• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EVALUATION OF LAND SUITABILITY FOR CASSAVA PLANTS IN PRINGSEWU SUBDISTRICT PRINGSEWU REGENCY

By Hesti Apala

The research was aimed to investigate about the evaluation of land suitability for cassava plants in Pringsewu Subdistrict Pringsewu Regency.

The research used survey method with the land unit as the unit of analysis. In this research, the land units retrieved from the overlapping between the land use map, soil map, slope map, and landform map. The population consist of 125 land units, sample taken 25% from the population which are 30 land units spreading in Pringsewu Subdistrict. Data collecting technique used documentation, observation, and laboratory analysis. Data analysis used scoring technique with adjust of parameter and suitability land class until obtained suitability land map form cassava plants.

The result of this research showed: the level suitability land for cassava plants in the research area include in highly suitable (S1) with 1.193,09 ha (22,34%) and moderately suitable (S2) with 4.135,19 ha (77,66%) extents with main limit factor that is rooting media (effectiveness soil depth) and the preparation of land.

(2)

ABSTRAK

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh Hesti Apala

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan satuan lahan sebagai unit satuan analisisnya. Dalam penelitian ini satuan lahan diperoleh dari hasil tumpang susun antara peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, dan peta bentuk lahan. Populasi terdiri dari 125 satuan lahan sampel diambil 25 % dari populasi yaitu sebanyak 30 satuan lahan yang tersebar di wilayah Kecamatan Pringsewu. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, observasi, dan analisis laboratorium. Teknik analisis data untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan menggunakan teknik skoring dengan mencocokkan parameter dan kelas kesesuaian lahan sehingga didapatkan Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman ubi kayu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu di daerah penelitian termasuk dalam kelas Sangat sesuai (S1) dengan luasan 1.193,09 ha (22,34%) dan Cukup sesuai (S2) dengan luasan 4.135,19 ha (77,66%) dengan faktor pembatas utama yaitu media perakaran (kedalaman tanah efektif) dan penyiapan lahan.

(3)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DIKECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh Hesti Apala

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU

(Skripsi)

Oleh Hesti Apala

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xvi DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Gambaran Pengamatan Kuantitatif terhadap Persentase

Hamparan Batuan……….... 24

Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2015... 31

Gambar 3. Diagram Batas-Batas Nilai Q Curah Hujan di Kecamatan Pringsewu Menurut Schmidt - Ferguson (Subarjo, 2004 : 56) 35 Gambar 4. Peta Kemiringan Lereng ... 37

Gambar 5. Peta Jenis Tanah ... 39

Gambar 6. Peta Penggunaan Lahan ... 40

Gambar 7. Peta Geologi ... 43

Gambar 8. Penggunaaan lahan perkebunan (PK) pada ketinggian lereng 0-8% (I), jenis tanah Gleisol Eutrik (Ge) dengan bentuk lahan Aluvial (A1)... 49

Gambar 9. Penggunaaan lahan pertanian (PT) pada ketinggian lereng 0-8% (I), jenis tanah Aluvial Hidrik (Ah) dengan bentuk lahan Aluvial (A1)... 49

Gambar 10. Penggunaaan lahan Hutan (H) pada ketinggian lereng 0-8% (I), jenis tanah Pedsolik Kandik (Pk) dengan bentuk lahan Dataran Tuff Masam (Tf.M)... 50

Gambar 11. Penggunaan lahan Permukiman (PM) pada kemiringan lereng 15-25%, jenis tanah Kambisol Distrik (Kd) dengan bentuk lahan Perbukitan (T12)……… 50

Gambar 12. Peta Satuan Lahan ... 52

(6)

xvii

Gambar 14. Salah satu lapisan tanah di satuan lahan TL-I-Ge-A1 yang

ada di wilayah Kecamatan Pringsewu... 57 Gambar 15. Pengambilan sampel tanah menggunakan bor tanah pada

Satuan lahan PT-I-Pk.Tf.M ... 58 Gambar 16. Gambaran Pengamatan Kuantitatif terhadap Persentase

Hamparan Batuan……….... 60

Gambar 17. Peta Kesesuaian Lahan... 63 Gambar 18. Pencatatan hasil pengamatan dilapangan pada satuan lahan

PT-I-Pk.Tf.M... 73 Gambar 19. Peralatan yang digunakan pada saat pengambilan data

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Data Lapangan di Kecamatan Pringsewu ... 68

Lampiran 2. Hasil Analisis Laboratorium... 70

Lampiran 3. Data Curah Hujan Stasiun Gadingrejo di Kecamatan Pringsewu Tahun 2014-2015 ... 71

Lampiran 4. Hasil Skoring Kesesuaian Lahan untuk Tanamana Ubi Kayu .... 72

Lampiran 5. Foto Penelitian... 73

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kabupaten Pringsewu ... 2

Tabel 2. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kecamatan Pringsewu... 3

Tabel 3. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu ... 13

Tabel 4. Penentuan Sampel ... 20

Tabel 5. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu ... 21

Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu ... 26

Tabel 7. Luas Kecamatan Pringsewu Menurut Pekon/Kelurahan ... 30

Tabel 8. Data Curah Hujan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2014-2015... 33

Tabel 9. Penggolongan Tipe Iklim Menurut Sistem Schmidt Ferguson ... 34

Tabel 10. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 35

Tabel 11. Kemiringan Lereng di Kecamatan Pringsewu... 36

Tabel 12. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pringsewu Kab. Pringsewu ... 38

Tabel 13. Jumlah Penduduk Kecamatan Pringsewu Tahun 2014... 44

Tabel 14. Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Pringsewu Tahun 2014... 46

(9)
(10)
(11)

MOTO

Takadausahaseseorang yang lebihbaikdariapa yang dikerjakannyasendiri . (HR. IbnuMajah)

Bersikaplahkukuhsepertibatukarang yang tidakputus-putusnyadipukulombak. Iatidaksajatetapberdirikukuh,

(12)
(13)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hesti Apala

NPM : 1113034036

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan IPS

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar dalam kesejanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu oleh naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Desember 2015

Yang Menyatakan

(14)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Alhamdulillah Hirobbil alamin

Sembah sujud serta rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya karya sederhana

ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Ibu dan Akan (Ayah) tercinta, sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, cinta, kasih, dan doa yang tiada

mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Untuk Ibu dan Akan yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakan, selalu menasehati menjadi lebih baik.

