• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJARTEMA MAKANANKU SEHAT DAN

BERGIZI MENGGUNAKAN MODELPROBLEM BASED LEARNING

PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh: Indah Suriyana

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN

BERGIZI MENGGUNAKAN MODELPROBLEM BASED LEARNING

PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 2 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

INDAH SURIYANA

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibahas tentang cara meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tema makananku sehat dan bergizi menggunakan model Problem Based Learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan penelitian ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu perencanaan,pelaksanaan,pengamatan dan refleksi.Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan data yang diperoleh melalui lembar observasi dan tes hasil belajar siswa. Subjek pada penelitian berjumlah 33 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan digunakannya model pembelajaran Problem Based Learning pada tema “Makananku Sehat dan Bergizi” dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil belajar pada siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 62,14% dan meningkatan pada siklus II menjadi71,69%. Pada siklus III presentase nilai rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan menjadi 76,73% dengan kategori “baik”. Penilaian kinerja guru mengalami peningkatan pada siklus I diperoleh persentase nilai sebesar 63,33 meningkat pada siklus II menjadi 73,33. Pada siklus III meningkat sebesar 83,33 dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa tema makananku sehat dan bergizi pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2013/2014.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

viii

MOTO

JanganLihatKepadaMereka Yang SuksesSaatIni, LihatlahBagaimanaPerjuanganDibalikKesuksesanMereka

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah:

1. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Kampung

Baru pada tahun 2004.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung pada tahun 2007.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program studi S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis bernama Indah Suriyana lahir di Bandar

Lampung pada tanggal 2 April 1993, sebagai anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Iwan

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, untuk segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga kebesaran-Nya. Selawat serta salam selalu tercurah kepada

Rasulullah SAW, sang teladan yang telah membawa dunia dari kegelapan ke zaman yang penuh ilmu dan kebajikan.

Kupersembahkan karya sederhana ini, sebagai bentuk bakti dan kasihku kepada:

Papah dan Mamahku tersayang, Bpk Iwan Satria dan Ibu Mailastri yang telah memberikan nasihat, bimbingan, serta dukungan dengan penuh kasih sayang,

kesabaran, dan keikhlasan yang sangat luar biasa.

Seluruh Guruku, Dosen, dan Pembimbing yang telah membekali ilmu dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Kakak-kakakku dan adikku, Arvan Utama, Syahrizal, Tommi Irawan, dan Anggia Lestari yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi untuk keberhasilanku.

Kekasih hatiku M. Wahyu Pratama harapan masa depan yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk keberhasilanku.

Sahabat-sahabatku terutama PGSD 2010, tim KKN-KT/PPL SD Negeri 1 Padang Cahya untuk semua kebersamaan baik senang maupun duka yang telah kita lalui

bersama.

(10)

x

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Tema Makananku Sehat dan

Bergizi Menggunakan ModelProblem Based LearningPada Siswa Kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2013/2014” telah diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, doa dan saran-saran yang membangun dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan kemudahan dan

dukungan terhadap perkembangan program studi PGSD.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan

program studi PGSD.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas

Lampung, yang telah banyak membantu mengembangkan program studi PGSD.

4. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd., selaku pembimbing I dan dosen

(11)

xi

memberikan saran serta motivasi dengan penuh kesabaran sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. Sugiman, M.Pd., selaku pembimbing II, yang telah banyak

membantu, membimbing dan memberikan saran serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembahas, yang telah banyak

memberikan arahan, saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Ibu Suriana, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 2 Labuhan Ratu, yang telah bersedia memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

8. Ibu Mardiana, S.Pd., selaku guru kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu, yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

9. Bapak Iwan Satria dan Ibu Mailastri, selaku kedua orang tua, yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan tiada henti kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Keluarga besar yang selalu memberikan doa serta dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Khususnya kakak-kakakku Kanjeng Arvan, Uda Syahrizal, Ebung Tommi, adikku tersayang Anggia Lestari dan sidah haliyana. Serta kakak-kakak

(12)

xii

11. M. Wahyu Pratama kekasih hatiku yang telah menemani sejak bangku SMA.

Terimakasih telah memberikan semangat serta doa untuk kesuksesanku, semoga selalu menjadi yang terbaik.

12. Sahabat luar biasa hebatnya yang selalu menemani dan memberikan motivasi tiada henti Ayu Rizky Susilowati ‘Sulek’, Arifia ‘piyak’, Amelia, Mayang Saputri ‘Menyeng’. Terima kasih atas segalanya.

13. Teman-teman satu angkatan dan satu kelas PGSD UPP Kampus 2010, yang telah menjalin persahabatan yang baik: Lutfi ‘minul’, Sri Mulyani ‘mul

-bogel’, Suci ‘Ning’, Vina ‘Maksu’, Cica, Amrisa ‘Bibik’, Yosi ‘Ndek’, Yulinda, Dewi, Annisa, Ai, Tanti, Maryeni, Rika, Septi, Devy, Maksum, Winda, Dwi Indah, Lady, Ria, Reni, Marina, Rahmad, Bang Nio, Sainer, Aji

Ibnu, Pindo, Imam dan Dedy. Terima kasih atas dukungan, kerjasama, persahabatan dan pengalaman yang telah dilewati bersama.

Penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis

(13)

x iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Makna Belajar dan Pembelajaran... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Pembelajaran ... 10

B. Hasil Belajar ... 11

C. Pembelajaran Tematik Terpadu... 12

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 13

2. Penilaian Pada Pembelajaran Tematik Terpadu... 14

3. Tema Makananku Sehat dan Bergizi ... 15

D. Model Pembelajaran PBL ... 17

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 17

2. Pengertian PBL ... 18

3. Langkah-langkah PBL ... 19

4. Karakteristik PBL... 20

5. Kelebihan dan Kekurangan PBL... 21

(14)

x iv

F. Kerangka Pikir ... 23

G. Hipotesis Tindakan... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 26

B. Setting Penelitian... 27

1. Lokasi Penelitian... 27

2. Waktu Penelitian ... 27

3. Subjek Penelitian... 27

C. Prosedur Penelitian... 27

D. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Alat Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data... 38

1. Analisis Kualitatif ... 38

2. Analisis Kuantitatif ... 39

H. Indikator Keberhasilan ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Kegiatan... 41

1. Profil SD N 2 Labuhan Ratu ... 41

2. Jadwal Kegiatan ... 42

B. Hasil Penelitian... 42

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 42

a. Tahap Perencanaan Siklus I ... 43

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I... 44

c. Hasil Pengamatan Siklus I... 50

d. Refleksi Siklus I ... 54

2. Hasil Penelitian Siklus II... 55

a. Tahap Perencanaan Siklus II ... 55

b. Tahap Pelaksanaan Siklus II ... 56

c. Hasil Pengamatan Siklus II ... 62

d. Refleksi Siklus II... 65

3. Hasil Penelitian Siklus III ... 66

a. Tahap Perencanaan Siklus III... 66

b. Tahap Pelaksanaan Siklus III ... 67

c. Hasil Pengamatan Siklus III ... 73

d. Refleksi Siklus III ... 76

C. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(15)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Presentase Nilai UAS ... 4

2.1 Langkah-langkah PBL ... 21

3.1 Indikator Kinerja Guru ... 157

3.2 Indikator Hasil Belajar Afektif (sikap) Siswa ... 158

3.3 Indikator Hasil Belajar Psikomotor (keterampilan) siswa ... 158

3.4 Kategori Penilaian Kinerja Guru... 39

3.5 Kategori Nilai Sikap Percaya Diri dan Kerjasama siswa... 40

3.6 Kategori Keterampilan siswa ... 40

3.7 Kategori Nilai Ketuntasan Belajar siswa ... 41

4.1 Jumlah Guru Kelas SD N 2 Labuhan Ratu ... 43

4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 44

4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 54

4.4 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I ... 55

4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II... 65

4.6 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus II ... 66

4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 76

4.8 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus III ... 77

4.9 Rekapitulasi hasil Belajar Siswa per-Siklus... 79

(16)

x vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 24

3.1 Tahapan PTK ... 28

4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa ... 78

(17)

x vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Surat-surat

1. Surat Penelitian Pendahuluan... 87

2. Surat Izin Penelitian ... 88

3. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 89

Perangkat Pembelajaran 4. Pemetaan Kompetensi Siklus I ... 90

5. Pemetaan Kompetensi Siklus II ... 91

6. Pemetaan Kompetensi Siklus III ... 92

7. Silabus Siklus I ... 93

8. Silabus Siklus II ... 96

9. Silabus Siklus III ... 99

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 101

11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 111

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 123

13. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 134

14. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 139

15. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 144

16. Soal Test Kognitif Siklus I ... 148

17. Soal Test Kognitif Siklus II ... 151

18. Soal Test Kognitif Siklus III ... 154

Lembar Observasi 19. Instrumen Indikator Penilaian Kinerja guru, Afektif dan Psikomotor ... 157

20. Lembar Observasi Sikap (Afektif) Siswa ... 159

21. Lembar Observasi Keterampilan (Psikomotor) Siswa ... 167

22. Lembar Penilaian Hasil Belajar (Kognitif) Siswa... 175

23. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 179

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara yang berkembang pendidikan dipandang sebagai suatu

kebutuhan penting dan sarana demi memajukan pembangunan negara. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa serta

merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumberdaya manusia. Untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas tentunya harus diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan harus selalu diperbaiki serta dikembangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Pendidikan yang baik tidak hanya

menekankan pada aspek pengetahuan saja, namun harus bersifat holistik atau menyeluruh dan mampu menanamkan nilai-nilai, sikap, dan keterampilan pada diri peserta didik.

Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 1 yang berbunyi:

(19)

2

Selain itu pengertian lain tentang Pendidikan dalam Sagala (2010:4),

“pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu menyelesaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan, sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat”.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, pendidikan menjadi salah satu wadah bagi seseorang untuk belajar, mengembangkan potensi dan pendidikan juga sebagai sarana untuk memberikan suatu pengarahan serta bimbingan

yang diberikan kepada peserta didik dalam pertumbuhannya untuk membentuk kepribadian yang berilmu, bertakwa kepada Tuhan, kreatif,

mandiri dan membentuk peserta didik dalam menuju kedewasaan.

Sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menegaskan bahwa,

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Semua tujuan tersebut dirangkum dalam seperangkat kurikulum. Guna mewujudkan pendidikan yang bermutu, saat ini mulai diterapkan Kurikulum 2013 sebagai perbaikan dan penyempurna dari kurikulum yang telah

diterapkan sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut dijadikan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran, didalamnya terdapat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD).

(20)

3

“Pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna, mulai dari pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya”.

Dari pengertian dan tujuan pembelajaran tematik tersebut, dapat dilihat

bahwa prinsip pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 memiliki potensi untuk dapat lebih memaksimalkan keefektifitasan kegiatan belajar

siswa sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu pembelajaran tematik diharapkan dapat memberi dampak positif pada peningkatan nilai siswa di kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu.

Selanjutnya Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan menjelaskan bahwa,

“untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif dengan ruang lingkup penilaian tidak hanya menilai siswa dari segi pengetahuan yang dimiliki, tetapi sikap (spiritual dan sosial) dan keterampilan siswa juga dinilai dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai”.

