ABSTRAK
Skripsi berjudul MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MADRASAH
ALIYAH NEGERI (MAN) (studi pada MAN 4 Pondok Pinang – Jakarta Selatan), oleh mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian di lakukan di perpustakaan MAN 4 Pondok
Pinang Jakarta Selatan, aspek yang di kaji dalam penelitian ini adalah ruang
lingkup manajemen perpustakaan yaitu, Staf, Koleksi, Fasilitas, dan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif, data dikumpulkan dengan teknik wawancara, dan observasi, kemudian
data diolah dengan teknik analisa data dan editing, adapun yang menjadi sampel
penelitian adalah para tenaga perpustakaan, sampel di tentukan dengan metode
purposive sampling atau sampel bertujuan, dan yang menjadi menjadi responden penelitian adalah satu orang kepala perpustakaan, dan dua orang staf perpustakaan
MAN 4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajamen perpustakaan
MAN 4. Dari penelitian ini diketahui hasil, beberapa kegiatan manajemen
berdasarkan lima unsur dalam teori manajemen planning, organizing, staffing, leading, controlling. Kegiatan manajemen di perpustakaan MAN 4 belum berjalan secara maksimal, dari segi planning, organizing, staffing, leading, controlling di perpustakaan MAN 4.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Assalmu`alikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (Skripsi)
tepat pada waktunya. Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul
tentang, “Manajemen Perpustakaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)” (studi pada
MAN 4 Pondok Pinang-Jakarta Selatan).
Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kesabaran
dalam berbagai aktifitas yang penulis lakukan.
2. Kedua orang tua, istri, putri, kerabat, teman, dan beserta keluarga besar
saya yang selalu mendukung dalam pengerjaan penulisan skripsi ini.
3. Kepada Bapak Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
4. Ibu Ida Farida, M.LIS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia mencurahkan waktu dan ilmunya sehingga dapat
membimbing penulis dengan baik sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua jurusan Ilmu
Perpustakaan.
6. Bapak Pungki Purnomo, M.LIS selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Perpustakaan.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan ilmu perpustakaan yang telah
banyak memberikan ilmu yang berharga kepada penulis.
8. Seluruh staf dan karyawan di Perpustakaan MAN 4 Pondok Pinang
terutama kepada Bapak Emroni selaku kordinator perpustakan MAN 4
yang senanatiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan pada
saat melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memberikan hasil
yang seoptimal mungkin.
9. Teman-teman di jurusan ilmu perpustakaan, atas dukungan dan
bantuannya.
10.Semua pihak yang ikut terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu terima kasih atas segala dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari sempurna dan masih ada kekurangan, hal ini karena adanya keterbatasan
dari diri penulis sendiri. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi menunjang kesempurnaan dari skripsi ini.
Terima kasih. Wasssalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 1 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK………....………...i
KATA PENGANTAR……...……….ii
DAFTAR ISI…………...……….iv
DAFTAR GAMBAR………...………..viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...……….1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………...6
C. Tujuan Penelitian………...7
D. Manfaat Penelitian………...…..7
E. Metodologi Penelitian………..………...8
F. Sistematika Penulisan……….…………11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Perpustakaan ....………...12
1. Perencanaan (planning)…………...12
2. Organisasi (organizing)...…………..…...26
3. Sumber Daya Manusia (staffing)…………...……...34
4. Kepemimpinan (leading)...…45
5. Pengawawasan (controlling)………48
B. Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Madrasah……...49
1. Unsur-unsur Utama Perpustakaan Madrasah……...50
BAB III DESKRIPSI MAN 4 PONDOK PINANG, JAKARTA SELATAN
A. Sejarah Singkat Perpustakan MAN 4 Pondok Pinang...……..52
B. Visi, Misi MAN 4………...………...52
C. Visi, Misi Perpustakaan MAN 4………...53
D. Struktur Organisasi Perpustakaan MAN 4………...54
E. Tenaga/sataf Perpustakaan MAN 4……...55
Koleksi perpustakan MAN 4………...56
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Staf...57
1. Perencanaan (planning)...57
2. Organisasi (organizing)...57
3. Staf (staffing)...58
4. Kepemimpinan (leading)...62
5. Pengawasan (controlling)...63
B. Koleksi………...66
1. Perencanaan (planning)...66
2. Organisasi (Organizing...68
3. Staf (staffing)...69
4. Kepemimpinan (leading)...69
5. Pengawasan (controlling)...69
C. Fasilitas...72
1. Perencanaan………...72
vi
2. Organisasi (organizing)………...73
3. Staf (staffing)...73
4. Kepemimpinan (leading...74
5. Pengawasan (controlling...74
D. Manajemen Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)...76
1. Perencanaan (planning)...76
2. Organisasi (organizing)...77
3. Staf (staffing)..………...77
4. Kepemimpinan (leading...78
5. Pengawasan (controlling...78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…...………..……...80
B. Saran………..………..………...83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perpustakaan merupakan unsur penting dalam suatu lembaga pendidikan
seperti sekolah, keberadaannya sangat berperan penting dalam menentukan
keberhasilan suatu sekolah dalam membentuk anak didiknya yang berkualitas dan
berkompetensi di masyarakat atau di jenjang perguruan tinggi nantinya. Sekolah
wajib menyediakan berbagai sarana dan prasarana serta menerapkan sistem
manajemen yang baik untuk mencapai itu semua. Dalam kaitan ini maka penting
untuk melihat aspek perpustakaan sebagai sumber belajar siswa,
aspek-aspek tersebut termasuk kedalam unsur-unsur manajemen perpustakaan, dan
untuk mengkajinya tidak lepas dari teori-teori manajemen pada umumnya.
Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan melibatkan pada
empat fungsi utama, perencanaan, organisasi, kepemimpinan, dan pengawasan.1
Definisi lain manajemen adalah, proses untuk menentukan cara terbaik untuk
menggunakan sumber daya dari usaha untuk memproduksi barang atau
menyediakan jasa.2 Kegiatan manajemen di bagi menjadi lima kategori, yaitu:
Planning, Organizing, Staffing, Leading, Controlling.3
Implementasi dari uraian di atas pada sebuah perpustakaan adalah bahwa
pada sebuah perpustakaan perlu adanya kesinambungan sistem manajemen kerja
yang harmonis, hirarkis untuk mencapai keberhasilan demi kepentingan bersama
1
Kathryn Bartol et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia:McGraw Hill, 2003) h. 5
2
Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 3
3
Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 5-6
sesuai prinsip manajemen. Karena perpustakaan sekolah adalah satu unit jasa
yang sifatnya memberi layanan informasi, maka perlu adanya karakteristik
tersendiri dalam menjalankan kegiatan menajemennya. Ada yang disebut istilah
“manajemen informasi”, istilah ini mempunyai arti yaitu komunikasi yang
mengarah kepada tindakan yang bersifat manajerial, dan tindakan ini adalah untuk
mencapai hasil yang lebih baik melalui proses perencanaan dan pengawasan.4 Jadi
dalam kegiatan perpustakaan perlu juga adanya seorang pemimpin dalam hal ini
seorang pustakawan atau kepala perpustakaan yang tugasnya mengkonsep,
mengatur, mengolah, mengorganisasikan, serta mengawasi jalannya manajemen
informasi pada perpustakaan.
Di dalam manifesto IFLA (International Federation Library Association)
dikatakan bahwa perpustakaan sekolah bertanggung jawab atas penyediaan
informasi dan gagasan-gagasan atau ide-ide yang penting atau diperlukan dalam
mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang berbasis pengetahuan dan informasi.5
Perpustakaan menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh
pemakainya, mulai dari informasi tercetak sampai non-cetak, selain itu juga
perpustakaan berfungsi sebagai jantung sekolah karena di tempat inilah
bermuaranya segala rujukan ilmu ataupun informasi baik itu hasil penelitian guru
maupun siswa yang mengadakan penelitian, semua itu bisa menjadi tolak ukur
perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan wawasan siswa di sekolah
tersebut, hal ini senada dengan pendapat Alexander Jatmiko yang mengatakan,
4
F. Wilfrid Lancaster. Ed., Library Automation as A Source of Management Information. (Illnois: University at Illnois, 1982) h. 10
5
“Perkembangan perpustakaan pada saat ini menunjukan bahwa perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan koleksi / buku saja tetapi juga berperan sebagai
tempat yang disebut The preservation of knowledge, artinya perpustakaan merupakan tempat untuk mengumpulkan, memelihara, dan mengembangkan
seluruh ilmu pengetahuan, gagasan manusia dari jaman ke jaman sivitas
akademik.6
Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat bergantung
pada kualitas sumber daya manusia khususnya para generasi muda usia sekolah.
Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas
tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan pendidikan di
Indonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang
diwujudkan dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan.
Lebih khusus lagi pada tujuan utama MA (Madrasah Aliyah) yaitu,
mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikannya pada
6
jenjang perguruan tinggi.7 Perpustakaan madrasah yang ada selama ini masih
berbentuk perpustakaan ”artifisial” alias belum memenuhi unsur sebagai
perpustakaan sesungguhnya, kalaupun ada baru sebatas papan nama, demikian
juga koleksinya, yang hanya berupa buku-buku paket kiriman Departemen Agama
dan Departemen Pendidikan Nasional.8 Keadaan seperti ini harus segera di
tindaklanjuti oleh pihak madrasah, dalam hal ini Kepala madrasah karena
beliaulah yang menentukan arah pengembangan suatu madrasah. Ada beberapa
hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah. Pertama, terbatasnya
ruangan, lahan yang ada diprioritaskan untuk kelas, kantor, ruang guru, dan ruang
lainnya. Kedua, keterbatasan koleksi dalam segi jumlah, variasi, maupun kualitas.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan) ahli, dan yang
keempat, kurangnya promosi pengguna perpustakaan menyebabkan siswa tidak
tahu apa saja fasilitas dan layanan yang diberikan perpustakaan.9 Menurut Zaenal
Arifin Toy, keberadaan perpustakaan madrasah di akuinya masih belum banyak
diharapkan, selain sarana dan prasarananya yang terbatas juga kurangnya tenaga
pustakawan profesional dan memadai.10
Menurut Zainal Arifin Toy mengatakan bahwa keadaan perpustakaan
madrasah biasa di sebutkan sebagai berikut:
¾ Lokasi perpustakaan yang kurang nyaman (kondusif), jam buka yang
sangat terbatas (hanya pada saat jam istirahat sekolah), koleksi buku
terbatas, fasilitas kurang memadai, dana terbatas;
7
Tim Penyusun Departemen Agama RI, Desain Pengembangan Madrasah (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005) h. 19
8
Berita UIN, No. 76/Th. V/16-31 Januari 2008
9
Sugiyanto, Perpustakaan Sekolah. http://kompas.com, diakses pada hari Senin 29 Oktober 2007, pukul 13.55 WIB
10
¾ Pengelolaan yang kurang profesional;
¾ Guru kurang berpartisipasi dalam pemanfaatan perpustakaan bagi siswa;
¾ Kurangnya kordinasi antar perpustakaan.11
Umumnya perencanaan bangunan sekolah di Indonesia hampir tidak
dipikirkan terhadap alokasi ruangan yang diperlukan untuk perpustakaan. Dengan
demikian maka banyak sekali sekolah/madrasah yang kebingungan dalam
menentukan ruang dengan ukuran yang pantas untuk perpustakaan. Berbagai
upaya pemberdayaan terhadap peran perpustakaan pada institusi pendidikan
dengan sistem manajemen yang baik adalah suatu hal yang sangat penting, para
pemegang otoritas atau pengelola lembaga pendidikan sudah seharusnya
menyadari pentingnya peran perpustakaan sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan itu sendiri. Sebuah unit kerja informasi yang melayani pelanggannya,
perpustakaan adalah satu dari berbagai unit kerja bidang informasi yang melayani
kebutuhan informasi sudah seharusnya berbenah diri menyesuaikan keadaan agar
eksistensinya tidak tergeser dengan munculnya tren-tren baru yang menjanjikan
kecepatan dan ketepatan informasi. Pada perpustakaan madrasah dimana
pengguna utamanya adalah para siswa/i, mereka adalah golongan muda penerus
bangsa, sudah menjadi tugas madrasah dan perpustakaan menyiapkan segala
kebutuhan informasi yang up-to-date bagi mereka. Memberi kepuasan secara penuh kepada penggunanya, perpustakaan harus memiliki kualitas yang sangat
baik. Tugas dari seorang pimpinan adalah mengelola sumber daya yang ada
digunakan dengan cara yang paling efektif, di tingkat MAN (Madrasah Aliyah
11
Negeri) di kenal dengan Kepala Madrasah, sosok ini sebagai orang yang
mempunyai tanggung jawab membawa organisasi yang di pimpinnya ke arah
perubahan yang lebih baik.
Dari penjelasan diatas penulis dalam penelitian (skripsi) ini ingin
mengetahui apakah perpustakaan sudah memiliki sistem manajemen yang baik,
dan juga penelitian ini akan menjelaskan tentang jalannya penerapan sistem
manajemen pada perpustakaan MAN. Dalam penulisan skripsi ini penelitian akan
dilakukan di wilayah Jakarta Selatan dengan objek yang dikaji adalah
perpustakaan MAN di wilayah Jakarta Selatan, dan skripsi ini mengambil judul,
“MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN)” (Studi Pada MAN 4 Pondok Pinang-Jakarta Selatan).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Bertolak dari serangkaian polemik di atas penulis dalam penelitian
(skripsi) ini akan membatasi aspek penelitian pada penerapan manajemen di
perpustakaan MAN 4. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dalam penelitian ini akan dilakukan juga pembatasan dan perumusan masalahnya.
Adapun secara spesifik perumusan masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan sistem menajemen perpustakaan MAN 4, dan
mengetahui manajemen perpustakaan; Staf, Koleksi, Fasilitas, Teknologi
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui keadaan manajemen perpustakaan pada MAN 4
Pondok Pinang unsur-unsur manajemen perpustakaan;
a. Staf Perpustakaan
b. Koleksi Perpustakaan
c. Fasilitas Perpustakaan
d. TIK
D. Manfaat Penelitian
• Sebagai bahan evaluasi serta solusi-solusi yang tepat bagi pihak Madrasah
Aliyah khususnya dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan
kebijakan pengembangan perpustakaan madrasah.
• Sebagai bahan pertimbangan rujukan bagi pemerintah, Departemen
Agama dalam mencari solusi membuat kebijakan-kebijakan dalam usaha
memajukan kualitas madrasah.
• Menjadi kontribusi bagi dunia pendidikan Islam tentang bagaimana sistem
manajemen perpustakaan madrasah yang baik, demi peningkatan mutu dan
kualitas pendidikan Islam di Indonesia khususnya.
• Dan juga bagi para mahasiswa, peneliti, pengelola perpustakaan, serta para
pecinta ilmu perpustakaan, skripsi ini menjadi sumber inspirasi dan
E. Metodologi Penelitian 1) Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penulis berada langsung ke lapangan dan mengamati fenomena-fenomena yang
terjadi, serta mengadakan tanya jawab untuk mendapatkan informasi-informasi
yang berkaitan dengan masalah yang di teliti dengan pihak-pihak yang kompeten
dengan bidang perpustakaan kemudian di catat dan hasil wawancara di rekam
dalam perangkat audio, kemudian di olah dengan hasil olah pikir yang logis baru
kemudian di sajikan dalam bentuk tulisan yang baku. Yang menjadi responden
adalah para tenaga perpustakaan MAN 4, responden di pilih dengan menggunakan
metode purposive sampling atau sampel bertujuan. Purposive sampling
merupakan sampling yang memilih orang-orang yang terseleksi oleh peneliti
berpengalaman berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang
dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui.
2) Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Perpustakaan
MAN 4 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Alasan mengapa penulis tertarik pada
MAN 4 karena MAN 4 sebagai satu-satunya MAN percontohan di wilayah
Jakarta Selatan. Dan juga MAN 4 menjadi contoh dari 38 MAN di Indonesia.12
12
Sampel penelitian ini yaitu para responden yang terdiri dari para tenaga
perpustakaan MAN 4 yaitu Kordinator Perpustakaan, dan para staf perpustakaan.
3) Sumber Data
a. Data primer, data yang diperoleh dari lapangan seperti fasilitas,
pustakawan, dan Kepala madrasah.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan, akses internet
tentang literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang
sedang di bahas.
4) Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka
penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
a. Wawancara, mengadakan perbincangan dan tanya jawab dengan pihak
yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti yaitu dengan
Kepala madrasah, kordinator perpustakaan, dan para staf perpustakaan.
5). Teknik Pengolahan Data
a. Editing
Proses editing, yaitu mempersiapkan naskah untuk di cetak atau di
terbitkan; menyunting.13 Pada tahap ini penulis mempelajari kembali
informasi-informasi, data-data yang di dapat dari lapangan kemudian di pisahkan antara data
13
yang komprehensif dengan permasalahan dengan yang tidak komprehensif,
kemudian data yang komprehensif disiapkan untuk di proses berikutnya.
6) Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah di baca dan diinterpretasikan.14 Dalam analisa data, penulis akan
menganalisa langsung data-data hasil perbincangan dan tanya jawab
menggunakan teknik penalaran penyimpulan. Data-data yang telah diteliti
kemudian diolah dengan pengukuran yang sederhana untuk diperhitungkan baru
kemudian diinterpretasikan secara rasional.
14
F. Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah mendapat gambaran saat telaah skripsi ini, maka skripsi
ini di bagi dalam lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, bab pembuka yang membahas latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan pustaka, memuat tinjauan singkat dan jelas atau pustaka
yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian.15 Jadi pada
bab ini berisi tentang landasan teoritis yang mendukung,
menguatkan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang
hendak diteliti.
BAB III Gambaran umum tentang perpustakaan madrasah yaitu: MAN 4
Pondok Pinang
BAB IV Hasil penelitian.
BAB V Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang
diambil oleh penulis setelah melakukan penelitian, pembahasan.
15
[image:17.595.78.488.181.660.2]BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Perpustakaan
Manajemen adalah proses untuk menentukan cara terbaik untuk
menggunakan sumber daya dari usaha untuk memproduksi barang atau
menyediakan layanan.16 Teori sistem manajemen perpustakaan sebenarnya
hampir sama dengan ilmu manajemen pada umumnya hanya saja
implementasinya sedikit berbeda, jika manajemen pada umumnya pengambilan
keputusan mengarah pada kepentingan individu yaitu pimpinan, sedangkan pada
perpustakaan mengarah pada kepentingan orang banyak yaitu para penggunanya.
Di perpustakaan madrasah sendiri memang pada kenyataannya tidak semua
madrasah dapat menyelenggarakan perpustakaan-nya dengan baik dan benar.
Masih banyak kendala yang dihadapi oleh madrasah, salah satunya adalah
kurangnya pengetahuan para pengelola perpustakaan tentang masalah manajemen
perpustakaan.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses menentukan tujuan untuk mencapai dalam
jangka waktu masa depan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.17
Perencanaan diperlukan agar dalam menjalankan kegiatan operasional suatu
16
Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 3
17
organisasi sesuai target dan tujuan. Perencanaan di bagi menjadi lima macam,
yaitu:
a. 5 Macam Jenis Perencanaan, yaitu:18
1. Rencana Jangka Pendek (short-range plans). Pada ummunya hanya mencakup sampai satu tahun.
2. Rencana Jangka Panjang (long-range plans). Biasanya mencapai sekurang-kurangnya tiga sampai lima tahun, beberapa ada yang sampai 20 tahun.
3. Rencana Strategis (strategic planning). Sejalan pada tingkat atas rencana jangka panjang, meliputi periode yang cukup panjang, mempengaruhi banyak
bagian dari organisasi.
4. Rencana Taktis atau Operasional (operations or tactical planning). Terutama dilakukan oleh manajer tingkat menengah sampai tingkat bawah, ia
berkonsentrasi pada perumusan rencana fungsional.
5. Rencana secara Kebetulan (contingency plans). Terlepas dari berapa banyak rencana yang telah di gunakan, pasti akan selalu ada kesalahan, dan seorang
manajer mengetahuinya, lantas tindakan yang di ambil seorang manajer adalah
melakukan rencana yang sifatnya meng-cover kesalahan itu, inilah yang dimaksud rencana secara tidak sengaja, mungkin bisa dikatakan juga rencana
tak terduga (unexpected plans).
18
b. Sub-sistem Kegiatan Perencanaan:19
1. Pengambilan keputusan, proses dimana seorang manajer
mengidentifikasi masalah-masalah organisasional dan mencoba untuk
mengatasinya.
2. Membangun tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi,
unsur-unsur yang terkait:
Customer, siapa penggunanya?
Product or service, apa produk atau jasa utama dari organisasi?
Location, dimana organisasi bersaing?
Technology, apa dasar teknologi yang di pakai?
Concern for survival, apa komitmen organisasi terhadap tujuan ekonomi?
[image:20.595.99.485.130.589.2]Philosophy, apa kepercayaan, nilai, cita-cita, dan prioritas filosofinya? Self-concept, apa kekuatan utama dari organisasi dan keuntungan kompetitif? Concern for public image, apa tanggung jawab dari organisasi publik, dan apa
gambaran dari keinginan publik.
Concern for employees, apa sikap/pendirian organisasi terhadap karyawannya?20
3. Strategi manajemen,
4. Inovatif dan mendorong organisasi.
Pada organisasi seperti perpustakaan perencanaan dilakukan pada manajer
tingkat atas oleh seorang kepala perpustakaan dengan dibantu para stafnya.
Seperti biasanya di unit perpustakaan proses perencanaan di lakukan dengan
19
Kathryn Bartol, et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia: McGraw-Hill, 2003) h. xix
20
mengadakan rapat untuk mengkonsep rencana jangka panjang maupun rencana
strategis. Berbeda dengan organisasi lain perencanaan di perpustakaan meliputi
antara lain, pengembangan koleksi, pengadaan fasilitas, perekrutan tenaga
perpustakaan, dan lain sebagainya. Perencanaan di sebuah perpustakaan harus
sejalan dengan tujuan dan visi misi perpustakaan itu sendiri, lebih khususnya lagi
perencanaan di perpustakaan MAN harus sejalan dan mendukung vivi, misi, serta
kurikulum MAN. Pada prakteknya seorang kepala perpustakaan MAN harus
memiliki rencana pengembangan perpustakaannya yang tertuang dalam laporan
atau proposal yang nantinya akan di diserahkan kepada Kepala MAN, untuk
kemudian Kepala MAN menindaklanjutinya. Untuk rencana yang sifatnya
strategis maka selain berkordinasi dengan para stafnya perlu juga ada kordinasi
dengan, kepala madrasah, dewan guru, kasub kurikulum, hal ini dikarenakan
rencana strategis hasilnya nanti sangat mempengaruhi semua bagian dan unit pada
Madrasah. Sedangkan rencana yang bersifat jangka pendek di perpustakaan MAN
dapat dilakukan hanya dengan berkordinasi dalam satu unit perpustakaan, antara
kepala perpustakaan dan stafnya. Namun demikian dari semua kegiatan di
perpustakaan, kepala perpustakaan MAN dalam mengambil keputusan
berorientasi kepada kepentingan pemakai perpustakaan yaitu seluruh sivitas
c. Rencana Pengembangan Koleksi Perpustakaan Madrasah
Koleksi adalah sekelompok sumber daya (resources) yang disediakan dan dilayankan untuk pemakai tertentu.21 Koleksi perpustakaan madrasah di bagi
menjadi beberapa format, misalnya dalam bentuk tercetak seperti buku, majalah,
koran, pamphlet, dan mikroform; sedangkan dalam bentuk visual seperti
(filmstrip, slide, transparansi, bahan grafis dan video); format tactile seperti (games/permainan, seni pahat, model, dll); dalam bentuk elektronik seperti
(computer software, CD-ROM dll).
Perpustakaan dapat di kelompokan menjadi 4 tipe yaitu, Akademi, Umum,
Sekolah, Khusus, dan dari masing-masing tipe/jenis perpustakaan tersebut
berbeda pemakai dan kebutuhannya satu dengan lainnya, pengadaan koleksi harus
merujuk kepada jenis perpustakaan dan siapa pemakainya.22 Masalah pemilihan
koleksi atau seleksi sangat penting karena pada tahap inilah yang menentukan
optimalisasi dan baik buruknya jalannya sebuah perpustakaan dalam memenuhi
kebutuhan para pemakai nantinya. Maka pada perpustakaan sekolah/madrasah
sebaiknya pada saat pemilihan koleksi (seleksi) tidak hanya dilakukan oleh
pustakawan sekolah saja namun oleh pustakawan sekolah, para guru, bahkan
terkadang administrator (staf)23, hal ini termasuk dalam perencanaan strategis.