Terimakasih Ibu Terimakasih Akan

Abang dan adikku (Peralapal Wahid Satria, SE dan Adyatma Ivander R) tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian. Terima kasih atas doa dan bantuan kalian yang selama ini

telah menjadi penyemangat, memberikan senyum, kebahagian, keceriaan dan selalu mendukungku, hanya karya sederhana ini

yang dapat aku persembahkan kepada kalian

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan dengan rasa cinta dan kasih sayang, buah

hati dari pasangan Bapak Hasnurrahim, S.Pd, dan Ibu

Maryati, BBA. Penulis lahir di Pringsewu, 18 Oktober

1993.Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman

Kanak-Kanak (TK) ABA I Pringsewu pada tahun 1999.Pendidikan

Dasar di SD Negeri 1 Pringsewu, pada tahun 2005, Pendidikan Menengah

Pertama di SMP Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2008, dan Pendidikan Menengah

Atas di SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis

diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, S1 Pendidikan Geografi

(16)

x

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dalam penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk

mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. I

Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I serta selaku Pembimbing

Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi

terselesaikannya skripsi ini. Ibu Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si., selaku Dosen

Pembimbing II, dan Bapak Drs. Rosana, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian,

motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang

telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Abdurahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

(17)

xi

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan

dan Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah

diberikan.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Seluruh staff dan karyawan Kantor BAPPEDA Kabupaten Pringsewu yang

telah memberikan bantuan serta kerjasamanya atas tersusunnya skripsi ini.

8. Seluruh staff dan karyawan Kantor Kecamatan Pringsewu Kabupaten

Pringsewu yang telah memberikan bantuan serta kerjasamanya atas

tersusunnya skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu tercinta, Hasnurrahim, S.Pd. dan Maryati, BBA. Abang dan

Adikku, Peralapal Wahid Satria, SE., dan Adyatma Ivander R yang tak henti

menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta menantikan

(18)

xii

10. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2011 di Program Studi S1 Pendidikan

Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya menuntut ilmu dan

menggapai impian.

11. Teman- teman seperjuangan KKN-KT dan PPL Pekon Karang Brak

Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus atas kerjasama dan

kebersamaannya.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,

(19)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Pengertian Lahan... 7

2. Kualitas dan Karakteristik Lahan... 8

3. Evaluasi Lahan ... 9

4. Satuan Lahan ... 11

5. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu ... 12

B. Kerangka Pikir ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 17

B. Waktu dan tempat Penelitian ... 17

C. Bahan dan Alat Penelitian... 17

D. Objek Penelitian ... 19

E. Populasi dan Sampel ... 19

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 20

G. Teknik Pengumpulan Data... 22

H. Teknik Analisis Data... 25

(20)

xiv IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 29

1. Letak Astronomis, Letak Administratif dan Luas Wilayah ... 29

2. Keadaan Fisik Daerah Penelitian ... 32

3. Keadaan penduduk daerah penelitian... 42

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 47

1. Satuan Lahan Daerah Penelitian dan Karateristiknya ... 47

2. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu dan Faktor Pembatas ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ubi kayu (Manihot esculenta crant) merupakan salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia ubi kayu

merupakan makanan pokok ke tiga setelah padi dan jagung sedangkan untuk

konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara- negara tropis, tiap tahun

diproduksi sekitar 300 juta ton ubi kayu. Ubi kayu selain sebagai bahan pangan

utama juga banyak digunakan untuk bahan baku lainnya.

Berdasarkan data BPS tahun 2014, produksi ubi kayu nasional sekitar 24,55 juta

ton per tahun dan Provinsi Lampung merupakan sentra penghasil ubi kayu

terbesar di Indonesia dengan luas areal 372.858 ha, menghasilkan produksi

9.725.345 ton ubi kayu per tahun. Potensi ubi kayu di Lampung sangat besar,

terutama di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur dan Tulang Bawang

dengan rata- rata produksi 100.000-300.000 ton ubi kayu pada tahun 2014. Selain

luas areal perkebunannya, juga banyak petaninya yang menanam ubi kayu dengan

skala kecil yang juga pada akhirnya dijual untuk bahan baku industri makanan.

Besarnya hasil produksi dari ketiga kabupaten tersebut sangat berbanding terbalik

dengan Kabupaten Pringsewu yang hanya menghasilkan sekitar 900 ton ubi kayu

(22)

2

pertanian yang tidak jauh berbeda dengan kabupaten- kabupaten lainnya, tetapi

dua tahun terakhir belakangan ini, Kabupaten Pringsewu mengalami penurunan

luas tanam dan hasil produksi ubi kayu sebanyak 50 % yaitu dari 4 ha menjadi 2

ha dan untuk hasil produksi dari 39 ton menjadi 20 ton. Perkembangan luas tanam

ubi kayu dan produksi ubi kayu Kabupaten Pringsewu dari tahun 2013-2014 dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kabupaten Pringsewu Tahun 2013-2014.

