Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Umi Humairoh
NIM. 107015000053
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
DI MTs. DAARUL HIKMAH PAMULANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Umi Humairoh NIM. 107015000053
Mengesahkan
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Syaripulloh, M.Si Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd NIP. 19670909 200701 1 033 NIP. 19780314 200604 2 002
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
Humairoh, NIM: 107015000053 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 27 September 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 27 September 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Sidang (Ketua Jurusan Pendidikan IPS) Tanggal Tanda Tangan
Drs. H. Nurochim, MM NIP. 195907151984031003
Sekretaris Sidang
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 197304242008011012
Penguji I
Drs. H. Nurochim, MM ...
NIP. 195907151984031003
Penguji II
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 197304242008011012
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
N a m a : Umi Humairoh
NIM : 107015000053
Jurusan / Prodi : Pendidikan IPS Pendidikan Sosiologi-Antropologi
Judul Skripsi : Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas VII Di
MTs. Daarul Hikmah Pamulang.
Dosen Pembimbing : 1. Drs. H. Syaripulloh, M.Si.
2. Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 21 September 2011 Mahasiswa Ybs.
Umi Humairoh
i Pelajaran 2010/2011”.
Berdasarkan dari tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi, Hasil Belajar IPS siswa, dan Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS siswa pada kelas VII di MTs. Daarul Hikmah-Pamulang.
Untuk mengetahui tujuan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi deskriptif dan korelasional. Survey merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner. Dan studi korelasional ini digunakan untuk menemukan atau memperjelas hubungan antara dua variabel yakni: Metode pemberian Tugas dan
Resitasi (sebagai variabel X), dan hasil belajar IPS siswa (sebagai variable Y).
ii Pamulang academic year 2011/2012.
In line with the research objective to find out task and recitation methods influenced, toward the learning results of the VII year students Junior High school in Daarul Hikmah Pamulang.
In order to find out the result of the research the writer used survey method through descriptive study and correlation. The survey is a kind of data collection technique by using instrument of questioner. This correlations research used to find out or to state the correlation between two variables. The variables are task and recitation methods as the variable X and learning results as the variables Y.
iii
hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat teriring salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat
manusia menuju jalan kebenaran.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini selesai berkat adanya
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. Nurochim, MM. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si dan Maila Dinia Husni Rahim, MA, S.Pd. Dosen
pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, saran, pengarahan, ilmu serta motivasinya kepada
penulis, semoga kebaikan beliau dibalas oleh Allah SWT.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, tanpa mengurangi rasa hormat yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga
ilmu yang diberikan dapat bertambah dan bermanfaat.
5. Dra. Sri Uswati selaku kepala sekolah MTs Daarul Hikmah Pamulang serta
guru bidang studi IPS yaitu Bapak Wawan Suhairi, S.Pd. yang mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian.
6. Kedua orang tua tercinta Bapak Sardih, S.Pd dan Ibu Nurhayati yang tiada
hentinya memberikan doa, kasih sayang, dan motivasi kepada penulis baik
iv
Konsentrasi Sosiologi-Antropologi angkatan 2007 yaitu Rohilah Wati, Ima Ni’maturrahmah, dan Anisatul Khoiriah yang selalu memberikan bantuan dan selalu menghibur penulis disaat penulis tidak mampu menyelesaikan tugas.
Semoga kenangan kita selama menjadi mahasiswa di jurusan Pendidikan IPS
tidak terlupakan.
9. Sahabatku Ai Rahmawati, Eem Huzaimah, Syifa Fauziah, Anita Rachman,
dan Rifa Utami yang selalu memberikan motivasi dan menghibur ketika
penulis jenuh dalam menyelesaikan skripsi.
10.Kakakku Ade Kartika Aprianti dan Bayu Mustafa Arief, yang selalu
memberikan motivasi dan bantuan ketika penulis sedang mengalami kesulitan.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, Agustus 2011
v
(X) ... ... 28
Tabel 2 : Kisi-kisi Instrument Variabel hasil Belajar IPS siswa (Y)... 29
Tabel 3 : Indeks Korelasi Product Moment... ... 32
Tabel 4 : Jumlah Siswa-Siswi MTs Darul Hikmah Tahun Pelajaran 2010/2011.. ... ... 36
Tabel 5 : Senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas ... 37
Tabel 6 : Guru memberikan tugas belajar di dalam kelas ... 37
Tabel 7 : Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas ... 38
Tabel 8 : Guru memberikan tugas merangkum didalam kelas ... 39
Tabel 9 : Guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik di dalam kelas ... ... 39
Tabel 10 : Guru memberikan tugas di luar kelas... ... 40
Tabel 11 : Senang belajar di luar kelas... ... 41
Tabel 12 : Senang belajar di Laboratorium ... ... 41
Tabel 13 : Menyukai tugas lapangan/observasi ... ... 42
Tabel 14 : Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas individu di dalam kelas ... ... 43
Tabel 15 : Tugas menghafal yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu ... ... 43
Tabel 16 : Tugas LKS yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu……….. ... ... 44
Tabel 17 : Tugas menyalin/merangkum yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu ... ... 45
Tabel 18 : Tugas individu yang diberikan guru di luar kelas memberatkan siswa.. ... ... 45
Tabel 19 : Tugas-tugas individu di luar kelas sangat menyenangkan ... 46
vi
kelompok ... ... 48
Tabel 23 : Tugas dilapangan yang diberikan guru dilakukan secara
kelompok…. ... ... 49
Tabel 24 : Tugas kelompok di dalam kelas yang diberikan guru sangat
disukai…. ... ... 50
Tabel 25 : Tabel Angket Penelitian Implikasi Metode Pemberian Tugas dan
Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa (X) ... 51 Tabel 26 : Presentase Angket Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan
Resitasi… ... ... 52 Tabel 27 : Nisan Fatimah binti Maimun merupakan salah satu sumber sejarah
masuknya islam di Indonesia yang terdapat ... ... 53
Tabel 28 : Menurut para pendapat masuknya islam ke Nusantara yang paling
awal terjadi pada abad ... ... 54
Tabel 29 : Jalur Islamisasi yang pertama kali digunakan dalam proses awal
penyebaran Islam di Indonesia ... ... 54
Tabel 30 : Tokoh walisongo yang menyebarkan agama islam didaerah Banten
dan Cirebon ... ... 55
Tabel 31 : Daerah yang menjadi pusat perdagangan dan banyak dikunjungi
pedagang islam adalah di ... ... 55
Tabel 32 : Salah satu sumber sejarah masuknya islam di Indonesia adalah
catatan dari Marcopolo (1292) yang menjelaskan bahwa ... 56
Tabel 33 : Seni sastra Islam yang berupa soal-soal tasawuf yang sifatnya
Pantheisme disebut ... ... 56 Tabel 34 : Arti Gelar Sunan bagi para wali yang menyebarkan agama islam di
pulau Jawa adalah ... ... 57
Tabel 35 : Sunan Ampel mempunyai dua orang putera yang menjadi walisanga,
yaitu ... ... 57
vii
Tabel 39 : Salah satu faktor yang mendorong perkembangan agama islam di
Indonesia ... ... 60
Tabel 40 : Penyebaran agama Islam antara tahun 1512-1515 meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga Maluku. Pendapat tersebut dikemukakan oleh ... ... 61
Tabel 41 : Tokoh walisongo yang terkenal menyebarkan agama islam dengan menggunakan sarana dakwah pertunjukan wayang kulit ... 61
Tabel 42 : Masuknya agama islam di Indonesia didorong oleh faktor ... 62
Tabel 43 : Tokoh Walisongo yang menyebabkan agama Islam dengan mendirikan pondok pesantren di Kadilangu Demak ... 63
Tabel 44 : Agama islam dapat tersebar luas karena dilakukan melalui hal berikut, kecuali ... ... 63
Tabel 45 : Salah satu anggota wali Sanga yang memadukan corak bangunan islam dengan Hindu ... ... 64
Tabel 46 : Peninggalan sejarah masa Islam yang didirikan oleh Wali Sanga adalah ... ... 64
Tabel 47 : Tabel Presentase Hasil Belajar IPS ... ... 65
Tabel 48 : Tabel Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa ... 65
viii
Diagram 2 : Hasil Belajar IPS………..……….66
ix
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR DIAGRAM ... viii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II : KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritis ... 9
1. Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi ... 9
a. Pengertian metode pemberian tugas dan resitasi ... 9
b. Tujuan dan manfaat pemberian tugas dan resitasi .... 10
c. Langkah-langkah metode pemberian tugas dan resitasi ... 11
d. Kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi ... 12
2. Hasil Belajar IPS ... 13
a. Pengertian Hasil Belajar ... 13
b. Prinsip-prinsip belajar ... 15
c. Teori-teori belajar... 16
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 18
x
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian ... 26
B. Metode Penelitian... 27
C. Variabel Penelitian ... 27
D. Populasi dan Sampel ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ... 30
BAB IV : Hasil Penelitian A. Profil Sekolah ... 34
1. Sejarah berdirinya Daarul Hikmah ... 34
2. Kondisi belajar dan Mengajar di MTs Daarul Hikmah ... 35
B. Pengolahan Data dan Analisa Data ... 36
1. Pengolahan data ... 36
2. Analisa Data ... 66
C. Hasil Penelitian ... 70
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 72
B. Saran-Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya sehari-hari,
untuk itu pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran formal di sekolah. “Pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.1
Proses pendidikan berlangsung sejak lahir sampai ke liang lahat, dan
pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin terhadap generasi muda, karena
mendidik merupakan tugas dan tanggungjawab orangtua, sekolah, pemerintah,
dan masyarakat.
“Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu
rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera
serta keterampilan-keterampilan)”.2 Sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan bangsa Indonesia. Seperti tercantum dalam Undang-undang RI No.
20 Tahun 2003.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
1
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang Sisdiknas serta Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, hlm. 3
2
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.3
“Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya
kearah kedewasaan”.4
Dari definisi di atas, guru mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. “Guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha
pembentukkan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan”.5 Salah satu tugas guru yaitu menyampaikan pengetahuan atau
pengalaman yang dimilikinya kepada siswa, sehingga siswa dapat memahami
dan mengerti apa yang di sampaikan guru, dan kemudian siswa dapat
menguraikan dengan ucapan atau tulisan.
Berbicara masalah guru, “guru adalah orang dewasa yang secara sadar
bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta
didik”.6 Dan guru merupakan sesosok yang memiliki andil sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah,
yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak
lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang
membutuhkan orang lain dalam kehidupan, demikian halnya peserta didik,
ketika orangtua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga orang tua
menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara
optimal.
3
Afifuddin dan Irfan Ahmad Zain, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: FITK UIN Sunan Gunung Djati, 2010), hlm.15
4
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 11
5
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 123
6
Dengan demikian, guru diharapkan memiliki kompetensi profesional
yang tinggi sebagai seorang pengajar, pendidik, dan pembina atau
pembimbing. “Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan
yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan”.7 Guru dituntut
untuk menguasai seluruh aspek yang ada di dalamnya termasuk dalam hal
metode pengajaran.
Metode pengajaran adalah sistem penggunaan teknik-teknik di dalam
interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar
mengajar sebagai proses pendidikan. Metode mengajar mempunyai dua aspek:
aspek ideal dan aspek teknis.