Menurut hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, diperoleh data bahwa di kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada hasil penilaian sikap

siswa masih banyak yang belum menunjukkan prilaku percaya diri dan kerjasama yang baik pada proses pembelajaran maupun pada saat diskusi

kelompok. Begitu pula pada hasil penilaian keterampilan, masih banyak siswa yang belum dapat mengungkapkan pendapat dan memecahkan masalah yang baik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

(21)

4

pembelajaran yaitu apabila siswa sudah mendapat nilai minimal 66 maka

pembelajaran dikatakan meningkat”. Selanjutnya dalam Mulyasa (2013: 131) mengatakan bahwa “proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila secara

klasikal mencapai 75%”. Dari data yang diperoleh pada semester ganjil diketahui bahwa hasil ujian akhir semester siswa kelas IVA masih rendah, pada aspek kognitif hanya 54% dari 33 siswa atau sebanyak 17 siswa yang

berhasil mencapai KKM yaitu ≥ 66. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil belajar kognitif ulangan akhir semester kelas IVA pada semester ganjil tahun

pelajaran 2013/2014 didapat data sebagai berikut:

Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil

No Mata Pelajaran Jml siswa belum mencapai KKM Presentase Nilai dibawah KKM Jml siswa mencapai KKM Presentase Nilai diatas KKM Jumlah Siswa

1 PKn 5 15,1 % 28 84,9 %

33 siswa

2 B. Indonesia 26 78,8 % 7 21,2 %

3 Matematika 20 60,6 % 13 39,4 %

4 IPA 14 42,4 % 19 57,6 %

5 IPS 11 33,4 % 22 66,7 %

Sumber: SDN 2 Labuhan Ratu

Berdasarkan data hasil ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 diatas, menunjukkan bahwa hanya pada mata pelajaran B.

Indonesia dan Matematika yang masih tergolong sangat rendah. Namun, penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti mengikuti kurikulum yang

sedang berlangsung yakni kurikulum 2013, pola pembelajaran pada Kurikulum 2013 ini menggunakan pembelajaran tematik terpadu sehingga peneliti akan meningkatkan nilai dari ke lima mata pelajaran pokok tersebut

(22)

5

Terlihat pula pada pembelajaran yang dilaksanakan, guru belum

menerapkan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah sehingga

menimbulkan kebosanan pada siswa dan menjadikan siswa kurang aktif juga kurang kreatif. Dalam proses pembelajaran belum ada kegiatan yang menuntut siswa untuk aktif didalam pembelajaran, kegiatan yang masih

banyak dilakukan oleh siswa yakni mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini menyebabkan pola pembelajaran masih berpusat pada guru

(teacher centered).

Berdasarkan beberapa masalah tersebut pembelajaran di kelas hendaknya perlu diadakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar dari permasalahan ini, pembelajaran tersebut akan dikemas dalam model pembelajaran kooperatif. Hal ini berdasarkan pada pembelajaran kooperatif

yang menganut paham konstruktivisme dalam pembelajaran. Dimana siswa leluasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang membantunya dalam

membangun pengetahuan sendiri.

Salah satu model pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL).

Langkah-langkah dalam PBL seperti mengumpulkan informasi serta menyajikan hasil karya dapat mendorong siswa melakukan penyelidikan dan

(23)

6

belajar mengajar, sehingga nantinya anak didik terbiasa untuk berfikir dalam

memecahkan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini

peneliti mengangkat judul “Peningkatan Hasil Belajar Tema Makananku Sehat dan Bergizi Menggunakan Model Problem Based Learnng pada Siswa Kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu masih tergolong

rendah dibuktikan hanya 54% siswa yang mencapai KKM yaitu≥ 66. 2. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga

menimbulkan kebosanan pada siswa.

3. Pola pembelajaran masih terpusat kepada guru (teacher centered). 4. Siswa belum dilibatkan dalam proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

Apakah hasil belajar tema Makananku Sehat dan Bergizi dapat ditingkatkan

(24)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan hasil belajar tema Makananku Sehat dan Bergizi menggunakan model PBL pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan guru khususnya pada tema Makananku Sehat dan Bergizi menggunakan model PBL pada siswa

kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema Makananku Sehat dan Bergizi melalui model PBL di Kelas

IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu. 2. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan guru

mengenai model-model dan metode pembelajaran tematik khususnya model PBL sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan dan

mengembangkan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum 2013.

(25)

8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif guna

meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu. 4. Peneliti

Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan wawasan mengenai Kurikulum 2013 serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman melalui penelitian tindakan

(26)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Makna Belajar dan Pembelajaran

Setiap manusia dari awal hingga akhir hidupnya selalu mengalami

proses perkembangan, perkembangan itu sendiri tidak terlepas dari hasil belajar dan pembelajaran yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja hampir diseluruh aspek. Berbagai macam definisi tentang belajar dan pembelajaran

telah banyak dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan persepsi masing-masing.

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan sebuah proses atau aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hidupnya untuk memperoleh perubahan tingkah laku

menjadi yang diharapkan. Belajar secara umum menurut Trianto (2010: 16) “belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya

atau karakteristik seseorang sejak lahir”.

Belajar merupakan proses yang terjadi didalam setiap individu, belajar

(27)

10

menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif, baik perubahan

dalam aspek pengetahuan, afeksi, maupun psikomotorik”.

Definisi-definisi tersebut sejalan dengan pendapat Slameto dalam Jihad

dan Haris (2012: 2) merumuskan bahwa “belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang dialami oleh individu yang berusaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku dan akan berlangsung terus-menerus serta tidak akan pernah berhenti.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik

dengan pendidik yang bertujuan agar siswa dapat belajar dalam rangka perubahan sikap lebih baik. Menurut Rusman (2012: 134) menjelaskan bahwa

“pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media

pembelajaran”.