No Kecamatan Luas Tanam ( ha) Produksi ( ton)

2013 2014 2013 2014

1 Adiluwih 750 1200 14790 5916

2 Ambarawa 3 7 20 59

3 Banyumas 45 50 789 296

4 Gading Rejo 28 17 710 394

5 Pagelaran 53 36 - 887

6 Pagelaran Utara - 24 -

-7 Pardasuka 8 27 99 59

8 Pringsewu 4 2 39 20

9 Sukaharjo 50 170 592 1597

Jumlah 941 1533 17039 9228

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu Tahun 2014

Dilihat dari data tersebut secara keseluruhan untuk luas tanam ubi kayu di

Kabupaten Pringsewu mengalami peningkatan, namun jika dilihat lagi secara rinci

ada beberapa kecamatan mengalami penurunan khususnya Kecamatan Pringsewu

yang merupakan wilayah penelitian yang jika dilihat pada tahun 2013 dengan luas

tanam 4 ha menghasilkan 39 ton ubi kayu sedangkan pada tahun 2014 mengalami

penurunan dengan luas tanam 2 ha dan menghasilkan 20 ton. Hal ini disebabkan

karena Kecamatan Pringsewu merupakan ibu kota kabupaten, dimana

lahan-lahan produktif untuk pertanian termasuk didalamnya untuk pertanian ubi kayu

beralih fungsi menjadi perkembangan pusat pemerintahan, pemukiman, dan

(23)

3

Pringsewu menjadi sempit. Tidak stabilnya hasil produksi ubi kayu di Kecamatan

Pringsewu diakibatkan karena tidak meratanya sebaran luas tanam, berikut data

luas tanam dan hasil produksi di Kecamatan Pringsewu secara rinci dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 2. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kecamatan Pringsewu Tahun 2013-2014

No Pekon/Kelurahan Luas Tanam ( ha) Produksi ( ton)

2013 2014 2013 2014

1 Margakaya - - -

-2 Waluyojati - - -

-3 Pajaresuk - - -

-4 Sidoharjo - - -

-5 Podomoro 1 - 9,75

-6 Bumiarum 2 1 19,5 10

7 Fajar Agung - - -

-8 Rejo Sari - - -

-9 Pringsewu Utara - -

-10 Pringsewu Selatan - - -

-11 Pringsewu Barat - -

-12 Pringsewu Timur - -

-13 Bumi Ayu 1 1 9,75 10

14 Fajar Agung Barat - - -

-15 Podosari - - -

-Jumlah 4 2 39,00 20

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu Tahun 2014

Dengan mengetahui data yang ada sebaran untuk tanaman ubi kayu di Kecamatan

Pringsewu yang tidak merata, tanaman ubi kayu hanya ada di tiga pekon dari 15

pekon/ kelurahan yang ada yaitu pekon Podomoro, Bumi Ayu, dan Bumiarum.

Pada tahun 2013-2014 luas tanam ubi kayu mengalami penurunan dari 4 ha

menjadi 2 ha, padahal budidaya tanaman ubi kayu sebenarnya tidak jauh berbeda

dengan budidaya tanaman lain, yaitu membutuhkan kondisi lahan yang sesuai

untuk pertumbuhannya khususnya mencakup kandungan unsur hara, sifat fisik

(24)

4

Pringsewu ubi kayu sangat menjanjikan karena diwilayah ini merupakan salah

satu sentra produksi kelanting yang pada dasarnya bahan baku berasal dari ubi

kayu.

Kesesuaian lahan adalah gambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu

penggunaan lahan tertentu. Kesesuaian lahan merupakan bagian dari evaluasi

lahan. Evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe

penggunaan lahan yang akan diterapkan dengan sifat- sifat atau kualitas lahan

yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan (Sarwono dan Widiatmika, 2007).

Evaluasi kesesuaian lahan pada hakikatnya berhubungan dengan evaluasi untuk

satu penggunaan lahan tanaman ubi kayu.

Tanaman ubi kayu di Kecamatan Pringsewu di lahan yang luasnya terbatas dan

belum diusahakan secara optimal. Hal ini karena masih terbatasnya informasi

tentang potensi sumberdaya lahan. Untuk itu perlu dilaksanakan penelitian tentang

evaluasi kesesuaian lahan yang hasilnya diharapkan dapat sebagai dasar untuk

menentukan lahan mana yang sesuai atau tidak sesuai untuk tanaman ubi kayu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu di wilayah

Kecamatan Pringsewu?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk

(25)

5

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program

Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada

mata pelajaran Geografi di SMA kelas XII program IPS semester 1 pada pokok

bahasan Peta dan Pemetaan.

3. Sebagai bahan informasi bagi pengambil keputusan dalam penentuan tanaman

ubi kayu yang sesuai di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah satuan lahan di wilayah Kecamatan

Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

2. Ruang lingkup tempat penelitian adalah wilayah Kecamatan Pringsewu

Kabupaten Pringsewu.

3. Ruang lingkup waktu penelitian: Tahun 2015.

4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Pertanian dan Georafi

Tanah. Menurut Singh dan Dhilon dalam Banowati dan Sriyanto (2011: 4)

Geografi Pertanian merupakan deskripsi tentang seni mengolah tanah dalam

skala luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia. Objek

atau tujuan geografi pertanian itu sendiri merupakan, keunikan dan sebaran

pertanian di muka bumi dan fungsinya, tingkat perbedaan antara wilayah,

identifikasi wilayah yang produktivitas pertaniannya lemah dan mengungkap

(26)

6

Tanah menurut Tejouwoyono dalam I Gede Sugiyanta (2007: 4) medefinisikan

geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari agihan jenis tanah di muka

(27)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Lahan

Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi, atmosfir, tanah, hidrologi dan

penggunaan lahan (Karmono dalam I Gede Sugiyanta 2006:72). Lahan merupakan

bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/ relief, tanah, hidrologi, dan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya mempengaruhi potensi penggunaannya ( FAO,1976).

Menurut Sitanala dalam I Gede Sugiyanta (2003:8) lahan dapat diartikan sebagai

lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda

yang ada di atasnya, sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan,

termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang.

Lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Lahan juga memiliki

unsur-unsur yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah,

kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah,

serta jenis vegetasinya. Dalam lahan terbayang apa yang terkandung di dalamnya

(28)

8

dari lingkungan fisis dan biotik terhadap kehidupan manusia. Vink dalam

Ritoharjoyo (2013:11) mengemukakan bahwa,

“Lahan yaitu sebagai suatu wilayah tertentu di atas permukaan bumi, khususnya meliputi sebuah benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau berpindah berada di atas wilayah tersebut mencakup tanah, batuan (bahan) induk, topografi, air, tumbuh- tumbuhan dan binatang, dan berbagai akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun sekarang, yang semuanya memillih pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.”