1. Aspek ideal, secara ideal harus diingat bahwa program belajar mengajar adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang menjadi pedoman utama adalah agar tercapai perkembangan peserta didik yang optimal dan ini harus tertanam dalam sikap dasar guru IPS, yang diwujudkan dalam pendekatan guru terhadap peserta didik sesuai dengan tahap perkembangannya.
2. Aspek teknis, terdapat bermacam-macam teknis yang dapat digunakan dalam interaksi dan komunikasi itu, antara lain: bermain, tanya jawab, ceramah, diskusi, peragaan, eksperimen, kerja kelompok, sosiodrama, karyawisata dan modul. Seyogyanya guru dapat mengenal berbagai teknik, agar dapat menerapkan secara tepat, sesuai dengan keadaan.8
“Metode pengajaran adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak
dapat diabaikan karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil
tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral
dalam suatu sistem pengajaran”.9
Salah satu faktor yang terpenting dalam pembelajaran adalah
bagaimana seorang guru bisa memberikan pengajaran yang menyenangkan
melalui metode pengajaran variatif dan tidak monoton sehingga peserta didik
menyenangi pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan demikian,
7
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 145.
8
Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV Ruhama, 1995), hlm. 97
9
diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai, tidak hanya pada aspek
kognitif saja, akan tetapi tercapai pula pada aspek-aspek lainnya: yaitu aspek
afektif dan aspek psikomotorik.
“Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru IPS di MTs. Daarul Hikmah Pamulang kelas VII yaitu Bapak Wawan Suhairi, S. Pd.
Sabtu, 21 Mei 2011bahwa nilai siswa kelas VII khususnya kelas VII G masih
ada siswa yang memperoleh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM), berdasarkan dari hasil UTS (Ujian Tegah Semester)”.10
Faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar IPS rendah yaitu faktor
internal dan eksternal dari peserta didik. Faktor internal antara lain: motivasi
belajar, intelegensi, sikap peserta didik terhadap guru, sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran, sikap peserta didik terhadap metode yang digunakan
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kebiasaan dan rasa percaya
diri peserta didik. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di
luar peserta didik, seperti: guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi dan
metode pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan dalam
hal ini adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan
masyarakat.
Hal ini terlihat dari observasi awal yang dilakukan penulis pada hari
kamis, 05 Mei 2011. Yang bertempat di MTs. Daarul Hikmah Pamulang
bahwa metode mengajar yang diterapkan masih bersifat konvensional
(ceramah) membuat siswa bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran. Selain
itu, alokasi waktu yang ditentukan oleh sekolah tersebut masih kurang hanya
5×35 menit dalam satu minggu, sehingga hasil belajar siswa yang dicapai
belum optimal.
Dampak dari proses pengajaran IPS yang kurang kondusif adalah
motivasi para peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran IPS rendah,
seperti siswa nampak tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika
pembelajaran sedang berlangsung. Beberapa siswa bercanda dengan
10
temannya, dan sering pula siswa keluar masuk kelas dengan alasan yang di
buat-buat. Dengan motivasi yang rendah, maka hasil belajar para peserta didik
dalam mata pelajaran IPS rendah juga.
Oleh karena itu, pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan
karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan. Bila ditinjau lebih teliti
sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi,
kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan.11
Metode pengajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Roestiyah mengemukakan bahwa “setiap
jenis metode pengajaran harus sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Jadi, untuk tujuan yang berbeda guru harus mengadakan teknik
penyajian yang berbeda sekaligus untuk mencapai tujuan pengajarannya".12
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, merupakan suatu
alternatif mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa. Penerapan suatu
metode pembelajaran harus ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan
kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan siswa yang
meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan
keadaan sosial ekonomi siswa sebagai obyek.
“Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada siswa dalam waktu
yang telah ditentukan dan siswa mempertanggungjawabkan tugas yang
dibebankan kepadanya”.13
Sedangkan menurut Slameto, “Metode pemberian tugas dan resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada
siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu
dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada guru”. 14
11
Basyaruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam…, h. 32 12
Roestiyah, N. K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 2
13
Moh. User, Usman, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 128
14
Metode pemberian tugas dan resitasi diharapkan mampu mengaktifkan siswa dalam proses belajar, agar metode yang diterapkan dapat mengaktifkan
siswa. Hal ini disebabkan siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dan hasilnya harus
dipertanggungjawabkan kepada guru.
Penelitian senada yang telah dilakukan oleh Siti Masruroh, S.Pd yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Tugas dan Resitasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 2 Semester 2 Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear dengan Dua Variabel SMP Islam Sultan Agung I
Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006”. Penggunaan metode tugas
dan resitasi akan memberikan pengaruh dan hubungan yang berarti terhadap hasil belajar matematika. Besar pengaruh dari penggunaan metode tugas dan resitasi terhadap hasil belajar sebesar 51,56%, sedangkan 48,44% disebabkan oleh faktor lainnya seperti bakat, kecerdasan, sarana dan prasarana, lingkungan dan sebagainya. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hasil belajar siswa yang mendapat metode pemberian tugas dan resitasi dengan siswa yang mendapat metode pembelajaran konvensional.15
Penelitian yang di lakukan Siti Masruroh, S.Pd, terlihat jelas bahwa
dengan metode pemberian tugas dan resitasi, tidak hanya guru yang aktif akan tetapi siswa juga menjadi bagian terpenting bagi suksesnya proses
pembelajaran, yang pada akhirnya siswa akan merasakan langsung pengaruh
baik dari proses pembelajaran sehingga ia akan merasa senang dan nyaman
untuk untuk kemudian terus aktif dalam proses pembelajaran pada masa-masa
yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
mengkaji lebih jauh skripsi yang berjudul: “Pengaruh Metode Pemberian
Tugas dan Resitasi terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII MTs. Daarul Hikmah Pamulang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: bahwa hasil belajar IPS siswa
15
masih ada yang di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), siswa
tidak memiliki motivasi terhadap pelajaran IPS. Selain itu, mengisyaratkan
kepada seorang guru bahwa ia harus mampu menyajikan materi yang akan
diajarkan kepada peserta didiknya, menguasai materi yang akan diajarkan
maupun penguasaan kelas. Di samping itu, ia juga dituntut untuk menguasai
metode pengajaran dan dapat menyesuaikannya dengan materi tersebut serta
sesuai dengan karakteristik siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka
penulis memberi batasan masalah, agar mudah terarah. Penulis membatasi
masalah ini pada:
1. Hasil belajar IPS siswa kelas VII yang di capai saat ini masih rendah.
2. Metode pengajaran yang variatif merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar.
D. Perumusan Masalah
Penelitian ini dapat dirumuskan:
1. Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa?
2. Bagaimanakah Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui secara komprehensif.
1. Hasil belajar IPS siswa
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dalam metode pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil
kegiatan belajar mengajar optimal.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif strategi pembelajaran IPS yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi belajar IPS serta mengatasi kesulitan dan kejenuhan dalam
belajar IPS.
2. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi bagi pihak terkait tentang metode pemberian
tugas dan resitasi untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran IPS bagi para siswa.
b. Memberikan sumbangsih pengetahuan tentang metode pembelajaran
9 BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
a. Pengertian Metode pemberian Tugas dan Resitasi
“Metode dari segi bahasa berasal dari dua kata, yaitu meta dan
hodos. Meta berarti melalui dan hodos adalah jalan atau cara. Dengan
demikian metode berarti cara atau jalan yang harus di lalui untuk
mencapai suatu tujuan”.16
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode, mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.17
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara
untuk mencapai tujuan yang akan dikehendaki sesuai dengan yang
diharapkan.
16
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Logos Wancana Ilmu, 1997 ), Cet. 1, hlm. 91.
17
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “resitasi adalah
pembacaan hafalan di muka umum”.18
Jadi, resitasi merupakan tugas yang harus dipertanggungjawabkan di muka umum baik di kelas
maupun di tempat lain.
“Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada
siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya”.19
Sedangkan menurut Slameto, “Metode pemberian tugas dan
resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan
tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam
rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan
kepada guru”. 20
Jadi, Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara atau jalan untuk mengkaji bahan pelajaran dengan guru memberikan
tugas kepada siswa, tugas itu tidak harus dikerjakan didalam kelas,
akan tetapi, boleh dikerjakan diluar kelas seperti: di rumah,
perpustakaan, laboratorium, atau ditempat lain. Tugas itu dapat
dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan dan hasil
tugas itu dipertanggungjawabkan kepada guru, dan fase
mempertanggungjawabkan tugaslah yang disebut resitasi. b. Tujuan dan manfaat pemberian tugas dan resitasi
Tujuan dan manfaat pemberian tugas dan resitasi sebagai berikut:
Pertama, mempunyai rasa tanggungjawab yang dibebankan kepada siswa, karena pada akhirnya tugas tersebut harus dipertanggungjawabkan (diresitasi) dengan cara: laporan tertulis atau lisan, membuat ringkasan, menyerahkan hasil kerja, dan sebagainya.
Moh. User, Usman, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 128.
20
Kedua, siswa dapat menemukan sendiri informasi yang diperlukan atau memantapkan informasi yang telah diperolehnya.
Ketiga, menjalin kerja sama dan sikap menghargai hasil kerja orang lain.21
Tujuan pemberian tugas dan resitasi yang diberikan guru kepada siswa adalah agar siswa dapat bertanggungjawab baik bagi diri
sendiri maupun kelompok, dengan adanya tugas yang diberikan guru,
maka siswa dapat menjalin kerja sama yang erat dan kompak,
menumbuhkan motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik, menghargai
pendapat orang lain, adanya sikap bermusyawarah dalam mengerjakan
tugas, adanya tutorial sebaya atau siswa yang lebih memahami konsep
dengan memberi penjelasan kepada siswa lain dalam kelompoknya.
Oleh karena itu, guru mengharapkan dengan adanya resitasi siswa
dapat terbiasa dan terlatih dalam kehidupan sehari-hari untuk
bertanggungjawab, baik bagi diri sendiri, kelompok, keluarga, maupun
masyarakat. Selain itu, siswa belajar tidak hanya melalui guru saja,
dapat belajar dengan teman, membaca buku, internet dan lain-lain.
c. Langkah-langkah metode pemberian tugas dan resitasi.
Metode pemberian tugas dan resitasi mempunyai tiga fase: Pertama guru memberikan tugas secara jelas kepada siswa, kedua
siswa belajar atau melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan dan
petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh guru, dan fase ketiga
merupakan resitasi atau siswa mempertanggungjawabkan hasil
belajarnya kepada guru.
Langkah-langkah penggunaan metode pemberian tugas dan
resitasi sebagai berikut:
Pertama, fase pemberian tugas. Pada fase ini guru perlu mempertimbangkan: tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan
21
tersebut, sesuai dengan kemampuan siswa, dan disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Kedua, fase pelaksanaan tugas. Pada fase ini siswa diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru, diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja, diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain, dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
Ketiga, fase mempertanggungjawabkan tugas (resitasi). Pada fase ini siswa melaporkan baik lisan atau tulisan dari apa yang telah dikerjakannya, ada tanya jawab atau diskusi kelas, penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya.22
d. Kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi
Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi, sebagai berikut:
Pertama, lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individual ataupun kelompok, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar siswa.