Dari berbagai jenis perpustakaan, perpustakaan madrasah lebih mudah dalam
melakukan pengadaan koleksi karena jika di lihat dari masyarakat pemakainya
21
Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.15
22
G. Edward Evans, Developing Library Collections. (Littleton: Libraries Unlimited, 1979) h. 24
23
yang homogen, serta kebutuhannya yang hampir sama, hal ini dapat memudahkan
dalam proses pengembangan koleksi.
d. Ragam Koleksi Perpustakaan Madrasah.
1. Koleksi setempat, yaitu bahan-bahan yang memang sudah dimiliki atau
sudah ada di perpustakaan seperti, buku-buku, dokumen, sumber daya
visual, relia, peta, globe, model, perangkat permainan, bahan-bahan
elektronis, dan lain-lain.
2. Koleksi bergerak, yaitu koleksi atau bahan-bahan yang secara fisik
tidak dimiliki atau berada di perpustakaan tetapi dapat digunakan oleh
pemakai perpustakaan, seperti sumber daya internet, koleksi
perpustakaan atau unit informasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh
perpustakaan.24
3. Koleksi tercetak,
1.1 Non-fiksi, Ilmu Biologi, Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Ilmu Terapan
Humaniora.
1.2 Fiksi, mitos, epik, legenda, cerita rakyat, fabel, cerita keagamaan,
personifikasi objek dan mainan, karakter dan situasi aneh,
kejadian supernatural, fantasi sejarah, cerita petualangan, fiksi
sains, olahraga, dan lain-lain.25
24
Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, 2006) h. 15
25
e. Pengadaan Koleksi Perpustakaan Madrasah.
Pengembangan koleksi adalah proses indentifikasi kelemahan dan
kekuatan koleksi perpustakaan dalam kaitannya dengan kebutuhan pemakai, dan
upaya membenahi kelemahan-kelemahan yang mungkin ada.26 Suumber lain
mengatakan, pengembangan koleksi adalah semua kegiatan untuk memperluas
koleksi yang ada di perpustakaan, terutama kegiatan yang berkaitan dengan
pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.27
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pengembangan koleksi erat kaitannya dengan pengadaan bahan pustaka yang
merujuk kepada kebutuhan pemakainya, jika dalam hal ini sebuah perpustakaan
madrasah maka kegiatan pengembangan koleksi harus sejalan dengan tuntutan
kebutuhan madrasah itu sendiri, tidak jarang kebijakan yang dibuat oleh pihak
perpustakaan madrasah satu dengan madrasah lainnya berbeda, hal ini kaitannya
dengan tujuan dari madrasah itu sendiri yang tertulis dalam visi, misi madrasah.
Peran pustakawan, para guru, sangat berperan penting dalam menentukan
pemilihan koleksi perpustakaan karena merekalah yang mengerti tentang apa-apa
saja yang dibutuhkan pemakai khususnya para siswa/i.
Beberapa aspek dalam mengembangkan koleksi;
¾ Seleksi.
¾ Pengadaan.
¾ Penyiangan.28
26
G. Edward Evans, Developing Library Collections. (Littleton: Libraries Unlimited, 1979) h. 28
27
F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) h. 13
28
Untuk menentukan koleksi apa saja yang diperlukan, dan yang dapat
mendukung kurikulum madrasah, setelah anda menguji sejumlah koleksi, catat
pengarang buku tersebut serta tanggal di terbitkannya, kemudian anda cocokan
dengan kurikulum. Dan nantinya anda perlu tahu kurikulum seluruhnya agar dapat
menentukan mana koleksi yang di butuhkan sekolah.29
Secara umum pengembangan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip
pengembangan koleksi, yaitu sebagai berikut:30
1. Relevansi.
2. Kelengkapan.
3. Kemutakhiran.
4. Kerjasama.
f. Pemesanan (koleksi)
Cara yang paling mudah melakukan pemesanan adalah dengan satu
penjual (vendor) sehingga anda melakukan hanya satu pembayaran dan satu tagihan (invoice), dan jika anda memesan seluruh bahan-bahan (materials) pada satu penjual biasanya anda akan dapat potongan harga/diskon.31
1. Beberapa cara pemesanan bahan koleksi.32
1.1 Memesan buku (book ordering).
29
Barbara L. Stein dan Risa W. Brown, Running Library Media Center second ed. (New York: Neal-Schuman Publishers, Inc., 2002) h. 6
30
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Grasindo, 2001) h. 49-50
31
Barbara L. Stein dan Risa W. Brown, Running Library Media Center second ed. (New York: Neal-Schuman Publishers, Inc., 2002) h. 30
32
Jika anda memesan secara berkala pada satu penjual, ini akan
memudahkan anda dalam tugas penataan buku; pendataan. Jika
saatnya tiba untuk pemesanan kembali (re-order) penjual akan mengirim daftar barang langganan anda untuk kemudian di tinjau,
untuk di masukan ke daftar pemesanan kembali atau di hapus.
1.2 Memesan Koran atau terbitan berkala lainnya.
Anda mungkin dapat memesannya langsung ke penerbit, meskipun
di beberapa koran nasional mungkin dapat juga di pesan melalui
penjual buku anda. Pada saat memesan periksa kemungkinan
adanya harga spesial untuk sekolah; ada harga rendah untuk
sekolah. Pilihlah koran lokal atau nasional yang terbaik di
antaranya.
Kedua cara pemesanan ini dapat juga dilakukan untuk pemesanan
koleksi-koleksi non-cetak.
g. Rencana Pengembangan Fasilitas dan Perabot Perpustakaan.
Dalam undang-undang perpustakaan nomor 43 tahun 2007 pasal 25 ayat
(1), (2), (3), (4) dikatakan:
(2) Sarana dan prasarana perpustakaan yang dimaksud meliputi infrastruktur sistem perpustakaan dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. (3) Pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan sejauh mungkin
memperhitungkan kepentingan pengguna perpustakaan yang mengalami kendala akibat cacat fisik tertentu.
(4) Pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan berpedoman pada standar yang berlaku. 33
Secara umum sebuah perpustakaan harus memiliki beberapa
fasilitas sarana dan prasarana dari hal infrastruktur sampai dengan fasilitas
teknologi informasi. Lebih dari itu jika sebuah perpustakaan berorientasikan
kepada kebutuhan sekelompok komunitas misalkan perpustakaan madrasah,
berarti komunitasnya terdiri dari siswa, guru, dan karyawan di samping fasilitas
dan perabot yang disebutkan dalam undang-undang di atas, wajib pula
melengkapinya dengan fasilitas lain sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat
pemakainya, melalui proses evaluasi, misalkan adanya ruang belajar kelompok,
program menonton film, ikut bertugas di perpustakaan, dan lain sebagainya.
Perabot perpustakaan perlu di desain secara khusus karena perabot untuk
perpustakaan agak berbeda dengan perabot-perabot kantor pada umumnya.
Sumber literatur tentang rincian fasilitas untuk sebuah perpustakaan madrasah
memang masih jarang, namun bisa kita aplikasikan dari perpustakaan sekolah.
33
Perlengkapan atau mebelair yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan
[image:28.595.89.487.172.495.2]perpustakaan sekolah adalah rak buku, rak surat kabar, rak majalah, kabinet
gambar, meja sirkulasi, almari atau kabinet katalog, kereta buku, dan papan
display.34
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam mendukung proses
pembelajaran di madrasah, perpustakaan perlu dilengkapi fasilitas dan
perlengkapan yang memadai, baik fisik gedung, tata-letak, perabotan maupun
sarana teknis lainnya. Ketersediaan gedung perpustakaan yang representatif
sangat mendukung kegiatan dan layanan perpustakaan. Gedung perpustakaan
tidak semata-mata untuk menyimpan sumber-sumber informasi atau koleksi
perpustakaan, akan tetapi juga sebagai ruang bagi kegiatan dan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran tidak terikat di ruang-ruang kelas, akan tetapi
dapat dilaksanakan di luar, termasuk di dalam perpustakaan. Oleh karena itu
menjadi sangat penting untuk menyediakan ruang yang cukup yang
memungkinkan tersedianya layanan perpustakaan yang baik dan memuaskan.
