• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I and II PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I and II PENDAHULUAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam beberapa kegiatan percobaan, sering didapati bahwa unit-unit percobaan tertentu bila diberikan perlakuan sama sering memberi respon yang berbeda. Misalkan pada pengamatan yang dilakukan pada suatu hari tertentu atau pengamatan yang menggunakan alat tertentu akan lebih homogen apabila dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan pada hari yang berbeda atau alat yang berbeda. Untuk itu rancangan dapat disusun sedemikian sehingga bagian keragaman yang bersumber pada dari yang dikenali itu dapat diukur dan dikeluarkan dari galat. Model rancangan yang didalamnya ada pengelompokan seperti inilah yang kemudian akan dibahas dalam bahasan berikut ini, rancangan yang dimaksud adalah rancangan acak kelompok.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi RAK

Rancangan Acak Kelompok (RAK) merupakan rancangan percobaan yang digunakan pada kondisi tempat yang tidak homogen. Sebagian besar percobaan-percobaan yang dilaksanakan dilapangan atau di lahan pertanian menggunakan rancangan lingkungan dalam bentuk RAK. Bila kita menghadapi kondisi tempat percobaan tidak homogen, maka dipakai prinsip pengawasan setempat (local control), artinya tempat percobaan harus dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang relatif homogen. Pada bagian yang sudag dianggap homogen inilah kita sah (valid) untuk mengadakan pengujian.

Rancangan Acak Kelompok (RAK) / Randomized Complete Block Design (RCBD) merupakan rancangan percobaan pada kondisi tempat yang tidak homogen. Sebagian besar dilakukan di lapangan/lingkungan. Rancangan acak kelompok memakai prinsip pengawasan setempat dan tempat percobaan dikelompokkan menjadi bagian yang relatif homogen.

2.2 Ciri – Ciri RAK

Menurut Harlyan (2012), Adapun ciri – ciri Rancangan Acak Kelompok (RAK), adalah sebagai berikut :

 Digunakan untuk lingkungan heterogen / tidak homogen.  Perlakuan diatur dalam masing-masing kelompok (blok).

 Kelompok sebagai ulangan, dalam tiap kelompok kondisi harus homogen.  Pengacakan dilakukan dalam masing-masing kelompok.

(3)

2.3 Kelebihan RAK

Menurut Yitnosumarto (1991), apabila kita membicarakan keuntungan tentunya kita bandingkan dengan lainnya, dalam hal ini demham RAL dan mungkin dengan rancangan yang lebih kompleks, keuntungan RAK adalah :

 Sama seperti RAL, analisis statistik dari data yang diperoleh demgan RAK ini masih bersifat sederhana.

 Apabila andaian adanya gradien satu arah dipenuhi, RAK memberikan presisi dan efisiensi yang lebih tinggi dari RAL.

 Jika ada satu atau dua data yang hilang (atau secara statistik tidak memenuhi syarat) analisis masih dapat dilanjutkan, yaitu dengan teknik data hilang (missing data technique).

2.4 Kekurangan RAK

Menurut Harlyan (2012), Rancangan Acak Kelompok (RAK) memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

 Rancangan menjadi kurang efisien dibanding yang lain jika terdapat lebih dari satu sumber keragaman yang tidak diinginkan.

 Peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun dengan semakin meningkatnya jumlah satuan percobaan dalam kelompok.

 Jika ada data yang hilang memerlukan perhitungan yang lebih rumit.

2.5 Pengelompokan dan Prosedur Pembuatan Denah

(4)

perbedaan dalam kelompok, dan petak percobaan dengan kelompok yang sama dijaga seseragam mungkin. Adapun cara pelaksanaan pengelompokan sebagai berikut :

1. Tentukan perlakuannya.

2. Tentukan jumlah ulangannya à blok, ingat sedapat mungkin (p-1)(r-1) >= 15. 3. Lakukan pengacakan perlakuan pada masing-masing blok.

4. Setiap perlakuan akan muncul di masing-masing blok (ulangan). Prosedur pembuatan denah RAK adalah sebagai berikut :

1. Tempat percobaan dibagi ke dalam blok sama dengan banyaknya ulangan. Arah panjang blok tegak lurus arah peralihan kesuburan.

2. Blok atau ulangan dibagi kedalam petak atau plot. Banyaknya petak dalam tiap blok sama dengan banyaknya perlakuan yang dicoba.

3. Penempatan perlakuan yang yang dicoba ke dalam petak pada setiap blok dilakukan secara acak atau random.

Dengan pengaturan percobaan RAK ini, maka akan terjadi perbedaan kesuburan antar blok yang cukup besar, tetapi perbedaan kesuburan antar petak dalam satu blok sangat kecil atau minimum. Berikut contoh denah percobaan rancangan acak kelompok dengan lima perlakuan (A, B, C, D, E) dan 4 ulangan :

I Subur

II

III Kurang Subur

IV

2.6 Model Linier RAK

(5)

Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke i dan ulangan ke j µ = nilai tengah umum

Ti = pengaruh perlakuan ke-i Bj = pengaruh blok ke-j

ε ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

2.7 Hipotesis yang Diuji H0 : T1 = T2 = T3 =T4 = 0

H1 : paling sedikit ada sepasang Ti yang tidak sama Atau

H0 : µ1 = µ 2 = µ 3 = µ 4 = 0

H1 : paling sedikit ada sepasang µ i yang tidak sama, atau µi≠ µi paling sedikit ada sepasang rata-rata perlakuan yang berbeda. H0: Tidak ada perbedaan rata-rata antar perlakuan.

F Tabel < F Hitung 5%, maka H1 diterima F Tabel > F Hitunh 5 %, maka H0 diterima

(6)

Perlakuan (j)

Ulangan (i) Total

1 2 ... I

1 Y11 Y21 . . . Yi1 Y.1

2 Y12 Y22 . . . Yi2 Y.2

... . . . . . . . . . Yi. . . . .

J Y1j Y2j . . . Yij  Y.j

Total Y1’ Y2’ . . . Yi’ Y.. = Yij

2.9 Jumlah Kuadrat dan Kuadrat Tengah Menghitung Jumlah Kuadrat

FK = ( Σtotal) 2/ n atau ( Σtotal) 2/ r x t

JK Total = Jumlah kuadrat masing-masing pengamatan – FK

JK Ulangan = ( Jumlah kuadrat total masing-masing ulangan / jumlah perlakuan) – FK JK Perlakuan= (Jumlah kuadrat total masing-masing perlakuan / jumlah ulangan) – FK JK Galat = JK Total – JK Ulangan – JK Perlakuan

2.10 Tabel Sidik Ragam (ANOVA)

[image:6.595.71.481.71.304.2]
(7)

Ulangan Perlakuan Galat

i – 1 j - 1

ij – (i+j) +1

JK U JK P JK G JKU/(dbU) JKP/(dbP) JKG/(dbG) KTU/KTG KTP/KTG dbu, dbg dbp, dbg dbu, dbg dbp, dbg

Total ij – 1 JKT

2.11 Koefisien Keragaman

Apabila ingin diketahui perbedaan keragaman dengan variabel yang lain (misalnya dengan umur berbunga), maka dapat dihitung koefisien keragaman (koefisien Keragaman) atau (KK). Menurut Hanafiah (1991), sebagai bahan acuan untuk menilai apakah KK termasuk besar, sedang, atau kecil, yaitu :

a. KK Besar, jika nilai KK minimal 10% pada kondisi homogen atau 20% pada kondisi heterogen.

b. KK Sedang, jika nilai KK minimal 5 - 10% pada kondisi homogen atau 10 - 20% pada kondisi heterogen.

c. KK Kecil, jika nilai KK maksimal 5% pada kondisi homogen atau 10% pada kondisi heterogen.

Ada beberapa faktor yg mempengaruhi Nilai Koefisien Keragaman (KK), yaitu : a. Heterogenitas bahan, alat, media, lingkungan percobaan. Artinya semakin heterogen,

maka nilai KK semakin besar, begitu sebaliknya.

b. Selang perlakuan; semakin lebar selang perlakuan anda, maka nilai KK percobaan anda semakin besar, begitu sebaliknya.

Koefisien keragaman (KK) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : KK = akar KT galat/rata-rata x 100 %

2.12 Contoh Soal

2.13 Uji Lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil)

2.14 Uji Lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur)

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Kwanchai A. Gomez dan Arturo A. Gomez. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian Edisi Kedua. 2007. Jakarta : UI Press.

Harlyan, L. Ika. 2012. Rancangan Acak Kelompok. Dept. Fisheries and Marine Management. Universitas Brawijaya Malang.

Sastrosupadi, Adji. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.

Yitnosumarto, Suntoyo. 1991. Percobaan Perancangan, Analisis, dan Interpretasinya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel Sidik Ragam (ANOVA)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti frekuensi transaksi jual beli tanah pada harga yang disepakati, yang terjadi di suatu daerah pada waktu tertentu akan mencerminkan pasar tanah yang

Incinerator adalah alat yang didesain dan digunakan untuk menghilangkan limbah padat dengan pembakaran yang menggunakan suatu teknologi pada suhu pembakaran tertentu pada

Apabila persamaan yang digunakan pada suatu medium untuk mendapatkan nilai resistivitas di mana medium yang tidak homogen akan terukur nilai tahanan jenis yang sesungguhnya,

Apabila terdapat elektroda arus satu ( C 1 ) yang terletak pada permukaan suatu medium homogen terangkai dengan elektroda arus dua ( C 2 ) dan di antaranya

Segmentasi citra (image segmentation) mempunyai arti membagi suatu citra menjadi wilayah-wilayah yang homogen berdasarkan kriteria keserupaan yang tertentu antara tingkat

Sebuah peta dikatakan interaktif apabila pengguna dapat melakukan suatu perintah-perintah navigasi tertentu atau mengubah-ubah tampilan untuk memilih informasi sesuai apa

Misalkan X adalah peubah acak yang mempunyai bentuk fungsi probabilitas tertentu tetapi fungsi probabilitasnya bergantung kepada suatu parameter yang tidak diketahui... Misalkan

Selama seseorang mengadakan pengamatan terhadap suatu kegiatan tertentu, maka orang tersebut akan dapat memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik sesuai dengan taraf