ABSTRACT
THE EVALUATION OF LAND SUITABILITY FOR CASSAVA PLANTS IN PRINGSEWU SUBDISTRICT PRINGSEWU REGENCY
By Hesti Apala
The research was aimed to investigate about the evaluation of land suitability for cassava plants in Pringsewu Subdistrict Pringsewu Regency.
The research used survey method with the land unit as the unit of analysis. In this research, the land units retrieved from the overlapping between the land use map, soil map, slope map, and landform map. The population consist of 125 land units, sample taken 25% from the population which are 30 land units spreading in Pringsewu Subdistrict. Data collecting technique used documentation, observation, and laboratory analysis. Data analysis used scoring technique with adjust of parameter and suitability land class until obtained suitability land map form cassava plants.
The result of this research showed: the level suitability land for cassava plants in the research area include in highly suitable (S1) with 1.193,09 ha (22,34%) and moderately suitable (S2) with 4.135,19 ha (77,66%) extents with main limit factor that is rooting media (effectiveness soil depth) and the preparation of land.
ABSTRAK
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh Hesti Apala
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan satuan lahan sebagai unit satuan analisisnya. Dalam penelitian ini satuan lahan diperoleh dari hasil tumpang susun antara peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, dan peta bentuk lahan. Populasi terdiri dari 125 satuan lahan sampel diambil 25 % dari populasi yaitu sebanyak 30 satuan lahan yang tersebar di wilayah Kecamatan Pringsewu. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, observasi, dan analisis laboratorium. Teknik analisis data untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan menggunakan teknik skoring dengan mencocokkan parameter dan kelas kesesuaian lahan sehingga didapatkan Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman ubi kayu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu di daerah penelitian termasuk dalam kelas Sangat sesuai (S1) dengan luasan 1.193,09 ha (22,34%) dan Cukup sesuai (S2) dengan luasan 4.135,19 ha (77,66%) dengan faktor pembatas utama yaitu media perakaran (kedalaman tanah efektif) dan penyiapan lahan.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DIKECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh Hesti Apala
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN UBI KAYU DI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh Hesti Apala
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xvi DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Gambaran Pengamatan Kuantitatif terhadap Persentase
Hamparan Batuan……….... 24
Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2015... 31
Gambar 3. Diagram Batas-Batas Nilai Q Curah Hujan di Kecamatan Pringsewu Menurut Schmidt - Ferguson (Subarjo, 2004 : 56) 35 Gambar 4. Peta Kemiringan Lereng ... 37
Gambar 5. Peta Jenis Tanah ... 39
Gambar 6. Peta Penggunaan Lahan ... 40
Gambar 7. Peta Geologi ... 43
Gambar 8. Penggunaaan lahan perkebunan (PK) pada ketinggian lereng 0-8% (I), jenis tanah Gleisol Eutrik (Ge) dengan bentuk lahan Aluvial (A1)... 49
Gambar 9. Penggunaaan lahan pertanian (PT) pada ketinggian lereng 0-8% (I), jenis tanah Aluvial Hidrik (Ah) dengan bentuk lahan Aluvial (A1)... 49
Gambar 10. Penggunaaan lahan Hutan (H) pada ketinggian lereng 0-8% (I), jenis tanah Pedsolik Kandik (Pk) dengan bentuk lahan Dataran Tuff Masam (Tf.M)... 50
Gambar 11. Penggunaan lahan Permukiman (PM) pada kemiringan lereng 15-25%, jenis tanah Kambisol Distrik (Kd) dengan bentuk lahan Perbukitan (T12)……… 50
Gambar 12. Peta Satuan Lahan ... 52
xvii
Gambar 14. Salah satu lapisan tanah di satuan lahan TL-I-Ge-A1 yang
ada di wilayah Kecamatan Pringsewu... 57 Gambar 15. Pengambilan sampel tanah menggunakan bor tanah pada
Satuan lahan PT-I-Pk.Tf.M ... 58 Gambar 16. Gambaran Pengamatan Kuantitatif terhadap Persentase
Hamparan Batuan……….... 60
Gambar 17. Peta Kesesuaian Lahan... 63 Gambar 18. Pencatatan hasil pengamatan dilapangan pada satuan lahan
PT-I-Pk.Tf.M... 73 Gambar 19. Peralatan yang digunakan pada saat pengambilan data
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data Lapangan di Kecamatan Pringsewu ... 68
Lampiran 2. Hasil Analisis Laboratorium... 70
Lampiran 3. Data Curah Hujan Stasiun Gadingrejo di Kecamatan Pringsewu Tahun 2014-2015 ... 71
Lampiran 4. Hasil Skoring Kesesuaian Lahan untuk Tanamana Ubi Kayu .... 72
Lampiran 5. Foto Penelitian... 73
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kabupaten Pringsewu ... 2
Tabel 2. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kecamatan Pringsewu... 3
Tabel 3. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu ... 13
Tabel 4. Penentuan Sampel ... 20
Tabel 5. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu ... 21
Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu ... 26
Tabel 7. Luas Kecamatan Pringsewu Menurut Pekon/Kelurahan ... 30
Tabel 8. Data Curah Hujan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2014-2015... 33
Tabel 9. Penggolongan Tipe Iklim Menurut Sistem Schmidt Ferguson ... 34
Tabel 10. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 35
Tabel 11. Kemiringan Lereng di Kecamatan Pringsewu... 36
Tabel 12. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pringsewu Kab. Pringsewu ... 38
Tabel 13. Jumlah Penduduk Kecamatan Pringsewu Tahun 2014... 44
Tabel 14. Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Pringsewu Tahun 2014... 46
MOTO
Takadausahaseseorang yang lebihbaikdariapa yang dikerjakannyasendiri . (HR. IbnuMajah)
Bersikaplahkukuhsepertibatukarang yang tidakputus-putusnyadipukulombak. Iatidaksajatetapberdirikukuh,
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hesti Apala
NPM : 1113034036
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Pendidikan IPS
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar dalam kesejanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu oleh naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Desember 2015
Yang Menyatakan
PERSEMBAHAN
Dengan Mengucapkan Alhamdulillah Hirobbil alamin
Sembah sujud serta rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya karya sederhana
ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Ibu dan Akan (Ayah) tercinta, sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, cinta, kasih, dan doa yang tiada
mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Untuk Ibu dan Akan yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakan, selalu menasehati menjadi lebih baik.