Berdasarkan pengertian tersebut, maka konsep lahan yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan pengertian FAO (1976) yang menyatakan bahwa

lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi bahkan

keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh

terhadap penggunaan lahan terutama bagi pertumbuhan tanaman ubi kayu.

2. Kualitas dan Karateristik Lahan

Kualitas lahan adalah sifat- sifat atau attribute yang bersifat kompleks dari satu bidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan (performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu. Kualitas lahan ada

yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung dilapangan, tetapi pada

umumnya ditetapkan dari pengertian karateristik lahan (FAO, 1976). Karateristik

lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diduga (FAO, 1976).

Kualitas lahan kemungkinan berperan positif atau negatif terhadap penggunaan

lahan tergantung dari sifat- sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif adalah

sifat yang menguntungkan bagi suatu penggunaan lahan. Sebaliknya kualitas

(29)

9

kendala) terhadap penggunaan tertentu, sehingga merupakan faktor penghambat

atau pembatas.

Setiap satuan peta lahan yang dihasilkan dari kegiatan survey dan pemetaan

sumber daya lahan, karateristiknya dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan

fisik lingkungan dan tanahnya. Selain itu, setiap karaterisktik lahan yang

digunakan secara langsung dalam evaluasi lahan, biasanya saling berinteraksi satu

sama lainnya. Oleh karena itu dalam melakukan interpretasi perlu

dipertimbangkan atau diperbandingkan antara lahan (kualitas lahan) dengan

penggunaannya. Misalnya ketersedian air sebagai kualitas lahan di daerah lahan

kering, ditentukan oleh curah hujan rata- rata tahunan dan jumlah bulan kering,

tetapi air yang dapat diserap tanaman tergantung pula pada kualitas lahan lainnya,

seperti kondisi media perakaran. Macam dan jumlah kualitas lahan dan

karateristik lahan dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan skala dan tujuan

evaluasi serta kondisi lahan di daerah yang dievaluasi.

3. Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi sumber daya lahan

untuk berbagai penggunaan (Lutfi Rayes, 2006:148). Sarwono dan Widiatmaka

(2007:15) menyatakan bahwa evaluasi lahan merupakan bagian dari proses

perencanaan tata guna lahan dimana dari evaluasi lahan adalah membandingkan

persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan,

dengan sifat- sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan

(30)

10

Tujuan evaluasi lahan adalah menentukan nilai suatu lahan untuk tujuan tertentu.

Menurut FAO (1976), dalam evaluasi lahan perlu juga memperhatikan aspek

ekonomi, sosial, serta lingkungan yang berkaitan dengan perencanaan tataguna

lahan. Selain itu, Lutfi Rayes (2006:150) mengatakan bahwa tujuan utama

evaluasi lahan adalah menyeleksi penggunaan lahan yang optimal untuk

masing-masing satuan lahan tertentu dengan mempertimbangkan faktor fisik dan sosial

ekonomi serta konservasi sumber daya lingkungan untuk penggunaan yang lestari.

Kerangka dasar evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang

diperlukan suatu penggunaan lahan tertentu, dengan sifat kualitas lahan yang

bersangkutan. Pada dasarnya evaluasi lahan membutuhkan informasi yang

mencakup tiga aspek utama, yaitu: lahan, penggunaan lahan, dan aspek ekonomi.

Hasil dari evaluasi lahan harus mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana

pengelolaan lahan saat sekarang dan apa yang mungkin dilakukan dalam tindakan

pengelolaan lahan tersebut. Evaluasi lahan juga memperkenalkan teknik budi daya

yang baru atau menata ulang sistem pertanian yang telah ada memerlukan

perencanaan yang serius dibidang sumber daya lahan.

Evaluasi lahan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji

penggunaan lahan bagi tanaman ubi kayu, dengan melakukan pembandingan

antara kualitas lahan dengan parameter kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi

kayu. Evaluasi lahan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan

(31)

11

4. Satuan Lahan

Satuan lahan adalah suatu areal dari lahan yang dapat dibedakan pada peta dan

mempunyai kekhususan pada sifat- sifat lahan atau kualitas lahan (FAO, 1976).

Satuan lahan digunakan sebagai satuan pemetaaan terkecil dalam membuat peta

kesesuaian lahan. Dalam satuan lahan terdapat pendekatan lahan yang merupakan

salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk klasifikasi lahan menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil, karena pendekatan tersebut pada dasarnya adalah

menentukan dan memberi batas satuan lahan yang penting langsung di lapangan

atau dengan bantuan foto udara dan melekatkan semua informasi tentang

karakteristik lahan pada unit yang diambil sebagai dasar evaluasi (Malingreau dan

Mangunsukardjo, 1978).

Pendekatan dengan satuan lahan ada dua langkah, yang pertama deliniasi

sistem-sistem lahan yang berupa satuan lahan yang luas dari bentang darat yang terutama

dikenai berdasarkan atas genesis (sejarah terjadinya), kedua memasukkan atau

mengikatkan semua data yang diperoleh satuan-satuan lahan yaitu suatu area

lahan yang digunakan untuk tujuan praktis, mempunyai karateristik yang

dianggap seragam untuk tipe penggunaan lahan yang diusulkan. Cara yang

digunakan untuk deliniasi satuan lahan adalah dengan teknik tumpang susun

(overlay) dari peta-peta yang digunakan dalam penelitian. Dengan teknik tumpang susun itulah akan diperoleh satuan lahan yang mempunyai sifat relatif seragam.

Lahan yang dianggap mempunyai sifat seragam tersebut secara tidak langsung

dapat menggambarkan kualitas satuan lahan itu sendiri.

Pendekatan satuan lahan dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji kualitas

(32)

12

digunakan sebagai dasar evaluasi produktivitas tanaman ubi kayu. Atas dasar

itulah penelitian ini menggunakan satuan lahan sebagai dasar evaluasi

produktivitas tanaman ubi kayu. Disamping itu sehubungan dengan karateristik

lahan yang telah dijelaskan di atas, maka satuan lahan juga digunakan sebagai

dasar dalam membuat peta kesesuaian lahan untuk daerah Kecamatan Pringsewu

Kabupaten Pringsewu.

5. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu

Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu

penggunaan tertentu (Sitorus, 1985). Kelas kesesuaian lahan suatu kawasan dapat

berbeda- beda, tergantung pada penggunaan lahan yang dikehendaki. Klasifikasi

kesesuaian lahan menyangkut perbandingan (matching) antara kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan. Kesesuaian lahan terbagi

menjadi dua yaitu, kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial (Lutfi

Rayes, 2006:183).

Kesesuaian lahan aktual merupakan kesesuaian lahan menurut kondisi yang ada

saat ini atau kondisi lahan sekarang, belum mempertimbangkan masukan yang

diperlukan untuk mengatasi faktor pembatas yang ada. Faktor pembatas tersebut

ada yang bersifat permanen dan tidak memungkinkan atau tidak ekonomis untuk

diperbaiki, serta ada faktor pembatas yang dapat diatasi atau diperbaiki dan secara

ekonomis masih menguntungkan. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan

keadaan lahan yang dicapai apabila dilakukan harus sejalan dengan tingkat

penilaian kesesuaian lahan yang akan dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya perlu

dirinci faktor-faktor ekonomi yang disertakan dalam menduga biaya yang

diperlukan untuk perbaikan-perbaikan tersebut. Penilaian kesesuaian lahan dapat

(33)

13

kualitas lahan dan karateristik lahan sebagai parameter dengan kriteria kelas

kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan lahan

atau persyaratan tumbuh tanaman.

Tabel 3. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu.

PERSYARATAN PENGGUNANAN/ KARATERISITIK

LAHAN

KESESUAIAN LAHAN

S1 S2 S3 N

Temperatur (oC) 22-28 20-22

28-30

18-20 30-35

<18 >35 Ketersedian air ( wa)

Curah Hujan ( mm)

Lama bulan kering (bln)

1000-2000 3,5- 5 600-1000 2000- 3000 5- 6 500- 600 3000- 5000 6- 7 <500 >5000 >7 Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik sampai

agak terhambat

Agak cepat Terhambat Sangat

terhambat cepat Media perakaran ( rc)

Tekstur

Kedalaman tanah efektif ( cm)

Ketebalan ( cm)

ah, s >100 <60 h, ak 75- 100 60- 140 sh 50- 75 140- 200 k <50 >200

Retensi hara ( nr) KTK liat (cmol) pH H2O

C- organik ( %)

>16 5,2–7,0

>0,8 <16 4,8- 5,2 7,0- 7,6 <0,8 -<4,8 >7,6

-Lereng ( %) <8 8- 16 16- 30 >30

Penyiapan Lahan ( lp) Batuan dipermukaan ( %) Singkapan batuan ( %)

<5 <5 5- 15 5- 15 15- 40 15- 25 >40 >25

Sumber: Djaenuddin dkk. (2000)

Keterangan: ah (agak halus); s (sedang); h (halus); ak (agak kasar); sh (sangat halus); k (kasar).

Kesesuaian lahan yang dinilai dalam penelitian ini adalah kesesuaian lahan pada

saat sekarang untuk tanaman ubi kayu. Kesesuaian lahan ini diperoleh dengan

membandingkan antara kualitas lahan dari setiap satuan lahan dengan persyaratan

(34)

14

penelitian ini dilakukan sampai pada kategori tingkat kelas. Kategori kelas

pengujiannya adalah semua kualitas lahan dari setiap satuan lahan diuji dengan

kriteria S1, apabila tidak memenuhi syarat S1 diuji dengan kriteria S2, dan

seterusnya sehingga didapatkan kesesuaian lahan menurut satuan tersebut.

Struktur klasifikasi kesesuaian lahan, menurut kerangka kerja FAO (1976), terdiri

atas empat kategori, yaitu:

a. Kesesuaian lahan pada tingkat ordo menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum.dikenal dua ordo yaitu:

1) Ordo S : Sesuai (Suitable)

Lahan yang termasuk dalam ordo ini dapat digunakan untuk penggunaan lahan tertentu ssecara lestarai, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber saya lahannya.

2) Ordo N : Tidak Sesuai ( Not Suitable)

Lahan yang termasuk dalam ordo ini mempunyai pembatas demikian rupa sehingga mencegah penggunaan secara lesatari untuk suatu tujuan yang direncanakan.

b. Kesesuaian pada Tingkat Kelas

Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari Ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian dari suatu ordo. Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka (nomor urut) yang ditulis dibelakang simbol ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan kelas yang menurun dalam suatu ordo. Pembagian kelas- kelas tersebut adalah sebgai berikut:

1) Kelas S1 : Sangat Sesuai (Highly Suitable)

Lahan tidakk mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak bearti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidk menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.

2) Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderately Suitable)

Lahan mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.

3) Kelas S3: Sesuai Marginal (Margially Suitable)

Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan. 4) Kelas N1 : Tidak Sesuai Saat Ini (Curerently not Suitable)

Lahan mempunyai pembatas yang lebih erat, tapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan ssekarang ini dengan biaya yang rasional.

(35)

15

Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.

c. Kesesuaian lahan pada tingkat sub kelas meningkatkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan dalam masing- masing kelas. Setiap kelas dapat terdiri dari satu atau lebih sub kelas, tergantung dari jenis pembatas yang ada. Jenis pembatas yang ada ditujukan dengan simbol huruf kecil yang ditempatkan setelah simbol kelas.

d. Kesesuaian lahan pada tingkat unit menunjukkan perbedaan- perbedaan besarnya faktor penghambat yang berpengaruh dalampengelolaan sub kelas. Pemberian simbol dalam tingkat unit dilakukan dengan penamban angka-angka yang dipisahkann oleh strip dari simbol subkelas.

