BT/BS Medica. Kami bertiga memilih BT/BS Medica sebagai tempat bimbingan kami dan kami bertiga pun lulus ke 8

Saya adalah salah satu karyawan yang bekerja di BT/BS Medica. Saya sudah bekerja di BT/BS Medica selama satu tahun dan jabatan saya di BT/BS Medica sebagai pembimbing jaga yang mengajar di bagian departemen geografi. Untuk mengadakan wawancara mendalam saya mewawancarai karyawan yang sudah bekerja lebih dari lima tahun dan mereka sudah menduduki jabatan sebagai MMI (Manajemen Medica Indonesia) seperti Bapak Gomgom Silaban, S.Si, Ir. Tagor Silalahi, Bukti Sinaga, S.Pd. Selain mengadakan wawancara langsung saya juga sering menulis apa-apa saja yang mereka bicarakan ketika BT/BS Medica PTN. Sewaktu saya bimbingan di BT/BS Medica saya merasa mendapat pelayanan yang baik dari pembimbing di sana.

Ketertarikan saya tidak hanya berhenti ketika saya dan adik-adik saya mantan dari BT/BS Medica. Setahun yang lalu saya terpikir untuk menambah bulanan dari orang tua saya dengan melamar menjadi pembimbing di BT/BS Medica. Saat itu saya lulus dari ujian yang diadakan oleh BT/BS Medica dalam merekrut pembimbing BT/BS Medica. Setelah saya di dalam perusahaan tersebut ada keinginan tersendiri untuk mengangkat BT/BS Medica sebagai judul skripsi saya. Selain itu juga saya merasa bahwa budaya korporat dari BT/BS Medica perlu dikaji karena BT/BS Medica sudah 32 tahun masih tetap eksis dan bertahan. Meskipun kepentingan lain dengan meneliti BT/BS Medica membuat saya mudah mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi saya dan saya juga bisa bekerja sambil menyusun skripsi.

8

(41)

mengadakan rapat dan acara-acara yang diadakan BT/BS Medica. Hal ini saya lakukan untuk melengkapi hasil wawancara saya dengan mereka.

Untuk mengadakan wawancara terhadap karyawan yang menjabat sebagai MMI saya memiliki ketakutan tersendiri. Ketakutan saya diakibatkan oleh beberapa hal yaitu saya takut jika mereka memarahi saya karena saya tidak minta izin untuk menjadikan BT/BS Medica sebagai judul skripsi saya dan saya juga segan menjumpai mereka karena usia mereka jauh berbeda dengan saya. Namun hal itu tidak seperti yang saya bayangkan, ketika saya mengadakan wawancara terhadap MMI mereka sangat welcome dengan pertanyaan-pertanyaan yang saya lontarkan. Selain MMI saya juga mengadakan wawancara kepada pegawai biasa, pembimbing jaga, pembimbing plavon satu hari, pembimbing plavon setengah hari dan pembimbing umum. Berhubung saya juga salah satu karyawan BT/BS Medica saya langsung mengetahui mana yang menjadi informan kunci saya. Ketika saya mengadakan wawancara terhadap mereka saya tidak mengatakan kalau saya mewawancarai mereka untuk keperluan data skripsi saya. Hal ini tidak saya lakukan karena tanpa saya beritahu pun mereka sangat terbuka dan welcome dengan semua pertanyaan-pertanyaan yang saya lontarkan.

(42)

Di sela-sela waktu mengajar saya, saya menyempatkan waktu saya untuk wawancara kepada mereka. Maksud dari di sela-sela mengajar itu adalah BT/BS Medica mulai mengajar dari pukul 15.00 WIB. Kalau saya memiliki jadwal mengajar saya usahakan datang ke lokasi pukul 12.30 WIB. Hal ini saya lakukan untuk dapat mewawancarai pegawai BT/BS Medica karena pada jam 12.00-13.30 WIB adalah waktu istirahat mereka. Setelah pukul 14.00 WIB pembimbing sudah mulai berdatangan dan saya pun langsung memilih mana pembimbing yang harus saya wawancarai di dalam melengkapi data skripsi saya. Hal ini terus saya lakukan sampai data yang saya perlukan cukup untuk menulis skripsi saya. Banyak pengalaman yang saya temukan ketika mengadakan wawancara terhadap mereka, sebagian dari mereka ada yang menjawab seadanya dari pertanyaan yang saya lontarkan, tetapi sebagian dari mereka ada yang berujung jadi curhat mengenai masalah pribadi yang sedang mereka alami. Hal ini lah membuat saya makin banyak memiliki sahabat di BT/BS Medica.