Lebih rinci lagi fasilitas yang meliputi perabot di daftar sebagi berikut:
1. Ruang kerja
2. Ruang koleksi
3. Ruang baca
4. Ruang pelayanan
5. Ruang pembelajaran kelompok
6. Ruang belajar mandiri/individual (Study Carrel)
34
7. Ruang display
8. Akses komputer
9. Perabotan furnitur
10.Katalog.35
Rumusan lain:
Menurut Emanuel T. Prostano dan Joyce S. Prostano dalam bukunya ”The School Library Media Center (LMC)”, gedung perpustakaan meliputi dua tipe bagian; ruang utama, di mana termasuk ruangan yang diperuntukan untuk para
siswa, para guru, koleksi, dan jasa layanan; ruang pendukung, digunakan untuk
membantu mem-back up bagian pelayanan agar fungsi perpustakaan sebagai pusat media (informasi) efisien dan efektif.36
a. Ruang studycarrel.
Ada dua variasi, kering dan basah. Ruang carrel Kering menyediakan dengan tempat yang dapat dilihat; ruang baca yang individual. Sedangkan yang
basah biasanya memasukan unsur elektrikal pada disainnya, dan penggunaannya
pun menggunakan alat bantu elektrik, audio-visual.37
35
Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 107
36
Emanuel T. Prostano dan Joyce S. Prostano, The School Library Media Center. (Littleton: Libraries Unlimited, 1982) h. 134
37
38
Beberapa bentuk disain ruang study carrel.
1.
2.
3.
38
h. Perencanaan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Perpustakaan Madrasah
Seiring dengan perkembangan jaman yang serba modern teknologi
menjadi perantara yang sangat kuat untuk memberikan pada peserta didik
berbagai keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan secara cepat dan mudah,
untuk itu perlu disiapkan para peserta didik yang berkualitas dan tidak ketinggalan
jaman. Agar tidak ketinggalan jaman dan selalu terbelakang keberadaannya
dengan sekolah-sekolah umum, madrasah seharusnya sudah melengkapi
perpustakaannya dengan teknologi yang canggih. Pentingnya teknologi informasi
dan komunikasi di perpustakaan merupakan kesulitan tersendiri karena mengingat
para siswa hidup dan berkembang pada era modern namun sumber daya
manusianya yang terkadang tidak menguasai teknologi, yang ada nantinya malah
terjadi keterkagetan budaya (shock culture) dan ketertinggalan budaya (cultural-lack), hal ini harus di hindari mungkin dengan cara sosialisasi atau dengan mengenalkan teknologi secara bertahap dan intensif.
Dasar pertimbangan penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada
perpustakaan adalah:
a. Tuntuan terhadap kualitas layanan perpustakaan.
b. Tuntutan terhadap penggunaan koleksi secara bersama
c. Kebutuhan untuk mengefektifkan sumber daya manusia.
d. Tuntutan terhadap efisiensi waktu.
e. Keragaman informasi yang dikelola.39
39
Adapun rumusan tentang teknologi informasi dan komunikasi pada
perpustakaan yaitu adanya,
1. Katalog On-line (OPAC)
2. Layanan rental komputer
3. Fasilitas komunikasi elektronik; fax, telepon, e-mail
4. Ruang multimedia
5. Printer dan scanner.40
Dalam menyeleksi perangkat audiovisual harus dilakukan secara hati-hati karena
biaya yang dikeluarkan untuk semua koleksi audio visual yang telah dibeli sama
artinya anda telah mengurangi daftar yang dapat anda beli. Semua ini karena
barang-barang ini yang sifatnya ”selamanya” dalam penggunaannya serta harga
yang relatif mahal untuk membelinya, itulah sebab mengapa kita harus memilih
secara hati-hati.
2. Organisasi (Organizing)
Organisasi (organization) adalah sekelompok orang yang bekerja bersama di laksanakan dengan persetujuan bersama terkordinasi dalam upaya untuk
mencapai tujuan.41 Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan berkelompok yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dari tugas masing-masing
kelompok untuk manajer yang memiliki kewenangan yang diperlukan untuk
40
Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan. (Jakarta: fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, 2006), h. 108
41
mengawasi orang-orang yang melakukan kegiatan.42 Sama halnya di perpustakaan
juga melakukan perngorganisasian tenaga perpustakaan hal ini dimaksudkan
untuk memperjelas fungsi dan tanggung jawab masing-masing unit kerja di
perpustakaan MAN, bentuk struktur organisasi disesuaikan dengan keadaan
organisasi itu sendiri.
a . Struktur Organisasi
Pada dasarnya kegiatan organisasi merupakan divisi disertai tenaga kerja
oleh wewenang yang sesuai dari masing-masing unit kerja. Kerangka kerja yang
menjelaskan tentang batasan-batasan dari organisasi formal di mana didalamnya
organisasi beroperasi di sebut struktur organisasi. Ada batasan-batasan
kewenangan di berbagai posisi unit kerja. Batasan ini ada mungkin saja karena
unsur dari luar, dalam bentuk aturan hukum, politik, atau sikap sosial, atau
mungkin ada unsur dari dalam, yang digambarkan oleh tujuan-tujuan organisasi
atau uraian kerja.
1. Struktur Organisasi Sentralisasi.
Organisasi Sentralisasai yaitu organisasai secara terpusat dimana
puncuk pimpinana dan keputusan sepenuhnya di tangan pimpinan
utama, pada MAN pimpinan utama adalah Kepala MAN. Sistem ini
menutup kesempatan bagi manajerial tingkat bawah untuk ikut serta
dalam kegiatan manajemen perencanaan seperti menyusun rencana
42
strategis, pengambilan keputusan, semua kegiatan yang sifatnya
rencana, pengambilan keputusan ada di pihak manajerial tingkat atas.
2. Struktur Organisasi Desentralisasi.
Organisasi Desntralisasai yaitu organisasai secara terpisah, dimana
setiap divisi mempunyai hak untuk menentukan arah, keputusan dari
suatu organisasai tanpa harus berkordinasi dengan pusat. Sistem ini
memberikan bagi manajerial tingkat bawah untuk ikut serta dalam
kegiatan manajemen perencanaan seperti menyusun rencana strategis,
pengambilan keputusan.
Pada organisasi seperti perpustakaan sekolah/madrasah sebelum menyusun
struktur organisasi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, adalah sebagai
berikut:
• Menggunakan organisasi struktural atau organisasi fungsional.
Pada organisasi struktual, Kepala perpustakaan, bertangung jawab kepada
kepala madrasah. Sedangkan petugas perpustakaan betanggung jawab
Kepada Kepala perpustakaan. Pada organisasi fungsional yang bertugas di
perpustakaan adalah beberapa orang pustakawan sebagai pejabat
fungsional. Pustakawan bekerja secara profesional dan mandiri.
Masing-masing bertanggung jawab kepada kepala madrasah. Selain itu ada juga
organisasi gabungan yang terdapat pejabat struktural dan fungsional.
Pertimbangan diatas mnenekankan bahwa pertimbangan unutk menetukan
suatu bentuk struktur organisasi didasari pada bentuk organisasi utama.
struktur organisasi fungsional. Disamping itu perlu juga dilihat beberapa
keuntungan dan kelebihan dari masing-masing bentuk organisasi ini.
[image:35.595.78.491.207.685.2]b. Keuntungan dan Kerugian Pada Penerapan Organisasi Struktural dan Fungsional.
Tabel II.1 skema keuntungan dan kerugian pada jenis organisasi struktural.43
Keuntungan Kerugian
1. Mendalam dalam pengembangan
keahlian.
2. Kejelasan dalam prospek karir.
3. Penggunaan sumber daya yang
efisien.
4. Skala ekonomi yang
memungkinkan.
5. Kemudahan dalam fungsi kordinasi.
6. Potensi keuntungan secara teknis
diantara organisasi lainnya.
1. Lambat dalam merespon masalah-
masalah yang sifatnya multifungsi.
2. Penumpukan keputusan pada sistem
hirarki tingkat atas.
3. Terhambatnya tugas secara
berurutan.
4. Dibatasi bagi karyawan untuk
meninjau organisasi.
5. Tidak tepatnya pengukuran kinerja.
6. Kecil pelatihan bagi karyawan yang
berpotensi.
43
Tabel II.2 Skema keuntungan dan kerugian pada jenis organisasi fungsional.44
Keuntungan Kerugian
1. Cepat dalam merespon perubahan
lingkungan.