Terimakasih Ibu Terimakasih Akan
Abang dan adikku (Peralapal Wahid Satria, SE dan Adyatma Ivander R) tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian. Terima kasih atas doa dan bantuan kalian yang selama ini
telah menjadi penyemangat, memberikan senyum, kebahagian, keceriaan dan selalu mendukungku, hanya karya sederhana ini
yang dapat aku persembahkan kepada kalian
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan dengan rasa cinta dan kasih sayang, buah
hati dari pasangan Bapak Hasnurrahim, S.Pd, dan Ibu
Maryati, BBA. Penulis lahir di Pringsewu, 18 Oktober
1993.Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman
Kanak-Kanak (TK) ABA I Pringsewu pada tahun 1999.Pendidikan
Dasar di SD Negeri 1 Pringsewu, pada tahun 2005, Pendidikan Menengah
Pertama di SMP Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2008, dan Pendidikan Menengah
Atas di SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis
diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, S1 Pendidikan Geografi
x
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dalam penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. I
Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I serta selaku Pembimbing
Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,
memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini. Ibu Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si., selaku Dosen
Pembimbing II, dan Bapak Drs. Rosana, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian,
motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang
telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Abdurahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
xi
3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan
dan Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.
4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah
diberikan.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh staff dan karyawan Kantor BAPPEDA Kabupaten Pringsewu yang
telah memberikan bantuan serta kerjasamanya atas tersusunnya skripsi ini.
8. Seluruh staff dan karyawan Kantor Kecamatan Pringsewu Kabupaten
Pringsewu yang telah memberikan bantuan serta kerjasamanya atas
tersusunnya skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu tercinta, Hasnurrahim, S.Pd. dan Maryati, BBA. Abang dan
Adikku, Peralapal Wahid Satria, SE., dan Adyatma Ivander R yang tak henti
menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta menantikan
xii
10. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2011 di Program Studi S1 Pendidikan
Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya menuntut ilmu dan
menggapai impian.
11. Teman- teman seperjuangan KKN-KT dan PPL Pekon Karang Brak
Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus atas kerjasama dan
kebersamaannya.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis,
xiii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Pengertian Lahan... 7
2. Kualitas dan Karakteristik Lahan... 8
3. Evaluasi Lahan ... 9
4. Satuan Lahan ... 11
5. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu ... 12
B. Kerangka Pikir ... 15
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 17
B. Waktu dan tempat Penelitian ... 17
C. Bahan dan Alat Penelitian... 17
D. Objek Penelitian ... 19
E. Populasi dan Sampel ... 19
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 20
G. Teknik Pengumpulan Data... 22
H. Teknik Analisis Data... 25
xiv IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 29
1. Letak Astronomis, Letak Administratif dan Luas Wilayah ... 29
2. Keadaan Fisik Daerah Penelitian ... 32
3. Keadaan penduduk daerah penelitian... 42
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 47
1. Satuan Lahan Daerah Penelitian dan Karateristiknya ... 47
2. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu dan Faktor Pembatas ... 61
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65
B. Saran... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ubi kayu (Manihot esculenta crant) merupakan salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia ubi kayu
merupakan makanan pokok ke tiga setelah padi dan jagung sedangkan untuk
konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara- negara tropis, tiap tahun
diproduksi sekitar 300 juta ton ubi kayu. Ubi kayu selain sebagai bahan pangan
utama juga banyak digunakan untuk bahan baku lainnya.
Berdasarkan data BPS tahun 2014, produksi ubi kayu nasional sekitar 24,55 juta
ton per tahun dan Provinsi Lampung merupakan sentra penghasil ubi kayu
terbesar di Indonesia dengan luas areal 372.858 ha, menghasilkan produksi
9.725.345 ton ubi kayu per tahun. Potensi ubi kayu di Lampung sangat besar,
terutama di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur dan Tulang Bawang
dengan rata- rata produksi 100.000-300.000 ton ubi kayu pada tahun 2014. Selain
luas areal perkebunannya, juga banyak petaninya yang menanam ubi kayu dengan
skala kecil yang juga pada akhirnya dijual untuk bahan baku industri makanan.
Besarnya hasil produksi dari ketiga kabupaten tersebut sangat berbanding terbalik
dengan Kabupaten Pringsewu yang hanya menghasilkan sekitar 900 ton ubi kayu
2
pertanian yang tidak jauh berbeda dengan kabupaten- kabupaten lainnya, tetapi
dua tahun terakhir belakangan ini, Kabupaten Pringsewu mengalami penurunan
luas tanam dan hasil produksi ubi kayu sebanyak 50 % yaitu dari 4 ha menjadi 2
ha dan untuk hasil produksi dari 39 ton menjadi 20 ton. Perkembangan luas tanam
ubi kayu dan produksi ubi kayu Kabupaten Pringsewu dari tahun 2013-2014 dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kabupaten Pringsewu Tahun 2013-2014.