Kedua, dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan
guru. Dengan pemberian tugas siswa dapat memperoleh pengetahuan
dan informasi baik dari internet maupun diskusi kelompok.
Ketiga, dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa. Dengan
tugas yang diberikan guru kepada siswa, maka siswa harus
bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Keempat, dapat mengembangkan kreativitas siswa. Dengan pemberian
tugas maka siswa mampu mengembangkan pola pikir dalam
mengungkapkan pendapat dan ide untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.23
Sedangkan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi, sebagai berikut:
22
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…,hlm. 86 23
Pertama, siswa sulit dikontrol, apakah benar siswa yang mengerjakan tugas ataukah orang lain. Karena tugas yang diberikan merupakan pekerjaan rumah, maka memungkinkan siswa untuk bertanya dan meminta bantuan kepada orang lain dalam menyelelesaikan tugas tersebut.
Kedua, khusus untuk tugas kelompok, tidak semua anggota aktif berpartisipasi dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, hanya anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
Ketiga, tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Dalam pemberian tugas guru harus dapat mempertimbangkan tingkat intelegensi siswa.
Keempat, sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa. Guru harus memiliki metode-metode pemberian tugas yang kreatif dan inovatif.24
Jadi, kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi adalah siswa dilatih untuk bertanggungjawab baik individu maupun
kelompok, memupuk keberanian mengambil keputusan atau tindakan,
dan belajar mandiri melalui teman sebaya, membaca buku-buku yang
relevan, dapat mengamati langsung atau observasi. Untuk itu, guru
membebaskan siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang
dimiliki siswa. Dan kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi
adalah siswa sulit dikontrol tugas yang diberikan guru dikerjakan
sendiri atau bukan, apabila tugas terlalu sering dan sukar membuat
siswa merasa jenuh, dan guru sukar memberikan tugas karena setiap
individu mempunyai perbedaan tersendiri antara individu satu dengan
yang lainnya.
2. Hasil Belajar IPS
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu: hasil dan belajar. “Hasil
adalah perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari usaha atau
pikiran”.25 Kemudian, “Belajar adalah berusaha memperoleh
24
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar…,hlm. 87 25
kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman”.26 Suatu proses belajar akan
menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar ini nyata terlihat dari apa
yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya.
Dalam hal ini terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan
dapat dibuktikan dengan perbuatan.
S. Nasution mengungkapkan bahwa: “Hasil belajar sebagai
suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja
perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, penghargaan
dalam diri pribadi individu yang belajar”.27
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah pengetahuan, pemahaman, menguraikan, mengorganisasikan dan menilai. Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi dan karakterisasi. Domain Psikomotor yaitu mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, dan intelektual.28
Jika seseorang mengalami perubahan baik dari segi
kepandaian, kecakapan atau kemampuannya kepada arah yang lebih
baik dari sebelumnya, maka orang tersebut telah mendapatkan hasil
belajarnya.
“Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja”.29 Jadi hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang menjadi lebih baik
dari sebelumnya yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap atau prilaku.
b. Prinsip-prinsip belajar
26
Depdikbud, “Kamus Besar bahasa Indonesia…,hlm. 17
27
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 35
28
Agus Suprijoto, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 6-7.
29
Slameto, menguraikan prinsip-prinsip belajar secara mendetail
sebagai berikut:
Pertama, “Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar”.30
Dalam prinsip belajar ini, siswa harus mempunyai motivasi yang kuat
agar tujuan belajar dapat tercapai sesuai dengan harapan, berpartisipasi
dalam belajar meningkatkan minat siswa yang kuat membuat siswa
mempunyai perasaan kurang puas dengan analisanya sendiri, dalam
belajar siswa harus bersosialisasi dengan lingkungannya untuk
memperoleh pembelajaran, karena belajar bukan hanya disekolah saja,
akan tetapi bisa diluar sekolah seperti internet, pengalaman langsung,
dan lain-lain.
Kedua, “Sesuai hakikat belajar bahwa belajar itu proses kontinyu”.31
Proses pembelajaran harus bertahap menurut perkembangannya di
mulai dari jenjang lebih rendah seperti TK, SD, SMP, dan SMA
sampai ke jenjang yang lebih tinggi, karena belajar merupakan proses
organisasi, beradaptasi, dan bereksplorasi, agar dapat berpikir dan
menganalisis suatu hal yang berbeda sehingga memperoleh hasil
pengertian yang diharapkan.
Ketiga, “Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari”.32 yaitu
belajar harus berdasarkan materi yang akan dicapai karena belajar
bersifat menyeluruh, mencakup stuktur belajar, metode atau penyajian
yang sederhana membuat siswa dapat memahami maksud dan tujuan
yang dikehendaki.
Keempat, “Syarat keberhasilan belajar yaitu belajar memerlukan
sarana yang cukup”.33 Keberhasilan dalam belajar didukung oleh
sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang, dan dapat menggunakan media pembelajaran dengan
30
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 27
31
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya…,hlm. 28 32
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya…,hlm. 28 33
efektif dan efisien, dan proses belajar tidak hanya satu kali saja, akan
tetapi harus adanya pengulangan materi baik dengan pemberian tugas
maupun dengan test agar tujuan pembelajaran tercapai.
c. Teori-teori belajar
1) Teori Gestalt
Teori Gestalt mengenai belajar sebagai berikut: “aliran ini
berpendirian bahwa keseluruhan lebih dan lain daripada
bagian-bagiannya, bahwa manusia adalah organisme yang aktif berusaha
mencapai tujuan, bahwa individu bertindak atas berbagai pengaruh
di dalam dan di luar individu”.34
Jadi, menurut Gestalt bahwa belajar merupakan proses
mencapai tujuan yang akan dicapai dan proses perkembangan dari
yang tidak mengerti menjadi mengerti dengan adanya proses
belajar, proses belajar berlangsung secara terus-menerus dari sejak
lahir sampai meninggal dunia, dan belajar akan berhasil apabila
adanya pengaruh di dalam dan di luar individu.