(43)

untuk mewawancarai mereka, tetapi sebagian dari mereka juga ada yang langsung menjawab saja apa pertanyaan yang saya lontarkan.

Wawancara yang selama ini saya lakukan lebih bersifat santai, karena kami sudah saling mengenal. Terkadang wawancara yang saya lakukan tidak semuanya terjawab pada saat bel masuk siswa, hal itu kerap kali terjadi karena wawancara kami berujung dengan canda-tawa, tetapi dari mereka sering menyuruh saya untuk menunggu mereka setelah siap waktu mengajar mereka. Sembari menunggu mereka saya biasanya ke ruang diskusi untuk diskusi terhadap siswa, lumayan dapat honor diskusi. Hal ini terus saya lakukan hingga data yang diperlukan untuk skripsi saya dapat terpenuhi.

1.6.3. Membangun Rapport

(44)

ngobrol-ngobrol tersebut secara tidak langsung saya mendapat informasi maupun data yang dibutuhkan dalam penelitian saya.

1.6.4. Data Sekunder

Adapun data sekunder yang saya peroleh adalah melalui :

1.6.4.1. Database perusahaan

Dari database perusahaan saya mendapatkan data karyawan BT/BS Medica, struktur organisasi BT/BS Medica, buku lagu serta buku sistem nilai-nilai yang selalu dinyanyikan dan dibaca oleh karyawan BT/BS Medica, contoh komentar angket pelayanan baik dan pelayanan buruk dari siswa terhadap pembimbing BT/BS Medica, foto-foto tentang sebagian kegiatan yang menggambarkan budaya BT/BS Medica.

1.6.4.2. Internet

Dari internet saya dapat membaca perkembangan serta keberadaan lokasi BT/BS Medica yang ada di beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Di internet juga terdapat tulisan-tulisan yang pernah dimuat dalam koran mengenai keunggulan dari BT/BS Medica yang telah meluluskan ribuan siswa ke bangku PTN. Dari internet juga saya mengambil logo BT/BS Medica.

1.6.4.3. Buku jurnal yang berhubungan dengan masalah penelitian.

(45)

1.6.5. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang saya dapatkan dari hasil wawancara, observasi serta data sekunder, saya menyusun data tersebut sesuai pemahaman atau berdasarkan kategori-kategori yang sesuai dengan tujuan penelitian saya. Adapun yang menjadi kategori-kategori dalam menganalisis data, saya membuat kelompok-kelompok data yang saya temui di lapangan baik itu dari hasil observasi, wawancara maupun data sekunder. Data hasil wawancara saya sesuaikan dengan data hasil observasi dan kedua hasil tersebut saya sesuaikan juga dengan data sekunder BT/BS Medica. Apakah hasil antara data sekunder sama dengan hasil wawancara serta observasi yang saya lakukan. Saat menganalisis data saya sering menganalisis sewaktu berada di lapangan penelitian dengan artian saya tidak hanya menganalisis data setelah pulang dari lapangan. Hal ini tentunya akan mempermudah saya dalam pengklasifikasian data yang didapat.

(46)

BAB II

GAMBARAN UMUM

BT/BS MEDICA DI WILAYAH MEDAN

2.1. Sejarah Perkembangan BT/BS Medica

Perjalanan sejarah dan perkembangan berdirinya BT/BS Medica sangat menarik untuk dikaji. Hal ini dikarenakan sejarah berdirinya BT/BS Medica terinspirasi dari dunia mahasiswa fakultas kedokteran di USU (Universitas Sumatera Utara). BT/BS Medica berdiri pada tanggal 10 September 1979. Sampai saat ini BT/BS Medica sudah bertahan dan berkembang selama 32 tahun. Sampai saat ini BT/BS Medica sudah berada di 3 provinsi di Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Lampung. Pada penelitian ini saya akan meneliti BT/BS Medica yang ada di Sumatera Utara (Medan).