No Kecamatan Luas Tanam ( ha) Produksi ( ton)
2013 2014 2013 2014
1 Adiluwih 750 1200 14790 5916
2 Ambarawa 3 7 20 59
3 Banyumas 45 50 789 296
4 Gading Rejo 28 17 710 394
5 Pagelaran 53 36 - 887
6 Pagelaran Utara - 24 -
-7 Pardasuka 8 27 99 59
8 Pringsewu 4 2 39 20
9 Sukaharjo 50 170 592 1597
Jumlah 941 1533 17039 9228
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu Tahun 2014
Dilihat dari data tersebut secara keseluruhan untuk luas tanam ubi kayu di
Kabupaten Pringsewu mengalami peningkatan, namun jika dilihat lagi secara rinci
ada beberapa kecamatan mengalami penurunan khususnya Kecamatan Pringsewu
yang merupakan wilayah penelitian yang jika dilihat pada tahun 2013 dengan luas
tanam 4 ha menghasilkan 39 ton ubi kayu sedangkan pada tahun 2014 mengalami
penurunan dengan luas tanam 2 ha dan menghasilkan 20 ton. Hal ini disebabkan
karena Kecamatan Pringsewu merupakan ibu kota kabupaten, dimana
lahan-lahan produktif untuk pertanian termasuk didalamnya untuk pertanian ubi kayu
beralih fungsi menjadi perkembangan pusat pemerintahan, pemukiman, dan
3
Pringsewu menjadi sempit. Tidak stabilnya hasil produksi ubi kayu di Kecamatan
Pringsewu diakibatkan karena tidak meratanya sebaran luas tanam, berikut data
luas tanam dan hasil produksi di Kecamatan Pringsewu secara rinci dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Luas Tanam dan Produksi Ubi Kayu Kecamatan Pringsewu Tahun 2013-2014
No Pekon/Kelurahan Luas Tanam ( ha) Produksi ( ton)
2013 2014 2013 2014
1 Margakaya - - -
-2 Waluyojati - - -
-3 Pajaresuk - - -
-4 Sidoharjo - - -
-5 Podomoro 1 - 9,75
-6 Bumiarum 2 1 19,5 10
7 Fajar Agung - - -
-8 Rejo Sari - - -
-9 Pringsewu Utara - -
-10 Pringsewu Selatan - - -
-11 Pringsewu Barat - -
-12 Pringsewu Timur - -
-13 Bumi Ayu 1 1 9,75 10
14 Fajar Agung Barat - - -
-15 Podosari - - -
-Jumlah 4 2 39,00 20
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu Tahun 2014
Dengan mengetahui data yang ada sebaran untuk tanaman ubi kayu di Kecamatan
Pringsewu yang tidak merata, tanaman ubi kayu hanya ada di tiga pekon dari 15
pekon/ kelurahan yang ada yaitu pekon Podomoro, Bumi Ayu, dan Bumiarum.
Pada tahun 2013-2014 luas tanam ubi kayu mengalami penurunan dari 4 ha
menjadi 2 ha, padahal budidaya tanaman ubi kayu sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan budidaya tanaman lain, yaitu membutuhkan kondisi lahan yang sesuai
untuk pertumbuhannya khususnya mencakup kandungan unsur hara, sifat fisik
4
Pringsewu ubi kayu sangat menjanjikan karena diwilayah ini merupakan salah
satu sentra produksi kelanting yang pada dasarnya bahan baku berasal dari ubi
kayu.
Kesesuaian lahan adalah gambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu
penggunaan lahan tertentu. Kesesuaian lahan merupakan bagian dari evaluasi
lahan. Evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe
penggunaan lahan yang akan diterapkan dengan sifat- sifat atau kualitas lahan
yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan (Sarwono dan Widiatmika, 2007).
Evaluasi kesesuaian lahan pada hakikatnya berhubungan dengan evaluasi untuk
satu penggunaan lahan tanaman ubi kayu.
Tanaman ubi kayu di Kecamatan Pringsewu di lahan yang luasnya terbatas dan
belum diusahakan secara optimal. Hal ini karena masih terbatasnya informasi
tentang potensi sumberdaya lahan. Untuk itu perlu dilaksanakan penelitian tentang
evaluasi kesesuaian lahan yang hasilnya diharapkan dapat sebagai dasar untuk
menentukan lahan mana yang sesuai atau tidak sesuai untuk tanaman ubi kayu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu di wilayah
Kecamatan Pringsewu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk
5
D. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program
Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada
mata pelajaran Geografi di SMA kelas XII program IPS semester 1 pada pokok
bahasan Peta dan Pemetaan.
3. Sebagai bahan informasi bagi pengambil keputusan dalam penentuan tanaman
ubi kayu yang sesuai di wilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup objek penelitian adalah satuan lahan di wilayah Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
2. Ruang lingkup tempat penelitian adalah wilayah Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu.
3. Ruang lingkup waktu penelitian: Tahun 2015.
4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Pertanian dan Georafi
Tanah. Menurut Singh dan Dhilon dalam Banowati dan Sriyanto (2011: 4)
Geografi Pertanian merupakan deskripsi tentang seni mengolah tanah dalam
skala luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia. Objek
atau tujuan geografi pertanian itu sendiri merupakan, keunikan dan sebaran
pertanian di muka bumi dan fungsinya, tingkat perbedaan antara wilayah,
identifikasi wilayah yang produktivitas pertaniannya lemah dan mengungkap
6
Tanah menurut Tejouwoyono dalam I Gede Sugiyanta (2007: 4) medefinisikan
geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari agihan jenis tanah di muka
7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Lahan
Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu
adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi, atmosfir, tanah, hidrologi dan
penggunaan lahan (Karmono dalam I Gede Sugiyanta 2006:72). Lahan merupakan
bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/ relief, tanah, hidrologi, dan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya mempengaruhi potensi penggunaannya ( FAO,1976).
Menurut Sitanala dalam I Gede Sugiyanta (2003:8) lahan dapat diartikan sebagai
lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda
yang ada di atasnya, sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan,
termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang.
Lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Lahan juga memiliki
unsur-unsur yang dapat diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah,
kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, drainase tanah,
serta jenis vegetasinya. Dalam lahan terbayang apa yang terkandung di dalamnya
8
dari lingkungan fisis dan biotik terhadap kehidupan manusia. Vink dalam
Ritoharjoyo (2013:11) mengemukakan bahwa,
“Lahan yaitu sebagai suatu wilayah tertentu di atas permukaan bumi, khususnya meliputi sebuah benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat menetap atau berpindah berada di atas wilayah tersebut mencakup tanah, batuan (bahan) induk, topografi, air, tumbuh- tumbuhan dan binatang, dan berbagai akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun sekarang, yang semuanya memillih pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan oleh manusia, pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.”
Berdasarkan pengertian tersebut, maka konsep lahan yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pengertian FAO (1976) yang menyatakan bahwa
lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi bahkan
keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan terutama bagi pertumbuhan tanaman ubi kayu.
2. Kualitas dan Karateristik Lahan
Kualitas lahan adalah sifat- sifat atau attribute yang bersifat kompleks dari satu bidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan (performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu. Kualitas lahan ada
yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung dilapangan, tetapi pada
umumnya ditetapkan dari pengertian karateristik lahan (FAO, 1976). Karateristik
lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diduga (FAO, 1976).
Kualitas lahan kemungkinan berperan positif atau negatif terhadap penggunaan
lahan tergantung dari sifat- sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif adalah
sifat yang menguntungkan bagi suatu penggunaan lahan. Sebaliknya kualitas
9
kendala) terhadap penggunaan tertentu, sehingga merupakan faktor penghambat
atau pembatas.
Setiap satuan peta lahan yang dihasilkan dari kegiatan survey dan pemetaan
sumber daya lahan, karateristiknya dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan
fisik lingkungan dan tanahnya. Selain itu, setiap karaterisktik lahan yang
digunakan secara langsung dalam evaluasi lahan, biasanya saling berinteraksi satu
sama lainnya. Oleh karena itu dalam melakukan interpretasi perlu
dipertimbangkan atau diperbandingkan antara lahan (kualitas lahan) dengan
penggunaannya. Misalnya ketersedian air sebagai kualitas lahan di daerah lahan
kering, ditentukan oleh curah hujan rata- rata tahunan dan jumlah bulan kering,
tetapi air yang dapat diserap tanaman tergantung pula pada kualitas lahan lainnya,
seperti kondisi media perakaran. Macam dan jumlah kualitas lahan dan
karateristik lahan dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan skala dan tujuan
evaluasi serta kondisi lahan di daerah yang dievaluasi.
3. Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan potensi sumber daya lahan
untuk berbagai penggunaan (Lutfi Rayes, 2006:148). Sarwono dan Widiatmaka
(2007:15) menyatakan bahwa evaluasi lahan merupakan bagian dari proses
perencanaan tata guna lahan dimana dari evaluasi lahan adalah membandingkan
persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan,
dengan sifat- sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan
10
Tujuan evaluasi lahan adalah menentukan nilai suatu lahan untuk tujuan tertentu.
Menurut FAO (1976), dalam evaluasi lahan perlu juga memperhatikan aspek
ekonomi, sosial, serta lingkungan yang berkaitan dengan perencanaan tataguna
lahan. Selain itu, Lutfi Rayes (2006:150) mengatakan bahwa tujuan utama
evaluasi lahan adalah menyeleksi penggunaan lahan yang optimal untuk
masing-masing satuan lahan tertentu dengan mempertimbangkan faktor fisik dan sosial
ekonomi serta konservasi sumber daya lingkungan untuk penggunaan yang lestari.
Kerangka dasar evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan yang
diperlukan suatu penggunaan lahan tertentu, dengan sifat kualitas lahan yang
bersangkutan. Pada dasarnya evaluasi lahan membutuhkan informasi yang
mencakup tiga aspek utama, yaitu: lahan, penggunaan lahan, dan aspek ekonomi.
Hasil dari evaluasi lahan harus mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana
pengelolaan lahan saat sekarang dan apa yang mungkin dilakukan dalam tindakan
pengelolaan lahan tersebut. Evaluasi lahan juga memperkenalkan teknik budi daya
yang baru atau menata ulang sistem pertanian yang telah ada memerlukan
perencanaan yang serius dibidang sumber daya lahan.
Evaluasi lahan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji
penggunaan lahan bagi tanaman ubi kayu, dengan melakukan pembandingan
antara kualitas lahan dengan parameter kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi
kayu. Evaluasi lahan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan
11
4. Satuan Lahan
Satuan lahan adalah suatu areal dari lahan yang dapat dibedakan pada peta dan
mempunyai kekhususan pada sifat- sifat lahan atau kualitas lahan (FAO, 1976).
Satuan lahan digunakan sebagai satuan pemetaaan terkecil dalam membuat peta
kesesuaian lahan. Dalam satuan lahan terdapat pendekatan lahan yang merupakan
salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk klasifikasi lahan menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil, karena pendekatan tersebut pada dasarnya adalah
menentukan dan memberi batas satuan lahan yang penting langsung di lapangan
atau dengan bantuan foto udara dan melekatkan semua informasi tentang
karakteristik lahan pada unit yang diambil sebagai dasar evaluasi (Malingreau dan
Mangunsukardjo, 1978).
Pendekatan dengan satuan lahan ada dua langkah, yang pertama deliniasi
sistem-sistem lahan yang berupa satuan lahan yang luas dari bentang darat yang terutama
dikenai berdasarkan atas genesis (sejarah terjadinya), kedua memasukkan atau
mengikatkan semua data yang diperoleh satuan-satuan lahan yaitu suatu area
lahan yang digunakan untuk tujuan praktis, mempunyai karateristik yang
dianggap seragam untuk tipe penggunaan lahan yang diusulkan. Cara yang
digunakan untuk deliniasi satuan lahan adalah dengan teknik tumpang susun
(overlay) dari peta-peta yang digunakan dalam penelitian. Dengan teknik tumpang susun itulah akan diperoleh satuan lahan yang mempunyai sifat relatif seragam.