2) Teori Belajar Menurut J. Bruner
Kata J. Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.35
Jadi, belajar menurut J. Bruner bahwa melalui belajar tidak
mengubah tingkah laku saja, akan tetapi berpartisipasi dalam
belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan karena setiap
individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, oleh karena
34
S. Nasution, M.A, Didaktik Asas-asas Mengajar…,hlm. 42 35
itu dengan menyatukan perbedaan tersebut dapat menghasilkan
pengertian yang baik.
3) Teori Belajar dari Pieget
Slameto, mengutip teori Piaget mengenai proses belajar
pada anak-anak sebagai berikut:
a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
c. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.
d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: kemasakan, pengalaman, interaksi sosial, dan
Equilibration (proses dari ketiga faktor di atas
bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).
e. Ada 3 tahap perkembangan, yaitu: berpikir secara intuitif ± 4 tahun, beroperasi secara konkret ± 7 tahun, dan beroperasi secara formal ± 11 tahun.36
Selain itu, perkembangan intelektual terjadi proses
sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda, dan
sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang
terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia
sekitarnya.
Jadi, menurut Pieget belajar lebih ke psikologis atau
kejiwaan seseorang, karena Pieget berpandangan bahwa belajar
melalui tahapan-tahapan yang telah ditetapkan, seperti anak-anak
dengan orang dewasa pola berpikirnya lebih mendalam orang
dewasa karena orang dewasa telah masak dalam berpikir,
mempunyai ilmu pengetahuan yang luas, oleh karena itu, belajar
sesuai dengan tahapan-tahapan sesuai dengan usia.
36
4) Teori dari R. Gagne
Slameto dalam bukunya, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya, mengutip teori dari R. Gagne tentang teori
belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
“Pertama, Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Kedua, Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang diperoleh dari instruksi”.37
Jadi, dapat disimpulkan teori-teori belajar berdasarkan para
ahli bahwa belajar merupakan suatu proses perkembangan atau
perubahan tingkah laku melalui tahapan-tahapan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kemampuan, usia, psikologis atau
kejiwaan, intelegensi, minat dan motivasi. Selain itu, untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai dengan berpartisipasi aktif
dalam belajar, dengan individu menyampaikan ide-ide maka akan
terkumpul inti dari ide-ide tersebut dan akan menghasilkan ide
yang sempurna.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
“Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada tiga, yaitu faktor internal (faktor dari dalam siswa), eksternal (faktor dari luar
siswa), dan pendekatan belajar”. 38
1) Faktor internal terdiri dari dua aspek yaitu aspek fisiologis dan
aspek psikologis.
a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh merupakan faktor yang
mempengaruhi belajar. Kesehatan tubuh merupakan aspek
yang harus di pelihara dan kesehatan tubuh harus memiliki
nutrisi yang cukup, karena apabila kekurangan kadar makanan
37
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya…,hlm. 13. 38
akan mengakibatkan kelesuan, lekas lelah dan sebagainya. Dan
kecacatan tubuh merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, Menurut Sumandi Suryabrata dalam bukunya
Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa “beberapa penyakit
kronis juga sangat mengganggu hasil belajar siswa, demikian
pula kondisi fungsi panca indera terutama mata dan telinga”.39
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
a. Intelegensi atau kecerdasan siswa
Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia.
b. Sikap siswa
Sikap (attitude) adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik positif maupun negatif.
c. Bakat siswa
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar (2010: 151), mengutip teori sikap dari Chaplin (1972: Reber, 1988) Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
d. Minat siswa
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e. Motivasi siswa
Keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.40 2) Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yaitu: faktor
lingkungan sosial, dan faktor lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan sosial siswa, dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan tetangga, dan yang
39
Sumandi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2007), hlm. 235-236
40
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar yaitu orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.
b) Lingkungan nonsosial (sarana dan prasarana), seperti: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa, dan termasuk didalamnya media pembelajaran.41
“Adapun yang termasuk ke dalam faktor eksternal yaitu lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Dan juga instrumental
yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana, administrasi dan
manajemen”.42
3) Faktor pendekatan belajar, yakni “jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran”.43
Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang
menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar
siswa menghadapi masalah-masalah baik internal maupun eksternal.
Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka dia tidak
dapat belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah faktor lingkungan
nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan
belajar.
e. Ilmu Pengetahuan Sosial
1) Pengertian IPS
“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di
masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau
satu terpaduan”.44
41
Muhibin Syah, Psikologi Belajar…,hlm 154-156
42
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006), cet. 1hlm.85
43
Muhibin Syah, Psikologi Belajar…,hlm 157.
44
Sedangkan pengertian IPS secara umum menurut beberapa
ahli dalam tulisan Nursidi Sumaatmadja, adalah:
a) Menurut Norman Mackenzi, IPS adalah semua disiplin ilmu yang merupakan perjanjian manusia dalam konteks sosial.
b) Menurut Nu’man Sumantri, IPS adalah yang
menekankan pada timbulnya nilai-nilai
kewarganegaraan, moral, ideologi negara dan agama. IPS juga menekankan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial.
c) Menurut Achmad Sanusi, IPS terdiri dari disiplin-disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.
d) Menurut Calhoum mendefinisikan Ilmu pengetahuan sosial sebagai Study tentang tingkah laku kelompok umat manusia Van Daelen, IPS adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Dan tingkah laku manusia di masyarakat itu meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial.45
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu tentang tentang
tingkah laku manusia, masalah-masalah dan gejala-gejala yang
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Manusia di dalam
kehidupan sehari-hari memiliki berbagai aspek, seperti aspek
ekonomi, sikap mental, aspek budaya, dan hubungan sosial, di
dalam kehidupan bermasyarakat akan mengalami proses interaksi
karena interaksi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Manusia saling membutuhkan antarsesama, karena manusia hidup
saling ketergantungan, dan tidak bisa hidup sendiri saling
membutuhkan.