(47)

privat untuk anak-anak SMA yang berjurusan IPA. Adapun konsep pemasaran yang mereka lakukan pada saat itu adalah konsep pemasaran dari kawan ke kawan yang artinya sesama mereka mempromosikan privat les yang mereka buka untuk keluarga, tetangga, maupun teman-teman mereka. Cara tersebut berhasil dan akhirnya mereka memiliki siswa privat.

Tempat mereka mengajari anak privat mereka adalah dengan cara mengunjungi rumah siswa mereka tersebut dan hal itu berlangsung satu tahun. Setelah dr. Reinhat Silalahi, dr. Thomas Silangit beserta beberapa teman-teman mereka yang ikut menjalankan privat ini tamat, mereka mengambil jalan masing-masing. Dari beberapa teman mereka mengambil jalan untuk tetap menekuni bidang mereka di bidang kesehatan. Saat itu yang bertahan adalah dr.Reinhat Silalahi dengan dr. Thomas Silangit.

Pada tahun 10 September 1979 mereka mengontrak salah satu bangunan untuk tempat privat, tetapi saat itu mereka memberi nama privat mereka menjadi bimbingan test bimbingan study Medica (BT/BS Medica). Adapun dana yang mereka dapatkan saat itu adalah dana dari orang tua mereka. Sampai saat ini pemilik saham BT/BS Medica adalah dr. Reinhat Silalahi dan dr. Thomas Silangit.

(48)

mulai mencari pembimbing yang tidak hanya berasal dari Fakultas kedokteran saja, melainkan mereka merekrut calon pembimbing yang berasal dari Universitas Negeri manapun, baik itu berstatus mahasiswa ataupun sarjana.

Pada tahun 1989 dr. Reinhat menjadi pimpinan tunggal dari BT/BS Medica karena dr.Thomas Silangit memilih untuk melanjutkan bidangnya berkarier di bidang kesehatan dengan membuka klinik. Adapun klinik yang dibangun adalah diberi nama klinik Medica. Sampai saat ini yang menjadi pimpinan BT/BS Medica adalah dr.Reinhat Silalahi.

Pada tahun 1999 siswa BT/BS Medica mencapai 980 orang dan pada saat itu lokasi BT/BS Medica semakin bertambah. Saat itu ada 9 lokasi BT/BS Medica yang ada di Medan. Pada tahun 2001-2005 BT/BS Medica mulai membuka cabang di kota-kota lain di dalam provinsi Sumatera Utara seperti; Balige, Pematang Siantar, Kisaran, Kabanjahe, Binjai, Sidikalang, Lubuk Pakam. Pada tahun 2006-2009 BT/BS Medica membuka lokasi di luar provinsi Sumatera Utara yaitu, Palembang, Padang, Lampung. Pada tahun 2011 Siswa Medica sudah mencapai 4.689 0rang di seluruh lokasi BT/BS Medica, jumlah siswa yang berada di kota Medan adalah 3.558 0rang.

2.1. Visi dan Misi BT/BS Medica

BT/BS Medica memiliki Visi:

Menghantarkan siswa merebut kursi PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Misi BT/BS Medica adalah:

1. Bekerja keras dan penuh semangat.

(49)

3. Berdedikasi tinggi dan jujur. 4. Berdisplin tinggi.

5. Meningkatkan prestasi dan karya dalam membimbing siswa. 6. Dipercaya oleh masyarakat dan dibanggakan.

7. Memiliki kepribadian yang ramah dan kompak.

Adapun yang menjadi visi dan misi BT/BS Medica diambil dari lagu Mars BT/BS Medica sebagai berikut :

Mars Medica

Yayasan BT/BS Medica

Namamu tetap tegar

Kerja keras penuh semangat

Tetap bertanggung jawab

Berdedikasi tinggi dan jujur

Berdisplin tinggi

Ciptakan siswa berprestasi

Rebut kursi PTN

Yayasan BT/BS Medica

Perteguh semboyanmu

Tingkatkan prestasi dan karya

Dalam membimbing siswa

Dipercaya oleh masyarakat

Dan dibanggakan

Menghantarkan siswa-siswimu

(50)

Ilmu, jasa, pengapdianmu

Ramah, kompak, kepribadianmu.