2. Kemudahan dalam mengkordinasi
semua fungsi.
3. Penekanan serentak pada
tujuan-tujuan divisi.
4. Orientasi yang kuat pada kebutuhan
pelanggan/pengguna jasa atau
produk.
5. Akuratnya pengukuran kinerja.
6. Kesempatan pelatihan dalam
keterampilan manajemen umum
1. Duplikasi sumber daya pada setiap
divisi.
2. Kuranganya pendalaman keahlian.
3. Tingginya kompetisi antara divisi.
4. Kecilnya saling berbagi keahlian
pada semua divisi.
5. Keterbatasan berinovasi pada
divisi.
6. Lalai dalam mencapai semua
tujuan.
44
c. Bentuk-bentuk Struktur Organisasi Pada Perpustakaan Sekolah.
1. Organisasi Struktural.45
Gambar II.1
Kepala Perpustakaan: A
Seksi Adm: A Kepala Sekolah
Pelayanan Teknis: B Pelayanan Pemakai: C
1. Kepala perpustakaan merangkap petugas administrasi.
3. Petugas pelayanan teknis.
4. Petugas pelayanan pemakai.
Gambar II.2
Kepala Sekolah
Seksi Adm dan Ku: B Kepala Perpustakaan/
Pustakawan Pengolahan A
Pelayanan Teknis: C Pelayanan Pemakai: D
1. Kepala perpustakaan merangkap pustakawan pengolahan.
2. Petugas administrasi dan keuangan.
3. Petugas pelayanan teknis seleksi.
4. Petugas pelayanan pemakai
45
[image:37.595.82.475.142.619.2]Gambar II.3
Kepala Sekolah
Pustakawan Pengelolaan: B
Seksi Adm & Ku: B Kepala Perpustakaan: A
Pelayanan Teknis Seleksi: C
Pelayanan Pemakai: C
1. Kepala perpustakaan
2. Pustakawan pengelolaan merangkap sebagai staf administrasi dan
keuangan.
3. Staf bagaian teknis merangkap sebagai staf pelayanan pemakai.
Selain organisasi secara struktural dapat juga disusun organisasi
fungsional pustakawan atau campuran. Yang memimpin perpustakaan sekolah
bisa seorang pejabat fungsional yaitu pustakawan, atau seorang Kepala
perpustakaan, di dampingi oleh seorang atau lebih pejabat fungsional pustakawan.
Jika organisasi seperti ini yang akan di terapkan maka beberapa tipe strukturnya
[image:38.595.105.485.114.509.2]2. Organisasi Fungsional.46
Pustakawan : B Kepala
Perpustakaan: A Kepala Sekolah Gambar II.4
1. Kepala perpustakaan merangkap administrasi.
2. Pustakawan ahli.
3. Pustakawan ahli pustakawan terampil.
Gambar II.5
Seksi Adm & Ku: D
Kepala Perpustakaan: B
Pustakawan Terampil: C Pustakawan
Ahli: A
Kepala Sekolah
1. Pustakawan ahli.
2. Kepala perpustakaan.
3. Pustakawan terampil.
4. Petugas administrasi dan keuangan.
46
[image:39.595.84.517.120.567.2]3. Sumber Daya Manusia (Staffing)
Manajemen sumber daya manusia memiliki pengertian, seluruh fungsi
manajemen yang berkaitan dengan perawatan, menarik, dan mengembangkan
orang dalam hubungan ketenagakerjaan.47 Didalamnya terdapat unsur-unsur
seperti rekrutmen, pelatihan dan pengembangan, analisis jabatan. Selain itu juga
sebelum kita merekrut seorang pegawai untuk perpustakaan, kita harus mengerti
bagaimana kita memilih staf yang tepat, yang mendukung perpustakaan sekolah
nantinya?
• Dapat di percaya (Dependability). • Tertarik pada perpustakaan.
• Senang akan anak-anak.
• Memiliki keterampilan teknis.48
a. Dasar Ketenagakerjaan Pada Perpustakaan
Untuk menjalankan manajemen sebuah perpustakaan yang baik hendaknya
madrasah memiliki seorang pustakawan sekolah di samping juga beberapa orang
staf perpustakaan. Pustakawan sekolah adalah anggota staf berkualifikasi
profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan
perpustakaan sekolah.49 Sebaiknya perpustakaan sekolah dikelola oleh seorang
guru yang kemudian di didik dalam bidang ilmu perpustakaan.50 Untuk mengatur
47
Kathryn Bartol, et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia: McGraw-Hill, 2003) h. 330
48
Emanuel T. Prostanto dan Joyce S. Prostanto, The School Library Media Center. (Colorado: Libraries Unlimited, Inc., 1982) h. 81
49
Darmono, Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Grasindo, 2007) h. 22
50
sistem kerja tenaga perpustakaan seorang pimpinan harus melakukan manajemen
kinerja pada para stafnya, pimpinan menilai kinerja mereka dengan maksud untuk
meningkatkan produktifitas kerja, seperti yang di ulas sebelumnya bahwa tugas
seorang pimpinan pada dasarnya adalah membawa unit kerjanya menuju
perubahan yang lebih baik. Kaitannya dengan manajemen staf, bahwa dalam
sistem manajemen SDM perlu di evaluasi kinerjanya setiap tahun, maka dari itu
mulailah dengan merencanakan kinerja, langkah yang kritis ini meliputi
memastikan bahwa baik anda dan karyawan mengerti apa yang harus di lakukan
di tahun depan untuk berkontribusi pada keseluruhan sistem sasaran.51 Dan
pastikan anda mengkomunikasikan kinerja sepanjang tahun. Hal ini membantu
anda untuk mengenali dan menyelesaikan masalah lebih awal sebelum timbul
kerugian atau masalah yang berarti.
Staf adalah tenaga perpustakaan selain pustakawan, dia yang membantu
pekerjaan pustakawan. Kata staf biasanya berkonotasi karyawan perkantoran,
seperti staf administrasi, staf keuangan dan lain sebagainya. Namun di
perpustakaan seorang staf tidak hanya sebagai ”pembantu” pustakawan namun
lebih dari itu dia mempunyai tugas yang profesional, dan tanggung jawab yang di
berikan oleh pimpinan. Di banyak organisasi posisi seorang staf adalah orang
yang bertanggung jawab memberi saran dan petunjuk pada atasannya, namun
tidak diberikan tangung jawab wewenang seperti layaknya seorang manajer, pada
unit staf di definisikan sebagai salah satu yang berhubungan dengan ”ide”. Namun
sebaiknya libatkan karyawan sebagai kontributor sejajar dalam proses manajemen
51
kerja, khususnya selama perencanaan kerja, peninjauan kerja, dan penyelesaian
masalah.52 Di perpustakaan misalnya, seorang staf perpustakaan harus punya
tanggung jawab; melayani aplikasi pengunjung, wawancara/bincang dengan
pengunjung, merawat file-file, dan lain-lain.53 Di indonesia peraturan tentang
tenaga perpustakaan diatur dalam undang-undang nomor 43 tahun 2007 pasal 23
ayat 1 sampai 6 tentang sumber daya perpustakaan;
(1) Tenaga perpustakaan adalah orang-orang yang berdasarkan ketentuan yang sah, ditugaskan pada institusi perpustakaan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program, kegiatan, dan/atau pengembangan perpustakaan.
(2) Tenaga perpustakaan terdiri dari pustakawan dan tenaga lain bukan pustakawan.
(3) Pustakawan adalah tenaga fungsional bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang memiliki kompetensi, keahlian, dan profesionalisme berdasarkan pendidikan dan/atau pelatihan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi dari lembaga pendidikan dan/atau pelatihan yang sah.
(4) Pustakawan berhak memperoleh tunjangan jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(5) Ketentuan mengenai tugas dan tanggung jawab, serta persyaratan untuk
52
Robert Bacal, How To MANAGE Perfomence, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2005) h. 11
53
pengangkatan dan promosi jabatan fungsional tenaga pustakawan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan yang relevan.