Kesesuian lahan yang dinilai dalam penelitian ini adalah kesesuaian lahan pada

saat sekarang untuk tanaman ubi kayu. Kesesuaian lahan ini diperoleh dengan

membandingkan antar kualitas lahan dari setiap satuan lahan dengan persyaratan

kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu.

B. Kerangka Pikir

Evaluasi lahan adalah suatu penelitian terhadap karateristik suatu lahan untuk

mengetahui potensi lahan tersebut, sehingga penggunaan lahan tersebut dapat

maksimal. Tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang akan dikaji dan dievaluasi

dalam penelitian ini dilihat dari segi kesesuaiannya. Hasil produksi ubi kayu yang

masih dibawah rata- rata produksi nasional menyebabkan perlu diadakannya

evaluasi lahan agar mengetahui tingkat kesesuaian lahannya terhadap tanaman ubi

kayu yang ada di wilayah Kecamatan Pringsewu.

Dalam kegiatan evaluasi lahan selalu memperhatikan kualitas dan karateristik

lahan. Kualitas dan karateristik lahan digunakan untuk menentukan kelas

kesesuaian lahan yang dikaitkan dengan syarat tumbuh tanam ubi kayu. Dengan

(36)

16

dapat diketahui lahan tersebut sesuai atau tidak sesesuai sebagai media tanam ubi

kayu.

Dalam penelitian ini satuan lahan merupakan satuan analisis yang digunakan

untuk mengetahui kualitas dan kesesuaian lahan. Hasil akhir dari penelitian ini

adalah kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu, sehingga dapat diketahui

(37)

17

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

survei. Menurut Moh. Pabundu Tika ( 2005:6) survei merupakan suatu metode

penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa

variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan

melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat

menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan di

Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data spasial berupa peta administratif Kecamatan Pringsewu, peta kemiringan

lereng, peta bentuk lahan serta peta curah hujan, selain itu digunakan pula peta

penggunaan lahan dengan skala 1: 50.000 Kecamatan Pringsewu yang

(38)

18

b. Data atribut berupa data luas tanam dan luas panen ubi kayu serta hasil produksi

ubi kayu.

2. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perangkat keras(Hardware)

1. Intel Atom 1,66 Ghz, 2 GB RAM, dan 320 GB HDD, merupakan alat yang digunakan untuk menjalankan program, pemrosesan data, dan

penyimpanan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Printer, merupakan alat untuk mencetak peta, laporan, serta hasil pengolahan data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak

yang berbasis SIG, yaitusoftware ArcView GIS.

c. Alat lapangan yang digunakan terdiri atas:

1) GPS (Global Positioning System),GPS dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat dari objek penelitian. Titik koordinat ini sangat

penting dalam proses pengolahan petadigital.

2) Kamera, digunakan untuk mengambil gambar objek penelitian di lapangan

yang sesuai dengan sasaran penelitian.

3) Bor tanah, untuk mengetahui kedalaman tanah efektif, uji tekstur tanah di

lapangan dan pengambilan contoh tanah.

4) Abney level (untuk mengetahui kemiringan lereng), Termometer (untuk mengetahui suhu udara), dan pH meter (untuk mengetahui pH tanah).

(39)

19

6) Meteran, untuk mengukur kedalaman tanah.

7) Buku catatan dan alat tulis.

d. Alat Laboratorium yang digunakan terdiri atas: 1) Peralatan untuk analisis tekstur tanah.

2) Peralatan analisis sifat- sifat fisik dan kimia tanah.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran yang akan dikaji dalam suatu penelitian.

Objek penelitian merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2010:117)

mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Objek dalam penelitian

ini adalah satuan lahan wilayah di Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah satuan lahan yang tersebar di lokasi

penelitian yaitu sebanyak 125 satuan lahan yang dapat dilihat pada Gambar 12.

Berdasarkan satuan lahan yang ada, selanjutnya menentukan sampel. Pengambilan

sampel pada penelitian ini sebanyak 25% dari satuan lahan yang ada dan dapat

(40)
[image:40.595.114.514.95.414.2]

20

Tabel 4. Penentuan sampel

No Satuan lahan Populasi Sampel

(25%)

1 H-I-Ah-A1 3 1

2 H-I-Ge.A1 1 1

3 H-I-Pk-Tf.M 6 1

4 H-III-Kd.T12 3 1

5 PK-I-Ge-A1 11 2

6 PK-I-Pk-Tf.M 8 1

7 PM-I-Ge-A1 17 2

8 PM-I-Pk-Tf.M 24 6

9 PM-III-Kd-T12 5 1

10 PT-I-Ah-A1 2 1

11 PT-I-Ge-A1 12 3

12 PT-I-Kd-T12 1 1

13 PT-I-Ph-V.I 1 1

14 PT-I-Pk-Tf.M 18 4

15 PT-III-Kd-T12 4 1

16 PTr-I-Ge-A1 1 1

17 TL-I-Ge-A1 3 1

18 TL-I-Pk-Tf.M 5 1

Jumlah 125 30

Sumber: Hasil perhitungan/overlay peta penggunaan lahan,kemiringan lereng, jenis tanah, dan bentuk lahan Kecamatan Pringsewu tahun 2013

Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 satuan lahan yang ada

diwilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Suhasimi Arikunto (2010: 161) memaparkan bahwa variabel penelitian

merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kesesuaian lahan untuk tanaman

ubi kayu yang mengacu pada parameter syarat tumbuh tanaman ubi kayu untuk

(41)

21

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel

atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau

variabel tersebut (Moh. Nazir, 2005:126). Variabel dalam penelitian ini adalah

kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu yang mengacu pada parameter syarat

tumbuh tanaman ubi kayu untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan. Parameter

[image:41.595.113.513.304.645.2]

dan kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu

Persyaratan Penggunanan/ Karaterisitik Lahan

Kesesuaian Lahan (Skor) S1 (4) S2 (3) S3 (2) N (1)

(1) Temperatur (oC) 22-28 20-22

28-30

18-20 30-35

<18 >35 Ketersediaan air (wa) :