2.3. Gambar dan Logo BT/BS Medica

Iklan atau advertensi atau reklame adalah usaha mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat luas dan langsung memaparkan apa yang menjadi keunggulan-keunggulan dari produk yang dihasilkan.

Sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang komersil memiliki sebuah logo yang fungsinya bukanlah sekedar karya seni. Sebuah logo itu harus bisa menangkap dan mencerminkan Corporate Identity atau citra perusahaan agar bisa berfungsi secara objektif, sebab dibalik sebuah logo terdapat konsep dan filosofi.

(51)

Logo ini bisa ditemukan :

1. Pada setiap bangunan BT/BS Medica yang terdapat diatas dan di depan bangunan gedung ini.

2. Pada meja informasi atau tempat pertama dalam melayani pelanggan. 3. Alat-alat kantor, seperti pulpen, note book.

4. Pada kertas promosi yang dibagikan ke sekolah-sekolah.

5. Cinderamata handuk untuk setiap orang tua yang menghadiri acara-acara BT/BS Medica, seperti acara pemberangkatan siswa untuk menempuh ujian ke PTN.

6. Pada kantong plastik.

7. Pada kalender tahunan BT/BS Medica yang dibagikan pada semua karyawan dan siswa BT/BS Medica.

8. Desain bangunan BT/BS Medica didominasi oleh warna hijau, kuning, putih yang terdapat pada warna logo BT/BS Medica tersebut.

9. Pada accessories gantungan kunci, yang dibagikan pada pelanggan yang sudah mendaftar bimbingan di BT/BS Medica.

(52)

11.Terdapat di kertas-kertas promosi/brosur-brosur.

12.Terdapai di buku pengantar teori dan pengantar soal siswa. 13.Terdapat di buku nilai-nilai dan buku lagu BT/BS Medica.

2.4. Promosi

Ada beberapa bentuk promosi yang dilakukan BT/BS Medica dalam menambah jumlah siswa yang bimbingan ke BT/BS Medica. Adapun bentuk-bentuk promosi yang dilakukan BT/BS Medica adalah:

1. Membagikan brosur-brosur program belajar di BT/BS Medica. Brosur yang dibagikan ada dua :

• Brosur program reguler

Program reguler ini adalah program untuk anak 4, 5, 6 SD, 1, 2, 3, SMP, 1,2,3 SMA

• Brosur program intensive

Program intensive ini diberlakukan untuk anak kelas 3 SMA, program ini menambah jumlah waktu belajar untuk persiapan ujian SNMPTN. BT/BS Medica akan membagikan brosur ke sekolah-sekolah pada saat pagi hari sebelum masuk sekolah. Tim pembagi brosur yang diutus dari BT/BS Medica akan berdiri di pintu gerbang sekolah.

Adapun yang menjadi isi brosur program intensive tersebut adalah:

• Menginformasikan tujuan dari belajar di BT/BS Medica.

• Mendapatkan soal-soal prediksi UN & PTN.

• Mengenal dengan baik kekuatan lawan/saingan.

(53)

• Berisikan informasi pendaftaran dan tempat belajar.

• Informasi jam-jam belajar pilihan.

• Mencantumkan sebagian soal-soal yang mirip/persis sama dengan

soal yang ditanyakan di UN dan ujian PTN.

• Anggaran biaya yang ditawarkan BT/BS Medica.

• Informasi diskon untuk anak guru.

• Membuat nama-nama siswa Medica yang lulus ke PTN.