2) Ruang lingkup IPS
IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi
terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.
45
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut:
a) Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan. b) Sejarah meliputi waktu, dan perubahan.
c) Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya.
d) Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan.46
Jadi, ruang lingkup IPS memiliki berbagai aspek
diantaranya ilmu geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
3) Karakteristik IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain
sebagai berikut:
a) IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
b) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
c) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. d) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat
menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
e) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.47
Jadi, karakteristik IPS merupakan suatu ilmu yang luas
cakupannya tentang bumi beserta isinya, baik dari peristiwa dan
perubahan kehidupan masyarakat, sehingga di bagi menjadi
46
Sardjiyo. Materi Pokok Pendidikan IPS SD…, hlm. 2.5 47
beberapa bagian seperti ilmu geografi, sosiologi, ekonomi,
kewarganegaraan, antropologi, dan sejarah.
4) Tujuan IPS
Pada dasarnya, “Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.48
Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values), yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. 49
Peserta didik merupakan harta milik negara untuk
memajukan kualitas bangsa, maka pemerintah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat atau
keahlian dalam bidang yang diminati, dengan memberikan bekal
untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan terarah sesuai
dengan tujuan yang akan diminati, untuk itu peserta didik harus
menguasai ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan yang
dimiliki, sikap dan nilai, agar dalam memecahkan masalah dapat
teratasi dengan baik sesuai dengan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan.
Pengembangan aspek kognitif dapat diupayakan melalui
penguasaan materi (substansi) mata pelajaran IPS yang berasal dari
ilmu-ilmu sosial, seperti: sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan
tata negara. Oleh karena itu, “pemilihan materi IPS yang
48
Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS), (Jakarta: Bumi Aksara: 2008), Ed. 1, Cet. 3, hlm. 15
49
bersumber pada ilmu-ilmu sosial bukan didasarkan atas pemikiran
bahwa materi itu penting dilihat dari disiplin ilmunya, tapi karena
penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan”.50
Dengan tercapainya tiga sasaran pokok tersebut diharapkan
akan terciptanya manusia-manusia yang berkualitas,
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara serta ikut
bertanggungjawab terhadap perdamaian dunia.
f. Hasil Belajar IPS
Hasil belajar IPS adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran IPS berupa seperangkat pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk
kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan
datang yang meliputi: sejarah, keadaan iklim, tindakan ekonomi dalam
sehari-hari, sosialisasi, kelompok sosial, stuktur sosial, lembaga sosial
perubahan sosial, dan konflik, sampai pada terciptanya integrasi sosial,
serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil
belajar di dapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif, sumatif),
untuk kerja (ferformance), penugasan (proyek), hasil kerja (produk),
portofolio, sikap serta penilaian diri.
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam pembelajarannya
harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan
metode pembelajaran interaktif yang dilakukan dengan guru lebih
banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru
mengutamakan proses dari pada hasil. Guru merancang proses belajar
mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif
pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik sehingga tercapai hasil
belajar. Agar hasil IPS meningkat diperlukan situasi, cara dan metode
pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik
pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses
50
belajar mengajar. Adapun metode pembelajaran yang tepat untuk
melibatkan siswa secara totalitas adalah metode pembelajaran dengan
pemberian tugas dan resitasi.
B. Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk mendidik,
membina, memotivasi dan membimbing belajar siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kehadiran guru dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan,
peran guru dalam proses pembelajaran tidak dapat digantikan oleh apapun
baik radio, tape corder ataupun computer. Namun, bukan berarti semua proses pembelajaran dipegang penuh oleh guru sehingga siswa hanya duduk
mendengar dan mencatat. Guru dituntut memiliki kreativitas dalam mengajar
sehingga pembelajaran disekolah tidak cenderung membosankan, siswa ikut
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa aktif dalam proses
pembelajaran.
Jadi, penulis mengambil kerangka berpikir dengan rumus “jika-maka”, yaitu jika metode pemberian tugas dan resitasi digunakan dalam proses pembelajaran, maka hasil belajar IPS akan tinggi.
C. Perumusan Hipotesa
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara metode pemberian tugas
dan resitasi terhadap hasil belajar IPS.
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara metode pemberian tugas dan
26 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Daarul Hikmah Pamulang tahun
ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas
VII di MTs Daarul Hikmah, yang berlokasi di Jalan Surya Kencana RT. 07
RW. 02 Kecamatan Pamulang Kelurahan Pamulang Barat. MTs. Daarul
Hikmah dipilih peneliti sebagai tempat penelitian dengan alasan bahwa MTs.
Daarul Hikmah merupakan MTs yang sedang berkembang. Selain itu, MTs.
Daarul Hikmah memiliki pengelompokan kelas, kelompok kelas IPTEK,
kelompok IMTAQ dan kelompok kelas standar. Kelas IPTEK merupakan
kelas unggulan yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang tinggi seperti mata pelajaran Matematika, B.
Inggris, dan sains. Kelas IMTAQ adalah merupakan kelas unggulan yang
terdiri dari siswa yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang tinggi seperti
pada mata pelajaran Al-qur’an Hadits, Fiqih, B. Arab. Sedangkan, Kelas
Standar (Biasa) adalah kelas yang terdiri dari siswa yang memiliki
kemampuan akademis yang standar atau biasa-biasa saja.
Adapun penelitian ini dilaksanakan di MTs. Daarul Hikmah pada
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
melalui studi deskriptif dan korelasional. Survey merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner. Instrument ini
disebarkan pada 35 responden yang merupakan sampel penelitian. Survey
pada umumnya dilakukan untuk mencari informasi yang jelas secara empirik
dan akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Jelasnya, penelitian ini
untuk mencari informasi tentang: “Pengaruh Metode Pemberian Tugas Dan
Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas VII G Di MTs.
Daarul Hikmah Pamulang”.
Studi korelasional ini digunakan untuk menemukan atau memperjelas
hubungan antara dua variabel yakni: Metode pemberian Tugas dan Resitasi (sebagai variabel X), dan hasil belajar IPS siswa (sebagai variabel Y), melalui
penggunaan koefisien korelasi.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi obyek
penelitian. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel
yaitu Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi sebagai Variabel Bebas
(Independen Variable) sedangkan Hasil Belajar IPS sebagai Variabel Terikat
(Dependent Variable).
1. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi (X)
a. Definisi Konseptual
“Metode Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberi tugas tertentu kepada
siswa dalam waktu yang telah ditentukan dan siswa
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya”.51
51
b. Definisi Operasional
Definisi operasional matode resitasi adalah skor yang diperoleh
berdasarkan penelitian siswa terhadap instrument yang mengukur (1)
tugas secara individu didalam kelas, (2) tugas secara individu di luar
kelas, (3) tugas siswa secara kelompok di dalam kelas, dan (4) tugas
siswa secara kelompok di luar kelas.
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen variabel Metode Pemberian Tugas dan Resitasi (X)
No Indikator Item Jumlah
1. Tugas siswa secara
individu di dalam kelas
1, 2, 3, 4, 5, 10,
11, 12, 13
9
2. Tugas siswa secara
individu di luar kelas
6, 7, 8, 9, 14, 15 6
3. Tugas siswa secara
kelompok di kelas
16, 20 2
4. Tugas siswa secara
kelompok di luar kelas
17, 18, 19 3
Jumlah 20 20
2. Hasil belajar peserta didik (Y)
a. Definisi Konseptual
Pernyataan S. Nasution yang mendefinisikan, “Hasil belajar sebagai
suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja
perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, penghargaan
dalam diri pribadi individu yang belajar”.52
b. Definisi Operasional
Definisi operasional hasil adalah skor yang diperoleh berdasarkan
penilaian siswa terhadap instrumen yang mengukur kemampuan
kognitif.
52
Tabel 2
Kisi-kisi Instrument Variabel hasil Belajar IPS siswa (Y)
No Indikator Item Jumlah
1. Proses masuk dan
berkembangnya Islam di
Indonesia
1, 2, 6, 11, 12,
13, 16
7
2. Saluran-saluran Islamisasi
di Indonesia
5. Peninggalan sejarah
bercorak islam di Indonesia
7, 10, 19, 20 4
Jumlah 20
D. Populasi dan Sampel
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.53 Populasi dalam penelitian ini
adalah semua siswa yang sedang duduk dibangku kelas VII MTs. Daarul
Hikmah Pamulang.
“Sampel adalah sebagai bagian populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.54 Guna menyederhanakan proses
pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan Teknik Sampling
Random Sederhana (Simple Random Sampling). “Sampling Random Sederhana yaitu setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih. Caranya dengan menggunakan undian,
ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer”.55 Peneliti
53
Nurul Zuriah, Metodologi Peneltian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 116.
54
Nurul Zuriah, Metodologi Peneltian Sosial dan Pendidikan…, hlm. 119. 55
mengambil sampel di kelompok kelas standar VII G yang berjumlah 35
siswa/siswi tahun ajaran 2010/2011.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dua
buah instrument, yaitu:
1. Instrument untuk mengukur metode pemberian tugas dan resitasi, berbentuk instrument tertutup yang berjumlah 20 item.
2. Instrument untuk mengukur hasil belajar IPS siswa, berbentuk instrument
tertutup yang berjumlah 20 item.
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Data yang diperoleh dari perpustakaan digunakan sebagi teori yang
dijadikan pedoman oleh penulis untuk melakukan penelitian lapangan.
Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah
dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga
dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa hasil penelitian berupa “Pengaruh Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas VII Di MTs. Daarul Hikmah Pamulang” digunakan analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang
berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan,
mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan
data statistik.
Dalam pengolahan data penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau
kuesioner yang berhasil dikumpulkan.
2. Scoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai
berikut: dalam skala ini terdapat empat katagori jawaban, yaitu: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Item-item
diberi skor berdasarkan jawaban yang dipilih dan jenis
bergerak dari jawaban SS skornya 4.3.2.1, untuk pernyataan negatif dari
jawaban Tidak Setuju (Tidak Setuju), Kurang Setuju (KS), Setuju (S),
Sangat Setuju (SS) skornya 1.2.3.4.
3. Tabulating, yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan
ke dalam tabel yang telah disediakan.
Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya data tersebut
dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisis yang sebelumnya
telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumusnya distribusi
frekuensi:
Kemudian untuk mengetahui bagaimana Implikasi Metode Pemberian
Tugas dan Resitasi (variabel X) terhadap Hasil Belajar IPS siswa (variabel Y),
penulis menggunakan rumus Product Moment dari Carl Pearson sebagai teknik analisanya. Cara operasional data dilakukan melalui tahap sebagai
berikut:56
1. Mencari angka korelasi dengan rumus:
}
rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment
∑X = Jumlah skor dalam sebaran X (metode pemberian tugas dan resitasi)
∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y (hasil belajar IPS siswa)
∑XY = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y
56