Proses pembelajaran terjadi dikarenakan adanya interaksi belajar dan

(28)

11

belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara

optimal sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa yang dirancang oleh guru yang merupakan gabungan dari berbagai unsur agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Hasil Belajar

Setelah melalui proses belajar, anak diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar sangat erat kaitannnya dengan belajar atau proses belajar. Dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar

dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pembelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan

pengamalannya (aspek psikomotor). Menurut Bloom dalam Jihad dan Haris (2012: 14) bahwa “didalam hasil belajar terdapat tiga ranah (domain) yaitu

kognitif, afektif, dan pskimotor”.

Adapun Indikator untuk masing-masing aspek tersebut adalah: 1. Aspek Kognitif

Dimensi Kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan

(29)

12

sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi. Pada penelitian ini

peneliti hanya membatasi sampai aspek yang rendah dikarenakan pada sabyek yang diteliti merupakan kelas rendah.

2. Aspek Afektif

Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Menurut Uno dalam Suprihatiningrum (2013: 41),

“ada lima tingkat afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks,

yaitu kemauan menerima, kemauan menanggapi,berkeyakinan, penerapan

karya, serta ketekunan dan ketelitian”. Selain dari aspek kognitif dan psikomotor, dalam kurikulum 2013 lebih menyoroti pada aspek Afektif (sikap). Pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada sikap percaya

diri dan kerjasama, hal tersebut berdasarkan hasil observasi yang menunjukkan kurangnya prilaku yang mencerminkan sikap percaya diri dan kerjasama dalam proses pembelajaran.

3. Aspek Psikomotorik

Menurut klasifikasi dari Simpon dalam Suprihatiningrum (2013: 46) ranah

psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) bersifat manual atau motorik. Aspek Psikomotor (keterampilan), keterampilan tersebut bisa berupa keterampilan berpikir seperti merancang

solusi pemecahan masalah dan keterampilan motorik seperti mengumpulkan tugas, memecahkan masalah, dan mengemukakan

pendapat sesuai dengan petunjuk.

(30)

13

Haris (2012: 15) adalah “segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai

akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah hasil yang diperoleh oleh siswa melalui kegiatan belajar yang menghasilkan perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan

analisis. Sedangkan pada aspek afektif meliputi sikap percaya diri dan kerjasama serta aspek psikomotor meliputi pemecahan masalah dan

mengemukakan pendapat.

C. Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum 2013 yang diimplementasikan, mengamanatkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah.Pendekatanscientificmemiliki langkah-langkah yaitu

mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu dianggap lebih efektif

hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu diharapkan agar siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dalam proses pembelajaran, menurut Andi Prastowo (2013: 122) berpendapat bahwa “istilah “tematik” dan “terpadu”, meskipun

(31)

14

(2013) mengemukakan bahwa “pembelajaran tematik terpadu merupakan

pembelajaran terpadu yang dalam pelaksanaannya pelajaran yang disampaikan diintegrasikan melalui tema untuk memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa secara utuh”.

Pembelajaran tematik terpadu mengajak siswa untuk dapat berperan aktif didalam proses pembelajaran, menurut Raka Jono dalam Trianto (2010:

81) bahwa“pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari,

menggali, dan menemukan konsep secara bermakna”.

Bardasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik tepadu merupakan pembelajaran yang menggabungkan atau

memadukan beberapa topik atau mata pelajaran ke dalam satu pembelajaran dan mengaitkannya dengan tema yang sesuai untuk memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan pembelajaran tematik terpadu

diharapkan dapat menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik.

2. Penilaian pada pembelajaran Tematik Terpadu

Pada pembelajaran tematik terpadu menggunakan penilaian yang sebenarnya atau penilaian autentik (Authentic Assesment). Dalam

Permendikbud No.66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan “penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

(32)

15

mengobservasi, menalar, mencoba, mengkomunikasikan, dan membuat

jejaring.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Kunandar (2013: 35) yang

mengatakan bahwa,

“penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)”.

Sedangkan menurut Komalasari (2010: 148)“penilaian autentik adalah

suatu penilaian belajar yang memonitor dan mengukur kemampuan siswa serta semua aspek hasil belajar (yang tercakup dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor) yang merujuk pada situasi atau konteks dunia nyata”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang mengukur pengetahuan serta keterampilan peserta didik secara keseluruhan.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan Permendikbud No.66

tahun 2013 adalah penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

a. Penilaian kompetensi sikap

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar siswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang

(33)

16

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan

penugasan.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

3. Tema Makananku Sehat dan Bergizi

Pembelajaran tematik terpadu untuk siswa kelas IV SD/MI pada

kurikulum 2013 terdapat sembilan tema. Sebelumnya peneliti memilih tema kedelapan yaitu tema Tempat Tinggalku sebagai bahan ajar dalam penelitian, tetapi tema tersebut sudah terlewatkan maka peneliti mengganti pada Tema

Makananku Sehat dan Bergizi yang dijadikan sebagai bahan ajar dalam penelitian. Tema Makananku Sehat dan Bergizi merupakan tema terakhir

dalam pembelajaran Kurikulum 2013 dan dilaksanakan pada pembelajaran di semester genap.

Pada tema Makananku Sehat dan Bergizi ini, memiliki tiga buah subtema

yaitu (1) Makananku sehat dan bergizi, (2) Manfaat makanan sehat dan bergizi, (3) Kebiasaan makanku dan masing-masing subtema memiliki 6

(34)

17

yang masing-masing pembelajarannya memberikan pengalaman belajar yang

berbeda bagi siswa.

Pada pembelajaran 1, berisi kegiatan membaca teks, siswa bekerja dalam

kelompok, siswa berlatih mengumpulkan dan mengolah data, dan membuat laporan. Pada Pembelajaran 2, berisi tentang kegiatan siswa mengenal pengelompokan makanan, mengenal asal daerah makanan tertentu,

menghubungkan antara sumber daya alam lingkungan dan masyarakat, berdiskusi tentang salah satu pengolahan makanan dan membuat laporan.