Pada brosur 2011 nama-nama yang yang dicantumkan adalah nama-nama siswa lulusan 2010.

• Mencantumkan pernyataan sebagian siswa SMA/SMK/MA & Alumni

SMA yang bimbingan di Medica tentang Medica.

• Membuat gambar suasana belajar di lokal terlihat gambar siswa dan

seorang pembimbing yang sedang mengajar/menulis di papan tulis.

• Suasana belajar saat mengadakan simulasi.

• Suasana ruang diskusi.

• Membuat gambar sebagian dari personil BT/BS Medica yang akan

membimbing siswa serta mencantumkan berapa lama mereka berada di BT/BS Medica.

• Suasana saat siswa Medica akan mengikuti PTN.

• Suasana siswa akan mengikuti simulasi PTN.

• Membuat gambar kegiatan yang dilakukan siswa dalam menyumbang

masyarakat dengan bencana yang bertujuan meminta doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar lulus UN dan PTN.

(54)

Contoh isi brosur pada tahun ini yaitu 2011 adalah :

Lebih dari 5.235 siswa Medica lulus ke berbagai PTN di seluruh Indonesia melalui UMBPTN/SNMPTN 2010 (Jumlah ini belum termasuk yang lulus di 9

Isi dari brosur program Reguler

UM-UGM, SIMAK UI, USM-STAN, dll di tahun 2010).

Isi brosur dari program reguler dan intensif hampir sama, perbedaannya hanya terletak pada informasi adanya Medica Plus, Medica plus ini diperuntukkan untuk siswa yang mendapat ranking 1,2,3 disekolah. Kelebihan Medica plus ini adalah mereka mendapat diskon uang bimbingan sekaligus memiliki waktu belajar yang lebih lama di lokal dibandingkan dengan lokal yang tidak berstatus plus. Tujuan dibuatnya Medica plus adalah untuk membangkitkan motivasi dari siswa-siswa Medica untuk tetap berprestasi di sekolah dan di BT/BS Medica, jika berprestasi maka akan banyak keuntungan yang diraih oleh siswa dalam hal belajar dan meraih cita-cita. Hal inilah yang membuat BT/BS Medica membuat Medica Plus.

2. Masuk ke sekolah-sekolah dan mempromosikannya lewat media elektronik

BT/BS Medica mengadakan promosi melalui media elektronik, sama halnya dengan promosi yang dilakukan lewat brosur, perbedaannya BT/BS Medica menampilkannya melalui visual melalui media elektronik. Tim promosi memperlihatkan suasana belajar yang terjadi di BT/BS Medica, bentuk-bentuk pelayanan yang disediakan BT/BS Medica, menginformasikan lulusan dari BT/BS

9

UM-UGM singkatan dari Ujian Masuk Universitas Gajah Mada. SIMAK UI singkatan dari Seleksi Masuk Universitas Indonesia.

(55)

Medica yang lulus ke PTN, serta kata-kata motivasi dari beberapa siswa BT/BS Medica yang telah lulus.

3. Mencetak kalender setiap tahun dan membuat gambar-gambar suasana belajar dan suasana simulasi BT/BS Medica yang dibagikan kepada setiap pelanggan yang mendaftar dan kepada semua siswa BT/BS Medica.

4. Mempromosikan lewat media elektronik yaitu website tentang berbagai kelebihan-kelebihan bimbingan di BT/BS Medica.

2.5. Struktur Organisasi BT/BS Medica

MMI Pegawai MMI Pembimbing

KTU

Sekretaris Medan

Koordinasi Adm Medan

Pegawai Biasa

Supervisor 1,2 & 3

Pembimbing Senior Pembimbing Umum

Pembimbing Flavon Pebimbing Plavon

Setengah hari Pimpinan

Manager Umum

(56)

Untuk mencapai tujuan dari BT/BS Medica, maka disusun suatu struktur organisasi. yang tujuannya akan memberikan gambaran secara kompherensif akan tugas dan wewenang dari masing-masing karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai tingkat maksimalisasi mereka di dalam bekerja.

