• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh efektivitas penggunaan dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal : studi pada auditor di Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh efektivitas penggunaan dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal : studi pada auditor di Jakarta"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DAN

KEPERCAYAAN ATAS TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL

(Studi Pada Auditor Internal di Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Izumi Nadia Marrisca Putri NIM : 106082002625

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

THE INFLUENCE OF USAGE EFFECTIVENESS AND TRUST TO ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS TECHNOLOGY TO INTERNAL

AUDITOR’S PERFORMANCE

By:

Izumi Nadia Marrisca Putri

ABSTRACT

This research is intents to obtain empirical evidence of usage effectiveness and trust to accounting information systems technology to internal auditor performance. The sample used in this study consist of 51 internal auditors who study at YPIA on Mei 2010. This research has used questionnaires were proceed and analyzed by multiple regression analysis method. In determining the respondents, this research used the convenience sampling.

The hypothesis of this research are: (1) usage effectiveness to accounting information systems technology influenced with internal auditor performance, (2) trust to accounting information systems technology influenced with internal auditor performance, (3) usage effectiveness and trust to accounting information systems technology simultaneously influenced with internal auditor performance.

Keywords: Usage effectiveness, trust, accounting information systems technology, internal auditor performance

(3)

PENGARUH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DAN KEPERCAYAAN ATAS TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP

KINERJA AUDITOR INTERNAL

Oleh:

Izumi Nadia Marrisca Putri

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh efektivitas penggunaan dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi teradap kinerja auditor internal. Sampel dalam penelitian ini adalah 51 orang auditor internal yang sedang mengikuti pelatihan di Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA) pada bulan Mei 2010. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diproses dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Dalam menentukan responden, penelitian ini menggunakan convenience sampling.

Hipotesis penelitian ini adalah: (1) terdapat pengaruh positif yang signifikan efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal, (2) terdapat pengaruh positif yang signifikan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal, (3) secara bersama-sama terdapat pengaruh positif yang signifikan efektivitas penggunaan dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi teradap kinerja auditor internal.

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim, Alhamdulillahirobbil’alamin.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia menuju jalan kebenaran.

Sehubungan dengan penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Perizal Bahri,Ir dan Ibu Sri Basril Dhani yang tak henti-hentinya memberikan doa serta dukungannya baik moril dan materiil yang tak terhingga demi skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat sedikit membuat kalian bangga.

2. Untuk Meddy, kakak yang selalu jadi penyemangat yang sudah berada di tempat yang indah. Fajar Wirzayanto,S.Kom dan Ivana Edlin Marissa.Q yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr.Abdul Hamid.,MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku dosen pembimbing I yang selalu menyediakan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Terima kasih banyak untuk semua kesabaran yang diberikan serta ilmu yang bapak berikan selama proses bimbingan. Semoga keikhlasan dan kesabaran bapak akan memperoleh balasan dari Allah SWT.Amin.

(5)

6. Bapak Afif Sulfa, SE.,MM., Ak dan Ibu Yessi Fitri, SE.,MM., Ak selaku Kajur dan Sekjur Akuntansi yang telah banyak membantu penulis.

7. Bapak Dr.Amilin, SE., M.Si., Ak dan Bapak Afif Sulfa, SE., MM., Ak selaku dosen penguji sidang skripsi.

8. Jajaran dosen Jurusan Akuntansi dan seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan. Semoga ilmu yang telah diperoleh ini akan selalu bermanfaat di masa depan.

9. Seluruh staf karyawan dan karyawati akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 10.Kakekku tercinta, untuk doanya demi kesuksesan cucunya yang satu ini,

semua om dan tante yang terus mendukung serta mendoakan keponakannya selalu.

11.Frendyka Susanto, terima kasih. Selama ini telah sabar, setia dan memberikan motivasi, cinta, perhatian dan doa.

12.Herty Safitri ,Maulida Oktaviani, Istihayu Putri Buansari, Mega Ayu Lestari terima kasih atas kebersamaannya.

13.Iqbal dan Mufti Rahmatika, terima kasih atas ilmunya selama ini semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat di masa depan.

14.Teman-teman seperjuangan kompre: Fenti Wijayanti, Feri Istanto, Tofan Hari Wibowo, Intan Dewinta, Senja.

15.Dwina Septiningtyas, sahabat tersayang, terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

(6)

17.Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tetap berarti bagi penulis.

Semoga semua bantuan dan amal kebaikan yang diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan pahala dan keridhaan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi ini kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.

Jakarta, 6 Juni 2009

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstract... vi

Abstrak... vii

Kata Pengantar...viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel...xvi

Daftar Gambar...xvii

Daftar Lampiran...xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

A. Teknologi Informasi... 10

1. Pengertian Teknologi Informasi... 10

(8)

B. Sistem Informasi Akuntansi... 11

1. Pengertian Sistem... 11

2. Pengertian Informasi ... 12

3. Pengertian Sistem Informasi ... 14

4. Pengertian Akuntansi ... 15

5. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi... 16

C. Audit Internal ... 17

1. Pengertian Audit ... 17

2. Pengertian Auditor Internal... 18

3. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal... 20

4. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal ... 21

5. Tujuan dan Tanggung Jawab Auditor Internal... 21

6. Jenis-Jenis Kegiatan Audit Internal ... 23

D. Efektivitas ... 24

1. Pengertian Efektivitas ... 24

2. Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi ... 25

E. Kepercayaan... 26

F. Kinerja... 28

1. Pengertian Kinerja... 28

2. Dimensi-Dimensi Kinerja ... 30

3. Manfaat Pengukuran Kinerja ... 31

4. Kinerja Auditor ... 32

(9)

H. Hubungan Antar Variabel dalam Model Penelitian ... 36

1. Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi dengan Kinerja Auditor Internal ... 36

2. Hubungan Antara Kepercayaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi dengan Kinerja Auditor Internal... 37

3. Hubungan Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan atas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi dengan Kinerja Auditor Internal... 38

I. Kerangka Pemikiran... 39

J. Penelitian Terdahulu ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 43

a. Ruang Lingkup Penelitian... 43

b. Metode Penentuan Sampel... 43

1. Populasi dan Sampel ... 43

2. Teknik Penentuan Sampel... 44

c. Metode Pengumpulan Data ... 44

d. Metode Analisis Data... 45

1. Uji Kualitas Data... 45

a. Uji Validitas ... 45

b. Uji Reliabilitas ... 46

2. Uji Asumsi Klasik ... 46

a. Uji Multikolinearitas ... 46

(10)

c. Uji Normalitas... 47

3. Uji Hipotesis ... 48

a. Regresi Linear Berganda... 48

b. Koefisien Determinasi... 48

c. Uji F ... 49

d. Uji t ... 49

4. Operasional Variabel Penelitian... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54

1. Tempat dan Waktu Penelitian... 54

2. Karakteristik Responden... 55

B. Penemuan dan Pembahasan ... 57

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 57

a. Uji Validitas... 57

b. Uji Reliabilitas... 59

2. Uji Asumsi Klasik ... 60

a. Uji Multikolinieritas ... 60

b. Uji Heteroskedastisitas ... 61

c. Uji Normalitas ... 62

3. Uji Hipotesis... 64

a. Uji Regresi Berganda ... 64

b. Uji Koefisien Determinasi... 65

(11)

d. Uji t (Uji Parsial) ... 67

C. Interpretasi ... 69

BAB V PENUTUP... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Implikasi... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal ... 20

Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 41

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian... 50

Tabel 3.2 Pengukuran Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan Atas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor Internal ... 53

Tabel 4.1 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner ... 54

Tabel 4.2 Jenis Kelamin ... 55

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Akhir ... 56

Tabel 4.4 Jabatan... 56

Tabel 4.5 Lama Bekerja ... 57

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi... 58

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Kepercayaan Atas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi... 58

Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor Internal... 59

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 60

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 61

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Berganda... 64

Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinasi (R2)... 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F... 66

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran I Surat Riset Penelitian ... 78

Lampiran II Kuesioner Penelitian ... 79

Lampiran III Skor Jawaban Penelitian ... 85

Lampiran IV Hasil Uji Validitas... 92

Lampiran V Hasil Uji Reliabilitas ... 99

Lampiran VI Hasil Uji Regresi Berganda... 104

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Teknologi sistem informasi dalam organisasi bisnis dewasa ini menjadi penting artinya berkaitan dengan ketepatan waktu dan kebenaran penyediaan informasi yang dibutuhkan pemakai. Perkembangan sistem informasi tersebut perlu didukung banyak faktor yang diharapkan dapat memberikan kesuksesan dari sistem informasi itu sendiri yang tercermin melalui kepuasan pemakai sistem informasi. Sistem informasi tidak hanya sebagai alat bantu dalam pengolahan data, namun dapat juga digunakan untuk mengetahui lebih cepat jika timbul permasalahan dalam organisasi dan memfokuskan pada unsur tertentu guna mengambil tindakan yang tepat.

Sistem informasi adalah salah satu cara agar organisasi bisnis dapat memberikan keunggulan kompetitif dan mampu bersaing dengan para kompetitornya. Rockart (1995) dalam Jumaili (2005) menyatakan bahwa teknologi informasi merupakan sumber daya keempat setelah sumber daya manusia, sumber daya uang, dan sumber daya mesin yang digunakan untuk membentuk dan mengoperasikan perusahaan.

(16)

perangkat keras, perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen basis data, dan teknologi lain yang digunakan untuk menyimpan data dan membuat data tersedia dalam bentuk informasi kepada pembuat keputusan.

Teknologi informasi saat ini memainkan peranan penting dalam mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen. Hal ini mendorong adanya suatu kebutuhan penting untuk melakukan evaluasi secara obyektif tentang keberhasilan atau kegagalan sistem yang berguna dalam mendukung pembuatan keputusan yang tepat. Evaluasi yang dilakukan tersebut akan berguna dalam membantu tercapainya keberhasilan atas pengembangan sistem informasi.

Dalam bidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi memiliki dampak yang sangat signifikan, terutama terhadap sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi bisnis. Dampak yang nyata dirasakan adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan dari sistem manual digantikan oleh komputer sebagai alat pemrosesan data. Hal ini juga dialami oleh para akuntan, yang berprofesi sebagai pengelola keuangan yang dituntut untuk melakukan pengendalian dan pemantauan terhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan.

(17)

perusahaan. Dalam dunia bisnis, informasi dapat berasal dari intern maupun ekstern perusahaan. Setiap saat informasi diperlukan baik oleh manajemen maupun pengguna lainnya dalam rangka untuk pengambilan keputusan.

Perkembangan dalam mengolah informasi akuntansi ini juga pada akhirnya berdampak pada jasa yang diberikan oleh seorang auditor internal. Dulu, auditor tidak harus ahli dalam bidang komputer untuk keperluan auditnya. Namun sekarang dengan kemajuan teknologi, seorang auditor tidak hanya harus ahli dalam bidangnya tetapi juga harus memiliki kemampuan tertentu di bidang komputer.

Auditor internal dalam suatu perusahaan berperan penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan apakah sistem informasi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor internal berperan sebaik mungkin melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan evaluasi terhadap sistem dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Berperannya auditor internal yang optimal diharapkan akan berpengaruh terhadap proses manajemen agar lebih objektif dan tujuan perusahaan tercapai. Laporan evaluasi dan penilaian auditor internal terhadap pencapaian tujuan perusahaan merupakan umpan balik kepada para manajer dalam melaksanakan tugasnya.

(18)

auditor internal harus menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memudahkan dalam mengaudit perusahaan. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan berdampak pula pada perkembangan sistem informasi akuntansi maka auditor internal harus memiliki keahlian untuk dapat memahami dan mengevaluasi atas sistem informasi akuntansi perusahaan yang telah terkomputerisasi.

(19)

artinya berkaitan dengan pencapaian kinerja individual yang tinggi sehingga mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik selain itu Jumaili (2005) juga mengungkapkan bahwa secara umum, efektivitas penggunaan atau penerapan teknologi sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusaaan atau organisasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan.

Kepercayaan adalah hal yang diperlukan oleh pemakai teknologi sistem informasi akuntansi agar dia merasa bahwa teknologi sistem informasi akuntansi yang diterapkan dapat meningkatkan kinerja auditor internal dalam menjalankan tugasnya di organisasi perusahaan. Goodhue dalam Jumaili (2005) mengajukan kontruk hubungan kecocokan tugas teknologi untuk dijadikan acuan evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam model ini dinyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang tinggi (positif) tidak hanya dikarenakan oleh karakterisitik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka.

(20)

dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adala kesesuaian waktu yang telah direncanakan.

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melakukan peran yang dimainkannya untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun tujuan pokok dalam penelitian kinerja menurut Mulyadi (1997) dalam Sari (2008) adala memotivasi karyawan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

(21)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan Atas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Kinerja Auditor Internal (Studi Pada Auditor Internal di Jakarta).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor internal?

2. Apakah kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja auditor internal? 3. Apakah efektivitas dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi

akuntansi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor internal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

(22)

b. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal.

c. Untuk menganalisi efektivitas penggunaan dan tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi secara besama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja para auditor internal.

2. Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain: a. Bagi Auditor Internal

Diharapkan dengan adanya penelitian ini auditor internal akan mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya efektivitas penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem infromasi akuntansi dalam meningkatkan kinerja auditor internal.

b. Bagi Perusahaan

(23)

c. Bagi Kepentingan Akademik

Sebagai bahan informasi atau pengetahuan tambahan mengenai pengaruh teknologi sistem informasi akuntansi dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal. d. Bagi Peneliti Selanjutnya

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknologi Informasi

1. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Halim (2004), definisi teknologi informasi adalah kebijakan, standar dan pengembangan infrastruktur seperti perangkat keras (hardware) dan jaringan (networking) yang hanya salah satu bagian kecil dari format perusahaan selain proses dan prosedur, supplier, rekanan dan lain sebagainya.

Menurut Amir (1996) dalam Sudarsono (2004), teknologi informasi merupakan sistem yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, basis data, sumber daya manusia dan fasilitas-fasilitas untuk memproses informasi pada suatu organisasi, yang mampu meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam pemrosesan informasi serta mengarahkan perusahaan untuk meraih keunggulan bersaing.

(25)

sistem informasi suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai dalam rangka pengambilan keputusan.

2. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sesuatu yang diharapakan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya, pengukuran berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Maharsi (2000) menyatakan bahwa kehadiran teknologi informasi

memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, teknologi informasi mampu untuk meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajemen. Selain itu efisiensi operasi perusahaan dapat ditingkatkan. Akibatnya dapat tetap bertahan dalam era informasi serta mampu menghadapi pasar global.

B. Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Sistem

(26)

penting peranannya karena membantu manajemen untuk memperoleh informasi tentang tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan.

Menurut Mc. Leod (2008) sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi sususnan dasar adalah: input, transformasi, output, mekanisme kontrol, dan tujuan sedangkan Romney (2006) mendefinisikan sistem sebagai rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang berintegrasi untuk mencapai suatu tujuan.

Mulyadi (2008) mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan menurut Subari (2004) mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan tugas pokok perusahaan. Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.

2. Pengertian Informasi

(27)

Dibawah ini adalah pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu:

Menurut Subari (2004) informasi adalah sebagai berikut:

“Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat”.

Menurut Hall (2007:14) informasi adalah suatu proses dan pemakai yang melakukan suatu tindakan yang dapat dilakukan atau tidak dilakukan. Sedangkan informasi menurut Wahyono (2004:23) adalah suatu data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan.

Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari-hari. Suatu sistem yang kurang dapat informasi akan menjadi kerdil dan kurang berguna karena masukan-masukan dari data kurang berfungsi dengan baik.

(28)

3. Pengertian Sistem Informasi

Definisi sistem informasi secara umum adalah suatu sistem manusia atau mesin yang terpadu (integreted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan (Decision making).

Menurut Laudon dan Laudon (2008) sistem informasi adalah sebagai berikut:

“Sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan kepuasan dan pengawasan dalam organisasi”.

Menurut O’Brien (2005), pengertian sistem informasi adalah sebagai berikut:

“Sebuah sistem informasi adalah suatu kombinasi yang teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu organisasi”.

(29)

4. Pengertian Akuntansi

Menurut Niswonger, Warren, Reeve dan Fees (2006:6), akuntansi adalah sebagai berikut:

“Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan”.

Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2008:2) Akuntansi dapat didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: (1) Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan mengenai (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan.

Menurut Suwardjono (2003:7) menyatakan bahwa akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

(30)

5. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. (Krismiaji, 2002:4)

Menurut Jogiyanto (2003:225) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

“Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi yang merekam dan melaporkan transaksi bisnis aliran dana dalam organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan”.

Menurut Wahyono (2004:17) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

“Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu penyajian informasi”.

Bodnar, George H, and S. Hopwood William (2005:1) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai berikut:

“Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya yang dirancang untuk menyediakan data bagi beragam pengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan dan kewenangan mereka”.

(31)

rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal.

C. Audit Internal

1. Pengertian Audit

Pengertian audit menurut Arens, Randal J Elderand dan Mark (2009) adalah sebagai berikut:

“Audit adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti tentang informasi ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian informasi ekonomi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, dan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut”.

Auditing menurut Agoes (2004:3) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematais, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajiban laporan keuangan tersebut.

Boynton (2006:5) menurut Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Assocation” (Accounting Review, vol.47) memberikan definisi auditing sebagai berikut:

(32)

2. Pengertian Auditor Internal

Audit internal yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang pemeriksaan finansial, tetapi sudah meluas ke bidang lainnya, seperti manajemen audit, audit lingkungan hidup, sosial audit dan lain-lain. Bahkan mulai tahun 2000-an kegiatan internal audit sudah mencakup konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi suatu organisasi.

Menurut Mulyadi dan Puradiredja (2002), Auditor internal adalah: “Auditor yang bekerja di dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam organisasi”.

Menurut Boynton (2006:8) mendefinisikan auditor internal sebagai berikut:

“Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit. Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian independen, yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan organsiasi sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi. Dan bertujuan untuk membantu manajemen organisasi dalam memberikan pertanggung jawaban yang efektif”.

Menurut Mulyadi (2008:29) auditor internal adalah:

(33)

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditor internal merupakan sebuah profesi yang dinamis yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya sangat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan struktur, proses dan teknologi informasinya. Auditor internal membantu suatu organsisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan sistem informasi akuntansi.

Pada pemerintahan, auditor internal merupakan unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi. Auditor internal terdiri dari Inspektorat Jendral Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga Negara dan BUMN/BUMD, Inspektorat Wilayah Propinsi, Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kota, dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. (Mardiasmo,2009).

(34)

manajemen perusahaan atas keputusan yang akan diambilnya di masa yang akan datang serta dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis perusahaan.

3. Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

Terdapat perbedaan antara auditor internal dengan auditor eksternal, berkaitan dengan posisi serta fokus perhatian dari seorang auditor internal dibandingkan dengan auditor eksternal.

Tabel 2.1

Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

No. Audit Internal Auditor Eksternal

1. Merupakan karyawan perusahaan Merupakan orang yang independen di luar perusahaan 2. Melayani kebutuhan organisasi,

meskipun fungsinya harus dikelola perusahaan

Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan

3. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi

Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan

4 Langsung berkaitan dengan

pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah

Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material

5 Menelaah aktivitas secara terus menerus

Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya satu tahun sekali

(35)

4. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal

Menurut Agoes (2004:225), persamaan auditor internal dan auditor eksternal adalah sebagai berikut:

a. Masing-masing auditor harus mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan komputer.

b. Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan), program pemeriksaan (audit programme) secara tertulis.

c. Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas pemeriksaan (audit working papers).

d. Staf audit harus selalu melakukan Continuing Professional Education (Pendidikan Profesi Berkelanjutan).

e. Baik auditor internal maupun auditor eksternal harus mempunyai audit manual, sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaannya dan harus memiliki kode etik serta sistem pengendalian mutu.

5. Tujuan dan Tanggung Jawab Auditor Internal.

(36)

secara efektif. Auditor internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian yng efektif dengan biaya wajar, sedangkan ruang lingkup pemeriksaan internal serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Pemeriksaan internal harus:

a. Me-review keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi finansial dan operasional serta cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi tersebut.

b. Me-review berbagai sistem yang telah ditetapkan untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat berakibat penting terhadap kegiatan organisasi, serta harus menetukan apakah organisasi telah mencapai kesesuaian dengan hal-hal tersebut.

c. Me-review berbagai cara yang dipergunakan untuk melindungi harta dan bila dipandang perlu, memverifikasi keberadaan harta-harta tersebut.

d. Menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan berbagai sumber daya.

(37)

ditetapkan dan apakah kegiatan atau program tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut Sawyer (2005), auditor internal harus bertanggung jawab untuk merencanakan penugasan audit. Perencanaan harus di dokumentasikan dan harus mencakup:

a. Penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan.

b. Perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang akan diaudit. c. Penentuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit.

d. Komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan.

e. Pelaksanaan, jika layak, survey lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan kontrol yang akan diaudit, untuk mengidentifikasi hal-hal yang akan ditekankan dalam audit, dan untuk mengundang komentar dan saran dari klien.

f. Penulisan program audit.

g. Penentuan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil audit akan dikomunikasikan.

h. Perolehan pengesahan rencana audit.

6. Jenis-Jenis Kegiatan Audit Internal

Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan yaitu:

(38)

menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal.

b. Audit sistem Informasi Akuntansi melakukan tinjauan atas pengendalian sistem informasi akuntasi untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektivitas dalam menjaga perusahaan.

c. Audit Operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

D. EFEKTIVITAS

1. Pengertian Efektivitas.

Untuk mendefinisikan suatu efektivitas sangat berhubungan dengan tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi.

Menurut Anthony (2004:14) mendefinisikan efektifitas sebagai berikut:

“Efektivitas adalah hubungan antara output yang dihasilkan oleh pusat pertanggung jawaban dengan tujuan jangka pendek (objektifitas), semakin besar ouput yang dikontribusikan terhadap jangka pendek perusahaan,maka semakin efektif unit tersebut”.

(39)

Yamit (1998) dalam Jumaili (2005) mendefinisikan efektivitas sebagai suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah upaya suatu organisasi untuk mencapai tujuan dengan tepat waktu dan hasil sesuai dengan yang diharapkan menggunakan sumberdaya dan sarana yang ditetapkan. Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep yang penting untuk melihat gambaran suatu organisasi karena dapat menunjukkan tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya. Pengukuran efektivitas organisasi merupakan suatu hal yang sangat rumit karena dalam organisasi yang sangat besar dengan banyak bagian yang sifatnya berbeda dan mempunyai sasaran yang berbeda antara satu sama lain.

2. Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi

(40)

Efektivitas penggunaan atau pengimplementasian teknologi sistem informasi dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan atau organisasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan.

Jumlah sarana komputer dalam perusahaan juga sangat mempengaruhi dalam pencapaian efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi dalam perusahaan. Dengan lebih banyak fasilitas pendukung yang disediakan bagi pemakai, maka akan semakin memudahkan pemakai mengakses data yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas individu dalam perusahaan atau organisasi. Diharapkan dengan penggunaan teknologi sistem informasi, individu dari perusahaan atau organisasi yang merupakan pemakai sistem tersebut dapat menghasilkan output yang semakin baik dan kinerja yang dihasilkan tentu akan meningkat.

E. Kepercayaan

(41)

pemakai sistem informasi agar dia merasakan teknologi sistem informasi yang baru dapat meningkatkan kinerja individu dalam menjalankan kegiatan organisasi atau perusahaan.

Lau dan Lee (1999) dalam Nazar dan Syahran (2008) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan individu untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kesediaan ini muncul karena adanya pemahaman individu tentang pihak lain yang didasarkan pada masa lalunya, adanya harapan pihak lain akan memberikan sumbangan yang positif (walaupun ada juga kemungkinan pihak lain memberikan sumbangan yang negatif). Gefen (2002) dalam Nazar dan Syahran (2008) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan untuk membuat dirinya peka ke dalam tindakan yang diambil oleh pihak yang dipercaya yang didasarkan kepada keyakinan.

(42)

dengan atribut yang dimiliki oleh suatu objek; dan (2) keyakinan evaluasi, yaitu keyakinan yang berhubungan dengan manfaat suatu objek. Model konsep kepercayaan lebih banyak dipakai dalam konteks komunikasi Gerek (2003). Gerek memusatkan pada suatu konsep keterpaduan dari kepercayaan dalam penggunaan rancang bangun komunikasi internet dimana kepercayaan diperlukan dalam konteks ini.

Kepercayaan dipertimbangkan sebagai sesuatu yang utama dapat disampaikan dengan aturan yang spesifik untuk komunikasi. Dalam hal ini kepercayaan adalah hal yang diperlukan individu pemkaia sistem informasi agar ia merasa bahwa sistem informasi tersebut dapat meningkatkan kinerja individual dalam menjalankan kegiatan organisasi atau perusahaan.

F. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

(43)

Menurut pendapat Mink (1993) dalam Basuki (2008) terdapat lima karakteristik karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, yaitu:

1. Berorientasi pada prestasi. Karyawan ingin lebih maju dan apa yang telah dicapainya saat ini.

2. Percaya diri, karyawan harus mempunyai sikap mental yang positif yang mengarahkannya untuk bertindak dengan tingkat percaya diri yang tinggi.

3. Pengendalian diri, dalam hal ini pengendalian diri karyawan harus mempunyai rasa disiplin yang sangat tinggi.

4. Kompetensi, karyawan mampu mengembangkan kemampuan spesifik kompetensi berprestasi dalam pilihan mereka.

5. Persisten, karyawan mempunyai piranti kerja yang didukung oleh suasana psikologis dan bekerja keras untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Mahsun (2006:25) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organsiasi yang tertuang dalam strategic planing.

(44)

2. Dimensi-Dimensi Kinerja

Mangkunegara (2005) mengatakan bahwa kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok. Kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi.

Kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor individual yang terdiri dari: kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi.

b. Faktor psikologis yang terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran, dan motivasi.

c. Faktor Organisasi yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design

(45)

a. Individual task outcomes (hasil tugas individu)

Menilai hasil tugas karyawan dapat dilakukan pada suatu badan usaha yang sudah menetapkan standar kinerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dinilai berdasarkan periode waktu tertentu, seperti laporan harian hasil kerja. Penilaian diatas dilakukan oleh atasan atau pimpinan langsung dari karyawan. Oleh sebab itu data-data mengenai hasil tugas individu dari karyawan tersebut dapat diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan atasan langsung.

b. Behaviour (perilaku)

Melihat adanya hubungan antara perilaku seorang karyawan terhadap hasil kerja yang diharapkan oleh perusahaan. Hal itu terutama dilihat ketika karyawan tersebut bekerja didalam suatu kelompok dan hasil kerja kelompok tersebut merupakan salah satu ukuran kinerja karyawan tersebut.

c. Traits (ciri atau sifat)

Ciri atau sifat yang dimiliki karyawan, umumnya berlangsung lama dan tetap sepanjang waktu, seperti sopan santun, ramah, kemampuan karyawan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja, dan sebagainya.

3. Manfaat Pengukuran Kinerja

(46)

accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun suatu proses.

Menurut Mulyadi (2001) manfaat yang dapat diambil dari adanya pengukuran kinerja adalah:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivisian karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian.

c. Mengidentifkasi kebutuhan pelatihan dengan pengembangan karyawan dan menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Dengan adanya pengukuran kinerja maka dapat diketahui secara tepat apa yang sedang dihadapi dan target apa yang harus dicapai. Melalui pengukuran kinerja dapat disusun rencana, strategi, dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil sehubungan dengan pencapaian tujuan karier yang diinginkan.

4. Kinerja Auditor

(47)

mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Kinerja auditor dapat ditingkatkan atau dapat menjadi maju (improved) dan mencapai tingkat yang paling baik (excellent) dengan mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas kerja. Pada intinya, perusahaan harus yakin bahwa para personil benar-benar melakukan aktivitas yang benar dengan cara yang tepat pula.

Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jumaili (2005) mengungkapkan bahwa kinerja yang dihasilkan akan kecocokan tugas-teknologi berimplikasi pada efisiensi, efektivitas dan kualitas yang lebih tinggi terhadap pemanfaatan teknologi serta implikasi kinerja yang lebih baik pada sistem informasi. Sistem dengan task-technology fit yang lebih tinggi mengantarkan pada kinerja yang lebih baik karena memenuhi kebutuhan individu untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang dibebankan.

(48)

perusahaannya. Pengenalan dan pemahaman komputer dalam dunia kerja menjadikan sistem informasi menjadi sangat penting terhadap profesi auditor.

G. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Auditor Internal

Sistem informasi akuntansi merupakan proses mengumpulkan, mengolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan dikomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini, auditor internal berperan penting dalam perusahaan untuk memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada diperusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut telah dijalankan sesuai dengan kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan.

(49)

auditor internal juga berperan sebagai computer auditor. Auditor internal berperan untuk melakukan pengujian atas kewajaran laporan keuangan perusahaan serta menguji efektivitas pengendalian internal dan memperbaiki apabila terjadi ketidakefektifan. Ada tiga metode yang digunakan auditor dalam melaksanakan audit berbasis komputer yaitu: audit around the computer, audit through the computer, dan audit with the computer. (Budiasih, 2002)

a. Audit Around The Computer

Auditing sekitar komputer dapat dilakukan jika dokumen sumber tersedia dalam bahasa non mesin, dokumen-dokumen disimpan dengan cara yang memungkinkan pengalokasiannya untuk tujuan auditing, outputnya memuat detail yang memadai, yang memungkinkan auditor menelusuri suatu transaksi dari dokumen sumber ke output atau sebalknya.

b. Audit Through The Computer

(50)

c. Audit With The Computer

Audit dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk mengotomatiskan prosedur pelaksanaan audit. Metode ini lebih sulit dan kompleks serta biayanya paling besar.

H. Hubungan Antara Variabel dalam Model Penelitian

1. Hubungan Antara Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem

Informasi Akuntansi dengan Kinerja Auditor Internal.

Penggunaan teknologi informasi dalam menunjang sistem informasi memberikan pengaruh terhadap hampir semua aspek dalam pengelolaan bisnis. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem tersebut dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.

(51)

pencapaian kinerja individual yang diharapkan, semakin baik teknologi yang diterapkan maka pencapaian kinerja individual akan semakin tinggi. Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesa pertama, yaitu:

Ha1 : Efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi

secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja auditor internal.

2. Hubungan antara Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem Informasi

Akuntansi dengan Kinerja Auditor Internal

(52)

Dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesa kedua, yaitu:

Ha2 : Kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi secara

signifikan berpengaruh terhadap kinerja auditor internal.

3. Hubungan Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan atas Teknologi

Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor Internal

Jumaili (2005) melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Irwansyah (2003) dengan menambahkan variabel kepercayaan yang didasarkan pada karakteristik teknologi dan kinerja individual dengan teknologi sistem informasi baru yang diterapkan dan digunakan oleh pemakai sistem tersebut. Hasil yang diperoleh Jumaili (2005) melalui model teknis analisis analisa regresi sederhana mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa penggunaan teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu.

(53)

barang maupun jasa. Goodhue mengajukan konstruk hubungan kecocokan tugas teknologi untuk dijadikan sebagai acuan evaluasi pemakai dalam sistem informasi. Dalam model ini dinyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang tinggi (positif) tidak hanya dikarenakan oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Evaluasi pemakai atas kecocokan tugas teknologi menjadi penting artinya berkaitan dengan pencapaian kinerja individual yang tinggi. Goodhue menemukan kecocokan tugas teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan hipotesa kedua, yaitu:

Ha3 : Efektivitas penggunaan dan kepercayaan terhadap teknologi sistem

informasi akuntansi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja auditor internal.

I. Kerangka Pemikiran

(54)

Sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimanakah pengaruh penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal.

Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

Kepercayaan akan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

Kinerja Auditor Internal

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana

peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisa adanya pengaruh efektivitas penggunaan dan kepercayaan

terhadap teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor

internal. Objek dalam penelitian ini adalah auditor internal yang sedang

mengikuti pelatihan pada Yayasan Pendidikan Internal Auditor di Jakarta

Selatan.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat

individual dengan sampel penelitian seluruh internal auditor perusahaan yang

sedang mengikuti pelatihan pada Yayasan Pendidikan Internal Auditor di

Jakarta Selatan.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo,

2002:115). Selain itu, sebagian dari elemen-elemen populasi disebut

(56)

(auditor internal perusahaan) yang mengikuti pelatihan di Yayasan

Pendidikan Internal Auditor (YPIA).

2. Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Convenience Sampling. Convenience Sampling adalah memilih data sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah

diperoleh. Cara ini dilakukan karena elemen populasi yang dipilih sebagai

subyek sampel tak terbatas, sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk

memilih sampel yang paling tepat dan mudah.

C. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan metode kuesioner dengan diantar langsung

kepada responden yaitu auditor internal yang sedang mengikuti pelatihan di

Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA). Kuesioner yang diajukan

kepada responden dan jawaban responden disampaikan dan dikumpulkan

langsung (Indriantoro dan Soepomo, 2002:154).

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari dua

sumber, yaitu sumber data primer yang merupakan sumber data penelitian

yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, sedangkan sumber data

sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain).

(57)

telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan

(Indriantoro dan Soepomo,2002:146).

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif

dengan metode regresi berganda (multiple regressions), yaitu untuk memberikan gambaran tentang pengaruh efektivitas penggunaan dan

kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor

internal.

1. Uji Kualitas Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan

instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang

diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen

yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini

menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total

(58)

total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir

pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya

(Ghozali,2005:46).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika memberikan nilai cronbach alpha di atas 0,6 (Ghozali, 2005:42).

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji

regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari

uji multikolonieritas, heterokedastisitas, dan normalitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan bertujuan untuk menguji

apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada

multikolonieritas (tidak terjadi korelasi antar variabel independen).

(59)

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas

dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola

teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

Namun, jika tidak terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2005:105).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki

distribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data

dapat dideteksi dengan melihat normal probability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

(60)

3. Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data di atas dapat

diproses sesuai dengan jenis data dan kemudian disajikan dalam bentuk

tabel dan angka dalam metode statistik, sebagai berikut:

a. Regresi Liner Berganda

Untuk menguji hipotesis yaitu pengaruh efektivitas penggunaan

dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja

auditor internal, alat uji yang digunakan adalah metode regresi linear

berganda (Multiple Regressions). Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut:

Y= α + β1X1 + β2X2 + e

Dimana:

Y : Kinerja auditor internal

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

e : Error

X1 : Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

X2 : Kepercayaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

(61)

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu pada

penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjust R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2005:83).

c. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat. Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka

hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(Ghozali, 20095:84).

d. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal probabilitas lebih

(62)

yang signifikan dari variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2005:87).

4. Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2006) variabel penelitian adalah atribut dari

sekelompok orang atau objek penelitian yang mempunyai variasi antara

satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.

Penelitian ini dilakukan penulis merupakan penelitian

deskriptif, yaitu penelitian untuk mengetahui nilai dari variabel mandiri

tanpa membuat perbandingan (Sugiono, 2006), variabel pada penelitian ini

adalah efektivitas penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi

akuntansi terhadap kinerja auditor internal yang dijabarkan dengan

indikator pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Nomor butir

(63)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

(64)

Kinerja

10)Berkeinginan untuk lebih maju dari yang telah dicapai sekarang

11)Berusaha keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan 12)Adanya dampak

positif terhadap psikologis

penggunaan setelah menggunakan komputer

13)Ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas

14)Mematuhi aturan yang berlaku di perusahaan

15)Profesionalisme tinggi

16)Sertifikasi 17)Adanya piranti

kerja yang memadai

18)Lingkungan kerja yang memadai

(65)

Adapun pengukuran variabel yang digunakan adalah skala

Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi dan persepsi tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006). Perangkat

utama untuk mendapatkan data primer dari responden adalah dengan

kuesioner. Skala Likert memungkinkan responden menjawab dalam jumlah kategori tertentu pada setiap butir pertanyaan. Dalam skala

penilaian terlihat keragaman penilaian yang berkisar antara 1 sampai

dengan 5, adapun kategori yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Pengukuran efektivitas penggunaan dan kepercayaan teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal

Bobot Kriteria 5 Sangat Setuju (SS)

4 Setuju (S)

3 Ragu-Ragu (R)

(66)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA) yang beralamat di Jalan Raya Pasar Minggu Kavling 34 Gedung Graha Succofindo lantai 3 Jakarta Selatan 12780. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui metode penyebaran kuesioner penelitian yang dibagikan secara langsung kepada responden. Adapun responden yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner bekerja pada beberapa perusahaan yang tertera pada Lampiran VII. Penyebaran kuesioner dilakukan sepanjang bulan Mei 2010, dengan pembagian kuesioner sebanyak 80 buah. Rincian distribusi kuesioner dalam penelitian disajikan dala tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dibagikan 80

Kuesioner yang kembali 51

Kuesioner yang bisa diolah 51

Tingkat Pengembalian (response rate) 51/80*100%

(67)

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa dari 80 kuesioner yang dibagikan kepada para responden, ternyata kuesioner yang kembali hanya 51 kuesioner atau sebesar 63,75%. Hal ini menunjukkan response rate yang cukup tinggi.

2. Karakteristik Responden

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki berjumlah 32 orang atau 62,75%%, sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 19 orang atau sebesar 37,25% dari total responden. Artinya, sebagian besar responden yang mengisi kuesioner adalah laki-laki.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 32 62,75

Perempuan 19 37,25

Jumlah 51 100

Sumber: Data primer diolah

(68)

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Akhir

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

D3 2 3,92%

S1 31 60,78%

S2 18 35,3%

S3 - -

Jumlah 51 100% Sumber: Data primer diolah

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan jabatan yang diduduki responden saat ini sebagian besar adalah auditor junior yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 47,05%, kemudian auditor senior sebanyak 18 orang atau 35,30%, dan supervisor sebanyak 9 orang atau 17,65%.

Tabel 4.4 Jabatan

Jabatan Frekuensi Presentase (%)

Supervisor 9 17,65%

Auditor Senior 18 35,30%

Auditor Junior 24 47,05%

Jumlah 51 100% Sumber: Data primer diolah

(69)

Tabel 4.5 Lama Bekerja

Lama bekerja Frekuensi Presentase (%)

< 5 tahun 12 23,53%

5-10 tahun 22 43,13%

11-15 tahun 7 13,72%

16-20 tahun 2 3,93%

>20 tahun 8 15,69%

Jumlah 51 100%

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas dapat digunakan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat mengukur suatu kontruk atau tidak. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

(70)

Tabel 4.6

Uji Validitas Variabel Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

Pertanyaan Sig Pearson Correlation

ETSIA6 0,000 0,887** Valid

ETSIA 7 0,000 0,862** Valid

ETSIA8 0,000 0,554** Valid

ETSIA 9 0,000 0,760** Valid

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.6 diatas terlihat bahwa variabel efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi memiliki koefisien korelasi lebih besar dari r tabel yaitu 0,276 dan hal ini menunjukkan hasil yang signifikan. Selain itu nilai signifikansi pada variabel ini dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hampir semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.

Tabel 4.7

Uji Validitas Variabel Kepercayaan atas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi

Pertanyaan Sig Pearson

Correlation

KTSIA6 0,000 0,752** Valid

KTSIA7 0,000 0,829** Valid

KTSIA8 0,000 0,639** Valid

KTSIA9 0,001 0,454** Valid

(71)

Dari tabel 4.7 diatas terlihat bahwa variabel kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi menunjukkan hasil yang valid karena menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.

Tabel 4.8

Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor Internal

Pertanyaan Sig Pearson

Correlation KAI6 0,000 0,675** Valid

KAI7 0,006 0,656** Valid KAI8 0,000 0,808** Valid KAI9 0,000 0,763** Valid KAI10 0,000 0,753** Valid KAI11 0,000 0,702** Valid KAI12 0,000 0,726** Valid KAI13 0,000 0,490** Valid

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.8 diatas terlihat bahwa variabel kinerja auditor internal menunjukkan hasil yang valid karena menunjukkan nilai signifikansi dibawah 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

(72)

Pedoman alat ukur dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,60. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha

Efektivitas Penggunaan TSIA 0,893

Kepercayaan Atas TSIA 0,842

Kinerja Auditor Internal 0,890 Sumber: Data primer data diolah

Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji yang reliable karena nilai Cronbach alpha masing-masing pertanyaan yang meliputi efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi dan kinerja auditor internal diatas 0,600. Artinya adalah jika instrumen-instrumen tersebut digunakan untuk menguji variabel efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi dan kinerja auditor internal maka akan didapatkan hasil yang relatif sama.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

(73)

efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi akuntansi dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi.

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

(Constant)

ETSIA .487 2.052

1

KTSIA .487 2.052

a. Dependent Variable: KAI

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai Tolerance tidak kurang dari dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 0,4. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satupun variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 maka dapat disimpulkan hasil tersebut mengindikasikan tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi dan dapat digunakan dalam penelitian.

b. Uji Heteroskedastisitas

(74)

Gambar 4.1

Gambar Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar diatas, output SPSS pada gambar scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 pada. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda bebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

c. Uji Normalitas

(75)

Gambar 4.2

Gambar Hasil Uji Normalitas

Gambar

Gambar 4.1 Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas...............................................62
Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
gambar dibawah ini:
tabel dan angka dalam metode statistik, sebagai berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pembuatan tepung terigu , dimulai dari penyediaan bahan yang masih berupa Gandum kemudian diproses melalui beberapa proses, diantaranya proses Pembersihan Gandum,

SKPD Provinsi Papua Barat berkewajiban untuk menyusun revisi rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok

Pada konsentrasi dan waktu aplikasi kitosan yang diuji, perlakuan penyemprotan kitosan 1% sebelum inokulasi paling efektif dalam menekan kejadian dan keparahan

VO2 maksimal adalah kemampuan maksimal tubuh dalam mengambil dan mengkonsumsi oksigen selama aktifitas. Orang yang memiliki VO 2 maksimal yang tinggi tidak mudah lelah

Panel Dalam Rangka Dies Natalis Universitas YARSI Ke 40 pada hari Rabu Tanggal 7 Februari 2007 di Kampus YARSI Jakarta, (online) (http://ww.google.com), diakses tanggal 07

Dengan hak bebas rolralti non-ekskiusif Lnr Urur'ersitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam benruk pangkalan data (database),

sehingga penulis dapat menyusun dan menyeledaikan sekripsi dengan judul : “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI

[r]