Pada pembelajaran 3, berisi kegiatan bereksplorasi dengan grafik batang, bereksplorasi dengan data, melakukan pembulatan, dan berkreasi dengan biji-bijian. Pada pembelajaran 4, berisi kegiatan mengenal pentingnya tinggi dan

berat badan ideal, berlatih menghitung berat badan ideal, membuat grafik batang ganda, berlatih olahraga untuk meningkatkan kebugaran tubuh.

Pada pembelajaran 5, berisi kegiatan menyanyikan lagu tentang buah,

berkreasi membuat minuman dari buah, menulis resep makanan atau minuman, mengenal jeruk, dan membuat laporan pemanfaatan sumber daya

alam. Pada pembelajaran 6, berisi kegiatan mengenal sumber daya alam hewan yang bermanfaat dan melakukan presentasi.

D. Model Pembelajaran PBL

1. Pengertian Model Pembelajaran

(35)

18

dipahami oleh guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif

dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

Model pembelajaran menurut Joice dan Weil dalam Isjoni (2013: 50)

adalah “suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya”.

Memilih suatu model pembelajaran, harus sesuai dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang ada. Menurut Andi Prastowo (2013: 68)

“model pembelajaran memiliki cirri-ciri memiliki prosedur yang sistematis, hasil belajar diterapkan secara khusus, penetapan lingkungan secara khusus, memiliki ukuran keberhasilan tertentu, dan suatu model belajar menetapkan cara yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan”.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara yang digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam kegiatan pembelajaran agar dapat menjadikan pembelajaran efektif

demi mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Pengertian PBL

Model pembelajaran PBL dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah. Masalah-masalah yang diberikan harus dapat merangsang dan

memicu pembelajaran menjadi lebih baik, pada pembelajaran berbasis masalah ini siswa dituntut untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

(36)

19

Prastowo (2013: 79) mengatakan bahwa, “pembelajaran berbasis masalah

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis

dan keterampilan pemecahan masalah”.

Hal tersebut sejalan menurut Tan dalam Rusman (2012: 229) yang mengatakan bahwa,

“pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran tersebut kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang dapat

merangsang pembelajar untuk dapat memiliki tingkat kemampuan yang tinggi dalam memecahkan masalah.

3. Langkah-langkah PBL

Langkah-langkah dalam PBL menurut Jihad dan Haris (2012: 37) dapat

(37)
[image:37.595.135.514.90.437.2]

20

Tabel 2.1 Langkah-langkah PBL Fase

ke-Indikator Aktivitas/Kegiatan Guru

1 Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dihubungkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. 2 Mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3 Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

4. Karakteristik PBL

PBL memiliki karakteristik dalam pembelajaran. Adapun menurut Tan dalam Taufiq Amir (2010: 22) merangkum karakteristik yang tercakup dalam proses PBL adalah sebagai berikut:

a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran

b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured)

c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective);

d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru

e. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning)

(38)

21

g. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pembelajar bekerja dalam kelompok, berinteraksi, mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi

5. Kelebihan dan Kekurangan PBL

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran PBL ini menurut Warsono dan Hariyanto (2012: 152) adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world).

b. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.

c. Semakin mengakrabkan guru dengan siswa.

d. Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa melalui eksperimen hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metode eksperimen.

Kekurangan/ kelemahan:

a. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah;

b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang;

c. Aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar sekolah sulit dipantau guru.

E. Penelitian Relevan

Banyak sekali penelitian terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model pembelajaran tersebut sebagai model yang dapat

(39)

22

penelitian yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dari berbagai sumber.

1. Penelitian ini disusun oleh Zahrial Yudha Prawira dari Universitas Negeri

Lampung jurusan Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2010/2011 dengan judul “Penerapon Metode Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran IPS kelas VB SDN 01 Metro Timur” dan diperoleh hasil sebagai berikut: Penggunaan metpde PBL dalam pembelajaran IPS dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa (44,82%) dari 29

siswa pada pra siklus menjadi 17 siswa (58,62%) dari 29 siswa pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa (62,06%) dari 29 siswa, kemudian pada siklus III meningkat kembali menjadi 24 siswa

(82,75%) dari 29 siswa.

2. Penelitian ini disusun oleh Irma Sermaf dari Jurusan Kependidikan

Sekolah Dasar & Prasekolah - Fakultas Ilmu Pendidikan UM Tahun 2012 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas IV SD N

Tanggung 2 Kecamatan Kepanjen kidul Kota Blitar” dan diperoleh hasil sebagai berikut: Hasil belajar matematika melalui model pembelajaran

(40)

23

2,56% dari pertemuan 2 siklus I, pertemuan 2 meningkat 14,44% dari

pertemuan 1.

Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini adalah pembelajaran

matematika melalui model pembelajaran Problem Based Learning(PBL) dilakukan dengan sangat baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Penelitian ini disusun oleh Nailal Khusna dari Universitas Muria Kudus

Tahun 2013 dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tema Kegemaran Pada Siswa Kelas III SD 06 Bulung cangkring Dengan

Model Pembelajaran Problem Based Learning” dan diperoleh hasil sebagai berikut: Simpulan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa, aktivitas belajar siswa baik individu maupun kelompok, serta kinerja guru. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian dari kondisi awal siswa sebelum melakukan tindakan mendapat

ketuntasan klasikal sebesar 26,32% dengan rata-rata 57,2 meningkat pada siklus I menjadi 52,63% dengan rata-rata 62,7 dan pada siklus II

meningkat menjadi 84,21% dengan rata-rata 73,74.