2.6. Karyawan BT/BS Medica Wilayah Medan

Jumlah karyawan yang ada di BT/BS Medica pada tahun 2011 adalah 474 orang. Dalam pembagian tugas yang diuraikan di bawah ini adalah berdasarkan kepada ketentuan yang berlaku pada BT/BS Medica yang berada di wilayah Medan.

Tabel 1

Jumlah Karyawan BT/BS Medica Wilayah Medan Berdasarkan Tingkat Jabatan Tahun 2011

NO JABATAN/DEPARTEMEN 2011 %

1 Pimpinan 1 0,2

2 Penasehat 1 0,2

3 Manager Sumut 1 0,2

4 Suvervisor Pembimbing 22 4,6 5 KTU (Kepala Tata Usaha) 15 3,1

6 Pembimbing MM 50 10,5

7 Pembimbing Kimia 29 6,1

8 Pembimbing Fisika 30 6,3

9 Pembimbing Bahasa Inggris 54 11,3 10 Pembimbing Bahasa Indonesia 51 10,7

(57)

12 Pembimbing Geografi 25 5,2 13 Pembimbing PKN/Sosiologi 31 6,5

14 Pembimbing Sejarah 32 6,7

15 Administrasi 19 4,0

16 Pegawai Jadwal 19 4,0

17 Pegawai Komputer 19 4,0

18 Pegawai Lapangan 5 1,0

19 Pegawai realisasi jadwal 19 4,0

20 Cleaning Service 19 4,0

Jumlah 474 100

Sumber: BT/BS Medica Indonesia Wilayah Medan Tahun 2011

(58)

Tabel 2

Jumlah Karyawan BT/BS Medica Wilayah Medan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011

No Level Jumlah %

1 Sarjana 212 44,7

2 Status Mahasiswa (SI) 162 34,2

3 DI (Diploma Satu) 135 7,4

4 D3 (Diploma Tiga) 138 8,0

5 SMU Sederajat 27 5,6

Jumlah 474 100

Sumber: BT/BS Medica Indonesia Wilayah Medan Tahun 2011

(59)

Tabel 3

Jumlah Karyawan BT/BS Medica Medan Berdasarkan Tingkat Umur Tahun 2011

No Tingkat Umur Jumlah %

1 18-25 215 45,3

2 26-35 248 52,3

3 >36 11 2,3

Jumlah 474 100

Sumber: BT/BS Medica Indonesia Wilayah Medan Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas, jumlah karyawan yang paling banyak berdasarkan usia/umur adalah pada usia 26-35 tahun atau 52,3%. Sedangkan yang paling sedikit adalah usia yang berada di atas 36 tahun atau 2,3%.

Tabel 4

Jumlah Karyawan BT/BS Medica Medan Berdasarkan Latar Belakang Budaya Tahun 2011

No Latar Belakang Budaya Jumlah %

1 Batak 356 75,1

2 Jawa 37 7,8

3 Padang 29 6,1

4 Nias 31 6,5

5 Aceh 16 3,3

6 Tamil (India) 5 1,0

Jumlah 474 100

(60)
(61)

BAB III

BUDAYA KORPORAT BT/BS MEDICA

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab I yang menjelaskan bahwa budaya itu merupakan ciptaan manusia. Budaya korporat itu juga bisa terbentuk karena adanya interaksi antara orang-orang yang ada di perusahaan itu sendiri maupun interaksi antara orang-orang yang ada di perusahaan dengan pelanggan perusahaan tersebut. Budaya yang terdapat di dalam perusahaan ini mengacu akan keberadaan nilai-nilai yang dipegang oleh pemilik dan karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.

BT/BS Medica memiliki sistem nilai-nilai yang menjadi acuan mereka untuk melaksanakan setiap kegiatan yang telah ditugaskan pada masing-masing karyawan. Sistem nilai itu selalu mereka pelajari untuk menyamakan konsep dasar tujuan dari karyawan berada di perusahaan itu. Tujuan dari mempelajari sistem nilai itu adalah untuk menyamakan apa yang menjadi tujuan karyawan dalam bekerja di perusahaan tersebut. Nilai-nilai tersebutlah yang menjadi budaya korporat yang ada di BT/BS Medica.