(6) Tenaga lain non-pustakawan terdiri dari tenaga administrasi dan tenaga teknis bidang yang terkait dengan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. 54
Maka jelas dalam sebuah perpustakaan tenaganya terdiri dari 2 profesi,
pustakawan, dan tenaga lain bukan pustakawan atau biasa di sebut staf
perpustakaan, tenaga bukan pustakawan di bagi lagi menjadi, tenaga administrasi,
tenaga teknis bidang perpustakaan, biasanya mereka yang pernah mengikuti
pelatihan atau seminar tentang perpustakaan, serta dokumentasi dan informasi.
Keberadaan staf sangat membantu jalannya operasional sebuah perpustakaan
bagaimanapun juga perpustakaan yang mempunyai beberapa layanan, produk,
koleksi tidak mungkin dapat dilakukan oleh seorang pustakawan saja.
Khusus di perpustakaan madrasah selain pustakawan dan staf juga
melibatkan guru dan murid untuk terlibat dalam mengelola perpustakaan, kegiatan
ini sangat bermanfaat bagi berbagai pihak; sekolah, perpustakaan, dan siswa
sendiri. Keuntungan yang di dapat oleh para siswa yang ikut dalam mengelola
perpustakaan dimana mereka dapat belajar tentang operasional sebuah
perpustakaan sebagai pusat media informasi, mereka dapat memberikan
54
kontribusi kepada sekolah dengan ikut membantu dalam menyeleksi bahan media
(koleksi) perpustakaan.55
Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN), bila sudah ada seorang pustakawan,
maka statusnya pegawai negeri sipil, ketentuannya dinyatakan dalam konsideran
keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara no.
18/MENPAN/1988 tentang angka kredit bagi jabatan fungsional pustakawan
bertujuan untuk meningkatkan mutu dan manfaat perpustakaan yang berarti pula
meningkatkan mutu dan prestasi kerja pustakawan.56
Berdasarkan Keputusan MENPAN nomor 18/MENPAN/1988 tanggal 29
Pebruari 1988 tentang angka kredit bagi jabatan fungsional yang dapat menduduki
jabatan fungsional pustakawan adalah:
1. Berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi
2. Di beri tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan
kegiatan perpustakaan dan dokumentasi.
3. Bekerja pada unit perpustakaan instansi pemerintah atau unit-unit
lainnya.57
b.Tahapan Dalam Manajemen Ketenagakerjaan.
1. Penerimaan tenaga kerja.
• Jumlah.
• Komposisinya; jenis kelamin, usia, karakteristik biografikal.
• Kualifikasi, latar belakang pendidikan.
55
Emanuel T. Prostano dan Joyce S, Prostano, The School Library Media Center. (Littleton: Libraries Unlimited, 1982) h. 93
56
Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan. (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999) h. 3.2
57
2. Rekrutmen (Recruitment).
Rekrutmen adalah menemukan dan menarik calon pekerja yang dapat
mengisi lowongan pekerjaan secara efektif (Werther & Davis 1989; Schuler &
Huber 1990), dan proses rekrutmen memiliki tiga tujuan dalam fungsi manajemen
sumber daya manusia yaitu,
• Untuk memenuhi/mengisi posisi kerja, dari pelamar kerja dengan
tingkat biaya yang rendah.
• Untuk memastikan kesesuaian organisasi dengan syarat legislatif
seperti, persamaan kesempatan atau proses non-diskriminasi.
• Untuk mengembangkan seluruh proses seleksi dengan cara menarik
pelamar yang berkualitas dan terampil.58
Pada sumber lain juga di jelaskan lowongan bisa terjadi karena berbagai sebab
seperti:
• Adanya pegawai yang meninggal.
• Adanya pegawai yang tidak bisa lagi melanjutkan kehadirannya dalam
organisasi karena berbagai alasan, misal sakit yang menyebabkan
berhalangan tetap.
• Adanya pegawai yang pindah pekerjaan.
• Adanya pegawai yang dipromosikan.
• Perluasan kegiatan organisasi.59
Kathryn Bartol, et.al., Management: Pacific Rim Focus. (Australia: McGraw-Hill, 2003) h. 336-337
59
3. Penempatan.
Menempatkan seseorang pada pekerjaan yang tepat.60 Pada tahap ini pihak
organisasi tidak harus langsung menetapkan calon pegawai sebagai
pegawai tetap, namun harus melalui proses pengangkatan sementara, masa
percobaan. Proses ini dilakukan dengan maksud:
• Benar-benar memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
atau tidak.
• Mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan misal, kultur budaya,
budaya sosial, kerja, dan lain-lain.
4. Sistem Imbalan.
• Imbalan finansial/renumerasi; gaji, bonus, tunjangan kesehatan,
tunjangan pendidikan.
• Imbalan non-finansial; berkaitan dengan hak pokok seseorang sebagai
pegawai yang sifatnya abstrak, seperti pengakuan eksistensi pada
organisasi, keadilan, dan lain-lain.
5. Pembinaan pegawai.
Hal-hal penting dalam kegiatan pembinaan pegawai adalah:
• Kejelasan tangga karir yang mungkin dinaiki.
• Gaya kepemimpinan yang demokratik.
• Tujuan berdasarkan sasaran.
• Memperkaya kejiwaan.
• Mutu kehidupan kekaryawanan.
60
6. Pengembangan karyawan.
• Informal: Semua cara yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kerja dari bawahan; petunjuk, arahan, perbaikan
kesalahan tanpa dikenakan sanksi yang sifatnya punitif, dan
lain-lain.
• Formal: Organisasi harus memiliki program pendidikan khusus dan
latihan bagi karyawannya. Hal ini di lakukan untuk 2 hal
kepentingan utama:
1. Peningkatan keahlian/keterampilan.
2. Mempersiapkan untuk penugasan baru di masa yang akan
datang.
Pada penyelenggaraannya, rekrutmen di bedakan menjadi 2 macam yaitu,
Internal Recruitment dan External Recruitment. Internal recruitment adalah proses perekrutan seorang pegawai yang prosesnya pengadaannya tidak melibatkan pihak
diluar organisasi tersebut cukup dengan mengajukan kepada atasan (Kepala
MAN), sedangkan external recruitment adalah proses perekrutan pegawai dimana
melibatkan organisasi induk. Dan kedua macam cara ini pun mempunyai
Keuntungan dan kerugian dari sistem:61
• Internal Recruitment
Keuntungan Kerugian
1. Meningkatkan semangat
2. Kesempatan penilaian lebih baik
3. Motivasi staf
4. Memelihara pengetahuan organisasi
1. Tertutup kelompok sedarah (satu klan)
2. Nepotisme
3. Persaingan negatif dalam promosi
4. Adanya biaya pelatihan
• External Recruitment
Keuntungan Kerugian
1. Tenaga baru dan segar
2. Pengetahuan dan pengalaman baru
3. Menambah wawasan bagi pelamar
yang lain
1. Lebih sulit untuk menilai
2. Turunnya semangat pelamar internal
3. Penyesuaian perbedaan budaya kerja
61
c. Pelatihan dan Pengembangan.
Pendidikan dan pelatihan harus selalu diadakan untuk pegawai terutama
dalam menghadapi perubahan-perubahan teknologi dan manajemen pendidikan
baik nasional maupun di madrasah.62 Selain di beri kesempatan mengikuti
pelatihan, SDM perpustakaan madrasah juga di beri peluang mengikuti berbagai
kegiatan acara keilmuan yang berkaitan dengan perpustakaan, menjadi anggota
organisasi profesi dan mengikuti kegiatan organisasi tersebut, mengikuti seminar.
Keikutsertaan SDM perpustakaan dalam kegiatan ilmiah ini sangat berguna sekali
bagi pengembangan kepribadiannya dan akan berpengaruh besar bagi kinerjanya
di perpustakaan. Sehubungan dengan tugasnya di perpustakaan yang berada di
lingkungan sekolah hendaknya pegawai perpustakaan sekolah dapat juga diberi
kesempatan mengikuti kegiatan di bidang ilmu kependidikan misalnya kurikulum.
Pemberian kesempatan pengembangan pribadi pegawai perpustakaan seperti
diatas tentulah dengan mempertimbangkan bahwa pelaksanaan tugas pokok tidak
terganggu. Kegiatan pelatihan itu sendiri harus di sesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan organisasi. Seperti pada perpustakaan, pelatihan penyusunan arsip,
pengoperasian program komputer, pengolahan koleksi, dan lain sebagainya.
Pelatihan dapat di lakukan dengan cara yang sederhana sampai yang rumit
sekalipun, namun secara garis besar metode pelatihan di bagi mejadi 4 macam
yaitu:
1. On-the-job training. Biasanya di berikan oleh pegawai senior kepada pegawai junior dengan cara praktek langsung di lapangan.