Dari beberapa penelitian yang relevan, penulis berharap dengan diterapkannya model PBL pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema Makananku sehat dan bergizi.

F. Kerangka Pikir

(41)

24

pembelajaran. Berdasarkan data observasi didapatkan hasil bahwa dalam

pembelajaran tematik siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan hasil belajar yang masih rendah.

Penerapan metode atau model yang tepat akan meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk dapat memiliki tingkat kemampuan yang

tinggi dalam memecahkan masalah. Dengan menerapkan model PBL dalam pembelajaran diharapkan hasil belajar yang diperoleh siswa akan

[image:41.595.133.499.363.532.2]

meningkat.Maka, dalam penelitian ini penulis membuat kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Dari kerangka berpikir diatas dijelaskan bahwa dalam proses pembelajaran sudah menggunakan kurikulum 2013. Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 adalah pembelajaran tematik terpadu, guru

menyajikan materi ajar berdasarkan tema tidak lagi terpisah seperti halnya Input

Process

Output

Rendahnya hasil belajar siswa

Penerapan model PBL

(42)

25

mata pelajaran. Penyajian bahan ajar dibuat berdasarkan tema dan kegiatan

pembelajaran.

Penerapan model PBL sangat cocok diterapkan pada tema Makananku

Sehat dan Bergizi, karena didalam langkah-langkah model PBL menuntut siswa berperan aktif dalam pemecahan masalah. Penerapan model PBL didalam pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa

yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Jika dalam pembelajaran tematik terpadu

(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang

difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan (classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas.

Menurut Arikunto, (2011: 3) ”PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”.

Dalam penelitian ini peneliti bukan hanya memecahkan persoalan di

kelasnya saja, tetapi juga berupaya meningkatkan hasil belajar siswa dan sesudah itu tentunya ingin melakukan perbaikan. Pemberian tindakan yang dilakukan oleh guru menyangkut penyajian strategi, pendekatan, metode atau

cara untuk memperoleh hasil melalui sebuah tindakan. Tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang sampai memperoleh informasi yang matang

(44)

27

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu

Jl. Z.A. Pagar Alam Gg. Beringin No.59 Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2013/ 2014 selama kurang lebih 6 bulan dimulai dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian.

3. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu. Subjek

penelitian tindakan kelas adalah siswa dan guru kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus yang tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Menurut Arikunto

(2011: 16)”secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi”. Adapun

(45)
[image:45.595.152.473.88.359.2]

28

Gambar 3.1 Tahapan PTK (Adopsi dari Arikunto, 2011: 16)

D. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini terdapat empat tahap penelitian yaitu tahap

perencanaan, pelaksanaan, peng amatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik terpadu pada tema “Makananku Sehat dan Bergizi” menggunakan model PBL dan terdiri dari siklus I, siklus II dan

siklus III.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan awal pembelajaran dengan

menggunakan metode PBL dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

SIKLUS I Refleksi

Pengamatan

(46)

29

a) Berdiskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran

tematik untuk menyesuaikan dengan perangkat pembelajaran dalam menerapkan model PBL.

b) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dalam tema Makananku Sehat dan Bergizi.

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan

Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

d) Menyiapkan instrumen penilaian yang berupa lembar observasi

untuk mengamati sikap siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru.

e) Menyusun tes evaluasi hasil belajar (formatif) untuk mendapatkan

data hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan rencana pembelajaran dari tema Makananku Sehat dan Bergizi dengan subtema satu yaitu makananku sehat dan bergizi pembelajaran satu dan dua yang telah

disusun pada tahap perencanaan, yaitu sebagai berikut:

Kegiatan awal

(47)

30

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada

siswa

3. Guru melakukan apersepsi mengenai materi pelajaran yang akan

disampaikan

Kegiatan Inti

1. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok heterogen yang

terdiri dari 4-5 orang siswa

2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi masalah

kepada masing-masing kelompok

3. Guru menjelaskan aturan-aturan dalam mengerjakan soal

4. Guru menempelkan gambar berbagai jenis makanan siswa mencari

informasi tentang makanan sehat dan bergizi melalui teks bacaan 5. Siswa menuliskan informasi pada kolom peta pikiran

6. Mencari kata-kata yang sulit dan susah dimengerti membuat 10

pertanyaan berdasarkan teks guru mengawasi dan membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelompok

7. Siswa mengumpulkan berbagai jenis makanan dan minuman berdasarkan jenisnya

8. Siswa berlatih mengumpulkan data dengan menggunakan turus

(tally)

9. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan

kelas

(48)

31

11. Setelah melakukan pengecekan terhadap jawaban masing-masing

kelompok, selanjutnya kelompok diminta untuk mengumpulkan LKS.

Kegiatan akhir

1. Bertanya jawab dan menjelaskan hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa

2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

3. Guru memberikan apresiasi sikap percaya diri dan kerjasama yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran

4. Guru memberikan tes formatif kepada siswa secara individu

c. Pengamatan (observasi)

Pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan

teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar panduan observasi, lembar observasi

berisi tentang sikap, keterampilan siswa dan kinerja guru. Kemudian Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan dan kekurangan apa saja yang terdapat pada proses pembelajaran

menggunakan Model PBL.

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti:

(49)

32

2. Menganalisis hasil pengamatan terhadap sikap percaya diri dan

kerjasama. Guna untuk mengetahui sejauh mana sikap percaya diri dan kerjasama dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan aspek

yang diteliti.

3. Menganalisis hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa. Guna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam menyerap

materi yang telah diajarkan melalui penerapan model PBL.