Adapun komponen yang membentuk budaya korporasi menurut Deal & Kennedy (Mulyani1982) adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Usaha. 2. Nilai.

(62)

3.1. Lingkungan Usaha

Lingkungan Usaha merupakan unsur yang menentukan apa yang harus dilakukan perusahaan untuk membuat perusahaan tersebut dapat berhasil. Perusahaan BT/BS Medica menyediakan sarana untuk siswa mereka. Perusahaan menyediakan ruangan yang aman untuk tempat mereka belajar. Di setiap ruangan disediakan kursi yang memiliki meja serta sandaran kursi, white board, AC, serta kipas. Setiap siswa-siswi di dalam suatu ruangan jumlahnya dibatasi dimana jumlah siswa maksimal 30 orang. Hal ini bertujuan untuk menjaga ketertiban dan kemaksimalan belajar di dalam suatu ruangan. Di setiap lokasi BT/BS Medica disediakan ruang diskusi. Ruang diskusi ini bertujuan sebagai tempat pembimbing dan siswa bisa berdiskusi mengenai pelajaran yang tidak mereka mengerti, topik yang di diskusikan tidak dibatasi dari topik yang disediakan Medica saja, tetapi bisa juga tugas dari sekolah.

Untuk menghasilkan pelayanan yang baik BT/BS Medica membuat kebijakan untuk selalu membuat jadwal pembimbing yang memiliki jadwal mengajar diharuskan hadir minimal satu jam sebelum mengajar di ruangan. Selain pembimbing yang akan masuk ke dalam setiap ruangan, pembimbing yang khusus untuk diskusi juga disediakan. Tugas dari pembimbing khusus diskusi adalah untuk melayani siswa yang ingin diskusi. Setiap lokasi yang ada di BT/BS Medica bisa di lihat ruang diskusinya selalu ramai.

(63)

bijak yang bertujuan menumbuhkan semangat baru untuk siswa BT/BS Medica adalah :

• Kepercayaan pada diri sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai

sukses. (Emerson)

• Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, berpikir tanpa belajar adalah

bahaya. (Kong Fu Tse)

• Orang-orang sukses selalu berpendirian teguh, orang-orang yang gagal

mudah goyah.

• Masa muda adalah masa belajar.

• Malu tidak lulus quis.

• Malu tidak lulus simulasi.

• Malu tidak lulus UMBPTN.

Di dinding setiap ruangan belajar bahkan ruangan diskusi juga bisa dilihat surat-surat alumni Medica yang lulus di Perguruan Tinggi Negeri, isi dari surat itu berupa dukungan untuk siswa Medica agar mengikuti jejak mereka yang sudah lulus di Perguruan Tinggi Negeri.

Salah satu contoh surat alumni yang di kirim oleh alumni siswa BT/BS Medica adalah:

Hai adik-adik semua, kalian masih tetap bersemangat kan. Bagaimana persiapan kalian untuk menghadapi SNMPTN 2011, pasti sudah mantap dong. Halo dek perkenalkan:

Nama : Dicky Simanjuntak

Group : 497 IPC

Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Medan

(64)

Syarat untuk lulus ke PTN adalah belajar keras, rajin membahas model soal yang diberikan BT/BS Medica, mengikuti simulasi, dan rajin diskusi dengan pembimbing-pembimbing BT/BS Medica. Dengan begitu kamu akan dapat meraih PTN apa yang kamu impikan. Saya mau berbagi pengalaman, saya sangat bangga dan terkesan selama berlatih di BT/BS Medica karena setelah di Medica lah semangat belajar dan prestasi saya langsung melambung tinggi. Kini saya tahu kualitas Medica, ternyata lebih baik dari yang sudah baik selama ini yang saya dengar. Tidak usah diragukan lagi Medica memang pakarnya membuat orang lulus ke berbagai PTN pavorit. Adik-adik juga jangan lupa untuk tetap andalkan Tuhan untuk meraih impianmu. Saya tunggu kehadiran adik-adik di UI (Universitas Indonesia).