(2) Curah hujan (mm) 1000-2000 600-1000

2000-3000

500-600 3000-5000

<500 >5000

(3) Lama bulan kering (bln) 3,5-5 5-6 6-7 >7

Ketersediaan Oksigen (oa) :

(4) Drainase Baik sampai

agak terhambat

Agak cepat Terhambat Sangat

terhambat cepat

Media perakaran (rc) :

(5) Tekstur ah,s h,ak Sh K

(6) Kedalaman tanah efektif

(cm) >100 75-100 140-200 >200

(7) Ketebalan tanah (cm) <60 60-140 140-200 >200

Retensi hara (nr) :

(8) KTK liat (cmol) > 16 <16 -

-(9) pH H2O 5,2 - 7,0 4,8–5,2 <4,8

-(10) C-organik (%) >0,8 <0,8 -

-(11) Lereng (%) <8 8-16 16-30 >30

Penyiapan lahan (lp) : (12) Batuan dipermukaan

(%)

<5 5-15 15-40 >40

(13) Singkapan batuan (%) <5 5-15 15-25 >25

Sumber: Djaenuddin dkk. (2000)

(42)

22

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahhui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010: 274).

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data

sekunder mengenai penggunaan lahan dari peta penggunaan lahan, kemiringan lereng

dari peta lereng, jenis tanah dan persebarannya dari peta tanah, dan curah hujan dari

peta curah hujan yang diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten Pringsewu Tahun 2013.

Selain itu, data tetang luas tanam, luas panen, hasil produksi untuk tanaman ubi kayu,

dan data curah hujan sepuluh tahun terakhir dari stasiun Gading Rejo, serta data- data

dokumentasi lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Observasi

Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara secara sistematis terhadap gejala atau fenomena

yang terdapat pada objek penelitian (Moh. Pabundu Tika, 2005:44). Tujuan utama

dari observasi ini adalah untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kajian

(43)

23

1. Temperatur

Untuk mengetahui temperatur di daerah penelitian maka menggunakan

Termometer.

2. Kedalaman tanah efektif

Kedalaman akar suatu tanaman dalam menembus tanah. Pengukuran dilakukan

mulai dari permukaan tanah sampai dimana akar suatu tanaman masih terlihat.

Untuk mengukur kedalaman tanah ini menggunakan meteran untuk mengetahui

kedalamannya.

3. Ketebalan tanah

Ketebalan tanah dilihat pada lapisan tanah yang ada pada satuan lahan.

4. Lereng

Pengukuran kemiringan lereng dilakukan dengan menggunakan abney level

sehingga dapat diketahui kemiringan lereng satuan lahan yang bersangkutan.

5. pH Tanah

Pengambilan sampel tanah pada satuan lahan dan pengukuran pH tanah

menggunakan pH meter.

6. Batuan di permukaan

Batuan di permukaan tanah dapat diperoleh dengan pengamatan langsung

terhadap persebaran di setiap satuan lahan yang ada dan dinyatakan dalam bentuk

persentase. Batuan lepas menggambarkan kondisi permukaan lahan. Untuk

mempermudah penetapan persentase terhadap luasan digunakan pedoman FAO

1973. Penetapan persentase batuan di lapangan dilakukan dengan pedoman seperti

pada Gambar 1.

7. Singkapan batuan

Ada atau tidaknya singkapan batuan pada satuan lahan yang ada. Data ini

menjelaskan tentang singkapan batuan yaitu persentase luas persebarannya di

(44)

24

3. Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui sifat kimia

tanah dari 30 sampel tanah yang telah diambil dari lapangan yang masing-masing

sebanyak 500 gram . Sifat kimia yang perlu diukur dan diamati dalam penelitian

evaluasi kesesuainan lahan yaitu, sebagai berikut:

1. Tekstur tanah

Tekstur tanah menujukkan kasar atau halusnya tanah. Tekstur tanah adalah

perbandingan relative pasir, debu, dan lempung. Data tekstur tanah diambil dari

sampel tanah pada satuan lahan yang ada di daerah penelitian kemudian dilakukan

analisis dilaboratorium.

2. KTK liat

Sampel tanah yang telah diambil pada satuan lahan kemudian dilakukan analisis

[image:44.595.130.503.82.279.2]

laboratorium untuk diketahui KTK liat.

(45)

25

3. C-Organik

Sampel tanah yang telah diambil pada satuan lahan kemudian dilakukan analisis

laboratorium untuk diketahui C-Organik di daerah penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah overlay peta dengan teknik pengharkatan (skoring). Teknik analisis skoring digunakan untuk

memberikan nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub

variabel agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya.

Penilaian dari masing- masing parameter pada setiap satuan lahan diharkatkan.

Setiap parameter dari kelas sangat sesuai, cukup sesuai, hampir dan tidak sesuai

diberi harkat yaitu kelas sangat sesuai (S1:4), kelas cukup sesuai (S2:3), kelas

hampir sesuai (S3:2), dan kelas tidak sesuai (N:1) dengan jumlah parameter yang

digunakan sebanyak 13, maka untuk mengetahui nilai tertinggi dan terendah

didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:

S1 ( 4 x 13 = 52)

S2 ( 3 x 13 = 39)

S3 ( 2 x 13 = 26)

N ( 1 x 13 = 13)

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dilihat untuk nilai tertinggi yaitu 52 dan

nilai terendah yaitu 13. Selanjutnya untuk menentukan kelas kesesuaian lahan

untuk tanaman ubi kayu diperoleh dari :

(46)

26

Keterangan:

= lebar kelas interval

R = jarak interval (skor tertinggi- skor terendah)

N = jumlah kelas.

Dengan perhitungan diperoleh sebagai berikut:

=

52 13

4

= 9, 75 / 10

Berdasarkan penerapan rumus diatas, kemudian ditentukan kelas kesesuaian

lahan, dalam hal ini tingkat kesesuaian lahan yang dikehendaki adalah 10 kelas

interval. Setelah diperoleh lebar interval, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan

untuk tanaman ubi kayu seperti pada Tabel kesesuaian lahan untuk tanaman ubi

[image:46.595.112.510.443.516.2]

kayu berikut.

Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu.

Kelas Satuan Lahan Jumlah Harkat Kesesuaian Lahan

I 4657 Sangat sesuai (S1)

II 3545 Cukup sesuai (S2)

III 2434 Sesuai marginal (S3)

IV 1323 Tidak sesuai (N)

(47)

27

I. Bagan Alur Penelitian

Tingkat kesesuaian lahan di setiap satuan lahan untuk membuat peta satuan lahan

tentatif yang diperoleh dari hasiloverlay peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, dan peta bentuk lahan dengan skala 1: 50.000 untuk

menentukan sampel setelah itu dilakukukan pencocokkan antara data karakteristik Peta Jenis Tanah

Skala 1: 50.000 Peta Penggunaan

Lahan Skala 1: 50.000

Peta Lereng Skala 1: 50.000

Peta Bentuk Lahan Skala 1: 50.000

Peta Satuan Lahan Tentatif Skala 1: 50.000

Peta Satuan Lahan Skala 1 : 50.000

Kerja Lapangan

Data & Skoring

Peta Kesesuaian Lahan Skala 1 : 50.000

(48)

28

lahan hasil pengamatan dan pengukuran fisik lapangan maupun analisis

laboratorium dengan persyaratan tumbuh tanaman ubi kayu yang diperuntukkan

dalam penelitian ini mengacu pada pedoman klasifikasi kesesuian lahan untuk

tanaman ubi kayu. Hasil analisis contoh tanah secara laboratorium dan seluruh

data yaitu data lapangan, data sekunder, dan data lainnya dilakukan scoring.

Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu didapatkan dari penyesuaian

kriteria syarat tumbuh tanaman ubikayu dengan hasil analisis data lapangan, data

laboratoratorium, dan data sekunder lainnya. Evaluasi kesesuaian lahan dalam

penelitian ini dibuat dalam kategori kelas kesesuaian lahan. Untuk kelas

kesesuaian lahan adalah semua karateristik lahan dari setiap satuan lahan diuji

dengan kriteria S1, apabila tidak memenuhi persyaratan, maka diuji dengan

kriteria S2, dan seterusnya hingga ditemukan kelas kesesuaian lahannya.

Berdasarkan analisis tersebut dapat diidentifikasi kelas kesesuaian lahan untuk

tanaman ubi kayu. Kemudian dilanjutkan membuat peta kesesuaian lahan dengan

(49)

77

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitian,

analisis,danpembahasanmengenaitingkatkesesuaianlahanuntuktanamanubikayu di

KecamatanPringsewuKabupatenPringsewudenganberdasarkanpadatujuan,

danmetodepenelitian,

makadapatdisimpulkanbahwatingkatkesesuaianlahanuntuktanamanuikayu di

daerahpenelitiantermasukdalamkelasSangatsesuai (S1) denganluasan 1.193,09 ha

(22,34%) danCukupsesuai (S2) denganluasan 4.135,19 ha (77,66%)

denganfaktorpembatasutamayaitu media perakaran (kedalamantanahefektif)

danpenyiapanlahan.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitianmengenaievaluasikesesuaianlahanuntuktanamanubikay

u di KecamatanPringsewuKabupatenPringsewu, saran yang

dapatdikemukakanadalahsebagaiberikut:

1. Pemanfaatanlahanpertanianuntuktanamanubikayu di

daerahpenelitianhendaknyamemperhatikanaspekkesesuaianlahan agar

(50)

78

2. Denganmeningkatkankesuburantanahdilahan yang

ditanamitanamanubikayudiharapkanproduktivitasubikayudapatlebihditingkatk

(51)

66

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2013. Pringsewu Dalam Angka. BPS Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.

Eva Banowati dan Sriyanto. 2011. Geografi Pertanian. CV. Sanggar Krida Adiatama. Semarang.

Hary Chirstady H. 2006. Penganganan Tanah Longsor dan Erosi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

I Gede Sugiyanta. 2007. Geografi Tanah. Pendidikan Geografi Universitas Lampung. Bandar Lampung.

I Gede Sugiyanta. 2003. Geomorfologi II. Pendidikan Geografi Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Irma Lusi. 2005. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Nilam Di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta (Tesis). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Jamulya dan Yunianto, T. 1994. Kursus Evaluasi Lahan Angkatan IV:ESL untuk Pertanian.Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Lutfi Rayes. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Andi Offset. Yogyakarta.

Moh. Pabundu Tika. 2005.Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Prapto Suharsono. 1985. Identifikasi Bentuk Lahan dan Interpretasi Citra Untuk

Geomorfologi.(Bahan Ajar).Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

(52)

67

Subarjo. 2006. Meteorologi dan Klimatologi. (Buku Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Su Ritohardoyo. 2013.Penggunaan dan Tata Guna Lahan.Ombak. Yogyakarta. Vincent E. Rubatzky dan Mas Yamaguchi. Sayuran Dunia 1. Institut Teknologi

Gambar

Tabel 1. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kabupaten Pringsewu Tahun 2013-
Tabel 2. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kecamatan Pringsewu Tahun 2013-
Tabel 4. Penentuan sampel
Tabel  5. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu
+3

Referensi

Dokumen terkait

lintasan kabel-kabel yang menghubungkan aliran listrik monitor komputer supervisor pekerjaan belum tertata dengan baik. Selain itu motivasi karyawan PT. Jakarta

Pelaksanaan Perkuliahaan Semester Genap TA 2014/2015 di Fakultas Teknik UNSRI Kampus lnderalaya yang berlangsung mulai tanggal 12 Januari 2015 Sampai Dengan 24

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Secara sederhana dipahami sistem ini terdiri dari kumpulan aplikasi – aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan pendidikan jarak jauh

[r]

Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat menambah pemahaman dalam memperkaya pengetahuan yang berhubungan tentang sejauh mana pengaruh profitabilitas,

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perceraian terhadap personil Polisi di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda

Thomas 2 Medan – Sumatera Utara 2008 – 2011. Universitas Universitas Sumatera Utara 2011 –