4. Hasil analisis direfleksikan untuk dijadikan bahan perencanaan pada

siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Siklus II ini dilakukan setelah merefleksi kegiatan Siklus I. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dari siklus I. Pada

tahap ini peneliti kembali melakukan persiapan awal pembelajaran dengan menggunakan model PBL dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Berdiskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran tematik untuk menyesuaikan dengan perangkat pembelajaran dalam

menerapkan model PBL.

b) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi inti

(50)

33

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama

proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa

(LKS).

d) Menyiapkan instrumen penilaian yang berupa lembar observasi untuk mengamati sikap siswa, keterampilan siswa, dan kinerja guru.

e) Menyusun tes evaluasi hasil belajar (formatif) untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Pada siklus II ini dilakukan tindakan atau perlakuan yang sama dengan siklus I berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi. Pada tahap ini

merupakan lanjutan pembelajaran dari tema Makananku Sehat dan Bergizi subtema Makananku sehat dan bergizi pembelajaran tiga dan empat.

c. Pengamatan (observasi)

Pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan proses kegiatan

pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar panduan observasi, lembar Observasi

berisi tentang sikap, keterampilan siswa dan kinerja guru. Kemudian Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan

(51)

34

d. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti:

1. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan

model PBL.

2. Menganalisis hasil pengamatan terhadap sikap percaya diri dan kerjasama. Guna untuk mengetahui sejauh mana sikap percaya diri

dan kerjasama dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan aspek yang diteliti.

3. Menganalisis hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa. Guna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah diajarkan melalui penerapan model PBL.

4. Hasil analisis direfleksikan untuk dijadikan bahan perencanaan pada siklus III.

3. Siklus III a. Perencanaan

Siklus III ini dilakukan setelah merefleksi kegiatan Siklus II. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dari siklus II. Pada tahap ini peneliti kembali melakukan persiapan awal pembelajaran

dengan menggunakan model PBL dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(52)

35

b) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi inti

dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dalam tema Tempat Tinggalku.

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran, yaitu: pemetaan, silabus, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, dan Lembar Kerja Siswa

(LKS)

d) Menyiapkan instrumen penilaian yang berupa lembar observasi

untuk mengamati sikap, keterampilan dan kinerja guru.

e) Menyusun tes evaluasi hasil belajar (formatif) untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Pada siklus III ini dilakukan tindakan atau perlakuan yang sama dengan siklus I dan II berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi siklus II.

Pada tahap ini merupakan lanjutan pembelajaran dari tema Makananku Sehat dan Bergizi subtema Makananku sehat dan bergizi pembelajaran

lima dan enam.

c. Pengamatan (observasi)

Pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan proses kegiatan

pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observasi dilakukan

(53)

36

dan kekurangan apa saja yang terdapat pada proses pembelajaran

menggunakan Model PBL.

Data yang diperoleh akan dianalisis agar diperoleh kesimpulan yang

akurat dari semua kekurangan dan kelebihan dari semua siklus yang telah dilaksanakan.

d. Refleksi

Pada tahap ini hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat data observasi

apakah proses pembelajaran yang dilakukan melalui model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah semua data hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, II, dan III didapat langkah selanjutnya

adalah menggunakan data tersebut untuk menyusun laporan penelitian tindakan kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan peneliti adalah data hasil belajar siswa

(afektif, kognitif, dan psikomotor). Peneliti mengumpulkan keseluruhan data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian yaitu dengan teknik tes dan non tes yang dilakukan selama tindakan berlangsung.

1. Teknik tes, yaitu prosedur atau cara pengumpulan data untuk mengumpulkan informasi tentang sejauh mana pemahaman siswa terhadap

(54)

37

2. Teknik non tes (observasi), penelitian teknik nontes ini digunakan untuk

mengumpulkan data kualitatif yang berkenaan dengan kinerja guru, hasil belajar afektif, dan psikomotor siswa terhadap pembelajaran tematik

terpadu pada tema “Makananku Sehat dan Bergizi”dengan menggunakan model PBL.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, dan

soal tes.

a. Lembar observasi, instrumen ini digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan kinerja guru, hasil belajar

afektif dan psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung dalam penerapan model PBL. Pada penilaian hasil belajar afektif siswa, penulis memilih sikap percaya diri dan kerjasama untuk diteliti. Pada penilaian

psikomotor siswa, penulis memilih membatasi kepada indikator mengemukakan pendapat dan pemecahan masalah siswa. Penulis membuat

tabel pengamatan yang kemudian skornya akan dikonversi ke skala nilai. Instrumen kinerja guru, afektif, dan psikomotor siswa dapat dilihat pada tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3.

b. Tes hasil belajar, soal tes digunakan untuk mengumpulkan data

yang berupa nilai-nilai siswa guna mengetahui peningkatan hasil belajar

kognitif siswa kelas IVA dalam pembelajaran pada tema “Makananku Sehat dan Bergizi” dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

(55)

38

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif akan digunakan untuk mengetahui kinerja guru, sikap

percaya diri dan kerjasama (afektif) dan keterampilan (psikomotor) selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kinerja guru dengan menggunakan

lembar observasi. a. Kinerja Guru

[image:55.595.157.499.535.744.2]

= 100

Tabel 3.4 Kategori Penilaian Kinerja Guru Tingkat Keberhasilan Kategori

85-100 Sangat Baik

70-84 Baik

55-69 Cukup

40-54 Kurang

Sumber: Kemendikbud, (2013: 313)

b. Sikap (afektif)

Pemerolehan nilai sikap percaya diri dan kerjasama tiap individu Keterangan:

N = Nilai yang dicari. R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

Adopsi dari Purwanto, (2008: 102)

Keterampilan Siswa

Keterangan:

N = Nilai yang dicari. R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

(56)

39

=

= 100%

=

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemajuan kualitas belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang

diajarkan guru. Nilai akhir siswa akan dibandingkan dengan nilai awal kemudian dihitung selisihnya, selisihnya itu yang menjadi penentu kemajuan atau kemunduran belajar.

a. Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual

Keterangan:

S = Nilai siswa (nilai yang dicari)

R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

Ketuntasan individual jika siswa memperoleh nilai≥66 Adaptasi dari Purwanto (2008: 112)

b. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

∑ X = Jumlahnilai yang diperoleh N = Jumlah siswa

Sumber, Anas Sudijono (2001: 264) c. Ketuntasan Klasikal

Keterangan:

Ketuntasan individual : jika siswa mencapai ketuntasan≥ 66% Ketuntasan klasikal : jika≥ 75 % dari seluruh siswa mencapai

(57)
[image:57.595.164.501.102.248.2]

40

Tabel 3.4 Kategori Nilai ketuntasan belajar siswa Nilai

Predikat Kategori Skala 0–100

86-100 A

SB (Sangat Baik)

81-85

A-76-80 B+

B (Baik)

71-75 B

66-70

B-61-65 C+

C (Cukup)

56-60 C

51-55

C-46-50 D+ K (Kurang)

Sumber: Kemendikbud (2013:131)

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila:

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang memperoleh nilai ≥ 66 secara klasikal mencapai ≥75% sebelumnya berjumlah 54% dari jumlah

seluruh siswa yakni 33 orang pada siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan Ratu

2. Penilaian aspek sikap percaya diri dan kerjasama minimal mencapai kategori “Baik” yakni memperoleh nilai ≥ 66 pada seluruh siswa kelas

(58)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tindakan kelas menggunakan model PBLyang telah dilaksanakan pada siswa kelas IVA SDNegeri 2 Labuhan Ratupada tema

“makananku sehat dan bergizi”diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan model PBLpada tema makananku sehat dan bergizi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDNegeri 2 Labuhan Ratu

mulai dari siklus 1 sampai siklus 3. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Pada siklus I presentase ketuntasan belajar siswa mencapai62,14% atau 18 siswa

mencapai minimal kategori sikap baik. Kemudian meningkat pada siklus II meningkat menjadi 71,69% atau 23 siswa mencapai minimal kategori

sikap baik. Kemudian kembali meningkat pada siklus III menjadi 76,73% atau 28 siswa mencapai minimal kategori sikap baik.

2. Penggunaan model PBLpada tema makananku sehat dan bergizi dapat

meningkatkan kinerja guru mulai dari siklus 1 sampai siklus 3. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan persentase kinerja guru.

(59)

82

dengan kategori “Baik”, dan pada siklus III nilai kinerja guru meningkat

menjadi 83,33dengan kategori “Baik”.

Dengan demikian penggunaan model Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 2 Labuhan RatuBandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, beberapa saran di bawah ini

dapat dipertimbangkan oleh guru maupun pihak sekolah dalam meningkatkanhasil belajar khususnya di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung.

1. Kepada siswa, diharapkan agar siswa selalu terlibat dan lebih giat di dalam proses pembelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. 2. Kepada guru,diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam menginovasi

pembelajaran. Guru sebaiknya menggunakan berbagai model, metode dan strategi dalam pembelajaran serta dapat memahami dan mencoba

terlebih dahulu sebelum menerapkan model tersebut dalam pembelajaran danagar guru dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

3. Kepadasekolah, diharapkan agar sekolah dapat memberikan sarana dan prasarana guna untukmenunjang proses pembelajaran agar

(60)

83

4. Kepadapeneliti, diharapkan agar peneliti dapat memahami bagaimana

cara yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan segala permasalahan yang ada, serta diharapkan peneliti dapat menerapkan dan

(61)

✁✂

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Kencana. Jakarta

Arikunto,S. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Isjoni. 2013.Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Jihad, A dan Abdul, H. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo. Yogyakarta.

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

Semester II. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta.

Khusna, N. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tema Kegemaran Pada Siswa Kelas III SD 06 Bulung cangkring Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning. http://eprints.umk.ac.id/2381. Diakses Pada Tanggal 22 April 2014.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Kunandar. 2011. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta.

---. 2013.Penilaian Autentik.PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Mulyasa. 2013.Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

(62)

✄ ☎

Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentangStandar Penilaian Pendidikan. Permendikbud. Jakarta.

Permendikbud No.67 Tahun 2013 tentangKerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI. Permendikbud. Jakarta.

Purwanto, N. 2009.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya. Bandung.

Prastowo, A. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva Press. Jogjakarta.

Rusman. 2012.Model-model Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, S. 2010.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Jakarta.

Sermaf, I. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) SiswaKelas IV SD N Tanggung 2 Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/23982. Diakses Pada Tanggal 22 April 2014.

Suprihatiningrum, J. 2013.Strategi Pembelajaran, Teori & Aplikasi. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta.

Tim Penyusun. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Kencana. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud. Jakarta.

Warsono dan Hariyanto. 2012.Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Gambar

Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan Akhir Semester Ganjil
Tabel 2.1 Langkah-langkah PBL
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Tahapan PTK (Adopsi dari Arikunto, 2011: 16)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode perbandingan dengan cara melakukan pengujian laboratorium pada benda uji Marshall yang dibuat

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan, pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja antara lain: motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Implementasi

Combined Effect of Proteins and Polyssacharides on Physical Properties of Whey Protein Concentrate Based Edible Film.. Protein as Agriculture Polymers for

Seperti apa yang telah dituturkan oleh Abdurrasyid bahwa para penguasa Islam senantiasa terlibat langsung dalam persoalan pendidikan, menurutnya ada dua alasan

Bahan- bahan seperti emas jarang dipakai untuk radiografi neutron karena emas memiliki waktu paro yang relatif panjang (2 hari) sehingga waktu pemaparan dan waktu peluruhan yang

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model Learning Cycle berbantuan aplikasi Cabri 3D dapat meningkatkan kemampuan spasial