S E M A N G A T

Di dinding ruangan juga terdapat soal-soal yang dibuat BT/BS Medica yang mirip atau yang persis sama dengan soal-soal yang ditanyakan di ujian-ujian nasional untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Salah satu contoh soal yang mirip dan ditanyakan saat ujian masuk ke PTN adalah :

Tabel 5

Contoh Model Soal BT/BS Medica yang Mirip dengan Soal Simak UI

Soal CS (Capita Selecta) Biologi No.5

(65)

dapat membentuk

populasi dengan keanekaragaman gen yang tinggi.

sangat cepat, tidak memerlukan

pasangan kawin

dan menghasilkan banyak variasi gen pada keturunannya.

Sumber: BT/BS Medica Indonesia Wilayah Medan Tahun 2011

Setiap tahunnya surat alumni, soal-soal yang mirip bahkan persis sama dengan soal yang ditanyakan diganti, misalnya tahun ini sudah tahun ajaran 2011/2012 soal yang mirip dan soal yang sama persis bahkan surat alumni yang terdapat di dinding-dinding lokasi Medica adalah tahun ajaran 2010/2011. Hal ini bertujuan untuk mengajak siswa-siswa untuk mengikuti jejak-jejak alumni BT/BS Medica yang telah lulus di PTN. Soal-soal yang mirip dan yang persis dengan model soal BT/BS Medica juga dilakukan untuk mengajak siswa BT/BS Medica rajin membahas model soal.

Di setiap lokasi terdapat bagian administrasi yang selalu melayani siswa baru maupun orang tua yang hendak mendaftarkan anak mereka. Penampilan yang terlihat dari bagian administrasi tampak menunjukkan penampilan diri yang ramah dalam melayani setiap calon siswa baru maupun orang tua dalam menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan mengenai apa-apa saja bentuk pelayanan yang disediakan oleh BT/BS Medica.

(66)

1. Aturan berpakaian pria yaitu :

• Memakai kemeja.

• Memakai dasi.

• Celana harus menggunakan celana bahan non jeans.

• Memakai sepatu kulit.

2. Aturan berpakain perempuan:

• Memakai kemeja.

• Memakai rok yang batas panjangnya tidak bisa diatas lutut

batasnya harus di bawah lutut.

• Menggunakan sepatu tertutup dan bertumit.

3.2. Nilai

Nilai merupakan sesuatu yang diyakini warga organisasi untuk mengetahui baik buruknya sesuatu. Nilai ini dijadikan sebagai konsep dasar suatu organisasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan mereka di dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu setiap perusahaan mengharapkan agar setiap karyawan memiliki nilai yang sama dalam menjalankan visi dan misi suatu perusahaan. Adapun nilai yang terdapat dalam budaya korporat adalah pondasi organisasi untuk kesamaan komitmen, berpikir, dan berperilaku dalam pencapaian visi dan misi perusahaan.

Gambar

GAMBARAN UMUM BT/BS MEDICA DI WILAYAH MEDAN
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peraturan Daerah Kota Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pembinaan Anak. Jalanan, Gelandangan, Pengemis, Pengamen, Dan

12 Prinsip tersebut penting dalam sebuah pembuatan film animasi, dalam film animasi pendek ”Oejank Boxing”, tidak semua prinsip akan digunakan, tetapi prinsip yang dirasa

[r]

UUD 1945Pasal 33 ayat (1) UUD 1945menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atasasas kekeluargaan. Kegiatan ekonomi yang sesuai atas asas

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahawa ekstrak etanol biji alpukat memiliki nilai SPF tertinggi pada konsentarsi 1000 ppm dengan nilai SPF 8,02

Bluetongue virus BTV infection of fetal ruminants provides an excellent model for the study of virus-induced teratogenesis. This model has shown that only viruses modified by passage

Jarak antarbaris adalah satu setengah spasi, kecuali abstrak, terusan nama bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat