• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen perpustakaan MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen perpustakaan MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Skripsi berjudul MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MADRASAH

ALIYAH NEGERI (MAN) (studi pada MAN 4 Pondok Pinang – Jakarta Selatan), oleh mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian di lakukan di perpustakaan MAN 4 Pondok

Pinang Jakarta Selatan, aspek yang di kaji dalam penelitian ini adalah ruang

lingkup manajemen perpustakaan yaitu, Staf, Koleksi, Fasilitas, dan Teknologi

Informasi dan Komunikasi.

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif, data dikumpulkan dengan teknik wawancara, dan observasi, kemudian

data diolah dengan teknik analisa data dan editing, adapun yang menjadi sampel

penelitian adalah para tenaga perpustakaan, sampel di tentukan dengan metode

purposive sampling atau sampel bertujuan, dan yang menjadi menjadi responden penelitian adalah satu orang kepala perpustakaan, dan dua orang staf perpustakaan

MAN 4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajamen perpustakaan

MAN 4. Dari penelitian ini diketahui hasil, beberapa kegiatan manajemen

berdasarkan lima unsur dalam teori manajemen planning, organizing, staffing, leading, controlling. Kegiatan manajemen di perpustakaan MAN 4 belum berjalan secara maksimal, dari segi planning, organizing, staffing, leading, controlling di perpustakaan MAN 4.

(2)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalmu`alikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (Skripsi)

tepat pada waktunya. Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul

tentang, “Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)” (studi pada

MAN 4 Pondok Pinang-Jakarta Selatan).

Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan

dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kesabaran

dalam berbagai aktifitas yang penulis lakukan.

2. Kedua orang tua, istri, putri, kerabat, teman, dan beserta keluarga besar

saya yang selalu mendukung dalam pengerjaan penulisan skripsi ini.

3. Kepada Bapak Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

4. Ibu Ida Farida, M.LIS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia mencurahkan waktu dan ilmunya sehingga dapat

membimbing penulis dengan baik sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua jurusan Ilmu

Perpustakaan.

(3)

6. Bapak Pungki Purnomo, M.LIS selaku Sekretaris jurusan Ilmu

Perpustakaan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan ilmu perpustakaan yang telah

banyak memberikan ilmu yang berharga kepada penulis.

8. Seluruh staf dan karyawan di Perpustakaan MAN 4 Pondok Pinang

terutama kepada Bapak Emroni selaku kordinator perpustakan MAN 4

yang senanatiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan pada

saat melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memberikan hasil

yang seoptimal mungkin.

9. Teman-teman di jurusan ilmu perpustakaan, atas dukungan dan

bantuannya.

10.Semua pihak yang ikut terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu terima kasih atas segala dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari sempurna dan masih ada kekurangan, hal ini karena adanya keterbatasan

dari diri penulis sendiri. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi menunjang kesempurnaan dari skripsi ini.

Terima kasih. Wasssalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 1 Maret 2010

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………....………...i

KATA PENGANTAR……...……….ii

DAFTAR ISI…………...……….iv

DAFTAR GAMBAR………...………..viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...……….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………...6

C. Tujuan Penelitian………...7

D. Manfaat Penelitian………...…..7

E. Metodologi Penelitian………..………...8

F. Sistematika Penulisan……….…………11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Perpustakaan ....………...12

1. Perencanaan (planning)…………...12

2. Organisasi (organizing)...…………..…...26

3. Sumber Daya Manusia (staffing)…………...……...34

4. Kepemimpinan (leading)...…45

5. Pengawawasan (controlling)………48

B. Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Madrasah……...49

1. Unsur-unsur Utama Perpustakaan Madrasah……...50

(5)

BAB III DESKRIPSI MAN 4 PONDOK PINANG, JAKARTA SELATAN

A. Sejarah Singkat Perpustakan MAN 4 Pondok Pinang...……..52

B. Visi, Misi MAN 4………...………...52

C. Visi, Misi Perpustakaan MAN 4………...53

D. Struktur Organisasi Perpustakaan MAN 4………...54

E. Tenaga/sataf Perpustakaan MAN 4……...55

Koleksi perpustakan MAN 4………...56

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Staf...57

1. Perencanaan (planning)...57

2. Organisasi (organizing)...57

3. Staf (staffing)...58

4. Kepemimpinan (leading)...62

5. Pengawasan (controlling)...63

B. Koleksi………...66

1. Perencanaan (planning)...66

2. Organisasi (Organizing...68

3. Staf (staffing)...69

4. Kepemimpinan (leading)...69

5. Pengawasan (controlling)...69

C. Fasilitas...72

1. Perencanaan………...72

(6)

vi

2. Organisasi (organizing)………...73

3. Staf (staffing)...73

4. Kepemimpinan (leading...74

5. Pengawasan (controlling...74

D. Manajemen Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)...76

1. Perencanaan (planning)...76

2. Organisasi (organizing)...77

3. Staf (staffing)..………...77

4. Kepemimpinan (leading...78

5. Pengawasan (controlling...78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…...………..……...80

B. Saran………..………..………...83

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan unsur penting dalam suatu lembaga pendidikan

seperti sekolah, keberadaannya sangat berperan penting dalam menentukan

keberhasilan suatu sekolah dalam membentuk anak didiknya yang berkualitas dan

berkompetensi di masyarakat atau di jenjang perguruan tinggi nantinya. Sekolah

wajib menyediakan berbagai sarana dan prasarana serta menerapkan sistem

manajemen yang baik untuk mencapai itu semua. Dalam kaitan ini maka penting

untuk melihat aspek perpustakaan sebagai sumber belajar siswa,

aspek-aspek tersebut termasuk kedalam unsur-unsur manajemen perpustakaan, dan

untuk mengkajinya tidak lepas dari teori-teori manajemen pada umumnya.

Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan melibatkan pada

empat fungsi utama, perencanaan, organisasi, kepemimpinan, dan pengawasan.1

Definisi lain manajemen adalah, proses untuk menentukan cara terbaik untuk

menggunakan sumber daya dari usaha untuk memproduksi barang atau

menyediakan jasa.2 Kegiatan manajemen di bagi menjadi lima kategori, yaitu:

Planning, Organizing, Staffing, Leading, Controlling.3

Implementasi dari uraian di atas pada sebuah perpustakaan adalah bahwa

pada sebuah perpustakaan perlu adanya kesinambungan sistem manajemen kerja

yang harmonis, hirarkis untuk mencapai keberhasilan demi kepentingan bersama

1

Kathryn Bartol et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia:McGraw Hill, 2003) h. 5

2

Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 3

3

Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 5-6

(8)

sesuai prinsip manajemen. Karena perpustakaan sekolah adalah satu unit jasa

yang sifatnya memberi layanan informasi, maka perlu adanya karakteristik

tersendiri dalam menjalankan kegiatan menajemennya. Ada yang disebut istilah

“manajemen informasi”, istilah ini mempunyai arti yaitu komunikasi yang

mengarah kepada tindakan yang bersifat manajerial, dan tindakan ini adalah untuk

mencapai hasil yang lebih baik melalui proses perencanaan dan pengawasan.4 Jadi

dalam kegiatan perpustakaan perlu juga adanya seorang pemimpin dalam hal ini

seorang pustakawan atau kepala perpustakaan yang tugasnya mengkonsep,

mengatur, mengolah, mengorganisasikan, serta mengawasi jalannya manajemen

informasi pada perpustakaan.

Di dalam manifesto IFLA (International Federation Library Association)

dikatakan bahwa perpustakaan sekolah bertanggung jawab atas penyediaan

informasi dan gagasan-gagasan atau ide-ide yang penting atau diperlukan dalam

mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang berbasis pengetahuan dan informasi.5

Perpustakaan menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh

pemakainya, mulai dari informasi tercetak sampai non-cetak, selain itu juga

perpustakaan berfungsi sebagai jantung sekolah karena di tempat inilah

bermuaranya segala rujukan ilmu ataupun informasi baik itu hasil penelitian guru

maupun siswa yang mengadakan penelitian, semua itu bisa menjadi tolak ukur

perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan wawasan siswa di sekolah

tersebut, hal ini senada dengan pendapat Alexander Jatmiko yang mengatakan,

4

F. Wilfrid Lancaster. Ed., Library Automation as A Source of Management Information. (Illnois: University at Illnois, 1982) h. 10

5

(9)

Perkembangan perpustakaan pada saat ini menunjukan bahwa perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan koleksi / buku saja tetapi juga berperan sebagai

tempat yang disebut The preservation of knowledge, artinya perpustakaan merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan

seluruh ilmu pengetahuan, gagasan manusia dari jaman ke jaman sivitas

akademik.6

Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat bergantung

pada kualitas sumber daya manusia khususnya para generasi muda usia sekolah.

Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas

tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan pendidikan di

Indonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang

diwujudkan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan.

Lebih khusus lagi pada tujuan utama MA (Madrasah Aliyah) yaitu,

mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikannya pada

6

(10)

jenjang perguruan tinggi.7 Perpustakaan madrasah yang ada selama ini masih

berbentuk perpustakaan ”artifisial” alias belum memenuhi unsur sebagai

perpustakaan sesungguhnya, kalaupun ada baru sebatas papan nama, demikian

juga koleksinya, yang hanya berupa buku-buku paket kiriman Departemen Agama

dan Departemen Pendidikan Nasional.8 Keadaan seperti ini harus segera di

tindaklanjuti oleh pihak madrasah, dalam hal ini Kepala madrasah karena

beliaulah yang menentukan arah pengembangan suatu madrasah. Ada beberapa

hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah. Pertama, terbatasnya

ruangan, lahan yang ada diprioritaskan untuk kelas, kantor, ruang guru, dan ruang

lainnya. Kedua, keterbatasan koleksi dalam segi jumlah, variasi, maupun kualitas.

Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan) ahli, dan yang

keempat, kurangnya promosi pengguna perpustakaan menyebabkan siswa tidak

tahu apa saja fasilitas dan layanan yang diberikan perpustakaan.9 Menurut Zaenal

Arifin Toy, keberadaan perpustakaan madrasah di akuinya masih belum banyak

diharapkan, selain sarana dan prasarananya yang terbatas juga kurangnya tenaga

pustakawan profesional dan memadai.10

Menurut Zainal Arifin Toy mengatakan bahwa keadaan perpustakaan

madrasah biasa di sebutkan sebagai berikut:

¾ Lokasi perpustakaan yang kurang nyaman (kondusif), jam buka yang

sangat terbatas (hanya pada saat jam istirahat sekolah), koleksi buku

terbatas, fasilitas kurang memadai, dana terbatas;

7

Tim Penyusun Departemen Agama RI, Desain Pengembangan Madrasah (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005) h. 19

8

Berita UIN, No. 76/Th. V/16-31 Januari 2008

9

Sugiyanto, Perpustakaan Sekolah. http://kompas.com, diakses pada hari Senin 29 Oktober 2007, pukul 13.55 WIB

10

(11)

¾ Pengelolaan yang kurang profesional;

¾ Guru kurang berpartisipasi dalam pemanfaatan perpustakaan bagi siswa;

¾ Kurangnya kordinasi antar perpustakaan.11

Umumnya perencanaan bangunan sekolah di Indonesia hampir tidak

dipikirkan terhadap alokasi ruangan yang diperlukan untuk perpustakaan. Dengan

demikian maka banyak sekali sekolah/madrasah yang kebingungan dalam

menentukan ruang dengan ukuran yang pantas untuk perpustakaan. Berbagai

upaya pemberdayaan terhadap peran perpustakaan pada institusi pendidikan

dengan sistem manajemen yang baik adalah suatu hal yang sangat penting, para

pemegang otoritas atau pengelola lembaga pendidikan sudah seharusnya

menyadari pentingnya peran perpustakaan sebagai bagian integral dari sistem

pendidikan itu sendiri. Sebuah unit kerja informasi yang melayani pelanggannya,

perpustakaan adalah satu dari berbagai unit kerja bidang informasi yang melayani

kebutuhan informasi sudah seharusnya berbenah diri menyesuaikan keadaan agar

eksistensinya tidak tergeser dengan munculnya tren-tren baru yang menjanjikan

kecepatan dan ketepatan informasi. Pada perpustakaan madrasah dimana

pengguna utamanya adalah para siswa/i, mereka adalah golongan muda penerus

bangsa, sudah menjadi tugas madrasah dan perpustakaan menyiapkan segala

kebutuhan informasi yang up-to-date bagi mereka. Memberi kepuasan secara penuh kepada penggunanya, perpustakaan harus memiliki kualitas yang sangat

baik. Tugas dari seorang pimpinan adalah mengelola sumber daya yang ada

digunakan dengan cara yang paling efektif, di tingkat MAN (Madrasah Aliyah

11

(12)

Negeri) di kenal dengan Kepala Madrasah, sosok ini sebagai orang yang

mempunyai tanggung jawab membawa organisasi yang di pimpinnya ke arah

perubahan yang lebih baik.

Dari penjelasan diatas penulis dalam penelitian (skripsi) ini ingin

mengetahui apakah perpustakaan sudah memiliki sistem manajemen yang baik,

dan juga penelitian ini akan menjelaskan tentang jalannya penerapan sistem

manajemen pada perpustakaan MAN. Dalam penulisan skripsi ini penelitian akan

dilakukan di wilayah Jakarta Selatan dengan objek yang dikaji adalah

perpustakaan MAN di wilayah Jakarta Selatan, dan skripsi ini mengambil judul,

“MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN)” (Studi Pada MAN 4 Pondok Pinang-Jakarta Selatan).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Bertolak dari serangkaian polemik di atas penulis dalam penelitian

(skripsi) ini akan membatasi aspek penelitian pada penerapan manajemen di

perpustakaan MAN 4. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil yang maksimal

dalam penelitian ini akan dilakukan juga pembatasan dan perumusan masalahnya.

Adapun secara spesifik perumusan masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan sistem menajemen perpustakaan MAN 4, dan

mengetahui manajemen perpustakaan; Staf, Koleksi, Fasilitas, Teknologi

(13)

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui keadaan manajemen perpustakaan pada MAN 4

Pondok Pinang unsur-unsur manajemen perpustakaan;

a. Staf Perpustakaan

b. Koleksi Perpustakaan

c. Fasilitas Perpustakaan

d. TIK

D. Manfaat Penelitian

• Sebagai bahan evaluasi serta solusi-solusi yang tepat bagi pihak Madrasah

Aliyah khususnya dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan

kebijakan pengembangan perpustakaan madrasah.

• Sebagai bahan pertimbangan rujukan bagi pemerintah, Departemen

Agama dalam mencari solusi membuat kebijakan-kebijakan dalam usaha

memajukan kualitas madrasah.

• Menjadi kontribusi bagi dunia pendidikan Islam tentang bagaimana sistem

manajemen perpustakaan madrasah yang baik, demi peningkatan mutu dan

kualitas pendidikan Islam di Indonesia khususnya.

• Dan juga bagi para mahasiswa, peneliti, pengelola perpustakaan, serta para

pecinta ilmu perpustakaan, skripsi ini menjadi sumber inspirasi dan

(14)

E. Metodologi Penelitian 1) Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Penulis berada langsung ke lapangan dan mengamati fenomena-fenomena yang

terjadi, serta mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan informasi-informasi

yang berkaitan dengan masalah yang di teliti dengan pihak-pihak yang kompeten

dengan bidang perpustakaan kemudian di catat dan hasil wawancara di rekam

dalam perangkat audio, kemudian di olah dengan hasil olah pikir yang logis baru

kemudian di sajikan dalam bentuk tulisan yang baku. Yang menjadi responden

adalah para tenaga perpustakaan MAN 4, responden di pilih dengan menggunakan

metode purposive sampling atau sampel bertujuan. Purposive sampling

merupakan sampling yang memilih orang-orang yang terseleksi oleh peneliti

berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang

dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui.

2) Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Perpustakaan

MAN 4 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Alasan mengapa penulis tertarik pada

MAN 4 karena MAN 4 sebagai satu-satunya MAN percontohan di wilayah

Jakarta Selatan. Dan juga MAN 4 menjadi contoh dari 38 MAN di Indonesia.12

12

(15)

Sampel penelitian ini yaitu para responden yang terdiri dari para tenaga

perpustakaan MAN 4 yaitu Kordinator Perpustakaan, dan para staf perpustakaan.

3) Sumber Data

a. Data primer, data yang diperoleh dari lapangan seperti fasilitas,

pustakawan, dan Kepala madrasah.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan, akses internet

tentang literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang

sedang di bahas.

4) Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka

penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

a. Wawancara, mengadakan perbincangan dan tanya jawab dengan pihak

yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti yaitu dengan

Kepala madrasah, kordinator perpustakaan, dan para staf perpustakaan.

5). Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Proses editing, yaitu mempersiapkan naskah untuk di cetak atau di

terbitkan; menyunting.13 Pada tahap ini penulis mempelajari kembali

informasi-informasi, data-data yang di dapat dari lapangan kemudian di pisahkan antara data

13

(16)

yang komprehensif dengan permasalahan dengan yang tidak komprehensif,

kemudian data yang komprehensif disiapkan untuk di proses berikutnya.

6) Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah di baca dan diinterpretasikan.14 Dalam analisa data, penulis akan

menganalisa langsung data-data hasil perbincangan dan tanya jawab

menggunakan teknik penalaran penyimpulan. Data-data yang telah diteliti

kemudian diolah dengan pengukuran yang sederhana untuk diperhitungkan baru

kemudian diinterpretasikan secara rasional.

14

(17)

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah mendapat gambaran saat telaah skripsi ini, maka skripsi

ini di bagi dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, bab pembuka yang membahas latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan pustaka, memuat tinjauan singkat dan jelas atau pustaka

yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian.15 Jadi pada

bab ini berisi tentang landasan teoritis yang mendukung,

menguatkan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang

hendak diteliti.

BAB III Gambaran umum tentang perpustakaan madrasah yaitu: MAN 4

Pondok Pinang

BAB IV Hasil penelitian.

BAB V Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang

diambil oleh penulis setelah melakukan penelitian, pembahasan.

15

[image:17.595.78.488.181.660.2]
(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Perpustakaan

Manajemen adalah proses untuk menentukan cara terbaik untuk

menggunakan sumber daya dari usaha untuk memproduksi barang atau

menyediakan layanan.16 Teori sistem manajemen perpustakaan sebenarnya

hampir sama dengan ilmu manajemen pada umumnya hanya saja

implementasinya sedikit berbeda, jika manajemen pada umumnya pengambilan

keputusan mengarah pada kepentingan individu yaitu pimpinan, sedangkan pada

perpustakaan mengarah pada kepentingan orang banyak yaitu para penggunanya.

Di perpustakaan madrasah sendiri memang pada kenyataannya tidak semua

madrasah dapat menyelenggarakan perpustakaan-nya dengan baik dan benar.

Masih banyak kendala yang dihadapi oleh madrasah, salah satunya adalah

kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan tentang masalah manajemen

perpustakaan.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah proses menentukan tujuan untuk mencapai dalam

jangka waktu masa depan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.17

Perencanaan diperlukan agar dalam menjalankan kegiatan operasional suatu

16

Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 3

17

(19)

organisasi sesuai target dan tujuan. Perencanaan di bagi menjadi lima macam,

yaitu:

a. 5 Macam Jenis Perencanaan, yaitu:18

1. Rencana Jangka Pendek (short-range plans). Pada ummunya hanya mencakup sampai satu tahun.

2. Rencana Jangka Panjang (long-range plans). Biasanya mencapai sekurang-kurangnya tiga sampai lima tahun, beberapa ada yang sampai 20 tahun.

3. Rencana Strategis (strategic planning). Sejalan pada tingkat atas rencana jangka panjang, meliputi periode yang cukup panjang, mempengaruhi banyak

bagian dari organisasi.

4. Rencana Taktis atau Operasional (operations or tactical planning). Terutama dilakukan oleh manajer tingkat menengah sampai tingkat bawah, ia

berkonsentrasi pada perumusan rencana fungsional.

5. Rencana secara Kebetulan (contingency plans). Terlepas dari berapa banyak rencana yang telah di gunakan, pasti akan selalu ada kesalahan, dan seorang

manajer mengetahuinya, lantas tindakan yang di ambil seorang manajer adalah

melakukan rencana yang sifatnya meng-cover kesalahan itu, inilah yang dimaksud rencana secara tidak sengaja, mungkin bisa dikatakan juga rencana

tak terduga (unexpected plans).

18

(20)

b. Sub-sistem Kegiatan Perencanaan:19

1. Pengambilan keputusan, proses dimana seorang manajer

mengidentifikasi masalah-masalah organisasional dan mencoba untuk

mengatasinya.

2. Membangun tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi,

unsur-unsur yang terkait:

Customer, siapa penggunanya?

Product or service, apa produk atau jasa utama dari organisasi?

Location, dimana organisasi bersaing?

Technology, apa dasar teknologi yang di pakai?

Concern for survival, apa komitmen organisasi terhadap tujuan ekonomi?

[image:20.595.99.485.130.589.2]

Philosophy, apa kepercayaan, nilai, cita-cita, dan prioritas filosofinya? Self-concept, apa kekuatan utama dari organisasi dan keuntungan kompetitif? Concern for public image, apa tanggung jawab dari organisasi publik, dan apa

gambaran dari keinginan publik.

Concern for employees, apa sikap/pendirian organisasi terhadap karyawannya?20

3. Strategi manajemen,

4. Inovatif dan mendorong organisasi.

Pada organisasi seperti perpustakaan perencanaan dilakukan pada manajer

tingkat atas oleh seorang kepala perpustakaan dengan dibantu para stafnya.

Seperti biasanya di unit perpustakaan proses perencanaan di lakukan dengan

19

Kathryn Bartol, et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia: McGraw-Hill, 2003) h. xix

20

(21)

mengadakan rapat untuk mengkonsep rencana jangka panjang maupun rencana

strategis. Berbeda dengan organisasi lain perencanaan di perpustakaan meliputi

antara lain, pengembangan koleksi, pengadaan fasilitas, perekrutan tenaga

perpustakaan, dan lain sebagainya. Perencanaan di sebuah perpustakaan harus

sejalan dengan tujuan dan visi misi perpustakaan itu sendiri, lebih khususnya lagi

perencanaan di perpustakaan MAN harus sejalan dan mendukung vivi, misi, serta

kurikulum MAN. Pada prakteknya seorang kepala perpustakaan MAN harus

memiliki rencana pengembangan perpustakaannya yang tertuang dalam laporan

atau proposal yang nantinya akan di diserahkan kepada Kepala MAN, untuk

kemudian Kepala MAN menindaklanjutinya. Untuk rencana yang sifatnya

strategis maka selain berkordinasi dengan para stafnya perlu juga ada kordinasi

dengan, kepala madrasah, dewan guru, kasub kurikulum, hal ini dikarenakan

rencana strategis hasilnya nanti sangat mempengaruhi semua bagian dan unit pada

Madrasah. Sedangkan rencana yang bersifat jangka pendek di perpustakaan MAN

dapat dilakukan hanya dengan berkordinasi dalam satu unit perpustakaan, antara

kepala perpustakaan dan stafnya. Namun demikian dari semua kegiatan di

perpustakaan, kepala perpustakaan MAN dalam mengambil keputusan

berorientasi kepada kepentingan pemakai perpustakaan yaitu seluruh sivitas

(22)

c. Rencana Pengembangan Koleksi Perpustakaan Madrasah

Koleksi adalah sekelompok sumber daya (resources) yang disediakan dan dilayankan untuk pemakai tertentu.21 Koleksi perpustakaan madrasah di bagi

menjadi beberapa format, misalnya dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah,

koran, pamphlet, dan mikroform; sedangkan dalam bentuk visual seperti

(filmstrip, slide, transparansi, bahan grafis dan video); format tactile seperti (games/permainan, seni pahat, model, dll); dalam bentuk elektronik seperti

(computer software, CD-ROM dll).

Perpustakaan dapat di kelompokan menjadi 4 tipe yaitu, Akademi, Umum,

Sekolah, Khusus, dan dari masing-masing tipe/jenis perpustakaan tersebut

berbeda pemakai dan kebutuhannya satu dengan lainnya, pengadaan koleksi harus

merujuk kepada jenis perpustakaan dan siapa pemakainya.22 Masalah pemilihan

koleksi atau seleksi sangat penting karena pada tahap inilah yang menentukan

optimalisasi dan baik buruknya jalannya sebuah perpustakaan dalam memenuhi

kebutuhan para pemakai nantinya. Maka pada perpustakaan sekolah/madrasah

sebaiknya pada saat pemilihan koleksi (seleksi) tidak hanya dilakukan oleh

pustakawan sekolah saja namun oleh pustakawan sekolah, para guru, bahkan

terkadang administrator (staf)23, hal ini termasuk dalam perencanaan strategis.

Dari berbagai jenis perpustakaan, perpustakaan madrasah lebih mudah dalam

melakukan pengadaan koleksi karena jika di lihat dari masyarakat pemakainya

21

Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.15

22

G. Edward Evans, Developing Library Collections. (Littleton: Libraries Unlimited, 1979) h. 24

23

(23)

yang homogen, serta kebutuhannya yang hampir sama, hal ini dapat memudahkan

dalam proses pengembangan koleksi.

d. Ragam Koleksi Perpustakaan Madrasah.

1. Koleksi setempat, yaitu bahan-bahan yang memang sudah dimiliki atau

sudah ada di perpustakaan seperti, buku-buku, dokumen, sumber daya

visual, relia, peta, globe, model, perangkat permainan, bahan-bahan

elektronis, dan lain-lain.

2. Koleksi bergerak, yaitu koleksi atau bahan-bahan yang secara fisik

tidak dimiliki atau berada di perpustakaan tetapi dapat digunakan oleh

pemakai perpustakaan, seperti sumber daya internet, koleksi

perpustakaan atau unit informasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh

perpustakaan.24

3. Koleksi tercetak,

1.1 Non-fiksi, Ilmu Biologi, Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Ilmu Terapan

Humaniora.

1.2 Fiksi, mitos, epik, legenda, cerita rakyat, fabel, cerita keagamaan,

personifikasi objek dan mainan, karakter dan situasi aneh,

kejadian supernatural, fantasi sejarah, cerita petualangan, fiksi

sains, olahraga, dan lain-lain.25

24

Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, 2006) h. 15

25

(24)

e. Pengadaan Koleksi Perpustakaan Madrasah.

Pengembangan koleksi adalah proses indentifikasi kelemahan dan

kekuatan koleksi perpustakaan dalam kaitannya dengan kebutuhan pemakai, dan

upaya membenahi kelemahan-kelemahan yang mungkin ada.26 Suumber lain

mengatakan, pengembangan koleksi adalah semua kegiatan untuk memperluas

koleksi yang ada di perpustakaan, terutama kegiatan yang berkaitan dengan

pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.27

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pengembangan koleksi erat kaitannya dengan pengadaan bahan pustaka yang

merujuk kepada kebutuhan pemakainya, jika dalam hal ini sebuah perpustakaan

madrasah maka kegiatan pengembangan koleksi harus sejalan dengan tuntutan

kebutuhan madrasah itu sendiri, tidak jarang kebijakan yang dibuat oleh pihak

perpustakaan madrasah satu dengan madrasah lainnya berbeda, hal ini kaitannya

dengan tujuan dari madrasah itu sendiri yang tertulis dalam visi, misi madrasah.

Peran pustakawan, para guru, sangat berperan penting dalam menentukan

pemilihan koleksi perpustakaan karena merekalah yang mengerti tentang apa-apa

saja yang dibutuhkan pemakai khususnya para siswa/i.

Beberapa aspek dalam mengembangkan koleksi;

¾ Seleksi.

¾ Pengadaan.

¾ Penyiangan.28

26

G. Edward Evans, Developing Library Collections. (Littleton: Libraries Unlimited, 1979) h. 28

27

F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) h. 13

28

(25)

Untuk menentukan koleksi apa saja yang diperlukan, dan yang dapat

mendukung kurikulum madrasah, setelah anda menguji sejumlah koleksi, catat

pengarang buku tersebut serta tanggal di terbitkannya, kemudian anda cocokan

dengan kurikulum. Dan nantinya anda perlu tahu kurikulum seluruhnya agar dapat

menentukan mana koleksi yang di butuhkan sekolah.29

Secara umum pengembangan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip

pengembangan koleksi, yaitu sebagai berikut:30

1. Relevansi.

2. Kelengkapan.

3. Kemutakhiran.

4. Kerjasama.

f. Pemesanan (koleksi)

Cara yang paling mudah melakukan pemesanan adalah dengan satu

penjual (vendor) sehingga anda melakukan hanya satu pembayaran dan satu tagihan (invoice), dan jika anda memesan seluruh bahan-bahan (materials) pada satu penjual biasanya anda akan dapat potongan harga/diskon.31

1. Beberapa cara pemesanan bahan koleksi.32

1.1 Memesan buku (book ordering).

29

Barbara L. Stein dan Risa W. Brown, Running Library Media Center second ed. (New York: Neal-Schuman Publishers, Inc., 2002) h. 6

30

Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Grasindo, 2001) h. 49-50

31

Barbara L. Stein dan Risa W. Brown, Running Library Media Center second ed. (New York: Neal-Schuman Publishers, Inc., 2002) h. 30

32

(26)

Jika anda memesan secara berkala pada satu penjual, ini akan

memudahkan anda dalam tugas penataan buku; pendataan. Jika

saatnya tiba untuk pemesanan kembali (re-order) penjual akan mengirim daftar barang langganan anda untuk kemudian di tinjau,

untuk di masukan ke daftar pemesanan kembali atau di hapus.

1.2 Memesan Koran atau terbitan berkala lainnya.

Anda mungkin dapat memesannya langsung ke penerbit, meskipun

di beberapa koran nasional mungkin dapat juga di pesan melalui

penjual buku anda. Pada saat memesan periksa kemungkinan

adanya harga spesial untuk sekolah; ada harga rendah untuk

sekolah. Pilihlah koran lokal atau nasional yang terbaik di

antaranya.

Kedua cara pemesanan ini dapat juga dilakukan untuk pemesanan

koleksi-koleksi non-cetak.

g. Rencana Pengembangan Fasilitas dan Perabot Perpustakaan.

Dalam undang-undang perpustakaan nomor 43 tahun 2007 pasal 25 ayat

(1), (2), (3), (4) dikatakan:

(27)

(2) Sarana dan prasarana perpustakaan yang dimaksud meliputi infrastruktur sistem perpustakaan dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. (3) Pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan sejauh mungkin

memperhitungkan kepentingan pengguna perpustakaan yang mengalami kendala akibat cacat fisik tertentu.

(4) Pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan berpedoman pada standar yang berlaku. 33

Secara umum sebuah perpustakaan harus memiliki beberapa

fasilitas sarana dan prasarana dari hal infrastruktur sampai dengan fasilitas

teknologi informasi. Lebih dari itu jika sebuah perpustakaan berorientasikan

kepada kebutuhan sekelompok komunitas misalkan perpustakaan madrasah,

berarti komunitasnya terdiri dari siswa, guru, dan karyawan di samping fasilitas

dan perabot yang disebutkan dalam undang-undang di atas, wajib pula

melengkapinya dengan fasilitas lain sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat

pemakainya, melalui proses evaluasi, misalkan adanya ruang belajar kelompok,

program menonton film, ikut bertugas di perpustakaan, dan lain sebagainya.

Perabot perpustakaan perlu di desain secara khusus karena perabot untuk

perpustakaan agak berbeda dengan perabot-perabot kantor pada umumnya.

Sumber literatur tentang rincian fasilitas untuk sebuah perpustakaan madrasah

memang masih jarang, namun bisa kita aplikasikan dari perpustakaan sekolah.

33

(28)

Perlengkapan atau mebelair yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan

[image:28.595.89.487.172.495.2]

perpustakaan sekolah adalah rak buku, rak surat kabar, rak majalah, kabinet

gambar, meja sirkulasi, almari atau kabinet katalog, kereta buku, dan papan

display.34

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam mendukung proses

pembelajaran di madrasah, perpustakaan perlu dilengkapi fasilitas dan

perlengkapan yang memadai, baik fisik gedung, tata-letak, perabotan maupun

sarana teknis lainnya. Ketersediaan gedung perpustakaan yang representatif

sangat mendukung kegiatan dan layanan perpustakaan. Gedung perpustakaan

tidak semata-mata untuk menyimpan sumber-sumber informasi atau koleksi

perpustakaan, akan tetapi juga sebagai ruang bagi kegiatan dan proses

pembelajaran. Proses pembelajaran tidak terikat di ruang-ruang kelas, akan tetapi

dapat dilaksanakan di luar, termasuk di dalam perpustakaan. Oleh karena itu

menjadi sangat penting untuk menyediakan ruang yang cukup yang

memungkinkan tersedianya layanan perpustakaan yang baik dan memuaskan.

Lebih rinci lagi fasilitas yang meliputi perabot di daftar sebagi berikut:

1. Ruang kerja

2. Ruang koleksi

3. Ruang baca

4. Ruang pelayanan

5. Ruang pembelajaran kelompok

6. Ruang belajar mandiri/individual (Study Carrel)

34

(29)

7. Ruang display

8. Akses komputer

9. Perabotan furnitur

10.Katalog.35

Rumusan lain:

Menurut Emanuel T. Prostano dan Joyce S. Prostano dalam bukunya ”The School Library Media Center (LMC)”, gedung perpustakaan meliputi dua tipe bagian; ruang utama, di mana termasuk ruangan yang diperuntukan untuk para

siswa, para guru, koleksi, dan jasa layanan; ruang pendukung, digunakan untuk

membantu mem-back up bagian pelayanan agar fungsi perpustakaan sebagai pusat media (informasi) efisien dan efektif.36

a. Ruang studycarrel.

Ada dua variasi, kering dan basah. Ruang carrel Kering menyediakan dengan tempat yang dapat dilihat; ruang baca yang individual. Sedangkan yang

basah biasanya memasukan unsur elektrikal pada disainnya, dan penggunaannya

pun menggunakan alat bantu elektrik, audio-visual.37

35

Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 107

36

Emanuel T. Prostano dan Joyce S. Prostano, The School Library Media Center. (Littleton: Libraries Unlimited, 1982) h. 134

37

(30)

38

Beberapa bentuk disain ruang study carrel.

1.

2.

3.

38

(31)

h. Perencanaan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Perpustakaan Madrasah

Seiring dengan perkembangan jaman yang serba modern teknologi

menjadi perantara yang sangat kuat untuk memberikan pada peserta didik

berbagai keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan secara cepat dan mudah,

untuk itu perlu disiapkan para peserta didik yang berkualitas dan tidak ketinggalan

jaman. Agar tidak ketinggalan jaman dan selalu terbelakang keberadaannya

dengan sekolah-sekolah umum, madrasah seharusnya sudah melengkapi

perpustakaannya dengan teknologi yang canggih. Pentingnya teknologi informasi

dan komunikasi di perpustakaan merupakan kesulitan tersendiri karena mengingat

para siswa hidup dan berkembang pada era modern namun sumber daya

manusianya yang terkadang tidak menguasai teknologi, yang ada nantinya malah

terjadi keterkagetan budaya (shock culture) dan ketertinggalan budaya (cultural-lack), hal ini harus di hindari mungkin dengan cara sosialisasi atau dengan mengenalkan teknologi secara bertahap dan intensif.

Dasar pertimbangan penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada

perpustakaan adalah:

a. Tuntuan terhadap kualitas layanan perpustakaan.

b. Tuntutan terhadap penggunaan koleksi secara bersama

c. Kebutuhan untuk mengefektifkan sumber daya manusia.

d. Tuntutan terhadap efisiensi waktu.

e. Keragaman informasi yang dikelola.39

39

(32)

Adapun rumusan tentang teknologi informasi dan komunikasi pada

perpustakaan yaitu adanya,

1. Katalog On-line (OPAC)

2. Layanan rental komputer

3. Fasilitas komunikasi elektronik; fax, telepon, e-mail

4. Ruang multimedia

5. Printer dan scanner.40

Dalam menyeleksi perangkat audiovisual harus dilakukan secara hati-hati karena

biaya yang dikeluarkan untuk semua koleksi audio visual yang telah dibeli sama

artinya anda telah mengurangi daftar yang dapat anda beli. Semua ini karena

barang-barang ini yang sifatnya ”selamanya” dalam penggunaannya serta harga

yang relatif mahal untuk membelinya, itulah sebab mengapa kita harus memilih

secara hati-hati.

2. Organisasi (Organizing)

Organisasi (organization) adalah sekelompok orang yang bekerja bersama di laksanakan dengan persetujuan bersama terkordinasi dalam upaya untuk

mencapai tujuan.41 Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan berkelompok yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dari tugas masing-masing

kelompok untuk manajer yang memiliki kewenangan yang diperlukan untuk

40

Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, 2006), h. 108

41

(33)

mengawasi orang-orang yang melakukan kegiatan.42 Sama halnya di perpustakaan

juga melakukan perngorganisasian tenaga perpustakaan hal ini dimaksudkan

untuk memperjelas fungsi dan tanggung jawab masing-masing unit kerja di

perpustakaan MAN, bentuk struktur organisasi disesuaikan dengan keadaan

organisasi itu sendiri.

a . Struktur Organisasi

Pada dasarnya kegiatan organisasi merupakan divisi disertai tenaga kerja

oleh wewenang yang sesuai dari masing-masing unit kerja. Kerangka kerja yang

menjelaskan tentang batasan-batasan dari organisasi formal di mana didalamnya

organisasi beroperasi di sebut struktur organisasi. Ada batasan-batasan

kewenangan di berbagai posisi unit kerja. Batasan ini ada mungkin saja karena

unsur dari luar, dalam bentuk aturan hukum, politik, atau sikap sosial, atau

mungkin ada unsur dari dalam, yang digambarkan oleh tujuan-tujuan organisasi

atau uraian kerja.

1. Struktur Organisasi Sentralisasi.

Organisasi Sentralisasai yaitu organisasai secara terpusat dimana

puncuk pimpinana dan keputusan sepenuhnya di tangan pimpinan

utama, pada MAN pimpinan utama adalah Kepala MAN. Sistem ini

menutup kesempatan bagi manajerial tingkat bawah untuk ikut serta

dalam kegiatan manajemen perencanaan seperti menyusun rencana

42

(34)

strategis, pengambilan keputusan, semua kegiatan yang sifatnya

rencana, pengambilan keputusan ada di pihak manajerial tingkat atas.

2. Struktur Organisasi Desentralisasi.

Organisasi Desntralisasai yaitu organisasai secara terpisah, dimana

setiap divisi mempunyai hak untuk menentukan arah, keputusan dari

suatu organisasai tanpa harus berkordinasi dengan pusat. Sistem ini

memberikan bagi manajerial tingkat bawah untuk ikut serta dalam

kegiatan manajemen perencanaan seperti menyusun rencana strategis,

pengambilan keputusan.

Pada organisasi seperti perpustakaan sekolah/madrasah sebelum menyusun

struktur organisasi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, adalah sebagai

berikut:

• Menggunakan organisasi struktural atau organisasi fungsional.

Pada organisasi struktual, Kepala perpustakaan, bertangung jawab kepada

kepala madrasah. Sedangkan petugas perpustakaan betanggung jawab

Kepada Kepala perpustakaan. Pada organisasi fungsional yang bertugas di

perpustakaan adalah beberapa orang pustakawan sebagai pejabat

fungsional. Pustakawan bekerja secara profesional dan mandiri.

Masing-masing bertanggung jawab kepada kepala madrasah. Selain itu ada juga

organisasi gabungan yang terdapat pejabat struktural dan fungsional.

Pertimbangan diatas mnenekankan bahwa pertimbangan unutk menetukan

suatu bentuk struktur organisasi didasari pada bentuk organisasi utama.

(35)

struktur organisasi fungsional. Disamping itu perlu juga dilihat beberapa

keuntungan dan kelebihan dari masing-masing bentuk organisasi ini.

[image:35.595.78.491.207.685.2]

b. Keuntungan dan Kerugian Pada Penerapan Organisasi Struktural dan Fungsional.

Tabel II.1 skema keuntungan dan kerugian pada jenis organisasi struktural.43

Keuntungan Kerugian

1. Mendalam dalam pengembangan

keahlian.

2. Kejelasan dalam prospek karir.

3. Penggunaan sumber daya yang

efisien.

4. Skala ekonomi yang

memungkinkan.

5. Kemudahan dalam fungsi kordinasi.

6. Potensi keuntungan secara teknis

diantara organisasi lainnya.

1. Lambat dalam merespon masalah-

masalah yang sifatnya multifungsi.

2. Penumpukan keputusan pada sistem

hirarki tingkat atas.

3. Terhambatnya tugas secara

berurutan.

4. Dibatasi bagi karyawan untuk

meninjau organisasi.

5. Tidak tepatnya pengukuran kinerja.

6. Kecil pelatihan bagi karyawan yang

berpotensi.

43

(36)
[image:36.595.82.491.147.601.2]

Tabel II.2 Skema keuntungan dan kerugian pada jenis organisasi fungsional.44

Keuntungan Kerugian

1. Cepat dalam merespon perubahan

lingkungan.

2. Kemudahan dalam mengkordinasi

semua fungsi.

3. Penekanan serentak pada

tujuan-tujuan divisi.

4. Orientasi yang kuat pada kebutuhan

pelanggan/pengguna jasa atau

produk.

5. Akuratnya pengukuran kinerja.

6. Kesempatan pelatihan dalam

keterampilan manajemen umum

1. Duplikasi sumber daya pada setiap

divisi.

2. Kuranganya pendalaman keahlian.

3. Tingginya kompetisi antara divisi.

4. Kecilnya saling berbagi keahlian

pada semua divisi.

5. Keterbatasan berinovasi pada

divisi.

6. Lalai dalam mencapai semua

tujuan.

44

(37)

c. Bentuk-bentuk Struktur Organisasi Pada Perpustakaan Sekolah.

1. Organisasi Struktural.45

Gambar II.1

Kepala Perpustakaan: A

Seksi Adm: A Kepala Sekolah

Pelayanan Teknis: B Pelayanan Pemakai: C

1. Kepala perpustakaan merangkap petugas administrasi.

3. Petugas pelayanan teknis.

4. Petugas pelayanan pemakai.

Gambar II.2

Kepala Sekolah

Seksi Adm dan Ku: B Kepala Perpustakaan/

Pustakawan Pengolahan A

Pelayanan Teknis: C Pelayanan Pemakai: D

1. Kepala perpustakaan merangkap pustakawan pengolahan.

2. Petugas administrasi dan keuangan.

3. Petugas pelayanan teknis seleksi.

4. Petugas pelayanan pemakai

45

[image:37.595.82.475.142.619.2]
(38)

Gambar II.3

Kepala Sekolah

Pustakawan Pengelolaan: B

Seksi Adm & Ku: B Kepala Perpustakaan: A

Pelayanan Teknis Seleksi: C

Pelayanan Pemakai: C

1. Kepala perpustakaan

2. Pustakawan pengelolaan merangkap sebagai staf administrasi dan

keuangan.

3. Staf bagaian teknis merangkap sebagai staf pelayanan pemakai.

Selain organisasi secara struktural dapat juga disusun organisasi

fungsional pustakawan atau campuran. Yang memimpin perpustakaan sekolah

bisa seorang pejabat fungsional yaitu pustakawan, atau seorang Kepala

perpustakaan, di dampingi oleh seorang atau lebih pejabat fungsional pustakawan.

Jika organisasi seperti ini yang akan di terapkan maka beberapa tipe strukturnya

[image:38.595.105.485.114.509.2]
(39)

2. Organisasi Fungsional.46

Pustakawan : B Kepala

Perpustakaan: A Kepala Sekolah Gambar II.4

1. Kepala perpustakaan merangkap administrasi.

2. Pustakawan ahli.

3. Pustakawan ahli pustakawan terampil.

Gambar II.5

Seksi Adm & Ku: D

Kepala Perpustakaan: B

Pustakawan Terampil: C Pustakawan

Ahli: A

Kepala Sekolah

1. Pustakawan ahli.

2. Kepala perpustakaan.

3. Pustakawan terampil.

4. Petugas administrasi dan keuangan.

46

[image:39.595.84.517.120.567.2]
(40)

3. Sumber Daya Manusia (Staffing)

Manajemen sumber daya manusia memiliki pengertian, seluruh fungsi

manajemen yang berkaitan dengan perawatan, menarik, dan mengembangkan

orang dalam hubungan ketenagakerjaan.47 Didalamnya terdapat unsur-unsur

seperti rekrutmen, pelatihan dan pengembangan, analisis jabatan. Selain itu juga

sebelum kita merekrut seorang pegawai untuk perpustakaan, kita harus mengerti

bagaimana kita memilih staf yang tepat, yang mendukung perpustakaan sekolah

nantinya?

• Dapat di percaya (Dependability). • Tertarik pada perpustakaan.

• Senang akan anak-anak.

• Memiliki keterampilan teknis.48

a. Dasar Ketenagakerjaan Pada Perpustakaan

Untuk menjalankan manajemen sebuah perpustakaan yang baik hendaknya

madrasah memiliki seorang pustakawan sekolah di samping juga beberapa orang

staf perpustakaan. Pustakawan sekolah adalah anggota staf berkualifikasi

profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan

perpustakaan sekolah.49 Sebaiknya perpustakaan sekolah dikelola oleh seorang

guru yang kemudian di didik dalam bidang ilmu perpustakaan.50 Untuk mengatur

47

Kathryn Bartol, et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia: McGraw-Hill, 2003) h. 330

48

Emanuel T. Prostanto dan Joyce S. Prostanto, The School Library Media Center. (Colorado: Libraries Unlimited, Inc., 1982) h. 81

49

Darmono, Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Grasindo, 2007) h. 22

50

(41)

sistem kerja tenaga perpustakaan seorang pimpinan harus melakukan manajemen

kinerja pada para stafnya, pimpinan menilai kinerja mereka dengan maksud untuk

meningkatkan produktifitas kerja, seperti yang di ulas sebelumnya bahwa tugas

seorang pimpinan pada dasarnya adalah membawa unit kerjanya menuju

perubahan yang lebih baik. Kaitannya dengan manajemen staf, bahwa dalam

sistem manajemen SDM perlu di evaluasi kinerjanya setiap tahun, maka dari itu

mulailah dengan merencanakan kinerja, langkah yang kritis ini meliputi

memastikan bahwa baik anda dan karyawan mengerti apa yang harus di lakukan

di tahun depan untuk berkontribusi pada keseluruhan sistem sasaran.51 Dan

pastikan anda mengkomunikasikan kinerja sepanjang tahun. Hal ini membantu

anda untuk mengenali dan menyelesaikan masalah lebih awal sebelum timbul

kerugian atau masalah yang berarti.

Staf adalah tenaga perpustakaan selain pustakawan, dia yang membantu

pekerjaan pustakawan. Kata staf biasanya berkonotasi karyawan perkantoran,

seperti staf administrasi, staf keuangan dan lain sebagainya. Namun di

perpustakaan seorang staf tidak hanya sebagai ”pembantu” pustakawan namun

lebih dari itu dia mempunyai tugas yang profesional, dan tanggung jawab yang di

berikan oleh pimpinan. Di banyak organisasi posisi seorang staf adalah orang

yang bertanggung jawab memberi saran dan petunjuk pada atasannya, namun

tidak diberikan tangung jawab wewenang seperti layaknya seorang manajer, pada

unit staf di definisikan sebagai salah satu yang berhubungan dengan ”ide”. Namun

sebaiknya libatkan karyawan sebagai kontributor sejajar dalam proses manajemen

51

(42)

kerja, khususnya selama perencanaan kerja, peninjauan kerja, dan penyelesaian

masalah.52 Di perpustakaan misalnya, seorang staf perpustakaan harus punya

tanggung jawab; melayani aplikasi pengunjung, wawancara/bincang dengan

pengunjung, merawat file-file, dan lain-lain.53 Di indonesia peraturan tentang

tenaga perpustakaan diatur dalam undang-undang nomor 43 tahun 2007 pasal 23

ayat 1 sampai 6 tentang sumber daya perpustakaan;

(1) Tenaga perpustakaan adalah orang-orang yang berdasarkan ketentuan yang sah, ditugaskan pada institusi perpustakaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program, kegiatan, dan/atau pengembangan perpustakaan.

(2) Tenaga perpustakaan terdiri dari pustakawan dan tenaga lain bukan pustakawan.

(3) Pustakawan adalah tenaga fungsional bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang memiliki kompetensi, keahlian, dan profesionalisme berdasarkan pendidikan dan/atau pelatihan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi dari lembaga pendidikan dan/atau pelatihan yang sah.

(4) Pustakawan berhak memperoleh tunjangan jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(5) Ketentuan mengenai tugas dan tanggung jawab, serta persyaratan untuk

52

Robert Bacal, How To MANAGE Perfomence, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2005) h. 11

53

(43)

pengangkatan dan promosi jabatan fungsional tenaga pustakawan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan yang relevan.

(6) Tenaga lain non-pustakawan terdiri dari tenaga administrasi dan tenaga teknis bidang yang terkait dengan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. 54

Maka jelas dalam sebuah perpustakaan tenaganya terdiri dari 2 profesi,

pustakawan, dan tenaga lain bukan pustakawan atau biasa di sebut staf

perpustakaan, tenaga bukan pustakawan di bagi lagi menjadi, tenaga administrasi,

tenaga teknis bidang perpustakaan, biasanya mereka yang pernah mengikuti

pelatihan atau seminar tentang perpustakaan, serta dokumentasi dan informasi.

Keberadaan staf sangat membantu jalannya operasional sebuah perpustakaan

bagaimanapun juga perpustakaan yang mempunyai beberapa layanan, produk,

koleksi tidak mungkin dapat dilakukan oleh seorang pustakawan saja.

Khusus di perpustakaan madrasah selain pustakawan dan staf juga

melibatkan guru dan murid untuk terlibat dalam mengelola perpustakaan, kegiatan

ini sangat bermanfaat bagi berbagai pihak; sekolah, perpustakaan, dan siswa

sendiri. Keuntungan yang di dapat oleh para siswa yang ikut dalam mengelola

perpustakaan dimana mereka dapat belajar tentang operasional sebuah

perpustakaan sebagai pusat media informasi, mereka dapat memberikan

54

(44)

kontribusi kepada sekolah dengan ikut membantu dalam menyeleksi bahan media

(koleksi) perpustakaan.55

Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN), bila sudah ada seorang pustakawan,

maka statusnya pegawai negeri sipil, ketentuannya dinyatakan dalam konsideran

keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara no.

18/MENPAN/1988 tentang angka kredit bagi jabatan fungsional pustakawan

bertujuan untuk meningkatkan mutu dan manfaat perpustakaan yang berarti pula

meningkatkan mutu dan prestasi kerja pustakawan.56

Berdasarkan Keputusan MENPAN nomor 18/MENPAN/1988 tanggal 29

Pebruari 1988 tentang angka kredit bagi jabatan fungsional yang dapat menduduki

jabatan fungsional pustakawan adalah:

1. Berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi

2. Di beri tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan

kegiatan perpustakaan dan dokumentasi.

3. Bekerja pada unit perpustakaan instansi pemerintah atau unit-unit

lainnya.57

b.Tahapan Dalam Manajemen Ketenagakerjaan.

1. Penerimaan tenaga kerja.

• Jumlah.

• Komposisinya; jenis kelamin, usia, karakteristik biografikal.

• Kualifikasi, latar belakang pendidikan.

55

Emanuel T. Prostano dan Joyce S, Prostano, The School Library Media Center. (Littleton: Libraries Unlimited, 1982) h. 93

56

Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan. (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999) h. 3.2

57

(45)

2. Rekrutmen (Recruitment).

Rekrutmen adalah menemukan dan menarik calon pekerja yang dapat

mengisi lowongan pekerjaan secara efektif (Werther & Davis 1989; Schuler &

Huber 1990), dan proses rekrutmen memiliki tiga tujuan dalam fungsi manajemen

sumber daya manusia yaitu,

• Untuk memenuhi/mengisi posisi kerja, dari pelamar kerja dengan

tingkat biaya yang rendah.

• Untuk memastikan kesesuaian organisasi dengan syarat legislatif

seperti, persamaan kesempatan atau proses non-diskriminasi.

• Untuk mengembangkan seluruh proses seleksi dengan cara menarik

pelamar yang berkualitas dan terampil.58

Pada sumber lain juga di jelaskan lowongan bisa terjadi karena berbagai sebab

seperti:

• Adanya pegawai yang meninggal.

• Adanya pegawai yang tidak bisa lagi melanjutkan kehadirannya dalam

organisasi karena berbagai alasan, misal sakit yang menyebabkan

berhalangan tetap.

• Adanya pegawai yang pindah pekerjaan.

• Adanya pegawai yang dipromosikan.

• Perluasan kegiatan organisasi.59

Kathryn Bartol, et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia: McGraw-Hill, 2003) h. 336-337

59

(46)

3. Penempatan.

Menempatkan seseorang pada pekerjaan yang tepat.60 Pada tahap ini pihak

organisasi tidak harus langsung menetapkan calon pegawai sebagai

pegawai tetap, namun harus melalui proses pengangkatan sementara, masa

percobaan. Proses ini dilakukan dengan maksud:

• Benar-benar memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan

atau tidak.

• Mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan misal, kultur budaya,

budaya sosial, kerja, dan lain-lain.

4. Sistem Imbalan.

• Imbalan finansial/renumerasi; gaji, bonus, tunjangan kesehatan,

tunjangan pendidikan.

• Imbalan non-finansial; berkaitan dengan hak pokok seseorang sebagai

pegawai yang sifatnya abstrak, seperti pengakuan eksistensi pada

organisasi, keadilan, dan lain-lain.

5. Pembinaan pegawai.

Hal-hal penting dalam kegiatan pembinaan pegawai adalah:

• Kejelasan tangga karir yang mungkin dinaiki.

• Gaya kepemimpinan yang demokratik.

• Tujuan berdasarkan sasaran.

• Memperkaya kejiwaan.

• Mutu kehidupan kekaryawanan.

60

(47)

6. Pengembangan karyawan.

• Informal: Semua cara yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan kerja dari bawahan; petunjuk, arahan, perbaikan

kesalahan tanpa dikenakan sanksi yang sifatnya punitif, dan

lain-lain.

• Formal: Organisasi harus memiliki program pendidikan khusus dan

latihan bagi karyawannya. Hal ini di lakukan untuk 2 hal

kepentingan utama:

1. Peningkatan keahlian/keterampilan.

2. Mempersiapkan untuk penugasan baru di masa yang akan

datang.

Pada penyelenggaraannya, rekrutmen di bedakan menjadi 2 macam yaitu,

Internal Recruitment dan External Recruitment. Internal recruitment adalah proses perekrutan seorang pegawai yang prosesnya pengadaannya tidak melibatkan pihak

diluar organisasi tersebut cukup dengan mengajukan kepada atasan (Kepala

MAN), sedangkan external recruitment adalah proses perekrutan pegawai dimana

melibatkan organisasi induk. Dan kedua macam cara ini pun mempunyai

(48)

Keuntungan dan kerugian dari sistem:61

Internal Recruitment

Keuntungan Kerugian

1. Meningkatkan semangat

2. Kesempatan penilaian lebih baik

3. Motivasi staf

4. Memelihara pengetahuan organisasi

1. Tertutup kelompok sedarah (satu klan)

2. Nepotisme

3. Persaingan negatif dalam promosi

4. Adanya biaya pelatihan

External Recruitment

Keuntungan Kerugian

1. Tenaga baru dan segar

2. Pengetahuan dan pengalaman baru

3. Menambah wawasan bagi pelamar

yang lain

1. Lebih sulit untuk menilai

2. Turunnya semangat pelamar internal

3. Penyesuaian perbedaan budaya kerja

61

(49)

c. Pelatihan dan Pengembangan.

Pendidikan dan pelatihan harus selalu diadakan untuk pegawai terutama

dalam menghadapi perubahan-perubahan teknologi dan manajemen pendidikan

baik nasional maupun di madrasah.62 Selain di beri kesempatan mengikuti

pelatihan, SDM perpustakaan madrasah juga di beri peluang mengikuti berbagai

kegiatan acara keilmuan yang berkaitan dengan perpustakaan, menjadi anggota

organisasi profesi dan mengikuti kegiatan organisasi tersebut, mengikuti seminar.

Keikutsertaan SDM perpustakaan dalam kegiatan ilmiah ini sangat berguna sekali

bagi pengembangan kepribadiannya dan akan berpengaruh besar bagi kinerjanya

di perpustakaan. Sehubungan dengan tugasnya di perpustakaan yang berada di

lingkungan sekolah hendaknya pegawai perpustakaan sekolah dapat juga diberi

kesempatan mengikuti kegiatan di bidang ilmu kependidikan misalnya kurikulum.

Pemberian kesempatan pengembangan pribadi pegawai perpustakaan seperti

diatas tentulah dengan mempertimbangkan bahwa pelaksanaan tugas pokok tidak

terganggu. Kegiatan pelatihan itu sendiri harus di sesuaikan dengan kebutuhan

dan tujuan organisasi. Seperti pada perpustakaan, pelatihan penyusunan arsip,

pengoperasian program komputer, pengolahan koleksi, dan lain sebagainya.

Pelatihan dapat di lakukan dengan cara yang sederhana sampai yang rumit

sekalipun, namun secara garis besar metode pelatihan di bagi mejadi 4 macam

yaitu:

1. On-the-job training. Biasanya di berikan oleh pegawai senior kepada pegawai junior dengan cara praktek langsung di lapangan.

62

(50)

2. Vestibule training. Pada sistem ini dimana prosedur dan perlengkapan pelatihan di disain sama menyerupai persis seperti di tempat kerja yang

sebenarnya, ini di sebut vestibule.

3. Apprenticeship training. Pada sistem ini dimana pegawai di beri instruksi dan pengalaman, tanpa melakukan kegiatan atau simulasi

bekerja, karena pelatihan ini sifatnya teoritis.

4. Computer-based training. Sistem pelatihan ini membiarkan peserta pelatihan untuk menggunakan komputer sesuai dengan

pengetahuannya tentang program-program komputer dan mempercepat

pengetahuannya dengan sendirinya..

Selain dari peraturan tentang tenaga pada perpustakaan diatas ada juga

alternatif tentang masalah ketenagakerjaan pada perpustakaan. Karena

pembahasannya adalah perpustakaan madrasah, jangan lupa disana masih ada

murid, siswa/i. Ini bisa menjadi sumber daya untuk ikut mengelola perpustakaan

madrasah. Tetapi ada perbedaan antara pegawai yang mengelola dengan murid

yang mengelola, mereka (para murid) di sebut relawan volunteer. Dasar memilih siswa untuk ikut mengelola perpustakaan adalah:

• Tertarik pada perpustakaan.

• Dapat di percaya.

• Percaya diri.

Selain itu juga para siswa yang akan menjadi petugas perpustakaan

haruslah di latih sebelum dan selama melakukan tugas-tugas di perpustakaan.

(51)

sebagai penambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan tambahan tentang

dunia kepustakawanan. Pastikan semua siswa calon relawan dilatih, meskipun ada

relawan lama yang kembali bergabung, sebelum memberikan tugas-tugas pokok.

Berikanlah tugas-tugas individu kepada siswa, sesuai ketertarikan/kegemaran,

umur, dan kemampuan.63 Ada beberapa cara untuk melatih para siswa. Anda bisa

melakukan pelatihan dalam satu grup langsung dalam satu waktu, sebelum atau

sesudah masuk sekolah, namun pada umumnya pelatihan dilakukan secara

perorangan, dan juga selama waktu itu, putar secara bergantian tugasnya antar

sesama para siswa, dengan begitu setiap orang akan mendapatkan kesempatan

untuk melakukan keinginannya.64

4. Kepemimpinan (Leading) a. Definisi Kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk

mau mengikuti/mematuhi satu arahan dari satu keputusan.65

• Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui

komunikasi untuk mencapai tujan. Yang di maksud komunikasi adalah

mengirim dan menerima pesan.

• Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau

perintah. Misalnya, seorang pemimpin bisa mempengaruhi karyawan

63

Emanuel T. Prostanto dan Joyce S. Prostanto, The School Library Media Center. (Colorado: Libraries Unlimited, Inc., 1982) h. 83

64

Emanuel T. Prostanto dan Joyce S. Prostanto, The School Library Media Center. (Colorado: Libraries Unlimited, Inc., 1982) h. 84

65

(52)

untuk bekerja selama 40 jam dalam seminggu agar mereka bisa merasa

dibutuhkan dalam mensukseskan tugas-tugas di departemen mereka.

• Kepemimpinan adalah tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak

atau merespon dan menimbulkan perubahan positif.

• Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan

mengkordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa

inspirasi pemimpin, organisasi atau sebuah departemen mungkin akan

tidak fokus pada tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan keamanan

kerja.

• Kepemimpinan adalah kemampuan untuk dapat menciptakan rasa percaya

diri dan dukungan di antara bawahan agar tujuan organisasional dapat

tercapai. Dengan kata lain, tugas pemimpin adalah menjaga keutuhan kerja

sesama karyawan yang bekerja di dalam organisasi. Seorang pemimpin

menciptakan visi bagi orang lain, dan kemudian mengarahkan mereka

untuk mencapai visi tersebut. Untuk menjadi seorang pemimpin anda

harus punya bawahan yang percaya pada anda dan bersedia berkomitmen

dan mendukung anda dalam mencapai tujuan. Inilah yang di maksud

dengan kepemimpinan.66

66

(53)

b. Motivasi

Motivasi juga bagian inti dari tugas pemimpin. Memotivasi orang lain

berarti mengajak orang lain untuk bekerja lebih keras.67 Motivasi adalah

tantangan utama yang sudah ada sejak lama di dalam tugas manajer. Motivasi

mengacu pada prilaku aktual. Orang mudah terlena oleh perkataan seorang

anggota kelompok yang mendeskripsikan bagaimana dirinya ingin menjadi lebih

unggul dengan menggunakan kalimat-kalimat yang bersemangat. Bukti pertama

bahwa anda berhasil memotivasi seseorang adalah jika orang itu mau bekerja

lebih keras dari pada sebelumnya. Tanatangan ini berpotensi di unit perpustakaan,

karena organisasi ini bersifat nirlaba, maka seorang kepala perpustakaan harus

dapat menggairahkan stafnya unutk dapat berkerja secara maksimal dengan

berbagai cara dan pendekatan. Hal ini sangat berpengaruh tethadap kinerja

perpustakaan yang nantinya berdampak terhadap mutu layanan perpustakaan itu

sendiri.

Pada perpustakaan madrasah, peran kepala perpustakaan diperlukan bukan

hanya pada hal yag bersifat konseptual namun juga yang bersifat praktis seperti

pengawasan, kordinasi dengan para stafnya, semua ini sejalan dengna konsep

kepemimpinan dalam manajemen di pepustakaan. Seorang kepala perpustakaan

harus mampu membina para stafnya agar selalu konsisten pada tanggung

jawabnya demi mencapai tujuan organisasi, keberadaannya sebagai dinamisartor

di organisasi yang dipimpinnya, serta sebagai teladan bagi para satafnya, dan

kegiatan ini dilakukan secara konsisten dan intensif.

67

(54)

5. Pengawasan (Controlling)

Kontrol adalah proses memastikan bahwa kegiatan organisasi berjalan

sesuai rencana; yang dicapai dengan membandingkan kinerja untuk menentukan

tujuan, kemudian mengambil tindakan untuk memperbaiki penyimpangan yang

ada.68 Jadi bisa di simpulkan bahwa kegiatan pengawasan controlling adalah proses seorang pimpinan menjamin/memastikan kegiatan berjalan sesuai rencana

dan tujuan organisasi serta mengindentifikasi kemungkinan adanya masalah

dalam kegiatan organisasi. Pengawsan perlu dilakukan agar hasil yang didapat

sesuai dengan tujuan organisasi, maka dari itu proses pengawasan dapat dilakukan

setiap hari. Di perpustakaan pengawasan dilakukan oleh kepala perpustakaan

terhadap satafnya meliputi, arus peminjaman, pemanfaatan koleksi,

kendala-kendala yang ada. Dalam kegiatan pengawasan seorang manajer harus

memperhatikan 2 hal penting secara bersamaan.

a. Dua Hal Penting Dalam Kegiatan Pengawasan

1. Stabilitas. Untuk dapat melakukannya, manajer harus memastikan

organisasi berjalan dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan

2. Realisasi tujuan. Realisasi tujuan membutuhkan pengawasan yang konstan

untuk memastikan kemajuan sedang dibuat untuk tujuan yang

ditetapkan.69

68

Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 337

69

(55)

b. Proses Manajemen Pengawasan.

Hasil dari kegiatan yang akan dipantau oleh beberapa jenis sensor dan

dibandingkan dengan standar (biasanya diatur selama proses perencanaan).

Pengelola bertindak sebagai regulator, ia mengambil tindakan korektif bila output

tidak sesuai dengan standar dan tujuan organisasi. Tindakan seorang kepala

perpustakaan dapat diarahkan pada kegiatan untuk masukan atau pada semua

kegiatan layanan di perpustakaan.

B. Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Madrasah70

a. Prosedur dan Kebijakan

Prosedur merupakan “cara” atau “bagaimana” kegiatan atau

tindakan-tindakan akan dapat mengimplementasikan sebuah rencana spesifik atau

menjalankan sebuah kebijakan.

b. Manajemen Kole

Gambar

Gambaran umum tentang perpustakaan madrasah yaitu: MAN 4
gambaran dari keinginan publik.
gambar, meja sirkulasi, almari atau kabinet katalog, kereta buku, dan papan
Tabel II.1 skema keuntungan dan kerugian pada jenis organisasi struktural.43
+5

Referensi

Dokumen terkait

perlakuan perendaman dan letak posisi biji memberikan pengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman dan berat kering, klorofil b dan klorofil total Namun

Mampu memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan secara berkelanjutan sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan

Variabel Bebas data produksi yang diambil bulan Januari 2013 – Desember 2013, Data permintaan yang diambil bulan Januari 2013 – Juni 2014, biaya produksi, biaya simpan, biaya set up

V-106 Gambar 5.4 Rencana Lokasi Perumahan BAPEDA Provinsi Banten V-107 Gambar 5.5 Rencana Lokasi Komersil BAPEDA Provinsi Banten ... V-108 Gambar 5.6 Rencana Kawasan

Hasil ini menunjukan bahwa persepsi keadilan distribusi yang dirasakan oleh karyawan, superviser dan manajer dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran di industri

melakukan kegiatan bersama dengan teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,

Yeni Ekawati : An Analitical Study of the Metaphoric Expressions In the J.K Rowling’s Novel Translated By Listiana Srisanti into Indonesian in Harry Potter and

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe numbered head