Lahan yang dianggap mempunyai sifat seragam tersebut secara tidak langsung
dapat menggambarkan kualitas satuan lahan itu sendiri.
Pendekatan satuan lahan dalam penelitian ini digunakan untuk mengkaji kualitas
12
digunakan sebagai dasar evaluasi produktivitas tanaman ubi kayu. Atas dasar
itulah penelitian ini menggunakan satuan lahan sebagai dasar evaluasi
produktivitas tanaman ubi kayu. Disamping itu sehubungan dengan karateristik
lahan yang telah dijelaskan di atas, maka satuan lahan juga digunakan sebagai
dasar dalam membuat peta kesesuaian lahan untuk daerah Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu.
5. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Ubi Kayu
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu (Sitorus, 1985). Kelas kesesuaian lahan suatu kawasan dapat
berbeda- beda, tergantung pada penggunaan lahan yang dikehendaki. Klasifikasi
kesesuaian lahan menyangkut perbandingan (matching) antara kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan. Kesesuaian lahan terbagi
menjadi dua yaitu, kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan potensial (Lutfi
Rayes, 2006:183).
Kesesuaian lahan aktual merupakan kesesuaian lahan menurut kondisi yang ada
saat ini atau kondisi lahan sekarang, belum mempertimbangkan masukan yang
diperlukan untuk mengatasi faktor pembatas yang ada. Faktor pembatas tersebut
ada yang bersifat permanen dan tidak memungkinkan atau tidak ekonomis untuk
diperbaiki, serta ada faktor pembatas yang dapat diatasi atau diperbaiki dan secara
ekonomis masih menguntungkan. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan
keadaan lahan yang dicapai apabila dilakukan harus sejalan dengan tingkat
penilaian kesesuaian lahan yang akan dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya perlu
dirinci faktor-faktor ekonomi yang disertakan dalam menduga biaya yang
diperlukan untuk perbaikan-perbaikan tersebut. Penilaian kesesuaian lahan dapat
13
kualitas lahan dan karateristik lahan sebagai parameter dengan kriteria kelas
kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan lahan
atau persyaratan tumbuh tanaman.
Tabel 3. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu.
PERSYARATAN PENGGUNANAN/ KARATERISITIK
LAHAN
KESESUAIAN LAHAN
S1 S2 S3 N
Temperatur (oC) 22-28 20-22
28-30
18-20 30-35
<18 >35 Ketersedian air ( wa)
Curah Hujan ( mm)
Lama bulan kering (bln)
1000-2000 3,5- 5 600-1000 2000- 3000 5- 6 500- 600 3000- 5000 6- 7 <500 >5000 >7 Ketersediaan oksigen (oa)
Drainase Baik sampai
agak terhambat
Agak cepat Terhambat Sangat
terhambat cepat Media perakaran ( rc)
Tekstur
Kedalaman tanah efektif ( cm)
Ketebalan ( cm)
ah, s >100 <60 h, ak 75- 100 60- 140 sh 50- 75 140- 200 k <50 >200
Retensi hara ( nr) KTK liat (cmol) pH H2O
C- organik ( %)
>16 5,2–7,0
>0,8 <16 4,8- 5,2 7,0- 7,6 <0,8 -<4,8 >7,6
-Lereng ( %) <8 8- 16 16- 30 >30
Penyiapan Lahan ( lp) Batuan dipermukaan ( %) Singkapan batuan ( %)
<5 <5 5- 15 5- 15 15- 40 15- 25 >40 >25
Sumber: Djaenuddin dkk. (2000)
Keterangan: ah (agak halus); s (sedang); h (halus); ak (agak kasar); sh (sangat halus); k (kasar).
Kesesuaian lahan yang dinilai dalam penelitian ini adalah kesesuaian lahan pada
saat sekarang untuk tanaman ubi kayu. Kesesuaian lahan ini diperoleh dengan
membandingkan antara kualitas lahan dari setiap satuan lahan dengan persyaratan
14
penelitian ini dilakukan sampai pada kategori tingkat kelas. Kategori kelas
pengujiannya adalah semua kualitas lahan dari setiap satuan lahan diuji dengan
kriteria S1, apabila tidak memenuhi syarat S1 diuji dengan kriteria S2, dan
seterusnya sehingga didapatkan kesesuaian lahan menurut satuan tersebut.
Struktur klasifikasi kesesuaian lahan, menurut kerangka kerja FAO (1976), terdiri
atas empat kategori, yaitu:
a. Kesesuaian lahan pada tingkat ordo menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum.dikenal dua ordo yaitu:
1) Ordo S : Sesuai (Suitable)
Lahan yang termasuk dalam ordo ini dapat digunakan untuk penggunaan lahan tertentu ssecara lestarai, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber saya lahannya.
2) Ordo N : Tidak Sesuai ( Not Suitable)
Lahan yang termasuk dalam ordo ini mempunyai pembatas demikian rupa sehingga mencegah penggunaan secara lesatari untuk suatu tujuan yang direncanakan.
b. Kesesuaian pada Tingkat Kelas
Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari Ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian dari suatu ordo. Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka (nomor urut) yang ditulis dibelakang simbol ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan kelas yang menurun dalam suatu ordo. Pembagian kelas- kelas tersebut adalah sebgai berikut:
1) Kelas S1 : Sangat Sesuai (Highly Suitable)
Lahan tidakk mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak bearti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidk menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.
2) Kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderately Suitable)
Lahan mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.
3) Kelas S3: Sesuai Marginal (Margially Suitable)
Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan. 4) Kelas N1 : Tidak Sesuai Saat Ini (Curerently not Suitable)
Lahan mempunyai pembatas yang lebih erat, tapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan ssekarang ini dengan biaya yang rasional.
15
Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
c. Kesesuaian lahan pada tingkat sub kelas meningkatkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan dalam masing- masing kelas. Setiap kelas dapat terdiri dari satu atau lebih sub kelas, tergantung dari jenis pembatas yang ada. Jenis pembatas yang ada ditujukan dengan simbol huruf kecil yang ditempatkan setelah simbol kelas.
d. Kesesuaian lahan pada tingkat unit menunjukkan perbedaan- perbedaan besarnya faktor penghambat yang berpengaruh dalampengelolaan sub kelas. Pemberian simbol dalam tingkat unit dilakukan dengan penamban angka-angka yang dipisahkann oleh strip dari simbol subkelas.
Kesesuian lahan yang dinilai dalam penelitian ini adalah kesesuaian lahan pada
saat sekarang untuk tanaman ubi kayu. Kesesuaian lahan ini diperoleh dengan
membandingkan antar kualitas lahan dari setiap satuan lahan dengan persyaratan
kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu.
B. Kerangka Pikir
Evaluasi lahan adalah suatu penelitian terhadap karateristik suatu lahan untuk
mengetahui potensi lahan tersebut, sehingga penggunaan lahan tersebut dapat
maksimal. Tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang akan dikaji dan dievaluasi
dalam penelitian ini dilihat dari segi kesesuaiannya. Hasil produksi ubi kayu yang
masih dibawah rata- rata produksi nasional menyebabkan perlu diadakannya
evaluasi lahan agar mengetahui tingkat kesesuaian lahannya terhadap tanaman ubi
kayu yang ada di wilayah Kecamatan Pringsewu.
Dalam kegiatan evaluasi lahan selalu memperhatikan kualitas dan karateristik
lahan. Kualitas dan karateristik lahan digunakan untuk menentukan kelas
kesesuaian lahan yang dikaitkan dengan syarat tumbuh tanam ubi kayu. Dengan
16
dapat diketahui lahan tersebut sesuai atau tidak sesesuai sebagai media tanam ubi
kayu.
Dalam penelitian ini satuan lahan merupakan satuan analisis yang digunakan
untuk mengetahui kualitas dan kesesuaian lahan. Hasil akhir dari penelitian ini
adalah kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu, sehingga dapat diketahui
17
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei. Menurut Moh. Pabundu Tika ( 2005:6) survei merupakan suatu metode
penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa
variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan
melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat
menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan di
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.
C. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data spasial berupa peta administratif Kecamatan Pringsewu, peta kemiringan
lereng, peta bentuk lahan serta peta curah hujan, selain itu digunakan pula peta
penggunaan lahan dengan skala 1: 50.000 Kecamatan Pringsewu yang
18
b. Data atribut berupa data luas tanam dan luas panen ubi kayu serta hasil produksi
ubi kayu.
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Perangkat keras(Hardware)
1. Intel Atom 1,66 Ghz, 2 GB RAM, dan 320 GB HDD, merupakan alat yang digunakan untuk menjalankan program, pemrosesan data, dan
penyimpanan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Printer, merupakan alat untuk mencetak peta, laporan, serta hasil pengolahan data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak
yang berbasis SIG, yaitusoftware ArcView GIS.
c. Alat lapangan yang digunakan terdiri atas:
1) GPS (Global Positioning System),GPS dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat dari objek penelitian. Titik koordinat ini sangat
penting dalam proses pengolahan petadigital.
2) Kamera, digunakan untuk mengambil gambar objek penelitian di lapangan
yang sesuai dengan sasaran penelitian.
3) Bor tanah, untuk mengetahui kedalaman tanah efektif, uji tekstur tanah di
lapangan dan pengambilan contoh tanah.
4) Abney level (untuk mengetahui kemiringan lereng), Termometer (untuk mengetahui suhu udara), dan pH meter (untuk mengetahui pH tanah).
19
6) Meteran, untuk mengukur kedalaman tanah.
7) Buku catatan dan alat tulis.
d. Alat Laboratorium yang digunakan terdiri atas: 1) Peralatan untuk analisis tekstur tanah.
2) Peralatan analisis sifat- sifat fisik dan kimia tanah.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran yang akan dikaji dalam suatu penelitian.
Objek penelitian merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2010:117)
mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Objek dalam penelitian
ini adalah satuan lahan wilayah di Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah satuan lahan yang tersebar di lokasi
penelitian yaitu sebanyak 125 satuan lahan yang dapat dilihat pada Gambar 12.
Berdasarkan satuan lahan yang ada, selanjutnya menentukan sampel. Pengambilan
sampel pada penelitian ini sebanyak 25% dari satuan lahan yang ada dan dapat
20
Tabel 4. Penentuan sampel
No Satuan lahan Populasi Sampel
(25%)
1 H-I-Ah-A1 3 1
2 H-I-Ge.A1 1 1
3 H-I-Pk-Tf.M 6 1
4 H-III-Kd.T12 3 1
5 PK-I-Ge-A1 11 2
6 PK-I-Pk-Tf.M 8 1
7 PM-I-Ge-A1 17 2
8 PM-I-Pk-Tf.M 24 6
9 PM-III-Kd-T12 5 1
10 PT-I-Ah-A1 2 1
11 PT-I-Ge-A1 12 3
12 PT-I-Kd-T12 1 1
13 PT-I-Ph-V.I 1 1
14 PT-I-Pk-Tf.M 18 4
15 PT-III-Kd-T12 4 1
16 PTr-I-Ge-A1 1 1
17 TL-I-Ge-A1 3 1
18 TL-I-Pk-Tf.M 5 1
Jumlah 125 30
Sumber: Hasil perhitungan/overlay peta penggunaan lahan,kemiringan lereng, jenis tanah, dan bentuk lahan Kecamatan Pringsewu tahun 2013
Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30 satuan lahan yang ada
diwilayah Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Suhasimi Arikunto (2010: 161) memaparkan bahwa variabel penelitian
merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kesesuaian lahan untuk tanaman
ubi kayu yang mengacu pada parameter syarat tumbuh tanaman ubi kayu untuk
21
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau
variabel tersebut (Moh. Nazir, 2005:126). Variabel dalam penelitian ini adalah
kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu yang mengacu pada parameter syarat
tumbuh tanaman ubi kayu untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan. Parameter
[image:41.595.113.513.304.645.2]dan kriteria kesesuaian lahan tanaman ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Parameter dan Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu
Persyaratan Penggunanan/ Karaterisitik Lahan
Kesesuaian Lahan (Skor) S1 (4) S2 (3) S3 (2) N (1)
(1) Temperatur (oC) 22-28 20-22
28-30
18-20 30-35
<18 >35 Ketersediaan air (wa) :
(2) Curah hujan (mm) 1000-2000 600-1000
2000-3000
500-600 3000-5000
<500 >5000
(3) Lama bulan kering (bln) 3,5-5 5-6 6-7 >7
Ketersediaan Oksigen (oa) :
(4) Drainase Baik sampai
agak terhambat
Agak cepat Terhambat Sangat
terhambat cepat
Media perakaran (rc) :
(5) Tekstur ah,s h,ak Sh K
(6) Kedalaman tanah efektif
(cm) >100 75-100 140-200 >200
(7) Ketebalan tanah (cm) <60 60-140 140-200 >200
Retensi hara (nr) :
(8) KTK liat (cmol) > 16 <16 -
-(9) pH H2O 5,2 - 7,0 4,8–5,2 <4,8
-(10) C-organik (%) >0,8 <0,8 -
-(11) Lereng (%) <8 8-16 16-30 >30
Penyiapan lahan (lp) : (12) Batuan dipermukaan
(%)
<5 5-15 15-40 >40
(13) Singkapan batuan (%) <5 5-15 15-25 >25
Sumber: Djaenuddin dkk. (2000)
22
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahhui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2013).
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010: 274).
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data
sekunder mengenai penggunaan lahan dari peta penggunaan lahan, kemiringan lereng
dari peta lereng, jenis tanah dan persebarannya dari peta tanah, dan curah hujan dari
peta curah hujan yang diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten Pringsewu Tahun 2013.
Selain itu, data tetang luas tanam, luas panen, hasil produksi untuk tanaman ubi kayu,
dan data curah hujan sepuluh tahun terakhir dari stasiun Gading Rejo, serta data- data
dokumentasi lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini.
2. Observasi
Observasi merupakan cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara secara sistematis terhadap gejala atau fenomena
yang terdapat pada objek penelitian (Moh. Pabundu Tika, 2005:44). Tujuan utama
dari observasi ini adalah untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kajian
23
1. Temperatur
Untuk mengetahui temperatur di daerah penelitian maka menggunakan
Termometer.
2. Kedalaman tanah efektif
Kedalaman akar suatu tanaman dalam menembus tanah. Pengukuran dilakukan
mulai dari permukaan tanah sampai dimana akar suatu tanaman masih terlihat.
Untuk mengukur kedalaman tanah ini menggunakan meteran untuk mengetahui
kedalamannya.
3. Ketebalan tanah
Ketebalan tanah dilihat pada lapisan tanah yang ada pada satuan lahan.
4. Lereng
Pengukuran kemiringan lereng dilakukan dengan menggunakan abney level
sehingga dapat diketahui kemiringan lereng satuan lahan yang bersangkutan.
5. pH Tanah
Pengambilan sampel tanah pada satuan lahan dan pengukuran pH tanah
menggunakan pH meter.
6. Batuan di permukaan
Batuan di permukaan tanah dapat diperoleh dengan pengamatan langsung
terhadap persebaran di setiap satuan lahan yang ada dan dinyatakan dalam bentuk
persentase. Batuan lepas menggambarkan kondisi permukaan lahan. Untuk
mempermudah penetapan persentase terhadap luasan digunakan pedoman FAO
1973. Penetapan persentase batuan di lapangan dilakukan dengan pedoman seperti
pada Gambar 1.
7. Singkapan batuan
Ada atau tidaknya singkapan batuan pada satuan lahan yang ada. Data ini
menjelaskan tentang singkapan batuan yaitu persentase luas persebarannya di
24
3. Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui sifat kimia
tanah dari 30 sampel tanah yang telah diambil dari lapangan yang masing-masing
sebanyak 500 gram . Sifat kimia yang perlu diukur dan diamati dalam penelitian
evaluasi kesesuainan lahan yaitu, sebagai berikut:
1. Tekstur tanah
Tekstur tanah menujukkan kasar atau halusnya tanah. Tekstur tanah adalah
perbandingan relative pasir, debu, dan lempung. Data tekstur tanah diambil dari
sampel tanah pada satuan lahan yang ada di daerah penelitian kemudian dilakukan
analisis dilaboratorium.
2. KTK liat
Sampel tanah yang telah diambil pada satuan lahan kemudian dilakukan analisis
[image:44.595.130.503.82.279.2]laboratorium untuk diketahui KTK liat.
25
3. C-Organik
Sampel tanah yang telah diambil pada satuan lahan kemudian dilakukan analisis
laboratorium untuk diketahui C-Organik di daerah penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah overlay peta dengan teknik pengharkatan (skoring). Teknik analisis skoring digunakan untuk
memberikan nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub
variabel agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya.
Penilaian dari masing- masing parameter pada setiap satuan lahan diharkatkan.
Setiap parameter dari kelas sangat sesuai, cukup sesuai, hampir dan tidak sesuai
diberi harkat yaitu kelas sangat sesuai (S1:4), kelas cukup sesuai (S2:3), kelas
hampir sesuai (S3:2), dan kelas tidak sesuai (N:1) dengan jumlah parameter yang
digunakan sebanyak 13, maka untuk mengetahui nilai tertinggi dan terendah
didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:
S1 ( 4 x 13 = 52)
S2 ( 3 x 13 = 39)
S3 ( 2 x 13 = 26)
N ( 1 x 13 = 13)
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dilihat untuk nilai tertinggi yaitu 52 dan
nilai terendah yaitu 13. Selanjutnya untuk menentukan kelas kesesuaian lahan
untuk tanaman ubi kayu diperoleh dari :
26
Keterangan:
= lebar kelas interval
R = jarak interval (skor tertinggi- skor terendah)
N = jumlah kelas.
Dengan perhitungan diperoleh sebagai berikut:
=
52 13
4
= 9, 75 / 10
Berdasarkan penerapan rumus diatas, kemudian ditentukan kelas kesesuaian
lahan, dalam hal ini tingkat kesesuaian lahan yang dikehendaki adalah 10 kelas
interval. Setelah diperoleh lebar interval, maka diperoleh kelas kesesuaian lahan
untuk tanaman ubi kayu seperti pada Tabel kesesuaian lahan untuk tanaman ubi
[image:46.595.112.510.443.516.2]kayu berikut.
Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu.
Kelas Satuan Lahan Jumlah Harkat Kesesuaian Lahan
I 46–57 Sangat sesuai (S1)
II 35–45 Cukup sesuai (S2)
III 24–34 Sesuai marginal (S3)
IV 13–23 Tidak sesuai (N)
27
I. Bagan Alur Penelitian
Tingkat kesesuaian lahan di setiap satuan lahan untuk membuat peta satuan lahan
tentatif yang diperoleh dari hasiloverlay peta penggunaan lahan, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah, dan peta bentuk lahan dengan skala 1: 50.000 untuk
menentukan sampel setelah itu dilakukukan pencocokkan antara data karakteristik Peta Jenis Tanah
Skala 1: 50.000 Peta Penggunaan
Lahan Skala 1: 50.000
Peta Lereng Skala 1: 50.000
Peta Bentuk Lahan Skala 1: 50.000
Peta Satuan Lahan Tentatif Skala 1: 50.000
Peta Satuan Lahan Skala 1 : 50.000
Kerja Lapangan
Data & Skoring
Peta Kesesuaian Lahan Skala 1 : 50.000
28
lahan hasil pengamatan dan pengukuran fisik lapangan maupun analisis
laboratorium dengan persyaratan tumbuh tanaman ubi kayu yang diperuntukkan
dalam penelitian ini mengacu pada pedoman klasifikasi kesesuian lahan untuk
tanaman ubi kayu. Hasil analisis contoh tanah secara laboratorium dan seluruh
data yaitu data lapangan, data sekunder, dan data lainnya dilakukan scoring.
Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu didapatkan dari penyesuaian
kriteria syarat tumbuh tanaman ubikayu dengan hasil analisis data lapangan, data
laboratoratorium, dan data sekunder lainnya. Evaluasi kesesuaian lahan dalam
penelitian ini dibuat dalam kategori kelas kesesuaian lahan. Untuk kelas
kesesuaian lahan adalah semua karateristik lahan dari setiap satuan lahan diuji
dengan kriteria S1, apabila tidak memenuhi persyaratan, maka diuji dengan
kriteria S2, dan seterusnya hingga ditemukan kelas kesesuaian lahannya.
Berdasarkan analisis tersebut dapat diidentifikasi kelas kesesuaian lahan untuk
tanaman ubi kayu. Kemudian dilanjutkan membuat peta kesesuaian lahan dengan
77
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitian,
analisis,danpembahasanmengenaitingkatkesesuaianlahanuntuktanamanubikayu di
KecamatanPringsewuKabupatenPringsewudenganberdasarkanpadatujuan,
danmetodepenelitian,
makadapatdisimpulkanbahwatingkatkesesuaianlahanuntuktanamanuikayu di
daerahpenelitiantermasukdalamkelasSangatsesuai (S1) denganluasan 1.193,09 ha
(22,34%) danCukupsesuai (S2) denganluasan 4.135,19 ha (77,66%)
denganfaktorpembatasutamayaitu media perakaran (kedalamantanahefektif)
danpenyiapanlahan.
B. Saran
Berdasarkanhasilpenelitianmengenaievaluasikesesuaianlahanuntuktanamanubikay
u di KecamatanPringsewuKabupatenPringsewu, saran yang
dapatdikemukakanadalahsebagaiberikut:
1. Pemanfaatanlahanpertanianuntuktanamanubikayu di
daerahpenelitianhendaknyamemperhatikanaspekkesesuaianlahan agar
78
2. Denganmeningkatkankesuburantanahdilahan yang
ditanamitanamanubikayudiharapkanproduktivitasubikayudapatlebihditingkatk
66
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Pringsewu Dalam Angka. BPS Kabupaten Pringsewu. Pringsewu.
Eva Banowati dan Sriyanto. 2011. Geografi Pertanian. CV. Sanggar Krida Adiatama. Semarang.
Hary Chirstady H. 2006. Penganganan Tanah Longsor dan Erosi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
I Gede Sugiyanta. 2007. Geografi Tanah. Pendidikan Geografi Universitas Lampung. Bandar Lampung.
I Gede Sugiyanta. 2003. Geomorfologi II. Pendidikan Geografi Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Irma Lusi. 2005. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Nilam Di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta (Tesis). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Jamulya dan Yunianto, T. 1994. Kursus Evaluasi Lahan Angkatan IV:ESL untuk Pertanian.Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.
Lutfi Rayes. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Andi Offset. Yogyakarta.
Moh. Pabundu Tika. 2005.Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Prapto Suharsono. 1985. Identifikasi Bentuk Lahan dan Interpretasi Citra Untuk
Geomorfologi.(Bahan Ajar).Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
67
Subarjo. 2006. Meteorologi dan Klimatologi. (Buku Ajar). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Su Ritohardoyo. 2013.Penggunaan dan Tata Guna Lahan.Ombak. Yogyakarta. Vincent E. Rubatzky dan Mas Yamaguchi. Sayuran Dunia 1. Institut Teknologi