62
2. Vestibule training. Pada sistem ini dimana prosedur dan perlengkapan pelatihan di disain sama menyerupai persis seperti di tempat kerja yang
sebenarnya, ini di sebut vestibule.
3. Apprenticeship training. Pada sistem ini dimana pegawai di beri instruksi dan pengalaman, tanpa melakukan kegiatan atau simulasi
bekerja, karena pelatihan ini sifatnya teoritis.
4. Computer-based training. Sistem pelatihan ini membiarkan peserta pelatihan untuk menggunakan komputer sesuai dengan
pengetahuannya tentang program-program komputer dan mempercepat
pengetahuannya dengan sendirinya..
Selain dari peraturan tentang tenaga pada perpustakaan diatas ada juga
alternatif tentang masalah ketenagakerjaan pada perpustakaan. Karena
pembahasannya adalah perpustakaan madrasah, jangan lupa disana masih ada
murid, siswa/i. Ini bisa menjadi sumber daya untuk ikut mengelola perpustakaan
madrasah. Tetapi ada perbedaan antara pegawai yang mengelola dengan murid
yang mengelola, mereka (para murid) di sebut relawan volunteer. Dasar memilih siswa untuk ikut mengelola perpustakaan adalah:
• Tertarik pada perpustakaan.
• Dapat di percaya.
• Percaya diri.
Selain itu juga para siswa yang akan menjadi petugas perpustakaan
haruslah di latih sebelum dan selama melakukan tugas-tugas di perpustakaan.
sebagai penambah wawasan, pengalaman, serta pengetahuan tambahan tentang
dunia kepustakawanan. Pastikan semua siswa calon relawan dilatih, meskipun ada
relawan lama yang kembali bergabung, sebelum memberikan tugas-tugas pokok.
Berikanlah tugas-tugas individu kepada siswa, sesuai ketertarikan/kegemaran,
umur, dan kemampuan.63 Ada beberapa cara untuk melatih para siswa. Anda bisa
melakukan pelatihan dalam satu grup langsung dalam satu waktu, sebelum atau
sesudah masuk sekolah, namun pada umumnya pelatihan dilakukan secara
perorangan, dan juga selama waktu itu, putar secara bergantian tugasnya antar
sesama para siswa, dengan begitu setiap orang akan mendapatkan kesempatan
untuk melakukan keinginannya.64
4. Kepemimpinan (Leading) a. Definisi Kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mau mengikuti/mematuhi satu arahan dari satu keputusan.65
• Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui
komunikasi untuk mencapai tujan. Yang di maksud komunikasi adalah
mengirim dan menerima pesan.
• Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau
perintah. Misalnya, seorang pemimpin bisa mempengaruhi karyawan
63
Emanuel T. Prostanto dan Joyce S. Prostanto, The School Library Media Center. (Colorado: Libraries Unlimited, Inc., 1982) h. 83
64
Emanuel T. Prostanto dan Joyce S. Prostanto, The School Library Media Center. (Colorado: Libraries Unlimited, Inc., 1982) h. 84
65
untuk bekerja selama 40 jam dalam seminggu agar mereka bisa merasa
dibutuhkan dalam mensukseskan tugas-tugas di departemen mereka.
• Kepemimpinan adalah tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak
atau merespon dan menimbulkan perubahan positif.
• Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa
inspirasi pemimpin, organisasi atau sebuah departemen mungkin akan
tidak fokus pada tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan keamanan
kerja.
• Kepemimpinan adalah kemampuan untuk dapat menciptakan rasa percaya
diri dan dukungan di antara bawahan agar tujuan organisasional dapat
tercapai. Dengan kata lain, tugas pemimpin adalah menjaga keutuhan kerja
sesama karyawan yang bekerja di dalam organisasi. Seorang pemimpin
menciptakan visi bagi orang lain, dan kemudian mengarahkan mereka
untuk mencapai visi tersebut. Untuk menjadi seorang pemimpin anda
harus punya bawahan yang percaya pada anda dan bersedia berkomitmen
dan mendukung anda dalam mencapai tujuan. Inilah yang di maksud
dengan kepemimpinan.66
66
b. Motivasi
Motivasi juga bagian inti dari tugas pemimpin. Memotivasi orang lain
berarti mengajak orang lain untuk bekerja lebih keras.67 Motivasi adalah
tantangan utama yang sudah ada sejak lama di dalam tugas manajer. Motivasi
mengacu pada prilaku aktual. Orang mudah terlena oleh perkataan seorang
anggota kelompok yang mendeskripsikan bagaimana dirinya ingin menjadi lebih
unggul dengan menggunakan kalimat-kalimat yang bersemangat. Bukti pertama
bahwa anda berhasil memotivasi seseorang adalah jika orang itu mau bekerja
lebih keras dari pada sebelumnya. Tanatangan ini berpotensi di unit perpustakaan,
karena organisasi ini bersifat nirlaba, maka seorang kepala perpustakaan harus
dapat menggairahkan stafnya unutk dapat berkerja secara maksimal dengan
berbagai cara dan pendekatan. Hal ini sangat berpengaruh tethadap kinerja
perpustakaan yang nantinya berdampak terhadap mutu layanan perpustakaan itu
sendiri.
Pada perpustakaan madrasah, peran kepala perpustakaan diperlukan bukan
hanya pada hal yag bersifat konseptual namun juga yang bersifat praktis seperti
pengawasan, kordinasi dengan para stafnya, semua ini sejalan dengna konsep
kepemimpinan dalam manajemen di pepustakaan. Seorang kepala perpustakaan
harus mampu membina para stafnya agar selalu konsisten pada tanggung
jawabnya demi mencapai tujuan organisasi, keberadaannya sebagai dinamisartor
di organisasi yang dipimpinnya, serta sebagai teladan bagi para satafnya, dan
kegiatan ini dilakukan secara konsisten dan intensif.
67
5. Pengawasan (Controlling)
Kontrol adalah proses memastikan bahwa kegiatan organisasi berjalan
sesuai rencana; yang dicapai dengan membandingkan kinerja untuk menentukan
tujuan, kemudian mengambil tindakan untuk memperbaiki penyimpangan yang
ada.68 Jadi bisa di simpulkan bahwa kegiatan pengawasan controlling adalah proses seorang pimpinan menjamin/memastikan kegiatan berjalan sesuai rencana
dan tujuan organisasi serta mengindentifikasi kemungkinan adanya masalah
dalam kegiatan organisasi. Pengawsan perlu dilakukan agar hasil yang didapat
sesuai dengan tujuan organisasi, maka dari itu proses pengawasan dapat dilakukan
setiap hari. Di perpustakaan pengawasan dilakukan oleh kepala perpustakaan
terhadap satafnya meliputi, arus peminjaman, pemanfaatan koleksi,
kendala-kendala yang ada. Dalam kegiatan pengawasan seorang manajer harus
memperhatikan 2 hal penting secara bersamaan.
a. Dua Hal Penting Dalam Kegiatan Pengawasan
1. Stabilitas. Untuk dapat melakukannya, manajer harus memastikan
organisasi berjalan dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan
2. Realisasi tujuan. Realisasi tujuan membutuhkan pengawasan yang konstan
untuk memastikan kemajuan sedang dibuat untuk tujuan yang
ditetapkan.69
68
Leslie W. Rue dan Lloyd L. Byars. Management: Skills and Application. (New York: McGraw-Hill/Irwin, 2003) h. 337
69
b. Proses Manajemen Pengawasan.
Hasil dari kegiatan yang akan dipantau oleh beberapa jenis sensor dan
dibandingkan dengan standar (biasanya diatur selama proses perencanaan).
Pengelola bertindak sebagai regulator, ia mengambil tindakan korektif bila output
tidak sesuai dengan standar dan tujuan organisasi. Tindakan seorang kepala
perpustakaan dapat diarahkan pada kegiatan untuk masukan atau pada semua
kegiatan layanan di perpustakaan.
B. Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Madrasah70
a. Prosedur dan Kebijakan
Prosedur merupakan “cara” atau “bagaimana” kegiatan atau
tindakan-tindakan akan dapat mengimplementasikan sebuah rencana spesifik atau
menjalankan sebuah kebijakan.
b. Manajemen Kole